(POIN) To Prediksi 1-50 Batch 2 2018 (Poinpoin)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 344

Prediksi UKMPPD

Agustus 2017
1
Laki-laki berusia 60 tahun mengeluh muncul lenting-lenting berisi cairan di
dada kanan sejak 2 hari lalu. Pasien juga merasakan nyeri. Pada pemeriksaan,
didapatkan vesikel multipel berkelompok yang menyebar sesuai dermatom
T11-T12. Pemeriksaan penunjang yang sesuai adalah ....

A. KOH 10%

B. KOH 20%

C. Pemeriksaan Gram

D. Pewarnaan dengan Ziehl-Neelsen

E. Pemeriksaan Tzanck
Pembahasan
• Laki-laki berusia 60 tahun
– Muncul lenting-lenting berisi cairan di dada kanan
sejak 2 hari lalu
– Pasien juga merasakan nyeri
• PF  vesikel multipel berkelompok yang
menyebar sesuai dermatom T11-T12

• Pemeriksaan penunjang?
Herpes Zoster
• Reaktivasi virus varicella-zoster/VZV
• Biasanya pada dewasa – lansia
• Faktor predisposisi: immunocompromised
(tidak selalu)

• Reaktivasi VZV
laten di ganglia
sensori

Wolff K, Johnson R, Saavedra A, Fitzpatrick T. Fitzpatrick's color atlas and synopsis of clinical
dermatology. 1st ed. New York: McGraw-Hill Medical; 2013.
Gejala
• Riwayat varicella/cacar air
• Gejala prodromal  demam, malaise, nyeri kepala
• Gatal atau nyeri
• Efloresensi khas: vesikel dengan persebaran
dermatomal
– Bisa berawal dari papul
– Jika vesikel pecah dapat terbentuk krusta
– Dasar eritematosa
– Vesikel bisa berisi air, maupun hemoragik
– Lesi baru masih bisa muncul hingga 7 hari
Persarafan Dermatomal
• Pemeriksaan penunjang:
– Tidak rutin dilakukan
– Tzanck test: sel datia berinti banyak
(multinucleated giant cells)
• Tatalaksana
– Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari  indikasi: HZ
oftalmikus & defisiensi imunitas
• Jika masih ada lesi baru  bisa lanjutkan sampai 2 hari
setelah lesi baru tidak timbul lagi
– Anti-nyeri!  bisa pakai NSAID (nyeri ringan) /
opioid lemah (tramadol) (nyeri moderate)
– Simtomatik demam  parasetamol
– Mengurangi gatal dan mencegah vesikel pecah:
bedak salisilat 2%
– Lesi erosif dan basah: kompres terbuka (NaCl)

• Komplikasi:
– Sindrom Ramsay-Hunt: tinnitus, paresis nervus VII
 biasanya pada HZ di wajah
– HZ ophthalmicus
– Postherpetic Neuralgia
Postherpetic Neuralgia/
Neuralgia Pasca Herpetika
• Kerusakan saraf bebas  hipersensitif  muncul
rasa nyeri terhadap stimulus ringan (Alodinia)

• Tatalaksana:
– Gabapentin 3x300mg (titrasi = hari pertama 1x, hari kedua
2x, dan hari ketiga 3x)
– Pilihan lain: pregabalin, antidepresan trisiklik (amitriptilin)

Neuralgia pasca herpetika tidak bisa diobati dengan NSAID. Karena nyeri
muncul bukan karena inflamasi, tapi karena kerusakan saraf. Sehingga
diberikan GABAPENTIN
Pilihan Lain
• Pemeriksaan KOH
– Untuk tinea, kandida, pitiriasis versikolor
– 10%: sediaan rambut
– 20%: sediaan kulit
– 30%: sediaan kuku
• Pemeriksaan Gram
– Untuk mengetahui penyebab infeksi adalah gram
positif atau negatif
• Pewarnaan dengan Ziehl-Neelsen
– Untuk Mycobacterium
A. KOH 10%

B. KOH 20%

C. Pemeriksaan Gram

D. Pewarnaan dengan Ziehl-Neelsen

E. Pemeriksaan Tzanck
2
Wanita 33 tahun menderita psoriasis. Pada saat pemeriksaan, dokter
mengangkat skuama pasien dan terdapat bintik perdarahan.
Fenomena ini disebut ....
A. Koebner
B. Tetesan lilin
C. Striae gravidarum
D. Nikolsky
E. Auspitz
Pembahasan
• Wanita 33 tahun menderita psoriasis
• PF: dokter mengangkat skuama pasien dan
terdapat bintik perdarahan

• Fenomena?
Psoriasis
• Bersifat kronik – residif (biasanya dicetuskan stres)
• Eritema berbatas tegas dengan skuama kasar yang
berlapis-lapis di atasnya
• Pemeriksaan khas
– Auspitz  jika skuama dikerok, muncul bintik
perdarahan  inget aja vampir itu AUS darah
– Fenomena tetesan lilin  jika skuama digores, akan
menjadi putih  inget aja lilin mati lampu itu putih
– Kobner  akan muncul lesi serupa di bagian tubuh lain
jika terkena trauma
• Pemeriksaan penunjang: biopsi histopatologi 
hiperkeratosis dan papilomatosis
Fenomena lilin

Koebner: tato sebagai trauma

Titik darah

Auspitz
Pilihan Lain
• Striae gravidarum
– Skar atrofi yang muncul pada
kehamilan

• Nikolsky
– Ketika mengusap kulit dengan
lembut, terjadi eksfoliasi
lapisan kulit terluar
– Ditemukan pada: SSJ, TEN,
dan Streptococcal scalded skin
syndrome, pemfigus
3
Laki-laki 40 tahun datang dengan keluhan gatal di lutut kiri sejak 3 bulan lalu. Pasien

bekerja sebagai staf ahli dengan beban kerja yang banyak. Pasien sering merasa cemas

akan tugasnya. Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan likenifikasi dengan skuama,

lesi tampak eritem. Apa saran yang tepat untuk pasien ini?

A. Berikan asam salisilat

B. Oleskan kortikosteroid salep

C. Konsultasi ke psikiatri

D. Perbanyak mandi

E. Hindari garukan
Pembahasan
• Laki laki 40 tahun
– Gatal di lutut kiri sejak 3 bulan lalu
– Pasien bekerja sebagai staff ahli dengan beban kerja
yang banyak
– Pasien sering merasa cemas akan tugasnya
– Pemeriksaan dermatologis: likenifikasi dengan
skuama, lesi tampak eritem.
• Saran yang tepat?
Neurodermatitis sirkumskripta
Definisi : neurodermatitis sirkumskripta atau
liken simpleks kronikus merupakan peradangan
kulit kronik berupa penebalan kulit dan
likenifikasi berbentuk sirkumkripta, akibat
garukan atau gosokan berulang.
Gejala klinis Pemerikasaan dermatologi

• Gatal yang timbul • Lesi likenifikasi berukuran


paroksismal/sporadik lentikuler hingga plakat
• Gatal menghebat bila ada • Stadium awal: eritema dan
stress psikis edema atau papul.
• Akibat garukan timbul plak
likenifikasi dengan skuama dan
eskoriasi.
• Predileksi: kulit kepala,
tengkuk, ekstremitas
ekstensor, pergelangan tangan
dan area anogenital
Penataksanaan
Non Medikamentosa
1. Menghindari stress psikis

Medikamentosa
1. Topikal :
– Emolien + kombinasi dengan kortikosteroid topikal atau pada lesi di vulva
dapat diberikan terapi tunggal krim emolien.
– Kortikosteroid topikal: salep klobetasol propionat 0,05%, satu sampai dua
kali sehari.
– Calcineurin inhibitor topikal: salep takrolimus 0,1%, atau krim pimekrolimus
0,1% dua kali sehari selama 12 minggu.
– Preparat antipruritus nonsteroid yaitu: mentol, pramoxine, dan doxepin.
2. Sistemik : Antihistamin sedatif, Antidepresan trisiklik.
3. Tindakan Kortikosteroid intralesi (triamsinolon asetonid).

Edukasi
1. Identifikasi riwayat psikologis yang ada sehingga pasien dapat
mengurangi stres yang dialaminya
2. Kuku sebaiknya pendek
Disadur dari Panduan
Praktik Klinis, Bagi Dokter
Spesialis Kulit Dan
Kelamin Di Indonesia, Tahun
2017
A. Berikan asam salisilat

B. Oleskan kortikosteroid salep

C. Konsultasi ke psikiatri

D. Perbanyak mandi

E. Hindari garukan
4
Bayi usia 1 minggu dibawa ibunya dengan keluhan terdapat benjolan di hidung.
Benjolan berwarna merah. Bayi lahir cukup bulan dengan berat badan 2800
gram, ditolong bidan, dan tidak ada penyulit saat persalinan. Apa diagnosis
yang paling mungkin pada kasus ini ?
A. Hemangioma
B. Melanoma maligna
C. Karsinoma sel basal
D. Karsinoma sel skuamosa
E. Kaput suksadenum
Pembahasan
• Bayi usia 1 minggu
– Terdapat benjolan di hidung
– Benjolan berwarna merah
– Bayi lahir cukup bulan, berat badan 2800 gram, di
tolong bidan dan tidak ada penyulit saat persalinan
• Diagnosis kasus ini?
Hemangioma Infantil

• Tumor jinak pembuluh darah, berupa proliferasi


endotelial.
• Terdiri dari tiga fase, yaitu fase proliferasi, stabil,
dan involusi.
• Nama lain lesi ini antara lain vascular tumor,
vascular birthmark, strawberry birthmark,
strawberry hemangioma dan juvenile
hemangioma
Lesi muncul pada usia 1-8 minggu
pertumbuhan yang cepat selama 6- 12 bulan,
dilanjutkan dengan fase involusi selama 5-9 tahun.

Lesi superfisial: makula eritematosa yang terang, papul,


maupun plak muncul pada usia 1-4 minggu.

Lesi dalam: berwarna ungu, biru, maupun sewarna kulit muncul


pada usia 2-3 bulan
Penatalaksanaan
• Sebagian besar hemangioma dapat sembuh
secara spontan tanpa terjadi sekuele yang
signifikan. Observasi tanpa pemberian terapi
dapat dilakukan pada kasus yang berukuran
kecil, lokasi jauh dari organ vital, dan tanpa
penyulit.
• Indikasi diperlukannya tata laksana antara lain:
bila terjadi ulkus, lesi dapat mengganggu organ
vital seperti mata, mulut, hidung, genitalia, dan
perianal, yang berpotensi menimbulkan
kecacatan, dan perdarahan.
A. Hemangioma

B. Melanoma maligna

C. Karsinoma sel basal

D. Karsinoma sel skuamosa

E. Kaput suksadenum
5
Bayi usia 2 bulan dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan timbul bintik-
bintik putih di leher kanan sejak 5 hari lalu. Bintik-bintik biasanya meluas pada
cuaca panas. Pada pemeriksaan fisik ditemukan vesikel kecil multipel berukuran
1-2 mm pada leher dan wajah. Anak tampak aktif bergerak. Terapi yang sesuai
adalah...

A. Bedak kocok mengandung kalamin

B. Bedak salisilat 5%

C. Kortikosteroid topikal

D. Kortikosteroid sistemik

E. Resorsin
Pembahasan
• Bayi berusia 2 bulan
– Bintik-bintik putih di leher kanan sejak 5 hari
lalu
– Bintik-bintik meluas pada cuaca panas
• PF  vesikel kecil multipel berukuran 1-2
mm pada leher dan wajah
• Terapi yang sesuai?
Miliaria
Kelainan kulit akibat retensi
keringat yang disebabkan
oklusi duktus ekrin,
ditandai dengan erupsi
papul-vesikel, yang dapat
mengenai bayi, anak dan
dewasa.
Penderita memiliki riwayat
hiperhidrosis, berada
dilingkungan panas dan
lembab, dan bayi yang
dirawat dalam inkubator
Klasifikasi Miliaria
(berdasarkan letak sumbatan dan gambaran klinis)

1. Miliaria kristalina: di stratum korneum


2. Miliaria rubra: di stratum spinosum
3. Miliaria pustulosa: di stratum spinosum
4. Miliaria Profunda: di dermo-epidermal juction
Klinis
Miliaria kristalina Miliaria rubra
• Vesikel miliar (1-2mm) • Vesikel miliar
subkorneal
• Dasar eritematosa
• tanpa tanda radang
• Mudah pecah • Tersebar diskret
• Deskuamasi dalam beberapa
hari
Miliaria pustulosa Miliaria profunda
• Vesikel miliar • Papul putih tanpa tanda
• Dasar eritematosa radang
• Berisi pustul
• Berasal dari miliaria rubra
Penatalaksanaan
(Disadur dari Panduan Praktik Klinis, Bagi Dokter Spesialis Kulit Dan Kelamin
Di Indonesia, Tahun 2017)

• Non medikamentosa
– Mandi tiap kali berkeringat
• Medikamentosa
– Bedak kocok mengandung calamin, dapat ditambah antipruritus
(mentol)
– Miliaria rubra dengan inflamasi berat dapat diberikan kortikosteroid
topikal, bila terdapat infeksi sekunder: antibiotik topikal
– Miliaria profunda diberikan lanolin anhidrous, bila luas dapat
diberikan isotretinoin
• Edukasi
– Menghindari banyak keringat
– Mandi memakai sabun
– Pakai pakaian tipis dan menyerap keringat
A. Bedak kocok mengandung kalamin

B. Bedak salisilat 5%

C. Kortikosteroid topikal

D. Kortikosteroid sistemik

E. Resorsin
6
Perempuan usia 35 tahun datang dengan keluhan utama rambut rontok pada
berbagai area kepala sejak 1 bulan setelah melahirkan anak pertama. Saat ini
pasien juga mengeluhkan kepala berketombe dan berminyak. Kira-kira rambut
rontok sebanyak 200 helai/ hari. Apakah diagnosis kerja pasien ini ?

A. Alopesia areata

B. Alopesia androgenik

C. Telogen effluvium

D. Anagen effluvium

E. Katagen effluvium
Pembahasan
• Perempuan 35 tahun
– Rambut rontok pada beberapa area sejak 1 bulan
– Setelah melahirkan anak pertama
• Rontok 200/hari

Diagnosis ?
Pembahasan

Siklus aktivitas folikel rambut

Pertumbuhan rambut normal dibagi dalam tiga


siklus pertumbuhan, antara lain: anagen, katagen,
dan telogen.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Effluvium adalah kerontokan rambut abnormal (>120 helai
per hari). Jika berlanjut, dapat terjadi kebotakan (alopesia).

