Paper Tugas Akhir S1 Teknik Sipil Peranc PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PERANCANGAN ULANG GEDUNG DINAS PENDIDIKAN YOGYAKARTA

MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN METODE SISTEM RANGKA


PEMIKUL MOMEN KHUSUS

Imam Agung Baskoro1, Harsoyo2


1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia
Email: [email protected]
2
Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia
Email: [email protected]

Abstract: Steel structure is a multi-use structure that is lightweight and has high tensile strength.
The Yogyakarta Education Office building is reinforced concrete structures, it was redesigned
using steel structures with the special moment resisting frames system method (SMRFS). This
system is a structural component that is able to carry the force due to earthquake loads and is
planned to bear bending. It is expected that the SMRFS steel structure design results in a safe and
earthquake-resistant structure analysis that meets strong column weak beam concept, in addition
it is expected that the budget plan for the SMRFS steel structure still meets the steel structure
price standards in general. Yogyakarta Education Office Building consists of 4 floors and 1
basement. Floors reviewed using steel structures are floors 1-4. Steel calculations and connection
planning using SNI 1729: 2015 and SNI 7860: 2015. The analysis using software analysis
SAP2000 v14.0.0. Earthquake load is equivalent to SNI 1726: 2012. Shop drawing and volume
calculation using Tekla Structures 21.1. Calculation of Cost Budget Plan using iBuild software.
From the result of the analysis, the steel structures meets the SCWB (Strong Column Weak Beam)
concept and meets the deviation requirements, the P-Delta effect and the absence of torsional
irregularities. The Profile used for this steel structure is column: IWF 600x300 and H350x350,
main beam: IWF500x200 (span 10 m), IWF450x200 (span 8 m), IWF400x200 (span 7 m),
IWF350x175 (span 5,5 m), IWF300x150 (IWF300x150 (span 3,6 m) , secondary beam: IWF
350x175 (span 8 m), IWF 250x125 (span 5,5 m and 3,6 m. Judging from the heavy side, steel
structure is 39% lighter than reinforced concrete structures, but from the economic side of
reinforced concrete structures is 30,1 % more efficient compared to steel structures.

