Perencanaan Dan Analisis Kinerja Struktur Bangunan Pop Hotel Tanjung Benoa Bali Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

PERENCANAAN DAN ANALISIS KINERJA STRUKTUR BANGUNAN POP

HOTEL TANJUNG BENOA BALI MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL


MOMEN KHUSUS

Ir. Bantot Sutriono, M.Sc 1), Abid Hamdan2)


1)Dosen Teknik Sipil, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Email: [email protected]
2) Mahasiswa S1 Teknik Sipil, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Email: [email protected]

Abstract
In the POP Hotel Tanjung Benoa Bali building analysis, the calculation uses 3-dimensional
frame with the help of SAP2000 v.14 software. The earthquake load method used in the analysis is
Response Spectrum with medium ground data. Analysis of structural performance using pushover
method. The frame system used is the Special Moment Resisting Frame System (SMRFS). This frame
system embraces the concept of Strong Column Weak Beam where the columns in the structure of the
building are designed more strongly than the blocks by developing the mechanism of plastic joints.
The results of the study indicate, the requirements of SNI 1726:2012; SNI 1727:2013; SNI 2847:2013
declared that the building structure has fulfilled the requirements. 25 Mpa concrete qualityis used for
beams and plates, while the column is 30 Mpa. Power tensile steel 400 Mpa for main reinforcement
and 240 Mpa for reinforcement. Performance point of result structure of result of Pushover Analysis
obtained result of displacement target equal to 0,0061 m for direction of X and 0,0092 for direction Y.
Pushover curve X direction get displacement when melting equal to 0,0109 m and displacement when
collapsed equal to 0,01403 m, while the direction of Y is displacement when the melting of 0.0174 m
and displacement when collapsed of 0.02084 m. The performance of the building structure is at the
level of Immediate Occupancy (IO) with maximum value of drift direction X and Y by 0,0067 and
0,0046 < 0,01. Thus it is expected that the building will not be damaged when exposed to the
earthquake load of the plan.

Key Words: Response Spectrum, SRPMK, Pushover Analysis, Bali

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi gempa sangat tinggi. Terutama pada
wilayah-wilayah yang berada di sepanjang garis gempa (The Ring Of Fire), yaitu sebuah garis maya
yang merupakan pertemuan antara lempeng Eurasia dengan lempeng Australia. Akibatnya frekuensi
terjadinya gempa pada beberapa wilayah di Indonesia terutama yang dilalui oleh The Ring Of Fire
sangat tinggi. Pada dasarnya gempa adalah kejadian alami dan tidak ada yang bisa memprediksi
kapan, dimana dan kekuatan kejadian tersebut akan terjadi. Sehingga dalam perencanaan atau analisis
suatu bangunan, khususnya bangunan yang berada maupun dilewati oleh The Ring Of Fire didesain
agar kuat dan mampu menahan beban-beban gravitasi, terutama beban gempa sesuai dengan SNI.
Bangunan Pop Hotel yang dibangun mengacu peraturan SNI 1726:2012 Wilayah Gempa
Indonesia dengan Percepatan Puncak Batuan Dasar (PGA) 2% dalam 50 tahun, wilayah Bali termasuk
dalam zona gempa sedang yang desain bangunannya menggunakan metode Sistem Rangka Pemikul
Momen Menengah (SRPMM), yaitu wilayah yang memiliki intensitas gempa menengah. Akan tetapi
dalam Tugas Akhir ini, bangunan POP Hotel Tanjung Benoa Bali yang mempunyai tinggi 5 lantai
didesain dan dianalisa dengan peta gempa terbaru yakni peta gempa 2017 menggunakan Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
yakni sistem rangka yang difungsikan untuk memikul atau menahan gaya gempa tinggi. Sistem
rangka ini bekerja berdasarkan konsep Strong Column Weak Beam dimana kolom-kolom dalam
struktur gedung didesain sedemikian rupa agar mampu bedeformasi dan dapat berespon terhadap
beban gempa dengan mengembangkan mekanisme sendi plastis pada setiap ujung-ujung balok dan
pada dasar kolom.
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah dalam Perencanaan Dan Analisis Kinerja Struktur Bangunan POP
Hotel Tanjung Benoa Bali Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus adalah:
1. Berapakah dimensi struktur primer dan struktur sekunder pada bangunan POP Hotel Tanjung
Benoa Bali?
2. Berapakah dimensi tulangan baja struktur primer dan struktur sekunder pada bangunan POP
Hotel Tanjung Benoa Bali?
3. Bagaimana menganalisis kinerja struktur POP Hotel Tanjung Benoa Bali dengan beban
gempa menurut peta gempa 2017?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam Perencanaan Dan Analisis Kinerja Struktur Bangunan POP Hotel
Tanjung Benoa Bali Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus adalah:
1. Menghitung dimensi komponen struktur primer dan sekunder yang efektif pada bangunan
POP Hotel Tanjung Benoa Bali.
2. Menghitung kebutuhan tulangan struktur primer dan sekunder pada bangunan POP Hotel
Tanjung Benoa Bali.
3. Untuk mengetahui level kinerja struktur POP Hotel Tanjung Benoa Bali saat terkena beban
gempa menurut peta gempa 2017.

