Identifikasi Kendala Dan Rumusan Strategi Pengelolaan Bank Sampah Di Simojawar, Surabaya

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

November 2020 Volume 4, Nomor 2

ISSN:2620-7745 (media online) doi: 10.31284/j.jpp-iptek.2020.v4i2.1090

Identifikasi kendala dan Rumusan Strategi


Pengelolaan Bank Sampah di Simojawar, Surabaya

Anindya R. Dwicahyani* Eky Novianarenti Arlini Dyah Radityaningrum


Jurusan Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Jurusan Teknik Lingkungan
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Erlinda Ningsih
Jurusan Teknik Kimia
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Abstract
Trash bank is a means for the community to manage waste with economic value. Trash bank has become a new
paradigm for the community to be more concerned about the environment. Principally, trash bank management system
adopts a simple banking management system. In a trash bank, customers deposit trash, then converted into a balance
according to the economic sales value of the deposits. In Surabaya, many regions have initiated and developed trash banks
in various scales. One of thos is located in Simojawar, was formed in 2018 is still not running optimally due to various
obstacles and problems. Through this research, we aims to identify and analyse the boundaries during the continuation
process of the trash bank in Simojawar. In addition, we also propose several strategies that should be carried out to keep
the trash bank sustain. Based on observations and interviews with the trash bank employees and customers, in terms of
technical, institutional, operational, financial, and management aspects, the trash bank have been going quite well. However,
it has not yet given a significant impact to the customers and society.The support and participation of stakeholders including
customers, local governments, and collectors' partners are also important for the sustainability of the trash bank. With a
good management system, creativity, innovation, and economic prosperity of the society can be improvedcontinuously. The
development of Waste Bank management in Simojawar is based on a SWOT analysis through the development of science
and technology in administrative management, training for creative products from plastic waste to increase the participation
of Simojawar residents to become customers and manage neat and orderly management.

Keywords: problems identification, strategy formulation; waste bank; management system.

Abstrak
Bank sampah adalah sebuah sarana bagi masyarakat untuk mengelola sampah yang bernilai ekonomi.
Program bank sampah telah menjadi suatu bentuk paradigma baru bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap
lingkungan. Pada dasarnya, sistem manajemen bank sampah mengadopsi sistem manajemen perbankan sederhana.
Umumnya, para nasabah menyetor sampah kepada bank sampah, kemudian sampah tersebut akan dikonversi
menjadi saldo sesuai nilai ekonomis penjualannya. Di Surabaya, bank sampah sudah diinisiasi dan berkembang di
berbagai daerah. Salah satunya adalah bank sampah di Simojawar, Kecamatan Jambangan. Bank sampah yang
terbentuk pada tahun 2018 ini masih belum berjalan secara maksimal karena berbagai kendala dan masalah. Melalui
penelitian ini, hendak dilakukan identifikasi dan analisis kendala selama proses keberlangsungan bank sampah di
Simojawar juga dilakukan perumusan strategi yang sebaiknya dilakukan agar bank sampah tetap berkelanjutan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada petugas dan nasabah bank sampah, berdasarkan aspek teknis,
aspek operasional kelembagaan, aspek finansial, dan aspek manajemen secara umum sudah berjalan dengan baik.
Dampak langsung bank sampah di lingkungan masyarakat Simojawar belum dirasakan secara signifikan oleh para
nasabah. Dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak seperti masyarakat, pemerintah daerah, dan mitra pengepul
juga menjadi faktor penting bagi kerlangsungan bank sampah di Simojawar. Melalui pengelolaan Bank sampah yang
baik, kreativitas, inovasi, hingga kesejahteraan ekonomi masyarakat dapat ditingkatkan. Pengembangan pengelolaan
Bank Sampah di Simojawar berdasarkan analisis SWOT melalui pengembangan IPTEK dalam managemen
pengelolaan administrasi, dan pelatihan produk kreatif dari sampah plastic meningkatkan partisipasi warga untuk
menjadi nasabah dan pengelolaan managemen yang rapi dan terat.

