Stase 5 BBL

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 36

ASUHAN KEBIDANAN NY.

T DENGAN PEMBERIAN AROMA


TERAPI LEMON  ESSENTIAL OIL UNTUK MENGURANGI
EMESIS GRAVIDARUM PADA TRIMESTER I
 DI PMB N

Laporan Pendahuluan

HALAMAN JUDUL

Oleh:
NURHIDAYATI
NIM : 52223033

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


POLITEKNIK TIARA BUNDA
DEPOK
2022
Lembar Persetujuan

ASUHAN KEBIDANAN NY. T DENGAN PEMBERIAN AROMA


TERAPI LEMON  ESSENTIAL OIL UNTUK MENGURANGI
EMESIS GRAVIDARUM PADA TRIMESTER I
 DI PMB N

Laporan Pendahuluan

Depok, 20 Desember 2022

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ermeida Nelli, S.Si.T.,M.KM ….…………………………..


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat

dan hidayah – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan “ASUHAN KEBIDAN

AN NY. T DENGAN PEMBERIAN AROMA TERAPI LEMON  ESSENTIAL

OIL UNTUK MENGURANGI EMESIS GRAVIDARUM PADA TRIMESTER I

DI PMB N” tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan Laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, baik dari institusi, keluarga dan teman-teman

terdekat lainnya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. E.K Budi Santoso, SE., MM sekaku Ketua Yayasan Cerdas Mutiara Bangsa

2. Lusy Pratiwi, S.Tr.Keb., M.K.M selakuDirektur Politeknik Tiara Bunda

3. Rut Yohana Girsang, S.SiT., M.Tr.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan

4. Ermeida Nelli, S.Si. T.,M.KM selaku Pembimbing Utama.

5. Teman-teman satu angkatan dan keluarga yang sudah mendukung kelancaran

kuliah prodi pendidikan profesi bidan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan

selanjutnya dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Depok, 20 Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan bayi baru lahir merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan
segera bayi lahir, pada saat proses persalinan fokus asuhan ditujukan pada dua
hal yaitu kondisi ibu dan kondisi bayi, dalam kondisi optimal, memberikan
asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir merupakan bagian
esensial asuhan bayi baru lahir (Rosita, 2011). Salah satu asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir yang berkualitas adalah pemberian ASI Eksklusif,
sebagaimana yang tercantum dalam Qur’an.
Surat Al-Baqarahayat 233 :
Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara
ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupan nya.
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang
ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila
keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin
anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila
kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan (QS. Al-Baqarah ayat 233).
Angka kematian ibu atau (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka
terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. AKI juga
merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan
milenium yaitu tujuan kelima yakni meningkatkan kesehatan ibu, dimana
target 102/100.000 kelahiran hidup yang akan di capai sampai tahun 2015
adalah mengurangi resiko jumlah kematian ibu (Kemenkes, 2015).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan diseluruh dunia
lebih dari 500.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya,
setiap menit ada satu perempuan yang meninggal. Penurunan angka kematian
ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup masih terlalu lambat untuk mencapai
target tujuan pembangun milenium (milenium Development Goals/ MDG’s)
pada 2015 (Kemenkes, 2015). Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah
kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1.000 kelahiran
hidup. Tingginya Angka Kematian Bayi ini dapat menjadi petunjuk bahwa
pelayanan maternal dan neonatal kurang baik, untuk itu dibutuhkan upaya
untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut (Saragih,2010).
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 Angka
Kematian Bayi (AKB) di dunia 54 per 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2014
menjadi 49 per kelahiran hidup. Sedangkan berdasarkan data hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2014, Angka Kematian
Neonatal (AKN) di Indonesia sebesar 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup
(SDKI, 2014). Di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 29 per 1.000 kelahiran
hidup (SDKI,2012). Untuk kota Palembang, berdasarkan laporan program
anak, jumlah kematian bayi di tahun 2014 sebanyak 52 kematian bayi dari
29.235 kelahiran hidup (Profil Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, 2015).
Penyebab kematian antara lain adalah BBLR, down syndrome, infeksi
neonatus, perdarahan intrakranial, sianosis, kelainan jantung, respiratory
distress syndrome, post op hidrosefalus, dan lain sebagainya.
Kematian bayi lebih dari 50% terjadi dalam periode neonatal yaitu
dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi barulahir
akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat
seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi
baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan
hipoksemia dan hipoglikemia dan menyebabkan kerusakan otak. Akibat
selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras,
dan keterlambatan tumbuh kembang (Prawirojardjo, 2010).
Upaya pemerintah yang sangat erat kaitannya dengan penurunan
kematian anak, terkenal dengan istilah GOBI FFF yaitu Growth Monitoring,
Oral Rehidration, Breast Feeding, Imuzation, Family Planning,
FoodSupplemen, dan Female Education. Ketujuh hal tersebut dilakukan baik
dalam kegiatan posyandu, Pelayanan KIA, maupun di Pusat Kesehatan
Masyarakat. Growth monitoring adalah upaya melihat perkembangan berat
balita. Berat balita memang dapat digunakan sebagai petunjuk kondisi
kesehatannya. Oral rehidration, atau pemberian cairan, baik buatan sendiri
maupun yang sudah tersedia berupa oralit. Hal ini untuk mengatasi penyakit
diare yang merupakan salah satu penyakit penyebab kematian bayi dan anak.
Imunisasi, dilakukan untuk mencegah balita terkena penyakit pada masa
mendatang. Family Planning penting karena secara tidak langsung, jumlah
anak, jarak melahirkan akan berpengaruh terhadap perawatan anak (Tri,
2005).
Bayi sangat rentan terhadap penyakit, maka dari itu peran bidan pada
bayi sehat adalah dengan cara memberikan motivasi kepada ibu untuk
memberikan ASI karena ASI mengandung kekebalan alami. Hal yang normal
jika frekuensi BAB bayi yang mendapat ASI menurun saat kolostrum yang
bersifat pencahar, benar-benar tidak terdapat lagi dalam ASI sekitar usia 6
minggu (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Berdasarkan hasil penelitian Kurnia
pada tahun 2013 tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status
gizi bayi dinyatakan bahwa ASI merupakan makanan yang higienis, murah,
mudah diberikan, dan sudah tersedia bagi bayi. ASI menjadi satu-satunya
makanan yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya agar
menjadi bayi yang sehat. Komposisinya yang dinamis dan sesuai dengan
kebutuhan bayi menjadikan ASI sebagai asupan gizi yang optimal bagi bayi.
Ibu yang memberikan ASI Eksklusif akan semakin baik status gizi bayinya
daripada ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayi yang berusia
(Kurnia 2013).
Peran bidan dalam asuhan pada bayi baru lahir selain pemberian ASI
eksklusif adalah perawatan tali pusat. Menurut penelitian Hasbiah (2015),
tentang lama lepas tali pusat berdasarkan metode perawatan tali pusat bayi
baru lahir rata-rata lama lepasnya tali pusat dengan menggunakan kasa steril
lebih cepat lepas dibandingkan dengan menggunakan povidon iodine 10%,
dikarenakan pada tali pusat yang dirawat dengan menggunakan kasa steril
lebih cepat mengering dan lepas. Pada perawatan dengan menggunakan
antiseptik povidon iodine 10% dapat menghilangkan flora disekitar umbilikus
dan menurunkan jumlah leukosit yang akan melepaskan tali pusat sehingga
dapat menunda atau memperlama pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir.
Pemberian bethadine sebaiknya dikeringkan sehingga tidak menyebabkan tali
pusat lembab dan basah.
Dari hasil peninjauan tersebut maka perawatan bayi baru lahir sangatlah
penting dilakukan karena dengan perawatan yang baik akan mengurangi
angka kematian bayi. Maka penulis tertarik mengambil judul “asuhan
kebidanan pada Bayi Baru Lahir By.Ny”A” Usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah
Hatta”.

