Analisis Komoditas Basis Sub Sektor Tanaman Pangan Di Kecamatan Buko Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan
Analisis Komoditas Basis Sub Sektor Tanaman Pangan Di Kecamatan Buko Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan
Analisis Komoditas Basis Sub Sektor Tanaman Pangan Di Kecamatan Buko Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan
Analysis of Basis Commodities of Food Crop Sub Sector In Buko South Sub-District
of Banggai Islands District
1)
Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
Email : [email protected]
ABSTRACT
The purposes of this study were to identifying basis and non basis commodities in food
crop sub-sectors in South Buko sub-district; to identifying changes in the role of basis and non basis
commodities in food crop sub-sectors in South Buko sub-district; and to identifying the growth and
competitiveness of commodities in food crop sub-sector in South Buko District. Data were
analyzed using Location Quotient, Dynamic Location Quotient and Shift Share analysis. There
were two types of basis commodities i.e. peanuts and sweet potatoes with an average LQ values of
2.64 and 1.01, respectively. Similarly, the two commodities were also expected to be the basis
commodities for the future with the average values of DLQ were 4.59 and 1.40, respectively. The
combined analysis of Location Quotient and Dynamic Location Quotient shows that both
commodities will remain the basis crops for the present and the future whereas corn and cassava
will remain non-basis commodities. The proportional growth of all food crops sub-sector
commodities are positive as well as the regional share growth of corn. On the contrary peanuts,
cassava and sweet potatoes are negative.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk: a). mengetahui komoditas basis dan non basis sub
sektor tanaman pangan di Kecamatan Buko Selatan. b). mengetahui perubahan peranan komoditas
basis dan non basis sub sektor tanaman pangan di Kecamatan Buko Selatan dan c). mengetahui
pertumbuhan dan daya saing komoditas sub sektor tanaman pangan di Kecamatan Buko Selatan.
Metode penelitian antara lain: Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah a).
analisis Location Quotient. b). analisis Dynamic Location Quotient dan c). analisis Shift Share.
Hasil Analisis a). analisis Location Quotient terdapat dua jenis komoditas basis yakni, komoditas
kacang tanah dengan rata-rata nilai LQ 2,64 dan ubi jalar dengan rata-rata LQ 1,01. b). Analisis
Dynamic Location Quotient terdapat dua jenis komoditas yang diharapkan menjadi basis dimasa
yang akan datang yakni, komoditas kacang tanah dengan rata-rata nilai DLQ 4,59 dan ubi jalar
dengan rata-rata DLQ 1,40. c). analisis gabungan Location Quotient dan Dynamic Location
Quotient bahwa komoditas kacang tanah dan ubi jalar tetap menjadi komoditas basis dimasa
sekarang dan masa yang akan datang. Sebaliknya, komoditas jagung dan ubi kayu juga tetap
menjadi komoditas non basis dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Hasil analisis Shift
Share adalah: a). pertumbuhan proporsional (PP) bahwa semua komoditas sub sektor tanaman
pangan bernilai PP positif. b). Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) bahwa komoditas jagung
bernilai PPW positif. Sebaliknya, komoditas komoditas kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar
bernilai PPW negatif.
76
PENDAHULUAN suatu daerah dari tahun ke tahun secara
beruntun (time series). Analisis secara
Setiap Negara menginginkan keseluruhan akan mengetahui sektor basis
perekonomian yang maju untuk meningkatkan perekonomian masa lalu dan kemudian
pendapatan serta kesejahteraan rakyat. dapat dipergunakan sebagai bahan atau
Oleh karena itu sangat penting dilakukan dasar pertimbangan dalam membuat
pembangunan ekonomi guna mencapai perencanaan pembangunan secara makro
tujuan tersebut. Pembangunan ekonomi yang lebih baik dimasa yang akan datang
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup, (Syafrizal, 1997).
