Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Kepuasan Anggota Koperasi Unit Desa Suraberata Kecamatan Selemadeg Barat
Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Kepuasan Anggota Koperasi Unit Desa Suraberata Kecamatan Selemadeg Barat
Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Kepuasan Anggota Koperasi Unit Desa Suraberata Kecamatan Selemadeg Barat
ABSTRACT
The Quality of Service and The Level of Members Satisfaction of the Suraberata
Village Unit of Cooperative, West Selemadeg Subdistrict
Pendahuluan
Koperasi merupakan sebuah badan usaha yang berasaskan kekeluargaan dan
ekonomi kerakyatan. Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian
Pasal 1 menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan. Badan usaha koperasi memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh badan
usaha lainnya yakni anggota koperasi sebagai pelanggan dan juga sekaligus sebagai
pemilik koperasi (Ropke, 2000).
Menjaga kepuasan dari anggota merupakan hal penting yang harus diperhatikan,
karena anggota yang merasa tidak puas memiliki kemungkinan untuk menyampaikan
ketidakpuasan kepada orang lain maupun calon anggota (Astuti, 2012). Salah satu cara
untuk menjaga dan meningkatkan kepuasan pelanggan/anggota adalah dengan
meningkatkan kualitas pelayanan.Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui kualitas
pelayanan dan tingkat kepuasan anggota Koperasi Unit desa Suraberata.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimanakah kualitas pelayanan yang diberikan oleh Koperasi Unit Desa
Suraberata kepada anggota?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan oleh Koperasi Unit Desa Suraberata
kepada anggota.
2. Mengetahui tingkat kepuasan anggota koperasi dari pelayanan yang diberikan oleh
Koperasi Unit Desa Suraberata.
Kajian Pustaka
Kualitas Pelayanan
Menurut Tjiptono (2012) Kualitas, apabila dikelola dengan tepat, berkontribusi
positif terhadap terwujudnya kepuasan dan loyalitas pelanggan. Kualitas memberikan
nilai plus berupa motivasi khusus bagi para pelanggan untuk menjalin ikatan relasi
saling menguntungkan dalam jangka panjang dengan perusahaan.
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono,
2012). Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Kualitas pelayanan (service quality) dapat
diketahui dengan cara atau perolehan dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka
harapkan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka
kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Sebaliknya jika jasa yang
diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan buruk/tidak sesuai dengan harapan konsumen.
Selanjutnya dalam riset berikutnya di tahun 1988, Parasuraman (Tjiptono, 2012)
menyederhanakan sepuluh dimensi pelayanan menjadi lima dimensi pokok.
Kompetensi, kesopanan, kredibilitas, dan keamanan disatukan menjadi jaminan
(assurance). Sedangkan akses, komunikasi dan kemampuan memahami pelanggan
diintegrasikan menjadi empati (empathy).dengan demikian, terdapat lima dimensi utama
yang disusun sesuai urutan tingkat kepentingan relatifnya sebagai berikut:
1. Reliabilitas (Reliability), berkaitan dengan kemampuan untuk memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.
2. Daya Tanggap (Responsiveness), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan
penyedia layanan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan dengan
segera dan tanggap.
3. Jaminan (Assurance), berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta
kemampuan dalam menumbuhkan rasa percaya (trust) dan keyakinan pelanggan
(confidence).
4. Empaty (Empathy), berarti memahami masalah para pelanggan dan bertindak demi
kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan.
Kepuasan Pelanggan
Kepuasan adalah perasaan yang bersifat positif seperti senang dan bahagia atau
bersifat negatif seperti kecewa yang muncul dalam membandingkan antara kinerja suatu
produk atau jasa yang dirasakan dengan yang diharapkan. Apabila kinerja tidak sesuai
dengan keinginan, maka pelanggan akan menunjukkan kekecewaan dan sebaliknya
apabila sesuai atau melebihi harapan maka akan timbul kepuasan (Kotler dan Keller,
2009).
