Efek Metode Non Farmakologik Terhadap Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Kala I

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Efek Metode Non Farmakologik terhadap Intensitas Nyeri

Ibu Bersalin Kala I

Marwati Biswan1, Henny Novita2, Masita3


1,2,3
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I
Email: [email protected]

Abstract: Effect of Non-Pharmacological Method on Intensity of Maternal Pain Phase I. Pain


is one of the processes during the labor, the pain during the labor is able to increase the blood
pressure, the fetal heart rate also increased and the focus of mothers during the childbirth is
disturbed. According to data research shown that 60% primipara describes the pain caused by huge
contraction, 30% about medium. In multipara, 45% feel a huge pain, 30% is medium and the
lower about 25%. The purpose of this research is to understand the effectivity of the proper way to
the non-pharmacological pain management for the phase 1. This research used a quasi-
experimental design with the pre-post test without control group design methods. The population
used in this research is maternal with phase 1 on an active postpartum. The gaining of a sample
using a quota sampling technic consists of 60 maternal who were divided into two groups of 30
respondents per each. The results obtained in this research given the average degree of pain after
the relaxation techniques and massage. (The group I) is 5, 47 with the result of p=0.001. The
average degree of pain result after having a warm and cold compress for (the group II) is 6,60 ±
1,003 with the result of p=0.000. The conclusions of the research are there are effects in an
adduction of deep breathing relaxation technique such of: the back massage, cold and warm
compresses toward the decreasing of pain for phase 1 active labor. The deep breath relaxation
method and back massage are more effective than cold and warm compresses in relieving pain
intensity for the maternal.

Keywords: Non-pharmacological pain management, Childbirth pain

Abstrak: Efek Metode Non Farmakologik terhadap Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Kala I.
Nyeri merupakan bagian dari proses persalinan, rasa nyeri saat persalinan bisa menyebabkan
tekanan darah meningkat, denyut jantung janin meningkat, dan konsentrasi ibu selama persalinan
menjadi terganggu. Berdasarkan data penelitian yang ada menunjukkan bahwa 60% primipara
melukiskan nyeri akibat kontraksi sangat hebat, 30% nyeri sedang. Pada multipara 45% merasakan
nyeri hebat, 30% nyeri sedang dan 25% nyeri ringan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
efektifitas manajemen nyeri non farmakologik yang paling tepat terhadap pengurangan nyeri pada
ibu bersalin kala I. penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan menggunakan
metode pre-post test without control group design Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
bersalin kala I fase aktif postpartum dalam pengambilan sampelnya menggunakan teknik quota
Sampling dengan sampel sebanyak 60 ibu bersalin yang dibagi menjadi 2 kelompok masing-
masing 30 responden. Hasil pada penelitian ini diperoleh rerata derajat nyeri sesudah diberikan
teknik relaksasi dan pijat (Kelompok I) adalah 5,47 ± 1,525 dengan nilai p=0.001. Nilai rerata
derajat nyeri sesudah diberikan kompres hangat dan kompres dingin (kelompok II) adalah 6,60 ±
1,003 dengan nilai p=0,000. Ada pengaruh pemberian teknik relaksasi nafas dalam, pijat
punggung, kompres hangat dan kompres dingin terhadap penurunan derajat nyeri kala I fase aktif
persalinan. Metode relaksasi nafas dalam dan pijat pada punggung lebih efektif dibandingkan
kompres hangat dan kompres dingin dalam menurunkan intensitas nyeri pada ibu bersalin.

Kata kunci: Nyeri, persalinan, nonfarmakologik,

Persalinan dan kelahiran adalah peristiwa terhadap kelancaran persalinan (Simpkin,


fisiologis yang normal. Nyeri secara fisiologis Whalley & Keppler 2008).
akan dirasakan oleh ibu pada saat persalinan. Secara umum terdapat dua faktor yang
Rasa nyeri saat persalinan bisa meningkatkan mempengaruhi intensitas nyeri yaitu faktor fisik
tekanan darah, denyut jantung janin meningkat, dan psikologis. Faktor fisik antara lain: umur,
dan konsentrasi ibu selama persalinan menjadi paritas, besar janin, intensitas dan lama
terganggu. Semua itu akan berefek buruk persalinan, pembukaan servik, posisi janin,