1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas, makalah kami merumuskan masalah
yaitu bagaimana asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis yang dilakukan
pada By.Ny”A” Usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini terdiri dari 2 yaitu :
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan bayi baru
lahir pada By.Ny”A” Usia 8 jam dengan asuhan normal di BPM
Hj.Fauziah Hatta sesuai standar pelayanan kebidanan bayi baru lahir
dengan menggunakan metode SOAP.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Mampu melaksanakan pengumpulan data subjektif pada By.Ny”A”
Usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta”
b. Mampu melaksanakan pengumpulan data objektif pada By.Ny”A”
Usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta”
c. Mampu menganalisis dan menentukan diagnosa pada By.Ny”A”
Usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta”
d. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan secara
kontinyu dan berkesinambungan (continuity of care) pada
By.Ny”A” Usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta”
e. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada
By.Ny”A” Usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta”
1.4 Manfaat
1. Bagi Lahan Praktik
Pemeriksaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dapat digunakan
sebagai masukan bagi BPM setempat dalam rangka pemberian penyuluhan
oleh tenaga kesehatan khususnya untuk bidan untuk menghimbau kepada
masyarakat betapa pentingnya melakukan asuhan pada bayi baru lahir dan
sebagau bahan perbandingan tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan keadaan normal.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan pengetahuan yang didapat di tempat praktik secara
nyata yang mungkin berbeda dari pengetahuan dan proses belajar pada
pendidikan yang dapat digunakan sebagai maksud dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya mahasiswa yang berguna dimasa
mendatang dan sebagai reperensi tentang pelaksanaan asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir normal.
3. Bagi mahasiswa
Sebagai salah satu persyaratan untuk mengumpulkan tugas selama
dinas di BPM Hj.Fauziah Hatta dan juga sebagai sarana evaluasi dan
pengetahuan serta pengalaman untuk mendiagnosa dan memberikan
asuhan kebidanan yang tepat dengan menggunakan manejemen kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


2.1.1 Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi Baru Lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap
37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000
gram, nilai Appearance menangis kuat. Kehangatan tidak terlalu panas
(lebih dari 38°C) atau Color, Pulse, Gremace, Activity,Respiration
(APGAR) > 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterin. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju
kemandirian fisiologi (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

2.1.2 Tanda-tanda bayi baru lahir normal


Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa antara
lain Appearance color (warna kulit), seluruh tubuh ke merah-merahan,
Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung > 100x/menit, Gremace
(reaksi terhadap rangsangan), menangis atau batur/bersin, Activity
(tonus otot), gerak aktif, Respiration (usaha napas), bayi terlalu ingin
(kurang dari 36°C). Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang
bersih dan kering yang sudah disiapkan diatas perut ibu.Apabila tali
pusat pendek, maka letakan bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan
bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih dan kering. Segara
lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir antara lain :
a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada
sianosis ?
Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis
kuat, bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah
satu penilaian tidak ada pada bayi, bayi tidak dikatakan
lahirnormal/fisiologis (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Pada saat
diberi makanan hisapan kuat, tidak mengantuk berlebihan, tidak
muntah. Tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada talipusat seperti,
tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah,
dapat berkemih selama 24 jam, tinja lembek, hijau tua, tidak ada
lendir atau darah pada tinja, bayi tidak menggigil, tangisan kuat,
tidak terdapat tanda : lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang-
kejang halus tidak bisa tenang, menangis terus-menerus (Rukiyah
dan Yulianti, 2010).

