Analisis Spasial Hubungan Kualitas Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Kecamatan Genuk Kota Semarang

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS SPASIAL HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN


DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN
GENUK KOTA SEMARANG

Mawaddah Muhajjar, Mursid Rahardjo, Nikie Astorina Yunita Dewanti


Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: [email protected]

Abstract : Diarrhea is still being one of health problem in Indonesian society.


Based on Bangetayu Puskesmas and Genuk Puskesmas in 2015 show that the
cases of diarrhea on childrenunder five years increases from the previous year.
Environmental conditions in some areas of Genuk District that are experiencing
floods can also causes diarrhea disease. The purpose of this study is to analyze
the spatial relationship of environmental quality with the cases of diarrhea on
children under five years in Genuk District, Semarang. Research method of this
research applies observational analytic design by using a cross sectional study
design.The location is in Genuk district, Semarang. The number of population of
this research is 12.443 children under five years in 2015. The writer employed 43
respondents that are specified by incidental sampling technique. The analysis
of the research is conducted by using Chi Square test. The resultsshow 72.1%
incidence of diarrhea. Furthermore 81.4% bacteriological quality of water, 72.1%
waste disposal facility conditions, 65.1% sewerage conditions, and 41.9% of
clean and healthy behaviors are not eligible. The results of this research show
that there are significant relationship between the conditions of disposal facilities
garbage (p = 0.002), the condition of sewerage (p = 0.018), the behavior of
healthy and clean living (p = 0.015) toward the incidence of diarrhea on children
under five years. There is no relationship significantly between the quality of
bacteriological water regarding the incidence of diarrhea on children under five
years. Spatial analysis shows that the areas that very susceptible to affect a
diarrhea disease caused by bacteriological quality of water, waste disposal facility
conditions, the conditions of SPAL which are not complied with the requirement,
and lack of clean and healthy behaviors are not eligible. In line with Spatial
analysis, Genuksari(16.13%).,Karangroto(16.13%), and Bangetayu Village Wetan
(12.90%) villages provide high estimation toward diarrhea disease risks. It is
highly recommended that society must attention to the environment as prevention
of diarrhea on children under fiver years.

Keywords : spatial analysis, children under five years, diarrhea, environment


quality

807
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN Akut). Berdasarkan laporan


