Concentration Heavy Metals (Cu and PB) in Musi River Estuary
Concentration Heavy Metals (Cu and PB) in Musi River Estuary
Concentration Heavy Metals (Cu and PB) in Musi River Estuary
KONSENTRASI LOGAM BERAT (Cu DAN Pb) DI SUNGAI MUSI BAGIAN HILIR
Wike Ayu Eka Putri1*, Dietriech G Bengen2, Tri Prartono2, dan Etty Riani3
1
Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Sriwijaya, Palembang
2
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB, Bogor
3
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK-IPB, Bogor
*E-mail: [email protected]
ABSTRACT
The Musi River is one of the biggest river of twelve big rivers in South Sumatra Province. Water
quality of this river affects the water quality in the estuary and biological health in its surrounding so
that it is important to determine the Cu and Pb concentrations. The purposes of this study were to
analize distribution of heavy metals (Cu and Pb) and to determine the water quality status in March
and September 2014. The water and sediment samples were collected from eight stations along the
Musi River from downstream to the estuary. Heavy metal concentration was analized by employing
USEPA 30050B method using AAS Spektra plus variant with air mixure flame ± acetylene. Dissolved
Cu and Pb concentrations in March were 0,002 - 0,006 mg/l and 0,002-0,003 mg/l, respectively, while
in September were 0,001-0,010 mg/l for Cu and 0,001-0,005 mg/l for Pb . Cu and Pb concentrations in
sediment detected in March were 6,92-16,4 mg/l and 1,9-11,4 mg/l, respectively, while in September
were 2,3-13,9 mg/l for Cu and 4,29-9,95 mg/l for Pb. Student test analysis showed that was no
significant differences between Pb and Cu concentrations (dissolved and sediment) between March
and September. Generally, the concentration of heavy metals Cu and Pb in Musi River estuary were
still below specified quality standards.
ABSTRAK
Sungai Musi merupakan satu diantara dua belas sungai besar di Provinsi Sumatera Selatan. Kualitas
air sungai Musi ini mempengaruhi kualitas air perairan di muara sungai dan kehidupan disekitarnya
untuk itu perlu diteliti konsetrasi Cu dan Pb. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui distribusi logam
berat Cu dan Pb dan status mutu perairan pada bulan Maret dan September 2014. Sampel air dan
sedimen dikumpulkan dari delapan stasiun penelitian yang tersebar di Sungai Musi bagin hilir hingga
muara. Logam berat Pb dan Cu dianalisis menggunakan metode USEPA 30050B dan diukur
menggunakan AAS jenis varian spektra plus dengan menggunakan flame campuran udara ± asetilen.
Konsentrasi Cu dan Pb terlarut pada bulan Maret berturut-turut adalah 0,002 - 0,006 mg/l dan 0,002-
0,003 mg/l, bulan September adalah 0,001-0,010 mg/l Cu dan 0,001-0,005 mg/l Pb. Konsentrasi Cu
dan Pb dalam sedimen pada bulan Maret berturut-turut adalah 6,92-16,4 mg/l dan 1,9-11,4 mg/l, pada
bulan September 2,3-13,9 mg/l Cu dan 4,29-9,95 mg/l Pb. Hasil pengujian dengan uji-T menunjukkan
bahwa konsentrasi Pb dan Cu (terlarut dan sedimen) pada bulan Maret dan September tidak berbeda
nyata. Secara keseluruhan, konsentrasi logam berat Cu dan Pb di Sungai Musi bagian hilir masih
dibawah beberapa baku mutu yang ditetapkan.