Kata kunci: identifikasi kendala, formulasi strategi, bank sampah, sistem manajemen

49
50 JPP IPTEK, November 2020, Volume 4, Nomor 2

1. Pendahuluan
Permasalahan lingkungan yang bersifat komplek dan sering diremehkan adalah timbunan
sampah. Volume sampah semakin bertambah seiring pertambahan jumlah penduduk, selain itu
jenis dan karakteristik sampah semakin beragam. Kepedulian Masyarakat terhadap lingkungan
didasarkan pada cara berfikir, perilaku, dan kesadaran diri. Dalam menumbuhkan kesadaran
masyarakat diperlukan suatu edukasi tentang dampak terhadap kesehatan dan manfaat dari
kelestarian lingkungan (Selomo, Birawida, and Mallongi 2016). Edukasi tentang kepedulian
terhadap lingkungan ini dapat dilakukan sejak dini,melalui hal yang menyenangkan seperti
kegiatan crafting (Novianarenty and Ningsih 2018). Upaya untuk mengurangi masalah sampah
diperlukan partisipasi aktif dari warga, yang dapat diawali dari individu, keluarga, dan dapat
ditularkan untuk skala besar yaitu masyarakat. Sehingga ada suatu integrasi untuk mengolah
sampah seperti adanya bank sampah (Singhirunnusorn, Donlakorn, and Kaewhanin 2017).
Pengelolaan sampah yang baik dapat berdampak terhadap lingkungan, kesehatan, sosial, dan
ekonomi, serta peran aktif warga untuk mendukung menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat.
Penanganan sampah khususnya sampah rumah tangga sudah diatur dalam ketetapan
Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, kini perlu perubahan cara
pandang masyarakat mengenai sampah dan cara memperlakukan atau mengelola sampah. Adanya
ketetapan ini diharapkan dapat mengubah penilaian masyarakat tentang sampah dari yang tak
bernilai menjadi suatu yang bernilai (Asteria and Heruman 2016). Penanganan sampah di kalangan
masyarakat umumnya masih bersifat komunal seperti membuang sampah ke sungai atau
dikumpulkan, dipindahkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pembuangan sampah seperti
tergambar di Gambar 1. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan yaitu
mempengaruhi ekosistem tanah dan yang tidak tertangani dengan baik dapat menimbulkan
penyakit dari bau yang ditimbulkan (Saputro, Kismartini, and Syafrudin 2015). Sehingga
diperlukan suatu solusi untuk pengolahan sampah agar dapat mengubah paradigma masyarakat
terhadap sampah.

Sumber
Sampah Kumpul Pindah

Angkut Buang Angkut

Gambar 1. Alur pembuangan sampah ((Bintarsih Sekarningrum 2017)).


Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, maka praktek mengolah dan memanfaatkan
sampah harus menjadi langkah nyata dalam mengelola sampah, salah satu strategi pengolahan
sampah adalah metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Namun strategi ini memiliki kendala yaitu
kesadaran masyarakat untuk memilah sampah (Wulandari 2014).
Bank sampah merupakan salah satu alternatif untuk pengolahan sampah yang terorganisir
dan bernilai ekonomis. Konsep yang digunakan bank sampah ini selayaknyaperbankan pada
umumnya. Sebagai nasabah, warga melakukan proses menabung dengan menyerahkan sampah
dan membawa buku tabungan. Petugas bank sampah akanmenerima sampah, memilah, dan
menimbang. Harga sampah bergantung kepada jenis sampah. Hasil penimbangan kemudian
dikonversi menjadi rupiah dan dicatat sebagai saldo dalam buku tabungannasabah (Dhokhikah,
Trihadiningrum, and Sunaryo 2015). Untuk meningkatkan pendapatan dan keberlangsungan, bank
JPP IPTEK, November 2020, Volume 4, Nomor 2 51

