Synechococcus SP On The Growth and Production of Oil

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

RESPON APLIKASI PUPUK DAUN DAN BAKTERI Synechococcus sp

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI MINYAK


NILAM

[RESPONSE OF APPLICATION TO LEAF FERTILIZER AND BACTERIA


Synechococcus sp ON THE GROWTH AND PRODUCTION OF OIL
NILAM]
Sigit Soeparjono1) dan Anang Syamsunihar1)
1)
Fakultas Pertanian Universitas Jember
Email: [email protected] dan [email protected]

ABSTRAK

Nilam (Pogostemon cablin, Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri dari keluarga
Labiatae. Hasil dari tanaman ini adalah minyak atsiri yang didapat melalui destilasi daun dan batang tanaman.
Penelitian aplikasi pupuk daun dan bakteri Synechococcus sp. terhadap pertumbuhan dan produksi minyak nilam
(Pogostemon cablin, Bent) dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jember selama periode
musim tanam 2010 s/d 2012. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor
yaitu konsentrasi pupuk daun (P1 = 1,5 g/l, P2 = 2 g/l dan P3 = 2,5 g/l) dan faktor aplikasi bakteri Synechococcus sp
(B0 = tanpa aplikasi bakteri dan B1 = dengan aplikasi bakteri), setiap kombinasi perlakuan di ulang tiga kali dengan
sampel pengamatan sebanyak lima tanaman. Hasil penelitian menujukkan bahwa kombinasi perlakuan konsentrasi
pupuk daun 2,5 g/l dengan aplikasi bakteri Synechococcus sp. memberikan pengaruh sangat nyata terhadap produksi
biomas sebesar (390,25 g/tanaman) , produksi minyak nilam sebesar (48,89 g/tanmn) dan kadar minyak nilam (1,72
%).

Kata kunci : Konsentrasi pupuk daun, Synechococcus sp., minyak nilam.

ABSTRACT

Patchouli is one of plant which produce oil from Labiate Family. The oil could be produced by destilation
process of leaves dan stems. The experiment of leaves fertilizer application and bacteria Synechococcus sp. on
patchouli (Pogostemon cablin, bent )growth and oil production conducted in experiment field at Faculty of
Agriculture, University of Jember during 2010 s/d 2012 planting time. This research used Randomized Completely
Block Design with two factors, they were leaves fertilizer concentration (P1 = 1.5 g/l , P2 = 2 g/l and P3 = 2.5 g/l)
and application of bacteria Synechococcus sp ( B0 = without the application of bacteria and B1 = by the application
of bacteria ). Every treatment combination repeated three times, with five plants as observation sample. The results
showed that treatment combination between concentration of leaves fertilizer 2.5 g/l with application bacteria
Synechococcus sp gave impact y significantly on biomass production (390.25 g/plant), oil production (48.89 g/plant
) and oil content of patchouli (1.72%).

Keywords: leaves fertilizer concentration, Synechococcus sp., patchouli oil.

PENDAHULUAN minyak atsiri dan memberikan sumbangan terhadap


devisa negara cukup besar yaitu lebih dari 45% dari
Nilam (Pogostemon cablin, Benth) merupakan total ekspor minyak atsiri Indonesia, bahkan untuk
salah satu tanaman penghasil minyak atsiri dari ekspor minyak nilam dalam waktu lima tahun terakhir
keluarga Labiatae. Hasil dari tanaman ini adalah mencapai 1.75 ton dengan nilai eksport sebesar 20.65
minyak atsiri yang didapat melalui destilasi daun dan juta dolar Amerika (Dirjenbun Kementan, 2012).
batang tanaman nilam. Indonesia merupakan negara Manfaat utama minyak nilam (patchouli oil)
penghasil minyak nilam nomor satu dunia dan pemasok adalah sebagai bahan pengikat dalam industri parfum,
terbesar mencapai 70 % kebutuhan minyak nilam di sabun mandi dan minyak rambut. Sejalan dengan
dunia. Tanaman nilam sebagaimana tanaman lainnya perkembangan industri yang terus meningkat
menghendaki kondisi lingkungan yang sesuai untuk menyebabkan tanaman nilam mempunyai prospek yang
pertumbuhannya, seperti iklim, kesuburan tanah dan cukup baik untuk dikembangkan dan dimantapkan
intensitas cahaya. Di Indonesia Nilam (Pogostemon perannya sebagai salah satu komoditas penghasil devisa
cablin, Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil negara dan sumber pendapatan bagi banyak petani.

