Khutbah Pertama:: Rendy Dwiki Bachtiar / XI - MIPA 5 / 28

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

‫‪Rendy Dwiki Bachtiar / XI – MIPA 5 / 28‬‬

‫‪Mengingat Kematian‬‬

‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫للِِ ا ْل َح ْم َّد إِنّ‬‫ست َ ِع ْينُ ّهُ نَحْ َم ُدهُّ ِّ‬ ‫لل َونَعُ ْو ّذُ َونَ ْ‬
‫ست َ ْغ ِف ُرهُّ َونَ ْ‬ ‫ن بِا ِّ‬ ‫ِم ّْ‬
‫سنَا ش ُُر ْو ِّر‬ ‫ت أ َ ْنفُ ِ‬ ‫ن أ َ ْع َما ِلنَا َو َ‬
‫سيئَا ِّ‬ ‫لَ ّ‬
‫للاُ يَ ْه ِد ِّه َم ّْ‬ ‫لَ ّهُ ُم ِضلّ فَ ّ‬
‫ض ِل ّْل َو َم ّْ‬
‫ن‬ ‫ِي فَ ّ‬
‫لَ ي ُ ْ‬ ‫ش َه ُّد لَ ّهُ َهاد َّ‬ ‫ن أَ ْ‬
‫للاُ ِإلّ ِإل ّهَ ّلَ أ َ ّْ‬
‫ش َه ُّد ّ‬ ‫أَنّ َوأ َ ْ‬
‫س ْولُ ّهُ َ‬
‫ع ْب ُد ُّه ُم َحمدًا‬ ‫َو َر ُ‬

‫صلّ اَلل ُهمّ‬


‫سل ّْم َ‬ ‫ن ِوأ َ ْ‬
‫ص َحا ِب ِّه آ ِل ِّه َوعَلى ُم َحمدّ عَلى َو َ‬ ‫ت َ ِبعَ ُه ّْم َو َم ّْ‬
‫سانّ‬ ‫‪.‬الد ْين يَ ْو ِّم إِلَى بِ ِإحْ َ‬

‫ن يَاأَي َها‬ ‫َوأ َ ْنت ُ ّْم إِلّ ت َ ُم ْوتُنّ َو ّلَ تُقَاتِ ِّه َحقّ َّ‬
‫للا اتقُوا آ َمنُ ْوا الذَ ْي َّ‬
‫س ِل ُم ْو َّ‬
‫ن‬ ‫ُم ْ‬

‫اس يَاأَي َها‬


‫ن َخلَقَ ُك ّْم الذِي َرب ُك ُّم اتقُ ْوا النَ ُّ‬ ‫احدَةّ نَ ْفسّ ِم ّْ‬ ‫ق َو ِ‬ ‫َو َخلَ َّ‬
‫سا ًّء َكثِ ْي ًرا ِر َجا ّلً ِم ْن ُه َما َوبَثّ َز ْو َج َها ِم ْن َها‬ ‫للا َواتقُوا َونِ َ‬ ‫الَذِي َّ‬
‫ن‬ ‫للا إِنّ َِ َواْأل َ ْر َحام بِ ِّه ت َ َ‬
‫سا َءلُ ْو َّ‬ ‫َان َّ‬‫علَ ْي ُك ّْم ك َّ‬
‫َر ِق ْيبًا َ‬

‫ن يَاأَي َها‬ ‫للا اتقُوا آ َمنُ ْوا ال ِذ ْي َّ‬ ‫س ِد ْيدًا قَ ْو ّلً َوقُ ْولُ ْوا َّ‬ ‫ح َ‬ ‫لَ ُك ّْم يُ ْ‬
‫ص ِل ّْ‬
‫ن ذُنُ ْوبَ ُك ّْم َويَ ْغ ِف ْرلَ ُك ّْم أ َ ْع َمالَ ُك ّْم‬ ‫س ْولَ ّهُ َّ‬
‫للا يُ ِط ِّع َو َم ّْ‬ ‫از فَقَ ّْد َو َر ُ‬
‫ّفَ َّ‬
‫… بَ ْع ُّد أَما ‪،‬ع َِظ ْي ًما فَ ْو ًزا‬
ّ‫َق فَأِن‬
َّ ‫صد‬ ْ َ‫ث أ‬ ِّ ‫اب ا ْل َح ِد ْي‬ ِّ ، ‫ْى َو َخ ْي َّر‬
ُّ َ ‫للا ِكت‬ ِّ ‫ْى ا ْل َهد‬
ُّ ‫صلى ُم َحمدّ َهد‬ َ ‫للا‬
‫علَ ْي ِّه‬َ ‫سل َّم‬َ ‫و‬، َ ّ‫ ُمحْ َدثَات ُ َها اْأل ُ ُم ْو ِّر َوشَر‬، ّ‫َوكُلّ ِب ْدعَةّ ُمحْ َدثَةّ َوكُل‬
ّ‫ضلَلَ ّةً ِب ْدعَة‬َ ، ّ‫ضلَلَ ِّة َوكُل‬ َ ‫ار فِي‬ ِّ ‫الن‬.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah.

