~9
r
2
ANTOLOGI
BIOGRAFIPENGARANG
SUMATERA SELATAN
B. Trisman
Wenny Oktavia
Nurhayat Arif Permana
Dian Susilastri
PERPUSTAW.l^
FUSAT BAHASA
EN PENDiDIKAN NASIONAL
00005104
BALAI BAHASA PELEMBANG
(PROVINSI SUMATERA SELATAN)
PUSAT BAHASA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2007
perhust;^ kaa H PUSAT BAHASA
^
Klasifikas!
■ <zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
No. Induk:
Tgl.
AAlT
a
Ttd.
:
i
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Penyunting Naskah
Linny Oktoviany
Penyusun
B. Trisman, Wenny Okavia, Nurhayat Arif Permana, Dian Susilastri
Pewajah Kulit
Supriyadi
Edisi I
2007
Percetakan
CV, Mitra Sarana Sukses
Balai Bahasa Palembang (Prov. Sumatera Selatan)
Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional
Komplek Taman Budaya Sriwijaya
Jalan Seniman Amri Yahya, Jakabaring
Palembang
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruh, dilarang diperbanyak
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal
pengutipan untuk keperluan penulisan aitikel atau karangan ilmiah
Katalog dalam Terbitan(KDT)
899.223.109
TRI
Trisman, B.(et al)
a
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Palembang:
Balai Bahasa, 2006
ISBN 979-96279-31
1. Pegarang Sumatera Selatan-Antologi
2. Sastra Indonesia-Pembinaan
KATAPENGANTAR
KEPALA PUSAT BAHASA
Masalah kebahasaan dan kesastraan di Indonesia tidak terlepas dari
kehidupan masyarakat pendukungnya. Dalam kehidupan masyarakat
Indonesia telah terjadi berbagai perubahan baik sebagai akibat tatanan
kehidupan dunia yang baru, globalisasi, maupun dampak perkembangan
teknologi informasi yang amat pesat. Kondisi itu telah mempengaruhi
perilaku masyarakat Indonesia. Gerakan reformasi yang bergulir sejak 1998
telah mengubah paradigma tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bemegara. Tatanan kehidupan yang serba sentralistik telah berubah ke
desentraUstik, masyarakat bawah yang menjadi sasaran (objek)kini didorong
menajdi pelaku (subjek) dalam proses pembangunan bangsa. Oleh karena
itu, Pusat Bahasa dan Balai Bahasa harus mengubah orientasi kiprahnya.
Sejalan dengan perkembangan yang teijadi tersebut,Pusat Bahasa dan Balai
Bahasa berupaya meningkatkan mutu pelayanan kebahasaan dan kesastraan
kepada masyarakat. Salah satu upaya peningkatan pelayanan itu ialah
penyediaan bahan bacaan. Penyediaan bahan bacaan ini sebagai salah satu
upaya peningkatan minat baca menuju perubahan orientasi dari budaya
dengar-bicara ke budaya baca-tulis.
Dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia, Presiden telah
mencanangkan "Gerakan Nasional Peningkatan Mutu Pendidikan" pada
tanggal 2 Mei 2002 dan disertai dengan gerakan "Pengembangan
Perpustakaan" oleh Menteri Pendidikan Nasional serta disambut oleh Ikatan
Penerbit Indonesia dengan "Hari Buku Nasional" pada tanggal 17 Mei
2002. Untuk menindaklanjuti berbagai upaya kebijakan tersebut, Pusat
Bahasa dan Balai Bahasa berupaya menerbitkan basil penelitian bahasa dan
111
sastra untuk menyediakan bahan bacaan dalam rangka pengembangan
perpustakaan dan peningkatan minat baca masyarakat.
Dalam upaya penyedian bahan bacaan di tingkat pendidikan tinggi
dan masyarakat pada umumnya, Balai Bahasa Palembang menerbitkan
Pedoman Ejaan Bahasa Palembang (Provinsi Sumatera Selatan) yang
memuat panduan penulisan dalam bahasa Palembang. Penerbitan Pedoman
Ejaan Bahasa palembang ini tidak terlepas dari keija sama yang balk dengan
berbagai pihak, terutama para penulis. Untuk itu, kepada Sdr. B.Trisman,
Dora Amalia, dan Dyah Susilawati, saya sampaikan terima kasih dan
penghargaan yang tulus.
Mudah-mudahan buku ini dapat memberikan manfaat bari para
pembacanya serta berdampak pada peningkatan minat baca dalam upaya
peningkatan wawasan bahasa dan sastra di Indonesia dan daerah menuju
peningkatan mutu sumber daya manusia.
Jakarta, September 2007
IV
Dr. Dendy Sugono
SEKAPURSIRIH
KEPALA BALAI BAHASA PALEMBANG
Masalah bahasa dan sastra di Indonesia berkenaan dengan tiga masalah
pokok, yaitu masalah bahasa nasional, bahasa daerah, dan bahasa asing.
Ketiga masalah pokok itu perlu digarap dengan sungguh-sungguh dan
berencana dalam rangka pembinaan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah.
Sehubungan dengan bahasa nasional, pembinaan bahasa ditujukan pada
peningkatan mutu pemakaian bahasa Indonesia,sedangkan pengembangan
bahasa pada pemenuhan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi
nasional dan sebagai wahana pengungkap berbagai aspek kehidupan,sesuai
dengan perkembangan zaman (Alwi, 1998:V).
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pusat Bahasa dan semua UPT-nya
yang tersebar di sejumlah propinsi melakukan kegiatan kebahasaan dan
kesastraan, seperti (1) pembakuan ejaan, tata bahasa, dan istilah; (2)
penyusunan kamus bahasa Indonesia dan kamus bahasa daerah serta kamus
istilah dalam berbagai bidang ilmu;(3)penyusunan berbagai buku pedoman
kebahasaan dan kesastraan; (4) penerjemahan karya kebahasaan,
kesusastraan, dan buku acuan ke dalam bahasa Indonesia;(5)pemasyarakatan
bahasa;(6)pengembangan pusat informasi kebahasaan melalui inventarisasi
dan pembinaan jaringan kebahasaan; serta (7) pengembangan lembaga,
bakat, prestasi dalamn bidang bahasa dan sastra melalui penataran,sayembara
mengaang,serta pemberian penghargaan. Kegiatan kebahasaan dan kesastraan
yang dilaksanakan itu diharapkan dapat menjadi wahana dalam penbingkatan
mutu penggunaan bahasa Indonesia serta mendorong pertumbuhan dan
peningkatan apresiasi masyaraklat terhadap bahasa dan sastra Indonesia
dan daerah.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pedoman kebahasaan
dan kesastraan, Pusat Bahasa dan UPT-UPT-nya—melalui Bagian Proyek
Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Darah di beberapa propinsi-menyusun berbagai pedoman kebahasaan dan kesastraan. Pada tahun
anggaran 2004, Balai Bahasa Palembang menyusun Pedoman Ejaan Bahasa
Palembang. Terwujudnya upaya penyusuan ini tidak terlepas dari kerja
sama berbagai pihak, seperti tim penyusun dan pengelola Bagian Proyek
Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Provinsi Sumatera
Selatan. Untuk itu, Balai Bahasa Palembang menyampaikan ucapan terima
kasih dan pengharagaan yang tulus kepada tim penyusun. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Sdr. Aminulatif, .S.E., Pemimpin Bagian
Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesian dan Daerah Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2004—beserta staf yang telah menyiapkan
penyusunan iniMudah-mudahan hasil penyusunan ini bernianfaat bagi peminat bahasa
dan sastra daiam penyediaan sarana pembinaan bahasa dan sastra.
Palembang, September 2007
VI
Drs. B. Trisman, M.Hum.
KATA PENGANTAR
Ada tiga pumpunan utama ketika para peneliti menelaah sastra, yaitu
(1) sistem produksi sastra,(2) sistem sastra, dan (3) sistem pembaca.
Produsen yang di dalamnya termasuk pengarang merupakan penghasil
sebuah karya sastra. Selanjutnya,karya sastra yang dihasilkan itu dipasarkan
kepada masyarakat pembaca. Oleh karena itu, ketiga pumpunan tersebut
seyogianya mendapat perhatian yang seimbang dari para peneliti dan
pengamat sastra. Ketiga sistem tersebut merupakan elemen penting karena
memiliki peran dalam kehidupan sastra suatu bangsa. Akan tetapi, setakat
ini osadar atau tidak sadaro perhatian para peneliti dan pengamat sastra
belum merata terhadap ketiga komponen tersebut. Karya setakat ini masih
merupakan iprimadonai pembicaraan para pengamat sastra. Sementara itu,
sisi pengarang dan pembaca kurang tersentuh. Kalaupun ada, porsinya lebih
sedikitjika dibandingkan dengan perhatian terhadap karya sastra itu sendiri.
Di satu sisi, gambaran seperti itu memang merupakan sebuah
kenyataan yang diterima. Akan tetapi, sistem produksi dan sistem pembaca
perlu ditelaah untuk melihat kesimnambungan perjalanan tadisi sastra
tersebut. Yang paling penting lagi,informasi dan dokumentasi tentang kedua
sistem tersebut perlu diupayakan karena merupakan salah satu mata rantai
perjalanan sejarah sebuah budaya.
Berpijak pada landasan tersebut, Balai Bahasa Provinsi Sumatera
Selatanomelalui Bagian Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia
dan Daerah Sumatera Selatan Tahun Anggaran 20036berupaya menyusun
Vll
sebuah antologi yang berisi informasi tentang dunia kepengarangan Sumatera
Selatan. Antologi ini diharapkan sebagai langkah awal bagi Balai Bahasa
Provinsi Sumatera Selatao dalam mengakrabi khazanah sastra di Sumatera
Selatan. Sebagai sebuah langkah awal, penyusunan antologi Biografi
Pengarang Sumatera Selatan ini diharapkan dapat memicu munculnya
pendokumentassan dan peangkajian tentang ketiga unsur yang membangun
tradisi sastra di Sumatera Selatan. Kami berharap agar ada upaya yang lebih
giat lagi dalam menelaair ketiga komponen tersebut di masa mendatang
sehingga didapatkan gambaran yang utuh tentang kehidupan dan
perkembangan khazanah sastra di Bumi Sriwijaya ini.
Penyusunan antologi ini tidak akan pemah terwujud jika tidak
mendapatkan baotuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr. Dendy Sugiono (Kepala Pusat
Bahasa,Departemen Pen<ii<iikan Nasional)dan Drs. H.Fadjri Nashir,B.S.IP,
M.BA(Kepala Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan) yang
telah memberi kepercayaan, dorongan, dan kemudahan bagi tim penyusun
dalam melaksanakan tugas ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada Sdr. Aminulatif, S.E., Pemimpin Bagian Proyek Pengembangan
Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatera Selatan beserta staf yang
telah memberi kesempatarr kepada kami untuk melakukan penyusunan ini.
Di samping itu, penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang
tulus kami sampaikan kepada teman-teman penulis di Sumatera Selatan
yang telah banyak membantu kami, terutama dalam memberikan informasi
tentang dunia kepengarangan Sumatera Selatan. Ucapan terima kasih juga
kami sampaikan kepada teman-teman di Balai Bahasa Provinsi Sumatera
vin
Selatan yang telah mendorong dan membantu kami dalam mengumpulakan
data demi terwujudnya penyusunan ini.
Akhirnya, ada beberapa catatan yang perlu kami kemukakan
sehubungan dengan penyusunan ini. Kami berharap agar dunia kepengarangan
Sumatera Selatan dapat kami ungkapkan secara jelas dalam antologi ini.
Akan tetapi, hal itu belum dapat kami wujudkan karena keterbatasan waktu
dan data yang kami miliki. Ada beberapa nama yang yang pantas hadir
dalam antologi ini, tetapi kami tidak dapat memasukkannya karena sulimya
mendapatkan data tentang yang bersangkutan. Kami berharap agar data
kesastraan di Sumatera Selatan dapat kami miliki sehingga dapat
menyempurnakan antologi ini.
Palembang, September 2006
IX
DAFTARISI
Antologi Biografi Pengantar Sumatera Selatan
i
Katalog dalam Terbitan(KTD)
ii
Kata PenganUer Kepala Pusat Bahasa
iii
Sekapaur Siril& Kepala Balai Bahasa Indonesia
Kata Pengantar Redaksi
v
vii
BAB 1. Pendahuluan
1
BAB 2. Peta Pengarang Sumatera Selatan
7
BAB 3. Biografs Pengarang Sumatera Selatan
BAB 4.Penutup
14
152
BAbol
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Karya sastra pada hakekatnya merupakan peranti komunikasi antara
pengarang dengan pembaca.Pengarang merupakan penyampai pesan,karya
sastra adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang, dan pembaca adalah
penerima pesan. Pesan yang ada dalam karya sastra tidak akan pemah
sampai kepada pembaca jika tidak teijadi komunikasi antara karya sastra
dengan pembacanya. Oleh karena itu, ketiga komponen sastra ituopengarang,
karya, dan pembacaomerupakan tiga unsur yang perlu mendapat perhatian
dan kajian sastra.
Dalam kaitan dengan itu, ketiga komponen itu harusnya mendapat
porsi yang seimbang dalam kajian sastra. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan
bahwa ada ketimpangan dalam mengamati ketiga komponen tersebut.
Setakat ini, penelitian yang ditemukan lebih banyak terpumpun pada
komponen karya sastra. Namun, karya sastra tidak akan pemah ada jika
tidak ditulis oleh pengarang.
Kehadiran sebuah karya sastra tidak muncul secara tiba-tiba. Damono
(1978:1) menyatakan bahwa karya sastra itu tidak jatuh begitu saja dari
langit. Artinya, sebuah karya sastra itu hadir melalui proses yang panjang.
Semua unsur kehidupan dapat ditemukan dalam karya sastra.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
1
Pengarang memiliki peran penting dalam menyuarakan unsur-unsur
kehidupan tersebut dalam karya sastra. Peran itu memungkinkan karena
pengarang sendiri adalah bahagian dari masyarakat yang setiap hari
menyaksikan realitas sosial yang terjadi di sekelilingnya. Bagi seorang
pengarang, realitas sosial yang terjadi di sekelilingnya itu antara lain
merupakan gejala-gejala yang tidak pemah luput dari pengamatannya.
Realitas-realitas sosial tersebut selanjutnya dihinapkan melalui proses
perenungan yang panjang.
Kenyataan-kenyataan yang sesungguhnya teijadi dalam masyarakat
itu selanjutnya diolah kembali oleh pengarang menjadi realitas rekaan dalam
karya cipta mereka. Tentu saja pengarang tidak memindahkan bigitu saja
kenyataan kesejharaian itu ke dalam karyanya.Akan tetapi, kenyataan sosial
diolah dengan mengedepan kreativitas pengarang sehingga memunculkan
sebuah realitas fiktif. Oleh karena itu, kenyataan yang muncul dalam karya
sastra adalah kenyataan fiktif yang sesungguhnya bersumber pada realitas
yang sebenamya.
Sebagai bahagaian dari masyarakat, pengarang selalu bersinggungan
dengan anggota komunitasnya. Interaksi antara pengarang dan anggota
masyarakat tersebut kadangkala melahirkan sesuatu yang bemilai dan ikut
mewamai sisi kepengarangan seseorang. Jika berpedoman kepada pendapat
(Jakobson dalam Hawkes, 1978:85)bahwa pengarang merupakan penyampai
gagasan kepada pembaca melalui karya sastra, biografi pengarang dapat
digunakan untuk menjelaskan proses penciptaan karya sastra dan memahami
karya sastra.
Dalam khazanah sastra Indonesia modem, pembicaraan mengenai
biografi pengarang sudah banyak dilakukan orang. Setakat ini, buku-buku
yang antara ain memuat biografi pengarang adalah (i)Ikhtisar Sejarah
Sastra Indonesia oleh Ajip Rosidi,(2) Laut Biru Langit Biru oleh Ajip
Rosidi,(3) Kesusastraan Indonesia Modem dalam Kritik dan Esai oleh
2 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
H.B. Jassin,(4) Leksikon Kesusastraan Indonesia Modem oleh Pamusuk
Eneste,(5) Sejarah Sastra Indonesia Modem oleh Wirjosoedarmo,(6)
Cerita Pendek Indonesia oleh Setyagraha Hoerip,(7)Pokok dan Tokoh
oleh A.Teeuw,(8)Biografi Pengarang Indonesia oleh Anita K. Rustapa
dkk., dan (9)Antologi Biografi Tiga Puluh Pengarang Sastra Indonesia
Modem oleh Atisah dkk.
Berdasarkan paparan terdahulu itu, Tim Balai Bahasa Provinsi
Sumatera Selatan merasa perlu untuk melengkapi khazanah sastra Indonesia
modem dengan penyusunan antologi biografi pengarang-pengarang Sumatera
Selatan. Hal itu penting dilakukan karena membantu masyarakat dalam
ketersediaan informasi mengenai dunia kepengarangan pengarang Sumatera
Selatan. Melalui penyusunan ini diharapkan akan terhimpun informasi
tentang riwayat hidup dan karya-karya pengarang Sumatera Selatan dalam
sebuah antologi.
I.2
Masalah
Berdasarkan paparan pada subbagian latar belakang, pumpunan
masalah yang menjadi pokok pembicaraan dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.
Bagaimanakah latar belakang kehidupan pengarang Sumatera Selatan,
terutama berkaitan dengan latar belakang kehidupan keluarga,
pendidikan, pekerjaan, dan kesastraannya?
2.
Apa saja genre sastra yang dihasiikan pengarang Sumatera Selatan?
3.
Adakah karya-karya pengarang Sumatera Selatan ditanggapi atau
dibicarakan oleh penulis-penulis lain?
1.1
Tlijuan
Tujuan dari penyusunan antologi pengarang Sumatera Selatan ini
antara lain menjawab ketiga permasalahan yang telah dirumuskan terdahulu.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 3
Dari jawaban-jawaban tersebut diharapkan dapat dihimpun biografi pengarang
Sumatera Selatan. Akan tetapi, penyusunan ini secara operasional bertujuan
sebagai berikut.
1.
Menggali dan menyusun latar belakang kehidupan pengarang
Sumatera Selatan yang meliputi latar belakang keluarga, latar belakang
pendidikan, latar belakang, pekeijaan, dan latar belakang kesastraan.
2.
Menelusuri dan mengumpulkan karya-karya pengarang Sumatera
Selatan sehingga dapat diketahui peta penulisan sastra di Sumatera
Selatan.
3.
Menelusuri dan mengumpulkan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan
pembicaraan karya pengarang Sumatera Selatan.
1.4
Hasil yang Diharapkan
Sementara itu, hasil yang diharapkan dari penyusunan ini adalah
berupa naskah yang berisi informasi tentang riwayat hidup dan karya-karya
pengarang Sumatera Selatan. Naskah tersebut diharapkan dapat menjadi
wahana informasi bagi pembaca dalam mendapatkan gambaran tentang
para pengarang Sumatera Selatan. Tentu saja harapan lain dari kehadiran
naskah ini adalah adanya acuan yang lengkap bagi pembaca dalam menelusuri
dunia kepengarangan para pengarang Sumatera Selatan tersebut.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah mengumpulkan data dan
menyusun biografi pengarang Sumatera Selatan. Tulisan-tulisan tentang
pengarang Sumatera Selatan mungkin pemah dipublikasikan di berbagai
media. Akan tetapi, tulisan-tulisan itu mungkin masih bempa tulisan-tulisan
lepas yang belum memuat informasi tentang dunia kepengarangan pengarang
Sumatera Selatan secara utuh. Oleh karena itu, tim peneliti mencoba
mengumpulkan data-data tentang dunia kepengarangan pengarang Sumatera
4 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Selatan. Data-data tersebut diolah menjadi sumber informasi dan dihimpun
dalam sebuah antologi.
1.5
Kriteria
Meskipun Sumatera Selatan termasuk salah satu daerah yang benyak
memberikan sumbangan terhadap khazanah sastra Indonesia modern,
masyarakat pembaca masih kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang
para penulis daerah ini. Oleh karena itu, perlu diupayakan sumber acuan
yang memuat latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, latar
belakang kesastraan,serta informasi tentang karya-kaxya pengarang Sumateras
Selatan.
Menghubungkan tradisi sastra dengan suatu daerah merupakan
sebuah pekerjaan yang berat. Akan tetapi, hal itu perlu dilakukan sebagai
upaya untuk melihat kehidupan sastra daerah tersebut. Berkaitan dengan
itu, para penulis yang datanya akan dimuat di dalam antologi ini diupayakan
adalah mereka yang ibersinggungani dengan Sumatera Selatan. Untuk
tujuan tersebut, kami bersepakat untuk mendata semua penulis yang
bersinggungan dengan Sumatera Selatan. Kebersinggungan tersebut antara
lain (1)berasal dari salah satu daerah di Sumatera Sealatan serta lahir dan
berkarya di Sumatera Selatan,(2) berasal dari salah satu daerah di Sumatera
Selatan dan lahir di Sumatera Selatan, tetapi berkarya di daerah lain,(3)
berasal dari salah satu daerah di Sumatera Selatan, tetapi lahir dan berkarya
di tempat lain,(4) berasal dari daerah lain, tetapi lahir di Sumatera Selatan,
kemudian berkarya di tempat lain, dan (5) berasal dan lahir dari daerah
lain, tetapi berkarya di Sumatera Selatan.
Berdasarkan paparan di atas, kamiopada dasamyaoingin memasukkan
semua penulis Sumatera Selatan ke dalam antologi ini. Akan tetapi, tentu
saja tidak semua data penulis Sumatera Selatan terhimpun dalam buku ini.
Untuk itu, kami melakukan pembatasan dengan menggunakan kriteria
sebagai berikut.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 5
Penulis yang telah menerbitkan buku dan telah mempublikasikan karyakaryanya dalam media masa, baik lokal maupun nasional.
Penulis yang telah mempublikasikan karya-karyanya di media massa, baik
lokal maupun nasional. Namun, karya-karyanya belum dimuat dalam
terbitan, baik antologi bersama maupun antologi mandiri.
Penulis yang telah menerbitkan karyanya dalam bentuk antologi, baik
bersama maupun mandiri.
6 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
B^bnl
PETA KEPENGARANGAN
SUMATERA SELATAN
2.1
Peta Kepengarangan
Kehidupan dunia kesusastraan modem dan keaktifan para pengarang
Sumatera Selatan melahirkan karya-karya mereka sudah dimulai sejak
sebelum kemerdekaan. Hal itu setidak-tidaknya dapat ditelusuri dari
munculnya penerbitan surat kabar di kota Palembang. Pada awal abad ke19, sudah ada surat kabar (Soeloeh Sriwijaya) yang terbit di Palembang.
Media tersebut menggunakan bahasa Melayu yang bercampur dengan
bahasa Tionghoa. Akan tetapi, data tentang kehidupan sastra di Sumatera
Selatan tidak dapat digali dari sumber tersebut karena minimnya informasi
dan dokumentasi yang menyimpan fakta tentang itu.
Jauh setelah itu, barulah khalayak sastra melihat igeliati kehidupan
sastra di Bumi Sriwijaya. Hal itu antara lain ditandai dengan mulai tingginya
frekuensi kehadiran karya-karya pengarang asal Sumatera Selatan dalam
khazanah sastra Indonesia modem. Untuk sekadar menyebut nama, ada
beberapa pengarang Sumatera Selatan yang aktif menyumbangkan karyakarya mereka terhadap kehidupan sastra di tanah air, seperti Hamidah, Bur
Rasuanto, A. Bastari Asnin, K. Usman,B. Yass, Alex Leo Zulkamain, dan
Iain-lain. Kemungkinan masih ada nama lain yang belum sempat tercatat
dalam peta kepengarangan Indonesia. Nama-nama yang disebutkan terdahulu
itu dikenal publik (sastra) tanah air karena keaktifan mereka mengirimkan
karya-karya mereka secara rutin ke berbagai koran dan majalah terbitan
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 7
ibukota dan kota-kota lain di Indonesia. Di samping itu, merekajugamenulis
sejumlah buku. Para pengarang tersebut, pada umumnya, memang tinggal
di Jakarta dan beigaul erat dengan para pengarang yang mengelola sejumlah
media dan penerbitan.
Sebetulnya, masih banyak pengarang yang menulis sastra secara
terus-menerus di Sumatera Selatan. Namun, data tentang karya-karya
pengarang Sumatera Selatan tersebut sulit dilacak karena tidak ada yang
mencatat atau menyimpan arsip-arsip tersebut. Seperti kita ketahui, B.Yass
yang sudah sejak akhir tahun 1950-an bermukim di Palembang, banyak
mempublikasikan karya-karyanya di luar kota Palembang. Selain menulis
karya sastra (roman, novel, dan cerita pendek), B. Yass juga seorang
wartawan. B. Yass pemah memimpin beberapa koran terbitan Palembang.
Profesi B.Yass sebagai jumalis itu setidak-tidaknya membantu penyebaran
karya-karyanya. Hdak heran jika karya-karyanya muncul di beberapa koran
dan media penerbitan lain di ibukota meskipun berdomisili di Palembang.
Tidak banyak penulis Sumatera Selatan yang mampu berbuat seperti B.
Yass.
Sebelum dekade tahun 1980-an, tidak banyak orang mengingat dan
mencatat nama-nama pengarang Sumatera Selatan. Sekadar mengingat
beberapa nama saja, khazanah sastra Sumatera Selatan pemah dihiasi oleh
karya-karya pengarang seperti Awu Samidah,K.Arpan,Yas Budaya,Ismail
Djalili, Zainal Abidin Hanif, dan Iain-lain. Mereka dikenal karena sering
mengisi acara-acara sastra di RRI dan beberapa di antara mereka mengirimkan
tulisannya ke beberapa majalah ibukota. K. Arpanomisalnya—sebelum
menjadi wartawan, beberapa cerpen karya pengarang itu pemah dimuat di
majalah-majalah terbitan Jakarta. Yas Budaya memang mengasuh acara
sastra dan fragmen di RRI. Sementara itu, Zainal Abidin Hanif bersama
Sanggar Sastranya mtin mengisi acara baca puisi di RRI Stasiun Palembang.
Untuk keperluan memudahkan dalam penelusuran data-data yang
diperlukan, penulis bersepakat untuk mengadakan pembabakan khazanah
8 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
sastra Sumatera Selatan ke dalam beberapa bagian. Berdasarkan realitas
yang ada, tim penyusunan mencoba membagi kehidupan sastra di Sumatera
Selatan—khususnya Palembang—menjadi tiga tonggak, yaitu(1)Tonggak
Balai Prajurit Sekanak (pra-1980),(2)Tonggak Sanggar Sastra (1970-an-1980-an), dan(3)Tonggak Taman Budaya(1980-sekarang).Akan tetapi,
pembagian ini tentu saja perlu dikaji ulang dan disempumakan. Nainun,
penulis melakukan cara seperti itu semata-mata dengan maksud memudahkan
pelacakan sumber-sumber data yang diperlukan.
Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa peta kepengarangan
sastra di Sumatera Selatan agak sulit disusun karena minimnya informasi
tertulis tentang itu. Penyebab lain dan dirasakan sebagai alasan utama
adalah belum adanya koran atau harian yang terbit secara berkala yang
memuat karya-karya sastra. Pada saat itu, aktivitas berkesenian banyak
difokuskan di Balai Prajurit sebagai salah satu gedung pertunjukkan paling
representatif di Kota Palembang. Banyak naskah lakon yang dipentaskan
di gedung tersebut. Beberapa tokoh kesenian yang barangkali tidak dicatat
sejarah juga pemah mementaskan naskah drama mereka di tempat itu. Pada
masa itu, banyak penulis dan pengarang Sumatera Selatan yang menggubah
sajak atau cerpen menjadi naskah pementasan. Dari sini barangkali kita
bisa memulai dengan sebuah nama besar dalam sastra Indonesia, yaitu
Baharuddin Yassin Simbolon atau dikenal dengan nama penanya B. Yass.
Beliau bukan saja dikenal sebagai sastrawan angkatan 66, tetapi juga
wartawan kawakan yang malang-melintang di dunia pers lebih dari setengah
abad. Disamping ituosebagaimana Pandir Kelana atau Trisno YuwonooB.
Yass adalah seorang tentara.
Selain B. Yass, ada juga nama Mochdas Abah Permana—seorang
guru—yang diam-diam tetap menulis sajak yang puluhan tahun kemudian
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 9
baru dia bukukan. Di samping itu, Awu Samidah, K. Arpan, Ismail Djalili
dan Iain-lain juga menulis dan tetap menulis. Cerpen-cerpen K. Arpan
bahkan beberapa dimuat di beberapa majalah ibukota. Tentu saja banyak
nama-nama lain yang turut berkiprah dan memberikan kontribusi besar
dalam dunia kepengarangan di Sumatera Selatan, seperti Mochdas Abah
Permanaoseorang guruoyang diam-diam tetap menulis sajak yang puluhan
tahun kemudian baru ia bukukan.
Pada tahun 1970-an, seiring dengan mulai maraknya perkembangan
audio broadcast dan audio visual beroperasi di Palembang, kiprah pengarang
sastra pun mulai dibutuhkan, temtama dalam mengisi program acara media
elektronik, khususnya RRI Stasiun Palembang. Stasiun milik pemerintah
itu secara rutin memperdengarkan drama radio, pembacaan puisi, dan
aktivitas sastra lainnya. Mulai saat itu, merebaklah kegiatan sastra di kota
Palembang. Setelah itu, bermunculan berbagai sanggar, seperti Sanggar
Prativi dan Sanggar Sastra yang mengasuh acara-acara tersebut di RRI dan
TVRI. Nama-nama seperti Zainal Abidin Hanif, Yas Budaya, Ivan M.R.,
dan Iain-Iain menjadi terkenal di kalangan masyarakat,khususnya komunitas
sastra Sumatera Selatan. Zainal Abidin Hanif yang mendirikan Sanggar
Sastra secara rutin setiap Minggu sore mengasuh acara sastra di RRI. Dari
sini kemudian banyak sekali muncul nama-nama yang kemudian melanjutkan
diri tetap menulis, seperti Emi Deseri, Hesma Eryani, A. Jalius Marbey,
Z.A. Narasinga, dan Iain-lain.
Kehidupan sastra tambah semarak ketika Taman Budaya Sriwijaya
didirikan pada awal tahun 1980-an. Di samping menjadi ajang kreativitas,
Taman Budaya juga sering dijadikan tempa^jkongkow-kongkowi para
1
10
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
l
^'
P U S A T B AH ASA
DEPARTEMEN FENniDlKAN NASiONAL
seniman. Kelompok-kelompok teater Sumatera Selatan lalu mengadakan
lomba pembacaan puisi. Oleh karena tingginya frekuensi lomba seni di
kota Palembang, mereka membutuhkan banyak puisi untuk dilombakan.
Pada saat iniiah, anak-anak muda ramai-ramai menulis puisi. Pada saat itu
juga muncul teater-teater kampus yang juga melahirkan banyak penulis
puisi.
Di samping aktivitas Taman Budaya Sriwijaya(TBS),juga muncul
beberapa kelompok organisasi penulis seperti KSKKM (Komunitas Seni
Kebudayaan Kali Musi) yang dipimpin oleh Tarech Rasyid dan IPMP
(Ikatan Penulis Muda Palembang) yang dipimpin oleh S.N. A1 Sadjidi.
Kelompok ini sering membuat acara diskusi, penerbitan majalah kebudayaan
dan acara-acara yang berkaitan dengan seni sastra. Sayang,geliat kantongkantong seni ini tidak bertahan lama karena menyempitnya sarana yang
mampu mendorong kreativitas mereka.
Selain puisi memang dibutuhkan untuk kegiatan lomba, pembacaan
puisi sangat dekat dengan aplikasi dalam teater. Kelompok teater muncul
bagai jamur di musim hujan.Di samping itu, bermunculan pula paguyuban
dan asosiasi para penulis. Era ini bisa disebut sebagai iera emasi kehidupan
sastra dan teater di Palembang. Teater Kembara merupakan sebuah teater
yang melahirkan banyak sekali seniman, yang kemudian juga menulis karya
sastra, seperti puisi, cerpen, dan naskah-nasfkah panggung. Nama-nama
yang barangkali dapat disebutkan seperti Asiiel Chaniago,Jaid Saidi,Toton
Daii Permana,Yos Elyas,Yunen Asmara yang meskipun lebih tepat disebut
tokoh teater, tetapi mereka juga menulis. Dari sini, lalu bermekaranlah
teater-teater lain seperti Teater SAS, Teater Potlot, Teater Apa, Teater
Gembel,Teater 707 dan masih banyak lagi. Lalu kemudian muncul pula
para penulis seperti Anwar Putra Bayu,Koko Bae,F.J. Adjong,Yan Romain,
Harris Chinamon,Iqbal J.Permana,J.J. Polong,Tommy 3A,Anto Narasoma,
Gusdjanjara Ami,dan Iain-lain. Teater Potlot dalam hal ini sangat istimewa
dalam melahirkan para penulis. Sejak tahun 1990-an,teater yang dipimpin
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 11
Anwar Putra Bayu ini banyak sekali memunculkan para penulis sastra,
sebut saja nama Dimas Agoes Pelaz, Connie C. Sema,Take B.M. Leona
(Muntako),T. Wijaya, Sumarman, Mulyadi J. Amalik, dan Iain-lain. Pada
awal 1990-an pula, beberapa penulis muncul secara mengejutkan, seperti
Purhendi,Imron Supriyadi,A.Rapani Igama,S.N. A1 Sadjidi,Ine Somad,
T. Junaidi, Nurhayat ArifPermana,Yudhy Syarofie,dan Jajang R.Kawentar.
***
Munculnya koran di Palembang tak bisa dipungkiri menjadi pemicu
paling besar bagi kelahiran para penulis. Di samping itu, TVRI stasiun
Palembang yang memunculkan era fragmen ke sinetron juga melahirkan
para penulis naskah-naskah drama.
Sekitar awal tahun 1980-an, sebuah buletin mingguan bemama
Media Guru menjadi ajang para penyair untuk menerbitkan karya-karyanya.
Dari sinilah awalnya mereka mencatatkan diri sebagai penulis. Selain itu,
harian Sumatera Ekspress, Suara Rakyat Semesta dan beberapa penerbitan
-mingguan lain juga memberi peluang berkembangnya tradisi bersastra dt=
Sumatera Selatan.
Pada tahun 1987 lahirlah harian Sriwijaya Pos. Saat itulah, ajang
kompetisi bagi para penulis dimulai. Beberapa redaktur budaya harian itu
dengan rutin memuat tulisan-tulisan berupa puisi, cerpen, esai dan cerita
bersambung yang dihasilkan oleh para penulis Sumatera Selatan. Karyakarya pengarang Sumatera Selatan tersebut diimuat bersama-sama dengan
berita-berita budaya. Nama-nama redaktur budaya Sriwijaya Pos seperti
Izarman, F.J. Adjong,Denny Kumia mempakan sosok-sosok yang beijasa
dalam menghidupkan dan melahirkan para penulis di Sumatera Selatan.
iSastra korani istilah yang kemudian menjadi perdebatan bagi para penulis,
mau tidak mau menjadi ajang kompetisi para pengarang. Di sini, tak hanya
pengarang yang mengirimkan karyanya dan dimuat di koran itu, tetapijuga
12 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
wartawan dan redaktur yang mau tidak mau memahami dan mengerti
penulisan sastra atau esai.
Pada era 2000-an, beberapa sanggar sastra remaja bermunculan di
Palembang,antara lain SSRI(Sanggar Sastra Remaja Indonesia) dan SAS
(Sanggar Air Seni). Sanggar-sanggar seperti ini diharapkan dapat melahirkan
pengarang sastra Sumatera Selatan yang andal di masa mendatang.
2.2
Daftar Nama Pengarang
Beiikut ini adalah daftar nama pengarang Sumatera Selatan yang
berhasil penulis kumpulkan dan disusun berdasarkan urutan alfabet.
Ahmad Bastari Suan
- Fadil
Ahmad Rapanie
- Febri Al-Lintani
Alex Leo Zulkamaen
- Firdaus
Anto Narasoma
- Forda Dayan
Anwar Putra Bayu
- Gusjandjara Ami
Aris Mono Cinamon
- Hamidah
Asriel 0. Chaniago
Awu Samidah
- Hazwan Iskandar Jaya
- Helmy Apri H.Z.
B. Yass
- Hesma Eryani
Bur Rasuanto
-1. Adhitya C.
- Imron Supriyadi
Conie C. Sema
D.I. Mulyadi
Denny Kumia
Dian Rennuati
Didiek OK
Dimaz Agus Pelaz
Djalaluddin
Enraiy Deseri
F.J. Adjong
- Ine Somad
- Ismail Djalili
- Izarman Sy Naabai
- JJ Polong
- laid Saidi
- Jajang R Kawentar
- Jalius Marbey
- Junaidi Bunglay
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
13
- upril Kamarullah
■ K. Arpan
■ K. Usman
- Susi Mahyudin
- Syamsu Indra Usman
- Syamsul Noor A1 Sajidi
• Kamil
- T. Junaidi
• Kennedy Nurhan
- Tarech Rasyid
- Taufik Wijaya
- Tommy 3A
Koko Bae
• Latifah Ratnawati
M.Iqbal J Permana
■ Mahdi
- Toton Dai Permana
- Umar Halim
Maman Kumbu(Rahman Yasin) - Umar Zipin Marbey
■ Maria Fransiska
- Vivien Rudjito
Mochdas Dai Permana
- Wahabmanan
Muhammad Syukri
Mulyadi J. Amalik
- Warman P(Sumarman)
- Warto Rahaijo
Muntako
- Yon Romain Hamid
Muthalib Agam
Nurhayat Arief Permana
Oji
- Yana Maryana
- Yas Budaya
- Yos Ruswadi Ilyas
- Yudhy Syarofie
Purhendi
- Yunen Asmara
Rita Rosihan
- Z.A. Narasinga
Surono Putro Sasmito
- Zainal Abidin Hanif
Sifan M.Rohim
- Zulkifli
Nurhasan R
14 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
B^bn?
BIOGRAFIPENGARANG
SUMATERA SELATAN
Tiga puluh tiga biografi singkat pengarang yang terhimpun dalam
buku ini mungkin belum cukup. Masih terdapat beberapa nama lain yang
biografinya belum disajikan di sini karena keterbatasan data dan waktu.
Meskipun demikian, biografi singkat tiga puluh tiga pengarang Sumatera
Selatan ini semoga dapat memperkaya khazanah sastra Sumatera Selatan
dan bermanfaat bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang
dunia kepengarangan Sumatera Selatan.
