Efektivitas Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

EFEKTIVITAS PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI

KELURAHAN ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA


SEMARANG

Oleh

Nurul Najidah, Dra. Hesti Lestari, MS

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK UNIVERSITAS
DIPONEGORO
Jalan Profesor Haji Sudarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang
Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman : http://www.fisip.undip.ac.id email [email protected]

ABSTRACT

Rowosari village is a village included in the classification of the poor population


highest in Tembalang Subdistrict. Family Hope Program (PKH) present since
2013 aims to reduce the number of poverty. This research aims to analyze the
effectiveness of the Family Hope Program (PKH) in Rowosari Village Tembalang
Subdistrict Semarang City. The research method used is a descriptive qualitative
method with data collection techniques of observation, interviews, and
documentation. Determination of research subjects using purposive sampling
technique and the data validity use triangulation techniques. The criteria for the
effectiveness of who used is the accuracy of the target, the accuracy of the
purpose, the accuracy of the cost and the accuracy of think. In addition also be
seen from the effectiveness of that. The results of the study showed that the
accuracy of target, the accuracy of the purpose, the accuracy of the cost in the
family hope program (PKH ) has not been fully effective, because there are still
obstacles in its implementation, meanwhile in the accuracy of think already
operating well. Factors that hinder the effectiveness of the program were there
was no coordination, has been no planning and have not run the accuracy of
service. Recommendations that can be given is improved coordination between
stakeholders in family hope program in order to keep the appropriateness
between the data on reality, created the clear goals and expected to the creation
of policies on transparency in the use of funds to the achievement of the
effectiveness Family Hope Program in Rowosari Village.

Keywords: Effectiveness, Family Hope Program, Poverty


PENDAHULUAN distribusi bantuan kepada warga

A. Latar Belakang miskin dan rentan miskin dalam


mengentaskan kemiskinan.
Kemiskinan merupakan masalah
Pemerintah sebagai
multidimensi yang berkaitan dengan
pemegang kekuasaan tertinggi
ketidakmampuan akses secara
melakukan berbagai cara untuk
ekonomi, politik dan sosial-
memberantas kemiskinan, salah
psikologis. Kemiskinan dapat
satunya dengan mengeluarkan
menghambat pembangunan suatu
kebijakan pro masyarakat miskin
bangsa, yang berakibat pada tidak
yang diwujudkan dalam bentuk
terpenuhinya hak-hak manusia.
Program Keluarga Harapan (PKH).
Dampak yang timbul akibat dari
Program pemerintah yang
kemiskinan bersifat menyebar
berpihak pada masyarakat miskin,
(multiplier effects) terhadap tatanan
diharapkan mampu meningkatkan
kemasyarakatan secara menyeluruh.
Kesejahteraan bahkan mengentaskan
Jawa Tengah merupakan
permasalahan kemiskinan. Merespon
provinsi dengan jumlah penduduk
permasalahan kemiskinan,
miskin terbesar kedua di Indonesia
Kementerian Sosial Republik
setelah Provinsi Jawa Timur, dengan
Indonesia menggulirkan Program
jumlah penduduk miskin 3.867.420
Keluarga Harapan (PKH) di Kota
ribu jiwa pada tahun 2018. Kota
Semarang sejak September 2013.
Semarang merupakan kota dengan
Program Keluarga Harapan
jumlah penduduk miskin terbanyak
(PKH) adalah program pemberian
di Jawa Tengah sejak tahun 2012
bantuan sosial bersyarat kepada
hingga tahun 2018. Hal ini
keluarga miskin dan rentan yang
dikarenakan kepala rumah tangga di
terdaftar dalam data terpadu
Kota Semarang sebagian masih besar
penanganan fakir miskin, diolah oleh
berpendidikan rendah dan bekerja
pusat data dan informasi
sebagai buruh yang memiliki
kesejahteraan sosial dan ditetapkan
tanggungan hidup 3 jiwa. Sejalan
sebagai Keluarga Penerima Manfaat
dengan itu, terjadi ketidakmerataan
(KPM) PKH.