sampah sebaiknya dikelola oleh pengurus yang kreatif, inovatif dan memiliki jiwa kewirausahaan
tinggi (Suryani 2014).
Di Surabaya, program bank sampah sangat didukung oleh pemerintah.Hal ini tertuang
dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2014 tentang pengelolaan sampah dan
kebersihan di kota Surabaya dan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 64 Tahun 2018 tentang
Kebijakan Strategi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga. Dengan aturan tersebut, pemilahan sampah harus dilakukan oleh (1) setiap orang pada
sumbernya; (2) pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya; dan (3) pemerintah daerah,
pemerintah Surabaya sangat peduli dan konser terhadap sampah (Andina 2019).
Berdasarkan data di lapangan, terdapat satu kawasan di Surabaya yang memiliki bank
sampah yang sudah dijadikan percontohan yaitu wilayah di wilayah RW III Kelurahan Jambangan.
Keberhasilan bank sampah di Jambangan mampu mengubah paradigma masyakarat dalam
kepedulian dan kesadaran terhadap sampah sehingga menghantarkan Kelurahan
Jambanganmendapatkan berbagai penghargaan baik tingkat regional dan nasional. Penghargaan
tertinggi adalah mendapatkan kalpataru dengan kategori perintis lingkungan dari Presiden
Rebublik Indonesia. Keberhasilan ini tidak lepas dari partisipasi warga jambangan yang aktif dalam
berbagai hal seperti pengambilan keputusan, keputusan pelaksanaan, pemanfaatan hasil kegiatan
pengelolaan bank sampah (Tanuwijaya 2016).Pencapaian yang diraih bank sampah di Jambangan
ini memicu pertumbuhan bank sampah di Surabaya, seperti yang tersaji di Tabel 1
(Rosawatiningsih 2019).

Tabel 1. Pertumbuhan Bank Sampah Tahun 2010 – 2017


Tahun Jumlah Bank Sampah
2010 15
2011 50
2012 135
2013 180
2014 200
2015 220
2016 260
2017 280

Kesuksesan manajemen bank sampah disebabkan oleh beberapa aspek yang sangat berpengaruh,
diantaranya aspek kelembagaan, pembiayaan, pengaturan, peran serta masyarakat, dan teknik
operasional. Keenam aspek tersebut berkaitan erat satu samalain, sehingga dukungan dan
pengelolalaan bank sampah ini bukan suatu kelembagaan yang sederhana karena mencakup aspek
teknis, ekonomis dan sosiopolitis (Suryani 2014).
Sebagaisalah satu wilayah padat penduduk di Surabaya, Simojawar telah mendirikan bank
sampah pada tahun 2018. Pada awal pendirian terdapat 3 titik penimbangan yaitu di RT2, RT3 dan
RT5. Antusias warga Simojawar menjadi nasabah sangat baik. Proses penimbangan berlangsung 1
kali dalam sebulan di pos RT masing-masing. Namun berjalan 2 tahun, pengelolaan bank sampah
mulai tidak kondusif, ada 2 titik penimbangan yang mulai tidak aktif. Kendala mulai bermunculan
yang dapat menghambat berjalannya bank sampah. Berdasarkan uraian di atas dan observasitim,
pengabdian ini dilakukan untuk mengindentifikasi apa yang menjadi kendala yang dialami dalam
pengelolaan bank sampah dan merumuskan strategi yang dapat dijalankan dalam rangka
peningkatan produktivitas bank sampah di Simojawar.
52 JPP IPTEK, November 2020, Volume 4, Nomor 2

2. Metode Pelaksanaan
Sasaran dari kegiatan pengabdian ini adalah bank sampah di lingkungan RW 10 Simojawar
Surabaya. Kegiatan ini melibatkan para petugas bank sampah, pemerintah setempat (RT 5, RW 10
Simojawar), dan para nasabah bank sampah. Kegiatan pengabdian ini merupakan keberlanjutan
dari kegiatan pengabdian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu inisiasi dan pendirian bank
sampah di lingkungan RW 10 Simojawar (Novianarenti and Ningsih 2018). Kegiatan ini dilakukan
untuk meninjau ulang proses pengelolaan manajemen bank sampah, mengidentifikasi kendala
atau hambatan, serta merumuskan strategi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja bank
sampah di Simojawar. Secara umum, kerangka pemecahan masalah dan metode pelaksanaan
ditunjukkan pada Gambar 2.

OBSERVASI IDENTIFIKASI
MASALAH
Survei lokasi, Wawancara,
dan Diskusi terbatas Identifikasi masalah
dengan mitra dalam sistem pengelolaan
bank sampah

TREATMENT OUTPUT
PERUMUSAN STRATEGI
(KEGIATAN)
BANK SAMPAH - Peningkatan pengelolaan
• Pelatihan manajemen
• Bantuan peralatan • Analisis SWOT - Rumusan strategi
untuk pengembangan • Strategi EFAS dan IFAS pengembangan bank sampah
bank sampah

UMPAN BALIK

Gambar 2. Tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian.


