Skenario e Blok 27
Skenario e Blok 27
Skenario e Blok 27
BLOK 27
Oleh :
Novi Auliya Dewi
04111401025
Kelompok B1
A woman attends a routine antenatal appointment at 31 weeks gestation. She is 38 years old and
this is her sixth pregnancy. She has uncontrolled hypertension since six years ago. She has five children,
all spontaneous vaginal delivers at term. Her youngest child is 18 months old and the delivery was
complicated by a superimposed preeclampsia on chronic hypertension. She is reffered by midwife to
doctor (public health centre) because of this bad obstetrical history and breech presentation. The mother
complains of tension headache, blurry vision, malaise and dizzy. Due to her economic condition, she
admits that during her pregnancy she only eat some food that she can afford to buy. She feels generally
tired and attributes this to caring for her five young children. She reports good fetal movements (more
than 10 per day).
10.8 g/dl
78fL
32 g/dl
11.200/L
Platelets
137.000/L
LDH
800/L
SGOT/PT
88/94 g/dl
Urinalysis
proteinuria 4+
You act as the doctor in public health center and be pleased to analyse this case.
Analisis Masalah
2. She has uncontrolled hypertension since six years ago. She has five children, all
spontaneous vaginal delivers at term. Her youngest child is 18 months old and the
delivery was complicated by a superimposed preeclampsia on chronic hypertension.
a. Apa makna klinis hipertensi yang tidak terkontrol sejak 6 tahun yang lalu? 6
b. Berapa jarak waktu normal antar kehamilan? 7
Jarak dua kehamilan yang terlalu pendek akan mempengaruhi daya tahan dan
gizi ibu yang selanjutnya akan mempengaruhi hasil produksi. Jarak kehamilan yang
aman adalah antara 18 sampai 48 bulan sejak dari persalinan sebelumnya dan
menurut Journal of the American Medical Association, jaraknya adalah 2-5 tahun.
Secara medis, rahim sebenarnya sudah siap untuk hamil kembali tiga bulan setelah
melahirkan. Namun berdasarkan catatan statistik penelitian bahwa jarak kelahiran
yang aman antara anak satu dengan lainnya adalah 27 sampai 32 bulan. Pada jarak
ini si ibu akan memiliki bayi yang sehat serta selamat saat melewati proses
kehamilan (Agudelo, 2007). Penelitian The Demographic and Health Survey,
menyebutkan bahwa anak anak yang dilahirkan 2-5 tahun setelah kelahiran anak
sebelumnya, memiliki kemungkinan hidup sehat 2,5 kali lebih tinggi daripada yang
berjarak kelahiran kurang dari 2 tahun, maka jarak kehamilan yang aman adalah 2-5
tahun (Yolan, 2007).
Menurut Depkes RI (2004) jumlah kelahiran yang baik agar terwujudnya keluarga
sejahtera dan sehat adalah berjumlah 2 anak saja dengan jarak kelahiran sama
dengan atau lebih dari 3 tahun. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hendro di
medan (2006) ibu hamil yang jarak kelahiran anaknya < 2 tahun sebagian besar
menderita anemia. Seorang wanita yang melahirkan berturut-turut dalam jangka
waktu pendek tidak sempat memulihkan kesehatannya serta harus membagi
perhatian kepada kedua anak dalam waktu yang sama.
c. Apa dampak dari jarak waktu kehamilan yang dekat? 8
Jarak kehamilan terlalu dekat dengan kehamilan sebelumnya, dapat
menimbulkan banyak resiko baik bagi ibu maupun janinnya. Rahim yang masih
belum pulih benar akibat persalinan sebelumnya belum bisa memaksimalkan
pembentukan cadangan makanan bagi janin dan untuk ibu sendiri. Akibatnya bayi
akan terlahir dengan berat badan rendah, kekurangan zat gizi sehingga bayi menjadi
tidak sehat. Selain itu bayi juga rentan terhadap kelainan plasenta, pertumbuhan yang
terhadap dan penelitian terakhir munjukkan bayi dengan jarak kehamilan terlalu
dekat rentan terkena autisme. Semua ini tentunya akan mengurangi kualitas dari bayi
itu sendiri. Bagi ibu sendiri meningkatkan resiko terkena anemia akut. Ibu hamil
yang terkena anemia akut akan meningkatkan resiko terhadap perdarahan,komplikasi
kehamilan, bayi terlahir prematur, resiko perdarahan saat persalinan dan resiko
terburuk yaitu keguguran.
