(Effect of Vitamin B Fortification On The Level of Serum Vitamin B and Homocysteine in Vegetarian
(Effect of Vitamin B Fortification On The Level of Serum Vitamin B and Homocysteine in Vegetarian
(Effect of Vitamin B Fortification On The Level of Serum Vitamin B and Homocysteine in Vegetarian
(Effect of Vitamin B12 Fortification on the Level of Serum Vitamin B12 and
Homocysteine in Vegetarian
Susianto
Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat STIKes Kuningan Garawangi
Email: [email protected]
ABSTRACT
Introduction: Vegetarians consume plant-based foods with or without eggs and milk.
Vegetarians are at risk of vitamin B12 deficiency, as natural sources of vitamin B12 are limited
to animal-based foods. Vitamin B12 deficiency can lead to megaloblastic anemia, nerve
damage and increase homocysteine level. Higher homocysteine level can increase the risk of
coronary heart disease and stroke. The objective of this study was to investigate the effect of
vitamin B12 fortification on the level of serum vitamin B 12 and homocysteine in vegetarian.
Method: The research design was an experimental study, community trial. The samples were
42 vegetarians with vitamin B12 deficiency (< 156 pmol/L) selected from 118 vegetarians as
members of Indonesia Vegetarian Society (IVS) Pekanbaru, treated by vitamin B12 fortified
oatmeal for three months from March to June 2010. Serum vitamin B12 and homocysteine
were measured by electrochemiluminescent immunoassay and microparticle enzyme
immunoassay method respectively.
Result: Prevalence of vitamin B12 deficiency in vegetarian was 35.6%. Statistical analysis
showed a significant increase of serum vitamin B12 from 124.6 to 284.6 pmol/L (p=0.001) and
significant decrease of serum homocysteine from 20.1 to 15.1 µmol/L (p=0.001).
Conclusion: Consumption of vitamin B12 fortified oatmeal increases the level of serum
vitamin B12 and decreases the level of serum homocysteine significantly in vegetarian with
vitamin B12 deficiency.
1
PENDAHULUAN normal, tinggi antioksidan, fitokimia dan
Vitamin B12 (cobalamin) adalah zat serat (Rauma, 2000). Banyak studi
gizi mikro esensial yang mempunyai peran melaporkan bahwa diet vegetarian dapat
dalam pembentukan sel misalnya sel darah mencegah penyakit jantung koroner, stroke,
merah (Herbert, 1994). Penurunan kadar obesitas, hipertensi, kanker, diabetes dan
vitamin B12 kronis yang disebabkan oleh osteoporosis (ADA, 2009 & PCRM, 2007 &
asupan rendah dalam kurun waktu lama Hu, 2003).
atau disebabkan oleh mal-absorpsi usus
menghasilkan keseimbangan vitamin B12 METODE
negatif yang dapat menyebabkan sintesa Penelitian ini menggunakan desain
DNA terhambat dan tampak nyata pada studi eksperimental pada komunitas.
pembelahan sel darah merah, begitu pula Sampel dalam penelitian ini adalah 42
pada sel syaraf. Hal ini dapat menyebabkan vegetarian yang defisiensi vitamin B12
penyakit anemia megaloblastik dan (kadar vitamin B12 serum kurang dari 156
kerusakan syaraf (Sizer, 2006). pmol/L) berdasarkan hasil analisis
Sumber alamiah vitamin B12 dalam laboratorium klinik Pramita Utama Jakarta
makanan manusia terbatas pada makanan terhadap 118 vegetarian anggota Indonesia
hewani (Stipanuk, 2006), sehingga orang Vegetarian Society (IVS) Pekanbaru.
yang menjalani diet vegetarian berisiko Populasi dalam penelitian ini adalah
mengalami defisiensi vitamin B12 seluruh vegetarian di kota Pekanbaru.
