Poh Kipah Lhokseumawe
Poh Kipah Lhokseumawe
Poh Kipah Lhokseumawe
ABSTRACT
This study is a study of the existence of Poh Kipah dance in Lhokseumawe community. In
this discussion using the theories relating to the topic of research is the theory of existence.The method
used in this research is qualitative research method. The population in this study as well as a research
sample of artists and dancers. Data collection techniques include literature study, interview,
observation, and documentation.Based on the research that has been done, the existence of Poh Kipah
dance which is seen from three time span, first from 1959-1979, Poh Kipah dance at this time become
the beginning of the show performed as entertainment on the implementation to commemorate the
Prophet's Maulid and the Circumcision. Where in the past this dance only has some movements such
as hitting the fan into the palm of the hand, tapping the fan handle to the floor palm. Music
accompaniment using internal music in the form of poetry in chant by syeh and in addition to the fan
tap. The pattern of the floor from the beginning of entry has been sitting on the stage, with male
dancers who numbered eight or the whole peoples, the clothing was only wearing bay clothing and
wearing a cap, where in the dance held in the field and on the yard of the mosque, the purpose of
dance Inn as an entertainment event at the Prophet's Maulid event. Second from 1979-1999, Poh
Kipah dance in this period nothing changed from its existence in because at this time there is no data
or documents that are clear for this dance performance. Third 1999-present, in this period the existence
of this dance has undergone several changes that can be seen from the addition of varied motion, the
music has been changed with the addition of musical instruments serune kale and rapai, in the
composition of the accompaniment, from the side of the dancer has included a female dancer In the
composition of the dance, this event is still still encountered in the entertainment event Prophet's
Maulid and Circumcision but now we have found also in festivals, and Culture Week of Aceh.
59
Secara etimologi Lhokseumawe berasal dari suatu daerah tersebut. Kesenian biasa
dari kata Lhok dan Seumawe. Dalam bahasa digunakan dalam ritual, upacara adat, hiburan,
Aceh, Lhok dapat berarti dalam, teluk, palung, dan pertunjukan sehingga kesenian itu sendiri
dan Seumawe bermaksud air yang berputar- tidak lepas dari aktivitas masyarakat.
putar atau pusat mata air pada laut sepanjang Kesenian sebagai salah satu unsur-
lepas pantai Banda Sakti dan sekitarnya. unsur kebudayaan merupakan tiang yang
Keberadaan kawasan ini tidak lepas dari menopang keberadaan masyarakat dalam
kemunculan kerajaan Samudra Pasai sekitar berbagai upacara yang terdapat ditengah-tengah
abad ke-13, kemudian kawasan ini menjadi masyarakat. Kesenian tersebut terbagi atas seni
bagian dari kedaulatan kesultanan Aceh sejak musik, seni rupa, seni tari, seni sastra dan lain
tahun 1524 M. sebagainya. Salah satu seni tari yang berada di
Kota Lhokseumawe memiliki kota Lhokseumawe adalah tari Poh Kipah.
kebudayaannya sendiri. Sama halnya seperti Tari Poh Kipah adalah tari kontradisi
provinsi-provinsi lainnya yang berada di kreasi yang tahun 1959 yang ada di kota
Indonesia. Menurut Koentjaraningrat (2004:1- Lhokseumawe yang diwariskan secara turun-
2), “Dalam arti yang sempit, kebudayaan adalah temurun oleh masyarakat Aceh yang ada
kesenian, sebaliknya dalam arti yang sangat Lhokseumawe. Tari Poh Kipah ini ditarikan
luas kebudayaan yaitu seluruh total dan pikiran, secara duduk berbanjar dengan gerakan
karya, dan hasil karya manusia yang tidak memukul kipas, yang sewaktu- waktu kipas
berakar kepada nalurinya, karena itu hanya bisa tersebut dipukul dilantai, pinggang serta
dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses ditelapak tangan sesuai dengan ritme yang
belajar”. Karena demikian luasnya, maka guna diinginkan dengan pola selang-seling ataupun
keperluan analisa konsep kebudayaan itu perlu serempak. Tari Poh Kipah ini hampir sama
dipecah lagi ke dalam unsur-unsurnya. Unsur- dengan tarian saman tari Poh Kipah ini
unsur kebudayaan yang meliputi: kesenian, menggunakan level-level seperti sedang rendah
ilmu pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, dan tinggi dan mimiliki syeh yang melantunkan
adat-adat istiadat, dan pembawaan lainnya yang syairnya.
diperoleh dari anggota masyarakat. Tari Poh Kipah ini merupakan tarian
Kesenian merupakan ekspresi dan yang menunjukan gerakan-gerakan memukul
kreativitas dari manusia yang dihasilkan kipas dengan ritme yang unik dan beragam.
melalui gerak, bunyi, gambar, atau sesuatu yang Poh Kipah memiliki arti memukul kipas karena
dapat digunakan oleh manusia itu sendiri. properti yang digunakan adalah kipas yang
Kesenian juga merupakan warisan yang tidak terbuat dari pelepah pinang dan tidak boleh
boleh dilupakan, melainkan harus dijemur. Kipas ini terdiri dari 3 atau 4 lapis
dikembangkan karena dapat menjadi ciri khas pelepah sehingga menimbulkan bunyi nyaring
60
dengan berbagai tepukan bervariasi sesuai tetapi tari ini tetap eksis dan masih tetap
dengan irama gerak dan lagu yang dibawakan. ditampilkan pada acara-acara di Aceh. Melihat
Musik iringan yang digunakan dalam perkembangan tari Poh Kipah ini, penulis
tari Poh Kipah ini yaitu musik internal, berupa tertarik untuk meneliti tarian ini dengan judul
syair-syair dan shalawat nabi berisi tentang “Eksistensi Tari Poh Kipah Pada
pesan-pesan ajaran agama Islam yang Masyarakat Lhokseumawe“.
dinyannyikan langsung oleh penari. Tempo Untuk meneliti dan membahas tentang
musik tari Poh Kipah ini menggunakan tempo eksistensi tari Poh Kipah pada masyarakat
sedang. Selain syair yang dinyanyikan langsung Lhokseumawe, maka penulis menggunakan
oleh penari musik iringan Poh Kipah ini juga teori eksistensi menurut Abidin (2007:16),
berasal dari tepukan kipas yang diketukan “Eksistensi adalah proses yang dinamis, suatu
dilantai dan ditangan. “menjadi” atau “mengada”. Ini sesuai dengan
Berdasarkan observasi awal penulis asal kata eksistensi itu sendiri, yakni existere
mendapatkan informasi dari narasumber yang artinya keluar dari, “melampaui” atau
bahwasanya tari Poh Kipah ini pada awalnya “mengatasi”.
diciptakan oleh Almarhum Yusrizar pada tahun Sesuai dengan judul penelitian
1959. Tari ini pada mulanya hanya terdapat di (Eksistensi Tari Poh Kipah Pada Masyarakat
kota Banda Aceh dan cepat menyerbar kesetiap Lhokseumawe) maka penelitian dilaksanakan
kabupaten dan kota lainnya diseluruh Aceh. didusun kampung Kramat kampung Simpang
Tari Poh Kipah ini dimainkan oleh kaum lelaki Empat Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe.
di meunasah saat peringatan maulid nabi besar Waktu penelitian dilaksanakan pada Oktober
Muhammad SAW dan sunat Rasul, dengan sampai dengan Desember 2017. Populasi dalam
jumlah penari ganjil maupun genap tergantung penelitian ini adalah beberapa tokoh-tokoh adat
situasi pentas, namun seiring berjalannya masyarakat dan seniman-seniman yang
waktu, tarian ini berkembang tidak hanya mengerti tentang tari Poh Kipah.
ditarikan diacara maulid nabi saja, tetapi tari ini Sampel dalam penelitian ini adalah
sudah ditampilkan di acara-acara lainya seperti tokoh adat dan seniman/ masyarakat sekaligus
pekan kebudayaan Aceh dan acara-acara lainya, penari yang mengetahui tentang tari Poh Kipah.
saat ini kaum perempuan sudah boleh Selanjutnya untuk teknik pengumpulan data
menarikanya. Selain perkembangan tari Poh yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1).
