Tarbawi: Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pembelajaran Di Lingkungan Sekolah
Tarbawi: Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pembelajaran Di Lingkungan Sekolah
Tarbawi: Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pembelajaran Di Lingkungan Sekolah
TARBAWI
Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan
http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/tarbawi
p-ISSN 2442-8809
e-ISSN 2621-9549
Abstract
This article aims to describe the essence of the implementation of character education through learning
activieis in school environment. The research was qualitative approach with library reseach. Character
education has an important role in the moral cultivating of students relating to moral knowing, moral
feeling, and moral behavior. The three aspects must be developed in order to realize students with
noble character. In connection with the concept of school management, character education ought to
be internalized through learning activities, extracurricular activities, and intracuricular activities. The
formation of character through environmental factors can be done through several strategies,
including modelling, intervention, habituation that is done consistently and reinforcement. In other
words, developments in character formation require exemplary transmission, interventions through
learning, training, continuous long-term habituation that is carried out continuously and reinforced,
and must be balanced with noble values.
Keywords: character education, learning activities, school environment
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan hakikat implementasi pendidikan karakter melalui
Kegiatan Pembelajaran di lingkungan sekolah. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis
studi pustaka. Pendidikan karakter memiliki peranan penting dalam pembinaan moral siswa yang
berkaitan dengan konsep moral, sikap moral, dan prilaku moral. Ketiga aspek tersebut harus
mendapat dikembangkan agar dapat mewujudkan siswa yang berkarakter mulia. Sehubungan
dengan konsep manajemen sekolah pendidikan karakter perlu diinternalisasikan melalui kegiatan
pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan intrakurikuler. Pembentukan karakter melalui
faktor lingkungan dapat dilakukan melalui beberapa strategi, antara lain yaitu keteladanan,
intervensi, pembiasaan yang dilakukan secara konsisten dan penguatan. Dengan kata lain,
perkembangan dalam pembentukan karakter memerlukan keteladanan yang ditularkan, intervensi
melalui proses pembelajaran, pelatihan, pembiasaan terus-menerus dalam jangka panjang yang
dilakukan secara kontinyu dan penguatan, serta harus diimbangi dengan nilai-nilai luhur.
Kata Kunci: pendidikan karakter, kegiatan pembelajaran, dan lingkungan sekolah
https://dx.doi.org/10.32678/tarbawi.v5i02.2074
Pendahuluan
Pendidikan adalah salah satu upaya yang dilakukan secara sistematis
(Kamaruddin, 2012; Juhji & Suardi, 2018) dan penuh kesadaran senada dengan yang
tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Sebagaimana dikatakan oleh Lickona (1996),
atas dasar inilah pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan yang baik dan yang
buruk namun lebih dari itu, yaitu menanamkan kebiasaan tantang mana yang baik
sehingga peserta didik paham tentang mana yang baik dan yang buruk. Pembentukan
karakter siswa di setiap lingkungan pendidikan berarti upaya yang dilakukan oleh
institusi dalam konteks pembentukan karakter siswa (Kamaruddin, 2012). Lebih dari
itu pendidikan karakter lebih transformatif apabila melibatkan berbagai aspek yaitu
aspek pengetahuan yang baik (moral knowing), tetapi juga merasakan dengan baik
atau loving good (moral felling) dan perilaku yang baik (moral action).
Dalam kehidupan sehari-hari pendidikan karakter dapat diselenggarakan pada
semua jenis, jenjang, dan jalur pendidikan (Hasibuan et al, 2018; Budi & Apud, 2019).
Lingkungan pendidikan adalah suatu tempat dimana proses nilai-nilai pembelajaran
berlangsung dalam jangka waktu dan tempat tertentu. Oleh karena itu, dalam
mensukseskan implementasi pendidikan karakter di lembaga pendidikan tenaga
kependidikan paling tidak melakukan perbaikan dan peningkatan manajemen
sekolah, diantaranya mencermati kalender pendidikan atau sekolah, penyusunan
program sekolah, perencanaan lembaga, pengalokasian waktu, menyusun jadwal
kerja, menyusun visi, misi dan program kerja lainnya yang terkait dengan manajemen
sekolah.
