1251-2829-1-PBJurnal V3-2
1251-2829-1-PBJurnal V3-2
1251-2829-1-PBJurnal V3-2
A b s t r a ct
Increasing demand for Mitsubishi Fuso FN 527 220 PS trucks will demand increased production
of Mitsubishi PS 220 radiators at PT. Anugerah Aneka Industri. In making tank components
through 2 processes, namely the press tank and tank assy. Making core components through 3
processes namely core assy, oven and end plate installing. Making end plate components through
1 process, namely the press end plate. Making side plate components through 4 processes, namely
punch, shering, bending and spot. Then the components are assembled through 5 processes,
namely tanks installing, installing side plates, leaks, painting, and packaging.
The purpose of this research is to get a standard working time and line balancing to provide
additional information on the process of making Mitsubishi PS 220 radiator products so that it is
easy to determine production work against consumer demand. Standard time is measured using
the stop hour method, while line balancing uses the Ranked Positional Weight (RPW) method.
Standard time and line balancing data is processed using Microsoft Excel 2016 software.
Finally from the results processing of standard time data and line balancing obtained the number
of efficient workstations is 8 workstations, idle time 10.8 minutes, balance free time (balance
delay) 12.36%, efficiency of production lines (line efficiency) 87.64%.
Key words : Workstation, Waktu Baku, Jam Henti, Line Balancing, Ranked Positional Weight
(RPW).
PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya perindustrian di Indonesia membuat banyaknya permintaan alat
transportasi untuk membawa produk ke berbagai kota maupun daerah di Indonesia. Salah satu alat
transportasi yang digunakan untuk membawa produk adalah truk Mitsubishi Fuso FN 527 220 PS
atau disingkat dengan Mitsubishi PS 220 yang dilengkapi dengan radiator untuk pendinginan
mesin. Banyaknya permintaan akan truk Mitsubishi Fuso FN 527 220 PS menyebabkan
meningkatnya permintaan akan radiator. Perusahaan pembuat radiator di tuntut dalam
meningkatkan sumber daya yang tersedia seoptimal mungkin untuk menghasilkan tingkat produk
semaksimal mungkin dari segi kuantitas tanpa mengurangi kualitas produk sedikitpun.
PT. Anugerah Aneka Industri (PT. AAI) adalah salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang radiator otomotif dan non otomotif. Salah satu produk yang ditawarkan adalah radiator truk
tipe Mitsubishi PS 220. Radiator truk tipe Mitsubishi PS 120 terdiri dari komponen tank, core, end
plate dan side plate. Pembuatan komponen tank melalui 2 proses yaitu press tank dan tank assy.
Pembuatan komponen core melalui 3 proses yaitu rakit core, oven dan pasang end plate.
Pembuatan komponen end plate melalui 1 proses yaitu press end plate. Pembuatan komponen side
plate melalui 4 proses yaitu punch, shering, bending dan spot. Lalu komponen-komponen tersebut
dirakit melalui 5 proses yaitu pasang tank, pasang side plate, leaktest, painting, dan packaging.
Namun semakin meningkatnya permintaan akan radiator truk tipe Mitsubishi PS 220 dan
tidak adanya informasi waktu baku pembuatan radiator Mitsubishi PS 220, menyebabkan beberapa
kendala dalam perencanaan target produksi. Tidak samanya waktu pengerjaan dalam setiap proses
menyebabkan tidak seimbangnya proses pembuatan radiator. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, proses produksi yang berlangsung pada pembuatan radiator Mitsubishi PS 220 belum
berjalan dengan baik sehinga menyebabkan ketidakseimbangan lintasan.
Ketidakseimbangan lintasan dalam kegiatan produksi dapat dilihat dari menganggurnya
beberapa stasiun kerja, sedangkan di stasiun kerja lainnya tetap bekerja secara penuh. Hal ini
disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan oleh suatu stasiun kerja untuk menyelsaikan pekerjaan
lebih dari kecepatan lintasan yang telah ditentukan. Kecepatan lintasan tersebut ditentukan dari
tinkat kapasitas, permintaan, serta waktu operasi terpanjang (Kusuma, 2007).
Oleh karena itu, proses penyeimbangan lintasan (line balancing) perlu dilakukan untuk
menciptakan keseimbangan dari jalur produksi sehingga proses produksi akan berjalan lancar.
Penyeimbangan lintasan (line balancing) merupakan konsep memilah atau mengelompokkan tugas
produksi ke dalam beberapa stasiun kerja, agar tercipta suatu arus produksi yang mulus. Dan
perbedaan skill operator pun menjadi salah satu faktor dalam kecepatan maupun hasil dari suatu
produk dan tidak adanya peta proses operasi membuat kurangnya informasi dalam proses produksi
sehingga terjadinya miskomunikasi.