Tiada kata yang paling pantas kita senandungkan pada hari yang
berbahagia ini melainkan kata-kata syukur kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala yang telah mencurahkan kenikmatan- kepada kita sehingga
kita berkumpul dalam majelis ini. Kita realisasikan rasa syukur kita
dengan melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-
Nya.

Kemudian tidak lupa kami wasiatkan kepada diri kami pribadi dan
kepada jamaah semuanya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan
taqwa kita, karena keimanan dan ketaqwaan merupakan sebaik-baik
bekal menuju akhirat nanti.

Kehidupan seseorang di dunia ini dimulai dengan dilahirkan-nya


seseorang dari rahim ibunya. Kemudian setelah ia hidup beberapa
lama, iapun akan menemui sebuah kenyataan yang tidak bisa
dihindari, kenyataan sebuah kematian yang akan menjemputnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, artinya,


‫ت ذَآئِقَ ّةُ نَ ْفسّ ك ُّل‬ِّ ‫ن َوإِنَّ َما ا ْل َم ْو‬ َ ‫ن ا ْل ِقيَا َم ِّة يَ ْو َّم أ ُ ُج‬
َّ ‫ور ُك ّْم ت ُ َوفَّ ْو‬ ّْ ‫فَ َم‬
َّ ‫َن ُزحْ ِز‬
‫ح‬ ِّ ‫ار ع‬ِّ َّ‫از فَقَ ّْد ا ْل َجنَّ ّةَ َوأُد ِْخ َّل الن‬
َّ َ‫ع ِإ ّلَّ الد ْنيَا ا ْل َحيَا ّةُ َو َما ف‬ ُّ ‫َمتَا‬
ِّ ‫ا ْلغُ ُر‬
‫ور‬
“Tiap-tiap jiwa akan merasakan kematian dan sesungguhnya pada
hari kiamatlah akan disempurnakan pahalamu, barangsiapa yang
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka
sungguh ia telah beruntung dan kehidupan dunia hanyalah kehidupan
yang memperdayakan.” (QS. Ali-Imran: 185)

Ayat di atas adalah merupakan ayat yang agung yang apabila dibaca
mata menjadi berkaca-kaca. Apabila didengar oleh hati maka ia
menjadi gemetar. Dan apabila didengar oleh seseorang yang lalai
maka akan membuat ia ingat bahwa dirinya pasti akan menemui
kematian.

Memang perjalanan menuju akhirat merupakan suatu perjalanan yang


panjang. Suatu perjalanan yang banyak aral dan cobaan, yang dalam
menempuhnya kita memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang
tidak sedikit. Yaitu suatu perjalanan yang menentukan apakah kita
termasuk penduduk surga atau neraka.

Perjalanan itu adalah kematian yang akan menjemput kita, yang


kemudian dilanjutkan dengan pertemuan kita dengan alam akhirat.
Karena keagungan perjalanan ini, Rasulullah telah bersabda:

ّ‫ض ِح ْكت ُ ّْم أ َ ْعلَ ُّم َما لَ ْوت َ ْعلَ ُم ْو َن‬ ّ ‫ َكثِ ْي ًرا َولَبَ َك ْيت ُ ّْم قَ ِل ْي‬.
َ َ‫ل ً ل‬
“Andai saja engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya
engkau akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (Mutafaq ‘Alaih)

Maksudnya apabila kita tahu hakekat kematian dan keadaan alam


akhirat serta kejadian-kejadian di dalamnya niscaya kita akan ingat
bahwa setelah kehidupan ini akan ada kehidupan lain yang lebih
abadi.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, artinya,

ُ‫َخ ْير َوأ َ ْبقَى َواْأل َ ِخ َر ّة‬


“Dan kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la:
17).

