I Ramdani, D Kardaya, Dan Anggraeni: Jurnal Peternakan Nusantara ISSN 2442-2541volume 2 Nomor 1, April 2016 9
I Ramdani, D Kardaya, Dan Anggraeni: Jurnal Peternakan Nusantara ISSN 2442-2541volume 2 Nomor 1, April 2016 9
I Ramdani, D Kardaya, Dan Anggraeni: Jurnal Peternakan Nusantara ISSN 2442-2541volume 2 Nomor 1, April 2016 9
Pengaruh Subtitusi Pakan Komersil Dengan Tepung Ampas Kelapa Terhadap Bobot Potong
Dan Bobot Karkas Ayam Kampung
The Effect Of Substitution Of Commercial Feed With Flour Coconut Pulp To Slaughter
Weight And Carcass Weight Chicken
I Ramdani1a, D Kardaya1, dan Anggraeni
1Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Djuanda Bogor, Jl. Tol Ciawi No. 1, Kotak
Pos 35 Ciawi, Bogor 16720.
aKorespondensi: Dede Kardaya, E-mail: [email protected]
ABSTRACT
Chicken carcasses is one of the important commodity based nutritional aspects, social, cultural and
economic. The research was conducted on September 17 until the date of December 12, 2015 in the
Cage Poultry Ranch Studies Program University DJuanda Bogor. Animals used in this study is DOC
Kampung chicken with tail number 100. The study used a completely randomized design (CRD),
which consists of 5 treatments and 4 replications, treatment in this study R0: 100% Feed
Commercial, R1: 90% feed Commercial + 10% flour dregs of coconut, R2: 80% feed Commercial +
20% dregs coconut flour, R3: 70% + 30% Commercial feed starch dregs coconut, R4: 60% + 40%
Commercial feed coconut waste flour. Data were analyzed using Analisys of variance (ANOVA), if the
data indicates that the results were significantly different (P <0.05) followed by Duncan test. The
parameters observed in this study is a slaughter weight, carcass percentage, and Section carcass. The
results of the analysis of the average slaughter weight, carcass percentage, percentage of breast, wing
percentage, the percentage of upper thighs, lower thighs percentage, percentage back showed no
significant difference (P> 0.05).
Keywords: Chicken, coconut pulp, slaughter weight, the percentage of carcasses, parts of carcasses
ABSTRAK
Karkas ayam merupakan salah satu komoditas penting berdasarkan aspek gizi, sosial budaya, dan
ekonomi. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 September sampai dengan tanggal 12 Desember
2015 di Kandang Ternak Unggas Program Studi Peternakan Universitas Djuanda Bogor. Ternak yang
digunakan dalam penelitian ini adalah DOC ayam Kampung dengan jumlah 100 ekor. Penelitian
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan, perlakuan
dalam penelitian ini R0 : 100% Pakan Komersil, R1 : 90% pakan Komersil + 10% Tepung Ampas
kelapa, R2 : 80% pakan Komersil + 20 % Tepung Ampas kelapa, R3 : 70% pakan Komersil + 30%
Tepung Ampas kelapa, R4 : 60% pakan Komersil + 40% Tepung Ampas kelapa. Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan Analisys of variance (ANOVA), bila data menunjukan hasil yang berbeda
nyata (P<0,05) dilanjutkan dengan uji Duncan. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah
Bobot potong, persentase karkas, dan Bagian karkas. Hasil analisis rataan bobot potong, persentase
karkas, persentase dada, persentase sayap, persentase paha atas, persentase paha bawah, persentase
punggung menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05).
Kata Kunci : Ayam kampung, ampas kelapa, bobot potong, persentase karkas, bagian karkas
I Ramdani, D Kardaya dan Anggraeni. 2016. Pengaruh Subtitusi Pakan Komersil dengan Tepung
Ampas Kelapa terhadap Bobot Potong dan Bobot Karkas Ayam Kampung. Jurnal Peternakan
Nusantara 2(1): 9-17
10 Ramdani et al. Bobot Potong dan Bobot karkas Ayam kampung
Tabel 5 Rataan Bobot Dada Mutlak dan Rataan tersebut menunjukkan bahwa
Persentase Dada masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata
Bobot Dada Persentase
terhadap bobot dan persentase bobot sayap
Perlakuan
(g/ekor) Bobot dada (P>0,05). Rataan persentase bobot sayap pada
(%) setiap perlakuan antara 14,72±1,37. Persentase
R0 168,32±24,40 25,97±0,92 ini lebih tinggi dari hasil penelitian Santosa
R1 158,61±9,34 25,43±1,20 (2004) yaitu 14,12 – 14,17% dengan pakan
R2 153,00±13,36 24,84±1,32 menggunakan pemberian bungkil inti sawit dan
R3 156,81±8,63 25,54±1,02 enzim dengan umur ayam kampung 12 minggu.
R4 150,52±5,77 24,47±1,46 Menurut Morran dan Orr (1970) peningkatan
Rataan 157,45±13,87 25,25±1,20
umur menyebabkan persentase sayap semakin
Keterangan : R0 = 100% pakan komersil, R1 = 90%
menurun.
pakan komersil dan 10% subtitusi tepung ampas
kelapa, R2 = 80% pakan komersil dan 20% subtitusi Bobot Paha Atas Dan Persentase Paha Atas
tepung ampas kelapa, R3 = 70% pakan komersil dan
30% subtitusi tepung ampas kelapa, R4 = 60% pakan Paha atas merupakan potongan karkas yang
komersil dan 40% subtitusi tepung ampas kelapa. mengandung banyak daging sehingga
perkembangannya dipengaruhi oleh kandungan
Hal ini diduga karena bobot potong dan protein pakan (Resnawati 2004). Pengaruh
karkas ayam kampung tersebut menunjukkan perlakuan terhadap bobot paha atas mutlak dan
hasil analisis tidak berbeda nyata pula, sehingga persentase bobot paha atas disajikan pada Tabel
persentase dada menunjukkan hasil yang sama. 7.
Berdasarkan Tabel 5 nilai bobot dada kisaran
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
antara 150,52±5,77-168,32±24,40 gram.
perlakuan pemberian ransum terhadap bobot
sedangkan persentase dalam penelitian ini
dan persentase paha atas tidak berbeda nyata
berkisar 24,47±25,97%. Nilai rataan tersebut
(P>0,05). Rataan persentase bobot paha atas
lebih tinggi dibandingkan dari hasil penelitian
sebesar 18,21±0,73%. Rataan persentase ini
Kusmayadi (2004) yaitu 16,22 – 17,50 %
lebih tinggi dari penelitian Astuti (2004) yaitu
dengan pemberian tetrasiklin dan kopi dalam
15,03±1,03% dengan pemberian ransum
ransum. Menurut Resnawati (2004) persentase
komersial yang mengandung tepung ampas
bobot dada akan bertambah seiiring dengan
kurma sebagai pengganti jagung pada ayam
bertambah bobot badan dan bobot karkas.
broiler dengan umur 4 minggu. Rataan bobot
Selain pengaruh pakan, perkembangan daging
paha atas mencapai 113,57±10,23 gram.
dada dipengaruhi juga umur dan faktor genetik.
Namun lebih rendah dari hasil penelitian Astuti
Bobot Sayap Dan Persentase Sayap (2004) yaitu 140,70±13,18 gram.
Sayap adalah bagian potongan karkas yang
Tabel 7 Rataan Bobot Paha Atas Mutlak dan
terdiri atas pertulangan. Rataan bobot dan
Persentase Paha Atas
persentase sayap masing-masing perlakuan
disajikan pada Tabel 6. Perlakuan
Bobot Paha Atas Persentase
(g/ekor) Bobot Paha
Tabel 6 Rataan Bobot Sayap Mutlak dan Atas
Persentase Sayap (%)
R0 123,11±15,51 19,03±0,48
Bobot Sayap Persentase Bobot R1 113,85±8,12 18,24±0,87
Perlakuan
(g/ekor) Sayap(%) R2 110,60±7,67 17,96±0,34
R0 93,45±13,39 14,41±0,244 R3 109,05±8,54 17,73±0,37
R1 93,03±6,31 14,91±0,77 R4 111,57±7,52 18,07±1,19
R2 86,11±8,08 13,97±0,52 Rataan 113,57±10,23 18,21±0,73
R3 90,41±8,33 14,73±1,32 Keterangan : R0 = 100% pakan komersil, R1 = 90%
R4 96,88±23,24 15,58±2,71 pakan komersil dan 10% subtitusi tepung ampas
Rataan 91,98±12,43 14,72±1,37 kelapa, R2 = 80% pakan komersil dan 20% subtitusi
Keterangan : R0 = 100% pakan komersil, R1 = 90% tepung ampas kelapa, R3 = 70% pakan komersil dan
pakan komersil dan 10% subtitusi tepung ampas 30% subtitusi tepung ampas kelapa, R4 = 60% pakan
kelapa, R2 = 80% pakan komersil dan 20% subtitusi komersil dan 40% subtitusi tepung ampas kelapa.
tepung ampas kelapa, R3 = 70% pakan komersil dan
30% subtitusi tepung ampas kelapa, R4 = 60% pakan
komersil dan 40% subtitusi tepung ampas kelapa.
14 Ramdani et al. Bobot Potong dan Bobot karkas Ayam kampung
Bobot Paha Bawah Dan Persentase Paha Bawah bobot dan persentase bobot punggung mutlak
Paha bawah merupakan salah satu potongan dari masing-masing perlakuan disajikan pada
karkas ayam yang terdiri dari perdagingan dan Tabel 9.
pertulangan serta sebagai anggota gerak. Tabel 9 Rataan Bobot Punggung Mutlak dan
Pengaruh perlakuan terhadap bobot paha Persentase Punggung
bawah mutlak dan persentase bobot paha
bawah masing-masing pelakuan disajikan pada Perlakuan Bobot Bobot
Tabel 8 punggung punggung
(g/ekor) relatif
Tabel 8 Rataan Bobot Paha Bawah Mutlak dan (%)
Persentase Paha Bawah
P0 150,38±24,43 23,16±1,52
Bobot paha Bobot paha P1 152,07±11,64 24,39±1,80
Perlakuan
bawah bawah relatif P2 164,23±9,08 26,72±1,58
(g/ekor) (%)
R0 110,67±14,01 17,10±0,49
P3 151,47±20,53 24,56±1,83
R1 104,96±9,95 16,81±1,06 P4 149,23±25,25 24,15±3,40
R2 101,01±7,31 16,41±0,74 Rataan 153,48±18,09 24,60±2,25
R3 105,13±8,99 17,09±0,47 Keterangan : R0 = 100% pakan komersil, R1 = 90%
R4 106,50±8,34 17,28±1,07 pakan komersil dan 10% subtitusi tepung ampas
Rataan 105,65±9,43 16,94±0,78 kelapa, R2 = 80% pakan komersil dan 20% subtitusi
Keterangan : R0 = 100% pakan komersil, R1 = 90% tepung ampas kelapa, R3 = 70% pakan komersil dan
pakan komersil dan 10% subtitusi tepung ampas 30% subtitusi tepung ampas kelapa, R4 = 60% pakan
kelapa, R2 = 80% pakan komersil dan 20% subtitusi komersil dan 40% subtitusi tepung ampas kelapa.
tepung ampas kelapa, R3 = 70% pakan komersil dan
30% subtitusi tepung ampas kelapa, R4 = 60% pakan Hasil analisis menunjukkan tidak berbeda
komersil dan 40% subtitusi tepung ampas kelapa. nyata di semua perlakuan terhadap bobot
punggung dan persentase bobot punggung
Berdasarkan tabel 8 kisaran bobot paha (P>0,05). Rataan bobot punggung 153,48±18,09.
bawah antara 101,01±7,31 - 110,67±14,01 Nilai rataan persentase bobot punggung sebesar
gram. Hasil penelitian ini lebih tinggi dari hasil 26,72 – 23,16%. Penelitian ini memberikan nilai
penelitian Kurniawan (2011) yaitu 62,33 – lebih tinggi dari penelitian Ruza (2004) yaitu
107,33 gram, dengan pemberian ransum 14,96 – 17,41% dengan pemberian tetrasiklin
mengandung biji jarak pagar (Jatropha curcas L) dan kopi dalam ransum pada umur 12 minggu.
terfementasi Rhizopus oligosporus pada ayam Menurut Resnawati (2004) bagian punggung
kampungumur 10 minggu. Namun hasil analisis lebih banyak mengandung jaringan tulang,
sidik ragam menunjukkan hasil yang tidak sehingga kandungan mineral dalam pakan
berbeda nyata (P>0,05). Rata-rata persentase lebih berpengaruh terhadap bobot punggung
bobot paha bawah pada setiap perlakuan antara dibandingkan dengan protein
16,41-17,28%. Hasil penelitian ini lebih tinggi
dari hasil penelitian yang didapat oleh Astuti
(2004) yaitu 13,28 – 14,11% dengan pemberian
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
ransum komersial yang mengandung tepung
ampas kurma sebagai pengganti jagung pada Kesimpulan
ayam broiler dengan umur 4 minggu. Persentase
daging bagian paha bawah merupakan anggota Subtitusi tepung ampas kelapa ke dalam ransum
gerak sehingga komponen daging sedikit dan ayam kampung dapat diberikan sampai level
kurang mendapatkan respon dibandingkan 40% tanpa mempengaruhi bobot potong dan
komponen daging bagian paha atas (Astuti bobot karkas ayam kampung.