kecerdasan, kesejahteraan masyarakat Sub sektor tanaman pangan salah
satu sub sektor perekonomian di Kecamatan
serta sebagai landasan yang kuat untuk Buko Selatan, pada setiap periode sub
pembangunan selanjutnya. Kegiatan stabilisasi sektor ini selalu menghasilakn produksi, ini
perlu dilakukan agar pembangunan perekonomian menjadi gambaran bahwa Kecamatan Buko
suatu Negara akan lebih meningkat (maju). Selatan termasuk daerah agribisnis yang
Secara tradisional peranan pertanian cukup potensial. Berikut adalah data jenis
dalam pembangunan ekonomi hanya komoditas, luas panen, produksi, dan
dipandang pasif dan sebagai unsur produktivitas tanaman pangan di
penunjang semata. Peran utama pertanian Kecamatan Buko Selatan dalam angka
hanya dianggap sebagai sumber tenaga 2017. Terlihat Pada Tabel 1.
kerja dan bahan-bahan pangan yang murah Tabel 1. Menujukkan bahwa
demi berkembangnya sektor industri yang terdapat empat komoditas yang mempunyai
dinobatkan sebagai “sektor unggulan” peluang untuk memberikan nilai tambah
dinamis dalam strategi pembangunan terhadap perekonomian Kecamatan Buko
ekonomi secara keseluruhan. Perlahan Selatan, adapun komoditas yang memiliki
mulai disadari bahwa daerah pedesaan pada produktivitas terendah adalah jagung (1,33)
umumnya dan sektor pertanian pada tetapi memiliki luas panen tertinggi dan tiga
khususnya ternyata tidak bersifat pasif, diantaranya menghasilkan produktivitas
tetapi jauh lebih penting dari sekedar yang tinggi yaitu ubi jalar (7,73), ubi kayu
penunjang ekonomi secara keseluruhan (5,25) dan kacang tanah (5,18) tetapi
(Todaro dan Smith, 2003). memiliki luas panen yang rendah.
Upaya mencapai tujuan Mengingat lahan yang tidak di usahakan
pembangunan pertanian dan pertumbuhan sebanyak 130 Ha, maka untuk mengatasi
ekonomi harus dilakukan mulai dari hal tersebut diperlukan peningkatan hasil
pertanian melalui ekstensifikasi dan
wilayah terkecil di setiap daerah. Dalam hal intensifikasi pertanian dengan harapan dari
ini pemerintah daerah haruslah terlebih hasil yang diperoleh dapat memenuhi
dahulu mengetahui komoditas unggulan di kebutuhan masyarakat Kecamatan Buko
daerahnya. Komoditas unggulan diharapkan Selatan dan lebihnya dipasarkan kewilayah
mampu bersaing secara berkelanjutan lain, sehingga dapat memberikan kontribusi
dengan komoditas yang sama dari wilayah terhadap pertumbuhan ekonomi di
lain baik di pasar lokal, nasional maupun Kabupaten Banggai Kepulauan.
global. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk melihat keunggulan suatu L.
komoditas adalah berdasarkan keunggulan Jenis Produksi Produktivitas
Panen
Komoditas (Ton) (Ton/Ha)
komparatif (Nugroho dalam Muslihat dan (Ha)
Saridewi, 2007). Jagung 64 85 1,33
Kriteria keberhasilan pembangunan Kacang
suatu daerah dapat diikuti dengan Tanah 17 88 5,18
Ubi Kayu 8 42 5,25
menggunakan berbagai macam metode, dan
yang paling umum serta paling banyak Ubi Jalar 3 23,2 7,73
digunakan adalah dengan menganalisis Total 92 238,2 19,49
struktur dan perkembangan produksi dan Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Tengah, 2018.
77
Upaya dalam peningkatkan penghasil komoditi ubi banggai. Waktu
perekonomian di Kabupaten Banggai penelitian kurang lebih selama 3 Bulan
Kepulauan, maka pemanfaatan komoditas yaitu mulai dari Bulan Juli 2018 sampai
basis disetiap wilayah kecamatan perlu dengan Bulan September 2018.
