Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Jombang-Kota Tangerang Selatan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA
WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA
TANGERANG SELATAN

Andari Nurul Huda1), Laksmono Widagdo2), Bagoes Widjanarko3)


Bagian Pendidikan Kesehatan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: [email protected]

Abstract :: The high birth rate in Indonesia at this time is one of a big problems
and need the special attention in its handling to control the birth rate. One form of
special attention of government in handling high birth rate that is by implementing
development and family planning comprehensively. Total fertility rate in woman of
fertile age 15-49 years old according to the Indonesian Demographic and Health
Survey in 2012 is 2,6. Total population in South Tangerang City at 2013 as many
as 1.443.403 people and includes 4 largest population in Banten. The percentage
of use contraception in women fertile age is 80,56%, while for the attainment of
target family planning in Jombang Health Centers South Tangerang is 99%. The
purpose of this research is to analyze factors associated with the behavior of
contraceptive use in women fertile age. This research uses quantitative research
with cross sectional approach. The population in this research are woman fertile
age who use contraceptives a number of 8512 and 95 samples were taken using
incidental sampling method. Analysis of data using Chi Square test with a
significance level of 0,05. The results showed that the factors associated with the
behavior of the use of contraceptives is knowledge (p-value: 0,019), attitude (p-
value: 0,034), the support of husband (p-value: 0,000), the role of heath
personnel (p- value: 0,009). People should be more active in seeking information
about contraceptives and encourage the closest people to participate in family
planning programs.

Keywords: Contraceptives, Woman fertile age

461
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya upaya pelayanan kesehatan preventif
2
akan sumber daya baik sumber daya alam yang paling dasar dan utama.
maupun sumber daya manusia. Berbeda Angka kelahiran total pada Wanita
dengan sumber daya alam yang Usia Subur yang berusia 15-49 tahun
jumlahnya terbatas dan cenderung menurut data Survey Demografi dan
jumlahnya semakin berkurang, sumber Kesehatan Indonesia tahun 2012 adalah
daya manusia jumlahnya terus meningkat. sebesar 2,6.3 Menurut data pemerintah
Dari tahun ke tahun jumlah penduduk di Provinsi Banten, pada bulan Juni 2013
Indonesia semakin bertambah, dan hal ini jumlah penduduk di Provinsi Banten
diperkuat dengan data dari Badan Pusat sebesar 10.863.653 jiwa. Sedangkan
Statistik bahwa jumlah penduduk untuk jumlah penduduk Kota Tangerang
Indonesia pada tahun 2010 adalah Selatan pada bulan Juni 2013 sendiri
194.754.808 jiwa, tahun 2011 adalah sebanyak 1.443.403 jiwa.4 Jika jarak
206.264.595 jiwa dan tahun 2012 kelahiran pendek maka akan
mencapai 237.641.326 jiwa. 1 mempengaruhi status kesehatan dan gizi
Tingginya angka kelahiran di Indonesia baik pada bayi yang baru lahir maupun
saat ini merupakan salah satu masalah bayi yang masih dalam masa menyusui,
yang besar dan memerlukan perhatian sehingga hal tersebut dapat mendorong
khusus dalam penanganannya untuk semakin tingginya angka kematian anak
pengendalian angka kelahiran tersebut. kurang dari dua tahun.5
Salah satu bentuk perhatian khusus Peningkatan serta perluasan
pemerintah dalam menanggulangi angka pelayanan Keluarga Berencana (KB)
kelahiran yang tinggi tersebut yaitu merupakan salah satu usaha Pemerintah
dengan melaksanakan pembangunan dan untuk menurunkan angka kesakitan dan
keluarga berencana secara komprehensif. kematian ibu yang tinggi karena
Gerakan Keluarga Berencana harus kehamilan yang dialami oleh wanita. Di
dilakukan bersama dengan pembangunan samping itu untuk menurunkan jumlah
ekonomi, karena jika tidak diiringi dengan kelahiran,Pemerintah mencanangkan
langkah tersebut maka di khawatirkan suatu gerakan Keluarga Berencana
hasil pembangunan di Indonesia tidak Nasional dengan tujuan mewujudkan
memiliki hasil yang maksimal. Dalam hal keluarga kecil bahagia sejahtera yang
ini, Keluarga Berencana merupakan menjadi dasar bagi terwujudnya sila
kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh

462
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

rakyat Indonesia. Program ini penelitian dan dapat digunakan sebagai


memperkenalkan kepada masyarakat sampel penelitian yang berjumlah
berbagai jenis alat kontrasepsi yang dapat sebanyak 95 orang.
digunakan untuk mencegah terjadinya Alat penelitian yang digunakan
kehamilan yang tidak diinginkan dan adalah berupa kuesioner yang ditanyakan
mengatur jumlah anak yang diinginkan kepada responden untuk dilihat
sehingga diharapkan nantinya jumlah kesimpulannya di akhir penelitian setelah
kelahiran dari tahun ke tahun dapat pengolahan data kuesioner. Uji statistik
dikendalikan melalui program ini.6 yang digunakan adalah chi square untuk
Dengan demikian peneliti ingin mengetahui hubungan variabel bebas dan
menganalisis faktor-faktor yang variabel terikat.
berhubungan dengan perilaku
penggunaan alat kontrasepsi pada wanita HASIL DAN PEMBAHASAN
usia subur di Puskesmas Jombang-Kota Penelitian ini dilaksanakan di
Tangerang Selatan. Puskesmas Jombang Kota Tangerang
Selatan. Puskesmas Jombang memiliki 2
METODE PENELITIAN kelurahan binaan yaitu Kelurahan
Penelitian ini menggunakan Jombang dan Kelurahan Serua Indah.
metode penelitian kuantitatif karena Jumlah penduduk di Wilayah Puskesmas
jumlah populasi yang cukup banyak. Jombang sebanyak 62.149 orang.
Penelitian ini dilakukan untuk Tabel 1 menunjukkan sebagian
menganalisis ada tidaknya hubungan besar responden termasuk pada kategori
antara variabel bebas dan variabel terikat. umur resiko rendah dalam rentang umur
Pendekatan yang dilakukan pada 20-35 tahun yaitu sebanyak 59 responden
penelitian ini adalah pendekatan cross (62,1%) lebih banyak dibandingkan
sectional karena subjek penelitian hanya dengan kategori umur resiko tinggi dalam
di observasi satu kali. rentang umur lebih dari 35 tahun
Populasi pada penelitian ini ada sebanyak 36 responden (37,9%). Hasil
Wanita Usia Subur yang menggunakan penelitian menunjukkan bahwa umur
alat kontrasepsi di Puskemas Jombang- termuda responden adalah 20 tahun,
Tangerang Selatan yang berjumlah 8.512 sedangkan umur tertua responden adalah
orang..Sampel penelitian ini diambil 49 tahun, dengan rata-rata umur
dengan cara Sampling Insidental . Sampel responden adalah 34, nilai tengah umur
dipilih berdasarkan kebetulan/insidental responden adalah 32, umur responden
yang bertemu dengan peneliti di tempat paling banyak ditemukan pada umur 30.

463
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat pendidikan tertinggi responden adalah


bahwa responden yang menempuh Perguruan tinggi.
pendidikan tinggi sebanyak 58 responden Tabel 3 menunjukkan bahwa
(61,1%) lebih banyak dibandingkan sebanyak 73 responden (76,8%) masuk
dengan responden yang menempuh ke dalam kategori tidak bekerja yang
pendidikan dasar yaitu sebanyak 37 menggunakan alat kontrasepsi lebih
responden (38,9%). Rata-rata tingkat banyak dibandingkan dengan responden
pendidikan responden adalah SMA. yang bekerja sebanyak 22 responden
Responden banyak ditemukan dengan (23,2%) yang menggunakan alat
tingkat pendidikan SMA. Pendidikan kontrasepsi.
terendah responden adalah SD, dan

