Analisis Komoditi Basis Subsektor Tanaman Perkebunan Di Kabupaten Mamuju
Analisis Komoditi Basis Subsektor Tanaman Perkebunan Di Kabupaten Mamuju
Analisis Komoditi Basis Subsektor Tanaman Perkebunan Di Kabupaten Mamuju
Email :[email protected]
ABSTRACT
Keywords: Plantations Crops, commodity base, location quotient, dynamic location quotient
ABSTRAK
Tanaman perkebunan mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam pembentukan Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten Mamuju. Keadaan ini menunjukan bahwa subsektor tanaman
perkebunan masih memegang peranan yang penting dalam perekonomian wilayah Kabupaten
Mamuju, khususnya sumbangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mamuju. Oleh
karena itu dengan adanya penelitian ini dapat sebagai bahan perencanaan maupun evaluasi
pembangunan yang memudahkan pemerintah dalam menetapkan kebijakan pembangunan wilayah
Kabupaten Mamuju. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komoditi basis dan non basis
subsektor tanaman perkebunan di Kabupaten Mamuju dan perubahan peranan komoditi subsektor
tanaman perkebunan dimasa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan metode Location
Quotient (LQ) dan Dynamic Location Quotient (DLQ). Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa
komoditi cengkeh, kelapa dalam, dan kakao merupakan komoditi basis sedangkan komoditi kelapa
sawit, kopi, dan kemiri merupakan kommoditi non basis subsektor tanaman perkebunan di Kabupaten
Mamuju. Berdasarkan analisis DLQ menunjukkan bahwa komoditi kepala sawit, kopi, dan kemiri
mengalami perubahan peranan dari non basis menjadi basis dimasa yang akan datang. Sebaliknya
pada komoditi kakao juga mengalami perubahan peranan dari basis menjadi non basis dimasa yang
akan datang.
Kata kunci : Tanaman perkebunan, komoditi basis, location quotient, dynamic location quotient
PENDAHULUAN dengan sektor lainnya. Upaya pembangunan
untuk mengembangkan sektor sekunder dan
Pembangunan daerah merupakan
tersier tentunya akan diarahkan untuk
bagian dari pembanguan nasional yang pada
mendukung sektor pertanian karena potensi
hakekatnya membangun manusia seutuhnya
sektor primer ini begitu menonjol di
dan seluruh masyarakat Indonesia. Kegiatan
Kabupaten Mamuju (BPS,2018).
pembanguan daerah dimaksudkan sebagai
Sektor pertanian merupakan prioritas
usaha meratakan dan menyebarluaskan
utama dalam perkembangan perekonomian
pembangunan untuk menyerasikan,
di Indonesia namun bukan berarti sektor-
menyeimbangkan, serta memadukan seluruh
sektor lain diabaikan, hal ini mengingat
kegiatan ekonomi. Pembangunan daerah
sebagian besar masyarakat Indonesia hidup
haruslah dapat meningkatkan taraf hidup dan
dari sektor pertanian. Sektor pertanian
kesejahteraan rakyat di daerah melalui
merupakan salah satu basis yang sangat
pembanguan yang serasi dan terpadu antar
diharapkan dalam menunjang pertumbuhan
sektor ekonomi. Pembangunan tidak sekedar
ekonomi, baik pada saat ini maupun dimasa
ditunjukakan oleh prestasi pertumbuhan
yang akan datang (Yantu dkk, 2008).
ekonomi yang dicapai oleh suatu negara,
Tanaman perkebunan mempunyai
akan tetapi lebih dari itu pembangunan
kontribusi yang cukup besar dalam
mempunyai perspektif yang lebih luas.
pembentukan PDRB Kabupaten Mamuju.
Dimensi sosial yang sering diabaikan dalam
Keadaan ini menunjukan bahwa sub sektor
pendekatan pertumbuhan ekonomi justru
tanaman perkebunan masih memegang
mendapat tempat yang strategis dalam
peranan yang penting dalam perekonomian
pembangunan (Sukirno, 2004).
wilayah Kabupaten Mamuju, khususnya
Pembangunan daerah adalah berkenaan
sumbangan terhadap PDRB Kabupaten
dengan tingkat dan perubahan selama dalam
Mamuju. Oleh karena itu dengan adanya
kurun waktu tertentu suatu set variable-
penelitian ini dapat sebagai bahan
variabel seperti produksi, penduduk,
perencanaan maupun evaluasi pembangunan
angkatan kerja, rasio modal tenaga kerja dan
yang memudahkan pemerintah dalam
imbalan bagi faktor (factor returns) dalam
menetapkan kebijakan pembangunan
daerah dibatasi cecara jelas (Sirojuzilam,
wilayah Kabupaten Mamuju.
