Forecast Investasi
Forecast Investasi
Forecast Investasi
Akreditasi No.395/DIKTI/Kep/2000
Parwoto Wignjohartojo*)
ABSTRACT
This study was conducted to measure the causal relationship among components building
the intention of accounting lectures to use forecast reporting as additional information on
financial statements to make Investment decision on securities.
Survey research was applied. Questionares were used to measure and collect data. The
classical path analysis was employed. The result of the study show that belief has positive
effect toward the attitude, and the attitude has positive effect toward intention of
accounting lectures using forecast reporting. But normative belief has positive effect
toward subjective norm and subjective norm has negative effect toward intention of
accounting lectures using forecast reporting.
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Laporan keuangan suatu perusahaan dipandang sebagai sumber informasi penting dan
relevan untuk membuat keputusan investasi (Paton and Littleton, 1940 : 1; American
Accounting Association, 1966 : 1; Accounting Principles Board, 1970: para.9; Financial
Accounting Standard Board, 1978:viii; Komite PAI, 1994: paras 12-21). Analisis historis
atas laporan keuangan dilaksanakan untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusa-
haan, mengidentifikasi arah dan perkembangan, mengevaluasi efisiensi operasional, dan
memahami sifat serta operasi perusahaan. Beberapa peneliti juga menyatakan bahwa in-
vestor menggunakan informasi akuntansi untuk keputusan investasi pada sekuritas
*)
DR. Parwoto Wignjohartojo, Ak. adalah dosen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya
Hubungan Beberapa Variabel Pembentuk Minat (Parwoto Wignjohartojo) 219
(Chang, Most, and Brain, 1983; Susanto, 1992:106; Yunus, 1992 : 1065). Tetapi laporan
keuangan yang diterbitkan setiap perusahaan mengandung keterbatasan (APB, 1970:
paras. 22-35; FASB, 1978: paras. 17-23). Di antara keterbatasan tersebut ialah bahwa
laporan keuangan mengandung informasi historis, sedangkan keputusan investasi mem-
pertimbangkan keadaan masa yang akan datang. Di samping adanya keterbatasan laporan
keuangan tersebut, pada sisi yang lain telah terjadi pengembangan pelaporan keuangan
(development in financial reporting) yang dapat mengkompensasi berkurangnya manfaat
informasi keuangan akibat keterbatasan laporan keuangan (Lee, 1986:vii-viii). Pengem-
bangan pelaporan keuangan tersebut antara lain ialah Forecast reporting.
Pada aspek lain, terdapat pendekatan perilaku dalam akuntansi yang mempelajari perilaku
pemakai laporan keuangan dalam hubungan dengan penggunaan informasi akuntansi.
Dari segi pengembangan akuntansi pendekatan perilaku ini akan mengarahkan penilaian
dan pemilihan teknik-teknik akuntansi yang mengacu pada tujuan dan perilaku pemakai
informasi akuntansi. Pendekatan perilaku dalam akuntansi ini memandang penggunaan
informasi akuntansi dan manfaatnya sebagai obyek minat berperilaku, sedangkan minat
berperilaku terbentuk oleh beberapa varaibel pembentuk minat berperilaku.
Fishbein dan Ajzein (1975, 1980) melalui teori tindakan yang beralasan (theory of rea-
soned action) menjelaskan adanya empat konsep pembentuk minat berperilaku dan
hubungan ke empat konsep tersebut dalam suatu kerangka konseptual yang dapat digu-
nakan sebagai model pengukuran konsep tersebut. Secara garis besar hubungan tersebut
dapat diklasifikasi, (1) hubungan antara keyakinan dan sikap, (2) hubungan keyakinan
normatif dan norma subyektif, (3) hubungan antara sikap dan norma subyektif dengan
minat berperilaku dan (4) hubungan antara minat berperilaku dan perilaku.
Rumusan Masalah
Pada penelitian ini masalah yang akan diteliti ialah: (1) Bagaimana hubungan antara
keyakinan dan sikap Akuntan Pendidik terhadap Forecast Reporting, (2) Bagaimana
hubungan antara Keyakinan Normatif dan Norma Subyektif Akuntan Pendidik terhadap
Forecast Reporting,(3) Bagaimana hubungan antara sikap dan minat berperilaku Akuntan
Pendidik terhadap Forecast Reporting, (4) Bagaimana hubungan antara Norma Subyektif
dan Minat Berperilaku Akuntan Pendidik terhadap Forecast Reporting.
220 Ekuitas Vol.5 No.3 September 2001
Tujuan dan Manfaat
Tujuan penelitian ini ialah mengkaji hubungan kausal antara Keyakinan, Sikap, Keya-
kinan Normatif, Norma Subyektif, dan Intensi atau Minat berperilaku Akuntan Pendidik
terhadap penggunaan forecast reporting. Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran pada pengembangan pendekatan perilaku dalam
akuntansi dan untuk mengetahui apakah model yang digunakan cocok, untuk mencari
bukti empiris bahwa forecast reporting bermanfaat bagi pemakainya, bagi akuntan pen-
didik memberikan informasi tentang penyesuaian materi pendidikan.
