PPD Pertemuan 12 (Klasifikasi Tes Psikologi HIMPSI)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 32

Klasifikasi Tes Psikologi (HIMPSI)

▪ Ada berbagai klasifikasi tes sebagai rujukan


▪ APA (American Psychological Association)
Klasifikasi Tes ▪ Standards for Educational and Psychological Testing
▪ HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia)
▪ APA hanya membuat dasar pertimbangan dalam
Klasifikasi Tes membuat klasifikasi tes terutama berkaitan dengan
proses administrasi dan pelaksananya.
APA
▪ Dibuat atas kerjasama American Educational Research
Association (AERA), American Psychological
Klasifikasi Tes Association (APA), and the National Council on
Measurement in Education (NCME)
Standards for
▪ Ada 4 level kualifikasi tes, yakni :
Educational and ▪ Level A
Psychological ▪ Level S
Testing ▪ Level B
▪ Level C
(Standards for Educational and Psychological Testing and PAR’s
competency-based qualification guidelines)
▪ Qualification Level: A (Can purchase only Level A products.)
▪ No special qualifications are required, although the range of products eligible for
purchase is limited.

▪ Qualification Level: S (Can purchase level A and S products.)


▪ A degree, certificate, or license to practice in a health care profession or
occupation, including (but not limited to) the following: medicine, neurology,
nursing, occupational therapy and other allied health care professions, physician's
assistants, psychiatry, social work; plus appropriate training and experience in the
Qualification ethical administration, scoring, and interpretation of clinical behavioral assessment
instruments.

Levels (versi ▪ Qualification Level: B (Can purchase Level A, S, and B Level products.)
▪ A degree from an accredited 4-year college or university in psychology,
parinc.com) counseling, speech-language pathology, or a closely related field plus satisfactory
completion of coursework in test interpretation, psychometrics and measurement
theory, educational statistics, or a closely related area; or license or certification
from an agency that requires appropriate training and experience in the ethical and
competent use of psychological tests.

▪ Qualification Level: C (Can purchase all products available from PAR.)


▪ All qualifications for level B plus an advanced professional degree that provides
appropriate training in the administration and interpretation of psychological tests,
or license or certification from an agency that requires appropriate training and
experience in the ethical and competent use of psychological tests.
▪ Tertuang dalam SURAT KEPUTUSAN No.: 024/SK/PP-
HIMPSI/VIII/18 Tentang KLASIFIKASI TES
PSIKOLOGI tertanggal 16 Agustus 2018.
Klasifikasi Tes ▪ Dibuat dengan rujukan dari berbagai sumber terutama
HIMPSI APA
1. Bahwa Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) sebagai
organisasi profesi bertanggungjawab untuk mengembangkan
kualitas layanan profesi Psikologi yang setara dengan standar
kompetensi nasional maupun internasional dengan berpegang
teguh pada Kode Etik Psikologi Indonesia;

2. Bahwa dibutuhkan kompetensi dan pengetahuan tertentu


untuk mengadministrasikan, melaksanakan, dan
menginterpretasikan setiap jenis tes psikologi;

Maksud & 3. Bahwa penggunaan tes psikologi yang semakin meluas, dan
perubahan sistem pendidikan psikologi di Indonesia yang
Tujuan Klasifikasi membedakan antara ilmuwan psikologi dengan psikolog;

Tes HIMPSI 4. Bahwa masyarakat umum perlu mendapatkan informasi yang


benar tentang tes psikologi sebagai bahan rujukan dalam
menimbang dan memilih pelayanan psikologi, khususnya yang
menggunakan testes psikologi.

5. Bahwa untuk itu diperlukan pengaturan tentang Klasifikasi Tes


Psikologi sebagai pegangan bagi semua pihak dalam
menggunakan tes psikologi secara bertanggung jawab.
▪ Kegunaan tes ditujukan bagi :
Kegunaan ▪ Psikolog dan Sarjana Psikologi
Klasifikasi Tes ▪ Penerima jasa layanan psikologi
1. Memiliki pengetahuan yang sama mengenai setiap jenis alat
tes, sehingga dapat mempertimbangkan penggunaannya
secara tepat sesuai dengan ketentuan.
2. Secara bersama-sama bertanggungjawab atas penggunaan dan
penginterpretasian tes sesuai dengan Klasifikasi Tes dan
Kualifikasi Penggunanya.
3. Menjunjung tinggi profesionalitas dan bertindak sesuai dengan
Kegunaan etika.

