Analisis Pengaruh Profitabilitas, Strategi Diversifikasi, Dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, STRATEGI

DIVERSIFIKASI, DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE


TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
ANALYSIS OF THE EFFCT OF PROFITABILITY,
DIVERSIFICATION STRATEGY, AND GOOD COPORATE
GOVERNANCE ON FIRM VALUE

ERA ZSANNABELA
Prodi Magister Akuntansi FEB Universitas Diponegoro
Jl. Hayam Wuruk No. 5 Semarang
[email protected]
INDIRA JANUARTI
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
[email protected]

Abstract
The purpose of this study is to analyze the effect of profitability,
diversification strategies and good corporate governance on firm value. Profitability
here is measured through ROA, while the diversification strategy is seen through
geographical and business segments. Good coporate governance seen based on
governance disclosure score on Bloomberg. This research was conducted using a
purposive sampling method by providing criteria for samples obtained from
secondary data with considerations adjusted to the research objectives. The samples
in this study period 2013-2018 were 120 manufacturing companies. The results of
this study indicate that profitability, geographical diversification, and diversification
of business segments has a positive effect on firm value. GCG has no effect on
company value.
Keywords: Profitability, Diversification, GCG, and Firm Value

1
ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, STRATEGI
DIVERSIFIKASI, DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
ANALYSIS OF THE EFFCT OF PROFITABILITY,
DIVERSIFICATION STRATEGY, AND GOOD COPORATE
GOVERNANCE ON FIRM VALUE

Abstract
The purpose of this study is to analyze the effect of profitability,
diversification strategies and good corporate governance on firm value. Profitability
here is measured through ROA, while the diversification strategy is seen through
geographical and business segments. Good coporate governance seen based on
governance disclosure score on Bloomberg. This research was conducted using a
purposive sampling method by providing criteria for samples obtained from
secondary data with considerations adjusted to the research objectives. The samples
in this study period 2013-2018 were 120 manufacturing companies. The results of
this study indicate that profitability, geographical diversification, and diversification
of business segments has a positive effect on firm value. GCG has no effect on
company value.
Keywords: Profitability, Diversification, GCG, and Firm Value

PENDAHULUAN
Tujuan utama dari berdirinya suatu perusahaan adalah untuk dapat
memperoleh laba, sedangkan tujuan jangka panjangnya agar dapat memberikan
kemakmuran bagi pemilik perusahaan atau pemegang saham serta memaksimalkan
nilai perusahaan yang dicerminkan melalui harga saham perusahaan (Dewi &
Wirajaya, 2013). Persepsi investor maupun calon investor terhadap kesuksesan
perusahaan dikaitkan erat dengan tingginya nilai perusahaan (Wardani &
Hermuningsih, 2011). Wardani dan Hermuningsih (2011) menyimpulkan bahwa
dalam menentukan nilai perusahaan, dapat diukur menggunakan Price to Book Value
(PBV) atau membandingkan harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per
lembar saham.
Harga saham perusahaan yang tinggi juga akan meningkatkan kemakmuran
bagi pemegang saham. Tingginya nilai perusahaan berkaitan erat dengan persepsi
investor maupun calon investor mengenai kesuksesan perusahaan (Wardani &
Hermuningsih, 2011). Untuk dapat tercapainya nilai perusahaan yang tinggi, para
pemilik perusahaan atau pemegang saham menyerahkan pengelolaannya kepada