Resiko jarak kelahiran yang sangat berdekatan (< 2 tahun) menurut Yolan, 2007
- Resiko perdarahan trimester III
- Plasenta previa
- Anemia
- Ketuban pecah dini
- Endometriosis masa nifas
- Kematian saat melahirkan
- Kehamilan dengan jarak yang terlalu jauh juga dapat menimbulkan resiko tinggi
antara lain persalinan lama.
d. Apa hubungan hipertensi yang tidak terkontrol dangan kasus? 9
e. Apa saja jenis-jenis hipertensi pada kehamilan? 10
3. She is reffered by midwife to doctor (public health centre) because of this bad
obstetrical history and breech presentation.
a. Apa saja jenis presentasi bokong? 11
Pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi,
sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi
kepala.
Letak sungsang dibagi menjadi :
Letak bokong murni (frank breech), yaitu hanya bokong saja yang jadi bagian
depan sedangkan kedua tungkai bawah lurus ke atas.
Letak bokong kaki (complete breech), yaitu disamping bokong teraba kaki, baik
teraba kedua kaki atau satu kaki.
Letak kaki (footling breech/incomplete breech), yaitu salah satu atau kedua kaki
terletak sebagai bagian yang terendah.
Multiparitas : ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai risiko 1.454 kali lebih
besar untuk mengalami anemia dibanding yang paritas rendah.
o Dinding perut kendor (multiparitas, abdomen pendulans), menyebabkan
mobilisasi janin meningkat.
o Tumor jalan lahir
o Usia ibu : Penelitian juga menunjukkan hubungan usia ibu dengan presentasi
bokong. Proporsi sekitar 3,66 % pada usia 35- 40 tahun dan akan meningkat
menjadi 4,57 % pada usia diatas 40 tahun
- Faktor janin/ alat pengiring:
o Anomali janin, janin kecil/ prematur, dan janin besar
o Hidraamnion dan prematuritas, dapat memudahkan janin bergerak
o Hamil ganda
o Kelahiran (hidramnion, hidrosefalus, dan anensefalus)
o Letak plasenta di atas/ di bawah, plasenta terletak di daeran fundus uteri,
plasenta previa, dan tumor previa
- Faktor uterus
o Uterus yang lembek (grande multipara)
o Kelainan uterus (misal uterus bikornus, uterus arcuatus, dan uterus subseptus),
dimana keadaan cavum uteri menyebabkan sumbu panjang kira-kira sama
dengan sumbu melintang
o Myoma uteri
Letak sungsang habitual mungkin disebabkan oleh:
Faktor turunan
Kecendrungan individual.
o
dari normal (kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan janin) dikarenakan ibu yang
malnutrisi dan asupan nutrisi ibu selama kehamilan kurang
c. Bagaimana cara mengetahui letak presentasi kehamilan? 13
d. Apa saja yang termasuk bad obstetrical history? 14
4. The mother complains of tension headache, blurry vision, malaise and dizzy. Due to her
economic condition, she admits that during her pregnancy she only eat some food that
she can afford to buy. She feels generally tired and attributes this to caring for her five
young children. She reports good fetal movements (more than 10 per day).
a. Bagaimana etiologi dan mekanisme tension headache, blurry vision, malaise dan
dizzy? 15
Secara umum disebabkan karena malnutrisi, anemia, aktivitas ibu yang mengasuh
keempat anaknya serta peningkatan metabolisme tubuh karena kehamilan si ibu.
Kurangnya asupan makanan bergizi (malnutrisi), sementara pada kehamilan terjadi
peningkatan metabolisme energi guna pertumbuhan dan perkembangan janin
Adanya defisiensi besi sehingga menyebabkan gangguan pembentukan hemoglobin
yang akibatnya berdampak pada gangguan perfusi darah, terjadi anemia lemas,
pusing.