(Herrmann, 2001). Diet vegetarian terdiri Populasi target adalah seluruh vegetarian di
dari makanan nabati dengan atau tanpa telur kota Pekanbaru yang telah menjadi anggota
dan susu serta produk olahnya (IVU, 2001). IVS. Populasi sampling adalah seluruh
Susenas tahun 2009 melaporkan bahwa vegetarian yang berusia minimum 17 tahun
penduduk Indonesia hanya mengonsumsi di kota Pekanbaru yang telah menjadi
6,8% kalori yang berasal dari makanan anggota IVS. Kriteria inklusi sampel
hewani, sebaliknya 93,2% kalori berasal meliputi vegetarian berumur mínimum 17
dari makanan nabati (Susenas, 2009). tahun yang defisiensi vitamin B12, bersedia
Kelompok masyarakat yang rendah mengonsumsi bahan fortifikasi vitamin B12
konsumsi makanan hewani tersebut juga sebanyak 100g/hari dan tidak mengonsumsi
mempunyai risiko defisiensi vitamin B12 telur dan susu selama tiga bulan penelitian,
seperti pada kelompok vegetarian. bersedia diambil dan dianalisis darahnya
Penelitian Herrmann et al pada sebelum dan setelah intervensi. Sedangkan
tahun 2003 di Jerman dan Belanda kriteria eksklusi dari sampel penelitian
melaporkan 26% vegetarian dewasa adalah vegetarian yang tidak defisiensi
mengalami defisiensi vitamin B12 vitamin B12 (kadar vitamin B12 serum sama
(Herrmann, 2003). Prevalensi defisiensi atau lebih dari 156 pmol/L), merokok,
vitamin B12 pada kelompok orang tua di atas mminum alkohol dan sakit ginjal, karena
50 tahun diperkirakan sebesar 3% - 40% dapat mempengaruhi hasil intervensi
(Heimburger, 2006). dengan fortifikasi vitamin B12.
Defisiensi vitamin B12 dapat
menaikkan kadar homosistein karena proses Bahan dan Prosedur Intervensi
perubahan homosistein menjadi metionin Bahan fortifikasi vitamin B12 berupa
memerlukan vitamin B12. Peningkatan kadar bubuk oatmeal instan yang dibuat oleh
homosistein dapat meningkatkan risiko Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi
penyakit jantung koroner dan stroke Bogor. Setiap 100 gram bahan fortifikasi
(Walsh, 2007). vitamin B12 mengandung 50 μg vitamin B12
Selain risiko defisiensi vitamin B12, dari tablet IPI, 86 gram oatmeal, 10 gram
diet vegetarian memiliki banyak manfaat gula halus, 2 gram bubuk coklat dan 2 gram
bagi kesehatan. Diet vegetarian telah pengemulsi. Setiap subjek mengonsumsi
dihubungkan dengan profil lipid yang 100 gram bahan fortifikasi vitamin B12
2
(diseduh dengan air hangat) setiap hari penelitian ini adalah sebesar 35,6% (42
selama tiga bulan dari 20 Maret 2010 subjek dengan defisiensi vitamin B12 dari
hingga 19 Juni 2010. total subjek 118 orang), lebih tinggi
dibandingkan hasil penelitian Hermann et al
Analisis Vitamin B12 dan Homosistein pada tahun 2003 di Jerman dan Belanda
Pengambilan dan persiapan sampel yaitu sebesar 26%.
Hasil analisis univariat memberikan
Variabel Karakteristik n (=42) % gambaran distribusi subjek fortifikasi
Jenis kelamin Laki-laki 24 57,1 vitamin B12 menurut karakteristik
Perempuan 18 42,9 demografi, jenis vegetarian dan lama
Umur 17 – 29 tahun 15 35,7 menjadi vegetarian
30 – 49 tahun 23 54,8 Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah
50 – 64 tahun 3 7,1
≥ 65 tahun 1 2,4
subjek laki-laki sebanyak 57,1%, sedangkan
jumlah subjek perempuan sebanyak 42,9%.
Jenis Vegetarian 42 100
vegetarian lakto ovo Lebih dari separuh subjek (54,8%) berumur
Lama < 4 tahun 1 2,4
antara 30 – 49 tahun dan hanya terdapat
menjadi 4 – 10 tahun 16 38,1 satu subjek (2,4%) yang berumur di atas 65
vegetarian > 10 tahun 25 59,5 tahun. Semua subjek menjalani diet
darah dari subjek penelitian dilakukan oleh vegetarian lakto ovo yaitu vegetarian yang
seorang tenaga analis kesehatan dari masih mengonsumsi susu dan telur serta
laboratorium klinis dan pusat diagnostik hasil olahannya. Lebih dari separuh subjek
Pramita Utama Jakarta dengan sertifikasi (59,5%) telah menjalani diet vegetarian
lebih dari sepuluh tahun dan hanya terdapat
Variabel Fortifikasi B12 satu subjek (2,4%) yang menjalani diet
n Mean SD vegetarian kurang dari empat tahun. Subjek
B12 awal (pmol/L) 42 124,6 23,8 pada kelompok fortifikasi B12 telah
menjalani diet vegetarian rata-rata selama
B12 akhir (pmol/L) 42 284,6 69,8
13,2 ± 7,1 tahun.