Kipah ini juga dapat dilihat dari syair dan Observasi, 2). Wawancara, 3).Dokumentasi, 4).
musik iringan yang sudah memasukan irama- Studi Kepustakaan.
irama dalam pertunjukanya seperti irama Begitu juga dalam dalam Teknik
dangdut dan sebagainya. Walaupun tari Poh pengumpulan data ini dilakukan setelah data
Kipah ini telah mengalami perkembangan akan terkumpul lalu keseluruhan data
61
dikelompokkan sesuai dengan permasalahan Lhokseumawe tentang hidup bahwa, “nyawa
yang diangkat, setelah itu menganalisis secara kita ini hanya sesaat tuhan kasih, dan hidup di
sistematis dengan menggunakan metode dunia ini tidak akan kekal abadi jadi kita hidup
strategi analisis kualitatif kedalam bentuk tidak boleh sombong karena harta, jabatan serta
tulisan artikel/ jurnal ilmiah. kedudukan tidak akan bisa di bawa mati serta
tidak menjadi penyelamat kita di akhirat, hanya
II. HASIL DAN PEMBAHASAN amal dan kain kafan serta tikar satu lapislah
Menurut sejarahnya tari Poh Kipah ini yang kita bawa mati. Jadi hidup di dunia ini
diciptakan oleh almarhum Yusrizar yang lahir ingatlah tuhan dan berbaktilah kepadanya.
di Banda Aceh pada 23 Juli 1937 dan beliau Mengikuti perintahnya serta menjauhkan
menciptakan tarian ini di tahun 1959. Pada laranganya”.
mulanya tari Poh Kipah ini hanya terdapat di Tari Poh Kipah merupakan tari kreasi
kota Banda Aceh dan dengan begitu cepatnya yang mentradisi setelah mengalami proses
tari ini menyebar ke setiap kabupaten dan kota panjang untuk menjadi tari tradisi dengan terus
lainnya di seluruh Aceh. menyesuaikan diri sesuai zaman. Tari Poh
Secara etimologi, pengertian Poh Kipah Kipah memperkaya kebudayaan masyarakat
adalah memukul kipas, Poh Kipah ini adalah Aceh, yang juga akan menambah kekayaan
tari tradisional yang ditarikan secara kebudayaan nasional. Berbagai upaya yang
berkelompok yang terdiri sekitar delapan telah dilakukan masyarakat di Aceh untuk
sampai sepuluh orang atau lebih yang melestarikan tarian ini, seperti dengan
disesuaikan dengan seberapa besarnya pentas. menggelarkan berbagai pementasan dan
Tari Poh Kipah ini ditarikan secara dokumentasi melalui foto dan video.
duduk berbanjar atau selang seling, dengan
1. Proses Pelaksanaan Tari Poh Kipah
menunjukan gerakan memukul kipah (kipas),
Proses pelaksaaan Poh Kipah ini
dan sewaktu-waktu kipas tersebut dipukul di
dilaksanakan pada acara maulid nabi, pada saat
lantai, pinggang serta telapak tangan, tetapi
selesai pembacaan Ayat Suci Alqur’an dan
ditelapak tangan pula yang sering dipukul, dan
biasanya tarian ini di dilaksanakan pada malam
tarian ini menggunakan level-level seperti level
hari setelah menunaikan shalat Isya. Tarian ini
rendah, sedang dan tinggi dan memiliki syeh
di tarikan oleh laki-laki yang di tentukan oleh
yang melantunkan syairnya.
sanggar atau kelompak dari pada tari tersebut.
Tari Poh Kipah ini mengandung makna
Mereka belajarnya memang sudah merupakan
dan pesan-pesan keagamaan dan pembangunan
penari-penari yangg sudah mendapatkan latihan
yang terkandung didalam syair tarian tersebut
khusus untuk tarian ini, setelah mendapatkan
yaitu tentang bagaimana menjalani kehidupan.
baru dilaksanakan, ditunjuklah mereka sebagai
Seperti dalam pemahaman masyarakat
wakil dari pada masyarakat kampung dan
62
biasanya untuk pertunjukan tari Poh Kipah badan mengikuti efek kipas yang dipukul
yang biasanya ditarikan oleh delapan, sepuluh dengan arah ke kanan dan kekiri.
atau lebih. Hal ini disebabkan karena agar - Duduk bersimpuh tangan kanan memegang
masyarakat dengan berbondong-bondong kipas dengan memutarnya di atas tangan
datang untuk sama-sama mendengarkan kiri.
dakwah yang disampaikan oleh tengku atau
2.b. Properti
ulama. Dengan hadirnya tari Poh Kipah
Properti yang digunakan dalam tari
dilaksanakan dengan kesepakatan antara
ini adalah kipas yang dijalin khusus yang dibuat
penyelenggara dengan kelompok tarian apabila
dari pelepah pinang dalam bahasa Aceh disebut
kesepakatan terjadi maka tari Poh Kipah dapat
siteuk. Kipas ini terdiri dari tiga atau empat
dilaksanakan bisa pada siang hari, bisa malam
lapis pelepah pinang bahkan lebih, dimana
hari.
pelepah ini tidak boleh dijemur hanya boleh di
2. Bentuk Penyajian Tari Poh Kipah Pada anginkan-anginkan saja, sehingga ketika
Masyarakat Lhokseumawe ditepuk akan mengeluarkan bunyi yang nyaring
2.a. Gerak tapi enak didengar dan bunyi yang dikeluarkan
Dalam susunan penyajian tari Poh bervariasi sesuai dengan irama gerak dan lagu
Kipah ini terdapat beberapa motif gerak yaitu : yang dibawakan.
- Duduk bersimpuh dengan posisi badan
2.c. Iringan atau Musik.
sedikit miring kekiri mengikuti arah tangan,
Iringan atau musik yang mengiringi tari
tangan kanan memegang kipas lalu
Poh Kipah ini adalah berupa syair yang
memukulnya ke tangan kiri dengan keadaan
dibawakan oleh seorang syeh yang kemudian di
telapak tangan terbuka.
ikuti atau disahuti oleh penari-penari sambil
- Gerak hormat.
menyanyi. Bunyi-bunyi lain yang keluar untuk
- Duduk bersimpuh badan membungkuk
mengiringi tari ini yaitu bunyi dari properti
kemudian tangan kanan memegang gagang
kipas yang dipikul ke telapak tangan.
kipas lalu ujung gagang kipas diketukkan ke
Perkembangan dari iringan musik tarian ini
lantai, tangan kiri dikebelakangkan di
sudah ditambahkan dengan alat musik berupa
belakang bergantian, kipas di arahkan ke
rapa’i dan serune kale.
belakang sebelah kanan dan ujung kipas di
ketukkan ke lantai, sedangkan posisi tangan
2.d. Tata Rias dan Busana
kiri direntangkan ke arah kiri dengan bentuk
Tari Poh Kipah menggunakan riasan
diagonal, posisi badan sedikit miring
cantik untuk penari wanitanya, sedangkan
mengikuti arah kipas.
penari laki-laki tidak ditentukan riasanya.
- Duduk bersimpuh memukul kipas arah kipas
Busana untuk tarian laki-laki tidak diharuskan
kekanan dan kekiri secara bergantian, posisi
63
memakai adat Aceh tetapi sesuai keinginan sepeluh orang, busananya pun hanya
penari dan biasanya memakai baju yang sopan memakai baju teluk belanga dan memakai
seperti baju teluk belanga serta memakai peci peci, tempat diselenggarakan tarian ini
itu sewaktu dipertujukan di acara maulid Nabi dilaksanakan di lapangan serta halaman
sedangkan kalau di acara festival lainya mesjid, tujuan tarian ini sebagai acara
biasanya penari wanita memakai busana tarian hiburan diacara maulid nabi.
Aceh lazimnya seperti tarian lainnya. 2. Tahun 1979-1999, tari Poh Kipah di periode
ini tidak ada yang berubah dari eksistensinya
2.e. Pola Lantai
dikarenakan pada masa ini belum
Pola lantai pada tari ini prinsipnya
terdapatnya data atau dokumen yang jelas
hampir sama dengan tarian Aceh lainya yaitu
untuk pertunjukan tarian ini.
dengan duduk berbanjar dan sewaktu berubah
3. Tahun 1999-sekarang, di periode ini
tempat ada yang kebelakang dan ada yang di
eksistensi tarian ini sudah mengalami
depan.
beberapa perubahan yang dapat dilihat dari
adanya penambahan gerak yang bervariasi,
2.f. Tempat Pertunjukan
musik iringanya sudah mengalami
Biasanya seni tari Poh Kipah bisa
perubahan dengan penambahan alat musik
dilakukan dimana saja, dilapangan, di pendopo,
serune kale dan rapa’i, dalam komposisi
maupun lapangan terbuka. Tari ini tidak
iringan, dari sisi penari sudah menyertakan
membutuhkan arena pentas yang khusus.