Tabel 2.1 Tanda APGAR


Nilai 0 1 2
Appearance Seluruh badan Warna kulit tubuh Warna kulit tubuh,
color (warna biru atau pucat normal merah muda, tangan dan kaki
kulit) tetapi tangan dan normal merah muda,
kaki kebiruan tidak ada sianosis

Pulse (heart Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit


rate)
Atau frekuensi
Jantung
Grimace Tidak ada respon Meringis atau Meringis atau bersin
(reaksi terhadap terhadap menangis lemah atau batuk saat
rangsangan) stimulasi ketika distimulasi stimukasi saluran
nafas
Activity Lemah atau tidak Sedikit gerakan Bergerak aktif
(tonus otot) ada

Respiration Tidak ada Lemah atau tidak Menangis kuat,


(usaha nafas) teratur pernafasan baik dan
teratur
Sumber : (Rukiyah & Yulianti, 2010)

2.1.3 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal


a. Lahir aterm antara 37-42 minggu.
b. Berat badan 2.500-4000 gram.
c. Panjang badan 48-52 cm.
d. Lingkar dada 30-38 cm.
e. Lingkar kepala 33-35 cm.
f. Lingkar lengan 11-12 cm.
g. Frekuensi denyut jantung 120-16 x/menit.
h. Pernafasan 40-60 x/menit.
i. Kulit kemerah-kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
k. Kuku agak panjang dan lemas.
l. Menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan
m. Gerak aktif.
n. Bayi lahir langsung menangis kuat.
o. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil
pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
p. Refleks sucking dan swallowing (isap dan menelan) sudah
terbentuk dengan baik.
q. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk
dengan baik.
r. Refleks grapsing (menggenggam) sudah baik.
s. Genetalia
Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang.Pada perempuan kematangan
ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia
minora dan mayora. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya
mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan
(Maryanti, 2011).

2.1.4 Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai,
dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan penganan agar tidak
mengancam nyawa bayi. Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir
tersebut, antara lain pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit,
retraksi dinding dada saat inspirasi. Suhu terlalu panas atau lebih dari
38°C atau terlalu dingin suhu kurang dari 36°C.
Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar atau
sangat kuning (terutama pada 24 jam pertama) juga merupakan tanda
bahaya bagi bayi baru lahir. Tanda bahaya pada bayi baru lahir yang
lain yaitu pemberian ASI sulit (hisapan lemah, mengantuk berlebihan,
banyak muntah), tali pusat merah, bengkak keluar cairan, bau busuk,
berdarah, serta adanya infeksi yang ditandai dengan suhu tubuh
meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (pus), bau busuk, pernafasan
sulit.
Gangguan pada gastrointestinal bayi juga merupakan tanda bahaya,
antara lain mekoneum tidak keluar setelah 3 hari pertama kelahiran,
urine tidak keluar dalam 24 jam pertama, muntah, terus menerus,
distensi abdomen, faeses hijau/berlendir/darah. Bayi menggigil atau
menangis tidak seperti biasa, lemas, mengantuk, lunglai, kejang-kejang
halus, tidak bias tenang, menangis terus menerus, mata bengkak dan
mengeluarkan cairan juga termasuk tanda-tanda bahaya pada bayi baru
lahir (Muslihatun, 2010).

