Integrasi Penjadwalan Produksi Dan Preventive Maintenance Untuk Minimisasi Biaya Tardiness Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: Pt. Xyz)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

INTEGRASI PENJADWALAN PRODUKSI DAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK

MINIMISASI BIAYA TARDINESS MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA


(STUDI KASUS : PT. XYZ)
Trifenaus Prabu Hidayat1), Agustinus Silalahi2), Ronald Sukwadi3)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Unika Atma Jaya Jakarta1,3)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Unika Atma Jaya Jakarta2)
Jl. Jenderal Sudirman 51, Jakarta 12930, Indonesia
Phone : 021 - 5708826, ext 3143, Fax : 062 21 57900573
e-mail : [email protected])
Abstract
PT. XYZ is a manufacture company which is running production home appliances, such as
refrigerator dan freezer. At the moment, problem faced by company is damage at existing
machines which causing high production loss. As the results are production demands are not
being met and job tardiness incurs. Through data which have been collected, can be known that
PU-80 cabinet injection machine owning the biggest downtime than others. Downtime of PU-80
cabinet injection machine most commonly caused by three critical component namely chemical
filter, multivalve, and head component PT. XYZ has planned and executed production
scheduling and preventive maintenance planning independently in spite of the inter-dependent
relationship between them. This research suggests the integrated production scheduling and
preventive maintenance planning model for PU-80 cabinet injection machine to solve these two
problems simultaneously. Failure rate distributions of the production lines are known based on
data and preventive maintenance is necessary to keep the yield of the system at the required
level. The method which will be implemented is genetic algorithm. The focus of this paper is
optimizing integrated production and preventive maintenance scheduling by minimizing total
tardiness cost. The results of this research is the optimal time to execute replacement critical
components for PU-80 cabinet injection machine in the next 6 months from October 2008 until
March 2009. From the calculation, it concludes that the optimum interval time to replace
chemical filter component is every week ,for multivalve component the replacement is done in
third week of Desember 2008, and replacement for head component is done in first week of
March 2009.
Keywords:
Algorithm.

preventive maintenance, production scheduling, tardiness cost, and Genetic


meningkatkan produktivitas, salah satunya dengan
memperhatikan kondisi dari peralatan produksi yang
digunakan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan,
diketahui bahwa masalah utama saat ini adalah terjadi
breakdown mesin saat berlangsungnya produksi. Saat
terjadi breakdown, untuk mengembalikan mesin ke
kondisi semula perlu dilakukan perbaikan yang
memerlukan waktu yang tidak sedikit. Selain itu,
dibutuhkan tenaga teknisi yang berasal dari luar
perusahaan jika kondisi kerusakan mesin cukup buruk.
Mesin yang paling sering bermasalah dalam kelancaran
produksi ialah mesin PU-80 cabinet injection. Hal ini
ditunjukkan oleh data total downtime mesin PU-80
cabinet injection yang tercatat dari bulan Januari 2007
sampai Desember 2007 yaitu sebesar 5590 menit. Jika
dibandingkan dengan mesin-mesin lainnya nilai
downtime ini adalah yang terbesar. Kondisi kerusakan

PENDAHULUAN
Penjadwalan produksi dan perencanaan Preventive
Maintenance (PM) telah mendapat perhatian baik dari
industri-industri manufaktur maupun dari bidang
lainnya. Dalam kenyataannya, keputusan penjadwalan
produksi dan perencanaan PM biasanya dibuat secara
terpisah di samping hubungan di antara mereka.
Anggapan kita adalah bahwa produktivitas dari sistem
manufaktur
dapat
menguntungkan
dari
segi
mengintegrasikan
keputusan-keputusan
tersebut
(Cassady dan Kutanoglu, 2003).
PT. XYZ merupakan penghasil produk elektronik,
dimana produk utamanya adalah refrigerator single
door, twin door, dan home freezer. Perusahaan selalu
mencari yang terbaik dalam memuaskan kebutuhan
konsumen, menyediakan produk dan layanan yang dapat
memenuhi kebutuhan saat ini dan yang akan datang.
Oleh sebab itu, perusahaan harus terus dapat
C-181

Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2008


Bidang Teknik Industri

mesin ini disebabkan oleh umur mesin yang sudah tua


dan adanya komponen-komponen yang sering
menimbulkan downtime pada mesin. Berdasarkan
informasi yang diperoleh dapat diketahui bahwa
komponen kritis dari mesin PU-80 cabinet injection
antara lain komponen chemical filter, multivalve, dan
head.
Total downtime mesin PU-80 cabinet injection sebesar
5590 menit ini telah mengakibatkan production loss
sebesar 7634 unit. Persentase dari nilai loss ini terhadap
keseluruhan production loss cukup besar yaitu sebesar
11,56%. Mesin ini memegang peranan penting karena
seluruh produk yang dihasilkan harus melalui proses
pada mesin ini, selain itu jumlah mesin PU-80 cabinet
injection yang dimiliki perusahaan hanya satu unit
sehingga jika terjadi kerusakan maka akan menghambat
kelangsungan proses produksi. Tingginya jumlah loss
production yang diakibatkan oleh mesin PU-80 cabinet
injection berdampak pada penurunan hasil produksi, di
mana target produksi yang telah ditetapkan tidak
tercapai. Hal ini akan mengakibatkan keterlambatan
dalam pemenuhan pesanan. Tabel 1 menampilkan data
keterlambatan pekerjaan yang terjadi dalam perusahaan
pada bulan Desember 2007.
Tabel 1 Data keterlambatan proses produksi
Tipe Produk

Planning

Actual

Balance

H-131 BC

2221

2166

-55

I-161 BC

4650

4580

-70

H-171 C

2440

2429

-11

H-260 NF

957

730

-227

H-260 PD

525

468

-57

Kegiatan-kegiatan preventive maintenance (PM)


seringkali menghabiskan waktu produksi potensial,
tetapi jika kegiatan PM ditunda karena permintaan
produksi yang tinggi dapat meningkatkan kemungkinan
terjadinya kegagalan mesin. Menyelesaikan masalah
penjadwalan produksi dan perencanaan preventive
maintenance secara terpisah biasanya mengabaikan
konflik-konflik yang saling berhubungan erat satu sama
lain. Misalnya pada saat kegiatan maintenance
dilaksanakan, job (pekerjaan) yang sedang dikerjakan
harus dihentikan. Hal ini akan mengakibatkan beberapa
job tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya,
dengan kata lain terjadi keterlambatan.
Penjadwalan produksi dan PM harus terintegrasi untuk
menentukan kapan waktu terbaik melakukan prosedur
maintenance guna menjaga agar peralatan dapat bekerja
dengan baik serta meminimasi dampak kehilangan
output produksi. Oleh karena itu, secara khusus penulis
akan membahas mengenai usulan pengembangan sebuah
model matematis yang mengintegrasikan penjadwalan
produksi dan perencanaan PM pada mesin tunggal.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah
dijelaskan, maka ditetapkan tujuan dari penelitian ini
adalah untuk memberikan usulan penjadwalan produksi
dan perencanaan preventive maintenance yang
C-182

terintegrasi dan pembuatan suatu program untuk


memudahkan pelaksanaan integrasi penjadwalan.

METODOLOGI PENELITIAN
Teknik penyelesaian model penjadwalan terbagi menjadi
dua bagian yaitu penjelasan langkah-langkah metode
algoritma genetika dan yang kedua adalah langkahlangkah perhitungan total biaya tardiness.
Pertama akan dijelaskan langkah-langkah metode
algoritma yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
Penentuan populasi awal dan generasi
a. Representasi Kromosom
Kromosom yang dipakai terdiri dari dua jenis, yaitu
kromosom yang menyatakan urutan pekerjaan dan
kromosom yang menyatakan Preventive Maintenance
(PM).
b. Seleksi
Setiap anggota dalam populasi awal dievaluasi
berdasarkan nilai fitnessnya. Kriteria nilai fitness yang
digunakan adalah minimasi total biaya tardiness.
Metode seleksi yang dipakai dalam penelitian ini adalah
elitist selection dan tournament selection.
c. Crossover
Operasi crossover dilakukan baik untuk kromosom
urutan pekerjaan maupun kromosom PM. Pada
kromosom PM diterapkan metode one-point crossover,
sedangkan untuk kromosom urutan pekerjaan digunakan
metode one-cut-point crossover.
d. Mutasi
Mutasi tidak dilakukan pada seluruh anggota populasi.
Dalam penelitian ini nilai probabilitas mutasi ditetapkan
sebesar 0,1. Metode yang digunakan untuk kromosom
PM adalah one point mutation. Sedangkan, untuk
kromosom urutan pekerjaan yang digunakan adalah
metode shift mutation.
Selanjutnya
dijelaskan
langkah-langkah
dalam
melakukan perhitungan nilai total biaya tardiness, yaitu:
Perhitungan umur mesin.
Tentukan dahulu umur awal mesin sebelum
menjalankan urutan pekerjaan dan keputusan PM, lalu
hitung umur mesin terdahulu segera setelah kegiatan PM
(jika ada)
)

i = 1,2, n

(1)