Latar Belakang riskesdas (Riset Kesehatan Dasar)
Penyakit diare masih menjadi 2013, Insiden diare pada kelompok
salah satu masalah kesehatan usia balita di Indonesia adalah 10,2
utama dari masyarakat di Indonesia. persen. Pada tahun 2013 terjadi 8
Diare lebih dominan menyerang KLB yang tersebar di 6 Propinsi, 8
balita karena daya tahan tubuh balita kabupaten dengan jumlah penderita
yang masih lemah sehingga balita 646 orang dengan kematian 7 orang
sangat rentan terhadap penyebaran (CFR 1,08%). Sedangkan pada
virus penyebab diare. Diare tahun 2014 terjadi 6 KLB Diare yang
merupakan penyakit yang ditandai tersebar di 5 propinsi, 6
bertambahnya frekuensi defekasi kabupaten/kota, dengan jumlah
lebih dari biasanya (>3 kali/hari) penderita 2.549 orang dengan
disertai perubahan konsistensi tinja kematian 29 orang (CFR 1,14%).
(menjadi cair), dengan atau tanpa Secara nasional angka kematian
darah atau lendir.1 (CFR) pada KLB diare pada tahun
Faktor yang dapat 2014 sebesar 1,14%. Sedangkan
mempermudah atau mempercepat target CFR pada KLB Diare
terjadinya diare disebabkan oleh diharapkan <1%. Dengan demikian
kuman, keadaan gizi, hygiene & secara nasional, CFR KLB diare
sanitasi, sosial budaya, kepadatan tidak mencapai target program.4
penduduk dan sosial ekonomi.1 Cakupan penemuan dan
Menurut Dinas Kesehatan Propinsi penanganan diare di Provinsi Jawa
Jawa Tengah tahun 2006 diare Tengah tahun 2012 sebesar
merupakan salah satu penyakit 42,66%, lebih rendah dibanding
berbasis lingkungan. Bila lingkungan tahun 2011 (57,9%). Pada tingkat
tidak sehat (karena tercemar kuman kabupaten/kota. Berdasarkan
diare) dan berakumulasi dengan Laporan Riset Kesehatan Dasar
perilaku manusia yang tidak sehat tahun 2013 bahwa insiden diare
(melalui makanan dan minuman), pada balita di Jawa Tengah adalah
maka akan mengakibatkan kejadian 6,5%.5
diare.2 Profil kesehatan Kota Semarang
Penyakit diare yang menyerang 2014 menyebutkan bahwa diare
balita apabila tidak ditangani dengan termasuk dalam 10 penyakit
serius akan berdampak pada terbesar tahun 2014. Penderita
pertumbuhan dan perkembangan Diare dari tahun 2010 – 2014 terus
pada balita. Menurut data World meningkat namun pada tahun 2014
Health Organization (WHO), diare mengalami penurunan. Berdasarkan
adalah penyebab nomor satu laporan penyakit diare kota
kematian balita di seluruh dunia. Semarang tahun 2015 terdapat
Angka kejadian diare menurut WHO 7.732 kasus diare pada usia 1-4
pada anak di dunia mencapai 1 tahun.6
miliar kasus tiap tahun.3 Sementara Laporan Puskemas Genuk
UNICEF menyebutkan bahwa pada menyebutkan bahwa pada tahun
tahun 2013 ini terdapat 1.600 anak- 2014 terdapat 210 kasus diare pada
anak meninggal setiap hari, atau usia 1-4 tahun. Sedangkan pada
sekitar 580.000 anak per tahun. tahun 2015 terdapat 217 kasus diare
Di Indonesia, diare adalah pada usia 1-4 tahun dengan rincian
pembunuh balita nomor dua setelah 104 kasus pada jenis kelamin laki-
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan laki dan 113 jenis kelamin
808
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

perempuan.7 Sementara itu di dalam hal ini mempermudah


puskesmas Bangetayu pada tahun memberikan gambaran letak atau
2014 terdapat 208 kasus diare pada lokasi kesehatan, penyebaran
usia 1-4 tahun. Pada tahun 2015 penyakit, kondisi kesehatan lainnya.
terdapat 400 kasus kejadian diare Analisis spasial merupakan
pada usia 1-4 tahun dengan 214 salah satu metodologi manajemen
kasus jenis kelamin laki-laki dan 186 penyakit berbasis wilayah,
jenis kelamin perempuan.8 merupakan suatu analisis dan uraian
Berdasarkan data tersebut diketahui tentang data penyakit secara
bahwa mengalami kenaikan kasus geografi berkenaan dengan
diare pada usia balita dari tahun distribusi kependudukan, persebaran
sebelumnya. faktor risiko lingkungan, ekosistem,
Observasi yang dilakukan di sosial ekonomi, serta analisis
wilayah Kecamatan Genuk bahwa hubungan antar variabel tersebut.
kondisi lingkungan yang kurang Pemanfaatan analisis spasial pada
sehat dimana tidak setiap rumah bidang kesehatan dilakukan agar
memiliki fasilitas Mandi, Cuci, Kakus diketahui cara pandang tentang
(MCK) yang memadai, tidak hubungan kesehatan dan lingkungan
tersedianya saluran pembuangan air serta menganalisis upaya untuk
limbah rumah tangga, sampah yang penanganannya.11
masih di buang sembarangan Kecamatan Genuk dengan
sehingga sering terjadi banjir. karakteristik spasial yang bervariasi
Kondisi wilayah kerja puskesmas antara daerah, kepadatan penduduk
Genuk yang sering rob, banjir dan masing-masing wilayah juga
kondisi cuaca yang yang sering berbeda dan sehubungan dengan
mengalami perubahan serta perkembangan teknologi informasi
meningkatnya aktifitas manusia, dimana terdapat 13 kelurahan di
secara tidak langsung berpengaruh Kecamatan tersebut, sehingga
terhadap kesehatan manusia. Air melalui penggunaan SIG dalam
banjir berisiko tercemar bakteri E.coli bidang kesehatan masyarakat akan
yang berasal dari kotoran, baik sangat bermanfaat dan
kotoran hewan dan manusia.9 Hal mempermudah dalam pemantauan
tersebut menyebabkan peran aspek keruangan dan untuk
lingkungan sangat berpengaruh pengontrolan melalui peta yang
terhadap kehidupan makhluk hidup disajikan. Selain itu, belum pernah
akan menurun seiring berjalannya dilakukan analisis spasial untuk
waktu dan ini ternyata berimbas melihat tingkat kerentanan diare dan
terhadap perkembangan penyakit sistem kewaspadaan dini di
berbasis ekosistem di lingkungan Kecamatan Genuk khususnya di
masyarakat. wilayah kerja puskesmas Genuk dan
Geographical Information puskesmas Bangetayu.
System (GIS) adalah sistem Tujuan dari penelitian ini yaitu
pengelolaan data berbasis komputer menganalisis secara spasial
yang digunakan untuk memanipulasi hubungan kualitas lingkungan
data bereferensi geografi.10 dengan kejadian diare pada balita di
Pemanfaatan Sistem Informasi Kecamatan Genuk Kota Semarang.
Geografis (SIG) disajikan dalam
bentuk spasial membantu dalam METODE PENELITIAN
menampilkan dan membandingkan Lokasi penelitian ini dilakukan di
distribusi hubungan letak objek, Kecamatan Genuk Kota Semarang
809
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang terdiri dari 13 kelurahan. Kejadian Diare pada


