Lansuna, Varietas Unggul Baru Bawang Merah Di Provinsi Sulawesi Utara

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Nuryana et.al. / Comm.

Horticulturae Journal 2(1):8-13


IISSN : 2580-2100 e-ISSN : 2580-6327 Comm. Horticulturae J, Februari 2018, 2(1):8-13
Tersedia daring http://horticulturae.ipb.ac.id DOI : http://dx.doi.org/10.29244/chj.2.1.8-13

Lansuna, Varietas Unggul Baru Bawang Merah di Provinsi Sulawesi Utara

Lansuna, New Variety of Shallot in North Sulawesi Province

Ferdhi Isnan Nuryana1, Heri Harti1, Awang Maharijaya1*

Pusat Kajian Hortikultura Tropika, Institut Pertanian Bogor


1

Kampus IPB Baranangsiang, Jl. Raya Padjajaran, Bogor, 16144

Diterima 16 Oktober 2017/Disetujui 5 Januari 2018

ABSTRACT

Shallot (Allium ascalonicum var. aggregatum) is one of the most important vegetables which has high economic value
with high demand. The increasing of demand must be followed by the increasing of supply with shallot central production
optimization at out of Java Island like North Sulawesi. Using the suitable variety with the local agro-ecosystem is the way
to optimize shallot production. Lansuna is the new variety which obtained from mass selection of local shallots in North
Sulawesi. The objective of this research is to identified the performance of Lansuna as the new variety compared with national
commercial variety, Bima Brebes. The research is done through observation method in four village in West Tompaso sub-
district, Minahasa District, North Sulawesi Province. Results of this research showed that Lansuna obviously has better
performance compared with Bima Brebes. Lansuna tuber weight per plant is 127.26 g higher than Bima Brebes 76.95 g.
Lansuna has a round shape tuber with outer diameter at the center, color of dry tuber skin is N57B (vivid purplish red) and
Bima Brebes has oval shape tuber with outer diameter at the bottom, color of dry tuber skin is 61D (deep purplish pink). The
agroecosystem condition in North Sulawesi which is at medium until high altitude (600 – 1100 above sea level) allegedly very
suitable for Lansuna compared with Bima Brebes which usually planted in low altitude (< 500 above sea level).

Key words : local specific, agro ecosystem, medium altitude, central production

ABSTRAK

Bawang Merah (Allium ascalonicum var. aggregatum) merupakan salah satu sayuran penting yang memiliki nilai
ekonomi tinggi dengan permintaan yang terus meningkat. Permintaan yang terus meningkat harus diimbangi dengan
peningkatan produksi yang dapat dilakukan dengan mengoptimasi sentra produksi yang berada di luar pulau jawa seperti
di Sulawesi Utara. Penggunaan varietas yang sesuai dengan agroekosistem setempat merupakan salah satu langkah
untuk optimasi produksi bawang merah di Sulawesi Utara. Bawang Merah Varietas Lansuna merupakan varietas baru
yang diperoleh melalui seleksi massa dari bawang merah yang ditanam di Sulawesi Utara. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi keragaan Bawang Merah Varietas Lansuna sebagai varietas baru dibandingkan dengan varietas komersial
nasional yaitu Varietas Bima Brebes. Penelitian dilakukan melalui metode observasi di empat desa di Kecamatan Tompaso
Barat, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Lansuna memiliki keragaan
yang secara nyata lebih baik dibandingkan dengan Bima Brebes. Bobot umbi per tanaman Lansuna lebih besar yaitu 127.26
g dibandingkan dengan Bima Brebes 76.95 g. Bawang Merah Varietas Lansuna memiliki bentuk umbi bulat dengan diameter
terluar berada di pertengahan, warna kulit umbi kering adalah N57B (merah keunguan) sedangkan Bima Brebes memiliki
bentuk umbi lonjong dengan diameter terluar berada di dekat perakaran dan warna kulit umbi kering 61D (merah muda).
Kondisi agroekosistem daerah Sulawesi Utara yang berada di daerah dataran menengah sampai tinggi (600 – 1100 mdpl)
diduga sangat sesuai untuk Bawang Merah Varietas Lansuna dibandingkan Bima Brebes yang biasa dibudidayakan di
dataran rendah (<500 mdpl).

