Paper Pasangan Darlington

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

PAPER

ELEKTRONIKA DASAR II

PERCOBAAN II

PASANGAN DARLINGTON

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK V

1. Rini Oktavia A241 18 005


2. Andi Samsiar A241 18 008
3. I Putu Hardi H A241 18 040
4. Lydia Astika S A241 18 049

ASISTEN : NADAIFAH NAKIA FIRSHA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
I. TUJUAN
1. Mempelajari Prinsip kerja penguat gandengan langsung khususnya hubungan
Darlington
2. Menentukan faktor penguat arus pada hubungan Darlington
3. Menentukan penguatan tegangan pada hubungan Darlington
II. PEMBAHASAN
1.2.1 HASIL PENGAMATAN
 Tabel Pegamatan
 Input
No. F Volt/div Time/div PG TG
(Hz) (v) (s) (div) (div)
1 900 Hz 1v 1 x 10-3 s 1 1,4
2 800 Hz 1v 1 x 10-3 s 1,2 1,4
3 700 Hz 1v 1 x 10-3 s 1,4 1,4
4 600 Hz 1v 1 x 10-3 s 1,6 1,4
5 500 Hz 1v 1 x 10-3 s 1,8 1,4

 Output
No. F Volt/div Time/div PG TG
(Hz) (v) (s) (div) (div)
1 900 Hz 1v 1 x 10-3 s 1 2,4
2 800 Hz 1v 1 x 10-3 s 1,4 2,4
3 700 Hz 1v 1 x 10-3 s 1,6 2,4
4 600 Hz 1v 1 x 10-3 s 2 2,4
5 500 Hz 1v 1 x 10-3 s 2,2 2,4

NST osiloskop = 0,2 div


Kalibrasi = 1 kali
Frekuensi 500 Hz Frekuensi 600 Hz

Frekuensi 700 Hz Frekuensi 800 Hz

Frekuensi 900 Hz
 Analisa Data
1. f = 900 Hz
 Input
= 1,4 x 1 x 1
= 1,4 v
= √ x 1,4

= 9,89 x 10-1v
= 1 x 1 x 10-3
= 1 x 10-3 s

= 1.000 Hz
 Output
= 2,4 x 1 x 1
= 2,4 v
= √ x 2,4

= 1,69 v
= 1 x 1 x 10-3
= 1 x 10-3 s

= 1000 Hz

2. f = 800 Hz
 Input
= 1,4 x 1 x 1
= 1,4 v
= √ x 1,4
=9,89x10-1 v
= 1,2 x 1 x 10-3
= 1,2 x 10-3 s

= 833,3 Hz
 Output
= 2,4 x 1 x 1
= 2,4 v
= √ x 2,4

= 1,69 v
=1,4 x 1 x 10-3
= 1,4 x 10-3 s

= 714,28 Hz
3. f = 700 Hz
 Input
= 1,4 x 1 x 1
= 1,4 v
= √ x 1,4

= 9,89 x 10-1 v
= 1,4 x 1 x 10-3
= 1,4 x 10-3 s

= 714,28 Hz
 Output
= 2,4 x 1 x 1
= 2,4 v
= √ x 2,4

= 1,69 v
= 1,6 x 1 x 10-3
= 1,6 x 10 -3 s

= 625 Hz

4. f = 600 Hz
 Input
= 1,4 x 1 x 1
= 1,4 v
= √ x 1,4

= 9,89 x 10-1 v
= 1,6 x 1 x 10-3
= 1,6 x 10-3 s

= 625 Hz
 Output
= 2,4 x 1 x 1
= 2,4 v
= √ x 2,4

= 1,69 v
= 2 x 1 x 10-3
= 2 x 10-3 s
=

= 500 Hz

5. f = 500 Hz
 Input
= 1,4 x 1 x 1
= 1,4 v
= √ x 1,4

= 9,89 x 10-1 v
= 1,8 x 1 x 10-3
= 1,8 x 10-3

= 555,5 Hz
 Output
= 2,4 x 1 x 1
= 2,4 v
= √ x 2,4

= 1, 69 v
= 2,2 x 1 x 10-3
= 2,2 x 10-3s

= 454,54 Hz
1.2.2 PEMBAHASAN

Transistor Darlington adalah rangkaian elektronika yang terdiri dari sepasang


transistor bipolar (dwi kutub) yang tersambung secara tandem (seri). Sambungan seri
seperti ini dipakai untuk mendapatkan penguatan (gain) yang tinggi, karena hasil
penguatan pada transistor yang pertama akan dikuatkan lebih lanjut oleh transistor
kedua. Keuntungan dari rangkaian Darlington adalah penggunaan ruang yang lebih
kecil dari pada rangkaian dua buah transistor biasa dengan bentuk konfigurasi yang
sama. Penguatan arus listrik atau gain dari rangkaian transistor Darlington ini sering
dituliskan dengan notasi β atau hFE. Transistor Darlington bersifat seolah-olah sebagai
satu transistor tunggal yang mempunyai penguatan arus yang tinggi. Penguatan total
dari rangkaian ini merupakan hasil kali dari penguatan masing-masing transistor yang
dipakai.

