Hubungan Beban Kerja Perawat Perawat Dengan Pelaksanaan Discharge Planning Diruang Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT PERAWAT DENGAN

PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING DIRUANG RAWAT INAP


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALEMBANG TAHUN 2018
Relationship of Nurse Workload with Discharge Planning Implementation In Inpatient Room
of Bhayangkara Palembang Hospital Year 2018
Lafita,N1, Muliyadi2, Yulia,S3
1
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang
2
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palembang
3
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang
e-mail : [email protected]
ABSTRACT
Background: Discharge planning is part of nursing care that has been prepared by the nurse
since patient entering Hospital until the day of return of patient. There were some factors that
influence the implementation of discharge planning, one of them is nurse work load. Research
Objective: To find out the correlation between nurse workload with the implementation of
discharge planning in hospitalization room Bhayangkara Hospital Palembang 2018. Research
Method: The design of this study was descriptive correlative research with cross sectional
approach. The sample was 42 nurses. The Data was collected through questionnaires that asked
about workload and the implementation of discharge planning. Result: High work load was 17
respondents (40,5%) and low was 25 respondents (59,5%) while good discharge planning was 20
respondents (47,6%) and not good 22 respondents (52,4% ). The result of statistical test showed
that there was no correlation between nurse workload with the implementation of discharge
planning (p value 0,102). Conclusion:The discharge planning is very important in providing
nursing care patient. It was needed to do revision for standard guidelines for the implementation of
discharge planning policy based on timing of the implementatiton, to emphasize the task structure
of the team leader and the nurse that does the discharge planning, and to conduct periodic
evaluation process, the holding of training or the discharge planning training for the nurses and for
the responsible personnel in the hospital needs to make calculations or analyze the workload of
nurses in each room Hospitalization Room Bhayangkara Hospital Palembang.
Keywords : Nurses Workload, Discharge Planning Implementation
ABSTRAK
Latar Belakang : Discharge planning merupakan bagian dari asuhan keperawatan yang disiapkan
perawat sejak pasien masuk Rumah Sakit sampai hari kepulangan pasien, terdapat bebrapa faktor
yang mepengaruhi pelaksanaan discharge planning salah satunya adalah beban kerja perawat.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat dengan pelaksanaan
discharge planning di ruang rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018.
Metode Penelitian : Desain penelitian deskriptif corelatif dengan pendekatan cross sectional.
Sampel berjumlah 42 perawat pelaksana. Alat pengumpulan data berupa kuesioner penyataan
beban kerja dan pelaksanaan discharge planning. Hasil : Beban kerja tinggi sebanyak 17
responden (40,5%) dan rendah sebanyak 25 responden (59,5%) sedangkan pelaksanaan
discharge planning baik sebanyak 20 responden (47,6%) dan kurang baik sebanyak 22 responden
(52,4%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan beban kerja perawat dengan
pelaksanaan discharge planning (p value 0,102). Kesimpulan: Pelaksanaan discharge planning
sangat penting dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien, sehingga disarankan
perlunya merevisi pedoman standar kebijakan pelaksanaan discharge planning berdasarkan waktu
pelaksanaanya, mempertegas struktur tugas ketua tim dan perawat pelaksana dalam
menggerakkan discharge planning, serta dilakukan proses evaluasi berkala, diadakannya
pelatihan atau training pelaksanaan discharge planning untuk perawat pelaksana dan untuk
penanggung jawab SDM di Rumah Sakit perlu membuat perhitungan atau menganalisa beban
kerja perawat disetiap ruang rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.

