Pro Food (Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan) Vol 1 No. 1 Mei 2015 ISSN Online: 2443-3446 Versi Online
Pro Food (Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan) Vol 1 No. 1 Mei 2015 ISSN Online: 2443-3446 Versi Online
Pro Food (Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan) Vol 1 No. 1 Mei 2015 ISSN Online: 2443-3446 Versi Online
KAJIAN MUTU DAN DAYA SIMPAN KEJU MOZZARELLA PROBIOTIK DARI SUSU KERBAU
[The Study of Quality and Shelf Life in Probiotical Mozzarella Cheese from Buffalo Milk]
ABSTRACT
This study aims to determine the best probiotic concentration and shelf life by adding the probiotic
bacteria which were compared by using two types of probiotic bacteria in order to improve the quality
and shelf life of Mozzarella cheese from buffalo milk. Fresh raw buffalo milk from Sumbawa and
starter cultures of Lactobacillus casei and Lactobacillus bulgaricus were used from Pusat Studi Pangan
dan Gizi, Gadjah Mada University. The coagulants were calf microbial rennet (Mucor miehei) and
citrit acid derived by Husbandry Laboratorium of Mataram University.The study was designed through
using complete two factorial randomized design with treatment concentration of each types of
probiotics are 10% until 15% and storage time for 0, 7, and 14 days. The results of the research
showed that the probiotic concentration and the storage time influence on chemical, organoleptic and
microbiological quality of Mozzarella cheese in which containing L. casei and L. bulgaricus. Based on
the organoleptic quality, panelists preferred the Mozzarella cheese with poured of 10% L. bulgaricus.
The pouring of probiotics with the storage time for 14 days can suppress microbes growth until safe
for consumption with total microbe <2,8 x 105 CFU/ml. The pouring treatment of cultural bactery L.
bulgaricus is 10 % recommended as the best treatment that approximate the similar results with
generally Mozzarella cheese characteristics.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi probiotik dan lama penyimpanan yang terbaik,
dengan menggunakan dua jenis bakteri probiotik guna meningkatkan mutu dan daya simpan keju
Mozzarella dari susu kerbau. Susu kerbau segar diperoleh dari Sumbawa Barat, Sedangkan kultur
murni Lactobacillus casei dan Lactobacillus bulgaricus dari Pusat Studi Pangan dan Gizi, Universitas
Gadjah Mada. Koagulan yang digunakan yaitu enzim rennet (Mucor miehei) dan asam sitrat yang
disediakan di Laboratorium Peternakan, Universitas Mataram. Penelitian dirancang menggunakan
rancangan acak lengkap dua faktorial dengan perlakuan konsentrasi adalah 10% sampai 15% dan
lama penyimpanan selama 0, 7, dan 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi dan
lama penyimpanan memberikan pengaruh terhadap sebagian besar komponen mutu kimia,
organoleptik, dan mikrobiologi keju Mozzarella yang mengandung L. casei dan L. Bulgaricus pada
masing-masing perlakuan.Berdasarkan mutu organoleptik, panelis lebih menyukai keju Mozzarella
dengan penambahan L.bulgaricus 10%. Dengan penyimpanan selama 14 hari dapat menekan
pertumbuhan mikroba sehingga aman untuk dikonsumsi dengan total mikroba <2,8 x 105 CFU/ml.
Perlakuan penambahan kultur bakteri L. bulgaricus 10% direkomendasikan sebagai perlakuan terbaik
yang mendekati hasil sama dengan karakteristik keju Mozzarella umumnya.
Kata Kunci: Bakteri Probiotik, Keju Mozzarella, Keamanan Konsumsi, Lama Penyimpanan.
24
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://jurnal.unram.ac.id/index.php/profood/index Vol 1 No. 1 Mei 2015
ISSN online: 2443-3446
25
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://jurnal.unram.ac.id/index.php/profood/index Vol 1 No. 1 Mei 2015
ISSN online: 2443-3446
hari dan L3: penyimpanan 14 hari. Percobaan mozzarella. Akan tetapi, penambahan L.
dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil bulgaricus memberikan pengaruh pada kadar
Ternak, Laboratorium Mikrobiologi dan air keju mozzarella. Purata kadar air berturut-
Bioteknologi, serta Laboratorium Nutrisi dan turut perlakuan penambahan L. casei 10% dan
Pakan Ternak Ruminansia Fakultas 15% dengan lama penyimpanan 0 hari, 7 hari,
Peternakan, UNRAM. dan 14 hari yaitu : 23,64%; 23,92%; 23,78%;
23,46%; 23,34%; dan 22,88%. Purata kadar
Pembuatan Keju Mozzarella air keju mozzarella ini lebih rendah daripada
keju mozzarella pada umumnya (>50%). Hal
Susu kerbau dipasteurisasi pada suhu
ini disebabkan oleh tingginya konsentrasi
65°C selama 5 menit, kemudian didinginkan
probiotik yang ditambahkan pada keju.
hingga suhu susu mencapai 40°C.
Hubungan antara konsentrasi dan lama
Penambahan ekstrak kasar enzim renin
penyimpanan terhadap kadar air keju
Mucor miehei dengan konsentrasi 0,5% (v/v),
mozzarella dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.
serta asam sitrat sebanyak 0,05% (b/v).
Inkubasi dilakukan pada suhu 43°C selama 5
menit (atau sampai curd bisa dipotong).
Setelah curd terbentuk, kemudian curd
tersebut dipotong. Penyaringan curd untuk
mengeluarkan whey dengan bantuan kertas
saring. Penambahan bakteri probiotik
yakni kultur murni L. casei dan L.bulgaricus
sebagai pada curd yang ukurannya telah
diperkecil. Streching dilakukan pada suhu
75°C, hingga keju dapat mengalami
pemuluran dengan baik. Perendaman dalam
air es selama 1 jam untuk membentuk tekstur,
langkah terahir adalah Penggaraman dengan
larutan garam jenuh, selama 15 menit. Keju
mozzarella probiotik dilakukan pengujian Gambar 1. Grafik Pengaruh Konsentrasi dan
untuk hari ke-0, dan penyimpanan pada Lama Penyimpanan terhadap
refrigerator dengan suhu 20°C untuk Kadar Air keju Mozzarella
pengujian hari ke-7 dan hari ke-14. Probiotik (L. casei)
Parameter
26
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://jurnal.unram.ac.id/index.php/profood/index Vol 1 No. 1 Mei 2015
ISSN online: 2443-3446
Organoleptik Aroma
Hasil analisa statistik menunjukkan
bahwa konsentrasi probiotik berpengaruh
sangat nyata pada taraf 5% terhadap aroma
keju mozzarella yang mengandung bakteri
Gambar 3. Grafik Pengaruh Konsentrasi dan probiotik L. casei. Begitu juga dengan
Lama Penyimpanan terhadap Nilai penambahan probiotik L. bulgaricus pada keju
pH Keju Mozzarella Probiotik (L. mozzarella memberikan pengaruh yang nyata
casei) terhadap aroma keju mozzarella. Hubungan
antara konsentrasi dan lama penyimpanan
terhadap aroma keju mozzarella ditunjukkan
pada Gambar 5. dan 6.
27
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://jurnal.unram.ac.id/index.php/profood/index Vol 1 No. 1 Mei 2015
ISSN online: 2443-3446
28
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://jurnal.unram.ac.id/index.php/profood/index Vol 1 No. 1 Mei 2015
ISSN online: 2443-3446
29
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://jurnal.unram.ac.id/index.php/profood/index Vol 1 No. 1 Mei 2015
ISSN online: 2443-3446
kalsium pada susu akan larut pada whey dan yang berasal dari penambahan kultur
kandungan whey pada keju lunak lebih banyak probiotik.
daripada keju keras (Idris dan Thohari, 1992). Nilai pH juga mempengaruhi jenis
Tingginya konsentrasi penambahan kultur mikroba yang dapat tumbuh. Mikroba pada
probiotik yang diberikan tidak mempunyai umumnya dapat tumbuh pada kisaran pH 3
pengaruh yang berbeda terhadap tekstur keju hingga pH 6. Kebanyakan bakteri mempunyai
mozzarella yang dihasilkan. pH optimum, yaitu pH dimana
pertumbuhannya maksimum, berkisar antaran
Total Mikroba 5 – 7,5. Pada pH dibawah 5,0 dan diatas 8,5
Purata total mikroba pada keju bakteri tidak dapat tumbuh dengan baik
mozzarella yang ditambahkan L. casei 10% kecuali bakteri asam laktat. Aktivitas bakteri
dan 15% dengan lama penyimpanan 0, 7 dan asam laktat berlawanan dengan aktivitas
14 hari berturut-turut yaitu: < 1,0x103 bakteri pembusuk. Bakteri asam laktat
CFU/ml; < 2 x 105 CFU/ml; <2,9 x 105 CFU/ml menghasilkan asam laktat yang dapat
dan <1,5 x 105 CFU/ml; <2,7 x 105 CFU/ml; menurunkan nilai pH untuk menghambat
<2,8 x 105 CFU/ml. Sedangkan purata total bakteri patogen seperti Salmonella dan
mikroba keju mozzarella yang mengandung L. Staphylococcus aureus (Fardiaz 1998). Namun
bulgaricus 10% dan 15% dengan lama pada penelitian ini, nilai pH yang didapatkan
penyimpanan 0, 7 dan 14 hari berturut-turut pada hari ke-0 sampai hari ke-7 untuk semua
yaitu : < 1,6 x 105 CFU/ml; <2,6 x 105 CFU/ml; perlakuan adalah dibawah 5, sedangkan pada
<2,8 x 105 CFU/ml dan <1,8 x 105 CFU/ml; hari ke-14 nilai pH meningkat diatas 5.
