Academia.eduAcademia.edu

Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan

2007

~9 r 2 ANTOLOGI BIOGRAFIPENGARANG SUMATERA SELATAN B. Trisman Wenny Oktavia Nurhayat Arif Permana Dian Susilastri PERPUSTAW.l^ FUSAT BAHASA EN PENDiDIKAN NASIONAL 00005104 BALAI BAHASA PELEMBANG (PROVINSI SUMATERA SELATAN) PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 perhust;^ kaa H PUSAT BAHASA ^ Klasifikas! ■ <zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA No. Induk: Tgl. AAlT a Ttd. : i Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Penyunting Naskah Linny Oktoviany Penyusun B. Trisman, Wenny Okavia, Nurhayat Arif Permana, Dian Susilastri Pewajah Kulit Supriyadi Edisi I 2007 Percetakan CV, Mitra Sarana Sukses Balai Bahasa Palembang (Prov. Sumatera Selatan) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Komplek Taman Budaya Sriwijaya Jalan Seniman Amri Yahya, Jakabaring Palembang Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruh, dilarang diperbanyak dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan aitikel atau karangan ilmiah Katalog dalam Terbitan(KDT) 899.223.109 TRI Trisman, B.(et al) a Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Palembang: Balai Bahasa, 2006 ISBN 979-96279-31 1. Pegarang Sumatera Selatan-Antologi 2. Sastra Indonesia-Pembinaan KATAPENGANTAR KEPALA PUSAT BAHASA Masalah kebahasaan dan kesastraan di Indonesia tidak terlepas dari kehidupan masyarakat pendukungnya. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia telah terjadi berbagai perubahan baik sebagai akibat tatanan kehidupan dunia yang baru, globalisasi, maupun dampak perkembangan teknologi informasi yang amat pesat. Kondisi itu telah mempengaruhi perilaku masyarakat Indonesia. Gerakan reformasi yang bergulir sejak 1998 telah mengubah paradigma tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bemegara. Tatanan kehidupan yang serba sentralistik telah berubah ke desentraUstik, masyarakat bawah yang menjadi sasaran (objek)kini didorong menajdi pelaku (subjek) dalam proses pembangunan bangsa. Oleh karena itu, Pusat Bahasa dan Balai Bahasa harus mengubah orientasi kiprahnya. Sejalan dengan perkembangan yang teijadi tersebut,Pusat Bahasa dan Balai Bahasa berupaya meningkatkan mutu pelayanan kebahasaan dan kesastraan kepada masyarakat. Salah satu upaya peningkatan pelayanan itu ialah penyediaan bahan bacaan. Penyediaan bahan bacaan ini sebagai salah satu upaya peningkatan minat baca menuju perubahan orientasi dari budaya dengar-bicara ke budaya baca-tulis. Dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia, Presiden telah mencanangkan "Gerakan Nasional Peningkatan Mutu Pendidikan" pada tanggal 2 Mei 2002 dan disertai dengan gerakan "Pengembangan Perpustakaan" oleh Menteri Pendidikan Nasional serta disambut oleh Ikatan Penerbit Indonesia dengan "Hari Buku Nasional" pada tanggal 17 Mei 2002. Untuk menindaklanjuti berbagai upaya kebijakan tersebut, Pusat Bahasa dan Balai Bahasa berupaya menerbitkan basil penelitian bahasa dan 111 sastra untuk menyediakan bahan bacaan dalam rangka pengembangan perpustakaan dan peningkatan minat baca masyarakat. Dalam upaya penyedian bahan bacaan di tingkat pendidikan tinggi dan masyarakat pada umumnya, Balai Bahasa Palembang menerbitkan Pedoman Ejaan Bahasa Palembang (Provinsi Sumatera Selatan) yang memuat panduan penulisan dalam bahasa Palembang. Penerbitan Pedoman Ejaan Bahasa palembang ini tidak terlepas dari keija sama yang balk dengan berbagai pihak, terutama para penulis. Untuk itu, kepada Sdr. B.Trisman, Dora Amalia, dan Dyah Susilawati, saya sampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus. Mudah-mudahan buku ini dapat memberikan manfaat bari para pembacanya serta berdampak pada peningkatan minat baca dalam upaya peningkatan wawasan bahasa dan sastra di Indonesia dan daerah menuju peningkatan mutu sumber daya manusia. Jakarta, September 2007 IV Dr. Dendy Sugono SEKAPURSIRIH KEPALA BALAI BAHASA PALEMBANG Masalah bahasa dan sastra di Indonesia berkenaan dengan tiga masalah pokok, yaitu masalah bahasa nasional, bahasa daerah, dan bahasa asing. Ketiga masalah pokok itu perlu digarap dengan sungguh-sungguh dan berencana dalam rangka pembinaan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah. Sehubungan dengan bahasa nasional, pembinaan bahasa ditujukan pada peningkatan mutu pemakaian bahasa Indonesia,sedangkan pengembangan bahasa pada pemenuhan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi nasional dan sebagai wahana pengungkap berbagai aspek kehidupan,sesuai dengan perkembangan zaman (Alwi, 1998:V). Untuk mencapai tujuan tersebut, Pusat Bahasa dan semua UPT-nya yang tersebar di sejumlah propinsi melakukan kegiatan kebahasaan dan kesastraan, seperti (1) pembakuan ejaan, tata bahasa, dan istilah; (2) penyusunan kamus bahasa Indonesia dan kamus bahasa daerah serta kamus istilah dalam berbagai bidang ilmu;(3)penyusunan berbagai buku pedoman kebahasaan dan kesastraan; (4) penerjemahan karya kebahasaan, kesusastraan, dan buku acuan ke dalam bahasa Indonesia;(5)pemasyarakatan bahasa;(6)pengembangan pusat informasi kebahasaan melalui inventarisasi dan pembinaan jaringan kebahasaan; serta (7) pengembangan lembaga, bakat, prestasi dalamn bidang bahasa dan sastra melalui penataran,sayembara mengaang,serta pemberian penghargaan. Kegiatan kebahasaan dan kesastraan yang dilaksanakan itu diharapkan dapat menjadi wahana dalam penbingkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia serta mendorong pertumbuhan dan peningkatan apresiasi masyaraklat terhadap bahasa dan sastra Indonesia dan daerah. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pedoman kebahasaan dan kesastraan, Pusat Bahasa dan UPT-UPT-nya—melalui Bagian Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Darah di beberapa propinsi-menyusun berbagai pedoman kebahasaan dan kesastraan. Pada tahun anggaran 2004, Balai Bahasa Palembang menyusun Pedoman Ejaan Bahasa Palembang. Terwujudnya upaya penyusuan ini tidak terlepas dari kerja sama berbagai pihak, seperti tim penyusun dan pengelola Bagian Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Untuk itu, Balai Bahasa Palembang menyampaikan ucapan terima kasih dan pengharagaan yang tulus kepada tim penyusun. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Sdr. Aminulatif, .S.E., Pemimpin Bagian Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesian dan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2004—beserta staf yang telah menyiapkan penyusunan iniMudah-mudahan hasil penyusunan ini bernianfaat bagi peminat bahasa dan sastra daiam penyediaan sarana pembinaan bahasa dan sastra. Palembang, September 2007 VI Drs. B. Trisman, M.Hum. KATA PENGANTAR Ada tiga pumpunan utama ketika para peneliti menelaah sastra, yaitu (1) sistem produksi sastra,(2) sistem sastra, dan (3) sistem pembaca. Produsen yang di dalamnya termasuk pengarang merupakan penghasil sebuah karya sastra. Selanjutnya,karya sastra yang dihasilkan itu dipasarkan kepada masyarakat pembaca. Oleh karena itu, ketiga pumpunan tersebut seyogianya mendapat perhatian yang seimbang dari para peneliti dan pengamat sastra. Ketiga sistem tersebut merupakan elemen penting karena memiliki peran dalam kehidupan sastra suatu bangsa. Akan tetapi, setakat ini osadar atau tidak sadaro perhatian para peneliti dan pengamat sastra belum merata terhadap ketiga komponen tersebut. Karya setakat ini masih merupakan iprimadonai pembicaraan para pengamat sastra. Sementara itu, sisi pengarang dan pembaca kurang tersentuh. Kalaupun ada, porsinya lebih sedikitjika dibandingkan dengan perhatian terhadap karya sastra itu sendiri. Di satu sisi, gambaran seperti itu memang merupakan sebuah kenyataan yang diterima. Akan tetapi, sistem produksi dan sistem pembaca perlu ditelaah untuk melihat kesimnambungan perjalanan tadisi sastra tersebut. Yang paling penting lagi,informasi dan dokumentasi tentang kedua sistem tersebut perlu diupayakan karena merupakan salah satu mata rantai perjalanan sejarah sebuah budaya. Berpijak pada landasan tersebut, Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatanomelalui Bagian Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatera Selatan Tahun Anggaran 20036berupaya menyusun Vll sebuah antologi yang berisi informasi tentang dunia kepengarangan Sumatera Selatan. Antologi ini diharapkan sebagai langkah awal bagi Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatao dalam mengakrabi khazanah sastra di Sumatera Selatan. Sebagai sebuah langkah awal, penyusunan antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan ini diharapkan dapat memicu munculnya pendokumentassan dan peangkajian tentang ketiga unsur yang membangun tradisi sastra di Sumatera Selatan. Kami berharap agar ada upaya yang lebih giat lagi dalam menelaair ketiga komponen tersebut di masa mendatang sehingga didapatkan gambaran yang utuh tentang kehidupan dan perkembangan khazanah sastra di Bumi Sriwijaya ini. Penyusunan antologi ini tidak akan pemah terwujud jika tidak mendapatkan baotuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr. Dendy Sugiono (Kepala Pusat Bahasa,Departemen Pen<ii<iikan Nasional)dan Drs. H.Fadjri Nashir,B.S.IP, M.BA(Kepala Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan) yang telah memberi kepercayaan, dorongan, dan kemudahan bagi tim penyusun dalam melaksanakan tugas ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Sdr. Aminulatif, S.E., Pemimpin Bagian Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatera Selatan beserta staf yang telah memberi kesempatarr kepada kami untuk melakukan penyusunan ini. Di samping itu, penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang tulus kami sampaikan kepada teman-teman penulis di Sumatera Selatan yang telah banyak membantu kami, terutama dalam memberikan informasi tentang dunia kepengarangan Sumatera Selatan. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman di Balai Bahasa Provinsi Sumatera vin Selatan yang telah mendorong dan membantu kami dalam mengumpulakan data demi terwujudnya penyusunan ini. Akhirnya, ada beberapa catatan yang perlu kami kemukakan sehubungan dengan penyusunan ini. Kami berharap agar dunia kepengarangan Sumatera Selatan dapat kami ungkapkan secara jelas dalam antologi ini. Akan tetapi, hal itu belum dapat kami wujudkan karena keterbatasan waktu dan data yang kami miliki. Ada beberapa nama yang yang pantas hadir dalam antologi ini, tetapi kami tidak dapat memasukkannya karena sulimya mendapatkan data tentang yang bersangkutan. Kami berharap agar data kesastraan di Sumatera Selatan dapat kami miliki sehingga dapat menyempurnakan antologi ini. Palembang, September 2006 IX DAFTARISI Antologi Biografi Pengantar Sumatera Selatan i Katalog dalam Terbitan(KTD) ii Kata PenganUer Kepala Pusat Bahasa iii Sekapaur Siril& Kepala Balai Bahasa Indonesia Kata Pengantar Redaksi v vii BAB 1. Pendahuluan 1 BAB 2. Peta Pengarang Sumatera Selatan 7 BAB 3. Biografs Pengarang Sumatera Selatan BAB 4.Penutup 14 152 BAbol PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra pada hakekatnya merupakan peranti komunikasi antara pengarang dengan pembaca.Pengarang merupakan penyampai pesan,karya sastra adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang, dan pembaca adalah penerima pesan. Pesan yang ada dalam karya sastra tidak akan pemah sampai kepada pembaca jika tidak teijadi komunikasi antara karya sastra dengan pembacanya. Oleh karena itu, ketiga komponen sastra ituopengarang, karya, dan pembacaomerupakan tiga unsur yang perlu mendapat perhatian dan kajian sastra. Dalam kaitan dengan itu, ketiga komponen itu harusnya mendapat porsi yang seimbang dalam kajian sastra. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa ada ketimpangan dalam mengamati ketiga komponen tersebut. Setakat ini, penelitian yang ditemukan lebih banyak terpumpun pada komponen karya sastra. Namun, karya sastra tidak akan pemah ada jika tidak ditulis oleh pengarang. Kehadiran sebuah karya sastra tidak muncul secara tiba-tiba. Damono (1978:1) menyatakan bahwa karya sastra itu tidak jatuh begitu saja dari langit. Artinya, sebuah karya sastra itu hadir melalui proses yang panjang. Semua unsur kehidupan dapat ditemukan dalam karya sastra. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 1 Pengarang memiliki peran penting dalam menyuarakan unsur-unsur kehidupan tersebut dalam karya sastra. Peran itu memungkinkan karena pengarang sendiri adalah bahagian dari masyarakat yang setiap hari menyaksikan realitas sosial yang terjadi di sekelilingnya. Bagi seorang pengarang, realitas sosial yang terjadi di sekelilingnya itu antara lain merupakan gejala-gejala yang tidak pemah luput dari pengamatannya. Realitas-realitas sosial tersebut selanjutnya dihinapkan melalui proses perenungan yang panjang. Kenyataan-kenyataan yang sesungguhnya teijadi dalam masyarakat itu selanjutnya diolah kembali oleh pengarang menjadi realitas rekaan dalam karya cipta mereka. Tentu saja pengarang tidak memindahkan bigitu saja kenyataan kesejharaian itu ke dalam karyanya.Akan tetapi, kenyataan sosial diolah dengan mengedepan kreativitas pengarang sehingga memunculkan sebuah realitas fiktif. Oleh karena itu, kenyataan yang muncul dalam karya sastra adalah kenyataan fiktif yang sesungguhnya bersumber pada realitas yang sebenamya. Sebagai bahagaian dari masyarakat, pengarang selalu bersinggungan dengan anggota komunitasnya. Interaksi antara pengarang dan anggota masyarakat tersebut kadangkala melahirkan sesuatu yang bemilai dan ikut mewamai sisi kepengarangan seseorang. Jika berpedoman kepada pendapat (Jakobson dalam Hawkes, 1978:85)bahwa pengarang merupakan penyampai gagasan kepada pembaca melalui karya sastra, biografi pengarang dapat digunakan untuk menjelaskan proses penciptaan karya sastra dan memahami karya sastra. Dalam khazanah sastra Indonesia modem, pembicaraan mengenai biografi pengarang sudah banyak dilakukan orang. Setakat ini, buku-buku yang antara ain memuat biografi pengarang adalah (i)Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia oleh Ajip Rosidi,(2) Laut Biru Langit Biru oleh Ajip Rosidi,(3) Kesusastraan Indonesia Modem dalam Kritik dan Esai oleh 2 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan H.B. Jassin,(4) Leksikon Kesusastraan Indonesia Modem oleh Pamusuk Eneste,(5) Sejarah Sastra Indonesia Modem oleh Wirjosoedarmo,(6) Cerita Pendek Indonesia oleh Setyagraha Hoerip,(7)Pokok dan Tokoh oleh A.Teeuw,(8)Biografi Pengarang Indonesia oleh Anita K. Rustapa dkk., dan (9)Antologi Biografi Tiga Puluh Pengarang Sastra Indonesia Modem oleh Atisah dkk. Berdasarkan paparan terdahulu itu, Tim Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan merasa perlu untuk melengkapi khazanah sastra Indonesia modem dengan penyusunan antologi biografi pengarang-pengarang Sumatera Selatan. Hal itu penting dilakukan karena membantu masyarakat dalam ketersediaan informasi mengenai dunia kepengarangan pengarang Sumatera Selatan. Melalui penyusunan ini diharapkan akan terhimpun informasi tentang riwayat hidup dan karya-karya pengarang Sumatera Selatan dalam sebuah antologi. I.2 Masalah Berdasarkan paparan pada subbagian latar belakang, pumpunan masalah yang menjadi pokok pembicaraan dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah latar belakang kehidupan pengarang Sumatera Selatan, terutama berkaitan dengan latar belakang kehidupan keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan kesastraannya? 