Analisis Komoditas Basis Sub Sektor Tanaman Pangan Di Kecamatan Buko Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

J.

Agroland 26 (1) :76 - 85 , April 2019 ISSN : 0854-641X


E-ISSN :2407-7607

ANALISIS KOMODITAS BASIS SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN


DI KECAMATAN BUKO SELATAN KABUPATEN BANGGAI
KEPULAUAN

Analysis of Basis Commodities of Food Crop Sub Sector In Buko South Sub-District
of Banggai Islands District

Hardin M. Hamsir1), Hadayani1), Arifuddin Lamusa1)

1)
Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
Email : [email protected]

ABSTRACT

The purposes of this study were to identifying basis and non basis commodities in food
crop sub-sectors in South Buko sub-district; to identifying changes in the role of basis and non basis
commodities in food crop sub-sectors in South Buko sub-district; and to identifying the growth and
competitiveness of commodities in food crop sub-sector in South Buko District. Data were
analyzed using Location Quotient, Dynamic Location Quotient and Shift Share analysis. There
were two types of basis commodities i.e. peanuts and sweet potatoes with an average LQ values of
2.64 and 1.01, respectively. Similarly, the two commodities were also expected to be the basis
commodities for the future with the average values of DLQ were 4.59 and 1.40, respectively. The
combined analysis of Location Quotient and Dynamic Location Quotient shows that both
commodities will remain the basis crops for the present and the future whereas corn and cassava
will remain non-basis commodities. The proportional growth of all food crops sub-sector
commodities are positive as well as the regional share growth of corn. On the contrary peanuts,
cassava and sweet potatoes are negative.

Keywords: Analysis LQ, DLQ, Production , and Shift Share.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk: a). mengetahui komoditas basis dan non basis sub
sektor tanaman pangan di Kecamatan Buko Selatan. b). mengetahui perubahan peranan komoditas
basis dan non basis sub sektor tanaman pangan di Kecamatan Buko Selatan dan c). mengetahui
pertumbuhan dan daya saing komoditas sub sektor tanaman pangan di Kecamatan Buko Selatan.
Metode penelitian antara lain: Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah a).
analisis Location Quotient. b). analisis Dynamic Location Quotient dan c). analisis Shift Share.
Hasil Analisis a). analisis Location Quotient terdapat dua jenis komoditas basis yakni, komoditas
kacang tanah dengan rata-rata nilai LQ 2,64 dan ubi jalar dengan rata-rata LQ 1,01. b). Analisis
Dynamic Location Quotient terdapat dua jenis komoditas yang diharapkan menjadi basis dimasa
yang akan datang yakni, komoditas kacang tanah dengan rata-rata nilai DLQ 4,59 dan ubi jalar
dengan rata-rata DLQ 1,40. c). analisis gabungan Location Quotient dan Dynamic Location
Quotient bahwa komoditas kacang tanah dan ubi jalar tetap menjadi komoditas basis dimasa
sekarang dan masa yang akan datang. Sebaliknya, komoditas jagung dan ubi kayu juga tetap
menjadi komoditas non basis dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Hasil analisis Shift
Share adalah: a). pertumbuhan proporsional (PP) bahwa semua komoditas sub sektor tanaman
pangan bernilai PP positif. b). Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) bahwa komoditas jagung
bernilai PPW positif. Sebaliknya, komoditas komoditas kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar
bernilai PPW negatif.

Kata Kunci: Analisis LQ, DLQ, Produksi, dan Shift Share.