Bagian ini akan berisikan tiga puluh tiga biografi pengarang Sumatera
Selatan yang berhasil dikumpulkan dan meliputi latar belakang keluarga,
latar belakang pendidikan,latar belakang pekeijaan,latar belakang kesastraan,
daftar karya, dan beberapa pembicaraan mengenai karya-karya pengarang
yang bersangkutan. Biografi-biografi tersebut akan disajikan berdasarkan
alfabet, dengan tidak mempertimbangkann kesenioritasan. Tiga puluh tiga
biografi pengarang tersebut adalah sebagai berikut
Ahmad Bastari Suan
1.
Latar Belakang Keluarga
Ahmad Bastari Suan dilahirkan pada tanggal 27 Agustus 1946 di
Lahat,Sumatera Selatan, tepatnya di Dusun Pelajaran Kecamatan Jaray. la
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 15
terlahir dari pasangan Maridjah dan Muhammad Suan yang berasal dari
Basemah,Lahat.
Amad Bastari Suan tumbuh dan besar di keluarga petani. Namun,
bapaknya yang sehari-hari bekerja di sawah masih menyempatkan waktu
untuk mendongeng bagi anak-anaknya. Ada nilai-nilai kebajikan yang
ditanamkan orang tua Ahmad Bastari Suan melalui kisah-kisah yang
didongengkannya, antara lain nilai moral, dan nilai agama. Inilah yang ke
depannya mempengaruhi Ahmad Bastari Suan dalam berkarya.
Pada tanggal 20 Mei 1979, Ahmad Bastari Suan menikah dengan
Emawati. Sampai sekarang mereka telah dikaruniai 9 orang anak, yaitu
Awang Gusnan Pasmawan,Ade Pebran Gumay,Agung Juniarsah Bastari,
Atung Adhansah Bastari, Abri Tan Alam, Ading Ramadhansah Wijaya,
Bintang Seri Bastari, Rizki Intan Permata Hati, dan Rizka Mutiara Indah.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Ahmad Bastari Suan menempuh pendidikan dasar dan menengahnya
di Lahat, tanah Basemah. Setelah menamatkan Sekolah Rakyat (SR)
Muhammadyah pada tahun 1960,ia melanjutkan ke SMPNegeri Lahat dan
menamatkannya pada tahun 1963.
Ketika bersekolah SMA Negeri Lahat,Ahmad Bastari mulai senang
menulis puisi. Banyak karya yang dihasilkan, namun baru terpublikasi
setelah ia menamatkan SMA pada tahun 1967. Setelah itu, Ahmad Bastari
Suan pada tahun melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Hukum Universitas
Sriwijaya di Palembang dan meraih gelar Sarjana Muda pada tahun 1971.
Kemudian, pada awal 80-an, Ahmad Bastari meneruskan pendidikannya
ke P3DK Unsri dan ditamatkannya pada tahun 1982 dengan mengantongi
ijazah Diploma II Bahasa Indonesia dan Akta II Guru Bahasa Indonesia.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Setelah memperoleh Akta II Guru Bahasa Indonesia, Ahmad Bastari
16 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Suan bekerja sebagai guru tidak tetap pada beberapa SMP,SMA/STM
Swasta pada tahun 1976. Pada tahun 1981, Ahmad Bastari diterima sebagai
pegawai negeri sipil(PNS)dan ditempatkan pada Bagian Humas Kantor
Walikota Palembang.
Bekerja di Bagian Humas Kantor Walikota tidak membuat Ahmad
Bastari Suan berhenti menjadi guru Bahasa Indonesia. la tetap mengajar
di SMPFIPUnsri sambil terus menulis puisi dan artikel. Pada tahun 1984,
di majalah Pembinaan Bahasa Indonesia tahun 5 nomor 2,Ahmad Bastari
Suan mengusulkan kata emantani yang berasal dari bahasa Basemah untuk
memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. la mengatakan bahwa alihalih menggunakan kata eeksi yang berasal dari bahasa asing untuk
menggantikan kata ebekasi, lebih baik kita menggunakan kata yang berasal
dari bahasa daerah. Kata emantani yang telah lama digunakan masyarakat
Basemah pun diusulkannya dan sampai sekarang terus digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Sejak tahun 1968, Ahmad Bastari Suan telah aktif menulis puisi
untuk Sanggar Sastra untuk Radio Republik Indonesia Stasiun Palembang.
Bekerja sama dengan Kanwil Depag, ia juga ikut serta dalam Ruangan
Puisi Kalam Illahi HSBI Subuh yang juga dipancarluaskan oleh stasiun
radio yang sama.
Pada tahun 1969, Ahmad Bastari Suan ikut mendirikan Himpunan
Pencipta Seni dan Budaya Sriwijaya (HPSBS), sebuah organisasi yang
meramaikan perkembangan seni dan budaya di Palembang pada waktu itu.
Setelah pensiun,Ahmad Bastari Suan pun tetap berkarya. Di samping sehariharinya ia tercatat sebagai guru tidak tetap Bahasa Indonesia pada salah
satu SLTP swasta, ia juga aktif sebagai salah satu narasumber pada Siaran
Pembinaan Bahasa Indonesia dan Daerah, hasil keija sama Balai Bahasa
Palembang dengan RRI Cabang Madya Palembang. Ia juga tetap menulis
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 17
puisi ataupun artikel yang dimuat di beberapa media di Sumatera Selatan.
Dalam bidang kebahasaan, ia terus menggali potensi dirinya dengan ikut
terlibat dalam beberapa penelitian bahasa dan sastra Indonesia, seperti
penelitian tentang bahasa Melayu Kuna yang baru-baru ini dikeijakannya.
Ahmad Bastari Suan adalah penulis yang produktif. Sejak mulai menulis
dari bangku SMA sampai sekarang, karya-karyanya berupa puisi, cerita,
dan artikel, telah banyak dimuata di beberapa media. Media tersebut antara
lain adalah Minggu Merdeka, Suara Rakyat Semesta, Gema Pancasila,
Gelora Musi, dan Sumatera Ekspres. Di samping itu, karyanya juga
dipublikasikan di acara eSanggar Sastrai dan ePuisi Kalam Illahii RRI
Stasiun Palembang.
5.
Karya-karya Ahmad Bastari Suan
a.
Karya Sastra
Puisi
1.
2.
3.
4.
5.
Satu Inspirasi, dalam Minggu Angkatan Bersenjata, 1970
Untuk Rekan Lim Tek Liang, dalam Gema Pancasila, 1971
Seni Sejati, dalam Sanggar Sastra, 1975
Salam di tengah Takbir, dalam Puisi Kalam Ilahi, 1975
Idul Qurban, dalam Puisi Kalam Ilahi, 1978
6.
Jiwa Pahlawan, dalam Puisi Kalam Ilahi, 1978
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Nyanyian Fajar, dalam Puisi Kalam Ilahi, 1979
Malam Kemulyaan, dalam Puisi Kalam Ilahi, 1979
Sajak Bulan, dalam Minggu Merdeka, 1982
Aku Bertanya, dalam Minggu Merdeka, 1983
Pahlawan, dalam Minggu Merdeka, 1984
Nopember 1945, dalam Minggu Merdeka, 1984
Palembangku Sayang Palembangku Malang, dalam Gema
Pancasila, 1985
14. Basemah Indah, dalam Suara Rakyat Semesta, 1992
18 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
15.
Anak Berdoa, dalam Suara Rakyat Semesta, 1992
16.
Republik ini Didirikan dengan Nama Tuhan,dalam Suara Rakyat
Semesta, 1992
17.
Perempuan,dalam Suara Rakyat Semesta, 1992
18.
dan Iain-lain.
Cerita Rakyat
1.
Lidah Pahit lawan Mata Empat,
2.
Pak Andigh,
b.
Karya di Luar Sastra
1. Mengolahragakan Masyarakat. 1984. Suara Karya.
2. Pe-ramu, Bukan ePramui. 25 Januari 1987. Minggu Merdeka.
3. Bahasa Besemah di Kabupaten Lahat.8 September 1989. Harian
Suara Rakyat Semesta.
4. Pengajaran Bahasa Daerah di Sumsel Masih Hadapi Kendala.
5.
6.
10 November 1993. Suara Rakyat Semesta.
Bahasa Daerah di Sumatera Selatan. 24 November 1993. Suara
Rakyat Semesta.
Bahasa Indonesia dalam Media Massa. 23 November 1994.
Suara Rakyat Semesta.
7. Bukan eAkhir Katai dan ePerhatiannyaf. 2 Juni 1995. Suara
Rakyat Semesta.
8. Struktur Bahasa Basemah dalam Lagu-lagu Basemah Modem.
Minggu IV April 1990. Gema Paancasila.
9. Bahasa Indonesia dalam Pers Kita. Minggu II November 1994.
Gelora Musi.
10. Seharusnya dengan eii. 25 November 1983. Suara Karya.
11. dan Iain-lain.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 19
c.
Karya Penelitian
1.
2.
Mcnfologi dan Sintaksis BahasaBesemah. 1980/1981.
Sistem Morfologi Kata Keija Bahasa Besemah. 1985.
3.
Kamus Bahasa Besemah n Indonesia A ~K. 1986
4.
Kamus Bahasa Besemah n Indonesia. L ~Y.
5.
Ragam dan Dialek Bahasa Besemah. 1990.
6.
Unsur Kekerabatan dalam Tutur Sastra Nusantara. 1993.
7.
Ragam dan Dialek Bahasa Rejang. 1994/1995.
8.
Kamus Bahasa Indonesia fi Besemah L~Z. 1996.
9.
Struktur Sastra Lisan Semende. 1997.
10. Struktur Sastra Lisan Besemah. 1998.
11. Struktur Sastra Lisan Aji. 1999.
12. Struktur Sastra Lisan Enim. 2000.
13. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Kota Palembang. 2001.
14. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Kabupaten Lahat.
15. Palembang "KOTA BARI" 1997.
Sumber data: Angket dan wawancar(Wenny Oktavia)
Ahmad Rapanie Igama
1.
Latar Belakang Keluarga
Ahmad Rapanie Igama dilahirkan di Palembang pada tanggal 23
Maret 1964. la terlahir dari sepasang suami-istri, Makmun Igama dan
Rukoyah,yang berasal dari Ogan Komering Ulu,Sumatera Selatan. Walaupun
tidak tumbuh besar di OKU,Ahmad Rapanie tetap tidak meninggalkan
adat-istiadat Komering yang diperkenalkan oleh kedua orang tuanya.
Ayah Ahmad Rapanie sendiri, Makmun Igama, adalah seorang yang
memegang teguh adat dan rajin menyampaikan ceiita-cerita rakyat Sumatera
Selatan,khususya Komering,kepada anak-anaknya sebagai cerita penghantar
20 Antologi Bic^afi Pengarang Sumatera Selatan
tidur mereka. Dari situlah dia menanamkan nilai-nilai moral dan kebajikan
yang menjadi modal utama untuk kehidupan anak-anaknya di masa
mendatang. Oleh karena itu, Ahmad Rapanie pun tumbuh menjadi pemuda
yang haus ilmu pengetahuan, berbudi pekerti, dan berpegang teguh pada
nilai-nilai kebajikan yang telah diajarkan oleh orang tuanya.
Pada tanggal 23 Mei 1993, Ahmad Rapanie mempersunting dara idaman
yang merupakan teman sekampusnya di UGM Yogyakarta,Dian Susilastri.
Dari pemikahan itu lahirlah tiga buah hati mereka yaitu, Ardian Kumiaji
Pradipta(meninggal dunia pada 1 Maret 1997),Tyasto Prima Ahmadi,dan
Tyastri Suryaninda.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Ahmad Rapanie menempuh pendidikan dasarnya di SD
Muhammadiyah 2223, Samarinda, Kalimantan Timur. Kala itu ia diajak
menetap di Samarinda bersama paman dan bibinya yang tidak memiliki
anak. Berpisah dengan kedua orang tua pun tidak menjadi halangan bagi
Ahmad Rapanie yang ingin menimba ilmu dan pengalaman di negeri orang.
Setelah menamatkan pendidikan dasarnya di Samarinda, Ahmad
Rapanie menempuh pendidikan menengah pertamanya di SMP Negeri 3
Magelang, Jawa Tengah. Sekali lagi Ahmad Rapanie merantau dan ikut
keluarga yang menetap di sana. Begitu pula setelah Ahmad Rapanie
menamatkan SMP di sana, ia pun pindah ke Yogyakarta dan menempuh
pendidikan menengah atas di SMA Negeri 3 Yogyakarta.Ia tinggal dengan
paman dan bibinya di Yogyakarta.
Ahmad Rapanie menempuh pendidikan tingginya di Fakultas Sastra
UGM Yogyakarta, Jurusan Sastra Indonesia, Subjurusan Sastra Modem
dan meraih gelar Sarjana Sastranya pada tahun 1990.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Setelah menamatkan pendidikan tinggi dan meraih gelar saijananya, Ahmad
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 21
Rapanie kembali ke Palembang dan bekerja sebagai wartawan pada surat
kabar Sumatera Ekspres. Kemudian pada tahun 1992, ia pindah menjadi
wartawan pada harian ekonomi Neraca dan majalah pelajar Narasi.
Pada tahun 1993, Ahmad Rapanie diterima sebagai karyawan di
Museum Negeri Sumsel dan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil pada
1 Maret 1994.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Kota Yogyakarta adalah kota istimewa bagi Ahmad Rapanie.Di kota
inilah bakat menulisnya mulai terasah, terutama ketika ia menempuh
pendidikan tingginya di Fakultas Sastra UGM,Jurusan Sastra Indonesia,
Subjurusan Sastra Modem.Alam Yogya yang sarat seni budaya memberi
inspirasi kepada Ahmad Rapanie untuk lebih banyak berkarya. Sebagai
wujud ekspresi diri, lahirlah karya-karya Ahmad Rapanie yang banyak
bertemakan seni dan budaya.
Karya pertama Ahmad Rapanie, sebuah artikel ilmiah populer,
berjudul iHukum Tanggul Tindak Asusilai dimuat di surat kabar harian
Masakini Yogya. Kemudian seiring dengan perjalanan waktu, beberapa
karya Ahmad Rapanie berupa puisi dan cerpen mulai dimuat di beberapa
harian lokal di Yogyakarta.
Kembalinya Ahmad Rapanie ke kota Palembang setelah menamatkan
bangku kuliahnya sempat membuat ia berhenti bersastra sejenak dan lebih
berkonsentrasi pada pekerjaan wartawannya. Namun, sejak ia diterima
sebagai PNS Museum Negeri Sumsel, kerinduannya pada dunia sastra
makin memuncak. Oleh karena itu, pada tahun 1993 Ahmad Rapanie
kembali berkarya di bidang sastra dengan menelurkan beberapa puisi,
cerpen, dan sebuah naskah drama, kali ini di kota Palembang, kota tempat
ia dilahirkan dan dibesarkan.
22 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Pada tahun yang sama, 1993,Ahmad Rapanie meraih Juara I Lomba
Minat Baca se-Sumatera Selatan untuk kategori utusan organisasi. Lomba
ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Aksara Nasional.
Kala itu, Ahmad Rapanie membahas karya fiksi NH. Dini, Sang Guru.
Sampai sekarang, Ahmad Rapanie yang memang hobi membaca
buku, telah menghasilkan kurang lebih 200 puisi, 10 cerpen, dan sebuah
naskah drama. Komunitas sastra Palembang pun bertambah marak dengan
kehadiran seorang Rapanie yang dapat menerapkan ilmu sastra yang
didapatnya di bangku kuliah dalam kehidupan bersastranya sehari-hari dan
menularkannya kepada teman-temannya.
5.
Karya-karya Ahmad Rapanie Igama
Beberapa karya Ahmad Rapanie yang telah diterbitkan dan dipentaskan adalah sebagai berikut.
a.
Kumpulan Puisi Bersama
1. Menguak Angin.1984. FS UGM.Yogyakarta
2. Puisi-puisi Sosial Mahasiswa. 198461988. Majalah Balairung.
Yogyakarta
3. Puisi-puisi Maulid Nabi Muhammad SAW.198461988. Senat
4.
5.
Mahasiswa FS UGM.Yogyakarta
OAUM. 198461988. KMSI FS UGM.Yogyakarta
Kumpulan PuisiPenyairSumatera. 1998.Taman Budaya Bengkulu
6. Menghitung Duka. 2000. Dewan Kesenian Palembang
7. Empat Wajah. 2000. Balai Bahasa Palembang
b.
Kumpulan Puisi Iknggal
1. Potret Bingkai. 1998. Palembang: Penerbit Wirakarsa
2. Bilakah Pelayaran Malam Berakhir.2003.Palembang:Paradigma
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 23
c.
Naskah Drama yang Telah Dipentaskan Parameswara
Di samping itu, baik puisi maupun cerpen Ahmad Rapanie banyak
yang telah dimuat di surat kabar dan majalah di Yogyakarta,Palembang,
dan Bengkulu, antara lain di Sriwijaya Post, Sumatera Ekspres,Kedaulatan
Rakyat, dan Iain-lain.
6.
Pembicaraan Karya-karyanya
Banyak yang membicarakan karya-karya Ahmad Rapanie Igama,
antara lain sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dr. Rachmat Djoko Pradopo. 1985. Teknis Penulisan Puisi Maaf
Aku Tak Mampir ke Rumah-Mu. UGM, Yogyakarta.
Ahmadun Yosi Herfanda. Antologi Puisi Sosial Mahasiswa. UGM,
Yogyakarta.
Diskusi di Museum Bala Putra Dewa.2000. Apresiasi Sastra Potret
Bingkai. Palembang.
Purhendi. 2000. Potret Bingkai. Palembang; Sriwijaya Post.
Joni Endardi, S.S. 2000. lAnalisis Struktur Empat Wajah.i Balai
Bahasa Palembang.
Dra. Latifah Ratnawati, M.Hum. 2003. Gambaran Umum Karya
Ahmad Rapanie dalam Bilakah Pelayaran Malam Berakhir.
Palembang: Paradigma.
ALEX LEO ZULKARNAEN
1.
Latar Belakang Keluarga
Alex Leo Zulkanen dilahirkan pada tanggal 19 Agustus 1935, di
Lahat, Sumatera Selatan, dari pasangan Zulkamaen dan Mariana. Kedua
orang tuanya berasal dari Matur, Sumatera Barat. Akan tetapi, mereka
bertemu dan menikah di Malang. Ayahnya,Zulkamaen, bekeija pada Balai
Pustaka pada bagian Perpustakaan Keliling.
24 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Alex menikah dengan Nurul Aini,seorang wanita berdarah Ambon
dan Jawa, pada tahun 1967. Dari pemikahannya itu, Alex dikaruniai tiga
orang anak laki-laki. Alex Leo Zulkamaen meninggal dunia pada tanggal
12 Maret 1999,di Jakarta.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan dasar ditempuh Alex Leo Zulkamaen di kota kelahirannya,
Lahat. Selepas itu, dia melanjutkan pendidikan menengah pertama dan
menengah atas ke kota Malang. Setelah tamat dari SMA,Alex pergi ke
Jakarta dan bekeija di Balai Pustaka.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Pada tahun 1954, Alex sudah bekerja di Balai Pustaka. Pada saat
sama, dia aktif sebagai pembaca cerita pendek pada Siaran Kebudayaan,
Pusat Pekabaran RRI (sekarang RRI Jakarta). Alex bergaul baik dengan
berbagai pihak di RRI. la pun tertarik untuk bekerja di sana. Lalu, Alex
melamar ke RRI. Pada tahun 1958, Alex resmi menjadi karyawan RRI,
tanpa meninggalkan pekerjaan terdahulu. Pada siang hari, Alex bekeija di
Balai Pustaka. Sementara itu, dia bekerja di RRI pada malam hari.
Setelah beberapa tahun bekerja sebagai reporter pada RRI Jakarta,
Alex Leo Zulkamaen mengikuti seleksi pegawai di TVRI Jakarta. la
diterima sebagai reporter di TVRI dan mulai bekerja di sana pada tahun
1962. Pada tahun yang sama dilaksanakan SEA Games dan Alex
berkesempatan menjadi reporter pertama di TVRI yang meliput kegiatan
tersebut.
Pada tahun 1964,Alex mendapat kesempatan untuk memperdalam
ilmu penyiaran di Jerman Barat. la belajar di sana sampai tahun 1967.
Sepulang dari Jerman, Alex dipromosikan menjadi Kepala Pemberitaan
TVRI.Kariemya terus meningkat sehingga menjadi Kepala TVRI Stasiun
Pusat Jakarta. Jabatan Kepala TVRI diembannya sampai tahun 1987.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 25
Selepas menjabat Kepala TVRI,Alex Leo Zulkamaen dipromosikan
menjadi Direktur Jenderal Radio, Televisi, dan Film pada Departemen
Penerangan RI.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Alex Leo Zulkamaen mulai mengeluti sastra semenjak duduk di
bangku SMA (1952). Pada saat itu, dia memimpin sebuah teater yang
anggotanya antara lain Titi Said,Titik Maljati,dan Widiasuria. Di samping
tetesan darah seni yang mengalirdari orang tuanya,dunia karang-mengarang
semakin imenggeliati di tubuhnya setelah aktif di perkumpulan teater
tersebut.
Sebagai pengarang, Alex Leo Zulkamaen mulai dikenal setelah
kehadiran cerpennya yang berjudul Pantai, yang dimuat dalam majalah
Kisah. H.B. Jassin menggarisbawahi cerpen tersebut sebagai karya yang
bemilai sehingga merekomendasikan untuk diterjemahkan ke dalam bahasa
Jerman, bersama beberapa cerpen karya penulis Indonesia lainnya.
Selanjutnya,cerpen Pantai dimuat dalam antologi Perlen im Reisfled yang
disunting oleh Hilgers Hesse. Di samping menulis cerpen, Alex Leo
Zulkamaen juga menulis novel dan naskah drama. la pemah menulis naskah
serial darma yang merupakan teijemahan dari karya Sherlock Holmes. la
juga pemah menulis naskah drama untuk televisi. Sampai tahun 1985, Alex
aktif menulis sastra. Selepas itu, dia hanya memumpunkan perhatian pada
penulisan naskah drama untuk TVRI.
5.
Daftar Karya
1) Berikut diterakan karya-karya Alex Leo Zulkamaen.
2) Keluarga Kapujutjini (Kisah dari Negara Kambing), dimuat
dalam majalah Sastra No. 1610, JanuarioOktober 1969,
3) Orang Yang Kembali(Kumpulan Cerita Pendek), diterbitkan
oleh Balai Pustaka, 1956.
26 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
3) "Papa Pergi ke Gereja"(dindonesiakan dari karya Carlos
Bulosan), dimuat dalam Pustaka dan Budaya No. 2,Tahun I,
Juni 1959.
4) Hakim Kecil(CV Munibaru, 1962).
5) Mendung (Bukittinggi: Nusantara, 1963).
6) Periode Cinta Kasih" dimuat dalam Bahana Mahasiswa
Pekanbaru No.4888,tahun V, 1987.
7) "Pantaii dimuat dalam majalah Kisah edisi Juni 1954, No.6,
Tahun II.
8) Maafkan Nenekkui dimuat dalam Roman No.4,tahun HI, 1956.
Sumber data:
Sugono, Dendy (ed.). 2003. Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern.
Jakarta: Pusat Bahasa.
(B. Trisman)
ANTONARASOMA
1.
Latar Belakang Keluarga
Anto Narasoma terlahir dari pasangan Nyi Amah dan A. Suwandi
yang berasal dari Jawa pada tanggal 16 Juni 1960 di Palembang.
la menikahi Syarifah (Tatik) dan sekarang telah dianugerahi tiga orang
putra, yakni Ahmad Febriansyah, Dede Hidayat, dan Fitri Amelia.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Di samping menempuh pendidikan dan tingkat dasar dan menengah
di Palembang, kota tempat ia dilahirkan dan dibesarkan, Anto Narasoma
juga pemah merantau ke Bandung dalam rangka menambah pemahamannya
tentang dunia jumalis yang sekarang digelutinya..
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 27
3.
Latar ^^kang Pekerjaan
Anto Nacasoma sekarang tercatat sebagai sekretaris redaksi pada
sebuah surat ks^ar di Palembang, Sumatera Ekspres. Sebagai seorang
jurnalis ia telah Mielanglang buana dalam mencari berita. Tercatat negaranegara tetangga seperti Singapura, Thailand, Philipina dan China pemah
dikunjunginya.
Di sailing melaksanakan tugasnya sebagai seorang wartawan
pencari berita, Anto Narasoma tetap aktif bersastra dengan menelurkan
berbagai puisi yang dimuat di beberapa media lain, seperti SKH Jawa Pos
(Jakarta), SKH Suara Rakyat Semesta(Palembang),SKH Sriwijaya Post
(Palembang), SKH Sumatera Ekspres(Palembang), Mingguan Singgalang
(Padang), Mingguan Swadesi(Jakarta), Semarak Bengkulu(Suara Rakyat
Bengkulu), Radar Lampung(Lampung),Jambi Independen (Jambi), serta
Buletin Sayap (Ssarabaya).
4.
Latar B^akang Kesastraan
Sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, Anto telah mulai
menulis puisi. Kala itu di tahun 1974, lahirlah puisi pertamanya yang ia
beri judul Ibu Tercinta.Seiring dengan perkembangan waktu, Anto juga
aktif di komunilas teater Palembang. Ia pemah bergabung dengan teater
SAS dan Potlot l^rsama Anwar Putra Bayu dan kawan-kawan.Pengalaman
berteater dan bcrkumpul dengan seniman lain memperkaya khasanah
bersastra Anto Marasoma sehingga karya-karyanya pun makin deras mengalir.
Menulis bagi Anto Narasoma merupakan suatu kebutuhan dan
dorongan jiwa. Topik-topik yang banyak ditulisnya adalah tentang sosial
masyarakat, poMtik, dan agama. Hingga sekarang ia telah menghasilkan
ratusan, bahkan seribu puisi yang tersebar di berbagai media.
28 Antologi Bic^rafi Pengarang Sumatera Selatan
5.
Daftar Karya
Cerpen Anto Narasoma antara lain sebagai berikut.Suhartini, dimuat
di Suara Rakyat Semesta, 1979
Warisan, dimuat di Sriwijaya Post, 1987
Di samping itu, karya Anto Narasoma yang teigabung dalam antologi
puisi bersama adalah sebagai berikut.
Ghirah. 1992. Palembang: Sriwijaya Media Utama.
BahasaAngin. 1994.
Menghitung Duka. 2000.
Dewan Kesenian Palembang.
Empat Wajah. 2000.
Balai Bahasa Palembang.
Sumber data; Angket dan wawancara
(Wenny Oktavia)
ANWAR PUTRA BAYU
1.
Latar Belakang Keluarga
Anwar Putra Bayu merupakan salah seorang penulis sastra yang
ikut menyemarakkan kehidupan sastra di Sumatera Selatan. Sepanjang
karier kepengarangannya,Anwar Putra Bayu telah menghasilkan beragam
karya sastra, seperti naskah drama, cerita pendek, puisi, serta esai sastra
dan budaya. Di samping aktif menulis, Anwar Putra Bayu juga ikurt
menyutradarai dan bermain teater. Beberapa pementasan pernah
disutradarainya dan beberapa pertunjukan pemah dilibatinya. Sebagai
penulis, karya-karya Anwar Putra Bayu tersebar di berbagai media, baik
lokal (Sumatera Selatan) maupun nasional.
Anwar Putra Bayu dilahirkan di Medan pada tanggal 14 Juni 1960
dari pasangan Drs.Bahauddin dan Sitti Aminah. Drs.Bahauddin,ayahAnwar
Putra Bayu, adalah seorang karyawan pada Bank Eksim Medan.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 29
2.
Latar B^kang Pendidikan
Pendidikan dasar dan menengah pertama di tempuh Anwar Putra
Bayu di kota kelahirannya, Medan. Sementara itu, pendidikan menengah
atas ditempuh di Medan dan Palembang.Anwar Putra Bayu tercatat sebagai
siswa SMA Negari6 Medan sebelum hijrah ke Palembang guna mengikuti
kakgknya. Setelah pindah ke Palembang pada tahun 1979, Anwar Putra
Bayu masukjuriKan Dmu Pengetahuan Alam pada SMA Swadaya Palembang.
Setamat dari SMA, Anwar Putra Bayu berkeinginan untuk
melanjutkan pendidikannya ke Institut Kesenian Jakarta. Sementara itu,
kakaknya menyarankan agar Anwar Putra Bayu masuk ke fakultas hukum.
Perbedaan keinginan antara Anwar Putra Bayu dan kakaknya itu bermuara
pada ketidakpastian. Anwar Putra Bayu. Akhimya, Bayu memilih untuk
tidak melanjutkan pendidikannya. Mulai saat itu, dia memutuskan untuk
bertahan dengan kehidupan seni.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Anwar Putra Bayu merupakan sosok yang gigih dengan pendiriannya
meskipun kadangkala harus ada yang dikorbankannya. Hal itu terlihat dari
perjalanan panjang hidupnya. Berbagai bidang pemah digarapnya, baik
yang susah mau^mn yang senang.Anwar Putra Bayu pemah bekeija serabutan
untuk menyambung hidupnya. Selama dua tahun (198161982), dia bekerja
sebagai kenek mobil angkutan umum di korta Palembang.la pemah bequalan
telur di Pasar 16 Palembang. Di samping itu, dia juga pemah menjadi kuli
bangunan.
. Semua j^keqaan yang digelutinya itu juga didasarkan kecintaannya
pada seni. Uang yang dihasilkan dari pekeijaan-pekerjaaan tersebut tidak
digunakan untuk imempercantiki dirinya, tetapi dihabiskannya untuk
membeli buku. Kebiasaan seperti itu dilakoninya terns.
30 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Oleh karena lama bekerja sebagai kuli bangunan,Anwar Putra Bayu
pemah menderita sakit. Pada waktu sakit itu pun, uang yang dimilikinya
masih dihabiskan untuk membeli beragam bacaan. Kakaknya sampai marah
karena Bayu tidak menggunakan uang tersebut untuk berobat.
Di samping pekerjaan-pekerjaan yang disebutkan terdahulu, Anwar Putra
Bayu ikut membidani kelahiran beberapa lembaga swadaya masyarakat di
Palembang.la mendirikan dan aktif di LSM Forum Studi Kebudayaan Orde
Palembang (199161995), Yayasan Kuala Merdeka(1995), Yayasan Orde
Indonesia (1999). la pemah juga menjadi Ketua Presidium Komite
Independen Pemantau Pemilu Sumatera Selatan (KIPP-DA) pada tahun
1999. la juga pemah aktif di Dewan Daerah wahana Lingkungan Hidup
(Walhi)Sumatera Selatan pada tahun 1996.lajuga termasuk pendiri Yayasan
Pustaka Indonesia pada tahun 2000.
Selain itu, Anwar Putra Bayu juga pemah berkiprah sebagai wartawan
dan redaktur budaya pada Tabloid Media Guru (198961991), Redaktur
majalah Veto (2001), Staf Redaksi Majalah Asosiasi Tradisi Lisan (sejak
1999).
4.
Latar Belakang Kesastraan
Berkesenian bagi Anwar Putra Bayu mempakan sebuah pilihan jalan
hidup meskipun harus berhadapan dengan berbagai tantangan. Sebagai
sebuah pilihan, dia mengabdikan diri sepenuhnya pada pilihannya itu. Salah
satu konsekuensi pilihan yang ditetapkannya itu, Anwar Putra Bayu harus
berseberangan pemikiran dengan ayah kandungnya sendiri.
Ayahnya, Drs. Bahauddin, menginginkan anak bungsunya itu
melanjutkan pendidikan ke jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Akan tetapi,
Anwar Putra Bayu berkeinginan untuk melanjutkan studinya ke jurusan
Ilmu Pengetahuan Budaya. Keinginannya itu dilandaskan oleh adanya
pemahaman dan keakrabannya dengan dunia tulis-menulis. Pada saat itu,
Anwar Putra Bayu sudah mulai berkiprah di gelanggang seni dengan menjadi
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 31
anggota Teater ftofesi Medan asuhan AS Atmadi,seorang penggiat teater
di Sumatera Utara.
Anwar Putra Bayu dianggap imembangkan^ oleh ayahndanya. Sang
ayah memberi ultimatum kepada Anwar Putra Bayu. la disuruh memilih
dua altematif, yaitu memilih sekolah atau berteater. Anwar Putra Bayu
menganggap keduanya panting,tetapi teater merupakan pilihan hidupnya.
Oleh karena itu, dia bertekad untuk meninggal salah satu pilihan panting
itu demi kesetiaannya pada pilihan hidupnya.
Anwar Ptitra Bayu meninggalkan Medan untuk menuju Palembang
pada tahun 1979. Kepergiannya ke Palembang dalam rangkan mengunjungi
dan mengikuti kakaknya yang tinggal di kota itu. Tekadnya untuk bertahan
dengan berkesenian tetap membara di tempatnya yang baru itu. Untuk itu,
Anwar Putra Bajoi tetap berkeinginan untuk melanjutkan sekolah di jurusan
Ilmu Pengetahuan Budaya. Namun,dia terpaksa memendam keinginannya
itu karena tidak menemukan sekolah yang membuka jurusan IPB di kota
Palembang.Akhimya,Anwar Putra Bayu masuk jurusan Ilmu Pengetahuan
Alam pada SMA Swadaya Palembang.
Perbedaan pandangan antara Putra Bayu dengan keluarganya
bermuara pada ketidakinginan Bayu melanjutkan studinya. Selepas dari
SMA,Anwar Putra Bayu memutuskan untuk sepenuhnya mengabdikan
dirinya pada kesenian. Pada tahun 1980,Anwar Putra Bayuobersama Wahid
Chantoroomendirikan Teater SAS (Study Art System) yang bermarkas di
Kertapati, Palembang. Anggotta yang dibinan Anwar Putra Bayu adalah
remaja-remaja putus sekolah di Kota Palembang.
Pada tahun 1984, Anwar Putra Bayu mendirikan Teater Potlot.
Semenjak itu,nama Anwar Putra Bayu mulai dikenal di lingkungan komunitas
sastra lokal dan nasional. Seiring dengan itu, semangat berkarya Anwar
Putra Bayu menjadi semakin meningkat. Kemudian,dia menulis beberapa
naskah drama yang dipentaskan di Palembang dan beberapa kota lain.
32 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Di samping menulis naskah dan menjadi pemain teater, Anwar Putra Bayu
juga menggeluti dunia penyutradaraan. Ada beberapa pementassan yang
pemah disutradarainya, yaitu(1)Dokter gadungan karya Mollier pada tahun
1983,(2)Jaka tarub karya Akhudiat pada tahun 1988,(3)raden Fatah karya
Robin Surawijaya pada tahun 1988, dan Lisistrata karya Aristhopanes pada
tahun 1990 dan 1993. Sementara itu, lakonnya yang pemah dipentaskan
antara lain Wong-Wong, Patung di Taman, Cahaya dan Ruang Kosong,
Mimikri,dan Kursi. Naskah lakonnya yang beijudul Wong-Wong mendapat
penghargaan sebagai naskah terbaik se-Sumatera Selatan dalam Festival
Teater BKTSS tahun 1987, di Lubuklinggau.
5.
Daftar Karya
A. Drama
1. Wong-Wong
2. Patung di Taman
3. Cahaya dan Ruang Kosong
B.
4.
Mimikri
6.
Kursi
Puisi
Karya Anwar Putra Bayu yang bempa puisi terhimpun di berbagai
antologi, baik mandiri maupun bersama.
a. Antologi Mandiri
1. Catatan Bagi Orang-Orang Berziarah, 1994. Palembang:
Yayasan Izma.
b. Antologi Bersama
1. Refleksi Indonesia.
1995. Solo: Taman Budaya.
2. 45 Penyair Indonesia dari Negeri Poci 2.1996. Jakarta:
Pustaka Sastra.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 33
3.
4.
5.
6.
7.
Dari Negeri Poci 3.1996. Jakarta: Tiara.
Negeri Bayang-Bayang. 1996. Surabaya: Yayasan Seni.
Kumpulan Puisi Se-Sumatera. 1996.jambi: Taman Budaya.
Dari Bumi Lada. 1996. Lampung: Dewan Kesenian.
Mimbar Penyair Abad 21. 1996. Jakarta: balai Pustaka.
8. Dari Bumi Andalas. 1999. Lampung: Depdikbud.
9. Pada Akhirnya. 1999. Palembang: Yayasan Orde.
10.Empat Wajah. 2000. Palembang: Balai Bahasa.
11.Fumama Kata. 2002. Bengkalis: Dewan Kesenian.
12.Galanggang. 2003. Padang: Dewan Kesenian Padang.
c.
Antologi Cerpen
1. Sang Paduka Raja. 1997. Palembang: Yayasan Orde.
d.
1. Biografi H.M. Hatta Ismail, S.H., 2001. Palembang: Unanti
Press.
3. Biografi Drs. H.M. Husni. M.M.,2003. Palembang: Yayasan
Pustaka Indonesia.
3. Biografi Dr(HC) Adjis Saip. 2002. Palembang: Yayasan
Pustaka Indonesia.
e. Pembicaraan Karya
1. Nurmansyah Putra. 1988. iStilistika Puisi-Puisi Anwar Putra
Bayu (Tesis SI pada program studi bahasa dan seni, FKIP
Unsri).
2. Erika Idmar. 1995. iNilai-Nilai Budaya Puisi Anwar Putra
Bayui(Tesis SI pada Program Studi Bahasa dan Seni,FOP
Unsri).
3. Heni Setiawati. 2002. ilntertekstualitas Puisi-Puisi Anwar
Putra Bayu dengan Alquram (Tesis SI pada Program Studi
bahasa dan Seni,FKIP Unsri).
34 Antologi Bit^rafi Pengarang Sumatera Selatan
Sumber data: Angket dan wawancara
(B. Trisman)
B.
YASS(BAHARUDDIN YASSIN SIMBOLON)
1.
Latar Belakang Keluarga
Baharuddin Yassin Simbolon atau yang lebih dikenal dengan B.Yass
dilahirkan pada tahun 1929,di Kampung Huta Padang,Kisaran,Kabupaten
Asahan, Sumatera Utara. la terlahir dari pasangan Mohammad Yassin
Simbolon dan Siti Mian Bora Manurang. Kedua orang tua B. Yass yang
berasal dari Huta Padang, Kisaran, Sumatera Utara.
B. Yass menikah dengan seorang wanita Palembang dan dikarania
6 orang putra dan putri. Atas jasanya atas bangsa dan negara, B. Yass
dianugrahi Pemerintah RI Satya Lencana Peristiwa Perang Kemerdekaan
I dan II serta pernah menerima Tanda Jasa Pahlawan Geriliya.
2.
Latar Belakang Pendidikan.
Pendidikan dasar dan menengah ditempuh B. Yass di tanah kelahirannya.
