Artikel Ilmiah Tiara

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

LITERATURE REVIEW ACTIVITY OF FRAGRANT PANDAN LEAVES

(Pandanus amaryllifolius Roxb.) AS ANTIDIABETIC


Harpolia Cartika1) , Yetri Elisya1), Tiara Safitri1)
1)
Jurusan Farmasi, Politeknik Kementrian Kesehatan Jakarta II, Jakarta, 12120
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
Introduction: Oral antidiabetic drugs have unwanted side effects. Therefore, experts develop a traditional
treatment system for diabetes mellitus that is relatively safe. In a book from Malaysia, known that fragrant
pandan leaves (Pandanus amaryllifolius Roxb.) have properties, one of which is diabetes.
Objective: Knowing the antidiabetic activity of fragrant pandan leaves by comparing the extraction method,
the solvent used, and the optimum dose given in vivo and in vitro, knowing the antidiabetic active substances
contained in fragrant pandan leaves. Methods: To collect published journals on Google Scholar and Pubmed
using keywords: Pandanus amaryllifolius Roxb. leaf, antihyperglycemic test, antihyperglycemic. Next, the
journals were sorted according to the inclusion and exclusion criteria set by the researcher for analysis.
Results and Conclusions: Fragrant pandan leaves have antidiabetic activity in vitro by inhibiting the α-
glucosidase enzyme. Pandanus leaves can reduce blood glucose levels in vivo in rats and mice. The best
inhibition of the α-glucosidase enzyme (in vitro) was obtained from the extraction of fragrant pandan leaves
by maceration and fractionation using ethyl acetate with an optimum dose of 25 mg/ml. The highest decrease
in blood glucose levels (in vivo) was obtained from the extraction of the maceration method using water with
an optimum dose of 600 mg/kg bb. Antidiabetic active substances contained in fragrant pandan leaves are
hexadecanoic acid, ethyl linoleic, and squalene.

Keywords: diabetes mellitus, Pandanus amaryllifolius Roxb., antidiabetic activity

STUDI LITERATUR AKTIVITAS DAUN PANDAN WANGI


(Pandanus amaryllifolius Roxb.) SEBAGAI ANTIDIABETES
Abstrak
Pendahuluan: Obat antidiabetes oral memberikan efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu para
ahli mengembangkan sistem pengobatan tradisional untuk diabetes melitus yang relatif aman. Dalam buku
yang berasal dari Malaysia diketahui daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) mempunyai
khasiat salah satunya untuk diabetes. Tujuan: Mengetahui aktivitas antidiabetes daun pandan wangi dengan
membandingkan metode ekstraksi, cairan penyari yang digunakan, dan dosis optimum yang diberikan secara
in vivo dan in vitro, mengetahui zat aktif antidiabetes yang terdapat dalam daun pandan wangi. Metode:
Metode penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan jurnal publikasi pada situs Google Scholar dan Pubmed
menggunakan kata kunci: Pandanus amaryllifolius Roxb. leaf, uji antihiperglikemia, antihyperglycemic.
Selanjutnya, jurnal disortir sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dianalisis. Hasil dan Kesimpulan: Daun pandan wangi memiliki aktivitas antidiabetes secara in vitro dengan
menghambat enzim α-glukosidase. Secara in vivo daun pandan wangi dapat menurunkan kadar glukosa darah
pada hewan uji tikus maupun mencit. Hambatan terbesar terhadap enzim α-glukosidase (in vitro) diperoleh
dari ekstraksi daun pandan wangi secara maserasi dan fraksinasi menggunakan pelarut etil asetat dengan dosis
optimum 25 mg/ml. Sedangkan penurunan kadar glukosa darah tertinggi (in vivo) diperoleh dari ekstraksi
metode maserasi menggunakan pelarut air dengan dosis optimum 600 mg/kgBB. Zat aktif antidiabetes yang
terkandung dalam daun pandan wangi yaitu asam heksadekanoat, etil linoleat dan skualena.
Kata Kunci: diabetes melitus, Pandanus amaryllifolius Roxb., aktivitas antidiabetes
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi
terutama masyarakat di kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab meningkatnya
prevalensi penyakit degeneratif dan disinyalir menjadi penyebab utama kematian di
Indonesia.(1) Penyakit degeneratif meliputi penyakit yang tidak menular, seperti penyakit
jantung, diabetes melitus (DM), obesitas, kardiovaskuler, osteoporosis, stroke serta sekitar
50 jenis penyakit degeratif lainnya.(2) Hasil Riskesdas di Indonesia menunjukan prevalensi
DM berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun di tahun 2018 yaitu 2%.
Angka tersebut menunjukan peningkatan prevalensi dibandingkan pada tahun 2013 yang
sebesar 1,5%.(3)