282
283 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 2, Agustus 2017, hlm 282-288

karakteristik panggul, kelelahan, dan tindakan homeostatis sehingga tidak terjadi peningkatan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. suplai darah, mengurangi kecemasan dan
Sedangkan faktor psikologis meliputi: ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan
sosiobudaya setempat, tingkat kecemasan dan nyeri selama proses persalinan (Prasetyo, 2010).
ketakutan, tingkat pengetahuan dan pendidikan, Masase pada punggung merangsang titik
pengalaman nyeri sebelumnya, persiapan tertentu di sepanjang meridian medulla spinalis
persalinan, dan sistem pendukung (JNPK-KR, yang ditransmisikan melalui serabut besar ke
2008). formatio retikularis, thalamus dan sistem tubuh
Nyeri pada persalinan umumnya terasa akan melepaskan endorpin. Endorpin merupakan
hebat, hanya 2-4% ibu saja yang mengalami neurotransmitter yang menghambat pengiriman
nyeri ringan selama persalinan. Nyeri pada saat rangsang nyeri dari system saraf tulang belakang
persalinan menempati skor 30-40 dari 50 skor sehingga dapat memblok pesan nyeri ke pusat
yang ditetapkan oleh Wall dan Mellzack (2013). yang lebih tinggi dan dapat menurunkan sensasi
Skor tersebut lebih tinggi dibandingkan nyeri (Cunningham, 2013).
syndrome nyeri klinik seperti nyeri punggung Terapi kompres panas dan dingin
yang kronis, nyeri akibat kanker, nyeri tungkai merupakan salah satu metode non farmakologik
dan lainnya. untuk mengurangi nyeri. Stimulasi kulit dengan
Nyeri yang terjadi pada proses persalinan teknik kompres hangat dilakukan untuk
membuat ibu hamil cenderung lebih memilih merangsang serat syaraf yang menutup gerbang
untuk menghindari proses persalinan spontan sehingga transmisi impuls nyeri ke medula
dengan melakukan seksio sesarea atau seksio spinalis dan otak dapat dihambat. Untuk stimulasi
sesarean on request sebagai upaya untuk tidak dengan kompres dingin mempunyai efek
merasakan sensasi nyeri yang diakibatkan oleh analgesik dengan memperlambat kecepatan
proses persalinan spontan tersebut. Meningkatnya hantaran syaraf sehingga impuls nyeri yang
angka seksio sesarea di seluruh penjuru dunia mencapai otak lebih sedikit (Potter & Perry,
sebagian besar disebabkan oleh karena adanya 2005).
permintaan ibu hamil dengan alasan takut akan Pada penelitian ini menggunakan teknik
nyeri persalinan ini. Namun disisi lain, prosedur kombinasi yaitu gabungan antara teknik relaksasi
operasi seksio sesarea sendiri merupakan suatu dan pijat pada punggung kemudian gabungan
prosedur intervensi obstetri yang memiliki risiko dari kompres hangat dan dingin. Dengan
cukup besar. Penurunan keberhasilan persalinan gabungan metode ini Bidan dapat memberikan
normal terjadi oleh karena ketakutan ibu hamil inovasi dalam menggunakan metode-metode
akan nyeri persalinan tersebut atau penatalaksanaan nyeri secara non farmakologis
ketidakmampuan ibu hamil untuk menahan dan yang tepat agar ibu dapat melewati persalinan
menerima nyeri persalinan saat persalinan yang dengan aman. Penelitian ini bermanfaat bagi ibu
dilaluinya (Mander, 2003). bersalin sebagai informasi pilihan teknik
Penanganan dan pengawasan nyeri relaksasi yang paling tepat digunakan pada kala I
persalinan terutama pada kala I sangat penting, persalinan, sedangkan bagi tenaga kesehatan
karena sebagai titik penentu apakah ibu bersalin sebagai bahan masukan tentang teknik relaksasi
dapat menjalani persalinan dengan normal atau yang paling tepat dalam melakukan penanganan
diakhiri dengan suatu tindakan dikarenakan nyeri pada ibu bersalin kala I. Tujuan dari
adanya penyulit yang diakibatkan oleh nyeri yang penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas
sangat hebat. Nyeri pada persalinan dapat manajemen nyeri non farmakologik yang paling
dikurangi dengan menggunakan metode tepat terhadap pengurangan nyeri pada ibu
farmakologi dan nonfarmakologi. Jika bersalin kala I.
memungkinkan pilihan metode non farmakologi
untuk penatalaksanaan nyeri harus
dipertimbangkan sebelum menggunakan obat METODE
analgesik. Beberapa pengelolaan nyeri secara
farmakologis sebagian besar merupakan tindakan Penelitian ini menggunakan desain kuasi
medis dan mempunyai efek samping baik bagi eksperimen dengan menggunakan metode pre-
ibu maupun janin. post test without control group design Populasi
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan dalam penelitian ini adalah ibu bersalin kala I
teknik pereda nyeri yang banyak memberikan fase aktif di Puskesmas wilayah Tangerang
masukan terbesar karena relaksasi bernafas Selatan tahun 2016. Pengambilan sampelnya
selama proses persalinan dapat mempertahankan menggunakan teknik quota Sampling dengan
komponen sistem saraf simpatis dalam keadaan sampel sebanyak 60 ibu bersalin yang dibagi
Biswan, Efek Metode Non Farmakologik Terhadap Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Kala I 284

menjadi 2 kelompok masing-masing 30 Pengaruh Intervensi Terhadap Intensitas


responden. Nyeri

Tabel 3. Perbedaan Derajat Nyeri Sebelum


HASIL dan Setelah Intervensi Pada
Kelompok I dan II
Intensitas Nyeri dan Karakteristik Responden Variabel Mean Nilai p 95% CI
±SD
Hasil penelitian tentang variabel nyeri dan Kelompok I
umur disajikan dengan nilai rata-rata, sedangkan Nyeri Sebelum 6,77 ± 1,104 0,002 0,808 -
untuk karakteristik responden disajikan dengan Intervensi 1,792
menggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Nyeri Sesudah 5,47 ± 1,525
Intervensi
Untuk secara jelas akan disajikan dalam tabel
Selisih 1,30 ± 0,421
berikut. Kelompok II
Nyeri Sebelum 6,97 ± 0,809 0,000 0,081 –
Tabel 1. Distribusi Derajat Nyeri Sebelum Intervensi 0,652
dan sesudah Intervensi pada Nyeri Sesudah 6,60 ± 1,003
kelompok I dan II Intervensi
Variabel Mean SD Median Selisih 0,37 ± 0,19
(Min-
Mak) Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat ada
perbedaan nyeri pada kelompok yang diberikan
Nyeri sebelum 6,77 1,104 7 (4-8)
teknik relaksasi nafas dan pijat pada punggung
kelompok I
Nyeri sesudah 5,47 1,525 6 (2-8)
sebelum dilakukan intervensi dan sesudah
kelompok I dilakukan intervensi dengan nilai p=0,002.
Nyeri sebelum 6,97 0,809 7 (6-8) Sedangkan untuk kelompok II juga terdapat
kelompok II perbedaan nyeri pada kelompok yang diberikan
Nyeri sesudah 6,60 1,003 6 (4-8) kompres hangat dan kompres dingin dengan nilai
kelompok II p=0,000.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Tabel 4. Perbedaan Derajat Nyeri Antara


rerata derajat nyeri sebelum diberikan intervensi Kelompok I dan II Setelah
paling tinggi pada kelompok II yaitu 6,97, hal ini Intervensi
menunjukkan rata-rata ibu bersalin mengalami Variabel Mean Nilai 95%
nyeri sedang. Setelah diberikan intervensi ±SD p CI
penurunan rerata intensitas nyeri terlihat pada Nyeri Kelompok I 5,47 ± 1,525 0,001 0,838 –
kelompok I yaitu 5,47 (nyeri sedang). Nyeri kelompok II 6,60 ± 1,003 0,191

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan tabel di atas menunjukkan


Subjek Penelitian adanya perbedaan nyeri antara kelompok I dan
Variabel n % kelompok II dengan nilai p=0,001.
Umur
Resiko 10 16,6
Tidak beresiko 50 83,3 PEMBAHASAN
Paritas
Primi 19 31,6 Karakteristik Responden
Multi 41 68,3
Pendamping Persalinan Pada penelitian ini karakteristik responden
Anggota Kel.Lain 11 18,3 yang diteliti meliputi umur, paritas dan
Suami 49 81,6 pendamping persalinan. Berdasarkan faktor
umur, distribusi ibu pada kelompok umur tidak
Berdasarkan tabel 2 karakteristik subjek beresiko lebih banyak mengalami nyeri ringan
penelitian diketahui sebagian besar responden (60%). Hasil ini sesuai dengan penelitian Adam
berada pada umur tidak beresiko (83,3%) dan dan Umboh (2012) bahwa ibu yang lebih muda
dengan paritas multigravida yaitu 68,3%. Pada memiliki sensori nyeri yang lebih intens
variabel pendamping persalinan sebagian besar dibandingkan umur ibu yang lebih tua. Umur
responden ditemani oleh suami yaitu 81,6%. muda cenderung dikaitkan dengan konsisi
285 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 2, Agustus 2017, hlm 282-288

psikologis yang masih labil yang memicu dalam mengontrol pernafasan sehingga dapat
terjadinya kecemasan sehingga nyeri yang mengurangi rasa sakit.
dirasakan semakin kuat. Umur juga dipakai Hasil ini juga didukung oleh penelitian
sebagai salah satu faktor dalam menentukan Fatmawati (2011) dengan hasil bahwa intensitas
toleransi terhadap nyeri. nyeri sebelum diberikan teknik relaksasi rata-rata
Pada variabel paritas, nyeri ringan lebih mengalami nyeri berat dan sesudah diberikan
banyak dialami oleh ibu dengan paritas multipara teknik relaksasi pernafasan, rata-rata mengalami
(56,1%). Hasil ini sesuai dengan pendapat intensitas nyeri ringan. Adaptasi pola pernafasan
Hutahaean (2009) bahwa ibu yang primipara dapat mengurangi ketegangan dan kelelahan yang
intensitas kontraksi uterus lebih kuat mengintensifkan nyeri yang ibu rasakan selama
dibandingkan pada ibu multipara, selain itu ibu persalinan. Juga memungkinkan ketersediaan
multipara memiliki pengalaman persalinan oksigen dalam jumlah maksimal untuk rahim,
sebelumnya sehingga akan lebih mudah yang juga mengurangi nyeri, karena otot kerja
beradaptasi dengan nyeri dibandingkan dengan (yang membuat rahim berkontraksi) menjadi
ibu yang belum pernah memiliki pegalaman. sakit jika kekurangan oksigen. Selain itu, kondisi
Pada variabel pendamping persalinan mental yang terjadi saat ibu secara sadar
distribusi yang paling banyak pada kelompok merileksasikan otot membantu mengalihkan
yang didampingi oleh suami dan mengalami perhatian ibu dari rasa sakit waktu kontraksi dan
nyeri ringan (63,3%). Berdasarkan Yuliastanti karena itu, akan mengurangi kesadaran ibu akan
(2013), salah satu teknik manajemen nyeri non rasa sakit (Simpkin, Whalley & Keppler, 2008).
farmakologis yang dapat mengurangi nyeri ibu Selain teknik relaksasi nafas dalam pada
saat persalinan adalah pendampingan dari suami kelompok I juga diberikan metode pijat
atau keluarga, karena efek perasaan termasuk punggung dimana ditemukan perbedaan
kecemasan pada setiap ibu bersalin berkaitan intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi,
dengan persepsi orang yang mendukung. hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
Kehadiran seorang pendamping persalinan dilakukan oleh Janssen (2012) yang menyebutkan
memberikan pengaruh pada ibu bersalin karena bahwa masase terapi yang dilakukan pada kala I
dapat membantu ibu saat persalinan serta dapat fase aktif pada ibu bersalin normal primipara
memberikan perhatian, rasa aman, nyaman, menunjukkan bahwa dengan melakukan masase
semangat, menentramkan hati ibu, mengurangi selama 5 jam dapat menunda penggunaan
ketegangan ibu atau status emosional menjadi analgesik epidural. Selain itu menurut Janssen
lebih baik sehingga dapat mempersingkat proses (2012) pijat (massage) yang dilakukan pada
persalinan. punggung selama 30 menit pada ibu bersalin
Selama ini, peran pendamping persalinan dapat meningkatkan kadar endorfin. Pijat
tidak terlalu dipedulikan baik oleh tenaga menganggu transmisi nyeri dengan cara
kesehatan maupun keluarga. Bahkan di beberapa meningkatkan sirkulasi nerotransmitter yang
Rumah Sakit tidak memperbolehkan adanya dihasilkan secara alami oleh tubuh pada sinap
pendamping persalinan saat proses persalinan neuron di jaringan sistem saraf pusat. Endorfin
berlangsung, jadi ibu bersalin hanya didampingi berikatan dengan membran prasinaptik
bidan atau tenaga kesehatan saja. Hal itu sangat menghambat transmisi nyeri sehingga nyeri
mempengaruhi kenyamanan dari ibu bersalin itu menjadi berkurang. Pada penelitian ini intervensi
sendiri yang pada akhirnya akan mengurangi rasa pijat yang dilakukan sama yaitu dengan cara
sakit dalam persalinan (Defiyani, 2013). menggosok lembut dengan kedua telapak tangan
dan jari pada punggung ibu bersalin setinggi
Intensitas Nyeri Persalinan Sebelum dan servikal 7 ke arah luar menuju sisi tulang rusuk
Sesudah Intervensi selama 30 menit.
Hasil penelitian Hosseini (2013) yang
Pengaruh intervensi sebelum dan sesudah dilakukan di Iran menyebutkan bahwa pijat
teknik relaksasi nafas dalam dan pijat pada (massage) pada kala I fase aktif dapat
punggung menunjukkan hubungan yang mempercepat kemajuan persalinan, mengurangi
bermakna terhadap penurunan nyeri pada ibu lama persalinan dan penurunan kadar plasma
bersalin yang ditunjukan dengan p value sebesar kortisol. Disamping itu massage dapat
0.002. Hasil penelitian ini sesuai penelitian yang meningkatkan sekresi opioid endogen (endorfin).
dilakukan oleh Ghofur (2010) dengan hasil Dengan massage dapat merangsang serabut
bahwa teknik relaksasi nafas dalam efektif untuk syaraf berdiameter besar dan serat parasimpatis
mengurangi nyeri selama proses persalinan di mesencephalon yang dapat mengurangi nyeri
berlangsung karena memberikan perasaan rileks
Biswan, Efek Metode Non Farmakologik Terhadap Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Kala I 286

dan stres pada saat persalinan dan dapat Intensitas Nyeri Persalinan antara Kelompok
mempercepat proses persalinan. yang Diberikan Teknik Relaksasi Nafas
Pada kelompok II diberikan intervensi Dalam dan Pijat pada Punggung dengan
kompres hangat dan kompres dingin. Hasil Kelompok yang Diberikan Kompres Hangat
analisis juga menunjukkan hubungan yang dan Kompres Dingin
bermakna dimana sebelum intervensi rata-rata
nyeri pada ibu bersalin berada pada skala 6,97 Pada Penelitiaan ini membandingkan
namun setelah diberikan intervensi skala nyeri intervensi pada kelompok I dan kelompok II.
terjadi penurunan menjadi 6,60 hal ini di Pada kelompok I didapatkan rerata sesudah
tunjukkan dengan p-value sebesar 0,000. Hasil pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan pijat
penelitian ini sesuai dengan teori yaitu pengaruh pada punggung sebesar 5,47±1,525 sedangkan
stimulasi kulit dengan teknik kompres hangat dan pada kelompok II didapatkan rerata setelah
kompres dingin terhadap penurunan persepsi diberikan intervensi kompres hangat dan kompres
nyeri kala 1 fase aktif persalinan fisiologis. dingin sebesar 6,60±1,003. Hal ini membuktikan
Kompres menggunakan air hangat akan teknik relaksasi nafas dalam dan pijat pada
meningkatkan aliran darah, dan meredakan nyeri punggung lebih efektif dibandingkan kompres
dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi, panas dan kompres dingin karena rerata
seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin penurunan nyeri lebih tinggi pada kelompok I
yang menimbulkan nyeri lokal. Panas akan dibandingkan kelompok II dengan p-
merangsang serat saraf yang menutup gerbang value=0,001.
sehingga transmisi impuls nyeri ke medula Secara fisiologis teknik relaksasi nafas
spinalis dan ke otak dihambat (Potter & Perry, dalam dan pijat pada punggung dapat
2005). menurunkan nyeri, hal ini sesuai dengan teori
Pemanasan merupakan metode sederhana Gate Control yang menyatakan rangsangan nyeri
yang digunakan pada ibu untuk meredakan rasa dapat diatur atau bahkan dihalangi oleh pintu
sakit. Stimulasi kulit melalui pemberian kompres mekanisme sepanjang system pusat neurons.
ini dapat memberikan efek penurunan nyeri yang Gate dapat ditemukan didalam sel-sel gelatinosa
efektif (Tansuri, 2007). Sebagian besar ibu dengan tanduk tulang belakang pada ujung syaraf
inpartu mengalami rasa nyaman setelah diberikan tulang belakang, thalamus dan system limbic
kompres hangat. Kompres panas yang diberikan (Potter & Perry, 2005).
pada punggung bagian bawah ibu, diarea tempat Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang
kepala janin menekan tulang punggung, panas ada, dapat maka peneliti menyimpulkan bahwa
akan meningkatkan sirkulasi ke area tersebut terdapat pengaruh pemberian teknik relaksasi
sehingga memperbaiki anoksia jaringan yang nafas dalam, pijat punggung, kompres hangat dan
disebabkan oleh tekanan. kompres dingin terhadap penurunan derajat nyeri
Selain tindakan kompres hangat, kala I fase aktif persalinan. Dari semua intervensi
responden pada kelompok II ini juga diberikan yang diberikan kepada responden metode
intervensi kompres dingin. Kompres dingin relaksasi nafas dalam dan pijat pada punggung
memberikan anestesi lokal untuk mengurangi lebih efektif dibandingkan kompres hangat dan
nyeri lokal dan dingin juga menimbulkan efek kompres dingin dalam menurunkan intensitas
analgetik dengan memperlambat kecepatan nyeri pada ibu bersalin.
hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang Pada hasil penelitian ini peneliti beropini
mencapai otak lebih sedikit. Mekanisme lain bahwa metode pada kelompok I memadukan dua
yang mungkin bekerja adalah bahwa persepsi teknik yang berbeda yaitu relaksasi nafas dalam
dingin menjadi dominan dan mengurangi yang dilakukan langsung oleh responden dan
persepsi nyeri (Price, 2005). Hasil ini juga sesuai pijat pada punggung yang dilakukan oleh bidan.
dengan penelitian Mutia (2015) yang Dua teknik ini memberikan rasa nyaman yang
menjelaskan ada pengaruh kompres dingin lebih baik dibandingkan dengan teknik yang
terhadap penurunan intensiitas nyeri pada ibu diberikan pada kelompok II yaitu kompres panas
bersalin kala I. dan kompres dingin yang dilakukan oleh bidan.
Tindakan pada kelompok II ini relatif sama
perbedaannya hanya pada air panas dan air dingin
yang digunakan sehingga responden merasa
lebih nyaman dengan intervensi kelompok
pertama.
287 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 2, Agustus 2017, hlm 282-288