2.1.5 Rencana Asuhan Bayi Baru lahir


Menurut Muslihatun (2010), rencana asuhan pada bayi baru lahir
adalah sebagai berikut :
a. Minum Bayi
Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir (dalam
waktu 30 menit) atau dalam 3 jam setelah masuk rumah sakit,
kecuali apabila pemberian minum harus ditunda karena masalah
tertentu. Bila bayi dirawat di rumah sakit, upayakan ibu
mendampingi dan tetap memberikan ASI.
b. ASI Eksklusif
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini (dalam 30 menit 1 jam
setelah lahir) dan eksklusif. ASI eksklusif mengandung zat gizi
yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi, mudah dicerna dan
efesien, mencegah berbagai penyakit infeksi. Berikan ASI sedini
mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa,
biarkan bayi mengisap payudara ibu sebagai stimulasi keluarnya
ASI. Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan dapat sampai
selama 4 hari pasca persalinan.
Prosedur pemberian ASI adalah sebagai berikut :
1) Menganjurkan ibu untuk menyusui tanpa dijadwal siang malam
(minimal 8 kali dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan. Bila
bayi melepaskan isapan dari satu payudara, berikan payudara
lain.
2) Tidak memaksakan bayi menyusu bila belum mau, tidak
melepaskan isapan sebelum bayi selesai menyusu, tidak
memberikan minuman lain selain ASI, tidak menggunakan dot
atau empeng.
3) Menganjurkan ibu hanya memberikan ASI saja pada 4-6 bulan
pertama.
4) Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut bayi dan payudara
ibu dengan benar.
5) Menyusui dimulai apabila bayi sudah siap, yaitu : mulut bayi
membuka lebar, tampak rooting reflex, bayi melihat sekeliling
dan bergerak.
6) Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh
lurus menghadap payudara, hidung dekat puting susu.
7) Cara melekatkan : menyentuhkan putting pada bibir, tunggu
mulut bayi terbuka lebar, gerakan mulut kearah puting
sehingga bibir bawah jauh dibelakang areola.
8) Nilai perlekatan dan refleks menghisap : dagu menyentuh
payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah melipat keluar,
areola di atas mulut bayi lebih luas dari pada di bawah mulut
bayi, bayi menghisap pelan kadang berhenti.
9) Menganjurkan ibu melanjutkan menyusui eksklusif, apabila
minum baik.
d. Buang Air Besar (BAB)
Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari-hari
pertama kehidupannya adalah berupa mekoneum. Mekoneum adalah
ekskresi gastrointestinal bayi baru lahir yang diakumulasi dalam
usus sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. Warna
mekoneum adalah hijau kehitam-hitaman, lembut, terdiri atas mucus
sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak dan pigmen
empedu. Mekoneum ini keluar pertama kali dalam waktu 24 jam
setelah lahir. Mekoneum dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari setelah
lahir. Mekoneum yang telah keluar 24 jam menandakan anus bayi
baru lahir telah berfungsi. Jika mekoneum tidak keluar, bidan atau
petugas harus mengkaji kemungkinan adanya atresia ani dan
megakolon. Warna feses bayi berubah menjadi kuning pada saat
berumur4-5 hari, bayi yang diberi ASI, feses menjadi lebih lembut,
berwarna kuning terang dan tidak berbau. Bayi yang diberi susu
formula, feses cenderung berwarna pucat dan agak berbau. Warna
feses akan menjadi kuning kecoklatan setelah bayi mendapatkan
makanan. Frekuensi BAB bayi sedikitnya satu kali dalam sehari.
Pemberian ASI cenderung membuat frekuensi BAB bayi menjadi
lebih sering. Pada hari ke 4-5 produksi ASI sudah banyak, apabila
bayi diberi ASI cukup maka bayi akan BAB 5 kali atau lebih dalam
sehari.
c. Buang Air Kecil (BAK)
Bayi baru lahir harus sudah BAK dalam waktu 24 jam setelah
lahir. Hari selanjutnya bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari. Pada
awalnya volume urine bayi sebanyak 20-30 ml/hari, meningkat
menjadi 100-200 ml/hari pada akhir minggu pertama.Warna urine
keruh/merah muda dan berangsur-angsur jernih karena intake cairan
meningkat. Jika dalam 24 jam bayi tidak BAK, bidan atau petugas
kesehatan harus mengkaji jumlah intake cairan dan kondisi uretra.
d. Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir
menghabiskan waktunya untuk tidur. Macam tidur bayi adalah tidur
aktif atau tidur ringan dan tidur lelap. Pada siang hari hanya
15%waktu digunakan bayi dalam keadaan terjaga, yaitu untuk
menangis, gerakan motorik, sadar dan mengantuk. Sisa waktu yang
85% lainnya digunakan bayi untuk tidur.
e. Kebersihan Kulit
Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan
terjadinya infeksi. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada kulit
bayi, keutuhan kullit harus senantiasa dijaga. Verniks kaseosa
bermanfaat untuk melindungi kulit bayi, sehingga jangan
dibersihkan pada saat memandikan bayi. Untuk menjaga kebersihan
kulit bayi, bidan atau petugas kesehatan harus memastikan semua
pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi selalu
bersih dan kering. Memandikan bayi terlalu awal (dalam waktu 24
jam pertama) cenderung meningkatkan kejadian hipotermi. Untuk
menghindari terjadinya hipotermi, sebaiknya memandikan bayi