Musi tahun 2008 berkisar antara 18.000± Logam berat Pb bersifat persisten dan
77.600 kg/tahun. Suman et al. (2008) menye- toksik serta dapat terakumulasi dalam rantai
butkan bahwa terdapat 96 jenis ikan yang makanan. Demikian juga Cu, walau dibutuh-
tertangkap di estuaria Sungai Musi. Empat kan dalam jumlah kecil untuk aktivitas meta-
jenis diantaranya adalah ikan air tawar yaitu bolisme tubuh namun dapat terakumulasi
ikan juaro (Pangasius polyuranodon), selu- dalam tubuh organisme jika konsentrasi di
ang (Rasbora argyrotaenia), sepengkah perairan tinggi. Hal ini membahayakan ma-
(Parambassis sp) dan udang galah (Macro- nusia yang mengkonsumsi organisme (ikan)
brachium rosenbergii), sedangkan sisanya yang terkontaminasi mengingat logam berat
merupakan ikan laut. bersifat teratogenik (Riani et al., 2014) serta
Bapedalda Provinsi Sumatera Selatan dapat mengakibatkan kerusakan berbagai
(2006) mencatat ada kurang lebih 20 industri organ tubuh (Riani, 2015). Potensi bahaya
terdapat di bagian hilir Sungai Musi yaitu terjadi karena ikan yang terdapat di Sungai
industri pengolahan kayu, karet, pupuk, kera- Musi banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
mik, dok kapal, detergen, minyak, gas, cold di Propinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini
storage, electroplating dan industri minuman bertujuan mengetahui distribusi logam berat
ringan. Sebagian besar industri tersebut dike- Cu dan Pb serta status mutu perairan Sungai
tahui belum memiliki Instalasi Pengolahan Musi pada bulan Maret dan September 2014.
Air Limbah (IPAL) yang optimal. Selain itu, Hasil penelitian diharapkan dapat meleng-
Sungai Musi juga merupakan daerah alur kapi informasi berkaitan dengan kontaminasi
pelayaran beragam jenis kapal seperti tong- logam Cu dan Pb serta antisipasinya pada
kang pengangkut batu bara, kayu, kapal feri masa yang akan datang.
dan kapal penumpang lainnya serta kapal
muatan barang. Berbagai kegiatan ini berpo- II. METODE PENELITIAN
tensi memberikan kontribusi bahan pencemar
seperti logam berat (heavy metals). 2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Beberapa penelitian di Sungai Musi Penelitian ini dilakukan pada bulan
telah memberikan informasi adanya kontami- Maret dan bulan September 2014 di Sungai
nasi bahan pencemar yang dapat menurunkan Musi bagian hilir hingga daerah muara.
kualitas perairan. Widyastuti (2001) menye- Daerah penelitian dibagi menjadi delapan
butkan bahwa parameter COD di Sungai stasiun penelitian (Gambar 1). Stasiun 1-3
Musi telah melewati ambang batas yang dite- terletak di Sungai Musi yang berdekatan
tapkan dalam yaitu sebesar 10 mg/l dan Surat dengan aktifitas perkotaan, pemukiman,
Keputusan Gubernur No. 407/SK/XI/1991. industri serta pelabuhan tepatnya sekitar
Selanjutnya berdasarkan parameter biologi Jembatan Ampera dan PT Pusri. Stasiun 4-5
(Indeks Shanon-Wiener), air Sungai Musi terletak di daerah sekitar Upang yang diciri-
bagian hilir termasuk kategori tercemar kan dengan kondisi perairan yang masih
sedang-berat (Widyastuti, 2001). Emilia et alami, pinggiran sungai banyak ditumbuhi
al. (2013) menyebutkan konsentrasi rata-rata mangrove. Stasiun 6-8 terletak di daerah
logam kadmium (Cd) pada sampel air Sungai muara (Sungsang) yang berdekatan dengan
Musi sebesar 0,0091 mg/l dan sedimen sebe- pemukiman, lalu lintas kapal dan aktifitas
sar 0,1520 mg/kg. Selanjutnya Setiawan et penangkapan ikan.
al. (2013) menemukan bahwa daerah Sungai
Musi Palembang antara Pulokerto sampai 2.2. Pengambilan Sampel
Pulau Salah Nama telah tercemar merkuri Sampel yang dikumpulkan dalam
total dengan kisaran 17,250±21,750 µg/L, penelitian terdiri dari logam berat Cu dan Pb
sedangkan kadar merkuri total dalam sedi- terlarut dan sedimen. Contoh air diambil
men berkisar antara 1,12 ± 2,521 µg/L. pada lapisan permukaan perairan (kisaran 0-
454 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt72
Putri et al.
