Analisis Usahatani Unit Bisnis Tanaman Musiman Di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana Tahun 2017
Analisis Usahatani Unit Bisnis Tanaman Musiman Di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana Tahun 2017
Analisis Usahatani Unit Bisnis Tanaman Musiman Di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana Tahun 2017
Email: [email protected]
ABSTRACT
Urban Agriculture is agricultural activity carried out in urban areas. Urban development is running fast. Many
shifting agricultural land causes agricultural land in urban areas to become narrow. Denpasar is one example of
an urban area that has narrow agricultural land. The choice of the type of product to be cultivated in a narrow
area is very important to generate business profits. The purpose of this study was to compare the most profitable
seasonal farming activities for urban farming. This research was conducted at the Faculty of Agriculture's
Experimental Garden in Unud. Data used such as production, selling price, and production input costs incurred in
each of the plant cultivation in the garden during 2017. Respondents used were deliberately determined namely the
chairman and treasurer of the plantation manager and also responsible for production and sales. Data analysis
used the Gross Margin approach to see which farming activities were the most profitable. The results showed that
during the first planting season conducted in February until June 2017 several farming activities were carried out,
namely sweet corn farming, Golden melon, Rokcy Melon, Raw Chili, Tomato, and Round Eggplant. The most
profitable business is golden melon farming with gross margin value of Rp 797,700 per 100 m2. In the second
planting season carried out in July until November 2017 some farming activities were carried out namely Round
Eggplant, Raw Chili, Tomato, Glutinous Corn, Sweet Corn, Golden Melon, and Rokcy Melon. The most profitable
business in the second planting season is Melon Golden with a Gross Margin value of 881.117 per 100m2.
ABSTRAK
Pertanian Perkotaan adalah aktivitas pertanian yang dilakukan di daerah perkotaan. Daerah perkotaan
pembangunannya berjalan cepat. Banyak lahan pertanian beralih menyebabkan lahan pertanian di daerah perkotaan
menjadi sempit. Denpasar merupakan salah satu contoh daerah perkotaan yang memiliki lahan pertanian sempit.
Pemilihan jenis produk yang akan dibudidayakan di lahan sempit sangat penting untuk menghasilkan keuntungan
usaha. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan aktivitas usahatani tanaman musiman yang paling
menguntungkan untuk usahatani perkotaan. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakutlas Pertanian Unud.
Data yang dipergunakan seperti produksi, harga jual, dan biaya input produksi yang dikeluarkan pada masing-
masing budidaya tanaman di kebun selama tahun 2017. Responden yang dipergunakan ditentukan secara sengaja
yaitu ketua dan bendahara pengelola kebun dan juga penanggungjawab produksi dan penjualan. Analisis data
digunakan pendekatan Gross Margin untuk melihat mana keiatan usahatani yang paling menguntungkan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada musim tanam pertama yang dilakukan pada bulan februari sampai juni 2017
dilakukan beberapa aktivitas usahatani yaitu usahatani jagung manis, melon Golden, Melon Rokcy, Cabe Rawit,
Tomat, dan Terung Bulat. Usaha yang paling menguntungkan adalah usahatani melon golden dengan nilai gross
Margin sebesar Rp 797.700 per 100m2. Pada Musim tanam kedua dilakukan pada bulan juli sampai nopember 2017
dilakukan beberapa kegiatan usahatani yaitu Terung Bulat, Cabe Rawit, Tomat, Jagung Ketan, Jagung Manis,
Melon Golden, dan Melon Rokcy. Usaha yang paling menguntungkan dimusim tanam kedua adalah Melon Golden
dengan nilai Gross Margin sebesar 881.117 per 100m2.
transportasi dibangun secara serentak di daerah diakibatkan. Pembebasan lahan banyak dilakukan di
perkotaan. Pembangunan disegala bidang di daerah perkotaan untuk melakukan pembangunan.
perkotaan dilakukan untuk mempercepat pergerakan Ini yang mengakibatkan lahan pertanian semakin
ekonomi masyarakat khususnya di daerah tersebut. sedikit di daerah perkotaan. Kondisi ini juga terjadi
di Kota Denpasar.