setelah suhu tubuh bayi stabil (setelah 24 jam).
f. Perawatan Tali Pusat
Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat merupakan
tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman dan biasa terjadi infeksi
lokal. Perlu perawatan tali pusat sejak manajemen aktif kala III pada
saat menolong kelahiran bayi. Sisa tali pusat harus dipertahankan
dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih secara longgar.
Pemakaian popok sebaiknya popok dilipat di bawah tali pusat. Jika
tali pusat terkena kotoran/feses, maka tali pusat harus dicuci dengan
sabun dan air mengalir, kemudian keringkan.
g. Keamanan Bayi
Bayi merupakan sosok yang masih lemah dan rentan mengalami
kecelakaan. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau hal-hal
yang tidak diinginkan pada bayi, sebaiknya tidak membiarkan bayi
sendiri tanpa ada yang menunggu. Tidak membiarkan bayi sendirian
dalam air atau tempat tidur, kursi atau meja. Tidak memberikan
apapun lewat mulut selain ASI karena bayi biasa tersedak.
Membaringkan bayi pada alas yang cukup keras pada punggung/sisi
badannya. Hati-hati menggunakan bantal dibelakang kepala dan
ditempat tidurnya karena dapat menutupi muka.
h. Pemijatan Bayi
Tujuan dan manfaat pemijatan bayi diantaranya menguatkan
otot bayi, membuat bayi lebih sehat, membantu pertumbuhan bayi,
meningkatkan kesanggupan belajar, dan membuat bayi tenang.
Adapun cara pemijatan bayi yaitu :
1) Peregangan
Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya
bersama-sama dan tempelkan lutut sampai perutnya
(Peringatan : Gerakan ini bisa membuat membuang gas). Selain
itu, pegang kedua kaki dan lututnya dan putar dengan gerakan
melingkar, kekiri dan ke kanan, untuk melemaskan pinggulnya.
Ini juga membuat menyembuhkan sakit perut.
2) Cara Pijat Kaki Bayi
Pegang kedua kaki bayi dengan satu tangan dan tepuk tepuk
sepanjang tungkainya dengan tangan yang lain. Usap turun naik
dari jari-jari kakinya sampai ke pinggul kemudian kembali.
Kemudian, pijat telapak kakinya dan tarik setiap jari jemarinya.
Gunakan jempol Anda untuk mengusap bagian bawah kakinya
mulai dari tumit sampai ke kaki dan pijat di sekeliling
pergelangan kakinya dengan pijatan-pijatan kecil melingkar.
3) Cara Pijat Perut Bayi
Gunakan ujung jari tangan Anda, buat pijatan-pijatan kecil
melingkar. Gunakan pijatan I Love U. Gunakan 2 atau 3 jari
yang membentuk huruf I-L-U dari arah bayi. Bila dari posisi kita
membentuk huruf I – L – U terbalik. Berikut tahapan memijat:
 Urut kiri bayi dari bawah iga ke bawah (huruf I)
 Urut melintang dari kanan bayi ke kiri bayi, kemudian turun
ke bawah ( huruf L)
 Urut dari kanan bawah bayi, naik ke kanan atas bayi,
melengkung membentuk U dan turun lagi ke kiri bayi. Semua
gerakan berakhir di perut kiri bayi.
4) Cara Pijat Lengan Bayi
Pegang pergelangan tangan bayi dengan satu tangan dan
tepuk-tepuk sepanjang lengannya dengan tangan yang lain. Pijat
turun naik mulai dari ujung sampai ke pangkal lengan,
kemudian pijat telapak tangannya dan tekan, lalu tarik setiap
jari. Ulangi pada lengan yang lain.
5) Cara Pijat Punggung Bayi
Telungkupkan bayi di atas lantai atai di atas kedua kaki Anda
dan gerak-gerakan kedua tangan Anda naik turun mulai dari atas
punggungnya sampai ke pantatnya. Lakukan pijatan dengan
membentuk lingkaran kecil di sepanjang tulang punggungnya.
Lengkungkan jari-jemari anda seperti sebuah garfu dan garuk
punggungnya ke arah bawah.
6) Cara Pijat di Kepala dan Wajah Bayi
Angkat bagian belakang kepalanya dengan kedua tangan
anda dan usap-usap kulit kepalanya dengan ujung jari Anda.
Kemudian, gosok-gosok daun telingannya dan usap-usap alis
matanya, kedua kelopak matanya yang tertutup, dan mulai
daripuncak tulang hidungnnya menyebrang ke kedua pipinya.
Pijat dagunya dengan membuat lingkaran-lingkaran kecil.
i. Menjemur Bayi
Kita tahu bahwa sinar matahari pagi sangatlah baik bagi
kesehatan. Hal tersebut juga berlaku bagi bayi-bayi. Setelah
dilahirkan, fungsi hatinya belum sempurna dalam proses
pengolahan bilirubin. Dimana kadar bilirubin dalam darah si bayi
sangat tinggi dan hal inilah yang menyebabkan bayi mengalami
suatu proses fisiologis yang menyebabkannya bayi kuning. Untuk
mengatasinya, ada cara alami untuk mengatasi hal tersebut, yaitu
dengan menjemurnya dibawah matahari pagi. Sinar matahari pagi
telah dipercaya mampu memberikan efek kesehatan alami bagi
tubuh. Salah satunya adalah untuk menurunkan kadar bilirubin
yang terlalu tinggi yang menjadi penyebab bayi kuning pasca
dilahirkan ke dunia. Jadi melakukan penjemuran pada bayi yang
baru lahir di pagi hari adalah hal yang sangat penting.
Manfaat menjemur bayi adalah sebagiberikut :
 Dapat menurunkan kadar bilirubin dalam darah
 Membuat tulang bayi menjadi lebih kuat
 Untuk memberi efek kehangatan pada bayi
 Menghindarkan bayi dari stress.
j. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
Hal penting dalam menciptakan hubungan saling percaya antara
bidan dan pasien antara lain :
1. Hak pasien untuk mengetahui informasi
2. Kewajiban moral
3. Menghilangkan cemas dan penderitaan pasien
4. Meningkatkan kerjasama pasien maupun keluarga
5. Memenuhi kebutuhan bidan