1
Landasan hukum Program terbanyak kedua setelah Kelurahan
Keluarga Harapan (PKH) ialah Tandang di Kecamatan Tembalang.
Peraturan Menteri Sosial Republik Jumlah Kartu Keluarga hampir
Indonesia nomor 1 Tahun 2018 miskin di Kelurahan Rowosari
tentang Program Keluarga Harapan. berjumlah 1.631 KK. Keluarga
Program Keluarga Harapan miskin berjumlah 327 KK. Keluarga
(PKH) berjalan sejak tahun 2013 di sangat miskin berjumlah 2 KK.
Kota Semarang, namun hanya diikuti memiliki keluarga sangat miskin.
oleh 14 kecamatan. Terjadi Program Keluarga Harapan (PKH) di
penambahan lokasi PKH sesuai Kelurahan Tandang yang merupakan
dengan pertimbangan tingkat kelurahan termiskin nomer 1 sudah
kemiskinan dan kesiapan daerah baik pelaksanaannya, berdasarkan
tahun 2015 di Kota Semarang yaitu observasi penulis dan penjelasan
Kecamatan Tugu dan Kecamatan pendamping PKH Kelurahan
Gajah Mungkur turut menjadi lokasi Tandang. Dengan demikian, peneliti
pelaksana Program Keluarga menjadikan Kelurahan Rowosari
Harapan (PKH). menjadi lokus dalam penelitian.
Berdasarkan pada jumlah Berdasarkan latar belakang
masyarakat miskin per kecamatan di tamatan pendidikan tahun 2018 di
Kota Semarang, Kecamatan Kelurahan Rowosari, penduduk
Tembalang merupakan kecamatan Kelurahan Rowosari yang tidak
dengan jumlah penduduk miskin sekolah, belum tamat SD, penduduk
terbesar di Kota Semarang pada yang tamat SD dan tamat SLTP lebih
tahun 2015. Jumlah kartu keluarga besar dibandingkan dengan
hampir miskin di Kecamatan penduduk dengan tamatan SLTA dan
Tembalang berjumlah 11.415 KK, Perguruan Tinggi sederajat.
keluarga miskin berjumlah 1.399 KK Di dalam pelayanan
dan sangat miskin berjumlah 6 KK. kesehatan, sarana kesehatan
Kelurahan Rowosari sangatlah minim yaitu 1 puskesmas,
merupakan kelurahan dengan dokter praktek dan depot serta 4
klasifikasi tingkat kemiskinan dukun bayi menyebabkan tidak

2
semua masyarakat Kelurahan KECAMATAN TEMBALANG
Rowosari dapat mengakses KOTA SEMARANG”.
pelayanan kesehatan dengan mudah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data Kemiskinan 1. Bagaimana efektivitas Program
Dinas Sosial, hingga tahun 2018
Keluarga Harapan (PKH) di
penduduk miskin berjumlah 988 KK, Kelurahan Rowosari Kecamatan
sedangkan jumlah Keluarga Tembalang Kota Semarang?
Penerima Manfaat ialah 459 KK. 2. Apa faktor penghambat
Belum semua keluarga miskin dan
keefektifan Program Keluarga
rentan miskin tercakup menjadi Harapan (PKH) di Kelurahan
keluarga penerima manfaat Program Rowosari Kecamatan Tembalang
Keluarga Harapan (PKH) di Kota Semarang?
Kelurahan Rowosari, padahal
C. Tujuan Penelitian
Program Keluarga Harapan (PKH)
1. Menganalisis efektivitas Program
diharapkan tercipta ketepatan
Keluarga Harapan (PKH) di
sasaran.
Kelurahan Rowosari Kecamatan
Ditemukan Keluarga
Tembalang Kota Semarang
Penerima Manfaat (KPM) yang tidak
2. Mengidentifikasi faktor
menggunakan bantuan sesuai dengan
penghambat keefektifan Program
alokasi bantuan dan belum adanya
Keluarga Harapan (PKH) di
konsistensi Dinas Sosial Kota
Kelurahan Rowosari Kecamatan
Semarang dalam melakukan
Tembalang Kota Semarang
kunjungan pada setiap lokasi
Program Keluarga Harapan. D. Kajian Teori
Permasalahan yang diuraikan, 1. Administrasi Publik
menimbulkan ketertarikan penulis Menurut Waldo (dalam Pasolong,
untuk meneliti dengan judul 2014:8), administrasi publik adalah
“EFEKTIVITAS PROGRAM manajemen dan organisasi dari
KELUARGA HARAPAN (PKH) manusia-manusia dan peralatannya
DI KELURAHAN ROWOSARI guna mencapai tujuan pemerintah.
Berbeda dengan Henry (dalam

3
Pasolong, 2014:8), mendefinisikan tertentu dalam pelaksanaannya.
administrasi publik adalah suatu Menurut Nickels, McHugh and
kombinasi yang kompleks antara McHugh (dalam Sule dan Saefullah,
teori dan praktik, dengan tujuan 2010:8), fungsi-fungsi manajemen
mempromosi pemahaman terhadap memiliki empat fungsi, yaitu:
pemerintah dalam hubungannya 1. Perencanaan atau Planning
dengan masyarakat yang diperintah, 2. Pengorganisasian atau
dan juga mendorong kebijakan Organizing
publik agar lebih responsif terhadap 3. Pengimplementasian atau
kebutuhan sosial. Directing
Berdasarkan definisi yang 4. Pengendalian dan
dikemukakan beberapa ahli dapat Pengawasan atau Controlling
ditarik kesimpulan, bahwa Manajemen Publik adalah
administrasi publik merupakan studi interdisiplin dari aspek-aspek
kombinasi kompleks antara teori dan umum organisasi dan merupakan
praktik yang dilakukan oleh gabungan antara fungsi manajemen
sekelompok orang atau lembaga, seperti planning, organizing dan
untuk mencapai tujuan pemerintah controlling satu sisi dengan sumber
dalam memenuhi kebutuhan publik daya manusia, keuangan, fisik,
secara efisien dan efektif. informasi, dan politik disisi lain.
2. Manajemen Publik Posisi efektivitas program berada
Parker (dalam Keban, 2014: 91) pada pengawasan atau controliing,
mendefinisikan manajemen untuk memastikan seluruh rangkaian
merupakan sebagai suatu proses kegiatan yang telah direncanakan,
pencapaian hasil melalui orang lain. diorganisasikan, dan
Di dalam manajemen, terdapat diimplementasikan berjalan sesuai
fungsi-fungsi manajemen yang target yang diharapkan atau tidak.
merupakan serangkaian kegiatan 3. Efektivitas
yang dijalankan berdasarkan Gibson (dalam Pasolong, 2014:4)
fungsinya masing-masing dan mengatakan bahwa, efektivitas
mengikuti satu tahapan-tahapan adalah pencapaian sasaran dari upaya