Secara terminologi manajemen adalah suatu proses yang berkenaan dengan
usaha manusia melalui bantuan manusia lain melalui cara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan. Menurut Hamalik, manajemen sebagai suatu disiplin ilmu yang
sangat erat kaitannya dengan ilmu-ilmu lain, seperti filsafat, psikologi, sosial, budaya,
sosiologi dan teknologi, bahkan ilmu manajemen banyak mendapat konstribusi dari
disiplin ilmu yang lain (Hamalik, 2007). Selanjutnya Heri (2012), mengatakan
manajemen pendidikan mengandung arti suatu proses kerja sama yang sistematik,
sistemik, dan konprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.
Bila ditinjau secara luas, manajemen pendidikan dikatakan sebagai segala sesuatu
yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dari berbagai pengertian di atas, disimpulkan bahwa manajemen
174 Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549
A. M. Rosyad
Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549 175
Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Pemmbelajaran…
Metode Penelitian
Dalam penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
jenis studi pustaka. Pada hakikatnya penelitian kualitatif berupa menyajikan berbagai
fakta dan fenomena yang berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter di
lingkungan sekolah. Namun, objek dalam penelitian ini adalah proses perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan karakter yang diterapkan di lingkungan
sekolah. Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah berbagai konsep, teori, dan
literatur mengenai implementasi pendidikan karakter hasil kajian pustaka.
176 Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549
A. M. Rosyad
Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549 177
Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Pemmbelajaran…
saling terkait dan saling melengkapi dalam rangka pembentukan karakter dan
perwujudan nilai-nilai luhur dalam diri seseoran (Nasional, 2010).
Dari beberapa definisi karakter yang telah diuraikan, memang terdapat
perbedaan sudut pandang sehingga menyebabkan perbedaan definisnya pula. Kendati
demikian, jika dilihat esensi dari berbagai definisi tersebut terdapat kesamaan bahwa
karakter itu mengenai sesuatu yang adala dalam diri seseorang, yang menyebabkan
orang tersebut disifati.
Adapun terminologi pendidikan karakter menurut Marzuki mulai dikenalkan
sejak tahun 1900-an (Marzuki, n.d.). Thomas Lickona dianggap sebagai pengusungnya,
terutama ketika ia menulis buku yang berjudul Educating for Character: How Our
School Can Teach Respect and Responsibility (1991) yang kemudian disusul oleh
tulisan-tulisannya seperti The Return of Character Eduaction yang dimuat dalam
jurnal educational leadership (1993) dan juga artikel yang berjudul Eleven Principles of
Effective of Character Education, yang dimuat dalam Journal of Moral Volume 25
(1996). Melalui buku dan tulisannya itu, ia menyadarkan dunia barat akan pentinnya
pendidikan karakter. Pendidikan karakter, menurut Lickona, mengandung tiha unsur
pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring
the good), dan melakukan kebaikan (doing the good) (Lickona, 2013).
Sementara menurut kemdiknas pendidikan karakter adalah pendidikan yang
menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada peserta didik,
sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikkan dalam
kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan warga negara.
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of
school life to foster optimal character development” (Nasional, 2010).
178 Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549
A. M. Rosyad
Padahal, sudah jelas dan tegas bahwa ideologi bangsa Indonesia adalah pancasila.
Pancasila itu sendiri sudah terpati dalam kalbu dan mengalir dalam darah setiap anak
bangsa.
Karakter adalah sesuatu yang sangat penting dan vital bagi tercapainya tujuan
hidup. Karakter merupakan dorongan pilihan untuk menentukan yang terbaik dalam
hidup. Sebagai bangsa Indonesia dorongan atau pilihan itu arus dilandasi oleh
pancasila. Sementara itu sudah menjadi fitrah bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa
yang multi suku, multi ras, multi bahasa, multi adat, dan tradisi. Untuk tetap
menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia maka kesadaran untuk menjunjung
tinggi Bhinneka Tunggal Ika merupakan suatu conditio sine quanon, syarat mutlak
yang tidak dapat ditawar-tawar lagi, karena pilihan lainnya adalah runtuhnya negara
ini.
