Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibu (AKI) di dunia yaitu 303.000 jiwa. Angka kematian Ibu (AKI) di negara
maju. Negara menyumbang sekitar 99% atau 302.000 dari keseluruhan total
kematian ibu yang diperkirakan terjadi pada tahun 2016. Indonesia termasuk salah
kelahiran hidup. Sedangkan AKB dari hasil SUPAS tahun 2015 sebesar 22/1000
kelahiran hidup. Lebih dari tiga perempat dari semua kematian bayi terjadi pada
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat AKI pada
tahun 2016 adalah sebesar 799 kasus dari 929.155 KH. Dengan kematian pada ibu
hamil sebanyak 227 kasus, kematian pada ibu bersaslin sebanyak 202 kasus, dan
kematian pada ibu nifas sebanyak 380 kasus. (Dinkes Jawa Barat, 2017)
Bandung jumlah kematian ibu pada tahun 2016 sebanyak 46 kasus dengan
angka kematian bayi pada tahun 2016 yaitu 214 kasus dengan penyebab BBLR
108 kasus (8,41%), sepsis 8 kasus (3,74%), asfiksia 13 kasus (6,07%), kelainan
cerna sebanyak 1 kasus (0,47%), dan sebab lain sebanyak 55 kasus (25,7%).
Majalaya Kab. Bandung pada bulan Oktober - Desember 2017 jumlah kunjungan
sebanyak 130 ibu hamil. Dari hasil wawancara dengan kepala Puskesmas
pemeriksaan Haemoglobin (Hb) yaitu 102 (78,46%) dari 130 kunjungan ibu
hamil, dan 2,592% ibu hamil dengan anemia <8 gr/dl, dan 9,066% ibu hamil
dan infeksi. Kematian ibu secara tidak langsung diantaranya disebabkan oleh
anemia. Anemia adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang
tersebut (Depkes RI, 2015). Anemia pada ibu hamil mempunyai dampak
kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan
resiko bayi dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran prematur, dan
Anak (PWS KIA), penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan setelah
persalinan (39%), gangguan hipertensi (20%), infeksi (7%), dan lain-lain (33%),
salah satu penyebab tidak langsung dari perdarahan setelah melahirkan yang dapat
kehilangan banyak darah, seperti pada persalinan, menstruasi dan lain sebagainya,
serta penyakit-penyakit kronik seperti TBC, cacing usus, malaria dan lain-lain.
Pada ibu hamil, volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah
lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah
(volume darah) bertambah 25-30 %, sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%
(Luwzee, 2011).
Anemia pada ibu hamil bukanlah masalah sederhana karena sel darah
menghindari terjadinya anemia pada ibu hamil dan pencegahan perdarahan pada
saat melahirkan maka ibu hamil di berikan tablet tambah darah minimal sebanyak
Zat besi (Fe) adalah garam besi dalam bentuk tablet atau kapsul yang
apabila dikonsumsi secara teratur dapat meningkatkan jumlah sel darah merah.
darah merah janin. Pemberian tablet (Fe) tersebut belum mencapai target di mana
kehamilan sebesar 90%. Manfaat tablet (Fe) sangat besar terhadap pencegahan
anemia pada ibu hamil. Namun masih banyak ibu hamil yang tidak
mengkonsumsi tablet (Fe) sampai 90 tablet. Hasil Riskesdas tahun 2010 dari
80,7% ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe hanya 18 % saja yang rutin
mengkonsumsi tablet Fe selama 90 hari sesuai anjuran, tahun 2013 dari 89,1% ibu
Pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena
trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat
sampai 35% yang setara dengan 450 Mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah
merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin.
Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan zat besi sebanyak 300-350 mg akibat
kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil membutuhkan zat besi
sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil (Anonim,
2011).
Tabel 1.2
Tabel diatas dapat dilihat bahwa data ibu hamil yang mendapatkan tablet
Fe1 dan Fe3 sebagian besar masih sangat tinggi presentase nya. Data ibu hamil
yang mendapatkan tablet (Fe1) : 260 ibu hamil dan tablet (Fe3) : 260 ibu hamil.
Total ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1 dan Fe3 yaitu sebanyak 520 ibu
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik lebih lanjut untuk
KABUPATEN BANDUNG “.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Bandung.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Bandung.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi institusi
dalam pelayanan
c. Bagi Klien
Kabupaten Bandung.