2. Apa saja genre sastra yang dihasiikan pengarang Sumatera Selatan? 3. Adakah karya-karya pengarang Sumatera Selatan ditanggapi atau dibicarakan oleh penulis-penulis lain? 1.1 Tlijuan Tujuan dari penyusunan antologi pengarang Sumatera Selatan ini antara lain menjawab ketiga permasalahan yang telah dirumuskan terdahulu. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 3 Dari jawaban-jawaban tersebut diharapkan dapat dihimpun biografi pengarang Sumatera Selatan. Akan tetapi, penyusunan ini secara operasional bertujuan sebagai berikut. 1. Menggali dan menyusun latar belakang kehidupan pengarang Sumatera Selatan yang meliputi latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, latar belakang, pekeijaan, dan latar belakang kesastraan. 2. Menelusuri dan mengumpulkan karya-karya pengarang Sumatera Selatan sehingga dapat diketahui peta penulisan sastra di Sumatera Selatan. 3. Menelusuri dan mengumpulkan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan pembicaraan karya pengarang Sumatera Selatan. 1.4 Hasil yang Diharapkan Sementara itu, hasil yang diharapkan dari penyusunan ini adalah berupa naskah yang berisi informasi tentang riwayat hidup dan karya-karya pengarang Sumatera Selatan. Naskah tersebut diharapkan dapat menjadi wahana informasi bagi pembaca dalam mendapatkan gambaran tentang para pengarang Sumatera Selatan. Tentu saja harapan lain dari kehadiran naskah ini adalah adanya acuan yang lengkap bagi pembaca dalam menelusuri dunia kepengarangan para pengarang Sumatera Selatan tersebut. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah mengumpulkan data dan menyusun biografi pengarang Sumatera Selatan. Tulisan-tulisan tentang pengarang Sumatera Selatan mungkin pemah dipublikasikan di berbagai media. Akan tetapi, tulisan-tulisan itu mungkin masih bempa tulisan-tulisan lepas yang belum memuat informasi tentang dunia kepengarangan pengarang Sumatera Selatan secara utuh. Oleh karena itu, tim peneliti mencoba mengumpulkan data-data tentang dunia kepengarangan pengarang Sumatera 4 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Selatan. Data-data tersebut diolah menjadi sumber informasi dan dihimpun dalam sebuah antologi. 1.5 Kriteria Meskipun Sumatera Selatan termasuk salah satu daerah yang benyak memberikan sumbangan terhadap khazanah sastra Indonesia modern, masyarakat pembaca masih kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang para penulis daerah ini. Oleh karena itu, perlu diupayakan sumber acuan yang memuat latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, latar belakang kesastraan,serta informasi tentang karya-kaxya pengarang Sumateras Selatan. Menghubungkan tradisi sastra dengan suatu daerah merupakan sebuah pekerjaan yang berat. Akan tetapi, hal itu perlu dilakukan sebagai upaya untuk melihat kehidupan sastra daerah tersebut. Berkaitan dengan itu, para penulis yang datanya akan dimuat di dalam antologi ini diupayakan adalah mereka yang ibersinggungani dengan Sumatera Selatan. Untuk tujuan tersebut, kami bersepakat untuk mendata semua penulis yang bersinggungan dengan Sumatera Selatan. Kebersinggungan tersebut antara lain (1)berasal dari salah satu daerah di Sumatera Sealatan serta lahir dan berkarya di Sumatera Selatan,(2) berasal dari salah satu daerah di Sumatera Selatan dan lahir di Sumatera Selatan, tetapi berkarya di daerah lain,(3) berasal dari salah satu daerah di Sumatera Selatan, tetapi lahir dan berkarya di tempat lain,(4) berasal dari daerah lain, tetapi lahir di Sumatera Selatan, kemudian berkarya di tempat lain, dan (5) berasal dan lahir dari daerah lain, tetapi berkarya di Sumatera Selatan. Berdasarkan paparan di atas, kamiopada dasamyaoingin memasukkan semua penulis Sumatera Selatan ke dalam antologi ini. Akan tetapi, tentu saja tidak semua data penulis Sumatera Selatan terhimpun dalam buku ini. Untuk itu, kami melakukan pembatasan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 5 Penulis yang telah menerbitkan buku dan telah mempublikasikan karyakaryanya dalam media masa, baik lokal maupun nasional. Penulis yang telah mempublikasikan karya-karyanya di media massa, baik lokal maupun nasional. Namun, karya-karyanya belum dimuat dalam terbitan, baik antologi bersama maupun antologi mandiri. Penulis yang telah menerbitkan karyanya dalam bentuk antologi, baik bersama maupun mandiri. 6 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan B^bnl PETA KEPENGARANGAN SUMATERA SELATAN 2.1 Peta Kepengarangan Kehidupan dunia kesusastraan modem dan keaktifan para pengarang Sumatera Selatan melahirkan karya-karya mereka sudah dimulai sejak sebelum kemerdekaan. Hal itu setidak-tidaknya dapat ditelusuri dari munculnya penerbitan surat kabar di kota Palembang. Pada awal abad ke19, sudah ada surat kabar (Soeloeh Sriwijaya) yang terbit di Palembang. Media tersebut menggunakan bahasa Melayu yang bercampur dengan bahasa Tionghoa. Akan tetapi, data tentang kehidupan sastra di Sumatera Selatan tidak dapat digali dari sumber tersebut karena minimnya informasi dan dokumentasi yang menyimpan fakta tentang itu. Jauh setelah itu, barulah khalayak sastra melihat igeliati kehidupan sastra di Bumi Sriwijaya. Hal itu antara lain ditandai dengan mulai tingginya frekuensi kehadiran karya-karya pengarang asal Sumatera Selatan dalam khazanah sastra Indonesia modem. Untuk sekadar menyebut nama, ada beberapa pengarang Sumatera Selatan yang aktif menyumbangkan karyakarya mereka terhadap kehidupan sastra di tanah air, seperti Hamidah, Bur Rasuanto, A. Bastari Asnin, K. Usman,B. Yass, Alex Leo Zulkamain, dan Iain-lain. Kemungkinan masih ada nama lain yang belum sempat tercatat dalam peta kepengarangan Indonesia. Nama-nama yang disebutkan terdahulu itu dikenal publik (sastra) tanah air karena keaktifan mereka mengirimkan karya-karya mereka secara rutin ke berbagai koran dan majalah terbitan Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 7 ibukota dan kota-kota lain di Indonesia. Di samping itu, merekajugamenulis sejumlah buku. Para pengarang tersebut, pada umumnya, memang tinggal di Jakarta dan beigaul erat dengan para pengarang yang mengelola sejumlah media dan penerbitan. Sebetulnya, masih banyak pengarang yang menulis sastra secara terus-menerus di Sumatera Selatan. Namun, data tentang karya-karya pengarang Sumatera Selatan tersebut sulit dilacak karena tidak ada yang mencatat atau menyimpan arsip-arsip tersebut. Seperti kita ketahui, B.Yass yang sudah sejak akhir tahun 1950-an bermukim di Palembang, banyak mempublikasikan karya-karyanya di luar kota Palembang. Selain menulis karya sastra (roman, novel, dan cerita pendek), B. Yass juga seorang wartawan. B. Yass pemah memimpin beberapa koran terbitan Palembang. Profesi B.Yass sebagai jumalis itu setidak-tidaknya membantu penyebaran karya-karyanya. Hdak heran jika karya-karyanya muncul di beberapa koran dan media penerbitan lain di ibukota meskipun berdomisili di Palembang. Tidak banyak penulis Sumatera Selatan yang mampu berbuat seperti B. Yass. Sebelum dekade tahun 1980-an, tidak banyak orang mengingat dan mencatat nama-nama pengarang Sumatera Selatan. Sekadar mengingat beberapa nama saja, khazanah sastra Sumatera Selatan pemah dihiasi oleh karya-karya pengarang seperti Awu Samidah,K.Arpan,Yas Budaya,Ismail Djalili, Zainal Abidin Hanif, dan Iain-lain. Mereka dikenal karena sering mengisi acara-acara sastra di RRI dan beberapa di antara mereka mengirimkan tulisannya ke beberapa majalah ibukota. K. Arpanomisalnya—sebelum menjadi wartawan, beberapa cerpen karya pengarang itu pemah dimuat di majalah-majalah terbitan Jakarta. Yas Budaya memang mengasuh acara sastra dan fragmen di RRI. Sementara itu, Zainal Abidin Hanif bersama Sanggar Sastranya mtin mengisi acara baca puisi di RRI Stasiun Palembang. Untuk keperluan memudahkan dalam penelusuran data-data yang diperlukan, penulis bersepakat untuk mengadakan pembabakan khazanah 8 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan sastra Sumatera Selatan ke dalam beberapa bagian. Berdasarkan realitas yang ada, tim penyusunan mencoba membagi kehidupan sastra di Sumatera Selatan—khususnya Palembang—menjadi tiga tonggak, yaitu(1)Tonggak Balai Prajurit Sekanak (pra-1980),(2)Tonggak Sanggar Sastra (1970-an-1980-an), dan(3)Tonggak Taman Budaya(1980-sekarang).Akan tetapi, pembagian ini tentu saja perlu dikaji ulang dan disempumakan. Nainun, penulis melakukan cara seperti itu semata-mata dengan maksud memudahkan pelacakan sumber-sumber data yang diperlukan. Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa peta kepengarangan sastra di Sumatera Selatan agak sulit disusun karena minimnya informasi tertulis tentang itu. Penyebab lain dan dirasakan sebagai alasan utama adalah belum adanya koran atau harian yang terbit secara berkala yang memuat karya-karya sastra. Pada saat itu, aktivitas berkesenian banyak difokuskan di Balai Prajurit sebagai salah satu gedung pertunjukkan paling representatif di Kota Palembang. Banyak naskah lakon yang dipentaskan di gedung tersebut. Beberapa tokoh kesenian yang barangkali tidak dicatat sejarah juga pemah mementaskan naskah drama mereka di tempat itu. Pada masa itu, banyak penulis dan pengarang Sumatera Selatan yang menggubah sajak atau cerpen menjadi naskah pementasan. Dari sini barangkali kita bisa memulai dengan sebuah nama besar dalam sastra Indonesia, yaitu Baharuddin Yassin Simbolon atau dikenal dengan nama penanya B. Yass. Beliau bukan saja dikenal sebagai sastrawan angkatan 66, tetapi juga wartawan kawakan yang malang-melintang di dunia pers lebih dari setengah abad. Disamping ituosebagaimana Pandir Kelana atau Trisno YuwonooB. Yass adalah seorang tentara. Selain B. Yass, ada juga nama Mochdas Abah Permana—seorang guru—yang diam-diam tetap menulis sajak yang puluhan tahun kemudian Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 9 baru dia bukukan. Di samping itu, Awu Samidah, K. Arpan, Ismail Djalili dan Iain-lain juga menulis dan tetap menulis. Cerpen-cerpen K. Arpan bahkan beberapa dimuat di beberapa majalah ibukota. Tentu saja banyak nama-nama lain yang turut berkiprah dan memberikan kontribusi besar dalam dunia kepengarangan di Sumatera Selatan, seperti Mochdas Abah Permanaoseorang guruoyang diam-diam tetap menulis sajak yang puluhan tahun kemudian baru ia bukukan. Pada tahun 1970-an, seiring dengan mulai maraknya perkembangan audio broadcast dan audio visual beroperasi di Palembang, kiprah pengarang sastra pun mulai dibutuhkan, temtama dalam mengisi program acara media elektronik, khususnya RRI Stasiun Palembang. Stasiun milik pemerintah itu secara rutin memperdengarkan drama radio, pembacaan puisi, dan aktivitas sastra lainnya. Mulai saat itu, merebaklah kegiatan sastra di kota Palembang. Setelah itu, bermunculan berbagai sanggar, seperti Sanggar Prativi dan Sanggar Sastra yang mengasuh acara-acara tersebut di RRI dan TVRI. Nama-nama seperti Zainal Abidin Hanif, Yas Budaya, Ivan M.R., dan Iain-Iain menjadi terkenal di kalangan masyarakat,khususnya komunitas sastra Sumatera Selatan. Zainal Abidin Hanif yang mendirikan Sanggar Sastra secara rutin setiap Minggu sore mengasuh acara sastra di RRI. Dari sini kemudian banyak sekali muncul nama-nama yang kemudian melanjutkan diri tetap menulis, seperti Emi Deseri, Hesma Eryani, A. Jalius Marbey, Z.A. Narasinga, dan Iain-lain. Kehidupan sastra tambah semarak ketika Taman Budaya Sriwijaya didirikan pada awal tahun 1980-an. Di samping menjadi ajang kreativitas, Taman Budaya juga sering dijadikan tempa^jkongkow-kongkowi para 1 10 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan l ^' P U S A T B AH ASA DEPARTEMEN FENniDlKAN NASiONAL seniman. Kelompok-kelompok teater Sumatera Selatan lalu mengadakan lomba pembacaan puisi. Oleh karena tingginya frekuensi lomba seni di kota Palembang, mereka membutuhkan banyak puisi untuk dilombakan. Pada saat iniiah, anak-anak muda ramai-ramai menulis puisi. Pada saat itu juga muncul teater-teater kampus yang juga melahirkan banyak penulis puisi. Di samping aktivitas Taman Budaya Sriwijaya(TBS),juga muncul beberapa kelompok organisasi penulis seperti KSKKM (Komunitas Seni Kebudayaan Kali Musi) yang dipimpin oleh Tarech Rasyid dan IPMP (Ikatan Penulis Muda Palembang) yang dipimpin oleh S.N. A1 Sadjidi. Kelompok ini sering membuat acara diskusi, penerbitan majalah kebudayaan dan acara-acara yang berkaitan dengan seni sastra. Sayang,geliat kantongkantong seni ini tidak bertahan lama karena menyempitnya sarana yang mampu mendorong kreativitas mereka. Selain puisi memang dibutuhkan untuk kegiatan lomba, pembacaan puisi sangat dekat dengan aplikasi dalam teater. Kelompok teater muncul bagai jamur di musim hujan.Di samping itu, bermunculan pula paguyuban dan asosiasi para penulis. Era ini bisa disebut sebagai iera emasi kehidupan sastra dan teater di Palembang. Teater Kembara merupakan sebuah teater yang melahirkan banyak sekali seniman, yang kemudian juga menulis karya sastra, seperti puisi, cerpen, dan naskah-nasfkah panggung. Nama-nama yang barangkali dapat disebutkan seperti Asiiel Chaniago,Jaid Saidi,Toton Daii Permana,Yos Elyas,Yunen Asmara yang meskipun lebih tepat disebut tokoh teater, tetapi mereka juga menulis. Dari sini, lalu bermekaranlah teater-teater lain seperti Teater SAS, Teater Potlot, Teater Apa, Teater Gembel,Teater 707 dan masih banyak lagi. Lalu kemudian muncul pula para penulis seperti Anwar Putra Bayu,Koko Bae,F.J. Adjong,Yan Romain, Harris Chinamon,Iqbal J.Permana,J.J. Polong,Tommy 3A,Anto Narasoma, Gusdjanjara Ami,dan Iain-lain. Teater Potlot dalam hal ini sangat istimewa dalam melahirkan para penulis. Sejak tahun 1990-an,teater yang dipimpin Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 11 Anwar Putra Bayu ini banyak sekali memunculkan para penulis sastra, sebut saja nama Dimas Agoes Pelaz, Connie C. Sema,Take B.M. Leona (Muntako),T. Wijaya, Sumarman, Mulyadi J. Amalik, dan Iain-lain. Pada awal 1990-an pula, beberapa penulis muncul secara mengejutkan, seperti Purhendi,Imron Supriyadi,A.Rapani Igama,S.N. A1 Sadjidi,Ine Somad, T. Junaidi, Nurhayat ArifPermana,Yudhy Syarofie,dan Jajang R.Kawentar. *** Munculnya koran di Palembang tak bisa dipungkiri menjadi pemicu paling besar bagi kelahiran para penulis. Di samping itu, TVRI stasiun Palembang yang memunculkan era fragmen ke sinetron juga melahirkan para penulis naskah-naskah drama. Sekitar awal tahun 1980-an, sebuah buletin mingguan bemama Media Guru menjadi ajang para penyair untuk menerbitkan karya-karyanya. Dari sinilah awalnya mereka mencatatkan diri sebagai penulis. Selain itu, harian Sumatera Ekspress, Suara Rakyat Semesta dan beberapa penerbitan -mingguan lain juga memberi peluang berkembangnya tradisi bersastra dt= Sumatera Selatan. Pada tahun 1987 lahirlah harian Sriwijaya Pos. Saat itulah, ajang kompetisi bagi para penulis dimulai. Beberapa redaktur budaya harian itu dengan rutin memuat tulisan-tulisan berupa puisi, cerpen, esai dan cerita bersambung yang dihasilkan oleh para penulis Sumatera Selatan. Karyakarya pengarang Sumatera Selatan tersebut diimuat bersama-sama dengan berita-berita budaya. Nama-nama redaktur budaya Sriwijaya Pos seperti Izarman, F.J. Adjong,Denny Kumia mempakan sosok-sosok yang beijasa dalam menghidupkan dan melahirkan para penulis di Sumatera Selatan. iSastra korani istilah yang kemudian menjadi perdebatan bagi para penulis, mau tidak mau menjadi ajang kompetisi para pengarang. Di sini, tak hanya pengarang yang mengirimkan karyanya dan dimuat di koran itu, tetapijuga 12 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan wartawan dan redaktur yang mau tidak mau memahami dan mengerti penulisan sastra atau esai. Pada era 2000-an, beberapa sanggar sastra remaja bermunculan di Palembang,antara lain SSRI(Sanggar Sastra Remaja Indonesia) dan SAS (Sanggar Air Seni). Sanggar-sanggar seperti ini diharapkan dapat melahirkan pengarang sastra Sumatera Selatan yang andal di masa mendatang. 2.2 Daftar Nama Pengarang Beiikut ini adalah daftar nama pengarang Sumatera Selatan yang berhasil penulis kumpulkan dan disusun berdasarkan urutan alfabet. Ahmad Bastari Suan - Fadil Ahmad Rapanie - Febri Al-Lintani Alex Leo Zulkamaen - Firdaus Anto Narasoma - Forda Dayan Anwar Putra Bayu - Gusjandjara Ami Aris Mono Cinamon - Hamidah Asriel 0. Chaniago Awu Samidah - Hazwan Iskandar Jaya - Helmy Apri H.Z. B. Yass - Hesma Eryani Bur Rasuanto -1. Adhitya C. - Imron Supriyadi Conie C. Sema D.I. Mulyadi Denny Kumia Dian Rennuati Didiek OK Dimaz Agus Pelaz Djalaluddin Enraiy Deseri F.J. Adjong - Ine Somad - Ismail Djalili - Izarman Sy Naabai - JJ Polong - laid Saidi - Jajang R Kawentar - Jalius Marbey - Junaidi Bunglay Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 13 - upril Kamarullah ■ K. Arpan ■ K. Usman - Susi Mahyudin - Syamsu Indra Usman - Syamsul Noor A1 Sajidi • Kamil - T. Junaidi • Kennedy Nurhan - Tarech Rasyid - Taufik Wijaya - Tommy 3A Koko Bae • Latifah Ratnawati M.Iqbal J Permana ■ Mahdi - Toton Dai Permana - Umar Halim Maman Kumbu(Rahman Yasin) - Umar Zipin Marbey ■ Maria Fransiska - Vivien Rudjito Mochdas Dai Permana - Wahabmanan Muhammad Syukri Mulyadi J. Amalik - Warman P(Sumarman) - Warto Rahaijo Muntako - Yon Romain Hamid Muthalib Agam Nurhayat Arief Permana Oji - Yana Maryana - Yas Budaya - Yos Ruswadi Ilyas - Yudhy Syarofie Purhendi - Yunen Asmara Rita Rosihan - Z.A. Narasinga Surono Putro Sasmito - Zainal Abidin Hanif Sifan M.Rohim - Zulkifli Nurhasan R 14 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan B^bn? BIOGRAFIPENGARANG SUMATERA SELATAN Tiga puluh tiga biografi singkat pengarang yang terhimpun dalam buku ini mungkin belum cukup. Masih terdapat beberapa nama lain yang biografinya belum disajikan di sini karena keterbatasan data dan waktu. Meskipun demikian, biografi singkat tiga puluh tiga pengarang Sumatera Selatan ini semoga dapat memperkaya khazanah sastra Sumatera Selatan dan bermanfaat bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang dunia kepengarangan Sumatera Selatan. Bagian ini akan berisikan tiga puluh tiga biografi pengarang Sumatera Selatan yang berhasil dikumpulkan dan meliputi latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan,latar belakang pekeijaan,latar belakang kesastraan, daftar karya, dan beberapa pembicaraan mengenai karya-karya pengarang yang bersangkutan. Biografi-biografi tersebut akan disajikan berdasarkan alfabet, dengan tidak mempertimbangkann kesenioritasan. Tiga puluh tiga biografi pengarang tersebut adalah sebagai berikut Ahmad Bastari Suan 1. Latar Belakang Keluarga Ahmad Bastari Suan dilahirkan pada tanggal 27 Agustus 1946 di Lahat,Sumatera Selatan, tepatnya di Dusun Pelajaran Kecamatan Jaray. la Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 15 terlahir dari pasangan Maridjah dan Muhammad Suan yang berasal dari Basemah,Lahat. Amad Bastari Suan tumbuh dan besar di keluarga petani. Namun, bapaknya yang sehari-hari bekerja di sawah masih menyempatkan waktu untuk mendongeng bagi anak-anaknya. Ada nilai-nilai kebajikan yang ditanamkan orang tua Ahmad Bastari Suan melalui kisah-kisah yang didongengkannya, antara lain nilai moral, dan nilai agama. Inilah yang ke depannya mempengaruhi Ahmad Bastari Suan dalam berkarya. Pada tanggal 20 Mei 1979, Ahmad Bastari Suan menikah dengan Emawati. Sampai sekarang mereka telah dikaruniai 9 orang anak, yaitu Awang Gusnan Pasmawan,Ade Pebran Gumay,Agung Juniarsah Bastari, Atung Adhansah Bastari, Abri Tan Alam, Ading Ramadhansah Wijaya, Bintang Seri Bastari, Rizki Intan Permata Hati, dan Rizka Mutiara Indah. 2. Latar Belakang Pendidikan Ahmad Bastari Suan menempuh pendidikan dasar dan menengahnya di Lahat, tanah Basemah. Setelah menamatkan Sekolah Rakyat (SR) Muhammadyah pada tahun 1960,ia melanjutkan ke SMPNegeri Lahat dan menamatkannya pada tahun 1963. Ketika bersekolah SMA Negeri Lahat,Ahmad Bastari mulai senang menulis puisi. Banyak karya yang dihasilkan, namun baru terpublikasi setelah ia menamatkan SMA pada tahun 1967. Setelah itu, Ahmad Bastari Suan pada tahun melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya di Palembang dan meraih gelar Sarjana Muda pada tahun 1971. Kemudian, pada awal 80-an, Ahmad Bastari meneruskan pendidikannya ke P3DK Unsri dan ditamatkannya pada tahun 1982 dengan mengantongi ijazah Diploma II Bahasa Indonesia dan Akta II Guru Bahasa Indonesia. 3. Latar Belakang Pekerjaan Setelah memperoleh Akta II Guru Bahasa Indonesia, Ahmad Bastari 16 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Suan bekerja sebagai guru tidak tetap pada beberapa SMP,SMA/STM Swasta pada tahun 1976. Pada tahun 1981, Ahmad Bastari diterima sebagai pegawai negeri sipil(PNS)dan ditempatkan pada Bagian Humas Kantor Walikota Palembang. Bekerja di Bagian Humas Kantor Walikota tidak membuat Ahmad Bastari Suan berhenti menjadi guru Bahasa Indonesia. la tetap mengajar di SMPFIPUnsri sambil terus menulis puisi dan artikel. Pada tahun 1984, di majalah Pembinaan Bahasa Indonesia tahun 5 nomor 2,Ahmad Bastari Suan mengusulkan kata emantani yang berasal dari bahasa Basemah untuk memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. la mengatakan bahwa alihalih menggunakan kata eeksi yang berasal dari bahasa asing untuk menggantikan kata ebekasi, lebih baik kita menggunakan kata yang berasal dari bahasa daerah. Kata emantani yang telah lama digunakan masyarakat Basemah pun diusulkannya dan sampai sekarang terus digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Latar Belakang Kesastraan Sejak tahun 1968, Ahmad Bastari Suan telah aktif menulis puisi untuk Sanggar Sastra untuk Radio Republik Indonesia Stasiun Palembang. Bekerja sama dengan Kanwil Depag, ia juga ikut serta dalam Ruangan Puisi Kalam Illahi HSBI Subuh yang juga dipancarluaskan oleh stasiun radio yang sama. Pada tahun 1969, Ahmad Bastari Suan ikut mendirikan Himpunan Pencipta Seni dan Budaya Sriwijaya (HPSBS), sebuah organisasi yang meramaikan perkembangan seni dan budaya di Palembang pada waktu itu. Setelah pensiun,Ahmad Bastari Suan pun tetap berkarya. Di samping sehariharinya ia tercatat sebagai guru tidak tetap Bahasa Indonesia pada salah satu SLTP swasta, ia juga aktif sebagai salah satu narasumber pada Siaran Pembinaan Bahasa Indonesia dan Daerah, hasil keija sama Balai Bahasa Palembang dengan RRI Cabang Madya Palembang. Ia juga tetap menulis Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 17 puisi ataupun artikel yang dimuat di beberapa media di Sumatera Selatan. Dalam bidang kebahasaan, ia terus menggali potensi dirinya dengan ikut terlibat dalam beberapa penelitian bahasa dan sastra Indonesia, seperti penelitian tentang bahasa Melayu Kuna yang baru-baru ini dikeijakannya. Ahmad Bastari Suan adalah penulis yang produktif. Sejak mulai menulis dari bangku SMA sampai sekarang, karya-karyanya berupa puisi, cerita, dan artikel, telah banyak dimuata di beberapa media. Media tersebut antara lain adalah Minggu Merdeka, Suara Rakyat Semesta, Gema Pancasila, Gelora Musi, dan Sumatera Ekspres. Di samping itu, karyanya juga dipublikasikan di acara eSanggar Sastrai dan ePuisi Kalam Illahii RRI Stasiun Palembang. 5. Karya-karya Ahmad Bastari Suan a. Karya Sastra Puisi 1. 2. 3. 4. 5. Satu Inspirasi, dalam Minggu Angkatan Bersenjata, 1970 Untuk Rekan Lim Tek Liang, dalam Gema Pancasila, 1971 Seni Sejati, dalam Sanggar Sastra, 1975 Salam di tengah Takbir, dalam Puisi Kalam Ilahi, 1975 Idul Qurban, dalam Puisi Kalam Ilahi, 1978 6. Jiwa Pahlawan, dalam Puisi Kalam Ilahi, 1978 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Nyanyian Fajar, dalam Puisi Kalam Ilahi, 1979 Malam Kemulyaan, dalam Puisi Kalam Ilahi, 1979 Sajak Bulan, dalam Minggu Merdeka, 1982 Aku Bertanya, dalam Minggu Merdeka, 1983 Pahlawan, dalam Minggu Merdeka, 1984 Nopember 1945, dalam Minggu Merdeka, 1984 Palembangku Sayang Palembangku Malang, dalam Gema Pancasila, 1985 14. Basemah Indah, dalam Suara Rakyat Semesta, 1992 18 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 15. Anak Berdoa, dalam Suara Rakyat Semesta, 1992 16. Republik ini Didirikan dengan Nama Tuhan,dalam Suara Rakyat Semesta, 1992 17. Perempuan,dalam Suara Rakyat Semesta, 1992 18. dan Iain-lain. Cerita Rakyat 1. Lidah Pahit lawan Mata Empat, 2. Pak Andigh, b. Karya di Luar Sastra 1. Mengolahragakan Masyarakat. 1984. Suara Karya. 2. Pe-ramu, Bukan ePramui. 25 Januari 1987. Minggu Merdeka. 3. Bahasa Besemah di Kabupaten Lahat.8 September 1989. Harian Suara Rakyat Semesta. 4. Pengajaran Bahasa Daerah di Sumsel Masih Hadapi Kendala. 5. 6. 10 November 1993. Suara Rakyat Semesta. Bahasa Daerah di Sumatera Selatan. 24 November 1993. Suara Rakyat Semesta. Bahasa Indonesia dalam Media Massa. 23 November 1994. Suara Rakyat Semesta. 7. Bukan eAkhir Katai dan ePerhatiannyaf. 2 Juni 1995. Suara Rakyat Semesta. 8. Struktur Bahasa Basemah dalam Lagu-lagu Basemah Modem. Minggu IV April 1990. Gema Paancasila. 9. Bahasa Indonesia dalam Pers Kita. Minggu II November 1994. Gelora Musi. 10. Seharusnya dengan eii. 25 November 1983. Suara Karya. 11. dan Iain-lain. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 19 c. Karya Penelitian 1. 2. Mcnfologi dan Sintaksis BahasaBesemah. 1980/1981. Sistem Morfologi Kata Keija Bahasa Besemah. 1985. 3. Kamus Bahasa Besemah n Indonesia A ~K. 1986 4. Kamus Bahasa Besemah n Indonesia. L ~Y. 5. Ragam dan Dialek Bahasa Besemah. 1990. 6. Unsur Kekerabatan dalam Tutur Sastra Nusantara. 1993. 7. Ragam dan Dialek Bahasa Rejang. 1994/1995. 8. Kamus Bahasa Indonesia fi Besemah L~Z. 1996. 9. Struktur Sastra Lisan Semende. 1997. 10. Struktur Sastra Lisan Besemah. 1998. 11. Struktur Sastra Lisan Aji. 1999. 12. Struktur Sastra Lisan Enim. 2000. 13. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Kota Palembang. 2001. 14. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Kabupaten Lahat. 15. Palembang "KOTA BARI" 1997. Sumber data: Angket dan wawancar(Wenny Oktavia) Ahmad Rapanie Igama 1. Latar Belakang Keluarga Ahmad Rapanie Igama dilahirkan di Palembang pada tanggal 23 Maret 1964. la terlahir dari sepasang suami-istri, Makmun Igama dan Rukoyah,yang berasal dari Ogan Komering Ulu,Sumatera Selatan. Walaupun tidak tumbuh besar di OKU,Ahmad Rapanie tetap tidak meninggalkan adat-istiadat Komering yang diperkenalkan oleh kedua orang tuanya. Ayah Ahmad Rapanie sendiri, Makmun Igama, adalah seorang yang memegang teguh adat dan rajin menyampaikan ceiita-cerita rakyat Sumatera Selatan,khususya Komering,kepada anak-anaknya sebagai cerita penghantar 20 Antologi Bic^afi Pengarang Sumatera Selatan tidur mereka. Dari situlah dia menanamkan nilai-nilai moral dan kebajikan yang menjadi modal utama untuk kehidupan anak-anaknya di masa mendatang. Oleh karena itu, Ahmad Rapanie pun tumbuh menjadi pemuda yang haus ilmu pengetahuan, berbudi pekerti, dan berpegang teguh pada nilai-nilai kebajikan yang telah diajarkan oleh orang tuanya. Pada tanggal 23 Mei 1993, Ahmad Rapanie mempersunting dara idaman yang merupakan teman sekampusnya di UGM Yogyakarta,Dian Susilastri. Dari pemikahan itu lahirlah tiga buah hati mereka yaitu, Ardian Kumiaji Pradipta(meninggal dunia pada 1 Maret 1997),Tyasto Prima Ahmadi,dan Tyastri Suryaninda. 2. Latar Belakang Pendidikan Ahmad Rapanie menempuh pendidikan dasarnya di SD Muhammadiyah 2223, Samarinda, Kalimantan Timur. Kala itu ia diajak menetap di Samarinda bersama paman dan bibinya yang tidak memiliki anak. Berpisah dengan kedua orang tua pun tidak menjadi halangan bagi Ahmad Rapanie yang ingin menimba ilmu dan pengalaman di negeri orang. Setelah menamatkan pendidikan dasarnya di Samarinda, Ahmad Rapanie menempuh pendidikan menengah pertamanya di SMP Negeri 3 Magelang, Jawa Tengah. Sekali lagi Ahmad Rapanie merantau dan ikut keluarga yang menetap di sana. Begitu pula setelah Ahmad Rapanie menamatkan SMP di sana, ia pun pindah ke Yogyakarta dan menempuh pendidikan menengah atas di SMA Negeri 3 Yogyakarta.Ia tinggal dengan paman dan bibinya di Yogyakarta. Ahmad Rapanie menempuh pendidikan tingginya di Fakultas Sastra UGM Yogyakarta, Jurusan Sastra Indonesia, Subjurusan Sastra Modem dan meraih gelar Sarjana Sastranya pada tahun 1990. 