Setelah Sekolah Rakyat Huta Padang pada tahun 1939,B.Yass melanjutkan
ke Sekolah Rakyat Sambungan Tanjung Balai. Asahan, dan tamat pada
tahun 1942. Selanjutnya, dia melanjutkan pendidikannya ke sekolah Jepang
Nitti Go Gakko(setingkat SMP)pada tahun 1945,di Tanjung Balai,Asahan.
la belajar sekolah tersebut sampai kelas dua karena sekolah tersebut ditutup.
Penutupan sekolah Nitti Go Gakko berkaitan dengan kekalahan Jepang
dalam Perang Pasifik.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Setelah keluar dari sekolah Nitti Go Gakko, B. Yass bergabung
dengan Tentara Keamanan Rakyat(TKR( hingga tahun 1950). Dalam
karier kemiliterannya, B. Yass sempat mencapai pangkat terakhir Sersan
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 35
Kelas I TNI,dengan jabatan Wakil Kepala Siasat Perang Komando Batalion
I Resimen III Brigade XII Komando Sumatera. Jabatan tersebut diemban
B. Yass selama bertahun-tahun. la pun sempat bertugas di beberapa kota
pulau Sumatera. Pada tahun 1950,B.Yass mengakhiri karier kemiliterannya.
Pada waktu aktif di TKR, B. Yass ikut berjuang bersama rakyat
dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia. la sempat
tertembak musuh dalam suatu pertempuran dengan Belanda di front Titi
Bambu,Tanjungmorawa, Medan.B.Yass mendapat luka pada tangan kiri
dan kepala bagian atas. Semenjak berhenti dari dinas kemiliteran, B.Yass
berobat guna menyembuhkan luka-luka yang dialaminya. Untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya, akhimya B. Yass memutuskan untuk pergi
merantau dengan meniggalkan kampung halamannya.
Daerah tujuan perantauannya antara lain Palembang, Sumatera
Selatan. Bakat dan kemampuan menulis B. Yass membawanya teijun ke
dunia jumalistik. la bekerja sebagai wartawan di beberapa media di kota
Palembang. Kemampuan B. Yass dalam tulis menulis akhimya membawa
pada posisi yang sangat bagus dalam perusahaannya. Baru beberapa saat
menggeluti dunia jumalis, B.Yass diangkat menjadi Pemimpin Redaksi
Mingguan Ria Palembang. Jabatan ini diemban B.Yass selam tiga tahun,
yaitu 195661958. Di samping itu, dia tetap bekerja sebagai wartawan pada
PIA Sumatera Selatan. Di samping itu,B.Yassjuga pemah menjadi wartawan
harian Batang Hari Sembilan (1958) dan Lampung Post (1959).
Pada tahun 196661984, B. Yass menjadi wartawan dan Kepala
Cabang Lembaga Kantor Berita Nasional(LKBN)Antara Cabang Palembang.
Kemudian. B. Yass juga pemah mejadi Pemimpin Redaksi Mingguan
Angkatan 45 Palembang pada tahun 198561990.
Di samping pemah bekerja sebagai tentara dan wartawan, B. Yass
juga pemah teijun ke dunia politik. Dalam karier politiknya,B.Yass pemah
menjadi anggota DPRD Kotamadya Palembang.
36 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
4.
Latar Belakang Kesastraan
Aktivitas menulis mulai digeluti B. Yass pada tahun tahun 1950-an.
Pada era 1950-an itu, nama B.Yass sudah mulai menghiasi khazanah sastra
Indonesia modem. Karya-karya B. Yass ikut mewamai beberapa lembar
Koran dan majalah, sepeiti Duta Masyarakat dan Minggu Pagi. Novelnya
yang berjudul Asan,Datangnya Sang Ayah, dan Diantara Suhada pemash
dimuat dalam Minggu Pagi. Di amping ityu, banyak juga karya-karya B.
Yass yang dimuat dalam Kisah.
Salah satu cerpen B.Yass yang berjudul iHarapannya di Air Lauti
dimuat oleh H.B. Jassin dalam antologi Angkatan 66:Prosa dan Puisi setelah
terlebih dahulu dimuat dalam Kisah edisi nomor 6, 1963.
Kreativitas B.Yass semakin terlihat ketika dia bekeija sebagai
wartawan di Palembang. la menulis beragam genre sastra seperti cerita
pendek, drama, novel, cerita sejarah, dan dongeng. Karya-karya B.Yass
banyak dimuart di berbagai media massa anatra lain Gembira, Sastra,
Horison, Roman, Konco,Indonesia, Gelanggang, dan Gema Islam. Akan
tetapi, B.Yass tidak ingat lagi berapajumlah karya yang telah dihasilkannya.
Tentang hal ini, ada dua pemberitaan tentang dunia kretaif B. Yass yang
dimuat dalam dua media dari dua kumn yang berbeda. Koran Minggu Pagi,
edisi 7 Agustus 1966 memaparkan kreativitas B.Yass dengan menggambarkan
sosok B.Yass sebagai penulis produktif. Menurut media itu, B.Yass telah
menghasilkan puluhan, bahakan ratusan cerita pendek yang dimuat di media
massa.
Selanjutnya, Kompas edisi Januari 1996 mengemukakan jumlah
karya B.Yass lebih spesifik. Menurut Koran itu, hingga penghujung tahun
1980-an, B. Yass telah menghasilkan 252 dan 5 novel yang telah
dipublikasikan. Menarik menyimak alasan kecintaan B.Yass dalam menulis.
B.Yass menulis semata-mata karena himbauan jiwa. Bagi dia, menulis
merupakan panggilan jiwa yang digelutinya dengan perasaan cinta. Akan
tetapi, menulis juga dapat memberikan sesuatu pada kehidupan B. Yass.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 37
Ruang kerja B.Yass ada di alam terbuka. Pengarang yang satu ini
mampu menulis di sembarang tempat dan di segala waktu.la akan menulis
di waning kopi,di trotoarjalan, di bangku taman kota, di kamar kontrakannya
jika mendapat ilham di tempat-tempat tersebut. Yang menarik juga disimak
bahwa B. Yass langsung mmenbgirimkan naskah tulisan tangannya itu ke
media massa. la bam tahu naskahnya jika sudah menerima wesel dari
pemuat. Honorarium yang diterimanya itu kemudian digunakan untuk
penyambung hidup dan pembeli alat tulis guna menghasilkan karya-karya
selanjutnya. Sampai pada penghujung tahun 1995,B.Yass sudah menerima
kiriman 232 wesel dari surat kabar yang memuat karya-karyanya.
5.
Daftar Karya
a.
1. CeritaPendek
2. Halimah Srikandi (1962)
3. Minah Gadis Peladang (1964)
4. Di Lereng Bukit(1994)
b.
Novel
1. Kelok Lima. 2002. Jakarta: Grasindo
BUR RASUANTO
Pada tahun 1960-an, bangsa Indonesia mengalami goncangan politik
yang begitu keras. Sebagai akibatnya, semua elemen masyarakat terpecah
menjadi berkeping-keping. Seniman, sebagai penyebar gagasan, juga
mengalami ketercabikan yang sama. Puncaknya, kalangan seniman yang
berafiliasi pada Partai Komunis Indonesia dengan membentuk Lembaga
kebudayaan rakyat(Lekra). Sementara itu,Seniman yang menentang Lekra
membuat kesepakatan yang tertuang dalam Manifes Kebudayaan. Salah
seorang penanda tangan Manifes Kebudayaan itu adalah Bur Rasuanto,
pengarang Indonesia kelahiran Palembang.
38 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
1.
Latar Belakang Keluarga
Bur Rasuanto lahir pada tanggal6 April 1937 di Palembang,Sumatera
Selatan. Dari buah perkawinannya dengan Masnun,Bur Rasuanto dikaruniai
tiga orang anak, dua perempuan dan satu laki-laki.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan dasar sampai pendidikan menengah ditempuh Bur
Rasuanto di kota kelahirannya, Palembang. Bur Rasuanto menamatkan
SMA Bagian B pada tahun 1957.Berbagai aktivitas dilaksanakannya setamat
dari SMAtersebut.la melanjutkan pendidikan kejurusan Filsafat, Universitas
Indonesia. Pada tahun 1960. dia pun pemah bekeija sebagai buruh kilang
minyak di PT Stanvac, Sungai Gerong. Meskipun sibuk dengan berbagai
aktivitas. Bur Rasuanto tampaknya sangat mengutamakan pendidikan. Hal
itu terbukti dari keteguhannya menyelesaikan pendidikan. Pendidikan
teraakhir yang ditempuh Bur Rasuanto adalah Program Magister Tingkat
Doktor.Bur Rasuanto meraih gelar Doktor Filsafat dari Universitas Indonesia
pada tahun 2000.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Bur Rasuanto pemah bekerja pada perusahaan tambang minyak
Stanvac Palembang 195761960. Pada waktu menjadi buruh di tambang
minyak itu, Bur Rasuanto memulai menggeluti sastra dengan menulis cerita
pendek. Selepas itu, dia beralih profesi menjadi penulis dengan bekerja
sebagai wartawan pada Harian Kami(1966). Dalam karier jumalistiknya.
Bur Rasuanto pemah mendudukijabatan sebagai redaktur harian Indonesia
Raya(sampai tahun 1974). Pada tahun 1947, dia ditugaskan untuk meliput
Perang Vietnam. Pengalaman selama meliput perang Vietnam tersebut
kemudian dituangkannya secara krretatif dalam novelnya yang beijudul
Tuyet.
Antologi Biograh Pengarang Sumatera Selatan 39
Kemudian, dia bekerja sebagai editor pada majalah Tempo (197461977).
Bur Rasuanto pemah menjadi koordinator yayasan Ilmu-Ilmu Sosial,Jakarta.
Di samping itu. Bur Rasuantojuga pemah menjabat sebagai Direktur Taman
Ismail Marzuki.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Dunia tulis-menulis mulai digeluti Bur Rasuanto mulai dari bangku
SMA. Akan tetapi, dia menggeluti sastra secara serius semenjak menjadi
buruh tambang minyak di PT Stanvac,Palembang. Persoalan yang menjadi
perhatian Bur Rasuanto ketika itu adalah sekitar persoalan bumh.la melihat
dan menyaksikan berbagai peristiwa dan suasana yang penuh rasa iri,
dendam, dan persaingan di kalangan buruh senior, tetapi bergaji kecil.
Intensitas menulis karya sastra mulai terlihat tinggi ketika bekerja sebagai
jumalis. Pada tahun 1960, Bur Rasuanto giat menghasilkan karya-karya
dalam bentuk cerpen. Banyak cerpen Beberapa cerita Pendek Bur Rasuanto
dimuat dalam majalah Sastra pada saat itu. Di bawah asuhan Paus Sastra
Indonesia, H.B. Jassin, Bur Rasuanto berupaya berkreasi sebaik mungkin.
Bur Rasuanto memberikan karya-karyanya kepada H.B. Jassin sebelum
dipublikakasikan. Biasanya, Jassin mengkritik, memuji, bahkan
merekomendasikan agar karya-karya Bur Rasuanto dimuat dalam majalah
Sastra atau Mimbar Indonesia.
Dalam khazanah sastra Indonesia, nama Bur Rasuanto akrab dengan
berbagai hadiah. Cerpennya yang berjudul Discharge mendapat hadiah
kedua majalah Sastra pada tahun 1961. Pada tahun 1962, dua cerpen Bur
Rasuanto Pertunjukan dan Ethyl Plant mendapat Hadiah Pertama majalah
Sastra. Pada t£ihun 1963, ketiga cerpen tersebut ditambah dengan beberapa
cerita pendek karya Bur Rasuanto yang tersebar di beberapa majalah
dihimpun dalam dua kumpulan cerita pendek, yaitu Burnt Yang Berpeluh
dan Mereka Akan Bangkit.
40 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Kehadiran kedua kumpulan cerita pendeknya itu mengukuhkan Bur Rasuanto
sebagai salah seorang cerpenis Indonesia. Ciri khas yang mewamai karyakarya Bur Rasuanto adalah kehidupan kaum buruh di Industri pemainyakan.
Latar seperti itu, menurut H.B. Jassin, merupakan sesuatau yang bari dalam
khazanah sastra Indonesia. Bur mengungkapkan secara igamblangi karena
pemah bekeija sebagai buruh di pertambangan minyak.
Pada tahun 1963, kedua kumpulan cerita pendek Bur Rasuanto itu
dipilih sebagai penerima Hadiah Sastra Yayasan Yamin.Akan tetapi, pilihan
itu dibatalkan panitia karena persoalan politik. Selanjutnya, Novel karya
Bur Rasuanto yang berjudul Tuyet (1978) memperoleh hadiah Yayasan
Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Meskipun dikenal sebagai seorang cerpenis. Bur Rasuanto juga
menulis beberapa novel. Novelnya yang beijudul Manusia Tanah Air pemah
dimuat sebagai cerita bersambung dalam harian Sinar Harapan pada tahun
1969. Di samping itu. Bur rasuanto menulis novel Sang Ayah (1969),
Tambang Enias Bagi Wan Muda (1979), dan Tuyet {191S).
Pada waktu Indonesia dilandwa krisis pada tahun 1966,Bur Rasuanto
bergabung dalam demnontrasi yang dilakukan kelompok mahasiswa guna
menuntut keadilan dan kebenaran. Bahkan, beberapa tahun sebelumnya dia
juga ikut menandatangani Manisfes Kebudayaan yang menyebabkan dua
kumpulan cerpennya dilarang terbit.
Pengalaman menentang penguasa Orde Lama dituangkan Bur rasuanto
dalam kumpulan puisi yang berjudul Mereka Telah Bangkit(1966). Karyakarya Bur Rasuanto yang terhimpun dalam kumpulan tersebut merupakan
ungkapan perlawanan pada penguasa pada masa itu.
Bur Rasuanto merupakan salah seorang tokoh penting dalam
perjalanan panjang khazanah sastra Indonesia. Kehadirannya dalam kancah
sastra Indonesia diawali pada tahun 1960-an dengan menghasilkan cerita
pendek yang berlatar kehidupan kaum buruh. Pengalamannya sebagai
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 41
seorang Jairnalis pada masa Perang Vietnam dituangkan dalam novelnya
yang(Sseri ju<iul Tuyet.
5.
miaftar Karya
1>
Kumpulan Cerpen
1)
Bumi Tak Berrpeluh (1963)
(1)
(2)
"AnakLelaki"
"Masa Percobaan"
(3) 'Tangki 209"
(4) "Bulletin"
(5)
"Ethyl Plant"
(6) "Ms Karachi"
(7) "Discharge"
(8)
2)
Debu-Debu Dilebuhi
Mereka Akan bangkit(1963)
(1)
(2)
"Aman"
(4)
"Kembali Menanti"
(5)
"Dia Tidak Akan Bercerita"
(6)
"Pertunjukan"
"Biduk Tambangan"
(3) "UpahkuYangTerakhir"
(7) "Makam"
(8) "Piket"
(9) "Orang Perantara"
3)
Novel
1)
2)
3)
4)
Sang Ayah (1969)
Manusia Tanah Air (1969)
Tambang Emas Bagi Wan Muda
Tuyet(1978)
42 Ai^s^gi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
4) Kumpulan Sajak
1) Mereka Telah Bangkit(1969)
5) Esai dan Artikel
1)
2)
3)
"Sketsa Eksklusif dari Laos" dalam Sinar Harapan 18
Juli614Agustus 1968.
"Masalah Mediator dalam Konflik Vietnam" dalam
Kompas,2Desember 1967.
"Viertnam di Selatan Sungai Ben Hai" dalam Harian
Kami, 12 Desember 1967.
4)
"Dengan Pasukan Korea Selatan di Vietnam" dalam Sinar
Harapan,5 Juli 1968.
CONIE SEMA
1.
Latar Belakang Keluarga
Conie Sema lahir di Palembang pada tanggal 24 April 1965.Ibunya
bernama Alijah dan almarhum bapaknya bernama Sema".
Istri Conie bernama Bisri Merduani, seorang wanita kelahiran
Lampung, 3 Maret 1968. Conie dan Bisri sekarang telah dikaruniai tiga
orang anak, yakni Sema Milenia, yang lahir pada pembukaan milenium ke3,Sema Giga Ramadhan,dan Sema Epik Revolka. Mereka sekarang hidup
bahagia di Kemiling, Bandar Lampung.
Di Bandar Lampung,Conie dan isiterinya sama-sama bekeqa sebagai
jumalis televisi. Conie Sema adalah seorang koresponden RCTI di Lampung,
sedangkan istrerinya adalah seorang jurnalis SCTV di Lampung.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Conie Sema menamatkan pendidikan dasamya di SD Negeri 38
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 43
Palembang dan kemudian melanjutkannya ke SMP Bina Warga
Palembang. Dari sana Conie meneruskan pendidikannya dengan bersekolah
di STM Negeri 2 Palembang. Sebelum Conie menamatkan pendidikan
tingginya di STTN Jurusan Teknik Industri di Bandar Lampung. la juga
sempat menempuh pendidikan di Jurusan Teknik Sipil Universitas Tridinanti
Palembang, namun tidak sampai selesai.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Semasa mahasiswa tahun 1987,Conie Sema mulai aktif mengirimkan
tulisan berupa puisi, cerpen, esai, dan artikel opini ke media massa cetak
di Palembang, antara lain harian Sriwijaya Post, mingguan Media Guru,
dan mingguan Suara Rakyat Semesta. Selain itu, ia juga aktif menulis di
penerbitan kampus, baik di Palembang maupun di Jawa. Bersama kawan
aktivis pers mahasiswa PTN dan PTS di Palembang,ia membentuk Ikatan
Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI)Sumsel pada tahun 1988 dan menjabat
wakil ketua.
Sejak tahun 1989 sampai sekarang, Conie bekerja sebagai seorang
wartawan atau jumalis. Beberapa kali ia pindah dari media satu ke media
lainnya. Tahun 1989 ia bekerja di Suara Rakyat Merdeka dan majalah
kebudayaan Dinamika. Kemudian, pada tahun 1990 ia menjadi wartawan
di Sumatera Ekspres. Ia juga ikut mendirikan media pariwisata Gending
pada tahun 1992. Dari tahun 1995 sampai sekarang, ia merupakan
koresponden salah satu televisi swasta nasional RCTI untuk wilayah keija
Lampung dan sekitamya.
Di Lampung Conie tumt mendirikan tabloid politik-ekonomi Sumber
pada tahun 1998. Bersama NGO ia juga menerbitkan newsletter pemantau
parlemen Rakyat pada tahun 199962000. Kemudian pada tahun yang sama
ia juga diperbantukan sebagai staf ahli pemimpin redaksi di mingguan Suara
Lampung,salah satu media cetak di Lampung.
44 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Conie Sema memang seorang jumalis. la selalu berprinsip untuk
bisa menjadi seorang jumalis sejati, yang mengerang ketika rakyat disakiti.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Tahun 1985 adalah awal belajar menulis Conie bersama komunitas
teater Potlot Palembang. Awalnya ia menulis puisi dan cerita Pendek.
Kemudian,ia menulis naskah drama TV yang diproduksi TVRI Palembang.
Di samping itu, ia juga aktif melakukan pentas-pentas drama bersama teater
Potlot di Jambi,Lampung,dan Jakarta.
Sampai sekarang,Conie telah menulis ratusan esai sastra dan budaya,
sosial, dan politik di sejumlah media massa, baik yang terbit di Palembang,
Lampung, maupun media massa nasional. Selain itu, tulisannya yang lain
berupa naskah panggung yang telah dipentaskannya bersama tetaer Potlot
dan diproduksi oleh TVRI Palembang.
Daftar Karya
Ratusan puisi, cerpen, dan esai Conie tersebar di beberapa media,
antara lain Sriwijaya Post,Sumatera Ekspres,Lampung Post,Suara Lampung,
dan Iain-lain. Beberapa naskah panggung yang telah dibuatnya antara lain
sebagai berikut.
1.
"Bonseras"(1994)
2.
"Orang-Orang Baruntai (1997)- dipentaskan di 57 desa dan kota di
Lampung
"Hutan Geribik"(1999)- dipentaskan di 57 desa dan kota di Lampung
"Monolog Gergaji"(2001)
"Konstruksi Angin"(2001).
3.
4.
5.
Sumber data: Angket dan wawancara.
(Wenny & Arif)
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 45
DIMAZ AGUS PELAZ
1.
Latar Belakang Keluarga
Dimas Agoes Pelaz dilahirkan di kaki gunung Merapi, JawaTengah,
tepatnya di Mimtilan pada tanggal 24 Agustus 1959.la adalah anak ketiga
dari sembilan bersaudara pasangan orang Jawa yang eberdarah birui.
Ayahnya adalah seorang pemain biola dan mempunyai kelompok musik
keroncong.
Tahun 1994 Dimas menikahi Okto Ery Nani,gadis Palembang. Dari
perkawinannya dengan Nani, Dimas dikaruniai dua orang putra, Diyan
Ahmad Ditomayoza (1995) dan Dantyo Agung Priambodo (2000).
2.
Latar Belakang Pendidikan
Dimas mengaku bahwa pendidikan formal bukan menjadi tradisi
dalam keluarganya, sehingga proses kematangan hidup lebih banyak ia
dapatkan lewat pengalaman pahit. Dimas tamatan SMA,kalaupun pemah
mengenyam bangku kuliah hanya sekedar enyicipf.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Tiga profesi yang diakui Dimas senantiasa melekat dalam
kehidupannya, yaitu bidang organisasi, kesenian, dan penulisan. Ketiga
profesi tersebut saling berganti mendominasi dirinya. Ketika masa remaja,
dunia teater dan kepenyairan merajai diri Dimas, lain beranjak dewasa
bidang penulisan (jurnalistik) ternyata menjanjikan uang.
Ketika masih membujang, untuk mempertahankan hidupnya Dimas
menulis cerpen, puisi, artikel ke berbagai koran lokal maupun nasional.
Sedangkan untuk mengisi erohanii ia berkeseian (later dan puisi). lapun
pemah aktif di organisasi Pemuda Muhammadiyah Sumsel sebagai Ketua
Departemen Seni dan Budaya.
46 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Setelah pada akhimya pada usia 35 tahun menikah, bidang seni
mulai ia jadikan sebagai sampingan, sementara bidang jumalistik lebih ia
tekuni. Apalagi ketika tuntutan keluarga mulai ia rasakan membebani hidup,
ditambah usia yang semakin emengejari, maka ia memutuskan untuk segera
mengambil sikap. Lalu dengan berat hati ia memutuskan meninggalkan
esementarai bidang kesenian dan masuk ke bidang rutinitas keija sebagai
jumalis televisi.
Profesi sebagai jumalis ia mulai pada tahun 1996 di Jambi. Dimas
bekerja sebagai reporter di stasiun televisi TPI hingga sekarang.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Dimas mulai menggeluti bidang sastra (cerpen dan puisi) ketika ia
masih ada di tanah Jawa. Ia pemah bergum pada sastrawan Ragil Suwamo
Pragolapati. Sekitar tahun 1975 Dimas bergabung dengan Kelompok
INSANI(Kelompok Penyair Muda Yogya). Pada tahun 1976 pertama kali
Dimas menerbitkan hasil karya puisinya dalam antologi puisi bersama
penyair Insani, Yogyakarta dengan judul buku Gunungan.
Hingga kemudian Dimas pindah ke Palembang,ia tetap aktif menulis
sastra (puisi dan cerpen). Karya-karyanya dikirm ke berbagai media massa,
antara lain di harian Sriwijaya Post, Sumatera Ekspres, mingguan Suara
Rakyat Semesta, Singgalang,Swadesi, tabloid Salam. Selain itu beberapa
puisinya sudah diterbitkan dalam antologi puisi bersama.
Di samping menulis puisi, Dimas juga getol membacakan puisipuisinya di restoran, tempat-tempat pesta, maupun di hotel. Misalnya saja
ia pemah membacakan puisi Solidaritas Bosnia di Sport Hall,Palembang
bersama Connie C.Sema,dan JJ Polong. Tradisi itu ingin diulang kembali
ketika Dimas sudah menjalani mtinitas keijanya sebagai reporter di Jambi.
Ia menulis dua buah kumpulan puisi tunggal dan dibacakan di hotel
berbintang lima di Jambi. Namun, kerinduan menulis dan membacakan
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 47
puisi tersebut menurutnya hanya sekedar kekangenan seorang repoter yang
pemah menjadi epenyairi.
Selain iraenulis puisi dan cerpen,Dimasjuga menyukai dunia teater.
la pemah mementaskan beberapa drama di panggung maupun di TVRI
Palembang, antara lain Ndoro Sosro, Suminten Edan, Machbet, Raden
Fatah, Jaka Taroi), Wong-wong,dan Lysistrata.
5.
Karya-lcarya Dimas Agoes Pelaz
Kota Kesamat(Pemuda Muhammadiyah: 1980)
Gunungan (antologi puisi Insani II, Masa Kini, Yogyakarta: 1983)
Rendezvous(antologi puisi bersama, KSKKM: 1989)
Kekasih (Keloraf)ok Studi Kebudayaan Kali Musi(KSKKM),Palembang:
1990)
Ghirah (antologi puisi bersama, Sriwijaya Media Utama: 1992)
Aku hari ini (Jambi, 1997)
Ketika Tonggak-tonggak Mranti Menangis (Jambi, 2000)
Sumber data: Angket dan wawancara
(Dian & Arif)
GUSJANDJARA ARNI
1.
Latar B^akang Keluarga
Gusjant^ara Ami dilahirkan di Prabumulih pada tanggal 12 Febmari
1956. Ayahnya l^mama Arsuf(almarhum) dan ibunya adalah Ningsani.
Gusjandjara adalah anak ketiga dari delapan bersaudara.
Gusjant^ara menikah dengan Rosyita, pada tanggal 21 Maret 1986.
Dari perkawinanan mereka dikaruniai 3 putra-putri. Gusjan memberi nama
pada anaknya cuicup unik. Nama tengah ketiga anaknya tersebut merupakan
48 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
akronim namanya dan istri tercintanya, yaitu Gusta, dari Gusjan dan Ita.
Anak pertama,Rega Gusta Lova lahir di Palembang pada tanggal 7Februari
1987. Anak kedua terlahir kembar putra dan putri pada tanggal 8 Oktober
1989 di Palembang, Sheno Gusta Utama dan Sheny Gusta Utami.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Gusjandjara menjalani pendidikannya dengan berpindah-pindah
kota. Masa sekolah dasar hingga menengah pertama ditempuh Gusjan di
Prabumulih. Lulus sekolah dasar tahun 1968,lulus SMP tahun 1971. Masa
sekolah lanjutan tingkat atasnya dijalani di Palembang hingga tahun 1974.
Gusjandjara adalah alumni Akademi Komunikasi Massa(AKM)Bandung
bidang Penerangan dan Propaganda tahun 1979. Setelah menamatkan
pendidikan akademinya ia kembali ke Palembang dan kuliah lagi di Stisipol
Candradimuka Palembang,jurusan jumalistik, dan lulus pada tahun 1990.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Sejak tanggal 9 Mei 1984 Gusjan tercatat sebagai karyawan Deppenko
Palembang (sekarang Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Palembang).
Waktu itu, meskipun menjadi pegawai negeri ia tetap aktif sebagai wartawan
di Suara Rakyat Semesta, Tabloid Guru, dan penulis lepas.
Tahun 1978 Gus bekerja di Harian Radar Selatan (cikal bakal Harian
Sriwijaya Post),Palembang. Kemudian pada tahun 1980 ia beralih ke Media
Guru selama 2 tahun (hingga 1982).
Tahun 1989 Gusjadjara kembali hijrah ke koran Suara Rakyat Semesta,
Palembang hingga tahun 1998. Terakhir ia aktif sebagai PNS di Dinas
Informasi dan Komunikasi Kota Palembang,di samping masih tetap menjadi
penulis lepas di beberapa media massa daerah, seperti Sriwijaya Post,
Sumatera Ekspres, Transparan, dan Warta Dakwah.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 49
4.
Latar Belakang KepenuHsan
Gusjadjara Ami mengaku aktif menulis sejak ia di SMA (sekitar
tahun 1974). Karya pertamanya merupakan sebuah naskah drama beijudul
Tersentak dalam Lamunan/Gempa. Naskah tersebut dipentaskan dalam
Pementasan Remaja Pertamina Prabumulih. Ketika kemudian ia menjadi
mahasiswa di Bandung, ia masih sering menulis mengenai seni-budaya
dan sosial dimuat di Marian Pikiran Rakyat, Bandung Pos, Mingguan
Pelajar,dan Mandala.
Menulis bagi Gusjan merupakan sebuah penyembuhan masyarakat
yang buta informasi. Sehingga topik yang ditulisnyapun bermacam-macam,
antara lain mengenai agama, ketimpangan sosial, seni, budaya, dan
komunikasi. Kesemua tulisannya itu ada yang sudah diterbitkan ada yang
belum sempat diterbitkan dan ada juga yang hanya menjadi koleksi
pribadinya. Artikel-artikel yang dibuatnya pemah dimuat di beberapa media
massa di Bandung, Jakarta, Padang dan Palembang.
Berbagai penghargaan pemah diraihnya dalam bidang tulis-menulis, antara
lain juara I Lomba Karya Tulis Gerakan KB Nasional se-Kota Palembang
(1992), dan juara III lomba yang sama untuk tingkat Sumatera Selatan;
pemenang Harapan 11 Lomba Karya Tulis tingkat nasional dalam rangka
Hari Jadi PMI ke-50 (1995); dan penghargaan jumalistik dalam rangka
Hari Pers Nasional IX tahun 1995 yang diselenggarakan oleh PWI Sumsel.
5.
Daftar Karya
Menumt pengakuan Gusjan ada sekitar 157 judul puisi dan 6 buah
naskah drama yang pemah dibuatnya hingga kini. Selain itu ada 99 buah
judul puisi religi dan sebuah buku yang betjudul Nuansa Komunikasi Islam
dan sebuah buku cerita berjudul Menabur Ibadah belum diterbitkannya.
Berikut ini data karya-karyanya:
1. Purel Secara Praktis(buku praktis tentang purel,Penerbit LPKS,
Januari 1993)
50 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
2.
3.
Etika Komunikasi Kerja (Penerbit LPKS, September 1998)
Antologi Puisi Religi: Hilang Pemikat(Penerbit Sonicom Media,
Desember, 2002)
4. Kumpulan Artikel 197862003 (Penerbit Pratama, Desember
2002)
5. Tersentak dalam Lamunan/Gempa(naskah drama, 1974)
6. Diujung Kematian (naskah drama, dipentaskan di TVRI
Palembang tanggal 6 Juni 1985)
7. Penyelamat(naskah drama, dipentaskan di TVRI Palembang
tanggal 14 Mei 1986)
8. Tiada Jalan Lain (naskah drama koleksi pribadi, 12 September
1980)
9. Obrolan (naskah drama koleksi pribadi, 3 Januari 1997)
10. Suara dari Langit(naskah drama dipentaskan HMI Bandung,
1978)
11. Menarik Benang Kusut(naskah drama koleksi pribadi, 4 Juli
1985)
Beberapa artikel Gusjan pemah menjadi polemik di beberapa surat
kabar daerah dan ibukota antara lain beijudul:
1. "Budaya Lokak" (Sriwijaya Post, 7 Juni 1988), ditanggapi/
dibahas dalam Kilas Balik Tajuk Rencana Sriwijaya Post, 9
Juni 1988)
2. "Di Sumsel Karya Seni Mati Terkubur"(Harian Pelita, 10 Mei
1989),ditanggapi oleh Buskemal Zaros By di harian yang sama
tanggal 7 Juni 1989 dengan judul artikel "Berusaha Meraba
Problematik Seni di Sumsel"
3. "Seniman Menggugat Bak Menepuk Air di Dulang" (Sriwijaya
Post, 18 Februari 1989), ditanggapi oleh Helmi Apri "Seniman
Teater Gerobak Penuh Beban Sapi yang Kurus,Sriwijaya Post,
25 Februari 1989
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 51
4. "Menanggapi Tulisan Helmii (Sriwijaya Post,4 Maret 1989),
merupakan polemik, tanggapan kembali tulisan Helmi Apri.
Kedua artikel tersebut kemudian ditanggapi oleh dua tulisan,
pertama DA Suhaimi "Menengahi Tulisan Gusjandjara Ami
dan Helmi, Sriwijaya Post, 13 Maret 1989; kedua ditanggapi
oleh M.Rano dengan judul artikel eniman Teater Gerobak Penuh
Beban Sapi Gila" di Sriwijaya Post, 13 Maret 1989.
6.
Gambaran Karyanya
Karya sastra pertama yang dibukukan beijudul Antologi Puisi Religi:
Hilang Pemikat. Buku ini meskipun terbit pada bulan Desember 2002,
namun proses penciptaannya selama kurang lebih sebelas tahun, yaitu tahun
1988 hingga 1999.
Puisi-puisi religius seperti yang ada dalam kumpulan puisi tersebut
beijumlah 68judul puisi. Ada sejumlah tokoh pengamat seni sastra Sumatera
Selatan yang memberi sedikit ulasan/kritik teks dan sambutan dalam buku
tersebut; yaitu Prof.Dr. H.Jalaluddin (Rektor IAIN Raden Fatah), Kakanwil
Depag propinsi Sumsel,Prof.Dr. Amran Halim (Ketua Umum Dewan
Kesenian Sumsel),Drs. H.Zainal Abidin Hanif (pengamat dan pecinta
sastra), dan Drs. H.Ismail Djalili (pengamat seni budaya).
Dalam buku tersebut Gusjan berusaha menghidupkan kembali
kepekaan masyarakat terhadap nilai-nilai luhur
yang bersumber dari
ajaran agama. Gusjan banyak menggunakan kata-kata kiasan atau metafor
yang menunjukkan khas sastra sufistik di samping pemunculan penggalanpenggalan kalimat yang diilhami oleh tafsir kitab suci.
Sumber data: Angket dan wawancara(Dian Susilastri)
52 Antologi Biografl Pengarang Sumatera Selatan
HAMIDAH
1.
Latar Belakang Keluarga
Penggunaan nama samaran merupakan salah satu siasat penulis
dalam"memasarkan" karyanya. Meskipun tidak selama alasan penggunaan
nama samaran seperti itu, yangjelas pelauang menggunakan nama samaran
tersebut melegakan hati kalangan penulis. Minimal, mereka dapat
menyembunyikan identitas dirinya dari publik. Akan tetapi, kadangkala
nama samaran seorang penulis itu lebih populer dari nama asli. Kesan
seperti itu terlihat jelas pada pengarang Hamidah.
Hamidah adalah nama samaran dari Fatimah Hasan Delais. Wanita
pengarang ini berasal dari daerah Muntok, Bangka (sekarang Provinsi
Bangka Belitiung). la menikah dengan seorang laki-laki bemama Hasan
Delais. Jadi, Hasan Delais di belakang nama Fatimah adalah nama suaminya.
la meninggal di Palembang pada tanggal 8 Mei 12953 dalam usia sangat
muda, 38 tahun.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Jenjang pendidikan dasar dan menengah ditempuh Hamidah di
kampung halamannya. Selepas dari sekolah lanjutan pertama, Hamidah
melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Guru Putri Padangpanjang.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Selepas dari Sekolah Guru Putri Padangpanjang, Hamidah pulang
ke kampungnya,Muntok,Bangka.la mengajar di sekolah gadis di kampung
halamannya. Di samping itu, Hamidah giat pula dalam organisasi wanita
di Muntok.
Tidak lama mengabdi di kampung halamannya,Hamidah kemudian
pindah ke Palembang.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 53
4.
Latar Belakang Kesastraan
Tidak banyak informasi yang dapat dikumpulkan tentang wanita
pengarang yang berasal dari Sumatera Selatan ini. Namanya dikenal dalam
khazanah sastra Indonesia karena karya yang beijudul Kehilangan Mestika.
Novel ini ditulis Hamidah pada waktu Hamidah masih berusia 19 tahun.
Artinya, Hamidah masih dalam lingkungan sekolah atau masih uduk di
bangku sekolah guru.
Kegemaran Hamidah terhadap sastra tampaknya didasari oleh
kebersinggungannya dengan bacaan-bacaan. Perhatian yang tinggi terhadap
kehidupan dikoolabrasi dengan kreativitas menuangkannya dalam bentuk
tulisan membuahkan sebuah karya yang bernas pada zamannya.
Novel Kehilangan Mestika karya Hamidah diterbitkan pertama kali
pada tahun 1935. Kemudian, novel ini dicetak ulang pada tahun 1937
(cetakan kedua), 1949 (cetakan ketiga), 1954 (cetakan keempat), 1957
(cetaka kelima), dan 1963 (cetakan keenam). Pada cetakan kelima dan
keenam,novel Kehilangan Mestika dicetak ulang sebanyak 10.000 eksemplar.
Cetakan keempat habis dalam waktu satu tahun,sedangkan cetakan
keenam habis dalam waktu dua tahun. Berdasdarkan kenyataan sepwerti
itu, H.B. Jassin berpendapat bahwa novel karya Hamidah tersebut termasuk
salah satu buko yang disukai kala itu.
Menjelang akhir hayatnya, Hamidah bemiat untuk menghadirkan
karya novel lagi ke dalam belantara khazanah sastra Indoesia. Akan tetapi,
keinginannya itu temyarta hanya sebatas hasrat dari seorang penulis. la
dipanggil menghadap Tuhan Yang Mahakuasa sebelum keinginan tersebut
diwujudkannya.
(B.Trisman)
54 Antologi Bic^afi Pengarang Sumatera Selatan
IMRON SUPRIYADI
1.
Latar Belakang Keluarga
Imron bemama lengkap Muhammad Imron Supriyadi. la dilahirkan
di desa Sabrangrowo,Borobudur, Magelang, JawaTengah pada tanggal 18
Mei 1973.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan terakhir Imron Supriyadi adalah Sarjana Agama dari
Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Fatah,Palembang.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Ketika duduk di bangku kuliah,Imron aktif di Lembaga Penerbitan
Majalah Ukhuwah IAIN Raden Fatah,Palembang. la juga pemah menjadi
wartawan di SKH Sumatera Ekspres. Selain itu ia juga terlibat aktif di
Aliansi Jumalis Independent(AJI)Kota Palembang,dan di lembaga budaya,
APEK (Aliansi Pekeija Kebudayaan Sumsel).
