I M Pengembangan Usaha Warung Kopi Didesa Bungah Dan Desa Lasem, Kabupaten Gresik
I M Pengembangan Usaha Warung Kopi Didesa Bungah Dan Desa Lasem, Kabupaten Gresik
I M Pengembangan Usaha Warung Kopi Didesa Bungah Dan Desa Lasem, Kabupaten Gresik
Abstract
1. PENDAHULUAN
Kopi adalah minumam yang sangat populer dan mendunia. Saat ini, kopi merupakan
komoditi terbesar kedua yang diperdagangkan setelah minyak bumi. Indonesia adalah salah satu
negara pengekspor kopi terbesar keempat di dunia (http://digilib.its.ac.id ). Tahun 2007 luas
areal untuk kopi jenis Robusta mencapai 1,17 juta ha dengan produksi sekitar 596 ribu ton
pertahun. Sedangkan lahan perkebunan kopi untuk jenis kopi Arabika yang banyak diusahakan
di dataran tinggi secara nasional seluas 101.867 ha dengan produksi sekitar 61.251 ton.
Pengembangan kopi Arabika, tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan Bali.
Untuk jenis Robusta, yang lebih sesuai dikembangkan di dataran rendah banyak terdapat
97
IbM Pengembangan Usaha Warung Kopi di Desa Bungah dan Desa Lasem, Kabupaten Gresik.
terutama di provinsi Lampung dan Pulau Jawa. Saat ini produksi kopi di Indonesia masih di
kuasai oleh PT Perkebunan Nusantara (PERSERO).
Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah salah satu penggerak
perekonomian nasional yang terbukti tahan terhadap krisis ekonomi. Jumlah UMKM di
Indonesia terus mengalami peningkatan yaitu sebesar 55,2 juta unit pada tahun 2011
(http://www.depkop.go.id). Setiap UMKM rata-rata bisa menyerap 3-5 tenaga kerja atau 105
juta orang pada tahun 2011. Hal ini membuktikan bahwa penciptaan lapangan kerja terbesar
berasal dari usaha mikro. Oleh karena itu upaya pengembangan usaha mikro melalui
peningkatan keunggulan bersaing diharapkan mampu di dalam menanggulangi kemiskinan,
pengangguran dan penciptaan lapangan kerja.
Usaha mikro adalah sumber utama pendapatan dan kesempatan kerja bagi masyarakat
bawah. Pengembangan usaha mikro sangat erat dengan usaha pemberdayaan masyarakat bawah
yang merupakan pelaku utama usaha tersebut. Menurut Undang-undang no.20 tahun2008,
kriteria usaha mikro adalah memiliki aset maksimum 50 juta dan omzet maksimum sebesar 300
juta pertahun. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-
undang tersebut. Sedangkan perusahaan perseorangan adalah suatu bisnis yang dimiliki dan
dikelola oleh seorang individu, dimana orang tersebut menjalankan usahanya untuk
mendapatkan keuntungan dari aktivitas bisnisnya. Kelangsungan hidup dan perkembangan
bisnis perusahaan dimasa mendatang sangat tergantung pada kemampuan pemilik untuk
‘memanage’ seluruh aspek dalam aktivitas bisnisnya. Di Kabupaten Gresik terdapat kurang
lebih 36.000 usaha mikro (http://gresiknews -11 April 2011). Diantara usaha mikro ini adalah
jenis usaha warung kopi yang jumlahnya ribuan. Walaupun jumlahnya ribuan, usaha ini kurang
mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Namun setelah dikaji dan diamati ternyata usaha
tersebut bisa diwariskan dan juga sebagai sumber utama pendapatan sebuah keluarga.
Pendapatan usaha warung kopi tersebut rata-rata berkisar Rp.200.000 – Rp.1.000.000 perhari
(hasil survei beberapa warung kopi yang didatangi). Selain itu pangsa pasar yang luas dan
budaya masyarakat Gresik yang gemar ‘cangkruk’ di warung kopi sambil menikmati seduhan
kopi giras sangat mendukung usaha tersebut.
Profil usaha warung kopi di Gresik sangat unik dan mencerminkan kekhasan sendiri.
Misalnya aspek pelanggannya adalah berasal dari berbagai kalangan dan motivasi pelanggan
untuk datang kewarung kopi juga berbeda. Kopi adalah minuman favorit yang secara teratur
dipesan oleh pelanggan. Mereka datang kewarung kopi untuk tinggal beberapa menit atau jam
sambil minum kopi. Warung kopi adalah tempat lebih dari sekedar minum secangkir kopi, tapi
juga tempat untuk bersosialisasi, untuk mengekspresikan diri, dan untuk menikmati suasana
(http://www.sbdc.net.org ). Minuman kopi biasanya disajikan dalam bentuk cangkir/mug
keramik/gelas. Bangunan warung dipengaruhi oleh arsitektur ‘terbuka’. Jenis usaha warung kopi
ini sudah dilakukan puluhan tahun oleh masyrakat Gresik dan masih eksis sampai sekarang.