180 Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian


Produktivitas dan kualitas minyak nilam Indonesia mengurangi penggunaan pupuk nitrogen pada tanaman
relatif masih rendah antara lain disebabkan oleh nilam. Oleh sebab itu salah satu usaha yang dapat
rendahnya kualitas bahan tanaman, managemen dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah
budidaya, berkembangnya berbagai hama dan penyakit melakukan penelitian yang berkaitan dengan perbaikan
serta teknik panen dan proses pengolahan produksi teknik budidaya tanaman nilam diantaranya adalah cara
minyak masih konvensional. penggunaan agen hayati bakteri penambat nitrogen di
Pemupukan yang kurang tepat waktu udara dan aplikasi pupuk daun dengan konsentrasi yang
maupun dosis yang tidak sesuai kebutuhan tanaman tepat yang dikombinasi dengan aplikasi pupuk daun.
juga dapat menurunkan produksi minyak nilam Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat diperoleh
terutama pada rendemen minyak dan kualitas minyak informasi terkait pengaruh aplikasi konsentrasi pupuk
nilam. Pemberian pupuk buatan yang biasa dilakukan daun dan bakteri Synechococcus sp terhadap
petani cenderung tidak efisien karena sebagian besar pertumbuhan dan produksi minyak tanaman nilam
nitrogen akan hilang melalui proses pencucian. (Pogostemon cablin, Benth).
Pemberian pupuk lewat daun memiliki nilai lebih,
diantaranya lebih cepat diserap oleh tanaman dan
aplikasinya lebih mudah, dapat menghindari kerusakan METODE PENELITIAN
akar akibat pemberian pupuk yang kurang merata pada
daerah perakaran, absorrsi hara oleh sel daun lebih Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan
cepat, efektif untuk menanggulangi kekurangan unsur Fakultas Pertanian Universitas Jember, berlangsung
hara mikro. selama periode musim tanam 2010 s/d 2012. Penelitian
Usaha penghematan dan pengurangan pupuk ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan
buatan dapat dilakukan dengan pemanfaatan sumber Acak Kelompok (RAK) untuk meneliti dua faktor yaitu
hayati yang berpotensi sebagai pupuk hayati. faktor konsentrasi pupuk daun (P1 = 1,5 g/l, P2 = 2 g/l
Penambatan nitrogen atmosfer oleh mikroorganisme dan P3 = 2,5 g/l) dan faktor aplikasi bakteri
dapat membantu ketersediaan unsur nitrogen bagi Synechococcus sp (B0 = Tanpa aplikasi bakteri dan B1
tanaman dan dapat mengefisienkan penggunaan = Dengan aplikasi bakteri) setiap kombinasi perlakuan
nitrogen yang berasal dari pupuk buatan. Bakteri di ulang tiga kali dengan sampel pengamatan lima
Synechococcus sp. merupakan bakteri yang memiliki tanaman. Data setiap parameter pengamatan dianalisis
kemampuan melakukan fotosintesis sekaligus mampu keragaman (Anova), dan uji nilai tengah dengan
menambat nitrogen bebas di atmosfer. Synechococcus Duncan test. Bahan yang digunakan adalah pupuk
sp. merupakan bakteri bersel satu dari divisi daun , bakteri Synechococcus sp (Strain Situbondo),
Cyanobacteria yang hidup menyebar pada lingkungan bibit Nilam dari bahan stek varietas Sindikalang,
laut yang mampu hidup dan berkoloni di permukaan pupuk bokashi, polibag (40 x 40), media tanam bokhasi
daun kedelai, baik pada permukaan bagian atas maupun dan tanah (7: 3) berat tanah kering angin dalam polibag
bawah. adalah ± 10 kg. Alat yang digunakan dalam penelitian
Syamsunihar, dkk (2009), melaporkan hasil Accu PAR, chlorophyll meter SPAD-502, Leaf
penelitiannya bahwa tanaman kedelai yang berasosiasi Porometer, hand sprayer, timbangan analitik, oven
dengan Synechococcus sp mampu meningkatkan serta peralatan pendukung lainnya.
volume akar, berat kering akar, dan berat bintil akar
bakteri Synechococcus sp juga berpengaruh pada
indeks luas daun tanaman, bobot kering brangkasan, HASIL DAN PEMBAHASAN
jumlah buku produktif per tanaman, jumlah cabang
produktif, dan berat polong basah per tanaman. Apabila Hasil analisa sidik ragam dari semua
keunggulan bakteri ini dapat dimanfaatkan dengan parameter yang diamati disajikan pada Tabel 1:
maksimal maka harapannya dapat digunakan untuk

Tabel 1. Rangkuman hasil analisis sidik ragam (anova) dengan taraf kepercayaan 95 % terhadap seluruh parameter
pengamatan.
Nilai F-hitung
No Parameter Pengamatan Interaksi Aplikasi Pupuk Aplikasi Bakteri
(P x B) (P) (B)
1 Jumlah daun total 1.35 ns 1.29 ns 1. 51 Ns
2 Kadar Klorofil (µmol m-2) 0.63 ns 0.77 ns 0.53 Ns
3 Stomata Conductance (mmol/m-2 s-1) 1.76 ns 2.53 ns 0.74 Ns
4 Leaf Area Index 1.58 ns 2.28 ns 1.85 Ns
5 Biomas total (gram/tanaman) 4.31 * 3.41 * 4.22 *
6 Produksi minyak atsiri (g/tanaman) 3.47 * 3.16 * 3.23 *
7 Kadar minyak atsiri (%) 0.55 * 0.79 * 0. 62 *
Keterangan :
* berbeda nyata, ns berbeda tidak nyata

Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 181


Berdasarkan data pada Tabel 1, dapat klorofil secara nyata, hal ini disebabkan organ
diketahui bahwa semua perlakuan baik faktor tunggal penangkap cahaya bakteri fotosintetik Synechococcus
maupun interaksi tidak memberikan pengaruh nyata sp. berbeda dengan organ penangkap cahaya tanaman
terhadap jumlah daun total, kadar khlorofil, stomata kedelai (Soedradjad dan Avivi 2005). Bakteri
conductance dan leaf Area indeks (LAI), namun fotosintetik Synechococcus sp. ini memanen cahaya
sebaliknya memberikan pengaruh nyata terhadap, untuk fotosintesis terutama menggunakan pigmen
biomas total, produksi minyak dan kadar minyak atsiri. phycocyanin, allophycocyanin, dan phycoerythrin
Pemupukan melalui daun merupakan cara yang efektif (Glazer, 1987).
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi akibat leacing. Pertambahan jumlah daun merupakan salah
Pemberian nutrisi tidak hanya dengan pemupukan satu indikasi pertumbuhan vegetatif pada tanaman.
kimia saja namun dapat dilakukan dengan Pertambahan jumlah daun selalu diikuti dengan
menggunakan agen hayati yaitu dengan aplikasi pertambahan tinggi tanaman dan jumlah cabang.
bakteri. Aplikasi bakteri Synechococcus sp. pada daun Pengamatan pertambahan jumlah daun dilakukan
tanaman berpotensi meningkatkan efisiensi organ nuntuk mengetahui produksi tanaman nilam dkaitkan
vegetative (Soedradjad dan Avivi, 2005). Bakteri dengan kandungan minyak nilam, bagian yang
Synechococcus sp. merupakan bakteri yang memiliki memiliki kandungan minyak paling tinggi adalah
kemampuan melakukan fotosintesis sekaligus mampu daunnya meskipun pada akar dan batang juga ada.
menambat nitrogen bebas di atmosfer. Kombinasi Kadar minyak dalam daun dua kali lebih tinggi
perlakuan antara konsentrasi pupuk daun dengan dibandingkan dari ranting. Hasil analisis sidik ragam
aplikasi bakteri Synechococcous sp menunjukkan (anova) untuk parameter jumlah daun total memiliki
pengaruh yang nyata terhadap, produksi biomas, respon yang tidak berbeda nyata karena perlakuan
produksi minyak dan kadar minyak nilam. Interaksi konsentrasi pupuk daun yang diberikan (Tabel 1). Hasil
perlakuan konsentrasi pupuk daun 2,5 g/l dengan rerata pada jumlah daun menunjukkan konsentrasi 2,5
aplikasi bakteri Synechococcus sp. memberikan nilai g/l memiliki jumlah daun tertinggi dari perlakuan
rata-rata tertinggi dibandingkan dengan interaksi lainnya, Pemberian konsentrasi pupuk daun dengan
perlakuan lainnya pada parameter, produksi biomas, konsentrasi tinggi menunjukkan tanaman nilam masih
produksi minyak serta kadar minyak nilam. mampu merespon dengan baik dalam pembentukan
Hasil penelitian disajikan pada (Tabel 1) jumlah daun total, namun sebaliknya dengan