76
PENDAHULUAN suatu daerah dari tahun ke tahun secara
beruntun (time series). Analisis secara
Setiap Negara menginginkan keseluruhan akan mengetahui sektor basis
perekonomian yang maju untuk meningkatkan perekonomian masa lalu dan kemudian
pendapatan serta kesejahteraan rakyat. dapat dipergunakan sebagai bahan atau
Oleh karena itu sangat penting dilakukan dasar pertimbangan dalam membuat
pembangunan ekonomi guna mencapai perencanaan pembangunan secara makro
tujuan tersebut. Pembangunan ekonomi yang lebih baik dimasa yang akan datang
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup, (Syafrizal, 1997).
kecerdasan, kesejahteraan masyarakat Sub sektor tanaman pangan salah
satu sub sektor perekonomian di Kecamatan
serta sebagai landasan yang kuat untuk Buko Selatan, pada setiap periode sub
pembangunan selanjutnya. Kegiatan stabilisasi sektor ini selalu menghasilakn produksi, ini
perlu dilakukan agar pembangunan perekonomian menjadi gambaran bahwa Kecamatan Buko
suatu Negara akan lebih meningkat (maju). Selatan termasuk daerah agribisnis yang
Secara tradisional peranan pertanian cukup potensial. Berikut adalah data jenis
dalam pembangunan ekonomi hanya komoditas, luas panen, produksi, dan
dipandang pasif dan sebagai unsur produktivitas tanaman pangan di
penunjang semata. Peran utama pertanian Kecamatan Buko Selatan dalam angka
hanya dianggap sebagai sumber tenaga 2017. Terlihat Pada Tabel 1.
kerja dan bahan-bahan pangan yang murah Tabel 1. Menujukkan bahwa
demi berkembangnya sektor industri yang terdapat empat komoditas yang mempunyai
dinobatkan sebagai “sektor unggulan” peluang untuk memberikan nilai tambah
dinamis dalam strategi pembangunan terhadap perekonomian Kecamatan Buko
ekonomi secara keseluruhan. Perlahan Selatan, adapun komoditas yang memiliki
mulai disadari bahwa daerah pedesaan pada produktivitas terendah adalah jagung (1,33)
umumnya dan sektor pertanian pada tetapi memiliki luas panen tertinggi dan tiga
khususnya ternyata tidak bersifat pasif, diantaranya menghasilkan produktivitas
tetapi jauh lebih penting dari sekedar yang tinggi yaitu ubi jalar (7,73), ubi kayu
penunjang ekonomi secara keseluruhan (5,25) dan kacang tanah (5,18) tetapi
(Todaro dan Smith, 2003). memiliki luas panen yang rendah.
Upaya mencapai tujuan Mengingat lahan yang tidak di usahakan
pembangunan pertanian dan pertumbuhan sebanyak 130 Ha, maka untuk mengatasi
ekonomi harus dilakukan mulai dari hal tersebut diperlukan peningkatan hasil
pertanian melalui ekstensifikasi dan
wilayah terkecil di setiap daerah. Dalam hal intensifikasi pertanian dengan harapan dari
ini pemerintah daerah haruslah terlebih hasil yang diperoleh dapat memenuhi
dahulu mengetahui komoditas unggulan di kebutuhan masyarakat Kecamatan Buko
daerahnya. Komoditas unggulan diharapkan Selatan dan lebihnya dipasarkan kewilayah
mampu bersaing secara berkelanjutan lain, sehingga dapat memberikan kontribusi
dengan komoditas yang sama dari wilayah terhadap pertumbuhan ekonomi di
lain baik di pasar lokal, nasional maupun Kabupaten Banggai Kepulauan.
global. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk melihat keunggulan suatu L.
komoditas adalah berdasarkan keunggulan Jenis Produksi Produktivitas
Panen
Komoditas (Ton) (Ton/Ha)
komparatif (Nugroho dalam Muslihat dan (Ha)
Saridewi, 2007). Jagung 64 85 1,33
Kriteria keberhasilan pembangunan Kacang
suatu daerah dapat diikuti dengan Tanah 17 88 5,18
Ubi Kayu 8 42 5,25
menggunakan berbagai macam metode, dan
yang paling umum serta paling banyak Ubi Jalar 3 23,2 7,73
digunakan adalah dengan menganalisis Total 92 238,2 19,49
struktur dan perkembangan produksi dan Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Tengah, 2018.