Selain sebagai jumalis,Imron juga aktif di LSM Jaringan Advokasi
Masyarakat Urban (JAMUR)dan Lembaga Pemantau Korupsi Sumsel,
SSCW (South Sumatera Corruptions Watch). Sejak tahun 1998,ia bekerja
sebagai reporter radio Smart FM Palembang dan kontributor Kantor Berita
Radio 68H Jakarta. Ia juga tercatat sebagai salah seorang penggagas dan
pendiri Majelis Seniman Sumsel,salah satu organisasi seniman di Palembang.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Imron mulai menulis sejak ia duduk di bangku kuliah di Fakultas
Ushuluddin IAIN Raden Fatah Palembang. Baik cerpen maupun esainya
banyak dimuat di surat kabar Palembang,antara lain Sriwijaya Post,Sumatera
Ekspres, Tabloid Semesta, Tabloid Altematif, Tabloid Media Sumatera,
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 55
Majalah Sindang Merdeka, dan Iain-Iain. Selain di itu, karya-karya Imron
Supriyadi juga dapat ditemui di beberapa laman (situs internet) seperti
cybersastra.com, detik.com, dan Iain-lain.
Cerpen Imron banyak bertema sosial, politik, dan budaya. Kritiknya
pada situasi lingkungan yang tidak menyenangkannya tercermin di beberapa
karyanya seperti cerpen Bangkai dan Nyanyian Hutan Perawan
5.
Daftar Karya
Beberapa cerpen Imron Supriyadi adalah sebagai berikut.
Bangkai
Izinkan Aku Sekolah di dalam WC
Bumi Ketiga
3 Dalam Perjalanan Pulang
Kerbau Desa Peralihan
Negeri Iwak Tempalo
Saat Anakku Lahir Kembali
Ketika Iblis Membentangkan Sajadah
Negeri Kelelawar
Neo-Lysistrata
Parodi Surat Pembaca
Sedang Tuhan pun Bisa Mati
Selamat Mr. Gagu
Nyanyain Hutan Perawan
dll.
Sumber data: Angket dan wawancara
(Wenny Oktavia)
56 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
DR.(HC)H.ISMAIL DJALILI
1.
Latar Belakang Keluarga
Drs. H.Ismail Djalili ketika lahir hingga berumur 6 tahun bemama
Achmad Faded Wadjedi. Namanya sengaja diganti oleh ibunya atas saran
dukun Hj. Halimah sebagai upaya agar ayahnya yang mempunyai isteri
lagi kembali dad Palembang. Nama tersebut akhimya terns melekat dan
hingga sekarang orang atau kerabat yang dekat dengannya cukup
memanggilnya "Pak Is" atau"Om Is".
H. Ismail Djalili lahir di Menggala, Kabupaten Tulang Bawang,
Lampung Utara pada tanggal 26 Mei 1933. Ayahnya yang ia panggil walid,
Ki H. Abdurrahman Djalili alias Ratu Dermawan adalah seorang pedntis
kemerdekaan dan tokoh Partai Sedkat Islam Indonesia (PSII) di samping
mantan pegawai neged;ibunya bemama Masnin,seorang wanita desa biasa.
Pada tanggal 31 Agustus 1964 H. Ismail Djalili menikah dengan
wanita Bengkulu, Lien Suharlina di rumah mertua, Puncak Sekuning,
Palembang. Dad hasil perkawinannya dengan gadis Bengkulu tersebut,
Ismail dikamniai tiga orang putd,namun putd pertamanya meninggal ketika
bemsia satu tahun. Dad kedua putdnya(Lies Hapsad Pdhatini, lahir tahun
1971 dan Lies Destdani Rachmani)ia mendapatkan empat orang cucu yang
manis-manis dan sangat dekat dengannya. Anak pertamanya dibed kamnia
oleh Tuhan tiga putra-putd (yang kedua kembar),sedang anak kedua bam
mempunyai seorang anak.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan dasar ditempuh Ismail Djalili di Sekolah Desa,Jepang,
Kayu Agung, OKI sampai tahun 1947. Setelah itu ia melanjutkan SMP
(SMI)di Palembang tahun 1950-1954. Masa SMA dilaluinya di Yogyakarta.
Ia sekolah di SMA Islam hingga tahun 1958.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 57
Setamat SMA,Ismail Djalili kemudian melanjutkan studi ke Perguruan
Tinggi Agama Islam Negeri (FT AIN) dan terakhir masuk Universitas
Gadjah Mada,Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan
F*ublisistik yang diselesaikannya pada tahun 1966.
Gelar Doktor Honoris Causa(Dr.HC)ia dapat dari Kennedy University,
Singapura pada tahun 1997 dengan tesis mengenai kehidupan
sosial/humanio^ dalam konteks komunikasi.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Ada beibagai profesi di bidang jumalistik, politik, pendidikan, dan
seni yang pemah digeluti oleh Ismail Djalili. Semuanya itu dijalaninya
dengan ketekiman dan penuh kecintaan terhadap pekerjaan yang sedang ia
jalani.
Setelah menikah di Palembang kemudian Ismail melanjutkan
kuliahnya di Yogyakarta dan akhimya kembali lagi ke Palembang pada
kurang tertarik menjadi pegawai negeri. Ia lebih menyukai pekerjaan yang
sesuai dengan bidang studi yang ia tekuni yaitu kewartawanan.
Karier Ismail Djalili di bidang jumalistik diawalinya dengan menjadi
wartawan di Mingguan SK ABRI Edisi Sriwijaya pada tahun 1967. Kemudian
pada tahun 1970,jenjang kariemya meningkat menjadi Redaktur Pelaksana
pada surat kabar yang sama. Pada tahun 1970 pula ia menjalani profesi
kewartawanannya sekaligus menjadi anggota dewan redaksi di Suara Rakyat
Semesta.
Di luar kegiatan reportase,ia aktifjuga dalam kepengumsan Persatuan
Wartawan Indonesia(PWI)mengumsi seksi Pendidikan dan Agama(1967).
Tahun 1983 sampai dengan 1992 Ismail menjabat sebagai Ketua Umum
PWI Cabang Sumatera Selatan. Tahun 1999 diangkat sebagai anggota
Dewan Kehormatan Daerah PWI Cabang Sumatera Selatan periode 19992003.
58 Antologi Bic^afi Pengarang Sumatera Selatan
Perhatiannya terhadap dunia jumalistik dan kedudukannya sebagai
pucuk pimpinan di organisasi kewartawanan wilayah Sumatera Selatan
membawa Ismail mengadiri Sidang Umum Persatuan Wartawan Asean di
Manila (tahun 1987), di Singapura (tahun 1989), dan di Bangkok (1990).
Kariemya di bidang politik antara lain tahun 1967 menjadi pengurus
Sekber Golkar Tingkat I Sumatera Selatan. Oktober tahun yang sama
(1967-1971) menjadi anggota DPRD-GR SS wakil dari cendekiawan Sekber
Golkar. Tahun 1971-1977 anggota DPRD Tingkat I Sumatera Selatan dari
FKP.la duduk sebagai sekretaris di Komisi C(bidang budaya dan pendidikan,
kesehatan dan perburuhan). Bidang tersebut sangat sesuai dengan jiwa
seninya, karenanya ia dapat mencurahkan/menyumbangkan pikirannya
untuk pembangunan seni dan budaya di daerah Sumatera Selatan.
Salah satu buah pemikirannya bersama dua rekannya di DPRD dan kemudian
diwujudkan oleh Gubemur Asnawi Mangkualam adalah Taman Budaya
Sriwijaya, yang pada saat pemerintahan Rosihan Arsyad bangunan tersebut
Agustus 1966,Ismail mulai melamar pekeqaan.Pada mulanya Ismail
dibongkar(dipindah ke Culture Centre,Jakabaring) untuk kemudian didirikan
Palembang Square.
Tahun 1997-1999 kembali menjadi anggota DPRD Tingkat I Sumatera
Selatan hasil Pemilu 1997. Selesai bertugas sebagai anggota DPRD,kemudian
ia bertugas menjadi anggota Dewan Penasehat DPDI Partai Golkar hingga
sekarang.
Pekerjaan sebagai pegawai negeri bukanlah cita-cita Ismail, itu
adalah keinginan ayahandanya, sehingga baru tahun 1976 Ismail menjadi
PNS di lingkungan DPRD Sumsel di seksi Humas hingga tahun 1985.
Pekerjaan itu diperolehnya karena ia sangat vokal di legislatif, untuk
meredam kritikan-kritikannya terhadap eksekutif. Puncak karier pegawai
negeri sipil Ismail adalah sebagai Kepala Biro Humas Pemda Tingkat I
Sumatera Selatan hingga memasuki masa pensiun tahun 1989.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 59
Di dunia pendidikan Ismail mengawali kariemya tahun 1967 dengan
menjadi tenaga pengajar (dosen luar biasa) Ilmu Politik di FKIP Unsri
Palembang. Tahun 1968-1978 menjadi dosen Ilmu Komunikasi di APDN,
AAN,AKOP,dan IAIN Raden Fatah Palembang. Tahun 1967 menggagas
pembangunan Akademi Publisistik iCandradimukai Palembang. Sebagai
pendiri,Ismail terus berasaha meningkatkan status lembaga pendidikannya,
hingga akhimya menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(Stisipol) Candradimuka Palembang (sejak tahun 1984) dan ia menjabat
sebagai Direktur sampai sekarang.
4.
Latar Belakang Kepenulisan
Ismail Djalili adalah seorang wartawan, pegawai negeri, namun
berjiwa seni. Ini terbukti dalam kiprahnya di dunia teater. Tahun 1968 ia
mendirikan Teater Sriwijaya bersama seniman-seniwati Palembang yang
kemudian menjadi embrio teater modem di Sumatera Selatan. Tahun 1971
teater Sriwijaya mendapat penghargaan pemenang lomba Teater 4 Kota di
Taman Ismail Marzuki(TIM),Jakarta.
Naskah drama pertama yang ditulis oleh Ismail berjudul Menjelang
Subuh Takbiran yang disiarkan di Radio Republik Indonesia Yogyakarta
tahun 1957. Sedangkan tulisan pertama yang dimuat di mingguan yang
terbit di Yogyakarta beijudul iSungai Musii. Naskah selanjutnya berjudul
Ayahku (1958). Waktu itu ia masih duduk di SMA.
Dalam organisasi seni film dan budaya, ia pemah menjabat sebagai Ketua
BKKNl Sumsel, Ketua Parfi Koordinator Sumatera Selatan, dan Wakil
Ketua Dewan Kesenian Sumsel bidang Komunikasi dan Informasi Seni
Budaya.
Menurut pengakuannya, sudah ada 28 naskah drama atau sinetron
yang ditayangkan di televisi Palembang maupun Jakarta, sejak televisi
masih hitam putih. Ismail pemah pula bermain dalam film daerah Putri
60 Antologi Biograh Pengarang Sumatera Selatan
Kembang Dadar, ia berperan sebagai pemain pembantu utama.
Dalam hal kepenulisan,Ismail Djalili lebih menyukai tullsan berupa
feature, esai, editorial, dan artikel dari pada cerpen atau novel karena harus
berimajinasi dulu. Menurutnya, hal itu sesuai dengan jiwanya sebagai
wartawan. Sumber inspirasi tulisannya adalah berdasarkan apa yang
dirasakan, dilihat, dan direnungkan. Berdasarkan renungannya itulah,
peristiwa-peristiwa atau kejadian yang ada di sekitamya atau yang dialaminya
kemudian dituangkannya dalam bentuk tulisan.
Ketika Ismail menulis artikel di media masa, kadang-kadang ia memakai
nama samaran yaitu iMat Djaisi. Alasan memakai nama samaran tersebut
menurutnya untuk mencegah respon tulisan/pendapat yang membuat
kontroversial pribadi.
Ada banyak tulisan Ismail Djalili yang pemah dimuat di beberapa
surat kabar yang kemudian sebagian diterbitkan dalam bukunya Wan Karim
Diguncang Gempa: Kumpulan Tulisan (1990-1994). Buku ini diterbitkan
oleh YASIP Palembang, Juni tahun 2001. Satu buku lain yang dihasilkan
adalah biografinya berjudul Anak Miskin di Tengah Gelora Semangat
Kemerdekaan (Penerbit YASIP Palembang, Juli 2001). Ada satu buku lagi
yang rencananya akan diterbitkan setelah Pemilu 2004, isinya berupa
kegiatan dan kiprahnya di dunia seni, budaya, dan jumalistik serta
pengamatan-pengamatannya di dunia politik di Indonesia.
Beberapa tulisan atau karyanya pemah dijadikan sebagai topik dalam forum
diskusi di kalangan seniman dan para pakar. Topik yang dibicarakan terutama
yang menyangkut tema dan alur cerita.
5.
Daftar Karya
Naskah drama yang pemah dihasilkan Ismail Djalili beijumlah 28
buah. Beberapa judul naskah drama karya Ismail Djalili adalah:
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 61
1. Sekuntum Bunga Ros(ditayangkan di TVRI Palembang, 1971)
Nyala Api di Balik Bukit
Rawa Harapan(TVRI Palembang)
Cek Molek
Anakku Seorang Prajurit
Lumpur(ditayangkan TVRI Pusat Jakarta, pemainnya Harun
Syarif)
Balada Petani Karet(karya yang paling favorit)
Di Sela-sela Pohon Kopi(ditayangkan TVRI Jakarta,pemainnya
antara lain Anwar Fuadi, Minati Atmanegara, Nizar Zulmi)
Beberapa naskah cerita untuk film layar lebar produksi Pemda
Sumsel dan PT Inem Film antara lain;
2. Si Pahit Lidah dan Mata Empat I(1988)
3. Si Pahit Lidah dan Mata Empat II(1989)
Sumber data: Angket dan wawancara
(Dian Susilastri)
IZARMAN SY NAABAI
1.
Latar Belakang Keluarga
Izarman Sy Naabai sebenamya memiliki nama asli Izarman saja.
Namun, dengan alasan untuk menghormati kedua orang tuanya ia
menambahkan nama mereka di belakang namanya. Sy adalah inisial nama
ibundanya yaitu Syamsurahma (aim) dan Naabai adalah nama ayahnya.
Izarman asli orang Minangkabau,lahir di desa Sulit Air, Kabupaten Solok,
Sumatera Barat, pada tanggal 6 Februari 1964. Ia menikah dengan Yulia
Oprasini pada 11 Oktober 1992. Buah dari perkawinan mereka adalah Ziad
Izalia Nike Perdana (11 tahun) dan Firas Alwista (7 tahun).
62 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
2.
Latar Belakang Pendidikan
Masa sekolah dasar Izarman dilalui di tanah kelahirannya, Sulit Air.
la menamatkan sekolah dasamya tersebut pada tahun 1976. Setamat SD la
pindah ke Pekanbaru, Riau.Izarman kemudian melanjutkan pendidikannya
hingga perguruan tinggi di kota tesebut.
Ilmu teknologi yang kurang berhubungan dengan profesinya di kemudian
hari temyata lebih menarik minatnya untuk ditekuni hinggajenjang perguruan
tinggi. Tahun 1979 Izarman menamatkan sekolahnya di Sekolah Teknik
(ST) Muhammadiyah Pekanbaru. Pendidikan teknik di sekolah tingkat
pertama tersebut dilanjutkannya ke STM (Sekolah Teknik Menengah)
Negeri 80 Pekanbaru dan tamat tahun 1983.la kemudian masuk ke FNGT
(Fakultas Non Gelar Teknik) Universitas Riau hingga selesai tahun 1988.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Pekerjaan yang digeluti Izarman sejak masih kuliah hingga ia
berkeluarga tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran yang ia tekuni
di bangku sekolah maupun kuliah. Tercatat ada tujuh penerbitan yang pemah
Izarman singgahi untuk menyalurkan bakatnya sebagai jumalis dan penulis.
Kepindahan Izarman dari satu media massa ke media massa lain disertai
berbagai alasan, antara lain karena perbedaan visi dan kebijakan yang
kurang sesuai dengan nurani dan keprofesionalan Izarman.
Semasa Izarman masih duduk di bangku kuliah di Riau,ia bekeija sebagai
redaktur Mingguan Genta Pekanbam dari tahun 1984 hingga ia tamat kuliah
1988. Ia kemudian hijrah ke Palembang dan langsung bekerja di harian
Sriwijaya Post sebagai redaktur daerah/minggu (198861994).
Tahun 1994 Izarman dan keluarga pindah ke pulau Dewata, Bali. Ia
mengadu nasib di sana dengan tetap berprofesi sebagai jumalis dan penulis.
Selama kurang lebih lima tahun (hingga tahun 1999) Izarman menjadi
redaktur kota harian Nusa Bali. Kemudian ia pindah tempat bemaung ke
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
63
tabloid Modus,Bali. Di tabloid itu kendati ia menduduki jabatan tertinggi
yaitu sebagai pemimpin umum,ia hanya bertahan selama kurang lebih satu
tahun (199962000). Selanjutnya ia kembali ke Palembang.
Di kota pempek itu kembali Izarman menggeluti profesi sebagai
jumalis sambil terus berkarya sebagai penulis. Dari tahun 200062001
Izarman menjabat sebagai wakil pemimpin redaksi harian Transparan.
Kemudian ada panggilan jiwa dari tanah kelahirannya untuk ikut melestarikan
budaya Minang. Selepas dari tabloid Transparan,Izarman membidani sebuah
tabloid berbahasa Minangkabau yang beredar di Sumatera Selatan, Kaba.
Selama dua tahun Izarman ikut mengelola Kaba. Selanjutnya ia bekerja
sebagai kepala biro Sumbagsel harian Padang Ekspres hingga sekarang.
4.
Latar Belakang Kepenulisan
Bakat Izarman di dunia teknik disalurkannya hingga sebatas di
bangku pendidikan. Namun bakat terpendam kepenulisan pria pendiam ini,
sejak ia masih kelas II Sekolah Teknik(SMP)dulu, bam tersalur dengan
baik ketika ia sudah dewasa.
Karya pertama Izarman adalah puisi berjudul iDuka di Tanah Bundai yang
dimuat di harian Pelita. Selanjutnya banyak topik yang ditulis Izarman
untuk menuangkan ide, gagasan, dan kritiknya antara lain seputar masalah
sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
Izarman termasuk penulis yang cukup produktif dalam menghasilkan
karya-karya. Di beberapa kota yang ia tinggali selalu saja ada karya yang
diterbitkan. Bila direkapitulasi ada kurang lebih 30judul puisi yang pemah
dibuat Izarman,sekitar 40judul cerpen,2judul novel(novelet)dan menulis
lebih dari 7 judul buku kritik sosial dan biografi/memoar tokoh. Karyakarya itu diterbitkan atau dimuat di beberapa media massa dan penerbitan
di Pekanbaru, Jakarta, Palembang, dan Bali.
64
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Hal-hal yang ditulisnya cenderung pada sorotannya di bidang sosial
di samping karya-karya sastranya yang cenderung humanistis. Dunianya
di bidang jumalistik membuat Izarman sering memantau masalah-masalah
ketimpangan sosial atau apa saja yang teijadi di masyarakat. Hal ini secara
tidak langsung menjadi sumber inspirasi bagi tulisan-tulisannya. Misalnya
saja, ketika ia tinggal di Bali dan menjadi seorang redaktur di sebuah harian,
dalam masa itu ia menghasilkan tiga buah buku tentang sesuatu yang ada
hubungannya dengan keadaan di Bali atau tokoh Bali. Khusus beberapa
buku yang terbit di Bali bahkan pemah diseminarkan. Pembicaranya antara
lain Prof. Dr. Luh Suryani, Prof. Ngurah Bagus,Prof Dr. Made Wianta, dan
Prof. Dr. I Wayan Mertha Sutedja, S.H.,D.Ed., P.Hd.
Izarman menyukai puisi-puisi karya Zawawi Imron dan Sapardi
Djoko Damono. Menurutnya karya-karya dua sastrawan besar berkaliber
nasional tersebut sarat dengan nilai-nilai humanisme dan religi.
Beberapa puisi Izarman pemah diterbitkan dalam dua buah antologi bersama,
di samping puluhan judul puisi dan cerpen yang pemah dimuat di harian
ibukota dan daerah. Dua buah novel atau noveletnya pernah dimuat
bersambung di mingguan Genta dan harian Sriwijaya Post. Beberapa biografi
tokoh pemah ia buat dan sebagai editor dari kumpulan tulisan H. Ismail
Djalili.
Pada bulan Febmari 1999,Izarman memenangkan juara n Sayembara
Penulisan Cerpen yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Mataram,
Nusa Tenggara Barat. Ketika itu ia masih berdomisili di Bali.
5.
Daftar Karya
Nyanyian Rama-Rama(antologi puisi bersama 4 penyair muda Riau)
Riak-riak Menderai (novelet, dimuat bersambung di Genta)
Cerita dari Hutan Bakau (antologi puisi/F. Rahardi, 1994)
Hari-hari Rebah (novelet, dimuat di Sriwijaya Post)
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
65
1. Hindu Dihujat, Bali Menggugat (buku, Denpasar, 1998)
2. Bung Karno: Saya Berdarah Bali (buku, Denpasar, 1999)
3. Memoar Tjokorda Bagus Sayoga: Melangkah di Jalan Kebenaran
(1999)
4.
5.
Biografi Ismail Djalili (Palembang,2001)
Wan Karim Dilanda Gempa/Ismail Djalili (sebagai editor,
Palembang,2001)
Menggugat Transparansi APBD di Sumsel (Fitra, Palembang,
2001)
Perjuangan Hukum atas Pengalihan Dana APBD (Fitra,
Palembang,2002)
TigaTahun Transparan: Mengubah Sikap dan Kebijakan Pejabat
Sumsel (proses terbit, 2003)
Profil 22 Seniman Sumsel (disusun bersama, DKSS, 2003).
Sumber data: Angket dan wawancara
(Dian Susilastri)
J.J. POLONG
1.
Latar Belakang Keluarga
J. J. Polong terlahir dengan nama Yulian Junaidi. la dilahirkan di
Baturaja pada tanggal 1 Juli 1965. Bapaknya, Jasuan Amron,dan ibunya,
Rusminah,adalah guru SMP yang berasal dari Ogan(Ogan Komering Ulu).
Pada tanggal 20 November 1994,J. J. Polong menikah dengan Ade
Indriani. Buah pemikahan mereka adalah dua putri cantik, yaitu Ayu Redihar
Rafa dan Delia Rosa Salsabila.
2.
66
Latar Belakang Pendidikan
J. J. Polong melewati masa kecilnya di Baturaja, OKU.Di sana
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
ia bersekolah di SD Negeri 1 Baturaja dan menamatkannya pada tahun
1976. Kemudian,ia melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 2 Baturaja
hingga tamat pada tahun 1980.
Masa sekolah menengah atas dilewati J. J. Polong di kota Palembang.
Pada tahun 1983,ia menamatkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Palembang.
Kemudian,ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Ia
memilih Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya sebagai tempat ia meraih
gelar insinyur paada tahun 1988.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Sekarang J. J. Polong tercatat sebagai salah satu dosen di Fakultas
Pertanian, Universitas Sriwijaya,Palembang. Sebelumnya,ia sempat bekeija
sebagai wartawan dan penulis lepas di beberapa media cetak di kota
Palembang.
4.
Latar Belakang Kesastraan
J. J. Polong mulai menulis pada tahun 1983,saat ia duduk di sekolah
menengah atas. Karya pertamanya adalah ePotret Petani Guremi, sebuah
puisi yang menyuarakan penderitaan petani. Karya ini menjadi inspirasi
bagi J. J. Polong dalam menelurkan karya-karya berikutnya. Sejak itulah,
tema-tema sosial, politik, dan budaya mewamai puisi karya J. J. Polong
yang beberapa di antaranya merupakan kritik terhadap apa yang sedang
teijadi di sekitamya.
Sampai sekarang J. J. Polong, yang dulu pemah tergabung dalam
PMP(Penyair Muda Palembang)ini, telah menelurkan sekitar 30 puisi dan
5 cerpen. Karya-karyanya banyak dimuat di media lokal Sumatera Selatan
dan nasional. Beberapa di antaranya diterbitkan di Jambi dan Palembang.
5.
Daftar Karya
Puluhan puisi dan cerpen Polong tersebar di berbagai media di
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
67
Sumatera Selatan, beberapa yang telah dibukukan adalah sebagai berikut.
Antologi Puisi Bersama Bahasa Angin. 1994.Palembang:Forum Kebudayaan
Orde
Antologi Bersama Refleksi Indonesia 50 tahun. 1995. Solo:Taman Budaya.
Sumber data: Angket dan wawancara
(Wenny Oktavia)
JAJANG R KAWENTAR
1.
Latar Belakang Keluarga
Jajang R. Kawentar dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 9Oktober
1970.Pemuda yang bemama asli Jajang Rusmayadi ini terlahir dari pasangan
Oyon Martadipura dan Titin Kartini yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa
Barat.
Jajang menikahi Soufie Retorika di Tasikmalaya pada tahun 1995.
Sampai sekarang mereka telah dikaruniai dua orang anak perempuan
bernama Shaumi Nur Cipta Sari dan Amrita Rooh Hyang Terang.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya di Tasikmalaya,
Jajang R. Kawentar menempuh pendidikan tingginya di Fakultas Seni Rupa
Institut Seni Indonesia Yogyakarta.Program studi yang kala itu ditekuninya
adalah Kriya Logam. Pada tahun 1997, ia meraih gelar Sarjana Seninya.
Jajang yang memiliki ketertarikan besar di dunia seni rupa ini
kemudian juga menimba ilmu di SMIKN Tasikmalaya,Jurusan Ukir Kayu,
dan menyelesaikannya pada tahun 1990.
Karena berkeinginan menjaadi guru, pada tahun 2000, Jajang
mengambil program Kemampuan Mengajar di Universitas Sriwijaya di
68
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Palembang. la pun mengantongi ijazah Akta IV Pengajaran pada tahun
berikutnya.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Pada masa kuliahnya di ISI Yogyakaita, tahun 1993, Jajang pemah
bekeija paruh waktu dengan memberikan bimbingan tes masuk bagi calon
mahasiswa ISI. lajuga pemah selama sebulari bekeija di sebuah pemsahaan
advertising di Yogyakaita sebagai desainer huruf dan gambar pada tahun
1995. Di samping itu, ia juga mencari penghasilan tambahan dengan
merestorasi barang-barang kuno, khususnya logam.
Jajang memang seorang pekeija yang tidak bisa diam. Kegiatannya
yang padat pada saat kuliah di ISI itu tidak menghalangi niatnya untuk lulus
dan meraih gelar sarjana tepat waktu pada tahun 1997.
Setelah menamatkan kuliah di ISI dan menambah ilmu ukir kayu di
SMIKN Tasikmalaya, Jajang R. Kawentar berkeinginan untuk dapat
menyebarluaskan pengetahuannya dengan menjadi seorang guru. Pada
tahun ajaran 2000/2001, ia pemah menjadi guru di Sekolah Menengah
Industri Kerajinan Kayuagung. Kemudian ia pindah ke Palembang dan
sekarang ia tercatat sebagai guru kesenian di SMU Pusri Palembang.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Jajang R. Kawentar sudah mulai menulis sejak duduk di sekolah
menengah. Pada tahun 1990, ia sudah mulai mengirim puisi-puisinya ke
berbagai media massa. Beberapa media yang tercatat pemah memuat puisi
Jajang adalah koran Mitra Desa, majalah Sani,SKH Solo Pos,SKH Suara
Pembaman,dan sebagainya.
Menulis cerpen baru dimulai Jajang sekitar tahun 90-an ketika ia
duduk di bangku kuliah. Tema cerpen yang banyak ditulisnya adalah tema
sosial. Hal ini muncul dari idealisme remajanya yang peka terhadap
lingkungan sekitar.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
69
Jajang yang ketika duduk di perguruan tinggi dulu banyak membantu
beberapa temannya dalam membuat skripsi dan tugas akhir ini, temyata
tidak hanya menghasilkan puisi dan cerpen saja. Karya Jajang yang lain
berupa esai budaya dan cerpen juga banyak dijumpai di media cetak
Sumatera Selatan.
Pada tahun 2000,Jajang mendirikan sanggar sastra yang diberi nama
Sanggar Air Seni. Sanggar ini adalah wujud keinginannya untuk bisa
menampung dan mengembangkan kreatifitasnya dalam bersastra. Di sanggar
ini pulalah Jajang mengembangkan bakat sastra anak didiknya di SMU
Pusri Palembang.
5.
Karya-karya Jajang R.Kawentar
Karya-karya Jajang R. Kawentar berupa puisi, esai, dan cerpen
banyak dimuat di berbagai media, antara lain SKH Solo Pos, Suara
Pembaruan, Sriwijaya Post, Sumatera Ekspres dan Iain-lain.
Sampai sekarang, Jajang telah menghasilkan ±50 cerpen, 100 puisi,
dan dua cerbung yang pemah dimuat di Buletin Terompet Rakyat,Yogyakarta.
Berikut adalah beberapa karya Jajang R. Kawentar.
1.
Puisi
Kumpulan Puisi "Martil", 2002, Sanggar Air Seni, Palembang
"Peler Negeriku", 2003, Sanggar Air Seni, Palembang
2.
1.
Untukmu, 1995
2.
Silat Lidah, 2002
3.
4.
Teh Tubruk Kopi Tubruk,2003
Penjara, 2003
5.
Pelacur, 2003
6. Tungku,2003
Cerpen
Antologi Cerpen Bersama "Tak Ada Pilihan Lain". 2001. Forum
Pencinta Sastra Bulaksumur
70
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Kumpulan Cerpen "Warung Kopi". 2003. Sanggar Air Seni,
Palembang
1.
Semut Hitam. 1999. Solo Pos, Solo
2. Gelandangan. 1999. Suara Pembaruan,Jakarta
3.
Kereta. 1999. Suara Pembaruan, Jakarta
4. Rokayah. 2000. Sriwijaya Post, Palembang
5. Karcis Merah. 2000. Sriwijaya Post,Palembang
6. Perintah Ibu Nyonya. 2000. Sumatera Ekspres,Palembang
7. Sam. 2000. Sriwijaya Post,Palembang
8. Mami Cina. 2001. Sumatera Ekspres, Palembang
9. Musikalisasi Puisi. 2001. Sriwijaya Post,Palembang
10. Astana Panjang. 2003. Sumatera Ekspres,Palembang
Sumber data: ANgket dan wawancara
(Wenny Oktavia)
K.USMAN
1.
Latar Belakang Keluarga
K. Usman dilahirkan di dusun Tanjung Serian, Muara Enim, pada
tanggal 11 Agustus 1940. Ayahnya,H.Abdul Abbas, adalah seorang buruh
tambang minyak di kota Prabumulih, tempat K. Usman dibesarkan hingga
usia remaja. Ibunya, Hj. Rumaning adalah seorang wanita petani.
K. Usman menikah dengan Mimin atau Neneng Suminarsih, wanita
yang disebutnya sebagai ipermaisurii. Dari perkawinan itu, meieka dikaruniai
beberapa orang anak.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Masa sekolah dasar K. Usman dijalaninya di Prabumulih hingga tahunO..
la lulus dari SMP Yayasan Dharma Bakti, Prabumulih pada
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
71
tahun. Kemudian ia melanjutkan sekolahnya di Lampung, masuk ke Sekolah
Pekerja Sosial Atas (SPSA) dan menyelesaikannya pada tahun 1962.
Setamat SPSA K. Usman pindah ke Jakarta untuk bekerja. Sambil
bekeija ia pemah kuliah di Akademi Sosial Perburuhan (1963),namun tidak
sampai tamat. Ia kuliah lagi di Perguruan Tinggi Publisistik(PTP)selama
dua tahun (196-1969),juga tidak sampai selesai.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Bila ingin memilahkan profesi atau pekerjaan K. Usman di antaranya
adalah sebagai wartawan, editor, pendidik/guru, dan penulis cerita.
Dalam dunia jumalistik, K. Usman pemah menduduki berbagai
posisi. Mulai dari reporter/wartawan, dewan redaksi, hingga pemimpin
redaksi. Sebagai wartawan ia sudah mulai aktif sejak masih sekolah di
SPSA Lampung dan diangkat oleh pengurus Koperasi Pelajar Lampung
sebagai pemimpin redaksi majalah Berkala Pelajar.
Selanjutnya, ketika ia sudah pindah ke Jakarta karimya di bidang jumalistik
berkembang dan posisi yang pemah didudukinya antara lain wakil pemimpin
redaksi majalah anak-anak Kucica (197661980), anggota dewan redaksi
majalah wanita Sarinah (198261995), ketua dewan redaksi tabloid Asah
Asih Asuh (1998), dan terakhir sebelum kemudian menjadi penulis lepas
(freelance) hingga sekarang, ia menjadi pemimpin redaksi majalah prosapuisi Romansa (1998-1999).
K. Usman pun pemah bekeija sebagai editor(Sidang Pengarang)di
Penerbit Balai Pustaka, Jakarta. Di samping itu iapun menjadi pengasuh
(editor) di majalah milik Balai Pustaka,Temna(1962-1970), editor majalah
Top (1973), dan editor bahasa majalah kesehatan Higina (1996).
Dalam peijalanan karir K. Usman,ia pemah menyandang predikat
guru meskipun hanya sampai batas lima tahun (196361968). K. Usman
mengajar bahasa Indonesia di Taman Dewasa (setingkat SMP)Perguruan
Taman Siswa Cabang Jalan Garuda 25,Jakarta Pusat.
72
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
(ASTUNTERMIL)oleh rezim Orde Baru. la ditahan selama dua tahun
(1970ol972)gara-gara esainya iRayap-rayap Hijaui (dimuat di rubrik warta
budaya,harian GardaDepan,Agustus 1969)menyinggung/mengritikjenderal
dan anak buahnya yang melakukan tindak pidana korupsi di suatu instansi
milik pemerintah. la mengaku dijebloskan ke ruang tahanan tanpa proses
hukum hingga akhimya dibebaskan. Di dalam masa tahanan itu ia sempat
mengikuti pemilihan umum.
Buah dari ketekunan usahanya dalam berkarya dan bakat yang
diberikan Sang Pencipta kepada K.Usman,menjadikan beberapa cerpennya
mendapat berbagai kejuaraan lomba penulisan. Cerpennya iPeristiwa Awal
Bulan Agustusi memenangkan sayembara mengarang cerpen majalah Kartini
(1980). Cerpennya iSetelah Musim Jamuri memenangkan hadiah
Penghargaan sayembara cerpen majalah Femina(1980). NovelemyaiMawar
Hutan Penghabisani memenangkan hadiah Penghargaan sayembara novelet
majalah Femina(1980). Kumpulan puisi anak-anaknya Puisi Rumah Kami
memenangkan Hadiah Buku Utama jenis puisi untuk anak-anak (1987).
Cerpennya ilkan di Dalam Batui adalah salah satu cerpen pilihan Kompas
tahun 2001, dimuat dalam buku Mata yang Indah,cerpen pilihan Kompas
2001. Cerpen terakhir ini pemah menjadi tajuk dalam iPameran Cerpencerpen Koran dalam Bingkai elkan di Dalam Batui Karya K.Usmam yang
menampilkan sejumlah karya cerpennya. Pameran tersebut digelar di Galeri
Cipta in Taman Ismail Maijuki, Jakarta pada tanggal 17618 Oktober 2003.
5.
Daftar Karya
Karya cerpen dan kumpulan cerpen K. Usman antara lain:
iPeristiwa Awal Bulan Agustusi (majalah Kartini, 1980)
iSetelah Musim Jamuri (majalah Femina, 1980. Cerpen ini kemudian
menjadi judul buku kumpulan cerpennya, Setelah Musim Jamur, yang
diterbitkan Yayasan Romansa Jakarta, 2002).
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
75
1.
"Pak Guru Ami" (1984)
2 'TkandiDalamBatu"(Korr5)as,2001,dimuatdalamMatayangIndah,
ceqpen pilihan Kompas2001)
3. Suim Kepada Jencteral(kunpulan cetpen,CV.Rfamas Jakarta,2000)
4. Perasaan Ibu (kumpulan ceipen, Yayasan Romansa Jakarta, 2001)
5. Seorang Pendatang(kumpulan cerpen,Balai Pustaka,Jakarta, 1%3)
6. KeindahanPerempuan(kunpulan ceipen,RT.MargiWahyu,Jakarta,
1997)
Novel dan novelet K. Usman yang peraah diterbitkan adalah:
1. ISebuah Kisah Hitam (Morita)(Arena Seniman Jakarta, 1969)
2. Putri Musim Kemarau (dongeng, Gramedia,Jakarta, 1974)
3. Gadis di Pohon Emas(cerita rakyat Aceh,Gramedia,Jakarta,
1974)
4. Di Tepi Jurang(PD Lukman,Yogyakarta, 1985)
5. Olga Penari Danau Angsa(novela remaja, Midas Surya
Graffindo, Jakarta, 1986)
6. Ketika Anggrek Berbunga(Cypres, Jakarta, 1987)
7. Mawar Hutan Penghabisan(Femina,1980,novelet ini selanjutnya
menjadi judul kumpulan noveletnya yang diterbitkan oleh Gria
Media Prima, Jakarta, 2002)
8. Rahasia Hati Seorang Ibu(CV Fifamas, Jakarta, 2000)
9. Sarinah,Peqalanan Masih Sunyi(Yayasan Romansa,Jakarta, 1999)
10. Jamilah (Yayasan Romansa,Jakarta, 2003)
Kumpulan puisinya yang telah diterbitkan berjudul Puisi Rumah
Kami(1987),sedangkan salah satu esai yang menoreh hidupnya masuk ke
tahanan adalah "Rayap-rayap Hijau" dimuat di Garda Depan,bulan Agustus
1969, Jakarta (kemudian dibreidel) yang salah satu dewan redaksinya
adalah Iwan Simatupang.
76 Antologi Biografl Pengarang Sumatera Selatan
6.
Gambaran Karya K.Ustnan
Novel K. Usman yang terbit bulan Agustus 2003 adalah Jamilah,
diterbitkan oleh Yayasan Romansa, Jakarta. Novel tersebut pada mulanya
merupakan cerita bersambung yang dimuat di harian Sinar Harapan,Jakarta,
edisi 2 NovemberoM Desember 2002. Kemudian, atas saran seorang
wartawati majalah Kartini cerita tersebut diterbitkan dalam sebuah novel.
Judul novel Jamilah diambil dari nama tokoh sentral novel tersebut.
Jamilah adalah seorang gadis yang terlibat cinta dengan Kumia,seorang
mahasiswa yang juga menggeluti dunia mengarang. Namun, kepergian
Kumia ke tanah Jawa untuk menggali ilmu, telah membuat Jamilah jatuh
cinta pula dengan Jaya,seorang mahasiswa perminyakan yang juga dikenal
sebagai aktivis Persatuan Buruh Minyak(PERBtIM)yang kemudian menjadi
suaminya. Ayah Jamilah, dikenal sebagi tokoh Serikat Buruh Kereta Api.