50 cm) sebanyak 1 liter (Bahnasawy, 2009) dibiarkan selama 20 menit, kemudian ditam-
menggunakan Vandorn water sampler. Sam- bahkan 9,75 ml air suling lalu dikocok. Hasil
pel air kemudian disaring menggunakan ker- ekstraksi dalam fase air diambil dan simpan
tas saring membrane selulosa Whatman dalam botol polyethylene kemudian diukur
7184-004 (membran Cicles, Cellulose nitrat, menggunakan AAS.
white plain 0,45 µm, diameter 47 mm). Fase Contoh sedimen diambil mengguna-
terlarut disimpan dalam botol polietilen dan kan Sediment Grab kemudian dimasukan ke
diawetkan dengan HNO3 pekat hingga pH< dalam botol polietilen dan disimpan dalam
2 (Batley and Garnerd, 1977; APHA/ cool box kemudian dibawa ke laboratorium.
AWWA/WEF Standard Methods 20th ed., Di laboratorium, contoh sedimen dimasukkan
2001; Taftazani et al., 2005). Di laborato- dalam beaker teflon dan dikeringkan dalam
rium, sampel air (250 ml) dimasukkan dalam oven pada suhu 105°C selama 24 jam kemu-
corong pisah teflon, kemudian diekstraksi dian dihaluskan hingga homogen (Hutaga-
dengan APDC/NaDDC/MIBK. Fase organik lung et al., 1997). Sebanyak satu gram
diekstraksi kembali dengan HNO3 (back sampel sedimen kering didestruksi dengan
extraction) (Bruland et al., 1979). Sampel air campuran larutan HNO3-H2O2-HCl pada
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 2, Desember 2015 455
Konsentrasi Logam Berat (Cu Dan Pb) Di Sungai . . .
suhu 95°C selama 6 jam (USEPA, 2006). tanah itu sendiri. Batuan jenis granit mengan-
Kadar logam berat Pb dan Cu dalam contoh dung Pb sebesar 24 mg/l, basal 3-6 mg/l, liat
air dan sedimen ditentukan dengan AAS 20-23 mg/l dan pasir 10-12 mg/l. Aliran
(Atomic Absorption Spectroscopy) jenis induk Sungai Musi berasal dari Bukit Barisan
Varian SpectrAA plus Varian dengan meng- sekitar Bukit Kelam dan Bukit Daun di
gunakan flame campuran udara ± asetilen daerah Bengkulu pada ketinggian 875 dpl
dengan batas deteksi untuk Pb 0,01 µg/L dan dan terbentuk dari batuan vulkanik (Basuki
Cu 0,003 µg/L. Untuk menjamin mutu dan Putro, 2013). Aliran ini melalui lapisan
pengukuran di laboratorium, dilakukan stan- andesit vulkanis di wilayah pegunungan dan
dar internal untuk logam terlarut dan CRM berbelok ke arah timur laut sampai ke titik
PACS-2 untuk sedimen. pertemuan dengan Air Rawas di daerah
Babat Toman yang juga terdiri dari bahan
2.3. Analisa Data vulkanik, kemudian mengarah ke timur mele-
Konsentrasi logam berat yang dipero- wati Kota Palembang menuju ke Selat Bang-
leh selama penelitian dianalisis secara des- ka (BRPPU, 2010). Bahan induk dataran
kriptif. Untuk menguji variasi dan signifi- sedimen tersebut berupa shale, batu lanau
kansi perbedaan antar musim, dilakukan uji-t dan aluvium yang menempati 63% dari luas
menggunakan program Minitab 16. Selain itu DAS Musi. Kelompok tanah utama yang
juga dilakukan perbandingan dengan bebe- terdapat di DAS Musi adalah kelompok
rapa standar baku mutu yaitu standar baku alluvial (kandungan bahan organik rendah),
mutu air laut untuk biota laut (Kepmen No. podsolik (kandungan bah an organik rendah
51/ MENLH, 2004), PP No. 82 tahun 2001
tentang pengelolaan kualitas air dan pengen-
dalian pencemaran air, ANZECC/ARM-
CANZ (2000) dari Australia dan Selandia
Baru serta CCME (Canadian Council of
Ministers of the Environment, 1999) dari
Kanada.