2
para profesional yang diposisikan sebagai manajer dalam operasional perusahaan.
Enterprise Value (EV) atau dikenal dengan sebutan firm value (nilai perusahaan)
ialah konsep penting bagi investor sebagai indikator bagi pasar untuk menilai
perusahaan secara keseluruhan (Baert & Vennet, 2009). Nilai perusahaan menurut
Phalippou (2004) merupakan suatu harga yang bersedia dibayarkan oleh calon
pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Wardani dan Hermuningsih (2011) menyimpulkan bahwa dalam menentukan
nilai perusahaan, dapat diukur menggunakan Price to Book Value (PBV) atau
membandingkan harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham.
Semakin tinggi rasio PBV yang dihasilkan oleh perusahaan, maka semakin besar
kepercayaan pasar maupun investor dengan prospek keberlangsungnnya (Wardani
dan Hermuningsih, 2011). Dengan adanya prospek keberlangsungan yang
menjanjikan juga menjadi daya tarik investor untuk menanamkan modalnya karena
rasa kepercayaan tersebut.
Damayanthi, (2019) menjelaskan mengenai perusahaan Salim Group yang
diperkirakan memiliki prospek baik kedepannya. Beberapa tahun terakhir Salim
Group menambah asset lewat akuisisi saham dan ekspansi bisnis. Pada tahun 2014
holding usaha Salim Group, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) memperoleh
penjualan bersih Rp 63,59 triliun naik 14,3% dibandingkan penjualan 2013 dan
menghasilkan laba bersih sebanyak 3,89 triliun. Kemampuan perusahaan dalam
menjaga labanya memberikan sinyal positif terhadap nilai perusahaannya. Selain itu
pada Tahun 2018 Salim Group juga menggandeng Madco untuk akusisi 60 persen
saham Hyflux Ltd dari Singapura. Perusahaan mengambil pendekatan jangka panjang
untuk menambah nilai perusahaan di mata investor.
Fenomena lain mengenai nilai perusahaan terjadi pada PT Bakrie & Brothers
atau disebut BNBR. Pada tahun 2018, BNBR menjadi saham dengan imbal negative
terbesar dengan kerugian dari investasi saham sebesar 79,2%. Harga saham BNBR
yang tadinya dihargai sebesar Rp 50/unit pun lantas naik menjadi Rp 500/unit. Harga
saham BNBR langsung jeblok 24,8% pada mei 2018 dari Rp 500/unit menjadi Rp
376/unit. Hal tersebut terjadi karena BNBR memiliki kinerja keuangan yang buruk
yang dilihat dari laba yang diperoleh walaupun mengalami peningkatan, namun
belum bisa menutupi kewajiban-kewajiban yang dimiliki karena meningkat juga
secara drastis (Kevin, 2018).
Berdasarkan fenomena tersebut, dapat dijelaskan melalui market-based view
theory bahwa kinerja perusahaan dapat dilihat melalui lingkungan eksternal dan
melihat kondisi yang sesuai dari perusahaan terhadap persaingan, pemasok, maupun
produk pengganti (Dewi, Wigustini, & Sedana, 2017). Manajer perusahaan
menerapkan market based view theory untuk perusahaan agar dapat tercapainya
tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Strategi diversifikasi dilakukan untuk
dapat meningkatkan pangsa pasar sehingga mampu meningkatkan pendapatan
melalui penjualan yang berimbas terhadap nilai perusahaan, karena investor maupun

3
calon investor banyak yang tertarik untuk menanamkan modalnya sehingga harga
saham akan naik (Rani, 2015). Perusahaan melakukan diversifikasi untuk mengatasi
persaingan dengan membangun kekuatan keuangan serta efisiensi biaya, dimana
diversifikasi menjadi salah satu strategi yang digunakan untuk mengatasi persaingan
pasar yang ada (Sinarta, 2017).
Perusahaan dengan Good Corporate Governance (GCG) yang baik dapat juga
menjadi faktor untuk menaikkan kinerja perusahaan seperti profitabilitas dan nilai
perusahaan. Good Corporate Governance menjadi salah satu elemen kunci dalam
meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara
manajemen perusahaan, dewan direksi, para pemegang saham, dan stakeholders
lainnya (Wati, 2012). Penelitian Porta et al., (1999) menyatakan bahwa investor
dalam maupun luar negeri akan lebih memilih untuk menempatkan investasinya pada
perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat penerapan tata kelola perusahaan yang
tinggi karena hak-haknya akan lebih terjamin. Oleh karena itu, GCG menjadi hal
yang penting untuk diimplementasikan oleh setiap perusahaan yang menginginkan
keberlanjutan atas bisnisnya terutama yang berlokasi di negara berkembang.
Teori signalling menjelaskan mengenai variabel good corporate governance
bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi
yang mana perusahaan lebih banyak mengetahui informasi dan prospek perusahaan
ke depan daripada pihak luar perusahaan investor maupun kreditor (Brigham &
Houston, 2013). Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis
lainnya karena informasi perusahaan yang dikeluarkan menyajikan keterangan,
catatan maupun gambaran perusahaan baik untuk keadaan masa lalu, saat ini, maupun
keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan (Ulum,
2017).
Owusu & Weir, (2016) meneliti perusahaan-perusahaan yang listed di Bursa
Ghana tahun 2004-2009 untuk menginvestigasi pengaruh penerapan tata kelola
perusahaan terhadap kinerja perusahaan di negara berkembang. Variabel dependen
yang digunakan kinerja perusahaan dan variabel independen Good Corporate
Governance Index (GCGI). Pada penelitian Owusu & Weir, (2016) memperoleh hasil
bahwa GCGI mempengaruhi kinerja perusahaan secara positif signifikan. Penelitian
Era berkesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat kepatuhan perusahaan terhadap
panduan penerapan tata kelola perusahaan, kinerja perusahaan akan semakin baik.
Talpova (2016) melakukan penelitian pada 155 perusahaan multinasional dan
118 perusahaan domestik di Republik Ceko tahun 2009. Penelitian Era bertujuan
untuk mempelajari strategi konfigurasi lingkungan yang diterapkan oleh perusahaan
multinasional dan domestik serta kinerja yang dihasilkan. Dengan analisis regresi
logistik pada variabel dependen berupa Strategy (Prospector, Analyzer, Defender)
dan Return on Assets serta variabel independen yang meliputi Environment dan
Strategy (Prospector, Analyzer, Defender), hasil penelitian Era mendukung bahwa
strategi yang diterapkan oleh perusahaan domestik dan multinasional berbeda untuk

