Pemeriksaan Kultur Pus

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

(ISSN : 1858-4942) Vol. 3, No.

2, Juni 2015: 60-67 Perbedaan kadar glukosa darah …

Perbedaan kadar glukosa darah puasa pasien diabetes melitus


berdasarkan pengetahuan gizi, sikap dan tindakan di poli penyakit dalam
rumah sakit islam jakarta
Ahmad Syauqy1

ABSTRACT

Background: Inappropriate eating behavior can cause blood glucose level of diabetes mellitus patients to increase. The
behavior is divided into three domains. They are knowledge, attitude, and action.
Objective: This research was an analytic descriptive research with cross-sectional approach. The sample consisted of 50
respondents. They were diabetes mellitus patients having blood glucose level checking in Internist Polyclinic in Rumah Sakit
Islam Jakarta (Jakarta Islamic Hospital). Knowledge about nutrition was measured based on indicator of diabetes disease
definition, principle, and dietary restriction, food supplement, and activity or exercise; the level of attitude was measured
based on diabetes checking indicator, activity/exercise, diet awareness, food ingredients and the amount of portion; level of
action was measured based on indicator of food/drink selection, eating habit, eating schedule, activity/exercise, and food
supplement. One Way Anova test was applied in order to answer research question.
Results: There were 12 respondents (24%) lacking of knowledge about nutrition, 14 respondents (28%) not having really good
attitude, 8 respondents (16%) having less action. On the average blood glucose was different according to knowledge level (F
= 4.448; p = 0.017), attitude (F = 3.930; p = 0.026) and action (F = 3.427; p = 0.041).
Conclusion: There is significant difference in blood glucose level based on knowledge about nutrition, attitude, and behavior
to patients with type 2 diabetes mellitus in Rumah Sakit Islam Jakarta (Jakarta Islamic Hospital). Research about the effect of
counselling about nutrition on patients’ behavior is needed so that the success of dietitien can be recognized.

Key words: knowledge about nutrition, attitude, action, blood glucose level, diabetes mellitus, nutrition and dietetic polyclinic

ABSTRAK

Latar belakang :Perilaku makan yang tidak tepat dapat menyebabkan meningkatnya kadar glukosa darah penderita diabetes.
Perilaku dibagi menjadi tiga domain yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan.
Tujuan penelitian :Melihat perbedaan kadar glukosa darah berdasarkan pengetahuan gizi, sikap dan tindakan pasien diabetes
melitus tipe 2.
Metode analisis : Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional.
Sampel sebanyak 50 responden, dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus yang menjalani pemeriksaan kadar
glukosa darah di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Islam Jakarta. Pengetahuan gizi diukur berdasarkan indikator pengertian
penyakit diabetes, prinsip dan syarat diet, penukar bahan makanan dan aktivitas atau olahraga ; tingkat sikap diukur
berdasarkan indicator pemeriksaan penyakit diabetes, aktifitas/olahraga, kesadaran diet, bahan makanan dan jumlah porsi ;
tingkat tindakan diukur berdasarkan indikator pemilihan makanan/minuman, kebiasaan makan, jadwal makan,
aktifitas/olahraga dan bahan makanan penukar. Pengujian One Way Anova digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Hasil :Sebanyak 12 responden (24%) memiliki pengetahuan gizi kurang, 14 responden (28%) memiliki sikap yang kurang
baik,
8 responden (16%) memiliki tindakan kurang. Rata – rata glukosa darah berbeda menurut tingkat pengetahuan (F = 4,448 ; p
= 0,017), sikap (F = 3,930 ; p = 0,026) dan tindakan (F = 3,427 ; p = 0,041).
Simpulan :Ada perbedaan bermakna kadar glukosa darah berdasarkan pengetahuan gizi, sikap dan perilaku terhadap pasien
dengan diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Islam Jakarta. Diperlukan penelitian tentang pengaruh konseling gizi
terhadap perilaku pasien agar dapat mengetahui keberhasilan Dietisien.

Kata kunci : Pengetahuan gizi, sikap, tindakan, kadar glukosa darah, diabetes mellitus, poli gizi rawat jalan
Masalah kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya pola hidup, pola makan dan kemajuan
PENDAHULUAN teknologi. Teknologi banyak membantu manusia,
mengganti tenaga manusia dengan mesin sehingga
manusia kurang aktif bergerak. Hal ini