Studi ini termasuk dalam bidang behavioral accounting research. Studi semacam ini
memberikan tekanan pada relevansi aspek perilaku pemakai informasi akuntansi dengan
informasi akuntansi yang dikomunikasikan kepadanya. Aspek perilaku yang menjadi va-
riabel studi ialah komponen-komponen pembentuk minat berperilaku penggunaan
forecast reporting. Menurut Mar'at (1984 : 13) dan Azwar (1988 : 17), dilihat dari segi
strukturnya, komponen pembentuk minat berperilaku terdiri dari : pertama, komponen
kognitif (cognitive) yang berhubungan dengan beliefs, ide, dan konsep. Kedua, komponen
afektif (affective) yang berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang. Ketiga,
komponen konatif (conative) merupakan kecenderungan atau niat untuk bertindak. Studi
yang akan dilakukan meminjam model psikologi itu yang dapat mengkaji
variabel-variabel pembentuk minat berperilaku penggunaan forecast reporting. Ancok
(1993 : 1) menjelaskan hubungan antara pengetahuan, sikap, intensi dan tindakan. Dia
menyatakan bahwa dalam bidang pengetahuan psikologi telah banyak dikaji oleh ahli-ahli
yang bersangkutan tentang hubungan antara empat konsep yaitu pengetahuan, sikap,
intensi dan tindakan. Masalah yang menyangkut hubungan empat konsep tersebut banyak
dibahas dalam konteks keikutsertaan seseorang dalam suatu aktivitas tertentu. Para ahli
beranggapan bahwa pengetahuan seseorang atas manfaat suatu aktivitas akan menimbul-
kan keyakinan orang tersebut pada manfaat aktivitas yang bersangkutan dan pada giliran
berikutnya keyakinan itu akan menimbulkan sikap seseorang atas manfaat aktivitas
tersebut. Selanjutnya sikap tersebut akan mempengaruhi intensi yaitu niat untuk ikut
dalam aktivitas tersebut. Intensi untuk ikut serta dalam kegiatan sangat tergantung pada
arah sikap terhadap kegiatan tersebut. Bila sikap yang timbul positif dan terdapat
konsistensi antara sikap dan intensi, maka intensi akan positif terhadap kegiatan tersebut.
Intensi ini merupakan kecenderungan untuk bertindak. Intensi ini akan mempengaruhi
aktivitas dimaksud yang merupakan tindakan yang ditampakkan seseorang dalam akti-
vitas tersebut.
Model psikologi yang menjelaskan hubungan antara empat konsep seperti telah diuraikan
di atas relevan dan sesuai untuk dijadikan model pengkajian untuk studi yang dilaksana-
Hubungan Beberapa Variabel Pembentuk Minat (Parwoto Wignjohartojo) 221
kan ini, sesuai pula dalam melakukan behavioral accounting research, teori yang digu-
nakan masih banyak meminjam dari disiplin lain, di antaranya banyak menggunakan mo-
del-model psikologi. Bila model psikologi di atas dipinjam untuk menjelaskan hubungan
antara variabel-variabel yang dikaji dalam studi ini, maka model tersebut akan juga
menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang dikaji tersebut.
Fishbein dan Ajzen (1980 : 8) mengemukakan teori tindakan yang beralasan (theory of
the reasoned action) yang menjelaskan hubungan antara empat konsep seperti diuraikan
di atas (keyakinan yang timbul dari pengetahuan, sikap, intensi dan tindakan) seperti pada
Gambar 1.
Intensi terhadap
Tindakan X Tindakan X
Gambar1
Model Hubungan Keyakinan, Sikap, Intensi, Dan Tindakan dalam
Teori Tindakan yang beralasan (theory of the reasoned action)
Hubungan antara empat konsep dalam model ini dijelaskan berikut ini. Keyakinan pada
akibat tindakan x adalah komponen yang berisikan pengetahuan tentang x, termasuk
pengetahuan tentang akibat positif maupun akibat negatif yang terjadi karena keikut
sertaan dalam tindakan x. Sikap terhadap tindakan x terbentuk dari pengetahuan tentang
x. Sikap ini dapat positif atau negatif tergantung pada segi positif atau segi negatif dari
komponen pengetahuan yang membentuk keyakinan. Bila komponen pengatahuan makin
222 Ekuitas Vol.5 No.3 September 2001
positif, maka sikap yang terbentuk juga positif terhadap tindakan x. Begitu sebaliknya,
bila komponen pengetahuan negatif, maka sikap yang terbentuk juga negatif.
Intensi untuk melakukan tindakan x merupakan niat untuk melakukan tindakan x. Secara
teoretis terbentuknya intensi ditentukan oleh interaksi antara kedua komponen yang
mendahuluinya yaitu sikap terhadap tindakan x dan norma subyektif terhadap tindakan x.