4
bersama. Sedarmayanti (2009 :59) efektivitas program merupakan
mendefinisikan bahwa konsep kegiatan yang pelaksanannnya
efektivitas sebagai suatu ukuran yang menampakkan ketepatan antara
memberikan gambaran seberapa jauh harapan yang kita inginkan dengan
target dapat tercapai. Subkhi dan hasil yang di capai, dimana
Jauhar (2013:247) mendefinisikan ditunjukkan dengan ketepatan
bahwa efektivitas adalah hubungan harapan, impelementasi, dan hasil
antara output dan tujuan. yang di capai.
Berdasarkan definisi Berdasarkan pernyataan
efektivitas diatas, dapat disimpulkan diatas, dapat disimpulkan bahwa
bahwa efektivitas merupakan efektivitas program adalah tingkat
kemampuan kerja yang dilakukan perwujudan dari perumusan tujuan
oleh seseorang atau organisasi untuk yang ditentukan oleh suatu
mencapai tujuan yang telah kelompok, dimana didalamnya
ditentukan sebelumnya. Tingkat terdapat tugas-tugas pokok.
efektivitas dapat diukur dengan Menurut Makmur (2011:7),
membandingkan antara rencana yang efektivitas dapat dilihat dari beberapa
telah ditentukan dengan hasil nyata segi kriteria, sebagai berikut :
yang telah diwujudkan. Usaha atau 1. Ketepatan perhitungan biaya
hasil pekerjaan dan tindakan Berkaitan dengan ketepatan
dilakukan haruslah tepat, jika tidak pemanfaatan biaya, tidak
tepat menyebabkan tujuan tidak mengalami kekurangan juga
tercapai atau dengan kata lain sebaliknya tidak mengalami
dikatakan tidak efektif. kelebihan biaya sampai kegiatan
3.1 Efektivitas Program dapat dilaksanakan dan
Efektivitas program merupakan suatu diselesaikan dengan baik.
cara untuk mengukur sejauhmana 2. Ketepatan berpikir
suatu program berjalan, guna Ketepatan berpikir akan
mencapai tujuan yang telah melahirkan keefektifan, sehingga
diterapkan sebelumnya. Makmur kesuksesan yang senantiasa
(2015: 6) berpendapat bahwa diharapkan melalui tenaga kerja

5
yang menjalankan tugas dengan 2. Koordinasi
baik dan melakukan suatu bentuk 3. Sosialisasi
kerjasama yang dapat 4. Jumlah bantuan
memberikan hasil maksimal. Siagian (2015:34) turut
3. Ketepatan tujuan mengemukakan faktor yang
Ketepatan tujuan merupakan mempengaruhi efektivitas program,
aktivitas organisasi untuk yaitu sebagai berikut:
mencapai suatu tujuan yang telah 1. Kejelasan tujuan
ditetapkan sebelumnya. Tujuan 2. Kejelasan strategi pencapaian
yang ditetapkan secara tepat, akan tujuan
sangat menunjang efektivitas 3. Proses analisis dan penetapan
pelaksanaan kegiatan terutama kebijakan yang mantap
yang berorientasi kepada jangka 4. Perencanaan
panjang. 5. Penyusunan program yang tepat
4. Ketepatan sasaran 6. Tersedianya sarana dan prasarana
Penentuan sasaran yang tepat kerja
baik, yang ditetapkan secara 7. Pelaksanaan yang efektif dan
individu maupun secara efisien
organisasi sangat menentukan 8. Sistem pengawasan dan
keberhasilan aktivitas organisasi. pengendalian yang bersifat
Sasaran yang kurang tepat, akan mendidik
menghambat pelaksanaan Berbeda dengan Ripley
berbagai kegiatan itu sendiri. (dalam jurnal Joyo, 2017: 4),
3.2 Faktor Yang Mempengaruhi menyatakan faktor yang
Efektivitas Program mempengaruhi kriteria efektivitas
Menurut Suharto (dalam jurnal ialah sebagai berikut:
Ekardo (2014:7) menjelaskan, faktor 1. Akses
yang mempengaruhi efektivitas 2. Cakupan
program terdiri dari 4 kriteria, 3. Frekuensi
sebagai berikut: 4. Bias
1. Sasaran 5. Ketepatan Layanan