1.4 Batasan Masalah


Beberapa permasalahan yang ada pada Perencanaan Dan Analisis Kinerja Struktur Bangunan
POP Hotel Tanjung Benoa Bali Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus adalah:
1. Perencanaan dan perhitungan bangunan bagian atas meliputi:
 Struktur Primer menggunakan struktur beton bertulang pada balok dan kolom.
 Struktur Sekunder menggunakan struktur beton bertulang pada pelat dan bagian atap gedung
cor-coran.
2. Analisis struktur bangunan meliputi:
 Struktur bangunan yang digunakan adalah Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPMK).
 Perhitungan beban gempa menggunakan beban gempa Response Spectrum dan kinerja
struktur menggunakan analisis pushover.
 Perhitungan gaya-gaya dalam menggunakan bantuan aplikasi komputer SAP2000 Versi 14.
3. Tidak meninjau aspek manajemen konstruksi, analisis perhitungan biaya, segi arsitektural,
shear wall, tangga dan Struktur bawah (pondasi).

2. KAJIAN LITERATUR

2.1 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu diambil dari berbagai sumber yang relevan dan dapat dipercaya. Data-
data tersebut diambil dari berbagai sumber berupa buku-buku pelajaran, peraturan-peratuan yang
berlaku saat ini, skripsi, dan jurnal-jurnal ilmiah penelitian yang berguna mendukung dalam
penelitian saat ini dan penelitian selanjutnya. Dalam hal ini, peneliti menjadikan penelitian terkait
metode Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus sebagai acuan dalam pengerjaan Tugas Akhir
tentang ”Perencanaan Dan Analisis Kinerja Struktur Bangunan POP Hotel Tanjung Benoa Bali
Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus” berikut adalah:
1. Alextron Hutabarat, Arcito Bayu Praditya, Sri Tudjiono dan Ilham (Nurhuda UNDIP, Volume
4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 48-55) dalam penelitian yang berjudul “Perencanaan
Struktur Gedung Kuliah Utama Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang” dan
menggunakan metode SRPMK dan beban gempa Response Spectrum dengan hasil Dimensi
balok: Dtul utama D22, Dsengkang D10-100mm.
2. Zaid Mohammad, Abdul Baqi, dan Mohammed Arif (ScienceDirect, Tahun 2017, Nomor
1792-1799) dalam penelitian yang berjudul “Seismic Response of RC Framed Buildings
Resisting on Hill Slopes” dan menggunakan metode Response Spectrum Method dengan hasil
Top Storey displacement = dari 4,29 mm menjadi 6,64 mm. Geser pada dasar kolom sangat
sigifikan, berada minimum 18,89 kN sampai 105,24 kN pada maksimum nilai.

2.2 Gempa Bumi


Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki risiko tinggi terhadap kejadian gempa
bumi. Hal ini sebagai akibat interaksi antara tiga lempeng raksasa yang mengelilingi Indonesia, yaitu
Lempeng Samudra Indo-Australia, Lempeng Eurasia, Lempeng Samudra Pasifik. Di Indonesia
terdapat 3 (tiga) macam sistem struktur yang dipakai dalam mendesain suatu bangunan maupun
gedung, yaitu: Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB), Sistem Rangka Pemikul Momen
Menengah (SRPMM) dan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)

2.3 Perencanaan Pembebanan


Perencanaan pembebanan yang digunakan dalam Tugas Akhir ini mengacu peraturan-
peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia, yakni SNI. Berikut adalah peraturan-
peraturannya:
1. SNI 03-2847:2013 “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung”.
2. SNI 03-1726:2012 “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung”.
3. SNI 1727:2013 “Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain”.
4. Peta Gempa 2017