Langkah pertama yang yang dilakukan adalah memahami situasi masalah dengan
observasi, survei lokasi, wawancara, dan diskusi terbatas dengan pihak-pihak yang merupakan
pemangku kepentingan (stakeholder) bank sampah yaitu petugas bank sampah, pihak RT dan RW,
nasabah, dan pakar. Petugas bank sampah yang terlibat adalah RT 2, RT 3 dan RT 5. Langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah dalam sistem pengelolaan bank
sampah. Berdasarkan masalah yang teridentifikasi, kemudian dilakukan perumusan dan
pelaksanaan treatment kegiatan yang meliputi: a.) pelatihan manajemen bank sampah; dan b.)
bantuan peralatan untuk pengembangan bank sampah. Selain itu, juga dilakukan perumusan
strategi pengembangan bank sampah menggunakan metode analisis SWOT, EFAS (External Factor
Analysis Strategic), dan IFAS (Internal Factor Analysis Strategic). Output kegiatan pengabdian ini
adalah berupa peningkatan di dalam pengelolaan bank sampah dan rumusan strategi
pengembangan bank sampah.

3. Hasil dan Pembahasan


Gambaran umum permasalahan pengelolaan bank sampah di Simojawar
Simojawar merupakan salah satu wilayah di Surabaya Barat yang memiliki kepadatan
penduduk cukup tinggi, sehinggadaerah tersebut berpeluang besar menghasilkan volume sampah
yang tinggi. Bank sampah Simojawar telah terbentuk pada tahun 2018. Namun demikian, pada
praktiknya bank sampah ini dihadapkan pada berbagai kendala dan tantangan yang cukup besar
karena hampir 50% warganya berprofesi sebagai pengepul sampah. Selain itu, taraf pendidikan
warganya juga rata-rata masih rendah, sehingga sulit untuk mengedukasi warga untuk menjadi
nasabah bank sampah. Jika bersedia menjadi nasabah, umumnya motivasi mereka adalah untuk
mendapatkan keuntungan ekonomi yang besar. Selain itu, sering terjadi penundaan penjadwalan
penimbangan karena kesibukan petugas dan kurangnya sinkronisasi antara petugas bank sampah
dengan mitra pengepul dan nasabah. Hal ini secara tidak langsung menimbulkan rasa kecewa dan
ketidakpercayaan nasabah kepada bank sampah. Selain itu, perhatian dari pihak pimpinan
JPP IPTEK, November 2020, Volume 4, Nomor 2 53

setempat seperti pengurus RT dan RW yang kurang juga turut menjadi tantangan, di manapetugas
bank sampah mau tidak mau harus menyelesaikan sendiri setiap permasalahan yang terjadi.

Gambar 3. Wawancara dengan petugas bank sampah.


Pengelolaan Bank Sampah di Simojawar
Dengan adanya pendirian bank sampah yang telah beroperasi selama 2 tahun memberikan
perubahan secara langsung dan tidak langsung kepada para warga Simojawar, Kecamatan
Sukomanunggal, Kota Surabaya. Awalnya, warga Simojawarmemandang sampah sebagai suatu hal
yang tidak bernilai ekonomi dan tidak ada manfaatnya.Namun sejak adanya bank sampah, warga
sedikit demi sedikit mulai tergerak untuk mengumpulkan dan mengelola sampah menjadi suatu
hal yang bernilai ekonomi, yaitu melalui bank sampah tersebut. Secara umum, proses pengelolaan
bank sampah di Simojawar sesuai dengan pengelolaan bank sampah secara terpadu yang
ditunjukkan oleh alur kerja bank sambah pada Gambar 4. Permasalahan yang timbul dalam
pengelolaan bank sampah di Simojawar, tidak hanya terbatas pada aspek teknis, namun juga
terdapat enam aspek lain yang juga mempengaruhi dan saling berkaitan satu sama lain. Kunci
keberhasilan bank sampah terletak pada partisipasi warga sekitar untuk menjadikan pengelolaan
bank sampah berjalan dengan baik dan terpadu.

Sampah dipilah
Setorkan ke Registrasi/ Sampah
sesuai jenis di
Bank Sampah pendaftaran ditimbang
rumah

Nasabah Sampah dapat Sisa sampah


Dicatat dan diolah sendiri
menerima buku diangkut
dibukukan oleh Bank
tabungan pengepul
Sampah

Gambar 4. Alur kerja bank sampah (Suryani 2014).

Faktor-faktor yang Menghambat Pengelolaan Bank Sampah di Simojawar


Ditinjau dari hasil studi literatur, observasi, dan wawancara, faktor atau kendala yang dialami oleh
pengelola bank sampah Simojawar mencakup 5 aspek manajemen persampahan, sebagai berikut:

- Aspek Kelembagaan: Bank sampah Simojawar terbentuk atas inisiatif segelintir warga dan
masih belum ada dukungan resmi dari instansi pemerintah, baik tingkat Kelurahan,
RW,maupun RT. Sehingga,secara manajemen dan kelembagaan, pengurus bank sampah masih
sangat terbatas. Belum tersedianya pembagian tugas dan struktur organisasi yang jelas di
antara para pengurus juga menjadi kendala pengelolaan bank sampah. Namun demikian,
54 JPP IPTEK, November 2020, Volume 4, Nomor 2

pengurus memiliki semangat dan motivasi untuk memajukan bank sampah di Simojawar,
khususnya di RT 5.

Gambar 4. Penimbangan dan penyimpanan sampah di Bank Sampah Simojawar masih


memanfaatkan ruang pos kamling yang sangat terbatas.

- Aspek Pembiayaan: Dalam aspek ini, permasalahan yang dihadapi adalah nilai keuntungan
yang masih sangat rendah dikarenakan jumlah nasabah yang sedikit. Selain itu, terkadang
nasabah membanding-bandingkan harga sampah per kg nya dengan pengepul yang ada di
sekitar Simojawar. Kendala yang lain adalah pengepul terkadang menunda pembayaran hasil
penjualan sampah, bahkan hingga 1 bulan. Hal ini menyebabkan petugas bank sampah harus
menanggung beban dengan uang pribadi. Sampai saat ini, pembiayaan bank sampah masih
swasembada tanpa adanya bantuan pembiayaan dari pihak lain, baik pemerintah maupun
swasta. Hal ini menyebabkan bank sampah kesulitan untuk melakukan pengembangan dan
perbaikan sistem, seperti pengadaan tempat yang lebih layak dan pengadaan inventaris.
Keuntungan bank sampah hanya mampu menutup biaya operasional saja. Bahkan, pengurus
bank sampah melakukan operasional bulanan secara sukarela tanpa mendapatkan upah.

- Aspek Pengaturan: Aspek ini berkaitan erat dengan aspek kelembagaan, jika bank sampah ini
merupakan suatu lembaga maka perlu adanya sebuah penguatan hukum seperti izin operasi
dan struktur organisasi yang jelas. Hal ini menyebabkan proses pengembangan dan kerjasama
dengan pihak luar menjadi sulit untuk dilakukan.

- Aspek Peran serta Masyarakat: Bank sampah lahir di tengah masyarakat, oleh masyarakat dan
untuk masyarakat. Oleh karena itu, partisipasi warga untuk menyukseskan kegiatan ini adalah
faktor yang sangat penting. Selain keuntungan ekonomis, kegiatan pengelolaan bank sampah
akan menciptakan zero waste dan lingkungan yang bersih. Diperlukan kesadaran dan
kepedulian yang tinggi dari masyarakat dalam rangka pelaksanaanya. Di Bank Sampah
Simojawar, minat warga untuk menjadi tenaga dan pegawai masih kurang.Di RT 5 Simojawar,
sampai saat ini hanya terdapat 2 pengurus bank sampah. Selain kesadaran, motivasi
masyarakat dalam berpartisipasi juga menjadi faktor penentu warga untuk menjadi nasabah.
Ada 5 motif yang menjadi dasar warga untuk bergabung menjadi nasabah bank sampah, yang
meliputi psikologi, sosial, keagamaan, ekonomi, dan politik. Umumnya, warga Simojawar yang
memutuskan bergabung menjadi nasabah bank sampah masih berlandaskan pada motif
ekonomi.

- Aspek operasional: Aspek ini sangat penting dan memiliki peran untuk keberlangsungan bank
sampah. Sarana dan prasarana yang kurang memadahi di bank sampah Simojawar menjadi poin
JPP IPTEK, November 2020, Volume 4, Nomor 2 55

penting yang perlu dibahas oleh banyak pihak. Selama ini, proses penimbangan dan
penyimpanan sampah hanya memanfaatkan ruang pos kamling RT 5 yang memiliki
keterbatasan tempat dan waktu penyimpanan sampah. Selain sarana, bank sampah juga
memiliki masalah mitra pengepul yang masih terbatas jumlahnya dan tidak dapat standby
ketika proses penimbangan. Harga pembelian sampah dari pengepul juga sangat fluktuatif. Hal
ini menyebabkanbanyak nasabah kerap memprotes harga beli sampah yang terlalu rendah.
Inventaris yang berkaitan dengan operasional bank sampah juga menjadi
permasalahan.Minimnya keuntungan yang didapatkan dari nasabah menyebabkan pengadaan
inventaris tidak dianggarkan.