6
6. Akuntabilitas 4. Pendamping Program Keluarga
7. Kesesuaian program dengan Harapan di Kelurahan Rowosari
Faktor penghambat 5. Keluarga Penerima Manfaat
keefektifan Program Keluarga (KPM) PKH.
Harapan (PKH) di Kelurahan 6. Warga bukan berasal dari
Rowosari berdasarkan identifikasi keluarga penerima manfaat PKH.
masalah menggunakan teori-teori Jenis data yang digunakan
sebagai berikut: yaitu kata-kata dan tindakan, sumber
1. Koordinasi data tertulis dan foto. Sumber data
2. Perencanaan dalam penelitian ini ialah data primer
3. Ketepatan pelayanan dan data sekunder. Teknik
E. Metode Penelitian pengumpulan data adalah observasi,
Desain penelitian yang digunakan wawancara dan studi dokumentasi.
dalam penelitian ini adalah deskriptif Analisis dan interpretasi dalam
kualitatif. Situs penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan analisis
Kelurahan Rowosari, Kecamatan data Miles dan Huberman Huberman
Tembalang, Kota Semarang. (dalam Sugiyono, 2015: 246), terdiri
Informan dipilih secara purposive, data reduction, data display dan
yaitu dipilih dengan pertimbangan conclusion drawing (verifikasi).
tertentu. Pertimbangan tertentu yang Menguji kualitas data menggunakan
dimaksud adalah informan teknik triangulasi sumber data.
menguasai masalah, memiliki data
PEMBAHASAN
dan dapat memberikan jawaban atas
A. Efektivitas Program Keluarga
pertanyaan secara akurat. Subjek
Harapan (PKH) di Kelurahan
dalam penelitian ini yaitu:
Rowosari Kecamatan
1. Kepala Seksi Jaminan Sosial
Tembalang Kota Semarang
Dinas Sosial Kota Semarang
1. Ketepatan Sasaran
2. Koordinator Kota Program
Keluarga Harapan Kota Semarang Ketepatan sasaran merupakan hal

3. Lurah Rowosari penting yang menentukan berhasil


atau tidaknya program. Program

7
dapat dikatakan efektif, apabila Rowosari, yang dilakukan melalui
sesuai dengan sasaran yang telah verifikasi rutin maupun home visit
ditetapkan, berdasarkan aturan yang oleh pendamping PKH setiap tiga
telah disepakati. Makmur (2011:7) bulan kepada para KPM di
menjelaskan bahwa sasaran yang Kelurahan Rowosari dan terjalinnya
tepat, baik yang ditetapkan secara koordinasi baik dengan pihak
individu maupun secara organisasi berwenang mulai dari kelurahan, RW
sangat menentukan suatu hingga RT setempat guna
keberhasilan. memudahkan proses evaluasi.

1.1 Kriteria Komponen Kesehatan 1.2 Kriteria Komponen Pendidikan

Sasaran kriteria kesehatan Program Di dalam sasaran kriteria komponen


Keluarga Harapan (PKH) di pendidikan di Kelurahan Rowosari
Kelurahan Rowosari dalam telah sesuai sasaran, yaitu mencakup
komponen kesehatan sudah sesuai warga miskin dan rentan miskin yang
kriteria sasaran yang telah memiliki anak SD, SMP dan SMA
ditetapkan. Kriteria komponen yang telah terdaftar dalam BDT,
kesehatan di Kelurahan Rowosari namun belum mencakup semua
telah mencakup keluarga miskin dan warga miskin dan rentan miskin yang
rentan yang telah terdaftar di Basis sesuai kriteria sasaran komponen
Data Terpadu (BDT) yang memiliki pendidikan, hal ini menyebabkan
komponen ibu hamil atau menyusui sasaran kriteria komponen
atau anak berusia 0 (nol) sampai pendidikan belum sepenuhnya
dengan 6 (enam) tahun. Ketepatan efektif. Penyebab sasaran kriteria
sasaran kriteria komponen kesehatan komponen pendidikan belum efektif
di Kelurahan Rowosari, dapat terjadi ialah masih ditemukan keluarga
karena adanya beberapa cara yang penerima manfaat yang hidupnya
dilakukan pendamping PKH yaitu lebih berkecukupan menjadi sasaran,
melakukan verifikasi antara Basis terdapat ketidaksesuaian dalam
Data Terpadu (BDT) dengan mengisi form surat keterangan tidak
keluarga penerima manfaat mampu yang mengakibatkan data
komponen kesehatan di Kelurahan tidak terdaftar dalam BDT dan tidak

8
adanya kriteria komponen sasaran berpengaruh pada hasil akhir suatu
menyebabkan data tidak diproses program. Makmur (2011:7)
oleh Pusat Data dan Informasi menjelaskan bahwa ketepatan dalam
Kesejahteraan Sosial. menentukan tujuan merupakan