Selanjutnya menurut Tse & Wilton (dalam Tjiptono, 2012) kepuasan pelanggan
adalah respon pelanggan terhadap evaluasi persepsi atas perbedaan antara harapan awal
sebelum pembelian (atau standar kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk
sebagaimana dipersepsikan setelah memakai atau mengkonsumsi pruduk bersangkutan.
Lebih lanjut menurut Tjiptono (2012) kepuasan pelanggan berpotensi
memberikan sejumlah manfaat spesifik, diantaranya: (1) berdampak positif terhadap
loyalitas pelangggan. (2) berpotensi menjadi sumber pendapatan masa depan, terutama
melalui pembelian ulang, cross-selling, dan up-selling. (3) menekan biaya transaksi
pelanggan dimasa depan, terutama biaya-biaya komunikasi pemasaran, penjualan, dan
layanan pelanggan. (4) menekan volatilitas dan resiko berkenaan dengan prediksi aliran
kas masa depan. (5) meningkatkan toleransi harga, terutama kesedian pelanggan untuk
membayar harga premium dan pelanggan cenderung tidak mudah tergoda untuk beralih
pemasok. (6) menumbuhkan rekomendasi gethok tular positif. (7) pelanggan cenderung
lebih reseptif terhadap product-line extension, brand extension, dan new add-on
services yang ditawarkan perusahaan, serta (8) meningkatkan bargaining power relative
perusahaan terhadap jaringan pemasok, mitra bisnis, dan saluran distribusi.
Koperasi
Undang-Undang No 25 Tahun 1992 pasal 1 menyatakan, Koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan, Koperasi adalah organisasibisnis
yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi
melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomirakyat yang berdasarkan
azas kekeluargaan (Hendar & Kusnadi, 2005).
Hanel (1992) menyatakan bahwa kopersi harus menyusun forderplan (rencana
pelayanan) yang jelas dan rasional di dalam menjalankan tugas-tugasnya
mempromosikan anggota. Selanjutnya, pada akhir masa kerja perlu disusun apa yang
disebut dengan neraca pelayanan ( forderbilanz). Oleh karena itu kualitas pelayanan
terhadap anggota harus menjadi pijakan utama manajeman koperasi. Dengan demikian
koperasi perlu menerapkan strategi biaya rendah dan keunikan pelayanan di dalam
mempromosikan anggota.
Kerangka Berfikir
Koperasi pada hakekatnya adalah bergerak dan berusaha dalam bidang jasa yaitu
pelayanan anggota. Seperti pada jasa pemberian sarana produksi dan konsumsi kepada
anggota, jasa pemasaran produk hasil-hasil produksi anggota dan jasa perkreditan.
Bangun usaha koperasi dirancang untuk menciptakan keunggulan kompetitif dalam
memenuhi kebutuhan para anggota melalui keunggulan biaya, keunggulan pelayanan,
dan keungggulan fokus untuk menciptakan keunggulan biaya dan pelayanan.
Keunggulan pelayanan pada umumnya dipicu karena diketahui kebutuhan yang dapat
dipuaskan oleh produk yang ditawarkan, kriteria pemilihan anggota, dan faktor yang
mempengaruhi anggota (Wirasasmita, 2002)
Upaya untuk menciptakan, mempertahankan, dan neningkatkan hubungan yang lebih
baik dengan anggota sebagai pelanggan adalah dengan cara memberikan pelayanan
berkualitas secara konsisten dan baik, serta pelayanan yang lebih unggul dari pada
pesaing. Koperasi untuk tetap eksis harus memperhatikan dan menjaga kepuasan
pelanggan/anggota. Kepuasan merupakan persepsi atas layanan yang diterima, dimana
kepuasan tercipta apabila pelayanan yang diterima sesuai dengan harapan yang
diinginkan oleh pelanggan/anggota (Kotler, 2004). Demikian juga dengan koperasi yang
pelanggan utamanya adalah anggota. Pelayanan koperasi harus membuat anggota
merasa berharga, puas, diperhatikan dengan baik dan benar, sehingga yang dilayani
akan mengajak orang lain untuk mendapatkan pelayanan yang sama, melakukan
pembelian secara berulang, pembelian melalui lini produk, serta tahan terhadap ajakan
pesaing. Salim (2002) mengatakan bahwa yang terpenting dalam koperasi adalah
kebijakan kualitas pelayanan anggota (servequal policy), sehingga anggota merasa puas
terhadap pelayanan koperasi.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa Suraberata pada bulan Januari – Maret
2015. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Koperasi Unit Desa yang aktif pada
tahun 2013 berjumlah 2.529 orang. Ukuran sampel anggota koperasi ditentukan dengan
menggunakan rumus Slovin dengan batas kesalahan 10 persen, maka jumlah sampelnya
sebesar 96,19 atau dibulatkan menjadi 96 orang. Sampel diambil secara proportional
random samplingsesuai dengan jumlah anggota koperasipada tiap-tiap Desa di wilayah
Kecamatan Selemadeg Barat.Jumlah populasi dan jumlah responden dapat dilihat pada
Tabel1.