Perusahaan dituntut agar bisa memberikan informasi yang lebih cepat dalam menangani
permintaan konsumen. Hal ini agar lebih mudah dalam memberikan informasi kepada kosumen
serta memudahkan proses perencanaan target produksi. Dengan adanya standar penetapan
informasi waktu baku, penyeimbangan lintasan dan peta proses operasi, maka secara teknis dapat
membantu mengetahui secara tepat estimasi waktu pembuatan radiator tersebut.
METODE PENELITIAN
Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka identifikasi masalah penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Tidak adanya standar waktu pengerjaan yang dibakukan dalam proses pembuatan radiator
pada setiap workstation.
2. Terjadinya ketidakseimbangan dalam proses pembuatan radiator yang menyebabkan waktu
pengerjaan lebih lama dari elemen kerja lainnya.
3. Tidak efisiensinya lintasan pada proses pembuatan radiator Mitsubishi PS 220.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai adalah:
1. Mengetahui waktu baku proses pembuatan radiator Mitsubishi PS 220.
2. Mengetahui workstation mana yang menyebabkan ketidakseimbangan waktu proses
pengerjaan lebih lama dari workstation lainnya.
3. Mengetahui lintasan yang efisien pada proses pembuatan radiator Mitsubishi PS 220.
Teknik Pengumpulan Data
Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan dan pengumpulan data secara langsung di
perusahaan yang bersangkutan. Alat yang digunakan untuk pengukuran adalah jam henti
(stopwatch).
2. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan data berdasarkan dari referensi
atau literatur yang berhubungan dengan bahasan masalah.
3. Wawancara
Dalam metode ini pengumpulan data diperoleh lewat tanya jawab secara langsung kepada
pihak perusahaan yang terkait.
Teknik Analisis
Dalam penyusunan laporan ini digunakan metode pengolahan dan analisa datanya adalah sebagai
berikut:
1. Menghitung waktu rata-rata
∑
̅
BKA = ̅ + 3Sd
BKB = ̅ - 3Sd
3. Melakukan uji kecukupan data
√ ∑ ∑
[ ]
∑
(2.12)
Sample WS 1 WS 3 WS 4 WS 5 WS 6 WS 7
WS 2 WS 8
(Rakit (Press (Pasang (Press (Tank (Pasang
(Oven) (Punch)
Core) EP) EP) Tank) Assy) Tank)
Sample WS WS 12
WS 9 WS 10 WS 13 WS 14 WS 15
11 (Pasang
(Shering) (Bending) (Leaktest) (Painting) (Packaging)
(Spot) SP)
Waktu Waktu
Workstation
(detik) (menit)
1 559,9 9,3
2 378,7 6,3
3 264,9 4,4
4 292,0 4,9
5 303,0 5,0
6 358,6 6,0
7 327,5 5,5
8 358,6 6,0
9 113,4 1,9
10 127,1 2,1
11 198,4 3,3
12 274,8 4,6
13 258,5 4,3
14 655,7 10,9
15 126,1 2,1
12,0 10,9
9,3
10,0
Waktu (menit)
Precedence Diagram
Precedence diagram dibuat berdasarkan peta proses operasi pada gambar 2
Pendahulu Pengikut
∑
WS Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 9,3 6,3 4,4 4,9 5,0 6,0 5,5 6,0 1,9 2,1 3,3 4,6 4,3 10,9 2,1 76,6
2 6,3 4,9 5,5 4,6 4,3 10,9 2,1 38,6
3 4,4 4,9 5,5 4,6 4,3 10,9 2,1 36,7
4 4,9 5,5 4,6 4,3 10,9 2,1 32,2
5 5,0 5,5 4,6 4,3 10,9 2,1 32,4
6 6,0 5,5 4,6 4,3 10,9 2,1 33,4
7 5,5 4,6 4,3 10,9 2,1 27,4
8 6,0 1,9 2,1 3,3 4,6 4,3 10,9 2,1 35,2
9 1,9 2,1 3,3 4,6 4,3 10,9 2,1 29,2
10 2,1 4,6 4,3 10,9 2,1 24,0
11 3,3 4,6 4,3 10,9 2,1 25,2
12 4,6 4,3 10,9 2,1 21,9
13 4,3 10,9 2,1 17,3
14 10,9 2,1 13,0
15 2,1 2,1
Berdasarkan perhitungan bobot diatas diperoleh waktu proses workstation terbesar adalah pada
workstation 14 yaitu 10,9 menit.
1 1 9,3
2
2 10,7
3
8
3 9 10,0
10
6
4 9,3
11
4
5 9,9
5
7
6 10,0
12
13
7 6,4
15
8 14 10,9
∑ 76,6
Stasiun Waktu
Idle
Kerja Kumulatif
1 9,3 1,6
2 6,3 4,6
3 4,4 6,5
4 4,9 6,1
5 5,0 5,9
6 6,0 5,0
7 5,5 5,5
8 6,0 5,0
9 1,9 9,0
10 2,1 8,8
11 3,3 7,6
12 4,6 6,3
13 4,3 6,6
14 10,9 0,0
15 2,1 8,8
∑ 76,6 87,3
1. Workstation 1
2. Workstation 2
3. Workstation 3
4. Workstation 4
5. Workstation 5
6. Workstation 6
7. Workstation 7
8. Workstation 8
9. Workstation 9
10. Workstation 10
11. Workstation 11
12. Workstation 12
13. Workstation 13
14. Workstation 14
15. Workstation 15
.