Tabel 1 Distibusi Frekuensi Umur Responden


Jumlah
No. Umur
F %
1. Resiko tinggi ( >35 tahun) 36 37,9
2. Resiko rendah 59 62,1
( 20-35 tahun)
Total 95 100

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden


Jumlah
No. Tingkat Pendidikan
F %
1. Dasar (SD-SMP) 37 38,9
2. Tinggi (SMA-Perguruan 58 61,1
tinggi)
Total 95 100

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden

Jumlah
No. Pekerjaan
F %
1. Tidak bekerja 73 76,8
2. Bekerja 22 23,2
Total 95 100

Tabel 4 Hubungan umur responden dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi


Perilaku Penggunaan Alat Kontrasepsi
Jumlah
Umur Kurang Baik
F % F % F %
Resiko 17 47,2 19 52,8 36 100
tinggi
Resiko 20 33,9 39 66,1 59 100
rendah
P : 0,282

464
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 5 Hubungan antara pengetahuan ibu mengenai keluarga berencana dengan


perilaku penggunaan alat kontrasepsi
Perilaku Penggunaan Alat
Kontrasepsi Jumlah
Pengetahuan
Kurang Baik
F % F % F %
Kurang 22 53,7 19 46,3 41 100
Baik 15 27,8 39 72,2 54 100
P : 0,019

Tabel 6 Hubungan sikap ibu terhadap keluarga berencana dengan perilaku penggunaan
alat kontrasepsi
Perilaku Penggunaan Alat
Kontrasepsi Jumlah
Sikap
Kurang Baik
F % F % F %
Tidak 16 57,1 12 42,9 28 100
mendukung
Mendukung 21 31,3 46 68,7 67 100
P : 0,034
Tabel 7 Hubungan antara kelengkapan sarana prasarana terkait keluarga berencana
dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi
Perilaku Penggunaan Alat
Kelengkapan
Kontrasepsi Jumlah
sarana
Kurang Baik
prasarana
F % F % F %
Tidak lengkap 8 29,6 19 70,4 27 100
Lengkap 29 42,6 39 57,4 68 100
P : 0,347
Tabel 8 Hubungan antara dukungan suami yang dirasakan ibu dengan perilaku
penggunaan alat kontrasepsi
Perilaku Penggunaan Alat
Kontrasepsi Jumlah
Dukungan suami
Kurang Baik
F % F % F %
Tidak mendukung 21 87,5 3 12,5 24 100
Mendukung 16 22,5 55 77,5 71 100
P : 0,000
Tabel 9 Hubungan peran tenaga kesehatan dengan perilaku penggunaan alat
kontrasepsi
Perilaku Penggunaan Alat
Peran tenaga Kontrasepsi Jumlah
kesehatan Kurang Baik
F % F % F %
Kurang 23 54,8 19 45,2 42 100
Baik 14 26,4 39 73,6 53 100
P : 0,009
Dari hasil uji chi square tabel 4 dengan perilaku penggunaan alat
didapatkan nilai p sebesar 0,282 yang kontrasepsi. responden yang memiliki
artinya tidak ada hubungan antara umur perilaku kurang dalam penggunaan alat

465
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kontrasepsi banyak ditemukan pada kesadaran maka tidak akan berlangsung