Keywords: steel structure, srpmk, sap2000, earthquake, high rise building, tekla

1. PENDAHULUAN baja konvensional sebagai struktur utama


bangunan. Struktur baja sendiri memiliki
1.1 Latar Belakang
keunggulan bila dibandingkan dengan beton
Di era modern kini, pemasaran material baja bertulang, di antaranya adalah struktur baja
telah berkembang secara luas. Hal ini memiliki kuat tarik yang tinggi, lebih ringan
dikarenakan seiring penemuan proses dan waktu pelaksanaan yang lebih cepat.
pengolahan baja yang efisien di pertengahan Karena kuat tarik yang tinggi ini struktur
abad-19 yang membuat harga produksi baja baja bersifat daktail, sehingga mampu
menjadi lebih murah dibandingkan produksi menerima gaya dalam jumlah besar. Tetapi,
baja sebelumnya. Karena hal itu, tidak untuk biaya pelaksanaan struktur baja akan
jarang para owner dan insyinur sipil kini lebih mahal dibandingkan dengan beton
mulai beralih untuk menggunakan struktur bertulang, oleh karena itu diperlukan
penelitian tentang struktur baja guna Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK).
menambah wawasan bagi kalangan praktisi Perencanaan yang dilakukan hanya
dan masyarakat umum. dengan mengambil perhitungan struktur portal utama. Dalam
studi kasus pada gedung Dinas Pendidikan kebutuhan fungsi ruang, terdapat kebutuhan
Yogyakarta. ruang terbuka yang luas dengan bentang
balok utamanya hingga mencapai 10 meter.
Dalam penelitian ini, desain ulang gedung
Hasil dari penelitian ini diperoleh dimensi
Dinas Pendidikan Yogyakarta dengan
profil yang mengacu pada AISC Manual of
struktur baja dirancang dengan
Steel Construction LRFD vol.1,2nd dan
menggunakan metode SRPMK (Struktur
vol.2,2nd dan kebutuhan profil dengan
Rangka Pemikul Momen Khusus). Hal ini
bentang 10 m menggunakan WF 450x300.
dikarenakan, Sistem Rangka Pemikul
Momen Khusus (SRPMK) dapat dipakai Dalam penelitian Sampakang, dkk (2013)
untuk daerah dengan risiko gempa tinggi dan merencanakan gedung BPJN XI berupa
Wilayah Yogyakarta berada di zona gempa model struktur, dimensi penampang struktur
tinggi tersebut. Pada gedung ini terdapat dan gaya dalam yang diperlukan untuk
bentang sepanjang 10 m, sehingga dengan memenuhi kriteria perencanaan sistem
pengunaan profil baja diharapkan rangka pemikul momen khusus pada
didapatkan desain profil yang jauh lebih komponen balok–kolom, serta menentukan
kecil dibandingkan menggunakan struktur lokasi sendi plastis pada balok untuk
beton. Selain itu, diharapkan dengan perencanaan sambungan agar tercapainya
penelitian ini dapat diketahui profil struktur konsep strong column weak beam.
baja yang aman pada objek gedung yang Penelitian ini juga merencanakan
diteliti serta mengetahui seberapa layak sambungan digunakan model sambungan
bangunan baja dapat direalisasikan melihat bolted flange plate moment connection.
dari segi keamanan struktur dan RAB
Dalam penelitian Sudarsana, dkk (2015)
(Rencana Anggaran Biaya).
membahas analisis struktur baja untuk
gedung beraturan sebanyak enam buah
1.2 Maksud dan Tujuan model. Adapun keenam model tersebut
terdiri atas 3 buah model struktur SRPMK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
dan 3 buah model SRBE dengan tingkat
dimensi profil baja serta detail sambungan
yang bervariasi, yaitu tingkat rendah (4
yang dapat memenuhi konsep desain
lantai), tingkat menengah (7 lantai) dan
kapasitas untuk mencapai kondisi “Strong
tingkat tinggi (10 lantai). Analisis yang
Column Weak Beam” dengan menggunakan
dilakukan meliputi analisis linear untuk
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus.
menghitung gaya-gaya dalam elemen
struktur dan analisis nonlinear static
2. TINJAUAN PUSTAKA pushover untuk mengevaluasi kinerja
Penelitian serupa mengenai desain ulang struktur yang telah didesain agar didapatkan
gedung maupun analisis pada struktur baja level kinerjanya mencapai life safety.
sudah pernah dilakukan sebelumnya.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Pideksa 3. LANDASAN TEORI
(2011), Sampakang, dkk (2013) dan
3.1 Sistem Rangka Pemikul Momen
Sudarsana, dkk (2015). Hasil dan
kesimpulan dari beberapa tersebut dijadikan Sistem rangka pemikul momen adalah salah
sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. satu sistem struktur yang dirancang guna
menahan beban gempa rencana. Menurut
Dalam penelitian Pideksa (2011) membahas Pawirodikromo (2012) sistem struktur pada
tentang desain ulang gedung gedung D’Soya dasarnya memiliki rangka ruang pemikul
Hotel sebagai struktur beton bertulang beban gravitasi secara lengkap, sedangkan
menjadi struktur baja dengan metode Sistem
beban lateral yang timbul akibat gempa Mn = Mp = Fy Zx (3)
dipikul oleh rangka pemikul momen melalui
mekanisme lentur. SRPM merupakan salah dengan Mn = Momen nominal untuk profil
satu pilihan sewaktu merencanakan sebuah kompak (Nmm), Mp = Momen plastis
bangunan tahan gempa dengan ciri-ciri (Nmm), Fy = Tegangan leleh (MPa), Zx =
sebagai berikut. Modulus penampang plastis (MPa)
1. Beban lateral khususnya gempa
disalurkan melalui mekanisme lentur
antara balok dan kolom. Jadi, peranan
kolom, balok dan sambungan balok-
kolom disini sangatlah penting.
2. Tidak menyertakan dinding geser.
Kalaupun terdapat dinding, dinding geser
tidak didesain untuk menahan beban
lateral.
3. Tidak menggunakan bresing (bracing).
Pada struktur baja, penggunaan bresing
kadang sangat diperlukan terutama pada
arah sumbu lemah kolom. Dalam hal ini,
bangunan tersebut dapat dianalisis
sebagai SRPM pada arah sumbu kuat Gambar 1 Batas Panjang Tanpa Pengaku
kolom, dan sistem bresing pada arah Lateral
lainnya.