Mekanisme malaise dan dizzy
Kurang intake unsur zat besi ke dalam tubuh melalui makanan karena gangguan
absorbsi, gangguan penggunaan besi, terlalu banyak zat besi yang keluar (perdarahan
pasca persalinan) dan keperluan zat besi akan bertambah dalam kehamilan (terutama
dalam trimester II) menyebabkan berkurangnya zat besi dalam tubuh. Besi diperlukan
untuk pembentukan heme pada hemoglobin, yang berfungsi untuk mengangkut oksigen
dari paru ke jaringan. Defisiensi besi menimbulkan penurunan fungsi myoglobin, enzim
sitokrom dan gliserofosfat oksidase, menyebabkan gangguan glikolisis yang berakibat
pada penurunan produksi ATP (metabolism aerob menurun) dan penumpukan asam laktat
sehingga mempercepat kelelahan otot. Hal ini juga menyebabkan berkurang
pengangkutan oksigen ke otak menyebabkan terjadinya pusing.
Gangguan Gizi Kehamilan
Malnutrisi Asupan besi dan protein turun Absorpsi besi turun Defisiensi besi dan
protein Sintesis Hb turun Transpor O2 ke jaringan turun Malaise dan Dizzy
Perubahan Hormon saat Kehamilan
Perubahan hormon (peningkatan HCG) Mual muntah Asupan gizi berkurang
Tubuh tidak dapat meningkatkan produksi sel darah merah Gangguan oksigenasi
jaringan Malaise dan Dizzy
embantu
fungsi sistim saraf, dan metabolisme
energi
Membentuk
sel
darah
merah,
penghasilan antibodi,
melegakan
keletihan mata dan penting dalam
pencegahan dan perawatan katarak
serta membantu metabolisme lemak
dan protein
Membentuk kulit yang sehat dan
membantu penglihatan. Membantu
pertumbuhan tulang
Membantu membentuk sel darah
merah,
membantu
tubuh
menggunakan
protein,
lemak, dan karbohidrat,
Vitamin B kompleks berguna untuk
menjaga sistem saraf, otot dan jantung
agar berfungsi secara normal.
Vitamin E melindungi sel darah
merah dan membantu mencegah
penghancuran dari vitamin A dan C
Menjaga kesehatan gusu, gigi, dan
tulang. Membantu tubuh menyerap
zat besi
Berguna untuk pertumbuhan dan
pembentukan tulang bayi
Diperlukan
untuk
pertumbuhan
jaringan,
reproduksi sel, dan perbaikan jaringan
Wortel,
kentang
ubi
kuning,
Kebutuhan zat gizi ibu hamil yang dihitung berdasarkan persentase peningkatan
asupan gizi di atas kebutuhan wanita tidak hamil
Zat gizi
%
Zat gizi
%
Kalori
14%
Folat
122%
Protein
68%
Vitamin B12
10%
Vitamin D
100%
Kalsium
50%
Vitamin E
25%
Fosfor
50%
Vitamin K
8%
Magnesium
14%
Vitamin C
17%
Besi
100%
Thiamin
36%
Seng
25%
Riboflavin
23%
Yodium
17%
Niacin
13%
Selenium
18%
Vitamin B4
27%
10.8 g/dl
78fL
32 g/dl
11.200/L
137.000/L
LDH
800/L
SGOT/PT
88/94 g/dl
Urinalysis
proteinuria 4+
Blood group: A negative
No atypical antibodies detected.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal pemeriksaan lab? 21
-
7. DD 22
Anemia Defisiensi Besi
Anemia karena penyakit kronis
Anemia defisiensi asam folat dan B12
Thalassemia
8.
9.
10.
11.
HTD 23
WD 24
Faktor Risiko dan Etiologi 25
Epidemiologi 26
12. Patofisiologi 27
Pada anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Kebutuhan ibu selama kehamilan
adalah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin dan 500 mg untuk pertambahan
eritrosit ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2-3 mg besi/hari.
Volume darah ibu bertambah lebih kurang 50% yang menyebabkan konsentrasi sel darah
merah mengalami penurunan. Keadaan ini tidak normal bila konsentrasi turun terlalu
rendah yang menyebabkan Hb sampai <11 gr%. Meningkatnya volume darah berarti
meningkat pula jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel darah
merah sebagai kompensasi tubuh untuk menormalkan konsentrasi hemoglobin.
