Topik ini sebenarnya merupakan topik yang sangat menarik dalam iman Kristen, sehingga perumusan atau penjelasan mengenai Roh Kudus dan Trinitas ini cukup mendapat sambutan yang luar biasa. Doktrin ini sejatinya kita dapat melihat bahwa,...
moreTopik ini sebenarnya merupakan topik yang sangat menarik dalam iman Kristen, sehingga perumusan atau penjelasan mengenai Roh Kudus dan Trinitas ini cukup mendapat sambutan yang luar biasa. Doktrin ini sejatinya kita dapat melihat bahwa, doktrin Trinitas itu bukan ciptaan orang Kristen semata tetapi itu merupakan perwujudan dari kepenuhan bagi Allah yang dinyatakan dalam sejarah. Bila kita melihat secara ontologi, kita tidak bisa menafikan bahwa Allah itu bernatur "Trinitarian" (Bapa, Firman dan Roh Kudus). Berbicara mengenai realisasi dari personalitas Allah tidak ada yang benar-benar tunggal atau satu, semua itu tidak pernah tunggal yang benar-benar satu. Semua selalu dimulai dari "Dual" atau dua. Bila melihat eksistensi dalam benda, itu hanya mencakup "dual" (eksistensi dan juga nama dari benda itu). Sedangkan pada konteks Nature manusia itu polanya "Trinitarian", jadi ada eksistensi kemanusiaan kita, lalu ada roh kita yang membuat kita hidup sebagaimana Allah menghembuskan nafas kepada Adam pada saat penciptaan dan juga nama dari nature kita. Maka dengan demikian manusia tidak pernah selalu datangnya tunggal, pasti selalu "Trinitarian". Jadi bila kita melihat gambaran secara logis dengan dataran pengertian yang lebih kepada Humanitas kita maka tidak ada alasan untuk menolak "Trinitas". Terkadang kita suka terbentur dengan persoalan "Logos" menjadi manusia. Bila kita bertanya mengapa Allah harus menjelma menjadi manusia dan tidak menjadi yang lain ? Jawabannya apa kepentingannya sehingga Allah harus menjadi yang lain ? Jadi dalam hal ini Allah menjadi manusia karena ada keperluan dalam konteks penebusan. Penebusan sebagaimana dalam perjanjian lama itu memiliki konsep kurban yang dipersembahkan oleh Nabi dan juga orang Israel sebagai pengganti dari manusia yang berdosa. Sekarang bila kita cermati seandainya manusia yang berdosa itu harus dihukum mati, pertanyaannya: Adakah manusia sekarang yang hidup di hadapan Allah yang tidak berdosa? Jawabannya jelas tidak ada, karena semua manusia itu berdosa maka kecenderungan hatinya melahirkan dosa, dan semua itu kita terima dari dosa Adam dan Hawa. Kalau mengikuti pola pikir kita mana mungkin ada manusia di bumi ini yang dapat menebus dosanya. Maka dari itulah kepentingan dari inkarnasi logos menjadi manusia itu tidak bisa dilepaskan.