<1,9 x 105 CFU/ml; <3,1 x 105 CFU/ml. Selama Sehingga dapat diasumsikan bahwa bakteri
proses penyimpanan jumlah total mikroba pembusuk dapat tumbuh setelah penyimpan 7
pada keju mozzarella cenderung meningkat. hari.
Peningkatan jumlah mikroba yang tinggi Berdasarkan penelitian Sastrawan dan
disebabkan oleh adanya bakteri asam laktat Ezra (2014), jumlah probiotik yang tumbuh
yang ditambahkan sebagai agen probiotik, dari hari ke-0 sampai hari ke-14 pada keju
bakteri asam laktat dapat tumbuh baik pada mozzarella yang ditambahkan L. casei dan L.
keju karena memiliki nilai pH rendah (suasana bulgaricus dengan konsentrasi 10% dan 15%
asam). Pada penelitian ini pertumbuhan berkisar >1x104 CFU/g. Jika dibandingkan
probiotik lebih tinggi dibandingkan dengan dengan total mikroba yang didapatkan maka
bakteri pembusuk, karena selain dapat jumlah cemaran yang terdapat dalam keju
tumbuh dengan baik, penambahan bakteri mozzarella dapat dianggap sedikit. Oleh
probiotik juga mempunyai pengaruh yakni karena itu, keju mozzarella dengan bahan
menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk baku susu kerbau yang ditambahkan probiotik
(Maheswari, dkk., 2008). dapat dianggap sebagai food savety yang baik
Jumlah total mikroba tertinggi untuk kesehatan pencernaan karena standar
terdapat pada keju mozzarella dengan mutu keju mozzarella karena menurut SNI
perlakuan penambahan 15% kultur L. (2009) cemaran mikroba pada keju yaitu
bulgaricus dengan penyimpanan selama 14 mencapai <1x102 CFU/g.
hari pada suhu 20°C. Jumlah total mikroba
terendah yaitu pada keju mozzarella dengan
penambahan kultur L. casei 10% dengan lama KESIMPULAN
penyimpanan 0 hari yakni sebesar <1,0 x 10 3
CFU/ml, kemungkinan pada hari ke-0 bakteri Perlakuan penambahan probiotik (L. bulgaricus
aktivitas bakteri asam laktat masih rendah. 10%) dengan lama penyimpanan 14 hari
Penyimpanan pada suhu 15°C -20°C dapat direkomendasikan sebagai perlakuan terbaik
membantu bakteri asam laktat terutama untuk yang mendekati karakteristik umum keju
pertumbuhan optimum L. casei dan L. Mozzarella. Penerimaan warna, aroma dan
bulgaricus yang membutuhkan suhu 15oC, tekstur diterima secara oraganoleptik, yakni
Sehingga jumlah total mikroba tertinggi warna putih kekuningan, aroma lembut (tidak
terdapat pada lama penyimpanan 14 hari. menyengat) dan tekstur tidak keras (lunak),
Tingginya jumlah total mikroba sejak 0 hari serta memenuhi standar keamanan
pada penelitian ini diindasikan bahwa sebagian mikrobiologis sehingga aman konsumsi.
besar mikroba yang tumbuh pada masing-
masing perlakuan adalah bakteri asam laktat
30
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://jurnal.unram.ac.id/index.php/profood/index Vol 1 No. 1 Mei 2015
ISSN online: 2443-3446
Campbell and Platt. 1987. Fermented Foods of Murti, T. W. 2008. Pengaruh Lactobacillus
The World Great Britain at the University. delbrueckii ssp bulgaricus Terhadap
Cambridge Komposisi Kimia Whey Keju. J.
Pengembangan Peternaka Tropis 33:126-
Fardiaz, D. Dan Radiati, L. E., 1991. Produksi 131.
Renin Mucor pusillus pada Substrat Sisa
Industri Minyak Jagung. Pusat Antar Ortigosa, M., P. Torre dan Izco, J. M. 2001.
Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor. Effect of Pasteurization of Ewe’s Milk And
Use Of A Native Starter Culture On The
Fardiaz, S., 1998. Mikrobiologi Pangan I. PT. Volatile Component And Sensory
Gedia Pustaka Utama. Jakarta Characteristic Of Roncal Cheese. J. Dairy
Sci.84:1320-1330
Fox P.F., 1993. Cheese chemistry physics and
mi robiology. Vol. 1. Chapman and Hall Rahmawati, R.D. 2006. Studi Viabilitas dan
London, 303-340. Aktivitas Antimikrobial Bakteri Probiotik
(L. acidophillus) dalam Medium
Fox. P. F., T. P. Guinee, T. M. Cogan dan P. L. Fermentasi Berbasis Susu dan Bekatul
H. McSweeney., 2000. Fundamentals of Selama Proses Fermentasi. Skripsi.
Cheese Science. Gaithersburg M. D. Jurusan THP. Universitas Brawijaya.
Aspen Publisher,Inc. Ireldan. Malang.
31
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://jurnal.unram.ac.id/index.php/profood/index Vol 1 No. 1 Mei 2015
ISSN online: 2443-3446
32