Diabetes melitus didefinisikan sebagai peningkatan glukosa darah yang berkaitan


dengan tidak ada atau kurang memadainya sekresi insulin pankreas, dengan atau tanpa
gangguan efek insulin.(4) Obat antidiabetes oral banyak memberikan efek samping yang
tidak diinginkan. Oleh karena itu para ahli mengembangkan sistem pengobatan tradisional
untuk diabetes melitus yang relatif aman.(5) Pandan wangi merupakan tanaman tropis yang
banyak terdapat di dunia terutama wilayah Asia Pasifik. Di Indonesia sendiri, pandan wangi
banyak terdapat di Pulau Jawa.(6) Daun pandan wangi dalam bidang pengobatan berkhasiat
sebagai tonikum, penambah nafsu makan, dan penenang.(7) Dalam buku yang berasal dari
Malaysia diketahui daun pandan wangi mempunyai khasiat sebagai obat untuk anemia, bau
badan, diabetes, gonorea, sapremia, dan sifilis.(8) Ekstraksi merupakan teknik pemisahan
kimia untuk memisahkan atau menarik satu atau lebih komponen atau senyawa-senyawa
(analit) dari suatu sampel dengan menggunakan pelarut tertentu yang sesuai.(9) Metode
ekstraksi terdiri dari berbagai macam dengan menggunakan pelarut atau cairan penyari
yang sesuai. Oleh karena itu, penulis ingin melihat dan membandingkan metode ekstraksi,
cairan penyari serta dosis optimum yang terbaik dalam memberikan penghambatan terbesar
secara in vitro dan penurunan kadar glukosa darah terbesar secara in vivo.

Harpolia Cartika, Yetri Elisya, Tiara Safitri | 1


Tujuan Penelitian
Mengetahui aktivitas antidiabetes daun pandan wangi dengan membandingkan
metode ekstraksi, cairan penyari yang digunakan, dan dosis optimum yang diberikan secara
in vivo dan in vitro, serta mengetahui zat aktif antidiabetes yang terdapat dalam daun
pandan wangi.

METODE PENELITIAN

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan mencari atau
menggali data literatur yang terkait dengan uji antidiabetes daun pandan wangi. Data yang
digunakan adalah data sekunder. Langkah/strategi pengumpulan data didapatkan melalui
situs Google Scholar dan Pubmed dengan menggunakan kata kunci: Pandanus
amaryllifolius Roxb., uji antihiperglikemia, antihyperglycemia. Selanjutnya, jurnal disortir
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti untuk dianalisis.

Kriteria inklusi yang digunakan pada pengumpulan data meliputi jurnal atau artikel
tersebut melakukan pengujian antidiabetes daun pandan wangi secara in vitro dan in vivo
dan jurnal tersebut memiliki pembahasan terkait aktivitas antidiabetes. Sedangkan kriteria
ekslusi yang digunakan yaitu jurnal atau artikel tidak dalam bentuk full text atau tidak
lengkap serta jurnal tersebut melakukan pengujian antidiabetes pada daun pandan wangi
dengan kombinasi tanaman lain. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis anotasi bibliografi (annoted bibliography) yaitu dilakukan dengan menarik
kesimpulan sederhana dari artikel atau jurnal yang melakukan eksperimen antidiabetes pada
daun pandan wangi. Analisa data dilakukan terhadap 10 jurnal yang memenuhi kriteria
untuk dianalisa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang timbul dari banyak


mekanisme patogenik, dan semua mekanisme nya menyebabkan hiperglikemia. Faktor
genetik dan lingkungan berkontribusi dalam patogenesisnya, yang melibatkan insufisiensi
sekresi insulin, mengurangi respon dari endogen atau eksogen insulin, meningkatkan

