Abortus
Abortus
Abortus
INDONESIAN JOURNAL OF
Pelindung (Patron)
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia
Penasehat (Advisor)
Prof. Marsetio Donosepoetro dr., SpPK(K)
Prof. Siti Budina Kresna dr., SpPK(K)
Prof. Dr. Herman Hariman dr., SpPK(K)
Dr. R. Darmawan Setijanto drg., Mkes
INDONESIAN JOURNAL OF
DAFTAR ISI
PENELITIAN
Hasil Tes Laju Endap Darah Cara Manual dan Automatik
(The Manual and Automatic Tests Results of Erythrocyte Sedimentation Rate)
N. Ibrahim, Suci Aprianti, M. Arif, Hardjoeno ........................................................................................................ 45–48
Analisis Kadar Osteokalsin Serum Osteopenia dan Osteoporosis
(The Analysis of Serum Osteocalcin Level on Osteopenic and Osteoporotic Subjects)
N Sennang AN, Mutmainnah, RDN Pakasi, Hardjoeno ........................................................................................ 49–52
Old People and Diabetes Mellitus
(Orang Lanjut Usia dan Diabetes Mellitus)
Hardjoeno ........................................................................................................................................................................ 53–57
Resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap Obat Anti Tuberkulosis
(Drug Resistance of Mycobacterium tuberculosis)
A. Nikmawati, Windarwati, Hardjoeno .................................................................................................................... 58–61
Analisis Temuan Basil Tahan Asam Pada Sputum Cara Langsung Dan Sediaan Konsentrasi Pada
Suspek Tuberkulosis
(Analysis of Acid Fast Bacilli (AFB) Findings and Concentrated Slides in Suspected Tuberculosis)
Elisabeth Frida, S. Ibrahim, Hardjoeno ................................................................................................................... 62–64
Pola Mikroorganisme pada Liang Vagina Wanita Hamil di RSU Dr. Soetomo Surabaya
(The Microorganism Pattern in the Vagina of Pregnancy Women in Dr. Soetomo Hospital Surabaya)
Sianny Herawati, Prihatini, M.Y. Probohoesodo .................................................................................................... 65–67
Pengumpulan dan Batas Pemakaian Sampel Popok pada Perbenihan Urin
(Collection and the Limit Time of Using Diapers Samples for Urine Related Culture)
Rini Riyanti, Prihatini, M.Y. Probohoesodo ............................................................................................................. 68–70
TELAAH PUSTAKA
Diagnosis Laboratorik Flu Burung (H5N1)
(Laboratoric Diagnosis of Avian Influenzae (H5N1))
B. Mulyadi, Prihatini ..................................................................................................................................................... 71–81
LAPORAN KASUS
Abortus Habitualis pada Antiphospholipid Syndrome
(The Habitualis Abortion in Antiphospholipid Syndrome)
L. P. Kalalo, S. Darmadi, E. G. Dachlan ..................................................................................................................... 82–87
MANAJEMEN LABORATORIUM
Pengendalian Mutu Bidang Mikrobiologi Klinik
(Quality control in clinical microbiology)
Prihatini ........................................................................................................................................................................... 92–98
Dicetak oleh (printed by) Airlangga University Press. (048/0406/AUP-B3E). Kampus C Unair, Jln. Mulyorejo Surabaya 60115, Indonesia.
Telp. (031) 5992246, 5992247, Telp./Fax. (031) 5992248. E-mail: [email protected].
Kesalahan penulisan (isi) di luar tanggung jawab AUP
LAPORAN KASUS
ABSTRACT
A 30 year old woman, complaining no menstruation for 5 months and had abortion history about 5 times, was admitted to the Dr.
Soetomo Hospital outpatient unit. She was then diagnosed of antiphospholipid syndrome on pregnancy. The diagnosis was erected by
the presence of aborts habitualis as a clinical criterion, and the finding of IgG anticardiolipin antibody in two times examination with
interval 9 weeks as laboratory criteria. The criteria were relevant to The International consensus for APS classification (International
Workshop 1999) as well. The patient had lack of financial support so she was just treated with ASA (acetyl salicylic acid), roborantia,
and tocolitic-nifedipin or alilestrenol whenever they are needed. These medications were administered until the baby was delivered by
sectio caecarea (healthy and normal baby).