Gambar 5. Lokasi penimbangan dan penyimpanan sampah.

Dari keenam kendala tersebut, dapat ditarik satu permasalahan yang menjadi dasar yaitu
dukungan dari pihak pemerintah daerah setempat serta masyarakat sekitar. Jika kedua hal tersebut
diperoleh, maka harapannya permasalahan yang terurai menjadi 5 aspek tersebut dapat
terselesaikan. Selain 5 aspek kendala yang terindentifikasi di bank sampah Simojawar, beberapa
aspek teknis yang teridentifikasi sebagai kendala pengelolaan bank sampah meliputi:

- Pola Pewadahan, banyaknya volume sampah yang didapatkan dari para nasabah dibutuhkan
suatu wadah sehingga penyimpanan dan pengangukutan lebih praktis dan rapi.

- Pola Pengumpulan, kedisiplinan para nasabah melakukan penyetoran menyebabkan


pengumpulan sampah yang tidak bisa diserahkan langsung kepada pengepul. Sedangkan
tempat pengumpulan yaitu pos kamling diharapkan segera bersih kembali.

- Pola Pengangkutan, mitra pengepul yang diajak kerjasama oleh bank sampah hanya satu dan
sering kali mitra pengepul sulit dihubungi dan kesibukan (Raharjo, Ihsan, and Yuned 2017).

Gambar 6. Dukungan Ketua RT 05 Simojawar dalam kegiatan penimbangan sampah


56 JPP IPTEK, November 2020, Volume 4, Nomor 2

Analisis SWOT Bank Sampah Simojawar


Dalam merumuskan strategi pengembangan bank sampah, digunakan analisis komponen strength,
weakness, opportunity dan threat atau dikenal dengan istilah analisis SWOT. Analisis SWOT
merupakan alat atau metode yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana faktor internal
(IFAS) dapat dimanfaatkan untuk menghadapi faktor eksternal (EFAS). Berdasarakan uraian yang
telah dipaparkan, kemudian dapat disusun matriks SWOT dari bank sampah Simojawar seperti
ditunjukkan pada Tabel berikut.
Tabel 2. Matriks SWOT Bank Sampah Simojawar.
IFAS
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
- Jumlah sampah rumah tangga cukup banyak - Terbatasnya kas bank sampah
- Jumlah nasabah bank sampah cukup banyak - Jumlah petugas hanya 3 orang
- Motivasi petugas bank sampah tinggi - Belum ada sistem organisasi yang baik
- Petugas bank sampah memiliki keterampilan - Belum memiliki sarana dan prasarana yang
pengolahan sampah menjadi produk kreatif memadai
- Sistem administrasi berjalan dengan baik - Belum ada pelatihan manajerial pengelolaan bank
meskipun masih manual sampah
- Belum ada standar penetapan harga sampah
EFAS
Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)
- Perkembangan IPTEK yang pesat - Harga beli pengepul yang tidak kompetitif
- Dukungan dari pemerintah setempat dan - Mata pencaharian warga sekitar yang mayoritas
akademisi kampus sebagai pemulung
- Terbukanya kerjasama dengan bank sampah - Rendahnya motivasi warga untuk mengembangkan
lain di Surabaya bank sampah dapat berakibat pada demotivasi
- Terbukanya kerjasama dengan LSM petugas dan nasabah bank sampah
lingkungan hidup di Surabaya - Rendahnya skill petugas bank sampah yang sulit
- Program pemerintah Kota Surabaya yang beradaptasi dengan perkembangan IPTEK
berkaitan dengan bank sampah dan
pengolahan sampah

Rumusan Strategi untuk Pengembangan Pengelolaan Bank Sampah di Simojawar


Berdasarkan uraian situasi, identifikasi kendala, dan analisis SWOT Bank Sampah Simojawar,
maka dapat dikembangkan beberapa rumusan strategi untuk pengembangan dan peningkatan
sistem pengelolaan bank sampah, antara lain:
1. Dukungan dari pemerintah setempat, team penggerak PKK, Kader Lingkungan, dan
masyarakat atau warga sekitar (Sujiyanto 2016). Dengan adanya dukungan minimal dari
pihak RW, maka akan banyak warga yang bersedia untuk berpartisipasi dalam bank
sampah ini. Sehingga, segala bentuk permasalahan yang timbul dapat diselesaikan secara
bersama, di mana warga juga dilibatkan untuk menyelesaikan dan mencari solusi atas
permasalahan yang terjadi.