4
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Strategi tersebut tidak memiliki perbedaan
pengaruh terhadap kinerja perusahaan domestik dan multinasional karena mendorong
peningkatan kinerja baik pada perusahaan domestik maupun multinasional.
Albis & Alvarez (2017) melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur
domestik dan multinasional di Columbia tahun 2007-2008. Penelitian Era bertujuan
untuk menganalisis kinerja inovasi dari perusahaan multinasional dibandingkan
dengan perusahaan domestik. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Innovation Investment & Knowledge Production, dengan variabel
independennya adalah Type of Firm, Klowledge Inputs dan Knowledge Flows.
Penelitian Era menggunakan metode analisis komparatif dan mendukung bahwa
perusahaan multinasional lebih baik dalam hal pengetahuan produksi karena lebih
intensif dalam menggunakan masukan pengetahuan internal maupun eksternal.
Tahu dan Susilo (2017) melakukan penelitian pada perusahaan-perusahaan
manufaktur di Indonesia tahun 2010-2014. Penelitian Era bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kinerja keuangan (likuiditas, profitabilitas, leverage) dengan dimoderasi
kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan. Variabel dependen penelitian Nilai
Perusahaan (TobinsQ). Variabel independen Liquidity, Profitability, Leverage, serta
Variabel kontrol yakni Dividen Policy. Melalui penerapan analisis regresi berganda,
penelitian ini memberikan perolehan hasil penelitian bahwa Profitabilitas
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak
dapat secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan.
Kebijakan dividen tidak dapat secara signifikan memoderasi pengaruh profitabilitas
terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak dapat secara signifikan
memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa profitabilitas hanya berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan. Ini berarti bahwa profitabilitas yang tinggi dapat memberikan nilai
tambah bagi perusahaan, yang tercermin dari meningkatnya nilai Tobins Q.
Penelitian Era mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Owusu & Weir,
(2016). Perbedaan penelitian Era dengan penelitian sebelumnya yaitu pada variabel
independen terdapat penambahan profitabilitas dengan menggunakan pengukuran
ROA seperti pada penelitian Sukoco (2013), diversifikasi usaha secara geografis yang
disebut multinasonal serta segmen bisnis melalui pengembangan produk suatu
perusahaan. GCG pada penelitian ini diukur dengan Governance Disclosure Score
yang disediakan oleh Bloomberg. Alasan pemilihan governance disclosure score
dikarenakan indeks ini sudah tersedia pada media Bloomberg dan masih belum ada
penelitian yang menggunakan pengukuran ini sebagai penilaian GCG sekaligus
sebagai pembeda pada penelitian Owusu & Weir, (2016) yang menggunakan Indeks
skor melalui item-item pertanyaan.
Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan didukung signaling theory,
dimana investor akan merespon dengan cepat ketika perusahaan memiliki sinyal yang
baik terkait dengan keuntungan. Perusahaan dengan perolehan laba yang optimal atas

5
kinerja asetnya memberikan sebuah rasa percaya dari pemegang saham perusahaan
tersebut, dimana hal tersebut ditunjukkan dengan kepercayaan investor untuk selalu
menjadi bagian perusahaan. Profitabilitas yang diperoleh mendorong nilai perusahaan
meningkat. Hasil penelitian ini didukung secara empirik oleh Samosir (2017); Tahu
& Susilo (2017) yang menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Prospek yang baik yang ditunjukkan oleh perusahaan atas profitabilitas
yang diraihnya memberikan respon positif melalui sinyal yang baik dengan
peningkatan value.
H1 = Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

Nilai perusahaan menunjukkan harga yang bersedia dibayar ketika perusahaan


tersebut dijual. Nilai perusahaan dipengaruhi oleh diversifikasi geografis. Semakin
banyak manajer melakukan diversifikasi dengan mendirikan perusahaan atau anak
perusahaan di berbagai negara yang pada akhirnya disebut multinasional, maka akan
mencegah resiko perusahaan hanya tertumpu pada satu perusahaan. Penelitiannya
menemukan bahwa perusahaan yang didiversifikasi memiliki produktivitas yang
tinggi dibandingkan yang stand alone firm Doukas & Lang (2003) menguji hubungan
antara investasi asing dan diversifikasi dan kinerja perusahaan. Hasil penelitian
mereka menemukan bahwa diversifikasi geografis akan meningkatkan shareholder
value dan performa jangka panjang perusahaan ketika diversifikasi ini dilakukan
dalam investasi asing yang dalam core bisnis yang berhubungan. Pada teori market-
based view dimana suatu perusahaan memegang kendali market power dengan
melakukan diversifikasi, sehingga menjadi control pada perusahaan itu yang
berimbas pada nilai perusahaan. Perusahaan berlokasi di banyak negara memberikan
rasa percaya yang lebih besar atas kemajuan perusahaan karena dianggap mampu
untuk menjalankan perusahaan berjumlah banyak yang menjadi focus pada kekuatan
pasar, hal ini sesuai dengan Shin et al. , (2017) yang menunjukkan bahwa strategi
geografis berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H2 = Diversifikasi geografis berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Strategi diversifikasi menjadi perdebatan mengenai dampak positif atau