2.1.6 Jadwal Kunjungan Bayi Baru Lahir


a. 24 jam setelah pulang awal
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan berat badan dengan
berat badan lahir dan berat badan pada saat pulang.
2) Jaga selalu kehangatan bayi
3) Komunikasikan kepada orangtua bayi bagaimana caranya
merawat tali pusat.
b. 1 minggu setelah pulang
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat badan
saatini dengan berat badan saat bayi lahir. Catat penurunan dan
penambahan ulang BB bayinya.
2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
3) Lihat keadaan suhu tubuh bayi
4) Kaji keadekuaatan suplai ASI 4 minggu setelah kelahiran
5) Ukur tinggi dan berat badan bayi dan bandingkan dengan
pengukuran pada kelahiran dan pada usia 6 minggu.
6) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
7) Perhatikan nutrisi bayi
8) Perhatikan keadaan penyakit pada bayi (Anggung, 2012).

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir


Asuhan bayi baru lahir memberikan asuhan aman, dan bersih segera setelah
bayi baru lahir merupakan bagian essensial dari asuhan pada bayi baru lahir.
1. Penilaian
Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang bersih dan kering yang
sudah disiapkan diatas perut ibu. Apabila tali pusat pendek, maka letakan
bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat tersebut dalam
keadaan bersih dan kering. Segara lakukan penilaian awal pada bayi baru
lahir.
a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan atau kah ada
sianosis ?
Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis kuat,
bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah satu penilaian
tidak ada pada bayi, bayi tidak dikatakan lahir normal/fisiologis.
(Rukiyahdan Yulianti, 2010).
2. Penanganan
Penanganan utama untuk bayi baru lahir normal adalah melakukan
penilaian, menjaga bayi agar tetap hangat, membersihkan saluran nafas
(jika perlu), mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak tangan), memantau
tanda bahaya, memotong tali pusat, melakukan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD), memberikan suntik vitamin K1 secara IM (Intramuskular), dengan
dosis tunggal 1 mg pada setiap bayi baru lahir, memberikan salep mata
antibiotic tetrasiklin 1% pada kedua mata, melakukan pemeriksaan fisik
memberikan imunisasi Hepatitis B0 0,5 ml secara IM (intramuskular) di
paha kanan anteroleteral, diberi kira-kira 1-2 jam setelah pemberian
vitamin K1 (Sujianti, 2011).
3. Mekanisme kehilangan panas
Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui :
a. Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada tubuh bayi sendiri
karena setelah lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
b. Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dan
permukaan yang dingin.
c. Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin
(misalnya melalui kipas angina, hembusan udara, atau pendingin
ruangan).
d. Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang
mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi (walaupun tidak
bersentuhan secara langsung) (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
4. Pencegahan kehilangan panas
Mekanisme pengaturan temperature bayi baru lahir belum sempurna.
Oleh karena itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan panas maka
bayi akan mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermi sangat beresiko
mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermi sangat
mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak
segera dikeringkan dan diselimuti walaupun dalam keadaan basah atau
tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berasa dalam rungan
yang sangat hangat.
5. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus
dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan
terhadap infeksi. Pada saat bayi baru lahir, pastikan penolong untuk
melakukan tindakan pencegahan infeksi. Tindakan pencegahan infeksi
pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :
a. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan
kontak dengan bayi.
b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
c. Memastikan satung tangan peralatan, termasuk klem gunting, dan
benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika
menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.Jangan
pernah menggunakan bola kakret penghisap untuk lebih dari satu bayi.
d. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang
digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
e. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, thermometer,stetoskop
dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam
keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali digunakan).
f. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudara dengan
mandi setiap hari (putting susu tidak boleh disabun).
g. Membersihkan muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir dengan air
bersih, hangat dan sabun setiap hari.
h. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan
memastikan orang-orang yang memegang bayi sudah cuci tangan
sebelumnya (Muslihatun, 2010).

2.3. Landasan Hukum


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PERS/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik
bidan, yaitu:
Pasal 9
Bidan dalam menjalankan praktek, berwenang untuk memberikan pelayanan
yang meliputi :
1. Pelayanan Kesehatan Ibu
2. Pelayanan Kesehatan Anak
3. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Keluarga Berencana
Pasal 11
1. Pelayanan kesehatan anak. Sebagaimana dimaksud pasal 9 huruf b diberikan
pada bayi baru lahir, bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
2. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagai mana dimaksud
pada ayat (1) berwenang untuk :
a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K1,
perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan
tali pusat.
b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera rujuk.
c. Penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
d. Pemberian Imunisasi rutin sesuai program pemerintah.
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
f. Pemberian konseling dan penyuluhan.
g. Pemberian surat keterangan kelahiran dan
h. Pemberian surat keterangan kematian.
BAB III
KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


By.Ny”A” USIA 8 JAM

Pengkajian Dilakukan Pada :


a. Hari, Tanggal : Rabu, 10 oktober 2018
b. Pukul : 13:40 WIB
c. Tempat : BPM Hj.Fauziah Hatta
d. Pengkajian Oleh : Bidan

I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama Bayi : By.Ny”A”
Umur : 8 Jam
Tanggal Lahir : Rabu, 10 oktober 2018
Jam Lahir : 05:25 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
BBL : 3.200 gram
PBL : 49 cm
Kelahiran : Spontan

Orang Tua
Nama Ibu : Ny”A” Nama Ayah : Tn”G”
Umur : 31 tahun Umur : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Radial Rusun Alamat : Jl. Radial Rusun
Blok 53 lantai 3 Blok 53 lantai 3
B. Riwayat Kehamilan
1. ANC :6x di : BPM
2. Riwayat Imunisasi TT : T2
3. Riwayat Penyakit Kehamilan : Tidak ada