Umur mesin dihitung kembali, setelah urutan pekerjaan


dilakukan
i = 1,2, n

(2)

Perhitungan kemungkinan probabilitas kegagalan mesin


Perhitungan ini dilakukan dengan mencari nilai
probabilitas mesin mengalami kerusakan pada saat job
sedang dikerjakan. Probabilitas mesin gagal ditentukan
dengan menggunakan distribusi probabilitas Weibull.
=1exp
(3)

ISBN : 978-979-3980-15-7
Yogyakarta, 22 November 2008

Selanjutnya dicari nilai


dipakai :

dan

, rumus yang

i = 1,2, n,
i=1,2,n,

(4)
(5)

Perhitungan Completion Time


Nilai completion time (waktu penyelesaian) diperoleh
dari rumus :

(6)
Pada tahap ini dilakukan pula penentuan nilai
probability mass function, jika dilakukan PM atau tidak
sebelum pekerjaan ke-i

(7)
Selanjutnya mencari nilai

(8)
Perhitungan tardiness dari tiap pekerjaan yang terdapat
dalam sequence.
Nilai tardiness ( ) memiliki i+1 kemungkinan nilai
(9)
Perhitungan expected tardiness dari tiap pekerjaan yang
terdapat dalam sequence.
(10)
Langkah-langkah di atas dilakukan untuk setiap
pekerjaan yang terdapat dalam sequence.
Perhitungan total biaya tardiness.
Nilai ini diperoleh dari akumulasi perkalian antara
expected tardiness dengan biaya penalti untuk masingmasing pekerjaan
(11)
Langkah-langkah penyelesaian model penjadwalan
produksi dan perencanaan preventive maintenance yang
terintegrasi dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 : Flowchart

HASIL
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan program integrasi penjadwalan. Hasil
yang diberikan dari penelitian ini adalah usulan
penjadwalan produksi dan perencanaan kegiatan
preventive maintenance bagi perusahaan untuk 6 bulan
C-183

Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2008


Bidang Teknik Industri

ke depan, yaitu mulai dari bulan Oktober 2008-Maret


2009 yang dapat dilihat pada Tabel 2.

PEMBAHASAN
Algoritma genetika adalah suatu algoritma pencarian
(searching) berdasarkan cara kerja melalui mekanisme
seleksi alam dan genetik. Tujuannya untuk menentukan
struktur-struktur yang disebut individu berkualitas tinggi
di dalam suatu populasi untuk menghasilkan solusi.
Dengan menggunakan atau memanfaatkan sifat-sifat
sistem biologis, algoritma genetika dapat memberikan
hasil yang memuaskan dalam proses optimasi. Dari
proses penjadwalan dihasilkan penjadwalan produksi
dan perencanaan kegiatan preventive maintenance per
minggunya.
Pada penelitian ini digunakan model matematis dalam
melakukan integrasi penjadwalan produksi serta
perencanaan
kegiatan
preventive
maintenance.
Pendekatan yang digunakan pada model matematis ini
adalah distribusi Weibull. Distribusi ini digunakan
sesuai dengan kondisi mesin PU-80 cabinet injection
yang sudah memasuki periode wear out yaitu sudah
mencapai akhir dari umur pemakaian mesin serta tingkat
kerusakan yang dialami juga cukup tinggi.
Fungsi tujuan dari model matematis ini adalah minimasi
nilai total biaya tardiness. Oleh karena itu kriteria
daripada model penjadwalan yang terintegrasi ini adalah
minimasi tardiness, yaitu keterlambatan pekerjaan.
Selain itu model matematis juga mempertimbangkan
faktor biaya penalti jika terjadi keterlambatan. Biaya
produksi digunakan dalam penentuan biaya penalti
berdasarkan sistem yang terjadi pada perusahaan. Dalam
kenyataannya, produk-produk yang menghabiskan biaya
produksi besar menghasilkan profit/keuntungan yang
sedikit. Oleh karena itu, sebaiknya produk-produk
dengan biaya produksi besar didahulukan atau
diusahakan tidak mengalami keterlambatan.
Dalam metode algoritma genetika. Nilai total biaya
tardiness ini akan menjadi fungsi fitness Nilai ini akan
menjadi kriteria dalam penentuan kromosom terbaik
yang akan dipilih menjadi individu baru. Pada penelitian
ini kromosom yang dipakai ada dua jenis yaitu
kromosom yang mewakili urutan pekerjaan dan yang
mewakili keputusan dilakukannya kegiatan PM. Secara
keseluruhan metode yang digunakan pada kedua
kromosom PM dan job berbeda, baik untuk crossover
dan mutasi, hal ini dikarenakan perbedaan representasi
yang dimilki keduanya. Dalam berbagai perhitungan
yang dilakukan kromosom ini tidak boleh terpisah,
melainkan harus digabung menjadi satu kromosom
untuk menunjukkan integrasi dari dua kegiatan tersebut.
Urutan penjadwalan perusahaan dengan usulan
penjadwalan menggunakan program berbeda dari sisi
penjadwalan produksi dan kegiatan PM. Usulan
penjadwalan menunjukkan adanya kegiatan preventive
maintenance di tengah-tengah produksi. Perusahaan saat
ini menerapkan sistem penjadwalan produksi dan
perencanaan preventive maintenance secara terpisah.
Penjadwalan produksi yang dilakukan belum
C-184

mempertimbangkan kondisi mesin yang mungkin


mengalami kerusakan saat produksi sedang berjalan.
Prioritas penjadwalan yang dilakukan juga dirasakan
kurang tepat karena selama ini perusahaan mengerjakan
pesanan sesuai dengan due date yang paling singkat
yang lebih diprioritaskan. Masalah yang utama diketahui
berasal dari mesin PU-80 cabinet injection yang sering
breakdown dan menghambat proses produksi secara
keseluruhan karena jika mesin ini bermasalah dapat
mengakibatkan penumpukan WIP yang tidak dapat
diproses. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya
keterlambatan pekerjaan pada perusahaan.
Saran yang diberikan pada pihak perusahaan adalah
penjadwalan secara keseluruhan dibuat mengikuti
penjadwalan pada mesin PU-80 cabinet injection.
Berdasarkan hasil pengolahan data serta analisis yang
dilakukan dapat ditarik kesimpulan ,yaitu pertama
integrasi penjadwalan yang diusulkan adalah
penjadwalan pada mesin tunggal khususnya pada mesin
PU-80 cabinet injection. Hal ini dikarenakan mesin ini
paling bermasalah berdasarkan total downtime mesin
dan nilai loss production. Selain itu pada usulan
penjadwalan produksi dan perencanaan preventive
maintenance periode 6 bulan mendatang diperlukan
adanya kegiatan penggantian komponen kritis chemical
filter setiap minggu, lalu penggantian komponen kritis
multivalve pada minggu III bulan Desember 2008, serta
penggantian komponen kritis multivalve pada minggu I
bulan Maret 2009.
Dengan diterapkannya sistem penjadwalan produksi dan
preventive maintenance yang terintegrasi diharapkan
yaitu pertama pembuatan jadwal produksi dan
perencanaan
kegiatan
preventive
maintenance
membutuhkan waktu yang lebih singkat dan dengan
adanya integrasi dapat memberikan waktu yang tepat
bagi kegiatan preventive maintenance, yaitu penggantian
komponen kritis tanpa harus menghentikan kegiatan
produksi. Kedua, kemungkinan mesin mengalami
kerusakan akan menjadi lebih kecil bila perencanaan
kegiatan preventive maintenance dilakukan dengan
benar, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan
lancar. Yang terakhir adalah keterlambatan pekerjaan
dapat diminimasi jika mesin dapat beroperasi dengan
baik dan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
Sebagai alat bantu dalam mempermudah pembuatan
penjadwalan produksi dan perencanaan preventive
maintenance, peneliti telah merancang sebuah program.
Dengan adanya program ini perhitungan dapat dilakukan
dengan cepat dan hasil yang diberikan juga lebih akurat.
Peneliti menyarankan pada pihak perusahaan untuk
menerapkan program aplikasi penjadwalan produksi dan
perencanaan preventive maintenance yang terintegrasi,
serta penjadwalan yang dilakukan pada mesin-mesin
produksi lainnya sebaiknya disesuaikan dengan mesin
PU-80
cabinet
injection
untuk
menghindari
keterlambatan pekerjaan.