n %
Penelitian ini merupakan jenis Balita
penelitian observational analitik Diare 31 72,1
dengan menggunakan desain studi
Tidak diare 12 27,9
cross sectional, dimana variabel
independen dan variabel dependen Total 43 100
diamati pada waktu yang bersamaan
Kejadian diare pada balita
(satu waktu).
diperoleh bahwa dari 43 balita,
Populasi dalam penelitian ini
31 balita (72,1%) mengalami
adalah seluruh balita (berumur 12-59
diare dan sebanyak 12 balita
bulan) yang tercatat di Puskesmas
(27,9%) tidak mengalami diare.
Genuk dan Puskesmas Bangetayu
di Kecamatan Genuk Kota
Semarang selama tahun 2015 yaitu Tabel 2. Distribusi Frekuensi
12.443 balita dan besar sampel Kualitas Bakteriologis Air Bersih
sebanyak 43 responden dengan di Kecamatan Genuk
menggunakan metode insidental
sampling, yang telah ditentukan Kualitas Bakteriologis
n %
proporsi sub sampel (responden) per Air Bersih
kelurahan. Tidak Memenuhi Syarat 35 81,4
Pengumpulan data diperoleh
Memenuhi Syarat 8 18,6
dengan dua cara, yakni data primer
(wawancara dan observasi) dan data Total 43 100
sekunder berupa data jumlah balita
dan data sanitasi yang diperoleh dari
Puskesmas Genuk dan Puskesmas Hasil uji laboratorium tentang
Bangetayu. Data yang telah kandungan E.coli pada sampel
dikumpulkan diolah dan dianalisis air bersih di Kecamatan Genuk
dengan sistem komputerisasi dapat disimpulkan bahwa
program SPSS versi 20 melalui sebanyak 81,4% (35 responden)
editing, coding, cleaning, dan entry sampel air bersih tidak
data serta analisis data dan disajikan memenuhi syarat karena
dalam bentuk tabel dan narasi. mengandung E.coli, sedangkan
Pemetaan data sebaran kejadian sampel air bersih yang
diare di wilayah penelitian dilakukan memenuhi syarat karena tidak
dengan GPS garmin versih 78s mengandung E.coli sebanyak
kemudian dilakukan analisis dengan 18,6% (8 responden).
menggunakan software program
ArcView 10 GIS. Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Kondisi Sarana Pembuangan
HASIL DAN PEMBAHASAN Sampah di Kecamatan Genuk
A. Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Kejadian Diare pada Balita di Sarana Pembuangan
n %
Kecamatan Genuk Kota Sampah
Semarang Tidak Memenuhi Syarat 31 72,1