Kata Kunci : Beban Kerja Perawat, Pelaksanaan Discharge Planning


PENDAHULUAN sakit tapi juga dirancang untuk bagaimana
Rumah Sakit adalah salah satu fasilitas pasien mendapatkan pelayanan
pelayanan kesehatan yang mempunyai peran berkelanjutan di rumah sehingga diperlukan
strategis. Salah satu peran utamanya yaitu discharge planning. Discharge planning
memberikan pelayanan yang bermutu pada merupakan bagian penting dalam penerapan
masyarakat. Berdasarkan peraturan Mentri asuhan keperawatan dalam pelayanan
Kesehatan Republik Indonesia, Rumah sakit pasien di rumah sakit bertujuan untuk
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang pemulangan pasien kerumah, perencanaan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan pemulangan merupakan suatu proses
perorangan secara paripurna yang keperawatan yang sistematik dan mempunyai
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat tujuan yang membantu klien memperoleh
jalan, dan gawat darurat. Oleh karena itu kembali, mempertahankan atau
fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan meningkatkan kesehatannya ( Potter &
dapat memelihara kesehatan, mencegah dan Perry,2005)
menyembuhkan penyakit pada perorangan, Program discharge planning diberikan
kelompok atau masyarakat (UU Tentang RS sejak pasien masuk ke rumah sakit bertujuan
No 44, 2009) agar meningkatkan perkembangan kondisi
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pasien dan membantu pasien
kesehatan di Indonesia memerlukan suatu mencapai kualitas hidup yang optimum
sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan sebelum dipulangkan, ketidaktahuan atau
mencapai pembangunan kesehatan yang ketidak mampuan pasien dan keluarga
efesien yang kemudian memenuhi hak dasar mengenai cara perawatan di rumah
rakyat yaitu hak memperoleh pelayanan berdampak pada masalah kesehatan atau
kesehatan. (UU Kesehatan No.23, Tahun ketidaksiapan pasien menghadapi
1992 dan UUD 1945 pasal 28 H ayat 1). pemulangan setelah pasien di rawat di rumah
Pelayanan keperawatan merupakan bagian sakit. Hal tersebut menyebabkan risiko
integral dari pelayanan kesehatan di rumah peningkatan komplikasi yang kemudian
sakit, pelayanan keperawatan yaitu suatu berakibat kepada hospitalisasi ulang ( Potter
bentuk pelayanan profesional yang integral & Perry,2005).
yang berdasar ilmu dan kiat keperawatan Pelaksanaan discharge planning
yang diberikan kepada individu, keluarga, dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut
kelompok, atau masyarakat, baik sehat (Romalina et al, 2017) faktor yang
maupun sakit (UU NO 38, 2014). mempengaruhi pelaksanaan discharge
Pelayanan keperawatan diberikan planning antara lain: faktor pasien, faktor
dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar perawat dan faktor organisasi. Faktor
pasien, yang dirancang untuk pemenuhan perawat ini meliputi: beban kerja, edukasi,
kebutuhan tidak saja dipelayanan dirumah motivasi, sikap, pengetahuan, skill dan
kompetensi. faktor beban kerja yang tinggi Rawat Inap Rumah Sakit
akan berdampak pada kinerjanya perawat Bhayangkara Palembang 2018.
dalam pelaksanaan discharge planning
secara optimal. Beban kerja yang berlebihan Beban Kerja Frekuensi Persentase
ini sangat berpengaruh pada mutu (%)
produktifitas dalam pemberian asuhan Tinggi 17 40,5
keperawatan, penelitian (Arifuddin & Rendah 25 59,5
Napirah, 2015). Jumlah 42 100
Berdasarkan fenomena yang ada di
atas peneliti merasa tertarik untuk meneliti Berdasarkan tabel 1.1 hasil analisa
mengenai Hubungan Beban Kerja Perawat univariat distribusi frekuensi responden
Dengan Pelaksanaan Discharge Planning berdasarkan beban kerja dari 42 responden
Diruang Rawat Inap Rumah Sakit didapatkan beban kerja yang tinggi sebanyak
Bhayangkara Palembang 2018 17 responden (40,5%), sedangkan beban
METODE PENELITIAN kerja yang rendah sebanyak 25 responden
Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif (59,5%). Dapat disimpulkan bahwa beban
dengan desain deskriptif korelatif dan kerja yang tinggi dan beban kerja yang
pendekatan cross sectional. Populasi pada rendah memiliki proporsi nilai yang sama.
penelitian ini adalah perawat ruang rawat inap
berjumlah 52 perawat. Teknik pengambilan Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Responden
data dengan total sampling sebanyak 42 Berdasarkan Pelaksanaan
responden di ruang rawat inap Rumah Sakit Discharge Planning di Ruang Rawat
Bhayangkara Palembang, sisanya tidak diikut Inap Rumah Sakit Bhayangkara
sertakan karena tidak memenuhi kriteria Palembang
inklusi. Pelaksanaan Frekuensi Persentase (%)
Penelitian ini dilaksanakan diempat Discharge
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Planning
Palembang. Alat pengumpulan data Baik 20 47,6
menggunakan kuesioner sebanyak 12 item Kurang 22 52,4
pertanyaan beban kerja dan 29 item Jumlah 42 100
pernyataan pelaksanaan discharge planning.
