Penerapan Kurikulum Ismuba Terhadap Pembentukan Ka

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P.

ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476

PENERAPAN KURIKULUM ISMUBA TERHADAP


PEMBENTUKAN KARAKTER ISLAMI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH BANGUNTAPAN

Astuti Budi Handayani1, Hendro Widodo2 Waluyo Erry Wahyudi3


[email protected]
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta1,2
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung3

Abstract
This study describes the application of the ismuba curriculum for Islamic character formation
to students of Banguntapan Muhammadiyah Middle School, where moral degradation occurred
in Banguntapan Muhammadiyah Middle School students. The purpose of this study was to
analyze the application of the Islamic curriculum in the formation of Islamic character in
students of Banguntapan Muhammadiyah Middle School. Whereas, the research method used
by the researcher is descriptive qualitative method, which is to reveal various conditions found
in the field relating to the implementation of the Islamic curriculum at the Banguntapan
Muhammadiyah Middle School. The data source consisted of primary and secondary sources,
namely the principal, curriculum developer, Islamic curriculum documents, curriculum
documents of the Muhammadiyah Middle School Banguntapan, and documents related to the
school curriculum. Based on the results of the study it can be concluded that the application of
the Islamic curriculum to shape Islamic character in students of Muhammadiyah Middle School
Banguntapan has gone according to plan, and became a habit in the Muhammadiyah Middle
School Banguntapan, so that little by little the Islamic character of students began to form.
However, it is undeniable that there are some shortcomings in its implementation, including not
all teachers other than the Ismuba teacher are directly involved in the habituation of Islamic
programs.
Keywords: moral degradation, iislamic curriculum, character education

Abstrak
Penelitian ini memaparkan tentang penerapan kurikulum ismuba untuk pembentukan karakter
islami pada siswa SMP Muhammadiyah Banguntapan, dimana terjadinya degradasi moral pada
siswa SMP Muhammadiyah Banguntapan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa penerapan
kurikulum ismuba dalam pembentukan karakter islami pada siswa SMP Muhammadiyah
Banguntapan. Sedangkan, metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode kualitatif
deskriptif, yaitu mengungkapkan berbagai kondisi yang ditemukan di lapangan yang berkaitan
dengan pelaksanaan kurikulum ismuba di SMP Muhammadiyah Banguntapan. Sumber data
terdiri dari sumber primer dan sekunder, yaitu kepala sekolah, pengembang kurikulum,
dokumen kurikulum ismuba, dokumen kurikulum SMP Muhammadiyah Banguntapan, serta
dokumen-dokumen yang terkait denga kurikulum sekolah. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penerapan kurikulum ismuba untuk membentuk karakter islami pada siswa
SMP Muhammadiyah Banguntapan sudah berjalan sesuai dengan rencana, dan menjadi
pembiasaan di SMP Muhammadiyah Banguntapan, sehingga sedikit demi sedikit karakter
islami pada siswa mulai terbentuk. Akan tetapi memang tidak dipungkiri ada beberapa
kekurangan dalam pelaksanaannya, di antaranya belum semua guru selain guru ismuba terlibat
langsung dalam pembiasaan program-program ismuba.
Kata Kunci: Degradasi moral, kurikulum ismuba, pendidikan karakter.

