Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Remaja Usia 16-18 Tahun

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Jurnal Kesehatan Indonesia (The Indonesian Journal of Health), Vol. X, No.

3, Juli 2020

Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Remaja Usia 16-18 Tahun

Factors Affecting the Nutritional Status of Adolescents Aged 16-18 Years

Oktovina Rizky Indrasari1*, Ekawati Sutikno2


1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
2
Fakultas Sains Teknologi dan Analisis, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
*Korespondensi: [email protected]

Abstract
Increased activity and busy activity of adolescents can affect their eating habits. Adolescent
nutritional status needs to be considered to maintain health in the future. Adolescent
nutritional status can be influenced by energy consumption and physical activity. The aim is
to determine the characteristics of adolescents, the relationship between energy
consumption, and physical activity with the nutritional status of adolescents aged 16-18
years. Observational research method with cross-sectional research design. The population
in this study was class X and class XI students, while the sample used was 72 students. The
sampling technique in this study was systematic random sampling. Data were collected by
interview using a structured questionnaire for energy consumption and physical activity
variables. The results of this study indicate that energy consumption with adolescent
nutritional status has a significant level of relationship where the significant value is 0,000, p-
value < 0.05. Physical activity with adolescent nutritional status has a significant value of
0.004, p-value < 0.05. The conclusions of this study shows that there is a relationship
between energy consumption and nutritional status and there is also a relationship between
physical activity and nutritional status.

Keywords: adolescents, energy intake, nutritional status, physical activity

Pendahuluan perhatikan karena pada masa remaja rentan


Remaja adalah individu yang berada mengalami defisiensi zat gizi misalnya
pada usia antara anak-anak dan dewasa perubahan gaya hidup dan kebiasaan
baik laki-laki maupun perempuan. Masa makan akan menuntuk penyesuaian asupan
remaja adalah peralihan yang disertai dan protein yang tidak memenuhi kebutuhan
dengan perkembangan dari aspek lainnya gizi para remaja. Anjuran untuk menciptakan
yang ada pada tubuh remaja, baik psikologi pola kebiasaan makan remaja yanga baik
maupun sosial. Pertumbuhan remaja dengan dapat dilakukan dengan memberikan
usia yang sama sering berbeda dalam hal penekanan tentang manfaat makanan yang
ukuran tubuh. Asupan energi sangat baik. Para orang tua umumnya kurang
mempengaruhi pertumbuhan tubuh, jika memperhatikan kegiatan makanan aknya,
asupan tidak memenuhi dapat menyebabkan karena anak sudah mulai melakukan banyak
seluruh fungsional remaja ikut terganggu. aktivitas di luar rumah, sehingga untuk
Masalah gizi yang sering dialami remaja pengawasan jenis makanan yang mereka
antara lain kelebihan berat badan dan konsumsi sedikit sulit (2).
kekurangan zat gizi. Masalah gizi lebih dapat Kebutuhan energi remaja dapat
berkaitan dengan sringnya mengkonsumsi dipenuhi dari konsumsi energi yang berasal
makanan olahan dengan nilai gizi kurang, dari makanan yang dibutuhkan untuk
namum memiliki banyak kalori yang dapat menutupi pengeluaran energi sesuai dengan
memicu obesitas pada usia remaja (1). ukuran tubuh dengan aktivitas fisik yang
Kebiasaan makan remaja akan sangat mereka lakukan misalnya olahraga, bermain,
mempengaruhi kesehatan remaja itu atau membantu orang tua. Selama remaja
sendiri,termasuk status gizi. Status gizi harus dipenuhi dengan makanan yang
sebaiknya berada dalam kondisi yang bergizi baik dan seimbang (3).
adekuat untuk menjamin pertumbuhan dan Status gizi remaja dapat dinilai secara
perkembangan remaja untuk selanjutnya. individu berdasarkan data yang diambil dari
Masa remaja harus benar-benar di pemeriksaan antopometri berupa data berat