menunjukkan bahwa apliksi pupuk daun 2,5 g/l konsentrasi pupuk daun yang tinggi jumlah daun
menunjukkan kadar klorofil paling tinggi dibandingkan semakin rendah. Hasil analisis sidik ragam (anova)
dengan lainnya hal ini diduga tanaman nilam juga menujukkan bahwa aplikasi bakteri Synechococcus sp.
mengalami peningkatan laju pertumbuhan. Besarnya tidak berbeda nyata terhadap parameter jumlah daun
kandungan klorofil pada tanaman nilam berpengaruh total. Hasil rerata perlakuan menunjukkan perlakuan
pada produk fotosintat yang selanjutnya dimanfaatkan kontrol (tanpa bakteri) memiliki jumlah daun total lebih
tanaman untuk tumbuh dan berkembang terutama pada tinggi dibanding dengan yang di aplikasikan bateri
organ vegetatif. Fotosintesis sebagai proses yang Synechococcus sp Aplikasi bakteri Synechococcus sp
hanya terjadi pada tumbuhan yang berklorofil dan tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap
bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam jumlah daun total.
bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energi Unsur hara nitrogen merupakan faktor yang
kimia (ATP dan NADPH). Seluruh molekul organik paling dominan untuk pembentukan organ vegetatif
lainnya dari tanaman disintesis dari energi dan adanya seperti daun. Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen
organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan akan mengalami klorosis, sehingga dalam penangkapan
tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk cahaya kurang maksimal dan akan berpengaruh
berfotosintesis. Fotosintesis hanya terjadi pada terhadap fotosintesis tanaman. Dalam penelitian ini
tanaman yang memiliki sel-sel hijau termasuk pada sumber nitrogen di peroleh dari pemanfaatan bakteri
beberapa jenis bakteri. Kandungan klorofil dalam Synechococcus sp , diduga pemberian bakteri
tanaman memilik peran yang sangat esensial sebagai Synechococcus sp menyumbangkan nitrogen dalam
salah satu komponen penyerap cahaya dalam jumlah kecil sehingga belum mampu meningkatkan
fotosintesis, selain faktor pendukung lainnya. jumlah daun. Indek luas daun merupakan rasio antara
Hasil analisis sidik ragam (anova) total luas daun dengan luas lahan yang tertutupi oleh
menunjukkan bahwa kadar klorofil daun nilam tidak tajuk tanaman, karena sebagai salah satu penentu hasil
berbeda nyata karena pengaruh perlakuan aplikasi biomass suatu tanaman dalam proses asimilasi
bakteri Synechococcus sp. (Tabel 1), akan tetapi kadar fotosintetik karbon untuk memberikan gambaran
klorofil daun memiliki nilai rerata lebih tinggi (543,05 pertumbuhan potensial tanaman. Leaf Area Indeks
µmol m-2 ) dibandingkan tanpa aplikasi bakteri (LAI) sebagai suatu penentu produksi cukup kompleks,
Synechococcus sp. Diduga bakteri Synechococcus sp melibatkan berbagai faktor yang saling mempengaruhi
mememberikan respon terhadap peningkatan kadar seperti radiasi matahari dan curah hujan kedua factor
klorofil daun nilam, diasumsikan bahwa fotosintesis tersebut berhubungan dengan penyimpanan air dan
tanaman nilam juga meningkat. Pada tanaman kedelai suhu tanah pada proses transpirasi dan evapotranspirasi
bakteri Synechococcus sp. mampu melakukan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
fotosintesis namun tidak mempengaruhi kandungan perkembangan tanaman. Nilai LAI bervariasi dari hari