231
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476

PENDAHULUAN
Degradasi moral atau karakter bangsa Indonesia menjadi salah satu keprihatinan
di era disrupsi ini. Hal ini ditandai dengan meningkatnya tindak kekerasan, tawuran
antar pelajar, pornografi dan pornoaksi yang semakin merajalela, penyalahgunaan obat
terlarang yang sulit terbendungkan, tindak korupsi secara besar-besaran oleh kalangan
elit politik, serta krisis kepercayaan yang terjadi pada elit masyarakat (Gumanti et al.,
2018; Komarudin, 2017; Ramdhani, 2017). Masalah-masalah tersebut tidak bisa lepas
dari peran pendidikan dalam pembentukan karakter bangsa, karena tidak bisa dipungkiri
bahwa pendidikan sangat berpengaruh terhadap kualitas moral masyarakat (Hamidah &
Suherman, 2016; Islam, 2017; Rodiawati & Komarudin, 2018).
Sejalan dengan UU Sikdinas No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggungjawab (Hartinah et al., 2019; Lestari, 2018;
Wardoyo, 2015).
Terjadinya degradasi moral pada peserta didik saat ini diindikasi karena
pembelajaran pendidikan agama dan budi pekerti di sekolah masih hanya sebatas teori
tentang apa, mengapa, belum mengarah pada bagaimana teori itu diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Selama ini juga dalam pendidikan di Indonesia lebih
menitikberatkan pada pengembangan kognitif saja, sedangkan aspek soft skill atau non-
akademik dikesampingkan (Akhwan, 2014; Andriani et al., 2019; Kamandoko &
Suherman, 2017), sehingga belum bisa terwujud tujuan pendidikan nasional.
Selama ini pemerintah telah mencanangkan gerakan pendidikan budaya dan
karakter bangsa sebagai wujud untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dengan
diberlakukannya Kurikulum 2013 (R. D. Utami, 2016; T. N. Utami et al., 2018). Dalam
kurikulum 2013 ini diharapkan mampu menanamkan akhlakul karimah dan budi pekerti
pada peserta didik untuk memajukan pendidikan nasional dalam menyongsong era
disrupsi. Dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 ini

232
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476

menitikberatkan pada pendidikan karakter siswa (Fahrudin, 2017; Yanti & Syazali,
2016). Pendidikan karakter menjadi sebuah keharusan untuk diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah, karena pendidikan tdak hanya menjadikan peserta didik
menjadi cerdas secara kognitif, akan tetapi juga harus memiliki budi pekerti serta
kesopanan, sehingga bermakna ketika hidup bermasyarakat (S. Huda et al., 2019;
Judiani, 2010; Yunianto et al., 2019).
Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa
anak-anak menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik. Sebagai contoh,
misalnya pembiasaan kepada peserta didik untuk duduk yang baik, rapi dalam
berpakaian, tidak teriak-teriak ketika di dalam kelas, hormat terhadap orang yang lebih
tua, menyayangi teman, suka menolong teman yang sedang kesusahan, dan lain
sebagainya itu merupakan proses pendidikan karakter (Anggoro, Efendi, et al., 2019;
Efendi, 2017).
Kurikulum Pendidikan Agama Islam memiliki kedudukan yang sangat penting
dalam membentuk karakter seseorang. Kurikulum PAI merupakan suatu perangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan, serta cara pembelajaran yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran guna mencapai
tujuan pendidikan (Damayanti et al., 2019; Farida et al., 2019; Widayanti, 2019). Di
sekolah Muhammadiyah kurikulum PAI disebut dengan istilah kurikulum ISMUBA (al-
Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab) yang disusun oleh Tim Majelis
Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kurikulum ismuba
ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan muhammadiyah
dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta harapan
masyarakat (A. N. Huda, 2018)
Dalam realitas yang lebih sempit misalnya di SMP Muhammadiyah
Banguntapan juga mengalami degradasi moral dan karakter. Misalnya masih banyaknya
siswa yang berbicara kotor, meninggalkan sholat lima waktu, kebiasaan merokok, dan
lain sebagainya. Padahal notabene SMP Muhammadiyah Banguntapan lebih banyak
mendapatkan jam pelajaran Pendidikan Agama Islam dibandingkan dengan sekolah
negeri. Apakah SMP Muhammadiyah Banguntapan belum menerapkan pendidikan
karakter? Berdasarkan wawancara awal peneliti kepada Kepala Sekolah SMP

