Artikel-1

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SULIT

MAKAN PADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DI TAMAN


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEWI SARTIKA KELURAHAN
LOSARI SINGOSARI MALANG

The Correlation Between Parenting Pattern and The Attitude of Difficult


Food Intake at Toddler Age (1-3 years) in Early Childhood Education Dewi
Sartika , Kelurahan Losari Singosari Malang.
Rozatul Dwi Kusriyani 1, Lilla Maria 2, Sih Ageng Lumadi 2
1
Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Maharani Malang
2
Dosen Ilmu Keperawatan STIKes Maharani Malang
E-mail: [email protected]

ABSTRACT
Parenting patterns is a pattern of interaction between children and parents in educating,
guiding, disciplining and protecting children. Difficult food intake attitude is the behavior
of children who refuse to eat. They just want to eat certain foods only. The purpose of this
study is to know the correlation between parenting parents and difficult food intake in
toddler age (1-3 years) in early childhood education Dewi Sartika Kelurahan Losari
Singosari Malang. The methods of this research used quantitative and analytic with cross
sectional. The sampling technique used total number of 34 elderly people and children.
Analysis of this research used Contigency Coefficient test. The results obtained are
permissive parenting as much as 20 (58.8%), authoritarian as much as 10 (29.4%), and
democratic as much as 4 (11.8%). While difficult food intake attitude in toddler age is as
much as 21 (61,8%), and do not experience difficulty in food intake as much as 13
(38,2%). Based on statistical test, p value is 0,007 (p value <0,05) so that there is a
relationship between parenting methods of parents with difficult behavior to eat in children
toddler age (1-3 years). It is recommended for their parents in caring for his son to be
more attentive to the health and diet of the child so that the bad behavior to eat can be
prevented and children's health be optimized in accordance with the age of the child.
Keywords: Parenting Pattern, Difficult Food Intake, Toddler Children
PENDAHULUAN Perkembangan dan pertumbuhan yang
Anak usia toddler adalah anak usia baik pada masa anak-anak merupakan
12-36 bulan pada periode ini anak fondasi perkembangan positif anak
berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu dikemudian hari. Salah satu bentuk
bekerja dan bagaimana mengontrol orang persiapan untuk menunjang pertumbuhan
lain melalui kemarahan, penolakan, dan dan perkembangan yang baik pada anak
tindakan keras kepala. Hal ini merupakan adalah pemberian makan. Makanan sangat
periode yang sangat penting untuk perlu dan merupakan kebutuhan yang
mencapai pertumbuhan dan paling dasar dan utama dari hierarki
perkembangan intelektual secara optimal. kebutuhan Maslow (Schultz P, 2013).