Dalam mengelola usaha warung kopi, pramusaji diharapkan secara konsisten menghasilkan
secangkir kopi yang berkualitas, oleh karena itu diperlukan ketrampilan mencampur air, gula
dan kopi, proses pengadukan dan penyajiannya. Selain itu sumber bahan yang digunakan (kopi
yang berkualitas) juga mempengaruhi. Namun demikian konsumen datang kewarung kopi tidak
sekedar minum secangkir kopi. Sebagai mitra sasaran, tim memilih warung kopi khas Gresik,
misalnya dengan melihat minuman yang dijual kita bisa menyimpulkan bahwa warung kopi
tersebut berasal dari kecamatan Dukun. Cak udin adalah salah satu pemilik warung kopi yang
berlokasi di desa Bungah Kecamatan Bungah kabupaten Gresik, yang berjarak 11 km dari Tol
Manyar kota Gresik atau 43km dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Sebagian besar warung kopi di Kabupaten Gresik bangunannya masih kurang baik dari
penataan maupun kebersihan, namun masyarakat sudah nyaman dengan keadaan warung yang
ada yang penting rasa kopi yang enak. Warung kopi dibuat seadanya tapi masyarakat pesisir
sangat antusias dengan adanya warung kopi sederhana ini seperti dibawah ini. Kebanyakan
terbuat dari atap asbes yang penting mereka bisa berteduh sambil minum kopi sambil
98
Abdul Halik; Sri Budi Kasiyati; Endah Budiarti; Ratnaningsih
berinteraksi antar warga. Seringkali warga membicara kegiatan sehari-hari di warung kopi,
bahkan seolah-olah sebagai tempat untuk memecahkan permasalahan yang ada disekitarnya.
Lokasi usahanya sangat strategis karena dekat dengan sekolah, perkantoran, pasar dan
disudut pertigaan jalan raya kearah Kecamatan Sidayu dan kecamatan Dukun. Cak Udin
menyewa tempat usaha yang berukuran 3x3 dari aset desa Bungah sebesar Rp.3.000.000
pertahun. Memiliki tempat permanen yang berlokasi strategis adalah salah satu hambatan usaha
warung kopi cak Udin. Dia merintis usahanya baru berjalan hampir 3 tahun. Cak Udin adalah
seorang sarjana lulusan PTN di Surabaya . Membuka usaha warung kopi adalah jadi pilihannya,
karena dia menganggap selalu ada peluang pasar untuk usaha tersebut terkait dengan budaya
masyarakat kota gresik. Pendapatan rata-rata/hari cak Udin adalah Rp.250.000,yang relatif
sedikit dibanding pesaingnya. Karena jumlahnya ribuan, tentu persaingannya cukup ketat
dalam mendapatkan pelanggan, walaupun peluang pasar besar.
Harga seduhan kopi cak Udin Rp 1500/cangkir atau Rp 2000/gelas. Ini adalah harga kopi
termurah, sementara ada usaha warung kopi yang bisa menjual diatas harga itu (Rp.2750/gelas).
Sumber bahan kopi yang digunakan Cak Udin adalah kopi biji seharga Rp29.000/kg,
menggoreng dan menumbuknya sendiri untuk menjaga orisinalitas kopi yang disuguhkan.
Kadang dia juga membeli jadi kopi bubuk tersebut dipasar seharga Rp.55.000/kg, kalau tidak
sempat membuat sendiri. Barang dagangan yang dijual selain minuman kopi, nampak pada tabel
1. Besarnya uang yang pelangan belanjakan diwarung kopi cak Udin paling sedikit 1500 rupiah
sampai 15.000 rupiah. Peralatan yang digunakan untuk menyajikan minuman kopi jumlahnya
sedikit dan tidak bagus kondisinya, demikian juga tempat duduk pelanggan sudah agak lapuk
dan rusak, dan kondisi bangunan juga nampak kurang terawat .
99
IbM Pengembangan Usaha Warung Kopi di Desa Bungah dan Desa Lasem, Kabupaten Gresik.
100
Abdul Halik; Sri Budi Kasiyati; Endah Budiarti; Ratnaningsih
pendapatan yang diterima dan keuntungan yang diterima setiap bulan. Perlu adanya pencatatan
yang baik agar dapat mengetahui berapa persediaan barang, biaya yang dikeluarkan dan
keuntungan yang diperoleh. Untuk itu, pembukuan sederhana harus diketahui melalui pelatihan
pembukuan. (6) Meningkatkan keuntungan. Cara meningkatkan keuntungan dengan melakukan
efisiensi dan memilih kopi yang laku dijual, serta makanan yang sesuai dengan minumannya.