Kata kunci : spesifik lokasi, agroekosistem, dataran menengah, sentra produksi

PENDAHULUAN ekonomi tinggi dengan permintaan yang terus meningkat


(Nurviani et al. 2016). Melonjaknya harga bawang merah
Bawang Merah (Allium ascalonicum var. aggregatum) pada pertengahan tahun 2013 hingga mencapai Rp 100.000/
merupakan salah satu sayuran penting yang memiliki nilai kg menjadikan komoditas ini tergolong salah satu komoditas
yang mempengaruhi inflasi (Firmansyah et al. 2014).
Sebagai sayuran unggulan nasional, keragaan produksi
* Penulis untuk korespondensi. e-mail : awang.maharijaya@ dan konsumsinya selalu menjadi perhatian para pemangku
gmail.com

8 Februari 2018
Nuryana et.al. / Comm. Horticulturae Journal 2(1):8-13

kepentingan sehingga diperlukan upaya peningkatan maka diperlukan usaha pendaftaran dan pelepasan varietas.
produksi bawang merah dalam rangka memenuhi kebutuhan Penelitian ini dilakukan untuk menguji keunggulan dan
nasional (Rasoki et al. 2016). Optimasi sentra produksi kebenaran dari Bawang Merah Varietas Lansuna. Seleksi
luar pulau jawa merupakan cara untuk meningkatkan massa telah dilakukan sejak tahun 1994 di Sulawesi Utara
ketersediaan bawang merah di seluruh wilayah Indonesia. untuk mendapatkan bawang merah dengan keragaan yang
Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara merupakan baik dan telah dimurnikan secara berulang hingga tahun
salah satu daerah yang menjadi daerah pengembangan untuk 2011. Tahun 2012 dilakukan pengujian hingga tahun 2014.
produksi bawang merah sesuai dengan yang tercantum Terdapat keunggulan dari hasil seleksi massa tersebut
dalam Masterplan Hortikultura Nasional Tahun 2015. dan setelah melalui uji keunggulan dan uji kebenaran,
Kabupaten Minahasa merupakan salah satu sentra Lansuna memiliki keragaan yang unggul dibandingkan
produksi bawang merah terbesar di Sulawesi Utara. Varietas Bima Brebes yang merupakan varietas komersial
Kabupaten Minahasa menyumbang sebesar 32 persen nasional. Kondisi agroekosistem Kabupaten Minahasa
produksi bawang merah di Provinsi Sulawesi Utara pada yang berbeda dengan Kabupaten Brebes menjadikan
tahun 2013 (BPS Provinsi Sulawesi Utara, 2013). Terdapat produksi di Kabupaten Minahasa kurang optimal apabila
dua kecamatan yang menjadi sentra produksi bawang menggunakan benih yang berasal dari Brebes. Ketersediaan
merah di Kabupaten Minahasa yaitu Kecamatan Tompaso benih lokal dan peningkatan produksi di Sulawesi Utara
Barat dan Kecamatan Lamoan Barat. Budidaya bawang perlu didukung, maka pelepasan varietas unggul lokal
merah di Kabupaten Minahasa dilakukan pada daerah yang adaptif secara spesifik dengan agroekosistem sentra
dataran sedang yaitu pada ketinggian 600 – 1100 mdpl. produksi tertentu menjadi penting. Bawang Merah Varietas
Penyediaan benih bawang merah di sentra produksi baik di Lansuna berhasil dilepas dengan SK Menteri Pertanian
sentra produksi lama maupun di sentra produksi potensial Republik Indonesia Nomor 044/Kpts/SR.120/D.2.7/5/2016.
perlu dikembangkan melalui penyediaan benih bawang Kegiatan pelepasan varietas ini merupakan langkah untuk
merah yang telah beradaptasi di lingkungan setempat dan mendukung percepatan ketersediaan benih unggul bermutu