1
Menurut sensus yang dilakukan Dalam ranah pemberian makanan,
World Health Organization (WHO, 2013), pola asuh dibedakan menjadi 3, yaitu pola
diketahui bahwa 42 % dari 15,7 juta asuh demokratis, otoriter, dan permisif.
kematian anak dibawah 5 tahun terjadi di Menurut penelitian yang dilakukan oleh
negara berkembang. Dari data tersebut (Nafratilawati, 2014), bahwa anak yang
sebanyak 84% kasus kekurangan gizi anak mendapat pola asuh terbanyak yaitu pola
usia dibawah 5 tahun (balita) terjadi di asuh permisif yang mengalami kesulitan
Asia dan Afrika. Sedangkan di Indonesia makan sejumlah (62,5%), sedangkan pola
tahun 2015, sebanyak 26,518 balita asuh terendah yaitu pola asuh demokratis
mengalami gizi buruk dengan prevalensi (15,0%). Pada pola asuh demokratis menu
gizi buruk sebanyak 3,8% disebabkan oleh makanan ditentukan oleh orang tua akan
kurangnya makanan untuk mencukupi tetapi orang tua tetap memberikan
kebutuhan gizi sehari-hari. kesempatan untuk anak memilih makanan.
Sebuah penelitian oleh The Pada pola asuh otoriter, menu yang akan
Gateshead Millenium Baby Study pada disajikan dan waktu karna ditentukan oleh
tahun 2015 di Inggris menyebutkan 20% orang tua. Pada pola asuh permisif,
orang tua melaporkan anaknya mengalami pemilihan makanan tergantung pada selera
masalah makan, dengan prevalensi dan keinginan anak, orang tua sama sekali
tertinggi anak hanya mau makan makanan tidak menentukan menu makanan pada
tertentu. Studi di Italia mengungkapkan anak dan membiarkan anak memilih menu
6% bayi mengalami kesulitan makan, makanannya tanpa ada batasan. Pola asuh
kemudian meningkat 25-40% pada saat orang tua yang kurang baik akan
fase akhir pertumbuhan. Masalah yang menyebabkan anak mengalami gangguan
sering dijumpai adalah kolik, muntah, pada akhirnya berdampak pada perilaku
serta menolak untuk makan. Kesulitan makan, seperti kesulitan makan, pilih-pilih
makan pada anak terjadi pada 25% anak makan (Astuti, 2014).
sehat dan meningkat pada anak dengan Kesulitan makan merupakan
keterlambatan perkembangan yaitu ketidakmampuan untuk makan dan
mencapai 80% (Nafratilawati, 2014). menolak makan tertentu. Pada kesulitan
Pada tahun 2016 Zorash mengatakan makan mempunyai gejala berupa anak
bahwa ada hubungan antara pola asuh membuang makanan yang diberikan
orang tua dengan kualitas makan pada (15,2%), anak menutup mulut rapat-rapat
anak usia 2-5 tahun. Pada penelitian yang saat diberikan mkanan (21,5%), anak
dilakukan oleh Nafratilawati (2014) di menghabiskan makanan dalam waktu
Kabupaten Semarang, menunjukkan lama yaitu lebih dari 30 menit (67,1%),
bahwa pola asuh yang diterapkan pada menyukai makanan tertentu saja (48,1%),
anak prasekolah di TK Leyangan anak menggelengkan kepala saat
Kabupaten Semarang kebanyakan otoriter diberikan makanan (34,2%), dan (49,4%)
24 (40,0%), demokratis sebanyak 20 anak tidak tertarik mencoba makanan baru
(33,3%), dan permisif sebanyak 16 (Aristiana, 2015). Kesulitan makan pada
(26,7%), sedangkan kesulitan makan pada anak dapat disebabkan oleh faktor organik
anak prasekolah sebanyak 26 (43,3), dan dan non-organik. Faktor organik antara
tidak mengalami kesulitan makan lain, kelainan organ bawaan dan
sebanyak 34 (56,7%.). abnormalitas fungsi saluran pencernaan.

2
Faktor non-organik antara lain, peran Populasi dalam penelitian ini adalah
orang tua atau pengasuh, keadaan sosial orang tua dan anak yang bersekolah di
ekonomi keluarga, jenis dan cara Taman Pendidikan Anak Usia Dini
pemberian makanan, kepribadian, serta Kelurahan Losari Singosari Malang, yang
kondisi emosional anak (Marmi, 2013). berusia 1-3 tahun sebanyak 34 responden.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan Sampel dalam penelitian ini adalah 34
yang dilakukan pada bulan Oktober 2017 orang tua dan anak yang berusia 1-3
di Taman Pendidikan Anak Usia Dini tahun yang bersekolah di Taman
Dewi Sartika Kelurahan Losari Pendidikan Anak Usia Dini Kelurahan
Kecamatan Singosari. Terdapat 34 murid, Losari Singosari Malang.
dengan usia rata-rata 2,5 sampai 4 tahun. Pada penelitian ini, teknik sampling
Atas hasil wawancara dengan kepala yang digunakan yaitu Total Sampling
sekolah didapatkan keterangan bahwa yaitu teknik pengambilan sampel dimana
jumlah sampel sama dengan populasi.
sebelumnya tidak pernah dilakukan
Instrumen yang di gunakan adalah
penelitian tentang pola asuh orang tua menggunakan kuesioner terstruktur, yaitu
dengan perilaku sulit makan pada anak. subyek menjawab sesuai dengan pedoman
Dari hasil yang didapatkan bahwa 2 (50%) yang sudah ditetapkan oleh peneliti.
dari 4 orang tua menggunakan pola asuh
demokratis. Sedangkan yang HASIL
menggunakan pola asuh permisif 1 (25%), Tabel 5.7 Tabulasi Silang Pola Asuh
dan yang menggunakan pola asuh otoriter Orang Tua Dengan Perilaku
yaitu 1 (25%). Sulit Makan Pada Anak Usia
Berdasarkan latar belakang yang Toddler
Perilaku sulit makan
diuraikan diatas dan mengingat Total
Pola asuh Sulit Tidak sulit
pentingnya pola makan bagi anak, maka makan makan
peneliti tertarik untuk meneliti tentang n % n % n %
“hubungan pola asuh orang tua dengan Otoriter 9 26,5 1 2,9 10 29,4
perilaku sulit makan pada anak usia
Permisif 8 23,5 12 35,3 20 58,8
toddler (1-3 tahun) di Taman Pendidikan
Anak Usia Dinidewi Sartika Kelurahan Demokratis 4 11,8 0 0 4 11,8
Losari Singosari Malang”. Total 21 61,8 13 38,2 34 100