1.3 Kriteria Komponen aktivitas organisasi untuk mencapai

Kesejahteraan Sosial suatu tujuan yang telah ditetapkan


sebelumnya. Tujuan yang ditetapkan
Sasaran kriteria komponen
secara tepat, akan sangat menunjang
kesejahteraan sosial Program
efektivitas pelaksanaan kegiatan
Keluarga Harapan (PKH) di
terutama yang berorientasi pada
Kelurahan Rowosari, dalam
jangka panjang.
komponen lanjut usia belum
2.1 Meningkatkan taraf hidup
mencakup semua lansia sesuai
keluarga penerima manfaat
sasaran, sedangkan pada penyandang
Program Keluarga Harapan
disabilitas berat telah sesuai sasaran
melalui kemudahan akses dalam
yaitu telah mengcover semua
pelayanan pendidikan, kesehatan
penyandang disabilitas berat dari
dan kesejahteraan sosial
keluarga miskin dan rentan miskin.
Tujuan meningkatkan taraf hidup
Penyebab belum tercakup semua
Keluarga Penerima Manfaat melalui
lansia sesuai kriteria dalam
akses layanan pendidikan, kesehatan,
komponen kesejahteraan sosial ialah
dan kesejahteraan sosial belum
belum terdaftarnya lansia dalam
sepenuhnya efektif. Program
Basis Data Terpadu dan tidak lagi
Keluarga Harapan (PKH) telah
sesuai sasaran. Minimnya informasi
meningkatkan jumlah KPM yang
mengenai persyaratan pendaftaran
bersekolah dengan wajib belajar 12
PKH, membuat warga hanya
tahun, ibu hamil, bayi dan balita
mengumpulkan persyaratan tanpa
telah memeriksakan kesehatannya
mengetahui alur pendaftaran PKH
dengan mudah dan rutin dan lansia
secara lebih detail.
diperhatikan kesehatannya melalui
2. Ketepatan Tujuan
posyandu lansia dan penyandang
Ketepatan tujuan dalam suatu
disabilitas melalui home visit untuk
program merupakan hal penting yang

9
mengetahui kondisi kesehatannya, dan meningkatkan pendapatan. Tidak
namun masih terdapat KPM yang adanya kewajiban pengumpulan
duduk di Sekolah Menengah Pertama bukti penggunaan bantuan membuat
tidak mau melanjutkan sekolah yang KPM belum sepenuhnya
membuat bantuan harus di pending mengalokasikan bantuan sesuai
dan menimbulkan iri kepada mereka aturan.
yang belum menjadi KPM. 2.3 Menciptakan perubahan
2.2 Mengurangi beban pengeluaran perilaku dan kemandirian
dan meningkatkan pendapatan keluarga penerima manfaat
keluarga miskin dan rentan dalam mengakses layanan
miskin kesehatan, pendidikan dan
Tujuan mengurangi beban kesejahteraan
pengeluaran dan meningkatkan Terdapat perubahan perilaku pada
pendapatan di Kelurahan Rowosari keluarga penerima manfaat dalam
telah berjalan, hal tersebut dapat pendidikan baik untuk anak maupun
dilihat dari sebagian keluarga keluarga penerima manfaat, telah
penerima manfaat yang sudah terdapat anak keluarga penerima
menggunakan bantuan sesuai aturan manfaat yang bersekolah hingga
yaitu untuk komponen pendidikan perguruan tinggi yang menjadi
digunakan untuk pembayaran biaya cerminan bahwa keluarga penerima
sekolah, dalam komponen kesehatan manfaat telah menganggap
dan kesejahteraan yaitu untuk pendidikan merupakan hal penting,
pemenuhan gizi dari ibu hamil, bayi dalam mendidik anak keluarga
0 (nol) hingga 6 (enam) tahun, lansia penerima manfaat sudah berkurang
dan penyandang disabilitas. Masih berkata maupun bertindak kasar dan
ditemukan keluarga penerima tercipta kesadaran untuk bersikap
manfaat yang menggunakan bantuan sopan. Di dalam bidang kesehatan
untuk untuk membeli pulsa, jalan- keluarga penerima manfaat telah
jalan bahkan untuk mempercantik rutin memeriksa kesehatan di
diri yang tidak sesuai dengan aturan fasilitas kesehatan yaitu posyandu
PKH untuk mengurangi pengeluaran dan puskesmas bukan di dukun,

10
seperti yang dahulu dilakukan. Di mengurangi kemiskinan, tetapi hal
dalam menciptakan kemandirian tersebut belum dapat membuat tujuan
belum dapat tercapai, hal ini tercapai. Sulit merubah mindset
dikarenakan sulit menanamkan jiwa keluarga penerima manfaat untuk
wirausaha sejak dini untuk berani keluar dari jurang kemiskinan,
membuka usaha, hal ini disebabkan menyebabkan hanya pengurangan
oleh rasa takut akan gagal dan tidak kesenjangan yang telah dirasakan
kembalinya modal dalam oleh keluarga penerima manfaat di
berwirausaha. Kelurahan Rowosari melalui
2.4 Mengurangi Kemiskinan Dan pemenuhan makan sehari-hari bagi
Kesenjangan keluarga penerima manfaat.
Di dalam mengurangi kemiskinan 2.5 Mengenalkan Manfaat Produk
belum berhasil, sedangkan untuk Dan Jasa Keuangan Formal
pengurangan kesenjangan telah Kepada Keluarga Penerima
dirasakan oleh KPM Kelurahan Manfaat
Rowosari. Tidak terdapat Tujuan mengenalkan manfaat produk
pengurangan jumlah keluarga miskin dan jasa keuangan formal kepada
dan rentan miskin berdasarkan KPM telah dilakukan, namun belum
graduasi hasil pemutakhiran sosial dapat mencapai tujuan yang telah
ekonomi sejak tahun 2013 hingga ditetapkan. Hal ini dikarenakan
2018 maupun berdasarkan data sosialisasi melalui Pertemuan
jumlah kemiskinan di Kelurahan Peningkatan Kemampuan Keluarga
Rowosari sejak tahun 2013 hingga (P2K2) pelaksanaannya belum dapat
2017. Hal ini menunjukkan bahwa sesuai dengan jadwal perencanaan
tujuan mengurangi kemiskinan dan yang telah dibuat pendamping PKH,
kesenjangan belum efektif, padahal terdapat KPM yang belum dapat
Pendamping PKH Kelurahan hadir dalam pertemuan peningkatan
Rowosari telah melakukan upaya kemampuan keluarga.
untuk mengurangi kemiskinan 3. Ketepatan Biaya
melalui pencairan tepat waktu dan Ketepatan biaya merupakan faktor
sosialisasi penggunaan dana untuk yang mempengaruhi efektivitas