77
Upaya dalam peningkatkan penghasil komoditi ubi banggai. Waktu
perekonomian di Kabupaten Banggai penelitian kurang lebih selama 3 Bulan
Kepulauan, maka pemanfaatan komoditas yaitu mulai dari Bulan Juli 2018 sampai
basis disetiap wilayah kecamatan perlu dengan Bulan September 2018.
dilakukan dan melihat komoditas basis yang Jenis data yang digunakan dalam
mengalami perubahan peran di masa penelitian ini adalah data sekunder, meliputi
mendatang, namun belum ada suatu acuan data runtun waktu (Time Series) produksi
yang akurat dari pemerintah untuk komoditas tanaman pangan dari tahun
menentukan kebijakan yang sesuai dengan (2015-2017). Data sekunder diambil dari
komoditas basis sektor pertanian dan Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah
dikembangkan pada suatu wilayah yang dengan jumlah responden 1 orang staf
memiliki pertumbuhan dan daya saing yang kantor, dan BPS Provinsi Sulawesi Tengah
baik, sehingga memberikan nilai tambah dengan jumlah responden 1 orang staf
yang memadai dan memberikan kontribusi kantor, Dinas terkait serta instansi
yang tinggi bagi pertumbuhan ekonomi pemerintah terkait dan berbagai literatur
Kabupaten Banggai Kepulauan. Penelitian sebagai bahan pendukung dalam
ini penting untuk dilaksanakan, karena penyusunan hasil penelitian.
bermanfaat dalam mengembangkan perumusan Penelitian ini menggunakan Indeks
strategi kebijakan terkait aspek-aspek Location Quotient yaitu metode untuk
(komponen) potensi wilayah yang berpengaruh menganalisis komoditas unggulan yang
untuk pengembangan komoditas basis sub mempunyai beberapa kelebihan yaitu,
sektor tanaman pangan. Harapannya agar
penerapannya yang sederhana, mudah, tidak
Pemerintah Daerah dapat memberikan
memerlukan program pengolahan data yang
fasilitas untuk pengembangan hasil
rumit. Keterbatasan metode LQ antara lain
pertanian basis. Tujuan dari penelitian ini
diperlukan akurasi data untuk mendapatkan
adalah untuk mengetahui komoditas basis
hasil yang akurat (Safrizal dan Shalih,
dan non basis sub sektor tanaman pangan di
Kecamatan Buko Selatan. Untuk 2013). Analisis Location Quotient (LQ)
mengetahui perubahan peranankomoditas digunakan untuk menentukan komoditas
basis dan non basis sub sektor tanaman basis dan non basis dalam perekonomian
pangan di masa yang akan datangdi wilayah Kecamatan Buko Selatan
Kecamatan Buko Selatan. Untuk (modifikasi dari Daryanto dan Hafizrianda,
mengetahui pertumbuhan dan daya saing 2010). Menurut Widodo (2006) teknik LQ
komoditas sub sektor tanaman pangan di dibedakan menjadi dua yaitu LQ statis
Kecamatan Buko Selatan. (static Location Quotient, SLQ) dan LQ
dinamis (Dynamic Location Quotient,
METODE PENELITAN DLQ). Analisis Dynamic Location Quotient
digunakan untuk menentukan komoditas
Jenis penelitian ini adalah penelitian basis dan non basis dimasa yang akan
deskriptif analisis yakni suatu penelitian dating dalam perekonomian wilayah
yang bertujuan untuk memberikan Kecamatan Buko Selatan (modifikasi dari
gambaran tentang komoditas basis sub Saharudin, 2006). Analisis gabungan
sektor tanaman pangan. Location Quotient dan Dynamic Location
Penelitian ini dilakukan di Quotient digunakan untuk mengetahui
Kecamatan Buko Selatan Kabupaten komoditas yang mengalami perubahan
Banggai Kepulauan dengan pertimbangan peranan dimasa yang akan datang dalam
bahwa, selain Kabupaten Banggai perekonomian wilayah Kecamatan Buko
Kepulauan sebagai Kabupaten pemekaran Selatan. Analisis shift share digunakan
dari Kabupaten Banggai. Kabupaten ini untuk menganilis perubahan ekonomi suatu
juga memiliki ciri spesifik yaitu daerah wilayah dengan menjelaskan pertumbuhan

