Philantrophy

This paper explores interconnections between nationhood and philanthropy: namely, how philanthropy works as a domain of meaningful social practice framed by national ideologies, and how interpretations born in the institutional contexts of philanthropy may play a central role in making sense of the nation. We observe how various divisions inherent in philanthropic practices – between helpers and the helped, and between those who take part in helping as opposed to those who do not – become reflected in concepts of nationhood shaped by these activities. The study of two cases – first, the philanthropic actions of Hungarian citizens towards Hungarian minority communities in Ukraine and Romania, and second, humanitarian volunteer initiatives aimed at supporting refugees during the summer of 2015 in Hungary – makes it possible to understand how philanthropic practices become a site for reproducing competing definitions of nationhood.

Telah banyak kemajuan di segala lini kehidupan yang telah dicapai oleh pembangunan. Namun tak bisa dipungkiri, masih banyak lapisan masyarakat yang tertinggal oleh laju pembangunan karena berbagai sebab. Selain peran pemerintah, peran entitas non-negara seperti lembaga filantropi Islam dalam menjawab masalah ini terlihat kian signifikan. Beberapa studi terdahulu telah mengekplorasi berbagai aspek dari gerakan filantropi Islam, khususnya di Indonesia. Artikel ini fokus pada bentuk-bentuk program dan strategi mobilisasi sumber daya dan partisipasi publik dalam gerakan filantropi. Data dalam artikel ini diambil melalui sebuah riset lapangan pada aktifias fintropis Lazis Muhammadiyah di wilayah Kalasan, Sleman, DIY. Lazismu di wilayah ini melakukan berbagai program pemberdayaan, seperti bedah atau memperbaiki rumah yang tidak layak, pembangunan warung sederhana untuk seseorang yang butuh pekerjaan, pendidikan untuk anak-anak baik melalu penyaluran beasiswa maupun pengasuhan di asrama. Riset ini menemukan bahwa penciptaan ruang partisipasi untuk penerima bantuan dan orang-orang di sekitarnya menjadi kunci efektifitas dan efisiensi sebuah gerakan filantropi. Partisipasi dapat didorong mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan program pemberdayaan masyarakat. Sinergi antara misi organisasi dan solidaritas yang ada di masyarakat menjadikan proses mobilisasi sumber daya dan partisipasi publik berjalan dengan relatif mudah.