Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Jawa Barat (Analisis Data Riskesdas 2013)
Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Jawa Barat (Analisis Data Riskesdas 2013)
Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Jawa Barat (Analisis Data Riskesdas 2013)
Abstract
Tuberculosis (TB) is one of the pulmonary infectious diseases become a global threat, given
the number of occurrences of cases, especially in Indonesia as one of the countries included
in the 22 countries with major problems of tuberculosis disease (high-burden countries).
Besides being the source of transmitting, one of the factors that can also affect the
occurrence of pulmonary TB disease is the house physical environment (such as ventilation,
natural lighting, flooring, and density of residential house) that does not qualify as a healthy
home. Including the type of observational research with cross sectional study design. The
target population is the population in West Java and the household members aged 15 years
and above who became suspected pulmonary TB patients were successfully
recorded/interviewed in Riskesdas 2013. There are some physical house environment
variables significantly associated with the incidence of pulmonary TB in West Java that is the
kitchen ventilation variable with an Odds Ratio (OR) of 1160, family room ventilation variable
with OR 1.122, badroom natural lighting variable with OR 1148, and kitchen natural lighting
variable with OR 1124. By knowing the variables that have a significant relationship to the
occurrence of pulmonary tuberculosis so that people can pay more attention the efforts to
improve the house physical environment into a better house.
34
Jurkessia, Vol. VI, No. 3, Juli 2016 Ahmad Zacky Anwary, dkk.
35
Jurkessia, Vol. VI, No. 3, Juli 2016 Ahmad Zacky Anwary, dkk.
menggambarkan jumlah kasus yang terjadi perumahan dan tempat kerja, pada
baik yang menggambarkan kriteria variabel lingkungan perumahan yang buruk dapat
yang memenuhi syarat maupun sebaliknya. menularkan TB pada anggota keluarganya
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa (7).
jumlah responden yang menjadi sampel
dalam penelitian Riskesdas 2013 di provinsi Tabel 3. Analisis Hubungan Kondisi
Jawa Barat adalah sebanyak 52.268 Lingkungan Fisik Rumah dengan
responden. Kejadian TB Paru di Jawa Barat
Odd. P> 95% Conf.
Variabel
Tabel 2. Analisis Hubungan Kondisi Ratio │z│ Interval
Lingkungan Fisik Rumah dengan Ventilasi ruang 1.108 0.077* .988 – 1.242
Kejadian TB Paru di Jawa Barat tidur
Kejadian TB Paru ρ Ventilasi ruang 1.160 0.012* 1.033 – 1.303
TB Paru Bukan TB dapur
Variabel Paru Ventilasi ruang 1.122 0,041* 1.004 – 1.253
n % n % keluarga
Ventilasi ruang tidur 0,077 Pencahayaan 1.148 0.017* 1.025 – 1.286
1. Tidak memenuhi 849 2,62 31.52 97,47 alami ruang
syarat 472 2,37 5 97,63 tidur
2. Memenuhi syarat 9.422 Pencahayaan 1.124 0.042* 1.004 – 1.257
Ventilasi ruang dapur 0,012* alami ruang
1. Tidak memenuhi 883 2,66 32.33 97,34 dapur
syarat 438 2,30 6 97,70 Pencahayaan 1.030 0.656 .903 – 1.176
2. Memenuhi syarat 8.611 alami ruang
Ventilasi ruang 0,041* keluarga
keluarga
Jenis lantai 1.264 0.137* .928 – 1.721
1. Tidak memenuhi 757 2,66 7.753 97,34
syarat 564 2,37 3.194 97,63 rumah terluas
2. Memenuhi syarat Kepadatan 1.047 0.491 .918 – 1.194
Pencahayaan alami 0,017* hunian
ruang tidur *nilai p < 0,25
1. Tidak cukup 481 2,76 6.956 97,24
2. Cukup 840 2,41 3.991 97,59 Pembahasan
Pencahayaan alami 0,042*
ruang dapur Penelitian ini dilakukan untuk
1. Tidak cukup 504 2,72 8.057 97,28 mengetahui hubungan antara kondisi
2. Cukup 817 2,42 2.890 97,58 lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB
Pencahayaan alami 0,656 paru pada penduduk usia 15 tahun keatas di
ruang keluarga Jawa Barat. Variabel untuk faktor risiko
1. Tidak cukup 290 2,59 0.925 97,41
2. Cukup 1.0 2,51 0.022 97,49 lingkungan fisik rumah digunakan
31 berdasarkan data yang terdapat pada data
Jenis lantai rumah 0,136 dan kuesioner Riskesdas 2013, sehingga
terluas tidak semua variabel yang terdapat pada
1. Tanah 43 3,15 .321 96,85
2. Bukan tanah 1.2 2,51 9.626 97,49
literatur mengenai faktor lingkungan fisik
78 rumah dapat digunakan dalam penelitian ini.
Kepadatan hunian 0,491 Individu dalam rumah tangga yang memiliki
1. Padat 296 2,62 11.01 97,38 kontak dengan pasien TB paru BTA positif
2. Tidak padat 1.0 2,50 3 97,50 adalah kelompok yang paling berisiko untuk
25 9.934
terkontaminasi tuberkulosis, dan individu
*nilai p < 0,05
tersebut juga merupakan kelompok yang
paling mudah untuk mendeteksi tuberkulosis
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat
(9). Setelah dilakukan uji statistik maka
terlihat variabel-variabel yang memiliki
dapat diketahui variabel-variabel yang
hubungan signifikan terhadap kejadian TB
memiliki hubungan signifikan dengan
Paru di Jawa Barat, yaitu variabel ventilasi
kejadian TB Paru di Jawa Barat yaitu,
ruang dapur, ventilasi ruang keluarga,
variabel ventilasi ruang dapur, variabel
pencahayaan alami ruang tidur, dan
ventilasi ruang keluarga, variabel
pencahayaan alami ruang dapur. Faktor
pencahayaan alami ruang tidur, dan variabel
lingkungan penderita antara lain lingkungan
pencahayaan alami ruang dapur. Kondisi
36
Jurkessia, Vol. VI, No. 3, Juli 2016 Ahmad Zacky Anwary, dkk.