Ketika meletus peristiwa G 30 S/PKI, ayah Jamilah dan Jaya kemudian
ditangkap dan dibuang ke Pulau Kemaro yang terletak tak jauh dari kota
Palembang.
Sumber data; Angket dan wawancara
(Dian Susilastri)
K.ARPAN
1.
Latar Belakang Keluarga
K. Arpan adalah seorang Kiagus OKi singkatan dari Kiagus/Kgs.;
gelar bangsawan Palembang) yang keturunan dan lahir di Payakumbuh,
Sumatera Barat, tahun 1935 silam. Anak ke-3 dari pasangan Ramintan
(Payakumbuh)dan Kiagus Mamad(Palembang)yang pedagang ini mengaku
bersuku bangsa Minang-Palembang,sehingga ia fasih menggunakan kedua
bahasa leluhumya itu.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
77
K.Arpan mempunyai dua kakak laki-laki seayah dan satu adik seibu.
la menikahi Siti Aisah pada tahun 1956 dan dikaruniai 7 orang anak yang
telah memberinya cucu dan cicit.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Untuk mendapatkan semua ilmu yang kini ia kuasai, K. Arpan
mengaku tidak pemah belajar atau sekolah secara khusus. Dengan rendah
hati K. Arpan mengatakan bahwa ia mendapatkan semua ilmu yang ia
kuasai dan dalami dengan cara otodidak (belajar sendiri).
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Puncak karir K. Arpan adalah di bidang jumalistik dan karangmengarang. Lebih dari satu dasa warsa ia menjadi wartawan di Harian
Sriwijaya Post(Sripo), Palembang.
4.
Latar Belakang Kesastraan/Kepenulisan
Mote sebuah iklan minuman ringan (soft drink) yaitu kapan saja
dan di mana saja, sangat sesuai dengan moto K. Arpan dalam menulis.
Baginya banyak/ada-ada saja objek yang patut dijadikan sebagai bahan
tulisan, kapanpun dan di manapun, sehingga topik yang ditulis pun sangat
beragam. Tulisan yang paling sering muncul dari kepiawaian tangan dan
imajinasinya adalah cerita pendek, novel(dalam bentuk cerita bersambung),
drama (dalam bentuk naskah dan skenario), cerita bergambar, serta satu
tulisan yang sudah menjadi tanggung jawabnya selama 15 tahun di Sripo
adalah sebuah kolom satire bermuatan kritik sosial dan peduli lingkungan
yang menggunakan bahasa Palembang dengan tajuk iLagak Kitoi.
Dari berbagai genre sastra yang ada, hanya puisi yang belum pemah ditulis
oleh K. Arpan. Ada sekitar 162 judul cerpen, 4judul novel (yang terbit
bersambung/cerbung dan bila direkapitulasi menjadi 376 kali terbit di Sripo)
78
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
dan lebih dari 200judul drama yang pemah dibuatnya dan tampil di TVRI
Pusat Jakarta dan TVRI Palembang,serta satu ceigam yang terbit bersambung
di Media Guru sebanyak 21 kali berjudul Putri Bukit Sulap.
Satu hal yang patut kita acungijempol dan teladani dari ketekunan K.Arpan
adalah kebiasaannya mengoleksi hasil karyanya yang telah diterbitkan oleh
berbagai media. Cara mengoleksi yang dilakukan K.Arpan bukan sekedar
mengliping potongan karya cetak tersebut,namun ia mendokumentasikannya
dalam bentuk eksemplar.
Di keluarga K.Arpan tidak mengalir darah penulis, namun jiwa K.
Arpan adalah seorang penulis sejati. Ia mulai menulis sejak 1960, kendati
tulisan-tulisannya baru mulai diterbitkan/dimuat pada tahun 1966 di surat
kabar minggu dan majalah yang terbit di Jakarta,Bandung,Padang,Surabaya,
dan Palembang.
Dalam peijalanan karimya sebagai penulis,K.Arpan pemah mendapat
juara 111 dalam Sayembara Penulisan Cerpen yang diselenggarakan oleh
harian Singgalang, Padang, tahun 1971. Judul cerpen tersebut iOmbak
Tambah Menggilai, selanjutnya diubah/dikembangkan menjadi cerita
bersambung yang dimuat di Siipo selama 20 kali terbit. Pada perkembangan
selanjutnya cerpen/cerbung tersebut menjadi sebuah skenario drama yang
pementasannya ditayangkan di TVRI Palembang.
"Nasib" yang sama dialami oleh cerpen lain K.Arpan iMendung di
Atas Musii yang kemudian mengalami imetamorfosei menjadi cerbung
dengan judul sama di muat di Sripo sebanyak 105 kali terbit. Cerbung
tersebut pun mengalami perubahan bentuk menjadi sebuah skenario drama
yang ditayangkan di TVRI Pusat Jakarta.
Dua cerpen"Ombak Tambah Menggila" dan "Mendung di Atas
Musi" merupakan karya favorit K.Arpan,alasannya adalah karena peristiwa
imetamorfosisi dua karya tersebut. Kedua cerpen tersebut dilanjutkan
menjadi cerbung(novel) dan kemudian menjadi naskah/skenario sinetron
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
79
TVRI. Di samping kedua cerpen tersebut, karya favorit K. Arpan adalah
cerbung iPutri Pasirahi, alasannya adalah masa terbit cerita tersebut cukup
spektakuler, yaitu 133 hari (di muat di Sripo), dan tentunya tema cerita
tersebut yang cukup humanis dan mengenai tradisi atau adat-istiadat yang
balk masa lalu yang kini nyaris terkikis oleh zaman.
Di usianya yang lebih dari setengah abad, K. Arpan mendapatkan
anugerah dari Gubemur Sumatera Selatan berupa Penghargaan Seni di
Bidang Sastra tahun 2003 yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian
Sumatera Selatan.
5.
Daftar Karya
Bila kita datang ke kediaman K.Arpan di Lorong Sungai Tawar IV,
Ilir Barat II, Palembang, kita dapat menyaksikan koleksi K. Arpan yang
tersusun rapi lengkap per eksemplar, baik itu berupa koran maupun majalah
yang masih terbit maupun yang sudah tidak terbit lagi.
Di tumpukan koleksinya terdapat sekitar 11 judul koran minggu yang terbit
di Jakarta(SKM Pumama yang memuat4judul cerpen,A1 Akbar 1 cerpen,
Suara Baru 2 cerpen, Anjangsana 1 cerpen, Astanajaya 1 cerpen, Pelita
Indonesia 2 cerpen, Warta Baru 2 cerpen, Suara Jaya 5 cerpen, Ekonomi
8 cerpen, Suara Indonesia 4 cerpen, Perintis Minggu 5 cerpen), 2 koran
yang terbit di Bandung(Gala memuat 13judul cerpen,dan Surya 2cerpen),
6 koran yang terbit di Padang (Hainan memuat 3 judul cerpen, Aman
Makmur 1 cerpen, Singgalang 45 cerpen, Padang Post 2 cerpen, Ranah
Minang 2 cerpen, Cawang 4 cerpen), 5 koran yang terbit di Palembang
(Nasional memuat 4judul cerpen, Berdikari 4 cerpen, Trikora 1 cerpen.
Radar Selatan 6 cerpen,Sriwijaya Post 15 cerpen).
Selain dimuat di koran, cerpen K. Arpan pun pemah dimuat di
majalah yang terbit di Jakarta dan Padang. Terhitung ada 10judul majalah,
yaitu Selecta yang memuat 2judul cerpen,Detektif dan Romantika memuat
80 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
1 judul cerpen, Senang(2judul cerpen). Stop (1 judul cerpen), VioIeta(8
judul cerpen), Variasi(2judul cerpen). Info(2judul cerpen), Detik(2judul
cerpen), Aneka Minang(2 judul cerpen), Varia Minang (1 judul cerpen).
Cerita bersambung K.Arpan tercatat ada 4judul yang terbit di Sriwijaya Post
(dua judul di antaranya merupakan pengembangan sebuah cerpen), yaitu :
1.
Ombak Tambah Menggila(20 kali terbit)
2.
Putri Pasirah (133 kali terbit)
3.
Mendung di Atas Musi(105 kali terbit)
4.
Janda(97 kali terbit).
5. Selain menghasilkan karya cerpen dan cerbung, K. Arpan pun
membuat cerita bergambar yang pemah dimuat di Media Guru,
Paletnbang dengan judul Putri Bukit Sulap. Cergam tersebut
lengkap dengan naskah atau teksnya dan terbit selama 21 kali.
6. Genre sastra lain yang merupakan karya K. Arpan adalah
naskah/skenario drama atau fragment. Telah disebutkan dalam
bagian terdahulu bahwa K. Arpan telah banyak menghasilkan
naskah drama/skenario untuk tayangan TVRl Pusat Jakarta dan
TVRl Palembang. Jumlah naskah yang telah dihasilkan oleh K.
Arpan cukup banyak, yaitu lebih dari 200 judul.
6.
Gambaran Karya-karya K.Arpan
Karya rekaan K.Arpan sebagian besar berupa cerita pendek. Hal yang
paling menonjol dalam cerpen-cerpen K.Arpan adalah tema sosialnya yang
kuat.
Kolom "Lagak Kito" yang sudah lebih dari 15 tahun hadir setiap hari
Senin hingga Kamis di koran Sriwijaya Post halaman 12 adalah naskah satire
yang temanya seputar masalah yang sedang aktual di masyarakat. iLagak
Kitoi menggunakan bahasa(Melayu)Palembang yang kental. Tokoh rekaan
dalam kolom tersebut adalah Mangujuk dan Cekmat.
Antolugi Biografi Pengarang Sumatera Sclatan
81
Sumber data: Angket dan wawancara
(Dian Susilastri)
KOKO BAE(1958-2002)
1.
Latar Belakang Keluarga
Surya Gunawan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Koko Bae
lahir di Palembang pada tanggal 8 Oktober 1956 dalam lingkungan keluarga
keturunan Tiong Hoa. Sebagai seorang Cina peranakan, ia tumbuh besar
di keluarga yang cukup berada dan ulet dalam berbisnis. Tiada yang
menyangka,seorang WNI ketumnan seperti Koko Bae akan menjadi seorang
pekeija seni yang menggetarkan hati warga Palembang pada masanya nanti.
Koko Bae meninggal dunia pada tanggal 27 Februari 2002 karena
komplikasi berbagai penyakit yang dideritanya. Ia pergi meninggalkan
seorang istri yang setia menemaninya dari tahun 1987,Emmy,dan seorang
putri bemama Legit Liberty Larassari.
2.
Latar Belakang Pendldikan
Pendidikan dasar hingga menengahnya ditempuh Koko Bae di
Xaverius, suatu sekolah yang pada waktu itu banyak diminati warga
keturunan seperti Koko. Kemudian, pendidikan tingginya ditempuh Koko
di FKIP Universitas Sriwijaya, Palembang.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Setelah lulus dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
FKIP Unsri, Koko Bae mengajar di fakultas tersebut hingga tahun 1986.
Kemudian ia bergabung dengan perusahaan farmasi Kalbe Farma di bagian
Pemasaran sampai tahun 1992
82 Antologi BiograO Pengarang Sumatera Selatan
Dengan berbekalkan pengalaman di dunia pemasaran obat-obatan,
Koko kemudian bekerja di PT. Bintang Toedjoe dan menjabat sebagai
Manejer Distrik untuk wilayah Sumbagsel, yang meiiputi Sumsel, Jambi,
Bengkulu, dan Padang. Prestasinya sebagai seorang pemasar yang tangguh
membawa dia sebagai pegawai terbaik selama lima tahun berturut-turut.
Perusahaan memberinya bonus berupa sebuah mobil Kijang sebagai
penghargaan atas jasa-jasa Koko..
Koko yang ulet tidak hanya mengandalkan gaji ataupun bonus yang
diberikan PT. Bintang Toedjoe kepadanya. Untuk menyalurkan hobinya
memelihara burung dan sekaligus menambah pendapatan, Koko Bae
mempunyai sebuah los penjualan burung di pasar. Pagi hari sebelum
berangkat ke kantor, Koko menyempatkan diri berdagang burung di Pasar
Burung Palembang.la juga bekeija sebagai guru ekstrakurikuler seni rupa
dan teater di SMU Kusuma Bangsa Palembang.
Dengan bekerja sebagai seorang manejer pada sebuah perusahaan
yang cukup temama,pada masa itu, kehidupan ekonomi Koko bagus sekali.
Rumahnya yang di Jalan Perikanan 10 UIu dijadikan sebagai sanggar seni
dan tempat berkumpul bagi para seniman Palembang. Koko pun dianggap
edewai dan etempat bergantungf bagi seniman-seniman yang
membutuhkannya, bukan hanya untuk kebutuhan berkesenian melainkan
juga untuk kebutuhan hidup yang sesungguhnya. Beberapa sahabat Koko
yang sekarang telah menjadi seniman terkenal, dosen, birokrat, ataupun
pengusaha tidak akan pemah melupakan kedermawanan bapak satu putri
mi.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Etos kerja yang ulet, gigih, dan tak kenal menyerah terlihat jelas
pada peijalanan hidup seorang Koko Bae. Dengan pekeqaannya di bidang
pemasaran yang kadang membuatnya hams kembali ke mmah pada malam
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
83
hari, Koko masih menyempatkan diri untuk berkarya di bidang sastra dan
seni rupa. Menulis dan melukis dilakukan Koko pada tengah malann di selasela waktu istirahatnya. Tak jarang Koko tidak tidur sama sekali demi
terselesaikannya sebuah cerita pendek karyanya, lukisan, ataupun sebuah
artikel sastra.
Koko Bae mulai terjun ke dunia seni pada tahun 1976. Ketika ia
masih remaja ia sering melakukan pementasan teater bersamaTeater Gembel
Palembang dan teater di almamatemya,FKIP Unsri. Kokojuga beberapa
kali menggelar pembacaan puisi tunggal dan penerbitan antologi puisi.
Salah satu yang banyak dibicarakan adalah kumpulan puisinya yang beijudul
eAku adalah Ikanmui (1992).
Tahun 1997,secara tiba-tiba Koko Baejatuh sakit. Temyata,penyakit
yang dideritanya cukup banyak dan parah, yaitu kanker otak, perapuhan
tulang, liver,jantung,ginjal, dan penyakit getah bening. Meskipun pemsahaan
tempatnya bekerja, FT. Bintang Toedjoe, masih berusaha mempertahankan,
Koko merasa tidak layak lagi bekerja dan meminta pension dini.
Sejak itulah, Koko bertahan hidup dengan obat-obatan yang
dikonsumsinya setiap hari. Karena besamya biaya pengobatan, Koko
terpaksa menjual salah satu rumahnya, mobil bonus, dan 250 burung
koleksinya.
Walaupun dalam kondisi etidak ada apa-apa lagii, Koko tetap berkarya.
Tulisannya yang sering merupakan sebuah kritik sosial dimuat secara berkala
di sebuah surat kabar Palembang, Sriwijaya Post. Mulai 20 Juni 1999, di
Sana Koko Bae mendapat satu kolom khusus bemama eSanjoi. Di kolom
itulah ia menulis tentang berbagai hal, terutama hal-hal yang berkaitan
dengan budaya Tionghoa di Palembang.
Pada hari Rabu, 27 Februari 2002, Koko Bae meninggal dunia
dengan tenang di rumahnya di Kompleks Kedamaian Permai,Palembang.
84 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
5.
Daftar Karya
Puisi-puisi karya Koko Bae tergabung dalam beberapa antologi
sebagai berikut.
1.
Gado-gado Koko Bae(1976)
2.
Resah (1978)
3.
Petuah (1980)
4. Sajak Calon Presiden 2100(1982)
5.
Aku Koko Bae(1991)
6.
Aku adalah Ikanmu(1992)
7.
8.
Cap Jempol(1993)
Jejak(1993)
1.
Purhendi. 2002."Selamat Jalan Bang Koko". Dimuat dalam harian
Sriwijaya Post edisi 3 Maret 2002.
2.
Taufik Wijaya. 2002. "Koko Bae, Ikan yang Tak Pemah Leiah
Berenang". Dimuat dalam harian Sriwijaya Post edisi 3 Maret 2002.
Yudie Saropie. 2002."Koko Bae Meninggal". Dimuat dalam harian
3.
Sriwijaya Post edisi 28 Februari 2002.
(Wenny Oktavia)
MOCHDAS DA'I PERMANA
1.
Latar Belakang Keluarga
Mochamad Da'i Sulaiman atau Mochdas Da'i Permana atau yang
dikenal juga sebagai Mochdas Abah Permana dilahirkan di Tanjungkarang,
Lampung, pada tanggal 10 November 1936 dari pasangan Sulaiman dan
aiah. Kedua orang tua Mochdas berasal dari Serang,Jawa Barat(sekarang
Banten). Masa kecil dileawarti Mochdas di Tanjungkarang. Salah seorang
teman bermainnya adalah Montinggo Boesye.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
85
Masalah rezeki, pertemuan, dan maut menjadi hak yang Kuasa.
Ketentuan itu juga dialami oleh Mochdas, terutama dalam berkeluarga.
Mochdas beijumpa dengan gadis pujannya, Zumratul Kabatiah, ketika
bertugas di Manna,Bengkulu. la menikah dengan Zumratul Kabatiah pada
tahun 1959. Dari perkawinannya itu, Mochdas dikarunia 3 orang putra dan
seorang putri, yaitu Thontowi Herijun Eka Permana (Toton), Muhammad
Iqbal Jauhar Ganda Permana (Cecep), Herlinda Dian Permana Ningsih
(Enden), dan Nurhayat Arif Permana(Alik).
2.
Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan dasar dan menengah pertama ditempuh Mochdas di
kota Tanjungkarang. Setelah selesai sekolah dasar, dia melanjutkan ke
sekolah Menengah Ekonomi Pertama(SMEP)Tanjungkarang. Kemudian,
dia menlanjutkan ke Sekolah Menengah Ekonomi Atas(SMEA)di kota
Solo. Dia menamatkan pendidikan menengah atas pada tahun 1958. Pada
waktu mengajar di Bengkulu, dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan
pendidikan ke tingkat sarjana muda. Mochdas menyelesaikan pendidikan
sarjana muda pada tahun 1967. Kemudian, pendidikan saran penuh
diselesaikannya pada tahun 1980.
Pada tahun 1982, Mochdas mendapat tawaran sebagai penerima
beasiswa untuk programn pascasarja di Amerika. Akan tetapi, dia tidak
menerima tawaran tersebut atas pertimbangan keluarga. Kala itu, semua
anaknya sedang membutuhkan perhatian yang kuat dari Mochdas. Jika
melanjutkan pendidikan ke luar negeri, dia khawatir anak-anaknya akan
menjadi korban. Oleh karena itu, dia memilih untuk mengorbankan citacitanya demi anak-anaknya. Pengorbanan Mochdas tersebut belakang hari
baru disadari oleh anak-anaknya. Putra-putri Mochdas berhasil menebus
pengorbanan orang tuanya dengan keberhasilan lain dalam kehidupan
mereka.
86 Antologi Bic^rafi Pengarang Sumatera Selatan
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Selepas dari SMEA,Mochdas bertugas ke Bengkulu sebagai seorang
guru SMEP Negeri Manna, Bengkulu. la pemah menjabat sebagai Kepala
Sekolah selama bertugas di Manna, Bengkulu. Setelah itu, dia mendapat
tugas belajar ke FKIP Universitas Sriwijaya untuk memperoleh gelar
saijana muda. Pada tahun 1967, Mochdas merampung pendidikan sarjana
mudanya. Pada tahun 1969, Mochdas dipindahkan ke Palembang. la
mengajara di SMEA Negeri 1 Palembang sampai tahun 1976. Kemudian,
dia dipromosikan menjadi kepala SMEP Negeri Palembang. Selanjutnya,
Mochdas menjabat Kepala Sekolah SMP Negeri 14 Palembang dan SMP
Negeri 7 Palembang. Pada tahun 1986, Mochdas bekerja pada Kanwil
Depdikbud Provinsi Simatera Selatan. Mochdas memasuki masa pumabakti
pada tahun 1995.
Kepindahan dari Bengkulu ke Palembang membawa berkah tersendiri
bagi Mochdas. Kesempatan ini dimanfaatkannya untuk melanjutkan
pendidikannya. Setelah itu, dia lelanjutkan pendidikannya pada jenjang
saeijana lengkap (saijana penuh). la menamatklan pendidikan sarjana penuh
pada jurusan Ekonomi Perusahaan,FKIP Univeerritas Sriwijaya pada tahun
1980 dengan predikat sebgai lulusan terbaik.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Mochdas Abah Permana mulai menulis ketika masih duduk di Bangku
sekolah lanjutan. Pada waktu belajar di Solo, dia banyak menulis sajak,
cerita pendek, dan cerita anak. Ketertarikannya pada sastra antara lain
dipengaruhi oleh atmosfir Solo kala itu. la banyak mengenal sastrawan
Indonesia seperti W.S. Rendra, Hartojo Andangjaya,serta beberapa penyair
Solo lainnya kala itu. Pemahamannya tentang penyair-penyairi Solo tersebut
memicu kreativitasnya dalam menulis. Bagaikan air mengalir, Mochdas
menghasilkan cerita pendek, puisi, cerita anak, dan esai yang kemudian
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
87
dipublikasikan di media massa setempat dan Yogyakarta. Dia sering
menggunakan nama samaran. Sulmochda dan Mochdaisul antara lain nama
samaran yang digunakan oleh Mochdas dalam menulis. Akan tetapi, faktor
lain yang mebuat Mochdas banyak menulis adalah alasan keuangan.Sebagai
anak rantau, dia membutuhkan penghasilan tambahan untuk mencukupi
kebutuhannya. Melalui tulisan, dia dapat honor yang dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan sekolahnya.
Pada tahun 1969, Mochdas mengikuti lomba menulis puisi yang
diselenggarakan dalam rangka Hari Radio ke-2. Meskipun mengirim karya
dalam sebuah perlombaan tidak biasa dilakukan Mochdas, dia beruntung
dalam perlombaan ini. Mochdas berhasil memperoleh juara ke-2 dan berhak
atas hadiah yang berupa 2jilid buku Puisi Dunia karya taslim Ali. Buku
hadiah penulisan puisi itulah yang akhimya menjadi warisan paling berharga
dari Mochdas terhadap anak-anaknya.
Setelah memasuki masa purnabakti, Mochdas berupaya
mengumpulkan kembalai karya-karya yang tersebar di berbagai media.
Karya-karyanya itu kemudian diterbuitkan dalam bentuk antologi yang
kemudian diberi tajuk Lagu Canda Bagi Orang-Orang Terlupa. Antologi
ini dibagi-bagikan kepada teman-temannya sebagai kenang-kenangan bagi
mereka.
5.
Daftar Karya
Berikut diterakan beberapa karya judul karya Mochdas yang masih
bisa ditemukan.
1)
2)
3)
4)
5)
88
Sebuah Pemyataan (puisi), 1969.
Sekapur Sirih (puisi), 1992.
Dalam Puisi Ada Canda (Puisi), 1992.
Kalau Kau Jadi (puisi), 1992.
Tali Biola Putus (puisi), 1992.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
6) Andaikata Saja (puisi), 1992.
7) Lagu Canda (puisi), 1991.
8) Tangis bayi Pertama (puisi), 1992.
9) Pantun Musi Kota Bari (puisi), 1992.
10) Balada Cinta Lelaki Tua (puisi), 1992.
11) Dosa?(puisi), 1992.
12) Persetan Penantian (puisi), 1992.
13) Nelayan Sungai Ogan Dini Hari (puisi), 1992.
14) Para Jalang (puisi), 1992.
15) Alkisah (puisi), 1992.
16) Kalau Kau Mau (puisi), 1992.
17) Dilema (puisi), 1992.
18) Antara Dua Ketika (puisi), 1999.
19) Pergilah Mali (puisi), 1992.
20) Hujan 1 (puisi), 1992.
21) Hujan 2(puisi), 1992.
22) Lagu Buah Semangka (puisi), 1992.
23) Akad Cinta Senima (puisi), 1992.
24) Silogisma (puisi), 1992.
Sumber data: angket dan wawancara
(B. Trisman)
M.IQBAL J PERMANA(CECEP)
1.
Latar Belakang Keluarga
M.Iqbal, bemama lengkap Muhanunad Iqbal Jauhar Ganda Permana,
dilahirkan di Manna(Bengkulu Selatan) pada 17 Juni 1964 daii pasangan
Moch. Daii Sulaiman dan Zumratul Kabatiah. Masa kecilnya dihabiskan
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
89
di dua tempat, yaitu Manna(Bengkulu) dan Palembang (Sumsel) guna
mengikuti orang tuanya yang dipindahkantugaskan ke KE Palembang dari
Bengkulu. Orang tua Iqbal adalah guru yang dipindahtugaskan ke Palembang
pada tahun 1970.Sosok Iqbal kecil dianggap aneh oleh anggota keluarganya
karena kesukaannya menyendiri, melakukan eksperimen, dan berkeluyuran.
Semenjak duduk di bangku sekolah dasar, Iqbal sudah mulai menggeluti
seni dengan meliikis, menulis puisi, dan membaca buku. Puisi pertama
karya Iqbal berjudul Pengemis yang ditulis berdasarkan pengalaman
kesehariannya melihat para pengemis mengais sampah di Pasar Cinde.
Intensitas Iqbal menggeluti seni terlihat meningkat ketika duduk di bangku
SLTP. Pada waktu itu, Iqbal sudah membuat buku puisi yang ilustrasinya
diciptakannya sendiri. Cara seperti itu dilakukannya sejalan dengan
kesukaannya yang setiap saat bereksperimen di bidang lukis dan bidang
patung. Pada masa awal di SLTA, M.Iqbal sudah mengenal teater guna
mengikuti jejak abangnya Toton). Bahkan di kelas I SMA Iqbal pemah
menyutradarai pagelaran teater di sekolahnya. Memasuki masa kuliah,Iqbal
aktif di Teater 707 Palembang. la sering bermain sinetron dan pantomim
di TVRI ketika itu. Disamping itu, sejak SMP dia juga ikut berbagai lomba
lawak dan menari Melayu pada Festival Tari Melayu tingkat mahasiswa.
Meskipun banyak sekali melakukan aktivitas kesenian,Iqbal tetap menulis
puisi.
M. Iqbal menikah dengan gadis pujaannya yang sering menjadi
sumber inspirasi puisi-puisi cintanya,Ella Herawati pada tahun 1993. dari
pemikahannya itu, M.Iqbal dikaruniani tiga orang putri, yaitu Elbananda
Permana Putri (9),Annisa Utami Permana Putri (7), dan Rahmadini Noveliq
Permana Putri (5). Iqbal dan keluarganya tinggal di Perumahan Bank
Sumsel, Jalan Rajawali No 7, Palembang. Kesukaan lain yang diakrabi
Iqbal menyangkut dengan keluarganya adalah mengikuti perkembangan
ketiga putrinya yangjuga menyukai seni, terutama melukis. Ungkapan yang
tidak akan pemah terlupakan oleh Iqbal terlontar dari putri sulungnya
90 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
adalah "Nanda sekarang sudah bisa nulis puisi,judul puisinya Kupu-kupu",
ujar sang pujaan hati di suatu hari.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Iqbal menamatakan pendidikan tingkat dasar dari SDN 27Palembang.
Kemudian, pendidikan tingkat menengah diselesaikannya dari SMPN 6
Palembang. Sementara itu, pendidikan tingkat atas diselsaikannya dari
SMAN 1 Palembang.
Selepas dari SMA,Iqbal melanjutkan pendidikan ke pergurun tinggi. la
memilih Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya sebagai tempat menimba
ilmu lanjutan. Kemudian,Iqbal juga mengikuti 82 pada Program Pasca
Sarjana Ilmu Ekonomi Unsri.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Setelah menyelesaikan pendidikan 81, bersama abangnya (Toton),
Iqbal bekerja di harian Sumatra Ekspress. Akan tetapi, kemudian dia
menyadari wartawan bukanlah jalan hidupnya. Dia banting setir dan pindah
ke lembaga penelitian Universitas DBA.la mengabdi di sana selama kurang
lebih setahun. Di sana,Iqbal sempat menerbitkan bulletin Mandiri Universitas
IBA sambil terus menyebarkan surat lamaran kerja dan mengikuti ujian
masuk di berbagai instansi. Pada tahun 1993, Iqbal diterima bekeija di
Bank Sumsel. Kini, ia menjabat sebagai Asisten Vice President pada
Bagian Promosi dan Pemasaran. Di tengah kesibukannya di Bank Sumsel
tersebut,Iqbal masih sempat menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Kineija
Bank Sumsel. Ia juga menulis lirik lagu mars dan himne Bank Sumsel
bersama A.N. Alkaff(aim).
4.
Latar Belakang Kesastraan
Darah seni yang mengalir di tubuh Iqbal ditularkan dari oaring
tuanya. Semenjak duduk di bangku SLTP, Iqbal sudah menuliskan puisiAntologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
91
puisinya di buku yang ditambahkannya dengan sketsa-sketsa ilustrasi. Buku-
buku itu masih disimpan Iqbal secara rapi.. Berbeda dengan Toton dan Arif
yang juga menulis naskah dan cerpen, Iqbal tampaknya hanya tertarik
menulis puisi, aitikel ilmiah popular, dan artikel budaya. Sewaktu masih
aktif di Teater 707,Iqbal memang pemah menulis naskah televisi berjudul
Selamat Datang Wiraswasta Muda, tetapi hanya sekali itu saja. Puisipuisinya diminta untuk dipublikasikan di beberapa media lokal seperti
Media Guru,Sriwijaya Post,Suara Rakyat Semesta, majalah kebudayaan
yang diterbitkan oleh KSKKM(Kelompok Studi Kebudayaan Kali Musi).
M. Iqbal tidak pemah secara khusus mengirimkan puisi-puisinya
ke media penerbitan karena pandangannya yang menganggap bahwa puisi
merupakan terapi psikis. Pandangannya itu pemah diungkapkannya dalam
kredo yang dia tulis ketika membacakan puisi-puisinya di Taman Budaya
Sriwijaya pada tahun 1990, bersama T. Wijaya dan Tommy 3 A. Oleh karena
itu, dia sama sekali tidak tertarik imenjadi penyaiii. Namun, puisi-puisi
karya M. Iqbal sering dipilih untuk diperlombakan ketika di Palembang
kehidupan kesenian sedang marak-maraknya. Di awal tahun 1990, bersama
Toton dia menerbitkan kumpulan puisi berdua Kekasihku Musi Kekasihku
Mimpi.
Kini bersama segenap keluarga Permana-Toton dan ArifoM. Iqbal
turut menyusun buku antologi puisi Keluarga Permana yang mereka beri
judul Akad Cinta Seniman. Judul tersebut mereka angkat dari salah satu
judul puisi karya Abah tercinta. Antologi bersama itu direncanakan terbit
pada awal tahun 2004.
Sumber data:
Wawancara dengan Nurhayat Arif Permana pada tanggal 10 November
2003,di Balai Bahasa Palembang.
(B.Trisman)
92 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
NURHASAN R
1.
Latar Belakang Keluarga
Nurhasan R dilahirkan di Tebing Grinting, Ogan Komering Ilir
pada tanggal 25 November 1937. la adalah putra bungsu dari 6 bersaudara
(semuanya perempuan: Hodjah,Zumroh,Zukroh,Zubaidah, dan Napsah)
pasangan Habidah dan Romi. Ibunya, Habidah, lahir di Tebing Grinting,
dan ayahnya lahir di Arisan Gading, OKI. iRJ di belakang nama Nurhasan
adalah singkatan dari Romi,ayahnya.Ayah Nurhasan itulah yang menurunkan
darah seni di tubuh Nurhasan. Seperti layaknya orang Melayu asli, ia suka
memainkan alat musik akordion.
Ketika Nurhasan masih di Yogya, hatinya tertambat pada seorang
gadis Yogya keturunan Arab bemama Hudaya.Pertemuan Nurhasan dengan
Hudaya cukup unik, yaitu pertautan hati antara sutradara dan pemainnya.
Ketika mementaskan drama karya Muhammad Diponegoro berjudul ilblisi
oleh Teater Muslim, Nurhasan bertindak sebagai sutradara dan Hudaya
sebagai pemeran iblis.
Setelah malang melintang di dunia teater dan aktif di Teater Muslim
bersama kekasihnya, Nurhasan memberanikan diri melamar Hudaya.Hudaya
yang pemah menjadi guru di SMP Muhammadiyah Palembang, adalah
seorang mualimat(lulusan sekolah guru agama), anak seorang kyai yang
tinggal di Kauman,Yogya, sementara Nurhasan waktu itu hidup sebagai
seniman yang eapa adanyai. Kontradiksi itu sempat membuat orang tua
Hudaya dan teman-teman Nurhasan heran. Namun, seiring berlalunya
waktu, mereka dapat menyesuaikan diri dalam berpenampilan. Nurhasan
mengaku banyak belajar dari istrinya mengenai keagamaan.
Pemikahan Nurhasan-Hudaya dilangsungkan di Yogya pada tanggal 13
Januari 1964. Tahun 1966 Nurhasan memboyong istrinya ke Palembang
dan di kota itulah ketujuh anaknya dilahirkan. Mereka adalah Dewi Masitoh
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
93
(lahir 13 Januari 1965,diambil dari judul drama yang dipentaskan Nurhasan
di Batu, Malang),Thoriq (11 Juni 196),Sri Wahyuni(30 Juli 1969),Gunawan
(diambil dari nama depan sastrawan/budayawan Gunawan Muhammad,
orang yang menyerahkan hadiah kepada Nurhasan ketika ia mendapat
penghargaan Sayembara Penulisan Naskah Tingkat Nasional; dan uang
hadiah sayembara tersebut sebagian dipakai untuk biaya kelahiran
Gunawan/anaknya; lahir 23 Oktober 1971). Anak ke lima bemama Sri
Handayani (lahir 18 November 1973), ke enam Abdurrahman (diambil
dari nama kakek Nurhasan, lahir 20 November 1975), dan bungsunya
bemama Rizkiyanto (lahir 15 April 1978). Dari ketujuh anaknya Nurhasan
dikamniai 9cucu(4 cucu ada di Palembang). Nurhasan dan istrinyamengaku
bahwa mendapatkan cucu merupakan keindahan dan kenikmatan tersendiri.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Masa sekolah dasar Nurhasan dilalui di desa kelahirannya, Tebing
Grinting, OKI hingga tahun 1950. Pada waktu itu di desanya tidak ada
SMP,oleh sebab itu Nurhasan melanjutkan pendidikannya di Palembang
dan lulus dari SMP Negeri 1 pada tahun 1953.
Setamat SMP Nurhasan ingin melanjutkan pendidikannya ke Pondok
Pesantren Gontor, Jawa Timur. Namun, perjalanan Nurhasan ke pondok
pesantren terhenti di Yogyakarta. Setiba di Yogya Nurhasan menemukan
banyak kawan-kawannya dari Palembang yang sekolah di Yogya. Hal
tersebut menggoyahkan niat Nurhasan semula, yaitu pergi ke Jawa untuk
menjadi kyai.Akhimya Nurhasan sekolah di SMA Institut Islam,Yogyakarta
dan selesai tahun 1956.
Setelah lulus SMA secara tidak sengaja Nurhasan mendaftar di
ASDRAFI, Yogyakarta dan diterima. Secara khusus ia minta kepada
dosennya untuk memperdalam ilmu penyutradaraan selama tiga tahun.
Tahun 1961 Nurhasan menamatkan kuliahnya di ASDRAFI.
94 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Bila ditanya apa pekeijaan Nurhasan saat ini, maka ia akan menjawab
sebagai seorang pengarang, sutradara, dan aktor, di samping pensiunan
PNS dan jabatan sebagai penasehat dan ketua yayasan serta ketua organisasi
teater tradisional.
Semasa masih di Yogyakarta dan telah berkeluarga, Nurhasan sempat
mengajar di SMA jurusan Bahasa(A). Kemudian karena dianggap kontra
revolusi (ia termasuk pendukung Manikebu), Nurhasan dipecat dari
pekeijaannya sebagai guru.
Pada tahun 1965-an keadaan politik di Indonesia sangat kacau. Orang
banyak yang berpindah tempat atau ebersembunyii karena perbedaan
pandangan politik dengan rezim waktu itu. Demikian juga dengan Nurhasan,
ia memboyong istrinya ke Batu, Malang. Di sana Nurhasan menganggur.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka, istrinya mengajar di sekolah
agama.
Tahun 1966 Nurhasan akhimya mengajak istrinya ke Palembang.
Di kota inilah Nurhasan memulai karir kepegawaiannya, membesarkan
anak-anaknya,serta ikut menyemarakkan kehidupan kesenian dan kesastraan
di Palembang.
Nurhasan mulai bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Kantor
Wilayah Departemen Agama Propinsi Sumatera Selatan (dulu Jawatan
Urusan Agama Prop. Sumsel). Sebagai seorang PNS bukanlah cita-cita
Nurhasan. Waktu itu yang menjabat Kepala Jawatan Urusan Agama Prop.
Sumsel adalah teman dari Kepala Jawatan Urusan Agama di Yogya yang
juga merupakan teman Nurhasan. Dari hubungan epertemanani itulah ia
mendapat panggilan pekeijaan di lembaga tersebut. SK Nurhasan 1 Juni
1966,akan tetapi dengan alasan kurang berminat sebagai pegawai, Nurhasan
baru masuk kerja mulai Agustus 1966. Walaupun setelah beberapa bulan
sejak SK terbit baru pekerjaan itu diterimanya ,pada akhimya hingga
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
95
pensiun Nurhasan tetap bekeija di kantor tersebut. Nurhasan ditawari
bekerja di Depag karena kemampuan berkeseniannya. Kepala kantomya
dulu pemah mengatakan alasan Nurhasan ditarik ke Depag karena berdakwah
itu memerlukan seni.
Karir Nurhasan di Depag cukup bagus. Tahun 1968 ia diangkat
sebagai Kasubsi Inspeksi Pembinaan Kebudayaan. Jabatan ini ia pangku
selama 4 tahun. Tahun 1972 Jawatan Urusan Agama berubah menjadi
Kanwil Depag,jabatan Nurhasanpun menanjak, yaitu sebagai Kasi Siaran
dan Tamadun, Bidang Penerangan Agama Islam. Jabatan ini ia pangku
selama 15 tahun. Setelah itu Nurhasan mengisi jabatan Kasi Publikasi
Dakwah hingga pensiun tahun 1993 dengan golongan IIIC.
