ID Hubungan Pembangunan Tempat Pengolahan S

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

ISSN. 2442-6962
Vol. 5, No. 3 (2016)

HUBUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH


TERPADU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT
DIBIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN

Yulita Atik Marchita, Asih Widi Lestari


Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang Email: [email protected]

Abstract: Development means something changed to be better, which related with environment.
Reconstruction of people which relation with environment cleaned was still orientation to the rubbish-
handling, so cleaned of environment have to always be attention. The aim of this research is recognizing
the relationship between the integrated rubbish location concerning to the people attention about
cleanliness environment. The research was descriptive qualitative. The data source were primary also
secondary data. The data collecting were observation, interview and documentation. The technique of
sample-taking was snowball sampling. Then the data was analyzed by reduce the data, data presentation
and verification or resume the conclusion. To prove the valid data was used the triangulasi. The result of
this research showed that the reconstruction concept of the rubbish location must be changed and based
on reconstruction-planning, the discussion forum must be held, in which the village government and the
cleanliness department work together in building it. It must be supported by the other departement. There
were direct and indirect significancy between the reconstruction of rubbish location and cleanliness
environment also people consideration in keeping their environment.

Keywords: the reconstruction, people consideration, cleanliness environment.

Abstrak: Pembangunan merupakan suatu perubahan menuju kearah lebih baik, yang saling berkaitan
dengan lingkungan. Pembangunan masyarakat yang berhubungan dengan kebersihan masih berorientasi
pada penanganan masalah sampah, sehingga kebersihan harus selalu diperhatikan. Bentuk partisipasi
dalam menjaga kebersihan lingkungan sangat diharapkan lahir dari kesadaran masyarakat membuang
sampah pada tempatnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pembangunan tempat
pengolahan sampah terpadu terhadap tingkat partisipasi masyarakat dibidang kebersihan lingkungan.
Jenis penelitan yang digunakan yaitu kualitatif, dengan sumber data: data primer dan data sekunder.
Kemudian teknik pengumpulan data: observasi, wawancara dan dokumentasi sedangkan teknik penentuan
responden: snowball sampling. Selanjutnya data dianalisi dengan reduksi data, penyajian data dan
verifikasi atau penarikan kesimpulan. Untuk menguji keabsahan data menggunakan triangulasi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama konsep pembangunan TPST melalui perencanaan,
musyawarah maupun rapat dalam bentuk swadaya masyarakat beserta pemerintah desa dan Dinas Cipta
Karya bekerja sama dalam pembangunan TPST. TPST mendapat dukungan dari masyarakat serta
mendapat dukungan dari berbagi lembaga. Kedua ada hubungan antara pembangunan tempat pengolahan
sampah terpadu terhadap tingkat partisipasi masyarakat dibidang kebersihan lingkungan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung, serta partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan
lingkungan mengalami peningkatan.

Kata kunci: Pembangunan, Partisipasi Masyarakat, Kebersihan lingkungan.

PENDAHULUAN
Pembangunan merupakan suatu perubahan dari yang kurang baik menjadi lebih baik.
Pembangunan merupakan rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara
terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu Negara bangsa menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa (nation- building) (Siagian, 2014:4). Pembangunan dan lingkungan saling

143

www.publikasi.unitri.ac.id
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
ISSN. 2442-6962
Vol. 5, No. 3 (2016)