Ketidak serasian antara kedua komponen itu dapat terjadi, misalnya sikap positif sedang
norma subyektif negatif. Dalam keadaan demikian, apakah seseorang akan mempunyai
niat untuk melakukan tindakan x, sangat tergantung kepribadian orang tersebut. Bila dia
berani menentang kehendak orang-orang di lingkungannya, maka ia akan tetap
mempunyai niat untuk ikut melakukan tndakan x. Tindakan x merupakan tindakan x yang
nyata-nyata dilakukan. Jadi tindakan x merupakan niat yang sudah direalisasikan dalam
bentuk tingkah laku yang tampak. Tindakan ini timbulnya dipengaruhi oleh intensi, tetapi
bukan hanya intensi saja yang menentukan terjadinya tindakan, melainkan masih banyak
faktor-faktor lain baik yang berada di dalam maupun di luar individu yang bersangkutan.
Studi ini juga akan meminjam model pengukuran sikap seperti telah diuraikan di atas,
tetapi dengan modifikasi sedikit yaitu tidak menggunakan seluruh komponen dalam
model tersebut. Komponen yang tidak digunakan ialah hubungan antara intensi dengan
tindakan, mengingat adanya banyak faktor di luar intensi baik yang berada di dalam
maupun di luar seseorang yang berpengaruh untuk terjadinya tinadakan. Faktor-faktor
lain tersebut berada di luar lingkup studi ini.
Penyimpulan atau inferensi sikap subyek tidak dapat langsung dilakukan dengan hanya
melihat langsung perilaku subyek, karena hubungan antara sikap dan perilaku bukanlah
hubungan langsung yang sistematis. Karena itu, perilaku tidak selalu dapat dijadikan
indikator sikap sesungguhnya. Menanyakan langsung pada sikap individu ternyata juga
bukan metode penngungkapan sikap yang dapat selalu dipercaya. Suatu metode
pengungkapan sikap yang hingga kini dapat dianggap terandalkan adalah dengan
menggunakan skala sikap (Azwar, 1988 : 12).
Hubungan Beberapa Variabel Pembentuk Minat (Parwoto Wignjohartojo) 223
Skala sikap merupakan kumpulan pernyataan-pernyataan sikap terhadap obyek sikap.
Jawaban subyek terhadap skala sikap tersebut dapat disimpulkan mengenai karakteristik
sikap yang berupa arah, intensitas, luasnya dan konsistensi sikap subyek. Arah menun-
jukkan sikap yang positif atau negatif. Intensitas menunjukkan sikap yang lebih positif
atau lebih negatif. Keluasan sikap menunjukkan luasnya cakupan obyek sikap yang
dimintakan respon. Konsistensi menunjukkan tidak adanya kebimbangan dalam bersikap.
Karakteristik sikap ini menjadi bagian penting dalam menyusun instrumen untuk pe-
ngumpulan data tentang sikap, di samping variabel yang terkait, yang dalam studi ini
ialah variabel aspek perilaku dan variabel akuntansi. Pengukuran sikap seharusnya men-
cakup semua karakteristik sikap yang diuraikan di atas.
Aspek informasi akuntansi dalam studi ini merupakan obyek sikap. Berbagai aspek ten-
tang manfaat informasi akuntansi untuk investor memberikan indikasi bahwa para inves-
tor atau calon investor dan para analis keuangan yang membantu mereka akan menggu-
nakan informasi akuntansi untuk kepentingan membuat keputusan investasi pada saham
dengan berbagai variasinya. Hal ini relevan dengan studi ini yang ingin mengetahui minat
berperilaku penggunaan forecast reporting.
Akuntansi keuangan berorientasi ke masa lalu. Tekanannya pada kinerja keuangan dan
posisi keuangan masa lalu. Laporan keuangan mencerminkan catatan historis aktivitas
perusahaan yang telah lalu. Karakteristik ini merupakan keterbatasan laporan keuangan
bila dikaitkan dengan kebutuhan informasi akuntansi para pemakai untuk membuat kepu-
tusan investasi pada saham, karena keputusan investor berorientasi ke masa yang akan
datang. Sampai seberapa jauh forecast reporting dapat melengkapi informasi akuntansi
akibat keterbatasan laporan keuangan, berbagai bukti teoretis maupun empiris dapat
memberikan argumentasi untuk maksud ini.