Akan tetapi kadang kita lupa akan perjalanan itu dan lebih memilih
kehidupan dunia yang tidak ada nilainya di sisi Allah.

Jamaah Jumat yang berbahagia.

Marilah kita siapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk


menyempurnakan perjalanan itu, yaitu dengan melakukan ketaatan-
ketaatan kepada Allah Ta’ala. Dan marilah kita perbanyak taubat dari
segala dosa-dosa yang telah kita lakukan. Seorang penyair berkata:

Lakukanlah bagimu taubat yang penuh pengharapan. Sebelum


kematian dan sebelum dikuncinya lisan. Cepatlah bertaubat sebelum
jiwa ditutup. Taubat itu sempurna bagi pelaku kebajikan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala’ berfirman, artinya,

‫ِين يَ ّاأ َي َها‬ ِّ ً‫صو ًحا ت َ ْوبَ ّة‬


َّ ‫للا ِإلَى تُوبُوا َءا َمنُوا الَّذ‬ ُ َّ‫ن‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan
taubat yang semurni-murninya.” (QS. At-Tahrim: 8)

Ingatlah wahai saudaraku.

Di kala kita merasakan pedihnya kematian maka Rasulullah sebagai


makhluk yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
bersabda,

َ‫للاُ ِإ ّلَّ ِإلَ ّهَ ّل‬


ّ ‫ن‬ ِّ ‫سك ََراتّ ِل ْل َم ْو‬
َّّ ‫ت ِإ‬ َ .
“Tiada sesembahan yang haq melainkan Allah, sesungguhnya di
dalam kematian terdapat rasa sakit.” (HR. Bukhari)

Ingatlah di kala nyawa kita dicabut oleh malaikat maut. Nafas kita
tersengal, mulut kita dikunci, anggota badan kita lemah, pintu taubat
telah tertutup bagi kita. Di sekitar kita terdengar tangisan dan rintihan
handai taulan yang kita tinggalkan. Pada saat itu tidak ada yang bisa
menghindarkan kita dari sakaratul maut. Tiada daya dan usaha yang
bisa menyelamatkan kita dari kematian.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, artinya,

ّْ‫س ْك َر ّةُ َو َجآ َءت‬ ِّ ‫ق ا ْل َم ْو‬


َ ‫ت‬ َّ ‫ت َ ِحي ُّد ِم ْن ّهُ َماكُنتَّ ذَ ِل‬
ِّ ‫ك ِبا ْل َح‬
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah
yang kamu selalu lari darinya.” (QS. Qaaf: 19)

Allah juga berfirman, artinya,

‫شيَّدَةّ بُ ُروجّ فِي كُنت ُ ّْم َولَ ّْو ا ْل َم ْوتُّ يُد ِْركك ُّم تَكُونُوا أ َ ْينَ َما‬
َ ‫ُم‬
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkanmu,
kendatipun kamu berada di benteng yang kuat.” (QS. An-Nisaa’: 78)

Jamaah Jumat yang berbahagia.

Cukuplah kematian sebagai nasehat, cukuplah kematian menjadi-kan


hati bersedih, cukuplah kematian menjadikan air mata berlinang.
Perpisahan dengan saudara tercinta. Penghalang segala kenikmatan
dan pemutus segala cita-cita.

Marilah kita tanyakan kepada diri kita sendiri, kapan kita akan mati ?
Di mana kita akan mati ?