3. Latar Belakang Pekerjaan Setelah menamatkan pendidikan tinggi dan meraih gelar saijananya, Ahmad Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 21 Rapanie kembali ke Palembang dan bekerja sebagai wartawan pada surat kabar Sumatera Ekspres. Kemudian pada tahun 1992, ia pindah menjadi wartawan pada harian ekonomi Neraca dan majalah pelajar Narasi. Pada tahun 1993, Ahmad Rapanie diterima sebagai karyawan di Museum Negeri Sumsel dan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil pada 1 Maret 1994. 4. Latar Belakang Kesastraan Kota Yogyakarta adalah kota istimewa bagi Ahmad Rapanie.Di kota inilah bakat menulisnya mulai terasah, terutama ketika ia menempuh pendidikan tingginya di Fakultas Sastra UGM,Jurusan Sastra Indonesia, Subjurusan Sastra Modem.Alam Yogya yang sarat seni budaya memberi inspirasi kepada Ahmad Rapanie untuk lebih banyak berkarya. Sebagai wujud ekspresi diri, lahirlah karya-karya Ahmad Rapanie yang banyak bertemakan seni dan budaya. Karya pertama Ahmad Rapanie, sebuah artikel ilmiah populer, berjudul iHukum Tanggul Tindak Asusilai dimuat di surat kabar harian Masakini Yogya. Kemudian seiring dengan perjalanan waktu, beberapa karya Ahmad Rapanie berupa puisi dan cerpen mulai dimuat di beberapa harian lokal di Yogyakarta. Kembalinya Ahmad Rapanie ke kota Palembang setelah menamatkan bangku kuliahnya sempat membuat ia berhenti bersastra sejenak dan lebih berkonsentrasi pada pekerjaan wartawannya. Namun, sejak ia diterima sebagai PNS Museum Negeri Sumsel, kerinduannya pada dunia sastra makin memuncak. Oleh karena itu, pada tahun 1993 Ahmad Rapanie kembali berkarya di bidang sastra dengan menelurkan beberapa puisi, cerpen, dan sebuah naskah drama, kali ini di kota Palembang, kota tempat ia dilahirkan dan dibesarkan. 22 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Pada tahun yang sama, 1993,Ahmad Rapanie meraih Juara I Lomba Minat Baca se-Sumatera Selatan untuk kategori utusan organisasi. Lomba ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Aksara Nasional. Kala itu, Ahmad Rapanie membahas karya fiksi NH. Dini, Sang Guru. Sampai sekarang, Ahmad Rapanie yang memang hobi membaca buku, telah menghasilkan kurang lebih 200 puisi, 10 cerpen, dan sebuah naskah drama. Komunitas sastra Palembang pun bertambah marak dengan kehadiran seorang Rapanie yang dapat menerapkan ilmu sastra yang didapatnya di bangku kuliah dalam kehidupan bersastranya sehari-hari dan menularkannya kepada teman-temannya. 5. Karya-karya Ahmad Rapanie Igama Beberapa karya Ahmad Rapanie yang telah diterbitkan dan dipentaskan adalah sebagai berikut. a. Kumpulan Puisi Bersama 1. Menguak Angin.1984. FS UGM.Yogyakarta 2. Puisi-puisi Sosial Mahasiswa. 198461988. Majalah Balairung. Yogyakarta 3. Puisi-puisi Maulid Nabi Muhammad SAW.198461988. Senat 4. 5. Mahasiswa FS UGM.Yogyakarta OAUM. 198461988. KMSI FS UGM.Yogyakarta Kumpulan PuisiPenyairSumatera. 1998.Taman Budaya Bengkulu 6. Menghitung Duka. 2000. Dewan Kesenian Palembang 7. Empat Wajah. 2000. Balai Bahasa Palembang b. Kumpulan Puisi Iknggal 1. Potret Bingkai. 1998. Palembang: Penerbit Wirakarsa 2. Bilakah Pelayaran Malam Berakhir.2003.Palembang:Paradigma Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 23 c. Naskah Drama yang Telah Dipentaskan Parameswara Di samping itu, baik puisi maupun cerpen Ahmad Rapanie banyak yang telah dimuat di surat kabar dan majalah di Yogyakarta,Palembang, dan Bengkulu, antara lain di Sriwijaya Post, Sumatera Ekspres,Kedaulatan Rakyat, dan Iain-lain. 6. Pembicaraan Karya-karyanya Banyak yang membicarakan karya-karya Ahmad Rapanie Igama, antara lain sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dr. Rachmat Djoko Pradopo. 1985. Teknis Penulisan Puisi Maaf Aku Tak Mampir ke Rumah-Mu. UGM, Yogyakarta. Ahmadun Yosi Herfanda. Antologi Puisi Sosial Mahasiswa. UGM, Yogyakarta. Diskusi di Museum Bala Putra Dewa.2000. Apresiasi Sastra Potret Bingkai. Palembang. Purhendi. 2000. Potret Bingkai. Palembang; Sriwijaya Post. Joni Endardi, S.S. 2000. lAnalisis Struktur Empat Wajah.i Balai Bahasa Palembang. Dra. Latifah Ratnawati, M.Hum. 2003. Gambaran Umum Karya Ahmad Rapanie dalam Bilakah Pelayaran Malam Berakhir. Palembang: Paradigma. ALEX LEO ZULKARNAEN 1. Latar Belakang Keluarga Alex Leo Zulkanen dilahirkan pada tanggal 19 Agustus 1935, di Lahat, Sumatera Selatan, dari pasangan Zulkamaen dan Mariana. Kedua orang tuanya berasal dari Matur, Sumatera Barat. Akan tetapi, mereka bertemu dan menikah di Malang. Ayahnya,Zulkamaen, bekeija pada Balai Pustaka pada bagian Perpustakaan Keliling. 24 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Alex menikah dengan Nurul Aini,seorang wanita berdarah Ambon dan Jawa, pada tahun 1967. Dari pemikahannya itu, Alex dikaruniai tiga orang anak laki-laki. Alex Leo Zulkamaen meninggal dunia pada tanggal 12 Maret 1999,di Jakarta. 2. Latar Belakang Pendidikan Pendidikan dasar ditempuh Alex Leo Zulkamaen di kota kelahirannya, Lahat. Selepas itu, dia melanjutkan pendidikan menengah pertama dan menengah atas ke kota Malang. Setelah tamat dari SMA,Alex pergi ke Jakarta dan bekeija di Balai Pustaka. 3. Latar Belakang Pekerjaan Pada tahun 1954, Alex sudah bekerja di Balai Pustaka. Pada saat sama, dia aktif sebagai pembaca cerita pendek pada Siaran Kebudayaan, Pusat Pekabaran RRI (sekarang RRI Jakarta). Alex bergaul baik dengan berbagai pihak di RRI. la pun tertarik untuk bekerja di sana. Lalu, Alex melamar ke RRI. Pada tahun 1958, Alex resmi menjadi karyawan RRI, tanpa meninggalkan pekerjaan terdahulu. Pada siang hari, Alex bekeija di Balai Pustaka. Sementara itu, dia bekerja di RRI pada malam hari. Setelah beberapa tahun bekerja sebagai reporter pada RRI Jakarta, Alex Leo Zulkamaen mengikuti seleksi pegawai di TVRI Jakarta. la diterima sebagai reporter di TVRI dan mulai bekerja di sana pada tahun 1962. Pada tahun yang sama dilaksanakan SEA Games dan Alex berkesempatan menjadi reporter pertama di TVRI yang meliput kegiatan tersebut. Pada tahun 1964,Alex mendapat kesempatan untuk memperdalam ilmu penyiaran di Jerman Barat. la belajar di sana sampai tahun 1967. Sepulang dari Jerman, Alex dipromosikan menjadi Kepala Pemberitaan TVRI.Kariemya terus meningkat sehingga menjadi Kepala TVRI Stasiun Pusat Jakarta. Jabatan Kepala TVRI diembannya sampai tahun 1987. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 25 Selepas menjabat Kepala TVRI,Alex Leo Zulkamaen dipromosikan menjadi Direktur Jenderal Radio, Televisi, dan Film pada Departemen Penerangan RI. 4. Latar Belakang Kesastraan Alex Leo Zulkamaen mulai mengeluti sastra semenjak duduk di bangku SMA (1952). Pada saat itu, dia memimpin sebuah teater yang anggotanya antara lain Titi Said,Titik Maljati,dan Widiasuria. Di samping tetesan darah seni yang mengalirdari orang tuanya,dunia karang-mengarang semakin imenggeliati di tubuhnya setelah aktif di perkumpulan teater tersebut. Sebagai pengarang, Alex Leo Zulkamaen mulai dikenal setelah kehadiran cerpennya yang berjudul Pantai, yang dimuat dalam majalah Kisah. H.B. Jassin menggarisbawahi cerpen tersebut sebagai karya yang bemilai sehingga merekomendasikan untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, bersama beberapa cerpen karya penulis Indonesia lainnya. Selanjutnya,cerpen Pantai dimuat dalam antologi Perlen im Reisfled yang disunting oleh Hilgers Hesse. Di samping menulis cerpen, Alex Leo Zulkamaen juga menulis novel dan naskah drama. la pemah menulis naskah serial darma yang merupakan teijemahan dari karya Sherlock Holmes. la juga pemah menulis naskah drama untuk televisi. Sampai tahun 1985, Alex aktif menulis sastra. Selepas itu, dia hanya memumpunkan perhatian pada penulisan naskah drama untuk TVRI. 5. Daftar Karya 1) Berikut diterakan karya-karya Alex Leo Zulkamaen. 2) Keluarga Kapujutjini (Kisah dari Negara Kambing), dimuat dalam majalah Sastra No. 1610, JanuarioOktober 1969, 3) Orang Yang Kembali(Kumpulan Cerita Pendek), diterbitkan oleh Balai Pustaka, 1956. 26 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 3) "Papa Pergi ke Gereja"(dindonesiakan dari karya Carlos Bulosan), dimuat dalam Pustaka dan Budaya No. 2,Tahun I, Juni 1959. 4) Hakim Kecil(CV Munibaru, 1962). 5) Mendung (Bukittinggi: Nusantara, 1963). 6) Periode Cinta Kasih" dimuat dalam Bahana Mahasiswa Pekanbaru No.4888,tahun V, 1987. 7) "Pantaii dimuat dalam majalah Kisah edisi Juni 1954, No.6, Tahun II. 8) Maafkan Nenekkui dimuat dalam Roman No.4,tahun HI, 1956. Sumber data: Sugono, Dendy (ed.). 2003. Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern. Jakarta: Pusat Bahasa. (B. Trisman) ANTONARASOMA 1. Latar Belakang Keluarga Anto Narasoma terlahir dari pasangan Nyi Amah dan A. Suwandi yang berasal dari Jawa pada tanggal 16 Juni 1960 di Palembang. la menikahi Syarifah (Tatik) dan sekarang telah dianugerahi tiga orang putra, yakni Ahmad Febriansyah, Dede Hidayat, dan Fitri Amelia. 2. Latar Belakang Pendidikan Di samping menempuh pendidikan dan tingkat dasar dan menengah di Palembang, kota tempat ia dilahirkan dan dibesarkan, Anto Narasoma juga pemah merantau ke Bandung dalam rangka menambah pemahamannya tentang dunia jumalis yang sekarang digelutinya.. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 27 3. Latar ^^kang Pekerjaan Anto Nacasoma sekarang tercatat sebagai sekretaris redaksi pada sebuah surat ks^ar di Palembang, Sumatera Ekspres. Sebagai seorang jurnalis ia telah Mielanglang buana dalam mencari berita. Tercatat negaranegara tetangga seperti Singapura, Thailand, Philipina dan China pemah dikunjunginya. Di sailing melaksanakan tugasnya sebagai seorang wartawan pencari berita, Anto Narasoma tetap aktif bersastra dengan menelurkan berbagai puisi yang dimuat di beberapa media lain, seperti SKH Jawa Pos (Jakarta), SKH Suara Rakyat Semesta(Palembang),SKH Sriwijaya Post (Palembang), SKH Sumatera Ekspres(Palembang), Mingguan Singgalang (Padang), Mingguan Swadesi(Jakarta), Semarak Bengkulu(Suara Rakyat Bengkulu), Radar Lampung(Lampung),Jambi Independen (Jambi), serta Buletin Sayap (Ssarabaya). 4. Latar B^akang Kesastraan Sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, Anto telah mulai menulis puisi. Kala itu di tahun 1974, lahirlah puisi pertamanya yang ia beri judul Ibu Tercinta.Seiring dengan perkembangan waktu, Anto juga aktif di komunilas teater Palembang. Ia pemah bergabung dengan teater SAS dan Potlot l^rsama Anwar Putra Bayu dan kawan-kawan.Pengalaman berteater dan bcrkumpul dengan seniman lain memperkaya khasanah bersastra Anto Marasoma sehingga karya-karyanya pun makin deras mengalir. Menulis bagi Anto Narasoma merupakan suatu kebutuhan dan dorongan jiwa. Topik-topik yang banyak ditulisnya adalah tentang sosial masyarakat, poMtik, dan agama. Hingga sekarang ia telah menghasilkan ratusan, bahkan seribu puisi yang tersebar di berbagai media. 28 Antologi Bic^rafi Pengarang Sumatera Selatan 5. Daftar Karya Cerpen Anto Narasoma antara lain sebagai berikut.Suhartini, dimuat di Suara Rakyat Semesta, 1979 Warisan, dimuat di Sriwijaya Post, 1987 Di samping itu, karya Anto Narasoma yang teigabung dalam antologi puisi bersama adalah sebagai berikut. Ghirah. 1992. Palembang: Sriwijaya Media Utama. BahasaAngin. 1994. Menghitung Duka. 2000. Dewan Kesenian Palembang. Empat Wajah. 2000. Balai Bahasa Palembang. Sumber data; Angket dan wawancara (Wenny Oktavia) ANWAR PUTRA BAYU 1. Latar Belakang Keluarga Anwar Putra Bayu merupakan salah seorang penulis sastra yang ikut menyemarakkan kehidupan sastra di Sumatera Selatan. Sepanjang karier kepengarangannya,Anwar Putra Bayu telah menghasilkan beragam karya sastra, seperti naskah drama, cerita pendek, puisi, serta esai sastra dan budaya. Di samping aktif menulis, Anwar Putra Bayu juga ikurt menyutradarai dan bermain teater. Beberapa pementasan pernah disutradarainya dan beberapa pertunjukan pemah dilibatinya. Sebagai penulis, karya-karya Anwar Putra Bayu tersebar di berbagai media, baik lokal (Sumatera Selatan) maupun nasional. Anwar Putra Bayu dilahirkan di Medan pada tanggal 14 Juni 1960 dari pasangan Drs.Bahauddin dan Sitti Aminah. Drs.Bahauddin,ayahAnwar Putra Bayu, adalah seorang karyawan pada Bank Eksim Medan. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 29 2. Latar B^kang Pendidikan Pendidikan dasar dan menengah pertama di tempuh Anwar Putra Bayu di kota kelahirannya, Medan. Sementara itu, pendidikan menengah atas ditempuh di Medan dan Palembang.Anwar Putra Bayu tercatat sebagai siswa SMA Negari6 Medan sebelum hijrah ke Palembang guna mengikuti kakgknya. Setelah pindah ke Palembang pada tahun 1979, Anwar Putra Bayu masukjuriKan Dmu Pengetahuan Alam pada SMA Swadaya Palembang. Setamat dari SMA, Anwar Putra Bayu berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke Institut Kesenian Jakarta. Sementara itu, kakaknya menyarankan agar Anwar Putra Bayu masuk ke fakultas hukum. Perbedaan keinginan antara Anwar Putra Bayu dan kakaknya itu bermuara pada ketidakpastian. Anwar Putra Bayu. Akhimya, Bayu memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya. Mulai saat itu, dia memutuskan untuk bertahan dengan kehidupan seni. 3. Latar Belakang Pekerjaan Anwar Putra Bayu merupakan sosok yang gigih dengan pendiriannya meskipun kadangkala harus ada yang dikorbankannya. Hal itu terlihat dari perjalanan panjang hidupnya. Berbagai bidang pemah digarapnya, baik yang susah mau^mn yang senang.Anwar Putra Bayu pemah bekeija serabutan untuk menyambung hidupnya. Selama dua tahun (198161982), dia bekerja sebagai kenek mobil angkutan umum di korta Palembang.la pemah bequalan telur di Pasar 16 Palembang. Di samping itu, dia juga pemah menjadi kuli bangunan. . Semua j^keqaan yang digelutinya itu juga didasarkan kecintaannya pada seni. Uang yang dihasilkan dari pekeijaan-pekerjaaan tersebut tidak digunakan untuk imempercantiki dirinya, tetapi dihabiskannya untuk membeli buku. Kebiasaan seperti itu dilakoninya terns. 