78
persektor (Oktavia, dkk. 2015). Analisis kemempuan berproduksi dari setiap
Shift Share digunakan untuk mengetahui lapangan usaha.
Pertumbuhan Proporsional (PP) dan Selama 3 tahun terakhir (2015-2017)
Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) struktur perekonomian kabupaten banggai
dalam perekonomian wilayah Kecamatan kepulauan didominasi oleh lima kategori
Buko Selatan. lapangan usaha, diantaranya; pertanian,
kehutanan, dan perikanan; perdagangan
HASIL DAN PEMBAHASAN besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda
motor; jasa pendidikan; administrasi
Gambaran Umum Kecamatan Buko pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial
Selatan. Kecamatan Buko Selatan wajib; dan transportasi dan pergudangan.
merupakan salah satu kecamatan dari Hal ini dapat dilihat dari peranan masing-
Kabupaten Banggai Kepulauan yang masing lapangan usaha terhadap
terletak dibagian barat Pulau Peling dengan pembentukan PDRB Kabupaten Banggai
topografinya berbentuk dataran dan Kepulauan.
memiliki wilayah seluas 187,32 km2. Peranan terbesar dalam pembentukan
Kecamatan Buko Selatan memiliki batas- PDRB Kabupaten Banggai Kepulauan pada
batas wilayah sebagai berikut: Tahun 2017 dihasilkan olah lapangan usaha
Pertanian, Kehutanan, dan perikanan, yaitu
 Sebelah Utara berbatasan dengan mencapai 48,80 persen (angka ini menurun
Kecamatan Buko dari 50,05 persen di Tahun 2015).
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Selanjutnya lapangan usaha perdagangan
Teluk Tolo besar dan eceran; reparasi dan sepeda motor
 Sebelah Timur berbatasan dengan sebesar 19,19 persen (naik dari 19,10 persen
di Tahun 2015), disusul oleh lapangan
Kecamatan Bulagi Selatan
usaha jasa pendidikan sebesar 5,76 persen
 Sebelah Barat berbatasan dengan Selat (naik dari 5,63 persen di Tahun 2015).
Peli Berikutnya lapangan usaha administrasi
pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial
wajib sebesar 5,55 persen (naik dari 5,30
persen di Tahun 2015) dan lapangan usaha
Transportasi dan pergudangan sebesar 3,10
persen. Terlihat Pada Tabel 4.
Di antara kelima lapangan usaha
diatas, Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dan
Jasa Pendidikan adalah kategori yang
mengalami peningkatan peranan.
Sebaliknya, Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan peranannya berangsur-angsur
menurun. Sedangkan dua lapangan usaha
yang lainnya, peranannya berfluktuasi
namun cenderung naik. Sementara itu,
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian peranan lapangan usaha lainnya, masing-
masing kurang dari 3 persen.
Keadaan Perekonomian. Besarnya
Analisis Location Quotient Komoditas
peranan berbagai lapangan usaha ekonomi
dalam memproduksi barang dan jasa sangat Sub Sektor Tanaman Pangan di
menentukan struktur ekonomi suatu daerah. Kecamatan Buko Selatan. Adapun hasil
Struktur ekonomi yang terbentuk dari nilai dari analisis metode Location Quotient
tambah yang diciptakan dari setiap (LQ) terhadap komoditas sub sektor
lapangan usaha menggambarkan seberapa tanaman pangan di Kecamatan Buko
besar ketergantungan suatu daerah terhadap Selatan. Terlihat Pada Tabel 5.
79
Tabel 4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Banggai Kepulauan 2015-2017
No Lapangan Usaha 2015 2016 2017
1. Pertanian, Kehutanan, dan Peternakan 50,05 49,1 48,8
2. Pertambangan dan Penggalian 0,89 0,95 0,98
3. Industri Pengolahan 2,52 2,52 2,52
4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,01 0,01 0,01
5. Pengadaan Air, Pengelolahan Sampah,
0,11 0,11 0,11
Limbah dan Daur Ulang
6. Konstruksi 2,5 2,51 2,6
7. Perdagangan Besar dan Eceran;
19,1 19,35 19,19
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8. Transportasi dan Pergudangan 3,13 3,14 3,1
9. Penyediaan Akomodasi dan
0,41 0,41 0,41
Makan Minum
10. Informasi dan Komunikasi 3 3 2,97
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 1,83 2,12 2,29
12. Real Estate 1,82 1,77 1,71
13. Jasa Perusahaan 0,09 0,09 0,08
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan 5,3 5,37 5,55
Sosial Wajib
15. Jasa Pendidikan 5,63 5,7 5,76
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
2,26 2,35 2,44
Sosial
17. Jasa Lainnya 1,37 1,46 1,47
Produk Domestik Regional Bruto 100 100 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, 2018.

Tabel 5. Analisis Location Quotient Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan di Kecamatan Buko
Selatan 2015-2017
Jenis Nilai LQ
No Jumlah Rata-rata Keterangan
Komoditas 2015 2016 2017
1 Jagung 0,16 0,76 2,05 2,97 0,99 Non Basis
2 Kacang Tanah 1,47 2,85 3,6 7,92 2,64 Basis
3 Ubi Kayu 0,95 0,45 0,34 1,74 0,58 Non Basis
4 Ubi Jalar 0,9 1,12 1 3,02 1,01 Basis
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah, 2018 (Diolah).