60
(ISSN : 1858-4942) Vol. 3, No. 2, Juni 2015: 60-67 Perbedaan kadar glukosa darah …

islam Muhammadiyah. Rumah sakit ini melayani


1
Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran pasien rawat inap dan rawat jalan dengan segala jenis
Universitas Diponegoro penyakit, termasuk diabetes melitus. Sehubungan
memberikan kontribusi negatif terhadap kesehatan belum adanya penelitian atau informasi tentang
termasuk peningkatan penyakit degeneratif. Salah satu perilaku gizi pada pasien diabetes disana, maka
penyakit degeneratif adalah diabetes melitus. 1 peneliti tertarik untuk melihat perbedaan kadar
(Rimbawan dkk, 2004). glukosa darah puasa berdasarkan pengetahuan, sikap
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit dan tindakan dengan kadar glukosa darah puasa pada
metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan pasien diabetes melitus di rumah sakit tersebut.
gejala hiperglikemi yang disebabkan oleh gangguan
sekresi insulin, gangguan kerja insulin, atau keduanya.
2,3
Data mengenai epidiomiologi penyakit diabetes METODE PENELITIAN
mellitus telah mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Jumlah penderita diabetes melitus di dunia dari Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Islam
110,4 juta pada tahun 1994 melonjak 1,5 kali lipat
Jakarta pada bulan Juli tahun 2008. Penelitian ini
(175,4 juta) pada tahun 2000 dan melonjak dua kali
merupakan penelitian deskripsi analitik yang dengan
lipat (239,3 juta) pada tahun 2010.4
rancangan penelitian menggunakan Cross Sectional
Diabetes melitus disebut juga penyakit metabolisme yang pengukurannya dilakukan dalam satu waktu.
kronik, yang pengelolaannya perlu dilaksanakan Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes
secara holistik dan pemeliharaan mandiri seumur melitus rawat jalan yang menjalani pemeriksaan kadar
hidup. Dengan pengelolaan yang baik diyakini bahwa glukosa darah puasa di Poli Penyakit Dalam Rumah
akan terpelihara kualitas hidup pasien yang optimal Sakit Islam Jakarta bulan Juli tahun 2008. Sampel
dan terhindar dari berbagai komplikasi kronik adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara
diabetes. Salah satu pilar utama pengelolaan diabetes sampling purposive dengan criteria inklusi dinyatakan
adalah perencanaan makan. Perencanan makan yang sebagai pasien diabetes melitus tipe 2 oleh dokter,
baik adalah terapi gizi yang mengikuti prinsip 3 J tanpa komplikasi, bersedia menjadi sampel dalam
yaitu tepat jumlah, jenis dan jadwal. 5 Dengan penelitian ini, menjalani pemeriksaan kadar glukosa
melakukan perencanaan makan diharapkan diabetisi darah puasa pada saat dilaksanakan penelitian. Besar
dapat mencapai dan mempertahankan kadar glukosa Sampel yang dipakai untuk penelitian ini minimal
darah. Untuk itu diperlukan suatu perilaku yang sesuai sebanyak 49 orang.
dari diabetisi untuk dapat memelihara atau
mengendalikan diabetesnya. 6 Perilaku dipengaruhi
n= N 1
oleh beberapa faktor yaitu pengetahuan, sikap dan
+ N (d2)
tindakan. Perilaku gizi, makanan dan minuman, dapat
Dimana :
memelihara serta meningkatkan kesehatan seseorang,
N = Populasi (rerata 3 bulan terakhir)
tetapi sebaliknya dapat menjadi penyebab
n = Besar sampel d = Tingkat
menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat
kepercayaan (0,05)
mendatangkan penyakit. Hal ini tergantung pada
(Notoatmodjo, 1996)
perilaku orang terhadap makanan dan minuman
tersebut. 7 Pengamatan (observasi) adalah cara untuk
mengukur perilaku. Namun dapat juga dilakukan Pengetahuan gizi diambil dengan metode
melalui wawancara dengan pendekatan recall atau wawancara menggunakan kuesioner. Diukur
mengingat kembali perilaku gizi yang telah dilakukan berdasarkan indikator pengertian penyakit diabetes,
oleh responden beberapa waktu yang lalu. 7 Glukosa prinsip syarat diet penyakit diabetes, penukar bahan
darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain makanan untuk penyakit diabetes dan
faktor resiko atau faktor pencetus misalnya, adanya aktivitas/olahraga. Pada kuesioner tersebut akan
infeksi virus, kegemukan, perilaku makan yang salah, diberikan skor 1 untuk jawaban yang benar dan 0
obat - obatan, proses menua, stress dan lain - lain. untuk jawaban yang salah pada masing – masing
Diet tetap merupakan pengobatan yang utama pada pertanyaan yang ada. Selanjutnya skor jawaban dibagi
penatalaksanaan diabetes, terutama pada DM tipe 2. dengan jumlah soal lalu dikali dengan 100. Kurang,
Peran diet dapat mengontrol kadar glukosa darah jika nilai yang diperoleh < median - standar deviasi
pasien. Diet disini dapat diartikan sebagai perilaku Cukup, jika nilai yang diperoleh antara median +
gizi pasien diabetes. 6 standar deviasi Baik, jika nilai yang diperoleh ≥
Rumah Sakit Islam Jakarta merupakan rumah sakit median + standar deviasi.
swasta dibawah naungan Badan Pengurus Harian Sikap diambil dengan metode wawancara
Rumah Sakit Islam Jakarta dalam payung organisasi menggunakan kuesioner. Diukur berdasarkan
indikator pemeriksaan penyakit diabetes,

61
Ahmad Syauqy Jurnal Gizi Indonesia (ISSN : 1858-4942)

aktifitas/olahraga, kesadaran
Tabel 2. Distribusi Karakteristik Responden Di Rumah Sakit Islam Jakarta

5 Status Gizi  Normal

diet, bahan makanan dan jumlah porsi. Penilaiannya Baik, jika nilai yang diperoleh ≥ median + standar
menggunakan skala likert yaitu sangat setuju, setuju, deviasi
tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan pertanyaan Kadar Glukosa Darah Puasa (GDP) merupakan
positif dan negatif, kemudian memberikan skor sebuah parameter yang menggambarkan konsentrasi
4,3,2,1 untuk pernyataan positif dan 1,2,3,4 untuk glukosa di dalam plasma darah yang diukur pada
pernyataan negatif, lalu dijumlah dan dibuat median subyek yang berpuasa selama 8-12 jam. Kadar GDP
kelompok. Selanjutnya dikategorikan menjadi kurang, diukur dengan menggunakan metode enzymatic
jika nilai yang diperoleh < median - standar deviasi colorimetric. Hasil kadar glukosa darah dalam satuan
Cukup, jika nilai yang diperoleh antara median + mg/dL.
standar deviasi Baik, jika nilai yang diperoleh ≥
median + standar deviasi HASIL PENELITIAN
Tindakan diambil dengan metode wawancara
menggunakan kuesioner. Diukur berdasarkan
indikator pemilihan makanan/minuman, kebiasaan
makan, jadwal makan, aktifitas/olahraga dan bahan
Karakteristik Responden
makanan penukar. Pengamatan dilakukan secara tidak Sampel yang diambil sebanyak 50 responden.
langsung dengan menggunakan kuesioner. Penilaian Sampel merupakan pasien diabetes melitus yang
kuesioner dihitung dengan memberi skor 3,2,1 untuk datang ke poli penyakit dalam di Rumah Sakit Islam
jawaban a, b, c secara acak pada setiap pertanyaan. Jakarta dalam waktu pengambilan data dilakukan.
Selanjutnya dikategorikan menjadi Kurang, jika nilai Berikut ini adalah karakteristik responden meliputi
yang diperoleh < median - standar deviasi Cukup, jika jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, riwayat
nilai yang diperoleh antara median + standar deviasi keluarga dan status gizi responden yang disajikan
dalam tabel 2.

Berdasarkan tabel 2 diatas, diketahui bahwa


responden dengan jenis kelamin pria dan wanita
hampir sebanding jumlahnya, dimana responden pria
berjumlah 27 orang (54%) dengan usia diatas 40
tahun berjumlah 45 orang (90%) dengan jumlah yang
berpendidikan SMA 20 orang (40%). Sejumlah 29
orang (58%) tidak mempunyai riwayat diabetes dalam
keluarganya. Sedangkan yang memiliki status gizi
lebih 35 orang (70%).

62
(ISSN : 1858-4942) Vol. 3, No. 2, Juni 2015: 60-67 Perbedaan kadar glukosa darah …

Hubungan Pengetahuan Gizi

Tabel 3. Rerata Glukosa Darah Responden Menurut Pengetahuan Gizi Di Rumah Sakit Islam Jakarta
Variabel n Mean SD
% CI P
Glukosa Glukosa F
Glukosa Darah value
Darah Darah
Pengetahuan
- Kurang 12 188.25 63.71 147.77 – 228.73 4,448 0.017
- Cukup 34 145.62 52.91 127.16 – 164.08
- Baik 4 104.50 19.91 72.82 – 136.18
dengan Kadar GLukosa Darah
dengan standar deviasi 71.98 gr/ml. Hasil uji statistik
Rerata kadar glukosa darah pada responden terdapat nilai p = 0.026, berarti pada alpha 5 % dapat
yang memiliki pengetahuan kurang adalah 188.25 disimpulkan ada perbedaan bermakna rerata kadar
gr/ml dengan standar deviasi 63.71 gr/ml. Hasil uji glukosa darah diantara ketiga tingkatan sikap. Analisis
statistik terdapat nilai p = 0.017, berarti pada alpha 5 lebih lanjut membuktikan bahwa kelompok yang
% dapat disimpulkan ada perbedaan bermakna rerata berbeda signifikan adalah sikap kurang dengan sikap
kadar glukosa darah diantara ketiga tingkat baik.
pengetahuan. Analisis lebih lanjut membuktikan
bahwa kelompok yang berbeda signifikan adalah
pengetahuan kurang dengan pengetahuan cukup, Hubungan Tindakan dengan
pengetahuan kurang dengan pengetahuan baik dan
pengetahuan cukup dengan pengetahuan kurang. Kadar GLukosa Darah Puasa
Hubungan Sikap dengan Kadar GLukosa Darah