Penelitian ini menggunakan uji Chi Square
Berdasarkan tabel 1.2 hasil analisa
dengan derajat kepercayaan 95% (α 0,05).
univariat distribusi frekuensi responden
HASIL PENELITIAN
berdasarkan pelaksanaan discharge planning
ANALISA UNIVARIAT
dari 42 responden didapatkan 20 responden
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Responden
(47,6%) yang melaksanakan proses
Beban Kerja Perawat di Ruang
discharge planning dengan baik, sedangkan
yang melaksanakan proses discharge
planning kurang baik 22 responden (52,4%). Tabel 1.3 Distribusi Responden
Hal ini menunjukkan bahwa untuk Berdasarkan Beban Kerja Perawat dengan
pelaksanaan discharge planning yang baik Pelaksanaan Dischrge Planning DiRuang
dan kurang baik memiliki proporsi nilai hampir Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara
sama. Palembang
ANALISA BIVARIAT
kerja rendah, sehingga dapat di
Beban Pelaksanaan simpulkan bahwa dari 42 responden yang
Kerja Discharge Total pvalue berada di Ruang Rawat Inap Rumah
Planning Sakit Bhayangkara Palembang memiliki
Baik Kurang proporsi yang sama antara beban kerja

Tinggi 5 12 17 tinggi dan beban kerja rendah. Jika


0,278 dihubungkan dengan nilai BOR yang
29,4% 70,6% 100%
pada Rumah Sakit nilai rata-rata BOR
Rendah 15 10 25
pada bulan Januari-Maret 2018
60,0% 40,0% 100%
berjumlah 43,4 %. Maka dari itu beban
Jumlah 20 22 42
kerja perawat dapat diartikah bahwa
47,6% 52,4% 100%
perawat yang mempersepsikan beban
kerjanya tinggi itu masih dalam kategori
Berdasarkan tabel 1.3 dapat
wajar dalam arti bukan beban yang
disimpulkan bahwa 5 (29,4%) dari 17 sangat amat berat untuk dikerjakan.
perawat dalam kategori beban kerja
Beban kerja perawat adalah seluruh
tinggi baik dalam melaksanakan
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
discharge planning, sedangkan terdapat oleh seorang perawat selama bertugas
15 (60,0%) dari 25 perawat dalam klien di suatu unit pelayanan keperawatan.
kategori beban kerja rendah, baik dalam Dengan demikian beban kerja yang harus
melaksanakan discharge planning. Hasil ditanggung oleh perawat tergantung pada
uji statistik Chi square didapatkan nilai ρ tugas perawat dalam suatu unit pelayanan
value = 0,278 (ρ value > 0,05) dapat keperawatan (Retnaningsih, 2016).
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan Dapat disimpulkan bahwa dari hasil
antara komunikasi dengan pelaksanaan
penelitian dengan penelitian sebelumnya
discharge planning. membuktikan bahwa beban kerja perawat
PEMBAHASAN
di ruang rawat inap Rumah Sakit
Beban Kerja Bhayangkara Palembang saat ini dapat
Berdasarkan hasil analisa univariat dikatakan memilki beban kerja rendah
didapatkan bahwa dari 42 responden dengan beban kerja yang tinggi dalam
terdapat 17 responden (40,5%) dalam proporsi yang sama. Hal ini terlihat dari
kategori beban kerja tinggi dan 25 jawaban responden untuk pernyataan
responden (59,5%) dalam kategori beban
no.3 dan no.5 dimana kebanyakan discharge plannning yang baik dan yang
responden menjawab tidak setuju yang kurang baik memiliki proporsi yang sama.
menyatakan bahwa beragamnya jenis Discharge planning adalah suatu
pekerjaan dan jumlah kurangnya tenaga proses yang dinamis dan sistematis dari
perawat dibanding dengan jumlah pasien penilaian, persiapan, serta koordinasi
merupakan beban kerja bagi perawat. Dari yang dilakukan untuk memberikan
jawaban responden ini menggambarkan kemudahan perawat dalam pengawasan
bahwa perawat tidak menganggap bahwa pelayanan kesehatan dan pelayanan
beban kerja yang diterima itu berat/tinggi. sosial sebelum dan sesudah pulang
Melainkan faktor personil perawat itu (Nursalam, 2007). Discharge planning
sendiri dalam melaksanakan tugasnya yang berhasil adalah suatu proses yang
tepat pada waktunya hal ini berkaitan terpusat, terkoordinasi, dan terdiri dari
pada jenis beban kerja kualitatif dimana berbagai disiplin ilmu yang dapat
perawat mampu mengambil keputusan memberi kepastian bahwa klien
yang tepat untuk melaksanakan suatu mempunyai suatu rencana untuk
tugas secara tepat. memperoleh perawatan yang
Berdasarkan konsep dan hasil berkelanjutan setelah meninggalkan
penelitian, peneliti berpendapat bahwa rumah sakit (Potter & Perry, 2005).