182 Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian


ke hari sebagai akibat variasi pola radiasi matahari mmol H2O m-2 s-1 ) dan 2,0 g/l sebesar (678,11 mmol
harian, serta bervariasi dari musim ke musim sebagai H2O m-2 s-1). Diduga pemberian pupuk daun dengan
akibat perubahan kanopi area tumbuh dan gugurnya konsentrasi tinggi dapat meningkatkan nilai stomatal
daun (Barclay, 1998). conductance sehingga juga akan meningkatkan laju
Hasil analisis sidik ragam (Tabel. 1) menunjukkan fotosintesis tanaman nilam. Pada perlakuan dengan
bahwa perlakuan macam konsentrasi pupuk daun konsentrasi 2,0 g/l menunjukkan nilai stomatal
berpengaruh tidak nyata terhadap parameter leaf area conductance lebih rendah dari pada yang lain diduga
index. Nilai rerata pada perlakuan konsentrasi pupuk jumlah stomata yang membuka pada tanaman yang
daun 2 g/l memiliki nilai LAI tertinggi dibandingkan dilakukan penyemprotan pupuk daun 2,0 g/l sangat
dengan lainnya. Diasumsikan bahwa pemberian sedikit sehingga kurang maksimal untuk memanfaatkan
konsentrasi pupuk daun tinggi 2,5 g/l justru pupuk daun yang diberikan secara maksimal.
menurunkan nilai LAI tanaman nilam yang Hasil penelitian dan analisis sidik ragam
menunjukkan kanopi atau tajuk tanaman nilam ini (anova) menunjukkkan bahwa perlakuan aplikasi
sangant rimbun. Semakin tinggi nilai LAI pada bakteri Synechococcus sp. memberikan respon berbeda
tanaman nilam maka cahaya yang ditangkap oleh tidak nyata terhadap parameter stomatal conductance,
klorofil akan semakin besar pula laju fotosintesis bahkan nilai stomatal conductance memiliki nilai lebih
tanaman. Produktivitas meningkat seiring dengan rendah dibandingkan dengan perlakuan tanpa aplikasi
meningkatnya LAI karena lebih banyak cahaya yang bakteri Synechococcus sp. (B0). Diduga pengaplikasian
dapat ditangkap. Nilai LAI yang terlalu tinggi tidak lagi bakteri tidak memberikan respon yang baik terhadap
meningkatkan produktifitas, karena sebagian daun yang parameter stomatal conductance, namun jika terjadi
ternaung tidak melakukan fotosintesis secara optimal. peningkatan nilai stomatal conductance pada tanaman
Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata LAI yang diaplikasikan bakteri Synechococcus sp.
tanaman nilam yang diaplikasikan bakteri menujukkan bahwa tanam serapan CO2 dan
Synechococcus sp. memiliki nilai tertinggi pengeluaran H2O juga tinggi sehingga laju fotosintesis
dibandingkan tanaman kontrol., walaupun hasil analisis akan meningkat pula. Peningkatan laju fotosintesis
sidik ragam (anova) berbeda tidak nyata (Tabel 1). akan selalu diikuti oleh peningkatan laju transpirasi
Diduga tanaman nilam mampu menyerap hasil sebagai hukum pertukaran gas di permukaan daun
asimilasi dari bakteri fotosintetik bersama unsur hara sampai batas tertentu (Cowan, 1982).
serta air yang diserap oleh akar yang ditranslokasikan Biomas merupakan gambaran akumulasi
pada meristem ujung untuk melakukan pertumbuhan fotosintat yang berbentuk organ-organ tanaman.
yang menghasilkan penambahan tinggi tanaman. Menurut Gardner et al., (1991) berat kering merupakan
Sumber nitrogen yang dihasilkan bakteri keseimbangan antara pengambilan CO2 (fotosintesis)
Synechococcus sp ditranslokasikan kepada organ dan pengeluaran CO2 (respirasi). Hasil penelitian