Pembagian
1. Merata (difus): efluvium telogen, efluvium anagen,
alopesia androgenetika pada perempuan, kelainan
batang rambut
2. Setempat (fokal): akibat infeksi, trauma, kelainan batang
rambut, alopesia androgenika pada laki-laki.
Dapat pula dibagi alopesia yang disertai dengan sikatrik
(alopesia sikatrikal) dan alopesia tanpa sikatrik (alopesia
nonsikatrikal)

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Telogen Effluvium
Kerusakan rambut yang dihubungkan dengan faktor
hormonal, nutrisi, obat, dan bahan kimia serta
penyakit kulit sistemik.
Etiopatogensis:
• Efluvium pasca febris akut (disertai demam >39O)
• Penyakit sistemik
• Efluvium telogen pasca partus
• Efluvium telogen pascanatal
• Efluvium telogen psikik
• Efluvium telogen kronik

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Anagen Effluvium
Kerontokan rambut pada fase anagen yang
disebabkan oleh pengaruh radiasi atau obat.
Efek radiasi dosis 200-300 Rad biasanya folikel
segera membaik, tetapi tidak pada 3000 Rad. Obat
kemoterapi berefek menghentikan sel yang sedang
aktif membelah antara lain sumsum tulang,
gastrointestinal, matrik rambut.
Kerontokan rambut biasanya terjadi dalam 1-2
minggu setelah kemoterapi dan puncaknya setelah
1-2 bulan.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Pilihan Lain
Alopesia Androgenik
• Alopesia terpola akibat faktor hormon
androgen dan genetik. Sifat fisik yang
diwariskan secara herediter, tergantung
androgen, menyebabkan konversi rambut
terminal menjadi rambut velus dalam pola
karakteristik.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Pilihan Lain
Kebotakan rambut kepala terpola:
• Pada pria penipisan rambut di temporal,
frontal/parietal, verteks, oksipital
• Pada wanita penipisan rambut difus terutama
di daerah frontal/parietal

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
A. Alopesia areata

B. Alopesia androgenik

C. Telogen effluvium

D. Anagen effluvium

E. Katagen effluvium
7
Seorang pria 18 tahun datang dengan keluhan nyeri seperti terbakar saat BAK
sejak 3 hari yang lalu, disertai discharge seperti susu dan kental. Dari
pemeriksaan mikroskopis didapatkan neutrofil dengan diplokokus Gram
negatif intraselular. Apakah terapi yang tepat pada kasus ini ?

A. Cefixime 400 mg PO dosis tunggal

B. Ceftriaxone 250 mg IM + azitromycin 1 gr PO dosis tunggal

C. Penicillin G 2,4 juta IU dosis tunggal

D. Cefixime 400 mg dosis tunggal + doksisiklin 2x 100 mg selama 7 hari

E. Azitromycin 1 g dosis tunggal


Pembahasan
• Pria 18 tahun
– Terbakar saat BAK
– Duh tubuh kental seperti susu
• Diplokokus gram negatif intraselular

Terapi ?
Pembahasan
Uretritis secara umum dibagi menjadi
• Uretritis gonore (Penyebab Neisseria
gonorrhoeae)
• Uretritis nongonore (Penyebab Chlamydia
trachomatis 50%, sisanya ureaplasma
urealyticum, Mycoplasma hominis, Trichomonas
vaginalis, Herper simpleks virus, Gardnerella
vaginalis, alergi dan bakteri)

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Dari pemeriksaan mikroskopis didapatkan netrofil
dengan diplokokus gram negatif intraselular 
diagnosis pasti uretritis gonore.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Tatalaksana

Pertimbangan melakukan pengobatan untuk


kedua infeksi gonore dan klamidiosis disebabkan:
• Tingginya insidens infeksi klamidia bersamaan
dengan gonore (25-50%)
• Tingginya insidens infeksi klamidia dan gonore
disertai komplikasi
• Kesukaran teknik pemeriksaan klamidia.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Mengingat pertimbangan tersebut, CDC (2011)
dan WHO (2010) merekomendasikan agar
pengobatan uretritis gonore tidak menggunakan
lagi penisilin atau derivatnya dan diberikan juga
obat untuk uretritis klamidia secara bersamaan

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Obat pilihan utama untuk uretritis gonore adalah
sefiksim 400mg dosis tunggal per oral.
Obat pilihan utama untuk uretritis nongonore
adalah doksisiklin 2 x 100mg selama 7 hari atau
azitromisin 1 gram dosis tunggal atau eritromisin
untuk penderita yang tidak tahan tetrasiklin.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
A. Cefixime 400 mg PO dosis tunggal

B. Ceftriaxone 250 mg IM + azitromycin 1 gr PO dosis


tunggal

C. Penicillin G 2,4 juta IU dosis tunggal

D. Cefixime 400 mg dosis tunggal + doksisiklin 2x 100


mg selama 7 hari

E. Azitromycin 1 g dosis tunggal


8
Laki-laki 21 tahun, mengeluhkan terdapat bisul-bisul pada kedua ketiak sejak 3 minggu yang lalu.

Awalnya benjolan kecil, berwarna kemerahan, terasa nyeri, semakin hari semakin membesar,

kemudian pecah dan mengeluarkan nanah. Demam disangkal. Riwayat ganti produk deodoran dan

mencukur bulu ketiak 2 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan obesitas.

Pemeriksaan dermatologis: regio axilla dekstra et sinistra terdapat nodul eritematosa multipel

dengan supurasi. Apakah diagnosis pasien ini ?

A. Keratoderma

B. Hidradenitis supurativa

C. Furunkel

D. Folikulitis

E. Karbunkel
Pembahasan
• Laki-laki 21 tahun bisul kedua ketiak
• Riwayat ganti deodoran dan cukur rambut
ketiak

Diagnosis ?
Pembahasan
Hidraadenitis adalah infeksi kelenjar apokrin
biasanya oleh Stafilokokus aureus yang sering
didahului oleh trauma atau mikrotrauma,
misalnya banyak keringat, pamakaian deodoran,
atau rambut aksila digunting.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Ruam berupa nodus dengan kelima tanda radang akut.
Kemudian dapat melunak menjadi abses, dan memecah
membentuk fistel dan disebut hidraadenitis supurativa.
Predileksi aksila, perineum, dan tempat yang banyak
kelenjar apokrin

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Pilihan lain
• Folikulitis
– Radang folikel rambut dengan eiologi tersering
Stafilokokus aureus. Dibagi menjadi folikulitis
superfisialis yang terdapat dalam epidermis (impetigo
Bockhart) dan folikulitis profunda yang sampai ke
subkutan.
• Furunkel
– Radang pada folikel rambut dan sekitarnya. Jika lebih
dari satu disebut furunkulosis.
• Karbunkel
– Kumpulan furunkel.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
• Keratoderma
– Pembentukkan lapisan keratin berlebihan pada
telapak tangan (keratoderma palmaris) dan kaki
(keratoderma plantaris)

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
A. Keratoderma

B. Hidradenitis supurativa

C. Furunkel

D. Folikulitis

E. Karbunkel
9
Wanita 20 tahun datang dengan keluhan gatal pada pergelangan lengan kiri. Dua hari
sebelumnya pasien menggunakan jam tangan pada tangan kiri. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan makula eritema disertai papulovesikel kecil yang berbentuk seperti
lingkaran jam tangan. Terapi apa yang tepat untuk diberikan kepada pasien ini ?

A. Tetap gunakan jam tangan + krim antibiotik

B. Tetap gunakan jam tangan + krim antihistamin

C. Tetap gunakan jam tangan + krim kortikosteroid

D. Lepas jam tangan + krim antihistamin

E. Lepas jam tangan + krim kortikosteroid


Pembahasan
• Wanita 20 tahun
• Gatal pada pergelangan tangan kiri
• Riwayat memakai jam tangan 2 hari yll
• Pemeriksaan fisik : Makula eritema disertai
papulovesikel kecil berbentuk lingkaran seperti jam
tangan
• Diagnosis : Dermatitis Kontak Alergi (DKA)

• Terapi ?
Dermatitis Kontak Alergi
• Reaksi hipersensitivitas tipe lambat / 4
• Gatal kulit akibat reaksi alergi terhadap suatu
substansi yang berkontak dengan kulit.
✓ Reaksi kulit dapat terjadi beberapa jam,
hari, hingga tahun setelah kontak pertama
✓ Beratnya reaksi kulit tidak berbanding lurus
dengan jumlah allergen yang terpapar
• Karakteristik umum lesi DKA :
✓ Sebagian besar : lesi hanya mencakup area
kulit tempat kontak dengan allergen
terjadi
✓ Dapat merah, bengkak, dan melepuh atau
kering dan kasar
Dermatitis Kontak Iritan
• Reaksi inflamasi yang non spesifik non alergen, tidak
perlu sensitiasi, aktivasi langsung sistem imun innate akibat
trauma barrier kulit akibat faktor iritan.
• Terjadi karena kulit rusak akibat friksi, faktor lingkungan
(suhu dingin), paparan berlebihan terhadap air, ataupun
bahan kimia seperti cairan asam, alkali, detergen, maupun
pelarut
• Tingkat keparahan dermatitis bergantung pada :
• Jumlah dan kekuatan zat iritan
• Durasi (seberapa lama) dan frekuensi (seberapa sering)
paparan terhadap iritan
• Kerentanan kulit asing-masing individual dipengaruhi
oleh tebal tipisnya kulit di suatu lokasi, produksi minyak
dan adanya kecenderungan atopi
• Faktor lingkungan : suhu dan kelembaban
Pembahasan
Dermatitis Kontak Dermatitis Kontak
Alergi Iritan
(DKA) (DKI)
Keluhan utama Gatal Rasa panas / terbakar
Bentuk lesi Besarnya sesuai tempat Besarnya melebihi tempat
paparan alergen paparan alergen
Contoh : bentuk sesuai jam
tangan / kalung
Penyebab Bahan yang tidak Bahan yang menimbulkan
menimbulkan iritan (tidak iritan (hampir semua orang
semua orang alergi) terkena)
Contoh : bahan kulit Contoh : deterjen
Tatalaksana
• Mencegah paparan dengan iritan / alergen pemicu
• Jika paparan pada kulit telapak tangan : gunakan sarung tangan
• Akibat iritan kuat yg menyebabkan luka bakar kimiawi : irigasi antidot
topikal spesifik
• Simptomatik : antihistamin oral utk ↓ gatal

• Prinsip umum :
✓ Penggunaan krim pelembab
✓ Steroid topikal utk ↓ inflamasi : secara umum potensi sedang
(flucinolone acetonide)
✓ Antibiotik apabila ada infeksi sekunder
A. Tetap gunakan jam tangan + krim antibiotik

B. Tetap gunakan jam tangan + krim antihistamin

C. Tetap gunakan jam tangan + krim kortikosteroid

D. Lepas jam tangan + krim antihistamin

E. Lepas jam tangan + krim kortikosteroid


10
Seorang anak laki - laki berusia 4 tahun dibawa ke klinik dokter umum dengan keluhan
demam sejak 5 hari yang lalu. Keluhan didahului dengan batuk, pilek, dan ruam
kemerahan yang menyebar ke seluruh tubuh. Dari pemeriksaan didapatkan konjungtiva
hiperemis dan ruam makulopapular seluruh tubuh. Apakah diagnosis pasien ini ?

A. Morbili

B. Roseola infantum

C. Penyakit Kawasaki

D. Scarlet fever

E. Rubela
Pembahasan
• Anak 4 tahun
– Demam sejak 5 hari yll
– Keluhan didahului batuk pilek & ruang kemerahan
menyebar seluruh tubuh

• Pemeriksaan fisik : konjungtiva hiperemis (+),


ruang makulopapular seluruh tubuh

Diagnosis ?
Morbili / Rubeola
A. Morbili – Rubeola

B. Roseola infantum

C. Penyakit Kawasaki

D. Scarlet fever

E. Rubela
11
Pasien laki-laki 37 tahun datang dengan keluhan muncul bintik-bintik
kemerahan di hampir seluruh tubuh. Dari anamnesis didapatkan riwayat
berganti-ganti pasangan seksual. Apakah diagnosis yang paling mungkin
pada pasien ini ?

A. Sifilis primer

B. Sifilis sekunder

C. Sifilis tersier

D. Sifilis laten dini

E. Sifilis laten lanjut


Pembahasan
• Laki-laki 37 tahun
• Muncul bintik-bintik kemerahan di hampir
seluruh tubuh
• Riwayat berganti-ganti pasangan seksual

Apakah diagnosis yang paling mungkin


pada pasien ini ?
Sifilis
• Infeksi Treponema Pallidum
• Dibagi menjadi:
– Primer
• Ulkus genital soliter, tidak nyeri
– Sekunder
• Kemerahan di kulit, disebut The Great Imitator
• Demam, pembesaran KGB, nyeri tenggorok, sakit kepala,
nyeri otot, dan letih
– Tersier (Neurosifilis)
– Laten
• Asimtomatik
Early Latent: Ada riwayat kontak yang jelas dan pernah memiliki gejala sifilis, namun saat
ini asimtomatik dan serologi negatif
Etiologi Gejala Terapi
Ulkus durum/bersih: dasar
Treponema Benzatin penisilin 2,4 juta IU
Sifilis bersih, keras, tidak nyeri, tepi
pallidum (IM), dosis tunggal
rata
Siprofloksasin 2x500 mg (3
Haemophilus Ulkus mole/kotor: dasar kotor, hari)
Chancroid
ducreyi nyeri, lunak, tepi tidak teratur Eritromisin 4x500 mg (7 hari)
Azitromisin 1g (dosis tunggal)
Doksisiklin 2x100 mg (14
Ulkus yang tidak nyeri
Limfogranuloma Chlamydia hari)
Pembesaran KGB unilateral yang
venerum (LGV) trachomatis Eritromisin 4x500 mg (14
nyeri
hari)
Asiklovir 5x200 mg
Herpes simplex Awalnya muncul vesikel multipel,
Herpes simplex - Primer 7 hari
virus kemudian pecah menjadi ulkus
- Rekuren 5 hari
A. Sifilis primer

B. Sifilis sekunder

C. Sifilis tersier

D. Sifilis laten dini

E. Sifilis laten lanjut


12
Pasien 34 tahun datang dengan keluhan bercak kemerahan dan gatal pada dada kiri sejak 2 minggu yang
lalu. Pasien beli obat anti gatal sendiri ke apotek 5 hari yang lalu dan kambuh saat lupa minum obat.
Pasien seorang personal trainer yang sering berkeringat dan memakai baju ketat. Pada pemeriksaan
dermatologi terdapat makula hiperpigmentasi, berbentuk bulat, tepi polisiklik, berskuama halus di atasnya,
diameter 3,5 cm, central healing. Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat untuk dilakukan
pada kasus ini ?