11
program. Makmur (2011:7) menimbulkan kecemburuan,
menjelaskan ketepatan biaya sehingga jumlah bantuan masih
berkaitan dengan ketepatan menjadi masalah. Terdapat keluarga
pemanfaatan biaya dan tidak penerima manfaat yang saldo
mengalami kekurangan juga tidak ATMnya kosong dan kartu ATM
mengalami kelebihan jumlah hilang, hal ini menyebabkan bantuan
pembiayaan sampai kegiatan dapat haruslah dipotong untuk biaya
dilaksanakan dengan baik. administrasi dan KPM tidak dapat
3.1 Pemanfaatan Biaya Yang Tepat 100% menyerap bantuan dan
Di dalam pemanfaatan biaya, belum penggunaan bantuan menjadi tidak
dapat dikatakan efektif. Terdapat sesuai waktu yang ditentukan.
kendala yang menyebabkan 4. Ketepatan Berpikir
pemanfaatan biaya tidaklah sesuai
Ketepatan berpikir merupakan salah
seperti membeli pulsa, rokok, make
satu faktor yang mempengaruhi
up, pembayaran listrik, jalan-jalan
efektivitas suatu program. Makmur
atau hal-hal yang tidak sesuai aturan
(2011:7) menjelaskan bahwa
PKH. Hal ini terjadi karena tidak
ketepatan berpikir akan melahirkan
adanya kontrol dan kewajiban
keefektifan, sehingga senantiasa
mengumpulkan bukti penggunaan
diharapkan melalui tenaga kerja yang
biaya bantuan bagi KPM, sehingga
menjalankan tugas dengan baik dan
tingkat tanggung jawab keluarga
melakukan suatu bentuk kerjasama
penerima manfaat rendah.
yang dapat memberikan hasil
3.2 Tidak Mengalami Kekurangan maksimal.
Atau Kelebihan Jumlah Biaya Di dalam ketepatan berpikir,
Di dalam kriteria kurang atau Dinas Sosial Kota Semarang telah
lebihnya jumlah biaya, masih memfasilitasi keberlangsungan
terdapat kendala pemerataan jumlah UPPKH dan mengontrol bantuan
bantuan tanpa melihat jumlah kriteria yang diterima KPM, Dinas Sosial
per keluarga membuat KPM merasa Kota Semarang menjalankan
bantuan masih kurang, namun tugasnya meski hanya melakukan
pembedaan sesuai jumlah kriteria kunjungan di Kelurahan Rowosari

12
hanya satu kali. Unit Pelaksana dalam Program Keluarga Harapan
Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Rowosari,
(UPPKH) Kota Semarang telah koordinasi menjadi penghambat yang
melakukan kunjungan rutin untuk membuat program tidak efektif.
memantau pendamping dan KPM. Menurut Suharto ( dalam jurnal
Pendamping Program Keluarga Ekardo, 2014:7), koordinasi
Harapan telah berhasil melaksanakan merupakan kegiatan yang dilakukan
tugas dan fungsinya, dimana terdapat oleh berbagai pihak untuk saling
kerja sama antar tenaga kerja mengatur atau menyepakati sesuatu.
tersebut. Ketua Kelompok PKH di Tidak terdapat koordinasi
Kelurahan Rowosari telah dalam Program Keluarga Harapan di
menjalankan tugasnya dengan baik Kelurahan Rowosari terkait dengan
serta tercipta kerja sama yang dengan pengelolaan data sasaran PKH. Unit
baik dengan pendamping PKH. Pelaksanan Program Keluarga
Sejalan dengan itu, telah terjalin Harapan (UPPKH) Kota Semarang,
kerja sama antara Dinas Sosial Kota pendamping PKH Kelurahan
Semarang dan UPPKH Kota Rowosari maupun pihak kelurahan,
Semarang, Dinas Sosial dengan RT dan RW belum terdapat
pendamping PKH Kelurahan koordinasi untuk merekomendasikan
Rowosari dan pendamping PKH keluarga miskin dan rentan miskin
Kelurahan Rowosari dengan ketua menjadi Keluarga Penerima Manfaat,
kelompok PKH Kelurahan Rowosari. karena semua pengelolaan data
B. Faktor Penghambat Keefektifan berasal dari Kementerian Sosial. Hal
Program Keluarga Harapan ini mengakibatkan masih terdapat
(PKH) Kelurahan Rowosari keluarga miskin dan rentan miskin
Kecamatan Tembalang Kota yang belum menjadi keluarga
Semarang penerima manfaat karena tidak
1. Koordinasi terdaftar dalam Basis Data Terpadu.
Koordinasi merupakan suatu hal 2. Perencanaan
penting yang menjadi penentu Perencanaan merupakan salah satu
berhasil atau tidaknya program. Di hal penting yang berpengaruh dalam