Dampak yang diterima atas pesatnya perkembangan Luas lahan pertanian di Kota Denpasar dari tahun ke
perekonomian di daerah perkotaan tentu saja tidak tahun semakin berkurang. Ini dapat dilihat dari data
selalu posif, ada juga dampak negatif yang BPS (2017) sebagai berikut
Tabel 1 di atas maenunjukkan bahwa teradi lingkungan hijau melalui Program Urban Farming
penurunan luas lahan pertanian di Kota Denpasar yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan pangan
setiap tahunnya. Penurunan luas lahan sawah terjadi masyarakat juga untuk menciptakan lapangan kerja
hampir disemua kecamatan kecuali Denpasar Timur baru sektor non formal (Junainah dkk, 2016).
sempat meningkat di tahun 2015. Kecamatan yang
relatif banyak penurunan luas lahan sawah adalah Kegiatan usahatani di lahan sempit juga dapat
Denpasar Utara dan Denpasar Selatan. Ini mendatangkan keuntungan, bila masyarakat tani
menunjukkan alih fungsi lahan di kedua kecamatan diperkotaan mampu memilih produk yang memiliki
tersebut paling banyak terjadi. Berkurangnya jumlah nilai jual tinggi. Berdasarkan hal tersebut petani juga
lahan sawah tidak diikuti oleh pengurangan jumlah dapat memadukan dua atau lebih jenis produk yang
penduduk di Kota Denpasar. Menurut BPS Provinsi mampu memberikan keuntungan lebih besar.
Bali (2017) jumlah penduduk Kota Denpasar tahun
2015 adalah sebesar 880,6 ribu jiwa dan jumlah Jenis produk buah atau sayuran yang cocok
penduduk Kota Denpasar tahun 2016 sebesar 897,3 dibudidayakan di daerah Kota Denpasar tentunya
ribu jiwa. Terjadi peningkatan jumlah penduduk harus disesuaikan denga kondisi agroklimat
Kota Denpasar sebesar 16,7 ribu jiwa selama setempat. Produk yang cocok dengan kondisi
setahun. agroklimat Kota Denpasar adalah jagung, cabe
dataran rendah, tomat dataran rendah, terong, sayur
Kesenjangan antara luas lahan pertanian yang sawi, kangkung, bayam, buah melon, semangka, dan
semakin berkurang dengan perkembangan jumlah masih banyak yang lainnya. Produk-produk tersebut
penduduk yang semakin bertambah berdampak pada dapat dipilih oleh petani mana yang harus diproduksi
ketersediaan sumber pangan di Kota Denpasar. agar menghasilkan keuntungan. Pada tulisan ini akan
Jumlah produksi pangan di Kota Denpasar dilihat diberikan beberapa perbandingan produk hortikultura
dari semakin berkurangnya lahan pertanian, tentunya yang dapat memberikan keuntungan usahatani yang
tidak sebanding dengan beban jumlah penduduk paling tinggi. kegiatan penelitian dilakukan di Kebun
yang besar. Kondisi ini akan mengakibatkan Kota Percobaan Fakultas Pertanian Unud, sebagai salah
Denpasar tergantung dari produksi pangan daerah satu tempat percontohan kegiatan pertanian
lainnya. Ini berdampak negatif bagi masyarakat Kota perkotaan. Melalui percontohan ini akan dilihat
Denpasar. besarnya pendapatan usahatani (dengan pendekatan
gross margin) beberapa perbandingan produk
Pemerintah Kota Denpasar mencanangkan Program dilahan sempit.