Klasifikasi Tes 4. Meyakinkan bahwa semua pihak bekerja dengan batasan


prinsip keilmuwan dan pengalaman yang dapat
untuk dipertanggungjawabkan.
5. Mengetahui kompetensi diri sehingga memahami keterbatasan
Psikolog/Sarjana yang dimiliki.

Psikologi 6. Mengetahui keterbatasan tes yang digunakan.


7. Memiliki pemahaman terhadap dampak dan akibat buruk dari
penggunaan tes yang tidak bertanggung jawab.
8. Melakukan pemutakhiran alat-alat tes psikologi sesuai dengan
standar yang berlaku.
Kegunaan
Klasifikasi Tes ▪ Membantu untuk mendapatkan layanan psikologi yang
profesional, tepat, dan akurat.
untuk Pengguna
Layanan Psikologi
1. Menginventarisasikan dan mengklasifikasikan seluruh tes
psikologi yang dipakai di Indonesia dan dikembangkan
menjadi katalog tes psikologi.
2. Mencari dasar teoritis untuk menentukan klasifikasi tes,
termasuk Kode Etik HIMPSI.
3. Mengumpulkan Dokumen untuk Menyusun Prosedur Klasifikasi
Tes.
4. Mengumpulkan pendapat penerima jasa layanan psikologi

Tatalaksana untuk turut dijadikan pertimbangan dalam menyusun kategori


tes dan kualifikasi pengguna.

Pengklasifikasian 5. Menelusuri literatur dan pustaka terkait tes-tes yang ada untuk
memperkuat pengklasifikasian.
6. Menyusun langkah-langkah pengklasifikasian tes:
a. Nama tes/ Jenis tes/ Tipe tes
b. Tujuan penyusunan tes
c. Informasi lain terkait tes (sejarah, norma, skoring, dan lain-lain)
d. Menentukan kategori/ level/ klasifikasi tes
▪ Tes Psikologi diklasifikasikan dalam 4 (empat) kategori,
ialah A, B, C, dan D.
▪ Masing masing kategori ini dibedakan menurut
kualifikasi yang diperlukan untuk dapat
Klasifikasi Tes mengadministrasikan, menginterpretasikan, dan
menuliskan laporan hasilnya secara tepat.
1. Tes yang tidak bersifat klinis dan tidak membutuhkan
keahlian dalam melakukan administrasi dan interpretasi
(Kode Etik HIMPSI, 2010).
2. Tes yang termasuk ke dalam kategori A adalah tes dan
instrumen yang mengukur persepsi, sikap, dan
sejenisnya yang disusun berdasarkan teori-teori
tertentu.
3. Tes ini dapat berbentuk kuesioner, interpretasi yang
sederhana dengan pengkategorian tinggi-rendah,
Kategori A 4.
penilaian benar-salah, dan sebagainya.
Tes dan instrumen seperti ini dapat diadministrasikan,
diskoring, dan diinterpretasikan oleh non-psikolog,
seperti peneliti, mahasiswa, pendidik, dan staf
perusahaan.
5. Tes yang termasuk dalam kategori ini misalnya:
kuesioner kesejahteraan psikologis, kuesioner intensi,
persepsi kepuasan kerja, dsb.
1. Tes yang tidak bersifat klinis tetapi membutuhkan
pengetahuan dan keahlian dalam administrasi dan
interpretasi (Kode Etik HIMPSI, 2010).
2. Tes yang termasuk ke dalam kategori B adalah tes atau
instrumen yang dapat secara adekuat
diadministrasikan, diskor, dan diinterpretasikan dengan
panduan manual dan pemahaman umum mengenai
jenis organisasi dimana tes itu akan dilaksanakan.
3. Tes-tes dan instrumen seperti ini dapat
diadministrasikan, diskoring, dan diinterpretasikan oleh
Kategori B orang dengan latar belakang pendidikan psikologi,
termasuk peneliti, mahasiswa, staf perusahaan, dan
tenaga pendidik.
4. Termasuk tes dalam kategori B adalah tes bidang
pekerjaan, semua inventori minat baik kelompok
maupun individual dan testes pilihan berganda yang
berdasarkan prinsip-prinsip pengukuran sederhana
dan teori sebagai landasan dari interpretasinya.
1. Tes yang membutuhkan beberapa pengetahuan tentang konstruksi
tes dan prosedur tes untuk penggunaannya dan didukung oleh
pengetahuan dan pendidikan psikologi seperti statistik, per-bedaan
individu dan bimbingan konseling (Kode Etik HIMPSI, 2010).
2. Tes yang termasuk kategori C mensyaratkan pemahaman prinsip
psikometri (reliabilitas, validitas, konstruksi tes), pengetahuan
(teori, faktor yang diukur, dan bidang ilmu yang terkait dengan tes)
dan keahlian (administrasi, skoring, dan interpretasi) melalui
pendidikan formal dari universitas yang terakreditasi.
3. Tes pada kategori ini dapat dilakukan oleh minimal sarjana dengan
kualifikasi tersebut melalui pelatihan terkait alat tes dibawah
Kategori C supervisi psikolog yang berpengalaman pada tes tersebut.
4. Skoring dapat dilakukan oleh mahasiswa dibawah supervisi
psikolog.
5. Interpretasi hanya dapat dilakukan oleh psikolog yang menguasai
teori dan keahlian tes terkait.
6. Interpretasi dibuat untuk pengkategorian individu, dilakukan
dengan supervisi psikolog, seperti pada tes intelegensi dan profil
kepribadian pada tes inventori.
1. Tes yang membutuhkan beberapa pengetahuan tentang konstruksi
tes dan prosedur tes untuk penggunaannya dan didukung oleh
pengetahuan dan pendidikan psikologi seperti statistik, perbedaan
individu. Tes ini juga membutuhkan pemahaman tentang testing dan
didukung dengan pendidikan psikologi standar psikolog dengan
pengalaman satu tahun disupervisi oleh psikolog dalam
menggunakan alat tersebut (Kode Etik HIMPSI, 2010).