vegetatif tanaman seperti daun, sehingga menghasilkan menunjukkan nilai berat kering atau brangkasan kering
jumlah daun yang semakin banyak dan LAI tanaman tanaman nilam pada analisis sidik ragam (anova)
nilam akan semakin besar, menandakan tanaman nilam pengaruh nyata, namun perlakuan dengan konsentrasi
dapat mengoptimalkan penyerapan cahaya untuk pupuk daun tinggi 2,5 g/l memiliki nilai berat kering
melakukan fotosintesis. Bakteri fotosintetik tanaman yang paling tinggi (149,74 gram/tanaman)
Synechococcus sp. tidak hanya menyumbang nitrogen dibandingkan dengan konsentrasi pupk daun 1,5 g/l dan
kepada tanaman inang tetapi juga rangka karbon dari 2 g/l. secara berturut sebesar (111,09 gram/tanaman)
hasil fotosintesisnya Aplikasi bakteri Synechococcus dan (125,17 gram/tanaman). Hasil analisis sidik ragam
sp. mampu meningkatkan aktivitas sucrose synthase (anova) menunjukkan bahwa pengaruh aplikasi bakteri
pada fase vegetatif sehingga berpotensi meningkatkan Synechococcus sp. berpengaruh tidak nyata terhadap
efisiensi organ vegetative (Syamsunihar dkk., 2009). parameter berat kering, namun memiliki nilai berat
Nilai stomatal conductance diasumsikan dapat kering tertinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa
menunjukkan nilai fotosintesis suatu tanaman, karena aplikasi bakteri sebesar 340,50 gram/tanaman
banyaknya air yang keluar juga diikuti dengan CO2 sedangkan pada kontrol sebesar 211,59 gram/tanaman.
yang masuk ke dalam tanaman. CO2 yang masuk ke Diduga laju fotosintesis yang terjadi sangat besar.
dalam tanaman akan digunakan untuk fotosintesis Fotosintesis akan meningkatkan berat kering tanaman
tanaman. Fotosintesis akan menghasilkan energi dalam karena pengambilan CO2, sedangkan proses
bentuk senyawa karbon. Hasil fotosintesis tanaman katabolisme respirasi menyebabkan pengeluaran CO2
dalam bentuk glukosa akan diubah menjadi bentuk dan mempengaruhi berat kering tanaman. Kedua proses
sukrosa tanaman yang terdapat di bagian sitosol. ini sangat penting untuk mengubah heksosa menjadi
Sukrosa kemudian akan diubah menjadi energi yang bahan-bahan struktural, cadangan makanan, dan
akan digunakan dalam pertumbuhan tanaman ataupun metabolik yang dibutuhkan tanaman untuk
akan ditranslokasikan ke organ tanaman yang lain. pertumbuhan dan perkembangan
Sukrosa akan diubah menjadi komponen gula reduksi Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
dalam bentuk fruktosa dan glukosa. Hasi penelitian konsentrasi pupuk daun, aplikasi bakteri
menunjukkan nilai stoamatal conductance yang Synochococcus sp maupun interaksi kedua faktor pada
diaplikasikan konsentrasi pupuk daun yang tinggi 2,5 berpengaruh nyata (Tabel 1) terhadap produksi biomas,
g/l memiliki nilai sebesar (627,55 mmol H2O m-2 s-1 ), produksi minyak dan kadar minyak nilam. Data pada
dibandingka dengan perlakuan 1,5 g/l sebesar (579,75 Tabel 3.2, menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan

Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 183


antara konsentrasi pupuk daun dan aplikasi bakteri kadar minyak nilam sebesar 1,72 %. Hal ini
Synechococcus sp (B1) berpengaruh nyata terhadap dikarenakan adanya pasokan N dari hasil fiksasi N2
produksi dan kualitas minyak nilam dengan rata-rata oleh bakteri fotosintetik Synechococcus sp. dan
produksi minyak nilam sebesar 48,89 g/tanaman dan tamabahan nutrisi melalui pupuk daun.