2. Pelatihan atau workshop, pelatihan dan workshop sangat dibutuhkan bagi para petugas
bank sampah di Simojawar. Beberapa pelatihan yang dapat dilakukan meliputi pelatihan
administrasi dan pencatatan bank sampah, pelatihan pengolahan sampah menjadi produk
kreatif dan bernilai ekonomis, hingga pelatihan sistem manajemen bank sampah online
berbasis database. Di samping itu, diperlukan studi banding dengan bank sampah lain
yang ada di Surabaya yang lebih dulu berdiri dan berhasil untuk sekedar sharing dan
berbagi pengalaman. Selain ditujukan ke petugas bank sampah, juga diperlukan sosialisasi
yang rutin dilakukan kepada para nasabah dan warga sekitar tentang manfaat dan
keuntungan dari adanya bank sampah dan menjadi nasabah.
JPP IPTEK, November 2020, Volume 4, Nomor 2 57

3. Memperluas jaringan kerja sama dengan bank sampah, pengepul, dan LSM linkungan
hidup di Surabaya, sehingga produktivitas dapat ditingkatkan. Selain itu, dapat dilakukan
pengembangan yang dapat menarik minat nasabah seperti penghijauan (tanaman
hidroponik atau tanaman toga), pembuatan kompos, hingga pembuatan briket.

4. Kesimpulan
Melalui kegiatan pengabdian ini, telah dirumuskan beberapa strategi pengembangan bank sampah
berdasarkan lima aspek manajemen persampahan dan hasil analisis SWOT. Strategi
pengembangan bank sampah didasarkan pada permasalahan dan kendala yang berhasil
teridentifikasi dalam pengelolaan bank sampah di Simojawar, yang meliputi aspek kelembagaan,
pembiayaan, pengaturan, peran serta masyarakat, dan operasional. Selain lima faktor tersebut,
juga terdapat faktor teknis yang juga menjadi kendala dan menghambat keberlangsungan bank
sampah di Simojawar. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala serta yang dapat
meningkatkan pengelolaan bank sampah di simojawar adalah dukungan dari instansi pemerintah
setempat, pelatihan bagi para pengurus bank sampah, dan memperluas kerja sama dengan bank
sampah, mitra pengepul, dan stakeholder lain yang terlibat dalam bank sampah. Berdasarkan
analisis SWOT,
Rumusan pengembangan pengelolaan Bank Sampah di Simojawar adalah melalui pengembangan
IPTEK dalam manajemen pengelolaan administrasi, pelatihan produk kreatif dari sampah plastik,
dan dukungan dari pemerintah setempat untuk meningkatkan partisipasi warga Simojawar untuk
menjadi nasabah dan pengelolaan managemen yang rapi dan teratur.

Ucapan Terima Kasih


Pengabdian ini berlangsung atas dukungan dana dari Kementerian Riset dan Teknologi / Badan
Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia melalui Hibah Pengabdian kepada Masyarakat
skema Program Kemitraan Masyarakat dengan No. Kontrak: 1/KPM/MONO/LPPM-ITATS/2020
antara Tim Hibah PKM dengan LPPM ITATS, dan No. Kontrak: 105/SP2H/PPM/DRPM/2020 antara
LPPM ITATS dengan DRPM LLDIKTI VII. Pengabdian ini juga didukung oleh Yayasan Pendidikan
Tinggi Surabaya (YPTS) ITATS, LPPM ITATS, RW 10 Simojawar, RT 5 Simojawar, dan para
nasabah.