Argumentasi baik teoretis (AICPA dalam Trueblood Report, 1973: 15-46; FASB dalam
SFAC, 1978; ASC, 1975: 56; IAI. 1994; Bapepam, 1992: 198-211) maupun empiris
(Foster. 1973, Dev dan Webb, 1972; Dev, 1973; Ferris, 1975; Ferris, 1976} menyatakan
bahwa laporan ramalan mempunyai manfaat bagi pemakai informasi akuntansi untuk
membuat keputusan investasi pada saham. Pengambil keputusan memperhatikan data
baik yang terjadi di masa lalu maupun yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Ramalan harus disediakan bila dikehendaki bahwa laporan keuangan menyajikan infor-
masi yang akan meningkatkan prediksi para pemakainya. Bukti empiris juga menun-
jukkan bahwa terdapat kenaikan volume transaksi perdagangan saham dan terjadi peru-
bahan harga saham yang abnormal selama minggu pengumuman laporan ramalan, dan
cenderung menegaskan hipotesis bahwa para investor memandang ramalan manajerial
mempunyai kandungan informasi.
Bila laporan ramalan perusahaan yang dipublikasikan bermanfaat untuk membuat kepu-
tusan, maka informasi tersebut harus menstimulasi beberapa jenis tindakan yang dapat
224 Ekuitas Vol.5 No.3 September 2001
diobservasi. Sesuai dengan tujuan studi yang ingin mengetahui respon subyek yang dite-
liti terhadap laporan ramalan untuk memperluas kandungan informasi akuntansi laporan
keuangan akibat keterbatasan laporan keuangan untuk kepentingan membuat keputusan
investasi pada saham, maka penjelasan di atas tepat untuk dimintakan respon para res-
ponden dalam studi ini. Di samping itu gambaran tentang isi laporan ramalan seperti
diatur di UK, dapat menjadi bahan untuk pengumpulan data tentang penggunaan laporan
ramalan dalam studi ini. Pengaturan ini menyatakan bahwa pelaporan ramalan dapat
disajikan dengan berbagai cara, namun minimal perlu menyajikan informasi tentang
tingkat laba yang akan datang, tingkat dan prospek ketenaga kerjaan yang akan datang,
tingkat investasi yang akan datang, asumsi-asumsi pokok yang mendasari laporan tentang
prospek perusahaan yang bersangkutan.
Studi ini akan meminjam model pengukuran minat berperilaku seperti pada bidang
psikologi dengan modifikasi yang disesuaikan dengan lingkup dan tujuan studi. Model
yang telah dimodifikasi ini dimaksudkan sebagai kerangka konseptual yang menunjukkan
kerangka berpikir yang logis untuk menggambarkan proses penalaran ilmiah dalam
melaksanakan studi. Modifikasi yang dimaksud ialah bahwa dalam model untuk studi ini
tidak memasukkan hubungan antara intensi dan tindakan, dengan pertimbangan karena
terjadinya tindakan tidak hanya ditentukan oleh intensi melainkan juga oleh banyak
faktor-faktor lain baik yang berada di dalam maupun di luar diri individu. Faktor-faktor di
luar intensi tersebut tidak berada dalam lingkup studi ini dan studi ini juga tidak bertujuan
untuk mengukur faktor-faktor tersebut, melainkan hanya akan meminjam model yang
telah biasa digunakan untuk mengukur sikap. Berdasar kristalisasi teori yang relevan dan
penting serta alur pikir seperti diuraikan di atas, maka kerangka konseptual untuk studi ini
dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.
Gambar 2
Model Hubungan Keyakinan, Sikap, Keyakinan Normatif, Norma Subyektif,
Dan Intensi Penggunaan Forecast Reporting
Hubungan Beberapa Variabel Pembentuk Minat (Parwoto Wignjohartojo) 225
Hipotesis
Hipotesis untuk penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Keyakinan berpengaruh
positif pada sikap Akuntan Pendidik terhadap penggunaan Forecast Reporting, (2)
Keyakinan Normatif berpengaruh positif pada Norma Subyektif Akuntan Pendidik terha-
dap penggunaan Forecast Reporting, (3) Sikap berpengaruh positif pada minat berperi-
laku Akuntan Pendidik terhadap penggunaan Forecast Reporting, (4) Norma subyektif
berpengaruh positif pada minat berperilaku Akuntan Pendidik terhadap penggunaan
Forecast Reporting.
3. METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Dari permasalahannya, penelitian ini bersifat causal relationship yang berusaha menguji
hubungan kausal antara variabel keyakinan akan manfaat, sikap untuk berperilaku,
keyakinan normative, norma subyektif, serta intensi atau minat untuk berperilaku yang
berpijak pada theory of reasoned action atau teori tindakan yang beralasan seperti yang
dikemukakan Fishbein dan Ajzen (1975, 1980) para Akuntan Pendidik di perguruan
tinggi Dari data yang dianalisis penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan
rancangan data cross-sectional. Dari analisis datanya merupakan penelitian analitis, yang
menggunakan stitistik induktif untuk menganalisis data sample yang digeneralisasikan
menuju populasi.
Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan Akuntan Pendidik pada perguruan
tinggi negeri (PTN) di Pulau Jawa. Pemilihan perguruan tinggi negeri dan tidak melibat-
kan perguruan tinggi swasta dengan pertimbangan masih sangat bervariasinya kondisi
perguruan tinggi swasta yang ada. Perguruan tinggi negeri yang dijadikan obyek pe-
nelitian adalah Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro,
Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, dan Universitas Brawijaya. Karena
pengambilan data dilakukan pada tahun 1995, maka jumlah keseluruah Akuntan Pendidik
yang mejadi elemen populasi tidak termasuk yang sedang melanjutkan studi pada tahun
1995, yaitu 253 orang.
Karena sifat elemen populasi relatif homogen serta untuk menjaga agar sample yang
dipilih representative sehingga dapat digeneralisir metode pengambilan sample yang
digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Jumlah sample yang
akan diambil dengan mempertimbangkan model analisis yang akan digunakan yakni
classical path analysis, sebagaimana yang disarankan Bentler (1993) ukuran sample
226 Ekuitas Vol.5 No.3 September 2001
minimalnya adalah 5 kali parameter yang diestimasi. Parameter yang diestimasi dalam
penelitian ini pada dasarnya seperti yang terdapat dalam hipotesis yakni 4 (empat)
sehingga sample minimal 20. Untuk menjaga normalitas data harus di atas 30 (Hadi 1987;
Siegel 1986). Kemudian karena data akan diambil dengan menggunakan kuesioner yang
dikirimkan dengan menggunakan pos pada umumnya memiliki tingkat kembalian 50
persen (Kerlinger, 1986 : 13) maka kuesioner yang dikirimkan harus 2 kali 30. Untuk
menjaga risiko tidak kembalinya kuesioner seperti yang diperkirakan Kerlinger penelitian
ini akan menggunakan kuesioner sepertiga dari jumlah populasi yang dikirimkan lewat
pos, sehingga jumlahnya adalah 84 responden. Pengambilan data dilakukan pada tahun
1995 yang dipandang masih relevan, karena penelitian ini pada dasarnya merupakan
pengembangan dari penelitian yang dilakukan Parwoto (1995). Penelitian sebelumnya
tersebut hanya mengukur arah, intensitas, dan keluasan dari minat serta variabel-variabel
pembentuknya dalam kerangka teori tindakan yang beralasan tanpa menguji kejelasan
hubungan antar variabelnya.
Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel-variabel yang akan diuji hubungan kau-
salnya, baik independend variable atau exogenous dalam kerangka analisis jalur, variabel
intervening (antara), maupun dependend variable atau endogenous dalan kerangka
analisis jalur. Keseluruhan variabel tersebut adalah keyakinan terhadap penggunaan
forecast reporting, keyakinan normative terhadap penggunaan forecast reporting sebagai
variabel independen, kemudian variabel sikap terhadap penggunaan forecast reporting
dan norma subyektif terhadap penggunaan forecast reporting sebagai variabel inter-
vening, dan intensi untuk menggunakan forecast reporting sebagai variabel independen.
Sikap terhadap penggunaan forecast reporting: merupakan hasil evaluasi perasaan para
Akuntan Pendidik (afeksi) yang ditunjukkan dengan setuju atau tidak setuju terhadap
penggunaan forecast reporting.
Hubungan Beberapa Variabel Pembentuk Minat (Parwoto Wignjohartojo) 227
Norma subyektif : merupakan keputusan para Akuntan Pendidik tentang apa yang
diinginkan individu atau kelompok lain yang menjadi referensinya tentang apakah harus
menggunakan forecast reporting atau tidak.
Intensi dalam penggunaan forecast reporting : merupakan intensi atau minat para
Akuntan Pendidik di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terhadap penggunaan forecast
reporting..
Pengukuran seluruh variabel yang diteliti menggunakan skala Likert dengan pernyataan
positif dan negatif . Kategori respon terhadap pernyataan yang diajukan terdiri dari enam
tingkatan , yakni (sangat tidak setuju, tidak setuju, kurang setuju, agak setuju, setuju, dan
sangat setuju). Tingkatan skala atas respon tersebut adalah 1,2,3,4,5,6 untuk pernyataan
positif dan 6,5,4,3,2,1 untuk pernyataan negatif. Skala Likert, yang digunakan pengu-
kuran variabel memang dapat dikatakan ordinal, namun demikian seperti yang dijelaskan
Kerlinger (1986 : 401) bahwa skala ordinal dalam penelitian behavioral dan psikologi
cukup mendekati skala pengukuran interval. Dengan demikian statistik parametrik terma-
suk regresi dapat digunakan untuk analisis.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner
yang dikirimkan lewat pos. Untuk menjaga reliabilitas kuesioner dan validitas data yang
diperoleh sebelum digunakan, diuji cobakan terlebih dahulu kepada calon responden dan
pihak-pihak yang dianggap memahami indikator yang digunakan. Uji coba dilaksanakan
terhadap para Akuntan Pendidik UNAIR Surabaya dan dosen Fakultas Psikologi.
Pengujian terhadap validitas data menggunakan teknik Hoyt, dan uji reliabilitas dengan
menggunakan teknik Cronbach alpha.