beban kerja perawat merupakan hal yang Dapat disimpulkan dari hasil
penting dipertimbangkan di karenakan penelitian dengan penelitian sebelumnya
beban kerja perawat akan sangat membuktikan bahwa pelaksanaan
berpengaruh dengan kinerja seorang discharge planning di ruang rawat inap
perawat sehingga menciptakan pemberian Rumah Sakit Bhayangkara ini bisa
asuhan keperawatan yang optimal. Untuk dikatakan dalam proporsi yang sama baik
menciptakan kinerja yang optimal yang belakukan pelaksanaan discharge
hendaknya penanggung jawab SDM yang planning dengan baik maupun yang
ada di rumah sakit perlu membuat kurang baik. Hal ini bisa disebabkan
perhitungan atau menganalisa beban karena pedoman mengenai standar
kerja perawat guna mempermudah suatu pelaksanaan discharge planning ini
unit kerja. belum ada tatanan pengisian
Discharge Planning berdasarkan waktu pelaksanaannya,
Berdasarkan hasil analisis univariat kemudian belum adanya pelatihan atau
dari 42 responden didapatkan hasil 20 training untuk perawat pelaksana dalam
responden (47,6%) melaksanakan pelaksanaan discharge planning, serta
discharge planning dengan baik dan 22 tugas ketua tim yang bertugas untuk
responden (52,4%) kurang baik, hal ini menggerakkan perawat dalam
menunjukkan bahwa untuk pelaksanaan pelaksanaan discharge planning yang
kemudian di evaluasi oleh kepala perawat dengan pelaksanaan
ruangan dan terdokumentasi. discharge planning hasil uji statistik
Hasil analisa peneliti tentang Chi square didapatkan nilai ρ value =
pelaksanaan discharge planning yang 0,102 yang jika dibandingkan nilai ρ
rendah dapat ditunjukkan dari hasil value > α 0,05 sehingga dari hasil
penelitian berdasarkan analisa kuesioner penelitian ini dapat disimpulkan
yang diisi oleh responden terdapat pada bahwa tidak ada hubungan antara
tahap penerimaan pasien pernyataan no beban kerja perawat dengan
2, 3, 4, dan 5 dan persiapan sebelum pelaksanaan discharge planning.
kepulangan pasien pernyataan no 14, 15, Discharge planning atau
16, 17 dan 18 itu terlihat dari jawaban perencanaan pulang pasien adalah
beberapa responden yang menyatakan suatu rencana pulang pasien yang
jarang sedangkan hal tersebut ditulis di lembar catatan keperawatan
merupakan hal yang penting dilakukan yang merupakan tujuan dari
pada saat melaksanakan discharge perencanaan perawatan pasien, yang
planning. Hal ini dipertegas menurut akhirnya bertujuan untuk
Potter & Perry (2005) bahwa catatan memberdayakan klien untuk membuat
kepulangan pasien harus dapat keputusan dan berupaya untuk
menjelaskan tentang perawatan yang memaksimalkan potensi untuk hidup
diberikan kepada klien, status dan secara mandiri, dan untuk
kebutuhan klien yang komprehensif untuk memberdayakan pasien dengan
keberlanjutan dalam asuhan melalui dukungan dan sumber-
keperawatan. sumber yang ada dalam keluarga
Berdasarkan konsep dan hasil atau masyarakat (NCSS, 2006).
penelitian peneliti berpendapat bahwa Pelaksanaan discharge planning
pelaksanaan discharge planning ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.
sangat penting diterapkan oleh seorang Menurut (Romalina et al, 2017) faktor
perawat karena hal ini sangat membantu yang mempengaruhi pelaksanaan
dalam pemulihan kesehatan klien yang di discharge planning antara lain: faktor
rawat dan agar klien mampu melanjutkan pasien, faktor perawat dan faktor
serta mempertahankan status organisasi. Faktor perawat ini
kesehatannya. meliputi: beban kerja, edukasi,
Hubungan beban kerja perawat motivasi, sikap, pengetahuan, skill
dengan Pelaksanaan Discharge dan kompetensi. faktor beban kerja
Planning. yang tinggi akan berdampak pada
Berdasarkan analisis kinerjanya perawat dalam
hubungan antara beban kerja pelaksanaan discharge planning
secara optimal. Beban kerja yang perawat dengan pelaksanaan
berlebihan ini sangat berpengaruh discharge planning.
pada mutu produktifitas dalam Tidak ada hubungan antara
pemberian asuhan keperawatan. beban kerja perawat dengan
Pelaksanaan discharge pelaksanaan discharge planning,
planning secara optimal ini bertujuan karena nilai yang di dapat untuk
untuk Menyiapkan pasien dan variabel beban kerja dan
keluarga secara fisik, psikologis, dan pelaksanaan discharge planning ini
sosial, meningkatkan kemandirian pada proporsi yang sama. Sehingga
pada pasien dan keluarga, secara statistik jika kedua variabel
meningkatkan perawatan yang didapatkan nilai dalam proporsi yang
berkelanjutan pada pasien, sama maka hasil yang di
membantu rujukan pasien pada dapatkankan yaitu tidak ada
sistem pelayanan yang lain, hubungan yang signifikan antara
membantu pasien dan keluarga kedua variabel. Pada variabel beban
memiliki pengetahuan dan kerja dilihat berdasarkan jenisnya
keterampilan serta sikap dalam yaitu beban kerja kuantitatif dan
memperbaiki serta mempertahankan kualitatif maka jika dikaitkan dengan
status kesehatan pasien dan nilai statistik beban kerja di Rumah
melaksanakan rentang perawatan Sakit Bahyangkara ini dapat dilihat
antar rumah sakit dan masyarakat dari nilai rata-rata BOR, LOS dan
Nursalam (2012). TOI pada bulan Januari-Maret 2018,
Berbeda dengan penelitian didapatkan nilai rata-rata BOR:
yang telah dilakukan oleh Astuty 43,4%, LOS: 4,21 dan TOI 4,96
(2014) pada perawat Rumah Sakit artinya BOR yang ada belum
menyatakan ada hubungan antara memenuhi standar ideal BOR yaitu
beban kerja perawat dengan 60-85% artinya jumlah pasien yang
pelaksanaan discharge planning menerima pelayanan kesehatan
dengan p value = 0,009 (p < α 0,05). tidak terlalu banyak, dilihat dari
Berdasarkan hasil penelitian serta penggunaan tempat tidur TOI: 4,96
teori yang ada maka peneliti idealnya 1-3 hari, dari sisi ini berarti
menyimpulkan bahwa beban kerja temapat tidur kosong dan akan terisi
perawat dengan pelaksanaan kembali memerlukan waktu ± 4 hari.
discharge planning yang diteliti oleh Dengan demikian berdasarkan
peneliti di Rumah Sakit Bhayangkara statistik bahwa beban kerja perawat
Palembang Tahun 2018 didapatkan dalam katagori rendah, hal ini terkait
tidak ada hubungan beban kerja hasil wawancara dan observasi
peneliti dimana perawat mengatakan ketua tim dan perawat pelaksana
beban kerjanya biasa saja tetapi yaitu sebagai penggerak pelaksaan
pelaksanaan discharge planning discharge planning. Penanggung
tidak terlaksana sesuai dengan jawab SDM di Rumah Sakit perlu
waktunya, hal tersebut di pengaruhi membuat perhitungan atau
oleh faktor beban kerja kulitatif menganalisa beban kerja guna
dimana seorang perawat mampu mempermudah suatu unit kerja.
mengambil keputusan yang tepat, Dilakukan proses evaluasi yang
yang kemudian tergambar pada berkala untuk pelaksanaan discharge
personil perawat yang melaksanakan planning oleh Kepala Ruangan /
pelaksanaan discharge planning Supervisor melalui supervisi yang
tidak tepat pada waktunya. Sehingga terdokumentasi dan Mengadakan
peneliti menyimpulkan bahwa perlu pelatihan / training discharge
mempertimbangkan mengenai planning untuk perawat pelaksana.
tatanan beban kerja agar 2. Bagi Institusi Pendidikan.