Selain bekerja sebagai pegawai negeri, Nurhasan pemah menjadi
dosen luar biasa di IAIN Raden Fatah,Palembang pada Fakultas Usulhudin
dengan mata kuliah Apresiasi Seni Drama (1979-1995). Ia juga pemah
mengajar di APCP (Akademi Publisistik iCandradimukai Palembang,
sekarang Stisipol iCi) mata kuliah Kebudayaan dalam Komunikasi Massa.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Karya sastra pertama Nurhasan adalah puisi, namun bila ditanya
judul dan kapan membuatnya ia sudah lupa. Apa lagi pada perkembangan
selanjutnya genre tersebut tidak begitu diliriknya lagi. Kendati ia pemah
menulis puisi dan cerpen, Nurhasan lebih banyak berkecimpung di dunia
teater atau drama,sebagai sutradara, pemain, dan penulis naskah skenario,
tentu saja sesuai dengan ilmu yang ia peroleh ketika di bangku kuliah dulu.
Bahkan hingga usianya menginjak kepala enam,ia masih sering dimintai
orang atau lembaga tertentu untuk menyutradarai suatu pementasan.
Nurhasan mengaku kurang begitu mendokumentasikan karyakaryanya/ naskahnya. Jadi, hanya sebagian karya saja yang ia ingat dan
tentunya karena sangat berkesan baginya serta karena pemah diterbitkan
96 Antologi Biograb Pengarang Sumatera Selatan
daiam sebuah buku. Jumlah naskah drama yang pemah ia buat sekitar 200
judul yang merupakan naskah skenario untuk fragment atau sandiwara
radio, televisi, dan pentas di panggung.
Bila pada mulanya Nurhasan ingin menjadi kyai,jalan hidup yang
ditempuhnya temyata cenderung ke dunia kesenian. Namun,kesenian yang
dijalaninya itu tidak jauh dari dunia keagamaan karena disertai dengan
dakwah. Dakwah tersebut disertakan dalam dama-dramanya di samping
memang profesi yang dijalaninya di Depag menuntut demikian. Alasan ia
menulispun lantaran hobi dan tentu saja ingin berdakwah.
Setelah lulus dari ASDRAFI, banyak pementasan yang ia ikuti di
kota Yogya dan Jawa Tengah. Pementasan pertama bagi Nurhasan sebagai
sutradara adalah drama iSebentuk Cincini karya M. Yunus.
Selanjutnya Nurhasan berpentas dengan bendera Teater Muslim pimpinan
Moehammad Diponegoro(pada generasi selanjumya Teater Muslim dipimpin
oleh Pedro Sudjono). Bersama Bastari Asnin dan Amri Yahya, Nurhasan
adalah pembuat AD/ART Teater Muslim,salah satu komisi Badan Koordinasi
Kesenian Islam Yogyakarta yang bermarkas di masjid Syuhada,Yogyakarta.
Produksi pertama Teater Muslim adalah ilblisi karya Moeh. Diponegoro
yang disutradarai oleh Nurhasan. Drama ilblisi tersebut bagi Nurhasan
merupakan pementasan yang sangat monumental.Drama satu babak dengan
durasi dua setengah jam tersebut merupakan karya favoritnya(di samping
drama iKematian Odysseusi,iCinta Platoniki, dan iTamani). ilblisi paling
banyak dipentaskan di kota-kota besar di Jawa(lebih dari 10 kali pementasan
di 7 kota, tiap pentas memakan waktu 3 hari yaitu 2 hari pentas satu hari
diskusi/pembahasan dipandu Nurhasan, M.Diponegoro, dan Azwar
Baswedan). Satu hal yang sangat berkesan hingga seumur hidup, di
pementasan drama itulah Nurhasan bertemu dengan calon istrinya, Hudaya,
yang akhimya dipersuntingnya. Nurhasan sebagai sutradara dan Hudaya
sebagai pemeran iblis.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
97
Ketika masih di Yogya Nurhasan pemah menyutradarai pementasan
drama WS Rendra dan Sunarti (pasangan tersebut akhimya menikah)dalam
iRomeo dan JulietT, Arifin C. Noer, dan Amoroso Katamsi dalam iJebakan
Mauti karya M.Diponegoro.
Naskah drama yang ditulis oleh Nurhasan jumlahnya hampir tak
dapat dihitung. Ada dua naskah drama karyanya pemah menjadi juara
dalam ajang perlombaan.Pertama adalah naskah drama bertema sosial yang
menurut pengakuan Nurhasan naskah tersebut dibuat dalam waktu satu hari
dan tanpa dikoreksi langsung dikirim, beijudul iDia Tak Berdosai (juara
I dalam Lomba Penulisan Naskah Drama Televisi se-Sumatera dan
Kalimantan Barat di Medan). Naskah lain yang mendapat juara yaitu
iMenanti Pagi Berserii yang bercerita tentang perjuangan, dalam Lomba
Penulisan Naskah Drama Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh
Dewan Kesenian Jakarta. Naskah tersebut kemudian diubah menjadi iPatah
Tumbuh Hilang Bergantii, dibukukan dalam antologi naskah drama karya
Nurhasan berjudul Nur Ilahi.
Di dunia teater Nurhasan pemah aktif sebagai ketua dan pendiri
Teater Sriwijaya Palembang(TSP)dan Teater Subuh (akronim dari Seniman,
Ulama,Budayawan,Umaroh/Pemerintah, Harapan).TSP merupakan ranting
dari HPSBS (Himpunan Pecinta Seni Budaya Sriwijaya) yang menjadi
wadah kreatifitas para penulis di Tabloid ABRI(bersama Z.A. Gaffar, Z.A.
Aliana, dan Ismail Djalili). Sedangkan teater Subuh pada mulanya dulu
adalah teater yang aktif di Depag Sumsel,sekarang dalam proses menjadi
yayasan yang mandiri.
Tahun 1971,karena memenangkan lomba pementasan drama tingkat
nasional (sebagai juara I), TSP diminta oleh TVRI Pusat Jakarta untuk
pentas/siaran sandiwara komedi televisi dengan judul iOrang Dagangi karya
Amar Rahmat. Pentas tersebut melibatkan antara lain Nurhasan sebagai
sutradara merangkap pemain dan Yas Budaya sebagai pemain.
98
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Kesenimanan Nurhasan sudah diakui secara nasional oleh kalangan seniman
di Indonesia, bukan hanya karena kiprahnya dalam berkesenian di Yogyakarta
dan Palembang saja. Terbukti bahwa Nurhasan adalah salah satu dari dua
orang yang diberi mandat untuk membentuk Badan Koordinasi Kesenian
Nasional Indonesia (BKKNI) untuk wilayah Sumatera Selatan.
Selanjutnya, pada Februari 1977 bersama Abdullah Saleh (aim), Nurhasan
menghadiri musyawarah seniman di Surabaya yang dihadiri oleh senimanseniman dari 26 propinsi se Indonesia. Musyawarah tersebut menghasilkan
pemyataan seniman se-Indonesia yang antara lain menyatakan perlu adanya
wadah tunggal yang berlingkup nasional dan bersifat koordinatif dalam
bidang kesenian.
Nurhasan pemah menjadi juri keliling bidang teater (bersama JE
Manurung pada paduan suara) dalam rangka Rektor Cup yang
diselenggarakan oleh Depdikbud,se-Sumbagsel.
Dedikasinya dalam dunia seni dan sastra, drama khususnya, pemah
mendapatkan penghargaan yang baik dari pemerintah. Pada tanggal 3
September 1979 Nurhasan menerima Penghargan dari Menteri Lingkungan
Hidup. Kemudian, April 1981 Nurhasan kembali mendapat Penghargaan
Seni sebagai seniman/sastrawan (10 seniman se-Indonesia) yang
diselenggarakan oleh Dirjen Kebudayaan. Tahun yang sama ia pun
mendapatkan penghargaan dari instansi yang sama pula sebagai pembina
teater(bersama AANavis dan Djohan Nasution dengan kapasitasnya masingmasing,wakil dari pulau Sumatera). Hadiah yang diperolehnya dibelikannya
perlengkapan berupa musik dan kostum bagi Teater Dul Muluk.
Saat ini, Nurhasan menjabat sebagai Penasehat di Dewan Kesenian
Sumatera Selatan disamping menjabat sebagai Ketua Umum HIT Sumsel
(Himpunan Teater Tradisional Sumatera Selatan)serta Ketua Umum Yayasan
SUBUH.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
99
5.
Daftar Karya
Seperti telah diungkapkan pada bagian depan, bahwa karya-karya
Nurhasan tidak banyak yang terdokumentasi olehnya. Hanya beberapa
karya saja yang kebetulan pemah diterbitkan dan diingat karena pemah
menjadi juara.
Satu buku kumpulan naskah drama karya Nurhasan yang diterbitkan
oleh Penerbit Kartika,Jakarta(tanpa tahun)berisi 10judul naskah sandiwara
dan fragmen baik melalui radio maupun televisi beijudul Nur Ilahi. Buku
tersebut diterbitkan atas prakarsa Proyek Pembangunan Departemen Agama
RI, Jakarta.
Naskah-naskah dalam buku Nur Ilahi ada sebagian yang pemah
dipentaskan di panggung, misalnya "Sabar" dipentaskan tanggal 10
November 1969 di Balai Pertemuan Sekanak,Palembang. Pementasan itu
diselenggarakan oleh Kodam II Sriwijaya. Pada 10 Agustus 1971, naskah
iSabari tersebut diikutkan dalam Sayembara Naskah Drama yang
diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta; naskah tersebut mendapat
juara I.
Nur Ilahi mengalami dua kali cetak, yang pertama yaitu tahun 1979
dan cetakan kedua tahun 1983. Buku tersebut disebar di setiap kantorkantor di bawah naungan Depag RI termasuk sekolah/madrasah di selumh
Indonesia.
Berikut ini sebagian kecil karya-karya Nurhasan:
1. "Dia Tak Berdosa"(naskah drama,juara I lomba penulisan
naskah televisi)
2. "Menanti Pagi Berserii(naskah drama satu babak yang kemudian
berganti judul "Patah Tumbuh Hilang Berganti" dalam Nur
Ilahi)
3. "Sabar"(fragmen radio, serf siaran pedesaan)
4. "Amal"(fragmen radio, seri siaran pedesaan)
100 Antologi Biograh Pengarang Sumatera Selatan
5.
6.
7.
8.
"Rumah Tangga"(fragmen radio, seri siaran pedesaan)
"Persaudaraan" (fragmen radio, seri siaran pedesaan)
"Cinta Platonik"(Sandiwara televisi, seri mimbar agama Islam)
"Penyesalan"(fragmen televisi, seri mimbar agama Islam)
9. "Keinsyafan"(sandiwara radio, seri mimbar agama Islam)
10. "Matahari Pagi" (Sandiwara TVRI)
11. "Ujian"(drama satu babak).
6.
Gambaran Karya Nurhasan
Buku Nurhasan yang pemah terbit adalah Nur Ilahi, merupakan
kumpulan naskah drama/sandiwara radio dan televisi yang diterbitkan oleh
Penerbit Kartika, Jakarta(tanpa tahun). Di dalam Nur Ilahi terdapat sepuluh
naskah drama. Kesepuluh naskah drama tersebut dilihat dari bentuk dan
struktumya merupakan naskah drama siap pentas atau merupakan skenario.
Empat naskah untuk sandiwara radio seri siaran pedesaan,dua naskah untuk
sandiwara televisi seri mimbar agama Islam, satu naskah sandiwara radio
seri mimbar agama Islam, satu naskah sandiwara TVRI, dan dua naskah
drama satu babak.
Tema yang diangkat dalan naskah-naskah drama Nur Ilahi adalah
dakwah agama Islam. Kesepuluh drama tersebut selalu diselipi pesanpesan keagamaan, baik yang berupa akidah, hadist Nabi, maupun penggalan
ayat-ayat A1 Qurian. Latar belakang pekerjaan dan panggilan hati nurani
merupakan alasan yang kuat bagi Nurhasan dalam membuat naskah drama
bertema dakwah.
Meskipun dikemas dengan sederhana, buku Nur Ilahi dapat dikatakan
sebagai tonggak bagi sejarah kepenulisan naskah drama di Sumatera Selatan.
Buku naskah drama tersebut merupakan naskah drama karya seniman
Sumatera Selatan yang pertama kali diterbitkan.
Sumber data: Angket dan wawancara
(Dian Susilastri)
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
101
NURHAYAT ARIEF PERMANA
1.
Latar Belakang Keluarga
Nurhayat Arif Permana atau yang lebih dikenal dengan panggilan
Alik dilahirkan di Palembang pada tanggal 23 Oktober 1969. Anak bungsu
dari empat bersaudara ini merupakan putra dari pasangan Moch Daii
Sulaiman dan ZumratuI Kabatiah. Panggilan itu berawal dari
ketidakcakapannya melafalkan namanya lArifi sehingga kedengarannya
lAlild. Sebetulnya,kedua orang tua Nuiiiayat memberi nama Putra bungsunya
itu Nurprihatin. Nama itu mengandung muatan makna yang dalam tentang
liku-Iiku kehidupan keluarga Moch DafI Pertmana ketika putra bungsunya
itu lahir. Namun,Nurprihatin kemudian diganti menjadi Nurhayat karena
putra bungsunya itu selalu sakit-sakitan. Penggantian nama dari Nurprihatin
menjadi Nurhayat mengandung harapan agar putra bungsunya itu dapat
bertahan hidup.
Masa kecil Nurhayat dihabiskan dalam lingkungan keluarganya.
Keluarga Nurhayat menempati sebuah rumah bedeng yang dihuni oleh
sepuluh orang anggota keluarga. Lokasi tempat tinggalnya opun swering
digenangi banjir dikala kota Palembang diguyur hujan. Namun, Arif kecil
sangat menyukai keadaan seperti itu karena terbuka kesempatan baginya
untuk melakukan irituali, yaitu bermain hujan. Setelah bermain dalam hujan,
biasanya ibundanya akan memandikan Nurhayat. Kemudian, Nurhayat
kecil disuapi makanan sembari sang ibu menyanyikan lagu dakocan.
Sebagai anak bungsu, Nurhayat merupakan buah hati semua anggota
keluarganya. Nurhayat mendapatkan limpahan kasih sayang dari orang tua
dan kakak-kakaknya.
Citraan tentang hujan £imat berpengamh terhadap kreativitas Nurhayat
dalam menulis. Di samping imaji hujan, Nurhayatoseperti anak-anak
seusianyaomelewatkan masa kecilnya dengan bermian laying-layang,
102
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
bermain kelereng, bermain ambulans,dan bermain permainan anak Sumatera
Selatan lainnya. Nurhayat sering lupa waktu jika sudah bermain. la sering
telat mandai karena keasyikannya bermain dengan teman-temannya. Selain
itu, Nurhayat suka berangan-angan. Dia mengneal seni lukis semenjak dari
masa anak-anaknya. la menfggambar lantai dan dinding rumahnya sdengan
kapur tulis yang disediakan oleh bapaknya. Kenangan masa kecil itu tidak
pemah luput dari ingatan Nurhayat Arif Permana.
Satu opweristiwa diikuti oleh peristiwa lain dalam hidup Nurhayat.
Setelah menginjak remaja, Nurhayat mulai meninggalkan masa bermainnya.
Kemudian, dia memulai kebiasaan lain, yaitu keluyuran bersama dengan
teman-temannya. Pada waktu itu, dia sering inongkrongi dengan temanteman sebayanya di pasar sembari menonton tukang jual obat kaki lima
dan nonton di bioskop-bioskop kelas bawah. Pada saat itu pula, hobi
melukisnya merambat kedunia tulis-menulis. Ada sebuah ruang yang tibatiba menarik hatinya, yaitu perpustakaan. Kecintaannya pada bacaan
kemudian mendaulatkannya sebagai Pengunjung Terbaik Perpustakaan
Daerah Sumatera Selatan pada tahun 1998.
Nurhayat menikah dengan gadis pujaannya, Sulityah Kreshna Murti,
pada tahun 2001.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Nurhayat menempuh pendidikan dasar sampai pergurun tinggi di
kota Palembang.la menamatkan pendidikan dasar di Sekolah dasar Negeri
27 Palembang, kawasanomenurut Nurhayatopadat penduduk di salah satu
sudut kota Palembang. Selepas itu, Nurhayat melanjutkan pendidikan pada
SMP Negeri 2 Palembang. Setelah tamat dari SMP, dia meneruskan
pendidikannya ke SMA Negeri 1 Palembang. Bakat menulis Nurhayat
mulai tersalurkan ketika belajar disekolah tersebut. Pihak sekolah memberi
Nurhayat kesempatan mengembangkan bakat menulis melalui kegiatan
ekstrakurikuler sekolah. Selain menulis, dia juga mulai merambah dunia
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
103
teater. Semasa di SMA itu pula Nurhayat mulai mengikuti berbagai lomba
sastra. Nurhayat beberapa kali memenangkan perlombaan bacapuisi sehingga
teman-temannya menjulukinya sebagai ipenyair I 8, sebagaimana nama
kelasnya.
Selepas dari SMA, Nurhayat berhasrat untuk melanjutkan
pendidikannya ke Fakultas Sastra Universitas Indonesia atau Institut Kesenian
Jakarta. Akan tetapi, hasratnya itu tidak kesampaian karena orang tuanya
menyarankan Nurhayat untuk berkuliah di Palembang saja. Oleh karena
memahami alasan orang tuanya, Nurhayat memutuskan untuk melanjutkan
pendidikan ke Fakultas Humum Universitas Sriwijaya. la terdaftara sebagai
mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya pada tahun 1988.Akvitas
berkesenian tetap diteruskannya di kampus. Dia aktif menulis sastra, bermain
teater, bermain sinetron, dan melukis selama berstatus sebagai mahasiswa.
la pun aktif di berbagai organisasi kepemudaan dan kemahasiwaan selama
menjadi bahagian dari kehidupan kampus. Nurhayat menyelesaikan
pendidikan dengan meraih gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum
Universitas Sriwijaya pada tahun 1994.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Bakat menulis temyatajuga mewamai kehidupan Nurhayat. Setelah
menamatkan Fakultas Hukum, Nurhayat memilih Jalur menulis sebagai
pilihan hidupnya. la bekerja sebagai wartawan pada Harian Sriwijaya Post
Palembang selama dua tahun. Kemudian, dia pindah ke Harian Bangka
Post.
Selama menggeluti dunia Jumalistik, Nurhayat terus memupuk
kemampuan menulisnya,termasuk teknis menulis yang benar, padat,singkat,
dan mengena menurut standar bahasa Jumalistik. Pada bulan Juli 2002,
Nurhayat membuat keputusan penting dalam hidupnya, yaitu mengundurkan
diri dari tempat bekeija. Kemudian,dia memilih menjadi peneliti lepas di
berbagai lembaga penelitian. Ada sebuah pengalaman yang menarik yang
104 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
diungkapkannya selama berada dalam duniajumalistik. la menyadari bahwa
minatnya terhadap ilmu sosial, budaya, kemasyarakatan sangat besar dan
beragam. la berupaya mengembangkan minatnya itu setiap saat.
Selama bekerja di Bangka Post, Nurhayatobersama-sama penulis
Bangka Belitungomenggiatkan kehidupan sastra dengan membentuk
Komunitas Pekeqa Sastra Pulau Bangka(KSPB).
4.
Latar Belakang Kesastraan
Darah seni yang mengaiir di tubuh Nurhayat ditulari dari ayahnya.
Nurhayat dilahirkan dalam keluaiga yang amat mencintai kesenian,kususnya
kesusastraan. Ayahnya,seorang guru yang menyukai sastra, memiliki banyak
buku tentang kesusastraan. Beliau juga banyak menulis karya sastra.
Warisan berharga dari ayahnya adalah dua buah buku, yaitu Puisi
Dunia I dan 11 karya Taslim, yang merupakan hadiah yang diperoleh sang
ayah ketika mengikuti lomba penulisan puisi pada tahun 1969. Bersumber
informasi dari kedua buku itulah Nurhayat dan kakak-kakanya mengenal
penyair-penyair besar dunia. Pada saat kakak-kakanya giat menulis sastra
(puisi dan cerpen), Nurhayat pun mencoba menulis sastra. la mengirimkan
karyanya itu ke majalah Bobo. Tulisannya itu tidak dimuat. Akan tetapi,
redaksi Bobo mengembalikan karya Nurhayat tersebut dengan beberapa
catatan.
Catatan redaksi Bobo itu mambangun keyakinan luar biasa pada diri
Nurhayat. Pada waktu duduk di bangku kelas 11SMA,Nurhayat mengirim
satu naskah cerita pendek dalam Sayembara Penulisan Cerita Pnedek seSumatera Selatan yang diselenggarakan oleh tabloid Media Guru, salah
satu media yang berpengaruh di Sumatera Selatan kala itu. Cerita pendek
karya Nurhayat menjadi pemenang I dalam sayembara tersebut. Selanjutnya,
puisi-puisi Nurhayat dimuat dalam media tersebut.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
105
Nurhayatjuga mengirimkan empat cerita pendek ke majalah remaja
Fantasi dan Aneka ketika masih duduk di bangku SMA.Tiga karyanya
langsung dimuat, sedangkan satunya lagi dipertimbangkan redaksi untuk
dimuat dalam iraedia tersebut. Pada tahun 1990,Nurhayat bersamaT. Wijaya
membacakan puisi-puisinya di hadapan publik sastra di Ruang Dempo
Raya, Taman Budaya Sriwijaya. Puisi-puisi Nurhayat juga sering
diperlombakan dalam kegiatan-kegiatan lomba di Sumatera Selatan.
Dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional yang dilaksanakan di
Denpasar pads tahun 1993, karya-karya Nurhayatocerpen, puisi, dan
lakonololos dalam seleksi daerah. Nurhayat pun lolos sebagai peserta puisi
tingkat daerah kala itu. Dalam ajang kretivitas mahasiswa tingkat nasional
itiu, lakon drama karya Nurhayat iKemdung baying-Bayang Bulani meraih
juara kedua. Pada tahun 1992, pusis karya Nurhayat bersama-sama puisi
penyair Palembang lainnya dimuat dalam antologi Ghirah. Di samp[ing
menulis pusim, cerpen, dan naskah lakon, Nurhayat juga menulis novel.
Salah satu naskah novel yang belum sempat diterbitkan beijudul iKeringi.
Di samping aktif berkarya, Nurhayat juga sering diundang untuk
mengikutii pertemuan-pertemuan sastra. Pada tahun 1992, dia diundang
Dewan Kesenian Lampung dalam pertemuan Penyair Sumatera,Jawa, dan
Bali di Bandarlampung. Pada tahun yang sama, Nurhayat ditunjuk oleh
Pusat Bahasa,Etepdiknas, mewakili penulis muda Indonesia untuk mengikuti
Program Penuiisan Majelis Sastra Asia Tenggra (Mastera): Puisi, yang
diikuti oleh penulis-penulis muda dari Indonesia, Singapura, Malaysia, dan
Brunei Darussalam.
Karya-keirya Nurhayat diterbitkan oleh berbagai media. Pada tahun
1997, puisi-puisi Nurhayat dimuat dalam antologi Puisi Indonesia dan
Penyair Empat iCota yang ditembitkan oleh Dewan Kesenian Jambi. Selain
itu, Nama Nurhayat juga tercatat dalam Direktori Penulis di Indobnesia
yang diterbitkan oleh Departemen Pendidiikan Nasional pada tahun 1997.
106 Antologi Bk^afl Pengarang Sumatera Selatan
Di samping itu, nama Nurhayatjuga tercatat dalam Buku Pintar Kesusastraan
yang diterbitkan Kompas pada tahun 2002.
Nurhayat diundang menghadiri Kongres Cerita Pendek III yang
diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Lampung pada tahun 2003. Sampai
penghujung 2003, Nurhayat sedang memilah-milah beberapa puisinya
yang akan dimuat dalam antologi mandiriyang diberi tajuk iStanza Air
Matai dan antologi bersama keluaiga para Permana yang diberi tajuk iAkad
Cinta Senimani. Pada tahun 2003 pula, Nurhayat didaulatkankan rekanrekan yang tergabung dalam Majelis Seniman Sumatera Selatan sebagai
pemimpin organisasi tersebut.
Sumber data; Angket dan wawancara
(B. Trisman)
PURHENDI
1.
Latar Belakang Keluarga
Purhendi adalah seorang Jawa yang lahir di desa Banjaran,Kabupaten
Brebes, Jawa Tengah pada tanggal 11 Maret 1968. Bapaknya(almarhum)
adalah seorang tentara bemama Solihin dan ibunya seorang petani bemama
Warkini.
Kendati lahir dan sekolah di Jawa,namun Purhendi menjadi idewasai
di Palembang. la menamatkan kuliah, berkarir, dan menjalani kehidupan
rumah tangganya di kota Pempek.
Sehari setelah usianya genap 33 tahun, yaitu tanggal 12 Maret 2001,
bertempat di desanya Purhendi mempersunting Wiwi Ambarwati, putri
bungsu mantan kepala sekolah Purhendi ketika SD di Jawa Tengah dulu.
Buah cinta mereka diberi nama Bryan Bintang Pratama, lahir pada 17
Desember 2001.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
107
2.
Latar Belakang Pendidikan
Purhendi menamatkan pendidikan dasamya di desa kelahirannya,
SDN 3 Banjaran pada tahun 1981. Pada tahun 1984 lulus dari SMPN Salem
kemudian melanjutkan SMAN Bumiayu dan lulus tahun 1987.
Setamat SMA Purhendi merantau ke bumi Sriwijaya,ikut kakaknya
yang tinggal dan bekerja di Palembang. Sebelum akhimya tahun 1993
menyandang Saijana Pendidikan dari PTCIP Universitas Sriwijaya, program
studi bahasa dan sastra Indonesia, ia terlebih dahulu kuliah di universitas
yang sama pada program P3TK atau Dili dan selesai pada tahun 1990.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Beberapa bidang pekerjaan pemah dijalaninya sejak ia masih duduk
di bangku kuliah, dan sampai biografi singkamya ini disusun ada beberapa
pekeijaan yang masih ditekuninya. Tentu saja pekeijaan-pekeijaan itu sesuai
dengan idunianyai, yaitu tulis-menulis dan pendidikan.
Antara tahun 1988 hingga 1994 ia menjadi redaktur di beberapa media
massa antara lain di Majalah Pelajar Narasi(Palembang),Tabloid Informasi
Poltabes Palembang (TIPP), Tabloid Pelajar Visi Indonesia, dan Tabloid
Gelora Mahasiswa.
Pekerjaan lain yang berhubungan dengan bidang studi yang
ditekuninya di kuliah adalah menjadi tenaga pengajar. Setamat pendidikan
DDI-nya,ia menjadi gum tidak tetap(GTT)di SMUN 14 Palembang(19901994);tahun 1992 hingga sekarang mengajar di beberapa bimbingan belajar
di Palembang; mulai tahun 1994 hingga Juni 2003 menjadi staf pengajar
di SMU Bina Warga 1 dan 2(Palembang) merangkap sebagai Kepala
Perpustakaan di YPU Bina Warga; dan sejak Juli 2003 menjadi staf edukatif
di SMUN 3 Unggulan Kayu Agung, OKI.
Di organisasi Ikatan Pustakawan Indonesia Cabang Palembang
Purhendi menjabat sebagai sekretaris(2000-2004). Ketekunannya di dunia
108 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
pendokumentasian buku ini membawa ia menjadi Pustakawan Teladan I
Sumsel dua tahun berturut-turut(1999-2000).
Mulai tahun 2001 ia menjadi pembina dalam Sanggar Sastra Siswa Indonesia
(SSSI)di Sumatera Selatan, sebuah wadah kreativitas sastra bagi pelajar
binaan majalah Horison.
Pengalaman lain yang dapat dijadikan sebagai sebuah pengakuan
prestasinya di bidang pengajaran adalah terpilihnya ia sebagai anggotaTim
Pembuat Seal Diknas Palembang/Sumatera Selatan tahun 2002 dan 2003;
di samping sebagai Tim Workshop Pemilihan Buku Ajar untuk SLTP dan
SMU se-Indonesia pada tahun 2002.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Kendati tidak ada darah kepengarangan yang mengalir dari
keluarganya,Purhendi banyak menghasilkan karya tulisan dan mendapatkan
prestasi baik di tingkat nasional maupun lokal. Dengan berbekal hobi dan
kemauan, Purhendi banyak menghasilkan tulisan-tulisan. Topik yang
ditulisnya seputar sastra, film, pendidikan, sosial, dan budaya. Sedangkan
genre sastra yang ditulisnya beragam seperti puisi, cerita pendek, esai, dan
naskah drama.
Purhendi mulai menulis sastra sejak duduk di bangku SMA kelas H.
Cerpen,artikel, dan puisinya pertama kali dimuat di majalah MOP,Semarang,
Jawa Tengah. Setelah ia hijrah ke Palembang, mulai banyak karya-karya
yang dihasilkannya. Ada sekitar 156judul puisi yang pemah dipublikasikan,
baik di media massa maupun diterbitkan dalam bentuk buku (antologi
tunggal maupun bersama), dan masih banyak judul puisi yang disimpannya.
Kumpulan puisi Purhendi yang telah diterbitkan antara lain :
1.
Sajak Cinta yang Tersisa(Palembang, 1996,kumpulan puisi tunggal)
2.
Sketsa Musi(Palembang, 1996)
3.
Antologi Puisi Karya Penyair se-Sumatra (Bengkulu, 1997)
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
109
4. Antologi Penyair Indonesia(1997)
5. Sajak Duka(1999,antologi puisi tunggal)
6. Menghitung Duka(2000)
7. Tiga Wajah Musi (2002).
Penghaigaan penulisan puisi yang pemah diraih Purhendi yaitu pada
tahun 19%sebagaijuaia n Cipta Puisi yang diselenggarakan oleh Universitas
Sriwijaya,Palembang.
Kiprah Purhendi sebagai penulis sastra lebih dikenal karena karya
cerpennya sehingga ia sering disebut sebagai cerpenis ketimbang penyair.
Seratus lebih judul cerpen yang pemah dimuat atau dipublikasikan. Enam
buah buku kumpulan cerpen tunggalnya adalah :
1. Leiaki Tua dan Biola (Surabaya, 1993)
2. Pertemuan Malam (Surabaya, 1995)
3. Gagak Hitam (Surabaya, 1995)
4. Parang (Surabaya, 1995)
5. Eksekusi(Surabaya, 1995)
6. Cerita Duka(Palembang, 1999).
Julukannya sebagai cerpenis bukan saja karena banyaknya jumlah
karya yang ia hasilkan, namun dari ajang-ajang perlombaan yang
membuahkan penghargaan menambah legitimasi kecerpenisannya. Tahun
1990 meraih juara I Cipta Cerpen yang diselenggarakan oleh Unsri,
Palembang; tahun 1993 mendapat juara 11 pada ajang yang sama; sebagai
nominator cerpen terbaik tingkat nasional di Jakarta yang diselenggarakan
oleh majalah Horison pada tahun 1998; sebagai pemenang ke-21 Lomba
Menulis Cerpen Tingkat Nasional(LMCP-Diknas, khusus bagi para guru)
tahun 2001; dan pada event serupa tahun 2002 ia meraih pemenang ke-9.
Terakhir ia memlapatkan ranking ke-4 pada perlombaan yang sama. Sebagai
pemenang ke-4,Purhendi diundang ke Jakarta, bertepatan dengan Penutupan
110 Antologi Biologi Pengarang Sumatera Selatan
Kongres Bahasa Indonesia VIU di Hotel Indonesia, Jakarta, pada 17 Oktober
2003, untuk menerima penghargaan pemenang.
Artikel atau esai Purhendi yang sudah pemah dimuat di media massa
jumlahnya tidak kurang dari 120 buah. Ada dua penghargaan yang
diterimanya dalam genre sastra yang satu ini, yaitu tahun 1992 meraih juara
n MenuUs Esai Sastra yang digelar oleh Unsri,Palembang dan pada tahun
2002 menjadi pemenang ke-14 Lomba Mengulas Karya Sastra Tingkat
Nasional(LMKS-Diknas)di Jakarta.Di penghujung tahun 2003,kemampuan
Purhendi dalam menulis diuji. Kali ini Purhendi dipilih menjadi kandidat
Raja Laut dalam ajang lomba meresensi sejumlah buku tentang kelautan
yang diselenggarakan oleh Kementrian Departemen Kelautan.
Dalam bidang pengajaran sastra Purhendi memberi sumbangsih
sebagai penyunting dalam buku Mated Bahasa dan Sastra Indonesia(tahun
2001 dan 2002),dan editor dalam Pelatihan Soal Menyambut UAN,mated
Bahasa dan Sastra Indonesia (tahun 2003).
Karya cerpen, puisi, dan esai Purhendi banyak tersebar di media
massa daerah maupun nasional; di antaranya telah dimuat di Horison,
Femina, Kadna, Republika, Ummat, Hadan Ekonomi Neraca, Asah Asih
Asuh,Romansa,Swadesi,Album Cerpen, MOP,Lampung Post,Singgalang,
Taruna Baru, Anita Cemerlang, Ceda Remaja, Annida, Sdwijaya Post,
Sumatera Ekspres,Transparan, Bedta Ekspres, Media Guru,Suara Rakyat
Semesta, Gema Pancasila, dan Iain-lain.
5.
Gambaran Karya Purhendi
Kumpulan cerpen Lelaki Tua dan Biola merupakan buku antologi
cerpen Purhendi yang pertama. Buku itu dijadikan sampel dalam gambaran
karya Purhendi karena dipandang sebagai titik tolak kepengarangannya ke
arah yang lebih sedus.Ada sebelasjudul cerpen yang kesemuanya disajikan
dengan bahasa yang lugas atau sederhana dan alur yang tidak berbelit, di
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
111
samping kelincahan Purhendi dalam bertutur atau berkisah menjadikan
cerpen-cerpennya enak dibaca dan dinikmati.
Cerpen-cerpen yang dimuat dalam kumpulan ini menonjolkan
masalah-masalah sosial yang dijalin secara apik oleh pengarangnya.
Aspek humanistik atau kemanusiaan yang dominan dalam cerpen-cerpen
tersebut terasa menyentuh naluri-naluri kemanusiaan.Aspek tersebut dapat
ditemukan misalnya dalam "Jembatan Penyeberangan","Nyi Selasih",
"Kemarau Panjang", dan "Puss".
Kumpulan cerpen Lelaki Tua dan Biola ini tidak ada yang
menampilkan ceritaroman ala romeo dan juliet. Kesebelas cerpen tersebut
lebih menceritakan aspek kemanusiaan, ketimpangan dalam kehidupan
sosial masyarakat atau ironi, kedukaan atau penderitaan seseorang karena
tekanan atau pengalaman dalam hidupnya, dan sebagainya.
Ironi-ironi yang ditampilkan Purhendi lewat cerpen-cerpennya didasari oleh
motto Purhendi dalam menulis, bahwa menulis merupakan salah satu media
dakwah untuk melawan kezaliman dan kemunafikan.
Karya kumpulan cerita pendek Purhendi ini pemah dijadikan sebagai objek
kajian skripsi mahasiswa FKIP Unsri, Palembang. Objek kajian yang
dibicarakan adalah tema sosial dalam kumpulan cerpen Lelaki Tua dan
Biola.
Sumber data; Angket dan wawancara
(Dian Susilastri)
RITA ROSIHAN
1.
Latar Belakang Keluarga
Rita Sumami, atau yang lebih biasa dipanggil dengan nama Rita
Rosihan,dilahirkan di Belitang,Ogan Komeiing Ulu,pada tanggal4Agustus
112 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
1964. la terlahir dai pasangan suami-istri, A. Rathun dan Larazati yang
berasal dari Jawa.
Rita Rosihan menikahi Rosihan Anwar, teman sejawatnya di RRI
Palembang, pada tanggal 1 Maret 1990. Sampai sekarang, mereka telah
dikaruniai 2 orang putra, yaitu M. Abi A1 Haq dan M. Arif A1 Jabbar.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan dasar ditamatkan Rita Rosihan di SD Negeri 123
Palembang pada tahun 1977. Kemudian,ia melanjutkan pendidikan di SMP
Methodist I Palembang dan menyelesaikannya hingga tahun 1980. Setelah
itu, Rita Rosihan berhasil lulus dari pendidikan menengah atas di SMA
Negeri 3 Palembang pada tahun 1984.
Pada tahun yang sama,Rita Rosihan meneruskan pendidikannya ke
jenjang yang lebih tinggi. Cita-citanya yang ingin menjadi dosen atau guru
membawanya ke FKIP Universitas Sriwijaya, Palembang. Di sana, ia
berhasil meraih gelar sarjana pendidikannya pada tahun 1989.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Sejak duduk di bangku kuliah di FKIP Unsri Palembang,Rita Rosihan
telah menjadi seorang pekerja yang tak bisa diam. Di samping aktif dalam
oiganisasi kampus,Rita Rosihan masih menyempatkan diri mencari pekeqaan
paruh waktu demi membiayai kuliahnya sendiri. Ia pemah menjadi penyiar
pada salah satu radio swata di kota Palembang selam tiga tahun. Kemudian,
ia juga pemah menjadi asisten dosen di FKIP Unsri sampai tahun 1989,
saat ia menamatkan pendidikan tingginya.
Setelah meraih gelar sarjana pendidikannya, Rita Rosihan yang
sebelumnya memang telah aktif juga di Sanggar Sastra RRI Stasiun
Palembang, mengikuti tes penerimaan pegawai di RRI Stasiun Palembang.
Ia berhasil diterima sebagai penyiar honorer di sana mengalahkan puluhan
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
113
saingan. Pada tahun 1993, ia pun diangkat sebagai PNS di lingkungan RRI
Cabang Madya Palembang.Sampai sekarang,ia tetap aktif sebagai redaktur
di Sanggar Sastra RRI, tempat ia membacakan puisi-puisi karyanya.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Sejak kecil, Rita Rosihana sudah menyukai membaca puisi. Ia sering
mewakili sekolah atau lingkungan tempat tinggalnya dalam berbagai lomba
baca puisi. Pada waktu itu, RRI stasiun Palembang memiliki suatu acara
yang dinamakan Sanggar Sastra RRI, acara yang menampung dan
menyalurkan minat sastra pendengar. Di sanalah Rita Rosihan banyak
belajar tentang sastra,terutama dari pembimbing-pembimbing acara tersebut,
seperti Zainal Abidin Hanif dan Umar Zeplin Marbey.
Dengan didorong oleh rasa cintanya kepada puisi, Rita Rosihan pun
mulai tertarik untuk menulis puisi, bukan hanya sekadar membacakannya.
Hal ini juga tidak lepas dari peran Zainal Abidin Hanif yang pada masa itu
menyemangatinya untuk berkarya. Pada tahun 1979,lahirlah karya pertama
Rita Rosihan yang diberinya judul eNeneki.