Adapun tujuan dari percobaan Pasangan Darlington yaitu Mempelajari Prinsip


kerja penguat gandengan langsung khususnya hubungan Darlington , Menentukan
faktor penguat arus pada hubungan Darlington dan Menentukan penguatan tegangan
pada hubungan Darlington.

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, Function
generator digunakan sebagai sumber tegangan atau pembangkit gelombang ,
Osiloskop digunakan untuk menampilkan hasil output (keluaran) berupa gelombang ,
Kabel Penghubung digunakan untuk menghubungkan rangkaian , Kabel Probe
digunakan untuk menghubungkan osiloskop dengan rangkaian/komponen , Batterai 9
volt digunakan sebagai sumber DC untuk dikuatkan arusnya, Kapasitor 4,7 µF
digunakan sebagai penyimpan arus , Resistor 10 KΩ dan Resistor 100 KΩ digunakan
sebagai penghambat atau pengatur jalannya arus , 2 buah penjepit buaya yang
digunakan untuk menjepit kabel pada rangkaian agar dapat terhubung dengan
function generator dan osiloskop dan Breadboard digunakan sebagai tempat
merangkai rangkaian . Serta terdapat tiga komponen yaitu resistor, transistor dan
kapasitor, dimana resistor memiliki karakteritik yang terletak pada resistansinya dan
daya listrik yang dapat dihantarkan, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding
dengan arus yang mengalir, resistor mempunyai sifat resistif sehingga digunakan
sebagai penghambat serta mengatur jalannya arus. Transistor sibc 108 memiliki
karakteristik sebagai alat semikonduktor yang digunakan sebagai penguat arus dalam
rangkaian pasangan darlington.

Adapun hasil pengamatan yang kami peroleh berdasarkan prosedur tersebut


adalah untuk input gelombang frekuensi 500 Hz diperoleh panjang gelombang 1,8 div
dan tinggi gelombang 1,4 div. Untuk frekuensi 600 Hz diperoleh panjang gelombang
1,6 div dan tinggi gelombang 1,4 div . Untuk frekuensi 700 Hz diperoleh panjang
gelombang 1,4 div dan tinggi gelombang 1,4 div. Untuk frekuensi 800 Hz diperoleh
panjang gelombang 1,2 div dan tinggi gelombang 1,4 div. Untuk frekuensi 900 Hz
diperoleh panjang gelombang 1 div dan tinggi gelombang 1,4 div. Untuk hasil
pengamatan Input gelombang pada frekuensi 500 Hz diperoleh panjang gelombang
2,2 div dan tinggi gelombang 2,4 div. Untuk frekuensi 600 Hz diperoleh panjang
gelombang 2 div dan tinggi gelombang 2,4 div. Untuk frekuensi 700 Hz diperoleh
panjang gelombang 1,6 div dan tinggi gelombang 2,4 div. Untuk frekuensi 800 Hz
diperoleh panjang gelombang 1,4 div dan tinggi gelombang 2,4 div. Untuk frekuensi
900 Hz diperoleh panjang gelombang 1 div dan tinggi gelombang 2,4 div.

Berdasarkan analisa data yang kami peroleh pada input gelombang telah
dilakukan dengan lima frekuensi berbeda didapatkan hasil pengukuran, yaitu pertama
pada frekuensi 500 Hz untuk input nilai Vpp = 1,4 volt; V Rms = 9,98 x 10-1 volt; T=
1,8 x 10-3 sekon; f= 555,5 Hz dan untuk outputnya nilai Vpp = 2,4 volt; V Rms = 1,69
volt; T= 2,2 x 10-3 sekon; f=454,54 Hz. Kedua pada frekuensi 600 Hz untuk input
nilai Vpp = 1,4 volt; VRms = 9,89 x 10-1 volt; T= 1,6 x 10-3 sekon; f= 625 Hz dan
untuk outputnya nilai Vpp = 2,4 volt; VRms = 1,69 volt; T= 2 x 10-3 sekon; f=500 Hz.
Ketiga pada frekuensi 700 Hz untuk input nilai Vpp = 1,4 volt; VRms = 9,89 x 10-1
volt; T= 1,4 x 10-3 sekon; f= 714,28 Hz dan untuk outputnya nilai Vpp = 2,4 volt;
VRms = 1,69 volt; T= 1,6 x 10-3 sekon; f=625 Hz. Keempat pada frekuensi 800 Hz
untuk input nilai Vpp = 1,4 volt; VRms = 9,89 x 10-1 volt; T= 1,2 x 10-3 sekon; f=
833,3 Hz dan untuk outputnya nilai Vpp = 2,4 volt; V Rms = 1,69 volt; T= 1,4 x 10-3
sekon; f=714,28 Hz. Dan kelima pada frekuensi 900 Hz untuk input nilai Vpp = 1,4
volt; VRms = 9,89 x 10-1 volt; T= 1 x 10-3 sekon; f= 1000 Hz dan untuk outputnya nilai
Vpp = 2,4 volt; VRms = 1,69 volt; T= 1 x 10-3 sekon; f=1000 Hz.

Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan dipengaruhi frekuensi panjang


gelombang dan tinggi gelombang yaitu semakin besar frekuensi yang diberikan maka
semakin kecil panjang gelombang yang dihasilkan atau dengan kata lain frekuensi
berbanding terbalik dengan panjang gelombang.

Pada percobaan darlington arusnya mengalami penguatan. Hal ini dapat dilihat
dari Perubahan gelombang yang terjadi dari input ke output yaitu gelombang output
yang dihasilkan lebih besar dari gelombang input. Hal ini disebabkan karena adanya
transistor didalam rangkaian yang berfungsi sebagai penguat sehingga ketika arus
diberikan pada input maka transistor akan menguatkan arus tersebut sehingga
diperoleh output (keluaran) lebih besar dibandingkan dengan input (masukan).

Prinsip kerja dari rangakaian pasangan darlington ini adalah ketika arus atau
tegangan masuk melalui basis, maka arus atau tegangan dikumpulkan pada kolektor.
Kemudian dikeluarkan atau dipancarkan melalui emitor , lalu dari emitor transistor
pertama dihubungkan dengan basis transistor kedua, lalu dikumpulkan pada kolektor ,
sehingga terjadi penguatan lagi (penguatan total) yang kemudian dipancarkan lagi
melalui emitor sehingga terjadi penguatan sebanyak dua kali. Hasil keluaran (output)
yang diperoleh lebih besar karena tejadi dua kali penguatan (gain).

Adapun pengaruh volt/div terhadap tinggi gelombang dimana semakin besar


volt/div maka semakin kecil tinggi gelombangnya atau volt/div berbanding terbalik
dengan tinggi gelombang. Dan pengaruh time/div berpengaruh pada panjang
gelombang , dimana semakin besar time/div maka panjang gelombangnya semakin
kecil, atau time/div berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya.

Adapun perbedaan nilai frekuensi yang diperoleh dengan yang digunakan pada
function generator terjadi karena adanya kesalahan pada percobaan. Kesalahan
tersebut dapat disebabkan pada ketidaktelitian praktikan saat mengukur panjang dan
tinggi gelombang.
III. KESIMPULAN
Prinsip kerja dari rangakaian pasangan darlington ini adalah ketika arus atau
tegangan masuk melalui basis, maka arus atau tegangan dikumpulkan pada
kolektor. Kemudian dikeluarkan atau dipancarkan melalui emitor , lalu dari
emitor transistor pertama dihubungkan dengan basis transistor kedua, lalu
dikumpulkan pada kolektor , sehingga terjadi penguatan lagi (penguatan total)
yang kemudian dipancarkan lagi melalui emitor sehingga terjadi penguatan
sebanyak dua kali. Hasil keluaran (output) yang diperoleh lebih besar karena
tejadi dua kali penguatan (gain).
Untuk menghitung penguatan arus dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan :
G=

Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh nilai perhitungan untuk


input secara berururtan yaitu 1000 Hz, 833,3 Hz , 712,28 Hz, 625 Hz , 555,5 Hz.
Sedangkan untuk outputnya yaitu 1000 Hz, 714,28 Hz , 625 Hz , 500 Hz, 454,54
Hz. Nilai frekuensi yang kami peroleh berbeda dengan yang digunakan pada
function generator terjadi karena adanya kesalahan pada percobaan. Kesalahan
tersebut dapat disebabkan pada ketidaktelitian praktikan saat mengukur panjang
dan tinggi gelombang.
DAFTAR PUSTAKA

S.Wasito. (1988).Percobaan-percobaan laboratorium. Jakarta : PT ELEX Media


Komputindo
S. Wasito. (1989). Vademekum Elektronika. Jakarta : PT Gramedia
Sutrisno. (1987). Eletronika Teori dan Penerapannya. Bandung : ITB
Tim penyusun.(2020). Modul Praktikum Elektronika Dasar 2. Palu : Universitas
Tadulako

You might also like