A. Pewarnaan Gram

B. Pewarnaan Giemsa

C. Pewarnaan PAS

D. Lampu Wood

E. Pemeriksaan KOH
Pembahasan
• Pasien 34 tahun

• Keluhan bercak kemerahan dan gatal di dada kiri sejak 2 minggu yang lalu

• Kambuh bila tidak minum obat anti gatal

• Personal trainer, sering berkeringat dan memakai baju ketat

• PF: makula hiperpigmentasi, berbentuk bulat, tepi polisiklik, berskuama

halus di atasnya, diameter 3,5 cm, central healing

Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat untuk dilakukan pada

kasus ini ?
TINEA KORPORIS
Pemeriksaan KOH 10%

Pitiriasis
Tinea Kandida
versikolor
• Hifa panjang • Pseudohifa • Hifa pendek
bersekat • Ragi/yeast • Ragi/yeast bulat
• Artospora = • Blastospora bergerombol
spora berderet • Spaghetti &
meatball
Pemeriksaan Lampu Wood
Pitiriasis
Tinea Eritrasma
versikolor
• Kuning • Kuning • Merah / coral
keemasan kehijauan red
A. Pewarnaan Gram

B. Pewarnaan Giemsa

C. Pewarnaan PAS Baku emas pemeriksaan Tinea


adalah ditemukan jamur pada
kerokan kulit.
D. Lampu Wood Lampu Wood dipakai sebagai
pemeriksaan awal.

E. Pemeriksaan KOH
13
Pasien laki-laki 54 tahun datang dengan keluhan bercak keputihan sebanyak 2
buah di tubuh sejak 3 bulan yang lalu. Kulit tersebut dirasakan baal dan tidak
nyeri. Pada pemeriksaan kerokan kulit didapatkan BTA (-). Pemeriksaan lain
dalam batas normal. Apa diagnosis pasien ini ?

A. MH tipe PB

B. MH tipe MB

C. Pitiriasis versikolor

D. Eritrasma

E. Psoriasis
Pembahasan
• Laki-laki 54 tahun

• Sejak 3 bulan yang lalu: bercak keputihan sebanyak 2


buah di tubuh, baal dan tidak nyeri

• Pada pemeriksaan kerokan kulit didapatkan BTA (-)

Apa diagnosis pasien ini ?


Morbus Hansen
Penyebab Gejala
Mycobacterium leprae: • Ekstremitas
intraseluler obligat – Dapat ditemukan mutilasi
• Kulit
– Bercak kulit berwarna
eritema atau hipopigmentasi
– Bercak baal atau mati rasa
– Kulit mengkilap atau kering
bersisik
– Tidak berkeringat atau tidak
berambut
Gejala
• Saraf
– Penebalan dan nyeri pada saraf
– Rasa tertusuk atau nyeri di daerah yang dipersarafi
– Luka yang sulit sembuh di daerah yang dipersarafi
– Gangguan fungsi saraf
• Sensorik: mati rasa
• Motorik: paresis, deformitas
• Otonom: kulit kering dan tidak berkeringat
Lokasi pemeriksaan penebalan saraf
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan jika ditemukan 1 dari 3
tanda utama:
– Lesi kulit yang mati rasa
– Penebalan dan gangguan fungsi saraf
– Ditemukan basil tahan asam (BTA) dalam kerokan
jaringan kulit (slit skin smear). Spesimen diambil
dari cuping kedua telinga dan 2 lesi paling aktif
Klasifikasi
• Terdapat dua jenis klasifikasi, yaitu
– PB-MB (WHO)  dipakai di puskesmas
– Madrid  jarang dipakai, biasanya untuk penelitian
– Ridley-Jopling  jarang dipakai, biasanya untuk
penelitian
Tanda Lainnya
ALUR DIAGNOSIS
Tatalaksana
PB (6-9 bulan)
• Hari ke-1: Rifampisin 600mg, Dapson 100mg
• Hari ke-2-28: Dapson 100mg

MB (12-18 bulan)
• Hari ke-1: Rifampisin 600mg, Dapson 100mg, Lampren 300mg
• Hari ke-2-28: Dapson 100mg, Lampren 50mg
A. MH tipe PB

B. MH tipe MB

C. Pitiriasis versikolor

D. Eritrasma

E. Psoriasis
14
Pasien laki-laki usia 53 tahun, datang dengan keluhan bercak di pipi sejak 4
tahun yang lalu. Bercak awalnya kecil dan kemudian membesar. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan plak hiperpigmentasi, soliter, berbatas tegas,
ireguler, dan permukaan verukosa. Apa diagnosis pasien ini?
A. Karsinoma sel skuamosa
B. Karsinoma sel basal
C. Melanoma maligna
D. Nevus pigmentosus
E. Keratosis seboroik
Pembahasan
• Laki-laki usia 53 tahun

• Bercak di pipi sejak 4 tahun yang lalu yang membesar

• PF: plak hiperpigmentasi, soliter, berbatas tegas, ireguler,


dan permukaan verukosa

Apa diagnosis pasien ini?


3 Keganasan Kulit tersering
Karsinoma Sel Karsinoma Sel Basal Melanoma
Skuamosa
Plak atau tumor padat Papul atau nodus Asimetri: bentuk lesi
yang permukaannya mengkilap yang berubah asimetri
berbenjol-benjol dan dapat menjadi lesi ulseratif dan Border: tepi tidak tegas
ditemukan ulkus di atasnya destruktif (ulkus roden) Color: warna ireguler
Diameter: >6mm
Elevation: lesi meninggi
Melanoma Maligna
A. Karsinoma sel skuamosa

B. Karsinoma sel basal

C. Melanoma maligna

D. Nevus pigmentosus

E. Keratosis seboroik
15
Pasien laki-laki usia 25 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan benjolan di bokong
kanan yang terasa nyeri sejak 4 tahun yang lalu. Benjolan tampak merah dan bengkak.
Di atasnya terdapat titik-titik putih pada folikel rambut. Keluhan ini disertai dengan
demam yang tidak terlalu tinggi. Apakah terapi topikal yang dapat diberikan
untuk pasien ?

A. Salep benzil benzoat 3%

B. Salep gamexan 5%

C. Salep gentamisin 2%

D. Salep permethrin 5%

E. Salep hidrokortison 2,5%


Pembahasan
• Laki-laki usia 25 tahun

• Benjolan di bokong kanan yang terasa nyeri sejak 4 tahun yang lalu,
merah dan bengkak

• Di atasnya terdapat titik-titik putih pada folikel rambut

• Demam yang tidak terlalu tinggi

Apakah terapi topikal yang dapat diberikan untuk pasien ?


Etiologi: Stafilokokus aureus

Folikulitis Furunkel Karbunkel


• Peradangan • Peradangan folikel • Beberapa furunkel
folikel rambut rambut&jaringan sekitar yang
• Papul, pustul, atau vesikel berkonfluensi
• Papul atau
pustul eritema • Nodus berpuncak
eritema • Nyeri yang memiliki
beberapa
• Nyeri atau • Furunkulosis: beberapa muara/supurasi
gatal furunkel yang tersebar
Folikulitis Furunkel Karbunkel
Tatalaksana
• Antibiotik selama 5-7 hari
– Dikloksasilin 3 x 250-500 mg
– Amoksisilin klavulanat 3 x 250-500 mg
– Klindamisin 4 x 150-450
– Eritromisin 4 x 250-500
– Sefadroksil 2 x 500 mg

Bisa dikombinasikan dengan Antibiotik Topikal


A. Salep benzil benzoat 3%  untuk Skabies

B. Salep gamexan 5%  Gamexan 1% untuk pedikulosis &


Skabies

C. Salep gentamisin 2%

D. Salep permethrin 5%  untuk Skabies

E. Salep hidrokortison 2,5%  steroid potensi lemah


16
Pasien laki-laki usia 40 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan muncul
bercak kemerahan luas pada ketiak. Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan
lesi eritroskuamosa berskuama halus. Pemeriksaan lampu Wood menunjukkan
warna coral red. Apa tatalaksana yang tepat pada kasus ini ?

A. Eritromisin

B. Klindamisin

C.Amoksisilin

D.Ampisilin

E.Tetrasiklin
Pembahasan
• Laki-laki usia 40 tahun

• Bercak kemerahan luas pada ketiak

• PF: lesi eritroskuamosa berskuama halus.


Pemeriksaan lampu Wood menunjukkan warna
coral red.

Apa tatalaksana yang tepat pada kasus ini ?


Pemeriksaan Lampu Wood
Pitiriasis
Tinea Eritrasma
versikolor
• Kuning • Kuning • Merah / coral
keemasan kehijauan red
Eritrasma
• Disebabkan oleh infeksi Corynebacterium minutissimum
• Faktor risiko:
– Usia dewasa-tua
– Penderita DM
– Daerah Tropis
• Pengobatan:
– Salep tetrasiklin 3%
– Eritromisin oral 4x250 mg selama 2-3 minggu
• Tatalaksana non-farmakologi:
– Kontrol gula darah
– Menjaga higiene, menjaga kulit tetap kering
A. Eritromisin

B. Klindamisin

C. Amoksisilin
Pengobatan:
• Salep tetrasiklin 3%
D. Ampisilin • Eritromisin oral 4x250 mg
selama 2-3 minggu
E. Tetrasiklin
17
Pasien wanita 25 tahun datang dengan keluhan keputihan berbau, discharge putih

keabuan. Pemeriksaan dengan tes amin KOH 10% menghasilkan sekret yang tidak

berbau. Setelah dikakukan pemeriksaan mikroskopik ditemukan pseudohifa dengan

blastospora, clue cell (-). Apa agen penyebab kasus di atas?

A. Gardnella vaginalis

B. Trichomonas vaginalis

C. Candida albicans

D. Pseudomonas aeruginosa

E. Staphilococcus aureus
Pembahasan
• Wanita 25 tahun

• Keluhan keputihan berbau, discharge putih keabuan

• Tes amin KOH 10%  sekret yang tidak berbau

• pemeriksaan mikroskopik ditemukan pseudohifa dengan

blastospora, clue cell (-)

Apa agen penyebab kasus di atas?


IMS

Discharge Ulkus Benjolan

Uretritis Gonorea Human papiloma


Sifilis
& non-spesifik virus (HPV)

Moluskum
Candida Chancroid
contagiosum

BV
Limfogranuloma
venerum (LGV)

Trikomonas Herpes simplex


Candida
• Gatal, bau asam
• Discharge putih, kental, bergumpal seperti susu
• KOH10%: pseudohifa dan blastospora
Fisiologis Gonore BV Kandidiosis Trikomoniasis

Keluhan Tidak ada Sering Keputihan berbau Sensasi gatal, Keputihan


utama asimtomatik busuk, terutama terbakar, berbau, disuria,
setelah keputihan pruritus,
berhubungan spotting, serviks
stroberi

Keputihan Jernih Putih Tipis, putih Putih Kuning kehijauan,


kekuningan keabuan, jumlah menggumpal jumlah >>
>>
Whiff test (-) (-) (+) (-) Dapat (+)
Mikroskopis (-) diplokokus Clue cells, leukosit Hifa dan ragi Protozoa
Gram negatif leukosit berflagel
intraselular

Hoffman BL, Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Bradshaw KD, Cunningham FG. Williams gynecology. 2nd ed. Texas: The McGraw-Hill; 2012
Pedoman IMS 2011. Kemenkes RI
17

A. Gardnella vaginalis

B. Trichomonas vaginalis

C. Candida albicans

D. Pseudomonas aeruginosa

E. Staphilococcus aureus
18
Seorang anak perempuan datang dengan keluhan bintik-bintik kecil di seluruh tubuh
yang jika digaruk akan tampak kemerahan. Status dermatologikus didapatkan papul
berbatas tegas, tepi rata, permukaan licin, dan tampak seperti kubah. Pada benjolan
tersebut terdapat cekungan yang bila ditekan mengeluarkan massa putih seperti nasi.
Apakah agen penyebabnya ?

A. Poxvirus

B. Human papilloma virus

C. Sarcoptes scabiae

D. Demodex folliculorum

E. Herpes simplex virus


Pembahasan
• Anak perempuan

• Keluhan bintik-bintik kecil di seluruh tubuh yang jika digaruk akan tampak
kemerahan.

• PF: papul berbatas tegas, tepi rata, permukaan licin, dan tampak seperti
kubah. Pada benjolan tersebut terdapat cekungan yang bila ditekan
mengeluarkan massa putih seperti nasi  delle

Apakah agen penyebabnya ?


Moluskum Kontagiosum
• Penyebab: Poxvirus
• Papul miliar atau lentikular,
warna putih seperti lilin,
berbentuk kubah dengan
lekukan di tengah (delle). Bila
dipijat, tampak keluar massa
warna putih seperti nasi.
• Tatalaksana: Keluarkan badan
molluskum dengan
Elektrokauterisasi, bedah beku
18

A. Poxvirus

B. Human papilloma virus

C. Sarcoptes scabiae

D. Demodex folliculorum

E. Herpes simplex virus


19
Seorang laki-laki datang dengan keluhan lenting-lenting di sekitar bibir sejak 5

hari yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan vesikel bergerombol berisi

cairan dengan dasar eritema. Terapi apakah yang tepat diberikan untuk

pasien ini ?