Media
n
n Tabel 1. Hasil Analisis Univariat
Homosistein awal 42 20,1
(µmol/L)
Homosistein akhir 42 15,1 Tabel 2. Kadar Vitamin B12 Serum dan
(µmol/L) Homosistein Serum
ISO dan GLP dan dibantu oleh dua tenaga Tabel 2 menggambarkan kadar
analis kesehatan dari Universitas Riau di vitamin B12 dan homosistein awal dan akhir
Pekanbaru. Vitamin B12 serum dianalisis intervensi dengan menggunakan bahan
dengan Electrochemiluminescent (ECLIA) fortifikasi B12. Kadar vitamin B12 awal
Immunoassay menggunakan Modular E-170 sebelum intervensi dimulai (data
(Roche), sedangkan analisis homosistein berdistribusi normal) sebanyak 124,6 ± 23,8
serum dilakukan dengan Microparticle pmol/L dan meningkat menjadi 284,6 ±
Enzyme Immunoassay (MEIA) 69,8 pmol/L pada akhir intervensi.
menggunakan AxSYM Plus (Abbott). Sebaliknya kadar homocysteine (data tidak
Analisis data yang dilakukan terdistribusi normal) mengalami penurunan
meliputi analisis univariat dan bivariat nilai median dari awal sebelum intervensi
dengan uji T dependen untuk data yang dimulai sebesar 20,1 µmol/L menjadi 15,1
berdistribusi normal dan uji Wilcoxon untuk µmol/L pada akhir intervensi.
data yang berdistribusi tidak normal.
Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prevalensi defisiensi vitamin B12 pada B12 awal B12 akhir Mean ∆ B12 p value
3
124,6 284,6 +159,9 difortifikasi dengan vitamin B12 yang
0,001*
pmol/L pmol/L pmol/L digunakan dalam penelitian intervensi ini
Homosistein Homosistein ∆ Homosistein merupakan salah satu contoh makanan
awal akhir (Me dian) sumber vitamin B12 yang reliable, terbukti
(Median) (Median) dapat meningkatkan kadar vitamin B12
20,1 15,1 -5,5 serum dan menurunkan kadar homosistein
0,001**
µmol/L µmol/L µmol/L serum secara signifikan. Contoh lain
* Uji T dependen : p < 0,05 makanan yang difortifikasi dengan vitamin
**Uji Wilcoxon : p < 0,05 B12 adalah sereal sarapan, susu kedelai,
daging analog, mengandung sumber vitamin
Hasil uji T dependen (data B12 yang reliable. Pastikan untuk
terdistribusi normal) menunjukkan terjadi memeriksa label fakta gizi (nutrition facts)
kenaikan kadar vitamin B12 serum yang atau daftar komposisi (ingredients) bahan
bermakna (p < 0,05) pada akhir intervensi makanan untuk memastikan makanan
dibandingkan awal intervensi (rata-rata tersebut mengandung bentuk aktif vitamin
∆B12= 159,9 ± 64,3 pmol/L). Kenaikan rata- B12, yang disebut cobalamin atau
rata kadar vitamin B12 sebagai hasil dari cyanocobalamin.
intervensi dengan oatmeal yang difortifikasi Kekurangan vitamin B12 jarang
dengan vitamin B12 dalam penelitian ini terjadi karena penyimpanan dan daur ulang
ternyata lebih tinggi dibandingkan hasil yang efisien dari vitamin ini dalam tubuh,
penelitian intervensi dengan roti yang tetapi asupan yang teratur tetap penting
difortifikasi dengan vitamin B12 di Belanda untuk memenuhi kebutuhan seseorang
(Winkels, 2008). Sebaliknya hasil uji (PCRM, 1999). Kementerian Kesehatan
Wilcoxon (data tidak terdistribusi normal) merekomendasikan asupan vitamin B12
menunjukkan penurunan kadar homosistein orang dewasa adalah 2,4 mikrogram per
serum yang bermakna (p < 0,05) dengan hari, dengan peningkatan kebutuhan untuk
median ∆ homosistein serum sebesar -5,5 wanita yang sedang hamil sebanyak 0,2
µmol/L (lihat tabel 3). mikrogram dan ibu menyusui sebanyak 0,4
Terdapat korelasi negatif antara mikrogram (AKG, 2004). Pastikan bahwa
kadar vitamin B12 serum dan kadar kebutuhan vitamin B12 terpenuhi pada
homosistein serum, artinya setiap kenaikan semua kelompok umur. Lansia memiliki
kadar vitamin B12 serum diikuti oleh risiko lebih tinggi menderita defisiensi
penurunan kadar homosistein serum. Hasil vitamin B12. Gejala defisiensi vitamin B12
penelitian intervensi bahan fortifikasi dapat meliputi kelelahan, kelemahan,
vitamin B12 ini dapat memberikan kesemutan pada lengan dan kaki, gangguan
pengetahuan kepada para vegetarian atau pencernaan, lidah yang sakit dan dapat
kelompok masyarakat yang berisiko menyebabkan anemia megaloblastik dan
defisiensi vitamin B12 untuk mengonsumsi gangguan serius lainnya pada darah dan
produk makanan yang difortifikasi dengan sistem saraf (PCRM, 1999).