Berdasarkan hasil analisis Location Adapun kedua komoditas basis tersebut


Quotient (LQ) dalam Tabel 5, terlihat yaitu komoditas kacang tanah dan
bahwa dari empat jenis komoditas pertanian komoditas ubi jalar.
sub sektor tanaman pangan bahwa ada dua Komoditas Kacang Tanah. Komoditas
jenis komoditas pertanian sub sektor kacang tanah merupakan salah satu
tanaman pangan yang merupakan komoditas yang menjadi komoditas basis di
komoditas basis dalam perekonomian Kecamatan Buko Selatan. Nilai rata-rata LQ
wilayah Kecamatan Buko Selatan, hal ini komoditas ini lebih dari satu, yaitu sebesar
ditunjukkan oleh nilai rata-rata LQ kedua 2,64. Nilai LQ komoditas kacang tanah
komoditas tersebut yang lebih dari satu. mengalami peningkatan yang mencolok
80
setiap tahunnya dari Tahun 2015-2017 dan menjadi komoditas non basis di Kecamatan
setiap tahun menunjukkan nilai LQ lebih Buko Selatan. Nilai rata-rata LQ komoditas
dari satu. inikurang dari satu, yaitu sebesar 0,58. Nilai
Komoditas Ubi Jalar. Komoditas ubi jalar LQ komoditas ubi kayu mengalami
merupakan salah satu komoditas yang perubahan yang mencolok setiap tahunnya
menjadi komoditas basis di Kecamatan dari Tahun 2015-2017 dan setiap tahun
Buko Selatan. Nilai rata-rata LQ komoditas menunjukkan nilai LQ kurang dari satu.
ini lebih dari satu, yaitu sebesar 1,01. Nilai Analisis Dynamic Location Quotient
LQ komoditas ubi kayu mengalami Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan
perubahan yang tidak mencolok setiap di Kecamatan Buko Selatan. Adapun hasil
tahunnya dari Tahun 2015-2017dan hampir dari analisis metode Dynamic Location
setiap tahun menunjukkan nilai LQ satu Quotient (DLQ) terhadap komoditas sub
bahkan lebih. kecuali pada tahun 2015 sektor tanaman pangan di Kecamatan Buko
sebesar 0,9 sehingga komoditas ubi jalan
Selatan. Terlihat Pada Tabel 6.
pada Tahun 2015 termasuk dalam
komoditas non basis. Berdasarkan hasil analisis Dynamic
Adapun untuk komoditas jagung dan Location Quotient (DLQ) dalam Tabel 7,
komoditas ubi kayu, merupakan komoditas terlihat bahwa dari empat jenis komoditas
non basis dalam perekonomian wilayah pertanian sub sektor tanaman pangan bahwa
Kecamatan Buko Selatan. Hal ini ada dua jenis komoditas pertanian sub
ditunjukkan oleh nilai rata-rata LQ kedua sektor tanaman pangan yang diharapkan
komoditas tersebut selama Tahun 2015- menjadi basis dimasa yang akan datang
2017 kurang dari satu. dalam perekonomian wilayah Kecamatan
Komoditas Jagung. Komoditas jagung Buko Selatan, hal ini ditunjukkan oleh
merupakan salah satu komoditas yang nilai rata-rata DLQ kedua komoditas
menjadi komoditas non basis di Kecamatan tersebut yang lebih dari satu. Adapun kedua
Buko Selatan. Nilai rata-rata LQ komoditas komoditas yang diharapkan menjadi basis
ini kurang dari satu, yaitu sebesar 0,99. dimasa yang akan datang yaitu komoditas
Nilai LQ komoditas jagung mengalami kacang tanah dan komoditas ubi jalar.
perubahan yang tidak mencolok setiap Komoditas Kacang Tanah. Komoditas
tahunnya dari Tahun 2015-2017 dan hampir kacang tanah merupakan salah satu
setiap tahun menunjukkan nilai LQ kurang komoditas yang diharapkan menjadi
dari satu. kecuali pada tahun 2017 sebesar komoditas basis di masa yang akan datang
2,05 sehingga komoditas jagung pada di Kecamatan Buko Selatan. Nilai rata-rata
Tahun 2017 termasuk dalam komoditas basis. DLQ komoditas ini lebih dari satu, yaitu
Komoditas Ubi Kayu. Komoditas ubi kayu sebesar 4,59.
merupakan salah satu komoditas yang