negative yang akan ditimbulkan terhadap kelangsungan perusahaan. Berbagai hasil
penelitian mengenai strategi diversifikasi memberikan hasil yang bervariasi. Hasil
penelitian yang menemukan ada pengaruh positif dari diversifikasi,antara lain Li &
Wong (2003). Keduanya berpendapat bahwa pemilihan strategi diversifikasi yang
tepat dengan mempertimbangkan faktor institusional akan meningkatkan kinerja
perusahaan. Kolaborasi antara strategi diversifikasi pada bidang terkait dan strategi
pada bidang yang tidak terkait merupakan strategi optimal yang akan meningkatkan
nilai perusahaan.
Pada teori market-based view dimana suatu perusahaan memegang kendali
market power dengan melakukan diversifikasi, sehingga menjadi control pada

6
perusahaan itu yang berimbas pada nilai perusahaan. Perusahaan melakukan
pengembangan produk maupun jasa baik yang berhubungan maupun tidak
berhubungan dimana manajer berusaha untuk melakukan diversifikasi segmen agar
dapat meningkatkan nilai perusahaan yang menjadi tujuan utama dalam perusahaan
menjadi dasar dari penguatan pasar dan keunggulan diversifikasi.
Dampak positif dari strategi diversifikasi terhadap nilai perusahaan juga
ditemukan dari hasil penelitian Graham et al., (2002) menemukan bahwa perusahaan
yang didiversifikasi mendapat reaksi pasar yang positif berupa excess value.
Terdapat juga penelitian yang mengatakan bahwa diversifikasi memberikan dampak
negatif bagi nilai perusahaan (Harto, 2005).
H3 = Diversifikasi segmen usaha berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Pengaruh GCG terhadap nilai perusahaan didukung dengan signaling theory,


dimana perusahaan memberikan infromasi mengenai tata kelola perusahaannya yang
dijalankan dengan baik sesuai peraturan yang telah ditetapkan. Hal tersebut akan
direspon positif apabila perusahaan memiliki skor GCG oleh para pemegang saham
dan calon investor karena dianggap memiliki konflik yang rendah dengan penerapan
GCG yang baik dan dapat lebih memperhatikan kepentingan stakeholder.
Penerapan GCG juga penting bagi perusahaan-perusahaan yang beroperasi di
negara berkembang karena dapat menarik investor-investor potensial baik dari dalam
maupun luar negeri (Owusu & Weir, 2016). Dengan adanya kontribusi pemilik
perusahaan (misalnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham), pengawasan yang
lebih baik (dengan adanya komisaris independen), dan penerapan GCG yang dapat
lebih menarik investor, hal ini diharapkan akan meningkatkan kemampuan
perusahaan (baik bagi perusahaan domestik maupun multinasional) untuk
menghasilkan keuntungan.
Pengaruh positif GCG terhadap nilai perusahaan didukung penelitian (Owusu
& Weir, 2016) meneliti perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa Ghana tahun
2004-2009 untuk mengetahui kepatuhan perusahaan-perusahaan tersebut terhadap
Panduan GCG Ghana dan dampaknya terhadap nilai perusahaan. Hasil yang
diperoleh mendukung bahwa semakin tinggi indeks kepatuhan perusahaan terhadap
panduan GCG, semakin tinggi nilai perusahaan yang diperoleh suatu perusahaan.
Berdasarkan penjabaran di atas, maka dibuatlah hipotesis sebagai berikut :
H4 = Good Corporate Governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan

7
Gambar 1. Kerangka Konseptual

METODE
Penelitian Era dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang bersumber
dari Laporan Tahunan perusahaan manufaktur periode 2013-2018 baik yang
diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bloomberg, serta ICMD
(Indonesian Capital Market Directory). Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan
metode purposive sampling. Dari kriteria yang sudah ditentukan diperoleh sampel
120 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan dengan analisis regresi linier
berganda.
Variabel independen dalam penelitian ini meliputi: Profitabilitas yang
diproksikan dengan ROA (Brigham & Houston, 2009); Diversifikasi geografis
dengan jumlah negara tempat perusahaan beroperasional; Diversifikasi segmen usaha
berdasarkan total segmen usaha pada suatu perusahaan; dan GCG dengan governance
disclosure score yang ada pada Bloomberg. Variabel dependen menggunakan nilai
perusahaan yang diukur melalui PBV yang tercatat pada company report melalui
BEI.
Model penelitian yang digunakan yakni
Y=α+β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+ε,
Keterangan: Y sebagai nilai perusahaan; X1 sebagai profitabilitas, X2 sebagai
diversifikasi geografis; X3 sebagai diversifikasi segmen usaha; dan X4 sebagai GCG.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskriptif Statistik
Analisis statistik deskriptif ada di tabel 1. Penelitian Era mengambil populasi
perusahaan kategori Manufaktur di BEI tahun 2013-2018. Sampel penelitian
sebanyak 120 data dengan hasil statistik deskriptif sebagai berikut:
Tabel 1. Analisis Statistik Deskriptif
Mean Std.
Variabel Min Max Modus
Deviasi
Div. Geo 1 18 1,77 1 3,111
Div. SU 2 10 3,64 3 1,709

8
Berdasarkan tabel 1 dengan jumlah sampel 120 dapat diketahui bahwa nilai modus
dari diversifikasi geografis adalah 1, yang dapat diartikan bahwa perusahaan sampel
terletak di satu negara yaitu Indonesia. Nilai rata-rata (mean) 1,77 lebih kecil dari
nilai standar deviasi 3,111 dengan demikian dapat diartikan bahwa penyebaran data
diversifikasi geografis dalam penelitian ini terdistribusi tidak merata, artinya terdapat
perbedaan yang tinggi antara data satu dengan data yang lainnya. Pada variabel
diversifikasi segmen usaha, nilai modus yang didapat yakni 3. Dengan demikian,
jenis produk perusahaan rata-rata terdapat 3 produk. Nilai rata-rata (mean) sebesar
3,64 sehingga lebih besar dari nilai standar deviasi 1,709, dengan demikian dapat
diartikan bahwa penyebaran data diversifikasi segmen usaha dalam penelitian ini
terdistribusi merata, artinya tidak terdapat perbedaan yang tinggi antara data satu
dengan data yang lainnya.

Tabel 2 menyajikan secara ringkas hasil statistik deskriptif profitabilitas, GCG dan
nilai perusahaan atas data sampel.

Tabel 2. Analisis Statistik Deskriptif


Std.
Variabel Min Max Mean
Deviasi
GCG 0,232 0,661 0,495 0,080
Profitabilitas -0,088 0,467 0,100 0,101
Nilai perusahaan 0,14 82,44 5,565 12,727

Nilai rata-rata GCG pada tabel 2 adalah 0,495. Dengan nilai minimum sebesar
0,232 dan nilai maksimum sebesar 0,661. Nilai mean 0,495 lebih besar dari nilai
standar deviasi 0,080, dengan demikian dapat diartikan bahwa penyebaran data GCG
dalam penelitian ini terdistribusi merata, artinya tidak terdapat perbedaan yang tinggi
antara data satu dengan data yang lainnya. Nilai mean berdasar tabel 2 dapat
disimpulkan bahwa nilai GCG pada posisi marjinal rendah
Nilai rata-rata profitabilitas pada tabel 2 adalah 0,100. Nilai profitabilitas
maksimum sebesar 0,4667 dan minimum adalah sebesar -0,088. Nilai mean 0,100
lebih kecil dari nilai standar deviasi 0,101, dengan demikian dapat diartikan bahwa
penyebaran data profitabilitas dalam penelitian ini terdistribusi tidak merata, artinya
terdapat perbedaan yang tinggi antara data satu dengan data yang lainnya. Nilai mean
profitabilitas 0,100 menunjukan pada posisi yang rendah.
Nilai rata-rata nilai perusahaan pada tabel 2 adalah 5,565. Nilai perusahaan
maksimum sebesar 82,44 dan nilai minimum adalah sebesar 0,14. Nilai mean 5,565
lebih kecil dari nilai standar deviasi 12,727, dengan demikian dapat diartikan bahwa
penyebaran data nilai perusahaan dalam penelitian ini terdistribusi tidak merata,

9
artinya terdapat perbedaan yang tinggi antara data satu dengan data yang lainnya.
Mean nilai perusahaan 5,565 menunjukkan pada posisi yang rendah.

Analisis Data dan Pembahasan


Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Tabel 3
menunjukkan bahwa semua asumsi klasik terpenuhi.

Tabel 3. Hasil Uji Asumsi Klasik


Α X1 X2 X3 X4
Β -4,375 0,470 0,486 0,201 0,029
Std Error 3,163 0,121 0,149 2,611
P Value 0,000 0,000 0,000 0,491
Normality /
Kolmogorov 0,283 > 0,05
Smirnov
Heteroskedastisitas 0,067 0,266 0,886 0,440
Autokorelasi DW = 2,134
Multikolinearitas
Tolerance 0,777 0,802 0,757 0,983
VIF 1,287 1,248 1,321 1,018

Tabel 4 menunjukkan hasil pengujian F (secara simultan), yang menunjukkan


bahwa model fit karena nilai signifikansinya 0,00 (Ghozali, 2016).