Sejak itu, membaca dana menulis puisi mulai menjadi bagian dari
kehidupan Rita Rosihan. Berbagai perlombaan membaca dan menulis puisi
pemah diikutinya, baik ditingkat SMU maupun umum.
Bakat seni Rita Rosihan semakin terasah ketika ia duduk di perguruan
tinggi. Rita aktif di berbagai kegiatan kesenian di kampus FKIP Unsri
Palembang. Beberapa prestasi seni berhasil diraihnya, antara lain Juara
Pentas Puisi Chairil Anwar Unsri 1987 dan Pembaca Terbaik Puisi Mahasiswa
Sesumatera pada tahun 1986. Ia juga pemah memenangkan sayembara
penulisan puisi di lingkungan Unsri.
Rita Rosihan menganggap bahwa menulis puisi adalah sebuah
kesenangan yang tak terbayarkan, sesuatu yang baginya adalah ungkapan
ekspresi dengan menggunakan kata-kata indah. Jika diamati, puisi Rita
114 Antologi Bi<^rafi Pengarang Sumatera Selatan
Rosihan memang kaya akan diksi. Zainal Abidin Hanif, guru puisi Rita,
menilai bahwa walaupun tema yang dikemukakan Rita biasa-biasa saja,
seperti religi dan kehidupan, puisi Rita Rosihan tidak pemah habis dalam
berkata.
Sampai sekarang, Rita Rosihan telah menghasilkan sekitar 50 puisi
dan beberapa naskah deklamatoria. Beberapa puisi Rita Rosihan dibaca
dan diapresiasi pada acara Sanggar Sastra RRI cabang madya Palembang.
Sebagian lagi dimuat di beberapa media seperti Sriwijaya Post, Sumatera
Ekspres, dan majalah-majalah remaja nasional.
5.
Daftar Karya
Karya-karya Rita Rosihan belum ada yang dibukukan. Seperti
dibicarakan sebelumnya, karya Rita Rosihan banyak disiarkan di Sanggar
Sastra RRI Palembang dan dimuat di beberapa media cetak Palembang.
Karya-karya Rita Rosihan antara lain adalah sebagai berikut.
1)
Nenek. 1979
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Di AmbangBatasPenantian. 1991
Indonesia, Ku Sapa Kau lewat Suaraku. 1997
Ulang Tahun ke-53 Bangsaku. 1998
Renungan di Hari Ulang Tahun Perkawinan. 1999
Jelajah Jiwa. 2001
Kala Mentari itu Datang, Ku Sapa lewat Kata. 2001
Catalan untuk Abi. 2002.
Kisah Dahan dan Ranting. 2003
Sumber data: Angket dan wawancara
(Wenny Oktavia)
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
115
SYAMSUINDRA USMAN
1.
Riwayat Keluarga
Syamsu Indra Usman Hs., di kalangan teman-temannya sesama
penulis di Sumatera Selatan dikenal sebagai iPenyair Gunungi, dilahirkan
di Lahat pada tanggal 12 Oktober 1956 dari pasangan Usman Hs. dan
Zubaidah Bahar. Sebutan ipenyair gunungi melekat pada diri Syamsu Indra
Usman karena kecenderungannya berkarya di daerah pedalaman.la sesekali
mengunjungi komunitas sastra di Palembang sehingga dianggap turun
gunung. Kedua orang tua Indra Usman berasal dari Musi,salah satu daerah
di Sumatera Selatan. Ayahnya bekerja sebagai seorang pendidik di tempat
asalnya, sedangkan ibunya dikenal sebagai sosok seorang istri yang setia
mendampingi suami dalam membesarkan anak-anak mereka.
Masa kanak-kanak dihabiskan Syamsu di kampung halamananya
di Padang Tepong, Kabupaten Lahat. Alam kampungnya yang berbukitbukit dengan tipe masyarakatnya yang berjiwa keras ikut berpengaruh
terhadap sikap hidup Syamsu. Namun,Syamsu adalah tipe seorang pengarang
yang romantis di balik bungkusan kegarangan lingkungannya. Hal itu
setidak-tidaknya tergambar dari sikap terbuka yang sering dibumbui oleh
berbagai humor segar yang terlontar dari mulutnya. Akan tetapi, dia juga
sosok pengarang yang mudah tersentuh oleh kesengsaraan orang lain. la
gampang menangisjika melihat sesuatu peristiwa yang menyentuh batinnya.
Sikap seperti itu juga tercermin dalam karya-karyanya.
Syamsu Indra Usman banyak menulis puisi, cerpen, dan novel. la
juga sering menggunakan nama samaran. Ada beberapa nama samaran yang
sering digunakan dan dicantumkan sebagai identitas dirinya dalam karyakaryanya. Nama samaran Syamsu Indra Usman antara lain lin Sarosa,Indra
Usman Karang Cayo, lin Usman Ulu Musi. Alasan Indra Usman
menggunakan nama samaran agar tidak terlalu dikenal jika suatu saat
menjadi penulis terkenal.
116 Antolc^i Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Syamsu Indra Usman menikah dengan Wesi Safei pada tanggal 20
Juli 1982. dari pemikahannya itu, Syamsu dikaruniai tiga orang anak, yaitu
(1)Dwi Maretsa Putri,(2)Alva Agusti Sriosa, dan (3)Pebi Ayu Lestari.
2.
Riwayat Pendidikan dan Organisasi
Syamsu Indra Usman menempuh pendidikan dasar di tanah
kelahirannya Padang Tepong,Lahat. la menyelesaikan pendidikan dasar di
Sekolah dasar Padang Tepong pada tahun 1977. Setelah itu, dimeneruskan
pendidikan menengah pertama dan menengah atas ke kota Bengkulu.
Setelah menamatkan SMA pada tahun 1977, Syamsu Indra Usman
melanjutkan kuliah ke Akademi Bank dan Manajemen Jember dan selesai
pada tahun 1982.
Di samping melalui jalur pendidikan, Syamsu Indra Usman juga
aktif menggali pengalamanotermasuk pengalaman kesastraanomelalui
berbagai organisasi. Dia menjadi ketua kelompok teater Arsabuda Jember,
Jawa Timur (1979-1980), Ketua Senat Akademi Bank dan Manajemen
Jermber, Jawa Timur(197961981), Ketua Gema MKGR Ulu Musi,Lahat
(1985-1990), Sekretaris KNPI Kecamatan Uli Musi, Lahat(198861994),
Sekretaris Kushinryu M Karatedo Indonesia Ranting Kecataman Ulu Musi,
Lahat(1986-1990), Ketua Seksi Pnerengan, penerbitan, damn Massmedia
Rayon AMPI Kecamatan Ulu Musi, Lahat(1985-1990), Ketua Seksi Seni
Budaya AMPI Kecamatan Ulu Musi, Lahat(1988-1991), anggota Komite
Sastra Dewan Kesenian Lahat(1996-1998), Koordinator Himpunan Penulis
Pengarang Penyair Nusantara(HP3N)Lahati (199261998), Koordinator
Sanggar Peran Serta Sumatera Selatan (1992-1996), dan anggota Dewan
Serikatt Petani Sumatera Selatan (1998-2000).
3.
Riwayat Pekerjaan
Setelah menyelesaikan perguruan tinggi di Jember,Syamsu Indera
Usman pulang ke kampungnya. Kemudian, dia bekeqa sebagai seorang
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
117
pendidik selama bertahun-tahun. Syamsu Indra Usman pemah menjadi
guru SMATrisakti Palembang(198161982),Guru SMP Swasta Ulu Musi,
Lahat(198261983),Guru SDN 03 Lubuk Puding,Lahat(198261985), Guru
SMA PGR!Padang Tepong,Lahat(198361984),guru SMP Negeri I Padang
Tepong (198261987), Guru SMP PGRI Bandar Aji, Lahat(198461987),
dan Guru SMP YPBI No. 24 Padang Tepong, Lahat (198261986). Di
samping menjacH guru,Syamsu Indra Usman pemahjuga menjadi pengurus
Yayasan Pendidikan Ulu Musi,Lahat(198561990)dan staf Humas Kantor
Camat Ulu Musi,Lahat(198561990).
Pada tahun 1992,Syamsu Indra Usman pindah ke kota Palembang.
la bekeija pada {^nerbit Sriwijaya Media Utama Palembang dengan jabatan
sebagai direktur C199261994). Selepas menjabat direktur pada pemsahaan
penerbit itu, Syamsu Indra Usman pindah ke Bengkulu. la bekeija sebagai
wartawan di kota tersebut.
4.
Riwayat ICesastraan
Syamsu Indra Usman tergolong sebagai penulis produktif. Hal itu
dapat diliahat dari jumlah karya yang telah dihasilkannya. la telah
menghasilkan 40judul buku yang terdiri atas antologi puisi, novel, antologi
pantun. Di samping menulis sastra, dia juga menulis kumpulan Filsafat,
kebudayaan daerah. Yang lebih menarik, dia juga menulis beberapa buku
yang berisi resep masakan dan adat perkawinan. Selain itu, Syamsu Indra
Usman juga mengarang lagu-lagu daerah Empat Lawang. Olok ke Kebang,
Ibuk Kayak,dan Sayang Ketuwi merupakan tiga judul lagu daerah ciptaan
Syamsu Indra Usman.
Novel pertama yang ditulis Syamsu Indra Usman adalah Tembang
Duka. Novel itu ditulis pada tahun 1979. Karyanya itu berbicara tentang
m,asalaha social, lingkungan hidup, dan keagamaan.
118 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Dalam kaitannya dengan seni yang digelutinya,Syamsu Indra Usman
aktif dalam berbagai pertemuan dan kegiatan sastra di tanah air. Syamsu
Indra Usman mengikuti Dialog Sastra dan Baca Pusisi di Metro Lampung
(1992), Mengikuti Festivakl Puisi Perhimpunan Persahabatan Indonesia
Amerika(PPIA)di Suarabaya, JawaTimur(1994), mengikuti Lomba Puisi
Tingkat Nasional Himpunan Penulis,Pengarang,Penyair Nusantara(HP3N)
di Batu, Malang, Jawa Timur (1996), mengikuti Pertemuan Sastrawan
Nasional dalam rangka refleksi setengah ababd Indonesia merdeka di Solo,
Jawa Tengah (1995), mengikuti Pertemuan Sastrawan Nusantara IX di
Kayutanam, Sumatera Barat (1997), mengikuti Pameran Puisi Penyair
Indonesia dalam rangka 28 tahun wafatnya Bung Kamo di Blitar, Jawa
Timur(1998), mengikuti Temu Sastra Seepulawang di Makassar(1998),
mengikuti Lomba Cipta Puisis Tingkat Pelajar dan Mahasiswa se-Provinsi
Bengkulu (1996), membaca puisi di Taman Budaya Bengkulu (1996),
membaca puisi di radio RKPD Bengkulu (1996), membaca puisi di RRI
Stasiun Paslembang (1992), membaca puisi di Monpera Palembang (1992),
menjadi moderator dalam Temu Chairil di Palembang(1992),dan membaca
puisi di Taman Budaya Provinsi Sumatera Selatan, Palembang,(1992).
Tulisan Syamsu Indra Usman berupa puisi, cerita pendek, artikel,
cerita bersambung,dan berita dimuat diberbagai media di tanah air. Tulisantulisan Syamsu Indra Usman pemah dimuat di Pelita (Jakarta), Sentana
(Jakarta), Swadesi (Jakarta), Karya Dharma (Surabaya), Suara Rakyat
Semesta(Palembang), Garuda Post(Palembang), Media Guru(Palembang),
Sriwijaya Post(Palembang), Narasi (Palembang), Gending (Palembang),
Barometer(Palembang), Gelora Musi (Palembang),Taruna Bam(Medan),
Mimbar Umum(Medan),Demi Masa(Medan),Serambi Indonesia(Aceh),
Riau Post(Pekanbam),Independen (Jambi), Singgalang(Padang),Semarak
(Bengkulu), Cahaya Post(Lubuklinggau), Bidik(Bengkulu),Benteng Post
(Bengkulu), Analisa (Medan), Menjemaat (Medan), Radar Bengkulu
Bengkulu),Info Empat Lawang (Jakarta), Boom (Bengkulu), dan Rakyat
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
119
bengkulu (Bengkulu). Di samping itu, tulisan-tulisannya juga pemah
dibacakan di media elektoronik seperti RRI Palembang, RRI Bengkulu,
Radio Swasta Enes Palembang, Radio Swasta RKPD Bengkulu, Radio
Swasta Kartika Jember, dan Radio Swasta Muara Kudus.
5.
Daftar Karya
Kumpulan Puisi
1. TembangDuka
2. Myanyian Rembulan
3. Selamat Pagi Indonesiaku
4. Hujan Gerimis Putih
5. Peijalanan Panjang
6.
Sesembah Air Mata
7.
Sepucuk Surat Buat Mama
8.
Ziarah Pikir
9.
Zikir Air Mata
10. Kucing Berjoget
11. Lermbayung Hitam
12. PerahuKertas
13. Songket
14. Roundezvous
15. Festivel Puisi IX
16.
17.
18.
19.
Kebangkitan Nusantara I
Kebangkitan Nusantara II
Refleksi Setengah Abad
Sajak Bahasa Daerah Empat Lawang
Kumpulan Pantun
1. Kumpulan Rejug Empat Lawang
120 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Novel
1.
Hati Seorang Perempuan
2.
3.
Badai di Ujung Jalan
Tiada Lagi Cinta di Hatiku
4.
Melati Berduri di Atas Bukit
Kebudayaan
1.
2.
Petatah-Petitih Daerah Empat Lawang
Mengenal Adat Istiadat Empat Lawang
3.
Resep Masakan daerah Empat Lawang
4.
Kamus Bahasa Daerah Empat Lawang
5.
Kumpulan Sajak dalam Bahasa Daerah Empat Lawang
Lagu Daerah
1. Olok Kekebang
2. Ibuk Kayak
3. SayangKetuwi
Sumber data: Angket dan wawancara
(B. Trisman)
SYAMSUL NOOR AL SAJIDI
1.
Latar Belakang Keluarga
Syamsul Noor Al-Sajidi adalah nama lengkap dari seorang pria
penulis yang sering dipanggil eAcuni saja. la berdarah OKI kendati lahir
di Palembang, pada tanggal 7 Februari 1967. Ayahnya bemama Mahuza
bin Abdullah Husin Al-Syadjidy, seorang wiraswastawan, dan ibunya
bemama Rukiah binti Nungtjik.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
121
Acun menikah dengan seorang wanita Jawa bemama Sariyanti binti
Bugimin pada tangal 17 Desember 1997.Dari perkawinannya itu ia dikaruniai
dua orang putra, yaitu Ahmad Syahid Al-Palimbani dan Ahmad Ridha AlPalimbani.
2.
Latar Bdakang Pendidikan
Masa sekolah Acun dilaluinya di Palembang.Ia menamatkan sekolah
dasamya di SDN 14 Palembang pada tahun 1980,kemudian melanjutkan
di SMPN 4 Palembang,dan pendidikan menengah atasnya dijalaninya di
SMAN 7 Palembang.
Tingkat kecerdasan Acun sebenamya bagus, terbukti dengan diterimanya
ia di Fakultas Kedokteran Unsri, Palembang, pada tahun 1987. Namun
sayang,ia berhenti kuliah pada semester 3 karena sakit. Setelah itu ia merasa
lebih cocok dengan menggeluti dunia tulis-menulis dibandingkan dengan
dunia anatomi tubuh manusia beserta penyakit-penyakitnya.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Di dalam masa usia produktif Acun, ia memilih profesi sebagai
sastrawan (penyair,pekeija teater, dan penulis naskah teater)serta wartawan
(reporter,redaktur). Hasil karya Acun dalam menekuni kedua bidang tersebut
cukup banyak.
Tercatat ada lima buah penerbitan pemah etersentuhf tangan Acun,
yaitu antara tahun 1989 hingga 1999. Setelah gagal dalam kuliahnya,tahun
1988 Acun menjadi reporter niajalah Estafet wilayah Sumsel hingga tahun
1990. Setelah itu, kurang lebih selama satu tahun ia menjadi wartawan dan
mengasuh rubrik budaya di H.U.Sumatera Ekspres(1990-1991) yang pada
waktu itu masih di bawah naungan Surya Persindo Grup.
Kepandaian Acun dalam menulis dan mengarang membuat ia ditarik
menjadi Redaktur Pelaksana majalah pelajar Narasi yang terbit di Palembang.
122 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Di majalah itu Acun bertahan dari tahun 1992 hingga 1994. Kemudian
setelah vakum selama 5 tahun kembali Acun berkutat dengan duniajumalistik,
yaitu di tabloid berbahasa Inggris yang terbit di Palembang,Next Magazine.
Acun aktif selama satu tahun (1999-2000) sebagai Managing
Editor/Advertiser. Terakhir Acun dipercaya sebagai Pemimpin Redaksi
tabloid Gema, Palembang dari tahun 2000 hingga sekarang.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Cerita pendek bequdul ilndah Amperawatii merupakan karya sastra
Acun pertama kali yang dimuat di media masa. Cerpen tersebut dibuat
Acun pada tahun 1983, yaitu ketika ia menduduki bangku kelas 1 SMA.
Selanjutnya bermunculanlah karya-karya Acun yang terbit di berbagai
media masa di Sumatra,Jawa dan Bali seperti Sumatera Ekspres,Sriwijaya
Post, Suara Rakyat Semesta, Paron, tabloid Gema,tabloid Media Guru,
tabloid Barometer, majalah Medika(FK Unsri), Next Magazine, majalah
Narasi, Singgalang,Taruna Baru, Dharmasena, Beringin Indonesia, Anita
Cemerlang, Terbit Minggu, Swadesi, Simponi, Sentana, Estafet, Panji
Masyarakat, Replublika,Sinar Pagi, majalah Kartini, Ummat,tabloid Jumat
Salam, Kedaulatan Rakyat, Bali Post, dan sebagainya.
Bagi Acun, menulis pada hakikatnya merupakan salah satu ibadah.
Oleh sebab itu, topik yang ditulisnyapun bermacam-macam,sebagai wujud
ibadahnya. Topik tulisan yang pemah ditulis Acun antara lain mengenai
sastra, teater, sinema/film, musik,filsafat, agama,kesehatan, sosial-politik,
grafika/penerbitan, dan ekonomi.
Kereligiusan Acun dalam berkarya sebenamya tampak dalam
pandangannya tentang puisi(pemah ditulis di AJI Palembang,tahun 2001).
Menurut Acun,ia sebagai manusia sangat terbatas oleh usia; kapanpun dan
di manapun ia boleh mati atas izin-Nya, tetapi puisinya tidak; katanya;
puisiku dan puisimu tetap hidup abadi di sisi-Nya. Satu hal lagi yang
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
123
menunjukkan ciri khasnya adalah bahwa di penghujung puisi/sajaknya
selalu di beri bulan dan tahun Hijriah,jarang menggunakan bulan dan tahun
nasional/Masehi.
Dalam keluarga terdekat Acun ada yang menjadi penulis, ia adalah
paman (adik ayah Acun) yang tinggal di Jakarta. Barangkali karena dalam
darah keluarganya terdapatjiwa seni, maka sejak duduk di bangku sekolah
dasar Acun sudah mulai menulis cerpen dan puisi. Ia mulai belajar teater
panggung sejak duduk di SMP dan mulai serius setelah menamatkan SMA.
Di Jakarta Acun pemah bergabung dengan Teater Molek dan
mementaskan beberapa judul drama di Taman Ismail Marzuki. Di bidang
teater panggung, ia tidak membantah mendapat pengaruh aim. Arifin C.
Noer (teater Ketjil). Ia memilih dan menekuni jalur panggung bercorak
surealisme (absurditas). Beberapa naskah drama panggung yang dibuatnya
dan dipentaskan di Palembang dan Jakarta pun bercorak surealisme.
Hampir semua genre sastra pernah ditulis Acun. Menurut
pengakuannya ada sekitar 150judul puisi yang pemah dibuatnya, 10judul
cerpen,2judul novel,dan 10judul naskah drama. Kesemuanya tersebar di
berbagai media masa di Palembang dan luar Palembang.
Beberapa karyanya pernah dijadikan topik pembicaraan pengamat
sastra, antara lain dimuat di Sriwijaya Post, Sumatera Ekspres(keduanya
harian yang terbit di Palembang),Surat Kabar MingguTaruna Bam(Medan).
Akan halnya dengan kemampuan penyutradaraan dan konsep pementasan
naskah Bui (karya Akhudiat) yang digarap Acun dan di pentaskan di Aula
IAIN Raden Fatah, Palembang, diangkat sebagai topik dalam diskusi di
Pusat Penelitian Unsri.
Ada beberapa karya puisi Acun yang terbit dalam sebuah antologi,
antara lain Antologi Puisi Profetik Ghirah, yang diterbitkan Pemuda
Muhammadiyah Sumsel (1991), dan dalam Antologi Puisi Tiga Penyair
Palembang Tiga Wajah Musi (Koko Bae, Syamsul Noor Al-Sajidi, dan
124 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Purhendi) yang diterbitkan oleh Forum Studi Seni dan Filsafat (FS2F)
Sumsel(2002). Satu obsesi Acun yang belum terwujud, yaitu menerbitkan
sebuah Antologi Puisi Tunggal dan Kumpulan Esai/Artikel.
Berbagai kegiatan sastra pernah dijalani Acun, misalnya
penyelenggaraan suatu ajang perlombaan, baik itu sebgai juri maupun
sebagai pendukung acara; pembicara sebuah seminar/diskusi sastra, pengurus
sebuah lembaga non profit kebudayaan dan sebagainya.
Sejak 1995 Acun aktif di FS2F Sumatera Selatan, dan pada sekitar tahun
2000 ia sempat menjabat sebagai ketuanya. Dalam tahun 1992 ia pemah
membidani kelahiran Ikatan Penulis Muda Palembang (IPMP) bersama
Koko Bae,Anwar Putra Bayu,Dimas Agoes Pelaz,Toton Dai Permana, JJ
Polong, dan T. Wijaya. Wadah tersebut selanjutnya menjadi wahana untuk
go nusantara bagi karya-karya sastra mereka.
Acun pemah juga terlibat dan menjadi ketua Sanggar Kesenian
Peranserta (Sangkerta)PPM Sumatera Selatan (199461996). Pada kegiatan
Bengkel Sastra yang diadakan oleh Balai Bahasa Palembang di Muara Enim
pada tanggal 2-4 September 2003,Acun bertindak sebagai narasumber atau
pembimbing sastra bidang puisi.
5.
Daftar Karya
Beberapa judul puisinya antara lain:
1. "Wasiat Seorang Sufi"(1991)
2. "Pengakuan"(puisi naratif, 1990)
3. "Dengarlah Nyanyian Lautku"(puisi naratif, 1989)
4. "Sriwijaya"(puisi naratif, 1991)
5. "SketsaEmbun"(1989)
6.
Majelis Zikir"(2000)
7. Surat Seorang Buruh Buat Pengusaha"(puisi naratif, 2001)
8
Ghirah (antologi puisi profetik bersama, 1991)
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
125
9. Tiga Wajah Musi (antologi puisi bersama,2002)
Esai sastranya yang pernah dimuat di beberapa media masa antara
Iain:
1
2.
"Puisi Tak Butuh Legitimasi"(dimuat di Sriwijaya Post,2Juli 2000)
"LG dalam Sastra Sufistik" (dimuat di Sumatera Ekspres, 23
September 2001)
3.
Sastra Profetik dan Trend Filsafat Bahasa"(dimuat di Swadesi,24
4.
Bau Surealisme dalam Teater"(dimuat di Sriwijaya Post, 28 Juni
Oktober 1993)
1992).
Beberapa naskah drama panggungnya antara Iain:
1.
"Renungan Sebaris Nafas"
2.
"Ranti Ramanti"
3.
"Pusaran Musim"
4.
"Kokoh Akar Tudungan Daun"
5.
"TekTakTekTok"
6.
7.
"Bumi di Atas Langit"
"Balada Raja Sukasuka"
Sumber data: Angket dan wawancara
(Dian Susilastri)
T. WIJAYA
1.
Latar Belakang Keluarga
Taufik Wijaya dilahirkan pada tanggal 25 Desember 1970 dari
pasangan Emmy dan Kms. Bachtiar Abdurrahman. Abdurrahman yang
126 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Taufik Wijaya tumbuh menjadi seorang yang teguh memegang prinsipnya.
Pada tanggal 8 Agustus 1996, Taufik Wijaya yang mempunyai darah
Palembang, Sunda, dan Padang ini, menikahi Dian Maulina. Sekarang
mereka telah dikaruniai dua putra yaitu, Bachtiar Syahri Wijaya dan
Abdurrahman Che Wijaya.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan dasar ditempuh Taufik di SD Negeri 150 Palembang.
Kemudian ia melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 21 Palembang dan
menamatkannya pada tahun 1987.
Pendidikan menengah atas ditempuh Taufik dengan berpindah-
pindah dari SMA Negeri 7 ke SMA Negeri 5 Palembang,sampai akhimya
menamatkannya di SMA Gama Yogyakarta pada tahun 1990.
3.
Latar Belakang Kesastraan
Taufik Wijaya sudah mulai menulis sejak berusia 10 tahun, saat ia
duduk di kelas V SD.Bakat menulis diwarisinya dari sang ibu,Emmy,yang
merupakan seorang penulis dan budayawan. Oleh karena itu, sejak remaja
Taufik memang bercita-cita menjadi seorang sastrawan dan budayawan.
Menulis adalah pekeijaan utama bagi Taufik Wijaya. Tema-tema
sastra dan budaya selalu menjadi perhatian utamanya. Hingga sekarang,ia
telah menghasilkan sekitar 155 judul puisi,50 cerpen, dan 4 naskah drama.
Di samping itu, esai sastra dan budaya Taufik banyak tersebar di berbagai
media massa cetak di tanah air, baik itu media lokal Sumatera Selatan
maupun media nasional seperti Kompas,Republika, dan Media Indonesia.
Untuk membedakan dengan pengarang lain, Taufik Wijaya
menyingkat namanya menjadi T. Wijaya atau TW saja. Ia sering mengatakan
bahwa nama eTaufikI terlalu populer. Demikian juga ketika ia duduk di
bangku SMP dan SMA,Taufik lebih suka menggunakan nama samaran
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
127
dalam karya-karyanya. Kala itu, nama samaran yang dipilihnya adalah Abu
Perra, yang dtambil dari nama pengarang Iran yang dikaguminya.
Satu hal yang terlihat jelas dalam puisi-puisi Taufik Wijaya, yaitu
eksplorasi yang bebas dan lepas dalam berkarya. Hal ini ditandai dengan
banyaknya tema menghiasi karya puisinya, antara lain sosial, budaya,
politik, dan cinta.
4.
a.
Daftar Karya
Beberapa karyaTaufik Wijaya adalah sebagai berikut.
Antologi Puisi Krisis di KamarMandi. 1995.
Dapur Sastra Musi,Palembang
Dari Pesan Nyonya. 1996. Yayasan Traraju.
Mimbar Penyair Abad 21. DKJ. 1996.
Sajak-sajak Cinta(bersama Dimas Agoes Pelaz). 1999. dan beberapa
antologi bersama yang diterbitkan di Padang, Blitar, Jakarta, dan
Riau.
b.
Teks Teater
Mungkin. 1992.
Aku Namakan Lysistrata. 1993.
Ikan Asin 50 Tahun dalam Kaus Kaki. 1995.
Betapa Indahnya Sepak Bola. 2002.
c.
Selain itu karya-karya Taufik Wyaya berupa puisi, cerpen,dan artikel
sastra sampai sekarang banyak dimuat di laman-laman sastra seperti
cybersastra.com, bumimanusia.com,ceritanet.com, pantau.com,dan
Iain-lain.
128 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
5.
Pembicaraan Karya-karyanya
Afrizal Malna. 1997. Puisi T. Wijaya sebagai Karya Pasca Sutardji
C. Bahri. Horison: Jakarta.
Afrizal Malna. 2000. Sesuatu Indonesia. Jakarta.
Selain itu, dalam beberapa esai di media massa, karya Taufik Wijaya
juga pemah dibicarakan oleh Oyos Suroso dan Nur Zain Hae.
Sumber data: Angket dan wawancara
(Wenny Oktavia)
TOTON DAI PERMANA
1.
Latar Belakang Keluarga
Nama lengkapnya Tonthowi Herujum Eka Permana atau sering
dipanggil dengan sebutan Toton. Nama Toton inilah yang belakangan lebih
populer daripada Thontawi. Toton dilahir pada tanggal 14 Desember 1962
di Manna (Bengkulu Selatan) dari pasangan Mochamad Dafi Sulaimana
dan Zumratul Kabatiah. Toton melewati masa kanak-kanak di dua tempat,
yaitu Manna (tanah kelahirannya) dan Palembang. Toton pindah ke
Palembang pada tahun 1968 mengikuti ayahnya yang pindah tugas ke kota
ini.
Masa kecil dan masa remaja Toton dilewati di daerah padat dan
rawan terjadi tindak kriminal, seperti penodongan, penjambretan, dan
pencopetan. Toton mengawali kiprahnya dalam dunia seni dalam bidang
seni lukis. Bersama-sama adik-adik, Toton memanfaatkan dinding kamar
sebagai pelampias ekspresi seninya. Kamar tidur mereka berdinding papan
dipenuhi oleh berbagai lukisan.
Toton mulai mengenal dunia teater setelah duduk di bangku SLTA.
Toton bergabung pertama kali dengan kelompok Teater DD yang diasuh
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
129
oleh Drs. Sipan M. Rohim. Kiprahnya di dunia teater memberi peluang
bagi Toton untuk tampil di layar televisi.
Perkenalan dan kiprah Toton dalam dunia teater agak menyurutkan
perhatiannya terhadap seni lukis. Namun,di sisi lain, kiprahnya di dunia
teater semakin diperlebar semenjak duduk di perguraun tinggi. Pada waktu
itu, Toton bergabung dengan Teater Kembara pimpinan Asriel Caniago.
Toton beberapa kali ikut dalam kegiatan pementasan antara lain Ben Go
Tun di Taman Budaya Sriwijaya pada tahun 1983. Pada tahun 1985,Toton
mendirikan Teater 707 dengan menggabungkan Teater Bungsu yang
diasuhnya di SMPN 7 Palembang. Selepas itu, Toton tetap aktif di dunia
kesenian.
Toton menikah dengan Rossy Lawiyah pada tahun 1992. Dari buah
perkwinannya, pasangan Toton dan Rossy dikaruniai sepasang anak,
Widhastio Rozasa Akbar Permana dan Mayangsari Devi Permana.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Toton menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 97
Palembang. Akan tetapi, Toton kemudian dipindahkan ke Sekolah dasar
Negeri 27 Palembang. Setamat dari sekolah dasar, Toton melanjutkan
pendidikan ke SMP Negeri 6 Palembang. Perhatian Toton terhadap dunia
sastra semakin terkuak kertika duduk di SLIP. la rajin menulis buku harian
dan melukis. Prestasi sekolah juga tergolong baik karena selalu berada
dalam lima besar.
Selepas dari SLTP,Toton melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri
3 Palembang. Pada waktu duduk di bangku SMA, imajinasi liar Toton
semakin berkembang. Perkenalan dengan dunia remaja lewat tontonan,
seperti Ali Topan dan beberapa film remaja kala itu, membawa pengaruh
tersendiri pada diri Toton. Dari pengaruh-pengaruh seperti itu pula naluri
kepengarangan mulai terasah.
130 Antologi Biografl Pengarang Sumatera Selatan
Sosok Toton adalah sosok yang mudah akrab dengan semua orang. Sikapnya
itu termasuk yang dikhawatirkan orang tua karena takut menjerumuskannya.
Oleh karena itu,sang ayah memindahkan Toton ke SMA Negeri 1 Palembang
yang terkenal dengan pengedepanan kedisiplinan siswanya.
Pada tahun 1982,Toton menamatkan pendidikan dari SMA Negeri
1 Palembang.Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan ke Fakultas Hukum
Universitas Sriwijaya. la memperoleh gelar Sarjana Hukum dari
almamatemya pada tahun 1988.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Banyak cara yang dapat dilakukan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Demikian juga yang antara lain dilakukan oleh Toton.
Selepas dari perguruan tinggi, Toton mencoba melakukan pekerjaan yang
dapat dilakukannya. la pemah menjadi wartawan di salah sebuah media
terbitan Palembang. Sembari melakukan tugas jumalistik yang menjadi
bebannya, Toton berusaha juga mendapatkan informasi tentang peluangpeluang lain yang mungkin dapat dimanfaatkannya.
Akhimya,Toton beralih profesi menjadi Pegawai Negeri Sipil ketika
peluang itu datang. la pemah bertugas di Kantor Departemen Penerangan
Kabupten Muba di Sekayu. Terakhir,Toton bekerja di jajaran Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Darah seni yang mengalir di tubuh Toton antara lain mengalir dari
sang ayah. Di samping seorang pengajar, ayah Toton juga banyak menulis
karya sastra. Akan tetapi, yang menarik disimak dari keterlibatan Toton
dalam berkesenian adalah keterlibatannya dalam beberapa genre. Selain
pemah melukis dan berteater,Toton juga pemah menghasilkan karya-karya
yang berbentuk tulis. Toton sangat senang dan terpukau oleh novel-novel
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
131
karya Eddy D.Iskandar dan Teguh Esha. Novel-novel tersebut berpengaruh
terhadap karya-karya terdahulu Toton.
Toton mulai menulis cerita pendek ketika duduk di bangku SLTA.
Pada saat itu, dia sudah aktif mengirimkan cerpen-cerpennya ke media
terbitan ibukota. Pada tahun 1980-an, kominitas kesenian Palembang mulai
marak dengan berbagai aktivitas sastra. Pada saat itu pula, Toton mulai
menulis puisi. Intensitas Toton dalam menulis cerpen mulai berkurang
ketika memimpin Teater 707 Palembang.la hams lebih berkonsentrasi pada
penulisan skenario televisi untuk kelompok Teater 707. Bidang ini yang
kemudian menjadi lahan garapan Toton.la menulis lebih kurang 100 naskah
skenario. Toton memulai debutnya sebagai penulis skenario melalui
karyanya yang beijudul iSederhana Tapi Meriahi yang dihasilkannya pada
tahun 1985,
Selanjutnya,cerita-cerita pendek yang dihasilkan Toton pada dekade
1980-an bertemakan masalah remaja. Di samping itu, beberapa karya yang
berbentuk cerita pendek juga mengangkat persoalan sosial dan politik. Dua
cerita karya Toton berjudul Ismu dan Setiap Agustus dimuat pada harian
Sriwijaya Post. Kemudian, beratus puisi terlahir dari tangan Toton. Akan
tetapi, hanya beberapa puluh puisi Toton saja yang mengalami nasib baik
karena dapat dipublikasikan atau diperlombakan dalam berbagai forum.
Puisi iSepucuk Surat Buat Emald yang sering dibacakan dan diperlombakan
dalam kominitas sastra Sumatera Selatan mempakan buah karya Toton.
Toton termasuk sosok penulis yang kurang rajin mempublikasikan
karya-karyanya. Kalaupun ada karya-karya yang hadir dalam sebuah antologi,
itu karena kegigihan teman-temannya.Di samping itu,gerak berkeseniannya
juga agak terbatas karena status yang disandangnya. Sebagai pegawai
pemerintah, dia merasa tidak dapat mengabdikan diri ke dalam dunia seni
seutuhnya. Oleh karena itu, diajarang mengikuti kegiatan-kegiatan kesenian,
seperti pertemuan-pertemuan penyair. Puisi-puisi Toton pemah di muat
dalam antologi Rendesvous dan 10 Penyair Palembang.
132 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Atas kiprahnya di dunia senia, Toton menerima Penghargaan Seni
dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2002.
Sumber data:
Wawancara dengan Nurhayat Arif Permana pada tanggal 21 April 2003 di
Balai Bahasa Palembang.
(B.Trisman)
WARMANP
1.
Latar Belakang Keluarga
Warman P alias Sumarman lahir di Tebing Grinting, Kabupaten
Ogan Komering Ilir pada tanggal 16 Februari 1971. la adalah seorang anak
PNS(Pemda)asli Pegagan, OKI yang sering dimutasi ke berbagai daerah
di Sumatera Selatan, sehingga masa kecilnya pun sering berpindah tempat.
Ayah Sumarman bemama Maksum Sulaiman, kini telah pensiun dari
kepegawaiannya namun masih cukup aktif di kancah politik daerah. Ibunya,
Mariana adalah seorang wiraswastawati yang cukup sukses.~"
Warman, begitu panggilan akrabnya, menikah dengan Hemita pada
tanggal 20 September 1995, ketika itu ia masih duduk di bangku kuliah.
Mereka dikaruniai dua anak yaitu Panji Mufqi Narohah (15 Juni 1996)dan
Miftah Putri Ramadhani (11 September 1999).
2.
Latar Belakang Pendidikan
Warman menamatkan sekolah dasamya di Sungai Liat, Bangka tahun
1984. Kemudian kembali ke Palembang, mengikuti tugas ayahnya, ia
sekolah di SMP Muhammadiyah I hingga tamat tahun 1987.
Masa sekolah menengah atas Warman agak tersendat. Jenjang sekolah
yang wajar untuk SMA cukup tiga tahun, namun ia habiskan hingga empat
tahun. Hal tersebut bukan karena Warman kurang pandai, namun ada masa
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
133
kebosanan dan masa bodoh terhadap sekolah ketika ia menginjak kelas satu
SMU.Mulanya ia sekolah di SMU Negeri 2Palembang, kemudian ia pindah
ke MAN 2 Palembang hingga tamat. Beberapa tahun kemudian,ia kuliah
di IAIN Raden Fatah,Palembangjurusan Perbandingan Agama(Usulhudin)
dan menamatkaisnya pada tahun 1999.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Kendati orang tua Warman telah mencukupi kebutuhan finansialnya,
ketika remaja dan masih duduk di bangku SMU,Warman pemah ibekeijai
sebagai pengamen. Bagi Warman mendapatkan uang hasil keringat sendiri
merupakan kepuasan tersendiri.
Setamat sekolah menengah, berbagai pekeijaan pemah ditekuninya, hingga
kemudian kuliah, menikah, dan punya dua orang anak. Warman pemah
menjadi guru ngaji bagi anak-anak sekolah. Sebelum ia menapaki jenjang
kuliah, Warman menjadi redaktur di majalah pelajar Narasi, Palembang.
Pada akhimya ia kuliah dan lulus, pekerjaan sebagai sales pemah pula ia
jalani.
Warman aktif di beberapa lembaga swadaya masyarakat yang
menyoroti Masyarakat Miskin Perkotaan (MMP), aktif pula di Lembaga
Perlindungan Anak (LPA). Di dunia jumalistik, Warman sempat menjadi
redaksi di majalah Veto, Palembang.