3.2 Komponen Struktur Daktail Tinggi 3.3 Breising Khusus pada Lokasi Sendi
Plastis
Profil baja struktural untuk komponen
struktur daktail sedang dan komponen tinggi Breising khusus harus ditempatkan
harus memiliki sayap menerus tersambung berdekatan dengan lokasi sendi plastis (lihat
ke badan atau badan-badan atau kata lain Gambar 2). Untuk balok baja struktural,
profil baja menggunakan IWF atau breising tersebut harus memenuhi
sejenisnya. Pada struktur daktail tinggi, persyaratan berikut.
kedua sayap harus terbreis lateral atau 1. Kedua sayap balok harus terbreis lateral
penampang melintang komponen struktur atau penampang melintang komponen
terbreis torsional (lihat Gambar 1). Breising struktur harus terbreis torsional.
komponen struktur balok daktail tinggi 2. Kekuatan perlu breising torsional (IWF
harus memiliki spasi maksimum dengan beam) yang tersedia berdekatan dengan
Persamaan 1 dan 2 berikut. sendi plastis harus menggunakan
Persamaan 2.4.
𝐸
𝐿𝑏 = 0,08 𝑟𝑦 √ (1) Pu = 0,06 Ry Fy Z (LRFD) (4)
𝐹𝑦
𝐸
𝐿𝑃 = 1,76 𝑟𝑦 √𝐹 (2) 3. Kekakuan breising yang diperlukan harus
𝑦
memenuhi persyaratan pada Lampiran 6
dengan Lb = batas panjang tanpa SNI 7860:2015. Spesifikasi untuk
pengaku lateral (mm), Lp = batas panjang breising lateral atau breising torsional
plastis ry = radius gyration (mm), E = dari balok dengan Cd = 1,0, maka
Modulus elastis baja = 200000 Mpa. kekuatan lentur ekspektasi balok harus
menggunakan Persamaan 2.5.
Persyaratan kapasitas momen plastis
adalah Lb ≤ Lp, maka: Mr = Mu = Ry Fy Z (LRFD) (5)
jenis sambungan pelat ujung diperpanjang
dengan ho = Jarak antara titik berat sayap tanpa pengaku dan diperkaku dengan baut.
(mm), Ry = Rasio tegangan leleh minimum, Jenis sambungan ini ada 3 tipe seperti pada
Z= Modulus penampang plastis (mm3), Cd = Gambar 3 berikut.
Koefisien sehubungan dengan kekakuan
breis relatif dan kurvatur.

Gambar 3 Sambungan Pelat Ujung


Diperpanjang: (a) 4 baut tanpa pengaku, 4E;
(b) 4 baut dengan pengaku; (c) 8 baut dengan
Gambar 2 Bresing Torsional di Dekat Sendi pengaku, 8ES
Plastis

dengan Sh= Jarak sendi plastis (mm) (jarak Penentuan penggunaan tipe sambungan pada
minimal 2 d/atau 3bf tanpa pengaku), d = Gambar 3 berdasarkan pada pembatasan
Tinggi profil balok (mm), Lb = Batas parametrik prakualifikasi yang dapat dilihat
panjang tanpa pengaku lateral (mm), bf = pada Tabel 1 berikut.
Lebar sayap balok (mm).
Tabel 1 Pembatasan Parametrik pada
3.4 Sambungan Balok-Kolom SRPMK Prakualifikasi
4 baut Tanpa 4 baut dengan 8 baut dengan
Sambungan balok kolom SRPMK harus pengaku (4E) pengaku pengaku
(4ES) (4ES)
mengikuti parameter berikut ini. Parameter Maks Min Maks Min Maks Min
1. Lokasi sendi plastis (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
tbf 19 10 19 10 25 14
2. Momen maksimum yang mungkin terjadi
bbf 235 152 229 152 311 190
di lokasi sendi plastis ditentukan oleh
kekuatan bahan, strain hardening, d 400 349 610 349 914 457