30 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Oleh karena lama bekerja sebagai kuli bangunan,Anwar Putra Bayu pemah menderita sakit. Pada waktu sakit itu pun, uang yang dimilikinya masih dihabiskan untuk membeli beragam bacaan. Kakaknya sampai marah karena Bayu tidak menggunakan uang tersebut untuk berobat. Di samping pekerjaan-pekerjaan yang disebutkan terdahulu, Anwar Putra Bayu ikut membidani kelahiran beberapa lembaga swadaya masyarakat di Palembang.la mendirikan dan aktif di LSM Forum Studi Kebudayaan Orde Palembang (199161995), Yayasan Kuala Merdeka(1995), Yayasan Orde Indonesia (1999). la pemah juga menjadi Ketua Presidium Komite Independen Pemantau Pemilu Sumatera Selatan (KIPP-DA) pada tahun 1999. la juga pemah aktif di Dewan Daerah wahana Lingkungan Hidup (Walhi)Sumatera Selatan pada tahun 1996.lajuga termasuk pendiri Yayasan Pustaka Indonesia pada tahun 2000. Selain itu, Anwar Putra Bayu juga pemah berkiprah sebagai wartawan dan redaktur budaya pada Tabloid Media Guru (198961991), Redaktur majalah Veto (2001), Staf Redaksi Majalah Asosiasi Tradisi Lisan (sejak 1999). 4. Latar Belakang Kesastraan Berkesenian bagi Anwar Putra Bayu mempakan sebuah pilihan jalan hidup meskipun harus berhadapan dengan berbagai tantangan. Sebagai sebuah pilihan, dia mengabdikan diri sepenuhnya pada pilihannya itu. Salah satu konsekuensi pilihan yang ditetapkannya itu, Anwar Putra Bayu harus berseberangan pemikiran dengan ayah kandungnya sendiri. Ayahnya, Drs. Bahauddin, menginginkan anak bungsunya itu melanjutkan pendidikan ke jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Akan tetapi, Anwar Putra Bayu berkeinginan untuk melanjutkan studinya ke jurusan Ilmu Pengetahuan Budaya. Keinginannya itu dilandaskan oleh adanya pemahaman dan keakrabannya dengan dunia tulis-menulis. Pada saat itu, Anwar Putra Bayu sudah mulai berkiprah di gelanggang seni dengan menjadi Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 31 anggota Teater ftofesi Medan asuhan AS Atmadi,seorang penggiat teater di Sumatera Utara. Anwar Putra Bayu dianggap imembangkan^ oleh ayahndanya. Sang ayah memberi ultimatum kepada Anwar Putra Bayu. la disuruh memilih dua altematif, yaitu memilih sekolah atau berteater. Anwar Putra Bayu menganggap keduanya panting,tetapi teater merupakan pilihan hidupnya. Oleh karena itu, dia bertekad untuk meninggal salah satu pilihan panting itu demi kesetiaannya pada pilihan hidupnya. Anwar Ptitra Bayu meninggalkan Medan untuk menuju Palembang pada tahun 1979. Kepergiannya ke Palembang dalam rangkan mengunjungi dan mengikuti kakaknya yang tinggal di kota itu. Tekadnya untuk bertahan dengan berkesenian tetap membara di tempatnya yang baru itu. Untuk itu, Anwar Putra Bajoi tetap berkeinginan untuk melanjutkan sekolah di jurusan Ilmu Pengetahuan Budaya. Namun,dia terpaksa memendam keinginannya itu karena tidak menemukan sekolah yang membuka jurusan IPB di kota Palembang.Akhimya,Anwar Putra Bayu masuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam pada SMA Swadaya Palembang. Perbedaan pandangan antara Putra Bayu dengan keluarganya bermuara pada ketidakinginan Bayu melanjutkan studinya. Selepas dari SMA,Anwar Putra Bayu memutuskan untuk sepenuhnya mengabdikan dirinya pada kesenian. Pada tahun 1980,Anwar Putra Bayuobersama Wahid Chantoroomendirikan Teater SAS (Study Art System) yang bermarkas di Kertapati, Palembang. Anggotta yang dibinan Anwar Putra Bayu adalah remaja-remaja putus sekolah di Kota Palembang. Pada tahun 1984, Anwar Putra Bayu mendirikan Teater Potlot. Semenjak itu,nama Anwar Putra Bayu mulai dikenal di lingkungan komunitas sastra lokal dan nasional. Seiring dengan itu, semangat berkarya Anwar Putra Bayu menjadi semakin meningkat. Kemudian,dia menulis beberapa naskah drama yang dipentaskan di Palembang dan beberapa kota lain. 32 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Di samping menulis naskah dan menjadi pemain teater, Anwar Putra Bayu juga menggeluti dunia penyutradaraan. Ada beberapa pementassan yang pemah disutradarainya, yaitu(1)Dokter gadungan karya Mollier pada tahun 1983,(2)Jaka tarub karya Akhudiat pada tahun 1988,(3)raden Fatah karya Robin Surawijaya pada tahun 1988, dan Lisistrata karya Aristhopanes pada tahun 1990 dan 1993. Sementara itu, lakonnya yang pemah dipentaskan antara lain Wong-Wong, Patung di Taman, Cahaya dan Ruang Kosong, Mimikri,dan Kursi. Naskah lakonnya yang beijudul Wong-Wong mendapat penghargaan sebagai naskah terbaik se-Sumatera Selatan dalam Festival Teater BKTSS tahun 1987, di Lubuklinggau. 5. Daftar Karya A. Drama 1. Wong-Wong 2. Patung di Taman 3. Cahaya dan Ruang Kosong B. 4. Mimikri 6. Kursi Puisi Karya Anwar Putra Bayu yang bempa puisi terhimpun di berbagai antologi, baik mandiri maupun bersama. a. Antologi Mandiri 1. Catatan Bagi Orang-Orang Berziarah, 1994. Palembang: Yayasan Izma. b. Antologi Bersama 1. Refleksi Indonesia. 1995. Solo: Taman Budaya. 2. 45 Penyair Indonesia dari Negeri Poci 2.1996. Jakarta: Pustaka Sastra. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 33 3. 4. 5. 6. 7. Dari Negeri Poci 3.1996. Jakarta: Tiara. Negeri Bayang-Bayang. 1996. Surabaya: Yayasan Seni. Kumpulan Puisi Se-Sumatera. 1996.jambi: Taman Budaya. Dari Bumi Lada. 1996. Lampung: Dewan Kesenian. Mimbar Penyair Abad 21. 1996. Jakarta: balai Pustaka. 8. Dari Bumi Andalas. 1999. Lampung: Depdikbud. 9. Pada Akhirnya. 1999. Palembang: Yayasan Orde. 10.Empat Wajah. 2000. Palembang: Balai Bahasa. 11.Fumama Kata. 2002. Bengkalis: Dewan Kesenian. 12.Galanggang. 2003. Padang: Dewan Kesenian Padang. c. Antologi Cerpen 1. Sang Paduka Raja. 1997. Palembang: Yayasan Orde. d. 1. Biografi H.M. Hatta Ismail, S.H., 2001. Palembang: Unanti Press. 3. Biografi Drs. H.M. Husni. M.M.,2003. Palembang: Yayasan Pustaka Indonesia. 3. Biografi Dr(HC) Adjis Saip. 2002. Palembang: Yayasan Pustaka Indonesia. e. Pembicaraan Karya 1. Nurmansyah Putra. 1988. iStilistika Puisi-Puisi Anwar Putra Bayu (Tesis SI pada program studi bahasa dan seni, FKIP Unsri). 2. Erika Idmar. 1995. iNilai-Nilai Budaya Puisi Anwar Putra Bayui(Tesis SI pada Program Studi Bahasa dan Seni,FOP Unsri). 3. Heni Setiawati. 2002. ilntertekstualitas Puisi-Puisi Anwar Putra Bayu dengan Alquram (Tesis SI pada Program Studi bahasa dan Seni,FKIP Unsri). 34 Antologi Bit^rafi Pengarang Sumatera Selatan Sumber data: Angket dan wawancara (B. Trisman) B. YASS(BAHARUDDIN YASSIN SIMBOLON) 1. Latar Belakang Keluarga Baharuddin Yassin Simbolon atau yang lebih dikenal dengan B.Yass dilahirkan pada tahun 1929,di Kampung Huta Padang,Kisaran,Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. la terlahir dari pasangan Mohammad Yassin Simbolon dan Siti Mian Bora Manurang. Kedua orang tua B. Yass yang berasal dari Huta Padang, Kisaran, Sumatera Utara. B. Yass menikah dengan seorang wanita Palembang dan dikarania 6 orang putra dan putri. Atas jasanya atas bangsa dan negara, B. Yass dianugrahi Pemerintah RI Satya Lencana Peristiwa Perang Kemerdekaan I dan II serta pernah menerima Tanda Jasa Pahlawan Geriliya. 2. Latar Belakang Pendidikan. Pendidikan dasar dan menengah ditempuh B. Yass di tanah kelahirannya. Setelah Sekolah Rakyat Huta Padang pada tahun 1939,B.Yass melanjutkan ke Sekolah Rakyat Sambungan Tanjung Balai. Asahan, dan tamat pada tahun 1942. Selanjutnya, dia melanjutkan pendidikannya ke sekolah Jepang Nitti Go Gakko(setingkat SMP)pada tahun 1945,di Tanjung Balai,Asahan. la belajar sekolah tersebut sampai kelas dua karena sekolah tersebut ditutup. Penutupan sekolah Nitti Go Gakko berkaitan dengan kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik. 3. Latar Belakang Pekerjaan Setelah keluar dari sekolah Nitti Go Gakko, B. Yass bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat(TKR( hingga tahun 1950). Dalam karier kemiliterannya, B. Yass sempat mencapai pangkat terakhir Sersan Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 35 Kelas I TNI,dengan jabatan Wakil Kepala Siasat Perang Komando Batalion I Resimen III Brigade XII Komando Sumatera. Jabatan tersebut diemban B. Yass selama bertahun-tahun. la pun sempat bertugas di beberapa kota pulau Sumatera. Pada tahun 1950,B.Yass mengakhiri karier kemiliterannya. Pada waktu aktif di TKR, B. Yass ikut berjuang bersama rakyat dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia. la sempat tertembak musuh dalam suatu pertempuran dengan Belanda di front Titi Bambu,Tanjungmorawa, Medan.B.Yass mendapat luka pada tangan kiri dan kepala bagian atas. Semenjak berhenti dari dinas kemiliteran, B.Yass berobat guna menyembuhkan luka-luka yang dialaminya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, akhimya B. Yass memutuskan untuk pergi merantau dengan meniggalkan kampung halamannya. Daerah tujuan perantauannya antara lain Palembang, Sumatera Selatan. Bakat dan kemampuan menulis B. Yass membawanya teijun ke dunia jumalistik. la bekerja sebagai wartawan di beberapa media di kota Palembang. Kemampuan B. Yass dalam tulis menulis akhimya membawa pada posisi yang sangat bagus dalam perusahaannya. Baru beberapa saat menggeluti dunia jumalis, B.Yass diangkat menjadi Pemimpin Redaksi Mingguan Ria Palembang. Jabatan ini diemban B.Yass selam tiga tahun, yaitu 195661958. Di samping itu, dia tetap bekerja sebagai wartawan pada PIA Sumatera Selatan. Di samping itu,B.Yassjuga pemah menjadi wartawan harian Batang Hari Sembilan (1958) dan Lampung Post (1959). Pada tahun 196661984, B. Yass menjadi wartawan dan Kepala Cabang Lembaga Kantor Berita Nasional(LKBN)Antara Cabang Palembang. Kemudian. B. Yass juga pemah mejadi Pemimpin Redaksi Mingguan Angkatan 45 Palembang pada tahun 198561990. Di samping pemah bekerja sebagai tentara dan wartawan, B. Yass juga pemah teijun ke dunia politik. Dalam karier politiknya,B.Yass pemah menjadi anggota DPRD Kotamadya Palembang. 36 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 4. Latar Belakang Kesastraan Aktivitas menulis mulai digeluti B. Yass pada tahun tahun 1950-an. Pada era 1950-an itu, nama B.Yass sudah mulai menghiasi khazanah sastra Indonesia modem. Karya-karya B. Yass ikut mewamai beberapa lembar Koran dan majalah, sepeiti Duta Masyarakat dan Minggu Pagi. Novelnya yang berjudul Asan,Datangnya Sang Ayah, dan Diantara Suhada pemash dimuat dalam Minggu Pagi. Di amping ityu, banyak juga karya-karya B. Yass yang dimuat dalam Kisah. Salah satu cerpen B.Yass yang berjudul iHarapannya di Air Lauti dimuat oleh H.B. Jassin dalam antologi Angkatan 66:Prosa dan Puisi setelah terlebih dahulu dimuat dalam Kisah edisi nomor 6, 1963. Kreativitas B.Yass semakin terlihat ketika dia bekeija sebagai wartawan di Palembang. la menulis beragam genre sastra seperti cerita pendek, drama, novel, cerita sejarah, dan dongeng. Karya-karya B.Yass banyak dimuart di berbagai media massa anatra lain Gembira, Sastra, Horison, Roman, Konco,Indonesia, Gelanggang, dan Gema Islam. Akan tetapi, B.Yass tidak ingat lagi berapajumlah karya yang telah dihasilkannya. Tentang hal ini, ada dua pemberitaan tentang dunia kretaif B. Yass yang dimuat dalam dua media dari dua kumn yang berbeda. Koran Minggu Pagi, edisi 7 Agustus 1966 memaparkan kreativitas B.Yass dengan menggambarkan sosok B.Yass sebagai penulis produktif. Menurut media itu, B.Yass telah menghasilkan puluhan, bahakan ratusan cerita pendek yang dimuat di media massa. Selanjutnya, Kompas edisi Januari 1996 mengemukakan jumlah karya B.Yass lebih spesifik. Menurut Koran itu, hingga penghujung tahun 1980-an, B. Yass telah menghasilkan 252 dan 5 novel yang telah dipublikasikan. Menarik menyimak alasan kecintaan B.Yass dalam menulis. B.Yass menulis semata-mata karena himbauan jiwa. Bagi dia, menulis merupakan panggilan jiwa yang digelutinya dengan perasaan cinta. Akan tetapi, menulis juga dapat memberikan sesuatu pada kehidupan B. Yass. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 37 Ruang kerja B.Yass ada di alam terbuka. Pengarang yang satu ini mampu menulis di sembarang tempat dan di segala waktu.la akan menulis di waning kopi,di trotoarjalan, di bangku taman kota, di kamar kontrakannya jika mendapat ilham di tempat-tempat tersebut. Yang menarik juga disimak bahwa B. Yass langsung mmenbgirimkan naskah tulisan tangannya itu ke media massa. la bam tahu naskahnya jika sudah menerima wesel dari pemuat. Honorarium yang diterimanya itu kemudian digunakan untuk penyambung hidup dan pembeli alat tulis guna menghasilkan karya-karya selanjutnya. Sampai pada penghujung tahun 1995,B.Yass sudah menerima kiriman 232 wesel dari surat kabar yang memuat karya-karyanya. 5. Daftar Karya a. 1. CeritaPendek 2. Halimah Srikandi (1962) 3. Minah Gadis Peladang (1964) 4. Di Lereng Bukit(1994) b. Novel 1. Kelok Lima. 2002. Jakarta: Grasindo BUR RASUANTO Pada tahun 1960-an, bangsa Indonesia mengalami goncangan politik yang begitu keras. Sebagai akibatnya, semua elemen masyarakat terpecah menjadi berkeping-keping. Seniman, sebagai penyebar gagasan, juga mengalami ketercabikan yang sama. Puncaknya, kalangan seniman yang berafiliasi pada Partai Komunis Indonesia dengan membentuk Lembaga kebudayaan rakyat(Lekra). Sementara itu,Seniman yang menentang Lekra membuat kesepakatan yang tertuang dalam Manifes Kebudayaan. Salah seorang penanda tangan Manifes Kebudayaan itu adalah Bur Rasuanto, pengarang Indonesia kelahiran Palembang. 38 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 1. Latar Belakang Keluarga Bur Rasuanto lahir pada tanggal6 April 1937 di Palembang,Sumatera Selatan. Dari buah perkawinannya dengan Masnun,Bur Rasuanto dikaruniai tiga orang anak, dua perempuan dan satu laki-laki. 2. Latar Belakang Pendidikan Pendidikan dasar sampai pendidikan menengah ditempuh Bur Rasuanto di kota kelahirannya, Palembang. Bur Rasuanto menamatkan SMA Bagian B pada tahun 1957.Berbagai aktivitas dilaksanakannya setamat dari SMAtersebut.la melanjutkan pendidikan kejurusan Filsafat, Universitas Indonesia. Pada tahun 1960. dia pun pemah bekeija sebagai buruh kilang minyak di PT Stanvac, Sungai Gerong. Meskipun sibuk dengan berbagai aktivitas. Bur Rasuanto tampaknya sangat mengutamakan pendidikan. Hal itu terbukti dari keteguhannya menyelesaikan pendidikan. Pendidikan teraakhir yang ditempuh Bur Rasuanto adalah Program Magister Tingkat Doktor.Bur Rasuanto meraih gelar Doktor Filsafat dari Universitas Indonesia pada tahun 2000. 3. Latar Belakang Pekerjaan Bur Rasuanto pemah bekerja pada perusahaan tambang minyak Stanvac Palembang 195761960. Pada waktu menjadi buruh di tambang minyak itu, Bur Rasuanto memulai menggeluti sastra dengan menulis cerita pendek. Selepas itu, dia beralih profesi menjadi penulis dengan bekerja sebagai wartawan pada Harian Kami(1966). Dalam karier jumalistiknya. Bur Rasuanto pemah mendudukijabatan sebagai redaktur harian Indonesia Raya(sampai tahun 1974). Pada tahun 1947, dia ditugaskan untuk meliput Perang Vietnam. Pengalaman selama meliput perang Vietnam tersebut kemudian dituangkannya secara krretatif dalam novelnya yang beijudul Tuyet. Antologi Biograh Pengarang Sumatera Selatan 39 Kemudian, dia bekerja sebagai editor pada majalah Tempo (197461977). Bur Rasuanto pemah menjadi koordinator yayasan Ilmu-Ilmu Sosial,Jakarta. Di samping itu. Bur Rasuantojuga pemah menjabat sebagai Direktur Taman Ismail Marzuki. 