Untuk itu, Cak Udin maupun Yuk Kastoyah tidak hanya jual kopi tetapi apa yang dibutuhkan
oleh konsumen harus disediakan, agar keuntungan lebih banyak. Sekarang menurut mitra kami
(Yuk Kastoyah dan Cak Udin) telah mengalami peningkatan keuntungan lebih dari 10 % berarti
bantuan yang diberikan ibM pengabdaian pada masyarakat memiliki dampak yang signifikan
terhadap perkembangan usaha mereka. (7) Meningkatkan kelangsungan usaha (survival).
Mendirikan warung kopi lebih mudah dari menjaga kelangsungan hidup usaha kopi, oleh karena
itu kedua mitra harus gigih dan semangat untuk menjaga keberlangsungan dari usaha kopi
dengan cara mengikuti perkembangan bahan baku kopi, selera konsumen dan produk baru yang
ada di sekitarnya. Dengan mengikuti perubahan selera konsumen, maka eksistensi warung kopi
tetap ada. Namun tempat harus mengalami perbaikan agar mereka nyaman minum kopi dan
pelayanan yang baik serta proses pembuatan secara higinies.
Dari kegiatan yang dilakukan selama ini, tim ibM pengembangan warung kopi, telah
berhasil mengambangkan warung kopi Cak Udin dan Yuk Kastoyah sebagai berikut :
1. Dapat membedakan warung kopi Cak Udin dan Yuk Kastoyah dengan yang lain, melalui
pemasangan Banner. Adanya kegiatan ibM pengabdian pada masyarakat dapat membantu
usaha mikro melalui promosi, sehingga akan terjadi perbedaan warung kopi yang dapat
bantuan dengan warung kopi lainnya. Masyarakat semakin terdorong untuk minum kopi di
warung kopi Cak Udin dan Yuk Kastoyah. Selain pemasangan Banner warungnya juga
dilakukan pengecetan agar tampak bersih dan nyaman.
2. Meningkatkan pelayanan dan penyajian makanan dan minuman, melalui penambahan
peralatan minum, menambah meja dan amben/bangku, etalase pengecatan, perbaikan
beberapa bagian warung, TV, WIFI gratis. Untuk menyimpan barang persediaan
menggunakan etalase agar tidak terkesan kumuh dan barang tidak cepat rusak. Adanya
bantuan TV bagi Yuk Kastoyah agar menambah konsumen lebih kerasan di warung kopinya,
hal ini merupakan bentuk tambahan pelayanan bagi masyarakat. Sebab pelanggan Yuk
kastoyah lebih banyak golongan orang tua, yang sehariannya sebagai pekerja tambak. Untuk
Cak Udin menggunakan Wifi gratis dengan maksud agar menambah segmen pasar yang
sebelum lebih banyak orang dewasa, semoga sekarang anak muda ikut nimbrung di warung
kopi Cak Udin, karena adanya Wifi gratis. Pelanggan yang berasal dari kalangan muda tidak
harus minum kopi, tetapi masih banyak sajian yang disediakan Cak Udin berupa Milo, Kopi
susu dll, makanan kecil dan gorengan yang cocok di konsumsi saat cakru’an.
3. Menambah persediaan barang dagangan (kopi yang berkualitas dan kopi saset yang laku
keras) serta bahan yang lain untuk membuat makanan dan minumam di warung (minyak
goreng untuk gorengan, mi, milo, nutrisari, teh, softdrink dll). Dengan adanya bantuan
tambahan persediaan barang diharapkan kedua mitra dapat meningkatkan penghasilan setiap
harinya, sehingga akan mampu memperbesar warung kopi melalui kegiatan ibM pengabdian
pada masyarakat yang dilakukan perguruan tinggi yakni Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya. Pada akhirnya akan memicu adanya keinginan seluruh warung kopi yang ada di
sekitar warung Yuk kastoyah dan Cak Udin, ikut serta bersaing memperbaiki pelayanan,
penampilan warungnya.
