Potensi Abu Daun Bambu Dan Kompos Jerami Untuk Men
Potensi Abu Daun Bambu Dan Kompos Jerami Untuk Men
Potensi Abu Daun Bambu Dan Kompos Jerami Untuk Men
2017: 7-12
ISSN: 2614-7416
POTENSI ABU DAUN BAMBU DAN KOMPOS JERAMI UNTUK MENGENDALIKAN WERENG COKLAT
1) 2) 2)
Ade Brian Nugraha , Retno Wijayanti dan Subagiya
1)
Mahasiswa S1 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
2)
Staff Dosen Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
Kontak Penulis: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of the bamboo ash and straw compost on brown planthopper and rice
nd
production. This research was conducted in Bakaran, Sukosari Village, Jumantono, Karanganyar in 12 December-
March 2017. The study was conducted using Complete Randomized Block Design (RCBD) in paddy fields
2
consisting of 16 plots, each was 16 m with Bamboo Leaftreatment, Straw Compost, and Chemical Silica with SiO-
-1
2of 200 kg ha dosage. The variables observed were: Population of brown planthopper, stem hardness, plant
height, number of tillers, number of productive tillers, weight of 100 seeds, weight of filled seed, hollow seed weight
and percentage of hollow seeds. The data obtained were analyzed by Analysis of Variance (ANOVA) and if there
was a significant difference, it followed by Duncans Multiple Range Test (DMRT) at 5% level. The results showed
that bamboo leaf ash and straw compost not significan increase the hardness of the rice plant stems and brown
planthopper population. Straw compost has the highest potential compared to other treatments because it
produces the hardest stem rice and the lowest brown planthoppers population at 11 Weeks. The application of
silica from various sources has no direct role in rice production.
Keywords: Brown planthopper, bamboo leaf ash, straw compost, hardness of rice stem
PENDAHULUAN
Silika selain dari sumber kimia dapat pula
Beras merupakan makanan pokok bagi hampir
didapatkan dari sumber alami, salah satu tanaman
setengah penduduk dunia (Fairhurst dan Doberman
yang memiliki kandungan silika yang paling tinggi yaitu
2002). Revolusi hijau yang telah sukses meningkatkan
tanaman bambu. Abu daun bambu memiliki kandungan
produksi padi meninggalkan kebiasaan pertanian
silika sekitar 58,3% (Priyanto 2010). Sumber silika yang
dengan input yang tinggi. Kebiasaan petani dengan
lain adalah jerami, jerami memiliki kandungan silika
input yang tinggi tersebut menimbulkan beberapa
sebanyak 4-20% (Ishizuka 1971). Daun bambu juga
dampak buruk yang diakibatkan tingginya kandungan
merupakan sumberdaya yang melimpah dan tidak
nitrogen dari pupuk urea ditambah penggunaan
termanfaatkan bagi manusia. Jerami yang tidak
pestisida yang dapat membunuh musuh alami hama
dikembalikan ke lahan akan menjadi faktor yang
sehingga mengakibatkan semakin seringnya ledakan
menyebabkan pemiskinan Si dan K tanah (Asmin dan
hama seperti Ledakan wereng coklat yang terjadi tahun
Karimuna 2014). Pemanfaatan daun bambu dan
1974, 1986, 1998 (Jawa Barat), 2010 (Jawa Barat,
kompos jerami sebagai pupuk silika yang berguna
Jawa Tengah, Jawa Timur), 2013 (Jawa Timur)
untuk meningkatkan ketahanan terhadap serangan
(Wiyono et al. 2014). Tingginya tingkat serangan hama
wereng coklat dan peningkatan produksi padi patut
selain terjadi karena faktor diatas juga diakibatkan oleh
untuk diteliti. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
kekurangan unsur hara mikro dimana petani jarang
memberikan informasi tentang potensi abu daun bambu
sekali memasukan input berupa unsur hara mikro.
dan kompos jerami terhadap populasi wereng coklat,
Hara mikro seperti Silika merupakan unsur yang
pertumbuhan dan produksi padi.
penting bagi produksi padi (Kumar 2014).
Silika (SiO2) merupakan unsur yang diperlukan METODE PENELITIAN
dalam jumlah banyak khususnya pada tanaman
Penelitian ini dilakukan di Lahan Sawah Dusun
graminae termasuk padi (Brunings et al. 2009). Menurut
Bakaran, Desa Sukosari, Jumantono, Kab.