Tabel 2. Rangkuman hasil uji nilai rata-rata untuk parameter biomass, produksi minyak nilam dan kadar minyak
nilam
Nilai rata-rata
No Perlakuan Kombinasi Biomas Produksi Kadar
Total (g/tan) Minyak (g/tan) Minyak (%)
1 P1B0 (1.5 g/l pupuk daun + tanpa bakteri) 233.36 a 15.48 a 0.63 a
2 P2B0 (2.0 g/l pupuk daun + tanpa bakteri) 242.45 a 13.65 a 0.89 a
3 P3B0 (2.5 g/l pupuk daun + tanpa bakteri) 254.25 a 17.79 a 0.72 b
4 P1B1 (1.5 g/l pupuk daun + pakai bakteri) 313.31 b 32.45 b 1.26 b
5 P2B1 (2.0 g/l pupuk daun + pakai bakteri) 342.45 b 35.66 b 1.33 b
6 P3B1 (2.5 g/l pupuk daun + pakai bakteri) 390.25 c 48.89 c 1.72 b
Keterangan :
Nilai rata-rata pada setiap perlakuan pada kolom yang sama diikuti dengan hhuruf yang sama menunjukkan tidak ada
beda nyata berdasar uji Duncan pda taraf kepercayaan 5 %.

KESIMPULAN Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay. 1991. Fisiologi


Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada
Kombinasi perlakuan aplikasi konsentrasi University Press. Yogyakarta. 421 p.
pupuk daun dan bakteri Synechococcus sp.
memberikan pengaruh sangat nyata terhadap produksi Gardner, F.P., R.B. Pearce and R.L. Mitchell. 1991.
biomas, produksi minyak dan kadar minyak nilam, Fisiologi Tanaman Budidaya,. Universitas
namun tidak memeberikan pengaruh nyata terhadap Indonesia, Jakarta
parameter jumlah daun, kadar khlorofil daun, stomatal
conductance dan leaf area index. Kombinasi perlakuan Glazer, A. N. 1987. Phycobilisomes: assembly and
terbaik pada konsentrasi pupuk daun 2,5 g/l dengan attachment, In P. Fay and C. Van Baalen (eds.),
aplikasi bakteri Synechococcus sp. dan mampu The cyanobacteria. Elsevier / Science Publishers
memberikan produksi biomas sebesar 390,25 B.V., Amsterdam.
g/tanaman, produksi minyak sebesar 48.90 g/tanaman
dan kadar minyak nilam sebesar 1,72 %. Santoso, H. B, 1990. Nilam Bahan Industri
Wewangian. Kanisius. Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA Soedradjad, R. dan S. Avivi. 2005. Efek Aplikasi


Synechococcus sp pada Daun dan Pupuk NPK
Barclay, H. J. 1998. Conversion of total leaf area to terhadap Parameter Agronomis kedelai.
projected leaf area in lodgepole pine and Bulletin Agronomi Vol.: XXXIII, No.:3:17-
Douglas-fir. Tree Physiol. (18):18593. 23. Lembaga Penelitian Universitas Jember.
Jember.
Cowan, I. R. 1982. Regulation of water use in Relation
to Carbon gain in Higher Plant, dalam O.L Syamsunihar, A., R. Soedradjad, dan Usmadi. 2009.
Lage, et al (eds). Phisiological plant Ecology Aktivitas Penambatan N pada Tanaman
II: Waterr elation and carbon Assimilation. Kedelai yang Beraosisiasi dengan Bakteri
Vol.12B Spring –Verlag. Berlin fotosintetik Synechococcus sp. Disampaikan
dalam Seminar Nasional “Dinamika Nitrogen
Devlin, Robert M. 1975. Plant Physiology Third pada Tanaman” Fakultas Pertanian Universitas
Edition. New York : D. Van Nostrand. Jember 19 Oktober 2009.

Direktorat Jendral Perkebunan. 2012. Nilam. Statistik


Perkebunan Indonesia, 2009-2011. 19 hlm.

184 Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian

You might also like