Pengaruh Karakteristik Responden Terhadap melahirkan dalam keadaan rileks, semua lapisan
Nyeri Persalinan otot dalam rahim akan bekerja sama secara
harmonis sehingga persalinan akan berjalan
Hasil pada penelitian ini karakteristik lancar, mudah dan nyaman (Bobak, 2005).
responden didapatkan bahwa tidak terdapat Hasil pada penelitian ini juga tidak sesuai
perbedaan tingkat nyeri persalinan kala I fase dengan hasil penelitian Adam dan Umboh (2015)
aktif berdasarkan umur, paritas dan pendamping yaitu ada hubungan yang bermakna antara
persalinan. Hal ini dapat dilihat dari nilai p>0,05 pendamping persalinan suami dengan intensitas
Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian nyeri persalinan kala I, hal ini dikarenakan
Magfuroh (2012) yang menemukan umur ibu adanya pengaruh secara psikologis dimana ibu
yang kurang dari 20 tahun lebih merasakan nyeri yang mendapatkan pendampingan persalinan
hebat dibandingkan ibu yang memiliki umur 25- oleh suami akan merasakan adanya dukungan
35 tahun. Ibu yang memiliki umur resiko tinggi emosional sehingga dapat mengalihkan perhatian
merasakan nyeri 4 kali lebih hebat dibandingkan ibu dan menurunkan tingkat stressor. Selain itu
yang tidak memiliki umur beresiko. penelitian Andarmoyo dan Suharti (2013) bahwa
Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa umur individu yang mengalami nyeri seringkali
merupakan salah satu sifat karakteristik yang membutuhkan dukungan, bantuan, perlindungan
utama. Umur mempunyai hubungan pengalaman dari anggota keluarga. Kehadiran orang terdekat
terhadap suatu masalah kesehatan atau penyakit akan meminimalkan kecemasan dan stress
dan pengambilan keputusan. Karakteristik pada psikologis yang pada akhirnya akan mengurangi
ibu hamil berdasarkan umur sangat berpengaruh stimulus nyeri dan ketakutan.
terhadap nyeri persalinan yang dirasakan, dimana Berdasarkan data-data di atas karakteristik
semakin muda umur ibu hamil karena responden yang berupa faktor umur, paritas dan
ketidaksiapan ibu dalam menerima sebuah pendamping persalinan tidak berhubungan karena
kehamilan, maka akan berisiko terjadi gangguan telah dilakukan uji homogenitas sehingga
selama kehamilan misalnya umur yang masih tindakan teknik relaksasi nafas dalam, pijat pada
muda sistem reproduksi yang belum matang. punggung, kompres hangat dan kompres dingin
Pada faktor paritas, Intensitas nyeri 3,9 yang menyebabkan penurunan intensitas nyeri
lebih hebat pada paritas ibu primipara persalinan pada ibu bersalin bukan karena faktor
dibandingkan dengan ibu multipara. Pengalaman lain.
melahirkan sebelumnya juga dapat
mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Ibu
primigravida belum mempunyai pengalaman SIMPULAN
melahirkan dibandingkan ibu multigravida. Ibu
yang pertama kali melahirkan akan merasa stres Terdapat pengaruh pemberian teknik
atau takut dalam menghadapi persalinan. Stres relaksasi nafas dalam, pijat punggung, kompres
atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat hangat dan kompres dingin terhadap penurunan
menyebabkan kontraksi uterus menjadi terasa derajat nyeri kala I persalinan. Metode relaksasi
semakin nyeri dan sakit dirasakan. Ibu dalam nafas dalam dan pijat pada punggung lebih
kondisi inpartu tersebut mengalami stress maka efektif dibandingkan kompres hangat dan
tubuh merangsang tubuh mengeluarkan hormon kompres dingin dalam menurunkan intensitas
stressor yaitu hormon Katekolamin dan hormon nyeri pada ibu bersalin. Tidak ada pengaruh usia,
Adrenalin. Katekolamin ini akan dilepaskan paritas dan pendamping persalinan terhadap
dalam konsentrasi tinggi saat persalinan jika ibu tingkat nyeri ibu bersalin kala I Persalinan
tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum
melahirkan. Akibatnya tubuh tersebut maka
uterus menjadi semakin tegang sehingga aliran SARAN
darah dan oksigen ke dalam otot otot uterus
berkurang karena arteri mengecil dan menyempit Tenaga kesehatan diharapkan dapat
akibatnya adalah rasa nyeri yang tak terelakkan menguasai metode teknik relaksasi nafas dalam
(Bobak, 2005). dan pijat pada punggung agar dapat membantu
Pada Ibu multigravida sudah pernah meredakan nyeri persalinan kala I. Bidan juga
melahirkan sehingga mempunyai pengalaman dapat melibatkan suami/keluarga dengan
nyeri saat melahirkan. Ibu yang sudah menggunakan leaflet/pedoman baku metode
mempunyai pengalaman melahirkan akan mampu teknik relaksasi nafas dalam dan pijat pada
merespon rasa nyeri tersebut. Ibu yang punggung sebagai bahan acuan.
Biswan, Efek Metode Non Farmakologik Terhadap Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Kala I 288