Kyuma (2004) padi menyerap unsur Si 100-300 kg/ha
Karanganyar pada 12 Desember-Maret 2017. Alat-alat
setiap dipanen. Silika berperan membangun struktur
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tanaman sehingga tidak mudah rebah dan lebih tegak 2
pnetrometer GY-1 (Range : 2-17 kg/cm , Akurasi 0.1
(Kumar 2014). Silika juga membuat dinding sel yang 2
kg/cm , Plunger Diameter : 3.5 mm), hand counter, alat
lebih tebal sehingga penetrasi stilet (alat makan
tulis, meteran dan alat dokumentasi. Bahan yang
serangga) sulit untuk menembus dan mendapatkan
digunakan antara lain pupuk silika (zeolit) , kompos
makanan (Massey dan Hartley 2009).
jerami, abu daun bambu, benih padi varietas mekongga
dan pupuk ZA. Penelitian dilakukan dengan
*Fak. Pertanian UNS Surakarta
Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta
Potensi Abu Daun Bambu dan Kompos Jerami untuk Mengendalikan Wereng Coklat (Ade Brian Mugraha, 7
Retno Wijayanti, Subagiya)
Nugraha et al. Vol 1. No 2. 2017
8
Nugraha et al. Vol 1. No 2. 2017
10 12 13
Umur Tanaman (MST)
Gambar 2 Menunujukan kekerasan batang banyak juga ditemukan wereng coklat yang mati hal ini
perlakuan kompos jerami yang cenderung paling keras karena wereng coklat yang sudah tidak bisa lagi
kemudian silika kimia dan abu daun bambu dan paling mengakses makanan dari tanaman padi.
rendah kekerasannya yaitu tanaman kontrol. Terlihat
Komponen pertumbuhan dan produksi padi
adanya hubungan antara jumlah populasi wereng coklat
pada 11 MST dan kekerasan batang sebagaimana hasil Tinggi tanaman
uji korelasi pada Tabel 2 yang menunjukan adanya
Pertumbuhan pada tanaman padi identik dengan
korelasi signifikan(r= -0,602, p=0.014, n=16) yang
fase vegetatif, dalam penelitian ini variabel
berarti semakin keras batangnya maka semakin rendah
populasi wereng coklatnya. pertumbuhan yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah
Perlakuan kompos memiliki kecederungan tingkat anakan serta jumlah anakan produktif. Tinggi tanaman
dapat dilihat dalam Tabel 1 sebagai berikut :
serangan wereng pada 11 MST yang lebih rendah dan
Tabel 1 Pengaruh Silika kimia, abu daun bambu dan
memiliki kekerasan batang yang lebih kuat dari
kompos jerami pada tinggi tanaman.
perlakuan lain hal ini terjadi karena adanya perbedaan
proses yaitu komposting dan pembakaran dan juga Sumber Silika Tinggi Tanaman (cm)
karena adanya kandungan yang hanya dimiliki kompos Tanpa Silika 101.63 ± 6.20a
jerami atau kandungan yang lebih tinggi dalam kompos Abu Daun Bambu 103.67 ± 2.13a
jerami dibandingkan dengan sumber silika lain yaitu Kompos Jerami 106.56 ± 2.70a
abu daun bambu dan silika kimia. Unsur hara yang Silika Kimia 104.02 ± 2.10a
memiliki peran dalam mempengaruhi tingkat serangan
Keterangan : Hasil diperoleh dengan DMRT 5%.