2.4 Persyaratan Untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)


Dalam desain SRPMK perlu diperiksa menurut persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan
dalam SNI 2847:2013. Berikut beberapa persyaratannya:
1. Syarat Dimensi Penampang (Mengacu SNI 2847:2013 Pasal 21.5.1)
Komponen-komponen lentur dalam SRPMK harus memenuhi syarat-syarat dibawah ini:
a. Gaya tekan aksial terfaktor, Pu < 0,1Agf’c. (Rumus 2.10)
b. Panjang bersih, ln ≥ 4d (Rumus 2.11)
c. Lebar penampang, bw ≥ 0,3h atau 250 mm (Rumus 2.12)
d. lebar penampang, bw ≥ ¾ dimensi kolom arah sejajar (Rumus 2.13)
2. Persyaratan Struktur Lentur (Mengacu SNI 2847:2013 Pasal 21.5.2)
3. Komponen Pemikul Lentur dan Gaya Aksial pada SRPMK
4. Hubungan Balok-Kolom pada SRPMK
Hubungan balok-kolom dalam struktur dengan desain SRPMK sangatlah rawan terhadap
resiko kegagalan struktur. Oleh karena itu, dalam pertemuan balok-kolom harus
diperhitungkan dengan detail serta perlunya dipasang tulangan transversal untuk menahan
gaya-gaya yang terjadi ketika struktur bangunan tersebut berdeformasi akibat beban gempa.

2.5 Analisis Pushover


Dalam mengevaluasi suatu bangunan ataupun gedung bertingkat, terdapat beberapa macam
cara maupun metode, salah satu metode yang digunakan untuk mengevaluasi adalah Analisis
Pushover. Analisa statik nonlinier merupakan prosedur analisa untuk mengetahui perilaku keruntuhan
suatu bangunan terhadap gempa, dikenal pula sebagai analisa pushover atau analisa beban dorong
statik. Kecuali untuk suatu struktur yang sederhana, maka analisa ini memerlukan program komputer
untuk dapat merealisasikannya pada bangunan nyata. Beberapa program komputer komersil yang
tersedia adalah SAP2000, ETABS, GTStrudl, Adina. (Wiryanto Dewobroto, 2005).
Analisis Pushover menghasilkan kurva Pushover yang menggambarkan hubungan antara
gaya-gaya geser dasar (V) dengan perpindahan titik acuan pda atap (D). (Wiryanto Dewobroto, 2005).
Tujian dari analisis Pushover ialah mengevaluasi prilaku seismik struktur terhadap beban
gempa rencana, yaitu memperoleh nilai faktor daktalitas aktual dan faktor reduksi gempa actual
struktur, memperlihatkan kurva kapasitas (capacity curve), dan memperlihatkan skema kelelehan
(distribusi sendi plastis) yang terjadi. (Pranata, 2006).
3. METODE

MULAI

Pengumpulan Data dan Studi Literatur

Preliminary Desain

Permodelan Struktur dengan SAP2000 v.14

Pembebanan:
 Beban Mati
 Beban Hidup
 Beban Angin
 Beban Gempa

Analisis Struktur (Running Process)

Output Gaya-Gaya Dalam

Perhitungan Kebutuhan Tulangan

Kontrol Kekuatan Penampang:


ØMn>Mu
ØVn>Vu
ØPn>Pu
Kontrol Struktur Terhadap Gempa:
Balok:
M(+) ≥ ½ x M(-)
NOT OK
M(+) ≥ ¼ x Mmax
Spasi sengkang < d/4 atau 100 mm.
Kolom:
ƩMnc ≥ 6/5 ƩMnb
Kontrol Drift:
Δx < Δa

OK
NOT OK
Analisis Pushover
OK
Gambar

SELESAI
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian
Data-data umum Perencanaan Dan Analisis Kinerja Struktur Bangunan POP Hotel Tanjung
Benoa Bali Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus:
A. Data umum dari perencanaan sebagai berikut:
1. Nama proyek : Pop Hotel
2. Lokasi bangunan : Tanjung Benoa Bali
3. Pemilik : PT. Benoa Abadi – Indonesia
4. Alamat : Jalan Pratama Kuta Selatan, Badung Bali 80361, Indonesia
B. Data material yang dipakai:
Mutu bahan yang digunakan dalam Perencanaan Dan Analisis Kinerja Struktur Bangunan
POP Hotel Tanjung Benoa Bali Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
adalah:
1. Mutu beton (f’c) = 25 Mpa
2. Mutu baja (fy) = 400 Mpa (tulangan utama)
3. Mutu baja (fys) = 240 Mpa (tulangan sengkang)

3.1 Pengumpulan Data:


Buku-buku, informasi dan peraturan-peraturan yang digunakan:
- SNI 03-2847:2013 “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung”.
- SNI 03-1726:2012 “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung”.
- SNI 1727:2013 “Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur
Lain”.