kekangan setempat, perkuatan atau tp 57 13 38 13 64 19


kondisi sambungan lainnya. bp 273 178 273 178 381 229
3. Parameter mekanisme leleh pada pelat g 152 102 152 83 152 127
sayap kolom Pfi , Pfo 114 38 140 44 51 41
4. Konfigurasi baut, yang akan ikut
Pb 95 89
menentukan mekanisme kelelehan
kekuatan batas sambungan terhadap
sobek pelat, tekuk pada pelat. 3.5 Kontrol Strong Column Weak Beam
Kuat perlu sambungan harus ditentukan
(SCWB)
menggunakan efek pembebanan gempa Emh
seperti pada Persamaan 2.6 berikut ini. Strong Column weak beams merupakan
prinsip desain pada saat kolom didesain
Emh = 2[1,1RyMp]/Lh (6) lebih kuat dari balok. Apabila terjadi
kerusakan, maka balok akan mengalami
dengan Emh = Efek Gaya Horizontal (N), Lh rusak terlebih dahulu dibandingkan dengan
= Jarak antara lokasi sendi plastis (mm). kolomnya, sehingga bangunan tidak
langsung mengalami keruntuhan. Cara
Sambungan yang digunakan berpedoman mengkontrol SCWB memenuhi syarat dapat
pada SNI 7972:2013 yaitu menggunakan
dilihat pada Persamaan 7 sampai Persamaan Tujuan dari bagan alur penelitian tersebut
9 berikut. adalah sebagai berikut
a. Studi Pustaka/Literatur, merupakan
∑ 𝑀𝑝𝑐 metode yang digunakan untuk
∑ 𝑀𝑝𝑏
>1 (7)
mendapatkan pengetahuan-
pengetahuan mengenai topik yang
Dengan besarnya Mpc dan Mpb berdasakan diangkat.
DFBK adalah sebagai berikut. b. Pemodelan dan analisis menggunakan
bantuan program analisis struktur
∑ 𝑀𝑝𝑐 = ∑ 𝑍𝑐 (𝐹𝑦𝑐 − 𝑃𝑢𝑐 /𝐴𝑔 ) (8) SAP2000 v.14 untuk menghitung gaya-
∑ 𝑀𝑝𝑏 = ∑(1,1 𝑅𝑦 𝐹𝑦𝑏 𝑍𝑏 + 𝑀𝑢𝑣 ) (9) gaya yang dihasilkan dan perhitungan
persyaratan menggunakan Ms.Excel.
dengan ∑Mpc = Jumlah momen kolom c. Penggambaran gambar kerja dan
dibagian bawah dan atas sambungan pada pembacaan volume menggunakan
pertemuan as kolom dan as balok, ∑Mpb = bantuan software Tekla Structures 21.
Jumlah momen balok pada pertemuan balok d. Perhitungan RAB menggunakan
dan kolom, Ag = luas penampang bruto bantuan software iBuild.
kolom (mm2), Fyc = Tegangan leleh Tampak dan denah gedung Dinas
penampang kolom (MPa), Fyb = Tegangan Pendidikan Yogyakarta yang akan didesain
leleh penampang balok (MPa), Puc = Gaya ulang dapat dilihat pada Gambar 5 dan
aksial tekan terfaktor pada kolom (N). Gambar 6 berikut.

4. METODE PENELITIAN
Secara garis besar, alur penelitian yang
dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4
sebagai berikut.

Gambar 5 Portal Tampak Samping

Gambar 6 Denah Balok dan Kolom Lantai

Gambar 4 Bagan Alir Perancangan Gedung


5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tabel 2 Distribusi Vertikal Gaya Gempa dan
Gaya Gempa Lateral
5.1 Konfigurasi Bangunan elevasi
Wx Fx
Konfigurasi bangunan Dinas Pendidikan (m) hk W.hk Cvx (%)
(T) (T)
yogyakarta yang diredesain ulang
17,2 3,714 2,800 3,293 12,231 0,002
menggunakan struktur baja adalah sebagai
14,4 231,232 3,600 4,405 1018,633 0,139
berikut.
10,8 471,841 3,600 4,405 2078,576 0,284
1. Jenis bangunan : Gedung
7,2 471,841 3,600 4,405 2078,576 0,284
Bertingkat 3,6 486,307 3,600 4,405 2142,301 0,292
2. Jenis Struktur : Baja
3. Fungsi gedung : Kantor 5.4 Pengecekan Hasil Desain
4. Lokasi : Yogyakarta
5. Tinggi elevasi : 20,625 m Pada penelitian ini, analisis struktur
6. Jumlah Lantai : 5 lantai menggunakan bantuan SAP2000.
Pemodelan struktur baja pada SAP200 dapat
5.2 Data Material dilihat pada Gambar 7 berikut.
Data material yang digunakan pada
perencaan struktur baja adalah sebagai
berikut
1. Mutu profil baja menggunakan BJ41 (Fy
= 250 MPa dan Fu= 410 MPa).
2. Mutu profil pelat sambung
menggunakan BJ41 (Fy = 250 MPa dan
Fu= 410 MPa).
3. Mutu baut menggunakan baut A325.
4. Pelat lantai menggunakan pelat komposit
dengan floordeck merek ALSUN FD600.
5. Jenis tanah yang digunakan adalah tanah Gambar 7 Struktur baja 3 dimensi gedung
sedang. Dinas Pendidikan Yogyakarta menggunakan
SAP2000
5.3 Analisis Gempa
Dari perhitungan struktur menggunakan
Pembebanan gempa menggunakan metode SAP2000 didapatkan hasil desain meliputi
statik ekuivalen dikarenakan jumlah tingkat pengaruh struktur terhadap faktor
gedung Dinas Pendidikan Yogyakarta ≤ 10 perbesaran torsi, simpangan antar lantai dan
lantai (40 m), apabila setelah menggunaan efek P-delta. Hasil desain pada gedung baja
metode ini muncul ketidakberaturan torsi, Dinas Pendidikan Yogyakarta adalah
maka metode harus menggunakan analisis sebagai berikut.
dinamik. Perhitungan pembebanan gempa
yang dilakukan dibebankan pada struktur 5.4.1 Faktor Pembesaran Torsi
baja yang ditinjau dari lantai 1 s/d lantai 4. Faktor pembesaran torsi dapat dilihat
Distribusi vertikal gaya gempa dan gempa pada Tabel 3 dan Tabel 4 berikut.
lateral sesuai dengan SNI 1726:2012 dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 3 Faktor Pembesaran Torsi Arah X Tabel 7 Koefisien Stabilitas Arah X Profil
δmax/avg Cek Desain
elevasi δUx1 δUx2 δxe (Ax Eleva Δi Pui Vi
(m) Ax θ<0,1 ;
(m) (m) (m) (m) < si (mm) (KN) (KN) θ θmaks
θ<θmaks
1) (m)