Pertanian Perkotaan, untuk mengatasi permasalahan
tersebut dia atas. Pertanian perkotaan menurut METODE
Deputi Gubernur bidang tataruang dan lingkungan
hidup Jakarta (2017) bahwa pertanian perkotaan Lokasi
adalah praktek budidaya, pemrosesan, dan distribusi
bahan pangan di atau sekitar kota. Pertanian Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan
perkotaan juga bisa melibatkan peternakan, budidaya Fakultas Pertanian Universitas Udayana, yang
perairan, wantani, dan hortikultura. Dalam arti luas, terletak di Jalan Pulau Moyo, Desa Pedungan,
pertanian perkotaan mendeskripsikan seluruh sistem Denpasar Selatan. Pemilihan lokasi ditentukan
produksi yang terjadi di perkotaan. Mengingat dengan Metode Purposive yaitu pemilihan lokasi
daerah perkotaan umumnya memiliki lahan yang secara sengaja berdasarkan pertimbangan yaitu
sempit, maka pertanian perkotaan identik dengan adanya keinginan pengelola kebun percobaan untuk
bercocok tanam di lahan yang sempit. Dinas mengembangkan kajian-kajian terkait evaluasi
Pertanian berupaya mendorong, memotivasi kegiatan maupun perencanaan kegiatann usahatani di
masyarakat perkotaan melaksanakan gerakan tahun mendatang.
Ida Ayu Listia Dewi, et al., Analisis..|49
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.6, No.2, Oktober 2018 ISSN: 2355-0759
Jenis data yang akan pergunakan pada penelitian ini Populasi penelitian ini adalah unit bisnis yang
adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan satu unit lembaga/perusahaan, sehingga
adalah data yang berbentuk angka, atau data tidak dapat dilakukan metode sampling. Penelitian
kualitatif yang diangkakan (scoring) dan data ini mempergunakan informan kunci untuk menggali
kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata, informasi lebih dalam mengenai data penelitian.
atau gambar (Sugiyono, 2009). Penentuan informan kunci ditentukan secara
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah kuantitas purposive, yaitu secara sengaja berdasarkan
bibit yang akan dipergunakan, harga bibit, kuantitas pertimbangan mereka yang mengetahui dan ikut
kebutuhan pupuk dan obat-obatan, harga pupuk dan berkecimpung dalam budidaya masing-masing
obat-obatan, jumlah produksi masing-masing produk yang dihasilkan di Kebun Percobaan Fakultas
produk, dan harga jual hasil produksi. Sedangkan Pertanian Universitas Udayana tahun 2017, yaitu
data kualitatif dalam penelitian ini adalah gambaran sebagai berikut.
kegiatan usahatani yang dilakukan di Kebun 1. Ketua pengelola kebun sebagai kepala
Percobaan. Biaya tenaga kerja tidak dimasukkan penanggungjawab kegiatan kebun.
dalam perhitungan karena pengelola kebun tidak 2. Bendahara pengelola kebun sebagai pengelola
bertanggungjawab untuk membayar tenaga kerja. keuangan kebun termasuk unit bisnis.
Tenaga kerja kebun percobaan dibayarkan oleh 3. Penanggungjawab lapangan yaitu bidang
Universitas Udayana sebagai tenaga kerja kontrak. produksi di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
Unud.
Metode Penelitian 4. Para tenaga kerja lapangan sebanyak tiga (3)
orang, sebagai pelaksana lapangan pada
Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian usahatani tanaman musiman tahun 2017.
ini menggunakan metode sebagai berikut.
1. Observasi adalah penelitian dengan Variabel Penelitian dan Batasan Operasional
menggunakan pengamatan secara langsung ke Variabel
lokasi penelitian meninjau kondisi di Kebun
Percobaan Fakultas Pertanian Unud. Secara istilah sederhana, elemen-elemen penting
2. Wawancara yaitu dengan mengadakan tanya dalam penelitian ini, ditungkan dalam bentuk
jawab secara langsung dengan pengelola dan variabel, indikator, dan parameter berikut. Variabel
tenaga kerja Kebun Percobaan Fakultas penelitian disesuaikan dengan ketiga rumusan
Pertanian Unud. masalah penelitian. Lebih jelasnya variabel,
3. Studi kepustakaan, yaitu dengan membaca indikator, dan parameter dapat dilihat pada tabel
beberapa literatur bacaan yang mendukung berikut.
penelitian ini.
Variabel Variabel
Variabel terukur Jenis data
abstrak indikator
1. Jumlah produksi masing-masing
usahatani musiman yang diusahakan di
a. Penerimaan riil kebun sepanjang tahun 2017 Nominal
2. Harga jual produk yang dihasilkan di
Kinerja
kebun sepanjang tahun 2017
Usahatani
1. Kuantitas kebutuhan bibit dan harga
(Gross
belinya
Margin)
2. Kuantitas kebutuhan pupuk dan harga
b. Biaya variabel Nominal
belinya
3. Kuantitas kebutuhan obat-obatan dan
harga belinya
GMi = Gross Margin usahatani produk i (i = cabe, tomat, terong bulat, jagung manis, jagung ketan,
melon golden, dan melon rocky
Ri = penerimaan kotor usahatani produk i
TVCi = total biaya veriabel usahatani produk i
Pi = harga jual hasil produksi usahatani i (Rp/kg)
Qi = Kuantitas hasil produksi usahatani i (kg)
Tabel 2. Nilai Gross Margin Pada Masing-masing Produk Pada Musim Tanam I per Satuan Luas Lahan Garapan
100 m2
Berdasarkan perhitungan yang ada pada Tabel 2 kualitas produksi jadung sangat rendah akibat
dapat diketahui bahwa terdapat empat jenis produk kurangnya penggunaan pupuk yang optimal.
hortikulkura yang dapat memberikan keuntungan Pengelola memutuskan menjual jagung secara
yang terlihat dari nilai Gross Marginnya, yaitu tebasan dengan nilai sebesar Rp 450 per LLG
Terong Ungu, Melon Golden, Melon Rokcy, dan (750m2). Hasil penelitian ini sama dengan hasil
Cabe Rawit. Terdapat dua produk yang tidak bisa penelitian yang dilakukan oleh Agustyari, dkk
memberikan keuntungan bagi produsen yaitu jagung (2013) yang menyatakan bahwa rata-rata pendapatan
manis dan tomat. Jagung manis tidak memberikan usahatani jagung manis hasil penelitian di Subak
keuntungan karena panen musin tanam I tahun 2017, Delod Sema, Desa Kesiman Petilan, Kecaatan
Ida Ayu Listia Dewi, et al., Analisis..|51
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.6, No.2, Oktober 2018 ISSN: 2355-0759
Denpasar Timur adalah sebesar Rp 9.263.218/ha, menunjukkan, tanaman terung yang ditanaman di
atau sama dengan Rp 92.632/100m2 lebih tinggi dari lahan pekararangan pada polibag sangat subur.
hasil penelitian ini. Pengembangan usahatani jagung Berdasarkan hasil penelitian Arianti dapat di yakini
manis di Subak Delod Sema, padanggalak, Kesiman bahwa budidaya terong khususnya terong bulat
Petilan, Denpasar juga menunjukkan hasil cocok diusahakan di daerah perkotaan.
produktivitas yang rendah. Kondisi ini disebabkan
adanya keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh Perbandingan Gross Margin pada Masing-
petani, baik keterbatasan lahan, modal, dan masing Produk Usahatani Musim Tanam II
pengetahuan. Keterbatasan akses terhadap sarana
produksi seperti bibit, pupuk, dan obat-obatan Musim Tanam II dilakukan pada bulan Juli sampai
mengakibatkan harga input produksi semakin Nopember 2017. Musim tanam II berada pada
meningkat, hal ini mengakibatkan biaya produksi peraliha musim kemarau ke musim hujan. Produk
usahatani jagung manis menjadi tinggi. Disatu sisi yang diusahakan lebih banyak variasinya
harga jual jagung manis cenderung berfluktuasi. dibandingkan dengan musin tanam sebelumnya.