Tabel 1.
Sebaran Sampel Anggota KUD Suraberata Tahun 2014.
Keterangan :
P = skor persepsi/layanan yang diterima
E = skor harapan
Tingkat Kepuasan:
P > E berarti sangat puas
P = E berarti puas
P < E berarti tidak puas
Kuadran 1 Kuadran 2
Kuadran 3 Kuadran 4
X
KINERJA
Gambar 1
Diagram Importance-Performance
Keterangan kuadran :
1. Kuadran 1 memuat variabel atau indikator yang dianggap penting oleh pelanggan,
tetapi pada kenyataannya hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan,
sehingga dikatakan tingkat kepuasan konsumen masih rendah.
2. Kuadran 2 memuat veriabel atau indikator yang dianggap penting oleh pelanggan
dan kinerja baik variabel maupun indikator tersebut memang dirasakan telah sesuai,
sehingga konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang relatif tinggi.
3. Kuadran 3 memuat variabel atau indikator yang dianggap tidak terlalu penting oleh
pelanggan dan pada kenyataannya kinerja organisasi yang dirasakan oleh pelanggan
juga tidak terlalu tinggi.
4. Kuadran 4 memuat variabel atau indikator yang dianggap tidak terlalu penting oleh
pelanggan dan kinerja organisasi dianggap terlalu berlebihan.
Kualitas Pelayanan.
Pengukuraan kualitas layanan dalam model servqual yang dirancang untuk
mengukur ekspektasi/harapan dan persepsi/layanan yang diterima anggota/pelanggan,
serta kesenjangan diantara keduanya pada lima dimensi/indikator utama kualitas
layanan (reliabilitas/kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik),
sebagaimana disajikan dalam pembahasan berikut. Untuk lebih jelasnya kesenjangan
yang terjadi pada kelima indikator dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1
Skor Kesenjangan Pelayanan yang Diharapkan dengan Skor
Kenyataan Pelayanan yang Diterima oleh Anggota
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata dari kualitas layanan yang
diharapkan oleh anggota Koperasi Unit Desa Suraberata adalah 4,27, sedangkan skor
rata-rata kenyataan kualitas layanan yang diterima oleh anggota sebesar 3,92. Dengan
demikian terjadi kesenjangan skor secara bersama-sama dari kelima dimensi kualitas
layanan yang diterima dengan kualitas layanan yang diharapkan oleh anggota sebesar
- 0,35. Kondisi ini menunjukkan bahwa anggota Koperasi Unit Desa Suraberata secara
keseluruhan masih mempersepsikan kualitas layanan secara negatif.
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa masih terdapat kesenjangan
antara kualitas layanan yang diharapkan dengan kualitas layanan yang diterima oleh
anggota Koperasi Unit Desa Suraberata. Dua indikator kualitas layanan, yaitu indikator
daya tanggap memberikan kontribusi terbesar dengan skor kesenjangan – 0,39 dan
indikator empati memberikan kontribusi dengan skor kesenjangan – 0,37. Skor
kesenjangan indikator daya tanggap dan indikator empati perlu mendapat perhatian
yang lebih dari pihak manajemen Koperasi Unit Desa Suraberata. Program pelayanan
harus difokuskan kepada para pengurus/karyawan agar mampu bersikap empati
terhadap anggota. Selain itu, upaya-upaya untuk melakukan pembenahan dan perbaikan
kualitas pelayanan pada indikator daya tanggap.