4. Dapat memproduksi kopi bubuk dengan mesin sangrai dan giling, untuk menghemat tenaga
dan waktu sehingga kapasitas produksi bisa ditingkatkan dan memperluas pasar penjualan
kopi, tidak hanya ke pelanggan berupa seduhan tapi juga berupa kopi bubuk. Kedua mitra
sudah mendapatkan bantuan berupa mesin giling dan sangrai untuk mempecepat produksi
101
IbM Pengembangan Usaha Warung Kopi di Desa Bungah dan Desa Lasem, Kabupaten Gresik.
kopinya. Jika mesin tersebut tidak dipakai untuk memproduksi sendiri, sebaiknya disewakan
kepada masyarakat sekitar yang butuh untuk menggiling kopi dan hasil harus dibagi rata
pada mareka berdua yang merupakan tambahan pendapatan. Untuk itu, mesin tersebut perlu
disosialisikan pada masyarakat sekitar, agar tahu bahwa mesin bantuan dari kegiatan ibM
pengabdian dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
5. Bisa membuat catatan usaha lebih baik dan rapi, sehingga dapat diketahui keuntungan yang
diperoleh. Dengan diberi pelatihan pembukuan sederhana, mereka dapat mencatat persediaan
barang yang dimiliki, piutang, hutang dan keuntungan yang didapat oleh masing pengusaha.
Tanpa catatan yang tertip sulit mengetahui berapa keuntungan yang didapat setiap hari atau
sebelun.
4. KESIMPULAN
Strategi usaha mikro untuk meningkatkan keunggulan bersaing adalah dengan memasang
banner warung kopi, menambah fasilitas pelayanan (TV dan Wifi hotspot gratis), menambah
tempat duduk, menambah meja, etalase, memperbaki warung (meninggikan lantai untuk
mencegah air hujan masuk warung) dan pengecatan bangunan serta perbaikan layout warung),
mengganti alat produksi tradisional dengan mesin sangrai dan giling kopi.
Mengembangkan usaha mikro tergantung pada perilaku kewirausahaan dan sikap
kewirausahaan pemilik usaha. Dengan pelatihan manajemen usaha yang telah diberikan oleh
102
Abdul Halik; Sri Budi Kasiyati; Endah Budiarti; Ratnaningsih
para dosen Untag Surabaya yang melakukan ibM pengebadian pada masyarakat, diupayakan
dilaksanakan dengan baik, jika ada kendala sebaiknya melakukan konsultasi.
Saran-Saran
Yuk Kastoyah harus merubah pola pikirnya bahwa usaha yang dilakukan tidak hanya
cukup dapat pendapatan untuk makan sehari-hari tapi bagaimana mengembangkan usahanya
agar omzetnya lebi baik dan naik sehingga menjadi usaha kecil atau bahkan menengah. Kalau
hanya untuk menutupi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari, tidak ada motivasi agar usahanya
lebih maju, maka usahanya tidak akan berkembang dengan baik.
Sebaiknya Cak Udin meningkatkan persediaan barang dagangan yang laku keras (Luwak
white coffe, kopi Torabika, kopi jahe Sidomuncul, kopi susu jahe Sidomuncul, kapalapi white
coffe., Milo). Cak Udin harus melakukan kombinasi kopi yang dijual yaitu kopi hasil produksi
sendiri untuk melayani para pelanggan dewasa dan kopi saset untuk melayani kaula muda
sebagai peminum kopi pemula, sehingga warung kopi Cak Udin lebih variatif.
Penataan warung selalu ditingkatkan, agar terkesan rapi, bersih, sehat dan nyaman bagi
pelanggannya. Pelayanan yang cepat dan keramahan pelayan sangat membantu meningkatkan
omzet penjualan dan jika mencari pembantu di warung Cak Udin, maka ditempatkan bagian
cuci alat makan/minum dan membersihkan warung. Sedangkan Yuk Kastoyah dapat
mempekerjakan orang bila pekerjaan overload, karena sekarang belum saatnya karena dari
keluarga sudah cukup.
5. DAFTAR PUSTAKA
http://www.depkop.go.id
www.Grisseeisgresik.blogspot.com/2010/11/gresik-kota-warung-kopi.html
http://www.sbdc.net.org/small-business-research-report/coffee-shop
http://www.kotagresik.go.id
www.gresiknews1.blogspot.com-11 April 2011
www.suara-giri.com 31 januari 2012
Elbert,RJ and Griffin,RW.(2005), Business Essential, upper saddle river, eight edition,
N.J.Prentice Hall
http://www.urbansosial.com/strategi-pemasaran-sebuah-kedai-kopi-di-media-sosial.html
http://digilib.its.ac.id/publik/ITS-undergraduate-8639-2504100018-chapter1.pdf
http://nazarakbar.wordpress.com/2012/04/18/tulisan-saya-penelitian-bab1
Griffin, Ebert, Bisnis, edisi 8 , jilid 2, penerbit Erlangga, tahun2008
Kottler Phillips, Manajemen Pemasaran, edisi 13, jilid 2 penerbit Erlangga, tahun 2010
103
IbM Pengembangan Usaha Warung Kopi di Desa Bungah dan Desa Lasem, Kabupaten Gresik.
104