dilakukan dan melihat komoditas basis yang Jenis data yang digunakan dalam
mengalami perubahan peran di masa penelitian ini adalah data sekunder, meliputi
mendatang, namun belum ada suatu acuan data runtun waktu (Time Series) produksi
yang akurat dari pemerintah untuk komoditas tanaman pangan dari tahun
menentukan kebijakan yang sesuai dengan (2015-2017). Data sekunder diambil dari
komoditas basis sektor pertanian dan Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah
dikembangkan pada suatu wilayah yang dengan jumlah responden 1 orang staf
memiliki pertumbuhan dan daya saing yang kantor, dan BPS Provinsi Sulawesi Tengah
baik, sehingga memberikan nilai tambah dengan jumlah responden 1 orang staf
yang memadai dan memberikan kontribusi kantor, Dinas terkait serta instansi
yang tinggi bagi pertumbuhan ekonomi pemerintah terkait dan berbagai literatur
Kabupaten Banggai Kepulauan. Penelitian sebagai bahan pendukung dalam
ini penting untuk dilaksanakan, karena penyusunan hasil penelitian.
bermanfaat dalam mengembangkan perumusan Penelitian ini menggunakan Indeks
strategi kebijakan terkait aspek-aspek Location Quotient yaitu metode untuk
(komponen) potensi wilayah yang berpengaruh menganalisis komoditas unggulan yang
untuk pengembangan komoditas basis sub mempunyai beberapa kelebihan yaitu,
sektor tanaman pangan. Harapannya agar
penerapannya yang sederhana, mudah, tidak
Pemerintah Daerah dapat memberikan
memerlukan program pengolahan data yang
fasilitas untuk pengembangan hasil
rumit. Keterbatasan metode LQ antara lain
pertanian basis. Tujuan dari penelitian ini
diperlukan akurasi data untuk mendapatkan
adalah untuk mengetahui komoditas basis
hasil yang akurat (Safrizal dan Shalih,
dan non basis sub sektor tanaman pangan di
Kecamatan Buko Selatan. Untuk 2013). Analisis Location Quotient (LQ)
mengetahui perubahan peranankomoditas digunakan untuk menentukan komoditas
basis dan non basis sub sektor tanaman basis dan non basis dalam perekonomian
pangan di masa yang akan datangdi wilayah Kecamatan Buko Selatan
Kecamatan Buko Selatan. Untuk (modifikasi dari Daryanto dan Hafizrianda,
mengetahui pertumbuhan dan daya saing 2010). Menurut Widodo (2006) teknik LQ
komoditas sub sektor tanaman pangan di dibedakan menjadi dua yaitu LQ statis
Kecamatan Buko Selatan. (static Location Quotient, SLQ) dan LQ
dinamis (Dynamic Location Quotient,
METODE PENELITAN DLQ). Analisis Dynamic Location Quotient
digunakan untuk menentukan komoditas
Jenis penelitian ini adalah penelitian basis dan non basis dimasa yang akan
deskriptif analisis yakni suatu penelitian dating dalam perekonomian wilayah
yang bertujuan untuk memberikan Kecamatan Buko Selatan (modifikasi dari
gambaran tentang komoditas basis sub Saharudin, 2006). Analisis gabungan
sektor tanaman pangan. Location Quotient dan Dynamic Location
Penelitian ini dilakukan di Quotient digunakan untuk mengetahui
Kecamatan Buko Selatan Kabupaten komoditas yang mengalami perubahan
Banggai Kepulauan dengan pertimbangan peranan dimasa yang akan datang dalam
bahwa, selain Kabupaten Banggai perekonomian wilayah Kecamatan Buko
Kepulauan sebagai Kabupaten pemekaran Selatan. Analisis shift share digunakan
dari Kabupaten Banggai. Kabupaten ini untuk menganilis perubahan ekonomi suatu
juga memiliki ciri spesifik yaitu daerah wilayah dengan menjelaskan pertumbuhan
78
persektor (Oktavia, dkk. 2015). Analisis kemempuan berproduksi dari setiap
Shift Share digunakan untuk mengetahui lapangan usaha.