Memenuhi Syarat 12 27,9

Total 43 100

810
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kondisi sarana pembuangan responden) dan sebanyak


sampah yang tidak memenuhi 34,9% (15 responden) kondisi
syarat sebanyak 72,1% (31 saluran pembuangan air limbah
responden) dan sebanyak memenuhi syarat.
27,9% (12 responden) kondisi
sarana pembuangan sampah Tabel 5. Distribusi Frekuensi
memenuhi syarat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
di Kecamatan Genuk
Tabel 4. Distribusi Kondisi
Saluran Pembuangan Air PHBS n %
Limbah di Kecamatan Genuk Kurang Baik 18 41,9
Kota Semarang
Baik 25 58,1
Kondisi Saluran n % Total 43 100
Pembuangan Air
Limbah Responden yang memiliki
Tidak Memenuhi Syarat 28 65,1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Memenuhi Syarat 15 34,9 yang baik sebanyak 58,1% (25
responden). Sedangkan yang
Total 43 100 memiliki Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat yang kurang baik
Kondisi saluran pembuangan air sebanyak 41,9%(18 responden).
limbah yang tidak memenuhi
syarat sebanyak 65,1% (28
B. Analisis Bivariat
Tabel 6. Hubungan Kualitas Bakteriologis Air Bersih (E.coli) dengan Kejadian

Diare pada Balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang

Kejadian Diare
Kualitas Bakteriologis Air Total
Diare Tidak Diare
Bersih (E.coli)
n % n % n %
Tidak Memenuhi Syarat 26 74,3 9 25,7 35 100,0%
Memenuhi Syarat 5 62,5 3 37,5 8 100,0%
Total 31 72,1 12 27,9 43 100,0%
p=0,815 RP= 1,189 CI= 0,671-2,104

Berdasarkan hasil uji statistik Hasil penelitian ini tidak sejalan


Chi-Square menunjukkan bahwa dengan penelitian yang telah
tidak ada hubungan yang signifikan dilakukan sebelumnya oleh Profita
antara kualitas bakteriologis air tahun 2014 menyatakan bahwa
bersih dengan kejadian diare pada kualitas bakteriologis air bersih
balita di kecamatan Genuk Kota mempunyai hubungan yang
Semarang (p = 0,815). Karena RP=1 signifikan dengan kejadian diare
dengan Interval Kepercayaan CI pada Balita dengan nilai p = 0,001
95% dimana nilai lower limit kurang (p<0,05).12
dari 1 dan nilai upper limit lebih dari Hal ini menunjukkan bahwa
1 maka variabel yang diteliti belum penyakit diare yang pernah dialami
tentu benar faktor resiko. oleh balita, tidak selalu disebabkan
811
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

oleh sumber air bersih yang sistem kekebalan tubuh untuk


digunakan untuk keperluan sehari- mengatasi kuman penyakit
hari, tetapi disebabkan oleh faktor meskipun mengkonsumi air bersih
lain misalnya makanan yang yang mengandung E.coli. Hal ini
terkontaminasi karena hinggapan senada dengan pendapat
lalat. Selain itu juga kemungkinan Nainggolan tahun 2009, bahwa diare
balita yang diteliti telah akut merupakan gejala paling umum
mendapatkan ASI Eksklusif dan dari penyakit akibat makanan.13
imunisasi campak sehingga memiliki
Tabel 7. Hasil Analisis Hubungan Kondisi Sarana Pembuangan Sampah dengan