233
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476

Muhammadiyah Banguntapan pada tanggal 16 Mei 2019 menjelaskan bahwa


pendidikan karakter telah diterapkan dengan baik melalui pelaksanaan pendidikan
agama dalam hal ini adalah kurikulum ismuba, seperti tadarus pagi, sholat dhuha,
dhuhur berjamaah, TPA, dan lain sebagainya. Dalam artikel ini akan dipaparkan hasil
dari penelitian di SMP Muhammadiyah Banguntapan tentang penerapan kurikulum
ismuba dalam pembentukan karakter islami pada siswa SMP Muhammadiyah
Banguntapan.
Beberapa penelitian terkait kurikulum berkarakter telah banyak diterapkan, hasil
dari penelitian tersebut antara lain guru sebagai ujung tombak dalam implementasi
kurikulum dituntut menjadi guru yang mampu meramu kurikulum 2013 secara tepat
yaitu proses penilaian dan kompetensi mampu meningkatkan kompetensi siswa yang
berkarakter dalam menghadapi tantangan global (Rumapea, 2014), pendidikan karakter
perlu dilaksanakan dalam tuntutan kurikulum (Rizqi et al., 2013), dan perlunya karakter
siswa dalam membangu kehidupan bangsa melalui dunia pendidikan untuk
menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berkarakter religius (Nuriyanto, 2014).
Terdapat perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya bahwa pada penelitian ini
menerapkan kurikulum ismuba dalam membentuk karakter siswa SMP. Sehingga tujuan
penelitian ini adalah menganalisa penerapan kurikulum ismuba dalam pembentukan
karakter islami pada siswa SMP Muhammadiyah Banguntapan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu mengungkapkan


berbagai kondisi yang ditemukan di lapangan yang berkaitan dengan pelaksanaan
kurikulum ismuba di SMP Muhammadiyah Banguntapan. Dalam penelitian kualitatif,
gejala dar suatu objek bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan),
sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan
variable penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek
tempat, pelaku, dan aktitas yang berinteraksi secara sinergis (Sugiono, 2007).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus secara
konseptual, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil
makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut (Suryawati, 2016).
234
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476

Sumber data dalam penelitian ini ada dua macam yaitu sumber data lapangan
dan sumber data dokumenter. Adapun sumber data lapangannya adalah Kepala Sekolah
SMP Muhammadiyah Banguntapan, pengembang kurikulum. Sedangkan sumber data
dokumenternya adalah berupa kurikulum ismuba, kurikulum SMP Muhammadiyah
Banguntapan, serta buku-buku penunjang lainnya (Tantowi & Widodo, 2019). Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara,
serta dokumentasi. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
wawancara terpadu atau terpimpin atau dalam istilah lain kebebasan dalam wawancara
dibatasi oleh bahan yang disiapkan. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi
metode. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan
penerapan kurikulum ismuba dalam pembentukan karakter islami pada siswa SMP
Muhammadiyah Banguntapan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi


tentang tujuan yang akan dicapai, isi, materi dan pengalaman belajar yang harus
dilakukan peserta didik, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang
dirancangkan untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta
implementasi dari dokumen yang dirancang dalam kehidupan nyata (Akhwan, 2014).
Kurikulum memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan, walaupun
bukan satu-satunya faktor utama. Sehingga kurikulum bisa menjadi penuntun dalam
pelaksanaan pendidikan, dalam hal ini adalah penuntun bagi pendidik dan tenaga
kependidikan. Oleh karena itu, pendidik dan tenaga kependidikan yang baik adalah
yang mampu memahami kurikulum dan dapat menerapkannya dalam proses
pembelajaran (Machali, 2014).
Terkait dengan kompetensi masa depan yang diperlukan peserta didik untuk
menghadapi era disrupsi adalah kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernh
dan kritis, kemampuan mengedepankan moral dalam permasalahan, kemampuan
mencoba untuk menghargai dan toleransi terhadap perbedaan orang lain, kemampuan
hidup bermasyarakat, memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan sekitar, serta
memiliki kecerdasan sesuai minat dan bakatnya (Machali, 2014). Akan tetapi dilihat
235
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476

dari perspektif masyarakat, pendidikan di Indonesia terlalu menitikberatkan pada aspek