37
Jurkessia, Vol. VI, No. 3, Juli 2016 Ahmad Zacky Anwary, dkk.
meningkatkan faktor risiko kejadian TB Paru Keberadaan serta kecukupan dari ventilasi
di Jawa Barat. dan pencahayaan alami dalam ruangan
rumah sangat diperlukan sebagai upaya
7. Variabel Pencahayaan Alami Ruang meminimalisir faktor risiko penularan
Keluarga penyakit TB paru. Begitu pula halnya
Hubungan pencahayaan alami ruang dengan jenis lantai rumah yang digunakan
keluarga dengan kejadian TB Paru di Jawa serta tingkat kepadatan hunian harus
Barat pada OR 1,030 dengan CI 95% = diperhatikan agar dapat memenuhi syarat ke
0,903<OR<1.176 dan ρ = 0,656. Secara dalam rumah sehat. Rumah padat penghuni
statistik hubungan antar kedua variabel ini memiliki potensi untuk meningkatkan
tidak bermakna, secara deskriptif dapat eksposur terhadap orang-orang yang rentan
dikatakan bahwa ruang keluarga dengan dengan penyakit pernafasan menular, dan
pencahayaan alami yang tidak mencukupi mungkin meningkatkan kemungkinan
memiliki probabilitas 1,030 kali lebih besar penularan. Hal ini dikarenakan kedekatan
dibanding ruang keluarga dengan membuat mereka melakukan kontak dengan
pencahayaan alami yang cukup dalam udara yang terkontaminasi bakteri yang
meningkatkan risiko kejadian TB Paru di menyebabkan infeksi (13). Kondisi rumah
Jawa Barat. dengan ventilasi yang buruk, pencahayaan
alami yang kurang memadai, jenis lantai
8. Variabel jenis lantai rumah terluas berupa tanah, serta kepadatan hunian yang
Hubungan jenis lantai rumah dengan melebihi dari kapasitas rumah memiliki
kejadian TB Paru di Jawa Barat memiliki potensi untuk meningkatkan kerentanan
nilai OR 1,264 dengan CI 95% = terhadap penularan penyakit TB paru. Hal
0,928<OR<1,721 dan p = 0,137. Meskipun tersebut menyebabkan keadaan ruangan
secara statistik hubungannya tidak dalam rumah menjadi lebih lembab
bermakna, namun secara deskriptif jenis sehingga kuman TBC dapat hidup lebih
lantai rumah dengan kategori tanah memiliki lama dan sewaktu-waktu dapat menular
probabilitas 1,264 kali lebih besar dalam kepada penghuni lainnya yang tinggal
meningkatkan faktor risiko kejadian TB Paru serumah dengan penderita TB paru.
di Jawa Barat dibandingkan rumah dengan Kepadatan dan ventilasi yang buruk
jenis lantai bukan tanah. meningkatkan kemungkinan infeksi
tuberkulosis, orang yang tinggal di rumah
9. Variabel Kepadatan Hunian yang padat penghuni atau berventilasi buruk
Hubungan kepadatan hunian dengan berada pada risiko tinggi untuk pemaparan
kejadian TB Paru di Jawa Barat memiliki tuberculosis (13).
nilai OR sebesar 1,047 dengan CI 95% =
0.918<OR<1.194 dan nilai p = 0,491. Kesimpulan
Secara statistik hubungan antar kedua Lingkungan fisik rumah merupakan
variabel tidak bermakna, namun secara faktor risiko yang sangat berperan dalam
deskriptif dapat disimpulkan bahwa semakin terjadinya penularan tuberkulosis paru di
padat sebuah hunian maka probabilitasnya lingkungan sekitar. Dengan diketahuinya
adalah sebesar 1,047 kali dibandingkan variabel-variabel yang memiliki hubungan
rumah yang tidak padat penghuni dalam signifikan terhadap kejadian tuberkulosis
meningkatkan risiko kejadian TB Paru di paru maka masyarakat dapat lebih
Jawa Barat. memperhatikan upaya untuk memperbaiki
Penekanan harus diberikan untuk keadaan lingkungan fisik rumah menjadi
menciptakan kesadaran terhadap faktor lebih baik. Program pengendalian TB
risiko yang terkait dengan penularan diperlukan untuk merancang dan
tuberkulosis sebagai cara untuk mengurangi mengevaluasi strategi pencegahan sesuai
tingkat infeksi (12). Faktor kondisi dengan faktor-faktor risiko yang berbeda
lingkungan fisik rumah dapat mempengaruhi dalam pengaturan yang berbeda pula 14.
kejadian TB paru, semakin buruk kondisi
dari suatu rumah (tidak memenuhi syarat) Daftar Pustaka
semakin tinggi pula tingkat risiko terjadinya 1. WHO. 2014. Global Tuberculosis Report
penularan TB paru bagi penghuninya. 2014. World Health Organization Library
38
Jurkessia, Vol. VI, No. 3, Juli 2016 Ahmad Zacky Anwary, dkk.
39