4.
Latar Beiakang Kesastraan
Cita-cita Warman ketika masih kecil ingin menjadi tentara atau
pahlawan. Namun,seiring dengan bertambahnya usia dan luasnya pergaulan
di beberapa LSM serta pengalamannya di dunia seni sastra yang membuka
kepekaan hatinya, membuat Warman berbalik membenci tentara(khususnya
tentara yang asal tembak).
Warman mulai menulis sastra sejak ia masih duduk di bangku SMU
134 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
kelas I (1987). Karya pertamanya berupa puisi yang diterbitkan di Media
Guru,Palembang. Waktu itu ia ikut aktif di teater Potlot pimpinan Anwar
Putra Bayu. Kemudian ia aktif di Kelompok Studi Kebudayaan Kali Musi
(KSKKM)pimpinan Tarech Rasyid.
Ada sedikit isejarahi yang akhimya melekat pada Warman. Ketika
ia aktif di Potlot, ia sering tidur di markas Potlot, di bilangan Pakjo,
Palembang. Markas tersebut dipagari oleh beluntas, sejenis tanaman perdu
yang biasa dikonsumsi sebagai lalap makan (mentah). Karena Warman
sering melalap beluntas/pluntas, maka ia lalu dijuluki oleh Anwar Putra
Bayu dengan Warman Pluntas/ Warman P, dan nama itu kemudian menjadi
trade mark Warman bila ingin menulis di media masa.
Puisi dan cerpen adalah genre sastra yang ditulis Warman,di samping
menekuni pula musikalisasi puisi. Jumlahnya cerpennya puluhan, bahkan
ratusan untuk koleksi puisinya. Namun demikian, hanya sedikit karyakaryanya yang sempat terdokumentasi, itupun karena sudah diterbitkan
dalam sebuah buku.
Terhitung ada tiga buah buku yang pemah diterbitkan dan memuat
puisi karya Warman.SyairPeqalanan Akhir,sebuah antologi puisi tunggalnya
yang pertama, diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Kebudayaan
Wirakarsa,Palembang (Desember,2000). Buku itu memuat 27 buah puisi
yang dibuat antara tahun 1988 hingga 1998. Lalu ada dua buah antologi
puisi bersama yang memuat puisi Warman, yaitu Antologi Puisi Profetik
Ghirah, yang diterbitkan Pemuda Muhammadiyah Sumsel (1991) dan
Menghitung Duka (antologi puisi yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian
Palembang, 2000).
Karya puisi dan cerpen Warman pemah dijadikan bahan dalam forum
diskusi-diskusi sastra di APEK (Aliansi Pekeija Kesenian)dan di KSKKM
(Kelompok Studi Kebudayaan Kali Musi) Palembang. Di samping itu,
ketika peluncuran antologi puisi tunggalnya di Museum Sultan Mahmud
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
135
Badarudin 11 (tahun 2000), selain pembacaan puisi tunggal oleh Warmari
sendiri ada juga pembahasan karya oleh Joni Endardi, S.S. (staf peneliti
Balai Bahasa Palembang).
Tema karya yang ditulis Warman menurutnya bermacam-macam
dan berubah-ubah,tergantung suasana. Banyak tulisannya dipengaruhi oleh
kondisi sekitar dan aktivitas di LSM.Beberapa temannya bahkan menyebut
karya Warman cenderung berhaluan ikirii, penuh dengan kritik sosial,
meskipun adajuga yang profetik.
Karya favorit Warman dan merupakan puncak kemasabodohan dalam
berkarya adalah cerpennya yang berjudul iPreki. Cerpen itu dibuat tahun
1993, namun sayang arsipnya hilang padahal belum sempat diterbitkan.
Obsesi Warman tentang sastra bahwa sastra akhimya menjadi hal
yang biasa, jangan dipandang aneh, karena bisa dinikmati.
5.
Daftar Karya
1.
Ghirah (antologi puisi profetik bersama, Penerbit Pemuda
Muhammadiyah Sumsel, 1991)
2.
Menghitung Duka (antologi puisi bersama, Dewan Kesenian
Palembang, 2000)
3.
Syair Perjalanan Akhir (antologi puisi tunggal,LK Wirakarsa, 2000).
Sumber data: Angket dan wawancara
(Dian Susilastri)
YAN ROMAIN HAMID
1.
Latar Belakang Keluarga
Yan Romain atau yang lebih dikenal dengan panggilan lOtoki,
dilahirkan di Palembang pada tanggal 29 November 1963. la putra ke-4
136 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
dari 10 putra yang dimiliki pasangan Z.A. Hamid Rahmad dan Zailun.
Otok menghabiskan masa kecil dan remajanya di sebuah daerah di Palembang
yang disebut Lorong Kapten. Daerah ini kelak banyak melahirkan banyak
seniman dan penulis Sumsel, seperti Toton bersaudara, F.J. Ajong, Anto
Narasoma,Iwan Ruskan,Anwar Putra Bayu,Haris Cinamon,dan Iain-lain.
Kelompok ini pula kemudian yang ia sebut sebagai"Kelompok Lorong
Kapten" dan"iKelompok Bawah Ruma't karena rumahnya menjadi tempat
berkumpul para seniman tersebut.
Darah seni OtokA'an Romain mengalir deras dari kedua orang tuanya.
Ayahnya, Z.A. Hamid Rahmad, dikenal sebagai pendiri Koran Api Jihad,
sementara nenek dari pihak ibunya sempat mendirikan orkes yang cukup
temama di Palembang, Senja Kelana. Nama Yan Romain sendiridiambil
dari nama seorang seniman Belanda,Jan Rumain,karena ayahnya pengagum
seniman itu.
Otok beristrikan Kartika yang dinikahinya pada tahun 1992 dan
dikaruniai tiga oranag anak: M. Galang Satianzah, Ayu Gita Muniro, dan
- Gea Fitri Rahmadona.Sekarang mereka sekeluarga menetap di Jalan L©tnarr=
Jamais RT 3 No. 145, Kel. Sei Pangeran, Palembang.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan dasar dan menengah ditempuh Otok di Palembang.
Setelah menamatkannya,pada tahun 1982,ia mencoba mencari peruntungan
di kota gudeg Yogyakarta selama satu tahun. Kemudian, pada tahun
198361985, ia menempuh pendidikan di Akademi Akuntansi Perbanas.
Ketika kembali ke Palembang pada tahun 1986,Otok melanjutkan pendidikan
tingginya di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang.
Namun,sekali lagi ia tidak menyelesaikannya. Bam tahun 2003 ia meraih
gelar sarjana hukumnya lewat STIEDPADA (Sekolah Tinggi Ilmu Hukum
Sumpah Pemuda)Palembang.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
137
3.
Liatar Belakang Pekerjaan
Yan Romain adalah penulis puisi, esai, dan naskah drama. la pemah
menulis naskah drama untuk TVRI Stasiun Palembang dan TVRI Stasiun
Jakarta.
Tahun 1994-1996,Yan Romain ke Jakarta untuk beigabung dengan Televisi
Pendidikan Indonesia(TPI), Di sana, ia bekeija sebagai pemain sinetron,
penulis naskah, dan asisten sutradara.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Yan atau Otok memulai dunia kepengarangannya dari menulis puisi
dan"upahan" menulis surat cinta kawan-kawannya di sekolah. Menulis
serius dia lakoni ketika duduk di sekolah menengah atas. Pada tahun 1985,
ia sempat meneibitkan sebuah kumpulan puisi tunggal Sajak Kumur-Kumur.
Selanjutnya, Otok lebih banyak berkiprah di dunia teater. Bersama F.J.
Ajong, Anwar Putra Bayu, Momon, dan Anto Narasoma, Yan Romain
mendirikan Teater Study Art System (SAS)pada tahun 1983. Kemudian,
mereka melakukan pergelaran Dr. Gadungan dan Yan bermain sebagai
Geronte. Saat itu, Yan banyak menulis naskah panggung dan televise. Tak
kurang dari 100 naskah yang ia tulis, baik drama anak-anak,remaja, modem,
maupun tradisional.
Sejak remaja, Yan sering mengikuti berbagai lomba di bidang sastra,
seperti lomba baca puisi, lomba lawak, dan festival teater, ajang ia sering
menjadi juara. Ia pemah menjadi juara pertama lomba baca puisi yang
diadakan FK Unsri Palembang pada tahun 1984,juara pertama lomba lawak
BICKN pada tahun 1990, dan pada tahun yang sama juga tercatat sebagai
juara pertama lomba baca Koran yang diadakan harian Suara Rakyat Semesta
(SRS). Sampai sekarang, sudah beragam penghargaan sebagai sutradara,
penulis naskah,aktor, pelawak,dan penata panggung,berhasil diperolehnya.
Yanjuga sempat berkiprah menulis naskah dan bermain di Televisi Pendidikan
138 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Indonesia selama dua tahun (1994-1996). la ikut bermain dalam Opera
Odol di TP! pada tahun 1995. Tahun 1998, ia terlibat aktif di Sepekan
Drama Tradisional TVRI Stasiun Palembang dengan lakon iBujang Jelihimi.
Daftar Karya
1.
Beiikut adalah beberapa karya Yan Remain Hamid.
Puisi
2.
Kumpulan Puisi "Sajak Kumur-Kumur"(1985)
Naskah Drama
1.
Konci(1986)
2.
Bidak-Bidak Catur(1986)
3.
Kaum Belia(1987)
4.
5.
Yang Retak Yang Kukuh (1988)
Panglima Sumai(1988)
6.
MisteriTanah Warisan (1989)
7.
Putri Selaka(1989)
7.
8.
Belage Sakti (1990)
Jujuritu Pahala(1990)
9.
Putri Teratai (1991)
10.
11.
12.
Menguak Takdir(1991)
Bedeng Kos(1992)
Lenggang Palembang(1992)
13.
dll.
Sumber data: Angket dan wawancara
(Wenny & Arif)
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
139
YOS RUSWADIILYAS
1.
Latar Belakang Keluarga
Drs. Yos Ruswadi Ilyas atau lebih populer dengan nama Yos El Yas
(menurutnya,nama tersebut lebih enak didengar dan gnyenii)adalah seorang
penulis naskah drama asal Sumatera Selatan yang cukup produktif. la
dilahirkan dan dibesarkan di kota minyak Prabumulih. Yos dilahirkan dari
rahim seorang wanita anak Pasirah, yaitu Hj. Masnab binti Mat Ajib, pada
hari Jumat, 12 Juli 1957.
Ayah Yos, H.Ilyas Tahir bin Tahir Genaram (aim.) adalah seorang
ketua adat suku Rambang Prabumulih. la adalah seorang pensiunan tentara
sebelum akhimya menjadi anggota DPRD Muara Enim dan meninggal
pada tahun 2001.
Yos El Yas menikah dengan wanita Komering bemama Farida Aryani,
B.A. pada 4 Januari 1986. Setelah kurang lebih tujuh tahun menikah dan
setelah melakukan berbagai upaya, akhimya pada tanggal 12 Oktober 1992
mereka berdua baru dikamniai seorang gadis mungil yang kemudian mereka
beri nama Kay Rahma Ulimaz(Kiki).
Anak semata wayangnya itu kini bersama ibundanya menetap dan
sekolah di Prabumulih,sementara Yos pulang balik PalembangoPrabumulih
demi memenuhi kewajibannya sebagai pegawai PDAM Palembang dan
sebagai kepala keluarga bagi anak dan istrinya yang bekerja di Pemda
Prabumulih.
Yos adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Tiga kakak Yos
adalah Rusman,Sukemi Hastuti, dan Rustam Efendi. Tiga adiknya yaitu
Rambang Sabarudin, Farida Widiastuti, dan Yuri Gagarin.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Masa sekolah Yos, dari sekolah dasar hingga sekolah lanjutan atas,
140 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
dilalui Yos di kota kelahirannya, Prabumulih. Tahun 1968 Yos tamat dari
SD Negeri no.4 Prabumulih,tahun 1971 ia lulus dari SMP Yayasan Bakti
Prabumulih, dan tahun 1977 Yos baru lulus dari SMA Muhammadiyah
Prabumulih. Masa sekolah lanjutan atasnya ia jalani hingga enam tahun
karena ia mengaku sekolah sambil bekeija.
Setelah pindah dan kemudian bekeija di Palembang,Yos melanjutkan
pendidikannya ke perguruan tinggi. Ia memilih jurusan Komunikasi pada
STISIPOL Candradimuka, Palembang dan lulus pada tahun 1992.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Sejak tahun 1981 Yos bekerja di Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM)Tirta Musi Palembang sebagai staf Bagian Humas.Bidang tersebut
dirasakannya cocok dengan jiwa seninya di samping memang Yos adalah
jebolan jurusan komunikasi. Bila ada acara seremonial dan kesenian di
kantomya, Yos selalu ditunjuk untuk mengurusinya.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Yos kurang menyukai dunia politik, kendati keluarga Yos banyak
yang terjun ke dunia tersebut. Mulai dari ayahnya yang pemah duduk di
kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, keponakannya (anak kakak
sulungnya) yang pada tahun 2003 menjabat sebagai ketua DPRD Prabumulih,
dan adik sulungnya, Yuri Gagarin, kini menjabat sebagai wakil walikota
Prabumulih yang sebelumnya menjabat sebagai ketua DPRD Prabumulih.
Yos merasa kurang inyambungi bila keluarganya membicarakan masalah
politik.
Hanya dua adiknya,Farida dan Yuri, yang selalu memberi dorongan
dan motivasi kepada Yos agar terus berkesenian dan berkarya, bahkan
menjanjikan untuk menerbitkan karya-karya Yos bila ia memang telah siap
untuk itu.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
141
Dalam keluarga Yos memang tidak ada yang menjadi penulis atau
pengarang. Namun,darah seni yang mengalir di tubuh Yos rupanya berasal
dari ibundanya. Hj. Masnab adalah seorang penutur sastra lisan daerah
Prabumulih.la fasih melantunkan sastra tutur itu dengan irama-irama khas
daerah. Sedangkan Emi, kakak nomor dua Yos, pandai masalah-masalah
adat-istiadat dan budaya daerah.
Untuk menunjukkan rasa sayang dan hormat Yos kepada ibundanya,
ia telah membuat naskah drama tradisional dengan mengambiljudul nama
ibunya: Putri Ayu Masnab (1986). Drama tersebut merupakan produksi
TVRI Palembang namun ditayangkan oleh TVRI Pusat Jakarta.
Tahun 1980-an, Yos pemah menjadi pengurus Badan Koordinasi
Teater Sumsel (BKTS). Waktu itu Yos baru aktif sebagai pemain, belum
sebagai penulis. Pada tahun 1983 Yos baru mulai menulis.
Karya pertama Yos berjudul iRasain kok Oi, drama yang mengisahkan
kehidupan atau gejolak mahasiswa di kampus yang dibatasi ruang geraknya
dalam berpolitik. Saat itu Yos aktif di teater Kembara pimpinan Asriel O
Chaniago.Ia bahkan pemah menjadi wakil ketua teater tersebut yang sering
disebut orang teater underground.
Aktif di teater Kembara membuatYos semakin terasah kemampuannya
dalam berkesenian khususnya drama maupun menulis karya sastra. Hingga
akhimya ia lepas dari teater tersebut dan mendirikan sanggar APA(Abillity
and Personality Acting) pada tanggal 16 Oktober 1996. Ada sekitar 300
orang (aktif dan non-aktif) yang menjadi anggota teater APA. Mereka
berlatih teater di kediaman Yos di daerah Lemabang, Palembang.
Dalam hal menulis, kurang lebih seratusjudul puisi dan sepuluh buah cerita
pendek pemah ditulis Yos walaupun tidak semuanya terpublikasi. Sedangkan
naskah drama yang pemah dibuatnya berjumlah kurang lebih 150 judul.
Kesemua karyanya itu belum ada yang dibukukan, meskipun banyak naskah
drama yang pemah dipentaskan di televisi disimpan Yos dalam bentuk
142 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
naskah keija/ketikan asli. Dalam rangka lebih mengaktualisasikan diri, ada
rencana Yos untuk menerbitkan sebuah novel remaja, dengan gaya bahasa
remaja.
Naskah yang ditulis Yos cenderung bertema remaja daerah masa
kini yang penuh dengan gejolak. Misalnya dalam naskah sinetron iKasih
yang Terkoyaki(1992), yang ditayangkan oleh TVRI Pusat Jakarta, bercerita
tentang drama keluarga dengan masalah narkoba.
Pada tahun 1994 Yos dikontrak TVRI Palembang untuk membuat naskah
drama sebanyak 82 episode (199461999). Tajuk drama tersebut adalah
Lagak Lagu Bujang-Gadis Palembang (LLBGP). Sebuah drama komedi
situasi yang dikemas dengan latar perumahan atau perkampungan di
Palembang, menggunakan bahasa pengantar bahasa Palembang "gaul"
atau gaya remaja dan kadang-kadang diselingi bahasa Palembang Halus
(Bebaso).
LLBGP berkisah tentang kehidupan anak muda atau remaja
Palembang dengan latar belakang berbeda-beda. Dalam serial itu Yos ingin
menyampaikan pesan bahwa remaja Palembang tidak hanya bisa easal
bicarai dan bertengkar; namun bila ada masalah atau problem yang dihadapi,
tokoh yang berlatar belakang pendidikan tinggi dapat menunjukkan solusi
dengan cara bijaksana. Sisi-sisi intelektualitas anak kampus, yang nota bene
sebagai calon pendidik, ditampilkan sebagai sosok yang harus berpikir maju
dan bijaksana.
Selama malang melintang di dunia panggung dan sastra, Yos sering
mengikuti berbagai ajang perlombaan dan mendapatkan kejuaraan. Antara
tahun 1983 hingga 1993 ia sering merebut predikat sebagai pembaca puisi
terbaik di berbagai lomba. Tahun 1989 Yos menjadi juara I mendongeng
yang diselenggarakan oleh Depdikbud. Bahkan pada tahun 1988, Yos
didaulat sebagai "Penyair Muda Palembang! oleh Pemda Tingkat 11/
Kotamadya Palembang (sekarang Pemkot Palembang).
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
143
Di bidang pementasan drama,Yos terpilih sebagai sutradara terbaik
dalam ajang Festival Teater Sumatera Selatan(FTSS)yang diselenggarakan
oleh BKTS pada tahun 1985/1986. Sebagai aktor pun Yos pemah menjadi
yang terbaik dalam Festival Sinetron Daerah Sumatera Selatan tahun 1999,
diselenggarakan oleh BKTS.
Selain juara dalam ajang lomba pentas, Yos pemah pula mengikuti
lomba penulisan naskah drama. Dua naskah yaitu "Kristal-kristal Retak"
dan "Gadis Muriiaya" adalah naskah Yos yang menjadi juara I dan HI dalam
Sepekan Sinetron 1992 yang diselenggarakan oleh TVRI dan Tabloid Citra.
iKristal-kristal RetakJ kemudian ditayangkan pementasannya oleh TVRI
Pusat Jakarta.
Dalam Festival Sepekan Sinetron Daerah Tahun 1999 yang
diselenggarakan oleh TVRIPalembang,Yos merebut tiga kejuaraan sekaligus,
yaitu sebagai penulis naskah terbaik, sutradara terbaik, dan pemeran utama
terbaik. Naskah yang diajukan Yos dalam festival tersebut berjudul "Sang
Jempirek",sebuah drama tradisional pelipur lara yang bersumber dari cerita
rakyat Prabumulih. Cerita yang bertema tentang ujian kesetiaan cinta untuk
seorang laki-laki yang mempunyai koreng besar. Laki-laki tersebut
sesungguhnyajelmaan dari dewa yang menguji kesetiaan dewi pasangannya
yang juga menjelma menjadi manusia di bumi. Kisah sang jempirek(bahasa
Prabumulih: orang yang korengan besar) adalah karya favorit Yos; alasannya
cerita tersebut kental dengan nilai tradisional.
5.
Daftar Karya
Sebagian besar karya tulisan Yos berupa naskah drama, baik itu
berupa naskah drama modem (keluarga dan remaja) maupun tradisional
(komedi dan anak-anak). Beberapa diantaranya merupakan sebuah naskah
serial yang dikontrak penayangannya atau siarannya oleh instansi terkait.
Beberapa naskah drama/skenario tersebut adalah:
144 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
1.
"Putri Ayu Masnab" (1986, drama tradisional, produksi TVRI
Palembang,ditayangkan oleh TVRI Pusat Jakarta)
2.
"Nyanyian Kampus Gadis Murhaya"(1986,drama tradisional,TVRI
Palembang)
3.
"Mendung Pasti Berlalu"(1989,drama modem,TVRI Palembang)
4.
"Di Pintumu Aku Mengetuk" (1991, drama modern, TVRI
Palembang)
5.
"Kasih yang Terkoyaki(1992,drama modem/keluarga,TVRI Pusat
Jakarta)
6.
"Di Sini Aku Menunggu Janji"(1992,drama modem/keluarga,TVRI
Pusat Jakarta)
7.
"Tegar" (serf drama remaja modem 8 episode, 1987-1988, TVRI
Palembang)
Seri drama anak-anak tradisional yang memakai bahasa Palembang
sebanyak 13 episode dan ditayangkan oleh TVRI Palembang (199861999)
antara lain berjudul:
1.
"TakTuaTor"
2.
"Guci dan Pangeran"
3.
"Kayu Belah"
4.
"Sang Pembual"
5.
"Pangeran Nyerupe"
6.
"Puteh Ati"
7.
Serial "Sahabat"(dua episode, produksi TVRI Palembang, setting
di Bandung)
8.
Serial"LagakLaguBujang Gadis Palembang" (82 episode berbahasa
Palembang yang diproduksi dan ditayangkan oleh TVRI Palembang,
1994-1999)antara Iain berjudul:
Antologi Biogratl Pengarang Sumatera Selatan
145
1.
Cik Noni binti Wan Cik Ahmad
2.
Nurbaiti Oh Nurbaiti
3.
4.
5.
6.
7.
Kuruk-kuruk, Hujanlah Deras-deras
Pung Alung-alung
Gonggonglah Anjing, Kami Jalan Terns
Ibarat Duri Nyoucouk di Mato
Good Morning, Bah
8.
Jeans Abaku
9.
Puk Ambai-ambai
10.
11.
Yang Mano yang Diduluke
Simpang Empat Lampu Abang
12.
TakTakTebu
13.
Culat Cadang
14.
Cem-cem Bua Buku Rimba
15.
16.
17.
18.
19.
Gelas Benang Layang
Oh Mai Lop
Aksi Protesnyo Cek Ita
Ibarat Ujan Baru Nak Redo
Mak Cik Adamku Belagak Sekali
20.
Tekeouk Dewek
21.
22.
Kulo Kejer Niko Belari?!!? No Problem'
Secangkir Kopi Paeit
23.
Teteik Teteik, Teteik Baela Doken
24.
25.
Lek-lek Kelabang
Ibarat Ujan Reinteik-reinteik
26.
Bubu Ikan Pembawa Tuah
27.
Putih Hati
Sumber data: Angket dan wawancara
(Dian Susilastri)
146 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
ZAINAL ABIDIN HANIF
1.
Latar Belakang Keluarga
Zainal Abidin Hanif lahir di Karang Anyar,Sekayu,Sumateia Selatan
pada tanggal 23 Agustus 1943. Dia terlahir dari sepasang suami istri yang
berasal dari Musi Ilir, H.Abu Hanif dan Hj. Zaliah, sehari-harinya bekeqa
sebagai petani.
Besar di keluarga yang memegang teguh syariat beragama membuat
Zainal Abidin Hanif tumbUh sebagai pemuda yang taat beragama dan tekun
menuntut ilmu. Kedekatannya dengan Ilahi inilah yang menjelma dalam
karya-karya Zainal Abidin Hanif di masa mendatang.
Persis pada ulang tahunnya yang ke-26, pada tanggal 23 Agustus
1969, Zainal Abidin Hanif menikah dengan gadis pujaannya bemama
Rusydah. Dari pemikahan itu lahirlah lima buah hati mereka yaitu, A.A.
Kudus Hanif,Ahmad Farhan Hanif, Maisarah Hanif,Bayu Ramadhan Hanif,
dan L.W. Ali Auda Hanif.
Setelah beberapa kali ke tanah suci bersama suami, Hj. Rusydah
N.S. wafat pada tanggal 20 Agustus 2002, meninggalkan seorang suami
dan lima orang anak yang dicintainya. Keikhlasan sosok religius ini menerima
cobaan membuat Tuhan memberikan jodoh baru untuknya. Pada tanggal
14 Mei 2003, Zainal Abidin Hanif menikah kembali untuk yang kedua
kalinya dengan Hj. Siti Hajir yang terus setia menemaninya sampai sekarang.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Walaupun lahir di Sekayu,Zainal Abidin Hanif lebih memilih kota
Palembang sebagai tempat dia menuntut ilmu. Setelah menamatkan sekolah
dasamya di SD Negeri 27 Palembang, Zainal Abidin Hanif melanjutkan
pendidikannya ke SMP Negeri 1 Bagian B Palembang di mana pada saat
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
147
itu dia sudah mulai gemar menulis. Setelah menamatkan pendidikan
menengah peitamanya,Zainal Abidin Hanif melanjutkan pendidikan lanjutan
atasnya di Sekolah Guru Agama(SGA)Negeri Palembang.
Minatnya yang besar terhadap agama Islam membuat Zainal ingin
mendalami agama ini lebih lanjut dengan menuntut ilmu di IAIN Raden
Fatah Palembang, mengambil jurusan Tarbiyah. Demi terus menambah
ilmu dan pengetahuan, selanjutnya Zainal Abidin Hanif pun mengambil
gelar saijananya di FKIP Unsri, Palembang.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Sesuai dengan pendidikan yang telah ditempuhnya, Zainal Abidin
Hanif menjalani pekerjaan sebagai PNS Guru. Kemudian, seiring dengan
pengabdiannya yang tulus pada dunia pendidikan, dia pun diangkat sebagai
Kepala Sekolah dan selanjutnya diangkat sebagai Pengawas. Puncak karir
Zainal Abidin Hanif adalah ketika dia diangkat sebagai Kepala Humas
Kanwil Depdikbud Sumatera Selatan.
4.
Latar Belakang Kesusastraan
Zainal Abidin Hanif yang religius telah tujuh kali ke tanah suci
Mekah dan Madinah. Dengan gelar Kyai Haji, Zainal Abidin Hanif juga
aktif berdakwah di beberapa masjid di kota Palembang. Kedekatannya
dengan dunia Islam mewamai tema karya sastranya yang memang banyak
bernafas religius, kemasyarakatan/sosial, dan akhlak/budi pekerti.
Berbagai penghargaan dari beberapa instansi dan lembaga telah berhasil
diraih Zainal Abidin Hanif dalam karimya di bidang kepenulisan. Beberapa
di antaranya adalah penghargaan dari Taman Ismail Marzuki Jakarta, dari
Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS), dan dari Pemerintah Kota
Palembang maupun Provinsi Sumatera Selatan.
148 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
5.
Daftar Karya
Sejak mulai menulis pada kelas II SMP,Zaainal Abidin Hanif telah
menelurkan beratus puisi dan beberapa naskah drama, baik yang telah
diterbitkan maupun yang belum diterbitkan. Beberapa karya Zainal Abidin
Hanif yang diterbitkan PT. Pabelan Surakarta dan PT. Dempo Prima
Palembang adalah sebagai berikut.
a.
Karya Sastra
Sebuah Renungan Religi Semekar Bunga di Tangkai Hijau
1. Buku Sastra "Langkah dan Perbuatan",tahun 1960
2. Kumpulan Puisi Penyair se-Sumatera,tahun 1979
3. Kumpulan Puisi Deklamatoria RRI,tahun 1979
4. Kumpulan Puisi Maulid Nabi Muhammad SAW,tahun 1984
5. Kumpulan Puisi Pekan Kesenian di Sumbar,tahun 1984
6. Kumpulan Puisi Cinta Tanah Air, tahun 1985
7.
8.
9.
b.
Puisi Haji 1985
Puisi Haji 1988
Puisi Haji 1998
Karya di Luar Sastra
1. Muatan Lokal Pendidikan Budi Pekerti Jilid 1
2. Muatan Lokal Pendidikan Budi Pekerti Jilid 11
3. Muatan Lokal Pendidikan Budi Pekerti Jilid 111
6.
Pembicaraan Karya-karyanya
1.
Dr. Zulkhair, Fakultas Kedokteran Unsri
2.
FKIP Unsri
3. Fakultas Adab IAIN Raden Fatah Palembang
Sumber data: Angket dan wawancara
(Wenny Oktavia)
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
149
BAb 4
PENUTUP
Khazanah sastra suatu bangsa, pada prinsipnya, mendapat kontribusi
dari sistem produksi, sistem sastra, dan sistem pembaca. Sistem produksi
antara lain menaungi unsur-unsur yang melahirkan sebuah karya sastra
tersebut,termasuk pengarang. Sistem sastra mempakan segala sesuatu yang
menyangkut sebuah karya sastra. Sementara itu, sistem pembaca mempakan
unsur yang memayungi khalayak sastra yang imenerimai karya sastra
tersebut.
Dalam perjalanan panjang sejarah sastra Indonesia, ketiga unsur
tersebut dianggap sebagai elemen penentu karena berperan sebagai penjaga
kesinambungan tradisi bersastra. Akan tetapi, perhatian terhadap ketiga
elemen itu kurang proporsional sehingga terasa sistem produksi dan sistem
pembaca kurang mendapat tempat di hati peneliti dan pengamat sastra.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi seperti itu teijadi, temtama
untuk kasus Indonesia. Pengarang Indonesia yang berasal dari berbagai
suku bangsa dan beragam daerah. Meskipun semua daerah memiliki tradisi
bersastra, kehidupan sastra antara satu daerah dengan daerah yang lain
sangat berbeda. Ketiga sistem yang membangun sastra itu bertumbuh di
suatu daerah sangat ditentukan wadah dan sarana ipelampiasam kreasi para
penulis (sistem produksi). Sementara itu, pembaca mempakan salah satu
barometer dalam melihat keberterimaan sebuah karya sastra.
150 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Dalam pengkajian sastra, para peneliti dan pengamat sastra pengamat
sastra menjadi ketiga unsure yang mebangun tradisi sastra itu sebagai objek
kajian. Namun,setakat ini perhatian kertiga elemen itu kurang berimbang.
Dua sistemosistem pengarang dan sistem pembacaohampir tidak tersentuh
dalam kajian sastra. Dilihat dari kehadiransebuah karya sastra, kedua sistem
itu merupakan elemen penting dalam pelhairan sebuah karya sastra.
Berkaitan dengan itu, upaya penggalian sistem pengarang perlu
dilakukan oleh khalayak sastra Indonesia, baik daerah maupun nasional.
Pengarang sebagai salah satu unsur yang membangun tradisi dan sangat
beijasa terhadap khazanah sastra secara universal sering terabaikan dalam
kajian sastra. Ketiadaan informasi tentang pengarang-pengarang yang pemah
berkiprah dalam suatu tradisi sastra merupakan sebuah kerugian besar bagi
insan-insan sastra khususnya, kehidupan budaya umumnya. Oleh karena
itu, kiprah para pengarang dari seluruh wilayah Indonesia seyogianya
terekam dalam catatan yang dipublikasikan.
Persoalan menjadi rumii ketika upaya itu mengalami kendala. Buruk
sistem dokumentasi dan informasi menyebabkan munculnya berbagai
kesulitan dalam menelusuri data-data pengarang yang pemah menghasilkan
karya sastra. Hal itu didasarkan oleh keinginan untuk mendapatkan semua
informasi tentang pengarang yang pemah berkarya pada kurun waktu
tertentu.
Dalam kaitan dengan khazanah sastra Sumatera Selatan, tradisi
dokumentasi itu seyogianya mendapat perhatian oleh masyarakat sastra.
Akan tetapi, kesusuran masa lalu daerah ini agak susah dilacak karena data
tentang kreativitas pengarang Sumatera Selatan belum terhimpun dan
kemungkinan masih menyebar di berbagai tempat. Konsekuensi dari keadan
seperti itu, seorang pengarang yang biografinya sehamsnya hams diabadikan
dalam antologi ini terpaksa ditunda dulu sampai data dan informasi tentang
yang bersangkutan dapat ditelusuri kembali.
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
151
Menarik melihat perjalanan panjang sistem kepangarangan di
Sumatera Selatan. Keberagaman latar pengarang sangat dominan, baik latar
keluarga, latar pendidikan, latar pekeqaan, dan latar kesastraan. Ada tiga
gambaran yang terlihat dalam latar keluarga, yaitu (1) pengarang yang
berasal,lahir,dan berkarya di Sumatera Selatan,(2)pengarang yang berasal,
lahir, dan mulai bo'karya di Sumatera Selatan,tetapi mengasah kreativitasnya
di daerah lain,(3)pengaang berasal dari susku lain, tetapi dilahirkan dan
berkarya di Sumatera Selatan, dan(4)pengarang yang lahir dan dibesarkan
di daerah lain, tetapi berkarya di Sumatera Selatan.
Dari segi pendidikan dan pekeqaan, pengarang Sumatera Selatan
juga memperlihatkan keberagaman. Namun, kreativitas para pengarang
Sumatera Selatan dalam menekuni sastra sangat ditentukan oleh latar
keluarga dan latar pendidikan. Di samping meneruskan tradisi sastra dalam
keluarga, ada juga beberapa pengarang Sumatera Selatan terdorong untuk
melashirkan karya sastra karena merasa memiliki sarana ipelampiasani
kreativitas mereka.
Pengarang Sumatera Selatan, baik pada masa lalu maupun pada
masa kini, merupakan sosok-sosok yang telah memberikan dan
menyumbangkan perhatian yang banyak terhadap kehidupan sastra Indonesia
Modem. Pada masa awal perkembangan sastra Indonesia modem, karya
pengarang Sumatera Selatan pun telah tulut meramaikan ibelantarai sastra
Indonesia melalui karya-karya mereka. Keadaan seperti itu berlanjut terns
setiap saat. Setakat ini, para pengarang Sumatera Selatan banyak menghiasa
jagad sastra Indonesia modem dengan karya-karya mereka. Di samping,
pengarang-pengarang Sumatera Selatan memliki kepdulian yang rtinggi
terhadap keberlangsungan tradisi sastra di daerah mereka.
Antologi ini bam mempakan salah satu upaya awal dalam imomotreti
kembali dan mendokumentasikan kiprah dan geliat pengarang di Sumatera
Selatan dari waktu ke waktu. Tampaknya,perlu perhatian yang lebih serius
152 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
lagi dalam mengungkapkan tradisi sastra di Bumi Sriwijaya. Di samping
marak dengan kehidupan sastra modem,Sumatera Selatan juga kaya dengan
khazanah sastra lama. Di samping perlu menggarap ketiga sistem sastra
modem yang membangun tradisi sastra di Sumatera Selatan, masyarakat
sastra Indonesiajuga hams memperhatikan kehidupan sastra lama Sumatera
Selatan. Naskah-naskah kuno yang berasal dari masa lampau juga perlu
dilestarikan, baik nilai-nilai maupun wujud fisiknya. Kalau ditelusuri lebih
lanjut, tradisi bersastra yang hidup di Sumatera Selatan memiliki
kesinambungan satu sama lain. Yang perlu diungkapkan adalah ibenang
merahi yang menghubungkan masing-masing tradisi tersebut
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
153
DAFTARPUSTAKA
Ami,Gusdjanjara,2002. Antologi Puisi Religi: Hilang Pemikat.Palembang:
Sonicom Media Pratama.
Bartens, K. 1993. Etika. Jakarta: Gramedia.
Djalili, Ismail. 2001. Wan Karim Diguncang Gempa: kumpulan tulisan
(199061994). Palembang: YASIP.
.2001. Anak Miskin di Tengah Gelora Semangat Kemerdekaan
(biografi, disunting oleh: Izarman Sy Naabai dan M.Nizar).Palembang:
YASIP.
Eneste,Pamusuk. 1987. Leksikon Sastra Indonesia Modern.
Jakarta: Gasindo.
.(ed.). 2001. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Kompas.
Gani, Rizanur. 1988. Pengajaran Sastra Indonesia: Respon dan Analisis.
Padang: Dian Dinamika Press.
Halim,Amran (Ed.). 2003.Profil 22Seniman Sumatera Selatan Penerima
Penghragaan Seni (199962002). Palembang: Dewan Kesenian
Sumatera Selatan.
Jassin, H.B. 1983.Pengarang Indonesia dan Dunianya.Jakarta: Gramedia.
Mahayana,Maman S. dkk. 1992. Ringkasan dan Ulasan Novel Indonesia
Modern. Jakarta: Grasindo.
154 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan
Narasoma,Anto, dkk. 2000. Antologi Puisi: Menghitung Duka. Palembang;
Dewan Kesenian Palembang dan Dinas P & K Kota Palembang.
Ning,Zainal Abidin.l993.0tobiografi Zainal Abidin Ning (editor: Ahmad
Rapanie Igama). Palembang: Citra Bina Sejahtera.
Pelaz, Dimas Agoes dan T. Wijaya. 1992. Sajak-sajak Cinta. Palembang:
Penerbit Yayasan Izma Media (bagi Narasi).
Purhendi. 1993. Kumpulan Cerpen Lelaki Tua dan Biola. Palembang:
Penerbit Semeru.
. 1999. Antologi Puisi Purhendi: Sajak Duka. Palembang: Sanggar
Sastra.
Rapanie, A. 1998. Potret Bingkai(antologi puisi). Palembang: Lembaga
Pengembangan kebudayaan Wirakasa.
Rustapa, Anita K.. Agus Sri Danardana, dan B. Trisman. 1997. Antologi
Pengarang Sastra Indonesia 1920-1950. Jakarta: Pusat Bahasa.
Sugono, Dendy (ed.). 2003. Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern.
Jakarta: Pusat Bahasa.
Sumardjo, Jakob. 1991. Pengantar Novel Indonesia. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
Trisman, B.2002."Novel Kelok Lima: Sumbangan pada Khazanah Sastra"
dimuat dalam harian Sriwijaya Post edisi Minggu, 27 April 2003.
Antolosi Biosrafi Pensarang Sumatera Selatan
155
Wellek, Rene Austin Warren. 1989. Teori Sastra (di Indonesiakan oleh Dr.
Melani Budianta). Jakarta; Gramedia.
Yass.B., 2002. Kelok Lima. Jakarta: Grasindo.
Zaimar, Okke K.S. 1991. Menelusuri Makna Ziarah Karya Iwan
Simatupang. Jakarta: Intermasa.
PERPUSTAKAAN
PUSAT BAHASA
DEPARTEMEN PENDiDiKAN NASIONAL
156
Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan