Pengaruh Bank Sampah Terhadap Perilaku Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Pendapatan Nasabah

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/338960985

Pengaruh Bank Sampah terhadap Perilaku Pengelolaan Sampah Rumah


Tangga dan Pendapatan Nasabah

Article  in  Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] · December 2018


DOI: 10.29244/jskpm.2.6.703-716

CITATION READS

1 579

2 authors, including:

Soeryo Adiwibowo
Bogor Agricultural University
4 PUBLICATIONS   24 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Soeryo Adiwibowo on 16 March 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM], Vol. 2 (6): 703-716
DOI: https://doi.org/10.29244/jskpm.2.6.703-716
Copyright ã 2018 Departemen SKPM - IPB
http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/jskpm
ISSN: 2338-8021; E-ISSN: 2338-8269

PENGARUH BANK SAMPAH TERHADAP PERILAKU PENGELOLAAN


SAMPAH RUMAH TANGGA DAN PENDAPATAN NASABAH

The Effect of Waste Bank to the Member’s Household Management Behavior and Income

Dary Farah Fikriyyah1) dan Soeryo Adiwibowo1)


1)
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor, Dramaga Bogor 16680, Indonesia
E-mail: [email protected]; [email protected]

ABSTRACT
The purpose of this study is to describe the waste bank system particularly in two waste bank at Bogor, to analyze the
influence of waste bank to daily behavior of the waste bank’s member, and to analyze the effect of waste bank to the
respondent’s household income. This study was conducted on two different waste banks. The study interviewed 60
respondents that consist of 30 respondents of Bank Sampah Melati and 30 respondents of Bank Sampah Cilung in Bogor,
West Java. The result of the research shows that, first, transaction and non-transaction activity of waste bank significantly
affect the behavior of household waste management. Second, the results of the study indicate that the waste bank does
not significantly affect the household income. The income of respondent’s household increase around only 0.34% to
0.68% per month per household depending on the saving intensity, type of waste as well as the amount of waste to be
saving.
Keywords : waste bank, behavior, waste management, household income

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripikan sistem kegiatan bank sampah pada dua bank sampah di Bogor,
Jawa Barat. Selain itu penelitian juga bertujuan untuk menganalisis pengaruh bank sampah terhadap perilaku pengelolaan
sampah rumah tangga nasabah dan menganalisis pengaruh bank sampah terhadap pendapatan rumah tangga nasabah.
Penelitian dilakukan dengan 60 orang responden, yakni 30 orang responden Bank Sampah Melati dan 30 orang responden
Bank Sampah Cilung yang keduanya berada di Bogor, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama,
kegiatan transaksi dan kegiatan non transaksi bank sampah dapat berpengaruh signifikan terhadap perilaku pengelolaan
sampah rumah tangga pada responden kedua bank sampah. Kedua, hasil penelitian menunjukkan bahwa bank sampah
tidak mempengaruhi pendapatan rumah tangga secara signifikan namun dapat memberikan tambahan pendapatan bagi
rumah tangga responden. Pendapatan rumah tangga responden bertambah sekitar 0.34% sampai 0.68% dari pendapatan
rata-rata rumah tangga per bulannya. Besar pendapatan hasil tabungan sampah terebut bergantung pada intensitas
menabung, jenis sampah, dan jumlah sampah yang ditabung.
Kata Kunci : bank sampah, perilaku, pengelolaan sampah, pendapatan rumah tangga

PENDAHULUAN di daerah-daerah di Indonesia. Tidak terkecuali di


Bogor, Jawa Barat. Sistem bank sampah di Indonesia
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang juga merupakan bank sampah pertama di dunia.
masih sulit untuk diatasi. Kepadatan penduduk dan Melalui sistem bank sampah yang mengadopsi
aktivitas sosial yang terus meningkat, menyebabkan sistem perbankan ini diharapkan dapat menarik
jumlah sampah juga terus menerus meningkat. minat masyarakat untuk berpartisipasi menjadi
Berbagai program telah disusun dan dilaksanakan nasabah dalam rangka upaya mengurangi jumlah
guna mengurangi jumlah timbulan sampah. salah sampah dan mengatasi masalah sampah yang dapat
satunya melalui program bank sampah. menyebabkan bencana lainnya seperti banjir.
Kehadiran bank sampah di Indonesia sejak 2008 Selain kegiatan transaksi menabung sampah, sebagai
menjadikan bank sampah kini banyak dikembangkan salah satu bentuk pengelolaan sampah berasaskan

Desember 2018 - 703


Fikriyyah & Adiwibowo / Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(6): 703-716

ekonomi dan partisipasi masyarakat, bank sampah yakni diawali dengan pemilahan sampah oleh
juga memiliki kegiatan non-transaksi yang biasanya nasabah dan diakhiri dengan pengangkutan sampah
berupa kegiatan sosialisasi atau penyuluhan. oleh pengepul. Mekanisme tersebut dapat
Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan digambarkan sebagai berikut.
kapasitas dan pengetahuan para nasabah, pengurus,
maupun masyarakat sekitar.
Berdasarkan latar belakang tersebut pada penelitian
ini terdapat tiga rumusan masalah antara lain: apa
dan bagaimana sistem yang diterapkan oleh bank
sampah sebagai salah satu bentuk pengelolaan Nasabah
menyetor
sampah berasaskan nilai nilai ekonomi?; bagaimana ssampah Pencatatatn
sampah
pengaruh kegiatan yang diadakan oleh bank sampah tabungan
terhadap perilaku pengelolaan sampah rumah tangga nasabah

nasabah?; dan bagaimana pengaruh kegiatan Pengangkut -


an oleh
transaksi bank sampah terhadap pendapatan rumah pengepul Pemilahan kembali
sampah
tangga nasabah. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menjawab dan mendiskripsikan
Gambar 1 Mekanisme bank sampah
jawaban dari ketiga pertanyaan tersebut.
PENDEKATAN TEORITIS
Konsep Perilaku
Definisi Sampah
Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai
Menurut Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang gejala kejiwaan seseorang yang meliputi
Pengelolaan Sampah (UUPS), sampah didefinisikan pengetahuan, persepsi, minat, keinginan, dan sikap.
sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau Perilaku juga dapat didefinisikan sebagai tingkah
proses alam yang berbentuk padat. Sampah yang laku individu yang tampak bagi orang lain (overt)
diatur dalam UU N0. 18 tahun 2008 ini terbagi maupun tidak tampak (covert). Untuk mengukur
menjadi tiga jenis, yaitu: sampah rumah tangga,
tingkah laku dapat dilakukan analisis terhadap tiga
sampah sejenis rumah tangga, dan sampah spesifik. ranah, yaitu: ranah kognitif (pengetahuan), ranah
Pengelolaan Sampah sikap (afektif), dan ranah psikomotorik (tindakan).
Pengelolaan sampah di Indonesia telah diatur dalam Konsep Pendapatan
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009,
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang
Sejenis Rumah Tangga, dimana yang dimaksud diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik yang
dengan sampah rumah tangga adalah sampah yang
berasal dari pendapatan kepala rumah tangga
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga.
yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Pendapatan rumah tangga dapat berasal dari balas
Konsep Bank Sampah jasa faktor produksi tenaga kerja (upah dan gaji,
keuntungan, bonus, dan lain lain), balas jasa kapital
Bank sampah merupakan suatu sistem pengelolaan
(bunga, bagi hasil, dan lain lain), dan pendapatan
sampah kering secara kolektif yang mendorong
yang berasal dari pemberian pihak lain (transfer).
masyarakat untuk berperan serta aktif di dalamnya.
Sistem ini akan menampung, memilah, dan Kerangka Pemikiran
menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar Bank sampah sebagai salah satu bentuk pengelolaan
sehingga masyarakat mendapat keuntungan ekonomi sampah berasaskan nilai ekonomi dan partisipasi
dari hasil menabung sampah. Seluruh kegiatan dalam masyarakat tentu memiliki kegiatan-kegiatan yang
sistem bank sampah dilakukan dari, oleh, dan untuk bertujuan untuk mewujudkan tujuan utama bank
masyarakat. sampah tersebut. Kegiatan transaksi di bank sampah
Mekanisme Bank Sampah yang mengadopsi sistem perbankan bertujuan untuk
menarik minat masyarakat bergabung dengan bank
Secara umum, mekanisme yang diterapkan oleh
sampah dan untuk memberikan tambahan
setiap bank sampah memiliki prinsip yang sama,

704 - Desember 2018


Fikriyyah & Adiwibowo / Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(6): 703-716

pendapatan bagi nasabahnya melalui sampah yang Bank Sampah Melati merupakan salah satu bentuk
mudah didapat dan tidak dimanfaatkan. Selain itu, pengelolaan sampah di RT 01 RW 11, Kampung
bank sampah juga memiliki kegiatan non transaksi Babakan, Kelurahan Bubulak, Kota Bogor, Jawa
guna meningkatkan kapasitas pengurus, nasabah, Barat. Bank sampah ini sudah aktif beroperasi sejak
dan masyarakat sekitar serta meningkatkan 2015 atas inisiasi seorang mahasiswa exchange IPB
pengetahuan dan juga merubah perilaku pengelolaan yang berasal dari Jepang. Sejak awal beroperasi
sampah agar lebih baik, benar, dan ramah hingga saat ini Bank Sampah Melati telah memiliki
lingkungan. 47 orang nasabah yang sebagian besar merupakan
warga RT 01. Pembentukkan bank sampah ini
X1. Kegiatan Bank Sampah bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang
dibuang oleh warga dan memanfaatkan sampah yang
- Kegiatan transaksi dan nontransaksi masih dapat digunakan atau didaur ulang.
bank sampah
- Kepemimpinan ketua bank sampah Gambaran Umum Bank Sampah Cilung
Bank Sampah Cilung merupakan salah satu bank
sampah aktif di Kabupaten Bogor yang sudah
tergabung dalam Asobsi (Asosiasi Bank Sampah
Seluruh Indonesia) – area Bogor. Bank sampah ini
Y1. Perilaku pengelolaan
Y2. Pendapatan berdiri sejak 9 April 2016 dan telah memiliki 127
sampah rumah tangga rumah tangga orang nasabah yang merupakan warga di lingkungan
- Pendapatan rumah tangga
- Kognitif
RW 13 Desa Waringin Jaya. Bank Sampah Cilung
sesudah menjadi nasabah
- Afektif
dibentuk atas inisiasi empat orang warga yang
- Pendapatan rumah tangga
- Psikomotor hasil tabungan sampah
merasa resah dengan permsalahan sampah di
- Penggunaan uang hasil lingkungan RW 13 dan dibentuklakh bank sampah
tabungan sampah bagi sebagai solusi atas permasalahan tersebut. selain itu,
rumah tangga nasabah bank sampah juga diharapkan dapat membantu
meningkatkan perekonomian warga dengan
memanfaatkan sampah rumah tangga yang selama
Gambar 2 Kerangka pemikiran ini langsung dibuang.
Karakteristik Responden
METODE PENELITIAN Responden pada penelitian ini adalah 30 orang
nasabah dari masing-masing bank sampah. Data
Penelitian dilakukan pada dua bank sampah di Bogor
jumlah dan persentase responden menurut kelompok
Jawa Barat, yakni Bank Sampah Melati yang
umur, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Pada
berlokasi di Kampung Babakan, Kelurahan Bubulak,
responden Bank Sampah Melati sebagian besar
Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat, dan Bank
berada pada kelompok umur menengah dan tingkat
Sampah Cilung yang berlokasi di Desa Waringin
pendidikan yang rendah. Sementara pada responden
Jaya, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Bank Sampah Cilung sebagian besar responden
Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
berada pada kelompok umur muda dan tingkat
secara sengaja (purposive) untuk membandingkan
pendidikan menengah. Persamaan antara responden
kondisi kedua bank sampah. Responden dalam
kedua bank sampah ini terlihat pada jenis pekerjaan
penelitian ini adalah 60 orang yang terdiri dari 30 yang sebagian besar merupakan ibu rumah tangga
orang responden untuk masing-masing bank sampah
tanpa pekerjaan lainnya.
yang dipilih secara acak. Penelitian merupakan
penelitian deskripstif dengan pendekatan kuantitatif Kegiatan Non Transaksi Bank Sampah
yang didukung oleh data kualitatif. Pengolahan data Selain kegiatan transaksi menabung sampah, sebagai
dilakukan dengan menggunakan analisis regresi pada salah satu sistem pengelolaan sampah berasaskan
taraf nyata 5% (α= 0.05). nilai ekonomi dan partisipasi masyarakat, selain
kegiatan transaksi bank sampah juga memiliki
HASIL DAN PEMBAHASAN kegiatan non-transaksi. Kegiatan tersebut dapat
berupa sosialisasi/penyuluhan maupun kegiatan
Gambaran Umum Bank Sampah Melati sosial. Kegiatan di luar transaksi bertujuan untuk

Desember 2018 - 705


Fikriyyah & Adiwibowo / Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(6): 703-716

meningkatkan pengetahuan nasabah dan masyarakat sedang atau pernah hadir dalam kegiatan bank
sekitar yang mengikuti kegiatan tersebut dan sampah sebanyak 2 – 4 kali, yakni sebanyak 18 orang
diharapkan adanya perubahan perilaku pengelolaan atau 60% responden. Responden menyatakan bahwa
sampah menjadi lebih baik, benar, dan ramah selama ini mereka dan nasabah lainnya cukup sering
lingkungan. mengikuti setiap kegiatan yang diadakan oleh bank
sampah dikarenakan adanya kesadaran dari nasabah
Bank Sampah Melati yang sudah berdiri sejak 2015
itu sendiri untuk mengikuti sosialisasi atau
telah mengadakan tiga kali kegiatan
penyuluhan yang diadakan oleh bank sampah.
penyuluhan/sosialisasi. Sementara Bank Sampah
Sebanyak 27 orang responden yang mengikuti
Cilung yang baru berdiri sejak 2016 telah
kegiatan tersebut keseluruhan menilai kegiatan yang
mengadakan tujuh kali kegiatan
diadakan oleh bank sampah sudah sesuai dengan
sosialisasi/penyuluhan dan kegiatan sosial, serta
kebutuhan nasabah dan bermanfaat serta dapat
sembilan kegiatan eksternal yang diikuti oleh
diterapkan di rumah masing-masing responden.
pengurus bank sampah. Pada penelitian ini untuk
Materi dan cara penyampaian materi juga menarik
menganalisis kegiatan non transaksi yang diadakan
dan dapat dimengerti oleh responden.
oleh kedua bank sampah dilakukan dengan indikator
tingkat kehadiran responden dan penilaian responden Kegiatan Transaksi Bank Sampah
terhadap kegiatan bank sampah
Kegiatan transaksi merupakan segala aktivitas yang
Tabel 1. Jumlah dan persentase responden menurut berhubungan dengan jual beli sampah di bank
tingka tkehadiran dalam kegiatan non sampah, baik itu menabung maupun mengambil
transaksi bank sampah uang hasil tabungan di bank sampah. Pada Bank
Sampah Melati kegiatan transaksi tidak ada
Tingkat kehadiran
n % penentuan hari atau dapat dilakukan kapan saja.
responden
Bank Rendah (belum 16 53.3 Sementara pada Bank Sampah Cilung kegiatan
Sampah pernah hadir) transaksi dilakukan setiap hari Sabtu pada pukul
Melati Sedang (1 - 2 kali) 8 20.0 08.00 – 10.00 WIB.
Tinggi (3 kali) 6 23.7
Secara umum, tidak ada ketetapan khusus yang
Total 30 100
mengatur kegiatan transaksi di bank sampah.
Rendah (0 – 1 kali) 10 33.3
Bank
Sedang (2 – 4 kali) 18 60.0
masing-masing bank sampah memiliki aturan
Sampah masing-masing terkait jadwal kegiatan transaksi
Tinggi (>4 kali) 2 6.6
Cilung tersebut. Pada penelitian ini indikator yang
Total 30 33.3
digunakan untuk meganalisis kegiatan transaksi
yakni intensitas transaksi dan intensitas menabung
Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat terlihat responden. Pada Bank Sampah Melati, sebagian
perbedaan tingkat kehadiran responden pada kedua besar responden berada pada tingkat intensitas
bank sampah. Pada Bank Sampah Melati sebagian transaksi rendah yakni sebanyak 13 orang atau
besar responden berada pada tingkat kehadiran 43.3% responden yang berarti responden tersebut
rendah yakni sebanyak 16 orang atau 53.3%. sudah tidak menabung lagi dalam kurun waktu lebih
Menurut responden hal tersebut disebabkan oleh dari enam bulan terakhir. Namun jika dilihat dari
faktor internal responden yang merasa sibuk intensitas menabung, sebagian besar responden
mengerjakan pekerjaan rumah tangga maupun berada pada intensitas menabung yang sedang (13
pekerjaan sampingan seperti berjualan. Selain itu orang atau 43.3% responden) atau menabung
sebagian lainnya juga merasa kurang tertarik dengan sebanyak dua kali dalam sebulan.
materi yang akan disampaikan dalam kegiatan
tersebut. Namun menurut responden yang pernah Berbeda dengan Bank Sampah Melati, pada Bank
mengikuti kegiatan tersebut, keseluruhan sebanyak Sampah Cilung sebagian besar responden berada
14 orang responden menilai kegiatan yang dilakukan pada tingkat intensitas transaksi yang tinggi, yakni
bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan nasabah sebanyak 16 orang atau 53.3% responden. Hal
bank sampah. selain itu responden juga menilai tersebut berarti sebagian besar responden yang
materi dan cara penyampaian materi sudah baik. termasuk dalam katergori intensitas transaksi tinggi
masih aktif melakukan transaksi dalam kurun waktu
Berbeda dengan Bank Sampah Cilung, sebagian tiga bulan terakhir.Sementara untuk tingkat
besar responden berada pada tingkat lehadiran intensitas menabung, sebagian besar responden Bank

706 - Desember 2018


Fikriyyah & Adiwibowo / Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(6): 703-716

Sampah Cilung menabung sebanyak kurang dari satu memberikan pertanyaan kepada responden tentang
kali dalam sebulan atau termasuk dalam kategori perbedaan sampah organik dan anorganik beserta
rendah yakni sebanyak 15 orang atau 50% dari contohnya, serta pentingnya memilah sampah
jumlah responden. Perbedaan intensitas transaksi organik dan anorganik yang ada di rumah. Jenis
dan intensitas menabung dapat dipengaruhi oleh pertanyaan adalah pertanyaan terbuka yang
beberapa faktor internal seperti motivasi dan kemudian digunakan untuk menilai tingkat
keinginan meenabung, serta faktor eksternnal seperti pengetahuan responden apakah responden sangat
ketersediaan sampah yang akan ditabung. mengetahui, cukup mengetahui, atau tidak tahu sama
sekali.
Kepemimpinan Ketua Bank Sampah
Pada tingkat kognisi responden didapat hasil yang
Pada penelitian ini juga dianalisis kepemimpinan
signifikan antara responden kedua bank sampah.
ketua bank sampah sebagai salah satu faktor yang
Sebagian besar responden Bank Sampah Melati
dapat mempengaruhi perubahan perilaku
yakni sebanyak 17 orang atau 56.7% responden
pengelolaan sampah rumah tangga nasabah. Hasil
masih memiliki tingkat kognisi yang rendah atau
wawancara dengan responden menunjukkan
kurang memahami terkait pengelolaan sampah. Hal
kepemimpinan ketua bank sampah pada kedua bank
dibuktikan dengan kondisi di lapang dimana
sampah sudah sangat baik. Pada responden Bank
sebagian besar responden belum mengetahui
Sampah Melati, sebagian besar responden mengenal
perbedaan antara sampah organik dan anorganik.
Bapk SH sebagai ketua bank sampah yang juga
Namun tingkat pengetahua responden sebenarnya
merupakan Ketua RT 01. Sementara pada responden
berbeda-beda karena terdapat beberapa responden
Bank Sampah Cilung terdapat tiga orang responden
yang lebih mengenal sampah organik anorganik
yang belum mengenal sosok ketua bank sampah.
dengan bahasa lain yang lebih mudah dimengerti.
menurut responden dan informasn hal tersebut
Sementara pada responden Bank Sampah Cilung
disebabkan karena kurangnya intesnitas tatap muka
sebagian besar responden berada pada tingkat
dengan ketua bank sampah sehingga responden atau
pengetahuan yang tinggi atau sudanh mengetahui
nasabah tidak mengenalinya. Program Bank Sampah
tentang pengelolaan sampah yakni sebanyak 22
Cilung yang kini dijadikan program RW 13 juga
orang atau 73.3% responden yang berada pada
menyebabkan nasabah berasal dari berbagai RT ysng
tingkat tersebut.
letaknya tidak selalu dekat, sehingga bagi mereka
yang merupakan nasabah dari RT lain, menjadi sulit Tingkat afeksi
untuk mengenali sosok ketua bank sampah.
Ranah afeksi berhubungan dengan sikap, nilai,
Perilaku Pengelolan Sampah Rumah Tangga perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau
penolakan suatu obyek dalam kegiatan belajar
Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai
mengajar. Pada penelitian ini afeksi responden
gejala kejiwaan seseorang yang meliputi
terhadap pengelolaan sampah ukur melalui
pengetahuan, persepsi, minat, keinginan, dan sikap.
pertanyaan pada kuesioner terstruktur terkait dengan
Perilaku juga dapat didefinisikan sebagai tingkah
sikap, perasaan, derajat penolakan, maupun
laku individu yang tampak bagi orang lain (overt)
penerimaan. Pada responden Bank Sampah Melati
maupun tidak tampak (covert). Untuk mengukur
sebanyak 93.3% atau 26 orang responden sudah
tingkah laku dilakukan analisis terhadap tiga ranah,
sangat peduli terhadap kebersihan lingkungan dan
yaitu: ranah kognitif (pengetahuan), ranah sikap
pengelolaan sampah rumah tangga. Sementara pada
(afektif), dan ranah psikomotorik (tindakan). Dalam
responden Bank Sampah Cilung secara keseluruhan
penelitian ini perilaku pengelolaan sampah rumah
sebanyak 30 orang responden sudah sangat peduli.
tangga oleh responden diukur dengan menilai
jawaban responden pada kuesioner terkait kognisi, Tindakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
afeksi, dan psikomotor responden terhadap sampah
Merupakan informasi terkait perubahan perilaku
rumah tangga.
pengelolaan sampah rumah tangga sebeglum dan
Tingkat kognisi sesudah adanya bank sampah. Tindakan pengelolaan
sampah rumah tangga dianalisis melalui cara
Kognisi mengukur sejauh mana pengetahuan
pembuangan sampah rumah tangga, cara
responden tentang sampah organik - anorganik
pengelolaan sampah rumah tangga, keikutsertaan
beserta contoh-contohnya dan pentingnya memilah
dalam menjaga kebersihan lingkungan, dan jumlah
sampah di rumah. Kognisi diukur dengan

Desember 2018 - 707


Fikriyyah & Adiwibowo / Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(6): 703-716

sampah yang dibuang setiap harinya. Pada responden 5 Mengikuti kegiatan 21 70.0 27 90.0
Bank Sampah Melati, terlihat perubahan yang kerja bakti
signifikan dimana sebelum adanya bank sampah Sementara pada Bank Sampah Cilung didapat hasil
keseluruhan responden belum melakukan yang berbeda, dimana sebelum adanya bank sampah
pengelolaan sampah. Namun setelah adanya bank sebanyak 73.3% atau 23 orang responden sudah
sampah sebanyak 17 orang atau 56.7% responden melakukan pengelolaan sampah sejak sebelum
telah melakukan pengelolaan sampah rumah tangga. adanya bank sampah. Setelah adanya bank sampah
Perubahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 secara keseluruhan responden sudah melakukan
berikut. pengelolaan sampah. Perubahan tindakan tersebut
disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 2 Jumlah dan persentase responden Bank
Sampah Melati menurut tindakan Data pada Tabel 3 tersebut menunjukkan perubahan
pengelolaan sampah rumah tangga pada perilaku pada responden Bank Sampah Cilung
tahun 2017 sebelum dan sesudah adanya bank sampah.
Perubahan yang paling signifikan yakni pada
Sebelum Sesudah
No Pernyataan penggunaan jasa petugas kebersihan dan perilaku
n % n %
pemilahan sampah. Sebelum adanya bank sampah
1 Membuang sampah 7 23.3 30 100
pada tempatnya sebagian besar respoden masih menggunakan jasa
tanpa dipilah petugas kebersihan. Namun sesudah adanya bank
2 Menggunakan jasa 0 00.0 30 100 sampah sebanyak 14 orang responden tidak lagi
petugas kebersihan menggunakan jasa petugas keberihan karena sampah
3 Melakukan 4 13.3 15 50.0 rumah tangga yang dihasilkan dibuang ke bank
pemilahan sampah sampah dan lubang komunal/biopori yang ada di
4 Melakukan re-use 3 10.0 7 23.3 bank sampah atau rumah masing-masing responden.
5 Melakukan recycle 2 6.7 3 10.0 Selain itu sebagian besar responden juga telah
6 Mengikuti kegiatan 16 53.3 18 60.0 melakukan pemilahan sampah dengan menyediakan
kerja bakti
dua tempat sampah organik dan anorganik di rumah
setelah menjadi nasabah bank sampah.
Berdasarkan Tabel 2 tersebut dapat terlihat adanya Perubahan Jumlah Sampah Harian Rumah
perubahan yang paling signifikan sebelum dan Tangga
sesudah adanya bank sampah, yakni pada cara
pembuangan sampah. Sebelum ada bank sampah, Pada penelitian ini juga dianalisis perubahan jumlah
hanya tujuh orang atau 23.3% responden yang sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga
membuang sampah dengan cara yang benar. responden rata-rata dalam sehari, sebelum dan
Sementara 23 orang responden lainnya membuang sesudah adanya bank sampah. Data tersebut
sampah ke sungai atau membakar sampah di lahan kemudian juga dapat digunakan untuk melihat
kosong. Setelah adanya bank sampah, keseluruhan peraanan bank sampah dalam mengurangi timbulan
responden sudah membuang sampah dengan cara sampah harian rumah tangga. Perubahan timbulan
yang benar yakni dengan menggunakan jasa sampah rumah tangga responden masing-masing
petugaas kebersihan yang juga baru tersedia setelah bank sampah disajikan dalam Tabel 4 dan Tabel 5.
adanya bank sampah. Tabel 4 Jumlah dan persentase responden Bank
Tabel 3 Jumlah dan persentase responden Bank Sampah Melati menurut jumlah sampah
Sampah Cilung menurut tindakan harian rata-rata rumah tangga
pengelolaan sampah rumah tangga pada Jumlah Sampah Sebelum Sesudah
tahun 2017 Harian Rata-Rata n % n %
Sebelum Sesudah >3 kantong 12 40.0 0 0.00
No Pernyataan 3 kantong 16 53.3 2 6.67
n % n %
1 Menggunakan jasa 27 90.0 16 53.3 2 kantong 2 6.67 9 30.0
petugas kebersihan 1 kantong 0 0.00 19 63.3
2 Melakukan 5 16.7 29 96.7 < 1 kantong 0 0.00 0 00.0
pemilahan sampah Total 30 100 30 100
3 Melakukan re-use 5 16.7 25 93.3
4 Melakukan recycle 3 10.0 17 56.7

708 - Desember 2018


Fikriyyah & Adiwibowo / Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(6): 703-716

Berdasarkan data pada Tabel 4 dan Tabel 5 terlihat Berdasarkan jumlah timbulan sampah rumah tangga
perubahan timbulan sampah rumah tangga sebelum pada Tabel 5 dan Tabel 6 dapat dihitung perbedaan
dan sesudah adanya bank sampah. Pada responden sampah yang dibuang ke TPA sebelum dan sesudah
Bank Sampah Melati dan Bank Sampah Cilung adanya bank sampah yang tersaji pada Gambar 3.
didapat hasil yang sama dimana sebelum adanya
bank sampah sebagian besar responden
Bagan tersebut menunjukkan jumlah sampah rumah
menghasilkan tiga kantung sampah rata-rata dalam
tangga rata-rata yakni sebanyak 2.93 kg/rumah
sehari. Namun sesudah adanya bank sampah,
tangga/hari. Data tersebut didapat dengan
timbulan sampah rumah tangga responden menjadi
menghitung jumlah sampah sebelum adanya bank
hanya satu kantung per harinya. Adanya
sampah yang terdapat pada Tabel 34 (diasumsikan
pengurangan jumlah sampah harian rumah tangga
satu kantong sampah = 1 kg). Sebelum adanya bank
terebut disebabkan adanya sampah anorganik yang
sampah keseluruhan sampah rumah tangga
dipisahkan untuk kemudian ditabung ke bank
responden dibuang ke sungai, dibakar, atau dibuang
sampah.
ke Tempat Pembuangan Sementara. Namun setelah
Tabel 5 Jumlah dan persentase responden Bank adanya bank sampah terjadi perubahan. Sampah
Sampah Cilung menurut jumlah sampah tidak lagi dibuang sembarangan, melainkan diangkut
rumah harian rata-rata rumah tangga oleh petugas kebersihan untuk kemudian dibuang ke
Sebelum Sesudah
TPS. Dari sebanyak 2.93 kg sampah tersebut, saat ini
Jumlah Sampah Harian
Rata-Rata n % n % hanya 2.15 kg sampah yang dibuang atau sebanyak
>3 kantong 7 23..3 0 0.00 73.4%. Sedangkan 0.78 kg atau 26.6% lainnya
3 kantong 12 40.0 4 13.3 disetor ke bank sampah untuk ditabung. Berdasarkan
2 kantong 10 33.3 9 30.0 perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa Bank
1 kantong 1 3.3 16 53.3
< 1 kantong 0 0.00 1 3.33
Sampah Melati dapat mengurangi sampah rumah
Total 30 100 30 100 tangga sebanyak 26.6% untuk setiap rumah tangga
dalam satu hari. Jika dianalisis lebih lanjut Bank
Sampah Melati dapat mengurangi jumlah sampah di
Peranan Bank Sampah dalam Mengurangi RT 01 sebanyak 18.64% per hari dengan perhitungan
Timbulan Sampah sebagai berikut.
Setelah dianalisis melalui data terkait perubahan
perilaku responden sebelum dan sesudah adanya Timbulan sampah = 2.93 kg/rumah
rumah tangga rata- tangga/hari
bank sampah, serta mendata jumlah sampah rumah
rata per hari
tangga yang dibuang sebelum dan sesudah adanya
bank sampah maka dapat dinalisis peranan bank Timbulan sampah di = 2.93 kg x 67 rumah
sampah yakni untuk mengurangi jumlah sampah RT 01 dalam satu hari tangga
yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir. = 196.31 kg/hari

Jumlah sampah yang = 0.78 kg x 47 nasabah


diterima bank sampah = 36.66 kg/hari

Persentase = 36.6 kg / 196.31 kg x


pengurangan sampah 100%
di RT 01 = 18,64 % per hari

Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat terlihat


peranan Bank Sampah Melati yang sebenarnya dapat
mengurangi jumlah sampah di RT 01 Kelurahan
Bubulak sebanyak 18,64% dalam satu harinya. Hal
ini dapat tentu dapat tercapai jika seluruh nasabah
yakni sebanyak 47 orang meyisihkan sampah
anorganiknya setiap hari dan secara rutin disetor ke
Gambar 3 Timbulan sampah rumah tangga bank sampah. Angka tersebut kemudian juga dapat
responden Bank Sampah Melati digunakan untuk menghitung keuntungan ekonomi

Desember 2018 - 709


Fikriyyah & Adiwibowo / Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(6): 703-716

(dalam nilai rupiah) yang didapat dengan Setelah melakukan perhitungan dengan cara yang
perhitungan sebagai berikut sama pada Bank Sampah Melati, diperoleh jumlah
timbulan sampah rumah tangga responden rata-rata
Persentase target = 20% per hari dalam satu hari di Bank Sampah Cilung adalah 3.0
pengurangan sampah di kg/rumah tangga/hari. Sebelum ada bank sampah,
RT 01 menjadi tugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Target pengurangan = 40.6 kg/hari (DKP) untuk mengangkut sama rumah tangga di
sampah dalam kg di RT lingkungan RW 13 untuk kemudian dibuang ke
01 Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Secara
Nilai rupiah sampah = 40.6 kg x Rp 1500,- keseluruhan sampah responden diangkut oleh DKP
jika ditabung ke Bank = Rp 60.900,- / hari sebelum adanya bank sampah. Namun, setelah
Sampah Melati adanya bank sampah jumlah tersebut mengalami
penurunan. Saat ini rata-rata timbulan sampah
Perhitungan tersebut menunjukkan keuntungan lain responden yang diangkut oleh DKP maupun dibuang
dari adanya bank sampah. Jika bank sampah ke lubang komunal hanya 2.325 kg atau sebanyak
dijadikan program tingkat RT dengan cara 77.5% dari jumlah sebelumnya. Sedangkan 22.5%
menggerakkan warga untuk menjual sampah lainnya merupakan sampah yang disetorkan ke bank
anorganik rumah tangga setiap harinya dengan target sampah atau sebanyak 0.76 kg/responden/hari.
20% sampah anorganik perhari, sebanyak 40.6 kg Berdasarkan jumlah tersebut kemudian dapat
sampah anorganik di lingkungan RT 01 dapat dianalisis dengan perhitungan sebagai berikut
berkurang. Dari angka tersebut jika keseluruhan
sampah dijual ke bank sampah, RT 01 dapat Timbulan sampah = 3.0kg/rumah
mendapatkan keuntungan sebanyak Rp 60.900,- dari rumah tangga rata- tangga/hari
47 orang nasabah yang ada. Apabila hal tersebut rata per hari
secara rutin dilakukan tentu dapat memberikan
manfaat ekonomi yang cukup banyak dan dapat Timbulan sampah di = 3.0 kg x 615 rumah
digunakan untuk membangun lingkungan RT 01. Hal RW 13 dalam satu = tangga
ini dapat menjadi alternatif lain pemanfaatan bank hari 1845 kg/rumah
sampah dengan cara mengganti iuran bulanan RT tangga/hari
dengan menabung sampah anorganik sehingga Jumlah sampah = 0.76 kg x 127 nasabah
yang diterima oleh = 96.52 kg/hari
warga lebih merasa tertarik.
bank sampah
Berbeda dengan kondisi Bank Sampah Melati, pada Jumlah sampah = 2.24 kg x 14 orang
Bank Sampah Cilung jumlah timbulan sampah yang dibuang ke = 31.36 kg
diperoleh sebagai berikut. lubang komunal
Persentase = (96.52 kg + 31.36 kg) /
pengurangan 1845 kg x 100%
sampah di RW 13 = 6,931 % per hari

Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat dilihat


bahwa adanya bank sampah mampu mengurangi
jumlah sampah di RW 13 sebanyak 6.93% dalam
satu hari. Jumlah ini memang lebih sedikir jika
dibandingkan dengan Bank Sampah Melati, karena
cakupan Bank Sampah Cilung yang lebih luas.
Sebanyak 127 orang nasabah bank sampah berasal
dari berbagai RT yang ada di RW 13 sehingga untuk
perhitungan Bank Sampah Cilung dibuat dalam
cakupan RW. Sama sepert Bank Sampah Melati,
pada Bank Sampah Cilung kemudian juga dianalisis
Gambar 4 Timbulan sampah rumah tangga keuntungan ekonomi yang didapat oleh RW jika
responden Bank Sampah Cilung menggerakkan nasabah untuk menabung setiap
harinya sebagai berikut

710 - Desember 2018


Fikriyyah & Adiwibowo / Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(6): 703-716

dengan taraf nyata 0.05. Berikut adalah hasil uji pada


Persentase target = 15% per hari masing-masing bank sampah.
pengurangan sampah di RW
Tabel 6. Hasil uji regresi pengaruh kegiatan bank
13
sampah terhadap perilaku pengelolaan
Target pengurangan sampah = 276.086 kg/hari
sampah responden kedua bank sampah
dalam kg di RT 01
Nilai rupiah sampah jika = 276.086 kg x Rp Bank Constant R T Sig.
Sampah Square
ditabung ke Bank Sampah 1500,-
Melati Kegiatan_BS -574 .578
Cilung = Rp 414.430,- / Kepemimpinan_B 0,559 3,621 .004
hari S
Cilung Kegiatan_BS 2,860 .009
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dianalisis Kepemimpinan_B 0.851 1,009 .323
S
jika Bank Sampah Cilung menjadi program RW
dengan menggerakkan sebanyak 127 orang
nasabahnya menabung sampah anorgaik setiap Seperti data pada Tabel 6 tersebut, hasil uji regresi
harinya dengan target 15% sampah RW per harinya, masing-masing bank sampah menunjukkan hasil
RW 13 dapat memperoleh keuntungan hingga Rp yang tidak jauh berbeda. Nilai R-Square pada Bank
414.430,- perharinya. Uang tersebut dapat dijadikan Sampah Melati adalah 0.851 yang berarti bank
sampah memengaruhi perilaku pengelolaan sampah
sebagai simpanan kas RW yang kemudian dapat
digunakan untuk memfasilitasi kepentingan RW 13. sebanyak 85.1% pada taraf nyata 0.05 atau 5%.
Alternatif lain pemanfaatan bank sampah adalah Sedangkan pada Bank Sampah Cilung nilai R-
Square sebesar 0.559 atau 55.9% pengaruh bank
menjadikan bank sampah sebagai koperasi dimana
sampah terhadap perilaku sampah responden pada
nasabah dapat membeli barang dengan
mengumpulkan sampah senilai harga barang taraf nyata 0.05 atau 5%. Pada kedua bank sampah
tersebut. Selain itu, dengan menjalankan program ini antara kegiatan bank sampah (kegatan transaksi dan
RW 13 tidak lagi membutuhkan petugas pengangkut non-transaksi) dengan kepemimpinan ketua bank
sampah untuk membawa sampah ke TPA. sampah terlihat perbedaan hasil yang signifikan
dimana menurut uji regresi tersebut kegiatan bank
Pada lingkungan RW 13 selain bank sampah, sampah lebih mempengaruhi perilaku pengelolaan
terdapat cara pembuangan sampah lainnya yaitu sampah rumah tangga responden. Berdasarkan nilai
dengan lubang komunal. Pembuangan lubang t-hitung, kegiatan bank sampah secara positif
komunal juga termasuk ke dalam pengelolaan memengaruhi variabel Y atau perilaku pengelolaan
sampah pada kedua bank sampah. Sementara nilai
sampah, yaitu sampah organik. Saat ini terdapat 14
orang responden yang tidak lagi menggunakan jasa Sig. 1 tailed yang lebih kecil dari taraf nyata 0.050
petugas kebersihan DKP dan membuang sampahnya yaitu 0.004 dan 0.009 yang berarti kegiatan bank
sampah mempengaruhi perubahan perilaku
ke lubang komunal. Semakin banyak orang yang
membuang sampah ke lubang komunal maka pengelolaan sampah responden secara signifikan.
semakin berkurang sampah yang diangkut oleh DKP
dan dibuang ke TPA. Keaktifan responden, kegiatan penyuluhan, dan
kegiatan sosialisasi yang diberikan oleh bank
sampah dapat memberikan pengetahuan baru terkait
Hasil Uji Regresi Pengaruh Bank Sampah cara pengelolaan sampah rumah tangga. Perubahan
terhadap Perilaku Pengelolaan Sampah Rumah perilaku ini terlihat pada aspek perubahan
Tangga Responden prikomotor yang dinilai dalam penelitian ini.
Pada penelitian ini untuk mendukung data dan Sebagian besar responden juga mengemukakan
pembahasan terkait pengaruh bank sampah terhadap adanya ilmu dan pengetahuan baru yang mereka
perilaku pengelolaan sampah rumah tangga, dapatkan setelah ada bank sampah. Ilmu yang
dilakukan uji beda menggunakan analisis regresi diberikan dinilai sesuai dengan kebutuhan
linier dengan SPSS. Uji tersebut dihitung dengan masyarakat sekitar yang masih tergolong awam
membandingkan hasil antara kegiatan bank sampah dalam pengelolaan sampah dan kebersihan
dengan perilaku pengelolaan sampah setelah adanya lingkungan. Responden juga merasa pengelolaan
bank sampah. Toleransi kesalahan yang digunakan sampah yang dilakukan saat ini sebagai akibat dari
adalah 5 persen dan kebenarannya adalah 95 persen

Desember 2018 - 711


Fikriyyah & Adiwibowo / Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(6): 703-716

adanya bank sampah, membuat perilaku pengelolaan besar rumah tangga responden merupakan
sampah responden lebih baik dan benar. masyarakat menengah yang tinggal di komplek
perumahan dengan salah satu atau lebih anggota
Pendapatan Rumah Tangga Sesudah Menjadi keluarga yang sudah memiliki pekerjaan tetap.
Nasabah
Jumlah Sampah dalam Setiap Transaksi
Pendapatan rumah tangga responden diukur dengan
Kedua bank sampah lokasi penelitian tidak
melihat jumlah pendapatan yang diterima oleh
menetapkan jumlah minimal sampah yang harus
rumah tanga setiap bulannya selama tiga bulan
diberikan nasabah dalam setiap transaksi. Oleh sebab
terakhir. Perhitungan pendapatan mengacu pada
itu, masing responden memiliki jumlah transaksi
konsep pendapatan menurut Badan Pusat Statistik
sampah yang berbeda-beda. Selain intensitas,
(BPS) yakni pendapatan dari upah atau gaji yang
banyaknya sampah yang ditabung oleh nasabah juga
diterima oleh seluruh anggota rumah tangga
mempengaruhi jumlah tabungan sampah nasabah.
ekonomi yang bekerja; pendapatan dari hasil usaha
Data jumlah dan persentase jumlah sampah yang
seluruh anggota rumah tangga yang merupakan
disetorkan oleh responden tiap transaksi disajikan
pendapatan kotor; dan pendapatan lainnya. Berikut
dalam Tabel 8.
tabel jumlah dan persentase reponden menurut
tingkat pendapatan responden. Tabel 8 Jumlah dan persentase responden
menurut rata-rata sampah yang ditabung
Tabel 7 Jumlah dan persentase responden
setiap transaksi pada tahun 2017
menurut tingkat pendapatan rumah
tangga per bulan pada tahun 2017 Bank Bank
Rata-rata jumlah Sampah Sampah
Bank Bank sampah Melati Cilung
Pendapatan (Rp/rumah Sampah Sampah n % n %
tangga/bulan) Melati Cilung
n % n % ≤ 1 kg 0 0.00 3 10.0
Rendah 17 56.6 18 60.0 1.1 - 2 kg 10 33.3 9 30.0
(< Rp 3.557.000) 4 13.3 10 33.3
2.1 - 3 kg
Sedang 6 20 4 13.3
3.1 - 5 kg 6 20.0 5 16.7
(Rp 3.557.001 – Rp
5.000.000) > 5 kg 10 33.3 3 10.0
Tinggi 7 23.3 8 26.6 Total 30 100.0 30 100.0
(> Rp 5.000.000)
Rata-rata jumlah sampah tiap
Total 30 100 30 100 3,978 3,133
transaksi (kg)
Rata-rata pendapatan 3.545.0
5.756.666,-
responden 00,-
Berdasarkan data tersebut diperoleh bahwa sebagian
Berdasarkan data pada Tabel 7 dapat terlihat besar responden Bank Sampah Melati menyeetorkan
sebagian besar rumah tangga nasabah berada pada sampah sebanyak 1.1 – 2 kg dan >5 kg setiap
tingkat pendapatan rendah di bawah UMK Kota menabung di bank sampah yakni sebanyak masing-
Bogor yakni sebanyak 56.6% atau 17 orang masing 10 orang atau 33.3% responden dan rata-rata
responden. Hal ini disebabkan karena responden jumlah sampah yang disetorkan oleh responden
yang mayoritas ibu rumah tangga sehingga untuk sebanyak 3.9 kg.
pemasukan rumah tangga sendiri hanya memiliki Pada Bank Sampah Cilung sebagian besar responden
satu sumber pendapatan yang berasal dari sektor rata-rata menyetorkan 2.1 – 3 kg sampah setiap
informal seperti suami yang bekerja sebagai supir transaksi. Jumlah sampah yang disetorkan oleh
angkutan umum, warung kelontong, warung nasi, responden paling banyak dipengaruhi oleh konsumsi
maupun menjadi tukang kredit sehingga pendapatan
rumah tangga. Namun jumlah rata-rata transaksi
yang diterima masih dibawah UMK. sampah ini tidak selalu sama setiap kali responden
Sementara pada Bank Sampah Cilung sebagian besar menabung karena terdapat saat-saat tertentu dimana
responden berada pada tingkat pendapatan sedang jumlah sampah responden lebih banyak ataupun
dan tinggi. Hanya terdapat lima orang atau 16.6% lebih sedikit dari biasanya seperti yang dikemukakan
responden dengan tingkat pendapatan kurang dari oleh salah satu nasabah berikut.
UMK. Kondisi di lapang juga menunjukkan sebagian

712 - Desember 2018


Fikriyyah & Adiwibowo / Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(6): 703-716

Bank Sampah Melati maupun Bank Sampah Cilung pernah menarik uang tabungannya dalam jangka
keduanya tidak membuat peraturan jumlah minimal waktu satu tahun.
sampah yang disetorkan. Pada Bank Sampah Melati
Pengaruh Tabungan Bank Sampah terhadap
jenis sampah yang paling banyak disetorkan yakni ke
Pendapatan Responden
kertas (termasuk koran, HVS, dan buku tulis) dan
gelas-gelas plastik. Sementara pada Bank Sampah Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, didapat hasil
Cilung jenis sampah terbanyak adalah kardus dan pendapatan rumah tangga setelah menjadi nasabah,
alumunium. pendapatan rata-rata dalam setiap transaksi, dan
jumlah uang tabungan yang pernah diambil oleh
Penggunaan Uang Tabungan Bank Sampah responden. Untuk melihat seberapa besar tabungan
Setelah ditabung dalam jangka waktu tertentu, uang bank sampah mempengaruhi pendapatan responden
tabungan dalam rekening bank sampah nasabah dilakukan dengan menghitung persentase kontribusi
dapat diambil kapan saja sesuai dengan kebutuhan pendapatan hasil tabungan bank sampah terhadap
nasabah. Pada penelitian ini dianalisis bagaimana pendapatan rumah tangga responden dalam satu
responden menggunakan uang tabungan tesrebut bulan.
seperti tercantum dalam Tabel 9. Tabel 10 Analisis persentase tambahan
pendapatan hasil tabungan bank
Tabel 9 Jumlah dan persentase responden sampah
menurut penggunaan uang tabungan pada
tahun 2017 Bank Sampah Bank Sampah
Uraian
Melati (Rp) Cilung (Rp)
Bank Bank Rata – rata : 3.545.000,- 5.756.000,-
Prioritas Sampah Sampah
Penggunaan Uang pendapatan
Melati Cilung rumah tangga
Tabungan n % n % responden
Konsumsi Pangan 27 90.0 17 56.7 Rata – rata : 12.150,- 9.700,-
Kebutuhan Non- 2 6.7 3 10.0 pendapatan hasil
Pangan tabungan sampah
Tambahan Jajan 1 3.3 7 23.3 per transaksi
Anak
Membayar hutang 0 0.0 1 3.3 Pendapatan hasil : 12.150,- x 9.700,- x 2
tabungan sampah : 2 19.400,-
Rekreasi 0 0.0 2 6.7 dalam satu bulan 24.300,-
Total 30 100.0 30 100.0 (asumsi
responden
menabung 2 kali
Data pada Tabel 9 menunjukkan pada responden
dalam satu bulan)
Bank Sampah Melati sebagian besar responden Persentase : (24.300 / (19.400 /
yakni sebanyak 27 orang atau 90% menggunakan tambahan 3.545.000) 5.756.000) x
uang tabungan untuk konsumsi pangan rumah pendapatan hasil x 100% 100%
tangga, yaitu membeli daging dimana saat itu tabungan sampah 0,68% / 0,34% / bulan
sebagian besar responden memang menarik uang bulan
tabungan bertepatan degan Hari Raya Idul Fitri.
Pada Bank Sampah Cilung sebagian besar responden Pada Bank Sampah Melati pendapatan rata-rata hasil
juga memilih penggunaan uang tabungan untuk tabungan di bank sampah menambah sebesar 0.68%
konsumsi pangan yakni sebanyak 17 orang atau dari pendapatan rata-rata rumah tangga responden.
56.7% responden. Jika dibandingkan dengan Sementara pada Bank Sampah Cilung jumlah yang
responden Bank Sampah Melati, pilihan responden didapat lebih rendah yakni hanya sebesar 0.34%
Bank Sampah Cilung tergolong lebih beragam setiap bulannya. Jumlah tersebut merupakan angka
seperti untuk kebutuhan non-pangan, tambahan jajan rata-rata untuk responden secara keseluruhan. Jika
anak, membayar hutang, dan reskreasi. Namun dianalisis bagi individu responden diperoleh hasil
berdasarkan data yang didapat, dari keseluruhan 30 sebagai berikut
orang responden hanya lima orang yang sudah

Desember 2018 - 713


Fikriyyah & Adiwibowo / Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(6): 703-716

Tabel 11 Jumlah dan persentase responden dikumpulkan dan dianalisis, diperoleh fakta-fakta
menurut tambahan pendapatan hasil ilmiah terkait dengan hipotesis antara lain:
tabungan sampah pada tahun 2017 1. Kegiatan bank sampah dapat mempengaruhi
Bank Bank
dan menyebabkan perubahan perilaku terhadap
Tambahan pengelolaan sampah rumah tangga nasabah.
pendapatan hasil Sampah Sampah
tabungan Melati Cilung 2. Perubahan perilaku yang terjadi antara lain
sampah n % n % responden tidak membuang sampah
sembarangan, menggunakan jasa petugas
0.1% – 0.3% 15 50.0 24 80.0
kebersihan/fasilitas bank sampah, membuang
0.3 % - 0.5% 6 20.0 3 10.0 sampah organik ke lubang biopori/komunal,
>0.5% 9 30.0 3 10.0 mulai melakukan 3R, dan mengikuti kegiatan
Total 30 100.0 30 100.0 bersih-bersih lingkungan.
3. Hasil tabungan sampah tidak mempengaruhi
Data jumlah dan persentase tambahan pendapatan pendapatan responden. Namun uang tabungan
hasil tabungan sampah untuk setiap individu sampah tersebut dapat menjadi tambahan
responden dilakukan dengan menghitung total pendapatan rumah tangga dengan persentase
tabungan (sisa tabungan ditambah dengan uang yang rata-rata 0.68%/bulan untuk responden Bank
pernah diambil oleh responden) dibagi dengan watu Sampah Cilung, dan 0.34% untuk responden
lamanya responden menjadi nasabah bank sampah Bank Sampah Melati yang sebagian besar
dalam satuan bulan. Melalui perhitungan tersebut digunakan untuk konsumsi pangan rumah
diperoleh data pendapatan per bulan hasil tabungan tangga
sampah dan kemudian dihitung dalam bentuk persen. 4. Adanya pengetahuan dari sosialisasi/
penyuluhan yang diadakan oleh bank sampah
Pada Tabel 11 terlihat pada responden Bank Sampah mendorong terjadinya perubahan perilaku
Melati maupun Bank Sampah Cilung sebagian besar pengelolaan sampah rumah tangga responden.
berada pada tingkat pendapatan rendah yang berarti 5. Bank sampah mampu mengurangi timbulan
yang mendapat tambahan 0.1% - 0.3% dari jumlah sampah harian rumah tangga. Pada Bank
pendapatan rumah tangga setiap bulannya. Pada Sampah Melati jumlah sampah yang diterima
Bank Sampah Melati terdapat sembilan orang oleh bank sampah adalah sebanyak 26.6%
respoden dengan persentase 30%. Sedangkan pada sampah dari setiap rumah tangga dalam sehari.
Bank Sampah Cilung hanya terdapat tiga orang atau Sementara pada Bank Sampah Cilung jumlah
10% responden dengan persentase pendapatan yang sampah yang berkurang yakni sebanyak 22.5%
tinggi. sampah rumah tangga dalam satu hari.
Berdasarkan perbandingan pendapatan responden 6. Pada skala yang lebih luas Bank Sampah Melati
dengan menggunakan rata-rata maupun data per dapat mengurangi sebanyak 18.64% sampah
individu, didapat hasil yang tidak jauh berbeda. Bank dalam satu hari di RT 01 Kelurahan Bubulak.
sampah tidak memberikan kontribusi yang besar Sementara Bank Sampah Cilung dapat
terhadap pendapatan rumah tangga responden. Hal mengurangi sebanyak 6.931% sampah dalam
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: satu hari di lingkungan RW 13 Desa Waringin
intensitas menabung, jenis sampah yang ditabung, Jaya
berat sampah yang disetor, harga beli oleh bank
sampah, serta pendapatan rumah tangga responden Saran
itu sendiri.
Adapun saran yang diberikan merujuk pada hasil
SIMPULAN DAN SARAN penelitian adalah sebagai berikut.
Simpulan 1. Pemerintah perlu memberikan perhatian
lebih lagi terhadap bank sampah yang masih
Hasil penelitian dengan mengacu pada dua hipotesis. aktif, karena kegiiatan bank sampah ini
Hipotesis yang pertama kegiatan bank sampah dapat mampu menjadi solusi untuk mengatas
mempengaruhi perilaku nasabah dalam mengelola permasalahan sampah yang tidak mudah
sampah rumah tangga. Hipotesis kedua adanya bank untuk diatasi.
sampah dapat meningkatkan pendapatan rumah 2. Bentuk perhatian dan tanggung jawab
tangga nasabah. Berdasarkan data yang telah pemerintah terhadap program bank sampah