C. Riwayat Persalinan
Jenis Persalinan : Spontan
Ditolong oleh : Bidan
Ketuban Pecah : Spontan
Kala I : 7 jam
Kala II : 20 menit
Tindakan Persalinan : Tidak ada
Kala III : 10 menit
Plasenta : Lengkap
Tali Pusat : Normal
Kala IV : 2 jam
Komplikasi : Tidak ada

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 134x/ menit
RR : 46x/ menit
Suhu : 36,80c
PB : 49 cm
BB : 3.200 gram

2. Keadaan Umum Secara Sistematis


 Kepala
Rambut : Hitam
Pembengkakan/benjolan : Tidak ada
Fontanel : Tidak ada
Sutura : Tidak menyatu
Caput succedaneum : Tidak ada
Cephal hematome : Tidak ada
Luka pada kepala : Tidak ada
 Muka
Keadaan : Normal
Warna : Kemerahan
 Mata
Keadaan : Simetris kiri dan kanan
Kotoran : Tidak ada
Sklera : Tidak Ikterik
Konjungtiva : Tidak Anemis
Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
Refleks labirin : Ada
 Hidung
Keadaan : Normal
Kesimetrisan : Simetris
Lubang hidung : Ada
 Mulut
Keadaan : Normal
Bibir : Normal
Palatum : Ada
Saliva : Ada
Refleks rooting : Ada
Refleks sucking : Ada
Refleks swallowing : Ada
 Telinga
Keadaan : Normal
Daun telinga : Ada
 Leher
Keadaan : Normal
Pergerakan : Aktif
Benjolan : Tidak ada
Refleks tonic Neck : Ada
 Dada
Keadaan : Simetris, tidak ada retraksi dinding
dada
Puting susu : Ada
Frekuensi dan bunyi nafas : Normal
Frekuensi dan bunyi jantung : Normal
 Abdomen
Keadaan : Normal
Bentuk : Normal
Tali pusat : Normal
Perdarahan : Tidak ada
 Kulit
Keadaan : Normal
Warna : Kemerahan
Tanda lahir : Tidak ada
 Genitalia
 Laki-laki
Keadaan : Tidak ada
Kesimetrisan : Tidak ada
Kebersihan : Tidak ada
Skrotum : Tidak ada
 Perempuan
Kebersihan : Bersih
Kesimetrisan : Simetris
Vagina : Ada
Klitoris : Ada
Uretra : Ada
Labiya minora : Ada
Labiya mayora : Ada
Pengeluaran : Ada
 Punggung dan anus
Gerakan pada panggul : Aktif
Tulang belakang : Normal
Anus : Ada
 Ekstremitas
 Bahu lengan dan tangan
Kesimetrisan : Simetris
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap 10 jari
Refleks grasping : Ada
 Tungkai dan kaki
Bentuk : Normal
Pergerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap 10 jari
Refleks Babinski : Ada
Refleks Walking : Ada

3. Pemeriksaan Khusus

No Kriteria 0-1 menit 1-5 menit 5-10 menit


1 Denyut jantung 2 2 2
2 Usaha bernafas 2 2 2
3 Tonus otot 1 2 2
4 Refleks 1 1 1
5 Warna kulit 2 1 2
Jumlah 8 8 9
4. Sistem syaraf
Refleks Moro : Ada

5. Pemeriksaan Antropometri
 Lingkar kepala
Circumferentia suboccipito Bregmatica : 32,5 cm
Circumferentia Fronto occipito : 35 cm
Circumferentia Mento occipito : 35 cm
DMO : 14cm
DFO : 13cm
 Lila : 12 cm
 Lingkar Dada : 35 cm

6. Eliminasi
 Urine
Frekuensi : Belum ada
Warna : Belum ada
 Mekonium
Warna : Belum ada
 Feaces
Frekuensi : Belum ada
Warna : Belum ada
Penyulit : Belum ada
Sidik Telapak Kaki Kiri Bayi Sidik Telapak Kaki Kanan Bayi
Sidik Jempol Tangan Kiri