Tabel 4. Rerata Glukosa Darah Responden Menurut Sikap Di Rumah Sakit Islam Jakarta
Mean SD
95 % CI
Variabel n Glukosa Glukosa F P value
Glukosa Darah
Darah Darah
Sikap
- Kurang 12 181.79 71.98 140.23 – 223.35 3,930 0.026
- Cukup 26 149.81 50.14 129.56 – 170.06
- Baik 10 152.56 34.36 94.22 – 143.38

Rerata kadar glukosa darah pada responden


yang memiliki sikap rendah adalah 181.79 gr/ml

Rerata kadar glukosa darah pada responden


yang memiliki pengetahuan rendah adalah 172.13 PEMBAHASAN
gr/ml dengan standar deviasi 63.52 gr/ml. Hasil uji
statistik terdapat nilai p = 0.041, berarti pada alpha 5 Indeks Massa Tubuh (IMT) dan resiko penyakit
% dapat disimpulkan ada perbedaan bermakna rerata diabetes memiliki hubungan linier, bertambahnya
kadar glukosa darah diantara ketiga tingkatan IMT akan meningkatkan resiko diabetes. Sebuah
tindakan. Analisis lebih lanjut membuktikan bahwa penelitian di Amerika Serikat yang dilakukan kepada
tidak ada kelompok yang berbeda secara signifikan. 11.400 responden perempuan menunjukkan bahwa

Tabel 5. Rerata Glukosa Darah Responden Menurut Tindakan Di Rumah Sakit Islam Jakarta Tahun 2008
Mean SD
% CI
Variabel n Glukosa Glukosa F P value
Glukosa Darah
Darah Darah
Tindakan
- Kurang 8 172.13 63.52 119.02 – 225.23 3,427 0.041
- Cukup 33 159.42 58.49 138.68 – 180.17
- Baik 9 110.00 26.75 89.43 – 130.57 63
Ahmad Syauqy Jurnal Gizi Indonesia (ISSN : 1858-4942)