kelompok umur resiko tinggi sebesar lama atau bersifat hanya sementara.8
47,2%, dibandingkan dengan kelompok Penelitian ini sejalan dengan penelitian
umur resiko rendah yaitu sebesar 33,9% . Novayanti (2014) yang didapatkan bahwa
Umur yang terbaik bagi wanita untuk hamil ada hubungan yang signifikan antara
antara 20 – 35 tahun karena pada masa ini pengetahuan dengan penggunaan IUD
alat – alat reproduksi sudah siap dan pada WUS.
cukup matang untuk mengandung janin Dari hasil uji chi square tabel 6
dan melahirkan anak. Sedangkan wanita didapatkan nilai p sebesar 0,034 ada
yang berada pada umur >35 tahun, hubungan antara sikap responden dengan
penggunaan alat kontrasepsi sangat perilaku penggunaan alat kontrasepsi.
diperlukan untuk mencegah kehamilan perilaku kurang dalam penggunaan alat
karena mencegah kehamilan pada resiko kontrasepsi banyak ditemukan pada
7
tinggi. Hasil penelitian ini berbeda dengan kelompok sikap ibu terhadap keluarga
penelitian yang dilakukan Musdalifah berencana yang tidak mendukung sebesar
(2013) yang menyatakan bahwa ada 57,1%, dibandingkan dengan kelompok
hubungan yang signifikan antara umur sikap ibu terhadap keluarga berencana
dengan pemakaian kotrasepsi hormonal. yang mendukung yaitu sebesar 31,3%.
Dari hasil uji chi square tabel 5 Sikap terhadap program Keluarga
didapatkan nilai p sebesar 0,019 ada Berencana merupakan dasar utama bagi
hubungan antara pengetahuan responden timbulnya kesediaan untuk ikut terlibat dan
dengan perilaku penggunaan alat berperan aktif dalam kegiatan program
kontrasepsi. Perilaku kurang dalam Keluarga Berencana.9 Penelitian yang
penggunaan alat kontrasepsi banyak dilakukan Yulizawati (2012) menyatakan
ditemukan pada kelompok pengetahuan bahwa ada hubungan yang signifikan
mengenai keluarga berencana yang antara sikap wanita usia subur dengan
kurang sebesar 53,7%, dibandingkan penggunaan AKDR.
dengan kelompok pengetahuan mengenai Hasil chi square tabel 7 didapatkan
keluarga berencana yang baik yaitu nilai p sebesar 0,347 yang menunjukkan
sebesar 27,8%. Seseorang yang tidak ada hubungan antara kelengkapan
berperilaku didasari oleh pengetahuan, sarana prasarana dengan perilaku
kesadaran dan sikap positif maka perilaku penggunaan alat kontrasepsi. Dapat
tersebut akan bersifat langgeng atau diketahui bahwa responden yang memiliki
bertahan lama, namun sebaliknya bila perilaku kurang dalam penggunaan alat
perilaku itu tidak didasari pengetahuan dan kontrasepsi banyak ditemukan pada

466
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kelompok sarana prasarana yang lengkap suami dengan pemakaian kontrasepsi


(42,6%) dibandingkan dengan kelompok hormonal.
yang memiliki sarana prasarana tidak Hasil chi square tabel 9 didapatkan
lengkap yaitu sebesar 29,6%. nilai p sebesar 0,009 bahwa ada hubungan
Keberhasilan pelayanan Keluarga antara peran tenaga kesehatan dengan
Berencana ditentukan oleh kondisi tempat perilaku penggunaan alat kontrasepsi.
10
pelayanan seperti sarana prasarana. Dapat diketahui bahwa responden yang
Penelitian ini sejalan dengan penelitian memiliki perilaku kurang dalam
Mardiansyah (2014) bahwa tidak ada penggunaan alat kontrasepsi banyak
hubungan ketersediaan pelayanan alat ditemukan pada kelompok peran tenaga
kontrasepsi dengan penggunaan alat kesehatan yang masih kurang sebesar
kontrasepsi. 54,8%, dibandingkan dengan kelompok
Hasil chi square tabel 8 didapatkan peran tenaga kesehatan yang sudah baik
nilai p sebesar 0,000 yang menunjukkan yaitu sebesar 26,4%. Petugas kesehatan
ada hubungan antara dukungan suami merupakan pihak yang mengambil peran
yang dirasakan ibu dengan perilaku dalam tahap akhir pemakaian alat
penggunaan alat kontrasepsi. Dapat kontrasepsi calon akseptor Keluarga
12
diketahui bahwa responden yang memiliki Berencana. Penelitian Musdalifah (2013)
perilaku kurang dalam penggunaan alat menyatakan adanya hubungan antara
kontrasepsi banyak ditemukan pada pemberian informasi petugas KB dengan
kelompok suami yang tidak mendukung pemilihan alat kontrasepsi hormonal
sebesar 87,5%, dibandingkan dengan
kelompok suami yang mendukung yaitu KESIMPULAN
sebesar 22,5%. Dukungan suami sangat Variabel yang berhubungan pada
dibutuhkan dalam menjalankan program penelitian ini adalah pengetahuan ibu
Keluarga Berencana, keputusan suami mengenai keluarga berencana , sikap ibu
dalam mengizinkan istri merupakan terhadap keluarga berencana , dukungan
pedoman utama untuk menggunakan alat suami yang dirasakan ibu ,dan peran
kontrasepsi. Dukungan suami sangat tenaga kesehatan.
berpengaruh besar dalam pengambilan Masyarakat diharapkan lebih aktif
keputusan menggunakan atau tidaknya dalam mencari informasi tentang alat
wanita usia subur untuk menggunakan alat kontrasepsi yang disediakan oleh
kontrasepsi.11 Penelitian sejalan dengan pemerintah dan dapat mendorong orang
penelitian Musdalifah (2013) bahwa ada terdekatnya yang belum menggunakan alat
hubungan yang signifikan antara dukungan