hama dan kekerasan batang selain silika yang tidak
dimiliki oleh sumber silika lain adalah unsur fosfor. Tabel 1 menunjukan perbedaan tinggi tanaman
Buckman dan Brady (1982) menyatakan bahwa fosfor yang tidak berbeda nyata antar perlakuan tetapi tetap
membantu menjaga keseimbangan dari efek pemberian menunjukan perbedaan dengan tren yang sama seperti
nitrogen yang berlebihan, merangsang pembentukan pada varibel populasi wereng dan kekerasan batang
jaringan dan dapat memperkuat jaringan serta dinding dimana kompos jerami memiliki tinggi tanaman tertinggi
sel sehingga diyakini dapat membuat tanaman menjadi disusul abu daun bambu dan silika kimia yang hampir
resisten. sama dan tinggi tanaman paling rendah yaitu perlakuan
Kandungan fosfor dalam kompos jerami menurut kontrol. Tinggi tanaman pada kompos jerami yang lebih
Fairhurst dan Dobermand (2002) adalah sebanyak tinggi sesuai dengan penelitian Elizabeth (2013)
0.16-0.27%, abu daun bambu menurut Olugbenga et al. dimana pemberian kompos jerami berpengaruh nyata
(2010) tidak memiliki kandungan fosfor, efek dalam meningkatkan tinggi tanaman hal ini terjadi
pembakaran pada pembuatan abu menurut Fairhurst berhubungan dengan meningkatkan ketersediaan
dan Dobermand (2002) kandungan fosfor akan hilang nitrogen dalam tanah dan serapan nitrogen oleh
25%. Fosfor juga tidak dapat ditemukan dalam zeolit, tanaman. Abu daun bambu kehilangan kandungan
menurut Arifin dan Harsodo (1991) kandungan silika nitrogen pada saat pembakaran menurut Rosinta
kimia (zeolit). (2013) berkurang sampai 80%. Pupuk zeolit sebagai
Pengamatan terakhir pada 12 MST menunjukan pupuk silika kimia memiliki kemampuan untuk menjerap
penurunan populasi sampai rata-rata 0ekor/tanaman nitrogen dalam bentuk ion ammonium sehingga tidak
untuk perlakuan kontrol, kompos jerami dan abu daun mudah tercuci oleh air dan nitrogen lebih tersedia untuk
bambu, pada silika kimia hanya tersisa 1 tanaman (Nurul 2006).
wereng/tanaman yang terjadi akibat migrasi makroptera
Jumlah anakan dan jumlah anakan produktif
karena tanaman yang sudah kering (mendekati panen)
hal ini sesuai dengan pernyataan Baehaki (2012) Tanaman padi membentuk rumpun dengan
bahwa wereng menyebar dengan cepat ke habitat baru anakannya, biasanya anakan akan tumbuh pada dasar
sebelum habitat lama tidak lagi berguna, selain migrasi batang. Pembentukan anakan terjadi secara tersusun
9
Nugraha et al. Vol 1. No 2. 2017
yaitu pada batang utama akan tumbuh anakanan Banyaknya anakan (terutama anakan produktif
pertama, anakan kedua tumbuh oada batang bawah merupakan salah satu kunci peningkatan produktivitas
anakan pertama, anakan ketiga tumbuh pada buku tanaman padi. Semakin banyak anakan produktif
pertama pada batang anakan kedua dan seterusnya. tanaman padi akan seakin banyak pula malai yang
Semua anakan memiliki bentuk yang serupa dan terbentuk dan akhirnya semakin banyak biji yang
membentuk perakaran sendiri (Luh 1991). dihasilkan oleh tanaman tersebut. Rerata jumlah
anakan padi per rumpun ditunjukan pada Tabel 2.
Tabel 2 Jumlah Anakan dan Jumlah anakan produktif per rumpun
Sumber Silika Jumlah Anakan Jumlah Anakan Produktif
Tanpa Silika 10±0.50a 8.6±0.20a
Abu Daun Bambu 11±1.02a 9.2±0.94a
Kompos Jerami 10±1.10a 8.9±1.08a
Silika Kimia 11±0.77a 9.2±1.09a
Keterangan : Hasil diperoleh dengan DMRT 5%
terhadap jumlah anakan juga sesuai dengan penelitian
Tabel 2 memperlihatkan jumlah anakan per sampel
Febriyanti et al. (2013) yang memperlihatkan tidak ada
yang tidak berbeda nyata. Menurut Sugeng (2001)
pengaruh yang signifikan antara perlakuan dan jumlah
jumlah anakan yang terbentuk dipengaruhi oleh
anakan. Pemberian kompos jerami dan abu daun
beberapa faktor diantaranya varietas. Setiap varietas
bambu juga tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah
memiliki perbedaan genetik yang dapat mempengaruhi
anakan produktif.
pertumbuhan yang berbeda-beda. Pengaruh kompos
10
Nugraha et al. Vol 1. No 2. 2017
11
Nugraha et al. Vol 1. No 2. 2017
12