456 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt72
Putri et al.
sampai sedang dan pH relatif rendah), kar minyak yang digunakan dalam kegiatan
organosol dan latosol (BRPPU, 2010; transportasi diduga berkontribusi terhadap
Rachim dan Arifin, 2011). Kondisi dan sifat konsentrasi logam Pb di perairan. Daerah
tanah yang tergambarkan mengindikasikan pelabuhan umumnya menjadi salah satu pe-
bahwa kemungkinan sumbangan logam berat nyumbang bagi keberadaan Pb di air laut
dalam perairan relatif sedikit. (Rochyatun et al., 2006; Naria, 2005).
Konsentrasi logam berat dapat me- Umumnya bahan bakar minyak mendapat zat
ningkat karena masukan limbah dari kegiatan tambahan tetraetyl yang mengandung Pb
antropogenik di sekitar Daerah Aliran Sungai untuk meningkatkan mutu bahan bakar khu-
(DAS) serta sepanjang aliran Sungai Musi. susnya bensin yaitu sebagai anti knocking (anti
Limbah yang diperkirakan berpotensi me- letup), pencegah korosi, anti oksidan, diakti-
ngandung Cu adalah pupuk yang berasal dari fator logam, anti pengembunan dan zat pe-
kegiatan pertanian dan perkebunan. Di ba- warna. Secara umum terlihat bahwa kon-
gian hulu Sungai Musi (sub DAS Komering sentrasi Cu dan Pb di Sungai Musi bagian
dan Lematang) terdapat kegiatan pertanian hilir selama penelitian lebih tinggi diban-
dan perkebunan yang menghasilkan limbah dingkan kadar alaminya di alam. Hal ini
sisa-sisa pupuk dan pestisida (BRPPU, mengindikasikan bahwa kemungkinan per-
2010). Menurut Alloway (1995), kisaran Cu airan Sungai Musi telah mendapat pasokan
dalam pupuk fosfat yang digunakan dalam dari sumber non alami atau antropogenik
kegiatan pertanian berkisar 1-300 mg/kg Cu. Gambar 2 dan 3 menunjukkan kon-
Sastrawijaya (2000) menyebutkan bahwa sentrasi Cu dan Pb terlarut lebih tinggi pada
kelompok fungisida biasanya mengandung bulan Maret dibandingkan bulan September,
logam Cd, Cu, Fe, Mn dan Hg, sementara ke- namun perbedaannya tidak signifikan (p>
lompok insektisida biasanya mengandung Cl, 0,05). Kondisi ini diduga karena perbedaan
Pb dan Mg. Hasil penelitian Yunus et al. pasokan pada waktu-waktu tersebut akibat
(2010) menemukan konsentrasi Cu yang pengaruh musim. Bulan Maret merupakan
yang lebih tinggi (7,65-18,65 µg/g berat ke- musim peralihan antara musim barat (curah
ring) di sedimen muara Sungai Pahang di- hujan tinggi) dengan musim timur (curah
bandingkan dengan daerah yang lebih jauh hujan rendah), adapun bulan September me-
dari muara. Hal ini diduga karena masukan rupakan musim peralihan antara musim timur
dari limbah domestik serta kegiatan pertanian (curah hujan rendah) menuju musim barat
yang menggunakan pupuk dan pestisida. (curah hujan tinggi). Curah hujan yang lebih
Sama halnya dengan Cu, Pb juga dapat diha- tinggi di bulan Maret dibandingkan bulan
silkan dari kegiatan pertanian. Pupuk fosfat September menyebabkan konsentrasi logam
dan nitrat diperkirakan mengandung Pb ber- berat yang masuk ke perairan juga mening-
turut-turut sebesar 7-225 mg/kg dan 2-27 kat, baik melalui pengikisan lahan maupun
mg/kg (Alloway, 1995). Selain itu juga ter- sumber dari atmosfir yang masuk melalui hu-
dapat aktivitas pengolahan minyak bumi dan jan. Data curah hujan bulanan (Tahun 1991-
kelapa sawit yang menghasilkan logam berat 2013) dari Badan Meteorologi Klimatologi
(BRPPU, 2010) serta penambangan emas di dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi
sub DAS Rawas yang menyebabkan logam- Klas 1 Kenten Palembang menunjukkan bah-
logam ikutan seperti Cd dan Hg lepas ke wa rata-rata curah hujan pada bulan Maret
perairan. adalah 436 mm, lebih tinggi dibandingkan
Pada bagian hilir, aktivitas yang bulan September (108 mm). Hasil penelitian
diperkirakan berpotensi menghasilkan limbah Chakraborty et al. (2009) menemukan kon-
mengandung Pb adalah transportasi dan pela- sentrasi logam berat Zn, Cu dan Pb di
buhan. Proses pencucian dan pemeliharaan Estuaria Benggala Barat India lebih tinggi
kapal-kapal nelayan serta ceceran bahan ba- pada musim hujan dibandingkan musim per-
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 2, Desember 2015 457
Konsentrasi Logam Berat (Cu Dan Pb) Di Sungai . . .