A.Antibiotik

B.Analgesik

C.Antipiretik

D.Antijamur

E.Antivirus
Pembahasan
• Anamnesis :
– Lenting di bibir sejak 5 hari lalu
• Pemfis :
– vesikel bergerombol berisi cairan dengan dasar
eritema
• Terapi yang tepat?
IMS

Discharge Ulkus Benjolan

Uretritis Gonorea Human papiloma


Sifilis
& non-spesifik virus (HPV)

Moluskum
Candida Chancroid
contagiosum

Limfogranuloma
BV
venerum (LGV)

Trikomonas Herpes simplex


Etiologi Gejala Terapi

Sifilis Treponema Ulkus durum/bersih; Benzatin Penisilin 2,4 juta


pallidum dasar bersih, kerasn IU (IM) dosis tunggal
tidak nyeri, tepi rata
Chancroid Haemophilus Ulkus molle/kotor; Siprofloksasin 2x500 mg (3
s ducreyi dasar kotor, nyeri, (3 hari)
lunak, tepi tidak Eritromisisn 4x500 mg(7
teratur hari)
Azitromisin 1 g dosis
tunggal
Limfogra- Chlamydia Ulkus tidak nyeri, Doksisiklin 2x100 mg(14
nuloma trachomatis pembesaran KGB hari)
venerum unilateral yang nyeri Eritromisin 4x500 mg (4
(LGV) hari)
Vesikel multipel Asiklovir 5x200 mg
Herpes Herpes dengan dasar eritem, - Primer 7 hari
simplex simplex eritem, bila pecah - Rekuren 5 hari
virus membentuk ulkus
A.Antibiotik

B.Analgesik

C.Antipiretik

D.Antijamur

E.Antivirus
20
Seorang laki-laki datang ke poliklinik dengan keluhan kulit terasa perih jika terkena

sinar matahari sejak 6 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan silau jika melihat

matahari secara langsung. Dari pemeriksaan fisik ditemukan depigmentasi universal dan

rambut berwarna putih. Apa patofisiologi yang mendasari kondisi pasien ?

A. Berkurangnya melanin

B.Tidak adanya melanin

C. Mengecilnya melanosit

D. Berkurangnya melanosit

E.Tidak adanya melanosit


Pembahasan
• Kulit terasa perih bila terkena sinar matahari
• Silau bila melihat matahari
• PF:
– Depigmentasi universal
– Rambut berwarna putih
• Patofisiologi yang mendasari?
Albinisme Okulokutanea
• Hipopigmentasi pada kulit, rambut, dan mata.
• Diturunkan secara autosomal resesif
• Patofisiologi  penurunan biosintesis melanin
didalam melanosit yang menyebabkan
hipopigmentasi pada kulit, rambut, dan
mata
• Klinis : fotofobia, mudah terjadi sunburn,
rambut berwarna putih

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2211462/
A. Berkurangnya melanin

B.Tidak adanya melanin

C. Mengecilnya melanosit

D. Berkurangnya melanosit

E.Tidak adanya melanosit


21
Laki-laki berusia 27 tahun datang ke IGD Rumah Sakit dengan perdarahan di paha kiri setelah

mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien dalam keadaan sadar, lemas, tampak meringis kesakitan,

dan masih bisa menceritakan kronologi kecelakaan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 110

kali/menit, frekuensi napas 24 kali/menit, tekanan darah 120/70 mmHg, dan didapatkan perdarahan

aktif pada regio femoralis sinistra. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien tersebut ?

A. Berikan oksigen nasal kanul

B. Pasang cervical collar

C. Lakukan RJP

D. Pasang bebat tekan

E. Pasang bebat tekan dan resusitasi cairan


Pembahasan
• Laki-laki, usia 27 tahun
– Perdarahan di paha kiri post KLL
– Pasien sadar, lemas, tampak meringis kesakitan, dan
masih bisa menceritakan kronologi kecelakaan
• Pemeriksaan fisik  N : 110, RR : 24, TD :
120/70, perdarahan aktif pada regio femoralis
sinistra
• Apa tatalaksana yang tepat pada pasien
tersebut?
Fraktur
Klasifikasi fraktur terbuka (Gustillo & Anderson)
Primary
Survey
Secondary Survey
• Pemeriksaana lengkap (kepala-kaki)
• Anamnesis
– Alergi
– Medication
– Previous disease
– Last meal
– Event
• Pemeriksaan penunjang: Lab, Xray
Fraktur
• Curiga fraktur jika
– Look: shortening, angulasi, rotasi,
– Feel: nyeri, krepitasi, pulsasi distal tidak teraba
– Move: ROM terbatas

• Sindrom kompartemen 6P:


– Pain
– Pulselessness
– Pallor
– Paresthesia
– Paralysis
– Poikilothermi
Terapi
• Pada fraktur terbuka, luka dibersihkan dengan cairan
fisiologis jika terdapat benda asing pada luka,
disingkirkan.
• Jika ada perdarahan, dilakukan balut tekan.
• Pada fraktur terbuka atau tertutup, sebisa mungkin
posisi dikembalikan ke posisi normalnya.
• Dilakukan bidai untuk fiksasi. Prinsip pemasangan bidai
adalah melewati 2 sendi dan minimal pada 2 sisi.
• Pemberian antibiotik, antitetanus, atau analgesik dapat
dipertimbangkan
• Rujuk ke ortopedi
A. Berikan Oksigen nasal canul

B. Pasang cervical collar

C. Lakukan RJP

D. Pasang bebat tekan

E. Pasang bebat tekan dan resusitasi cairan


22
Seorang pasien laki-laki usia 27 tahun datang ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri di lutut

kiri. Keluhan terjadi setelah terkena tendangan di sekitar lutut saat bermain futsal. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan lokalis genu

sinistra didapatkan edema di sekitar genu, valgus test (+), dan varus test (-), disertai dengan adanya

tanda McMurray. Apa penanganan awal yang harus diberikan ?

A. Operasi segera

B. Kurangi aktivitas lutut sampai operasi selesai

C. Kompres es

D. Pemberian analgetik NSAID

E. Tidak diperlukan penanganan khusus


Pembahasan
• Laki-laki, 27 tahun
• Lutut kiri nyeri  setelah terkena tendangan
di sekitar lutut saat bermain futsal
• Pemeriksaan fisik lokalis genu sinistra:
– Oedem sekitar genu
– Valgus test (+)
– Varus test (-)
– McMurray sign (+).
• Apa penanganan awal yang harus diberikan?
Ruptur Ligamen Genu

Anterior drawer
Ruptur ligamen
test(+), Lachmann
cruciate
test(+), pivot shift
anterior/ACL
test(+)

Posterior drawer
Ruptur ligamen
test(+), PCL sulcus
cruciate
test(+), PCL sag
posterior/PCL
test(+)
Ruptur ligamen
medial Valgus stres test (+)
kolateral/MCL
Ruptur ligamen
lateral Valrus stres test (+)
kolateral/LCL
Penatalaksanaan
Kompres air es untuk mengurangi nyeri dan
bengkak

Membatasi aktivitas fisik

Medikamentosa NSAID

Elevasi lutut

Mengistirahatkan kaki
A. Operasi segera

B. Kurangi aktivitas lutut sampai operasi selesai

C. Kompres es

D. Pemberian analgetik NSAID

E. Tidak diperlukan penanganan khusus


23
Perempuan usia 20 tahun datang dengan riwayat fraktur humerus sinistra 2 minggu
yang lalu. Fraktur tidak sembuh sempurna dan timbul infeksi purulen pada daerah luka.
Dari foto polos didapatkan gambaran focus bone menghilang. Pada pemeriksaan biopsi
kauter ditemukan gambaran sekuestrasi, proliferasi sel inflamasi, dan jaringan granul.
Apa diagnosis pasien di atas ?

A. Osteoatritis

B. Osteomielitis akut

C. Osteomielitis kronik non-spesifik

D. Osteomielitis kronik spesifik

E. Artritis reumatoid
Pembahasan
• Perempuan, usia 20 tahun
– Riwayat fraktur humerus sinistra 2 minggu yang lalu
– Fraktur tidak sembuh dan timbul infeksi purulen pada
daerah luka
• Kemungkinan kontaminasi fraktur
• Foto radiologis didapatkan gambaran focus bone
menghilang
• Cauter biopsi ditemukan sekuester, poliferasi sel
inflamasi, dan jaringan granul
• Apa diagnosis pasien diatas?
Osteomielitis
• Demam (akut)
• Tanda-tanda radang di lokasi
osteomielitis: edema, nyeri,
hangat
• Leukositosis
• X-ray:
– Selulitis
– Sequestrum: serpihan tulang
yang sudah mati
– Involucrum: tulang yang baru
terbentuk
A. Osteoatritis

B. Osteomielitis akut

C. Osteomielitis kronik non spesifik

D. Osteomielitis kronik spesifik

E. Rematoid atritis
24
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang dengan keluhan nyeri pada lengan kanan
setelah terjatuh saat sedang menyapu halaman. Pasien terjatuh dengan posisi tangan
menahan badan. Pada pemeriksaan foto polos didapatkan fraktur pada 1/3 proksimal
radius dan lepasnya sendi radioulna. Diagnosis pada pasien ini adalah…

A. Fraktur Galeazzi

B. Fraktur Montegia

C. Fraktur Colle

D. Fraktur Smith

E. Fraktur reverse Colle


Pembahasan
• Perempuan 35 tahun
– Nyeri pada lengan kanan setelah jatuh saat
menyapu halaman
– Terjatuh dengan posisi tangan menahan badan
• Suspek cedera tulang antebrachii
• Xray  fraktur pada 1/3 proksimal ulna dan
lepasnya radioulna joint

• Diagnosis?
Jenis Fraktur Radius/Ulna

• Galeazzi
• Montegia
• Colle’s
• Smith’s
Montegia vs Galeazzi

• Montegia
– Dislokasi head radius MU-GR = MAGER
– Fraktur ½ proksimal ulna Galeazzi fraktur Radius
• Galeazzi Montegia fraktur Ulna
– Dislokasi radioulnar
– Fraktur 1/3 distal radius
Colle’s vs Smith’s

Colle’s Smith’s

• Colle’s • Smith’s
– Terjatuh dengan tangan ekstensi – Terjatuh dengan tangan fleksi
– Fragmen distal yang mengalami – Fragmen distal yang mengalami
fraktur, terletak pada bagian fraktur, terletak pada bagian
palm/punggung tangan  mirip volar/telapak
fork/garpu
• collES  EkStensi
• smIth  Inward/fleksi
A. Fraktur Galleazi

B. Fraktur Montegia

C. Fraktur Colle

D. Fraktur Smith

E. Fraktur reverse Colle


25
Anak laki laki berusia 9 tahun datang dengan keluhan muncul benjolan di tungkai bawah
kanan yang sudah 3 bulan ini dirasa membesar. Riwayat demam dan trauma disangkal.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan massa kemerahan di 1/3 medial tibia dengan
konsistensi padat dan terfiksir pada jaringan di bawahnya. Pada pemeriksaan
radiologi yang mungkin ditemukan adalah ...

A. Onion skin appearance

B. Soap bubble appearance

C. Osteofit

D. Codman triangle

E. Bone erosion
Pembahasan
• Anak laki – laki usia 9 tahun.
• Benjolan di tungkai bawah kanan membesar
sejak 3 bulan yang lalu.
• Demam dan trauma disangkal.
• Pemfis: massa kemerahan di 1/3 medial tibia
dengan konsistensi padat dan terfiksir
dibawahnya.
Sarkoma Ewing
• Merupakan salah satu keganasan yang dapat
menyerang anak.
• Insidensi 74% < 20 th.
• Menyerang batang tubuh dan tulang panjang.
• Tanda dan Gejala
– Nyeri dan benjolan (paling sering)
– Dapat ditemui demam, anemia dan tanda – tanda
non-spesifik inflamasi
• Predileksi:
– Femur(26%), pelvis(19%), tibia(19%), tulang
belakang(7%), humerus(7%)
• Soap bubble app.: Giant Cell Tumor, muncul
pada dekade ke-3.
• Osteofit: OA
• Codman Triangle: Osteosarkoma, insidens
tersering 15 – 19 tahun.
• Erosion: Umumnya bukan keganasan.
Erosion
A. Onion skin appearance

B. Soap bubble appearance

C. Osteofit

D. Codman triangle

E. Bone erosion
26
Seorang pria berusia 59 tahun datang dengan keluhan nyeri pada pergelangan
kaki kiri sejak 6 bulan. Pasien memiliki riwayat pernah mengikuti lomba lari 5
km sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan deformitas pada posterior
ankle sinistra dan tes Thompson (+). Apakah diagnosis yang tepat ?

A. Ruptur tendon Achilles

B. Meniscus sprain

C. Ankle sprain

D. Anterior cruciate ligament rupture

E. Posterior cruciate ligament rupture


Pembahasan
• Pria 59 tahun
• Nyeri pada pergelangan kaki kiri sejak 6 bulan
• Riwayat mengikuti lomba lari 5 km
• PF :
– Deformitas pada posterior ankle sinistra
– Thompson test (+)
• Diagnosis ?
Ruptur Tendon Achilles
• Riwayat trauma/jatuh saat berolahraga, dapat
terdengar bunyi “pop” saat trauma
• Nyeri tajam
• Tidak bisa jinjit dan jalan menjadi sulit
• Saat diraba, akan ada gap di belakang ankle
Tes Thompson (+)
Menekan betis
- Jika kaki plantarfleksi = tendon Achilles intak
+ Jika kaki tidak bergerak = tendon Achilles ruptur
A. Ruptur tendon Achilles

B. Meniscus sprain

C. Ankle sprain

D. Anterior cruciate ligament rupture

E. Posterior cruciate ligament rupture


27
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang dengan keluhan nyeri pada paha sebelah
kanan setelah terjatuh di kamar mandi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kaki tampak
dalam posisi adduksi dan endorotasi, pada perabaan teraba benjolan di belakang tulang
panggul. Apa diagnosis pasien tersebut ?

A. Dislokasi kaput femur anterior

B. Dislokasi kaput femur posterior

C. Fraktur kaput femur dekstra

D. Fraktur kolum femur dekstra

E. Fraktur patologis
Pembahasan
• Laki2 40 tahun
• Nyeri pada paha sebelah kanan setelah
terjatuh di kamar mandi
• PF :
– kaki tampak adduksi dan endorotasi
– teraba benjolan di belakang tulang panggul
• Diagnosis ?
Dislokasi Sendi Panggul
• Anterior
– Rotasi eksterna
– Abduksi

• Posterior
– Rotasi interna
– Adduksi
– Fleksi sendi genu
TIPS MENGINGAT!
• Teraba di posterior : dislokasi posterior
• Teraba di anterior : dislokasi anterior
A. Dislokasi kaput femur anterior

B. Dislokasi kaput femur posterior

C. Fraktur kaput femur dekstra

D. Fraktur kolum femur dekstra

E. Fraktur patologis
28
Pasien perempuan berusia 25 tahun datang dengan keluhan benjolan di
pergelangan tangan sejak 2 tahun terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
benjolan lunak, mobile, dan nyeri saat ditekan. Apakah diagnosis yang
tepat ?

A.Tendonitis

B.Tendosinovitis

C. Kista ganglion

D. Osteoarthritis

E.Arthritis reumatik
Pembahasan
• Perempuan 25 tahun
• Benjolan di pergelangan tangan sejak 2 tahun
• PF : benjolan lunak, mobile, dan terdapat nyeri
tekan.
• Diagnosis?
Kista Ganglion
• Degenerasi kistik jaringan
periartikuler, kapsul sendi, atau
pembungkus tendo
• Tumor jaringan lunak tersering
pada tangan dan pergelangan
Tangan  60 %
• Prediposisi dorsal manus
• Menempel pada kapsul,
tendon, atau tendon sheath
• Wanita > Pria
• 70% terjadi pada dekade 2 – 4
• Terbentuk tunggal dan pada
tempat yang amat spesifik
Tanda dan Gejala
• Ada Riwayat Trauma (10%)
• Bisa muncul tiba-tiba atau berkembang dalam
hitungan bulan/tahun
• Mengecil dalam keadaan istirahat
• Membesar dengan aktifitas
• Kadangkala bisa menghilang secara spontan
• Rekurensi sangat jarang (complete exicion)
• > 50%  eksisi tidak komplit
A.Tendonitis

B.Tendosinovitis

C. Kista ganglion

D. Osteoarthritis

E.Arthritis reumatik
29
Seorang wanita 55 tahun datang dengan keluhan nyeri tulang belakang sejak 1 bulan yang lalu,

nyeri dirasa semakin memburuk, terasa memberat ketika membungkuk dan berjalan. Riwayat

trauma dan benturan disangkal. Pasien mengatakan sudah menopause sejak 3 tahun yang lalu dan

mulai mengonsumsi steroid yang dijual bebas di apotek sejak 2 tahun terakhir, TD 145/90 mmHg,

napas 21 kali/menit, suhu 36.6 C, dan nadi 99 kali/menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan gibus.

Pemeriksaan yang sesuai untuk menegakkan diagnosis kasus ini adalah ...

A. Bone density scan

B. Foto rontgen lumbosakral AP-lateral

C. Foto toraks PA-lateral

D. Bone spesific alkaline phospat

E. MRI
Pembahasan
• Wanita 55 tahun
• Nyeri tulang belakang sejak 1 bulan terutama
bila membungkuk dan berjalan
• Menopause sejak 3 tahun yang lalu dan
konsumsi steroid (+)
• PF : gibus (+)
• Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis?
Osteoporosis
• Penurunan kekuatan dan kepadatan tulang.
• Faktor risiko : perempuan postmenopause
yang kurang aktif, penggunaan steroid lama
• Sering asimtomatik
– Gejala tersering : fraktur panggul, fraktur kompresi
vertebra, fraktur radius distal
• Penunjang : bone densitometry (DEXA)
Gibus
• Penonjolan bagian posterior
tulang belakang ke arah dorsal
akibat angulasi kifotik vertebra
• Penyebab :
– Kongenital : Achondroplasia,
kretinisme
– Didapat : akibat fraktur
kompresi vertebra,
osteoporosis, Pott’s disease

https://radiopaedia.org/articles/gibbus-deformity
A. Bone density scan

B. Foto rontgen lumbosakral AP-lateral

C. Foto toraks PA-lateral

D. Bone spesific alkaline phospat

E. MRI
30
Seorang laki-laki 25 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri pada bahu kanan
setelah terjatuh dari sepeda. Pemeriksaan fisik nyeri pada bahu kanan, terdapat
penonjolan pada clavicula kanan. Tangan tidak dapat menggenggam, terasa tebal dan
kesemutan. Untuk mencegah komplikasi, penatalaksanaan awal yang dapat
dilakukan adalah ...

A. Pasang figure of 8

B. Pasang bidai

C. Pemberian anaalgesik

D. Fasciotomi

E. Tourniquet
Pembahasan
• Laki-laki 25 tahun
• Nyeri pada bahu kanan setelah terjatuh dari
sepeda
• PF :
– Nyeri dan penonjolan pada clavicula kanan
– Tangan tidak dapat menggenggam, terasa tebal dan
kesemutan.
• Tatalaksana awal?
Fraktur klavikula
• Tipe I
– 1/3 middle
– Paling sering
• Tipe II
– 1/3 distal
• Tipe III
– 1/3 medial
Tatalaksana
• Tipe 1
– Sling & swathe ATAU
– Brace figure of 8
• Tipe 2
– Sling & swathe
– Karena sering terjadi
malunion, pada tipe 2
sering dilakukan
tindakan operatif
• Tipe 3
– Sling & swathe

Brace figure of 8
A. Pasang figure of 8

B. Pasang bidai

C. Pemberian anaalgesik

D. Fasciotomi

E. Tourniquet
31
Seorang ibu berusia 32 tahun mengalami penurunan kesadaran setelah
melahirkan. Dua minggu sebelumnya pasien baru pulang dari Papua. Hasil
pemeriksaan apusan darah tepi terdapat gametosit berbentuk pisang.
Diagnosis kasus ini adalah ...

A. Malaria asimtomatik

B. Severe falciparum

C. Severe vivax

D. Severe ovale

E. Eklamsia
Pembahasan
• Ibu 32 tahun
– Penurunan kesadaran
– Baru pulang dari Papua 2 minggu lalu
• Hapusan daraah tepi  gametosit berbentuk
pisang

• Diagnosis ?
P. falciparum Demam setiap hari Trofozoit  cincin, accole, titik Maurer
Tropikana Malaria serebral  koma Gametosit  sabit/pisang/sosis

P. vivax Demam setiap 2 hari Eritrosit membesar hingga 2x lipat


Tertiana Titik Schuffner
Gametosit: bulat

P. ovale Demam setiap 2 hari Eritrosit membesar 1,25x lipat


Tertiana Titik Schuffner

P. malariae Demam setiap 3 hari Eritrosit  ada semacam band


Kuartana Merozoit  rosette
Gejala
• Demam tinggi hingga menggigil
• Hemolisis  anemia, ikterik, oligouria, hepato-
splenomegali
• Riwayat berpergian ke daerah endemik
• Malaria berat  penurunan kesadaran, kejang

• Gold standard = apusan darah tebal dan tipis


Klasifikasi
• Uncomplicated
• Severe (1 atau lebih)
– Penurunan kesadaran (GCS <11)
– Kelemahan umum
– Kejang (>2 kali/24 jam)
– Asidosis
– Hipoglikemia
– Anemia (Hb <7 g/dL)
– Cr > 3 mg/dL
– Ur >20 mmol/L
– Bilirubin > 3 mg/dL
– Edema paru
– Perdarahan signifikan  hematemesis/melena
– Syok
– Hiperparasitemia
Sediaan
• 40 mg Dihydroartemisin – 320 mg
Piperakuin (DHP)
– 2-4 mg/kgBB dihydroartemisin
– 16-32 mg/kgBB piperakuin
• 50 mg/tab Artesunat – 150 mg/tab
Amodiakuin
– 4 mg/kg BB artesunat
– 10 mg/kgBB amodiakuin
Terapi P. falciparum
Lini 1
• DHP atau Artesunat-Amodiakuin (3 hari) +
Primakuin 0,75 mg/kgBB (1 hari)

Lini 2
• Kina 3x10 mg/kgBB (7 hari) + Doksisiklin 2x1,1-
1,625 mg/kgBB (7 hari) ATAU
• Tetrasiklin 4x1 mg/kgBB (7 hari) + Primakuin (1 hari)
• Pada ibu hamil dan anak kecil, doksisiklin atan
tetrasiklin diganti dengan klindamisin 2x5 mg/kgBB
Terapi P. vivaks dan P. ovale
Lini 1
• DHP /Arte-Amo (3 hari) + Primakuin 0,25
mg/kgBB (14 hari) ATAU
• Klorokuin 25 mg/kgBB (3 hari) + Primakuin

Lini 2
• Kina 3x10 mg/kgBB (7 hari) + Primakuin (14
hari)
Terapi P. malariae
Lini 1
• DHP /Arte-Amo (3 hari) ATAU
• Klorokuin 25 mg/kgBB (3 hari)

Terapi Malaria Berat


Artesunat IV 2,4 mg/kgBB pada jam ke- 0, 12, 24,
kemudian tiap 24 jam
Untuk ibu hamil trimester 1 = kina (IV)
Terapi Profilaksis
• Doksisiklin 100 mg/hari
– 1-2 hari sebelum pergi ke daerah endemis
– Selama di tempat endemis
– Sampai 4 minggu setelah kembali
• Ibu hamil
– Sulfadoksin
– Pirimetamin
Pilihan Lain

• Malaria asimtomatik  kasus ini sudah ada


gejala

• Severe vivax  apusan darah tepi tidak sesuai

• Severe ovale  apusan darah tepi tidak sesuai

• Eklampsia  kejang pada ibu hamil


A. Malaria asimtomatik

B. Severe falciparum

C. Severe vivax

D. Severe ovale

E. Eklampsia
32
Bayi perempuan, cukup bulan, dilahirkan secara spontan di bidan dengan berat 2.500
gram, APGAR baik. Setelah 24 jam pasca kelahiran bayi tampak pucat. Seluruh bibir,
hidung, badan, tangan, dan tungkai bayi tampak kuning. Setelah dilakukan pemeriksaan
darah didapatkan golongan darah ibu AB (-) dan bayi A (+). Apa diagnosis yang
palng mungkin pada bayi ini ?

A. Anemia defisiensi besi

B. Asfiksia neonatorum

C. Sepsis neonatorum

D. Hemolytic disease of newborn

E. Atresia bilier
Pembahasan
• Bayi perempuan  1 hari
• Setelah 24 jam pasca lahir  tampak pucat, seluruh
bibir, hidung, badan, tangan, dan tungkai bayi tampak
kuning
• Golongan darah ibu AB (-) dan bayi A (+).
• Apa diagnosis yang palng mungkin pada bayi ini?
Pendekatan Skematis Diagnosis Hiperbilirubinemia pada Bayi Baru Lahir
Anemia Hemolisis Neonatus ec.
Inkompatibilitas
PENYAKIT KETERANGAN
Inkompatibilitas Adanya aglutinin ibu yang bersirkulasi di darah anak terhadap
ABO aglutinogen ABO anak. Ibu dengan golongan darah O,
memproduksi antibodi IgG Anti-A/B terhadap gol. darah anak
(golongan darah A atau B). Biasanya terjadi pada anak pertama
Inkompatibilitas Rh Adanya aglutinin ibu yang bersirkulasi di darah anak terhadap
aglutinogen ABO anak. Ibu dengan golongan darah O,
memproduksi antibodi IgG Anti-A/B terhadap gol. darah anak
(golongan darah A atau B). Biasanya terjadi pada anak pertama
Kramer Sign : perkiraan kadar serum bilirubin dengan melihat
progresifitas ikterus.

Derajat ikterus Daerah Ikterus Perkiraan kadar


bilirubin (mg/dL)

I Kepala dan leher 5,0


II Sampai badan atas (di atas 9,0
umbilicus)
III Sampai badan bawah (di 11,4
bawah umbilicus) hingga
tungkai atas ( di atas lutut)
IV Sampai lengan, tungkai bawah 12,4
lutut
V Sampai telapak tangan dan 16,6
kaki
Inkompatibilitas Rhesus
• Ibu Rhesus (-)
• Bayi Rhesus (+)
Inkompatibilitas ABO
• Paling sering
terjadi pada ibu
golongan darah O,
bayi golongan
darah A atau B
A. Anemia defisiensi besi

B. Asfiksia neonatorum

C. Sepsis neonatorum

D. Hemolytic disease of newborn

E. Atresia bilier
33
Anak laki-laki berusia 3 tahun, bengkak pada mata kanan sejak 1 minggu yang lalu disertai demam,

pusing, dan penurunan nafsu makan. Pasien baru pulang dari Amerika Tengah 1 minggu yang lalu.

Tanda vital normal, pada mata kanan didapatkan chagoma disertai edema periorbita, tidak ada

sekret mau pun injeksi konjungtiva. Pada regio colli posterior teraba KGB ukuran 1 cm, mobile,

dan tidak nyeri. Apa mikroorganisme penyebab kelainan ini ?

A. Trypanosoma cruzii

B. Leishmania donovani

C. Naegleria fowleri

D. Entamoeba hystolytica

E. Plasmodium malariae
Pembahasan
• Anak laki-laki, 13 tahun
– Bengkak pada mata kanan sejak 1 minggu
– Demam, pusing, dan penurunan nafsu makan.
– Riwayat bepergian ke Amerika Tengah.
• PF
– Mata kanan didapatkan chagoma disertai edema periorbita, tidak ada
sekret mau pun injeksi konjungtiva
– Regio colli posterior teraba KGB ukuran 1 cm, mobile, dan tidak nyeri.

Mikroorganisme penyebab ?
Trypanosomiasis
• Disebabkan oleh protozoa dari genus
Trypanosoma.
• Pada manusia menyebabkan dua penyakit:
– African sleeping sickness
• Etiologi: T. brucei, T. gambiense
– Chagas disease
• Etiologi: T. cruzi
Chagas disease
• Nama lain: american
trypanosomiasis.
• Etiologi: Trypanosoma cruzi
• Vektor: serangga dari
genus Triatominae (kissing
bugs)
• Endemis di Amerika
tengah, selatan, dan
sebagian Amerika utara
Chagas Disease
• Fase akut:
– Terjadi segera setelah infeksi, hingga
beberapa minggu-bulan, dapat
ditemukan parasit dalam darah.
– Gejala ringan sampai asimptomatik.
– Pada tempat bekas gigitan dapat
ditemukan chagoma
– Romaña's sign merupakan pertanda
fase akut
– Hepatosplenomegali, dan
limmfadenopati generalisata
Chagas disease
• Fase kronis:
– Chronic indeterminate phase
• Asimptomatik, parasit tidak terdeteksi dalam darah
• 10-30% berkembang menjadi simptomatik
– Chrornic symptomatic Chagas disease
• Disritmia jantung, dapat menyebabkan sudden death
• Dilatasi jantung/kardiomiopati
• Megakolon dan megaesofagus, menyebabkan gangguan
makan dan defekasi.
• Embolisasi → stroke
Chagas disease
• Pemeriksaan penunjang
– Pemeriksaan parasitologi
• Ditemukan tripomastigote dari pemeriksaan hapusan
darah tebal dan tipis
– Pemeriksaan serologi
– PCR
Chagas disease
• Penatalaksanaan
– Medikamentosa: benznidazole dan nifurtimox
(antiparasit)
– Non-medikamentosa: kontrol vektor
Pilihan lain
• Leishmania donovani
– Menyebabkan penyakit Kala-azar, ditandai dengan lesi
mukokutaneous menyerupai ulkus.
• Naegleria fowleri
– Amoeba yang hidup di air tawar, dapat menyebabkan
primary amebic meningoencephalitis.
• Entamoeba hystolytica
– Menyebabkan disentri amoeba, ditemukan amoeba
dengan vakuola berisi sel-sel eritrosit.
• Plasmodium malariae
– Menyebabkan malaria kuartana, band form
A. Trypanosoma cruzii

B. Leishmania donovani

C. Naegleria fowleri

D. Entamoeba hystolytica

E. Plasmodium malariae
34
Bayi berusia 2 bulan dibawa ke dokter untuk suntik vaksin kolera. Setelah disuntik
terjadi perdarahan yang tidak kunjung berhenti pada lokasi injeksi. Riwayat lahir normal
di dukun. Tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan PT
normal dan aPTT memanjang. Apa diagnosis yang mungkin pada pasien ini ?

A. Defisiensi vitamin K

B. Thalassemia

C. Hemofilia

D. Penyakit von Willebrand

E. ITP
Pembahasan
• Bayi, 2 bulan
– Perdarahan tidak berhenti setelah injeksi vaksin
kolera
• Gangguan pada hemostasis primer (trombosit/platelet)
– Riwayat lahir normal di dukun
– Tanda vital dalam batas normal
• PT normal dan aPTT memanjang
– Gangguan jalur instrinsik, faktor VII
• Diagnosis?
Pembekuan Darah (Hemostasis)
1. Vasokonstriksi
2. Pembekuan primer (sementara): platelet
3. Pembekuan sekunder (permanen): clotting
cascade
Clotting Cascade
(Kaskade koagulasi
sekunder) http://sketchymedicine.com/2012/02/hemostasis-how-to-
recognize-bleeding-disorders/
Contoh Gangguan Koagulasi Primer vs
Sekunder
Gangguan Platelet (Primer) Gangguan Clotting Cascade
(Sekunder)

Perdarahan tidak berhenti Perdarahan setelah sempat berhenti

Mukosa dan kutan (superfisial) Otot dan sendi (profunda)

Memar dan ptekiae Lebam yang dapat didapat dipalpasi,


hematoma yang cepat meluas

Perdarahan hidung (epistaksis) Hemarthrosis

Menstruasi berlebihan (menorrhagia) Perdarahan pasca operasi

Penyakit von Willebrand Hemofilia A (faktor VIII)

Trombositopenia Hemofilia B (faktor IX)

DIC Warfarin
Yang Penting Diingat!
• WARFARIN: berhubungan dengan gangguan
faktor VII dan vitamin K dalam jalur EKSTRINSIK
dan diukur dengan PT (prothombin time) atau
INR (International Normalized Ratio)
• HEPARIN: berhubungan dengan gangguan faktor
VIII dalam jalur INTRINSIK dan diukur dengan
PTT (partial thromboplastin time)
PT EKSTRINSIK VII (7) WARFARIN
PTT INSTRINSIK VIII (8) HEPARIN
Cara ingat

PT* EKS
7
APTT INS
**
*T mirip angka 7, dan
8
**TT mirip angka 8 (dan cuma angka 8 yang INSide nya ada bulatan
Thalasemia
• Singkatnya: kelainan darah yang diturunkan dimana terbentuk hemoglobin abnormal sehingga terjadi
penghancuran sel darah merah yang berlebihan.
• Thalasemia alfa: mutasi pada protein globin alfa
• Thalasemia beta: mutasi pada protein globin beta
• Thalasemia minor: asimtomatik, hanya mendapatkan 1 gen bermasalah dari salah satu orangtua (silent
carrier)
• Thalasemia mayor: simtomatik, defek genetik didapatkan dari kedua orangtua
• Klinis:
– Lemah, cepat lelah(gejala anemia)
– Ikterik
– Facies cooley
– Organomegali
– Riwayat transfusi rutin
– Riwayat talasemia di keluarga
• Lab:
– Hb, MCV, dan MCH turun
– Hapusan darah tepi: SI ↑, TIBC ↓, Feritin ↑, sel target
– Elektroforesis: HbA2↑
• Terapi:
– Transfusi PRC. Pada talasemia mayor, transfusi dilakukan rutin
– Pada pasien talasemia yang mendapat transfusi, akan terjadi penumpukan zat besi. Oleh karena itu, dilakukan kelasi besi
menggunakan deferoksamin (diinfus), deferipron (obat oral), dan deferasirox (obat oral)
Defisiensi Vitamin K
• Singkatnya: sering pada bayi baru lahir, vitamin K
diperlukan untuk sintesis faktor II,VII, IX, X (jalur
ekstrinsik)
• Klinis:
– Hanya ada manifestasi jika hipoprotrombinemia
– Perdarahan pada luka minor, gampang lebam
• Lab:
– PT memanjang
– aPTT biasanya normal
• Terapi:
– Injeksi vitamin K intramuskular
Penyakit von-Willebrand
• Singkatnya:
– Gangguan koagulasi keturunan akibat defisiensi/disfungsi protein vWF
(mengganggu ikatan platelet sehingga hemostasis primer terganggu)
– 2 Fungsi vWF: (1) agregasi trombosit dan (2) stabilisasi
faktor VIII
• Klinis:
– Gampang memar, gampang berdarah dari kulit/mukosa
• Lab:
– Trombosit (platelet) normal
– PT/INR normal
– aPTT memanjang (50% kasus)
– BT (bleeding time) memanjang
• Terapi:
– Desmopressin (DDAVP) atau vWF
Hemofilia
• Gejala
– Pada anak laki-laki (X-linked)
– Perdarahan yang sempat berhenti, kemudian berdarah lagi
– Memar akibat trauma minor (memar di lutut saat merangkak)
• Hemofilia A (def. Faktor VIII)  prevalensi lebih sering
– aPTT memanjang, BT normal
– Konsentrat faktor VIII (pilihan1)
– Cryopresipitat (pilihan 2)
– FFP (pilihan 3)
• Hemofilia B (def. Faktor IX) (disebut juga Christmas Disease)
– aPTT memanjang, BT normal
– Konsentrat faktor IX (pilihan 1)
– FFP (pilihan 2)
Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
(ITP)
• Singkatnya:
– Penyakit trombistopenia pimer dan akut pada pasien yang sehat
• Klinis:
– Tampak sehat
– Ptekiae
– Perdarahan gusi
– Epistaksis
– Menstruasi berlebihan
– Perdarahan saluran cerna
– Perdarahan intrakranial
• Lab:
– PT normal
– aPTT normal
• Terapi:
– Kortikosteroid
– IVIG
– Platelet (hanya untuk perdarahan parah/jumlah trombosit sangat rendah)
– Splenoktomi
Pilihan lain
• Defisiensi vit K: sering pada bayi baru lahir,
perdarahan pada luka minor, PT memanjang (pengecoh
utama)

• Thalasemia: gejala anemia, biasanya koagulasi normal

• Hemofilia: perdarahan yang sempat berhenti

• ITP: purpura di kulit pada pasien yang sehat


A. Defisiensi vit K

B. Thalasemia

C. Hemofilia

D. Penyakit von Willebrand

E. ITP
35
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke Poliklinik RS dengan keluhan nyeri kepala hebat yang

memberat sejak 1 bulan ini. Pasien merupakan seorang pegawai di SPBU. Pada pemeriksaan fisik

didapatkan hepatosplenomegali tanpa limfadenopati. Hasil laboratorium rutin menunjukkan Hb 22

g/dL, leukosit 18 ribu/mm3, trombosit 700 ribu/mm3, MCV 90 fL, MCH 33.8 pg, eritrosit 25.8

juta/mm3, dan Ht 66%. Penyebab kasus diatas adalah ...

A. Proliferasi multipoten

B. Proliferasi mieloid

C. Mutasi gen BCR-ABL

D. Defisiensi eritropoitin

E. Mutasi gen JAK-2


Pembahasan
• Laki-laki, 40 tahun
– Nyeri kepala hebat yang memberat 1 bulan
– Pekerjaan: pegawai SPBU
• PF: Hepatosplenomegali tanpa limfadenopati
• Lab: Hb 22 g/dL, leukosit 18 ribu/mm3,
trombosit 700 ribu/mm3, MCV 90, MCH 33.8,
eritrosit 25.8 juta/mm3, dan Ht 66%.

Penyebab?
Polisitemia Vera (PV)
• Keganasan darah bersifat mieloproliferatif dan
panhiperplastik
• Patofisiologi: jumlah absolut sel darah merah
yang sangat tinggi sehingga menyebabkan
kekentalan darah
• Diikuti dengan peningkatan sel darah putih
(myeloid) dan trombosit (megakaryositik)
akibat sel punca hematopoietik yang abnormal
Polisitemia Vera
Tanda dan gejala: (berkaitan dengan pengentalan darah)
• Nyeri kepala / pusing
• Vertigo
• Tinnitus
• Gangguan penglihatan
• Angina pektoris
• Klaudikasio intermiten

Pemeriksaan Fisik:
• Splenomegali (75% pasien)
• Hepatomegali (30% pasien)
• Tekanan darah tinggi
Diagnosis (WHO 2016)
Ketiga-tiga kriteria mayor ATAU dua kriteria mayor pertama dan
kriteria minor

Kriteria mayor:
• Pria: Hemoglobin >16.5 g/dL ATAU hematokrit >49%. Wanita:
>16 g/dL ATAU hematolrit >48% ATAU massa sel darah merah
>25% rerata normal
• Biopsi sumsum tulang menujukkan hiperselularitas dengan
panmielosis, eritroid prominen, proliferasi granulositik dan
megakaryotik disertai kariosit yang pleomorfik dan megakaryosit
• Adanya mutasi JAK2 V617F atau JAK2 exon 12

Kriteria minor:
• Kadar serum erythropoietin serum di bawah normal
Arber DA, Orazi A, Hasserjian R, Thiele J, Borowitz MJ, Le Beau MM, et al. The 2016 revision to the World Health
Organization classification of myeloid neoplasms and acute leukemia. Blood. 2016 May 19. 127 (20):2391-405.
Terapi
• Flebotomi: untuk menurunkan hematokrit di
bawah 45%
• Aspirin 81 mg/hari
• Terapi cytoreductive untuk pasien risiko tinggi
trombosis (hidroksiurea)
• Splenoktomi
• Hidroksiurea
Pilihan Lain
• Proliferasi multipoten: kurang tepat

• Proliferasi mieloid: efek dari mutasi pada gen JAK-2

• Mutasi gen BCR-ABL: patofisiologi leukemia ketika


kromosom 22 mendapatkan sebagian kromosom 9 (disebut
juga kromosom filadelfia), ditemukan pada CML, ALL, AML

• Defisiensi eritropoitin: efek dari mutasi pada gen JAK-2


A. Proliferasi multipoten

B. Proliferasi mieloid

C. Mutasi gen BCR-ABL

D. Defisiensi eritropoitin

E. Mutasi gen JAK-2


36
Seorang perempuan berusia 46 tahun mengalami penurunan kesadaran
setelah 5 menit sebelumnya disuntik antibiotik melalui akses intravena.
Apa mekanisme yang mendasari keadaan pasien tersebut ?
A. Reaksi hipersensitivitas tipe 1
B. Reaksi hipersensitivitas tipe 2
C. Reaksi hipersensitivitas tipe 3
D. Reaksi hipersensitivitas tipe 4
E. Reaksi hipersensitivitas tipe 5
Pembahasan
• Perempuan 46 tahun
• Penurunan kesadaran setelah disuntik
antibiotik IV
• Mekanisme yang mendasari?
Syok anafilaksis
• Reaksi hipersensitivitas tipe I (IgE)
• Terjadi sistemik di seluruh tubuh
- Sistem saluran napas: hiperaktivitas bronkus,
edema laring
- Sistem kardiovaskuler: perubahan vaskuler,
vasodilatasi sistemik
- Sistem saluran cerna: mual, muntah, diare
- Mata: angioedema, konjungtivitis
- Kulit : urtikaria, angioedema
Patogenesis
Patogenesis
A. Reaksi hipersensitivitas tipe 1

B. Reaksi hipersensitivitas tipe 2

C. Reaksi hipersensitivitas tipe 3

D. Reaksi hipersensitivitas tipe 4

E. Reaksi hipersensitivitas tipe 5


37
Pasien laki-laki berusia 35 tahun datang dengan keluhan demam tinggi sejak 5 hari yang lalu. Keluhan
disertai mata kekuningan sejak 3 hari yang lalu. Pasien merupakan seorang petani dan sering melihat tikus
berkeliaran di rumahnya. Pemeriksaan tanda vital menunjukkan TD: 110/70 mmHg, nadi: 98 kali/menit,
pernapasan: 28 kali/menit, dan suhu: 38,8 C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan musculus
gastrocnemius. Apa diagnosis yang paling mungkin ?

A. Leptospirosis

B. Hepatitis

C. Demam tifoid

D. Malaria

E. Toxoplasmosis
Pembahasan
• Laki-laki, 37 tahun, demam 5 hari, mata kuning
3 hari yll
• Tikus berkeliaran di rumahnya -> vektor
• RR 28x/menit, T :38.8 C
• PF = nyeri tekan pada m. gastrocnemius

• Diagnosis?
Leptospirosis
Definisi
Suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira
interogans.

Penularan
Kontak dengan air, tanah atau lumpur yang terkontaminasi urin bintang yang terinfeksi
atau akibat gigitan binatang infeksius. Vektor: tikus, anjing, babi, lembu, kuda, kucing,
binatang pengerat lainnya.

Manifestasi Klinis
Demam, mengigil, sakit kepala, meningismus, anoreksia, mialgia, nyeri tekan
otot, mual, muntah, nyeri abdomen, ikterus, hepatomegali, ruam kulit.