diharapkan memiliki kelebihan dalam adaptasi lingkungan, dalam aspek legalitas. Dilepasnya Bawang Merah Varietas
produktivitas yang lebih tinggi dan ketahanan terhadap Lansuna diharapkan dapat meningkatkan produksi bawang
penyakit di lokasi masing-masing dibandingkan dengan merah di Provinsi Sulawesi Utara.
benih bawang yang selama ini didatangkan dari luar daerah
untuk benih. Varietas lokal yang memiliki produktivitas BAHAN DAN METODE
tinggi dapat bersaing dengan benih bawang merah yang
didatangkan dari luar daerah, sehingga bawang merah Penelitian dilakukan pada Juli 2015 hingga September
lokal perlu perbanyakan benih, penyebarluasan benih dan 2015 di empat lokasi yang berada di Kecamatan Tompaso
pendaftaran varietas sehingga petani dapat mengetahui Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, yaitu Tonsewer
identitas dari bawang merah tersebut. Selatan (811 mdpl), Tonsewer (769 mdpl), Kamanga Satu
Faktor pembatas utama dalam usaha tani bawang (675 mdpl), Kamanga Dua (684 mdpl).
merah adalah terbatasnya ketersediaan benih unggul bermutu
(Iriani 2013). Benih bermutu adalah benih dengan tingkat Bahan dan Alat
kemurnian dan vigor yang tinggi sedangkan benih varietas
unggul adalah benih yang memiliki potensi hasil yang tinggi, Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian
kualitas yang baik dan efisien dalam produksi (Zaini 2009). ini adalah Bawang Merah Varietas Lansuna dan Varietas
Provinsi Sulawesi Utara sebagai salah satu sentra produksi Bima Brebes. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini
bawang merah sangat membutuhkan benih unggul bermutu adalah timbangan analitik, jangka sorong digital, pH meter,
dalam jumlah yang cukup untuk peningkatan produksi. dan kamera digital.
Benih unggul bermutu yang ditanam di Provinsi
Sulawesi Utara adaptif pada lingkungan tumbuhnya sehingga Metode
dapat berproduksi secara maksimal. Kondisi agroekosistem
di berbagai daerah di Indonesia yang beragam menjadi Metode yang dilakukan adalah metode observasi yang
tantangan untuk tetap menghasilkan bawang merah dengan dilakukan pada empat lokasi pertanaman dalam satu musim
produksi yang tinggi (Yuliani 2017). Provinsi Sulawesi Utara tanam di Kecamatan Tompaso Barat, Kabupaten Minahasa,
khususnya Kabupaten Minahasa memiliki agroekosistem Sulawesi Utara. Penanaman bawang merah dilakukan pada
yang khas yaitu berada pada dataran menengah hingga jarak tanam 30 cm x 12 cm. Jumlah tanaman yang diamati
dataran tinggi. Bawang merah dapat berproduksi secara adalah 12 tanaman di setiap lokasi.
maksimal dataran menengah hingga dataran tinggi
(Ambarwati dan Yudono 2012). Penggunaan bawang merah Pengamatan
varietas yang kurang adaptif akan menurunkan produktivitas
dan kegiatan produksi tanaman menjadi kurang efektif. Salah Pengamatan dilakukan mengacu pada Panduan
satu benih varietas unggul yang dikembangkan di Sulawesi Pelaksanaan Uji Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan
Utara adalah Bawang Merah Varietas Lansuna. Kualitas Kestabilan pada karakter kuantitatif dan kualitatif tajuk/
benih Bawang Merah Varietas Lansuna tetap tersertifikasi daun dan umbi. Pengamatan dilakukan pada saat berumur

Februari 2018 9
Nuryana et.al. / Comm. Horticulturae Journal 2(1):8-13

30-45 hari atau saat pertumbuhan vegetatif tanaman menunjukkan tidak ada pengaruh pada semua karakter yang
maksimal. Pengamatan kuantitatif dilakukan pada karakter diamati, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan
tinggi tanaman, panjang daun, diameter daun, jumlah daun, sangat kecil dibandingkan pengaruh varietas. Berdasarkan
jumlah anakan, jumlah daun/rumpun, jumlah umbi/rumpun, hasil rekapitulasi sidik ragam di bawah ini menunjukkan
diameter umbi, tinggi umbi, umur panen, berat/umbi, berat bahwa varietas yang diujikan cukup stabil di setiap lokasi
basah/rumpun, susut bobot umbi, daya simpan umbi pada pengujian. Koefisien keragaman yang paling besar terdapat
suhu ruang, produksi ha-1. Pengamatan kualitatif dilakukan pada bobot per umbi, hal ini disebabkan variasi dari bobot
pada karakter perilaku tajuk, kelengkungan tajuk, warna tiap umbi masih cukup tinggi, yaitu 38.91% (Tabel 1).
daun, intensitas warna hijau daun, bentuk penampang daun, Nilai ini masih cukup baik untuk data yang didapatkan dari
bentuk umbi membujur, ukuran umbi, warna dasar kulit penelitian di lapangan.
umbi kering, intensitas warna dasar kulit umbi kering, posisi Secara morfologi terlihat bahwa Lansuna memiliki
diameter terluas, bentuk ujung akar, bentuk ujung batang, daun yang lebih panjang dan diameter daun yang lebih
ukuran leher umbi. Pengamatan warna daun dan warna besar dibandingkan dengan Bima Brebes (Gambar 1). Hal
dasar kulit umbi kering menggunakan Royal Horticultural ini mengindikasikan bahwa kedua varietas menunjukkan
Society (RHS) Color Chart. respon yang berbeda. Bima Brebes yang merupakan varietas
untuk dataran rendah sehingga menunjukkan pertumbuhan
Pengolahan Data yang relatif lambat jika ditanam di dataran menengah
hingga tinggi. Satuan panas (heat unit) di dataran rendah
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan lebih tinggi dibandingkan dengan di dataran tinggi karena
aplikasi STAR (Statistical Tool for Agricultural Research) satuan panas dipengaruhi oleh suhu udara (Tisen 2017).
versi 2.0.1. Data hasil pengamatan diolah menggunakan uji Bima Brebes membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
F pada taraf 5% dalam bentuk ANOVA. Hasil pengujian tumbuh bila dibandingkan Lansuna yang sudah adaptif pada
yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan menggunakan kondisi dataran menengah sehingga Lansuna pada 40 HST
uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5%. memiliki keragaan yang lebih baik.
Jumlah daun yang lebih banyak pada Bima Brebes
HASIL DAN PEMBAHASAN tidak menunjukkan keragaan umbi yang lebih baik (Gambar
2a). Umbi dari Bima Brebes ukurannya lebih kecil dengan
Karakter kuantitatif warna yang lebih pucat bila dibandingkan dengan Lansuna
(Gambar 2b). Warna umbi dari bawang merah ini dapat
Perlakuan varietas bawang merah berpengaruh secara mempengaruhi preferensi konsumen (Nurviani et al. 2016).
nyata pada hampir seluruh karakter yang diamati. Hanya Warna yang lebih merah dan ukuran yang lebih besar sangat
pada karakter jumlah daun per tanaman yang menunjukkan menarik bagi konsumen sehingga Lansuna unggul pada
hasil tidak berpengaruh nyata. Koefisien keragaman yang keragaan umbi dibandingkan dengan Bima Brebes.
didapatkan masih dalam kategori baik untuk penelitian di Secara umum, Bawang Merah Varietas Lansuna
lapangan, yaitu < 40% (Tabel 1). Keempat lokasi pengujian memiliki keunggulan keragaan dari segi morfologi

Tabel 1. Rekapitulasi sidik ragam dari karakter kuantitatif bawang merah varietas Lansuna dan Bima Brebes

Karakter Varietas Lokasi KK (%)


Tinggi tanaman ** tn 10.35
Panjang daun ** tn 14.59
Diameter daun ** tn 32.39
Panjang batang semu ** tn 18.17
Diameter batang semu * tn 32.76
Jumlah daun per tanaman tn tn 21.26
Jumlah daun per rumpun ** tn 25.49
Bobot umbi per rumpun ** tn 35.34
Bobot per umbi ** tn 38.91
Tinggi umbi ** tn 14.08
Diameter umbi ** tn 17.92

Keterangan: tn, *, ** = berturut-turut hasil uji-t tidak nyata pada taraf 5%, nyata pada taraf 5% dan nyata pada taraf 1%KK = Koefisien
Keragaman.

10 Februari 2018
Nuryana et.al. / Comm. Horticulturae Journal 2(1):8-13

dibandingkan dengan Bima Brebes yang ditanam di (Tabel 2). Karakter morfologi bawang merah Lansuna
Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Berdasarkan memiliki tinggi tanaman lebih tinggi daunukuran daun lebih
hasil uji lanjut, Lansuna sebagian besar memiliki nilai besar jika dibandingkan dengan varietas Bima Brebes yang
yang nyata lebih tinggi dibandingkan Bima Brebes. Hanya merupakan varietas komersial nasional. Lansuna memiliki
pada karakter diameter batang semu dan jumlah daun per tinggi tanaman rata-rata 46.35 cm sedangkan Bima Brebes
rumpun Bima Brebes nyata lebih tinggi dari pada Lansuna memiliki rata-rata tinggi tanaman 36.79 cm (Tabel 2).

A B

Gambar 1. Keragaan tajuk per rumpun pada umur tanaman 40 hari setelah tanam (HST) pada varietas Bima Brebes (A) dan varietas Lansuna (B)

A B

Gambar 2. Keragaan umbi per rumpun pada umur tanaman 40 hari setelah tanam (HST) pada varietas Bima Brebes (A) dan Lansuna (B)

Februari 2018 11
Nuryana et.al. / Comm. Horticulturae Journal 2(1):8-13

Panjang daun bawang merah varietas Lansuna berukuran pada ke empat lokasi seragam. Penciri utama Bawang
lebih besar yaitu 36.33 cm dibandingkan dengan Bima Merah Varietas Lansuna yaitu karakter morfologi umbi.
Brebes yaitu 30.96 cm. Umbi Bawang Merah Varietas Lansuna memiliki bentuk
bulat dengan diameter terluas dipertengahan, warna dasar
Karakter kualitatif kulit umbi kering berwarna merah keunguan/vivid purplish
red (N57B) dan ukuran umbi yang lebih besar dibandingkan
Pengaruh lingkungan pada karakter-karakter kualitatif bawang merah varietas Bima Brebes. Sedangkan Bawang
tanaman sangat kecil sehingga karakter-karakter tersebut Merah Varietas Bima Brebes memiliki bentuk umbi yang
sebagian besar dipengaruhi oleh ekspresi gen yang menjadi lonjong, warna umbi merah muda/deep purplish pink (61D)
karakter khas tanaman. Karakter kualitatif yang diamati dan posisi diameter terluar terdapat di bagian bawah dekat
(Tabel 3) pada keempat lokasi tidak menunjukkan adanya akar (Tabel 4).
keragaman sehingga dapat dikatakan bahwa varietas tanaman

Tabel 2. Rataan dari setiap karakter kuantitatif dari bawang merah varietas Lansuna dan Bima Brebes

Karakter Lansuna Bima Brebes


Tinggi tanaman (cm) 46.35a 36.79b
Panjang daun (cm) 36.33a 30.96b
Diameter daun (cm) 1.12a 0.81b
Panjang batang semu (cm) 9.26a 4.58b
Diameter batang semu (cm) 1.09b 1.29a
Jumlah daun per tanaman 7,79a 7.33a
Jumlah daun per rumpun 40.33b 48.48a
Bobot umbi per rumpun (g) 127.26a 76.95b
Bobot per umbi (g) 18.79a 8.04b
Tinggi umbi (cm) 2.86a 2.36b
Diameter umbi (cm) 3.05a 1.83b
Keterangan: angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji F taraf 5 %

