Penerapan Kurikulum Ismuba Terhadap Pembentukan Ka
Penerapan Kurikulum Ismuba Terhadap Pembentukan Ka
Penerapan Kurikulum Ismuba Terhadap Pembentukan Ka
ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476
Abstract
This study describes the application of the ismuba curriculum for Islamic character formation
to students of Banguntapan Muhammadiyah Middle School, where moral degradation occurred
in Banguntapan Muhammadiyah Middle School students. The purpose of this study was to
analyze the application of the Islamic curriculum in the formation of Islamic character in
students of Banguntapan Muhammadiyah Middle School. Whereas, the research method used
by the researcher is descriptive qualitative method, which is to reveal various conditions found
in the field relating to the implementation of the Islamic curriculum at the Banguntapan
Muhammadiyah Middle School. The data source consisted of primary and secondary sources,
namely the principal, curriculum developer, Islamic curriculum documents, curriculum
documents of the Muhammadiyah Middle School Banguntapan, and documents related to the
school curriculum. Based on the results of the study it can be concluded that the application of
the Islamic curriculum to shape Islamic character in students of Muhammadiyah Middle School
Banguntapan has gone according to plan, and became a habit in the Muhammadiyah Middle
School Banguntapan, so that little by little the Islamic character of students began to form.
However, it is undeniable that there are some shortcomings in its implementation, including not
all teachers other than the Ismuba teacher are directly involved in the habituation of Islamic
programs.
Keywords: moral degradation, iislamic curriculum, character education
Abstrak
Penelitian ini memaparkan tentang penerapan kurikulum ismuba untuk pembentukan karakter
islami pada siswa SMP Muhammadiyah Banguntapan, dimana terjadinya degradasi moral pada
siswa SMP Muhammadiyah Banguntapan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa penerapan
kurikulum ismuba dalam pembentukan karakter islami pada siswa SMP Muhammadiyah
Banguntapan. Sedangkan, metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode kualitatif
deskriptif, yaitu mengungkapkan berbagai kondisi yang ditemukan di lapangan yang berkaitan
dengan pelaksanaan kurikulum ismuba di SMP Muhammadiyah Banguntapan. Sumber data
terdiri dari sumber primer dan sekunder, yaitu kepala sekolah, pengembang kurikulum,
dokumen kurikulum ismuba, dokumen kurikulum SMP Muhammadiyah Banguntapan, serta
dokumen-dokumen yang terkait denga kurikulum sekolah. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penerapan kurikulum ismuba untuk membentuk karakter islami pada siswa
SMP Muhammadiyah Banguntapan sudah berjalan sesuai dengan rencana, dan menjadi
pembiasaan di SMP Muhammadiyah Banguntapan, sehingga sedikit demi sedikit karakter
islami pada siswa mulai terbentuk. Akan tetapi memang tidak dipungkiri ada beberapa
kekurangan dalam pelaksanaannya, di antaranya belum semua guru selain guru ismuba terlibat
langsung dalam pembiasaan program-program ismuba.
Kata Kunci: Degradasi moral, kurikulum ismuba, pendidikan karakter.
231
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476
PENDAHULUAN
Degradasi moral atau karakter bangsa Indonesia menjadi salah satu keprihatinan
di era disrupsi ini. Hal ini ditandai dengan meningkatnya tindak kekerasan, tawuran
antar pelajar, pornografi dan pornoaksi yang semakin merajalela, penyalahgunaan obat
terlarang yang sulit terbendungkan, tindak korupsi secara besar-besaran oleh kalangan
elit politik, serta krisis kepercayaan yang terjadi pada elit masyarakat (Gumanti et al.,
2018; Komarudin, 2017; Ramdhani, 2017). Masalah-masalah tersebut tidak bisa lepas
dari peran pendidikan dalam pembentukan karakter bangsa, karena tidak bisa dipungkiri
bahwa pendidikan sangat berpengaruh terhadap kualitas moral masyarakat (Hamidah &
Suherman, 2016; Islam, 2017; Rodiawati & Komarudin, 2018).
Sejalan dengan UU Sikdinas No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggungjawab (Hartinah et al., 2019; Lestari, 2018;
Wardoyo, 2015).
Terjadinya degradasi moral pada peserta didik saat ini diindikasi karena
pembelajaran pendidikan agama dan budi pekerti di sekolah masih hanya sebatas teori
tentang apa, mengapa, belum mengarah pada bagaimana teori itu diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Selama ini juga dalam pendidikan di Indonesia lebih
menitikberatkan pada pengembangan kognitif saja, sedangkan aspek soft skill atau non-
akademik dikesampingkan (Akhwan, 2014; Andriani et al., 2019; Kamandoko &
Suherman, 2017), sehingga belum bisa terwujud tujuan pendidikan nasional.
Selama ini pemerintah telah mencanangkan gerakan pendidikan budaya dan
karakter bangsa sebagai wujud untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dengan
diberlakukannya Kurikulum 2013 (R. D. Utami, 2016; T. N. Utami et al., 2018). Dalam
kurikulum 2013 ini diharapkan mampu menanamkan akhlakul karimah dan budi pekerti
pada peserta didik untuk memajukan pendidikan nasional dalam menyongsong era
disrupsi. Dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 ini
232
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476
menitikberatkan pada pendidikan karakter siswa (Fahrudin, 2017; Yanti & Syazali,
2016). Pendidikan karakter menjadi sebuah keharusan untuk diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah, karena pendidikan tdak hanya menjadikan peserta didik
menjadi cerdas secara kognitif, akan tetapi juga harus memiliki budi pekerti serta
kesopanan, sehingga bermakna ketika hidup bermasyarakat (S. Huda et al., 2019;
Judiani, 2010; Yunianto et al., 2019).
Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa
anak-anak menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik. Sebagai contoh,
misalnya pembiasaan kepada peserta didik untuk duduk yang baik, rapi dalam
berpakaian, tidak teriak-teriak ketika di dalam kelas, hormat terhadap orang yang lebih
tua, menyayangi teman, suka menolong teman yang sedang kesusahan, dan lain
sebagainya itu merupakan proses pendidikan karakter (Anggoro, Efendi, et al., 2019;
Efendi, 2017).
Kurikulum Pendidikan Agama Islam memiliki kedudukan yang sangat penting
dalam membentuk karakter seseorang. Kurikulum PAI merupakan suatu perangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan, serta cara pembelajaran yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran guna mencapai
tujuan pendidikan (Damayanti et al., 2019; Farida et al., 2019; Widayanti, 2019). Di
sekolah Muhammadiyah kurikulum PAI disebut dengan istilah kurikulum ISMUBA (al-
Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab) yang disusun oleh Tim Majelis
Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kurikulum ismuba
ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan muhammadiyah
dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta harapan
masyarakat (A. N. Huda, 2018)
Dalam realitas yang lebih sempit misalnya di SMP Muhammadiyah
Banguntapan juga mengalami degradasi moral dan karakter. Misalnya masih banyaknya
siswa yang berbicara kotor, meninggalkan sholat lima waktu, kebiasaan merokok, dan
lain sebagainya. Padahal notabene SMP Muhammadiyah Banguntapan lebih banyak
mendapatkan jam pelajaran Pendidikan Agama Islam dibandingkan dengan sekolah
negeri. Apakah SMP Muhammadiyah Banguntapan belum menerapkan pendidikan
karakter? Berdasarkan wawancara awal peneliti kepada Kepala Sekolah SMP
233
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476
METODE PENELITIAN
Sumber data dalam penelitian ini ada dua macam yaitu sumber data lapangan
dan sumber data dokumenter. Adapun sumber data lapangannya adalah Kepala Sekolah
SMP Muhammadiyah Banguntapan, pengembang kurikulum. Sedangkan sumber data
dokumenternya adalah berupa kurikulum ismuba, kurikulum SMP Muhammadiyah
Banguntapan, serta buku-buku penunjang lainnya (Tantowi & Widodo, 2019). Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara,
serta dokumentasi. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
wawancara terpadu atau terpimpin atau dalam istilah lain kebebasan dalam wawancara
dibatasi oleh bahan yang disiapkan. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi
metode. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan
penerapan kurikulum ismuba dalam pembentukan karakter islami pada siswa SMP
Muhammadiyah Banguntapan.
236
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476
ismuba. Kurikulum standar nasional terdiri atas standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar penilaian, serta standar pembiayaan. Sedangkan kurikulum ismuba digunakan
khusus untuk mata pelajaran pendidikan agama islam di sekolah Muhammadiyah.
Tujuan digunakannya kurikulum di SMP Muhammadiyah Banguntapan adalah untuk
djadikan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan di tingkat satuan pendidikan yang berkarakter.
SMP Muhammadiyah Banguntapan berdiri pada tahun 1977 di Dusun Kalangan
Baturetno Banguntapan Bantul Yogyakarta dengan nama SMP Muhammadiyah
Wiyoro. Pada tahun 1983 gedung SMP Muhammadiyah Banguntapan pindah di
lapangan Wiyoro dengan luas lahan ± 1000 m². Sekitar tahun 2010 SMP
Muhammadiyah bisa membeli lahan sawah milik masyarakat yang terletak di sebelah
selatan gedung utama SMP Muhammadiyah dengan luas lahan sekitar ± 300 m².
Selanjutnya pada akhir tahun pelajaran 2017 - 2018, tepatnya pada bulan mei 2017,
SMP Muhammadiyah mendapatkan wakaf tanah sawah dari Bapak Drs. Dharsono,
M.Pd di sebelah selatan gedung kedua SMP Muhammadiyah Banguntapan sekitar ± 144
m², yang sekarang dijadikan sebagai tempat parkir sepeda siswa.