vitamin B12 agar terhindar dari risiko
defisiensi B12 vitamin. KESIMPULAN
Defisiensi vitamin B12 dapat Konsumsi oatmeal yang difortifikasi
menyebabkan penyakit anemia dengan vitamin B12 dapat meningkatkan
megaloblastik dan kerusakan sistem syaraf, kadar vitamin B12 serum dan menurunkan
hiperhomosisteinemia (kadar homosistein kadar homosistein serum secara signifikan
serum lebih besar dari 12 µmol/L) yang pada vegeatarian yang defisiensi vitamin
menjadi faktor risiko terjadinya penyakit B12.
jantung dan stroke (Koyama, 2002).
Makanan yang difortifikasi dengan vitamin KEPUSTAKAAN
B12 adalah sumber vitamin B12 yang dapat American Dietetic Association (ADA).
diandalkan (reliable). Oatmeal yang (2009). Vegetarian Diet. J Am Diet
4
Assoc., 109, 1266-1282. Products Increase Cancer Risk, While
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Plant Foods Reduce It. Washington
(2004). Angka Kecukupan Gizi Bagi DC.
Orang Indonesia. Jakarta: Direktorat Rauma, A.L. & Mykkanen, H. (2000).
Gizi Masyarakat, Depkes RI. Antioxidant status in vegetarians
Heimburger, D.C. & Ard, J.D. (2006). versus omnivores. Nutrition., 16, 111–
Handbook of Clinical Nutrition. (4th 119.
Eds.). Philadelphia: Mosby Elsevier. Sizer, F.S. & Whitney, E.N. (2006).
Herbert, V. (1994). Staging vitamin B12 Nutrition – Concepts and
(cobalamin) status in vegetarians. Am J Controversies. (7th Eds.).
Clin Nutr., 59, 1213S–1222S. West/Wadsworth, USA, An
Hermana, H., Karmini, M. & Affandi, E. International Thomson Publishing
(1997). Symbiosis of Rhizopus sp. and Company.
Vitamin B12 Forming Bacteria dan Stipanuk, M.H. (2006). Biochemical,
Gastrointestinal Pathological Physiological, Molecular Aspects of
Findings. Proceedings International Human Nutrition. (2nd Eds.). Missouri,
Tempeh Symposium, Bali. Indonesian USA: Saunders, Elsevier Inc.
Tempeh Foundation, Jakarta, Indonesia Susenas. (2009). Perkembangan Penduduk
Herrmann, W., et al. (2001). Total Miskin 2009. Jakarta: Badan Pusat
homocysteine, vitamin B12, and total Statistik.
antioxidant status in vegetarians. Clin Walsh, S. (2007). Plant Based Nutrition
Chem., 47, 1094–1101. and Health. London: The Vegan
Herrmann, W., et al. (2003). Vitamin B12 Society.
status, particularly holotranscobalamin Winkels, R.M., et al. (2008). Bread
II and methylmalonic acid cofortified with folic acid and vitamin
concentrations, and hyper- B12 improves the folate and vitamin B12
homocysteinemia in vegetarians. Am status of healthy older people: a
J Clin Nutr., 78, 131–136. randomized controlled trial. Am J Clin
Hu, F.B. (2003). Plant-based foods and Nutr., 88, 348-355.
prevention of cardiovascular disease:
an overview. Am J Clin Nutr., 78
(suppl): 544S-551S.
International Vegetarian Union (IVU).
(2001). IVU News, Volume 7.
Cheshire, UK.
Koyama et al. (2002). Efficacy of
methylcobalamin on lowering total
homocysteine plasma concentrations in
haemodialysis patients receiving high-
dosefolid acid supplementation,
Nephrology Dyalisis Transplantation
17, 916-922.
Pawiroharsono, S. (1996). Aspek
Mikrobiologi Tempeh, Bunga Rampai
Tempeh Indonesia. Jakarta: Yayasan
Tempeh Indonesia.
Physicians Committee for Responsible
Medicine. (1999). Vitamin B12 : A
Simple Solution, Washington, PCRM.
Physicians Committee for Responsible
Medicine (PCRM). (2007). Animal