Pertumbuhan Proporsional (PP) dan Selama 3 tahun terakhir (2015-2017)
Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) struktur perekonomian kabupaten banggai
dalam perekonomian wilayah Kecamatan kepulauan didominasi oleh lima kategori
Buko Selatan. lapangan usaha, diantaranya; pertanian,
kehutanan, dan perikanan; perdagangan
HASIL DAN PEMBAHASAN besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda
motor; jasa pendidikan; administrasi
Gambaran Umum Kecamatan Buko pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial
Selatan. Kecamatan Buko Selatan wajib; dan transportasi dan pergudangan.
merupakan salah satu kecamatan dari Hal ini dapat dilihat dari peranan masing-
Kabupaten Banggai Kepulauan yang masing lapangan usaha terhadap
terletak dibagian barat Pulau Peling dengan pembentukan PDRB Kabupaten Banggai
topografinya berbentuk dataran dan Kepulauan.
memiliki wilayah seluas 187,32 km2. Peranan terbesar dalam pembentukan
Kecamatan Buko Selatan memiliki batas- PDRB Kabupaten Banggai Kepulauan pada
batas wilayah sebagai berikut: Tahun 2017 dihasilkan olah lapangan usaha
Pertanian, Kehutanan, dan perikanan, yaitu
Sebelah Utara berbatasan dengan mencapai 48,80 persen (angka ini menurun
Kecamatan Buko dari 50,05 persen di Tahun 2015).
Sebelah Selatan berbatasan dengan Selanjutnya lapangan usaha perdagangan
Teluk Tolo besar dan eceran; reparasi dan sepeda motor
Sebelah Timur berbatasan dengan sebesar 19,19 persen (naik dari 19,10 persen
di Tahun 2015), disusul oleh lapangan
Kecamatan Bulagi Selatan
usaha jasa pendidikan sebesar 5,76 persen
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat (naik dari 5,63 persen di Tahun 2015).
Peli Berikutnya lapangan usaha administrasi
pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial
wajib sebesar 5,55 persen (naik dari 5,30
persen di Tahun 2015) dan lapangan usaha
Transportasi dan pergudangan sebesar 3,10
persen. Terlihat Pada Tabel 4.
Di antara kelima lapangan usaha
diatas, Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dan
Jasa Pendidikan adalah kategori yang
mengalami peningkatan peranan.
Sebaliknya, Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan peranannya berangsur-angsur
menurun. Sedangkan dua lapangan usaha
yang lainnya, peranannya berfluktuasi
namun cenderung naik. Sementara itu,
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian peranan lapangan usaha lainnya, masing-
masing kurang dari 3 persen.
Keadaan Perekonomian. Besarnya
Analisis Location Quotient Komoditas
peranan berbagai lapangan usaha ekonomi
dalam memproduksi barang dan jasa sangat Sub Sektor Tanaman Pangan di
menentukan struktur ekonomi suatu daerah. Kecamatan Buko Selatan. Adapun hasil
Struktur ekonomi yang terbentuk dari nilai dari analisis metode Location Quotient
tambah yang diciptakan dari setiap (LQ) terhadap komoditas sub sektor
lapangan usaha menggambarkan seberapa tanaman pangan di Kecamatan Buko
besar ketergantungan suatu daerah terhadap Selatan. Terlihat Pada Tabel 5.
79
Tabel 4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Banggai Kepulauan 2015-2017
No Lapangan Usaha 2015 2016 2017
1. Pertanian, Kehutanan, dan Peternakan 50,05 49,1 48,8
2. Pertambangan dan Penggalian 0,89 0,95 0,98
3. Industri Pengolahan 2,52 2,52 2,52
4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,01 0,01 0,01
5. Pengadaan Air, Pengelolahan Sampah,
0,11 0,11 0,11
Limbah dan Daur Ulang
6. Konstruksi 2,5 2,51 2,6
7. Perdagangan Besar dan Eceran;
19,1 19,35 19,19
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8. Transportasi dan Pergudangan 3,13 3,14 3,1
9. Penyediaan Akomodasi dan
0,41 0,41 0,41
Makan Minum
10. Informasi dan Komunikasi 3 3 2,97
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 1,83 2,12 2,29
12. Real Estate 1,82 1,77 1,71
13. Jasa Perusahaan 0,09 0,09 0,08
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan 5,3 5,37 5,55
Sosial Wajib
15. Jasa Pendidikan 5,63 5,7 5,76
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
2,26 2,35 2,44
Sosial
17. Jasa Lainnya 1,37 1,46 1,47
Produk Domestik Regional Bruto 100 100 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, 2018.
Tabel 5. Analisis Location Quotient Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan di Kecamatan Buko
Selatan 2015-2017
Jenis Nilai LQ
No Jumlah Rata-rata Keterangan
Komoditas 2015 2016 2017
1 Jagung 0,16 0,76 2,05 2,97 0,99 Non Basis
2 Kacang Tanah 1,47 2,85 3,6 7,92 2,64 Basis
3 Ubi Kayu 0,95 0,45 0,34 1,74 0,58 Non Basis
4 Ubi Jalar 0,9 1,12 1 3,02 1,01 Basis
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah, 2018 (Diolah).
Tabel 6. Analisis Dynamic Location Quotient Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan di
Kecamatan Buko Selatan, 2015-2017.
Jenis Nilai DLQ
No Jumlah Rata-rata Keterangan
Komoditas 2015 2016 2017
Non Basis di Masa
1 Jagung 0,5 0,52 1,22 2,24 0,33
Mendatang
Kacang
2 2,28 4 7,5 13,78 4,59 Basis di Masa Mendatang
Tanah
Non Basis di Masa
3 Ubi Kayu 0,69 0,87 0,46 2,02 0,67
Mendatang
4 Ubi Jalar 1,64 1 1,55 4,19 1,40 Basis di Masa Mendatang
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah, 2018 (Diolah).
81
Komoditas Ubi Jalar. Komoditas ubi jalar Komoditas Kacang Tanah. Komoditas
merupakan salah satu komoditas yang kacang tanah tidak mengalami perubahan
diharapkan menjadi komoditas basis di peranan, artinya dari komoditas basis pada
masa yang akan datang di Kecamatan Buko saat itu juga tetap akan menjadi komoditas
Selatan. Nilai rata-rata DLQ komoditas ini basis dimasa yang akan datang. Akan
lebih dari satu, yaitu sebesar1,40. tetapi, perubahan basis dimasa yang akan
Adapun untuk komoditas jagung dan datang akan lebih besar dibandingkan
komoditas ubi kayu, merupakan komoditas yang sebelumnya yaitu dari sebesar 2,64
yang tidak diharapkan basis dimasa yang menjadi 4,59.
akan datang dalam perekonomian wilayah Komoditas Ubi Jalar. Komoditas ubi jalar
Kecamatan Buko Selatan. Hal ini tidak mengalami perubahan peranan,
ditunjukkan oleh nilai rata-rata DLQ kedua artinya dari komoditas basis pada saat itu
komoditas tersebut selama Tahun 2015- juga tetap akan menjadi komoditas basis
2017 kurang dari satu. dimasa yang akan datang. Akan tetapi,
perubahan basis dimasa yang akan datang
Komoditas Jagung. Komoditas jagung relatif besar dibandingkan yang sebelumnya
merupakan salah satu komoditas yang tidak yaitu dari sebesar 1,01 menjadi 1,40.
diharapkan menjadi komoditas basis di Adapun untuk komoditas jagung dan
masa yang akan datang di Kecamatan Buko komoditas ubi kayu, merupakan komoditas
Selatan. Nilai rata-rata DLQ komoditas ini yang juga tidak mengalami perubahan
kurang dari satu, yaitu sebesar 0,33. peranan dalam perekonomian wilayah
Komoditas Ubi Kayu. Komoditas ubi kayu Kecamatan Buko Selatan.
merupakan salah satu komoditas yang tidak Komoditas Jagung. Komoditas jagung
diharapkan menjadi komoditas basis di tidak mengalami perubahan peranan,
masa yang akan datang di Kecamatan Buko artinya dari komoditas non basis pada saat
Selatan. Nilai rata-rata DLQ komoditas ini itu juga tetap akan menjadi komoditas non
kurang dari satu, yaitu sebesar 0,67. basis dimasa yang akan datang. Akan tetapi,
Analisis Gabungan LQ dan DLQ perubahan non basis dimasa yang akan
Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan datang lebih besar dibandingkan yang
Kecamatan Buko Selatan. sebelumnya yaitu dari sebesar 0,99 menjadi
0,33.