Pemeriksaan
• Kultur darah atau cairan serebrospinal
• Serologi: MAT, MSAT
• Mikroskop lapangan gelap
Anicteric Icteric
leptospirosis (90%) leptospirosis/Weils
-> biphasic course disease (10%)
Initial phase (4-7 hari) : Malfungsi ginjal dan hepar,
demam mendadak
malaise berat, perdarahab dan penurunan
nyeri tekan otot (terutama m.
gastrocnemius)
kesadaran
kongesti konjungtiva Hepatomegaly (pd25% kasus)

Second phase (sampai 30 hari)


Ieptospirosis dapat dideteksi di urine direct bilirubin < 20 mg/dL,
Inflamasi meningeal CK
Uveitis
Ruam
ALT&AST<200unitsis

DOC : Doksisiklin 2x100 mg selama 7 hari


DOC : Penisilin G 1.5 juta
U/6 jam
A. Leptospirosis

B. Hepatitis

C. Demam tifoid

D. Malaria

E. Toxoplasmosis
38
Seorang anak berusia 7 tahun datang dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu.

Keluhan disertai dengan nyeri kepala, mual, dan muntah sehingga pasien tidak mau

makan dan minum. Ada riwayat mimisan 2 hari sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik

didapatkan TD 90/70 mmHg, suhu 39,4C, nadi 130 kali/menit, dan terdapat petekiae di

regio volar. Apa diagnosis yang paling tepat pada kasus ini ?

A. DHF grade I

B. DHF grade II

C. DHF grade III

D. DHF grade IV

E. Demam dengue
Pembahasan
• Anak, 7 tahun, demam 3 hari yll
• Disertai nyeri kepala, mual, muntah
• Riw mimisan 2 hari yll
• TD = 90/70, T = 39.4, HR =130
• Petechie di regio volar
• Diagnosis?
(WHO, 2009)
(WHO, 2011)
Tatalaksana DHF grade I & II
Tatalaksana DHF grade III
Tatalaksana DHF grade IV / DSS
A. DHF grade I

B. DHF grade II

C. DHF grade III

D. DHF grade IV

E. Demam dengue
39
Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas dan pusing. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 82 kali/menit, napas 20 kali/menit,
dan suhu 37,1°C. Tidak ditemukan adanya organomegali. Dari pemeriksaan darah tepi
dijumpai eritrosit makrositik. Diagnosis pasien ini adalah …

A.Anemia defisiensi besi

B. Leukemia akut

C. Leukemia kronis

D.Anemia defisiensi vitamin B12

E.Anemia penyakit kronis


Pembahasan
• Wanita, 45 tahun, keluhan lemas dan pusing
• TTV normal
• Pemeriksaan darah tepi dijumpai eritrosit
makrositik
• Diagnostik?
lelah
Anemia
penglihatan
letih berkunang-
kunang

lesu
telinga
berdenging
Anemia
Gejala Anisocytosis Poikilocytosis
penurunan
Lemah anemia konsentrasi UKURAN BENTUK
4L bervariasi bervariasi
ANISOCYTOSIS Serum besi N
Thalasemmia

Sideroblastik
Mikrositik
Hipokromik
Defisiensi besi
Serum besi
Penyakit kronik
Penyakit kronik
Anemia

Anemia hemolitik
Retikulosit 
Normositik
Perdarahan akut
Normokromik

Anemia aplastik
Retikulosit N/
Leukemia
Defisensi folat
Makrositik
Defisiensi B12
Poikilocytosis
Elliptosis (ovalosit) Sel target ( Mexican Hat Cell, Sel Sabit
Sel pencil Bull’s eye cell)

Thalassemia
Thalassemia Hemoglobin
Anemia opati
Deifisiensi Penyakit
Besi hati kronik

Echinocytes ( burr cell, sea


Akantosit (spurr cell)
urchin cell)
• Penyakit
hati • Penyakit
menahun ginjal
dengan kronik
anemia (uremua)
hemolitik • Defisiensi
• Pasca piruvat
splenekto kinasei
mi
A.Anemia defisiensi besi -> mikrositik hipokromik

B. Leukemia akut -> normositik normokromik

C. Leukemia kronis -> normositik normokromik

D.Anemia defisiensi vitamin B12

E. Anemia penyakit kronis -> mikrositik


hipokromik/normositik normokromik
40
Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke dokter dengan keluhan demam berulang sejak 4

minggu yang lalu. Pasien mengeluhkan tubuhnya terasa lemah, lemas, dan pucat. Pada pemeriksaan

fisik didapatkan konjungtiva anemis dan hepatosplenomegali. Pada pemeriksaan laboratorium

didapatkan Hb 5.5 g/dL, Hct 17.1%, leukosit 2300/mm3, dan trombosit 29.000/mm3. Pada

pemeriksaan apusan darah tepi didapatkan normokromik normositer, tidak ada sel blas, dan hitung

retikulosit 0,5%. Diagnosis pasien ini adalah ...

A. Sindrom mielodisplasia

B. Leukimia akut

C.Anemia aplastik

D. Pansitopenia sekunder

E. Thrombotic thrombositopenic purpura


Pembahasan
• Perempuan, 22 tahun, demam berulang sejak 4
minggu yang lalu
• Tubuhnya terasa lemah, lemas, dan pucat
• PF : konjungtiva anemis, hepatosplenomegali
• DR : Hb 5.5, Hct 17.1, leukosit 2300, dan
trombosit 29.000
• MDT : normokromik normositer, tidak ada sel
blas, dan hitung retikulosit 0,5%
• Diagnosis?
Thalasemmia
Serum besi N
Sideroblastik
Mikrositik
Hipokromik
Defisiensi besi
Serum besi
Penyakit kronik
Penyakit kronik
Anemia

Anemia hemolitik
Retikulosit 
Normositik
Perdarahan akut
Normokromik

Anemia aplastik
Retikulosit N/
Leukemia
Defisensi folat
Makrositik
Defisiensi B12
Anemia Aplastik
Definisi Pansitopenia yang disertai
hiposelularitas sumsung tulang

Etiologi Idiopati
Radiasi
Obat-obatan & bahan kimia : kloramfenikol
Infeksi : Hepatitis, Eipstein-barr virus< CMV, parvovirus, HIV
Penyakit imun
Gejala Klini
• 5L (Lemah, letih, lesu, lalai, lupa)
• Pusing, jantung berdebar, dispnoe, telinga berdenging,
Anemia penglihatan kabur

• Rentan terhadap infeksi


Leukopenia
• demam

• Perdarahan mukosa
Trombositopenia
A. Sindrom mielodisplasia => HB menurun (MCV meningkat),
trombosit menurun

B. Leukimia akut => leukosit meingkat

C.Anemia aplastik

D. Pansitopenia sekunder

E. Thrombotic thrombositopenic purpura => trombosit kurang,


purpura (+)
41
Wanita 21 tahun mengeluh berdebar-debar sejak 2 bulan lalu. Selain itu berat
badan pasien menurun. Pada pemeriksaan ditemukan eksoftalmus, tremor pada
kedua tangan, dan teraba struma difusa pada regio leher depan. Hasil
pemeriksaan laboratorium yang sesuai adalah ...

A. TSH menurun

B. TSH meningkat

C. TSH normal

D. T4 menurun

E. T3 menurun
Pembahasan
• Wanita 21 tahun
• Berdebar-debar sejak 2 bulan lalu
• Berat badan pasien menurun
• PF: eksoftalmus, tremor pada kedua tangan, dan
teraba struma difusa

• Diagnosis?
Hipertiroidisme
• Hipertiroidisme: kelenjar produksi tiroid berlebihan
– Hipertiroidisme primer
• Kelainan pada kelenjar tiroid
• TSH menurun, FT4 meningkat
– Hipertiroidisme sekunder
• Kelainan pada kelenjar hipofisis
• TSH dan FT4 meningkat
• Tirotoksikosis: gejala klinis akibat peningkatan tiroid dalam
darah
• Penyakit Graves: penyakit autoimun penyebab sebagian
besar kasus hipertiroidisme
Tirotoksikosis
• Berdebar-debar
• Tremor
• Iritabilitas
• Intoleran terhadap panas
• Keringat berlebihan
• Penurunan berat badan
• Peningkatan rasa lapar
• Diare
• Gangguan reproduksi (oligomenore/amenore dan libido turun)
• Mudah lelah
• Pembesaran kelenjar tiroid
• Sukar tidur
• Rambut rontok
Spesifik untuk Penyakit Graves
• Oftalmopati
– spasme kelopak mata atas dengan retraksi
– gerakan kelopak mata yang lamban
– eksoftalmus dengan proptosis
– pembengkakan supraorbital dan infraorbital
• Edema pretibial
• Kemosis
• Ulkus kornea
• Dermopati
• Akropaki
• Bruit
A. TSH menurun

B. TSH meningkat

C. TSH normal

D. T4 menurun

E. T3 menurun
42
Pria 40 tahun mengeluh dada berdebar-debar dan merasa lemas sejak 1
jam lalu. Pasien memiliki DM dan mengonsumsi obat antidiabetik oral.
Obat apa yang paling mungkin menyebabkan keluhan di atas ?
A. Glibenklamid
B. DPP4-inhibitor
C. SGLT-2
D. Acarbose
E. Metformin
Pembahasan
• Pria 40 tahun
• Dada berdebar-debar dan merasa lemas sejak
1 jam lalu  gejala hipoglikemia
• Pasien memiliki DM dan mengonsumsi obat
antidiabetik oral

• Obat penyebab tersering ?


Gejala Hipoglikemia
Hipoglikemia
“Glukosa darah < 70 mg/dl atau >70 mg/dl +
gejala klinis”

Dapat terjadi karena:


1. Kelebihan dosis obat, terutama insulin atau sulfonilurea.
2. Kebutuhan tubuh akan insulin yang relatif menurun;
gagal ginjal kronik, dan paska persalinan.
3. Asupan makan tidak adekuat: jumlah kalori atau waktu
makan tidak tepat.
4. Kegiatan jasmani berlebihan.
Tatalaksana segera!
Koma atau tidak sadar:
• Bolus 2 flakon (50ml) Dekstrose 40%
• Diberikan cairan dekstrose 10 % per infus 6 jam perkolf.
• Periksa GDS setiap satu jam setelah pemberian
dekstrosa 40%
a. GDS < 50 mg/dL bolus dekstrosa 40 % 50 mL IV.
b. GDS <100 mg/dL bolus dekstrosa 40 % 25 mL IV.
c. GDS 100 – 200 mg /dL tanpa bolus dekstrosa 40 %.
d. GDS > 200 mg/dL turunkan kecepatan drip dekstrosa
10 %
Tatalaksana segera!
Jika sadar:
• Gula murni 30 gram (2 sendok makan) atau
sirup/permen atau gula murni (bukan pemanis pengganti
gula atau gula diet/ gula diabetes) dan makanan yang
mengandung karbohidrat.
• Stop obat hipoglikemik sementara. Pantau glukosa darah
sewaktu tiap 1-2 jam.
• Pertahankan GD sekitar 200 mg/dL (bila sebelumnya
tidak sadar).
• Cari penyebab hipoglikemia
Pilihan Lain
Efek samping
• Biguanide (metformin): dispepsia, diare,
asidosis laktat
• Alfa glukosidase inhibitor (acarbose): kentut,
tinja lembek
• DPP-IV inhibitor: sebah, muntah
• SGLT-2 inhibitor: ISK
A. Glibenklamid

B. DPP4-inhibitor

C. SGLT-2

D. Acarbose

E. Metformin
43
LakI-laki 58 tahun datang dengan keluhan mudah lemas sejak 3 bulan yang lalu disertai
penurunan libido. Dari alloanamnesis istri diketahui bahwa emosi pasien sering berubah
dan tingkahnya seperti anak remaja.Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
160/80 mmHg, rambut rontok, kulit keriput dan kendor, serta otot atrofi.
Pemeriksaan penunjang yang tepat untuk menegakkan diagnosis pasien ini
adalah...

A. Kadar LH

B. Kadar progesteron

C. Kadar testosteron pagi

D. Kadar androstenediol

E. Kadar kolesterol
Pembahasan
• Mudah lemas, penurunan libido, emosi sering
berubah, tingkahnya seperti anak remaja.
- Gejala andropause
• Pemeriksaan fisik : TD 160/80 mmHg , rambut
rontok, kulit keriput dan kendor, serta otot
atrofi.
-Tanda: andropause
• Apakah Pemeriksaan penunjang yang tepat?
Andropause
• Andropause: kondisi yang ditandai penurunan
hormon testosteron pada laki – laki yang
berakibat pada penurunan kemampuan fisik,
psikologi dan seksual.
• Testosteron pada pria diproduksi sejak masa
pubertas dan stabil hingga usia sekitar 40
tahun, tetapi sejak usia itu produksi
testosteron secara berangsur turun dengan
kisaran 0,8-1,6% setiap tahun.
Banyak pakar yang menyebut andropause dengan sebutan lain,
seperti :
• Klimakterium Pada Pria
• Viropause
• Androgen Deficiency In Aging Men (ADAM)
• Partial Androgen Deficiency In Aging Men (PADAM)
• Pertial Testosterone Deficiency In Aging Men (PTDAM)
• Andrenpause (Defisiensi Dhea/Dheas)
• Somatopause
• Low Testosterone Syndrome
Tanda dan gejala
• Tubuh terasa panas • Penurunan massa otot
• Mudah berkeringat • Perubahan pertumbuhan
• Insomnia rambut
• Gelisah • Libido menurun
• Depresi • Kualitas orgasme
• Hilangnya rasa percaya menurun
diri • Disfungsi ereksi
• Menurunnya konsentrasi
• Mudah lelah
Penegakan diagnosis
• Penegakan diagnosa dengan menggunakan
daftar pertanyaan mengenai gejala yang timbul
yaitu ADAM (Androgen Deficiency in the Aging
Male) test dan AMS (Aging Male’s Symptoms)
test.
• Laboratorium: kadar testosteron serum, total
testosteron, dan testosteron bebas.
A. Kadar LH

B. Kadar progesteron

C. Kadar testosteron pagi

D. Kadar androstenediol

E. Kadar kolesterol
44
Laki laki 40 tahun datang dengan keluhan jempol kaki terasa nyeri 8 jam yang lalu. Ada

riwayat nyeri yang serupa sebelumnya, diberikan obat anti nyeri lalu keluhan

menghilang. Keluhan ini sudah terjadi berulang-ulang. Pada pemeriksaan laboratorium

didapatkan peningkatan kadar asam urat. Apa terapi yang tepat pada kasus ini ?