Tabel 1. Perbandingan kualitas air di Sungai Musi Sumatera Selatan dibandingkan dengan
standar baku mutu logam berat pada air laut untuk biota laut (Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004).
458 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt72
Gambar 4. Konsentrasi logam berat Cu dan Pb sedimen pada bulan Maret 2014.
Gambar 5. Konsentrasi logam berat Cu dan Pb sedimen pada bulan September 2014.
Kondisi yang sama juga terdapat di sedimen mengendapnya komponen polutan yang ter-
Estuaria Benggala Barat (India), konsentrasi dapat di dalam badan air sehingga terdapat
logam tertinggi berturut-turut adalah Zn> korelasi yang erat antara konsentrasi logam
Cu>Pb (Chakraborty et al., 2009). Kon- dalam media air dengan sedimen. Menurut
sentrasi Cu dan Pb selama penelitian pada Ekpo et al. (2013) tingginya konsentrasi lo-
bulan Maret dan September tidak menunjuk- gam berat dalam sedimen dapat disebabkan
kan perbedaan yang signifikan (p> 0,05). oleh masukan secara geologis melalui pengi-
Senada dengan hasil penelitian Sany et al. kisan batuan, limbah penambangan atau tai-
(2011) yang dilakukan di dua musim yang ling serta aktivitas pertambangan disekitar
berbeda, menunjukkan bahwa tidak terdapat lokasi. Membandingkan konsentrasi logam
perbedaan konsentrasi logam berat Cu dan berat terlarut dan dalam sedimen, dapat di-
Pb di sedimen West Port Malaysia. Hal ini simpulkan bahwa logam berat Cu dan Pb
mengindikasikan bahwa logam berat terikat terakumulasi dalam jumlah yang tinggi di
kuat pada sedimen perairan. Sebagaimana dalam sedimen karena sedimen berperan se-
kita tahu bahwa sedimen merupakan tempat bagai reservoir bagi semua komponen pen-
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 2, Desember 2015 459
Konsentrasi Logam Berat (Cu Dan Pb) Di Sungai . . .
cemar termasuk logam berat. Kondisi berbe- yang signifikan konsentrasi Cu dan Pb antara
da ditemukan di Estuaria Adyar dan Ennore, bulan Maret dan bulan September.
Madras India. Menurut Joseph and Srivas-
tava (1993), terdapat variasi logam berat UCAPAN TERIMAKASIH
antar musim dimana konsentrasi logam lebih
tinggi selama bulan November (musim hu- Kami mengucapkan terima kasih ke-pada Ibu
jan). Disebutkan bahwa masukan bahan pen- Lestari, Bapak Abdul Rozak, dan Bapak M.
cemar selama musim hujan melalui run off Taufik Kaisupy di Laboratorium Pencemaran
dapat meningkatkan konsentrasi logam berat P2O LIPI yang telah membantu analisa
sedimen. logam berat dan peminjaman bebe-rapa alat
Dibandingkan dengan beberapa pene- yang dibutuhkan.
litian lain di Indonesia, konsentrasi logam
berat Cu dan Pb di Sungai Musi bagian hilir DAFTAR PUSTAKA
lebih rendah. Lestari dan Budiyanto (2013)
menemukan konsentrasi logam berat Cu dan Allen, H. E., Garrison, A. W., and Luther III.
Pb di sedimen Perairan Gresik berturut-turut GW. 1998. Industrial discharges of
adalah 85,5 mg/l Cu dan 4,29 mg/l Pb. Me- metals to water. In Metal in surface
nurut Rochyatun et al. (2006), konsentrasi water. Sleeping Bear Press. Inc.