Tabel 4 Uji F
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 2243,784 4 560,946 123,357 ,000b
Residual 482,019 106 4,547
Total 2725,803 110
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Div Geografis, Div Segmen usaha, GCG
.

Uji Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R2) di tabel 5 dengan nilai 0,816. Hal ini dapat
diartikan bahwa variabel independen (profitabilitas, diversifikasi geografis,
diversifikasi segmen usaha, dan GCG) mampu menjelaskan perubahan variabel
dependen (nilai perusahaan) sebesar 81,60 % sedangkan sisanya diterangkan oleh
faktor yang lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti rasio kepemilikan
saham oleh manajerial dan kepemilikan saham oleh institusional, komite audit dan
lain-lain.

10
Tabel 5. Koefisien Determinasi
R Adjusted Std. Error of
Model R
Square R Square the Estimate
a
1 ,907 ,823 ,816 2,13245
a. Predictors: (Constant), GCG, Profitabilitas, Div
Geografis, Div Segmen usaha
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Uji T
Berdasarkan tabel 6 dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 0,470 X1 + 0,486 X2 + 0,201X3 + 0,029 X4 + e

Tabel 6. Coefficients
Standardize
Unstandardized
d
Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Beta
Error
1 (Constant) -4,375 1,341 -3,264 ,001
Profitabilit
32,087 3,163 ,470 10,144 ,000
as
Div Geo 1,290 ,121 ,486 10,660 ,000
Div SU ,637 ,149 ,201 4,271 ,000
GCG 1,807 2,611 ,029 ,692 ,491
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

PEMBAHASAN
Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa pengaruh profitabilitas terhadap
nilai perusahaan diperoleh nilai koefisien sebesar 32,087 dan nilai signifikasi 0,000 <
0,05, dengan demikian hipotesis 1 yang menyatakan profitabilitas berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan, diterima. Arah positif dapat dijelaskan dari hasil statistik
deskriptif variabel proftabilitas pada tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata profitabilitas
rendah (0,100) begitu juga dengan nilai rata-rata nilai perusahaan yang rendah
(5,565). Sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas dalam sampel penelitian ini
rendah, begitu juga dengan nilai perusahaannya.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa theory signaling, yaitu ketika
profitabilitas rendah akan berdampak terhadap nilai perusahaan yang rendah. Nilai
koefisien positif dapat dijelaskan pada dua kondisi, yaitu profitabilitas yang rendah
direspon rendah juga oleh investor hal ini ditunjukkan dengan nilai perusahan yang
diukur dengan price book value yang rendah. Sedangkan apabila perusahaan
mempunyai profitabilitas yang tinggi berdampak terhadap nilai perusahaan yang
tinggi pula.

11
Penelitian Era mendukung penelitian Tahu & Susilo (2017) yang
menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Prospek yang baik
yang ditunjukkan oleh perusahaan atas profitabilitas yang diraihnya memberikan
respon positif melalui sinyal yang baik dengan peningkatan value. Adanya pengaruh
positif profitabilitas terhadap nilai perusahaan dapat dimungkinkan terjadinya
sentimen positif pada para investor, sehingga harga saham meningkat, meningkatnya
harga saham akan membuat nilai perusahaan juga meningkat. Meskipun sama-sama
positif signifikan, tetapi penelitian ini menunjukkan pada profitabilitas yang rendah
dan nilai perusahaan yang rendah.

Pengaruh Diversifikasi Geografis terhadap Nilai Perusahaan


Berdasarkan tabel 6 pengaruh diversifikasi geografis terhadap nilai
perusahaan dengan nilai koefisien sebesar 1,290 dan nilai signifikasi 0,000 < 0,05,
dengan demikian hipotesis 2 menyatakan diversifikasi geografis berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan, diterima.
Hasil statistik deskriptif variabel diversifikasi geografis pada tabel 1
menunjukkan bahwa angka yang sering muncul adalah 1, hal tersebut menandakan
lebih banyak perusahaan yang melakukan diversifikasi geografis pada lingkungan
domestik. Karena kebanyakan sampel hanya beroperasi di satu negara saja
menjadikan nilai perusahaan juga rendah.
Perusahaan dalam melakukan strategi diversifikasi geografis sesuai dengan
pendekatan market-based view dimana keberhasilan perusahaan dalam melakukan
strategi diversifikasi disini melihat bagaimana posisi unik pasar dalam suatu negara.
Terdapat lima kekuatan persaingan pasar yaitu kekuatan pembeli, ancaman pesaing
baru, kekuatan pemasok, ancaman substitusi dan intensitas persaingan sebagai bentuk
rancangan strategi agar diversifikasi dapat dilakukan dengan hasil yang maksimal
untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Diterimanya hipotesis kedua mendukung hasil penelitian Shin et al., (2017)
yang menunjukkan bahwa strategi diversifikasi geografis berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Semakin banyak manajer melakukan diversifikasi dengan
mendirikan perusahaan atau anak perusahaan di berbagai negara yang pada akhirnya
disebut multinasional maka akan mencegah resiko perusahaan hanya tertumpu pada
satu perusahaan. Hal tersebut juga sangat dipengaruhi dari keberhasilan manajer
dalam menerapkan strategi diversifikasi sesuai dengan landasan pasar yang ada.
Meskipun penelitian ini membuktikan hasilyang positif dan signifikan, tetapi pada
posisi perusahaan melakukan diversifikasi geografis pada satu negara yang
menyebabkan nilai perusahannya rendah.