Mesikipun secara nominal harga jagung manis tinggi adapun variasi produk yang diusahakan pada musim
akan tetapi biaya yang dikeluarkaan petani juga tanam II adalah Terong Bulat, Cabe Rawit, Tomat,
tinggi. Jagung Ketan, Jagung Manis, Melon Golden, dan
Melon Rocky.
Usahatani yang paling menguntungkan di Musing
Tanam I adalah Terong bulat. Terong bulat Sama halnya dengan musim tanam I, input produksi
produksinya cukup tinggi yaitu sebesar 487kg/100m2 yang dipergunakan pada musim Tanam II adalah
dengan harga jual yang sering diperoleh sebesar Rp bibit dan pupuk. Pada musim tanam II semua sarana
5000. Menurut Ariati (2017) bahwa prospek produksi diperoleh dengan membeli dari kios-kios
budidaya tanaman terong makin baik untuk dikelola pertanian. Adapun perhitungan Gross Masgin
secara intensif dan komersial dalam skala agribisnis. sebagai pendekatan untuk melihat keuntungan
Permintaan terong sangat tinggi. Penelitiannya usahatani dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Nilai Gross Margin Pada Masing-masing Produk Pada Musim Tanam II per Satuan Luas Lahan Garapan
100 m2
Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa nilai gross SIMPULAN DAN SARAN
margin tertinggi adalah Melon Golden, ini
menunjukkan usahatani Melon Golden memberikan Simpulan
keuntungan tertinggi yaitu Rp 881.117. Produksi
Melon Golden per 100 m2 adalah sebesar 155 kg Berdasarkan uraian pembahasan dibagian
dengan harga jual sebesar Rp 9000. Usahatani produk sebelumnya, maka dapat disimpulkan hah-
Jagung Ketan, Jagung Manis, dan Tomat terlihat hal berikut.
sangat rendah disebabkan karena harga jual produk 1. Bila dibandingkan jenis-jenis produk dari
yang rendah yaitu masing-masing harga yang sering kegiatan usahatani pada musim tanam I yang
muncul yaitu Rp 5000. Pada musim tanam II hasil terdiri dari usahatani Jagung Manis, Melon
produksi usahatani tidak terlalu baik karena jumlah Golden, Melon Rocky, Cabe Rawit, Tomat, dan
produksinya rendah. Produksi rendah di musim tanam Terung Bulat maka usahatani produk Golden
II dipengaruhi karena musim hujan yang kurang Molon paling menguntungkan yaitu senilai Rp
bersahabat dengan kegiatan usahatani. Menurut Suardi 797,700 per 100 m2, di susul oleh Melon Rocky,
dkk (2016) bahwa produk usahatani melon di dan Cabe Rawit.
Kecamatan Muara Batu dan Dewantara memiliki 2. Bila dilihat dari perbandingan Gross Masgin dari
prospek yang baik karena meberikan manfaat kegiatan usahatani di musim tanam II seperti
keuntungan usahatani. Pendapatan usahatani Melon Terung Bulat, Cabe Rawit, Tomat, Jagung
yang diperoleh dalam penelitiannya adalah sebesar Rp. Ketan, Jagung Manis, Melon Golden, dan Melon
20.703.051/ha atau sebesar Rp 207.030/1002. Nilai ini Rocky, maka kegiatan usahatani yang
seolah olah lebih rendah disebabkan perbedaan jenis menghasilkan keuntungan paling baik adalah
varietas yang dipergunakan. Ini menunjukkan bahwa Usahatani Melon Golden dengan nilai sebesar
produk usahatani melon khususnya melon golden Rp 881.117 per 100m2 lahan garapan.
memberikan keuntungan usaha dan dapat dijadikan
alternatif pilihan untuk usahatani di daerah perkotaan.