Karakter yang berlandaskan falsafah pancasila maknanya adalah setiap aspek
karakter harus dijiwai oleh kelima sila pancasila secara utuh dan komprehensif
sebagai berikut: 1) Bangsa yang Ber-Ketuhanan yang Maha Esa; 2) Bangsa yang
menjunjung kemanusiaan yang adil dan beradab; 3) Bangsa yang mengedepankan
persatuan dan kesatuan bangsa; 4) Bangsa yang demokratis dan menjunjung tinggi
hukum dan Hak Asasi Manusia; dan 5) Bangsa yang mengedepankan Keadilan dan
Kesejahteraan (Hariyanto, 2011).
Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549 179
Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Pemmbelajaran…
kepribadian yang telah baik sebagaimana yang diharapkan setelah anak didik
mengalami pendidikan.
Sebagaimana dalam UU Pasal 3 Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Adapun tujuannya adalah untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Wiyani, 2012:57).
Tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan
pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu.
Tujuan jangka panjangnya tidak lain adalah mendasarkan diri pada tanggapan aktif
kontekstual individu atas impuls natural sosial yang diterimanya, yang pada
gilirannya semakin mempertajam visi hidup yang akan diraih lewat proses
pembentukan diri secara terus- menerus (on going formation). Tujuan jangka panjang
ini merupakan pendekatan dilektis yang semakin mendekatkan dengan kenyataan
yang ideal, melalui proses refleksi dan interaksi secara terus-menerus antara
idealisme, pilihan sarana, dan hasil langsung yang dapat dievalusi secara objektif
(Asmani, 2011).
180 Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549
A. M. Rosyad
kembangan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh sekolah yang meliputi
kegiatan belajar mengajar, kegiatan intrakurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler agar
karakter siswa dapat terlatih dengan baik. Berikut ini akan dijelaskan rincian
pengintegrasian pendidikan karakter melalui kegiatan sehari-hari yaitu sebagai
berikut: 1) Menerapkan keteladanan. Pembiasaan keteladanan adalah kegiatan dalam
bentuk perilaku sehari-hari yang tidak diprogramkan karena dilakukan tanpa
mengenal batasan ruang dan waktu. Keteladanan ini merupakan perilaku dan sikap
guru dan tenaga pendidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui
tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik
lain. Misalnya nilai disiplin, kebersihan dan kerapian, kasih sayang, kesopanan,
perhatian, jujur dan kerja keras. Kegiatan ini meliputi berpakaian rapi, berbahasa
yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan keberhasilan orang lain, datang tepat
waktu. 2) Pembiasaan rutin. Pembiasaan rutin merupakan salah satu kegiatan
pendidikan karakter yang terintegrasi dengan kegiatan sehari-hari di sekolah, seperti
upacara bendera, senam, do‟a bersama, ketertiban, pemeliharaan kebersihan (jum‟at
bersih). Pembiasaan-pembiasaan ini akan efektif membentuk karakter peserta didik
secara berkelanjutan dengan pembiasaan yang sudah biasa mereka lakukan secara
rutin tersebut.
Mengintegrasikan keadaan ke dalam program sekolah
Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter pada peserta didik dalam
program pengembangan diri, dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam
kegiatan sehari-hari di sekolah. Diantaranya melalui hal-hal berikut: 1) Kegiatan rutin
di sekolah. Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan anak didik secara terus
menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah upacara pada hari
besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan
lainlain) setiap hari senin, beribadah bersama atau sholat bersama, berdo’a waktu
mulai dan selesai belajar, mengucapkan salam bila bertemu guru, tenaga
kependidikan, atau teman. Nilai-nilai peserta didik yang diharapkan dalam kegiatan
rutin di sekolah adalah: a) Religius, b) Kedisiplinan, c) Peduli lingkungan, d) Peduli
social, e) Kejujuran, dan f) Cinta tanah air. 2) Kegiatan spontan. Kegiatan spontan
adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini biasa
dilakukan pada saat guru atau tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya
perbuatan yang kurang baik dari peserta didik, yang harus dikoreksi pada saat itu
juga.