714 - Desember 2018


Fikriyyah & Adiwibowo / Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(6): 703-716

dapat dilakukan dalam bentuk pemberian (Studi Kasus di Simpangan dan Jomblang,
dana insentif untuk menyelenggarakan Kota Semarang) [thesis].[Diunduh 6
kegiatan maupun meningkatkan sarana dan September 2017]. Tersedia pada
prasaana pada bank sampah. http://eprints.undip.ac.id/18387/1/Ni__Kom
3. Pihak swasta dapat menjalin kerjasama ang__Ayu__Artiningsih.pdf
dengan bank sampah sebagai salah satu Djuwendah, E. 1998. Analisis Keragaan Ekonomi
bentuk CSR dan pemberdayaan masyarakat dan Kelembagaan Penanganan Sampah
4. Akademisi dan Asosiasi Bank Sampah Perkotaan [thesis]. Program Pendidikan
Seluruh Indonesia (Asobsi) cabang regional Pasca Sarjana, IPB. Bogor (ID).
perlu melakukan pendataan ulang terkait Ellis F. 2000. Rural Livelihood in Developing
bank sampah yang masih aktif maupun Countries: Evidence and Policy
sudah tidak aktif. Pendataan tersebut Implications. Overseas Development
diperlukan untuk mempermudah monitoring Institute. London SWIE, SDP, UK.
dan pengembangan bagi bank sampah yang [internet]. Dapat diunduh di
masih aktif. http://www.odi.org.uk/resources/docs/2881.
5. Masyarakat khususnya nasabah bank pdf
sampah harus lebih aktif lagi dalam Fitriasari F, Nurjanah D. 2016. Analisis pengaruh
mengikuti kegiatan bank sampah baik Bank Sampah Malang (BSM) terhadap
kegiatan transaksi maupun kegiatan pendapatan masyarakat Kota Malang.
penyuluhan/sosialisasi. Bagi masyarakat Business and Management Journal
non-nasabah diharapkan dapat turut [Internet]. [diunduh pada 12 September
mendukung jalannya kegiatan bank 2017]. 12 (01). Tersedia pada:
sampah.Bagian saran berisikan rekomendasi http://journal.ubm.ac.id/index.php/business-
penulis setelah memperoleh hasil penelitian. management/article/view/591
Hadiwiyoto, Soewedo. 1983. Penanganan dan
Pemanfaatan Sampah. Jakarta (ID): PT Inti
DAFTAR PUSTAKA Idayu Press.
Kartini. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
[BAPPENAS] Badan Perencanaan Pembangunan
Keputusan Masyarakat Menabung Sampah
Nasional. 2011. Manajemen Pengelolaan
Serta Dampak Keberadaan Bank Sampah
Sampah Berbasis Mandiri [Internet]. diakses
Gema Ripah (Kasus Masyarakat Dusun
pada 29 Agustus 2017. Tersedia pada
Badegan, Yogyakarta). [skripsi]. Bogor (ID):
https://newberkeley.files.wordpress.com/201
Institut Pertanian Bogor.
5/12/november-
Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan
reguler_sampah_indonesia_l.pdf
Kehutanan Republik Indonesia. 2012. Profil
[BPS] Badan Pusat Statistik. ISSN: 0215.2169. 2015
Bank Sampah 2012 [Internet]. Diunduh pada
Jawa Barat dalam Angka. Jawa Barat: BPS
17 Juli 2017. Tersedia pada:
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Konsep Dasar
http://www.menlh.go.id
Rumah Tangga. [Internet]. [diunduh 28
Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan
November 2017]. Tersedia pada:
Kehutanan Republik Indonesia. 2008. Status
https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/29
Lingkungan Hidup Indonesia 2007 [Internet].
[KLHK] Kementrian Negara Lingkungan Hidup
Diakses pada 5 Juli 2017. Tersedia pada:
dan Kehutanan. 2012. Peraturan Menteri
http://menlh.go.id
Negara Lingkungan Hidup Republik
Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan
Indonesia Nomor 81 tahun 2012 tentang
Kehutanan Republik Indonesia. 2016.
Sampah Rumah, Tangga dan Sampah
Mengurangi Sampah dengan Olahan di
Sejenis Rumah Tangga.
Tempat [Internet]. diunduh pada 10 Juli
Apriandi, P. 2012. Bank Sampah dan Program
2017. Tersedia pada http://www.menlh.go.id
Lingkungan Yayasan Unilever [Internet].
Kusrini T. 2015. Perilaku Membuang Sampah oleh
Diunduh pada 17 Juli 2017. Tersedia pada
Masyarakat di Tepian Sungai Kapuas.
http://www.Unilevergreenandclean.com
Jurnal Sociologique, Sosiologi [Internet].
Artiningsih NKA. 2008. Peran Serta Masyarakat
[diunduh pada 8 September 2017]. Vol 3 No
dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
3 : 1-16. Tersedia pada :

Desember 2018 - 715


Fikriyyah & Adiwibowo / Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(6): 703-716

http://jurmafis.untan.ac.id/index.php/sociol Desa Mlajah Bangkalan. Jurnal Ilmiah


ogique/article/view/715/0 [Internet]. (2) (01); 127 – 139. [diunduh pada
Laela, Purwadi, dan Bonawati E. 2015. Pengelolaan 13 September 2017]. Tersedia pada:
sampah rumah tangga Berbasis Masyarakat https://stkippgribkln.files.wordpress.com/20
di Kelurahan Sekaran Kecamatan 15/07/jurnal-ilmiah-new.pdf
Gunungpati Kota Semarang. Journal of Singarimbun M, Effendi S. 2006. Metode Penelitian
Educational Social Studies [Internet] Survai. Jakarta (ID): LP3ES.
[diunduh pada 4 Agustus 2017]. 4 (01). Utami E. 2013. Buku panduan sistem bank sampah
Tersedia pada: dan 10 kisah sukses [Internet]. Diakses pada
http://journal.unnes.ac.id/syu/ndex 3 Juli 2017. Tersedia pada:
Lokita, D. 2011. Partisipasi Masyarakat dalam http://www.Unilever.co.id/ Image/buku-
Program Pengelolaan Sampah [skripsi]. panduan-sistem-bank-sampah-10-kisah-
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. sukses-ina_tcn1310-482082_id.pdf
Madya R. 2011. Taksonomi Bloom : Apa dan Wardi NI. 2011. Pengelolaan Sampah Berbasiskan
Bagaimana Menggunakannya? [Internet]. Sosial Budaya : Upaya Mengatasi Masalah
[diunduh pada 2016 Desember 11]. Tersedia Lingkungan di Bali. Jurnal Bumi Lestari. 11
pada : (1). [Internet]. Diunduh pada 13 September
http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/atta 2017. Tersedia pada
chments/7661Taksonomi%20Bloom%20- https://ojs.unud.ac.id/index.php/blje/article/
%20Retno-ok-mima.pdf view/97
Maulina, A. 2012. Identifikasi Partisipasi
Masyarakat dalam Pemilahan Sampah di
Kecamatan Cimahi Utara Serta Faktor yang
Mempengaruhinya. Jurnal Perencanaan
Wilayah dan Kota [Internet]. [diunduh pada
21 Agustus 2017]; 23 (3): 177 – 196.
Tersedia pada:
journals.itb.ac.id/index.php/jpwk/article/vie
w/4125
Mulyadi, A, Siregar SH, Saam Z. 2010. Perilaku
masyarakat dan peran serta pemerintah
daerah dalam pengelolaan sampah di Kota
Tembilahan. Jurnal Ilmu Lingkungan
[Internet]. [diunduh 20 September 2017];
2(3):147-162. Tersedia
pada:http://ejournal.unri.ac.id/ index. php/
JIL/ article/ view/329.
Notoatmodjo S. 2010. Pendidikan dan perilaku
kesehatan [Internet]. [diunduh pada 13
September 2017]. Tersedia pada :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456
789/34542/2.pdf
Purwanti WS, Sunartono, Haryono BS. 2015.
Perencanaan Bank Sampah Dalam Rangka
Pemberdayaan Masyarakat Di Kecamatan
Kepanjen Kabupaten Malang. Jurnal
Reformasi. [Internet]. [Diunduh pada 30
Agustus 2017 ]. Tersedia pada
jurnal.unitri.ac.id/index.php/reformasi/articl
e/download/72/69
Ruski. 2014. Pengaruh Program Bank Sampah
terhadap Tingkat Pendapatan Keluarga
Nasabah Bank Sampah Lavender (BSL) Di

716 - Desember 2018

View publication stats

You might also like