Penyebaran Unsur Kimia Dari Daerah Kenampakan Panasbumi Dan Lumpur Belerang Di Gunung Patuha, Ciwidey, Jawa Barat
Penyebaran Unsur Kimia Dari Daerah Kenampakan Panasbumi Dan Lumpur Belerang Di Gunung Patuha, Ciwidey, Jawa Barat
Penyebaran Unsur Kimia Dari Daerah Kenampakan Panasbumi Dan Lumpur Belerang Di Gunung Patuha, Ciwidey, Jawa Barat
SB
A N A UM I I N
IP D
AS
ON
SI
AS O
E SI
A
Yogyakarta, March 7 – 10, 2001
ABSTRACT
Patuha Volcano (West Java, Indonesia) has no record of magmatic or phreatic activities since 1600 AD, but there are abundant
hydrothermal surface features that testify to a recent period of volcanic/intrusive activities. Apart from a crater lake and associated gaseous
emissions, different types of hydrothermal springs, fumarolic vents, and hydrothermally altered rocks found in the surrounding areas.
These manifestations have attracted attention as indicators of potential geothermal energy resources, which led to various exploration
efforts.
In detail, the thermal springs are comprise of Alun-Alun (ALN), Barutunggul (BRT), Cimanggu (CMG), and Cibuni (CBN). They are
located on the northern and eastern sides of the complex. The BRT, CMG and CBN springs are situated at similar elevations and distances
from Kawah Putih. The ALN location is higher and closer to the lake. The thermal springs are classified in terms of relative Cl-SO4-HCO3
contents. The Alun-alun spring (ALN) issues chloride-sulfate acid waters (410-952ppm SO4 and 510-699 ppm Cl), and plots in the
volcanic water region, close to the lake water (PT). The acid Cibuni spring (CBN) was leak in Cl (<1 ppm) and rich in SO4 (~1200
ppm, calculated from total S), plotted near the SO4 corner in the field of steam heated waters. In contrast, the neutral Cimanggu waters
(CMG) are relatively rich in HCO3 (~300 ppm), low in Cl (27-57 ppm) and SO4 (27-57 ppm), and can be classified as ‘peripheral’
waters. The near neutral Barutunggul waters (BRT) contain Cl (290-587ppm), SO4 (180-519ppm), as well as HCO3 (~400ppm), and
plotted in the middle of the diagram. They fall on a line of CMG and PT+ALN, which suggests that the BRT spring represents a mixture
of both components.
Hulu sungai Ciwidey terletak di daerah Kawah Ciwidey dan khlorin yang diperkirakan sebagian besar dari mata air
(+ 1929 mdpl ), uap lapangan fumarola yang menyebabkan panas Alun-alun ( +1900 m) di lereng gunungapi Patuha; dan
komposisi air berubah karena adanya interaksi dengan lepasnya (2) satu air sungai mengaliri daerah endapan lumpur belerang
fluida dan batuan ubahan. Karena aliran buangan sangat kecil (Gambar-3) saluran irigasi dibangun sedemikian rupa sehingga
(aliran tahunan 0.04 m3/s) , efek kontaminasi ini dengan cepat S. Citiis yang asam dapat secara langsung bergabung dengan S.
menurun sebanding dengan bertambahnya jumlah air ke arah Ciwidey atau mengalir ke dalam saluran irigasi dan di tepi
hilir. bagian barat sungai ini digunakan untuk maksud lainnya. Luas
areal sekitar 0.1 km2 dengan endapan lumpur belerang setebal
Sungai Ciwidey kira kira 1.5-2 meter ditutupi oleh tumbuhan semak dan
beberapa bagian terlihat kering dan gundul. Komposisi kimia
Sungai Ciwidey adalah satu satu anak sungai Citarum dan mineralogi sama dengan komposisi danau pada masa
(Gambar-2). Sungai ini mempunyai daerah tangkapan air ( sekarang yang didominasi oleh belerang native yang berasosiasi
catchment area) seluas 204 km2, di mana 12% dari panjang dengan mineral lainnya yang mengendap dari air danau dalam
sungai terdapat di daerah hulu sungai dan panjang total kira- jumlah yang lebih kecil. Kumpulan ini meliputi silika,, berbagai
kira 35 km. Elevasi berkisar dari 2000 m dpl dekat titik sumber sulfida dan barit. Dengan analogi terhadap pengaliran tambang
lapangan vulkanik Kuarter pada lereng kompleks Patuha sampai asam, interaksi di antara air meteorik dan material ini
660 m pada anak sungai Citarum. Bagian hulu sungai Ciwidey menghasilkan suatu aliran sungai yang membawa kontaminan
dan umumnya anak- anak sungainya mengalir melalui endapan yang tidak larut. Lumpur berbutir halus, pengangkutan bahan
aliran piroklastika yang membentuk “footslope” dekat kampung pencemar juga akan terjadi dalam bentuk suspensi, khususnya
Ciwidey, di mana penampang tebingnya memperlihatkan selama musim penghujan.
struktur “coarse bedding”. Lebih jauh ke hilir sungai melalui
suatu lembah di lapangan vulkanik Tersier sebelum masuk ke Kenampakan Gejala Panasbumi
dataran Bandung dekat kecamatan Soreang. Ke arah hilir dari
Soreang , sungai membentuk saluran kubangan kecil dan Idrus Alhamid (1989) mengidentifikasikan tentang 10 semburan
endapannya didominasi oleh sedimen aluvial berbutir halus, hidrotermal di daerah panas bumi Patuha yang lebih luas. Raut
sampai sungai ini bergabung dengan sungai Citarum. tersebut dapat dilihat pada sketsa morfologi Gambar-1.1.
Daerah sekitar gunungapi dialiri oleh tiga sungai ialah;
Curah hujan tahunan ± 3 m/tahun dan memperlihatkan fluktuasi Ciwidey, Cibuni dan Cipandak. Mata air panas ditemukan di
musiman. Sejumlah anak sungai mengalirkan airnya ke sungai Alun – Alun (ALN), Barutunggul (BRT) dan Cimanggu (CMG).
Ciwidey dengan debit tahunan rata-rata 9.1 m3/s di Cukang Haur Mata air panas tersebut terletak di sebelah utara dan timur
(dekat lokasi CWD-10 antara Ciwidey dan Soreang, gambar 2), kompleks Patuha dan merupakan target utama penelitian,
debit rata-rata bulanan berkisar antara 2.4 m3/s di bulan Agustus karena;
– Septermber dan 16 m3/s di bulan Maret – April (Puslitbang (a) sektor ini menghasilkan tipe air ekstrim di luar danau
Pengairan dalam Iwaco – Waseco,1991). kawah.
(b) menyebar ke dalam daerah “ catchment area” dari sungai
Sepanjang aliran sungai Ciwidey terdapat beberapa saluran Ciwidey, yang diketahui menerima sejumlah polutan yang
irigasi yang digunakan untuk kebutuhan pertanian yang dapat berasal dari kawah Putih dan air panas (vulcanogenic
mengairi daratan sekitar 61 km2 umumnya berupa sawah, pollution).
perkebunan, sayuran dan untuk suplai kolam ikan. Saluran
irigasi di bagian atas sungai Ciwidey dipergunakan untuk Penyebaran gejala panas bumi komplek Patuha disajikan dalam
mengatur suplai air pada saluran sungai buatan selama musim tabel-1. Mata air panas BRT,CMG dan CBN terletak pada
kering. Sepanjang alirannya hingga kecamatan Soreang tidak ketinggian dan jarak yang sama dari Kawah Putih. Lokasi ALN
tercatat kegiatan industri yang mempengaruhi mutu air sungai lebih tinggi dan lebih dekat ke arah kawah Putih, untuk
Ciwidey. diketahui bahwa tak satupun dari para peneliti menyebutkan
kehadiran mata air panas Alun – Alun. Tabel-1 Penyebaran
Endapan Lumpur Belerang mata air panas lereng Patuha (ALN, CMG, dan CBN) dan
Kawah Ciwidey
Pusat polusi terletak pada kira-kira 6 km dari titik letusan. Di
sini sepanjang batas sungai, suatu daerah pengendapan buatan ( 3. SAMPLING DAN METODA ANALISIS
+ 1460 m ) menandai tempat pabrik belerang lama yang telah
ditinggalkan sejak 1942 setelah bekerja selama 20 tahun. Conto mata air panas ALN, BRT ,CMG dan CBN, lumpur
Lumpur belerang berasal dari Kawah Putih, suatu danau kawah belerang dan air Kawah Ciwidey (inlet dan out ) dikumpulkan
asam dari G.Patuha, dari mana lumpur tersebut dialirkan melalui dari Mei 1995 sampai Juli 1996. Lokasi sampling disajikan
saluran pada bibir kawah dan parit uamg dibangun sepanjang 4 dalam gambar-2, kecuali untuk CBN, conto diambil dalam
km pada lereng gunungapi. Lumpur tersebut diendapkan pada lima periode pada musim yang berbeda. Untuk mata air panas
sebuah kolam pengendap dekat pabrik. Sekarang lumpur ALN data terkumpul pada Mei 1997. pH, suhu dan
membentuk teras- teras buatan. Endapan tersebar pada daerah konduktivitas diukur di lapangan dengan peralatan digital.
seluas 0.1 km2 dengan ketebalan beberapa meter. Tumbuhan Kandungan sulfat dan khlorit dari air netral dan konsentrasi
menutupi bagian endapan lumpur tapi beberapa tapi beberapa rendah ditentukan dengan QIC-Dionex ion Chromatograph
bagian dari kolam tampak gersang. Daerah kolam termasuk (IC), menggunakan ionpac AS4A dan AG4a column dan
kedap air, sehingga air kolam bertambah selama musim Shimadzu C-R4A integrator. Orion 949 EA Ion Selective (ISE).
penghujan. Retakan lumpur terbentuk selama musim kemarau Contoh air di saring melalui saringan selullosa 0.45 mikromili,
yang membantu infiltrasi air ketika musim hujan mulai. Influxes contoh air dibagi dua; satu bagian di asamkan dengan HNO3,
dari dua sumber mencemari Sungai Ciwidey di lokasi (1) Sungai bagian kedua di encerkan dengan aquabidest dengan
Citiis, suatu sungai asam mengandung air yang kaya belerang perbandingan 1: 1.
Penyebaran Unsur Kimia dari Daerah Kenampakan Panasbumi dan lumpur Belerang di Gunung Patuha T. Sriwana, M. J. Van Bergen, S. Darma
Ciwidey, Jawa Barat
Input unsur polutan seperti; alumunium, arsen, boron, khlorin, IWACO-WASECO (1991) West Java provincial water sources
besi, mangan, sulfat dan unsur runut lainnya ke dalam sungai master plan for water supply, Bandung hydrological study, Main
Ciwidey sangat tinggi dibandingkan dengan nilai dasar umum. report annex 1 - surface water resources. Pp. 109.
Pengayaan bahan tak terlarutkan di bagian hilir diatur oleh
suatu proses yang analog dengan pengaliran air asam daerah Kemmerling, G.L.L. (1929) Vulkanen van Flores Vulkanol. en
tambang. Pengenceran oleh air sungai, penguapan dan Seismolog. Mededelingen, Dienst Mijnb. Ned. Indie, 10: 1-138.
perubahan kedalam fasa padat merupakan kontrol yang penting
yang mencegah bahan pencemar konsentrasi tinggi masuk ke Kinniburgh, D.G. and Jackson, M.L. (1982) Concentration and pH
dalam Sungai Citarum selama kondisi aliran normal. dependence of calcium and zinc adsorption by iron hydrous gel.
Am. J. Soil Sci., 46: 56-61.
DAFTAR PUSTAKA
McKnight, D.M. and Bencala, K.E. (1989) Reactive transport in
Benjamin, M.M. and Leckie, J.O., (1981) Competitive adsorption an acidic mountain stream in Summit County, Colorado. A
of Cd, Cu, Zn and Pb on amorphous iron oxyhydroxide. J. Colloid hydrologic perspective Geochim. Cosmochim. Acta, 53: 2225-
Interface Sci. 83: 410-419. 2234.
Bourg, A.C.M. (1988) Metals in aquatic and terrestrial systems: Millward, G.E. and Moore, R.M. (1982) The adsorption of Cu, Mn
sorption, speciation and mobilisation. In: W. Salomons an U. and Zn by iron oxyhydroxide in model estuarine solutions. Water
Forstner (Editors), Chemistry and Biology of Solid Waste: Res., 16: 981-985.
Dredged Material and Mine Tailings. Springer. Pp. 3-32.
Mok, W.M. and Wai, C.M. (1989) Distribution and mobilization
Chapman, B.M., Jones, D.R. and Jung, R.F. (1983) Processes of arsenic species in the creeks around the Blackbird mining
controlling metal ion attenuation in acid mine drainage streams. district, Idaho. Water Research, 23: 7-13.
Geochim. Cosmochim. Acta, 47: 1957-1973.
Nordstrom, D.K., 1982. The effect of sulfate on aluminium
Chapman, B.M., Jones, D.R. and Jung, R.F. (1988) Heavy metal concentrations in natural waters: Some stability relations in the
transport in streams - Field release experiments. In: W. Salomons system Al2O3-SO3-H2O. Geochim. Cosmochim. Acta, 46: 681-
an U. Forstner (Editors), Chemistry and Biology of Solid Waste: 692.
Dredged Material and Mine Tailings. Springer. Pp. 275-299.
Nordstrom, D.K. and Ball, J.W. (1986) The geochemical behavior
of aluminum in acidified surface waters. Science, 232: 54-56.
Penyebaran Unsur Kimia dari Daerah Kenampakan Panasbumi dan lumpur Belerang di Gunung Patuha T. Sriwana, M. J. Van Bergen, S. Darma
Ciwidey, Jawa Barat
Parnell, R.A. and Burke, K., (1990) Impacts of acid emissions from Rowe Jr, G.L., Brantley, S.L., Fernandez, J.F. and Borgia, A.