13
efektif tidaknya suatu program. diberikan dalam suatu program
Perencanaan dibutuhkan agar dilakukan tepat apa tidak oleh
terciptanya efektivitas PKH, namun sasaran.
nyatanya perencanaan dalam Ketepatan layanan belum
Program Keluarga Harapan (PKH) di berjalan dengan baik. Hal ini
Kelurahan Rowosari belum matang. dikarenakan keluarga penerima
Menurut Siagian (2015:34), manfaat belum menjalankan
perencanaan adalah keputusan pengenalan jasa keuangan dengan
mengenai apa yang akan dikerjakan tepat sesuai dengan yang seharusnya
sekarang dan apa yang akan dilakukan, masih ditemukan KPM
dikerjakan di masa depan. yang tidak dapat
Belum terdapat perencanaan mengoperasionalkan ATM dan
yang matang dalam Program menitip saat pencairan bantuan.
Keluarga Harapan dalam
PENUTUP
menciptakan kemandirian maupun
A. Kesimpulan
mengurangi kemiskinan.
Pendamping hanya mengarahkan 1. Efektivitas Program Keluarga

pada wirausha tanpa memberikan Harapan (PKH) di Kelurahan

arahan apa yang harus KPM lakukan Rowosari Kecamatan

dan di dalam mengurangi kemiskinan Tembalang Kota Semarang

tidak ada kewajiban bagi KPM untuk Berdasarkan hasil penelitian,

mengumpulkan bukti penggunaan dapat disimpulkan bahwa efektivitas

bantuan yang menyebabkan bantuan Program Keluarga Harapan di

belum mengurangi kemiskinan. Kelurahan Rowosari dalam setiap

3. Ketepatan Layanan kriteria yaitu ketepatan sasaran,

Ketepatan layanan merupakan hal ketepatan tujuan, ketepatan biaya dan

penting yang berpengaruh terhadap ketepatan berpikir yang digunakan

efektif atau tidaknya program. dalam penelitian belum sepenuhnya

Menurut Ripley ( dalam Joyo, 2017: efektif. Di dalam kriteria ketepatan

4), kepatan layanan digunakan untuk sasaran, terdapat sasaran yang belum

menilai apakah pelayanan yang tercakup menjadi keluarga penerima

14
manfaat, hal ini terjadi pada 2. Faktor Penghambat Keefektifan
komponen pendidikan dan Program Keluarga Harapan
kesejahteraan sosial. Di dalam (PKH) Kelurahan Rowosari
kriteria ketepatan tujuan, baik Kecamatan Tembalang Kota
keluarga penerima manfaat, Semarang
pendamping PKH maupun pihak Faktor penghambat keefektifan
terkait telah berusaha untuk Program Keluarga Harapan (PKH) di
mewujudkan tujuan program agar Kelurahan Rowosari terdiri dari tiga
berjalan efektif, tetapi nyatanya yaitu koordinasi, perencanaan dan
masih terdapat tujuan belum dapat ketepatan layanan. Tidak terdapat
sepenuhnya efektif. Di dalam kriteria koordinasi pada pengelolaan data
ketepatan biaya, belum sepenuhnya sasaran Program Keluarga Harapan
efektif. Hal ini dikarenakan (PKH) di Kelurahan Rowosari oleh
pemanfaatan biaya belum pihak Kementerian Sosial Kota
sepenuhnya sesuai aturan dan di Semarang, Dinas Sosial Kota
dalam kurang lebihnya jumlah, Semarang, Unit Pelaksana Program
belum dapat menentukan jumlah Keluarga Harapan (UPPKH) Kota
ideal Di dalam kriteria ketepatan Semarang, pendamping PKH
berpikir, telah terlaksana dengan baik Kelurahan Rowosari dan pejabat
meski pihak Dinas Sosial Kota setempat baik kelurahan, RW dan
Semarang selaku tenaga kerja belum RT. Kedua, tidak terdapat rencana
melakukan kunjungan sesuai aturan yang matang dalam menciptakan
yang ditetapkan, namun Dinas Sosial kemandirian dan mengurangi
Kota Semarang telah menjalankan kemiskinan. Ketiga, ketepatan
tugas lainnya dengan baik, Unit layanan belum berjalan baik, karena
Pelaksana Program Keluarga KPM belum menjalankan
Harapan (UPPKH) Kota Semarang, pengenalan jasa keuangan formal.
pendamping PKH dan ketua B. SARAN
kelompok telah menjalankan Saran yang dapat diberikan penulis
tugasnya dengan baik. berdasarkan kendala yang
menyebabkan belum efektifnya