pelaksanaan discharge planning Untuk institusi pendidikan khususnya
terlaksana dengan baik. PSIK Muhammadiyah Palembang,
agar dosen dapat memasukkan
KESIMPULAN DAN SARAN dalam silabus mata kuliah kemudian
Kesimpulan di adakan praktikum khusus tentang
Hasil penelitian ini di dapatkan bahwa praktek management untuk membuat
Tidak ada hubungan antara beban kerja discharge planning seperti roleplay
perawat dengan pelaksanaan discharge atau demonstrasi penerapan
planning di ruang rawat inap Rumah discharge planning di laboratorium
Sakit Bhayangkara Palembang tahun sebagai bagian dari pembelajaran
2018 dengan nilai p value = 0,278. praktikum serta menegakkan model
Saran discharge planning sebagai acuan
1. Bagi Rumah Sakit tatalaksana praktek. Memperbanyak
Bagi Rumah Sakit Bhayangkara referensi atau literatur yang berkaitan
Palembang agar dapat dengan pembelajaran tentang
mempertahankan pelaksanaan bagaimana seharusnya SOP
discharge planning dengan baik pelaksanaan discharge planning
dengan : Merevisi standar pedoman dilakukan dengan baik. serta sebagai
standar kebijakan pelaksanaan acuan pembelajaran atau bahan
discharge planning berdasarkan perbandingan dalam penelitian dan
waktu pelaksanaannya. penulisan skripsi selanjutnya
Mempertegas struktur tugas dari
khususnya dalam pelaksanaan Nursalam.(2007).Manajemen
discharge planning Keperawatan Aplikasi dalam
Praktik Keperawatan Profesional
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Peneliti menyarankan agar peneliti
Nursalam. (2012). Manajemen
selanjutnya dapat meneliti lebih Keperawatan Aplikasi dalam Praktek
mendalam terhadap sub-sub variabel Keperawatan Profesional. Edisi
3. Jakarta: Salemba Medika
lain dari pelaksanaan discharge
planning seperti: edukasi, motivasi,
Potter, P.A. & Perry, A.G.(2005).Buku
sikap, pengetahuan, skill dan ajar fundamental keperawatan:konsep,
kompetensi dengan menggunakan proses dan praktik. Volume 1. Alih
bahasa Yasmin Asih, et al. Editor edisi
metode lain seperti observasi. bahasa Indonesia Devi Yulianti,
DAFTAR PUSTAKA Monica Ester. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Arifuddin, A., & Napirah, M. R. (2015). Retnaningsih, F. D. (2016). Beban
Hubungan Disiplin Dan Beban Kerja Kerja Perawat Terhadap
Dengan Kinerja Perawat Di ruang Implementasi Patient Safety Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Rawat Inap. Jurnal Keperawatan
Daerah (Rsud) Undata Palu . Healthy Soedirman, 11(1), 44–52. Diakses
Tadulako Journal, 1 (1), 29-38. pada tanggal 1 January 2018
Diakses pada Retrieved from:
tanggal1January2018Retrievedfrom:ht http://eprints.undip.ac.id
tp://jurnal.untad.ac.id/jurnal//HealthyTa
dyko
________,(2009). Undang-undang
Astuty, Baiq Elis Rizki.(2014). Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
Pengaruh Beban Kerja Perawat 2009 Tentang Rumah Sakit. Jakarta :
Terhadap Pelaksanaan Discharge Departemen Kesehatan RI. Diakses
Planning Pada Pasien Baru Di Rumah pada tanggal 31 Desember 2017
Sakit Tk. II. Dr. Soepraoen Malang. Retrieved from:
Skripsi S1 keperawatan: STIKES https://www.kemenkopmk.go.id
Muhammadiyah Malang. Diakses
pada tanggal 11 Mei 2018 Retrieved ________,(2014). Undang-undang
from: http://eprints.umm.ac.id Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2014 Tentang Keperawatan. Diakses
Depkes, RI. (1992). UU No. 23 Tahun pada tanggal 31 Desember 2017
1992 Tentang Kesehatan. Jakarta : Retrieved from:
Depkes RI https://www.kemenkopmk.go.id

National Council of Social ________,(1945), Undang-Undang


Service/NCSS. (2006). Care and Dasar 1945 pasal 28 Ayat 1, Republik
discharge planning: A guide for service Indonesia, Jakarta.
providers. Serial No:
032/SDD19/DEC06. Singapore: Romalina, Indra, M. R., & Susmarini,
National Council of Social Service. D. (2017). Some Factors of Patients
Related To the Skors of Readmission
Nursalam.(2007).Manajemen on Doing Discharge Planning of Acute
Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Coronary Synd Romes ( Acs )
Keperawatan Profesional Edisi 2. Patients. Jurnal Ilmiah Kesehatan,
Jakarta: Salemba Medika 10(1), 106–119. Retrieved from
http://journal.unusa.ac.id

You might also like