Harpolia Cartika, Yetri Elisya, Tiara Safitri | 2


produksi glukosa, atau metabolisme lemak dan protein yang abnormal. Terdapat varietas
yang luas dari pilihan terapi untuk hiperglikemia yang menargetkan proses berbeda dalam
regulasi glukosa.(10)

Aktivitas Antidiabetes Daun Pandan Wangi Secara In Vitro


Tabel 3.1 Data Pengamatan Analisis Pengujian Secara In Vitro.
Persen Dosis
Nomor
Metode ekstraksi & cairan penyari Hambatan Optimum
Jurnal
(%) (mg/ml)
Jurnal 1. Maserasi selama 3 x 24 jam dengan 12,72 0,025
(11) cairan penyari etil asetat.
Jurnal 2. Maserasi 25 g serbuk daun pandan wangi 40,531 25
(12) selama 3 x 24 jam dengan cairan penyari
etil asetat kemudian ekstrak pekat
difraksinasi menggunakan lempeng silica
gel dengan eluen n-heksan:etil asetat
(3:1) dan 3 tetes asam asetat glacial.
Jurnal 3. Perendaman 30 g daun pandan wangi not available 5
(13) dengan cairan penyari 300 ml air suhu 90
ᵒC selama 15 menit (teh daun pandan
wangi). Juga dilakukan maserasi 1g daun
pandan wangi selama 48 jam dengan
cairan penyari etanol 95% sebanyak 10
ml.
Tabel 3.1 menjelaskan tentang sumber literatur yang diperoleh mengenai uji
aktivitas antidiabetes secara in vitro, ketiga pengujian in vitro yang didapatkan melakukan
pengujian terhadap enzim α-glukosidase. Enzim-enzim α-glukosidase (maltase, isomaltase,
glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk menghidrolisis oligosakarida dan disakarida
pada dinding halus usus. Inhibisi kerja enzim ini secara efektif dapat mengurangi
peningkatan kadar glukosa postprandial pada penderita DM tipe II.(14) Persen inhibisi
menunjukkan jumlah persentase enzim yang terhambat oleh konsentrasi sampel,
sehingga makin besar nilai persen menunjukkan makin besar inhibisinya terhadap enzim,
dan sebaliknya.(15) Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui bahwa ekstrak daun pandan
wangi yang paling baik dalam menghambat enzim α-glukosidase yaitu yang diekstraksi
menggunakan pelarut etil asetat dan dilakukan fraksinasi. Hal ini karena keuntungan
fraksinasi yaitu diperolehnya isolat atau senyawa yang lebih spesifik terhadap polaritas

Harpolia Cartika, Yetri Elisya, Tiara Safitri | 3


pelarut yang digunakan. Sehingga dapat memberikan penghambatan yang lebih besar.(16)
Pengujian yang dilakukan oleh jurnal 3 melakukan eksperimen dengan 2 jenis pelarut pada
2 jenis enzim α-glukosidase yaitu enzim sukrase dan maltase dalam pelarut air dan etanol
100%.(13) Besar penghambatan tidak diberikan berapa persen hambatan nya namun
diketahui ekstrak air dan etanol daun pandan wangi dapat menghambat enzim α-
glukosidase secara dosis dependen, artinya semakin besar konsentrasi maka semakin besar
efek penghambatan daun pandan wangi terhadap enzim α-glukosidase. Hal ini karena
peningkatan dosis obat akan meningkatkan respon yang sebanding dengan meningkatnya
dosis peningkatan respon.(17) Berdasarkan hasil pada pengujian tersebut, dapat diketahui
bahwa enzim α-glukosidase aktivitasnya secara efektif dihambat oleh ekstrak daun pandan
wangi dengan cara mencegah hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida dan diserap
melalui usus.(13)

Aktivitas Antidiabetes Daun Pandan Wangi Secara In Vivo

Tabel 3.2 Data Pengamatan Analisis Pengujian Secara In Vivo.