mereka yang memiliki IMT antara 25 – 26,9 kg/m 2. masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian
Penderita diabetes melitus tipe 2 delapan kali lebih diubah menjadi tenaga. Bila insulin tidak optimal
tinggi dari pada responden dengan IMT < 22 kg /m 2. kerjanya maka glukosa tidak dapat masuk sil dengan
Resiko tersebut meningkat menjadi 40 kali bila IMT > akibat glukosa akan tetap berada di pembuluh darah
31 kg/m2. 1 Penelitian di Yogyakarta pada diabetes tipe yang artinya kadarnya di dalam darah meningkat. 6
2 dengan status gizi yang gemuk sebesar 40 %, Sedangkan istilah diabetes melitus disinggung
normal 37.5% dan pasien yang kurus hanya 12.5%. melalui satu pertanyaan. Digambarkan adanya
Hampir 80% penderita diabetes pada usia lanjut penyakit dengan tanda – tanda banyak kencing.
mempunyai berat badan berlebih. Orang yang Cendekiawan India dan China juga menemukan
kegemukan tidak dapat merespon insulin dengan baik penyakit ini, dengan gejala yang sama malahan
karena pada orang – orang yang gemuk yang urinnya terasa manis. Willis melukiskan urin tadi
kebutuhan insulinnya akan meningkat sebagai akibat seperti dicampur madu dan gula. Oleh karena itu
dari pembesaran sel – sel lemak dalam tubuh. 8 ditambahkan nama penyakit itu dengan tambahan kata
Pengetahuan gizi responden diketahui melitus (madu). Diabetes melitus disebut juga kencing
berdasarkan skoring pada setiap pertanyaan yang manis. 6
diberikan kepada responden. Pertanyaan yang Pertanyaan tentang penyakit diabetes terdiri
diberikan meliputi penyakit diabetes, prinsip dan dari 4 pertanyaan. Dari 50 responden diketahui rerata
syarat diet, bahan makanan penukar dan aktivitas / 34,3 orang menjawab benar. Pertanyaan tentang
olahraga. Rerata nilai pengetahuan gizi responden prinsip dan syarat diet pada diabetisi terdiri dari empat
adalah 62,65 dengan nilai terendah 40 dan nilai pertanyaan. Berikut pembahasan pertanyaan tentang
tertinggi 86,66. penyakit diabetes.
Dari setiap pertanyaan, yang paling sedikit Tujuan terapi gizi adalah membantu diabetisi
kesalahannya adalah prinsip dan syarat diet. Hal ini untuk memperbaiki kebiasaan makan dan olah raga
menandakan bahwa sebagian besar responden sudah untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik
melakukan suatu penginderaan terhadap prinsip dan dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati
syarat diet bagi penderita diabetes. Berikut ini normal. 6
penjabaran dari masing – masing pertanyaan Frekuensi makan (waktu), jenis dan jumlahnya,
pengetahuan gizi. perencanaan makan adalah penting untuk mencegah
Pertanyaan tentang penyakit diabetes terdiri hiperglikemi, hipoglikemi dan mempertahankan
dari 5 pertanyaan. Dari 50 responden diketahui rerata keseimbangan metabolik. Konsisten dalam hal asupan
29 responden menjawab benar. Terdapat dua buah makanan adalah sangat penting pada pengobatan
pertanyaan mengenai hipoglikemi, Hipoglikemi diabetes. Total asupan energi sehari secara tetap
adalah suatu keadaan klinis gangguan saraf yang paling sedikit 3 kali makan, satu sampai dua kali
disebabkan oleh penurunan gula darah. Tanda – tanda snack antara makan dan sebelum tidur. 6
hipoglikemi mulai timbul bila glukosa darah < 50 Salah satu syarat diet penyakit diabetes melitus
mg/dl, meskipun reaksi hipoglikemia bisa didapatkan adalah penggunaan gula murni dalam minuman atau
pada kadar glukosa darah yang lebih tinggi. Tanda makanan tidak diperbolehkan kecuali dalam jumlah
klinis dari hipoglikem sangat bervariasi pada setiap sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah
orang. Salah satunya pada stadium gangguan otak sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula
ringan yaitu lemah, lesu, sulit bicara, kesulitan murni sampai 5% dari kebutuhan energi total. 9 Bagi
menghitung sederhana. Adapun pertanyaan nomor 3 orang dengan diabetes yang memerlukan gula, dalam
tentang hiperglikemi. Tanda khas dari hiperglikemi penggunaannya kalori gula diperhitungkan sebagai
adalah kesadaran menurun disertai dehidrasi berat. bagian dari perencanaan makan. Satu sendok makan
Gejala ringannya adalah kesemutan dan baal pada gula dapat menggantikan 1 penukar buah (misalnya 1
ujung – ujung saraf. 6 buah pisang). 6
Pada pertanyaan ditanyakan mengenai hormon Pertanyaan tentang penyakit diabetes terdiri
yang terganggu pada diabetisi. Insulin dikeluarkan dari 5 pertanyaan. Dari 50 responden diketahui rerata
oleh sel beta yang terdapat pada kelenjar pankreas. 26,2 orang menjawab benar. Pertanyaan tentang bahan
Insulin diartikan sebagai pintu masuknya glukosa ke makanan penukar pada diabetisi terdiri dari lima
dalam sel, untuk kemudian diubah menjadi tenaga. pertanyaan.
Bila insulin tidak optimal kerjanya maka glukosa Bahan makanan sumber karbohidrat seperti
tidak dapat masuk sil dengan akibat glukosa akan beras dapat digantikan dengan bahan makanan sumber
tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadarnya karbohidrat lainnya seperti kentang, roti, ubi,
di dalam darah meningkat. 6 singkong dan lainnya. Satu penukar karbohidrat
Insulin dikeluarkan oleh sel beta yang terdapat mengandung 175 kalori. Satu penukar nasi dan bayam
pada kelenjar pankreas. Insulin diartikan sebagai pintu

64
(ISSN : 1858-4942) Vol. 3, No. 2, Juni 2015: 60-67 Perbedaan kadar glukosa darah …