BAHAN DAN METODE Berdasarkan tabel 5.7, dapat


Rancangan penelitian yang digunakan diketahui bahwa dari 34 orang tua
sebagian besar memiliki pola asuh
pada penelitian ini adalah survey analitik
permisif sebanyak 20 orang tua (58,8%).
karena untuk menjelaskan keadaan atau Dari pola asuh permisif 12 anak (35,3%)
situasi. Survey analitik adalah survey atau memiliki perilaku tidak sulit makan dan
penelitian yang mencoba menggali sisanya 8 anak (23,5%) memiliki perilaku
bagaimana dan mengapa fenomena sulit makan. Sedangkan dari 10 orang tua
kesehatan itu terjadi. Sedangkan metode (29,4%) menerapkan pola asuh otoriter,
dari pola asuh otoriter 9 anak (26,6%)
penelitian ini adalah cross-sectional yaitu
memiliki anak dengan perilaku sulit
dengan cara pendekatan, observasi atau makan, dan 1 anak (2,9%) memiliki tidak
pengumpulan data sekaligus pada suatu sulit makan. Pada pola asuh demokratis
saat.

3
didapatkan seluruhnya yaitu 4 anak serta mampu untuk mempelajari hal-hal
(11,8%) mengalami perilaku sulit makan. yang dapat meningkatkan kemampuan
Hasil uji statistic dapat disimpulkan kognitif dan psikologis anak.
bahwa ada hubungan antara pola asuh
Berdasarkan usia orang tua dari 34
orang tua dengan perilaku sulit makan
pada anak usia toddler (1-3 tahun) di orang tua di dapatkan bahwa usia orang
PAUD Dewi Sartika Kelurahan Losari tua di PAUD Dewi Sartika Kelurahan
Singosari Malang dengan p-value = 0,007 Losari Singosari Malang sebagian besar
(< α 0,05) berusia 26-35 tahun yakni sebanyak 20
responden (58,82%). Karena usia juga
PEMBAHASAN dapat memepengaruhi pola asuh bila
Pola Asuh Orang Tua
terlalu muda atau terlalu tua, maka tidak
Berdasarkan hasil penelitian dapat
akan dapat menjalankan peran sebagai
diketahui dari 34 orang tua, sebagian besar
orang tua secara optimal karena
yaitu 20 orang tua (58,8%) termasuk
diperlukan kekuatan fisik dan psikososial
kategori pola asuh permisif. Pada pola
(Tridhonanto, 2013).
asuh ini orang tua memilihkan menu
Menurut penelitian yang dilakukan
makanan yang paling bergizi untuk
oleh Mascola (2010), bahwa anak meniru
anaknya dan orang tua tua memberi
perilaku orang tua yang sering memilih-
kesempatan kepada anak untuk bermain di
milih makanan berdasarkan selera atau
rumah temannya dan memberi makan
kesukaan. Berdasarkan hasil penelitian
anak setelah anak pulang bermain,
yang telah dilakukan pada pola asuh orang
sehingga sering kali disukai oleh anak
tua sebanyak 34 responden, menunjukan
(Intan, 2011).
sebagian besar orang tua menerapkan pola
Faktor-faktor yang mempengaruhi
asuh permisif. Dalam penelitian ini pola
dalam pola asuh orang tua adalah
asuh permisif yang berkaitan dengan pola
pendidikan orang tua, usia, status sosial
makan anak yaitu orang tua memilihkan
ekonomi. Data yang didapatkan
menu makanan yang paling bergizi untuk
menunjukkan bahwa orang tua memiliki
anaknya, orang tua memberi kebebasan
pendidikan yang beragam dan pendidikan
kepada anak untuk membuat jadwal
yang paling banyak pada orang tua anak
makannya sendiri, orang tua
sebagian besar adalah SMA yaitu 19
mengingatkan anak untuk tidak sering
responden (55,88%). Oleh karena itu
jajan, orang tua tidak marah dan tidak
pendidikan juga dapat mempengaruhi
memerlukan alasan apapun dari anak
seseorang dalam melakukan penerapan
karena anak menyukai makanan itu, orang
pola asuh dalam kehidupan sehari-hari.
tua memberi kebabasan pada anak
Hal ini sesuai dengan penelitian Karaki,
bermain dirumah teman dan memberi
dkk (2016) yaitu terdapat hubungan yang
makan setelah anak pulang bermain.
sangat kuat antara pendidikan orang tua
dengan pola asuh, dimana status Perilaku Sulit Makan Pada Anak Usia
pendidikan orang tua sangat menentukan Toddler
kualitas pengasuhan. Jenjang pendidikan Berdasarkan hasil penelitian dapat
juga mempengaruhi pola pikir, sehingga diketahui bahwa karakteristik responden
dimungkinkan mempunyai pola pikir yang berdasarkan perilaku sulit makan pada
terbuka untuk menerima informasi baru anak usia toddler di PAUD Dewi Sartika