Tabel 6. Analisis Dynamic Location Quotient Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan di
Kecamatan Buko Selatan, 2015-2017.
Jenis Nilai DLQ
No Jumlah Rata-rata Keterangan
Komoditas 2015 2016 2017
Non Basis di Masa
1 Jagung 0,5 0,52 1,22 2,24 0,33
Mendatang
Kacang
2 2,28 4 7,5 13,78 4,59 Basis di Masa Mendatang
Tanah
Non Basis di Masa
3 Ubi Kayu 0,69 0,87 0,46 2,02 0,67
Mendatang
4 Ubi Jalar 1,64 1 1,55 4,19 1,40 Basis di Masa Mendatang
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah, 2018 (Diolah).

81
Komoditas Ubi Jalar. Komoditas ubi jalar Komoditas Kacang Tanah. Komoditas
merupakan salah satu komoditas yang kacang tanah tidak mengalami perubahan
diharapkan menjadi komoditas basis di peranan, artinya dari komoditas basis pada
masa yang akan datang di Kecamatan Buko saat itu juga tetap akan menjadi komoditas
Selatan. Nilai rata-rata DLQ komoditas ini basis dimasa yang akan datang. Akan
lebih dari satu, yaitu sebesar1,40. tetapi, perubahan basis dimasa yang akan
Adapun untuk komoditas jagung dan datang akan lebih besar dibandingkan
komoditas ubi kayu, merupakan komoditas yang sebelumnya yaitu dari sebesar 2,64
yang tidak diharapkan basis dimasa yang menjadi 4,59.
akan datang dalam perekonomian wilayah Komoditas Ubi Jalar. Komoditas ubi jalar
Kecamatan Buko Selatan. Hal ini tidak mengalami perubahan peranan,
ditunjukkan oleh nilai rata-rata DLQ kedua artinya dari komoditas basis pada saat itu
komoditas tersebut selama Tahun 2015- juga tetap akan menjadi komoditas basis
2017 kurang dari satu. dimasa yang akan datang. Akan tetapi,
perubahan basis dimasa yang akan datang
Komoditas Jagung. Komoditas jagung relatif besar dibandingkan yang sebelumnya
merupakan salah satu komoditas yang tidak yaitu dari sebesar 1,01 menjadi 1,40.
diharapkan menjadi komoditas basis di Adapun untuk komoditas jagung dan
masa yang akan datang di Kecamatan Buko komoditas ubi kayu, merupakan komoditas
Selatan. Nilai rata-rata DLQ komoditas ini yang juga tidak mengalami perubahan
kurang dari satu, yaitu sebesar 0,33. peranan dalam perekonomian wilayah
Komoditas Ubi Kayu. Komoditas ubi kayu Kecamatan Buko Selatan.
merupakan salah satu komoditas yang tidak Komoditas Jagung. Komoditas jagung
diharapkan menjadi komoditas basis di tidak mengalami perubahan peranan,
masa yang akan datang di Kecamatan Buko artinya dari komoditas non basis pada saat
Selatan. Nilai rata-rata DLQ komoditas ini itu juga tetap akan menjadi komoditas non
kurang dari satu, yaitu sebesar 0,67. basis dimasa yang akan datang. Akan tetapi,
Analisis Gabungan LQ dan DLQ perubahan non basis dimasa yang akan
Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan datang lebih besar dibandingkan yang
Kecamatan Buko Selatan. sebelumnya yaitu dari sebesar 0,99 menjadi
0,33.
Hasil gabungan analisis Location
Quotient dan Dynamic Location Quotient Komoditas Ubi Kayu. Komoditas ubi kayu
terhadap perekonomian Kecamatan Buko tidak mengalami perubahan peranan,
Selatan. Terlihat Pada Tabel 7. artinya dari komoditas non basis pada saat
Berdasarkan hasil analisis gabungan itu juga tetap akan menjadi komoditas non
Location Quotient dan Dynamic Location basis dimasa yang akan datang. Akan tetapi,
Quotient dalam Tabel 8, terlihat bahwa dari perubahan non basis dimasa yang akan
empat jenis komoditas sub sektor tanaman mengalami peningkatan dibandingkan
yang sebelumnya yaitu dari sebesar 0,58
pangan di Kecamatan Buko Selatan tidak
menjadi 0,67.
ada yang mengalami perubahan peranan,
atau tetap pada posisi masing-masing Analisis Shift Share Komoditas Sub
peranan. Dua jenis komoditas kacang tanah Sektor Tanaman Pangan di Kecamatan
dan ubi jalar tetap menjadi komoditas basis Buko Selatan. Hasil analisis pertumbuhan
dimasa yang akan datang. Sebaliknya, dua proporsional dan pertumbuhan pangsa
jenis komoditas jagung dan ubi kayu juga wilayah komoditas sub sektor tanaman
tetap menjadi komoditas non dimasa yang pangan di Kecamatan Buko Selatan.
akan datang. Terlihat Pada Tabel 8.