467
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kontrasepsi agar dapat ikut berpartisipasi KB di Puskesmas Bungoro


dalam program keluarga berencana Kabupaten Pangkep. 2014

8. Bernadus JD. Faktor-Faktor yang


DAFTAR PUSTAKA
Berhubungan dengan Pemilihan
1. Pratiwi E. Peningkatan Daya Saing
Alat Kontrasepsi dalam Rahim
Tenaga Kerja Indonesia Melalui
(AKDR) bagi Akseptor KB di
Korelasi Input Penunjang Tenaga
Puskesmas Jailolo. 2013
Kerja dalam Menghadapi MEA
9. Kurniawan A. Hubungan Tingkat
2015. 2013
Pengetahuan Sikap dan Dukungan
2. Hapsari R. Hubungan Jenis
Suami tentang KB dengan
Keluarga Berencana (KB) Suntik
Keikutsertaan KB oleh Pasangan
dengan Gangguan Menstruarsi
Usia Subur (PUS) di RW III
pada Akseptor KB Suntik di Bidan
Kelurahan Korong Gadang Wilayah
Praktek Swasta (BPS) Suhartini
Kerja Puskesmas Kuranji Padang
Karanganyar Kebumen. 2012
Tahun 2012. 2012
3. Badan Pusat Statistik BKKBN.
10. Musu’ AB. Faktor-Faktor yang
Survei Demografi dan Kesehatan
Berhubungan pada Akseptor KB di
Indonesia. 2012
Puskesmas Ciomas Kecamatan
4. Biro Pemerintahan Pusat Banten.
Ciomas Kabupaten Bogor Tahun
Data Jumlah Penduduk
2012. 2012
Kabupaten/Kota Se Provinsi
11. Astuti E. Deskriptif Faktor-Faktor
Banten. 2013
yang Mempengaruhi Wanita Usia
5. Effendi Y. Gizi dan Keluarga
Subur (WUS) Tidak Menggunakan
Berencana. Bogor : GMSK.
Alat Kontrasepsi. 2014
Fakultas Pertanian Institut
12. Musdalifah. Faktor yang
Pertanian Bogor. 1987
Berhubungan dengan Pemilihan
6. Siahaan S. Analisis Pelayanan KB
Kontrasepsi Hormonal Pasutri di
Mandiri Wanita Usia Subur
Wilayah Kerja Puskesmas Lampa
Berdasarkan Status Ekonomi. 2013
Kecamatan Duampanua Kabupaten
7. Rauf SKD. Faktor-Faktor yang
Pinrang 2013. 2013
Mempengaruhi Penggunaan Alat
Kontrasepsi Suntik pada Akseptor

468
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

469

You might also like