4
dari 34 anak didapatkan sebagian besar dengan orang tua saja, namun menuju
yaitu 21 anak (61,8%) mengalami pada hubungan sosial diluar rumah
perilaku sulit makan dan hampir seperti saudara dan anak tetangga, anak
setengahnya yaitu 13 anak (38,2%) tidak lebih tetarik pada aktivitas bermain, anak
mengalami perilaku sulit makan. mulai senang mencoba jenis makanan
Menurut Hidayati (2011), faktor- baru, sehingga anak lupa makan karena
faktor yang mempengaruhi perilaku sulit anak merasa kenyang lantaran terbiasa
makan pada anak dengan klasifikasi yang mengkonsumsi makanan ringan sehingga
berbeda-beda, dan dibedakan dalam tiga menyebabkan anak menjadi sulit makan
kelompok yaitu faktor organ tubuh (Suharsono, 2009). Berdasarkan
(gangguan mengunyah dan menelan), penelitian yang dilakukan di PAUD Dewi
faktor makanan, dan faktor psikologis. Sartika didapatkan ketika jam istirahat
Dalam penelitian pada perilaku sulit sebagian besar anak lebih suka memilih
makan yang dilakukan pada 34 anak yang jajanan diluar dari pada memilih makan
bersekolah di PAUD Dewi Sartika yang dibawakan oleh orang tua.
didapatkan bahwa hampir setengahnya Berdasarkan jenis kelamin anak di
(38,5%) penyebab perilaku sulit makan PAUD Dewi Sartika, dari 34 anak
pada anak adalah faktor makanan antara didapatkan sebagian besar (61,76%) yaitu
lain anak mau makan sesuai dengan porsi 21 anak berjenis kelamin perempuan.
yang diberikan, anak lebih bernafsu Pada anak perempuan yang mengalami
makan dengan makanan yang bervariasi, kesulitan makan 14 (41,2%) dan laki-laki
dan anak suka mengacak-acak makan yang kesulitan makan 7 (20,6%). Hasil
sekita sedang makan. Sedangkan hampir penelitian ini sesuai dengan penelitian
setengahnya (33,5%) penyebab perilaku Naratilawati, (2014) dimana orang tua
sulit makan ialah faktor organ tubuh terlalu memanjakan anak perempuan
karena anak sulit makan ketika sariawan, untuk membeli jajan di luar dari pada
anak sulit makan ketika sakit gigi dan makan nasi yang dibawakan oleh orang
anak memiliki alergi terhadap makanan tua dari pada anak laki-laki. Sehingga
tertentu. Dan sisanya (28%) penyebabnya ketika jam makan anak sudah merasa
adalah faktor psikologis, dikarenakan kenyang dan tidak mau makan.
orang tua harus membujuk anak ketika Anak mempunyai pola makan yang
anak susah untuk makan, orang tua harus unik dari segi jenis, waktu, dan selera.
memberikan suplemen nafsu makan agar Orang tua sering menyerah menghadapi
anak tidak sulit makan, dan anak hanya anak yang sulit makan tanpa berusaha
mau makan ketika disuapin oleh orang mencari tahu penyebab anak tersebut sulit
tua (Riyanto, 2017). makan. Jalan pintas pun kadang menjadi
Berdasarkan usia anak di PAUD pilihan yaitu memberikan makanan yang
Dewi Sartika, dari 34 anak didapatkan diinginkan anak agar tenang tanpa
bahwa sebagian besar (73,53%) anak mempedulikan kandungan gizi dari
berusia 3 tahun yakni 25 anak. Semakin makanan tersebut (Kusumawati dan
bertambahnya usia maka akan Proverawati, 2011).
berpengaruh juga pada perkembangan
kognitif dan perkembangan interpersonal