III. ANALISA DATA


Diagnosa :
Neonatus usia 8 Jam

IV. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan bayinya
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
PB : 49 cm
BB : 3200 gram
Lingkar dada : 35 cm
Lila :12 cm
Suhu : 36,80c
RR : 46x/ menit
Nadi : 134x/ menit
( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan )
2. Memberitahu ibu untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah
berkontak tubuh dengan bayi.
( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau melakukannya )
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya
(ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan )
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya
sampai dengan usia 6 bulan dan menganjurkan ibu untuk menyusui
bayinya sesering mungkin (on demand ).
(ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan dan mau
melakukannya)
5. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar.
(ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan )
6. Memberitahu ibu cara perawatan tali pusar.
( ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan mau melakukan )
7. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti :
a. hipotermi
b. asfiksia
c. ikterus
d. tali pusat berwarna kemerahan
e. bayi tidak mau menyusu
f. bayi tidak BAK dan BAB selama 24 jam pertama
( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan )
8. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya dibawah jam 08:00 wib ±
selama 15 menit.
( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau melakukannya)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan yang dilakukan pada By.Ny”A” sejak hari Rabu tanggal
10 oktober 2018, maka pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan
mengenai “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir By.Ny”A” Usia 8 jam di
BPM Hj.Fauziah Hatta. By.Ny”A” telah dilakukan pemeriksaan sesuai standar
yang bertujuan untuk mendeteksi dini keadaan bayi dan untuk memastikan bahwa
By.Ny”A” dalam keadaan normal.
Pemeriksaan dilakukan mulai dari pemeriksaan umum yang meliputi keadaan
umum bayi, kesadaran, nadi, pernafasan, suhu, panjang badan, dan berat
badan.semua pemeriksaan sudah dilakukan dengan benar dan hasilnya By.Ny”A”
sehat dan tidak mengalami kelainan apapun.
Kemudian pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis yaitu pemeriksaan
yang dilakukan secara head to toe yaitu dimulai dari kepala, muka, mata, hidung,
mulut, telinga, leher, dada, abdomen, kulit, genetalia, punggung dan anus. Semua
pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis atau head to toe ini sudah dilakukan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan hasilnya yaitu keadaan By.Ny”A”
sehat dan semua refleks memberi respons dengan sangat baik.
Selanjutnya pemeriksaan yang dilakukan secara khusus dan pemeriksaan
sistem syaraf yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui denyut
jantung, usaha bernafas, tonus otot, refleks, serta warna kulit. Hal ini penting
dilakukan untu mengetahui perkembangan bayi dan keaktifan dari bayi tersebut
dalam pemeriksaan ini keadaan bayi sangat baik.
Kemudian pemeriksaan Antropomentri yaitu pemeriksaan yang dilakukan
untuk mengetahui ukuran lingkar kepala bayi, LiLA, dan lingkar dada
pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan umum bayi, apabila ukuran
antropomentri bayi tidak sesuai dengan batas normal maka By.Ny”A” beresiko
mengalami berbagai gangguan dalam tumbuh kembangnya.
Setelah semua pemeriksaan data objektif dilakukan didapatkan By.Ny”A”
dalam keadaan baik. Pada pemeriksaan Bayi Baru Lahir yang dilakukan pada
By.Ny”A” KIE yang diberikan yaitu menganjurkan ibu untuk tetap menjaga
kehangatan bayinya, menganjurkan ibu untuk meberikan ASI Ekslusif dengan
teknik yang benar kepada bayinya atau secara on demand karena pemberian ASI
hingga umur 6 bulan sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
dalam hal ini ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran dari bidan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
By.Ny”A” usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Telah dilakukan pengkajian data subjektif secara komprehensif pada
By.Ny”A” usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta
2. Telah dilakukan pengkajian data objektif pada By.Ny”A” usia 8 jam di
BPM Hj.Fauziah Hatta
3. Telah dilakukan analisa data dan menegakkan diagnosa pada By.Ny”A”
usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta
4. Telah dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan data yang didapat pada
By.Ny”A” usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta
5. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada By.Ny”A”
usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka perlu adanya upaya meningkatkan
pelayanan yang lebih baik, oleh karena itu penulis menyampaikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi ibu
Tingkatkan pemberian nutrisi ASI pada ibu, susui bayi setiap saat bayi
ingin menyusu atau 2 jam sekali
2. Bagi Tenaga Kesehatan
a. Sebaiknya dalam melakukan penanganan untuk kasus bayi gawat
darurat bidan menggunakan penilaian segera pada bayi seperti yang
tertera dalam buku Acuan Persalinan Normal (APN), karena jika
bidan menggunakan penilaian APGAR di khawatirkan bayi tidak
akan mendapatkan pertolongan sesuai kebutuhan segera.
b. Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi prematur di
rumah dan jadwal imunisasi bagi bayi.
3. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan Lahan Praktik dapat menigkatkan pelayanan asuhan kebidanan
pada bayi baru klahir normal.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi pendidikan masih melakukan kerjasama dengan BPM
Hj.Fauziah Hatta karena banyak kasus yang ditemukan termasuk kasus
mengenai bayi baru lahir dan dalam pemberian asuhan kebidanan
memerlukan berbagai sumber kepustakaan untuk menambah pengetahuan
dan materi tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir prematur.
5. Bagi Masyarakat
Ibu hamil dan keluarga sebaiknya membaca dan mengerti isi buku KIA,
karena dalama buku KIA terdapat informasi penting dalam kehamilan,
persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir. Sehingga diharapkan dapat
mencegah hal-hal yang tidak di inginkan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kepmenkes RI (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


tentang Standar Profesi Bidan. Jakarta. Kurnia, (2013).
2. Kementerian kesehatan RI (2016). Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Kementerian
Kesehatan dan JICA.
3. Kurnia, (2013). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi
Bayi.
4. Maryanti, dwi, dkk. (2011) Buku Ajaran Neonatus Bayi dan Balita.
Jakarta: TIM.
5. Muslihatun, W. F (2010) Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitrayama
6. Prawirohardjo, Sarwono. (2010) Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakrarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
7. Soepardin, Suryani, Hajjah. (2008) Konsep Kebidanan. Jakarta: EG.
8. Vivian Nanny Lia, Dewi. (2013) Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Salemba Medika.
9. Wijaya, M.A, (2010). Kondisi Angka KematianBalita Neonatal (AKN)
Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBAL), Angka
Kematian Ibu di Indonesia.

You might also like