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 1.1 dapat ditarik kesimpulan bahwa
secara umum Koperasi Unit Desa Suraberata belum mampu memberikan kualitas
pelayanan prima atau superior kepada anggota koperasi.
Kepuasan Anggota
Kepuasan anggota koperasi dapat dilihat dari tingkat kepuasan anggota terhadap
indikator-indikator kualitas pelayanan, sehingga sasaran strategi pembenahan dan
perbaikan kualitas pelayanan dapat ditentukan secara terfokus pada indikator-indikator
yang memberi tingkat kepuasan yang masih rendah.
Tabel 2.1
Indeks Kepentingan dan Indeks Kinerja Kualitas Pelayanan KUD Suraberata
Dari Tabel 2.1 menunjukan bahwa indikator bukti fisik memiliki indeks kinerja
dan indeks kepentingan yang tinggi, kemudian diikuti oleh indikator empati dan daya
tanggap merupakan indeks yang paling kecil dan lebih kecil dibandingkan dengan rata-
rata indeks kinerja. Hal ini mempunyai kecenderungan menjadi indikator yang kurang
memuaskan bagi anggota koperasi. Untuk lebih jelasnya pada Gambar 2 disajikan posisi
masing-masing indikator dalam Diagram Cartesius.
3,92
4,36
y
4,34
5
4,32
Kuadran1 Kuadran2
K 4,30
e
p 4
2
e 4,28
n 4,265
t
i 4,26
n
g 3
a 4,24
n
1
4,22
Kuadran3 Kuadran4
4,20
4,18
3,80 3,82 3,84 3,86 3,88 3,90 3,92 3,94 3,96 3,98 4,00 4,02, 4,05
Kinerja
x
Gambar2
Diagram Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan Koperasi Unit Desa Suraberata
Keterangan:
1 = kehandalan
2 = daya tanggap
3 = jaminan
4 = empati
5 = bukti fisik
puas” atau terletak pada kuadran 3. Tidak ada indikator dengan kategori “puas”, yang
terletak pada kuadran 4.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Koperasi Unit Desa Suraberata
telah mampu memberikan tingkat kepuasan dengan kategori “sangat puas” pada
penampilan fasilitas fisik pelayanan dan Tingkat kepuasan dengan kategori “cukup
puas” pada pengetahuan dan kesopanan petugas serta sifat dapat dipercaya
pengurus/karyawan Koperasi Unit Desa Suraberata dan kemampuan pengurus/karyawan
Koperasi Unit Desa Suraberata untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan
segera, dan akurat. Tingkat kepuasan dengan kategori “kurang puas” pada perhatian
secara individu untuk memahami kepentingan dan masalah anggotaserta kesediaan
pengurus/karyawan Koperasi Unit Desa Suraberata untuk membantu dan merespon
permintaan anggota dengan segera dan tanggap.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis kualitas pelayanan dan analisis kepuasan
anggota Koperasi Unit Desa Suraberata dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1. Koperasi Unit Desa Suraberata belum mampu memberikan kualitas pelayanan prima
atau superior kepada anggota. Hal ini terlihat pada kesenjangan-kesenjangan antara
kualitas pelayanan yang mampu diberikan oleh Koperasi Unit Desa Suraberata
dibandingkan dengan kualitas pelayanan yang diharapkan oleh anggota koperasi
adalah negatif, khususnya pada indikator daya tanggap dan indikator empati.
2. Kinerja karyawan Koperasi Unit Desa Suraberata mampu memberikan tingkat
kepuasan dengan kategori “sangat puas” pada penampilan fasilitas fisik pelayanan.
Tingkat kepuasan dengan katagori ‘kurang puas’ pada perhatian secara individu
untuk memahami kepentingan dan masalah anggota dan kesediaan
pengurus/karyawan untuk membantu anggota dalam memberikan pelayanan dengan
segera dan tanggap. Tingkat kepuasan dengan kategori “cukup puas” pada
pengetahuan dan kesopanan petugas serta sifat dapat dipercaya pengurus/karyawan
Koperasi Unit Desa Suraberata dan kemampuan pengurus/karyawan untuk
memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, dan akurat.
Saran
Berdasarkan atas tujuan dan hasil penelitian ini, maka beberapa saran yang dapat
disampaikan dalam rangka upaya pembenahan dalam melayani anggota Koperasi Unit
Desa Suraberata adalah seperti berikut.
1. Untuk meningkatkan kualitas layanan, Koperasi Unit Desa Suraberata perlu
melakukan hal-hal sebagai berikut : (1) Meningkatkan kinerja sumber daya manusia
(SDM) atau kinerja karyawan pada pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan serta
aspek psikologis agar mampu bersikap empati. (2) Meningkatkan kinerja karyawan
untuk melayani dengan “hati”. (3) Mendorong peningkatan kreativitas
individu dengan berorientasi pada standar kualitas layanan. (4) Membangun sistem
informasi layanan yang dapat mengakomodasi lancarnya informasi dari karyawan
ke pimpinan puncak dan sebaliknya. (5) Merumuskan strategi layanan secara tegas
dalam petunjuk pelaksanaan program pelayanan.
2. Untuk meningkatkan kepuasan anggota Koperasi Unit Desa Suraberata dapat
dilakukan beberapa hal sebagai berikut: (1) Mempertahankan tingkat kinerja pada
indikator dengan kategori “sangat puas”, pada penampilan fasilitas fisik pelayanan,
peralatan pelayanan yang digunakan, penampilan karyawan, sarana komunikasi dan
kemudahan dalam berinteraksi. (2) Meningkatkan kinerja pada indikator dengan
kategori “cukup puas” pada pengetahuan, kemampuan dan sikap sopan santun serta
sifat dapat dipercaya dalam memberikan pelayanan kepada anggota. (3)
Mempertimbangkan dan memperbaiki kinerja pada pada indikator dengan karagori
“kurang puas” memberikan perhatian secara pribadi, berempati serta memahami
kebutuhan, keinginan anggota dan kesediaan para pengurus/karyawan untuk
membantu anggota dan memberikan pelayanan dengan segera dan tanggap.
3. Penelitian ini masih memiliki berbagai kelemahan dan kekurangan, oleh karenanya
dipandang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih komprehensif dengan
penelitian pada kinerja finansial.
Daftar Pustaka
Arifin, R. 2002. Mamajemen Pelayanan Strategik Koperasi (Makalah Seminar.
Bandung 12 Juli 2002.
Asmara dan Hardianto. 2014. Bangkitkan KUD Mungkinkah?. Bali Post. 10-16
Nopember 2014. Hal 10 – 11.
Chaniago, A .1983. Koperasi dan Unit Usaha Menengah. Jakarta: Penerbit Aksara
Daryanto dan Setyobudi. 2014. Konsumen dan Pelayanan Prima. Yogyakarta: Gava
Media.
Davis, Keith & Newstron. 2000. Prilaku dalam Organisasi. Edisi Ketujuh. Alih Bahasa
Agus Darmo.Jakarta: Erlangga.
Griffin. J. 1995. Costumer Loyalty : How ti Earn It and Keep It. Lexington Books.New
York.
Hanel, A. 1992. Basic Aspects of Cooperative Organization and Coorperative Self help
Promotion in Developing Countries, Marburg : Marburg Consult for selp-help
Promotion
Hendar dan Kusnadi. 2005. Ekonomi Koperasi (untuk Perguruan Tinggi). Jakarta:
FEUI.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi
Kedua Belas. Jakarta: PT Indeks.
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Jakarta: Salemba
Empat.