Pada kehamilan, fetus menggunakan sel darah merah ibu untuk pertumbuhan dan
perkembangan terutama pada tiga bulan terakhir kehamilan. Bila ibu telah mempunyai
banyak cadangan zat besi dalam sumsum tulang sebelum hamil maka pada waktu
kehamilan dapat digunakan untuk kebutuhan bayinya.
Akan tetapi bila pembentukan sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya
plasma sehingga terjadi pengenceran darah yang menyebabkan konsentrasi atau kadar
hemoglobin tidak dapat mencapai normal sehingga akan terjadi anemia. Keadaan ini
dapat terjadi mulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam
kehamilan umur 32 sampai 36 minggu.
13. Penatalaksanaan 28
Tatalaksana presentasi bokong untuk saat ini dilakukan dalam usia kehamilan preterm
yaitu dengan versi luar dan KCP (Knee chest Position)
versi luar ( efektif dan aman pada usia kehamilan 34-36 minggu )
pada kasus masih 32 minggu, melakukan versi luar di lakukan pada usia kehamilan 34-36
minggu.
Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30%,
dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur 34 minggu
kehamilan. Jika pada usia kehamilan 34 minggu masih didapatkan presentasi bokonng dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan tindakan versi luar.
Pada umumnya versi luar efektif dilakukan pada usia kehamilan 34-36 minggu. Dianjurkan
untuk melakukan versi luar ditempat yaang memiliki fasilitas untuk bedah sesar ketika
terjadi komplikasi dan segera.
1. Proses versi luar dapat dipermudah dan rasa tidak nyaman bagi pasien dapat dikurangi
dengan penggunaan tokolitik (terbutalin 0,125-0,250 mg subkutan), pemberian antara 5-10
menit sebelum prosedur persalinan.
2. mula-mula bokong dikeluarkan dari pelvis dan diarahkan lateral sebesar 90 0. Biasanya
kepala akan bergerak 900 ke arah yang berlawanan dengan bokong. Setelah itu dilakukan
manuver bersamaan pada kepala dan bokong untuk mengarahkan kepala ke arah kaudal dan
bokong ke arah kranial. Dalam satu kali sesi versi luar direkomendasikan dilakukan tidak
lebih dari dua kali upaya versi luar. Apabila belum berhasil dapat diulang pada sesi
berikutnya, tergantung umur kehamilan dan keadaan persalinan pada waktu itu.
3. Setelah putaran berhasil dilakukan, diperiksa denyut jantung janin, apakah terjadi gawat
janin atau tidak
4. Tahap Fiksasi. Setelah dilakukan rotasi sesuai dengan yang diinginkan, perut ibu dipasang
gurita, selama satu minggu sampai kontrol ulang
Kontrol 1 minggu, jika terjadi reversion (versi luar gagal) maka dilakukan foto rontgen
abdomen untuk mencari kemungkinan adanya kelainan tentang panggul ibu atau habitus
janin. Bila foto rontgen tidak ditemukan kelainan, dapat dilakukan versi luar sekali lagi
iii.
b) Besi parenteral
Preparat : iron dextran complex, iron sorbitol citric acid complex dibeikan
i.m. atau i.v.
Indikasi : intoleransi oral berat, kepatuhan berobat kurang, kolitis ulcerativ,
perlu peninfkatan Hb secara cepat (misal preoperasi, hamil trimester akhir)
Efek samping : reaksi anafilaksik, flebitis, sakit kepala, flushing, mual,
mumtah, nyeri perut, sinkop.
Pengobatan lain
1) Diet : diberi makanan bergizi dengan tinggi protein terutama yang berasal
dari protein hewani.
2) Vitamin C : diberikan 3 x 100 mg per hari untuk meningkatkan absorpsi besi.
3) Transfusi darah : pada anemia defisiensi besi jarang memerlukan trasfusi.
Trasfusi darah diberikan jika: (gunakan PRC)
4) Ada penyakit jantung anermik dengan ancamam payah jantung.