anak. Anak tidak hanya berhubungan

5
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Beberapa aspek psikologis dalam
dengan Perilaku Sulit Makan Pada hubungan keluarga, baik antara anak
Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) dengan orangtua, orangtua, antara ayah
Berdasarkan hasil uji statistik dan ibu atau hubungan antara anggota
menggunakan Koefisien Kontigensi diatas keluarga lainnya dapat memengaruhi
menunjukkan bahwa uji Koefisien psikologis anak. Misalnya bila hubungan
Kontigensi menunjukkan bahwa ada antara orangtua yang tidak harmonis,
hubungan pola asuh orang tua dengan hubungan antar anggota keluarga yang
perilaku sulit makan pada anak usia tidak atau suasana keluarga yang penuh
toddler di PAUD Dewi Sartika Kelurahan pertentangan, permusuhan atau emosi
Losari Singosari Malang. Anak yang yang tinggi akan mengakibatkan anak
mendapat pola asuh permisif yang untuk mengalami ketakutan, kecemasan,
mengalami perilaku sulit makan sebanyak tidak bahagia, sedih dan depresi. Hal yang
8 anak (23,5%) dan tidak mengalami mengakibatkan anak untuk tidak aman dan
perilaku sulit makan sebanyak 12 anak nyaman sehingga bisa membuat anak
(35,3%). Anak yang di asuh dengan pola menarik diri dari kegiatan atau lingkungan
asuh permisif, orang tua memberi keluarga termasuk aktivitas makannya
kebebasan kepada anak untuk membuat (Waugh, et al, 2010).
jadwal makannya sendiri, orang tua
memberi kebebasan dalam bertindak, dan KESIMPULAN DAN SARAN
mengingatkan anak untuk tidak sering Berdasarkan pada hasil analis dapat
jajan (Intan, 2011). diambil beberapa kesimpulan sebagai
Sedangkan anak yang diasuh dengan berikut :
pola asuh otoriter yang mengalami 1. Pola asuh yang diterapkan oleh orang
perilaku sulit makan yakni 9 anak tua yang memiliki anak di PAUD Dewi
(26,5%),dan tidak mengalami perilaku Sartika Kelurahan Losari, Singosari,
sulit makan yakni 1 anak (2,9%). Dalam Malang, lebih banyak menerapkan pola
pola asuh ini menggunakan pendekatan asuh permisif dalam mengasuh
yang memaksa kehendak orang tua kepada anaknya yaitu sejumlah 20 responden
anak dan anak harus menurut kepada (58,8%) .
orang tua. Sedangkan anak yang di asuh 2. Dari 34 anak di PAUD Dewi Sartika
dengan pola asuh demokratis Kelurahan Losari, Singosari, Malang,
menghasilkan kesulitan makan yakni 4 sebagian besar 21 anak (61,8%)
anak (11,8%). Pada pola asuh demokratis mengalami perilaku sulit makan.
yang ditandai dengan pengakuan orang tua Sedangkan hampir setengahnya 13
terhadap kemampuan anak-anaknya, anak (38,2%) tidak mengalami perilaku
kemudian anak diberi kesempatan untuk sulit makan.
tidak selalu tergantung kepada orang tua . 3. Ada hubungan antara pola asuh orang
Dari 34 anak tersebut yang kesulitan tua dengan perilaku sulit makan pada
makan yakni 21 anak (61,8%), dan yang anak usia toddler (1-3 tahun) di PAUD
tidak kesulitan makan yakni 13 anak Dewi Sartika Kelurahan Losari
(38,2%), karena pola asuh orang tua Singosari Malang dengan p-value =
berpengaruh terhadap perilaku makan 0,007 (< α 0,05).
anak.