Dalam kegiatan spontan ini peserta didik akan mengetahui karakter-karakter
mana yang harus dilaksanakan dan mana yang tidak baik dilaksanakan karena
pendidik pada saat itu juga mengoreksinya. Dan peserta didik pada saat itu juga
mengetahuinya. 3) Membangun komunikasi dengan orang tua peserta didik. Sekolah
adalah cerminan dari masyarkat. Agar pendidikan karakter dapat berjalan dengan
Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549 181
Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Pemmbelajaran…
optimal perlu adanya kerja sama antara pihak sekolah dan masyarakat (khususnya
orang tua siswa). Dalam hal ini, kompetensi seorang pendidik yang berkaitan dengan
kompetensi sosial perlu dikembangkan agar pendidik dan pihak sekolah dapat
menjaga kuminikasi dengan masyarakat secara harmonis.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai pembangunan komunikasi dengan orang
tua siswa sebagai berikut: 1) Kerjasama sekolah dengan Orang Tua. Peran Semua
Unsur Sekolah agar terciptanya suasana yang kondusif akan memberikan iklim yang
memungkinkan terbentuknya karakter. Oleh karenanya, peran seluruh unsur sekolah
menjadi elemen yang sangat mendukung terhadap tewujudnya suasana kondusif
tersebut. Sehingga kerjasama antar kepala sekolah, guru BK, dan staff harus kuat dan
kesemuanya memiliki kepedulian yang sama terhadap pelaksanaan pendidikan
karakter di sekolah. Dalam konsep lingkungan pendidikan, maka kita mengenal tiga
macam lingkungan yang dialami oleh peserta didik dalam masa yang bersamaan,
antara lain: lingkungan keluarga, sekolahan dan masyarakat sekitarnya (Hidayatullah
& Rohmadi, 2010). Oleh karena itu, sekolah perlu mengkomunikasikan segala
kebijakan dan pembiasaan yang dilaksanakan di sekolah kepada orang tua/wali murid
dan masyarakat sekitar. Sehingga program pendidikan karakter tidak hanya
terlaksana di sekolah dan menjadi tanggungjawab satu-satunya. Dengan kerjasama
yang baik antara lingkungan tersebut maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan karakter peserta didik yang lebih terkontrol. 2) Kerjasama sekolah
dengan Lingkungan. Penciptaan kondisi/suasana yang kondusif juga dimulai dari
kerjasama yang baik antara sekolah dengan lingkungan sekitar. Veithzal36
menyebutkan jika sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman, tertib dan
nyaman, menjalin kerjasama yang intent dengan orang tua peserta didik dan
lingkungan sekitar, maka proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan nyaman
(enjoyable learning). Dengan demikian maka pelaksanaan program pendidikan akan
berjalan secara efektif, dengan penciptaan iklim sebagaimana yang tertera diatas.
Merancang kondisi sekolah yang kondusif Salah satu faktor yang berpengaruh
dalam pendidikan karakter adalah lingkungan. Salah satu aspek yang turut
memberikan saham dalam terbentuknya corak pemikiran, sikap dan tingkah laku
seseorang adalah faktor lingkungandimana orang tersebut hidup (Maryono, 2015).
Berangkat dari paradigma ini, maka menjadi sangat urgen untuk menciptakan
suasana, kondisi, atau lingkungan dimana peserta didik tersebut belajar.
Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung terlaksananya pendidikan
karakter, misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau
dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong sekolah dan di
dalam kelas dan kesehatan diri (Rosyad, n.d.).