128
Oktovina Rizky Indrasari, dkk

badan dan tinggi badan yang kemudian remaja, konsumsi energi dan aktivitas fisik
diinterpretasikan menjadi Indeks Massa dengan status gizi remaja usia 16-18 tahun.
Tubuh (IMT), selanjutnya dilakukan penilaian
status gizi remaja dengan cara Metode Penelitian
membandingkan IMT dengan standar Penelitian ini termasuk dalam jenis
antropometri berdasarkan indeks IMT penelitian kuantitatif dengan menggunakan
menurut umur (IMT/U) (4). desain penelitian cross sectional. Lokasi
Berdasarkan data Riset Kesehatan penelitian di SMAN X Kota Kediri. Populasi
Dasar (Riskesdas) tahun 2010 prevalensi pada penelitian ini adalah siswa kelas X dan
status gizi remaja usia 16-18 tahun adalah kelas XI berjumlah 712 siswa usia 16-18
sangat kurus 1,8 %, kurus 7,1% dan tahun dan besar sampel penelitian berjumlah
kegemukan 1,4%, pada tahun 2013 72 siswa yang diambil dengan
mengalami kenaikan yang lumayan tinggi menggunakan metode sistematic random
yaitu sangat kurus 1,9 %, kurus 7,5% sampling(10)(11). Variabel penelitian terdiri
sedangkan kegemukan 7,3 %, pada tahun dari variabel terikat yaitu status gizi dan
2018 kegemukan pada remaja 13,5%. variabel bebas yaitu karakteristis remaja,
Kegemukan yang dimaksud diatas yaitu konsumsi energi dan aktivitas fisik. Data
kegemukan mencangkup kelebihan berat diperoleh melalui wawancara kepada
badan (overweight) dan obesitas (5)(6). responden mengenai konsumsi energi,
Kelebihan berat badan pada remaja aktivitas fisik dan status gizi. Konsumsi
dapat terjadi karena kurangnya aktivitas dan energi menggunakan food recall 24 jam,
gaya hidup atau kebiasaan remaja seperti aktivitas fisik menggunakan formulir yang
konsumsi rokok, kurang tidur, konsumsi berisi tetang jenis aktivitas yang dilakukan
makanan cepat saji dapat menambah buruk responden dan waktu lamanya responden
kondisi tersebut. Melakukan aktivitas fisik beraktivitas dalam 1 hari, formulir
adalah salah satu upaya untuk mencegah pengukuran status gizi remaja yang berisi
terjadinya kondisi tubuh yang kurang sehat. penimbangan berat badan dan tinggi badan.
Aktivitas yang menyehatkan seperti jalan
santai dan olahraga ringan kurang diminati Hasil
oleh remaja dan sebagian besar remaja Karakteristik Responden Berdasarkan
lebih memilih jalan-jalan di mall, hal ini bias Umur dan Jenis Kelamin
menjadi aktivitas fisik yang menyenangkan Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
(7). dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian yang Umur Frekuensi Persentase
dilakukan oleh Oktaviani, dkk (2012) tentang (%)
hubungan kebiasaan konsumsi fast food, 16 tahun 40 55,6
17 tahun 30 41,7
aktivitas fisik, pola konsumsi, karakteristik
18 tahun 2 2,7
remaja dan orang tua dengan indeks massa
Jumlah 72 100
tubuh (IMT) menunjukkan hasil uji statistik Jenis Frekuensi Persentase
adanya hubungan antara pola konsumsi Kelamin (%)
makanan dengan IMT(8). Laki-laki 39 54,2
Penelitian yang dilakukan oleh Perempuan 33 45,8
Chrissia Inggrid di Manado tentang Jumlah 72 100
hubungan antara aktivitas fisik dengan
status gizi menunjukkan bahwa terdapat Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian
hubungan yang bermakna antara aktivitas besar responden berusia 16 tahun (55,6%)
fisik dengan status gizi(9). dan sebagian besar responden berjenis
Berdasarkan survey awal yang kelamin laki-laki (54,2%).
dilakukan pada SMA X Kota Kediri penulis
melihat banyaknya pedagang kaki lima yang Hubungan Konsumsi Energi dengan
menjajakan beraneka ragam makanan dan Status Gizi
jenisnya, mereka banyak yang mengakui Tabel 2 Tabulasi silang Konsumsi Energi Dengan
bahwa lebih sering jajan diluar daripada Status Gizi
makan dirumah. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui hubungan karakteristik