4. Latar Belakang Kesastraan Dunia tulis-menulis mulai digeluti Bur Rasuanto mulai dari bangku SMA. Akan tetapi, dia menggeluti sastra secara serius semenjak menjadi buruh tambang minyak di PT Stanvac,Palembang. Persoalan yang menjadi perhatian Bur Rasuanto ketika itu adalah sekitar persoalan bumh.la melihat dan menyaksikan berbagai peristiwa dan suasana yang penuh rasa iri, dendam, dan persaingan di kalangan buruh senior, tetapi bergaji kecil. Intensitas menulis karya sastra mulai terlihat tinggi ketika bekerja sebagai jumalis. Pada tahun 1960, Bur Rasuanto giat menghasilkan karya-karya dalam bentuk cerpen. Banyak cerpen Beberapa cerita Pendek Bur Rasuanto dimuat dalam majalah Sastra pada saat itu. Di bawah asuhan Paus Sastra Indonesia, H.B. Jassin, Bur Rasuanto berupaya berkreasi sebaik mungkin. Bur Rasuanto memberikan karya-karyanya kepada H.B. Jassin sebelum dipublikakasikan. Biasanya, Jassin mengkritik, memuji, bahkan merekomendasikan agar karya-karya Bur Rasuanto dimuat dalam majalah Sastra atau Mimbar Indonesia. Dalam khazanah sastra Indonesia, nama Bur Rasuanto akrab dengan berbagai hadiah. Cerpennya yang berjudul Discharge mendapat hadiah kedua majalah Sastra pada tahun 1961. Pada tahun 1962, dua cerpen Bur Rasuanto Pertunjukan dan Ethyl Plant mendapat Hadiah Pertama majalah Sastra. Pada t£ihun 1963, ketiga cerpen tersebut ditambah dengan beberapa cerita pendek karya Bur Rasuanto yang tersebar di beberapa majalah dihimpun dalam dua kumpulan cerita pendek, yaitu Burnt Yang Berpeluh dan Mereka Akan Bangkit. 40 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Kehadiran kedua kumpulan cerita pendeknya itu mengukuhkan Bur Rasuanto sebagai salah seorang cerpenis Indonesia. Ciri khas yang mewamai karyakarya Bur Rasuanto adalah kehidupan kaum buruh di Industri pemainyakan. Latar seperti itu, menurut H.B. Jassin, merupakan sesuatau yang bari dalam khazanah sastra Indonesia. Bur mengungkapkan secara igamblangi karena pemah bekeija sebagai buruh di pertambangan minyak. Pada tahun 1963, kedua kumpulan cerita pendek Bur Rasuanto itu dipilih sebagai penerima Hadiah Sastra Yayasan Yamin.Akan tetapi, pilihan itu dibatalkan panitia karena persoalan politik. Selanjutnya, Novel karya Bur Rasuanto yang berjudul Tuyet (1978) memperoleh hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Meskipun dikenal sebagai seorang cerpenis. Bur Rasuanto juga menulis beberapa novel. Novelnya yang beijudul Manusia Tanah Air pemah dimuat sebagai cerita bersambung dalam harian Sinar Harapan pada tahun 1969. Di samping itu. Bur rasuanto menulis novel Sang Ayah (1969), Tambang Enias Bagi Wan Muda (1979), dan Tuyet {191S). Pada waktu Indonesia dilandwa krisis pada tahun 1966,Bur Rasuanto bergabung dalam demnontrasi yang dilakukan kelompok mahasiswa guna menuntut keadilan dan kebenaran. Bahkan, beberapa tahun sebelumnya dia juga ikut menandatangani Manisfes Kebudayaan yang menyebabkan dua kumpulan cerpennya dilarang terbit. Pengalaman menentang penguasa Orde Lama dituangkan Bur rasuanto dalam kumpulan puisi yang berjudul Mereka Telah Bangkit(1966). Karyakarya Bur Rasuanto yang terhimpun dalam kumpulan tersebut merupakan ungkapan perlawanan pada penguasa pada masa itu. Bur Rasuanto merupakan salah seorang tokoh penting dalam perjalanan panjang khazanah sastra Indonesia. Kehadirannya dalam kancah sastra Indonesia diawali pada tahun 1960-an dengan menghasilkan cerita pendek yang berlatar kehidupan kaum buruh. Pengalamannya sebagai Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 41 seorang Jairnalis pada masa Perang Vietnam dituangkan dalam novelnya yang(Sseri ju<iul Tuyet. 5. miaftar Karya 1> Kumpulan Cerpen 1) Bumi Tak Berrpeluh (1963) (1) (2) "AnakLelaki" "Masa Percobaan" (3) 'Tangki 209" (4) "Bulletin" (5) "Ethyl Plant" (6) "Ms Karachi" (7) "Discharge" (8) 2) Debu-Debu Dilebuhi Mereka Akan bangkit(1963) (1) (2) "Aman" (4) "Kembali Menanti" (5) "Dia Tidak Akan Bercerita" (6) "Pertunjukan" "Biduk Tambangan" (3) "UpahkuYangTerakhir" (7) "Makam" (8) "Piket" (9) "Orang Perantara" 3) Novel 1) 2) 3) 4) Sang Ayah (1969) Manusia Tanah Air (1969) Tambang Emas Bagi Wan Muda Tuyet(1978) 42 Ai^s^gi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 4) Kumpulan Sajak 1) Mereka Telah Bangkit(1969) 5) Esai dan Artikel 1) 2) 3) "Sketsa Eksklusif dari Laos" dalam Sinar Harapan 18 Juli614Agustus 1968. "Masalah Mediator dalam Konflik Vietnam" dalam Kompas,2Desember 1967. "Viertnam di Selatan Sungai Ben Hai" dalam Harian Kami, 12 Desember 1967. 4) "Dengan Pasukan Korea Selatan di Vietnam" dalam Sinar Harapan,5 Juli 1968. CONIE SEMA 1. Latar Belakang Keluarga Conie Sema lahir di Palembang pada tanggal 24 April 1965.Ibunya bernama Alijah dan almarhum bapaknya bernama Sema". Istri Conie bernama Bisri Merduani, seorang wanita kelahiran Lampung, 3 Maret 1968. Conie dan Bisri sekarang telah dikaruniai tiga orang anak, yakni Sema Milenia, yang lahir pada pembukaan milenium ke3,Sema Giga Ramadhan,dan Sema Epik Revolka. Mereka sekarang hidup bahagia di Kemiling, Bandar Lampung. Di Bandar Lampung,Conie dan isiterinya sama-sama bekeqa sebagai jumalis televisi. Conie Sema adalah seorang koresponden RCTI di Lampung, sedangkan istrerinya adalah seorang jurnalis SCTV di Lampung. 2. Latar Belakang Pendidikan Conie Sema menamatkan pendidikan dasamya di SD Negeri 38 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 43 Palembang dan kemudian melanjutkannya ke SMP Bina Warga Palembang. Dari sana Conie meneruskan pendidikannya dengan bersekolah di STM Negeri 2 Palembang. Sebelum Conie menamatkan pendidikan tingginya di STTN Jurusan Teknik Industri di Bandar Lampung. la juga sempat menempuh pendidikan di Jurusan Teknik Sipil Universitas Tridinanti Palembang, namun tidak sampai selesai. 3. Latar Belakang Pekerjaan Semasa mahasiswa tahun 1987,Conie Sema mulai aktif mengirimkan tulisan berupa puisi, cerpen, esai, dan artikel opini ke media massa cetak di Palembang, antara lain harian Sriwijaya Post, mingguan Media Guru, dan mingguan Suara Rakyat Semesta. Selain itu, ia juga aktif menulis di penerbitan kampus, baik di Palembang maupun di Jawa. Bersama kawan aktivis pers mahasiswa PTN dan PTS di Palembang,ia membentuk Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI)Sumsel pada tahun 1988 dan menjabat wakil ketua. Sejak tahun 1989 sampai sekarang, Conie bekerja sebagai seorang wartawan atau jumalis. Beberapa kali ia pindah dari media satu ke media lainnya. Tahun 1989 ia bekerja di Suara Rakyat Merdeka dan majalah kebudayaan Dinamika. Kemudian, pada tahun 1990 ia menjadi wartawan di Sumatera Ekspres. Ia juga ikut mendirikan media pariwisata Gending pada tahun 1992. Dari tahun 1995 sampai sekarang, ia merupakan koresponden salah satu televisi swasta nasional RCTI untuk wilayah keija Lampung dan sekitamya. Di Lampung Conie tumt mendirikan tabloid politik-ekonomi Sumber pada tahun 1998. Bersama NGO ia juga menerbitkan newsletter pemantau parlemen Rakyat pada tahun 199962000. Kemudian pada tahun yang sama ia juga diperbantukan sebagai staf ahli pemimpin redaksi di mingguan Suara Lampung,salah satu media cetak di Lampung. 44 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Conie Sema memang seorang jumalis. la selalu berprinsip untuk bisa menjadi seorang jumalis sejati, yang mengerang ketika rakyat disakiti. 4. Latar Belakang Kesastraan Tahun 1985 adalah awal belajar menulis Conie bersama komunitas teater Potlot Palembang. Awalnya ia menulis puisi dan cerita Pendek. Kemudian,ia menulis naskah drama TV yang diproduksi TVRI Palembang. Di samping itu, ia juga aktif melakukan pentas-pentas drama bersama teater Potlot di Jambi,Lampung,dan Jakarta. Sampai sekarang,Conie telah menulis ratusan esai sastra dan budaya, sosial, dan politik di sejumlah media massa, baik yang terbit di Palembang, Lampung, maupun media massa nasional. Selain itu, tulisannya yang lain berupa naskah panggung yang telah dipentaskannya bersama tetaer Potlot dan diproduksi oleh TVRI Palembang. Daftar Karya Ratusan puisi, cerpen, dan esai Conie tersebar di beberapa media, antara lain Sriwijaya Post,Sumatera Ekspres,Lampung Post,Suara Lampung, dan Iain-lain. Beberapa naskah panggung yang telah dibuatnya antara lain sebagai berikut. 1. "Bonseras"(1994) 2. "Orang-Orang Baruntai (1997)- dipentaskan di 57 desa dan kota di Lampung "Hutan Geribik"(1999)- dipentaskan di 57 desa dan kota di Lampung "Monolog Gergaji"(2001) "Konstruksi Angin"(2001). 3. 4. 5. Sumber data: Angket dan wawancara. (Wenny & Arif) Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 45 DIMAZ AGUS PELAZ 1. Latar Belakang Keluarga Dimas Agoes Pelaz dilahirkan di kaki gunung Merapi, JawaTengah, tepatnya di Mimtilan pada tanggal 24 Agustus 1959.la adalah anak ketiga dari sembilan bersaudara pasangan orang Jawa yang eberdarah birui. Ayahnya adalah seorang pemain biola dan mempunyai kelompok musik keroncong. Tahun 1994 Dimas menikahi Okto Ery Nani,gadis Palembang. Dari perkawinannya dengan Nani, Dimas dikaruniai dua orang putra, Diyan Ahmad Ditomayoza (1995) dan Dantyo Agung Priambodo (2000). 2. Latar Belakang Pendidikan Dimas mengaku bahwa pendidikan formal bukan menjadi tradisi dalam keluarganya, sehingga proses kematangan hidup lebih banyak ia dapatkan lewat pengalaman pahit. Dimas tamatan SMA,kalaupun pemah mengenyam bangku kuliah hanya sekedar enyicipf. 3. Latar Belakang Pekerjaan Tiga profesi yang diakui Dimas senantiasa melekat dalam kehidupannya, yaitu bidang organisasi, kesenian, dan penulisan. Ketiga profesi tersebut saling berganti mendominasi dirinya. Ketika masa remaja, dunia teater dan kepenyairan merajai diri Dimas, lain beranjak dewasa bidang penulisan (jurnalistik) ternyata menjanjikan uang. Ketika masih membujang, untuk mempertahankan hidupnya Dimas menulis cerpen, puisi, artikel ke berbagai koran lokal maupun nasional. Sedangkan untuk mengisi erohanii ia berkeseian (later dan puisi). lapun pemah aktif di organisasi Pemuda Muhammadiyah Sumsel sebagai Ketua Departemen Seni dan Budaya. 46 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Setelah pada akhimya pada usia 35 tahun menikah, bidang seni mulai ia jadikan sebagai sampingan, sementara bidang jumalistik lebih ia tekuni. Apalagi ketika tuntutan keluarga mulai ia rasakan membebani hidup, ditambah usia yang semakin emengejari, maka ia memutuskan untuk segera mengambil sikap. Lalu dengan berat hati ia memutuskan meninggalkan esementarai bidang kesenian dan masuk ke bidang rutinitas keija sebagai jumalis televisi. Profesi sebagai jumalis ia mulai pada tahun 1996 di Jambi. Dimas bekerja sebagai reporter di stasiun televisi TPI hingga sekarang. 4. Latar Belakang Kesastraan Dimas mulai menggeluti bidang sastra (cerpen dan puisi) ketika ia masih ada di tanah Jawa. Ia pemah bergum pada sastrawan Ragil Suwamo Pragolapati. Sekitar tahun 1975 Dimas bergabung dengan Kelompok INSANI(Kelompok Penyair Muda Yogya). Pada tahun 1976 pertama kali Dimas menerbitkan hasil karya puisinya dalam antologi puisi bersama penyair Insani, Yogyakarta dengan judul buku Gunungan. Hingga kemudian Dimas pindah ke Palembang,ia tetap aktif menulis sastra (puisi dan cerpen). Karya-karyanya dikirm ke berbagai media massa, antara lain di harian Sriwijaya Post, Sumatera Ekspres, mingguan Suara Rakyat Semesta, Singgalang,Swadesi, tabloid Salam. Selain itu beberapa puisinya sudah diterbitkan dalam antologi puisi bersama. Di samping menulis puisi, Dimas juga getol membacakan puisipuisinya di restoran, tempat-tempat pesta, maupun di hotel. Misalnya saja ia pemah membacakan puisi Solidaritas Bosnia di Sport Hall,Palembang bersama Connie C.Sema,dan JJ Polong. Tradisi itu ingin diulang kembali ketika Dimas sudah menjalani mtinitas keijanya sebagai reporter di Jambi. Ia menulis dua buah kumpulan puisi tunggal dan dibacakan di hotel berbintang lima di Jambi. Namun, kerinduan menulis dan membacakan Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 47 puisi tersebut menurutnya hanya sekedar kekangenan seorang repoter yang pemah menjadi epenyairi. Selain iraenulis puisi dan cerpen,Dimasjuga menyukai dunia teater. la pemah mementaskan beberapa drama di panggung maupun di TVRI Palembang, antara lain Ndoro Sosro, Suminten Edan, Machbet, Raden Fatah, Jaka Taroi), Wong-wong,dan Lysistrata. 5. Karya-lcarya Dimas Agoes Pelaz Kota Kesamat(Pemuda Muhammadiyah: 1980) Gunungan (antologi puisi Insani II, Masa Kini, Yogyakarta: 1983) Rendezvous(antologi puisi bersama, KSKKM: 1989) Kekasih (Keloraf)ok Studi Kebudayaan Kali Musi(KSKKM),Palembang: 1990) Ghirah (antologi puisi bersama, Sriwijaya Media Utama: 1992) Aku hari ini (Jambi, 1997) Ketika Tonggak-tonggak Mranti Menangis (Jambi, 2000) Sumber data: Angket dan wawancara (Dian & Arif) GUSJANDJARA ARNI 1. Latar B^akang Keluarga Gusjant^ara Ami dilahirkan di Prabumulih pada tanggal 12 Febmari 1956. Ayahnya l^mama Arsuf(almarhum) dan ibunya adalah Ningsani. Gusjandjara adalah anak ketiga dari delapan bersaudara. Gusjant^ara menikah dengan Rosyita, pada tanggal 21 Maret 1986. Dari perkawinanan mereka dikaruniai 3 putra-putri. Gusjan memberi nama pada anaknya cuicup unik. Nama tengah ketiga anaknya tersebut merupakan 48 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan akronim namanya dan istri tercintanya, yaitu Gusta, dari Gusjan dan Ita. Anak pertama,Rega Gusta Lova lahir di Palembang pada tanggal 7Februari 1987. Anak kedua terlahir kembar putra dan putri pada tanggal 8 Oktober 1989 di Palembang, Sheno Gusta Utama dan Sheny Gusta Utami. 2. Latar Belakang Pendidikan Gusjandjara menjalani pendidikannya dengan berpindah-pindah kota. Masa sekolah dasar hingga menengah pertama ditempuh Gusjan di Prabumulih. Lulus sekolah dasar tahun 1968,lulus SMP tahun 1971. Masa sekolah lanjutan tingkat atasnya dijalani di Palembang hingga tahun 1974. Gusjandjara adalah alumni Akademi Komunikasi Massa(AKM)Bandung bidang Penerangan dan Propaganda tahun 1979. Setelah menamatkan pendidikan akademinya ia kembali ke Palembang dan kuliah lagi di Stisipol Candradimuka Palembang,jurusan jumalistik, dan lulus pada tahun 1990. 