Kerjasama dengan keluarga dan lingkungan mempengaruhi perkembangan
pendidikan karakter bagi peserta didik, karena dalam pembentukan peserta didik
182 Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549
A. M. Rosyad
sehari-hari yang mereka temui adalah hal-hal yang ada disekitarnya, keluarga dan
lingkungan yang mendukung juga akan menghasilkan karakterkarakter peserta didik
yang diharapkan.
Tahap Perencanaan
Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549 183
Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Pemmbelajaran…
184 Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549
A. M. Rosyad
Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup
dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter yang
ditargetkan. Sebagaimana disebutkan di depan, prinsip-prinsip Contextual Teaching
and Learning disarankan diaplikasikan pada semua tahapan pembelajaran karena
prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sekaligus dapat memfasilitasi
terinternalisasinya nilai-nilai karakter pada peserta didik. Selain itu, perilaku guru
Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549 185
Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Pemmbelajaran…
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi atau penilaian merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
pendidikan. Dalam pendidikan karakter, penilaian harus dilakukan dengan baik dan
benar. Penilaian tidak hanya menyangkut pencapaian kognitif peserta didik, tetapi
juga pencapaian afektif dan psikomorotiknya. Penilaian karakter lebih
mementingkan pencapaian afektif dan psikomotorik peserta didik dibandingkan
pencapaian kognitifnya. Agar hasil penilian yang dilakukan guru bisa benar dan
objektif, guru harus memahami prinsip-prinsip penilaian yang benar sesuai dengan
standar penilaian yang sudah ditetapkan oleh para ahli penilaian. Pemerintah
(Kemdiknas/Kemdikbud) sudah menetapkan Standar Penilaian Pendidikan yang
dapat dipedomani oleh guru dalam melakukan penilaian di sekolah, yakni
Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Dalam
standar ini banyak teknik dan bentuk penilaian yang ditawarkan untuk melakukan
penilaian, termauk dalam penilaian karakter Dalam penilaian karakter, guru
hendaknya membuat instrumen penilaian yang dilengkapi dengan rubrik penilaian
untuk menghindari penilaian yang subjektif, baik dalam bentuk instrumen penilaian
pengamatan (lembar pengamatan) maupun instrumen penilaian skala sikap (misalnya
skala Likert) (Arifin, 2013).
186 Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549
A. M. Rosyad
Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549 187
Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Pemmbelajaran…
dilakukan secara terpadu, saling mengisi dan melengkapi antara satu bidang yang satu
yang berdiri sendiri dengan yang lainnya. Dalam mengimplementasikan prinsip ini,
hendaknya tercermin dalam nilai-nilai menghargai karya orang lain, tenggang rasa
dan rela berkorban. Kesepuluh, ikhlas. Prinsip ini mengarahkan bahwa pekerjaan yang
telah diberikan hendaknya dilaksanakan dengan tekad sungguh-sungguh untuk
berbuat sebaik mungkin dan dengan penuh kesadaran. Dalam mengimplementasikan
prinsip ini hedaknya tercermin antara lain nilai-nilai pengambdian tawaqkal dan
syukur kepada Allah yang Maha Kuasa, bakti kepada negara dan kemaslahatannya
(Bush & Coleman, 2012).
Manajemen sekolah dan pendidikan karakter hendaknya dilakukan secara
terpadu dan saling keterkaitan, dalam pelaksananya melibatkan semua komponen
dan semua sumber daya manusia, sarana prasarana dan media serta stakeholders
lainnya Penerapan manajemen sekolah harus mampu melakukan perencanaan,
pengkoordinasian, pengorganisasian, pengawasan dan mengelola keuangan serta
mengevaluasi semua kegiatan di dalam sekolah yang di dalamnya memuat nilai-nilai
karakter secara terintegrasi atau terpadu dalam kegiatannya.sesuai dengan kegiatan
masing-masing. Artinya sekolah mampu merencanakan pendidikan dan program-
program serta kegiatan yang menanamkan nilai-nilai karakter.dan melakukan
pengendalian mutu sekolah secara berkarakter (Nasional, 2010). Seperti di
gambarkan di dalam panduan pendidikan karakter sekolah kemendiknas tahun 2010
menggambarkan bahwa manajemen sekolah, komponen sekolah, nilai-nilai dan
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sertka skakeholders lainnya.