129
Oktovina Rizky Indrasari, dkk

Kons Status Gizi


Total bahwa terdapat hubungan yang signifikan
umsi Kurus Normal Gemuk antara aktivitas fisik dengan status gizi.
Ener n % n % n % n %
gi
Baik 1 1,4 6 8,3 4 5,5 11 15,3 Pembahasan
Status gizi merupakan keadaan tubuh
Seda 3 4,1 23 31,9 4 5,5 30 41,7 sebagai akibat konsumsi makanan dan
ng penggunaan zat-zat gizi. Status gizi yang
Kuran 18 25 12 16,7 1 1,4 31 43,0
g baik dihasilkan dari keseimbangan intake
Total 30,5 41 56,9 8 11,1 72 100 dan kebutuhan.
Spearman rho p = 0,000 α = 0,05 A. Hubungan Konsumsi Energi dan
Status Gizi
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian Hasil penelitian ini menunjukkan
besar responden mempunyai status gizi adanya hubungan antara konsumsi energi
normal sebesar (56,9%), status gizi kurus dengan status gizi. Hasil pengolahan data
sebesar (30,5%) dan status gizi gemuk menunjukkan bahwa nilai p-value (0,000)
sebesar (11,1%). Responden dengan status kurang dari nilai α (0,05).
gizi normal, konsumsi energinya paling Hasil penelitian ini sejalan dengan
banyak dalam kategori sedang (31,9%). penelitian yang dilakukan oleh Muchlisa,
Responden dengan status gizi kurus, Citrakesumasari, Indriasari (2013) tentang
konsumsi energinya paling banyak dalam Hubungan Asupan Zat Gizi Dengan Status
kategori kurang (25%). Gizi Pada Remaja Putri, menyatakan bahwa
Berdasarkan hasil uji statistik terdapat hubungan yang signifikan antara
didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05), hal ini tingkat kecukupan energi dengan status gizi
menunjukkan bahwa terdapat hubungan (12).
yang signifikan antara konsumsi energi Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
dengan status gizi. penelitian yang dilakukan oleh Silvano,
Darmono dan Anggraini (2013) tentang
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas
Gizi fisik dengan IMT yang menyatakan bahwa
Tabel 3 Tabulasi silang Aktivitas Fisik dengan ada hubungan antara konsumsi energi
Status Gizi dengan IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan
Aktivi Status Gizi Total nilai p-value yaitu 0,000 < α (0,05) yang
tas Kurus Normal Gemuk dapat dasumsikan H1 diterima (13).
Fisik n % n % n % n % Kebutuhan energi seseorang adalah
Ringa 8 11 27 37,5 7 9,7 42 58,3
n ,1 komsumsi energi yang berasal dari makanan
Seda 14 19 15 20,8 1 1,4 30 41,7 yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas.
ng ,4 Kebutuhan energi relative lebih tinggi jika
Total 22 30 42 58,3 8 11,1 72 100 tubuh lebih banyak mengandung otot
,5 daripada lemak atau tulang. Ukuran tubuh
Spearman rho p = 0,004 α = 0,05
juga dapat menentukan pengeluaran energi
seseorang (14).
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian Kebutuhan energi pada remaja
besar responden mempunyai status gizi tergantung pada tingkat kematangan fisik
normal sebesar (58,3%), status gizi kurus dan aktivitas yang dilakukan. Energi
sebesar (30,5%) dan status gizi gemuk merupakan salah satu hasil metabolism
sebesar (11,1%). Responden dengan status karbohidrat, protein dan lemak. Berfungsi
gizi normal, aktivitas fisiknya paling banyak sebagai zat tenaga untuk metabolisme
dalam kategori ringan sebesar (37,5%). tubuh, pertumbuhan, pengaturan suhu dan
Responden dengan status gizi kurus, kegiatan fisik. Kebutuhan energi remaja
aktivitas fisiknya paling banyak dalam terdapat perbedaan antara laki – laki dan
kategori sedang (19,4%). Responden perempuan, hal ini dikarenakan adanya
dengan status gizi gemuk, aktivitas fisiknya perbedaan komposisi tubuh dan kecepatan
paling banyak dalam kategori ringan (9,7%). pertumbuhan (15). Angka kecukupan gizi
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan (AKG) energi untuk remaja laki-laki 16 – 18
nilai p=0,004 (p<0,05), hali ini menunjukkan tahun 2650 Kkal, sedangkan untuk