Kadar Glukosa Darah
Nomor Metode ekstraksi & cairan Dosis
Jenis Pengujian (mg/dL)
Jurnal penyari Optimum
Pre test Post test
Jurnal 4. Maserasi selama 3 hari 12,5 Tikus strain wistar 600 mg/kg 284,10 202,24
(6) g bubuk daun pandan wangi jantan diinduksi BB.
dengan cairan penyari 100 aloksan 125
ml air. mg/kg BB
Jurnal 5. Maserasi bertingkat 100 g Tikus galur betina 600 mg/kg 454,75 180,75
(18) daun pandan wangi Sprague Dawley BB. (air) (air)
dimaserasi 3 x 24 jam diinduksi aloksan 300 mg/kg 440,00 321,25
dengan cairan penyari air 125 mg/kg BB BB. (heksana) (heksana)
kemudian ampasnya
dimaserasi dengan cairan
penyari heksana.
Jurnal 6. Rebusan 20 g daun pandan Mencit jantan 20% b/v. 138,00 69,00
(19) wangi dengan cairan diinduksi glukosa
penyari 100 ml air. 20% b/v
Jurnal 7. Daun pandan wangi 100 g Mencit jantan 250 not not
(20) di ekstraksi 3x dengan 1L diinduksi diet mg/kg. available available
aquadest pada suhu 100ᵒC tinggi lemak
selama 30 menit.

Harpolia Cartika, Yetri Elisya, Tiara Safitri | 4


Jurnal 8. Daun pandan wangi 10 g Tikus wistar 516 mg/kg not not
(21) direbus pada suhu 90 ᵒC jantan diinduksi BB available available
dengan air 100 ml selama fruktosa 20% b/v
15 menit.
Kadar Glukosa Darah
Nomor Metode ekstraksi & cairan Dosis
Jenis Pengujian (mg/dL)
Jurnal penyari optimum
Pre test Post test
Jurnal 9. Maserasi 3x24 jam dengan Tikus Sprague 300mg 167,5 115,00
(17) cairan penyari etil asetat. Dawley diinduksi /200gBB.
Kemudian dilakukan larutan glukosa
fraksinasi ekstrak dengan 200 mg/200 g BB.
eluen etanol:n-heksana 1:1.

Jurnal 10. Maserasi 50 g daun pandan Tikus betina 2,955 221,94 111,51
(22) wangi selama 36 jam Sprague Dawley mg/20g ±2,95
dengan cairan penyari etil diinduksi
asetat. streptozotocin 65
mg/kg BB

Pengujian in vivo yaitu percobaan dengan menggunakan hewan percobaan


didasarkan pada patogenesis penyakit tersebut pada manusia.(23) Tabel 3.2 menjelaskan
tentang perbandingan metode ekstraksi, cairan penyari, dosis optimum yang diberikan serta
penurunan kadar glukosa darah hewan uji berdasarkan sumber literatur yang digunakan.
Jurnal 4 dan jurnal 5 melakukan pengujian terhadap tikus yang diinduksi aloksan. Senyawa
aloksan merupakan salah satu zat diabetogenik yang bersifat toksik, terutama terhadap sel
beta pankreas. Mekanisme kerja aloksan menghasilkan kerusakan pada sel-sel β pankreas
terutama bereaksi dengan dua gugus SH yang berikatan pada bagian sisi dari protein atau
asam amino membentuk ikatan disulfida sehingga menginaktifkan protein yang berakibat
pada gangguan fungsi protein tersebut.(24) Setelah pemberian aloksan, kadar glukosa darah
tikus lebih dari 150 mg/dl. Tikus dengan kadar glukosa darah lebih dari 150 mg/dl dapat
dianggap diabetes dan digunakan dalam percobaan.(25) Berdasarkan kadar glukosa darah
yang diamati, diketahui penurunan terbesar terdapat dalam pengujian ekstrak air daun
pandan wangi yang dilakukan oleh jurnal 5 dengan penurunan sebesar 60,25%. Hal ini
karena jurnal 5 melakukan remaserasi lebih banyak dibandingkan jurnal 4 dan berdasarkan

Harpolia Cartika, Yetri Elisya, Tiara Safitri | 5


skrining fitokimia yang dilakukan diketahui bahwa pelarut air lebih banyak mengandung
senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak daun pandan wangi.(18)