3.2 Preliminary Design/perencanaan dimensi struktur:


a. Pemodelan struktur
b. Perhitungan dimensi pelat
c. Perhitungan dimensi balok dan kolom.

3.3 Pembebanan:
a. Beban Mati Atap dan Beban Hidup Atap
b. Beban Mati Pelat Lantai dan Beban Hidup Pelat Lantai
c. Beban gempa
Beban gempa hyang digunakan ialah response spectrum, diambil dari situs
http://puskim.go.id berikut datanya dalam bentuk grafik:

RS-Bali
0.8

0.6
SA (g)

0.4

0.2

0
0 1 2 3 4 5
Periode (T)

Gambar 3.1 Grafik Response Spectrum Bali


(Sumber: Hasil Perhitungan)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari proses preliminary desain diperoleh dimensi penampang balok arah X 400/600 mm,
balok arah Y 350/450 mm, kolom 500/500 mm, pelat lantai 150 mm dan pelat atap 120 mm.
4.1 Perhitungan Struktur
Perhitungan Balok
Syarat balok:
 a
Mn = (As.fy  A' s.f' s)x  d   + ( A' s. f ' s) x d  d ' > Mu (Rumus 4.1)
 2
Tabel 4.1 Kuat Momen Nominal Balok Arah Y
d As d' A's ØMn CEK
X Mu (Nmm)
(mm) (mm²) (mm) (mm²) (Nmm) ØMn≥Mu
-263620919 520.83 1701.17 59.5 850.15 296292933.8 OK
Lt1
221603283.1 540.5 1133.54 59.5 850.15 209680244.8 OK
-185125955 540.5 1133.54 59.5 850.15 287443407 OK
Lt2
125445114.9 540.5 1133.54 59.5 850.15 232978050 OK
-163432806 540.5 1133.54 59.5 850.15 177001031 OK
Lt3
94660912.46 540.5 1133.54 59.5 850.15 177001031 OK
-141841826 540.5 1133.54 59.5 850.15 177001031 OK
Lt4
94512880.67 540.5 1133.54 59.5 850.15 177001031 OK
-87923839 540.5 1133.54 59.5 850.15 177001031 OK
Lt5
68505702.33 540.5 1133.54 59.5 850.15 177001031 OK
(Sumber: Hasil Perhitungan)

Tabel 4.2 Kuat Momen Nominal Balok Arah Y


d As d' A's CEK
Y Mu (Nmm) ØMn(Nmm)
(mm) (mm²) (mm) (mm²) ØMn≥Mu
-211429175 368.33 1900.66 59.5 1140.4 219430222.8 OK
Lt 1
160592993,8 439 1519.76 59.5 1140.4 242020342 OK
-93845609 439 1519.76 59.5 760.26 242020342 OK
Lt2
61748600.9 439 1519.76 59.5 760.26 242020342 OK
-85443402 439 1519.76 59.5 760.26 242020342 OK
Lt3
55458459.5 439 1519.76 59.5 760.26 242020342 OK
-84008608 439 1519.76 59.5 760.26 242020342 OK
Lt4
55382504.5 439 1519.76 59.5 760.26 242020342 OK
-51491407 439 1519.76 59.5 760.26 242020342 OK
Lt5
41128190.9 439 1519.76 59.5 760.26 242020342 OK
(Sumber: Hasil Perhitungan)

Perhitungan Kolom
Perhitungan kolom dengan bantuan aplikasi computer PCacol, berikut hasilnya:
P ( kN)

(P ma x)
7000

5000

3000

1000

600 -4 0 0 -2 0 0 200 400 600 800


3
-1 0 0 0 M (2 6 5 °) (k N -m)
Gambar 4.1 Grafik Kuat Nominal Kolom Lantai 1
(Sumber: Hasil Perhitungan PcaCol)