82
Tabel 7. Analisis Gabungan LQ dan DLQ Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan Kecamatan
Buko Selatan, 2015-2017.
Jenis
No Nilai LQ Nilai DLQ Keterangan
Komoditas
1 Jagung 0,99 0,33 Tetap Non Basis di Masa Mendatang
2 Kacang Tanah 2,64 4,59 Tetap Basis di Masa Mendatang
3 Ubi Kayu 0,58 0,67 Tetap Non Basis di Masa Mendatang
4 Ubi Jalar 1,01 1,40 Tetap Basis di Masa Mendatang
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah, 2018 (Diolah).

Tabel 8. Analisis Shift Share Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan di Kecamatan Buko
Selatan,2015-2017.
Jenis
No Ppij Kriteria PPWij Kriteria
Komoditas
1 Jagung 49,5 Cepat 28,89 Berdaya saing
2 Kacang Tanah 6,2 Cepat -31 Tidak berdaya saing
3 Ubi Kayu 120,99 Cepat -317,19 Tidak berdaya saing
4 Ubi Jalar 27,09 Cepat -47,55 Tidak berdaya saing
Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah, 2018 (Diolah).

Berdasarkan hasil analisis Pertumbuhan komoditas yang sama di Kabupaten


Proporsional (PP) dalam Tabel 9, bahwa Banggai Kepulauan.
semua jenis komoditas sub sektor tanaman
pangan di Kecamatan Buko Selatan KESIMPULAN DAN SARAN
memiliki pertumbuhan yang cepat, atau
yang ditunjukkan dengan PP positif. Artinya, Kesimpulan
komoditas sub sektor tanaman pangan Dari hasil analisis Location Quotient
di Kecamatan Buko Selatan memiliki komoditas sub sektor tanaman pangan di
pertumbuhan yang cepat di bandingkan Kecamatan Buko Selatan, terdapat dua jenis
dengan komoditas Sub Sektor tanaman komoditas basis di Kecamatan Buko
pangan di Kabupaten Banggai Kepulauan. Selatan, hal ini ditunjukkan oleh nilai LQ>1
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa yakni, komoditas kacang tanah dengan rata-
Kecamatan Buko Selatan mempunyai satu rata nilai LQ 2,64 dan ubi jalar dengan rata-
jenis komoditas sub sektor tanaman pangan rata LQ 1,01.
yaitu, komoditas jagung yang bernilai PPW Dari hasil analisis Dynamic
positif. Nilai yang positif menunjukkan Location Quotient komoditas sub sektor
tanaman pangan di Kecamatan Buko
bahwa komoditas jagung di Kecamatan
Selatan, terdapat dua jenis komoditas yang
Buko Selatan mempunyai daya saing tinggi diharapkan menjadi basis dimasa yang akan
dibandingkan dengan komoditas jagung di datang di Kecamatan Buko Selatan, hal ini
Kabupaten Banggai Kepulauan. Sebaliknya ditunjukkan oleh nilai DLQ>1 yakni,
Kecamatan Buko Selatan mempunyai tiga komoditas kacang tanah dengan rata-rata
jenis komoditas sub sektor tanaman pangan nilai DLQ 4,59 dan ubi jalar dengan rata-
yaitu, komoditas kacang tanah, ubi kayu rata DLQ 1,40.
dan ubi jalar yang bernilai PPW negatif. Dari hasil analisis gabungan
Nilai yang negatif menunjukkan bahwa Location Quotient dan Dynamic Location
komoditas kacang tanah, ubi kayu, dan ubi Quotient komoditas sub sektor tanaman
jalar di Kecamatan Buko Selatan mempunyai pangan di Kecamatan Buko Selatan, tidak
daya saing rendah dibandingkan dengan ada yang mengalami perubahan peranan,
83
atau tetap pada posisi masing-masing bernilai PPW negatif. Nilai yang negatif
peranan. Komoditas kacang tanah dan ubi menunjukkan bahwa komoditas kacang
jalar tetap menjadi komoditas basis dimasa tanah, ubi kayu, dan ubi jalar di Kecamatan
sekarang dan masa yang akan datang. Buko Selatan mempunyai daya saing rendah
Sebaliknya, komoditas jagung dan ubi kayu dibandingkan dengan komoditas yang sama