Jurnal 6 melakukan pengujian terhadap mencit yang diinduksi larutan glukosa


dengan memberikan perlakuan rebusan daun pandan wangi. Berdasarkan hasil pengolahan
data statistik, data yang diperoleh pada kelompok perlakuan rebusan daun pandan wangi
hasilnya tidak terlalu signifikan, namun tetap dapat memberikan efek penurunan gula darah
pada mencit.(19) Jurnal 7 melakukan pengujian terhadap mencit ICR (Imprinting Control
Region) obesitas yang resistensi insulin dengan diberikan pakan tinggi lemak.(20)
Pemberian pakan ini dapat menginduksi model hewan untuk penelitian obesitas, resistensi
insulin, hipertensi, aterosklerosis dan dislipidemia. Karakteristik model hewan diet tinggi
lemak adalah obesitas, toleransi glukosa terganggu dan resistensi insulin.(26)
Perkembangan obesitas dapat menginduksi status resistensi insulin, yang merupakan faktor
risiko utama diabetes melitus tipe 2. Gangguan kerja insulin pada obesitas dapat
menghambat produksi glukosa dari hati dan penyerapan glukosa ke dalam sel lemak dan
otot.(20) Hasil penelitian tersebut tidak diberikan besar kadar glukosa darah mencit
sehingga tidak dapat diamati perbandingannya. Namun dapat diketahui setelah perlakuan
selama 6 minggu, mencit yang diberi perlakuan dengan ekstrak pandanus amaryllifolius
terjadi penurunan glukosa darah puasa secara signifikan (P < 0,05) dibandingkan dengan
kelompok mencit kontrol obesitas, dan pada uji toleransi glukosa oral terjadi penurunan
secara secara signifikan (P < 0,05) glukosa darah yang diamati pada 60 dan 120 menit
setelah pemberian glukosa dibandingkan dengan kelompok mencit kontrol obesitas.(20)

Jurnal 8 melakukan pengujian ekstrak daun pandan wangi terhadap tikus sindrom
metabolik yang diinduksi fruktosa. Sindrom metabolik merupakan penyakit tidak menular
yang termasuk faktor risiko seperti obesitas sentral, hipertensi, hiperglikemia, dan
dislipidemia. Kalori tertinggi (4 kkal per gram) fruktosa menyebabkan konsumsi kalori
tertinggi yang meningkatkan prevalensi obesitas dan memainkan peran potensial dalam
etiologi penyakit metabolik.(21) Hasil pengukuran tersebut tidak disediakan besar kadar
glukosa darah tikus. Namun dapat diketahui terjadi penurunan kadar glukosa plasma puasa
pada minggu ke 16 secara signifikan pada kelompok metabolik sindrom 3 yang diberikan

Harpolia Cartika, Yetri Elisya, Tiara Safitri | 6


daun pandan wangi.(21) Jurnal 9 melakukan pengujian fraksi n-heksana daun pandan wangi
terhadap tikus yang diinduksi glukosa. Hasil statistik menunjukkan terdapat perbedaan
bermakna antar kelompok perlakuan dan menurunkan kadar glukosa darah yang signifikan
pada tikus jantan Sprague Dawley.(17) Jurnal 10 melakukan pengujian ekstrak etil asetat
daun pandan wangi pada tikus yang diinduksi streptozotocin dosis 65 mg/kg BB. Efek
toksik STZ diawali dengan ambilan STZ ke dalam sel melalui transporter glukosa-2
(GLUT2) afinitas rendah yang terdapat di membran plasma sel β, sel hepatosit dan sel
tubulus ginjal. Kematian sel yang disebabkan oleh pemberian STZ adalah karena gugus
metilnitrosourea STZ menyebabkan metilasi DNA. Hal ini mencetuskan kerusakan DNA
yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis sel β pankreas.(22) Injeksi STZ dosis tinggi
(>60 mg/kg.BB) menyebabkan kerusakan sel pankreas secara masif sehingga lebih
mengarah kepada model hewan DM tipe 1.(26) Hasil perlakuan dengan dosis optimal
2,9555 mg/20g dapat menurunkan kadar glukosa darah menjadi111,51 ±2,95 mg/dl.(22)

Perbandingan Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus dengan Pelarut