2005).
Pembangunan ekonomi daerah Kontribusi Sektor Pertanian. Pertanian
merupakan suatu proses dimana pemerintah merupakan sektor ekonomi yang utama di
daerah dan seluruh komponen masyarakat
negara-negara berkembang. Peran atau
mengelola berbagai sumberdaya yang ada.
Salah satu indikator keberhasilan kontribusi sektor pertanian dalam
pembangunan ekonomi daerah adalah tingkat pembangunan ekonomi suatu negara
pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan menduduki posisi yang sangat penting, hal
ekonomi merupakan syarat utama bagi ini antara lain di sebabkan beberapa faktor.
keberhasilan pembangunan ekonomi daerah Pertama, sektor pertanian merupakan sumber
(Kuncoro, 2010). persedian bahan makanan dan bahan mentah
Kabupaten Mamuju merupakan salah
satu daerah agraris sehingga pertanian yang dibutuhkan oleh suatu negara. Kedua,
mempunyai peranan yang dominan dalam tekanan-tekanan demografis yang besar di
struktur perekonomian, dari tahun ketahun negara-negara berkembang yang disertai
kontribusi sektor pertanian terhadap Produk dengan meningkatnya pendapatan dari
Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagian penduduk menyebabkan kebutuhan
Kabupaten Mamuju selalu memberikan tersebut meningkat. Ketiga, sektor pertanain
kontribusi yang cukup besar dibandingkan
harus dapat menyediakan faktor-faktor yang
dibutuhkan untuk ekspansi sektor-sektor lain METODE PENELITIAN
terutama sektor industri, biasanya berwujud
Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian
modal, tenaga kerja, dan bahan mentah.
ini dilaksanakan di Kabupaten Mamuju.
Keempat, sektor pertanian merupakan sektor Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara
basis dari hubungan-hubungan pasar yang sengaja (purposive), dengan pertimbangan
penting berdampak pada proses bahwa Kabupaten Mamuju merupakan salah
pembangunan. Sektor ini dapat pula satu kabupaten yang bercorak agraris,
menciptakan keterkaitan kedepan dan dimana sektor pertanian masih menjadi
keterkaitan kebelakang yang bila disertai tulang punggung dalam perekonomian
daerah, selain itu pertumbuhan ekonomi
dengan kondisi-kondisi yang tepat dapat
Kabupaten Mamuju mengalami pertumbuhan
memberi sumbangan yang besar untuk yang positif seiring dengan pertumbuhan
pembangunan. Kelima, sektor ini merupakan ekonomi Provinsi Sulawesi Barat (BPS
sumber pemasukan yang diperlukan untuk Sulawesi Barat). Penelitian ini dilaksanakan
pembangunan dan sumber perkerjaan dan pada bulan Desember 2018 – Februari 2019.
pendapatan dari sebagian besar penduduk
Metode Analisis Data
negara-negara berkembang yang hidup di
Analisis Location Quotient (LQ). Menurut
pedesaan (Ratag, 2016). Arsyad (2010), teknik LQ dalam kegiatan
ekonomi suatu daerah dibagi menjadi dua,
Tanaman perkebunan. Tanaman
yaitu sektor basis dan sektor non basis.
perkebunan adalah tanaman semusim
Sektor basis adalah sektor ekonomi yang
semusim dan/atau tanaman tahunan yang
mampu memenuhi kebutuhan baik untuk
karena jenis dan tujuan pengelolaannya
wilayah maupun di luar wilayah Kabupaten
ditetapkan sebagai tanaman perkebunan.
Mamuju. Sektor non basis adalah sektor
Dengan demikian tanaman perkebunan bisa
ekonomi yang hanya mampu memenuhi
dikelompokkan jadi dua, yaitu tanaman
kebutuhan dalam wilayah tidak untuk luar
semusim dan tanaman tahunan. Tanaman
wilayah Kabupaten Mamuju. Rumus LQ
semusim adalah jenis tanaman yang hanya
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
dipanen satu kali dengan siklus hidup satu
𝐯𝐢/𝐯𝐭
tahun sekali, contohnya tebu, kapas, dan 𝐋𝐐 =
tembakau. Sementara tanaman tahunan 𝐕𝐢/𝐕𝐭
membutuhkan waktu yang panjang untuk Keterangan:
produksi dan bisa menghasilkan sampai LQ : Indeks Location Quotient
puluhan tahun dan bisa dipanen lebih dari vi : Nilai produksi komoditi i kabupaten
satu kali, misalnya tanaman kelapa sawit, vt :Total produksi tanaman perkebunan
karet, kakao, cengkeh, kopi, lada dan lain- kabupaten
lainnya (Maruli dalam Hidayat, 2013). Vi : Nilai produksi komoditi i provinsi
Vt :Total produksi tanaman perkebunan
Tujuan Penelitian provinsi
1. Mengetahui komoditi basis subsektor Jika LQ > 1 berarti nilai produksi
tanaman perkebunan di Kabupaten komoditi i di Kabupaten Mamuju lebih besar
Mamuju. daripada komoditi yang sama di Provinsi
2. Mengetahui perubahan peranan Sulawesi Barat, sehingga komoditi i
komoditi tanaman perkebunan di merupakan komoditi basis.