masing – masing sebanyak ¾ gelas belimbing dan 1 pengelolaan diabetes melitus. Pemantauan kadar
gelas belimbing. 6 glukosa darah sendiri sangat bermanfaat pada pasien
Pertanyaan tentang penyakit diabetes terdiri DM tipe 1 dan DM tipe 2. Pada DM tipe 2,
dari 1 pertanyaan. Dari 50 responden diketahui 23 pemeriksaan kadar glukosa darah 1 kali sehari
orang menjawab benar. Pertanyaan tentang aktivitas / sebelum sarapan pagi atau sebelum tidar sudah cukup.
olahraga pada diabetisi terdiri dari lima pertanyaan. Bila kendali glisemiknya lebih stabil, 1 kali
Berikut pembahasan pertanyaan tentang penyakit pemeriksaan seminggu sudah cukup. 6
diabetes. Pernyataan berikutnya yaitu tentang
Prinsip olahraga pada diabetisi sama dengan hipoglikemia. Hipoglikemia adalah suatu keadaan
prinsip olahraga secara umum, yaitu memenuhi hal klinis gangguan saraf yang disebabkan oleh
berikut ini : Frekuensi, jumlah olahraga perminggu penurunan gula darah. Tanda – tanda hipoglikemi
sebaiknya dilakukan secara teratur 3 – 5 kali mulai timbul bila glukosa darah < 50 mg/dl, meskipun
perminggu ; Intensitas, ringan dan sedang yaitu 60% - reaksi hipoglikemia bisa didapatkan pada kadar
70% MHR (Maximum Heart Rate) ; Time (durasi), 30 glukosa darah yang lebih tinggi. Tanda klinis dari
– 60 menit dan tipe (jenis) olahraga endurans hipoglikem sangat bervariasi pada setiap orang. Salah
(aerobik) untuk meningkatkan kemampuan satunya pada stadium gangguan otak ringan yaitu
kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang dan lemah, lesu, sulit bicara, kesulitan menghitung
bersepeda. 6 sederhana. 6
Berdasarkan tabel 7 diatas, dari 50 responden Pernyataan sikap tentang aktivitas / olahraga
yang diambil, 14 orang (28%) memiliki sikap kurang, terdiri dari 1 pernyataan positif dan 1 pernyataan
26 orang (52%) cukup dan 10 orang (10%) baik. negatif. Dari 50 responden diketahui 47 orang
Sikap responden diketahui dengan memberikan menjawab setuju pada pernyataan positif dan untuk
skoring (4,3,2,1) pada setiap pernyataan sikap yang pernyataan negatif 46 orang menyatakan setuju.
diberikan kepada responden. Pernyataan yang Terdapat dua pernyatan sikap tentang aktifitas /
diberikan meliputi penyakit diabetes, aktifitas / olah olahraga. Para ahli percaya bahwa olahraga
raga, kesadaran diet, bahan makanan dan jumlah merupakan salah satu cara penatalaksanaan DM,
porsi. Rerata total nilai sikap responden adalah 45,74 meskipun penelitian tentang manfaat olahraga bagi
dengan total nilai terendah 40 dan total nilai tertinggi diabetisi masih kurang. Dari data yang diperoleh
52. seperti suatu penelitian yang dilakukan di USA
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang ditemukan bahwa resiko menderita penyakit DM lebih
masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. rendah pada kelompok yang berolah raga 5 kali
Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat seminggu dibandingkan dengan kelompok yang
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. berolahraga 1 kali seminggu. 6
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau perilaku. Prinsip olahraga pada diabetisi sama dengan
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, prinsip olahraga secara umum, yaitu memenuhi hal
akan tetapi adalah merupakan “pre-disposisi tindakan berikut ini : Frekuensi, jumlah olahraga perminggu
atau perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi sebaiknya dilakukan secara teratur 3 – 5 kali
tertutup, bukan merupakan reaksi tingkah laku yang perminggu ; Intensitas, ringan dan sedang yaitu 60% -
terbuka. 7 70% MHR (Maximum Heart Rate) ; Time (durasi), 30
Dari setiap pernyataan, yang paling banyak – 60 menit dan tipe (jenis) olahraga endurans
jumlah nilainya adalah olahraga dan kesadaran (aerobik) untuk meningkatkan kemampuan
berdiet. Hal ini menandakan bahwa sudah ada suatu kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang dan
reaksi tingkah laku yang tertutup dari responden bersepeda. 6
mengenai pentingnya olahraga dan berdiet terhadap Pernyataan sikap tentang kesadaran diet terdiri
penyakitnya. dari 2 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif.
Berikut ini uraian dari masing – masing pernyataan Dari 50 responden diketahui rerata 47 orang
sikap. menjawab setuju pada pernyataan positif dan untuk
Pernyataan sikap tentang penyakit diabetes pernyataan negatif rerata 16 orang menyatakan setuju.
terdiri dari 1 pernyataan positif dan 1 pernyataan Pernyataan tentang pentingnya diet kontrol
negatif. Dari 50 responden diketahui 45 orang glukosa darah, kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi
menjawab setuju pada pernyataan positif dan untuk dan perencanaan makan merupakan salah satu kendala
pernyataan negatif 42 orang menyatakan setuju. pada pelayanan diabetes, padahal terapi gizi
Pada pernyataan pertama menyinggung tentang merupakan komponen utama keberhasilan
anjuran kontrol kadar glukosa darah pada diabetisi. penatalaksaan diabetes. Tujuan terapi gizi adalah
Pemantauan kendali glisemik diabetes melitus membantu diabetisi untuk memperbaiki kebiasaan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari makan dan olah raga untuk mendapatkan kontrol

65
Ahmad Syauqy Jurnal Gizi Indonesia (ISSN : 1858-4942)

metabolik yang lebih baik dan mempertahankan kadar Untuk individu yang mempunyai kadar lipid
glukosa darah mendekati normal. 6 normal dan dapat mempertahankan berat badan yang
Meskipun sudah majunya riset di bidang memadai dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan
pengobatan diabetes dengan ditemukannya berbagai energi dari lemak total dan < 10 % energi dari lemak
jenis insulin dan obat oral yang mutakhir, diet masih jenuh. Anjuran untuk asupan lemak di Indonesia
tetap merupakan pengobatan yang utama pada adalah 20 – 25 % energi. Namun demikian, pada
penalaksaan diabetes, terutama pada DM tipe 2. Peran individu yang kegemukan peningkatan asupan lemak
diet jelas sekali terutama pada pasien gemuk yang dapat memperburuk keadaannya, dan nantinya akan
toleransi glukosanya jelas menjadi normal dengan menggangu kadar glukosa darah. 6 Diet tinggi
menurunnya berat badan. 6 karbohidrat dan rendah lemak sangat baik untuk
Terdapat dua pernyataan sikap tentang pasien diabetes karena dapat mengurangi resiko
frekuensi makan. Makanan dengan porsi kecil dan aterosklerosis. Dianjurkan baik oleh ADA (American
sering dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Diabetes Association) maupun EASD (European
Makanan dengan sejumlah kalori yang terhitung Association for Study of Diabetes) bahwa asupan
dengan komposisi yang sesuai dibagi dalam 3 porsi lemak jangan lebih dari 30 % dan kolesterol kurang
utama untuk makan pagi, siang dan sore serta 2 – 3 dari 300 mg/hari. 10
porsi makanan ringan diantaranya. Almatsier (2004) Pada keadaan apapun pengobatan yang paling
menambahkan, salah satu syarat diet diabetes adalah baik adalah pencegahan. Makan tepat waktunya dan
makanan dibagi dalam 3 porsi utama, pagi (20%), tepat jumlah kalori adalah pokok utama pencegahan.
siang (30%) dan sore (25%), untuk snack 2 – 3 kali Bila hipoglikemi telah terjadi maka pengobatan harus
(masing – masing 10 – 15%). 6 segera dilakukan terutama gangguan terhadap otak,
Pernyataan sikap tentang kesadaran diet terdiri organ yang paling sensitif terhadap penurunan glukosa
dari 3 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif. darah. Pemberian gula murni ± 30 gram (2 sdm) atau
Dari 50 responden diketahui rerata 45.33 orang sirup, permen dan makanan yang mengandung hidrat
menjawab setuju pada pernyataan positif dan untuk arang sederhana. Setelah itu periksa kadar glukosa
pernyataan negatif rerata 18 orang menyatakan setuju. darah sewaktu. 6
Pada pernyataan sikap tentang serat, rerata Pernyataan sikap tentang kesadaran diet terdiri
asupan serat dalam makanan sehari – hari yang dari 2 pernyataan negatif. Dari 50 responden diketahui
dianjurkan yaitu 25 – 35 gram, diutamakan serat rerata 24 orang menjawab setuju. Salah satu syarat
makanan yang larut seperti yang terdapat dalam diet diabetes adalah makanan dibagi dalam 3 porsi
kacang – kacangan, kentang, jagung, oat, wortel, utama, pagi (20%), siang (30%) dan sore (25%),
bayam, buncis dan buah – buahan yang dimakan untuk snack 2 – 3 kali (masing – masing 10 – 15%). 9
dengan kulitnya. 9 Mengkonsumsi bahan makanan Untuk pernyataan tentang pemanis buatan, pada
sumber serat seperti : serealia, brown bread, kacang – gula alternatif seperti sorbitol, mannitol dan xylitol
kacangan, tempe, buah dan sayuran segar dapat menghasilkan indeks glikemik lebih rendah dari pada
meningkatkan kesehatan secara umum. 6 sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan pemanis
Pada pernyataan tentang gula murni, tersebut secara berlebihan mempunyai pengaruh
penggunaan gula murni dalam minuman atau laksatif. Secara umum pemanis dapat digunakan
makanan tidak diperbolehkan kecuali dalam jumlah secukupnya dalam minuman, sedangkan bila
sedikit sebagai bumbu. Tetapi bila kadar glukosa digunakan dalam kue perlu diperhitungkan maksimal
darah sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi penggunaan per porsi. 6
gula murni sampai 5% dari kebutuhan energi total. 9 Berdasarkan tabel 8 diatas, dari 50 responden
Sedikit gula untuk bumbu diperbolehkan. Anjuran yang diambil, 9 orang (18%) memiliki sikap kurang,
konsumsi gula untuk orang Indonesia baik yang 33 orang (66%) cukup dan 8 orang (16%) baik.
normal maupun pasien diabetes yang memerlukan Tindakan responden diketahui dengan memberikan
adalah tidak lebih dari 5% total kalori (3 – 4 sendok skoring (3,2,1) pada setiap pertanyaan tindakan yang
makan) sehari. Bagi pasien diabetes yang memerlukan diberikan kepada responden, kemudian
gula, kalori gula diperhitungkan sebagai bagian dari menjumlahkannya.
perencanaan makan. 6 Pertanyaan yang diberikan meliputi pemilihan
Pernyataan tentang indeks glikemik, beberapa makanan dan minuman, kebiasaan makan, jadwal
jenis beras yaitu, beras ketan, beras merah, beras pera makan, aktivitas/olahraga dan bahan makanan
dan beras pulen pada setiap 100 kal masing – masing, penukar. Rerata total nilai sikap responden adalah
didapatkan hasil ternyata yang yang paling tinggi 33,34 dengan total nilai terendah 22 dan total nilai
indeks glikemiknya adalah beras ketan (87.06%), tertinggi 43.
dilanjutkan beras merah (70.20%), beras pera Dari setiap pertanyaan, yang paling banyak jumlah
(52.84%) dan beras pulen (51.80%). 5 nilainya adalah pemilihan makanan dan minuman. Hal
ini menandakan bahwa sudah ada suatu perbuatan