2. Tes yang termasuk kategori D mensyaratkan pemahaman prinsip


psikometri (reliabilitas, validitas, konstruksi tes), pengetahuan

Kategori D (teori, faktor yang diukur, bidang ilmu yang terkait dengan tes) dan
keahlian (administrasi, skoring, dan interpretasi) melalui pendidikan
formal dari universitas yang terakreditasi.

3. Tes pada kategori ini dilakukan oleh psikolog yang spesifik sesuai
dengan penerapan dari tes tersebut. Pengguna tes ini harus
memiliki pemahaman mendalam terkait teori kepribadian dan
psikodiagnostik untuk dapat melakukan interpretasi yang
terintegrasi dari berbagai aspek psikologis, serta memiliki
pengalaman satu tahun disupervisi oleh psikolog yang lebih
berpengalaman dalam menggunakan tes tersebut.
4. Kriteria supervisor adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan pendidikan atau pelatihan
tentang konstruk teoritis yang berkaitan
dengan instrumen yang digunakan.

b. Mendapatkan pendidikan atau pelatihan


tentang administrasi, skoring, dan interpretasi
tentang instrumen tersebut.
c. Mendapatkan pendidikan atau pelatihan
tentang prinsip-prinsip psikometri.
d. Telah melakukan administrasi, skoring, dan
interpretasi tes tersebut.
5. Tes kategori D dapat diadministrasikan oleh
seseorang dengan gelar Sarjana Psikologi (S1) atau
mahasiswa magister profesi psikologi, hanya jika
disupervisi minimal 1 tahun oleh ahli yang
berkualifikasi dalam tes tersebut.
6. Penggunaan Tes kategori D untuk tujuan penelitian
yang dilakukan oleh non psikolog harus melibatkan
psikolog sebagai penanggungjawab. Sementara
mahasiswa magister profesi psikologi dapat
menggunakan tes ini jika disetujui dan disupervisi
oleh ahli yang berkualifikasi.
7. Interpretasi hanya dapat dilakukan oleh psikolog
yang menguasai teori, memiliki keahlian, dan
pengalaman tes terkait, serta mampu
mengintegrasikan hasil tes dari berbagai aspek
psikologis.
1. Berdasarkan Jenis tes
2. Berdasarkan kategori alat tes

3. Berdasarkan prosesnya (administrasi, skoring dan


Pengelompokan interpretasi)
Tes HIMPSI 4. Berdasarnya pelaksana (administrator (tester),
skorer, dan interpreter)
1. Tes Kognitif
▪ Wechler (WBIS/WAIS, WISC, WPPSI), DAT, IST, Potensi
akademik, Stanford Binet (SB), GATB, FACT, TIKI,
Progressive Matric (PM, CPM, APM), FRT, CFIT, TINTUM,
TIU, TKD, Army Alpha