Ekstrak Daun Pandan Wangi
500 454.75 440
400 321.25
300 221.94
180.75 167.5
200
115 108.56
100
0
Air Heksana Fraksi n-heksana Etil Asetat

Awal Akhir

Bagan 3.2 Perbandingan Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus dengan Pelarut Ekstrak
Daun Pandan Wangi
Berdasarkan bagan 3.2 dapat disimpulkan bahwa pengujian ekstrak daun pandan
wangi yang dibuat secara maserasi memiliki persen perubahan paling tinggi pada cairan
penyari air yang dilakukan oleh jurnal 5. Hal ini dikarenakan pelarut air lebih banyak
melarutkan senyawa yang terkandung dalam ekstrak daun pandan wangi berdasarkan
skrining fitokimia yang telah dilakukan. Hal ini juga dikarenakan jurnal 5 melakukan
ekstraksi dengan pengulangan (remaserasi). Maserasi dengan pengulangan (remaserasi)

Harpolia Cartika, Yetri Elisya, Tiara Safitri | 7


akan lebih efisien dari pada hanya sekali saja, hal ini terjadi karena ada kemungkinan
sejumlah besar komponen aktif masih tertinggal dalam proses maserasi yang pertama.(27)

Kandungan Senyawa Kimia Daun Pandan Wangi

Kandungan senyawa kimia daun pandan wangi terdiri dari alkaloida, saponin,
flavonoid, tanin, dan polifenol dan zat warna.(7) Berdasarkan analisa Kromatografi Lapis
Tipis (KLT), daun pandan wangi diketahui memiliki kuersetin yang merupakan senyawa
flavonoid.(28) Kuersetin diketahui memiliki efek hipoglikemik dengan mekanisme utama
penurunan kadar glukosa darah yang diperantai oleh aktivitas inhibisi pada enzim α-
glukosidase, sehingga absorbsi dari glukosa dapat diperlambat.(29) Analisa GCMS (Gass
Chromatography Mass Spectroscopy) yang dilakukan terhadap ekstrak etil asetat daun
pandan wangi diketahui menunjukan adanya senyawa aktif antidiabetes, yaitu senyawa
asam heksadekanoat, etil linooleat dan skualena yang merupakan golongan asam lemak dan
turunannya, terpenoid, dan steroid.(11) Asam heksadekanoat menurunkan kadar glukosa
darah dan mengubah profil lipid (menurunkan trigliserida, kolesterol dan meningkatkan
high density lipoprotein). Asam heksadekanoat dapat menurunkan kadar glukosa darah
dengan merangsang pengambilan glukosa melalui aktivasi protein kinase. Asam
heksadekanoat menunjukkan aktivitas hipolipidemik dengan menginaktifkan enzim HMG-
CoA reduktase dalam sintesis kolesterol. Peningkatan profil lipid pada hewan diabetes
dapat bermanfaat dalam mencegah komplikasi diabetes.(30) Etil linoleat diketahui dapat
memberikan peningkatan pada berat badan tikus, profil lipid dan regenerasi dari β sel
dengan memberikan penurunan kolesterol dan meningkatkan lipoprotein, menurunkan
kadar glukosa darah secara signifikan pada tikus yang di induksi aloksan, meningkatkan
ukuran islet pankreas yang bermanfaat dalam pengobatan diabetes.(31) Skualena dapat
memberikan penurunan kadar glukosa darah yang signifikan pada tikus diabetes dan
memberikan perbaikan histologi islet pankreas dan sebagian besar sel tampak teratur dan
normal.(32) Namun belum terdapat penelitian lebih lanjut mengenai mekanisme zat aktif
tersebut yang berasal dari isolasi daun pandan wangi.