ISBN : 978-979-3980-15-7
Yogyakarta, 22 November 2008

DAFTAR PUSTAKA
[1] Amrine, Herald T. (1982). Manufacturing
Organization and Management, 3rd edition. New
Jersey : Prentice Hall.
[2] Arslanolu, Yilmaz. (2006). Genetic Algorithm for
Personnel Assignment Problem with Multiple
Objectives. Master Thesis. Middle East Technical
University.
[3] Assauri, Sofjan. (1993). Manajemen Produksi dan
Operasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia.
[4] Bedworth, David D., Bailey, James E. (1987).
Integrated Production Control System. New York :
John Wiley & Sons, Inc.
[5] Cassady, C.Richard., Kutanoglu E. (2003).
Minimizing job tardiness using integrated
preventive maintenance planning and production
scheduling. IIE Transactions, Vol. 35, no. 6, pp.
503-513.
[6] Corder, Anthony. (1992). Teknik Manajemen
Pemeliharaan. Jakarta : Erlangga.

C-185

[7] Ebeling, Charles E. (1997). Reliability and


Maintainability Engineering. Singapura : Mc GrawHill.
[8] Gen, Mitsuo., Chang, Runwei. 1(997). Genetic
Algorithms and Engineering Design. New York:
John Wiley & Sons, Inc.
[9] Goldberg, David E. (1989). Genetic Algorithms In
Search, Optimization, and Machine Learning.
Massachusetts : Addison Wesley Publishing
Company, Inc.
[10] Levitt, Joel. (2003). Complete Guide to Preventive
and Predictive Maintenance. New York : Industrial
Press, Inc.
[11] Nasution, Arman H. (2003). Perencanaan dan
Pengendalian Produksi. Surabaya : Guna Widya.
[12] Pinedo, Michael. (1995). Scheduling Theory,
Algorithms and Systems. New Jersey : Prentice
Hall, Inc.
[5] Senecal, Peter K. (2000). Numerical Optimization
Using The Gen4 Micro-Genetic Algorithm Code.
Draft Manuscript. Universityof WisconsinMadison.

Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2008


Bidang Teknik Industri
Tabel 2 : Usulan Penjadwalan Produksi dan Perencanaan Kegiatan Preventive Maintenance
Komponen Kritis
Periode
Minggu
Sequence
Yang Diganti
I
J2-J1-PM-J7-J8-J6-J5-J3-J9-J4-J10
chemical filter
II
PM-J4-J8- J1-J2-J6-J3-J7-J5-J9
chemical filter
Oktober
III
J6-PM-J1-J7- J2-J3- J4-J5-J8
chemical filter
IV
PM-J2-J6- J8-J1-J7-J3-J4-J5
chemical filter
I
J2- J1- J8-PM-J6- J3-J7-J9-J4-J5
chemical filter
II
PM-J1-J2-J5-J3-J4-J7-J8-J9-J6
chemical filter
November
III
J5-PM-J1-J3- J7-J6- J2-J8-J4
chemical filter
IV
J1-PM-J2-J5- J3-J4- J7-J8-J6
chemical filter
I
PM-J5- J3-J1- J2-J8- J4-J6-J7
chemical filter
II
J5-PM-J2-J1- J6-J3- J4-J8-J7
chemical filter
Desember
III
PM-J7- J5-J2- J1-J6- J3-J4-J8
multivalve
IV
PM-J5- J7-J1- J2-J4- J6-J9-J3-J8
chemical filter
I
J5- J2-J3- J7-J1- J4-J6- PM-J8
chemical filter
II
PM-J5- J1-J2- J8-J6- J3-J7-J4
chemical filter
Januari
III
J5-J8-J2- J3- J6- PM -J1-J4-J7-J9
chemical filter
IV
PM-J7- J5-J2- J1-J3- J4-J8
chemical filter
I
J5- J3- J2 J4-PM J6-J7-J1-J8
chemical filter
II
J5-PM-J1-J7- J6-J8- J2-J3-J4
chemical filter
Februari
III
J7- J6- J8 -PM -J2-J3-J5-J1-J4
chemical filter
IV
PM-J1- J2-J5- J3-J4- J7-J8-J9-J6
chemical filter
I
J6-PM-J1-J7- J2-J3- J4-J5-J8
head
II
J2- J1- J8-PM-J6- J3-J7-J9-J4-J5
chemical filter
Maret
III
J5- J3- J2 J4-PM J6-J7-J1-J8
chemical filter
IV
PM-J5- J7-J1- J6-J4- J3-J2-J8
chemical filter

C-186

You might also like