Pengaruh Diversifikasi Segmen Usaha terhadap Nilai Perusahaan


Berdasarkan tabel 6 pengaruh diversifikasi segmen usaha terhadap nilai
perusahaan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,637 dan nilai signifikasi 0,000 < 0,05,

12
dengan demikian hipotesis 3 menyatakan diversifikasi segmen usaha berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan, diterima. Hasil statistik deskriptif variabel
diversifikasi segmen usaha pada tabel 1 menunjukkan bahwa angka yang sering
muncul adalah 3, dimana hal tersebut menandakan perusahaan kebanyakan memiliki
3 segmen usaha mulai dari produk maupun jasa. Nilai rata-rata yang diperoleh 3,64 >
nilai standar deviasi 1,709 menunjukkan bahwa penyebaran data diversifikasi segmen
usaha dalam penelitian ini terdistribusi secara merata, yang artinya tidak terdapat
perbedaan yang tinggi antara data satu dengan data yang lainnya. Nilai koefisien
positif ditunjukkan dengan diversifikasi segmen usaha yang kecil (3) dan nilai
perusahaannya juga rendah (5,565).
Diterimanya hipotesis ketiga mendukung teori market-based view milik Porter
bahwa strategi diversifikasi dapat meningkatkan nilai perusahaan, dimana manajer
menjalankan lima kekuatan yang didesain dalam teori tersebut. Penelitian ini
mendukung dengan Graham et al., (2002) menemukan bahwa perusahaan yang
melakukan banyak diversifikasi usaha mendapat reaksi pasar yang positif berupa
excess value, sehingga dengan penerapan diversifikasi segmen usaha yang berarti
meningkatkan pasar dan mampu meningkatkan harga saham yang berimbas pada nilai
perusahaan. Meskipun penelitian ini berpengaruh positif signifikan, tetapi dalam
kondisi diversifikasi segmen usaha yang rendah dan direspon rendah juga yang
ditunjukkan dengan nilai perusahaan yang rendah.

Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan


Berdasarkan tabel 6 pengaruh GCG terhadap nilai perusahaan diperoleh nilai
koefisien sebesar 1,807 dan dan nilai signifikasi 0,491 > 0,05, dengan demikian
hipotesis 4 menyatakan GCG berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, ditolak.
Hasil statistik deskriptif variabel Good Corporate Governance pada tabel 2
menunjukkan nilai rata-rata yang diukur dengan governance disclosure score
berdasarkan data Bloomberg dalam penelitian adalah 0,495 atau hanya 49,50 persen.
Nilai minimum yang dihasilkan sebesar 23,20 persen dan nilai maksimum sebesar
61,61 persen. Rendahnya nilai GCG direspon oleh pasar dengan nilai yang rendah,
sehingga penjelasan ini sesuai dengan signaling theory.
Chong et al., (2016) yang menyatakan investor akan menilai kinerja
perusahaan secara langsung akan tetapi tidak menilai bagaimana cara tata kelola
perusahaan, sehingga GCG tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini
diperkuat dengan sampel penelitian yang menunjukkan reaksi investor tidak sama.
Nilai GCG yang hamper sama tetapi direspon secara berbeda, yang dibuktikan
dengan data pada perusahaan PT. Sarasa Nugraha yang memiliki GCG 48,214 persen
akan tetapi memiliki nilai perusahaan sebesar 0,96. Sedangkan PT. Chaeron Pokphan
Indonesia sebesar 48,214 akan tetapi memiliki nilai perusahaan yang tinggi sebesar
6,13.

13
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bagian sebelumnya,
maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan nilai
ROA memberikan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pada variabel strategi
diversifikasi yang diproksikan menjadi diversifikasi geografi dan diversifikasi
segmen usaha juga memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. GCG dalam
penelitian ini yang diukur dengan governance disclosure score justru mendapatkan
hasil tidak berpengaruh terhadap meningkat maupun menurunnya nilai perusahaan.
Dari semua hasil menunjukkan bahwa penelitian ini mendukung teori yang digunakan
yaitu signaling theory dan market-based view. Penelitian ini memberikan hasil untuk
semua variabel rata-ratanya menunjukkan hasil yang rendah.