5) Anemia yang sangat simptomatik, misalnya dengan gejala pusing yang
mencolok
6) Penderita memerlukan peningkatan kadar hemoglobin yang cepat (misal:
kehamilan trimester akhir, preoperasi)
Respon terhadap terapi
Respon baik jika : retikulosit naik pada minggu pertama, menjadi normal setelah
hari 10 14, diikuti kenaikan Hb 0,15 gr/hari atau 2 gr/dl setelah 3 minggu.
Hemoglobin menjadi normal setelah 4 10 minggu. Jika reapon terhadap terapi
tidak baik, perlu dipikirkan:
bervariasi antara satu wanita dengan yang lainnya tergantung pada riwayat reproduksi.
Jika kebutuhan Fe tidak cukup terpenuhi dari diet makanan, dapat ditambah dengan
suplemen Fe terutama bagi wanita hamil dan masa nifas. Suplemen besi dosis rendah
(30mg/hari) sudah mulai diberikan sejak kunjungan pertama ibu hamil.
c. Fortifikasi Makanan dengan Zat Besi
Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan yang diproses secara terpusat
merupakan inti pengawasan anemia di berbagai Negara. Fortifikasi makanan merupakan
cara terampuh dalam pencegahan defisiensi besi. Produk makanan fortifikasi yang lazim
adalah tepung gandum serta roti makanan yang terbuat dari jagung dan bubur jagung
serta beberapa produk susu.
- Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder lebih ditujukan pada kegiatan skrining kesehatan dan deteksi
untuk menenmukan status patogenik setiap individu di dalam populasi. Pencegahan
sekunder bertujuan untuk menghentikan perkembangan penyakit menuju suatu
perkembangan kearah kerusakan atau ketidakmampuan.
Dalam hal ini pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakukan pada ibu
hamil yang sudah mengalami gejala-gejala anemia atau tahap pathogenesis yaitu mulai
pada fase asimtomatis sampai fase klinis atau timbulnya gejala penyakit atau gangguan
kesehatan.30
Pada pencegahan sekunder, yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan diantaranya
adalah :
a. Skrining diperlukan untuk mengidentifikasi kelompok wanita yang harus diobati
dalam mengurangi morbiditas anemia. Bagi wanita hamil harus dilakukan skrining pada
kunjungan I dan rutin pada setiap trimester.24 Skrining dilakukan dengan pemeriksaan
hemoglobin (Hb) untuk mendeteksi apakah ibu hamil anemia atau tidak, jika anemia,
apakah ibu hamil masuk dalam anemia ringan, sedang, atau berat. Selain itu, juga
dilakukan pemeriksaan terhadap tanda dan gejala yang mendukung seperti tekanan
darah, nadi dan melakukan anamnesa berkaitan dengan hal tersebut. Sehingga, tenaga
kesehatan dapat memberikan tindakan yang sesuai dengan hasil tersebut. Jika anemia
berat ( Hb < 9 g/dl) dan Hct <27%) harus dirujuk kepada dokter ahli yang
berpengalaman untuk mendapat pertolongan medis.30
b. Pemberian terapi dan Tablet Fe
Jika ibu hamil terkena anemia, maka dapat ditangani dengan memberikan
terapi oral dan parenteral berupa Fe dan memberikan rujukan kepada ibu hamil ke
rumah sakit untuk diberikan transfusi (jika anemia berat).
-Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier mencakup pembatasan terhadap segala ketidakmampuan dengan
menyediakan rehabilitasi saat penyakit, cedera atau ketidakmampuan sudah terjadi dan
menimbulkan kerusakan.29 Dalam hal ini pencegahan tersier ditujukan kepada ibu
hamil yang mengalami anemia yang cukup parah dilakukan untuk mencegah
perkembangan penyakit ke arah yang lebih buruk untuk memperbaiki kualitas hidup
klien seperti untuk mengurangi atau mencegah terjadinya kerusakan jaringan, keparahan
dan komplikasi penyakit, mencegah serangan ulang dan memperpanjang hidup. Contoh
pencegahan tersier pada anemia ibu hamil diantaranya yaitu :
Hipotesis
Wanita 38 tahun G6P5A0 dengan kehamilan presentasi bokong disertai komplikasi superimposed
preeclampsia dengan riwayat hipertensi kronik diduga karena beberapa faktor: usia ekstrim,
grande multipara dan defisiensi nutrisi.