PENDAHULUAN KASUS
Seorang wanita dikatakan menderita abortus Ibu rumah tangga, 30 tahun, tamat SD, Islam,
habitualis apabila ia mengalami abortus berturut-turut datang ke Poli Hamil RSU Dr. Soetomo pada
3 kali atau lebih. Wanita tersebut umumnya tidak tanggal 8-1-2003 dengan keluhan utama tidak haid
sulit hamil, akan tetapi kehamilannya tidak dapat ± 5 bulan.
bertahan terus sehingga wanita yang bersangkutan
tidak dapat melahirkan anak yang hidup. Keadaan Anamnesis
tersebut dapat digolongkan sebagai infertilitas atau Anamnesis pada kunjungan pertama, tidak haid
sterilitas.1,2 ± 5 bulan (hari pertama haid terakhir 4 Agustus
Terdapat berbagai penyebab abortus yakni: 2002). Nyeri perut (-), mual muntah sekitar
gangguan hormonal dan nutrisi, kekacauan autoimun, 3 bulan yang lalu. Sariawan (-), luka mulut (-), tidak
penyakit infeksi, kelainan genetik dan anatomik di tahan terhadap paparan sinar matahari atau linu di
uterus, laserasi uterus yang luas serta mioma uteri. persendian disangkal.
Di samping hal tersebut ada beberapa penyebab Merah di wajah (-), bintik merah dan gatal kulit
abortus yang belum diketahui penyebabnya. Sekarang (-), gangguan penglihatan (-), nyeri kepala (-). BAB/
ini makin dikenal antiphospholipid syndrome (APS), BAK normal. Menarche umur 13 tahun, haid nyeri
yaitu kekacauan autoimun yang menyebabkan (+) siklus teratur sebulan sekali lama 7 hari jumlah
abortus habitualis karena trombosis vaskularisasi cukup. Menikah 6 tahun, riwayat keluarga yang
plasenta.1,2 mempunyai bayi lahir cacat (-).
Berikut ini dibahas kasus seorang wanita 30 tahun
yang mengalami abortus habitualis sebagai gejala Riwayat Kehamilan:
dari APS. 5 kali hamil semua gugur yakni pada tahun
1996, 1998, 1999, 2000, 2001. Rata-rata kehamilan
mengalami keguguran pada usia kehamilan 2 bulan.
Menurut penderita semua kehamilan diperiksakan ke
praktek dokter spesialis Obsgyn. Penyebab kematian
janin tidak diketahui, dikuret, saran istirahat dan
** Bag/Lab. Patologi Klinik FK. UNAIR/RSU Dr. Soetomo Surabaya diberi vitamin. Hamil pada tahun 2002 penderita
E-mail: [email protected] datang ke RSU Dr. Soetomo, ini adalah kehamilan
** Bagian Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran
Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya
yang ke-6.
82
Riwayat Penyakit Dahulu: 27-02-03
Kemungkinan hipertensi, DM, Asma, Alergi, sakit APS+Gravida G6PO-5O, 22/23 mgg, TH, tidak
ginjal, nyeri sendi, batuk lama/darah, sakit jantung, inpartu + ROJ (abortus habitualis)
dan riwayat perdarahan disangkal. Semua kehamilan Terapi: KIE, ASA 1 × 80 mg, Heparin SC (LMWH:
dahulu sampai sekarang sangat diharapkan ibu. enoxaparin Na 2 × 20 mg bila tidak mampu standard
Heparin 2 × 5000 U) dengan mempertahankan
Pemeriksaan Fisik APTT antara 1,5–2,5 kali nilai normal sampai hamil
aterm.
Kunjungan pertama
* Sadar (compos mentis), TD:110/60mmHg, N:88/ Perjalanan penyakit
menit, RR: 18/menit, TB: 155cm, BB: 67Kg
* Kepala/leher: anemia (-), ikterus (-), sianosis (-), Sejak kunjungan pertama sampai kunjungan
sesak nafas (-), malar rash (-) dan stomatitis (-). berikutnya tidak ada keluhan yang berarti, tanda vital
Pembesaran KGB (-). ibu dan janin dipantau dan hasilnya baik.