DAFTAR PUSTAKA

Adam, J & Umboh, J. 2015. Hubungan Antara Janssen. P, Shroff. F, & Jaspar. P. 2012. Massage
Umur, Paritas dan pendamping Persalinan Therapy and Labour Outcome : a
dengan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Randomized Controlled Trial,
Fase Aktif Deselerasi Di Ruang bersalin International Journal of Therapeutic
RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Massage and Body Work 5(4) : 15-20.
Gorontalo. Jurnal JIKMU, Vol. 5 No. 2a Mander, R. 2003. Nyeri Persalinan. Jakarta:
April 2015. EGC.
Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Magfuroh, A. 2012. Faktor-faktor yang
Maternitas, Jakarta: EGC. Berhubungan dengan Nyeri Persalinan
Cunningham. F. G. 2013. Obstetri Wiliams, Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin
Volume 1, Jakarta: EGC. Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Defiany. 2013. Pendamping Persalinan Sebagai Tahun 2012. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Pengurang Rasa Nyeri Saat Bersalin di RS dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif
Margono Soekardjo Purwokerto. Jurnal Hidayatullah Jakarta.
Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Mutia, F, Masrul & Detty, I. 2015. Pengaruh
Desember 2013, hlm. 190-198. Kompres Panas Dan Dingin Terhadap
Fatmawati Lis. 2011. Pengaruh Teknik Relaksasi Penurunan Nyeri Kala I Fase Aktif
Pernafasan Terhadap Tingkat Rasa Nyeri Persalinan Fisiologis Ibu Primipara. Jurnal
pada Ibu Bersalinn Kala I di BPS Fakultas Kedokteran Universitas Andalas,
Mu’rofah. Universitas Muhammadiyah, Padang.
Surabaya. Notoatmojo Soekidjo. 2003. Pendidikan dan
Ghofur, A. 2010. Pengaruh Teknik Relaksasi Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nafas Dalam Pada Pasien Inpartu Kala I Prasetyo, S. N. 2010. Konsep dan Proses
Fase Laten Di Rumah Bersalin Depok Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha
Jaya. Universitas Pembangunan Nasional Ilmu.
Veteran, Jakarta. Prince, S & Wilson, T. 2005. Patofisiologis:
Hosseini. E, Asadi. N & Zareel .F. 2013. Effect of Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Massage Therapy on Labor Progress and Edisi 6 Jakarta: EGC.
Plasma Levels of Cortisol in the Active Potter, A & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
Stage of First Labor. Science And Keperawatan. Jakarta: EGC.
Research Brach Islamic Azad University, Reeder, Marfin, & Griffin. K. 1997. Maternity
Iran. Nursing, Eightteenth Edition, Lippincot,
Hutahaean. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam New York, Philadelphia.
Maternitas dan Ginekologi. Jakarta: Tansuri, A. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan
Salemba Medika. Nyeri. Jakarta: EGC.
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Wall dan Mellzack. 2013.. Textbook of Pain, 6th
Reproduksi (JNPK-KR). 2008. Buku Edition. Philadelphia: Sauders
Acuan Asuhan Persalinan Normal; Asuhan Yuliastanti. 2013. Pendampingan Suami Dan
Esensial, Pencegahan dan Skala Nyeri Pada Persalinan Kala 1 Fase
Penanggulangan Segera Komplikasi Aktif, Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4
Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Depkes No. 1 Edisi Juni 2013. Hal.1-14.
RI, Jakarta.

You might also like