Daftar Pustaka
Andina, Elga. 2019. “Analisis Perilaku Pemilahan Sampah Di Kota Surabaya.” Aspirasi: Jurnal Masalah-
masalah Sosial.
Asteria, Donna, and Heru Heruman. 2016. “Bank Sampah sebagai Alternatif Strategi Pengelolaan Sampah
Berbasis Masyarakat di Tasikmalaya (Bank Sampah (Waste Banks) as an Alternative of Community-
Based Waste Management Strategy in Tasikmalaya).” Jurnal Manusia dan Lingkungan.
Bintarsih Sekarningrum, Desi Yunita dan Sri Sulastri. 2017. “Pengembangan Bank Sampah Pada Masyarakat
Di Bantaran Sungai Cikapundung.” Universitas Padjadjaran.
Dhokhikah, Yeny, Yulinah Trihadiningrum, and Sony Sunaryo. 2015. “Community Participation in
Household Solid Waste Reduction in Surabaya, Indonesia.” Resources, Conservation and Recycling.
Novianarenti, Eky, and Erlinda Ningsih. 2018. “Upaya Peningkatan Nilai Ekonomi Sampah Plastik Dengan
Program Bank Sampah Di Simo Jawar Baru Kecamatan Sukomanunggal Surabaya.” JPP IPTEK
(Jurnal Pengabdian dan Penerapan IPTEK).
Novianarenty, Eky, and Ningsih, Erlinda. 2018. “Pembinaan untuk Menumbuhkan Kepedulian dan Cinta
Lingkungan pada Kelompok Belajar Rumah Bangkit di Wilayah Simo Jawar Baru Kecamatan
Sukomanunggal Surabaya.” JURNAL Semnas Universitas 17 Agustus Surabaya, 1(1).
http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/semnasuntag/article/view/1696 (November 19, 2020).
Raharjo, Slamet, Taufiq Ihsan, and Sri Rahmiwati Yuned. 2017. “Pengembangan Pengelolaan Sampah
Perkotaan Dengan Pola Pemanfaatan Sampah Berbasis Masyarakat.” Jurnal Dampak.
Rosawatiningsih, Nila. 2019. “Kebijakan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Flora Surabaya.”
58 JPP IPTEK, November 2020, Volume 4, Nomor 2

The Journal of Society & Media.


Saputro, Y. E., Kismartini, and Syafrudin. 2015. “Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat melalui Bank
Sampah.” Indonesian Journal of Conservation 4(1): 83–94.
Selomo, Makmur, Agus Bintara Birawida, and Anwar Mallongi. 2016. “Bank Sampah sebagai Salah Satu
Solusi Penanganan Sampah di Kota Makassar The Waste Bank Is One of Good Solusion for Handling
Waste in Makassar City.” jurnal MKMI.
Singhirunnusorn, Wichitra, Kidanun Donlakorn, and Warapon Kaewhanin. 2017. “Household Recycling
Behaviours and Attitudes toward Waste Bank Project: Mahasarakham Municipality.” Journal of ASIAN
Behavioural Studies.
Sujiyanto, S. 2016. “Analisis Pengelolaan Sampah Di Bank Sampah Malang.” Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Tribhuwana Tunggadewi.
Suryani, Anih Sri. 2014. “Peran Bank Sampah Dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah (Studi Kasus Bank
Sampah Malang).” Jurnal Aspirasi.
Tanuwijaya, Fransiska. 2016. “Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Di Bank Sampah Pitoe
Jambangan Kota Surabaya.” Kebijakan dan Manajemen Publik.
Wulandari, Fitri. 2014. “Evaluasi Prospek Keberlanjutan Pengelolaan Sampah di Bank Sampah Studi Kasus
Bank Sampah di Kota Makassar.” Universitas Gadjah Mada.

Afiliasi:
Anindya Rachma Dwicahyani*
Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Jl. Arief Rachman Hakim No. 100, Surabaya
E-mail : [email protected]

Eky Novianarenti
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Kampus ITS, Jl. Teknik Kimia, Surabaya
E-mail : [email protected]

Arlini Dyah Radityaningrum


Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Jl. Arief Rachman Hakim No. 100, Surabaya
E-mail : [email protected]

Erlinda Ningsih
Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Jl. Arief Rachman Hakim No. 100, Surabaya
E-mail : [email protected]

JPP IPTEK (Jurnal Pengabdian dan Penerapan IPTEK) https://ejurnal.itats.ac.id/jpp-iptek


dipublikasikan oleh LPPM Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
November 2020, Volume 4, Nomor 2 Dikirim: 03/08/2020
doi: 10.31284/j.jpp-iptek.2020.v4i2.1090 Diterima: 24/11/2020

You might also like