6
SARAN Arikunto, S. (2010). Metodologi
Bagi Orang Tua Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka
Dari hasil penelitian ini diharapkan Cipta.
kepada orang tua hendaknya mengasuh Aristiana K, dkk. (2015). Faktor-Faktor
anak-anaknya dengan pola asuh yang yang Berhubungan Dengan Perilaku
tepat, dan menjaga kesehatan anak Kesulitan Makan Anak Prasekolah.
terutama dalam pola makan anak agar Program Studi Ilmu Keperawatan.
gangguan perilaku sulit makan pada anak Universitas Riau
dapat dicegah. Asmaliyah. (2009). Skripsi. Hubungan
Bagi Institusi Pendidikan Antara Persepsi Remaja Awal
Penelitian ini diharapkan menambah Terhadap Pola Asuh Orang Tua
perbendaharaan perpustakaan dan Otoriter dengan Motivasi
referensi dalam penelitian khususnya Berprestasi, Yogyakarta.
dalam bidang keperawatan anak.
Universitas Islam Negeri
Bagi Peneliti Selanjutnya
Yogyakarta.
Hasil penelitian ini bisa dijadikan
Astuti, W. T. (2014). Hubungan Pola
pertimbangan untuk melakukan penelitian
Asuh Pemberian Makan dan
selanjutnya dengan melakukan (observasi)
Perilaku Makan Anak dengan
terhadap perilaku sulit makan pada anak
Kejadian Obesitas pada Anak
dan pada sasaran yang beda seperti pada
Prasekolah di Kota Magelang,
anak usia prasekolah.
Uneversitas Gadjah Mada
DAFTAR PUSTAKA Baliwati, Y. F, dkk (2004). Pengantar
Pangan dan Gizi, Jakarta: Swadaya.
Adriana, Dian. (2011). Tumbuh Kembang
Baumrind. dalam Ubaedi (2009).
dan Terapi Bermain Pada Anak,
Canadian Child Care Federation.
Jakarta : Salemba Medika.
Family Child Care Training
Ainun, H . (2012). Kesalahan-Kesalahan
Program: Nutrition. Online at
Pola Makan Pemicu Seabrek
http://www.cccffcsge.ca/english/res
Penyakit Mematikan. Jakarta:
ources/onefournutr ition.htm
Gramedia
Dahlan, M. Sopiyudin (2014). Statistik
Allen, dan Marotz. (2010). Profil
Untuk Kedokteran dan Kesehatan,
Perkembangan Anak, Jakarta : PT
Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat
Indexs.
Dilengkapi Aplikasi Menggunakan
Almatsier, S. (2011). Prinsip Dasar Ilmu
SPSS Edisi 6. Jakarta : Salemba
Gizi, Jakarta: Gramedia Pustaka
Medika
Utama.
Depkes RI dan WHO.(2008). Modul
Alimul Hidayat, Aziz. (2009). Metode
Pelatihan : Penilaian Pertumbuhan
Penelitian Keperawatan dan
Anak. Jakarta.
Tekhnik Analisis Data. Jakarta:
Depkes RI. (2013). Kebutuhan Gizi
Salemba Medika
Balita, Dirjen PPM & PLP
Alimul Hidayat, Aziz. (2008). Pengantar
Depkes RI. (2014). Kebutuhan Gizi
Konsep Dasar Keperawatan,
Balita, Dirjen PPM & PLP
Jakarta: Salemba Medika
Depkes RI.(2005). Pedoman Stimulasi,
Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh

7
Kembang Anak. Jakarta: Depkes RI. Marmi, (2013). Gizi dalam Kesehatan
Hal : 56 Reproduksi, Yogyakarta: Gramedia
Dewi, Cintya. R, dkk (2015). Teori & Mariana, H, (2013). Perilaku Ibu dalam
Konsep Tumbuh Kembang (Bayi, Mengatasi Kesulitan Makan pada
Toddler, Anak dan Usia Remaja) ; Anak di bawah Usia Lima Tahun
Cet Pertama, Yogyakarta: Nuha (Balita) di Kelurahan Hutang
Medika Tonga-Tonga Sibolga. Skripsi
Edward, D. (2006). Ketika Anak Sulit tidak di terbitkan. Universitas
Diatur: Panduan Orang Tua Untuk Sumatra utara.
Mengubah Masalah Perilaku Anak. Mascola., Bryson., & Agras. (2010). Picky
Bandung; Refika Aditama. Eating During Childhood: A
Fajar. (2009). Metode dan Pengumpulan Longitudinal Study Age To 11
Data Penelitian. Online at : Years. Eating Behaviours. 11, 253-
http//bangfajars.wordpress.com/200 257.
9/09/05/pengertian-tes/ Nafratilawati, M. (2014). Hubungan
Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Antara Pola Asuh Dengan Kesulitan
Multivariate dengan Program SPSS. Makan Pada Anak Prasekolah (3-5
Semarang : UNDIP Tahun) Di TK Leyangan Kabupaten
Gunarsa, Singgih D. (2008). Psikologi Semarang. Program Studi Ilmu
Anak : Psikologi Perkembangan Keperawatan STIKes Ngudi
Anak dan Remaja . Jakarta: PT BPK Waluyo: http//perpusnwu.web.id
Gunung Mulia Notoatmodjo,S. (2012). Metodologi
Hidayati, Nurul. L (2011). Mengatasi Penelitian Kesehatan, Jakarta :
Anak Susah Makan ; Edisi 1, Rineka Cipta.
Yogyakarta: ANDI Nursalam. (2008). Asuhan Keperawatan
Hurlock, E. B. (2010) . Perkembangan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba
Anak. Jakarta: Erlangga Medika
Intan. (2011). Kuesioner Pola Asuh, Nursalam. (2013). Konsep Penerapan
https://dokumen.tips/documents/kue Metode Penelitian Ilmu
sioner-pola-asuh-orang-tua-jilid- Keperawatan, Jakarta : Salemba
46.html. Diunduh tanggal 18 januari Medika
2018, jam 20.59 WIB Nurulfadhi. 2012. Perkembangan Anak.
Karaki, Bellafilly. K, dkk (2016). Edisi II.http://www.jiputimus-gdl-
Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan 5489.com. Di akses pada tanggal 6
Perilaku Sulit Makan Pada Anak Maret 2018.
Usia Prasekolah (3-5 tahun) Taman Prasetyo, Tembong. (2003) . Pola
Kanak-Kanak Palelon Kec. Pengasuhan Ideal, Jakarta :Elex
Modoinding Minahasa Selatan. Media Komputindo
Program Studi Ilmu Keperawatan Riyadi, Sujono & Sukarmin. (2009).
Fakultas Kedokteran Asuhan Keperawatan Pada Anak,
Kusumawati, E & Proverawati, A, (2011). Edisi 1, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Riyanto, Hadi. (2017). Hubungan Pola
Kesehatan. Penerbit: Medical Book. Asuh Orang tua Dengan Perilaku
Sulit Makan Pada Anak Prasekolah