Kabupaten Mamuju. Jika LQ ≤ 1 berarti nilai produksi
komoditi i di Kabupaten Mamuju rendah
daripda komoditi yang sama di Provinsi
Sulawesi Barat, sehingga komoditi i bukan b. Jika nilai LQ>1 dan DLQ<1, berarti
merupakan sektor basis. komoditi tanaman perkebunan telah
mengalami perubahan posisi dari basis
Analisis Dynamic Location Quotient menjadi non basis pasa masa yang akan
(DLQ). Penentuan komoditi basis yang akan datang.
terjadi pada masa yang akan datang pada c. Jika nilai LQ<1 dan DLQ>1, berarti
subsektor tanaman perkebunan di Kabupaten komoditi tanaman perkebunan telah
Mamuju digunakan metode Dynamic mengalami perubahan dari non basis
Location Quotient (DLQ) dengan menjadi basis pada masa yang akan
menggunakan data rata-rata laju produksi datang.
tanaman perkebunan, secara matematis d. Jika nilai LQ<1 dan DLQ<1, berarti
dirumuskan (Sihombing, 2018): komoditi tanaman perkebunan tetap
t menjadi non basis baik pada masa
(𝟏 + 𝐠𝐢𝐣)/(𝟏 + 𝐠𝐣) sekarang maupun untuk masa yang akan
𝐃𝐋𝐐 = { }
(𝟏 + 𝐆𝐢𝐧)/(𝟏 + 𝐆𝐧) datang.
Keterangan:
DLQ : Indeks Dynamic Location HASIL DAN PEMBAHASAN
Quotient (DLQ) Perhitungan Nilai LQ Produksi Tanaman
gij : Rata-rata laju pertumbuhan Perkebunan. Sektor basis merupakan
produksi tanaman perkebunan penggerak utama dalam suatu wilayah.
komoditi i kabupaten Sektor basis sangat berperan penting
gj : Rata-rata laju pertumbuhan terhadap perekonomian suatu daerah karena
produksi total tanaman mempunyai keuntungan tidak terikat dalam
perkebunan kabupaten satu wilayah, melainkan meningkatnya
Gin : Rata-rata laju pertumbuhan ekspor dari wlayah tertentu. Komoditi basis
produksi tanaman perkebunan dapat diketahui melalui data produksi dan
komoditi i provinsi luas area. Alat Analisis Location Quotient
Gn : Rata-rata laju pertumbuhan (LQ) ini digunakan untuk mengidektifikasi
produksi total tanaman keunggulan komperatif kegiatan ekonomi di
perkebunan provinsi Kabupaten Mamuju. Hasil perhitungan
t : Kurun waktu data yang diteliti analisis LQ nilai produksi komoditi
Apabila diperoleh nilai DLQ > 1 subsektor tanaman perkebunan di Kabupaten
berarti suatu komoditi masih dapat Mamuju selama 5(lima) tahun antara 2013-
diharapkan untuk menjadi sektor basis pada 2017 selengkapnya dapat dilihat pada tabel
masa yang akan datang, sedangkan apabila 1.
nilai DLQ < 1 berarti komoditi tersebut tidak
dapat diharapkan untuk menjadi sektor basis Tabel 1. Nilai Location Quotient (LQ) Produksi
dimasa yang akan datang (Suyatno, 2000). Komoditi Tanaman Perkebunan
Perubahan posisi yang dialami Kabupaten Mamuju 2013-2017.
komoditi tanaman perkebunan di Kabupaten LQ
Rata-
Jenis rata
Mamuju digunakan analisis gabungan Tanaman 2013 2014 2015 2016 2017
metode LQ dan DLQ, Cengkeh 1,3977 1,5112 2,7203 5,2826 4,7861 3,1396
Dengan kriteria sebagai berikut (Widodo. Kelapa
Dalam
2,3278 0,3925 0,9543 1,2391 2,6075 1,5042
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, L. 2010. Pengantar Perencanaan dam
Pembangunan Ekonomi Daerah. BPFE-UGM.
Yogyakarta.