Terkait dengan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, di SMP
Muhammadiyah tergolong memiliki tenaga yang cukup mepet jika dilihat dari jumlah
rombongan belajarnya. SMP Muhammadiyah memiliki rombongan belajar sejumlah 12
rombel yang terdiri dari 4 rombel kelas 7, 4 rombel kelas 8, serta 4 rombel kelas 9.
Rata-rata setiap rombel berisi 25-30 siswa dengan jumlah tenaga pendidik dan
kependidikan 40 0rang. Berikut rincian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan SMP
Muhammadiyah Banguntapan:
237
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476
a. Tenaga Pendidik
b. Tenaga Kependidikan
Tabel 1.3.
Tenaga Kependidik
No Personil Pendidikan terakhir JUMLAH
S1 D3 D2 D1 SMA SMP
1 PTY - 1 - - 2 1 4
2 PTT - 1 - - - - 1
3 Jaga Malam - - - - - 1 1
4 Satpam - - - - 1 - 1
Jumlah - 2 - - 3 2 7
238
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476
Tabel 1.4.
Penerapan Kurikulum Ismuba
No Nama Program Karakter yang dicapai
1 Pelaksanaan Sholat Dhuha dan tadarus di awal Religius dan gemar
pelajaran membaca
2 Pembuatan buku monitoring sholat Disiplin
3 Pendampingan membaca alquran Gemar membaca
4 Pelaksanaan pengajian rutin wali siswa setiap Komunikatif
Ahad Pon
5 Pelaksanaan infaq setiap hari Jum’at Dermawan
6 Pengadaan bakti sosial Peduli lingkungan
7 Pengadaan kantin kejujuran Jujur
239
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476
240
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, S., Suyitno, H., & Junaidi, I. (2019). The Application of Differential Equation
of Verhulst Population Model on Estimation of Bandar Lampung Population.
Journal of Physics: Conference Series, 1155, 012017.
Anggoro, B. S., Efendi, H., & Suherman, S. (2019). The Impact Of Ethnomathematics-
Based Probing-Prompting Learning Method On Class IX SMP Negeri 2 Way
Tenong Students’mathematical Communication Skills Year 2016/2017. Asian
Journal of Current Research, 1–8.
Damayanti, E., Septuri, S., & Suherman, S. (2019). Pengetahuan Deklaratif Siswa
Tunanetra Dalam Pembelajaran Matematika. Inovasi Pembangunan: Jurnal
Kelitbangan, 7(2), 173–173.
Fahrudin, F. (2017). Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti Dalam Menanamkan Akhlakul Karimah Siswa. EDU-RILIGIA: Jurnal
Ilmu Pendidikan Islam Dan Keagamaan, 1(4).
Farida, F., Suherman, S., & Zulfikar, S. (2019). Peningkatan Kemampuan Pemahaman
Konsep Himpunan Melalui Pembelajaran Matematika dengan Media Articulate
Studio’13. JSHP: Jurnal Sosial Humaniora Dan Pendidikan, 3(1), 20–28.
Hamidah, K., & Suherman, S. (2016). Proses Berpikir Matematis Siswa dalam
Menyelesaikan Masalah Matematika di tinjau dari Tipe Kepribadian Keirsey. Al-
Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(2), 231–248.
Hartinah, S., Suherman, S., Syazali, M., Efendi, H., Junaidi, R., Jermsittiparsert, K., &
Umam, R. (2019). Probing-Prompting Based On Ethnomathematics Learning
Model: The Effect On Mathematical Communication Skill. Journal for the
Education of Gifted Young Scientists, 7(4), 799–814.
Huda, S., Rinaldi, A., Suherman, S., Sugiharta, I., Astuti, D. W., Fatimah, O., &
Prasetiyo, A. E. (2019). Understanding of Mathematical Concepts in the Linear
Equation with Two Variables: Impact of E-Learning and Blended Learning
Using Google Classroom. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 10(2), 261–
270.
Kamandoko, K., & Suherman, S. (2017). Profil Intuisi Matematis Siswa dalam
Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif Field Independent
dan Field Dependent. Jurnal Penelitian LPPM (Lembaga Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat) IKIP PGRI MADIUN, 5(1), 1–8.
Rizqi, A., Parmin, P., & Nurhayati, S. (2013). Pengembangan Modul IPA Terpadu
Berkarakter Tema Pemanasan Global untuk Siswa SMP/MTs. Unnes Science
Education Journal, 2(1).
242
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118
E-ISSN: 2528-2476
Utami, T. N., Jatmiko, A., & Suherman, S. (2018). Pengembangan Modul Matematika
dengan Pendekatan Science, Technology, Engineering, And Mathematics
(STEM) pada Materi Segiempat. Desimal: Jurnal Matematika, 1(2), 165–172.
Yanti, A. P., & Syazali, M. (2016). Analisis proses berpikir siswa dalam memecahkan
masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Bransford dan Stein ditinjau
dari Adversity Quotient. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(1), 63–74.
243