14,4 0,033 0,033 0,033 1,002 0,6968 OK 3732, 152,9
14,4
16,8025 579 64 0,02071 0,09091 OK
10,8 0,030 0,029 0,030 1,002 0,6977 OK
10515 461,3
7,2 0,022 0,022 0,022 1,004 0,6992 OK 10,8
42,042 ,8 83 0,04839 0,09091 OK
3,6 0,011 0,010 0,011 1,005 0,7019 OK 16611 769,8
7,2
65,241 ,74 02 0,07110 0,09091 OK
23236 1087,
Tabel 4 Faktor Pembesaran Torsi Arah Y 3,6
57,849 ,91 675 0,06242 0,09091 OK
δmax/avg Cek
elevasi δUx1 δUx2 δxe (Ax
(m) Ax Tabel 8 Koefisien Stabilitas Arah Y Profil
(m) (m) (m) (m) <
1) Desain
14,4 0,010 0,013 0,011 1,115 0,8632 OK Eleva Δi Pui Vi
θ<0,1 ;
10,8 0,009 0,011 0,009 1,116 0,8653 OK si (mm) (KN) (KN) θ θmaks
θ<θmaks
(m)
7,2 0,006 0,007 0,007 1,117 0,8662 OK
3732, 152,9
3,6 0,002 0,003 0,003 1,119 0,8696 OK 14,4
10,5105 579 64 0,01295 0,09091 OK
10515 461,3
10,8
18,4855 ,8 83 0,02128 0,09091 OK
Berdasarkan hasil diatas struktur tidak 16611 769,8
7,2
terjadi perbesaran torsi (Ax < 1), sehingga 24,1285 ,74 02 0,02630 0,09091 OK
23236 1087,
struktur gedung termasuk kategori tanpa 3,6
16,621 ,91 675 0,01793 0,09091 OK
ketidak beraturan torsi.
Berdasarkan SNI 1726:2012, bahwa geser
5.4.2 Simpangan Antar Lantai dan momen tingkat, gaya dan momen
Defleksi dan Simpangan antar lantai dapat dilihat elemen struktur yang dihasilkan dan
pada Tabel 5 dan 6 berikut. simpangan antar lantai tingkat yang timbul
oleh pengaruh pengaruh P-delta tidak
Tabel 5 Defleksi dan Simpangan Antar disyaratkan untuk diperhitungan bila
Lantai Arah X koefisien stabilitas (θ) masih kurang dari 1.
Elevasi H δxe δxe Δ Δa/ρ
Δ≤Δa/ρ
(m) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
14,4 3600 33,079 181,935 16,803 90 OK 5.5 Pengecekan Komponen Struktur
10,8 3600 30,024 165,132 42,042 90 OK SRPMK
7,2 3600 22,38 123,09 65,241 90 OK
3,6 3600 10,518 57,849 57,849 90 OK Pengecekan komponen struktur SRPMK
meliputi komponen balok dan kolom
Tabel 6 Defleksi dan Simpangan Antar berdasarkan SNI 1729:2015 dan SNI
Lantai Arah Y 7860:2015. Pengecekan komponen struktur
Elevasi H δxe δxe Δ Δa/ρ
Δ≤Δa/ρ SRPMK adalah sebagai berikut.
(m) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
14,4 3600 12,681 69,746 10,511 90 OK
10,8 3600 10,77 59,235 18,486 90 OK 5.5.1 Balok
7,2 3600 7,409 40,749 24,129 90 OK
3,6 3600 3,022 16,621 16,621 90 OK Perhitungan persyaratan struktur balok
berdasarkan momen dan gaya geser yang
Berdasarkan hasil diatas simpangan yang terjadap terhadap momen dan gaya geser
terjadi masih dibawah simpangan yang tersedia dapat dilihat pada Tabel 9 dan
maksimum (Δ≤Δa/ρ), sehingga struktur Tabel 10 berikut.
masih dikatakan aman.