juga tetap menjadi komoditas non dimasa di Kabupaten Banggai Kepulauan.
sekarang dan masa yang akan datang.
Berdasarkan hasil analisis Pertumbuhan Saran
Proporsional (PP), bahwa semua jenis Bagi pengambil strategi kebijakan
komoditas sub sektor tanaman pangan di pembangunan pertanian di Kecamatan Buko
Kecamatan Buko Selatan memiliki Selatan diharapkan agar lebih mengutamakan
pertumbuhan yang cepat, atau yang perannya dalam peningkatan produktivitas
ditunjukkan dengan PP positif. Artinya, dan perluasan areal lahan pertanian
komoditas sub sektor tanaman pangan di khususnya sub sektor tanaman pangan
Kecamatan Buko Selatan memiliki dengan memberikan fasilitas untuk
pertumbuhan yang cepat di bandingkan pengembangan hasil pertanian. Agar
dengan komoditas Sub Sektor tanaman meningkatkan perekonomian Kecamatan
pangan di Kabupaten Banggai Kepulauan. Buko Selatan sehingga dapat memberikan
Sedangkan Pertumbuhan Pangsa Wilayah kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
(PPW) bahwa komoditas jagung yang Kabupaten Banggai Kepulauan.
bernilai PPW positif. Nilai yang positif Penelitian ini masih terbatas pada
menunjukkan bahwa komoditas jagung tahap komoditas sub sektor tanaman
di Kecamatan Buko Selatan mempunyai pangan, kepada peneliti-peneliti selanjutnya
daya saing tinggi dibandingkan dengan agar melanjutkan penelitian ini pada
komoditas jagung di Kabupaten Banggai tahapan sub sektor pertanian, sektor
Kepulauan. Sebaliknya, komoditas kacang pertanian, kehutanan, dan peternakan serta
tanah, ubi kayu dan ubi jalar yang sektor ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, 2018. Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam
Angka 2018. BPS Provinsi Sulawesi Tengah. Sul-Teng.

Daryanto, Arief dan Yundy Hafizrianda. 2010. Model-Model Kuantitatif Untuk Perencanaan
Pembangunan Ekonomi Daerah. Bogor : IPB Press

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi tengah, 2018. Laporan Tahunan Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Tengah 2017. Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Provinsi Sulawesi tengah. Provinsi Sulawesi tengah.

Muslihat E. J dan Saridewi T.R. 2007. Kajian Aspek Ekonomi Komoditas Unggulan di Kecamatan
Caringin Kabupaten Sukabumi. Jurnal Penyuluhan Pertanian. Vol. 2, No. 1. Hal: 6-15

Oktavia, Zalika, et all. 2015. Sektor Pertanian Unggulan Di Sumatera Selatan. Jurnal Agraris. Vol
1 No 2. Hal: 62-69

Safrizal, Alvian dan Osmar Shalih. 2013. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) Dalam
Penentuan Komoditas Palawija Unggulan Pada Provinsi Termuda NKRI: Sulawesi
Barat.(Diakses 7 Maret 2016)

Saharudin, S., 2006. Analisis Ekonomi Regional Sulawesi Selatan. Jurnal Widyaswara Vol 3 No.1.
Hal:11-24. BPSDM. Sulawesi Selatan.

84
Syahfrizal. 1997. Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah Indonesia
Bagian Barat. LP3ES, Prisma, No. 3 (3): Hal. 27-36.

Syam, H., dan Ma’arif, M.S. (2004). Kajian Perlunya Kebijakan Pengembangan Agroindustri
Sebagai Leading Sector. Jurnal Agrimedia, No. 9 (1): Hal. 32-39.

Todaro, M. P. dan S. C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jilid 1. Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Widodo, T., 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah).
UPPSTIM YKPN. Yogyakarta

85

You might also like