KETERBATASAN DAN SARAN


Keterbatasan dalam penelitian ini yakni belum mampu membuktikan bahwa
GCG yang dilihat governance disclosure score dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Masih belum banyaknya perusahaan memiliki Governance Disclosure
Score yang di skor oleh Bloomberg, sehingga jumlah perusahaan tidak sebanyak total
perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia.
Saran untuk penelitian selanjutnya bisa menggunakan pengukuran GCG
seperti komposisi dewan komisaris independen, Pengukuran GCG selain dengan
score dapat menambah sampel menjadi lebih banyak untuk perusahaan manufaktur
ataupun jenis perusahaan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA XBrigham, E. F., & Houston, J. F. (2009). Fundamentals of


Financial Management: Dasar-dasar Manajemen Keuangan. (A. Yulianto, Ed.)
(Sepuluh). Jakarta: Salemba Empat.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2013). Fundamentals of Financial Management
(8th ed.). USA: Cengage Learning.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23 (8th
ed.). Semarang: UNDIP.

Albis, N., & Alvarez, I. (2017). A comparative analysis of the innovation


performance between foreign subsidiaries and owned domestic firms in
Colombian manufacturing sector. Journal of Globalization, Competitiveness &
Governability, 11(2), 20–41.
Baert, L., & Vennet, R. Vander. (2009). Bank ownership , firm value and firm capital
structure in Europe.
Chong, W. L., TIng, K. H., & Cheng, F. F. (2016). The Impacts of Corporate

14
Governance on The Performance of REITs in Singapura. Journal of Real
Esatate Literature, 24.
Damayanthi, I. G. A. E. (2019). Fenomena Faktor yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 14(2), 2308–1018.
Dewi, A. S. M., & Wirajaya, A. (2013). Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas dan
Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 2, 358–372.
Dewi, G. A. K. C., Wigustini, L. P., & Sedana, I. . P. (2017). Peran Profitabilitas
Memediasi Pengaruh Diversifikasi terhadap Return Saham. E-Jural Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Udayana, 6(1), 167–196.
Doukas, J. A., & Lang, L. H. P. (2003). Foreign direct investment , diversification
and firm performance. Journal of International Business Studies, 34, 153–172.
Graham, J. R., Lemmon, M. L., & Wolf, J. G. (2002). Does Corporate DIversification
Destroy Value ? The Journal of Finance, LVII(2), 695–720.
Harto, P. (2005). Kebijakan Diversifikasi Perusahaan Dan Pengaruhnya Terhadap
Kinerja: Studi Empiris Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. SNA VIII,
(September), 15–16.
Kevin, A. (2018). "Anjlok 79%, ini Saham Paling bawa Rugi Sepanjang 2018".
available online at: www.cnbcindonesia.com/market/20180616113459-17-
19329/anjlok-79-ini-saham-paling-bawa-rugi-sepanjang-2018 (diakses pada 25
Desember 2019).
Owusu, A., & Weir, C. (2016). The governance-performance relationship : evidence
from Ghana. Journal of Applied Accounting Research, 17(3), 285–310.
Phalippou, L. (2004). What Drives The Value Premium ? Journal of Economic
Literature, (May).
Porta, R. LA, Lopez-de-silanes, F., & Shleifer, A. (1999). Corporate Ownership
Around the World. Journal of Finance, LIV(2), 471–517.
Rani, P. (2015). Peran Kepemilika Manajerial dalam Memoderasi Pengaruh Strategi
Diversifikasi terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan,
4(2), 162–182.
Samosir, H. E. S. (2017). Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Utang terhadap Nilai
Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Journal of Business
Strategy, 2(1), 75–83.
Shin, J., Mendoza, X., Hawkins, M. A., & Choi, C. (2017). The relationship between
multinationality and performance : enterprises. International Business Review,
26(5), 867–880.

15
Sinarta, A. I. (2017). Analisis Stategi Bersaing pada Perusahaan Rafting yang ada di
Bali. AGORA, 5(3).
Sukoco, H. (2013). Analisis Pengaruh Debt To Equity Ratio, Profitabilitas, Firm Size,
dan Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan melalui Mediasi Dividend Payout
Ratio (Studi Pada Industri Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2009-2011). Jurnal Bisnis Strategi, 22(2).
Tahu, G. P., & Susilo, D. D. B. (2017). Effect of Liquidity, Leverage and profitability
to The Firm Value (Dividend Policy as Moderating Variable) in Manufacturing
Company of Indonesia Stock Exchange. Research Journal of Finance and
Accounting, 8(18), 89–98.
Talpová, S. Ž. (2016). Do they Compete Differently ? Strategies of MNEs and
Domestic Companies in the Environment of the Czech Republic, 8527(3), 67–
79.
Wardani, D. K., & Hermuningsih, S. (2011). Pengaruh Struktur Kepemilikan
terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan dan Kebijakan Hutang
sebagai Variabel Intervening. Jurnal Siasat Bisnis, 15(1), 27–36.
Wati, L. M. (2012). Pengaruh Praktek Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan Di BEI. Jurnal Manajemen , Volume 01, Nomor 01,
September 2012, 01(01), 1–7.

16

You might also like