Model yang akan digunakan untuk menjawab masalah serta menguji hipotesis yang
diajukan sesuai dengan kerangka konseptualnya adalah classical path analysis. Prosesdur
analisisnya adalah : mengembangkan diagram jalur (path diagram) yang menujukkan
hubungan kausal sesuai dengan kerangka konseptualnya sebagai berikut :
228 Ekuitas Vol.5 No.3 September 2001
Er3
ITPFR
Er5
Er2
KNPFR NSPFR
Er4
Gambar 3
Diagram Jalur Hubungan antara Keyakinan, Sikap, Keyakinan Normatif,
Norma Subyektif, Dan Intensi Akuntan Pendidik Terhadap
Penggunaan Forecast Reporting
Untuk menguji model diagram jalur tahap berikutnya dilakukan uji asumsi normalitas
data, multikolinieritas, dan uji asumsi klasik lainnya. Bila terjadi pelanggaran dilakukan
tindakan perbaikan seperlunya. Tahap berikutnya adalah menguji hipotesis model antara
lain dengan Chi-Square, RMSEA, GFI, CFI, dan TLI. Apabila hipotesis model yang
diajukan tidak diterima atau tidak sesuai dengan data, tahap berikutnya adalah melakukan
modifikasi berdasarkan modification index dan dukungan teori.
Setelah model memiliki kesesuaian dengan data berikutnya dilakukan intepretasi sesuai
dengan masalah dan hipotesis yang diajukan. Besarnya hubungan kausal pengaruh antar
variabel akan dilihat dari koefisien jalur (regresi terstandar), kemudian jalur dianggap
signifikan apabila nilai t hitung lebih besar daripada t table. Intepretasi berikutnya
berdasarkan hubungan kausal, yakni efek langsung, efek tidak langsung, serta efek total
Hubungan Beberapa Variabel Pembentuk Minat (Parwoto Wignjohartojo) 229
antar variabel. Analisis data dalam penelitian ini mengunakan bantuan beberapa paket
program komputer statistik, yakni SPS-2000, SPSS Release 10,1, dan AMOS (Analysis of
Moment Structure) Version 4 for Windows.
Dari 84 kuesioner yang dkirimkam lewat pos ternyata hanya kembali sebanyak 65 buah.
Jumlah ini memenuhi syarat untuk dianalisis karena telah lebih dari 5 kali parameter yang
diestimesi seperti yang dianjurkan Bentler (1993), lebih dari 50 seperti yang dianjurkan
oleh Hair (1992).
Uji Hipotesis Model
ER2 Chi-Square=4.173
Probability=.653
RMSEA=.000
GFI=.976
.26 AGFI=.940
ER1 KYPFR SKPFR TLI=1.064
CFI=1.000
.25
ITPFR
ER5
-.10
KNPFR
.71
ER3 NSPFR
ER4
Gambar 4
Hasil Diagram Jalur Hubungan antara Keyakinan, Sikap, Keyakinan Normatif,
Norma Subyektif, dan Intensi Akuntan Pendidik terhadap
Penggunaan Forecast Reporting
Setelah asumsi normalitas data terpenuhi, tidak ada gejala multikolinieritas, serta terpe-
nuhinya beberapa asumsi penting lainnya, berikutnya dari analisis dengan program
AMOS (Analysis of Moment Structure) Versi 4, dihasilkan koefisien jalur antar variabel
yang ditunjukkan oleh regresi terstandar dan hasil uji hipotesis model seperti tampak pada
230 Ekuitas Vol.5 No.3 September 2001
Gambar 4. Untuk menguji apakah model memiliki kesesuaian dengan data atau tidak,
digunakan beberapa Goodness of Fit Indices yang sesuai dengan jumlah sample maupun
tujuan analisis yang diinginkan. Beberapa criteria, nilai kritis, serta kesimpulan yang bisa
diambil disajikan pada Tabel 1.
Dari Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa model yang diajukan menunjukkan adanya
kesesuaian dengan data terbukti dari adanya nilai Chi-Square yang relatif kecil dan tidak
signifikan (nilai p 0,05) dan RMSEA lebih kecil dari 0,08. GFI (Goodness of Fit),
AGFI, TLI, dan CFI seluruhnya berada di atas nilai kritis. Dengan demikian model dapat
diterima dan sesuai dengan data.
Tabel 1
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices
Untuk menguji hipotesis yang diajukan disajikan Tabel 2 yang menunjukkan besarnya
koefisien jalur (regresi terstandar), nilai t hitung, t table, serta probability (p). Kriteria
signifikan apabila nilai t hitung lebih besar daripada t table pada = 0,05 untuk uji satu
ekor dan pada df = 6 (perhitungan df mengacu pada hasil perhitungan AMOS, yaitu
sample moment dikurangi jumlah parameter yang diestimasi).