* Dada: hiperpigmentasi areola mammae. Ibu tidak punya biaya dan tidak bersedia
Jantung/paru: dalam batas normal. masuk rumah sakit sehingga tidak bisa diberikan
* Perut: Tinggi fundus uteri 3 jari atas simfisis, terapi Heparin dan hanya diberikan terapi
Hepar/lien tidak teraba. ASA 1 × 80 mg, roboransia. Bila diperlukan
* Anggota gerak: udem tungkai bawah. sewaktu-waktu diberikan alilestrenol
* Status obstetrik: Gravida G6P0-50=gravid ke- 2 × 10 mg atau tokolitik-nifedipin
6, partus 0 abortus 5, tidak memiliki anak yang 3 × 20 mg. Sampai pada waktu aterm bayi dilahirkan
hidup, 13/14 minggu, tunggal, hidup (TH), ROJ- dengan cara sectio caecarea. Bayi lahir sehat dan
riwayat obstetrik jelek (abortus habitualis), letak normal.
belakang kepala (K), djj=denyut jantung janin
(+), his (-), v/v=vulva vagina fluxus (-).
PEMBAHASAN
Jawaban Konsul hematologi onkologi
medik: Terdapat banyak kemungkinan penyebab dasar
abortus habitualis, kurang lebih 40% sebab dasarnya
17-02-03 tidak diketahui. Penelitian di lebih dari 400 penderita
Dugaan APS + Gravida G6PO-5O, 21/22mgg, TH, abortus berulang yang dilakukan di Universitas
tidak inpartu + ROJ (abortus habitualis) Utah didapatkan 68% penyebabnya tidak diketahui,
Terapi: ASA 1 × 80mg diteruskan, rencana tampak di Gambar 1.2,3
pemeriksaan faal hemostasis, IgM ACA dan LAC.
84 Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 12, No. 2, Mar 2006: 8287
kelainan neurologi, livido retikularis dan adanya sehingga tidak terjadi trombosis. Antibodi
antibodi antiphospholipid di dalam darah. APS antiphospholipid mungkin cenderung menyebabkan
sekarang mulai dikenal sebagai salah satu penyebab terjadi trombosis melalui penghambatan terhadap
kasus abortus habitualis.6,8,9,10 sel endotel dalam menghasilkan prostasiklin.
Antibodi Antiphospholipid adalah autoantibodi 2. Trombosit secara normal merubah asam
terhadap antigen yang terdiri dari phospholipid arakidonat membran plasma menjadi tromboksan.
bermuatan negatif. Bagaimana timbulnya antigen Tromboksan adalah antagonis alami terhadap
tersebut belum diketahui. Antibodi Antiphospholipid prostasiklin yang merupakan vasokonstriktor
terdiri dari IgG, IgM dan IgA. Antibodi kuat dan pemacu agregasi trombosit di dinding
Antiphospholipid yang terpenting dalam klinis yaitu pembuluh darah. Antibodi antiphospholipid diduga
antikoagulan lupus (LA) dan antibodi antikardiolipin meningkatkan trombosis dengan meningkatkan
(ACA).8,11 pelepasan tromboksan.