berkaitan dalam arti pembangunan dipengaruhi oleh lingkungan dan lingkungan berpengaruh pada
pembangunan. Sisi pembangunan masyarakat yang berhubungan dengan kebersihan masih
berorientasi pada penanganan masalah sampah. Sehingga kebersihan lingkungan harus selalu
diperhatikan, antara lain dengan cara tidak membuang sampah sembarangan.
Kebersihan lingkungan merupakan salah satu faktor utama demi berlangsungnya hidup yang
bersih, sehat, dan nyaman. Kebersihan harus dimulai dari kesadaran diri kita sendiri, sadar dalam
menjaga kebersihan akan melahirkan pola hidup yang sehat. Lingkungan yang bersih adalah hal
mutlak yang dibutuhkan oleh manusia untuk hidup dengan sehat. Karena bersih merupakan kondisi
lingkungan dan sarana yang menampilkan suatu keindahan, kerapian, dan sehat di semua tempat yang
menjadi tempat tinggal maupuan kegiatan manusia.
Berkaca dari pengolahan sampah secara tradisional, yang dulunya sampah hanya dibakar dan
dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) atau dibuang kesungai saja, dan tidak adanya
pengomposan maupun pendauran ulang, sehingga sampah tidak bisa difungsikan lagi. Melihat hal
tersebut pemerintah tidak tinggal diam. Pemerintah Desa Mulyoagung berusaha mencari solusi
bagaimana agar masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan dan menyebabkan pencemaran
lingkungan. Untuk itu pemerintah memberikan ide mendirikan sebuah bangunan tempat pengolahan
sampah terpadu (TPST).
Peran pemerintah sebagai fasilitator sangat diharapkan untuk menumbuh kembangkan
partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Sehingga peran pemerintah sangat
diharapakan. Untuk itu perlunya suatu perencanaan agar pembangunan bisa berjalan dengan lancar.
Salah satu kompoten utama dari perencanaan pembangunan pada dasarnya adalah usaha pemerintah
secara terencana dan sistematis untuk mengendalikan dan mengatur proses pembangunan, (Sjafrizal,
2015:24-25).
Bentuk partisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan sangat diharapkan lahir dari
kesadaran masyarakat dari hal sepele atau hal kecil yaitu membuang sampah dengan benar atau
buanglah sampah pada tempatnya. Karena tanpa partisipasi masyarakat semua pembangunan tidak
berjalan dengan lancar. Partisipasi masyarakat merupakan perwujudan dari kesadaran dan kepedulian
serta tanggung jawab masyarakat terhadap pentingnya pembangunan yang bertujuan untuk
memperbaiki mutu hidup mereka, (Theresia, 2014:197).
Harapanya dengan adanya pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) ini
sangat diharapkan kesadaran, kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan
lingkungan dan memanfaatkan Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) sebagai tempat
pengolahan sampah yang bisa diberdayakan dengan baik. Tanpa partisipasi masyarakat semua
program pembangunan dan penanganan masalah persampahan yang direncanakan akan sia-sia dan
akan berdampak pada kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak bersih.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif : memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek peneliti misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan
dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, (Moleong, 2012:6) Dalam konteks ini
penelitian dilakukan pada Kantor TPST Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Sementara untuk sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Kemudian teknik
pengumpulan data menggunkan observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan untuk teknik
pengambilan sampel menggunakan snowball sampling (Sugiyono,2015:300). Selanjutnya data
dianalisis dengan mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, (Moleong, 2010:117).
Untuk menguji keabsahan data menggunakan Triangulasi, (Sugiyono, 2015: 272). Dengan teknik

144

www.publikasi.unitri.ac.id
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
ISSN. 2442-6962
Vol. 5, No. 3 (2016)

ditempuh melalui pengecekan data pada sumber yang sama namun menggunakan teknik yang berbeda,
seperti data yang diperoleh dari wawancara kemudian disinkronkan kembali dengan teknik observasi
maupun dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Konsep Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Berdasarkan fokus penelitian bahwa konsep pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu
(TPST) melalui perencanaan, dan musyawarah atau rapat yang dihadiri oleh wakil-wakil masyarakat,
baik itu pemerintah desa, ketua RT/RW, tokoh masyarakat, tokoh agama maupun dari Dinas Cipta
Karya dan Tata Ruang dalam menciftakan lingkungan yang bersih dengan mewujudkan pembangunan
TPST yang merupakan solusi dari permasalahan sampah yang ada di Desa Mulyoagung serta demi
kebersihan lingkungan.
Pembangunan TPST desa Mulyoagung Bersatu ini dilakukan dengan usaha dan upaya
pemerintah melalui sosialisasi oleh pemerintah desa bersama dengan Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang sehingga mendapat respon positif, dan diterima dengan baik oleh masyarakat serta atas
dukungan masyarakat juga sehingga dalam pembangunan maupun pembiayaan melalui swadaya
masyarakat sepenuhnya atas dukungan masyarakatnya. Pembangunan TPST juga mendapat dukungan
dari berbagai lembaga. Serta pembangunan TPST ini juga sudah sesuai dengan keinginan maupuan
sasaran masyarakat Desa Mulyogung untuk mewujudkan kebersihan lingkungan dengan pengolahan
sampah tanpa menyebabkan pencemaran lingkungan.

Hubungan Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Terhadap tingkat


partisipasi masyarakat dibidang kebersihan lingkungan
Masyarakat berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan bergabung menjadi
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). KSM ini merupakan suatu organisasi kemasyarakatan yang
bersifat sosial, dan bergerak di bidang pengelolaan sampah di Desa Mulyoagung kecamatan Dau
kabupaten Malang.
Bentuk lain Partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan yaitu membayar
iuran. Hal ini terlihat dari kesadaran masyarakat membayar iuran TPST guna membiayai operasional
TPST agar kebersihan lingkungan akan tetap bersih. TPST Desa Mulyoagung merupakan hasil
swadaya dari masyarakat maka perlu peran masyarakat dalam membayar iuran sangat penting agar
kebersihan lingkungan tetap terjaga serta TPST tetap bisa berjalan dan semakin berkembang.
Dalam membayar iuran partisipasi masyarakat cukup tinggi dapat diketahui pada tabel 4.2.2.c.
bahwa dari total 83% dari total 65 RT/ RW telah membayar iuran penuh kepada TPST, 17% Tidak
membayar kepada TPST, dan 20% membayar dibawah ketentuan pembayaran iuran yang telah
ditetapkan. Sehingga dapat diketahui bahwa masyarakat membayar iuran ini guna untuk kebersihan
lingkungan dengan memberi iuran kepada TPST, agar TPST ini tetap berjalan untuk kebersihan
lingkungan.
Partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan juga terlihat pada jumlah
pegawai TPST yang semakin tahunnya meningkat, ini terlihat pada tabel 4.2.1.c dimana jumlah
pegawai tahun 2013 hanya 64 orang, meningkat menjadi 74 orang ditahun 2015, ini menunjukkan
bahwa pegawai TPST ini merupakan orang-orang yang peduli terhadap kebersihan lingkungan,
dengan mereka bekerja sebagai TPST untuk mengolah sampah-sampah warga yang sudah diangkut ke
TPST. Sehingga tidak ada lagi sampah berserakan dan lingkungan Desa Mulyoagung pun terlihat
bersih.

145

www.publikasi.unitri.ac.id
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
ISSN. 2442-6962
Vol. 5, No. 3 (2016)

Hubungan pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) terhadap tingkat


partisipasi masyarakat dibidang kebersihan lingkungan yaitu:
Ada hubungan antara pembangunan TPST Terhadap partisipasi masyarakat dibidang
kebersihan lingkungan yaitu:
Masyarakat mengalami perubahan metode dalam menjaga kebersihan lingkungan yaitu dari
kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya menjadi membuang sampah pada tempatnya serta
mengumpulkan, dan memilah-milah sampah untuk diangkut ke TPST dan diolah di TPTS, guna
menjaga kebersihan lingkungan dengan sampah diolah maka tidak ada lagi sampah yang dibuang
sembarangan.
Mayarakat juga mengalami peningkatan kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan ini
terlihat pada cara masyarakat menjaga kebersihan lingkungannnya. Dimana dulu masyarakatnya hanya
membuang sampah kesungai saja sekarang masyarakatnya sudah mengumpulkan sampah pada
tongnya, dan sudah ada masyarakat yang memilah-milah sampah untuk dijual kembali.
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan juga terlihat pada
jumlah pegawai TPST yang semakin tahunnya meningkat, ini terlihat pada jumlah pegawai yang
semakin meningkat. Pada tahun 2013 hanya 64 orang, meningkat menjadi 74 orang ditahun 2015, ini
menunjukkan bahwa pegawai TPST ini merupakan ada peningkatan pegawai TPST. Dimana orang-
orang yang bekerja di TPST ini merupakan orang-orang yang peduli dan cinta terhadap kebersihan
lingkungan, dengan mereka bekerja sebagai pegawai TPST. Pegawai TPST inilah yang membantu
warga dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan mengolah sampah di TPST. Sehingga
lingkungan Desa Mulyoagung pun terlihat bersih.
Serta kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam membayar iuran TPST juga cukup tinggi,
yang mana iuran ini digunakan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Melalui iuran TPST masyarakat
secara tidak langsung menjaga kebersihan lingkungan. Iuran tersebut untuk pembiayaan operasional
TPST yang setiap harinya mengangkut sampah-sampah warga dari rumah hingga ke TPST, guna
mewujudkan kebersihan lingkungan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, yang berkaitan hubungan pembangunan tempat pengolahan
sampah terpadu (tpst) terhadap tingkat partisipasi masyarakat dibidang kebersihan lingkungan maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
Konsep pembangunan TPST Desa Mulyoagung merupakan upaya pemerintah melalui
perencanaan, musyawarah dan rapat dalam bentuk swadaya masyarakat yang dihadiri wakil
masyarakat, pemerintah desa, dan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, dalam upaya penyadaran
masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan sebagai kebutuhan bersama. Melalui sosialisasi
pembangunan TPST mendapat dukungan dari masyarakat. Pembangunan TPST juga sudah sesuai
dengan keinginan masyarakat Desa Mulyogung, dan sudah mampu memberdayakan masyarakat
dengan mempekerjakan sekitar 74 pegawai TPST tahun 2015.
Ada hubungan antara pembangunan TPST Terhadap partisipasi masyarakat dibidang
kebersihan lingkungan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dengan perubahan metode
penganganan masalah sampah menuju metode yang lebih baik. Dari kebiasaan membuang sampah
menjadi kebiasaan mengumpulkan serta memilah-milah sampah, dan partisipasi masyarakat menjaga
kebersihan lingkungan mengalami peningkatan. Serta lingkungan desa Mulyoagung yang terlihat
semakin bersih.

146

www.publikasi.unitri.ac.id
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
ISSN. 2442-6962
Vol. 5, No. 3 (2016)

SARAN
Berdasarkan temuan dan kesimpulan yang telah dirumuskan, maka saran yang dapat diberikan
sebagai berikut:
1. Pemerintah harus selalu mendukung dan memberikan pelatihan melalui sosialisasi agar
TPST Mulyoagung semakin berkembang menjadi lebih modern, agar masyarakat semakin
berpartisipasi lagi dalam menjaga kebersihan lingkungan, baik itu dari pengolahan sampah
maupun pembiayaan operasional TPST.
2. Sebaiknya pemerintah dan masyarakat tetap bekerja sama dalam menjaga kebersihan
lingkungan dengan memanfaatkan TPST sebagai pengolahan sampah terpadu yang baik.
Serta kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan harus dipertahankan.

DAFTAR PUSTAKA
Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Moleong. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Siagian, Sondang P. 2014. Administrasi Pembangunan; Konsep, Dimensi, dan Strateginya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sjafrizal. 2015. Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Theresia, Aprilia, dkk. 2014. Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung: Alfabeta.

147

www.publikasi.unitri.ac.id

You might also like