Tabel 6 Pengolahan Data Waktu Menganggur (Idle Time) Setelah Line Balancing
Stasiun Stasiun
Waktu
Kerja Kerja Idle
Kumulatif
Baru Lama
1 1 9,3 1,6
2
2 10,7 0,2
3
8
3 9 10,0 0,9
10
6
4 9,3 1,6
11
4
5 9,9 1,0
5
7
6 10,0 0,9
12
13
7 6,4 4,5
15
8 14 10,9 0,0
∑ 76,6 10,8
1. Workstation 1
2. Workstation 2
3. Workstation 3
4. Workstation 4
5. Workstation 5
6. Workstation 6
7. Workstation 7
8. Workstation 8
.
Berdasarkan dari perhitungan waktu menganggur diatas dapat disimpulkan bahwa waktu
menganggur setelah dilakukan line balancing mengalami penurunan.
Pengolahan Data Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay)
Tabel 7 Pengolahan Data Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay)
Berdasarkan hasil perhitungan balance delay dapat diketahui bahwa setelah dilakukan line
balancing waktu senggang menurun menjadi 12,36% dibandingkan sebelumnya sebsar 53,26%.
Pengolahan Data Efisiensi Lintasan Produksi (Line Efficiency)
Tabel 8 Pengolahan Data Data Efisiensi Lintasan Produksi (Line Efficiency)
Berdasarkan hasil perhitungan line eficiency dapat diketahui bahwa setelah dilakukan line
balancing waktu senggang meningkat menjadi 87,64% dibandingkan sebelumnya sebsar 46,74%.
DAFTAR PUSTAKA
Azwir, Hery Hamdi. dan Pratomo, Harry Wahyu. (2017). Implementasi Line Balancing untuk
Peningkatan Efisiensi di Line Welding Studi Kasus: PT X. Jurnal Rekayasa Sistem
Industri, Vol 6, No.1, April 2017.
Ekoanindiyo, Firman Ardiansyah. dan Helmy, Latif. (2017). Meningkatkan Efisiensi Lintasan
Kerja Menggunakan Metode Rpw Dan Killbridge-Western. Dinamika Teknik, Vol. X,
No. 1, Jan 2017, Hal 16 – 26
Ghozali, M. Wildan. dan Hermansyah, M. Pengukuran Waktu Baku Proses Finishing Line Volpak
Produksi Lannate Sp 25 Gram Philipina Guna Meningkatkan Produktivitas (Pt. Dupont
Agricultural Products Indonesia). Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE), Vol.
03/No. 03/2016, Hal 31-39.
Gozali, Lina, dkk. (2012). Perbaikan Lini Finishing Drive Chain Ahm Oem Pada Pt Federal
Superior Chain Manufacturing Dengan Metode Keseimbangan Lini Dan Methods Time
Measurement. Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer, Vol. 01 No. 02, Apr - Jun 2012.
Karo-Karo, Gidion. dan Hendra, Seri. (2015). Usulan Peningkatan Efisiensi Stasiun Kerja Pada
Lini Perakitan Current Coil (Studi Kasus: Pt. Padma Soode Indonesia). Journal of
Industrial Engineering & Management Systems, Vol. 8, No 2, August 2015.
Kusuma, Hendra. (2009). Manajemen Produksi Perancangan & Pengendalian Produksi.
Yogyakarta: CV Andi Offset
Santoso, Gempur. (2013). Ergonomi Terapan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Setyawan, David, dkk. (2012). Perbaikan Sistem Produksi Dengan Metode Line Balancing Pada
Perusahaan Pembuat Mesin Pertanian PT Agrindo Di Gresik. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, Vol.1, No.1.
Sinulingga, Sukaria. (2013). Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sukania , I Wayan. Dan Gunawan, Teddy. (2014). Analisa Waktu Baku Elemen Kerja pada
Pekerjaan Penempelan Cutting Stiker di CV Cahaya Thesani. Jurnal Energi dan
Manufaktur Vol.7, No.2, Oktober 2014: 119-224.
Sutalaksana, Iftikar Z, dkk. (2006). Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: ITB.
Syukron, Amin. dan Kholil, Muhammad. (2014). Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Wahyuniardi, Rizki. dkk. (2012). Perbaikan Keseimbangan Lintasan Perakitan Dengan Algoritma
Genetika (Studi Kasus Di Cv. Jaya Pratama Bandung). Seminar Nasional Mesin Dan
Industri (Snmi7) 2012.
Wibowo, Arif. (2008). Penentuan Standar Waktu Kerja Dan Harga Jual Produk Menggunakan
Model Sistem Informasi Manajemen. Skripsi, Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wignjosoebroto, Sritomo. (2017). Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widya.
Wignjosoebroto, Sritomo. (2006). Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Surabaya: Guna
Widya.