Harpolia Cartika, Yetri Elisya, Tiara Safitri | 8


SIMPULAN

Daun pandan wangi memiliki aktivitas antidiabetes secara in vitro dengan


menghambat enzim α-glukosidase. Secara in vivo daun pandan wangi dapat menurunkan
kadar glukosa darah pada hewan uji tikus maupun mencit. Hambatan terbesar terhadap
enzim α-glukosidase (in vitro) diperoleh dari ekstraksi daun pandan wangi secara maserasi
dan fraksinasi menggunakan pelarut etil asetat dengan dosis optimum 25 mg/ml. Sedangkan
penurunan kadar glukosa darah tertinggi (in vivo) diperoleh dari ekstraksi metode maserasi
menggunakan pelarut air dengan dosis optimum 600 mg/kgBB. Zat aktif antidiabetes yang
terkandung dalam daun pandan wangi yaitu asam heksadekanoat, etil linoleat dan skualena.
Saran yang dapat diberikan yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas
zat aktif antidiabetes yang terkandung dalam daun pandan wangi agar mekanisme nya
sebagai antidiabetes dapat diketahui secara pasti.

DAFTAR PUSTAKA

1. AW Sudoyo; B Setiyohadi; I Alwi; M Simadibrata; S Setiati. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam. Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2007.
2. Suroika I. Penyakit Degeneratif: Mengenal, Mencegah dan Mengurangi faktor resiko 9
Penyakit Degenaratif. Yogyakarta: Nuha Medica; 2012. 1–123.
3. Kementrian Kesehatan RI. Laporan Nasional RISKESDAS 2018. Tim Riskesdas 2018,
editor. Jakarta: Lembaga Penerbit Balitbangkes; 2019. 1–674.
4. Bertram G. Katzung, Susan B. Masers AJT. Farmakologi Dasar dan Klinik. 12th ed.
Amerika Serikat: McGraw-Hill Medical; 2012. 743–766.
5. Lisiswanti R, Haryanto FP. Allicin Pada Bawang Putih (Allium sativum) Sebagai
Terapi Alternatif Diabetes Melitus Tipe 2. J Major. 2017;6(2):33–8.
6. Prameswari OM, Widjanarko SB. Uji Efek Ekstrak Air Daun Pandan Wangi terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah dan Histopatologi Tikus Diabetes Mellitus. J Pangan
dan Agroindustri. 2014;2(2):16–27.
7. Setiawan D. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 1. Jakarta: Niaga Swadaya; 1999.

Harpolia Cartika, Yetri Elisya, Tiara Safitri | 9


103–104.
8. Chooi OH. Rempah-ratus Khasiat Makanan & Ubatan. Malaysia: Institut Terjemahan
Negara Malaysia Berhad; 1949. 177.
9. Leba MAU. Ekstraksi dan Real Kromatografi. Yogyakarta: Deepubllish; 2017. 1.
10. Laurence L. Brunton P, Randa Hilal-Dandan P, Björn C. Knollmann, MD P. Goodman
& Gilman’s The Pharmagological Basis of Therapeutics. 13th ed. United States:
McGraw-Hill Education; 2018. 863–885.
11. Sukandar D, Hermanto S, Al Mabrur I. Aktivitas Senyawa Antidiabetes Ektrak Etil
Asetat Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.). J Kim Val. 2010;1(6).
12. Sukandar D, Sumarlin LO, Zahroh H, Amelia ER. Uji Aktivitas Antidiabetes Fraksi Etil
Asetat Daun Pandan Wangi (P. amaryllifolius Roxb.) Dengan Metode Α-Glukosidase.
JRSKT J Ris Sains dan Kim Terap. 2012;2(1):124–9.
13. Chiabchalard A, Nooron N. Antihyperglycemic effects of Pandanus amaryllifolius
Roxb. leaf extract. Pharmacogn Mag. 2015;11(41):117–22.
14. Shinde J, Taldone T, Barletta M, Kunaparaju N, Hu B, Kumar S, et al. a -Glucosidase
inhibitory activity of Syzygium cumini ( Linn .) Skeels seed kernel in vitro and in Goto
– Kakizaki ( GK ) rats. Carbohydr Res. 2008;343:1278–81.
15. Okpri Meila DP. Uji Aktivitas Antidiabetes dari Ekstrak Etanol 70% Buah Kiwi
(Actinidia deliciosa) Melalui Penghambatan Aktivitas Enzim Alpha-Glukosidase.
Farmagazine. 2017;IV(1):19.
16. Ismi Rahmawati, Ratno Agung Samsumaharto PPDP. Uji Aktivitas Antijamur Fraksi n
-Heksana , Kloroform dan Air. Biomedika. 2016;9(1):37–42.
17. Setiawan AA, Soleha S, Safitri M, Tinggi S, Muhammadiyah F. Uji Aktivitas
Antihiperglikemia Fraksi n-heksana Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius
Roxb.) terhadap Tikus Putih Sprague dawley yang di Induksi Glukosa. Farmagazine.
2015;II(2):39–45.
18. Yuningtyas S, Mariam S, Nisa A. Aktivitas Antihiperglikemia Ekstrak Air dan Heksana
Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius) terhadap Tikus Putih (Rattus
novergicus). J Farmamedika (Pharmamedica Journal). 2017;2(2):70–6.
19. Nur A, Fajar DR, Musdalifah. Efektivitas Pemberian Rebusan Daun Pandan Wangi