66
(ISSN : 1858-4942) Vol. 3, No. 2, Juni 2015: 60-67 Perbedaan kadar glukosa darah …

nyata dari responden dalam hal yang berkaitan dengan 4. Tjokroprawiro, Askandar. Hidup Sehat dan
pemilihan makanan dan minuman. Sedangkan yang Bahagia Bersama Diabetes Melitus. Jakarta:
paling sedikit adalah pertanyaan tentang Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. 2006
aktivitas/olahraga. Sikap seseorang akan menjadi 5. Waspadji, Sarwono dkk. 2003. ”Indeks Glikemik
perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung yang Monosakarida, Disakarida Dan Polisakarida
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. 7 Murni Sebagai Bahan Makanan Sumber
Ada banyak teori tentang perubahan perilaku, Karbohidrat Pada Orang Tidak Diabetes” dalam
salah satunya Teori Stimulus – Organisme – Respon Indeks Glikemik Berbagai Makanan Indonesia.
(SOR). proses perubahan perilaku pada dasarnya Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 1-26.
adalah sama dengan proses belajar. 7 Dari 50 6. Soegondo, Sidartawan, Pradana Soewondo,
responden yang didapat, rerata kadar glukosa darah Imam Subekti, ed. Penatalaksanaan Diabetes
puasanya adalah 152.56 mg/dL. Dengan kadar Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
terendah adalah 60 mg/dL dan tertinggi adalah 295 2004.
mg/dL. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan beberapa 7. Notoatmodjo, Soekidjo. 1996. Ilmu Kesehatan
penelitian dimana jumlah responden yang diambil Masyarakat Prinsip – Prinsip Dasar. Jakarta : PT
sebanyak 38 responden dan jumlah yang memiliki Asdi Mahasatya
kategori buruk adalah 21 responden (55.26%). 11, 12 8. Jazilah, Paulus Wijono, Toto Sudargo. Hubungan
Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Prektik (PSP)
Penderita Diabetes Mellitus Mengenai
Pengelolaan Diabetes Mellitus dengan Kendali
SIMPULAN Kadar Glukosa Darah. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada; 2003.
Ada perbedaan bermakna kadar glukosa darah 9. Almatsier, Sunita. Penuntun Diet Edisi Baru.
berdasarkan pengetahuan gizi, sikap dan perilaku Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
terhadap pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 di 2004
Rumah Sakit Islam Jakarta 10. American Diabetes Association. Standards of
Medical Care In Diabetes 2010. Diabetes Care.
2004; 27: 1761-73.
SARAN 11. Archer SL, Greenlund KJ, Rith-Najarian S, Croft
J, Casper ML. Association of Diabetes Education
1. Meningkatkan penyuluhan atau konsultasi gizi with Dietary Intake and Biochemical Parameters:
kepada pasien diabetes melitus, baik secara the Inter-Tribal Health Project. Journal of the
kualitas maupun kuantitas, untuk dapat mengubah American Dietetic Association; 2002.
perilaku pasien. 12. Ucik Witasari, Setyaningrum Rahmawaty, Siti
2. Perlu adanya penelitian tentang pengaruh Zulaekah. Hubungan Tingkat Pengetahuan,
konsultasi atau penyuluhan gizi terhadap perilaku Asupan Karbohidrat Dan Serat Dengan
pasien di Rumah Sakit Islam Jakarta agar Pengendalian Kadar Glukosa Darah Pada
mengetahui tingkat keberhasilan Dietisien dalam Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal
melaksanakan penyuluhan atau konsultasi gizi. Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 2;
2009.

DAFTAR PUSTAKA
1. Rimbawan dan Albiner Siagian. 2004. Indeks
Glikemik Pangan. Jakarta : Penebar Swadaya
2. Sudoyo Aru W, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi,
Marcellus Simadibrata K, Siti Setiati, ed. Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.
3. Wild S, Roglic G, Green A, sicree R, King H.
Global prevalence of diabetes. Estimates for the
year 2000 and projections for 2030. Diabetes
Care 2004; 27: 1218-1224.

67

You might also like