8
Di Tk Karta Rini Godean Sleman Sunarjo. (2009). Kesulitan Makan pada
Yogyakarta. Program Studi Ilmu Anak, Jurnal Kesehatan Anak,
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu FKUI, Jakarta.
Kesehatan Jenderal Achmad Yani Supartini, Yupi. (2008). Buku Ajar
Yogyakarta Konsep Dasar Keperawatan Anak.
Rohmasari, A. (2013). Faktor – Faktor Jakarta: EGC
yang Mempengaruhi Sulit Makan Susilowati. (2008). Pengukuran Status
pada Balita, Gizi Dengan Antropometri Gizi,
http:www.Iib.umpo.ac.id/gdl/downl Jakarta : CV. Trans Info Media.
oad.php?.id=532. diunduh tanggal Tarmudji, Tarsis. (2001). Hubungan Pola
10 September 2017, jam 18.36 WIB Asuh Orang Tua Dengan Agresifitas
Rusmil, K. (2006). Pertumbuhan dan Remaja, http//:www.depkes.go.id.
Perkembangan Anak, Sumber: Bab diunduh tanggal 6 oktober 2017, jam
2 Pedoman Pelaksana Stimulasi, 17.40 WIB
Deteksi dan Intervasi Dini Tumbuh Theresia. (2009). Konsep pola asuh anak.
Kembang Anak Di Tingkat http://dr-
Pelayanan Kesehatan Dasar suparyanto.blogspot.co.id/2010/07/k
Departement Kesehatan RI-Tahun onsep-pola-asuh-anak.html. diunduh
2006. tanggal 2 November 2017, jam
Santoso, S. dan Ranti, L. A. (2004). 18.19 WIB
Kesehatan dan Gizi, Jakarta: Rineka Tridhonanto, Al. (2013) Pola Asuh Kreatif
Cipta. Panduan Untuk Orang Tua, Jakarta:
Septiasari, Bety. B . (2012). Mencetak Kompas Gramedia
Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Waugh RB, et al. (2010). Feeding and
Tua, Nuha Medika eating disorders in childhood.
Schultz, D., & Schultz, E. S. (2013). International Journal of Eating
Sejarah Psikologi Modern ; 10 Disorder; 43:98-111.
edition, New York : Pearson Waryana. (2010). Gizi Reproduksi,
Soetjiningsih (2014). Buku Ajar Tumbuh Yogyakarta: Pustaka Rihama
Kembang Anak Dan Remaja, Widodo, J. (2009). Mengatasi Kesulitan
Sangung Seto, Jakarta Makan Pada Anak, Puspa
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Swara
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D ; Zorash, Montano, MA., Justin D. Smith,
Cet ke-23, Bandung : Penerbit Phd., Thomas J. Dishion, PhD,
Alfabeta. Daniel S. Shaw, PhD., and Melvin
Suharsono, JT. (2009). Hubungan Pola N. Wilson, PhD. (2016).
Asuh Orang Tua Terhadap Longitudinal Relations Between
Kemampuan Sosialisasi Anak Observed Parenting Behaviors and
Prasekolah di TK Pertiwi Dietary Quality of Meals From Ages
Purwokerto Utara. Purwokerto: 2 to 5. Appetite. Author manuscript;
Poltekes Depkes Purwokerto. available in PMC 2016 April 01.
http://download.portalgaruda.org

You might also like