Gejala klinis APS sangat bervariasi mulai dari 3. Kompleks trombin dan trombomodulin secara
sub akut seperti migrain berulang, gangguan enzimatik bersifat aktif dan dapat mengaktifkan
penglihatan, disarthria, trombosis vena dalam, protein C dalam sirkulasi. Protein C yang
keguguran berulang, sampai yang berat seperti gagal teraktivasi akan terikat dengan protein S pada
katup jantung yang akut, trombositopenia, stroke permukaan sel endotel dan trombosit. Kompleks
mayor dan trombosis tersebar luas. Semua pembuluh protein C/protein S akan menghancurkan
darah dapat terkena mulai dari aorta, arteri karotis, komponen di dalam sirkulasi clotting cascade,
arteri pulmonalis dan arteri kecil. Akibatnya semua faktor Va dan VIIIa. Jika faktor Va dan VIIIa ini
bagian tubuh bisa terkena, termasuk retina dan kulit. masuk ke sirkulasi, mereka akan meningkatkan
Antibodi dapat persisten beberapa tahun dan barang aktivitas koagulasi dalam darah. Dilaporkan
kali di sejumlah kecil penderita dapat menetap bahwa di APS terjadi hambatan aktivasi protein C
seumur hidup.8 untuk berikatan dengan protein S di permukaan
Diagnosis pasti APS memerlukan minimal satu sel endotel dan trombosit.4,12,13,14
kriteria klinis dan satu kriteria laboratoris, berbagai
kriteria tersebut tampak di Tabel 1. Laporan penelitian pertama kali tentang
Tiga mekanisme potensial antibodi hubungan antara antibodi antiphospholipid dan
antiphospholipid dalam menginduksi trombosis abortus berulang di Indonesia dilakukan oleh
yakni: Kusworini dkk, pada tahun 1993. Hasil penelitian
1. Sel endotel secara normal mengubah asam tersebut menunjukkan adanya prevalensi ACA dan LA
arakidonat membran plasma menjadi prostasiklin. yang nyata lebih tinggi di penderita abortus berulang
Prostasiklin merupakan vasodilator kuat dan dibandingkan dengan orang sehat (berturut-turut
inhibitor agregasi trombosit yang kemudian 18% : 3,8% dan 4% : 0%, p. 0,05).15
dilepaskan ke dalam sirkulasi dan mencegah Pada APS terjadi trombosis vaskularisasi plasenta,
agregasi trombosit di dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan abortus berulang. Kejadian
Tabel 2. Konsensus internasional untuk kriteria awal klasifikasi APS (International Workshop 1999)7
Kriteria Klinis
Trombosis vaskular
• Satu atau lebih episode klinis trombosis arterial, venous ataupun pembuluh darah kecil yang terjadi di jaringan atau
organ
Komplikasi kehamilan
• Satu atau lebih kematian yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya dari fetus yang normal pada atau setelah umur
kehamilan 10 minggu; atau
• Satu atau lebih kelahiran prematur neonatus normal pada atau sebelum umur kehamilan 34 minggu; atau
• Tiga atau lebih abortus spontan yang berturut-turut dan tidak dapat dijelaskan penyebabnya sebelum umur 10 minggu
kehamilan.
Kriteria Laboratoris
Antibodi antikardiolipin
• Antibodi IgG dan atau IgM antikardiolipin terdapat dalam kadar menengah atau kadar tinggi dalam darah pada dua atau
lebih kesempatan yang berbeda minimal dalam rentang waktu 6 minggu.
Lupus antikoagulan antibodi
• Lupus antikoagulan antibodi terdeteksi dalam darah pada dua atau lebih kesempatan yang berbeda minimal dalam waktu
6 minggu, menurut pedoman International Society Thrombosis and Haemostasis.
86 Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 12, No. 2, Mar 2006: 8287
12. Lubbe, WF., Beutler, WS., Aquired defects of coagulation 15. Kalim, H., Handono, K., Antibodi antifosfolipid. Dalam:
the lupus anticoagulan. In: Haemostasis and thrombosis Nasution A., Sidabutar RP., eds. Simposium Nasional I, Systemic
in obstetric and gynecology, 1th ed. London, Chapman dan Lupus Erythematosus dan pembentukan perhimpunan SLE
Medical, 1992, 388–405. Indonesia. Panitia PKB Bagian Penyakit Dalam FKUI / RSCM,
13. Rand, JH., Xiao-Xuan, Harry, AM., Andree, MD., Charles, JL., Jakarta, 1995, 135–9.
Sent, G., Jonathan, S., and Peter, CH., Pregnancy Loss in the 16. Roubey, RA., Immunology of the antiphospholipid antibody
antiphospholipid-antibody syndrome-A Possible thrombogenic syndrome. American College of Rheumatology, 1996, 39(9):
mechanism. The New England Journal of medicine, July 17 1444–54.
1997. 17. Graham Hughes, Sindrom Hughes. Sindrom Darah Kental,
14. Rand, JH., Molecular Pathogenesis of the antiphospholipid (Tambunan, KL., alih bahasa). Jakarta, Pusat Informasi dan
syndrome.Circulation Research, 2002, 90:29–37. Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Indonesia,
2004, 43–4.