Dari Tabel 2 dapat dikemukakan bahwa hipotesis alternatif 1 (satu) yang diajukan
bahwa keyakinan berpengaruh positif pada sikap Akuntan Pendidik terhadap penggunaan
forecast reporting signifikan atau diterima.dengan probabilitas (peluang ralat) sebesar 3
persen. Untuk hipotesis 2 (dua) yang menyatakan bahwa keyakinan normatif berpe-
ngaruh positif pada norma subyektif Akuntan Pendidik terhadap penggunaan forecast
reporting juga signifikan karena t hitung lebih besar dari t table
Hubungan Beberapa Variabel Pembentuk Minat (Parwoto Wignjohartojo) 231
Tabel 2
Koefisien Jalur (Regresi terstandar) Hubungan antar Variabel
Hipotesis 3 (tiga) yang menyatakan bahwa sikap berpengaruh positif pada intensi
Akuntan Pendidik dalam menggunakan forecast reporting diterima, terlihat dari nilai t
hitung lebih besar daripada t table. Dari Tabel 2 juga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
4 (empat) yang menyatakan bahwa norma subyektif berpengaruh positif pada intensi
Akuntan Pendidik tidak signifikan, karena t hitung lebih kecil daripada t table.
Hubungan kausal antar variabel yang diteliti berikutnya dapat diamati dari efek langsung,
efek tidak langsung, dan efek total yang distandarisir dari masing-masing variabel seperti
yang terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Rekap Efek Langsung, Efek Tidak Langsung, dan Efek Total antar Variabel
Keyakinan Akuntan Pendidik memiliki pengaruh langsung positif pada sikap terhadap
penggunaan forecast reporting dengan nilai 0,26, dan pengaruh tidak langsung terhadap
intensi menggunakan forecast reporting melalui sikap sebesar 0,06. Kemudian keyakinan
normatif memiliki pengaruh langsung positif kepada norma subyektif sebesar 0,71 dan efek
tidak langsung negatif terhadap intensi menggunakan forecast reporting melalui norma
subyektif sebesar -0,07. Pengaruh langsung sikap terhadap intensi penggunaan forecast
reporting sebesar 0,25. Kemudian pengaruh langsung dari norma subyektif terhadap intensi
penggunaan forecast reporting sebesar –0,10.
232 Ekuitas Vol.5 No.3 September 2001
Pembahasan
Hasil analisis jalur menunjukkan adanya pengaruh positif dari keyakinan pada sikap Akun-
tan Pendidik terhadap penggunaan forecast reoirting. Ini menunjukkan bahwa Akuntan
Pendidik mempunyai pemikiran yang positif terhadap manfaat penggunaan forecast re-
porting. Begitu pula hasil yang menunjukkan pengaruh positif dari sikap pada intensi
penggunaan Akuntan Pendidik terhadap penggunaan forecast reporting. Hal ini menunjuk-
kan adanya konsistensi antara sikap dan intensi Akuntan Pendidik terhadap penggunaan
forecast reporting, yang berarti terdapat minat untuk menggunakan forecast reporting yang
didasarkan pada pemikiran atas manfaat penggunaan forecast reporting untuk mengambil
keputusan investasi pada sekuritas.
Hasil penelitian ini berarti mendukung argumentasi teoritis maupun empiris sebelumnya,
bahwa forecast reporting mempunyai manfaat untuk mengambil keputusan investasi pada
sekuritas.
Hasil pengaruh keyakinan normatif pada norma subyektif positif, sedangkan pengaruh
norma subyektif pada intensi Akuntan Pendidik negatif dan relatif kecil terhadap
penggunaan forecast reporting, menunjukkan kepribadian akuntan pendidik relatif kuat,
sehingga intensi mereka tidak dipengaruhi oleh orang atau kelompok lain, namun oleh
keyakinan dan sikapnya.
5. SIMPULAN
Dari hasil analisis dan pembahasan dapat diberikan beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Forecast reporting secara teoritis dan empiris memiliki kandungan informasi yang
bermanfaat untuk mengambil keputusan investasi pada saham. Hal ini didukung
oleh hasil penelitian ini di mana : (a) keyakinan berpengaruh positif signifikan
pada sikap akuntan pendidik terhadap penggunaan forecast reporting; (b) sikap
berpengaruh positif signifikan pada intensi atau minat akuntan pendidik terhadap
penggunaan forecast reporting; (c) keyakinan normative berpengaruh positif
signifikan pada norma subyektif akuntan pendidik terhadap penggunaan forecast
reporting; dan (4) norma subyektif berpengaruh negatif namun tidak signifikan
pada intensi akuntan pendidik terhadap penggunaan forecast reporting.
Hubungan Beberapa Variabel Pembentuk Minat (Parwoto Wignjohartojo) 233
ruh langsung terhadap norma subyektif, namun norma subyektif tidak berpengaruh
signifikan pada intensi akuntan pendidik terhadap penggunaan forecast reporting.