Tabel 4.3 Penluangan Kolom


-3 0 0 0 M2 M3 AS Pakai
KOLOM Pu (kNm) %
kNm (kNm) (mm²)
-1817.56 0.00 0.00
Lt 1 -792.11 117.48 (P min
143.24
) 12077 4.83
-5 0 0 0
-636.20 -26.54 -295.76
-1411.830 -34.468 -2.536
Lt 2 -1232.813 81.962 105.927 12077 4.83
-971.868 -52.180 -172.48
-1015.84 -26.94 1.06
Lt 3 -698.70 -69.30 -71.52 9832 3,93
-641.42 -38.21 -137.61
-622.94 -27.45 1.35
Lt 4 -417.39 -63.62 -52.22 8052 3.22
-357.38 -29.89 -108.74
-232.77 -27.17 0.89
Lt 5 -149.67 -64.84 -0.36 8052 3.22
-96.71 29.22 79.72
(Sumber: Hasil Perhitungan)

Kontrol Strong Column Weak Beam


Harus memenuhi persyaratan: (Mengacu SNI 2847:2013 pasal 21.6.2)
6
 Mnc  5  Mnb (Rumus 4.2)
Tabel 4.4 Cek Syarat Strong Column Weak Beam
Arah X Arah Y
Lantai ƩMnc 6/5*ƩMnb ƩMnc 6/5*ƩMnb
≥ ≥
(kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
Lt1 1029.1 ≥ 537.374 1225.8 ≥ 347.755
TRUE TRUE
Lt2 1064.1 ≥ 442.991634 1043.5 ≥ 398.975675
TRUE TRUE
Lt3 953.1 442.991634 926.5 ≥ 398.975675
TRUE TRUE
Lt4 937.3 ≥ 442.991634 890.6 ≥ 398.975675
TRUE TRUE
Lt5 923 ≥ 442.991634 867.4 ≥ 398.975675
TRUE TRUE
(Sumber: Hasil Perhitungan)

Perhitungan Pelat
Untuk tulangan pelat lantai 150 mm dan pelat atap 120 mm:
Tulangan terpasang arah x dan y D10-100mm

4.2 Analisis Pushover


Dimasukkan data-data hasil perhitungan struktur untuk kemudian dianalisis pushover dengan
bantuan SAP2000 v.14, mengacu peraturan ATC 40:

Kinerja struktur berdasarkan ATC-40:


Nilai displacement struktur :

Δy = Δu = Δy = Δu =
0,0109 m 0,1403 m 0,0174 m 0,2084 m

Gambar 4.2 Kurva Kapasitas Arah X dan Y


(Sumber: SAP2000 v.14)

Arah X:
Displacement saat leleh adalah 0,0109 m
Displacement saat runtuh adalah 0,1403 m.
Arah Y:
Displacement saat leleh adalah 0,0174 m
Displacement saat runtuh adalah 0,2084 m.

Setelah dilakukan penggantian demaind spectrum definition sesuai dengan response spectrum
yang direncanakan didapatkan nilai performance point sebagai berikut:
Gambar 4.3 Performance Point Arah X
(Sumber: SAP2000 v.14)

Gambar 4.4 Performance Point Arah Y


(Sumber: SAP2000 v.14)

Sehingga didapatkan nilai performance point berdasarkan gempa rencana arah X sebesar
290877,98 kg < 527854,22 kg dan arah Y sebesar 102474,72 kg < 130883,74 kg. Untuk nilai
displacement arah X sebesar 0,0067 m dan arah Y sebesar 0,0046 m.
Berdasarkan nilai performance point didapat taget perpindahan sebesar 0,0067 m untuk arah
X dan 0,0046 m untuk arah Y.
Level kinerja struktur berdasarkan performance point menunjukkan struktur bangunan berada
pada kondisi (IO) Immediate Occurpancy, dimana kondisi tersebut pada saat menerima
gempa rencana struktur tidak mengalami mengalami kerusakan.

5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Dimensi Penampang:
Dari hasil preliminary desain didapatkan dimensi:
Balok arah X 400/600mm
Balok arah y 350/500mm
Kolom 550/550mm
Pelat Lantai 150mm
Pelat Atap 120mm
2. Kontrol kekuatan penampang berdasarkan SNI 2847:2013:
Dimensi balok lantai 1 arah X:
400/600 mm
Tulangan terpasang:
Tumpuan As = 6D19mm = 1700,31 mm2
A’s = 3D19mm = 850,59 mm2
Lapangan As = 4D19mm = 1133,54 mm2
A’s = 3D19mm = 850,59 mm2
Sengkang tumpuan 2Ø10-90mm
Sengkang lapangan 2Ø10-150mm