A. Kodein

B. Probenesin

C. Paracetamol

D. Allopurinol

E. Kolkisin
Pembahasan
• Jempol kaki terasa nyeri 8 jam yang lalu,
Riwayat nyeri berulang
- Serangan berlangsung kurang dari 24 jam
• Laboratorium: peningkatan kadar asam urat
- Diagnosis:  Gout Arthritis

• Apa terapi yang tepat pada kasus ini ?


Gout Arthritis
• Radang sendi yang diakibatkan deposisi kristal monosodium urat
pada jaringan sekitar sendi.
• Gejala :
1. monoartritis, sendi yang terkena menjadi merah, hangat,
bengkak, dan nyeri.
2. Pada gout kronik, muncul tofus di heliks telinga, permukaan
ulnaris punggung tangan, bursa oleokranon, atau jaringan lain.
3. Dapat terjadi nefrolitiasis
TOFUS
Tatalaksana Gout Arthritis
1. Mengatasi serangan akut
a. Kolkisin, efektif pada 24 jam pertama
setelah serangan nyeri sendi timbul. Dosis oral
0,5-0,6 mg per hari dengan dosis maksimal 6 mg.
b. Kortikosteroid sistemik jangka pendek (bila
kolkisin dan NSID tidak berespon baik), seperti
prednisone 2-3 x 5 mg/hari selama 3 hari
c. NSAID seperti natrium diklofenak 25-50mg
selama 3-5 hari.
Disadur dari Panduan Praktik Klinik bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, 2014.
2. Menurunkan kadar asam urat dan mencegah komplikasi
• Penurun asam urat : urikosurik (meningkatkan pembuangan
asam urat lewat urine) atau inhibitor xantine oksidase
(menghambat produksi asam urat). Obat penurun asam urat
tidak digunakan selama serangan akut.
Contoh urikosurik: probenecid.
Contoh inhibitor xantine oxidase: allopurinol
• Modifikasi gaya hidup : minum cukup (8-10 gelas/hari), menjaga
berat badan ideal, hindari konsumsi alkohol, pola diet rendah
purin.

Disadur dari Panduan Praktik Klinik bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, 2014.
A. Kodein

B. Probenesin

C. Paracetamol

D. Allopurinol

E. Kolkisin
45
Wanita 27 tahun mengalami kejang 30 menit lalu. Kejang berlangsung selama 5 menit
dan pasien tidak sadar. Saat kejang, pasien mengentakkan keempat ekstremitasnya.
Sebelum kejang, pasien merasa wajahnya berkedut dan leher kaku. Pasien pernah
menjalani tiroidektomi karena penyakit Graves. Penyebab kejang pada pasien ini
adalah ....

A. Hipokalemia

B. Hipokalsemia

C. Hipoklorida

D. Hipomagnesium

E. Hiponatremia
Pembahasan
• Wanita 27 tahun
– Kejang 30 menit lalu
– Kejang selama 5 menit dan pasien tidak sadar. Saat
kejang, pasien mengentakkan keempat ekstremitasnya
– Sebelum kejang, pasien merasa wajahnya berkedut dan
leher kaku
• Riwayat tiroidektomi karena penyakit Graves

• Penyebab?
Gangguan Natrium
• Hiponatremi (dibagi menjadi 3, hiponatremi euvolemi,
hipervolemi, dan hipovolemi)
– Lemas, penurunan kesadaran, sakit kepala
– Kejang
– Paralisis satu sisi (seperti stroke)
– Etiologi: gagal ginjal, gagal hati, gagal jantung,
pneumonia
• Hipernatremi = cairan berkurang sehingga kadar natrium
seakan-akan meningkat (mirip hiponatremi hipovolemi)
– Gejala sama dengan hiponatremi
– Etiologi: dehidrasi (diare, muntah, dll)
Gangguan Kalsium
• Hipokalsemi
– Penurunan kesadaran, kejang
– Kesemutan di perioral atau ujung jari, spasme otot
– Disfagia, perubahan suara
– Etiologi: pada neonatus  ibu DM atau preeklampsia
atau hipertiroid, diare kronik, Chron disease, pankreatitis
kronik, riw tiroidektomi
• Hiperkalsemi
– Batu ginjal berulang, gagal ginjal, dehidrasi, poliuria
– Penurunan kesadaran
– Aritmia
– Etiologi: keganasan
Tiroidektomi
• Komplikasi tersering adalah kelenjar paratiroid
terangkat  hormon paratiroid menurun 
kalsium darah menurun

• Hormon paratiroid: mengatur kadar kalsium


darah. Jika kalsium darah rendah, ia akan
meningkatkan dengan cara membongkar
cadangan di tulang dan mengurangi ekskresi
kalsium di ginjal
Gangguan Kalium
• Hipokalemi
– Otot kram, nyeri, dan lemas
– Perut distensi, konstipasi
– Bradikardi, aritmia
– Etiologi: intake kurang, muntah, diare, konsumsi diuretik,
insulin dosis tinggi
• Hiperkalemi
– Paralisis otot, parestesi
– Sesak, palpitasi, nyeri dada
– Aritmia (EKG: T tall, PR memanjang, P menghilang, QRS
melebar)
– Etiologi: intake kalium tinggi
Pilihan lain
• Hipoklorida
– Menyebabkan alkalosis metabolik
• Hipomagnesium
– Tremor, lemas, parestesi, tetani, kejang, nistagmus
– Aritmia, spasme pembuluh koroner, kematian
mendadak
– Biasanya disertai hipokalemi dan hipokalsemi
A. Hipokalemi

B. Hipokalsemi

C. Hipoklorida

D. Hipomagnesium

E. Hiponatremi
46
Wanita 40 tahun datang keluhan nyeri punggung. Pasien memiliki riwayat asma persisten. Dari

pemeriksaan rontgen ditemukan demineralisasi difus dan fraktur kompresi L3-L4 . Pada

pemeriksaan penunjang didapatkan kadar ureum 40 mg/dL, kreatinin 1,9 mg/dL, albumin dan

globulin normal, PTH 102 mg/dL, dan kalsium 11,2 mEq/L . Tidak ada riwayat konsumsi obat selain

untuk asmanya. Apa diagnosis yang paling mungkin ?

A. Osteoporosis medikamentosa

B. Hiperparatiroidisme primer

C. Hiperparatiroidisme sekunder

D. Osteomalacia

E. Mieloma multipel
Pembahasan
• Nyeri punggung, riwayat asma persisten.
- menggunakan steroid jangka panjang?
• Pemeriksaan rontgen: demineralisasi difus dan
fraktur kompresi L3-4
• Laboratorium: kadar ureum 40mg/dL, kreatinin
1,9 mg/dL, albumin dan globulin normal, PTH
102 mg/dL, dan kalsium 11,2 mEq/L
• Apa diagnosis yang paling mungkin ?
Hormon Paratiroid

Hormon PTH:
• Ca serum dengan
pelepasan Ca dan
fosfat dari matriks
tulang
• Penyerapan Ca
oleh ginjal
Hiperparatiroid
• Peningkatan sekresi hormone paratiroid
• Dibagi menjadi:
1. Hiperparatiroidisme primer
disebabkan oleh single adenoma (85%),
multiple adenoma/hyperplasia (15%), parathyroid
carcinoma.
2. Hiperparatiroid sekunder
berkaitan dengan penyakit gagal ginjal
kronik (GGK)
• Tanda dan gejala: mudah lelah, kelemahan
otot, mual, muntah, konstipasi, aritmia jantung,
nyeri di daerah punggung dan demineralisasi
tulang, fraktur patologis dan nephrolithiasis.
• Pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar
total Ca serum dan kadar hormone paratiroid
meningkat.
A. Osteoporosis medikamentosa

B. Hiperparatiroidisme primer

C. Hiperparatiroidisme sekunder

D. Osteomalacia

E. Mieloma multipel
47
Perempuan 40 tahun datang dengan keluhan benjolan di leher bagian depan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis dan atrofi papil lidah. Pada
pemeriksaan biopsi didapatkan infiltrasi limfosit folikel tiroid dengan bentukan germinal
sentrum beberapa folikel serta serbukan sel limfosit dan eosinofilik. Diagnosis kasus
ini adalah...

A. Tirotoksikosis

B. Tiroid Hashimoto

C. Tiroiditis giant cell

D. Tiroiditis de Quervain

E. Goiter edematosa
Pembahasan
• Perempuan 40 tahun
– Benjolan leher depan
• Kemungkinan tiroid
• Pemeriksaan fisik
– Konjungtiva anemis
– Atrofi papil lidah
• Biopsi
– Infiltrasi limfosit folikel tiroid
– Bentukan germinal sentrum dan sel eosinofilik

Diagnosis ?
Tiroiditis Hashimoto
• Kelainan autoimun yang menyerang sel folikel
tiroid
• Bermanifestasi klinis hipotiroidisme karena
kerusakan sel tiroid dan gagal produksi hormon
tiroid
– Awalnya FT4 normal karena kompensasi dari
peningkatan TSH (hipotiroidisme subklinis)
– Setelah itu FT4 turun, TSH semakin meningkat, gejala
makin muncul (hipotiroidisme klinis )
• Berhubungan dengan anti-TPO (Thyroid
peroxidase)
Tiroiditis Hashimoto
• Biopsi
– Infiltrasi limfositik (sel T CD4+, CD8+, dan sel B)
– Tampilan germinal sentrum
• Pilihan lain
– Tiroiditis giant cell  de Quervain
– Tiroiditis de Quervain
• Tampilan multinucleated giant cells dalam folikel
A. Tirotoksikosis

B. Tiroiditis Hashimoto

C. Tiroiditis giant cell

D. Tiroiditis de Quervain

E. Goiter edematosa
48
Seorang laki-laki 42 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 minggu ini. Keluhan dirasakan

memberat ketika aktivitas dan tidak membaik dengan istirahat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan

TD 130/80 mmhg, nadi 82 kali/menit, pernapasan 22 kali/menit, suhu 36,2C. Hasil laboratorium

menunjukkan GDS 172 mg/dl, LDL 170 mg/dl, trigliserida 280 mg/dl, HDL 30 mg/dl, dan kolesterol

total 230 mg/dl. Manakah faktor resiko yang menyebabkan keluhan diatas ?

A. Hipertensi

B. Sindrom metabolik

C. Hiperkolesterol

D. Dislipidemia

E. Hipertrigliserida
Pembahasan
• Laki-laki, 42 tahun, sesak nafas sejak 1 minggu
ini, dirasakan memberat ketika aktivitas dan
tidak membaik dengan istirahat
• GDS 172 mg/dl, LDL 170 mg/dl, Trigliserid 280
mg/dl, HDL 30 mg/dl, kolesterol 230 mg/dl
• Faktor risiko?
Congestive Heart Failure
Faktor resiko

Mayor Minor

Dislpidemia
Sedentary life
Hipertensi (terutama Obesitas
style
kolesterol

Perokok DM
Tatalaksana CHF
A. Hipertensi

B. Sindrom metabolik

C. Hiperkolesterol

D. Dislipidemia

E. Hipertrigliserida
49
Seorang laki laki usia 30 tahun mengeluhkan sering nyeri pada kaki sejak 6 bulan yang
lalu. Keluhan juga disertai dengan kedua tangan dan kaki melemah dan membesar. Suara
terdengar serak dan dalam. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan kelopak mata tebal
dan besar, gigi berjarak jauh, lidah besar berkerut, kuku tebal dan keras. Diagnosis
yang mungkin pada pasien ini adalah ?

A. Gigantisme

B. Sindrom Turner

C. Addison’s disease

D. Cushing’s disease

E.Akromegali
Pembahasan
• Laki-laki, 30 tahun nyeri kaki sejak 6 bulan yll
• Kedua tangan dan kaki lemah dan membesar
• Suara terdengar serak dan dalam
• PF : kelopak mata tebal dan besar, gigi berjarak
jauh, lidah besar berkerut, kuku tebal dan
keras.
• Diagnosis?
GH berlebihan
Pre-Pubertas Post-pubertas
Gigantisme Akromegali
Pertumbuhan tulang berlebih Pertumbuhan jaringan kartilago, tangan,
kaki, ridge of eyebrow, dagu dan lidah
masih terjadi
Tinggi > 2 meter Efek metabolik
Makrosefalus Peningkatan gula darah -> peningkatan
insulin -> risiko DM tipe 2
Obesitas Penyempitan arteri
Frontal bossing Serangan jantung
Hiperhidrosis
Soft tissue hipertrophy
Diagnosis GH
berlebihan
A. Gigantisme => prepubertas

B. Sindrom Turner => perempuan 45 XO, tubuh


pendek, kehilangan lipat kulit di leher, wajah anak
kecil, tangan kaki pendek

C. Addison’s disease => malaise, fatigue, anorexia,


penurunan BB, kelemahan tubuh

D. Cushing’s disease => moon face, buffalo hump,


striae, hipertensi

E.Akromegali
50
Laki-laki berusia 57 tahun datang berobat untuk kontrol. Pasien sudah pernah pasang

stent pada pembuluh darah jantung. Pasien datang membawa hasil lab sebagai berikut:

kolesterol total 240 mg/dL, HDL 35 mg/dL, LDL 260 mg/dL, trigliserida 215 mg/dL.

Bagaimanakah target kontrol dislipidemia pada pasien ini ?

A. Kolesterol total dan trigliserida < 200 mg/dL

B. Kolesterol < 200 mg/dL

C. HDL < 50 mg/dL

D. LDL < 150 mg/dL

E.Trigliserida < 200 mg/dL


Pembahasan
• Laki-laki, 57 tahun, sudah pernah pasang stent
pada pembuluh darah jantung
• kolesterol total 240 mg/dL, HDL 35 mg/dL,
LDL 260 mg/dL, trigliserida 215 mg/dL
• target kontrol dislipidemia?
• Kelainan
DISLIPIDEMIA
metabolisme lipid
yang ditandai
Dislipidemia dengan
kolesterol total,
LDL, TG dan
HDL

• Dislipidemia primer :
kelainan genetik
Dibagi atas • Dislipidemia sekunder :
2 DM, hipotiroid, penyakit
hsti obstruktif, SN, obat
CHD Risk Assesment based on NCEP
AACE
A. Kolesterol total dan trigliserida < 200 mg/dL

B. Kolesterol < 200 mg/dL

C. HDL < 50 mg/dL

D. LDL < 150 mg/dL

E.Trigliserida < 200 mg/dL

You might also like