Kejadian Diare pada Balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang

Kondisi Sarana Kejadian Diare


Total
Pembuangan Diare Tidak Diare
Sampah n % n % N Persentase
Tidak Memenuhi 27 87,1 4 12,9 31 100,0%
Syarat
Memenuhi Syarat 4 33,3 8 66,7 12 100,0%
Total 31 72,1 27,9 43 100,0%
p=0,002 RP= 2,613 CI= 1,161-5,883
Hasil pengolahan data dengan Hasil observasi membuktikan
uji Chi Square menunjukkan bahwa bahwa sebagian besar responden
ada hubungan yang signifikan antara membuang sampah dengan cara
kondisi sarana pembuangan sampah dipendam dalam lubang dan
dengan kejadian diare pada balita di dibakar. Sedangkan untuk konstruksi
kecamatan Genuk Kota Semarang tempat sampah, hampir semua
(p=0,002). Karena RP>1 (RP = responden tidak memiliki tempat
2,613) dengan rentang interval sampah yang permanen dan dalam
kepercayaan CI 95% tidak kondisi terbuka tidak memiliki tutup
mencakup angka 1 dimana maka karena kebanyakan mereka
menunjukkan variabel yang diteliti menggunakan tas plastik (tas
merupakan faktor resiko. Penelitian kresek) untuk tempat sampah dan
ini sejalan dengan penelitian langsung dibuang. Karena sampah
Regassa et al tahun 2008 bahwa yang tidak segera dibuang tersebut
ada hubungan yang signifikan sehingga ada lalat d sekitar tempat
antara pembuangan sampah sampah.
dengan kejadian diare pada anak
di bawah 5 tahun.14
Tabel 8. Hasil Analisis Hubungan Kondisi Saluran Pembuang Air Limbah dengan

Kejadian Diare pada Balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang

Kejadian Diare
Kondisi Saluran Total
Diare Tidak Diare
Pembuang Air Limbah
n % n % n Persentase
Tidak Memenuhi Syarat 24 85,7 4 14,3 28 100,0%
Memenuhi Syarat 7 46,7 8 53,3 15 100,0%
812
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Total 31 72,1 12 27,9 43 100,0%


p= 0,018 RP=1,837 CI= 1,047-3,221
Hasil pengolahan data dengan di saluran pembuangan air limbah
uji Chi Square menunjukkan bahwa juga menyebabkan saluran air
terdapat hubungan yang signifikan limbah juga menyebabkan saluran
antara kondisi Saluran Pembuangan pembuangan air limbah tidak
Air Limbah dengan kejadian diare mengalir ke sungai dengan lancar.
pada Balita di Kecamatan Genuk Air limbah ini dapat meresap ke
Kota Semarang (p = 0,018). Karena tanah sehingga menyebabkan
RP>1 ( RP=1,837) dengan rentang pencemaran air tanah. Jika air tanah
Interval Kepercayaan CI 95% tidak tercemar, kualitasnya juga akan
mencakup angka 1 maka menurun sehingga tidak dapat
menunjukkan variabel yang diteliti digunakan lagi.
merupakan faktor resiko. Kondisi saluran pembuangan
Hasil penelitian ini terjadi juga air limbah yang tidak memenuhi
pada penelitian yang telah dilakukan syarat dapat memberikan dampak
oleh Dewi tahun 2011 yang antara lain sebagai tempat
menunjukkan terdapat hubungan perkembangbiakan vektor penyebar
yang signifikan antara saluran bibit penyakit, dari aspek estetika
pembuangan air limbah dengan dapat menimbulkan bau yang tidak
kejadian diare pada Balita dengan sedap dan pandangan yang kurang
nilai p = 0,000 (p<0,05).15 menyenangkan baik bagi keluarga
Hasil pengamatan yang maupun masyarakat sekitarnya dan
dilakukan pada saat penelitian dapat menyebabkan kejadian
membuktikan bahwa pembuangan penyakit seperti penyakit diare.16
air limbah tidak lancar, saluran air Melihat kondisi saluran pembuangan
limbah terbuka, penampungan air air limbah yang tidak memenuhi
limbah terbuka, dan disekitar syarat masih tinggi maka perlu
penampungan air limbah terdapat dilakukan penyuluhan oleh tenaga
lalat sehingga menimbulkan bau dan Kesehatan.
menjadi sarang berkembang biaknya
vector penyebar penyakit. Selain itu,
banyaknya sampah yang tergenang
Tabel 9. Hasil Analisis Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian

Diare pada Balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang

Kejadian Diare
Perilaku Hidup Total
Bersih dan Sehat Diare Tidak Diare
n % n % N Persentase
Kurang Baik 17 94,4 1 5,6 18 100,0
Baik 14 56,0 11 44,0 25 100,0
Total 31 72,1 12 27,9 43 100,0
p=0,015 RP=1,687 CI=1,171-2,430
Hasil pengolahan data dengan Sehat dengan kejadian diare pada
uji Chi Square menunjukkan bahwa Balita di Kecamatan Genuk Kota
terdapat hubungan yang signifikan Semarang (p = 0,015). Karena RP>1
antara Perilaku Hidup Bersih dan (RP = 1,687) dengan rentang

813
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Interval Kepercayaan CI 95% tidak kejadian diare. PHBS ibu dapat


mencakup angka 1 maka berpengaruh terhadap kondisi
menunjukkan variabel yang diteliti kesehatan balita. Menurut
merupakan faktor resiko. Notoatmodjo (2003) mengatakan
Hasil penelitian ini didukung bahwa pengetahuan seseorang
oleh penelitian Muhajirin tahun 2007 dapat dipengaruhi oleh faktor umur,
bahwa ada hubungan antara praktek tingkat pendidikan, penghasilan dan
personal hygiene ibu balita dan sumber informasi yang
sarana sanitasi lingkungan dengan digunakannya.17 Pentingnya PHBS
kejadian diare pada anak balita di harus disadari masyarakat karena
Kecamatan Maos Kabupaten kondisi sehat dapat dicapai dengan
Cilacap.16 mengubah perilaku.
Faktor perilaku mempunyai
peranan penting terhadap
keberhasilan menurunkan angka
A. Analisis Spasial

Gambar 1. Persebaran Kejadian Diare pada Balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang
Untuk menggambarkan secara spasial. Hasil analisis
persebaran diare pada balita kualitas kejadian diare pada balita dan
bakteriologis air bersih, kondisi kualitas lingkungan menggunakan
sarana pembuangan sampah, perangkat lunak ArcView.
kondisi saluran pembuangan air Kejadian diare terbanyak
limbah serta perilaku hidup bersih terdapat di Kelurahan Karangroto
dan sehat maka dilakukan analisis dan Kelurahan Genuksari yang
814
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