2004).
Implikasi
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
Bobot Punggung Dan Persentase Punggung penggunaan ampas kelapa yang difermentasi
Potongan komersil punggung adalah bagian terlebih dahulu.
karkas pada batas persendian tulang belikat
DAFTAR PUSTAKA
yang berbatasan dengan tulang dada sampai
persendian tulang paha kiri dan paha kanan. Abubakar. 2003. Mutu Karkas Hasil Pemotongan
Pengaruh pemberian pakan perlakuan terhadap Tradisional dan Penerapan Sistem Hazard
Jurnal Peternakan Nusantara ISSN 2442-2541Volume 2 Nomor 1, April 2016 15
Purawisastra S. 2001. Pengaruh isolat Shanin KA, Abd El Azeem F. 2005. Effects Of
galaktomanan kelapa Terhadap Penurunan Breed, Sex and Diet and Their Interactions on
Kadar Kolestrol serum Kelinci. Warta Litbang Carcass Composition and Tissue Weight
Kesehatan. Vol.5 (3&4). Distribution of Broiler Chickens. Arch. Tierz.
http;//www..digiliblitbang.depkes.go.id Situmeang EC. 2014. Persentase Karkas Ayam
Rasyaf M.2001.Beternak Ayam Kampung. Kampung Hasil Penambahan Zeolit dalam
Penebar Swadaya. Depok. Ransum. [Skripsi]. Bogor : Fakultas
Resnawati H. 2004. Bobot Potongan Karkas dan Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Lemak Abdomen Ayam Ras Pedaging yang Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging.
diberi Ransum Mengandung Tepung Cacing Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Tanah (Lumbricus Rubellus). Seminar Suparta LN. 1981.Up-grading ayam kampung
Nasional teknologi Peternakan dan suatu pola untuk meningkatkan pemerataan.
Veteriner. Balai Peternakan Ternak Ciawi. Majalah Ayam dan Telur No.9. Jakarta.
Bogor. Syah AN, Thahir, Risfaheri, Yulianingsih D,
Rindengan B, Kembuan, Lay A. 1997. Sumangat, Dewmdari KT. 2004. Penelitian
Pemanfaatan Ampas Kelapa Untuk Bahan Pengembangan pengolahan Minyak Kelapa
Makanan Rendah Kalori. Jurnal Penelitian Murn Terpadu. Laporan Akhir Tahun
Tanaman Industri 3(2): 56-63. Penelitian. Balai Besar Pascapanen Pertanian.
Rizal Y. 2006. Ilmu Nutrien Unggas. Andalas Bogor.
University Press. Padang. Wahyu J. 2004. Ilmu Nutrisi Ternak Unggas.
Ruza RP. 2004. Pengaruh Pemberian Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Tertrasiklin dan Kopi dalam Ransum Wiguna Imam. 2007., Emas yang tercecer,
berbergi metabolis 3.000 Kkal/kg Terhadap http://www.trubus
Persentase Karkas, organ dalam dan online.com/mod.php?mod=publisher&op=v
potongan komersial Ayam Kampung. iewarticle&cid=7&artid=234. [12 Januari
[Skripsi]. Bogor : Fakultas Peternakan. 2016].
Institut Pertanian Bogor. Whendrato I, Madyana LM. 1992. Budidaya
Santosa DH. 2004. Persentase Karkas dan Ayam Buras : Intensifikasi Pemelihraan Ayam
Potongan Komersial Karkas Ayam Kampung Buras Secara Optimal. Sebagai Sumber
dengan Pemberian Pakan Menngandung Pendapatan Tambahan. EkaOffset. Semarang.
Bungkil Inti Sawit dan Enzim. [Skripsi]. Bogor P:14-15.
: Fakultas Petrenakan. Institut Pertanian Warisno. 2003. Budi Daya Kelapa Genjah.
Bogor. Kanisius. Yogyakarta. hal 15-16.
Setyamidjaja D. 2008. Bertanam Kelapa.
Penerbit Kanisius, Yogyakarta