Kolom:
Dimensi 500/500 mm
Tulangan terpasang 12D35mm
Jarak sengkang 4D-100 mm, diluar sendi plastis dipasang jarang sengjkang 150 mm

Pelat lantai 150 mm dan pelat atap 120 mm:


Tulangan terpasang arah x dan y D10-100mm

3. Kinerja struktur berdasarkan ATC-40:


Nilai displacement struktur :
Arah X:
Displacement saat leleh adalah 0,0109 m
Displacement saat runtuh adalah 0,1403 m.
Arah Y:
Displacement saat leleh adalah 0,0174 m
Displacement saat runtuh adalah 0,2084 m.

Berdasarkan nilai performance point didapat taget perpindahan sebesar 0,0067 m untuk arah
X dan 0,0046 m untuk arah Y.
Level kinerja struktur berdasarkan performance point menunjukkan struktur bangunan berada
pada kondisi (IO) Immediate Occurpancy, dimana kondisi tersebut pada saat menerima
gempa rencana struktur tidak mengalami mengalami kerusakan.

6. REFERENSI

Anonim, (2016), Pedoman Penyusunan Tugas Akhir UNTAG Surabaya, Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya.
Anonim, Struktur Beton, Penerbit: Universitas Semarang.
ATC. (1996). “Seismic Evaluation and Retrofit of Concrete Buildings Volume 1”. California.
Dika Wahyu Fahrudhin, (2011), “Perencanaan Struktur Gedung Diagnostik Terpadu RSU Haji
Surabaya Dengan Metode Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus”, Tugas Akhir,
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Dewobroto, Wiryanto. (2005). “Evaluasi Kinerja Struktur Baja Tahan Gempa dengan Analisa
Pushover”. Jurnal Teknik Sipil Universitas Pelita Harapan Jakarta.
Hutabarat Alextron, Praditya, A.P, Tudjono Sri, dan Nurhuda Ilham, (2015), “Perencanaan
Struktur Gedung Kuliah Utama Fakultas Tenik Universitas Diponegoro Semarang”,
Structure Resources Research, Vol. 4, No. 1, hal 48-55.
Mohammad Zaid, Baqi Abdul, dan Arif Mohammed, (2017), “Seismic Response of RC Framed
Buildings Resisting on Hill Slopes”, Procedia Engineering, Nomor 1782-1799.
Mosley W.H dan Bungey J.H, (1989), Perencanaan Beton Bertulang, Edisi ketiga, Departement of
Civil Engineering, University of Liverpool, Jakarta:Erlangga.
Mujiati Ima, Lumantarna Benjamin, Intan Reynaldo P., dan Valentino Arygianny, (2017),
“Performance of Direct Displacement Based Design on Regular Concrete Building Against
Indonesian Response Spectrum”, Procedia Engineering, Nomor 1019-1024.
Nawy E. G, Tavio, Kusuma Benny, (2010), Beton Bertulang: Sebuah Pendekatan mendasar, Edisi ke-
5, ITS Press:Surabaya.
Pamungkas Anugrah dan Harianti Erny, (2009), Gedung Beton bertulang Tahan Gempa, ITS
Press:Surabaya.
Peta Gempa 2017
Pranata, Yosafat. (2006). “Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa dengan
Analysis (Sesuai ATC-40, Fema 356, dan Fema 440). Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 No.1.
Purnia Sari. Dian, (2017), “Analisis Kinerja Struktur Atas Dengan Menggunakan Metode
Pushover Pada Perencanaan Gedung Rumah Sakit 7 Lantai Di Mojokerto”, Tugas Akhir
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Purwono Rahmat, (2006), Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa – Sesuai SNI_1726
dan SNI-2847, ITS Press:Surabaya.
Rambe Soffi D. F, (2009), “Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul
Momen Khusus (SRPMK) Dan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)”,
Tugas Akhir Universitas Sumatera Utara.
Setiawan Agus, (2016), Perancangan Struktur Beton Bertulang (Berdasarkan SNI 2847:2013),
Jakarta:Erlangga.
SNI 1726:2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan
Non Gedung.
SNI 2847:2013, Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan gedung.
SNI 1727:2013, Beban Minimum untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain.
Wang, Chu-Kia dan Salmon G. Charles, (1995), Desain Beton Bertulang, Edisi keEmpat Jilid 1 dan
2, Jakarta:Erlangga.

You might also like