5.4.3 Koefisien Stabilitas


Koefisien stabilitas akibat pengaruh P-Delta
effect dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8 berikut.
Tabel 9 Rekapitulasi Persyaratan Momen Tabel 12 Rekapitulasi Persyaratan Gaya
Balok Aksial Kolom
Tipe Lokasi Pu ΦPn Pu<
M𝑢 𝑚𝑎𝑥 ΦMn ΦPn
Tipe Balok Mu<ΦMn; Kolom (KN) (KN)
(KNm) (KNm) IWF Eksterior AMAN
1281,441 3381,83
IWF 500X200 586,282 750,321 AMAN 600X300
IWF 450X200 341,6181 364,835 AMAN IWF Interior AMAN
1725,99 3445,554
IWF 400X200 196,225 289,339 AMAN 600X300
IWF 350X175 125,9532 189,191 AMAN
IWF 300X150 87,0639 117,467 AMAN Selain itu dilakukan pemeriksaan interaksi
aksial-lentur. Perhitungan interaksi aksial-
Tabel 10 Rekapitulasi Persyaratan Gaya lentur pada kolom dengan gaya tekan
Geser Balok terbesar adalah pada Tabel 13 berikut.
Vu max ΦVn
Tipe Balok Vu< ΦVn Tabel 13 Rekapitulasi Persyaratan Aksial-
(KN) (KN) Lentur Kolom
IWF 500X200 606,875 675,000 AMAN
Aksial
IWF 450X200 359,980 546,750 AMAN lentur
IWF 400X200 286,930 432,000 AMAN Tipe Balok Lokasi Lb ≤1
IWF 350X175 210,742 330,750 AMAN (mm)
IWF 300X150 172,468 263,250 AMAN IWF Eksterior
3600 0,736
600X300
Selain persyaratan diatas, struktur balok IWF Interior
3600 0,765
600X300
pada portal baja berfungsi sebagai balok-
kolom sehingga perlu diperhitungkan gaya
Berdasarkan hasil perhitungan diatas bahwa
aksial lentur yang terjadi pada balok
kolom masih memenuhi persyaratan.
seperti pada Tabel 11 berikut.
5.6 Sambungan pada struktur SRPMK
Tabel 11 Rekapitulasi Persyaratan Gaya
Aksial Balok dengan Bresing Lateral di Sambungan antara balok-kolom mengacu
luar sendi plastis pada SNI 7972:2013. Sambungan hasil
Aksial desain menggunakan sambungan pelat ujung
Tipe Pu = Vu ΦPn lentur
Balok Lb ≤1
diperkaku dengan 4 baut (4ES) seperti pada
(mm) (KN) (KN)
Gambar 8 berikut.
IWF 2300 0,971
621,125 2212,545
500X200
IWF 200 1,000
360,991 2175,616
450X200
IWF 2100 0,764
298,717 1689,357
400X200
IWF 200 0,821
208,385 1418,721
350X175
IWF 200 1050,490 0,739
168,705
300X150

Berdasarkan tiga persyaratan diatas bahwa


struktur balok masih dikatakan aman dalam
memikul beban yang terjadi.

5.5.2 Kolom
Pengecean persyaratan struktur kolom
berdasarkan gaya aksial terjadi terhadap
gaya aksial tersedia dapat dilihat pada Tabel
12 berikut.
balok baja. Harga material yang digunakan
adalah harga material tahun 2018. Analisa
Harga Satuan pada penelitian ini mengacu
pada SNI 7393:2008, SNI 7394:2008 dan
SNI 2837:2008. Rencana anggaran biaya
untuk struktur baja Gedung Dinas
Pendidikan Yogyakarta adalah sebesar Rp
10.933.594.600. Nilai tersebut lebih besar
dari rencana anggaran biaya struktur beton
bertulang sebesar Rp 7.745.700.000. Hal ini
dikarenakan biaya kebutuhan material baja
lebih besar dibandingkan dengan beton
bertulang, akan tetapi pelaksanaan struktur
baja akan lebih cepat dibandingkan struktur
beton bertulang.
Gambar 8 Desain Sambungan Balok-Kolom
dengan tipe 4ES
6. KESIMPULAN DAN SARAN
5.7 Periksa Rasio Momen Kolom dan 6.1 Kesimpulan
Momen Balok Berdasarkan penelitian yang telah
Rasio momen kolom dan balok digunakan dilakukan, maka kesimpulan yang bisa
untuk mengontrol komponen struktur didapatkan adalah sebagai berikut.
memenuhi syarat Strong Column weak 1. Profil untuk gedung Dinas Pendidikan
beams berdasarkan SNI 7860:2015. Yogyakarta dengan struktur baja
Perhitungan rasio momen kolom dan balok metode SRPMK adalah sebagai
dilakukan pada kolom internal yang berikut.
menerima gaya aksial terbesar. Hasil cek a. Balok induk: IWF500x200
SCWB pada daerah kolom-balok tersebut (bentang 10 m), IWF450x200
adalah sebagai berikut. (bentang 8 m), IWF400x200
(bentang 7 m), IWF350x175
(bentang 5,5 m), IWF300x150
∑𝑀𝑝𝑐
>1 (bentang 3,6 m).
∑𝑀𝑝𝑏 b. Balok anak: IWF 350x175
(bentang 8 m), IWF 250x125
1382,534 (bentang 5,5 m dan 3,6 m).
>1
1304,58 c. Kolom: IWF600x300 dan
IWF350x350.
1,059 > 1 , (STRONG COLUMN WEAK d. Pada balok IWF 500x200 terjadi
BEAM) momen yang cukup besar sehingga
perlu ada penambahan pelat berupa
Dari hasil perhitungan diatas bahwa profil cover plate selebar 150 mm dan
kolom IWF600X300 masih memenuhi tebal 16 mm pada sayap atas dan
persyaratan SCWB, sehingga profil tidak bawah balok untuk memenuhi
perlu diperbesar. persyaratan Mp (Momen Plastis).
e. Kolom pedestal perlu diperbesar
5.8 Rencana Anggaran Biaya dikarenakan dimensi base plate (B
x N) yang digunakan sebesar 500 x
Rencana anggaran biaya yang dihitung pada
800 mm, sehingga kolom beton
perencanaan ulang Gedung Dinas
bertulang pada basement perlu
Pendidikan Yogyakarta ini adalah rencana
pekerjaan pemasangan struktur kolom dan
diperbesar minimal menjadi 600 x BPJN XI. Jurnal Sipil Statik Vol.1
900 mm. No.10:653-663. Manado
f. Meninjau dari sisi berat sendiri Sudarsana, dkk. 2015. Analisis
gedung, struktur portal baja Perbandingan Efisiensi Struktur Baja
memiliki berat lebih ringan yaitu dengan Sistem Rangka Pemikul
sebesar 1664,934 T dibandingkan Momen Khusus dan Sistem Rangka
dengan struktur portal beton Bresing Eksentrik pada Level Kinerja
bertulang, yaitu sebesar 4283,23 T. Yang Sama. Prosiding Seminar
2. Rencana anggaran biaya untuk struktur Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1).
baja Gedung Dinas Pendidikan Bali. 25 April.
Yogyakarta adalah sebesar Rp Pawirodikromo, Widodo. 2012. Seismologi
10.933.594.600. Nilai tersebut lebih Teknik dan Rekayasa Kegempaan.
besar 30,1 % dari rencana anggaran Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
biaya struktur beton bertulang sebesar Indarto, Himawan, dkk. 2013. Aplikasi SNI
Rp 7.647.700.000. Gempa 1726:2012 for Dummies.
Semarang: UNNES.
6.2 Saran Badan Standarisasi Nasional. 1987.
Pada penelitian ini dan berdasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan
kesimpulan diatas, didapatkan beberapa hal untuk Rumah dan Gedung. Jakarta:
yang dapat dijadikan sebagai suatu bahan BSN.
perbaikan atau pelengkap dalam penelitian Badan Standarisasi Nasional. 2013. Beban
selanjutnya. Saran yang dapat disampaikan Minimum untuk Perancangan
adalah sebagai berikut. Bangunan Gedung dan Struktur Lain:
1. Perlu adanya parameter pembanding BSN.
yang lebih luas dan spesifik dalam Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata
menganalisis perbandingan antara cara perencanaan ketahanan gempa
material baja dengan material beton untuk struktur bangunan gedung dan
bertulang dalam suatu struktur gedung, non gedung. Jakarta: BSN.
seperti waktu pelaksanaan konstruksi, Badan Standarisasi Nasional. 2015.
dengan tinjau peraturan yang berlaku. Spesifikasi untuk Bangunan Gedung
2. Perlu adanya struktur pembanding Baja Struktural. Jakarta: BSN.
dengan penggunaan bracing pada Badan Standarisasi Nasional. 2015.
seluruh struktur portal baja dalam Ketentuan Seismik untuk Struktur
perancangan ulang, sehingga struktur Baja Bangunan Gedung. Jakarta:
pembanding dianalisis sebagai suatu BSN.
struktur portal tidak bergoyang. Badan Standarisasi Nasional. 2013.
Sambungan Terprakualifikasi untuk
7. DAFTAR PUSTAKA Rangka Momen Khusus dan
Menengah Baja pad Aplikasi Seismik.
Pideksa, T.A. 2011. Alternatif Penggunaan Jakarta: BSN.
Struktur Rangka Baja pada Gedung
D’Soya Hotel Dengan Metode Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus.
Jawa Timur: Program Studi Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, UPN “VETERAN”.
Sampakang, dkk. 2013. Perencanaan Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus
Pada Komponen Balok-Kolom dan
Sambungan Struktur Baja Gedung

You might also like