3. Latar Belakang Pekerjaan Sejak tanggal 9 Mei 1984 Gusjan tercatat sebagai karyawan Deppenko Palembang (sekarang Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Palembang). Waktu itu, meskipun menjadi pegawai negeri ia tetap aktif sebagai wartawan di Suara Rakyat Semesta, Tabloid Guru, dan penulis lepas. Tahun 1978 Gus bekerja di Harian Radar Selatan (cikal bakal Harian Sriwijaya Post),Palembang. Kemudian pada tahun 1980 ia beralih ke Media Guru selama 2 tahun (hingga 1982). Tahun 1989 Gusjadjara kembali hijrah ke koran Suara Rakyat Semesta, Palembang hingga tahun 1998. Terakhir ia aktif sebagai PNS di Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Palembang,di samping masih tetap menjadi penulis lepas di beberapa media massa daerah, seperti Sriwijaya Post, Sumatera Ekspres, Transparan, dan Warta Dakwah. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 49 4. Latar Belakang KepenuHsan Gusjadjara Ami mengaku aktif menulis sejak ia di SMA (sekitar tahun 1974). Karya pertamanya merupakan sebuah naskah drama beijudul Tersentak dalam Lamunan/Gempa. Naskah tersebut dipentaskan dalam Pementasan Remaja Pertamina Prabumulih. Ketika kemudian ia menjadi mahasiswa di Bandung, ia masih sering menulis mengenai seni-budaya dan sosial dimuat di Marian Pikiran Rakyat, Bandung Pos, Mingguan Pelajar,dan Mandala. Menulis bagi Gusjan merupakan sebuah penyembuhan masyarakat yang buta informasi. Sehingga topik yang ditulisnyapun bermacam-macam, antara lain mengenai agama, ketimpangan sosial, seni, budaya, dan komunikasi. Kesemua tulisannya itu ada yang sudah diterbitkan ada yang belum sempat diterbitkan dan ada juga yang hanya menjadi koleksi pribadinya. Artikel-artikel yang dibuatnya pemah dimuat di beberapa media massa di Bandung, Jakarta, Padang dan Palembang. Berbagai penghargaan pemah diraihnya dalam bidang tulis-menulis, antara lain juara I Lomba Karya Tulis Gerakan KB Nasional se-Kota Palembang (1992), dan juara III lomba yang sama untuk tingkat Sumatera Selatan; pemenang Harapan 11 Lomba Karya Tulis tingkat nasional dalam rangka Hari Jadi PMI ke-50 (1995); dan penghargaan jumalistik dalam rangka Hari Pers Nasional IX tahun 1995 yang diselenggarakan oleh PWI Sumsel. 5. Daftar Karya Menumt pengakuan Gusjan ada sekitar 157 judul puisi dan 6 buah naskah drama yang pemah dibuatnya hingga kini. Selain itu ada 99 buah judul puisi religi dan sebuah buku yang betjudul Nuansa Komunikasi Islam dan sebuah buku cerita berjudul Menabur Ibadah belum diterbitkannya. Berikut ini data karya-karyanya: 1. Purel Secara Praktis(buku praktis tentang purel,Penerbit LPKS, Januari 1993) 50 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 2. 3. Etika Komunikasi Kerja (Penerbit LPKS, September 1998) Antologi Puisi Religi: Hilang Pemikat(Penerbit Sonicom Media, Desember, 2002) 4. Kumpulan Artikel 197862003 (Penerbit Pratama, Desember 2002) 5. Tersentak dalam Lamunan/Gempa(naskah drama, 1974) 6. Diujung Kematian (naskah drama, dipentaskan di TVRI Palembang tanggal 6 Juni 1985) 7. Penyelamat(naskah drama, dipentaskan di TVRI Palembang tanggal 14 Mei 1986) 8. Tiada Jalan Lain (naskah drama koleksi pribadi, 12 September 1980) 9. Obrolan (naskah drama koleksi pribadi, 3 Januari 1997) 10. Suara dari Langit(naskah drama dipentaskan HMI Bandung, 1978) 11. Menarik Benang Kusut(naskah drama koleksi pribadi, 4 Juli 1985) Beberapa artikel Gusjan pemah menjadi polemik di beberapa surat kabar daerah dan ibukota antara lain beijudul: 1. "Budaya Lokak" (Sriwijaya Post, 7 Juni 1988), ditanggapi/ dibahas dalam Kilas Balik Tajuk Rencana Sriwijaya Post, 9 Juni 1988) 2. "Di Sumsel Karya Seni Mati Terkubur"(Harian Pelita, 10 Mei 1989),ditanggapi oleh Buskemal Zaros By di harian yang sama tanggal 7 Juni 1989 dengan judul artikel "Berusaha Meraba Problematik Seni di Sumsel" 3. "Seniman Menggugat Bak Menepuk Air di Dulang" (Sriwijaya Post, 18 Februari 1989), ditanggapi oleh Helmi Apri "Seniman Teater Gerobak Penuh Beban Sapi yang Kurus,Sriwijaya Post, 25 Februari 1989 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 51 4. "Menanggapi Tulisan Helmii (Sriwijaya Post,4 Maret 1989), merupakan polemik, tanggapan kembali tulisan Helmi Apri. Kedua artikel tersebut kemudian ditanggapi oleh dua tulisan, pertama DA Suhaimi "Menengahi Tulisan Gusjandjara Ami dan Helmi, Sriwijaya Post, 13 Maret 1989; kedua ditanggapi oleh M.Rano dengan judul artikel eniman Teater Gerobak Penuh Beban Sapi Gila" di Sriwijaya Post, 13 Maret 1989. 6. Gambaran Karyanya Karya sastra pertama yang dibukukan beijudul Antologi Puisi Religi: Hilang Pemikat. Buku ini meskipun terbit pada bulan Desember 2002, namun proses penciptaannya selama kurang lebih sebelas tahun, yaitu tahun 1988 hingga 1999. Puisi-puisi religius seperti yang ada dalam kumpulan puisi tersebut beijumlah 68judul puisi. Ada sejumlah tokoh pengamat seni sastra Sumatera Selatan yang memberi sedikit ulasan/kritik teks dan sambutan dalam buku tersebut; yaitu Prof.Dr. H.Jalaluddin (Rektor IAIN Raden Fatah), Kakanwil Depag propinsi Sumsel,Prof.Dr. Amran Halim (Ketua Umum Dewan Kesenian Sumsel),Drs. H.Zainal Abidin Hanif (pengamat dan pecinta sastra), dan Drs. H.Ismail Djalili (pengamat seni budaya). Dalam buku tersebut Gusjan berusaha menghidupkan kembali kepekaan masyarakat terhadap nilai-nilai luhur yang bersumber dari ajaran agama. Gusjan banyak menggunakan kata-kata kiasan atau metafor yang menunjukkan khas sastra sufistik di samping pemunculan penggalanpenggalan kalimat yang diilhami oleh tafsir kitab suci. Sumber data: Angket dan wawancara(Dian Susilastri) 52 Antologi Biografl Pengarang Sumatera Selatan HAMIDAH 1. Latar Belakang Keluarga Penggunaan nama samaran merupakan salah satu siasat penulis dalam"memasarkan" karyanya. Meskipun tidak selama alasan penggunaan nama samaran seperti itu, yangjelas pelauang menggunakan nama samaran tersebut melegakan hati kalangan penulis. Minimal, mereka dapat menyembunyikan identitas dirinya dari publik. Akan tetapi, kadangkala nama samaran seorang penulis itu lebih populer dari nama asli. Kesan seperti itu terlihat jelas pada pengarang Hamidah. Hamidah adalah nama samaran dari Fatimah Hasan Delais. Wanita pengarang ini berasal dari daerah Muntok, Bangka (sekarang Provinsi Bangka Belitiung). la menikah dengan seorang laki-laki bemama Hasan Delais. Jadi, Hasan Delais di belakang nama Fatimah adalah nama suaminya. la meninggal di Palembang pada tanggal 8 Mei 12953 dalam usia sangat muda, 38 tahun. 2. Latar Belakang Pendidikan Jenjang pendidikan dasar dan menengah ditempuh Hamidah di kampung halamannya. Selepas dari sekolah lanjutan pertama, Hamidah melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Guru Putri Padangpanjang. 3. Latar Belakang Pekerjaan Selepas dari Sekolah Guru Putri Padangpanjang, Hamidah pulang ke kampungnya,Muntok,Bangka.la mengajar di sekolah gadis di kampung halamannya. Di samping itu, Hamidah giat pula dalam organisasi wanita di Muntok. Tidak lama mengabdi di kampung halamannya,Hamidah kemudian pindah ke Palembang. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 53 4. Latar Belakang Kesastraan Tidak banyak informasi yang dapat dikumpulkan tentang wanita pengarang yang berasal dari Sumatera Selatan ini. Namanya dikenal dalam khazanah sastra Indonesia karena karya yang beijudul Kehilangan Mestika. Novel ini ditulis Hamidah pada waktu Hamidah masih berusia 19 tahun. Artinya, Hamidah masih dalam lingkungan sekolah atau masih uduk di bangku sekolah guru. Kegemaran Hamidah terhadap sastra tampaknya didasari oleh kebersinggungannya dengan bacaan-bacaan. Perhatian yang tinggi terhadap kehidupan dikoolabrasi dengan kreativitas menuangkannya dalam bentuk tulisan membuahkan sebuah karya yang bernas pada zamannya. Novel Kehilangan Mestika karya Hamidah diterbitkan pertama kali pada tahun 1935. Kemudian, novel ini dicetak ulang pada tahun 1937 (cetakan kedua), 1949 (cetakan ketiga), 1954 (cetakan keempat), 1957 (cetaka kelima), dan 1963 (cetakan keenam). Pada cetakan kelima dan keenam,novel Kehilangan Mestika dicetak ulang sebanyak 10.000 eksemplar. Cetakan keempat habis dalam waktu satu tahun,sedangkan cetakan keenam habis dalam waktu dua tahun. Berdasdarkan kenyataan sepwerti itu, H.B. Jassin berpendapat bahwa novel karya Hamidah tersebut termasuk salah satu buko yang disukai kala itu. Menjelang akhir hayatnya, Hamidah bemiat untuk menghadirkan karya novel lagi ke dalam belantara khazanah sastra Indoesia. Akan tetapi, keinginannya itu temyarta hanya sebatas hasrat dari seorang penulis. la dipanggil menghadap Tuhan Yang Mahakuasa sebelum keinginan tersebut diwujudkannya. (B.Trisman) 54 Antologi Bic^afi Pengarang Sumatera Selatan IMRON SUPRIYADI 1. Latar Belakang Keluarga Imron bemama lengkap Muhammad Imron Supriyadi. la dilahirkan di desa Sabrangrowo,Borobudur, Magelang, JawaTengah pada tanggal 18 Mei 1973. 2. Latar Belakang Pendidikan Pendidikan terakhir Imron Supriyadi adalah Sarjana Agama dari Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Fatah,Palembang. 3. Latar Belakang Pekerjaan Ketika duduk di bangku kuliah,Imron aktif di Lembaga Penerbitan Majalah Ukhuwah IAIN Raden Fatah,Palembang. la juga pemah menjadi wartawan di SKH Sumatera Ekspres. Selain itu ia juga terlibat aktif di Aliansi Jumalis Independent(AJI)Kota Palembang,dan di lembaga budaya, APEK (Aliansi Pekeija Kebudayaan Sumsel). Selain sebagai jumalis,Imron juga aktif di LSM Jaringan Advokasi Masyarakat Urban (JAMUR)dan Lembaga Pemantau Korupsi Sumsel, SSCW (South Sumatera Corruptions Watch). Sejak tahun 1998,ia bekerja sebagai reporter radio Smart FM Palembang dan kontributor Kantor Berita Radio 68H Jakarta. Ia juga tercatat sebagai salah seorang penggagas dan pendiri Majelis Seniman Sumsel,salah satu organisasi seniman di Palembang. 4. Latar Belakang Kesastraan Imron mulai menulis sejak ia duduk di bangku kuliah di Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Fatah Palembang. Baik cerpen maupun esainya banyak dimuat di surat kabar Palembang,antara lain Sriwijaya Post,Sumatera Ekspres, Tabloid Semesta, Tabloid Altematif, Tabloid Media Sumatera, Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 55 Majalah Sindang Merdeka, dan Iain-Iain. Selain di itu, karya-karya Imron Supriyadi juga dapat ditemui di beberapa laman (situs internet) seperti cybersastra.com, detik.com, dan Iain-lain. Cerpen Imron banyak bertema sosial, politik, dan budaya. Kritiknya pada situasi lingkungan yang tidak menyenangkannya tercermin di beberapa karyanya seperti cerpen Bangkai dan Nyanyian Hutan Perawan 5. Daftar Karya Beberapa cerpen Imron Supriyadi adalah sebagai berikut. Bangkai Izinkan Aku Sekolah di dalam WC Bumi Ketiga 3 Dalam Perjalanan Pulang Kerbau Desa Peralihan Negeri Iwak Tempalo Saat Anakku Lahir Kembali Ketika Iblis Membentangkan Sajadah Negeri Kelelawar Neo-Lysistrata Parodi Surat Pembaca Sedang Tuhan pun Bisa Mati Selamat Mr. Gagu Nyanyain Hutan Perawan dll. Sumber data: Angket dan wawancara (Wenny Oktavia) 56 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan DR.(HC)H.ISMAIL DJALILI 1. Latar Belakang Keluarga Drs. H.Ismail Djalili ketika lahir hingga berumur 6 tahun bemama Achmad Faded Wadjedi. Namanya sengaja diganti oleh ibunya atas saran dukun Hj. Halimah sebagai upaya agar ayahnya yang mempunyai isteri lagi kembali dad Palembang. Nama tersebut akhimya terns melekat dan hingga sekarang orang atau kerabat yang dekat dengannya cukup memanggilnya "Pak Is" atau"Om Is". H. Ismail Djalili lahir di Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung Utara pada tanggal 26 Mei 1933. Ayahnya yang ia panggil walid, Ki H. Abdurrahman Djalili alias Ratu Dermawan adalah seorang pedntis kemerdekaan dan tokoh Partai Sedkat Islam Indonesia (PSII) di samping mantan pegawai neged;ibunya bemama Masnin,seorang wanita desa biasa. Pada tanggal 31 Agustus 1964 H. Ismail Djalili menikah dengan wanita Bengkulu, Lien Suharlina di rumah mertua, Puncak Sekuning, Palembang. Dad hasil perkawinannya dengan gadis Bengkulu tersebut, Ismail dikamniai tiga orang putd,namun putd pertamanya meninggal ketika bemsia satu tahun. Dad kedua putdnya(Lies Hapsad Pdhatini, lahir tahun 1971 dan Lies Destdani Rachmani)ia mendapatkan empat orang cucu yang manis-manis dan sangat dekat dengannya. Anak pertamanya dibed kamnia oleh Tuhan tiga putra-putd (yang kedua kembar),sedang anak kedua bam mempunyai seorang anak. 2. Latar Belakang Pendidikan Pendidikan dasar ditempuh Ismail Djalili di Sekolah Desa,Jepang, Kayu Agung, OKI sampai tahun 1947. Setelah itu ia melanjutkan SMP (SMI)di Palembang tahun 1950-1954. Masa SMA dilaluinya di Yogyakarta. Ia sekolah di SMA Islam hingga tahun 1958. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 57 Setamat SMA,Ismail Djalili kemudian melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (FT AIN) dan terakhir masuk Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan F*ublisistik yang diselesaikannya pada tahun 1966. Gelar Doktor Honoris Causa(Dr.HC)ia dapat dari Kennedy University, Singapura pada tahun 1997 dengan tesis mengenai kehidupan sosial/humanio^ dalam konteks komunikasi. 3. Latar Belakang Pekerjaan Ada beibagai profesi di bidang jumalistik, politik, pendidikan, dan seni yang pemah digeluti oleh Ismail Djalili. Semuanya itu dijalaninya dengan ketekiman dan penuh kecintaan terhadap pekerjaan yang sedang ia jalani. Setelah menikah di Palembang kemudian Ismail melanjutkan kuliahnya di Yogyakarta dan akhimya kembali lagi ke Palembang pada kurang tertarik menjadi pegawai negeri. Ia lebih menyukai pekerjaan yang sesuai dengan bidang studi yang ia tekuni yaitu kewartawanan. Karier Ismail Djalili di bidang jumalistik diawalinya dengan menjadi wartawan di Mingguan SK ABRI Edisi Sriwijaya pada tahun 1967. Kemudian pada tahun 1970,jenjang kariemya meningkat menjadi Redaktur Pelaksana pada surat kabar yang sama. Pada tahun 1970 pula ia menjalani profesi kewartawanannya sekaligus menjadi anggota dewan redaksi di Suara Rakyat Semesta. Di luar kegiatan reportase,ia aktifjuga dalam kepengumsan Persatuan Wartawan Indonesia(PWI)mengumsi seksi Pendidikan dan Agama(1967). Tahun 1983 sampai dengan 1992 Ismail menjabat sebagai Ketua Umum PWI Cabang Sumatera Selatan. Tahun 1999 diangkat sebagai anggota Dewan Kehormatan Daerah PWI Cabang Sumatera Selatan periode 19992003. 