Tabel 3. Karakter kualitatif bawang merah Lansuna pada ke-empat lokasi

No Karakter Varietas Lansuna


1 Perilaku Tajuk Tegak
2 Kelengkungan Tajuk Tidak ada
3 Warna Daun Brilliant Yellowish Green (140C)
4 Intensitas warna hijau daun Terang
5 Bentuk penampang daun Silindris berongga
6 Bentuk umbi membujur Bulat
7 Ukuran umbi Besar
8 Warna dasar kulit umbi kering Vivid Purplish Red (N57B)
9 Intensitas warna dasar kulit umbi kering Gelap
10 Posisi diameter terluas Pertengahan
11 Bentuk ujung akar Membulat
12 Bentuk ujung batang Sedang

12 Februari 2018
Nuryana et.al. / Comm. Horticulturae Journal 2(1):8-13

Tabel 4. Karakter umbi bawang merah varietas Lansuna dibandingkan dengan varietas Bima Brebes

.DUDNWHU
Karakter 9DULHWDV/DQVXQD
Varietas Lansuna 9DULHWDV%LPD%UHEHV
Varietas Bima Brebes

 %HQWXN %XODW  /RQMRQJ


1. Bentuk umbi
8PEL Bulat Lonjong

 :DUQD 0HUDK  0HUDKPXGD


GDVDU NHXQJXDQ 'Deep
2. Warna dasar Merah keunguan Merah muda (61 D/
NXOLW 1%Vivid
( N 5 7 B / Vi v i d Purplish
kulit umbi Deep purplish pink)
XPEL Purplish
purplish Red 
red) Pink 
kering
NHULQJ


 3RVLVL 3HUWHQJDKDQ  .HDUDK XMXQJ
3. Posisi diameter Pertengahan
GLDPHWHU Ke arah ujung akar
DNDU
terluar
WHUOXDU




KESIMPULAN dalam upaya peningkatan pendapatan petani. J.


Litbang Provinsi Jawa Tengah.
Bawang Merah Varietas Lansuna merupakan varietas
bawang merah yang telah dilepas dan memiliki keragaan Nurviani, S. Sulandari, S. Somowiyarjo, S. Subandiyah.
yang baik dan sangat berpotensi untuk digunakan dalam 2016. Deteksi virus terbawa umbi benih pada bawang
mengembangkan komoditas bawang merah di Kabupaten merah kultivar Biru Bantul. 12(1). doi:10.14692/
Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Bawang Merah Varietas jfi.12.5.185
Lansuna memiliki keunggulan dibandingkan dengan Varietas
Bima Brebes, yaitu bobot umbi per rumpunnya mencapai Rasoki, T., A. Fariyanti, A. Rifin. 2016. Pembandingan
127.26 g sedangkan Varietas Bima Brebes hanya 76.95 g. efisiensi pemasaran bawang merah konsumsi dan
Penggunaan varietas yang sesuai dengan agroekosistem di benih di Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah
sentra produksi diharapkan dapat meningkatkan produksi 34(2) 145–160.
dan mendorong ketersediaan bawang merah di setiap daerah
di Indonesia. Tisen. 2017. Pemanfaatan model simulasi neraca air lahan
dan pertumbuhan untuk pendugaan produktifitas padi
DAFTAR PUSTAKA gogo. J. Ilm. Univ. Muhammadiyah Gorontalo. 6(2).

Ambarwati, E., P. Yudono. 2012. The performance of yield Yuliani, F. 2017. Respon morfologi dan fisiologi tanaman
stability of shallot. Ilmu Pertan. 10(2) 1–10. bawang merah (Allium cepa L.) terhadap cekaman
salinitas. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Firmansyah, M.A., D. Musaddad, T. Liana, M. Mokhtar,
M. Yufdi. 2014. Uji adaptasi bawang merah di lahan Zaini, Z. 2009. Memacu peningkatan produktivitas padi
gambut pada saat musim hujan di Kalimantan Tengah. sawah melalui inovasi teknologi budi daya spesifik
J. Hortik. 24(2) 114–123. lokasi dalam era revolusi hijau lestari. Pengemb.
Inov. Pertan. 2(1) 35–47.
Iriani, E. 2013. Prospek pengembangan inovasi teknologi
bawang merah di lahan sub optimal (lahan pasir)

Februari 2018 13

You might also like