2. Tes Aptitude
▪ Tes Kreativitas (TKV, TKF), Tes Motor Dextery, Tes Artistik,
Tes Sensory, Tes Perintah
#Jenis Tes 3. Tes Kepribadian
▪ EPPS, MMPI, Big Five Personality, WZT, DAP, BAUM, HTP, 16
PF, MBTI, DISC, Rorschach, CAT, TAT, RMIB, SSCT, Kuder
Occupational Interest Survey, Kraeplin, Pauli, Skala
Kepuasan Kerja, PAPI KOSTICK, Bender Gestalt, Bourdon
1. Kategori A
▪ Skala Kepuasan Kerja
2. Kategori B
▪ DAT, Potensi akademik, PM, FRT, Army Alpha, Tes Sensory,
Tes Perintah, EPPS, MMPI, Big Five Personality, 16 PF, MBTI,
DISC, RMIB, PAPI KOSTICK, Bourdon

3. Kategori C
#Kategori Tes ▪ WBIS/WAIS, WISC, WPPSI, IST, SB, GATB, FACT, TIKI, CFIT,
TINTUM, TIU, TKD, Tes Kreativitas (TKV, TKF), Tes Motor
Dextery, Tes Artistik, SSCT, Kuder Occupational Interest
Survey, Kraeplin, Pauli

4. Kategori D
▪ WZT, DAP, BAUM, HTP, Rorschach, CAT, TAT, Bender
Gestalt
▪ Proses Administrasi terbagi dalam 4 kategori
▪ Sederhana
▪ Manual
▪ Manual dengan pengalaman
▪ Keahlian khusus

#Proses ▪ Proses Skoring terbagi dalam 3 kategori

Administrasi & ▪ Sederhana


▪ Sesuai manual/Panduan baku/Norma
Administrator ▪ Keahlian khusus
▪ Proses Interpretasi terbagi dalam 3 kategori
▪ Sederhana/Kategorisasi
▪ Pengetahuan dan Teori terkait
▪ Psikometri/Teori/Integrasi Tes
1. Sederhana
▪ RMIB, Skala Kepuasan kerja
2. Manual
▪ DAT, IST, Potensi akademik, GATB, FACT, TIKI, Progressive
Matric (PM, CPM, APM), FRT, CFIT, TINTUM, TIU, TKD,
Army Alpha, Tes Sensory, Tes Perintah, EPPS, MMPI, Big
Five Personality, 16 PF, MBTI, DISC, PAPI KOSTICK,
Bourdon
Proses 3. Manual dengan pengalaman
Administrasi Tes ▪ Wechler (WBIS/WAIS, WISC, WPPSI), Stanford Binet (SB),
Tes Kreativitas (TKV, TKF), Tes Motor Dextery, Tes Artistik,
SSCT, Kuder Occupational Interest Survey, Kraeplin, Pauli

4. Keahlian khusus
▪ WZT, DAP, BAUM, HTP, Rorschach, CAT, TAT, Bender
Gestalt
1. Sederhana
▪ Potensi akademik, Progressive Matric (PM, CPM, APM),
FRT, Skala Kepuasan kerja

2. Sesuai Manual/Panduan baku/Norma


▪ Wechler (WBIS/WAIS, WISC, WPPSI), DAT, IST, Stanford
Binet (SB), GATB, FACT, TIKI, CFIT, TINTUM, TIU, TKD, Army
Alpha, Tes Sensory, Tes Perintah, EPPS, MMPI, Big Five
Proses Skoring Personality, 16 PF, MBTI, DISC, RMIB, SSCT, Kuder

Tes Occupational Interest Survey, Kraeplin, Pauli, PAPI


KOSTICK,Bourdon

3. Keahlian khusus
▪ Tes Kreativitas (TKV, TKF), Tes Motor Dextery, Tes Artistik,
WZT, DAP, BAUM, HTP, 16 PF, Rorschach, CAT, TAT, Bender
Gestalt
1. Sederhana/Kategorisasi
▪ Skala Kepuasan kerja
2. Pengetahuan dan Teori terkait
▪ DAT, Potensi akademik, Progressive Matric (PM, CPM,
APM), FRT, Army Alpha, Tes Kreativitas (TKV, TKF), Tes
Motor Dextery, Tes Artistik, Tes Sensory, Tes Perintah,
Proses EPPS, MMPI, Big Five Personality, 16 PF, MBTI, DISC, RMIB,
PAPI KOSTICK, Bourdon
Interpretasi Tes 3. Psikometri/Teori/Integrasi Tes
▪ Wechler (WBIS/WAIS, WISC, WPPSI), IST, Stanford Binet
(SB), GATB, FACT, TIKI, CFIT, TINTUM, TIU, TKD, WZT, DAP,
BAUM, HTP, Rorschach, CAT, TAT, SSCT, Kuder
Occupational Interest Survey, Kraeplin, Pauli, Bender
Gestalt
▪ Administrator (Tester) terbagi dalam 2 kategori
▪ Mahasiswa
▪ Sarjana