Cu dan Pb dalam sedimen Muara Sungai Michigan. USA. 262p.
Cisadane berkisar 8,15-34,59 mg/l Cu dan Alloway, B.J. 1995. Heavy metal in soil.
9,42-34,40 mg/l Pb. Namun kondisi sedikit John Wiley and Sons. New York.
berbeda jika dibandingkan dengan hasil 339p.
penelitian BRPPU (2010) di lokasi yang Arifin, Z. 2011. Konsentrasi logam berat di
sama dimana kisaran konsentrasi Pb terpan- air, sedimen dan biota di Teluk
tau sangat kecil berkisar 0,0-1,8 µg/kg. Kelabat, Pulau Bangka. J. Ilmu dan
Merujuk pada USEPA (2004), secara Teknologi Kelautan Tropis, 3(1):104-
umum konsentrasi logam berat Cu pada se- 114.
mua stasiun penelitian masih dibawah baku Australian and New Zealand Environment
mutu yang diperkenankan yaitu sebesar and Conservation Council and Agri-
49,98 mg/l. Pedoman mutu dari ANZECC/ culture (ANZECC) and Resource
ARMCANZ (2000) menyebutkan batas ter- Management Council of Australia
tinggi Cu dan Pb di dalam sedimen adalah 65 and New Zealand (ARMCANZ),
mg/l Cu dan 50 mg/l Pb. Adapun menurut 2000. Australian and New Zealand
CCME (1999) batas Cu dan Pb yang diper- guidelines for fresh and marine water
kenankan dalam sedimen sebesar 18,7 mg/l quality. Vol 1, Chapter 1-7. Austra-
Cu dan 30,2 mg/l Pb. Mengacu pada kondisi lian and New Zealand Environment
tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsen- and Conservation Council. Canberra.
trasi Cu dan Pb di sedimen perairan Sungai 314p.
Musi bagian hilir masih aman bagi kehidu- Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
pan biota di dalamnya. Daerah Provinsi Sumatera Selatan
(BAPEDALDA), 2006. Laporan sta-
IV. KESIMPULAN tus lingkungan hidup daerah (SLHD)
Provinsi Sumatera Selatan tahun
Hasil penelitian menunjukkan kon- 2005. 167hlm.
sentrasi logam berat Cu dan Pb di aliran Balai Riset Perikanan dan Perairan Umum
Sungai Musi bagian hilir-muara (terlarut dan (BRPPU), 2010. Perikanan perairan
dalam sedimen) masih dibawah ambang ba- Sungai Musi Sumatera Selatan. Pusat
tas yang ditetapkan. Tidak ditemukan variasi
460 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt72
Putri et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 2, Desember 2015 461
Konsentrasi Logam Berat (Cu Dan Pb) Di Sungai . . .
tang baku mutu air laut. Jakarta. 10 Riani E. 2012. Perubahan iklim dan kehidu-
hlm. pan biota akuatik (Bioakumulasi
Lestari dan F. Budiyanto. 2013. Konsentrasi bahan berbahaya dan beracun dan
Hg, Cd, Cu, Pb dan Zn dalam reproduksi). IPB Press. 216hlm
sedimen di Perairan Gresik. J. Ilmu Riani E, Y. Sudarso, MR. Cordova. 2014.
dan dan Teknologi Kelautan Tropis, 5 Heavy metals effect on unviable
(1):182-191. larvae of Dicrotendipes simpsoni
Manahan S. E. 2001. Water pollution, In (Diptera: Chironomidae), a case study
Fundamentals of environmental che- from Saguling Dam, Indonesia.
mistry. Second (ed.). CRC Press AACL Bioflux. 7(2):76-84.
Lewis Pub. Boca Raton. Florida. http://www.bioflux.com.ro/aacl
1003p. (Retrieved on 2 May 2015_
McComb, J., T. C. Alexander., F. X. Han and Riani E. 2015. The effect of heavy metals
P. B. Tchounwou. 2014. Under- on tissue damage in different organs
standing biogeochemical cycling of of goldfish cultivated in floating fish
trace elements and heavy metals in net in Cirata Reservoir, Indonesia.
estuarine ecosystems. J. of Biore- PARIPEX - Indian J. of Research. 4
mediation & Biodegradation, 5(3). (2):54-58.