130
Oktovina Rizky Indrasari, dkk

perempuan 2100 kkal setiap hari. AKG hubungan antara aktivitas fisik dengan
energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari status gizi
sumber karbohidrat(16).
Daftar Pustaka
B. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
Status Gizi 1. Istiany dan Rusilanti. Gizi Terapan.
Hasil penelitian ini menunjukkan Bandung: Remaja Rosdakarya. 2013
adanya hubungan antara konsumsi energi 2. Hasdianah, Siyoto, & Peristyowati.
dengan status gizi, dan hasil pengolahan Pemanfaatan Gizi, Diet dan Obesitas.
data ditunjukkan dengan nilai p-value (0,004) Yogyakarta: Nuha Medika. 2014
< α (0,05). 3. Adriani M dan Wirjatmadi B. Peranan
Hasil penelitian ini sejalan dengan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Kencana
penelitian yang dilakukan oleh Sutrio (2017) Jakarta: Prenada Media Group. 2014
tentang hubungan asupan energi, 4. Ariani A. Ilmu Gizi. Yogyakarta: Nuha
pengetahuan gizi dan aktivitas fisik terhadap Medika. 2017
status gizi siswa sekolah menengah atas 5. Badan Penelitian dan Pengembangan
global madani kota bandar lampung tahun Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar.
2016, menunjukkan bahwa terdapat Jakarta: Kementrian Kesehatan
hubungan yang bermakna antara aktivitas Republik Indonesia. 2013
fisik dengan Status Gizi berdasarkan IMT/U 6. Badan Penelitian dan Pengembangan
dengan nilai p-value 0,001 (17). Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Jakarta: Kementrian Kesehatan
penelitian Baja,F dan Rismayanthi,C (2019) Republik Indonesia. 2018
tentang hubungan tingkat pengetahuan diet 7. Kurniasih & Soekirman. Sehat & Bugar
dan aktivitas fisik terhadap status gizi pada Berkat Gizi Seimbang. Jakarta:
siswa sekolah menengah atas, menunjukkan Gramedia. 2010
bahwa terdapat hubungan antara aktivitas 8. Oktaviani, Saraswati, & Rahfiludin.
fisik dengan status gizi remaja di SMAN 1 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast
Yogyakarta (18). Food, Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi,
Faktor yang dapat mempengaruhi Karakteristik Remaja dan Orang Tua
status gizi remaja salah satunya dengan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)
aktivitas fisik, karena dengan melakukan (Studi Kasus Pada Siswa Negeri 9
aktivitas fisik dapat membantu metabolisme Semarang Tahun 2012). Jurnal
dalam tubuh meningkat yang dapat Kesehatan Masyarakat: Semarang.
menyebabkan cadangan energi yang 2012; 2(2): 542-553
berasal dari lemak dapat terbakar sebagai 9. Inggrid C. Hubungan Antara Aktifitas
kalori (19). Fisik dengan Status Gizi Pelajar SMP
Jenis aktivitas fisik remaja atau usia Freater Don Bosco Manado. Fakultas
sekolah pada umunya memiliki tingkatan Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
aktivitas fisik ringan hingga sedang karena Ratulangi. 2012
sebagian besar waktunya dihabiskan untuk 10. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian.
berkegiatan di sekolah khususnya belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2012
Apabila remaja kurang melakukan aktivitas 11. Darmawan, Deni. Metode Penelitian
fisik dapat menyebabkan lemak ditubuh Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja
akan menumpuk, hal tersebut tidak menutup Rosdakarya. 2013
kemungkinan dapat menyebabkan kelebihan 12. Muchlisa, Citrakesumasari, Indriasari.
berat badan. Hal ini dapat diatasi dengan Hubungan Asupan Zat Gizi Dengan
memperhatikan pola asupan energi yang Status Gizi Pada Remaja Putri di
masuk kedalam tubuh. Sehingga Fakultas Kesehatan Masyarakat
keseimbangan energi yang masuk dengan Universitas Hasanudin Makasar. Skripsi:
aktivitasfisik yang dilakukan seimbang (20). Makasar. 2013
Kesimpulan 13. Silvano, Darmono, dan Anggraini.
Terdapat hubungan antara konsumsi Hubungan Tingkat Konsumsi dan
energi dengan status gizi. Terdapat Aktivitas Fisik dengan IMT (Index Massa
Tubuh). Jurnal Kedokteran

131
Oktovina Rizky Indrasari, dkk

Muhammadiyah: Semarang. 2013; 1(2):


49-53
14. Cakrawati dan Mustika. Bahan Pangan,
Gizi, dan Kesehatan. Bandung:
Alfabeta. 2012
15. Almatsier S dan Soetardjo S. Gizi
Seimbang Dalam Daur Kehidupan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
2011
16. Peraturan Menteri Kesehatan RI. Angka
Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk
Masyarakat Indonesia. Jakarta: Menteri
Kesehatan RI. 2019
17. Sutrio. Hubungan Asupan Energi,
Pengetahuan gizi dan Aktivitas Fisik
Terhadap Status Gizi Sekolah
Menengah Atas Global Madani Kota
Bandar Lampung Tahun 2016. Jurnal
Kesehatan Holistik (The Journal of
Holistic Healthcare). 2017; 11(1): 1-4
18. Baja,F dan Rismayanthi,C. Hubungan
Tingkat Pengetahuan Diet dan Aktivitas
Fisik Terhadap Status Gizi Pada Siswa
Sekolah Menengah Atas. MEDIKORA.
2019; XVIII(1): 1-6
19. Dieny, F. Permasalahan Gizi Pada
Remaja Putri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2014
20. Proverawati, Atikah. Obesitas dan
Gangguan Perilaku Makan pada
Remaja. Yogyakarta: Nuha Medika.
2010

132

You might also like