▪ Skorer terbagi dalam 3 kategori


▪ Mahasiswa
▪ Sarjana
#Pelaksana Tes ▪ Sarjana dengan pelatihan terkait

(Administrator)
▪ Interpreter terbagi dalam 4 kategori
▪ Mahasiswa
▪ S1
▪ Psikolog
▪ Psikolog berpengalaman
1. Mahasiswa
▪ DAT, Potensi akademik, PM, FRT, Army Alpha, Tes Sensory,
Tes Perintah, EPPS, MMPI, Big Five Personality, 16 PF, MBTI,
DISC, RMIB, Skala Kepuasan Kerja, PAPI KOSTICK,
Bourdon

2. Sarjana

Administrator ▪ Wechler (WBIS/WAIS, WISC, WPPSI), IST, Stanford Binet


(SB), GATB, FACT, TIKI, CFIT, TINTUM, TIU, TKD, Tes
(Tester) Kreativitas (TKV, TKF), Tes Motor Dextery, Tes Artistik,
WZT, DAP, BAUM, HTP, SSCT, Kuder Occupational Interest
Survey, Kraeplin, Pauli, Bender Gestalt

3. Sarjana dengan pelatihan terkait


4. Psikolog
1. Mahasiswa
▪ DAT, IST, Potensi akademik, GATB, FACT, TIKI, Progressive
Matric (PM, CPM, APM), FRT, CFIT, TINTUM, TIU, TKD, Army
Alpha, Tes Sensory, Tes Perintah, EPPS, MMPI, Big Five
Personality, 16 PF, MBTI, DISC, RMIB, Skala Kepuasan Kerja,
PAPI KOSTICK, Bourdon

2. Sarjana
▪ Wechler (WBIS/WAIS, WISC, WPPSI), Stanford Binet (SB), WZT,
DAP, BAUM, HTP, Rorschach, CAT, TAT, SSCT, Kuder
Occupational Interest Survey, Kraeplin, Pauli, Bender Gestalt

Skorer 3. Sarjana dengan pelatihan terkait


▪ Wechler (WBIS/WAIS, WISC, WPPSI), Stanford Binet (SB), Tes
Kreativitas (TKV, TKF), Tes Motor Dextery, Tes Artistik, WZT,
DAP, BAUM, HTP, Rorschach, CAT, TAT, SSCT, Kuder
Occupational Interest Survey, Bender Gestalt

4. Psikolog
1. Mahasiswa
▪ Skala Kepuasan kerja
2. S1
▪ DAT, Potensi akademik, Army Alpha, Tes Sensory, Tes
Perintah, 16 PF, MBTI, DISC, RMIB, PAPI KOSTICK, Bourdon

3. Psikolog
▪ Wechler (WBIS/WAIS, WISC, WPPSI), Stanford Binet (SB),
GATB, FACT, TIKI, Progressive Matric (PM, CPM, APM),
Interpreter FRT, CFIT, TINTUM, TIU, TKD, Tes Kreativitas (TKV, TKF), Tes
Motor Dextery, Tes Artistik, SSCT, Kuder Occupational
Interest Survey, Kraeplin, Pauli

4. Psikolog berpengalaman
▪ Perlu tindak lanjut untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya tentang tes-tes psikologi yang
belum terdata dan dilakukan pengklasifikasiannya
Tes yang Belum dengan prosedur yang baku.

Diklasifikasikan ▪ Perlu penyusunan prosedur yang baku sebagai suatu


pegangan untuk melakukan pengklasifikasian tes.
▪ https://www.paperturn-view.com/us/par-inc/par-april-
2020-school-solutions-web-final?pid=ODM83388&v=3
▪ https://www.paperturn-view.com/us/par-inc/par-april-
Katalog Alat Tes 2020-school-solutions-web-final?pid=ODM83388&v=3

You might also like