Demi Allah, hanya Allah-lah yang mengetahui jawabannya, oleh


karenanya marilah kita selalu bertaubat kepada Allah dan jangan kita
menunda-nunda dengan kata nanti, nanti dan nanti.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, artinya,


‫علَى الت َّ ْوبَ ّةُ إِنَّ َما‬ َ ‫للا‬ِّ ‫ِين‬ َّ ‫ون ِللَّذ‬ َّ ُ‫ون ث ُ َّّم بِ َج َهالَةّ السو َّء يَ ْع َمل‬
َّ ُ‫يَتُوب‬
‫ك قَ ِريبّ ِمن‬ َّ ِ‫وب ّفَأ ُ ْولَئ‬
ُّ ُ ‫للاُ يَت‬ّ ‫علَ ْي ِه ّْم‬ َّ ‫للاُ َوك‬
َ ‫َان‬ ّ ‫ع ِلي ًما‬ َ ‫َح ِكي ًما‬
{17} ‫ت‬ ِّ ‫س‬َ ‫ِين الت َّ ْوبَ ّةُ َولَ ْي‬
َّ ‫ون ِللَّذ‬ َّ ُ‫ت يَ ْع َمل‬ َّ ‫إِذَا َحتَّى ال‬
ِّ ‫س ِيئَا‬
َ ‫ان ت ُ ْبتُّ ِإنِي قَا َّل ا ْل َم ْوتُّ أ َ َح َد ُه ُّم َح‬
‫ض َّر‬ َّ َ ‫{ …ا ْلئ‬18}
“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang
yang mengerjakan kejelekan lantaran kejahilannya, yang kemudian
mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima
oleh Allah taubatnya, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang
yang mengerjakan kejelekan (yang) hingga apabila datang kematian
kepada seseorang di antara mereka, mereka berkata: Sesungguhnya
aku bertaubat sekarang…” (QS. An-Nisaa’: 17-18)

Sidang Jumat yang berbahagia.

Marilah kita tanyakan kepada diri kita. Apa yang menjadikan diri kita
terperdaya dengan kehidupan dunia, padahal kita tahu akan
meninggalkannya. Perlu kita ingat bahwa harta dan kekayaan dunia
yang kita miliki tidak akan bisa kita bawa untuk menemui
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya amal shalihlah yang akan kita
bawa nanti di kala kita menemui Allah.

Maka marilah kita tingkatkan amalan shaleh kita sebagai bekal nanti
menuju akhirat yang abadi.
‫ستَبِقُوا‬ ِّ ‫ست َ ْغ ِف ُروا َهذَا ِلي قَ ّْو أَقُو ُّل ا ْل َخ ْي َرا‬
ْ ‫ت فَا‬ ْ ‫للا َوا‬ َّ ُ‫ُه َّو اِنَّ ّه‬
‫الر ِح ْي ُّم ا ْلغَفُ ْو ُّر‬.
َّ
Khutbah Kedua

ّ‫ست َ ِع ْينُ ّهُ نَحْ َم ُد ُّه لل ا ْل َح ْم َّد ِإ َّن‬ ْ َ‫ست َ ْغ ِف ُر ّْه َون‬ ْ َ‫لل َونَعُو ّذُ َون‬ ّْ ‫ِم‬
ِّ ‫ن ِبا‬
‫سنَا ش ُُر ْو ِّر‬ ِ ُ‫ن أ َ ْنف‬
ّْ ‫ت َو ِم‬ ِّ ‫سيِئَا‬ َ ‫أ َ ْع َما ِلنَا‬، ‫ن‬ ّْ ‫للاُ يَ ْه ِد ِّه َم‬ّ َ‫ل‬ ّ َ‫لَ ّهُ ُم ِض َّّل ف‬
ّْ ‫ض ِل ّْل َو َم‬
‫ن‬ ْ ُ ‫لَ ي‬ّ َ‫ِي ف‬ َّ ‫لَ ّهُ َهاد‬, ‫ش َه ُّد‬ ْ َ ‫ن َّوأ‬ّْ َ ‫ّلَ َوحْ َدهُّ للا ِإ ّلَّ ِإلَ ّهَ ّلَ أ‬
َّ ‫ش َه ُّد لَ ّهُ ش َِر ْي‬
‫ك‬ ْ َ ‫ن َوأ‬ َّّ َ ‫ع ْب ُد ُّه ُم َح َّمدًا أ‬
َ ُ‫س ْولُ ّه‬ ُ ‫صلَّى َو َر‬ ّ ‫علَ ْي ِّه‬
َ ُ‫للا‬ َ
‫سلَّ ّْم‬ ْ َ ‫ت‬. ‫بعد أما‬:
َ ‫س ِل ًما َو‬
Marilah kita mencoba merenungi sisa-sisa umur kita, muhasabah
pada diri kita masing-masing. Tentang masa muda kita, untuk apa kita
pergunakan. Apakah untuk melaksanakan taat kepada Allah ataukah
hanya bermain-main saja ? Tentang harta kita, dari mana kita
peroleh, halalkah ia atau haram ? Dan untuk apa kita belanjakan,
apakah untuk bersedekah ataukah hanya untuk berfoya-foya? Dan
terus kita muhasabah terhadap diri kita dari hari-hari yang telah kita
lalui.