Fenomena ini menunjukkan bahwa intensi para akuntan pendidik terhadap
penggunaan forecast reporting tidak banyak dipengangaruhi oleh individu atau
kelompok lain, namum banyak dipengaruhi oleh keyakinan dan sikap mereka
terhadap penggunaan forecast reporting tersebut. Hal ini barangkali berkaitan
dengan idealisme yang pada umumnya melekat pada para pendidik.
6. IMPLIKASI
Beberapa implikasi penting yang diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dari
hasil penelitian ini adalah :
1. Penyusun Standar Akuntansi Indonesia untuk memperhatikan adanya aturan
akuntansi yang menghasilkan forecast reporting.
2. Akuntan Pendidik agar menjadikan forecast reporting sebagai materi pendidikan
akuntansi yang diajarkan kepada para mahasiswa.
7. KETERBATASAN PENELITIAN
Salah satu bagian dari keterbatasan penelitian ini barangkali digunakannya theory of
reasoned action, yang beberapa tahun terakhir mengalami banyak modifikasi dan
perekembangan, misalnya oleh Ajzen (1985). Dalam hal ini teori tindakan yang beralasan
dimodifikasi menjadi theory of planned behavior (teori perilaku yang terencana). Dalam
teori yang dikembangkan ini memasukkan variabel baru yang juga mempengaruhi intensi
yakni kontrol keperilakuan yang dirasakan (perceived behavioral control) yang
mungkin saja dapat berinteraksi dengan norma subyektif. Kontrol perilaku yang
dirasakan dapat berupa tingkat kesulitan dari suatu tindakan atau perilaku yang diperoleh
dari pengalaman masa lalu ataupun hambatan yang dirasakan lainnya. Dalam konteks
pengembangan penelitian ini penambahan variabel kontrol keperilakuan (penggunaan
theory of planned behavior) dapat diterapkan guna memperjelas tidak adanya pengaruh
yang signifikan dari norma subyektif terhadap intensi..
8. DAFTAR PUSTAKA
234 Ekuitas Vol.5 No.3 September 2001
Ajzen I, 1985. “From Intention to Action : A Theory of Planned Behavior,” dala J. Kuhl
and Beckmann (Eds), Action-control : From Cognition to behavior. Springer.
Heidelberg
Bentler P, 1993. EQS : Structural Equation Program Manual. Los Angeles : Scientific
Software International
Bapepam, 1992. Peraturan Pasar Modal. Edisi 1992, Penerbit Yayasan Mitradana,
Jakarta, April.
Chang, Lucia S., Kenneth S. Most, Carlos W. Brain, (1983). The Untility of Annual
Reports: An International Study. Journal of International Business Studies,
Spring/summer, 63-84.
Dev, S., 1973. Problem in Interpreting Profit Forecasts. Accounting and Business
Research, Spring, 110-116.
----, and M. Webb, 1972. The Accuracy of Company Profit Forecasts. Journal of
Business finance, Autum, 26-39.
Ferris, K.R., 1975. Profit forecasts Disclosure: The Effect on Managerial Behaviour.
Accounting and Business Research, Spring, 133-139.
Hubungan Beberapa Variabel Pembentuk Minat (Parwoto Wignjohartojo) 235
Financial Accounting Standard Board, 1978. Objectives of Financial Reporting by
Business Enterprises. Statement of Financial Accounting Concept No. 1. FASB,
Stamford, Connecticut, November.
Fishbein M, dan Ajzen I, 1975. Belief, Attitude, Intention and Behavior. Reading,
Addison-Wesley. Massachusett.
Foster, G, 1973. Stock Market Reaction to Estimates of Earnings per Share by Company
Officials. Journal of Accounting Research, Spring, 25-37.
Gray, Sidney J., 1981. Segmental or Disaggregated Financial Statements, in Thomas Lee
(Ed.) Development in Financial reporting, Philip Allan Publishers Limited,
(Reprinted 1984, 1986).
Hair Joseoh H, Ralph E. Anderson, Tathan R, dan William C. Black, 1992. Multivariate
Data Analysis. New York : Macmillan Publishing Company.
Kerlinger Fred N, 1986. Multiple Regression in Behavioral Research. Holt, Richart &
Winston, Inc. New York
Komite PAI, 1994. Standar Akuntansi Indonesia. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Lee, Thomas A., 1986. Developments in Financial Reporting. Philip Allan Publishers,
Southampton, Great Britain.
236 Ekuitas Vol.5 No.3 September 2001
Parwoto Wignjohartojo, 1995. Sikap Akuntan Pendidik dan Pemakai Laporan Keuangan
terhadap Penggunaan Pengembangan Laporan Keuangan untuk Membuat
Keputusan Investasi pada Saham. Disertasi Doktor. Universitas Airlangga.
Surabaya.
Yunus, Hadori, 1992. External Financial Reporting In Indonesia And Its Inplications For
Accounting Development. Unpublished Doctoral Dissertation, The University of
Hull.
Hubungan Beberapa Variabel Pembentuk Minat (Parwoto Wignjohartojo) 237