3p. Sany, B. T., A.H .Sulaiman., G.H. Mona-
Mitra, A. 1998. Status of coastal pollution in zami, and A. Salleh. 2011. Assess-
West Bengal with special reference to ment of sediment quality according to
heavy metals. Indian J. Ocean Study, heavy metal status in the West Port of
5(2):135-138. Malaysia. International J. of Biolo-
Naria. E. 2005. Mewaspadai dampak bahan gical, Biomolecular, Agricultural,
pencamar timbal (pb) di lingkungan Food and Biotechnological Engi-
terhadap kesehatan. J. Komunikasi neering, 5(2):4-8.
Penelitian, 17 (4):66-72. Sastrawijaya, A. T. 2000. Pencemaran
Rochyatun, E., Lestari dan A. Rozak. 2004. lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.
Kondisi perairan Muara Sungai Digul 236hlm.
dan Perairan Laut Arafura dilihat dari Setiawan, A.A., I. Emilia, dan Suheryanto.
kandungan logam berat. Oseanologi 2013. Kandungan merkuri total pada
dan Limnologi di Indonesia 2004, berbagai jenis ikan Cat Fish di
36:15-31 Perairan Sungai Musi Kota Palem-
Prianto, E dan N. K. Suryati. 2010. bang. Seminar Nasional Sains dan
Komposisi jenis dan potensi sumber- Teknologi V Lembaga Penelitian
daya ikan di Muara Sungai Musi. J. Universitas Lampung. Hlm.:741-750.
Penelitian Perikanan Indonesia, Pusat Suman, A., Husnah., E. Prianto, dan N. K.
Riset Perikanan Tangkap. 16(1):1-8 Suryati. 2008. Strategi pengelolaan
Purwiyanto, A.I.S dan S. Lestari, 2012. perikanan Estuari Sungai Musi. La-
Akumulasi logam berat Pb dan Cu poran Teknis. Balai Riset Perikanan
untuk keamanan pangan di Muara Perairan Umum. 121hlm
Sungai Banyuasin. Laporan Unggulan Taftazani, A., Muzakky, dan Sumining.
Kompetitif. Universitas Sriwijaya. 2005. Evaluasi kadar logam berat
Palembang. 87hlm. dalam sampel lingkungan Pantai
Rachim, D.A dan M. Arifin, 2011. Kla- indramayu dengan teknik analisis
sifikasi tanah Indonesia. Pustaka aktivasi neutron. Dalam Prosiding
Reka Cipta. Bandung. 336hlm. PPI ± PDIPTN 2005. Puslitbang
Teknologi maju BATAN. Jogjakarta,
462 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt72
Hlm.:35-44. Widiastuty, S. 2001. Dampak pengolahan
USEPA. 2004. Test methods for evaluating limbah cair Pt. Pupuk Sriwidjaja
solid waste SW-846 methods 7471B, terhadap kualitas air Sungai Musi
mercury in solid or semisolid waste Kota Palembang. Tesis. Sekolah Pas-
(manual cold-vapor technique). 11p. casarjana. Institut Pertanian Bogor.
USEPA. 2006. Volunteer Estuary Moni- 91hlm.
toring Manual, A Methods Manual, Yunus, K., S.W. Ahmad., O.M. Chuan, and
Second Edition, EPA-842-B-06-003. J. Bidai. 2010. Spatial distribution of
15p.http://water.epa.gov/type/oceb/ne lead and copper in the bottom
p/upload/stuaries_monitor_chap12.pd sediments of Pahang River Estuary,
f. (Retrieved on 13 march 2013) Pahang, Malaysia. (Taburan Plum-
Waldichuk M. 1974. Some biological con- bum dan Kuprum di Sedimen Dasar
cern in metals pollution. In F. J. Muara Sungai Pahang, Pahang,
Vernberg and W. B. Vernberg (ed.). Malaysia). Sains Malaysiana 39(4):
London. Academic Press Inc. 1-57p. 543-547.
Weiner, E. R. (2008). Application of
environment aquatic chemistry. A Diterima : 29 April 2015
practical guide. Second (eds). CRC Direview : 25 Mei 2015
Press. Taylor and Francis Group. Disetujui : 17 Agustus 2015
442p
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 2, Desember 2015 463
464