kognitif saja dan masih kurang dalam segi pembentukan karakter siswa sesuai denga
tujuan pendidikan Indonesia. Hal ini diindikasi dengan makin maraknya perkelahian
antar pelajar hanya karena masalah sepele, maraknya penyalahgunaan narkoba,
kecurangan dalam ujian, korupsi, dan lain sebagainya. Disinilah peran kurikulum dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat penting dalam pembentukan karakter
siswa.
Pendidikan Agama Islam di sekolah Muhammadiyah disebut dengan istilah
ISMUBA (al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab). Ismuba merupakan
disiplin ilmu yang menjadikan ciri khusus dan keunggulan sekolah Muhammadiyah (A.
N. Huda, 2018).
Tujuan dari pengembangan kurikulum ismuba adalah menjadi standar mutu
pengelolaan pendidikan pada sekolah Muhammadiyah, menjadi acuan operasional bagi
kepala sekolah dan guru dalam menyusun dan mengelola kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan secara optimal, dan menjadi acuan operasional bagi Majelis Pendidikan
Dasar dan Menengah dalam melakukan koordinasi dan supervisi penyusunan dan
pengelolaan kurikulum di setiap satuan pendidikan (Muhammadiyah, 2007)
Adapun muatan atau struktur kurikulum ismuba pada Sekolah Menengah
Pertama Muhammadiyah adalah sebagai berikut (Muhammadiyah, 2007).
Tabel 1.1.
Struktur Kurikulum Ismuba
Kelas, Semester dan Alokasi Waktu
N
Mata Pelajaran VII VIII IX
o
1 2 1 2 1 2
1 Al-Qu’an (Tahsin, Tilawah, Tahfidz) 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Aqidah Akhlak 2 2 2 2 2 2
3 Pendidikan Fikih 3 3 3 3 3 3
4 Pendidikan Tarikh 1 1 1 1 1 1
5 Pendidikan Kemuhammadiyahan 1 1 1 1 1 1
6 Pendidikan Bahasa Arab 2 2 2 2 2 2
Jumlah Jam 12 12 12 12 12 12
Pengembangan kurikulum di SMP Muhammadiyah Banguntapan mengacu pada
kurikulum standar nasional yaitu Permendiknas No 22, 23, dan 24 tahun 2006 yang
mengamanatkan sekolah untuk menyusun dan melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Permendiknas No 20, 21, 22, 23, 24 tahun 2016 dan kurikulum

236
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476

ismuba. Kurikulum standar nasional terdiri atas standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar penilaian, serta standar pembiayaan. Sedangkan kurikulum ismuba digunakan
khusus untuk mata pelajaran pendidikan agama islam di sekolah Muhammadiyah.
Tujuan digunakannya kurikulum di SMP Muhammadiyah Banguntapan adalah untuk
djadikan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan di tingkat satuan pendidikan yang berkarakter.
SMP Muhammadiyah Banguntapan berdiri pada tahun 1977 di Dusun Kalangan
Baturetno Banguntapan Bantul Yogyakarta dengan nama SMP Muhammadiyah
Wiyoro. Pada tahun 1983 gedung SMP Muhammadiyah Banguntapan pindah di
lapangan Wiyoro dengan luas lahan ± 1000 m². Sekitar tahun 2010 SMP
Muhammadiyah bisa membeli lahan sawah milik masyarakat yang terletak di sebelah
selatan gedung utama SMP Muhammadiyah dengan luas lahan sekitar ± 300 m².
Selanjutnya pada akhir tahun pelajaran 2017 - 2018, tepatnya pada bulan mei 2017,
SMP Muhammadiyah mendapatkan wakaf tanah sawah dari Bapak Drs. Dharsono,
M.Pd di sebelah selatan gedung kedua SMP Muhammadiyah Banguntapan sekitar ± 144
m², yang sekarang dijadikan sebagai tempat parkir sepeda siswa.
Terkait dengan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, di SMP
Muhammadiyah tergolong memiliki tenaga yang cukup mepet jika dilihat dari jumlah
rombongan belajarnya. SMP Muhammadiyah memiliki rombongan belajar sejumlah 12
rombel yang terdiri dari 4 rombel kelas 7, 4 rombel kelas 8, serta 4 rombel kelas 9.
Rata-rata setiap rombel berisi 25-30 siswa dengan jumlah tenaga pendidik dan
kependidikan 40 0rang. Berikut rincian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan SMP
Muhammadiyah Banguntapan:

237
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476

a. Tenaga Pendidik

No Personil Pendidikan terakhir JUMLA


S2 S1 D3 D2 D1 SMA H
1 ASN - 6 - - 1 - 7
2 GTY - 9 1 - - - 10
3 GTT - 11 - - - - 11
4 Guru Ekstra 2 3 - - - - 5
5 Guru Tambah Jam - 1 - - - - 1
Jumlah 2 30 1 - - - 33
Tabel 1.2.
Tenaga Pendidik

b. Tenaga Kependidikan
Tabel 1.3.
Tenaga Kependidik
No Personil Pendidikan terakhir JUMLAH
S1 D3 D2 D1 SMA SMP
1 PTY - 1 - - 2 1 4
2 PTT - 1 - - - - 1
3 Jaga Malam - - - - - 1 1
4 Satpam - - - - 1 - 1
Jumlah - 2 - - 3 2 7

Secara geografis SMP Muhammadiyah Banguntapan terletak di pinggiran kota,


tepatnya di jalan Wonosari km 7. Di mana arus globalisasi sangat cepat merambah ke
SMP Muhammadiyah Banguntapan, dan secara otomatis berpengaruh pada karakter
peserta didik. Degradasi moral yang terjadi pada peserta didik SMP Muhammadiyah
Banguntapan, seperti misalnya meninggalkan sholat wajib, suka berbicara kotor,
pergaulan bebas, siswa putri yang tidak menutupi auratnya, sering terlambat, berani
dengan bapak ibu guru karyawan, dan lain sebagainya dipicu oleh kurangnya penerapan
pendidikan karakter terutama di rumah.
Hasil wawancara dengan kepala sekolah SMP Muhammadiyah Banguntapan,
yaitu Bapak Riyanto, S.Pd.I, M.S.I bahwa kurikulum ismuba yang diterapkan di SMP
Muhammadiyah Banguntapan sudah menerapkan pendidikan karakter dalam setiap
mata pelajaran dan pembiasaan lainnya di sekolah. Adapun penerapan kurikulum
ismuba dalam pembiasaan sekolah di antaranya adalah sebagai berikut:

238
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476

Tabel 1.4.
Penerapan Kurikulum Ismuba
No Nama Program Karakter yang dicapai
1 Pelaksanaan Sholat Dhuha dan tadarus di awal Religius dan gemar
pelajaran membaca
2 Pembuatan buku monitoring sholat Disiplin
3 Pendampingan membaca alquran Gemar membaca
4 Pelaksanaan pengajian rutin wali siswa setiap Komunikatif
Ahad Pon
5 Pelaksanaan infaq setiap hari Jum’at Dermawan
6 Pengadaan bakti sosial Peduli lingkungan
7 Pengadaan kantin kejujuran Jujur

Pembiasaan di atas sudah rutin dilaksanakan dengan baik, dan sangat


berpengaruh pada karakter peserta didik SMP Muhammadiyah Banguntapan. Wajar
apabila masih ada satu dua atau tiga siswa yang masih belum disiplin dalam
melaksanakan pembiasaan di sekolah ini. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa
kurikulum SMP Muhammadiyah Banguntapan mengacu pada kurikulum standar
nasional dan kurikulum ismuba, maka berikut muatan kurikulum SMP Muhammadiyah
Banguntapan secara rinci:
Tabel 1.5.
Muatan Kurikulum SMP
Alokasi Waktu per Minggu
Mata Pelajaran
VII VIII IX
Kelompok A
1 Pendidikan Agama 9 9 9
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3 Bbahasa Indonesia 6 6 6
4 Matematika 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7 Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1 Seni Budaya 3 3 3
2 Pendidikan Jasmani,Olah Raga dan Kesehatan 3 3 3
3 Prakarya 2 2 2
4 Bahasa Jawa 2 2 2
Kelompok C
1 Bahasa Arab 2 2 1
2 Kemuhammadiyahan 1 1 1
3 BP/BK 1 1 1
Jumlah Alokasi Waktu per Minggu 50 50 50

239
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476

Alokasi Waktu per Minggu


Mata Pelajaran
VII VIII IX
Ekstra Kurikuler
1 Hizbul Wathan
2 Tapak Suci
3 Marching Band
4 Kerawitan
5 Pendidikan Baca Qur’an
6 Seni baca Al-Qur’an
7 Sepak bola
8 Tahfidz Qur’an
9 Futsal
10 Paduan Suara
11 Tari

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian dapat dsimpulkan bahwa penerapan kurikulum
ismuba dalam pembentukan karakter islami pada siiswa SMP Muhammadiyah
Banguntapan diterapkan dalam pembiasaan-pembaiasaan sekolah di antaranya adalah
pembiasaan sholat dhuha dan dhuhur berjamaah, pertemuan rutin wali siswa, pengadaan
kantin kejujuran, pengadaan infaq rutin hari Jum’at, serta pendampingan membaca
alquran. Karakter islami yang dimaksud di antaranya adalah karakter jujur, dermawan,
peduli sosial, religius, komunkatif, gemar membaca serta peduli lingkungan. Di mana
telah tercantum dalam kurikulum sekolah yang dipadukan antara kurikulum standar
nasional dengan kurikulum ismuba.
Adapun saran yang bisa peneliti sampaikan adalah penerapan kurikulum ismuba
ini tetap dilaksanakan secara konsisten dan kompak antara semua elemen pendidikan
yaitu, orang tua atau wali siswa (keluarga), sekolah serta masyarakat sekitar, sehingga
nantinya SMP Muhammadiyah Banguntapan akan menjadi sekolah rujukan masyarakat
dan menjadi sekolah yang unggul.

240
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476

DAFTAR PUSTAKA

Akhwan, M. (2014). Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya dalam


Pembelajaran di Sekolah/Madrasah. El-Tarbawi, 7(1), 61–67.

Andriani, S., Suyitno, H., & Junaidi, I. (2019). The Application of Differential Equation
of Verhulst Population Model on Estimation of Bandar Lampung Population.
Journal of Physics: Conference Series, 1155, 012017.

Anggoro, B. S., Efendi, H., & Suherman, S. (2019). The Impact Of Ethnomathematics-
Based Probing-Prompting Learning Method On Class IX SMP Negeri 2 Way
Tenong Students’mathematical Communication Skills Year 2016/2017. Asian
Journal of Current Research, 1–8.

Damayanti, E., Septuri, S., & Suherman, S. (2019). Pengetahuan Deklaratif Siswa
Tunanetra Dalam Pembelajaran Matematika. Inovasi Pembangunan: Jurnal
Kelitbangan, 7(2), 173–173.

Efendi, M. (2017). PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI


PROGRAM GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN PADA
SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH VI PALEMBANG. Conciencia,
17(1), 27–39.

Fahrudin, F. (2017). Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti Dalam Menanamkan Akhlakul Karimah Siswa. EDU-RILIGIA: Jurnal
Ilmu Pendidikan Islam Dan Keagamaan, 1(4).

Farida, F., Suherman, S., & Zulfikar, S. (2019). Peningkatan Kemampuan Pemahaman
Konsep Himpunan Melalui Pembelajaran Matematika dengan Media Articulate
Studio’13. JSHP: Jurnal Sosial Humaniora Dan Pendidikan, 3(1), 20–28.

Gumanti, A. A. M., Supriadi, N., & Suherman, S. (2018). Pengaruh Pembelajaran


dengan Musik Klasik Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Peserta Didik. Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan
Matematika, 1, 393–399.

Hamidah, K., & Suherman, S. (2016). Proses Berpikir Matematis Siswa dalam
Menyelesaikan Masalah Matematika di tinjau dari Tipe Kepribadian Keirsey. Al-
Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(2), 231–248.
Hartinah, S., Suherman, S., Syazali, M., Efendi, H., Junaidi, R., Jermsittiparsert, K., &
Umam, R. (2019). Probing-Prompting Based On Ethnomathematics Learning
Model: The Effect On Mathematical Communication Skill. Journal for the
Education of Gifted Young Scientists, 7(4), 799–814.

Huda, A. N. (2018). Evaluasi Kurikulum Al Islam Kemuhammadiyahan dan Bahasa


Arab Berbasis Integratif-Holistic di SMA Muhammadiyah 1 Muntilan.
Tarbiyatuna, 9(2).
241
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476

Huda, S., Rinaldi, A., Suherman, S., Sugiharta, I., Astuti, D. W., Fatimah, O., &
Prasetiyo, A. E. (2019). Understanding of Mathematical Concepts in the Linear
Equation with Two Variables: Impact of E-Learning and Blended Learning
Using Google Classroom. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 10(2), 261–
270.

Islam, S. (2017). Karakteristik pendidikan karakter; menjawab tantangan


multidimensional melalui implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Edureligia,
1(2), 89–100.

Judiani, S. (2010). Implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar melalui


penguatan pelaksanaan kurikulum. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 16(9),
280–289.

Kamandoko, K., & Suherman, S. (2017). Profil Intuisi Matematis Siswa dalam
Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif Field Independent
dan Field Dependent. Jurnal Penelitian LPPM (Lembaga Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat) IKIP PGRI MADIUN, 5(1), 1–8.

Komarudin, K. (2017). Analisis kesalahan siswa dalam pemecahan masalah matematika


pada materi peluang berdasarkan high order thinking dan pemberian scaffolding.
Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi Dan Pemikiran Hukum
Islam, 8(1), 202–217.

Lestari, I. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Matematika dengan Memanfaatkan


Geogebra untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep. GAUSS: Jurnal Pendidikan
Matematika, 1(1), 26–36.

Machali, I. (2014). Kebijakan perubahan kurikulum 2013 dalam menyongsong


Indonesia emas tahun 2045. Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 71–94.
Muhammadiyah, M. D. P. (2007). Standar Isi dan Kompentensi Lulusan Pendidikan Al-
Islam dan Kemuhammadiyahan. Jakarta: Majelis Dikdasmen PP.
Muhammadiyah.

Nuriyanto, L. K. (2014). Model Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SDIT al-Anwar


dan Firdaus Mojokerto Jawa Timur. EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan
Agama Dan Keagamaan, 12(1).

Ramdhani, M. A. (2017). Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan


Karakter. Jurnal Pendidikan UNIGA, 8(1), 28–37.

Rizqi, A., Parmin, P., & Nurhayati, S. (2013). Pengembangan Modul IPA Terpadu
Berkarakter Tema Pemanasan Global untuk Siswa SMP/MTs. Unnes Science
Education Journal, 2(1).

242
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476

Rodiawati, H., & Komarudin, K. (2018). Pengembangan e-learning melalui modul


interaktif berbasis learning content development system. Jurnal Tatsqif, 16(2),
172–185.

Rumapea, M. E. (2014). Kurikulum 2013 yang Berkarakter. JUPIIS: JURNAL


PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL, 5(2).

Sugiono. (2007). Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryawati, D. P. (2016). Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak Terhadap


Pembentukan Karakter Siswa di MTs Negeri Semanu Gunungkidul. Jurnal
Pendidikan Madrasah, 1(2), 309–322.

Tantowi, T. R., & Widodo, H. (2019). IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER


PADA KURIKULUM ISMUBA SD MUHAMMADIYAH KALISOKA
SENTOLO KULONPROGO DIY. Muaddib: Studi Kependidikan Dan
Keislaman, 1(1), 54–63.

Utami, R. D. (2016). Membangun Karakter Siswa Pendidikan Dasar Muhammadiyah


Melalui Identifikasi Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah. Profesi
Pendidikan Dasar, 2(1), 32–40.

Utami, T. N., Jatmiko, A., & Suherman, S. (2018). Pengembangan Modul Matematika
dengan Pendekatan Science, Technology, Engineering, And Mathematics
(STEM) pada Materi Segiempat. Desimal: Jurnal Matematika, 1(2), 165–172.

Wardoyo, S. M. (2015). Pendidikan Karakter: Membangun Jatidiri Bangsa Menuju


Generasi Emas 2045 Yang Religius. TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam, 10(1),
90–103.

Widayanti, F. E. (2019). IMPLEMENTASI KURIKULUM ISMUBA DI MI


UNGGULAN MUHAMMADIYAH LEMAHDADI. Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam, 10(1), 69–79.

Yanti, A. P., & Syazali, M. (2016). Analisis proses berpikir siswa dalam memecahkan
masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Bransford dan Stein ditinjau
dari Adversity Quotient. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(1), 63–74.

Yunianto, T., Negara, H. S., & SUuherman, S. (2019). FLIP BUILDER:


PENGEMBANGANNYA PADA MEDIA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA. TERAMPIL: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar,
6(2), 115–127.

243

You might also like