Nevado del Ruiz volcano, Columbia, on selected terrestrial and (1995) The chemical and hydrologic structure of Poas Volcano,
aquatic ecosystems. J. Volcanol. Geotherm. Res., 42: 69-88. Costa Rica. J. Volcanol. Geotherm. Res. 64: 233-267.
Pierce, M.L. and Moore, C.B. (1982) Adsorption of arsenite and Salomons, W. (1995) Environmental impact of metals from mining
arsenate on amorphous iron hydroxide. Water Res., 16: 1247- activities: Processes, predictions, prevention. In: R.J. Allan and W.
1253. Salomons (Editors), Heavy metal aspects of mining pollution and
its remediation. J. Geochem. Explor. 52: 5-23.
Pringle, C.M., Rowe, G.L., Triska, F.J., Fernandez, J.F. and West,
J. (1993) Landscape patterns in the chemistry of geothermally- Smedley, P.L., Edmunds, W.M. and Pelig-Ba, K.B. (1996)
impacted streams draining Costa Rica's Atlantic slope: Geothermal Mobility of arsenic in groundwater in the Obuasi gold-mining area
processes and ecological response. Limnol. Oceanogr. 38(4): 753- of Ghana: some implications for human health. In: Environmental
774. Geochemistry and Health (J.D. Appleton, R. Fuge and G.J.H.
McCall, editors). Geol. Soc. Spec. Publ., 113: 163-181.
Rowe Jr, G.L., Brantley, S.L., Fernandez, M., Fernandez, J.F.,
Barquero, J. and Borgia, A. (1992) Fluid-volcano interactions at
an active stratovolcano: The crater lake system of Poas Volcano,
Costa Rica. J. Volcanol. Geotherm. Res., 49: 23-51.
Penyebaran Unsur Kimia dari Daerah Kenampakan Panasbumi dan lumpur Belerang di Gunung Patuha T. Sriwana, M. J. Van Bergen, S. Darma
Ciwidey, Jawa Barat
Penyebaran Unsur Kimia dari Daerah Kenampakan Panasbumi dan lumpur Belerang di Gunung Patuha T. Sriwana, M. J. Van Bergen, S. Darma
Ciwidey, Jawa Barat
g
o
o
M ay 95 T r a n s itio n
l
in p u t fr o m C W D - 6 A u g u s t 9 D5 r y
l
1 . 6 0 2 . 0 0
D e c e m b eRr a9i n
5 y
)(
J a n u a ry F
96lo o d
(
J u n e /J u ly
D r9y6
l
1 . 6 0
a
B
1
0
-7
-8
-9
-1
-2
-1
1 . 2 0
/
-1
D
)
D
D
D
D
W
W
W
W
g
al
C
C
1 . 2 0
g
/
0 . 8 0
a
0 . 8 0B 0
gC
M
-7
-8
-9
-2 -1
-1
-1
D
D D
D
D
W
m
W W
C i w id e y c r a t e r
C
C C
C
C
0 . 4 0
0 . 4 0
m
g
0 . 0 0 0 . 0 0
0 5 1 5 2 5 3 5 - 5 0 5 1 5 2 5 3
d o w n s t r e a m d i s ta n c e ( k m ) d o w n s t r e a m d i s ta n c e ( k m )
o
1 . 2 0
l
1 . 6 0
a
B
0
-7
-8
-9
0
-2
-1
-1
D
D
D
D
o
W
(
W
C
C
a
C
B
C
)
0
C
-7
-8
-9
C
-1
-2
-1
-1
l
)
D
D
D
W
W
W
1 . 2 0 0 . 8 0
W
C
C
C
(
C
a
m
m
0 . 8 0 0 . 4 0
K
p
pN
0 . 4 0 0 . 0 0
p
p
0 . 0 0 - 0 . 4 0
0
g
5 1 5 2 5 3 5 0 5 1 5 2 5 3
g
d o w n s t r e a m d i s ta n c e ( k m ) d o w n s t r e a m d i s ta n c e ( k m )
o
o
B
a
1
0
-7
-8
-9
2 . 0 0 -2 0 . 5 0
0
-1
-1
l
-1
D
D
D
D
(
D
W
W
W
W
C
C
C
C
(
0 . 0 0
n
1 . 0 0
1
a
B
-1
-7
-8
-9
0
-2
-1
e
-1
D
D
D
D
W
W
W
W
C
- 0 . 5 0 C
C
C
M
F
0 . 0 0
- 1 . 0 0
- 1 . 0 0 - 1 . 5 0
0 5 1 5 2 5 3 5 0 5 1 5 2 5 3
d o w n s t r e a m d i s ta n c e ( k m ) d o w n s t r e a m d i s ta n c e ( k m )
Penyebaran Unsur Kimia dari Daerah Kenampakan Panasbumi dan lumpur Belerang di Gunung Patuha T. Sriwana, M. J. Van Bergen, S. Darma
Ciwidey, Jawa Barat