Perlu kita ingat, umur kita semakin berkurang. Kematian pasti akan
menjemput kita. Dosa terus bertambah. Lakukanlah taubat sebelum
ajal menjemput kita. Waktu yang telah berlalu tidak akan kembali lagi.

َ ‫علَى‬
ّ‫ص ِّل اَللَّ ُه َّم‬ َ ّ‫علَى ُم َح َّمد‬ َ ‫علَى‬
َ ‫صلَّ ْيتَّ َك َما ُم َح َّمدّ آ ِّل َو‬ َ ‫إِ ْب َرا ِه ْي َّم‬
‫علَى‬ ّْ ‫علَى َوبَ ِار‬
َّ َّ‫ َم ِج ْيدّ َح ِم ْيدّ ِإن‬. ‫ك‬
َ ‫ ِإ ْب َرا ِه ْي َّم آ ِّل َو‬، ‫ك‬ َ ّ‫علَى ُم َح َّمد‬ َ ‫َو‬
‫علَى بَ َ‬
‫ار ْكتَّ َك َما ُم َح َّمدّ آ ِلّ‬ ‫علَى إِ ْب َرا ِه ْي َّم َ‬ ‫إِنَّ َّ‬
‫ك ‪،‬إِ ْب َرا ِه ْي َّم آ ِّل َو َ‬
‫‪َ .‬م ِج ْيدّ َح ِم ْيدّ‬

‫ن َو ِإل َخ َوانِنَا لَنَا ا ْغ ِف ّْر َربَّنَا‬ ‫سبَقُ ْونَا الَّ ِذ ْي َّ‬ ‫ان َ‬ ‫فِي تَجْ عَ ّْل َو ّلَ ِب ِ‬
‫اإل ْي َم ِّ‬
‫لا قُلُو ِبنَا‬‫ن ِغ ّ‬ ‫‪.‬ر ِح ْيمّ َرؤ ُْوفّ ِإنَّكّ َربَّنَا آ َمنُوّاْ ِللَّ ِذ ْي َّ‬ ‫ْافتَحّْ اَللَّ ُه َّّم َّ‬
‫ن بَ ْينَنَا‬ ‫ق قَ ْو ِمنَا َوبَ ْي َّ‬ ‫ن َخ ْي ُّر َوأ َ ْنتَّ ِبا ْل َح ِّ‬ ‫ك ِإنَّا اَللَّ ُه َّّم ‪.‬ا ْلفَا ِت ِح ْي َّ‬ ‫سأَلُ َّ‬‫نَ ْ‬
‫لً َطيِبًا َو ِر ْزقًا نًافِعًا ِع ْل ًما‬ ‫ع َم ّ‬‫لً َو َ‬ ‫الد ْنيَا فِي آتِنَا َربَّنَا ‪ُ .‬متَقَبَّ ّ‬
‫سنَ ّةً‬
‫اآلخ َر ِّة َوفِى َح َ‬ ‫سنَ ّةً ِ‬ ‫اب َوقِنَا َح َ‬ ‫عذَ َّ‬ ‫ار َ‬ ‫صلَّى ‪.‬النَّ ِّ‬ ‫للاُ َو َ‬ ‫علَى ّ‬ ‫نَبِ ِينَا َ‬
‫علَى ُم َح َّمدّ‬ ‫ن َوصَحْ ِب ِّه آ ِل ِّه َو َ‬ ‫ان تَبِعَ ُه ّْم َو َم ّْ‬ ‫س ِّ‬ ‫ن يِ ْو ِّم ِإلَى ِب ِإحْ َ‬ ‫ال ِد ْي ِّ‬
‫ن َدع َْوانَا َوآ َ ِخ ُّر‬ ‫لل ا ْل َح ْم ُّد أ َ ِّ‬
‫ب ِّ‬ ‫ن َر ِّ‬ ‫‪.‬العَالَ ِم ْي َّ‬

You might also like