Hasil gabungan analisis Location
Quotient dan Dynamic Location Quotient Komoditas Ubi Kayu. Komoditas ubi kayu
terhadap perekonomian Kecamatan Buko tidak mengalami perubahan peranan,
Selatan. Terlihat Pada Tabel 7. artinya dari komoditas non basis pada saat
Berdasarkan hasil analisis gabungan itu juga tetap akan menjadi komoditas non
Location Quotient dan Dynamic Location basis dimasa yang akan datang. Akan tetapi,
Quotient dalam Tabel 8, terlihat bahwa dari perubahan non basis dimasa yang akan
empat jenis komoditas sub sektor tanaman mengalami peningkatan dibandingkan
yang sebelumnya yaitu dari sebesar 0,58
pangan di Kecamatan Buko Selatan tidak
menjadi 0,67.
ada yang mengalami perubahan peranan,
atau tetap pada posisi masing-masing Analisis Shift Share Komoditas Sub
peranan. Dua jenis komoditas kacang tanah Sektor Tanaman Pangan di Kecamatan
dan ubi jalar tetap menjadi komoditas basis Buko Selatan. Hasil analisis pertumbuhan
dimasa yang akan datang. Sebaliknya, dua proporsional dan pertumbuhan pangsa
jenis komoditas jagung dan ubi kayu juga wilayah komoditas sub sektor tanaman
tetap menjadi komoditas non dimasa yang pangan di Kecamatan Buko Selatan.
akan datang. Terlihat Pada Tabel 8.
82
Tabel 7. Analisis Gabungan LQ dan DLQ Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan Kecamatan
Buko Selatan, 2015-2017.
Jenis
No Nilai LQ Nilai DLQ Keterangan
Komoditas
1 Jagung 0,99 0,33 Tetap Non Basis di Masa Mendatang
2 Kacang Tanah 2,64 4,59 Tetap Basis di Masa Mendatang
3 Ubi Kayu 0,58 0,67 Tetap Non Basis di Masa Mendatang
4 Ubi Jalar 1,01 1,40 Tetap Basis di Masa Mendatang
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah, 2018 (Diolah).
Tabel 8. Analisis Shift Share Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan di Kecamatan Buko
Selatan,2015-2017.
Jenis
No Ppij Kriteria PPWij Kriteria
Komoditas
1 Jagung 49,5 Cepat 28,89 Berdaya saing
2 Kacang Tanah 6,2 Cepat -31 Tidak berdaya saing
3 Ubi Kayu 120,99 Cepat -317,19 Tidak berdaya saing
4 Ubi Jalar 27,09 Cepat -47,55 Tidak berdaya saing
Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah, 2018 (Diolah).
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, 2018. Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam
Angka 2018. BPS Provinsi Sulawesi Tengah. Sul-Teng.
Daryanto, Arief dan Yundy Hafizrianda. 2010. Model-Model Kuantitatif Untuk Perencanaan
Pembangunan Ekonomi Daerah. Bogor : IPB Press
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi tengah, 2018. Laporan Tahunan Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Tengah 2017. Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Provinsi Sulawesi tengah. Provinsi Sulawesi tengah.
Muslihat E. J dan Saridewi T.R. 2007. Kajian Aspek Ekonomi Komoditas Unggulan di Kecamatan
Caringin Kabupaten Sukabumi. Jurnal Penyuluhan Pertanian. Vol. 2, No. 1. Hal: 6-15
Oktavia, Zalika, et all. 2015. Sektor Pertanian Unggulan Di Sumatera Selatan. Jurnal Agraris. Vol
1 No 2. Hal: 62-69
Safrizal, Alvian dan Osmar Shalih. 2013. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) Dalam
Penentuan Komoditas Palawija Unggulan Pada Provinsi Termuda NKRI: Sulawesi
Barat.(Diakses 7 Maret 2016)
Saharudin, S., 2006. Analisis Ekonomi Regional Sulawesi Selatan. Jurnal Widyaswara Vol 3 No.1.
Hal:11-24. BPSDM. Sulawesi Selatan.
84
Syahfrizal. 1997. Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah Indonesia
Bagian Barat. LP3ES, Prisma, No. 3 (3): Hal. 27-36.
Syam, H., dan Ma’arif, M.S. (2004). Kajian Perlunya Kebijakan Pengembangan Agroindustri
Sebagai Leading Sector. Jurnal Agrimedia, No. 9 (1): Hal. 32-39.
Todaro, M. P. dan S. C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jilid 1. Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Widodo, T., 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah).
UPPSTIM YKPN. Yogyakarta
85