masing-masing mempunyai jumlah karena Perilaku Hidup Bersih dan


sama yaitu 5 kasus dengan proporsi sehat yang kurang baik 66,68%.
kejadian diare 16,13%. 6. Proporsi kejadian diare tersebar
Daerah yang beresiko terdapat di Kelurahan Genuksari
mengalami kejadian diare karena dan Kelurahan Karangroto yaitu
kualitas bakteriologis air bersih, sebesar 16,13%. Proporsi
kondisi sarana pembuangan kejadian diare terkecil terdapat di
sampah, kondisi SPAL yang tidak Kelurahan Gebangsari,
memenuhi syarat serta PHBS yang Kelurahan Bangetayu Kulon,
kurang baik dengan proporsi Kelurahan Trimulyo, Kelurahan
kejadian diare yang tinggi adalah Terboyo wetan, dan Kelurahan
Kelurahan kelurahan Genuksari Terboyo Kulon.
(16,13%), Kelurahan Karangroto Diharapkan bagi Puskesmas untuk
(16,13%), dan Kelurahan Bangetayu dapat melakukan peningkatan
Wetan (12,90%). perbaikan sanitasi lingkungan dan
memberikan penyuluhan kesehatan
KESIMPULAN DAN SARAN terutama kesehatan lingkungan dan
1. Kejadian diare pada balita di PHBS.
Kecamatan Genuk Kota
Semarang sebanyak 72,1% balita DAFTAR PUSTAKA
(31 dari 43 balita) mengalami
diare dalam 3 bulan terakhir. 1. Suraatmaja. Kapita Selekta
2. Kualitas Bakteriologis Air Bersih Gastroenterologi Anak. Jakarta:
yang tidak memenuhi syarat (81, CV Sagung Seto. 2007.
4%) lebih tinggi dari pada yang 2. Dinkes Propinsi Jawa Tengah.
memenuhi syarat (18,6%). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
3. Tidak ada hubungan yang Tengah. Semarang. 2006.
signifikan antara kualitas 3. Pickering et al, 2009. Angka
bakteriologis air bersih (E.coli) Kejadian Diare. World Health
dengan kejadian diare pada balita Organization. diakses pada 10
di Kecamatan Genuk Kota Januari 2016.
Semarang (p = 0,815). http://www.who.int/en/
4. Ada Hubungan yang signifikan 4. Departemen Kesehatan RI. Profil
antara sarana pembuangan Kesehatan Indonesia 2014.
sampah Semarang (p = 0,002), Jakarta: Depkes RI. 2014.
kondisi SPAL (p = 0,018), PHBS 5. Dinkes Propinsi Jawa tengah.
(p = 0,015) dengan kejadian diare Profil Kesehatan Propinsi Jawa
pada balita di Kecamatan Genuk Tengah tahun 2012. Semarang.
Kota Semarang. 2012.
5. Wilayah kecamatan Genuk yang 6. Dinas Kesehatan Kota
beresiko mengalami kejadian Semarang. Profil Kesehatan
diare karena kualitas air bersih Kota Semarang tahun 2014.
yang tidak memenuhi syarat Semarang. 2014.
sebanyak 91,44%, karena kondisi 7. Puskesmas Genuk. Data
sarana pembuangan sampah Kejadian Penyakit diare Pada
yang tidak memenuhi syarat Balita Tahun 2015. Puskesmas.
87,1%, karena Saluran 2015.
Pembuangan Air Limbah yang 8. Puskesmas Bangetayu. Data
tidak memenuhi syarat 82,14%, Kejadian Penyakit diare Pada

815
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Balita Tahun 2015. Puskesmas. Di Kecamatan Maos Kabupaten


2015. Cilacap. Diakses pada 09 Mei
9. Suryani, DR. Hubungan Antara 2016
Sanitasi Lingkungan Dan http://eprints.undip.ac.id/18243/
Personal Hygiene Dengan 17. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan
Kejadian diare Pada Balita Di Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Wilayah Kerja Puskesmas Rineka Cipta. 2003.
Bandarharjo Kota Semarang.
2012. Diakses tanggal 14 Mei
2016
http://eprints.undip.ac.id/38777/
10. Nuarsa I W. Menganalisis data
spasial dengan arcview GIS 3.3
untuk pemula. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo Kelompok
Gramedia. 2005
11. Achmadi, UF. Manajemen
Penyakit Berbasis Wilayah,
Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta.
12. Profita, H G .Analisis Spasial
Kualitas Air Bersih dan Kejadian
Diare Pada Anak Balita di
wilayah Kerja Puskesmas Pati I
Kabupaten Pati. 2014. Diakses
pada 01 Mei 2016
http://eprints.undip.ac.id/43316/1
/489.
13. Nainggolan, J.F. Masalah
Kesehatan Akibat Foodborne
Disease. 2009.
14. Regassa G, Birke W, Deboch B,
Belachew T. Evironmenthal
determinants of diarrhea among
under five children in Nekemte
Town, Western Ethiopia. Ethiop
J Health Sci. 2008;18(2):39-45
15. Dewi, NP. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian
Diare Pada Balita di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Mangwi I
Kecamatan Mangwi Kabupaten
Badung Provinsi Bali. 2011.
Diakses pada 09 Mei 2016.
http://lib.fkm.ui.ac.id
16. Muhajirin. 2007. Hubungan
Antara Praktek Personal
Hygiene Ibu Balita Dan Sarana
Sanitasi Lingkungan Dengan
Kejadian Diare Pada Anak Balita
816

You might also like