Harpolia Cartika, Yetri Elisya, Tiara Safitri | 10


(Pandanus amaryllifolius Roxb.) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit
(Mus muculus). Media Farm. 2018;XV(2):9–14.
20. Saenthaweesuk S, Naowaboot J, Somparn N. Asian Paci fi c Journal of Tropical
Biomedicine. Asian Pac J Trop Biomed. 2016;6(10):866–71.
21. Reshidan NH, Abd Muid S, Mamikutty N. The effects of Pandanus amaryllifolius
(Roxb.) leaf water extracts on fructose-induced metabolic syndrome rat model. BMC
Complement Altern Med. 2019;19(1):1–13.
22. Suryani CL, Tamaroh S, Budipitojo T. Increased of hypoglycemic effect and pancreatic
regeneration of Pandanus amaryfollius leaves ethyl acetate extract in streptozotocin-
induced diabetic rats. Int Food Res J. 2018;25(5):1792–8.
23. Nugroho AH. Animal Models of Diabetes Mellitus : Pathology and Mechanism of
Some Diabetogenics. Biodiversitas, J Biol Divers. 2006;7(4):378–82.
24. Szkudelski T. The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin Action in B Cells of the
Rat Pancreas. Physiol Res. 2001;50:536–46.
25. Etuk E. Animals models for studying diabetes mellitus Department of Pharmacology ,
College of Health Sciences , Usmanu Danfodiyo University ,. Agric Biol J North Am.
2010;1(2):130–4.
26. Husna F, Suyatna FD, Arozal W, Purwaningsih EH. Model Hewan Coba pada
Penelitian Diabetes. Pharm Sci Res. 2019;6(3):131–41.
27. Sri Atun. Metode Isolasi dan Identifikasi Struktur Senyawa Organik Bahan Alam. J
Konserv Cagar Budaya Borobudu. 2014;8(2):53–61.
28. Gopalkrishnan B, Agashe S, Kumavat U. Pharmacognostical screening of flavouring
leaves pandanus amaryllifolius rox. Int J Pharmacogn Phytochem Res. 2015;7(4):745–
9.
29. Eka Fitriani N, Ali Akhmad S, Lestariyana W. Efek Kuersetin Terhadap Kadar Glukosa
Darah Puasa Pada Tikus Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Diinduksi Dengan
Streptozotocin- Nicotinamide. J Kedokt dan Kesehat Indones. 2014;6(2):103–10.
30. Natarajan V, Smith A, Gnana A. Effect of active fraction isolated from the leaf extract
of Dregea volubilis [ Linn .] Benth . on plasma glucose concentration and lipid profile
in streptozotocin-induced diabetic rats. Springer Plus. 2013;2:394.

Harpolia Cartika, Yetri Elisya, Tiara Safitri | 11


31. Rayar A, Manivannan R. Evaluation of Antidiabetic Activity of Ethyl Linoleate
Isolated from Decalepis hamiltonii Wight and Arn Seed. Int Res J Appl Chem.
2015;9(2):1–9.
32. Widyawati T, Syarifah S, Ichwan M, Anggraini DR, Wahyuni AS. Antihyperglycemic
and Pancreatic Protective Effect of Squalene in Streptozotocin-induced Diabetic Rat.
Int Conf Comput Environ Agric Soc Sci Heal Sci Eng Technol. 2021;3:483–6.

Harpolia Cartika, Yetri Elisya, Tiara Safitri | 12

You might also like