Kesimpulan
Pada dasarnya pendidikan karakter sudah sedikit dterapkan pada Sebelum
Indonesia merdeka, soekarno menyatakan bahwa tidak ada kemerdekaan jika dalam
mentalitas bangsa tidak ada semangat dan kemauan merdeka, membangun karakter
bangsa untuk meraih Indonesia Merdeka. Pemikiran Soekarno berlanjut dengan
mendasari Negara Kesatuan Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika ini dengan faksafah
Pancasila. Jika dilihat esensi dari berbagai definisi karakter terdapat kesamaan bahwa
karakter itu mengenai sesuatu yang adala dalam diri seseorang, yang menyebabkan
orang tersebut disifati. Karakter adalah sesuatu yang sangat penting dan vital bagi
tercapainya tujuan hidup. Karakter merupakan dorongan pilihan untuk menentukan
yang terbaik dalam hidup. Sebagai bangsa Indonesia dorongan atau pilihan itu arus
dilandasi oleh pancasila. Dalam penerapan pendidikan karakter khusunya di
Indonesia perlu adanya pemahaman tentang filosofi pendidikan karakter itu sendiri.
Karena pada dasaranya Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai falsafah
khusu yakni Pancasila, ketika berbicara masalah Implementasi sekurang-kurangnya
harus mengacu pada Pancasilan tersebut.
188 Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549
A. M. Rosyad
Tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan
pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu.
Tujuan jangka panjangnya tidak lain adalah mendasarkan diri pada tanggapan aktif
kontekstual individu atas impuls natural sosial yang diterimanya, yang pada
gilirannya semakin mempertajam visi hidup yang akan diraih lewat proses
pembentukan diri secara terus- menerus (on going formation). Penerapan pendidikan
di sekolah setidaknya dapat ditempuh melalui empat alternatif strategi secara
terpadu. Pertama, mengintegrasikan konten pendidikan karakter yang telah
dirumuskan kedalam seluruh mata pelajaran. Kedua, mengintegrasikan pendidikan
karakter kedalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Ketiga, mengintegrasikan
pendidikan karakter kedalam kegiatan yang diprogamkan atau direncanakan.
Keempat, membangun komunikasi kerjasama antar sekolah dengan orang tua peserta
didik.
Referensi
Ahmad, T., & Ahmad, B. (2013). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Asmani, J. M. (2011). Buku panduan internalisasi pendidikan karakter di sekolah. Diva
Press.
Berkowitz, M. W., & Bier, M. C. (2004). Research-Based Character Education. The
ANNALS of the American Academy of Political and Social Science, 591(1), 72–85
Budi, A. M. S., & Apud, A. (2019). Peran Kurikulum Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyah
(KMI) Gontor 9 dan Disiplin Pondok dalam Menumbuhkembangkan Karakter
Santri. Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan, 5(01), 1–10.
Bush, T., & Coleman, M. (2012). Manajemen Mutu Kepemimpinan Pendidikan.
Jogjakarta: IRCiSoD.
Danim, S. (2008). Media komunikasi pendidikan: pelayanan profesional pembelajaran
dan mutu hasil belajar (proses belajar mengajar di Perguruan Tinggi). Bumi
Aksara.
Hamalik, O. (2007). Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Hariyanto, M. S. (2011). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Harsono, H. (2002). Implementasi Kebijakan dan Politik. Bandung: PT. Mutiara Sumber
Widya.
Hasibuan, A. Z., Syah, D., & Marzuki, M. (2018). Manajemen pendidikan karakter di
sma (studi pada sman dan man di jakarta). Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen
Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549 189
Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Pemmbelajaran…
190 Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No. 02, Desember 2019, 173-190
Copyright © 2019 ∣ Tarbawi ∣ p-ISSN 2442-8809 ∣ e-ISSN 2621-9549