15
Program Keluarga Harapan (PKH) di 2. Saran untuk penelitian
Kelurahan Rowosari ialah: selanjutnya, khususnya pada
1. Dibutuhkan koordinasi antara Program Keluarga Harapan
Pusat Data dan Informasi (PKH) di Kelurahan Rowosari
Kesejahteraan Sosial Kecamatan Tembalang Kota
Kementerian Sosial dengan Unit Semarang untuk meneliti kriteria
Pelaksana Program Keluarga lain selain kriteria yang telah
Harapan, dari pusat hingga diteliti pada penelitian ini.
kelurahan dan pejabat kelurahan DAFTAR PUSTAKA
setempat untuk menciptakan Keban, T. Yeremias. 2014. Enam
Dimensi Strategis
kecocokan antara data dengan
Administrasi Publik, Konsep,
realita di lapangan dan kejelasan Teori dan Isu. Yogyakarta:
Gava Media.
target dalam mewujudkan
Makmur. (2011). Efektivitas
tujuan, baik dalam jumlah usaha Kebijakan Kelembagaan
Pengawasan. Bandung :
yang harus dibangun keluarga
Refika Aditama.
penerima manfaat maupun Pasolong, Harbani. 2014. Metode
Penelitian Administrasi
graduasi pemutakhiran hasil
Publik. Bandung: Alfabeta.
sosial ekonomi dengan Pasolong, Harbani. 2014. Teori
Administrasi Publik.
pemantauan rutin terkait
Bandung: Alfabeta.
perkembangan kondisi ekonomi Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya
Manusia dan Produktivitas
keluarga penerima manfaat serta
Kerja. Bandung: CV Mandar
diharapkan pemerintah membuat Maju.
Siagian, Sondang P. 2015.
kebijakan mengenai transparansi
Manajemen Sumber Daya
penggunaan dana untuk yang Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
dapat meningkatkan tanggung
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
jawab keluarga penerima Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
manfaat dalam penggunaan
Sule, Erni Trisnawati dan Kurniawan
biaya dan diharapkan meninjau Saefullah. 2010. Pengantar
Manajemen. Jakarta: Prenada
kembali jumlah ideal besaran
Media Jakarta.
bantuan guna terciptanya
ketepatan biaya.

16
Undang- Undang Internet
Undang-undang nomor 13 Tahun http://jateng.bps.go.id/linkTableDina
2011 tentang Penanganan mis/view/id/20. Di unduh
Fakir Miskin. pada 7 November 2017
Peraturan Menteri Sosial noor 1 pukul 20.00 WIB.
Tahun 2018 tentang Program https://jateng.bps.go.id/dynamictable
Keluarga Harapan /2015/09/08/20/jumlah-
Keputusan Menteri Koordinator penduduk-miskin-menurut-
Bidang Kesejahteraan Rakyat kabupaten-kota-1996-
selaku ketua Tim Koordinasi 2016.html. Di unduh pada 2
Penanggulangan November 2017 pukul 21.00
Kemiskinan,No:31/KEP/ME WIB.
NKO/- KESRA/IX/2007 https://semarangkota.bps.go.id/websi
tentang “Tim Pengendali te/pdf_publikasi/Kecamatan-
Program Keluarga Harapan” Tembalang-Dalam-Angka-
Jurnal 2016.pdf. Di unduh pada 1
Oktober 2017 pukul 22.00
Ekardo, Apando. 2014. Efektivitas
WIB.
Program Keluarga Harapan
http://simgakin.semarangkota.go.id/2
Dalam Upaya Pengentasan
016/website/web/rekap_gaki
Kemiskinan Di Nagari Lagan
n. Di unduh pada 2 Oktober
Hilir Punggasan Kecamatan
2017 pukul 19.45 WIB.
Linggo Sari Baganti
https://www.bps.go.id/dynamictable/
Kabupaten Pesisir
2016/01/18/1119/jumlah-
Selatan.Program Studi
penduduk-miskin-menurut-
Pendidikan Sosiologi.
provinsi-2007-2017.html. Di
Padang: STKIP PGRI
unduh pada 20 September
Sumatera Barat. Vol 3No.1.
http://ejournal.stkip-pgri-
2017 pukul 22.00 WIB
sumbar.ac.id/index.php/jurnal-
https://www.kemsos.go.id/program-
mamangan/article/view/1345/ keluarga-harapan . Di unduh
556 .Diunduh pada 7 Januari pada 25 Mei.
2019 pukul 18.00 WIB
Joyo, Mashari Noto. 2017.
Efektivitas Implementasi
Program Gerakan
Membangun Ekonomi Rakyat
Lamongan Berbasis Pedesaan
(Gemerlap) Di Desa Soko,
Kecamatan Glagah,
Kabupaten Lamongan (2012-
2015). Skripsi. Kebijakan dan
Manajemen Publik.
Universitas Airlangga.
http://journal.unair.ac.id/dow
nload-fullpapers-
kmp091ce73510full.pdf

17

You might also like