penari perempuan dalam komposisi tari,
3. Eksistensi Tari Poh Kipah Pada acara ini tetap masih kita jumpai diacara
Masyarakat Lhokseumawe hiburan maulid nabi dan Sunat Rasul tetapi
1. Tahun 1959-1979Poh Kipah pada masa ini sekarang sudah kita temukan juga diacara
menjadi awal dari pertunjukan yang festival, dan Pekan Kebudayaan Aceh.
dilakukan sebagai hiburan pada acara
memperingati maulid nabi dan Sunat Rasul PENUTUP
yang mana tarian ini hanya memiliki Kesimpulan
beberapa gerakan seperti memukul kipas ke Dari hasil pembahasan yang telah
telapak tangan, mengetuk gagang kipas dipaparkan, maka dapat ditarik beberapa
kelantai. Musik iringan menggunakan musik kesimpulan bahwa eksistensi tari Poh Kipah ini
internal berupa syair yang dilantunkan oleh dapat dilihat dari tiga rentangan waktu yaitu
syeh dan ditambah dengan tepukan kipas. sebagai berikut :
Pola lantai dari awal masuk sudah duduk 4. Tahun 1959-1979Poh Kipah pada masa ini
bersimpuh di atas pentas, dengan penari menjadi awal dari pertunjukan yang
laki-laki yang berjumlah delapan atau dilakukan sebagai hiburan pada acara
64
memperingati maulid nabi dan Sunat Rasul Saran
yang mana tarian ini hanya memiliki Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
beberapa gerakan seperti memukul kipas ke peneliti memberikan saran sebagai berikut:
telapak tangan, mengetuk gagang kipas 1. Pemerintah Kabupaten Kota Lhokseumawe
kelantai. Musik iringan menggunakan musik melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
internal berupa syair yang dilantunkan oleh hendaknya lebih memperhatikan keberadaan
syeh dan ditambah dengan tepukan kipas. tari Poh Kipah yang merupakan salah satu
Pola lantai dari awal masuk sudah duduk kesenian budaya daerah. Upaya tersebut
bersimpuh di atas pentas, dengan penari dapat dilakukan dengan seringnya
laki-laki yang berjumlah delapan atau menampilkan tari Poh Kipah pada acara-
sepeluh orang, busananya pun hanya acara yang berkaitan dengan tradisional
memakai baju teluk belanga dan memakai yang ada di Provinsi Aceh.
peci, tempat diselenggarakan tarian ini di 2. Agar masyarakat khususnya di Kabupaten
laksanakan di lapangan serta halaman Kota Lhokseumawe mengenal tari Poh
mesjid, tujuan tarian ini sebagai acara Kipah, tetap menjaga dan melestarikan nilai-
hiburan di acara Maulid Nabi. nilai yang terkandung dalam kesenian
5. Tahun 1979-1999, tari Poh Kipah di periode tersebut.
ini tidak ada yang berubah dari eksistensinya 3. Seniman pada umumnya agar lebih
dikarenakan pada masa ini belum mengembangkan kesenian tarian terutama
terdapatnya data atau dokumen yang jelas tari Poh Kipah supaya lebih menarik
untuk pertunjukan tarian ini. generasi muda untuk mempelajari tari
6. Tahun 1999-sekarang, di periode ini tersebut sebagai salah satu kekayaan budaya
eksistensi tarian ini sudah mengalami di Kota Lhokseumawe.
beberapa perubahan yang dapat dilihat dari
DAFTAR PUSTAKA
adanya penambahan gerak yang bervariasi,
musik iringanya sudah mengalami
Abidin, 2007. Ekonomi Pembangunan. Jakarta:
perubahan dengan penambahan alat musik PT. Grafindo persada.
serune kale dan rapa’i, dalam komposisi Abidin, Zainal. 2007. Analisis Eksistensial.
iringan, dari sisi penari sudah menyertakan Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
penari perempuan dalam komposisi tari, Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu
acara ini tetap masih kita jumpai di acara Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
hiburan maulid nabi dan Sunat Rasul tetapi
Athaillah dan Muchtar Djalal. 1980. Kesenian
sekarang sudah kita temukan juga di acara Tradisional Aceh. Jurnal
festival, dan Pekan Kebudayaan Aceh.
Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika. Bandung.
65
Halifudin Hani, 2012. Tips Memilih Tema
Skripsi. Yogyakarta: DIVA Fress
66