58 Antologi Bic^afi Pengarang Sumatera Selatan Perhatiannya terhadap dunia jumalistik dan kedudukannya sebagai pucuk pimpinan di organisasi kewartawanan wilayah Sumatera Selatan membawa Ismail mengadiri Sidang Umum Persatuan Wartawan Asean di Manila (tahun 1987), di Singapura (tahun 1989), dan di Bangkok (1990). Kariemya di bidang politik antara lain tahun 1967 menjadi pengurus Sekber Golkar Tingkat I Sumatera Selatan. Oktober tahun yang sama (1967-1971) menjadi anggota DPRD-GR SS wakil dari cendekiawan Sekber Golkar. Tahun 1971-1977 anggota DPRD Tingkat I Sumatera Selatan dari FKP.la duduk sebagai sekretaris di Komisi C(bidang budaya dan pendidikan, kesehatan dan perburuhan). Bidang tersebut sangat sesuai dengan jiwa seninya, karenanya ia dapat mencurahkan/menyumbangkan pikirannya untuk pembangunan seni dan budaya di daerah Sumatera Selatan. Salah satu buah pemikirannya bersama dua rekannya di DPRD dan kemudian diwujudkan oleh Gubemur Asnawi Mangkualam adalah Taman Budaya Sriwijaya, yang pada saat pemerintahan Rosihan Arsyad bangunan tersebut Agustus 1966,Ismail mulai melamar pekeqaan.Pada mulanya Ismail dibongkar(dipindah ke Culture Centre,Jakabaring) untuk kemudian didirikan Palembang Square. Tahun 1997-1999 kembali menjadi anggota DPRD Tingkat I Sumatera Selatan hasil Pemilu 1997. Selesai bertugas sebagai anggota DPRD,kemudian ia bertugas menjadi anggota Dewan Penasehat DPDI Partai Golkar hingga sekarang. Pekerjaan sebagai pegawai negeri bukanlah cita-cita Ismail, itu adalah keinginan ayahandanya, sehingga baru tahun 1976 Ismail menjadi PNS di lingkungan DPRD Sumsel di seksi Humas hingga tahun 1985. Pekerjaan itu diperolehnya karena ia sangat vokal di legislatif, untuk meredam kritikan-kritikannya terhadap eksekutif. Puncak karier pegawai negeri sipil Ismail adalah sebagai Kepala Biro Humas Pemda Tingkat I Sumatera Selatan hingga memasuki masa pensiun tahun 1989. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 59 Di dunia pendidikan Ismail mengawali kariemya tahun 1967 dengan menjadi tenaga pengajar (dosen luar biasa) Ilmu Politik di FKIP Unsri Palembang. Tahun 1968-1978 menjadi dosen Ilmu Komunikasi di APDN, AAN,AKOP,dan IAIN Raden Fatah Palembang. Tahun 1967 menggagas pembangunan Akademi Publisistik iCandradimukai Palembang. Sebagai pendiri,Ismail terus berasaha meningkatkan status lembaga pendidikannya, hingga akhimya menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stisipol) Candradimuka Palembang (sejak tahun 1984) dan ia menjabat sebagai Direktur sampai sekarang. 4. Latar Belakang Kepenulisan Ismail Djalili adalah seorang wartawan, pegawai negeri, namun berjiwa seni. Ini terbukti dalam kiprahnya di dunia teater. Tahun 1968 ia mendirikan Teater Sriwijaya bersama seniman-seniwati Palembang yang kemudian menjadi embrio teater modem di Sumatera Selatan. Tahun 1971 teater Sriwijaya mendapat penghargaan pemenang lomba Teater 4 Kota di Taman Ismail Marzuki(TIM),Jakarta. Naskah drama pertama yang ditulis oleh Ismail berjudul Menjelang Subuh Takbiran yang disiarkan di Radio Republik Indonesia Yogyakarta tahun 1957. Sedangkan tulisan pertama yang dimuat di mingguan yang terbit di Yogyakarta beijudul iSungai Musii. Naskah selanjutnya berjudul Ayahku (1958). Waktu itu ia masih duduk di SMA. Dalam organisasi seni film dan budaya, ia pemah menjabat sebagai Ketua BKKNl Sumsel, Ketua Parfi Koordinator Sumatera Selatan, dan Wakil Ketua Dewan Kesenian Sumsel bidang Komunikasi dan Informasi Seni Budaya. Menurut pengakuannya, sudah ada 28 naskah drama atau sinetron yang ditayangkan di televisi Palembang maupun Jakarta, sejak televisi masih hitam putih. Ismail pemah pula bermain dalam film daerah Putri 60 Antologi Biograh Pengarang Sumatera Selatan Kembang Dadar, ia berperan sebagai pemain pembantu utama. Dalam hal kepenulisan,Ismail Djalili lebih menyukai tullsan berupa feature, esai, editorial, dan artikel dari pada cerpen atau novel karena harus berimajinasi dulu. Menurutnya, hal itu sesuai dengan jiwanya sebagai wartawan. Sumber inspirasi tulisannya adalah berdasarkan apa yang dirasakan, dilihat, dan direnungkan. Berdasarkan renungannya itulah, peristiwa-peristiwa atau kejadian yang ada di sekitamya atau yang dialaminya kemudian dituangkannya dalam bentuk tulisan. Ketika Ismail menulis artikel di media masa, kadang-kadang ia memakai nama samaran yaitu iMat Djaisi. Alasan memakai nama samaran tersebut menurutnya untuk mencegah respon tulisan/pendapat yang membuat kontroversial pribadi. Ada banyak tulisan Ismail Djalili yang pemah dimuat di beberapa surat kabar yang kemudian sebagian diterbitkan dalam bukunya Wan Karim Diguncang Gempa: Kumpulan Tulisan (1990-1994). Buku ini diterbitkan oleh YASIP Palembang, Juni tahun 2001. Satu buku lain yang dihasilkan adalah biografinya berjudul Anak Miskin di Tengah Gelora Semangat Kemerdekaan (Penerbit YASIP Palembang, Juli 2001). Ada satu buku lagi yang rencananya akan diterbitkan setelah Pemilu 2004, isinya berupa kegiatan dan kiprahnya di dunia seni, budaya, dan jumalistik serta pengamatan-pengamatannya di dunia politik di Indonesia. Beberapa tulisan atau karyanya pemah dijadikan sebagai topik dalam forum diskusi di kalangan seniman dan para pakar. Topik yang dibicarakan terutama yang menyangkut tema dan alur cerita. 5. Daftar Karya Naskah drama yang pemah dihasilkan Ismail Djalili beijumlah 28 buah. Beberapa judul naskah drama karya Ismail Djalili adalah: Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 61 1. Sekuntum Bunga Ros(ditayangkan di TVRI Palembang, 1971) Nyala Api di Balik Bukit Rawa Harapan(TVRI Palembang) Cek Molek Anakku Seorang Prajurit Lumpur(ditayangkan TVRI Pusat Jakarta, pemainnya Harun Syarif) Balada Petani Karet(karya yang paling favorit) Di Sela-sela Pohon Kopi(ditayangkan TVRI Jakarta,pemainnya antara lain Anwar Fuadi, Minati Atmanegara, Nizar Zulmi) Beberapa naskah cerita untuk film layar lebar produksi Pemda Sumsel dan PT Inem Film antara lain; 2. Si Pahit Lidah dan Mata Empat I(1988) 3. Si Pahit Lidah dan Mata Empat II(1989) Sumber data: Angket dan wawancara (Dian Susilastri) IZARMAN SY NAABAI 1. Latar Belakang Keluarga Izarman Sy Naabai sebenamya memiliki nama asli Izarman saja. Namun, dengan alasan untuk menghormati kedua orang tuanya ia menambahkan nama mereka di belakang namanya. Sy adalah inisial nama ibundanya yaitu Syamsurahma (aim) dan Naabai adalah nama ayahnya. Izarman asli orang Minangkabau,lahir di desa Sulit Air, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, pada tanggal 6 Februari 1964. Ia menikah dengan Yulia Oprasini pada 11 Oktober 1992. Buah dari perkawinan mereka adalah Ziad Izalia Nike Perdana (11 tahun) dan Firas Alwista (7 tahun). 62 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 2. Latar Belakang Pendidikan Masa sekolah dasar Izarman dilalui di tanah kelahirannya, Sulit Air. la menamatkan sekolah dasamya tersebut pada tahun 1976. Setamat SD la pindah ke Pekanbaru, Riau.Izarman kemudian melanjutkan pendidikannya hingga perguruan tinggi di kota tesebut. Ilmu teknologi yang kurang berhubungan dengan profesinya di kemudian hari temyata lebih menarik minatnya untuk ditekuni hinggajenjang perguruan tinggi. Tahun 1979 Izarman menamatkan sekolahnya di Sekolah Teknik (ST) Muhammadiyah Pekanbaru. Pendidikan teknik di sekolah tingkat pertama tersebut dilanjutkannya ke STM (Sekolah Teknik Menengah) Negeri 80 Pekanbaru dan tamat tahun 1983.la kemudian masuk ke FNGT (Fakultas Non Gelar Teknik) Universitas Riau hingga selesai tahun 1988. 3. Latar Belakang Pekerjaan Pekerjaan yang digeluti Izarman sejak masih kuliah hingga ia berkeluarga tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran yang ia tekuni di bangku sekolah maupun kuliah. Tercatat ada tujuh penerbitan yang pemah Izarman singgahi untuk menyalurkan bakatnya sebagai jumalis dan penulis. Kepindahan Izarman dari satu media massa ke media massa lain disertai berbagai alasan, antara lain karena perbedaan visi dan kebijakan yang kurang sesuai dengan nurani dan keprofesionalan Izarman. Semasa Izarman masih duduk di bangku kuliah di Riau,ia bekeija sebagai redaktur Mingguan Genta Pekanbam dari tahun 1984 hingga ia tamat kuliah 1988. Ia kemudian hijrah ke Palembang dan langsung bekerja di harian Sriwijaya Post sebagai redaktur daerah/minggu (198861994). Tahun 1994 Izarman dan keluarga pindah ke pulau Dewata, Bali. Ia mengadu nasib di sana dengan tetap berprofesi sebagai jumalis dan penulis. Selama kurang lebih lima tahun (hingga tahun 1999) Izarman menjadi redaktur kota harian Nusa Bali. Kemudian ia pindah tempat bemaung ke Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 63 tabloid Modus,Bali. Di tabloid itu kendati ia menduduki jabatan tertinggi yaitu sebagai pemimpin umum,ia hanya bertahan selama kurang lebih satu tahun (199962000). Selanjutnya ia kembali ke Palembang. Di kota pempek itu kembali Izarman menggeluti profesi sebagai jumalis sambil terus berkarya sebagai penulis. Dari tahun 200062001 Izarman menjabat sebagai wakil pemimpin redaksi harian Transparan. Kemudian ada panggilan jiwa dari tanah kelahirannya untuk ikut melestarikan budaya Minang. Selepas dari tabloid Transparan,Izarman membidani sebuah tabloid berbahasa Minangkabau yang beredar di Sumatera Selatan, Kaba. Selama dua tahun Izarman ikut mengelola Kaba. Selanjutnya ia bekerja sebagai kepala biro Sumbagsel harian Padang Ekspres hingga sekarang. 4. Latar Belakang Kepenulisan Bakat Izarman di dunia teknik disalurkannya hingga sebatas di bangku pendidikan. Namun bakat terpendam kepenulisan pria pendiam ini, sejak ia masih kelas II Sekolah Teknik(SMP)dulu, bam tersalur dengan baik ketika ia sudah dewasa. Karya pertama Izarman adalah puisi berjudul iDuka di Tanah Bundai yang dimuat di harian Pelita. Selanjutnya banyak topik yang ditulis Izarman untuk menuangkan ide, gagasan, dan kritiknya antara lain seputar masalah sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Izarman termasuk penulis yang cukup produktif dalam menghasilkan karya-karya. Di beberapa kota yang ia tinggali selalu saja ada karya yang diterbitkan. Bila direkapitulasi ada kurang lebih 30judul puisi yang pemah dibuat Izarman,sekitar 40judul cerpen,2judul novel(novelet)dan menulis lebih dari 7 judul buku kritik sosial dan biografi/memoar tokoh. Karyakarya itu diterbitkan atau dimuat di beberapa media massa dan penerbitan di Pekanbaru, Jakarta, Palembang, dan Bali. 64 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Hal-hal yang ditulisnya cenderung pada sorotannya di bidang sosial di samping karya-karya sastranya yang cenderung humanistis. Dunianya di bidang jumalistik membuat Izarman sering memantau masalah-masalah ketimpangan sosial atau apa saja yang teijadi di masyarakat. Hal ini secara tidak langsung menjadi sumber inspirasi bagi tulisan-tulisannya. Misalnya saja, ketika ia tinggal di Bali dan menjadi seorang redaktur di sebuah harian, dalam masa itu ia menghasilkan tiga buah buku tentang sesuatu yang ada hubungannya dengan keadaan di Bali atau tokoh Bali. Khusus beberapa buku yang terbit di Bali bahkan pemah diseminarkan. Pembicaranya antara lain Prof. Dr. Luh Suryani, Prof. Ngurah Bagus,Prof Dr. Made Wianta, dan Prof. Dr. I Wayan Mertha Sutedja, S.H.,D.Ed., P.Hd. Izarman menyukai puisi-puisi karya Zawawi Imron dan Sapardi Djoko Damono. Menurutnya karya-karya dua sastrawan besar berkaliber nasional tersebut sarat dengan nilai-nilai humanisme dan religi. Beberapa puisi Izarman pemah diterbitkan dalam dua buah antologi bersama, di samping puluhan judul puisi dan cerpen yang pemah dimuat di harian ibukota dan daerah. Dua buah novel atau noveletnya pernah dimuat bersambung di mingguan Genta dan harian Sriwijaya Post. Beberapa biografi tokoh pemah ia buat dan sebagai editor dari kumpulan tulisan H. Ismail Djalili. Pada bulan Febmari 1999,Izarman memenangkan juara n Sayembara Penulisan Cerpen yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Mataram, Nusa Tenggara Barat. Ketika itu ia masih berdomisili di Bali. 5. Daftar Karya Nyanyian Rama-Rama(antologi puisi bersama 4 penyair muda Riau) Riak-riak Menderai (novelet, dimuat bersambung di Genta) Cerita dari Hutan Bakau (antologi puisi/F. Rahardi, 1994) Hari-hari Rebah (novelet, dimuat di Sriwijaya Post) Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 65 1. Hindu Dihujat, Bali Menggugat (buku, Denpasar, 1998) 2. Bung Karno: Saya Berdarah Bali (buku, Denpasar, 1999) 3. Memoar Tjokorda Bagus Sayoga: Melangkah di Jalan Kebenaran (1999) 4. 5. Biografi Ismail Djalili (Palembang,2001) Wan Karim Dilanda Gempa/Ismail Djalili (sebagai editor, Palembang,2001) Menggugat Transparansi APBD di Sumsel (Fitra, Palembang, 2001) Perjuangan Hukum atas Pengalihan Dana APBD (Fitra, Palembang,2002) TigaTahun Transparan: Mengubah Sikap dan Kebijakan Pejabat Sumsel (proses terbit, 2003) Profil 22 Seniman Sumsel (disusun bersama, DKSS, 2003). Sumber data: Angket dan wawancara (Dian Susilastri) J.J. POLONG 1. Latar Belakang Keluarga J. J. Polong terlahir dengan nama Yulian Junaidi. la dilahirkan di Baturaja pada tanggal 1 Juli 1965. Bapaknya, Jasuan Amron,dan ibunya, Rusminah,adalah guru SMP yang berasal dari Ogan(Ogan Komering Ulu). Pada tanggal 20 November 1994,J. J. Polong menikah dengan Ade Indriani. Buah pemikahan mereka adalah dua putri cantik, yaitu Ayu Redihar Rafa dan Delia Rosa Salsabila. 2. 66 Latar Belakang Pendidikan J. J. Polong melewati masa kecilnya di Baturaja, OKU.Di sana Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan ia bersekolah di SD Negeri 1 Baturaja dan menamatkannya pada tahun 1976. Kemudian,ia melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 2 Baturaja hingga tamat pada tahun 1980. Masa sekolah menengah atas dilewati J. J. Polong di kota Palembang. Pada tahun 1983,ia menamatkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Palembang. Kemudian,ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Ia memilih Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya sebagai tempat ia meraih gelar insinyur paada tahun 1988. 3. Latar Belakang Pekerjaan Sekarang J. J. Polong tercatat sebagai salah satu dosen di Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya,Palembang. Sebelumnya,ia sempat bekeija sebagai wartawan dan penulis lepas di beberapa media cetak di kota Palembang. 4. Latar Belakang Kesastraan J. J. Polong mulai menulis pada tahun 1983,saat ia duduk di sekolah menengah atas. Karya pertamanya adalah ePotret Petani Guremi, sebuah puisi yang menyuarakan penderitaan petani. Karya ini menjadi inspirasi bagi J. J. Polong dalam menelurkan karya-karya berikutnya. Sejak itulah, tema-tema sosial, politik, dan budaya mewamai puisi karya J. J. Polong yang beberapa di antaranya merupakan kritik terhadap apa yang sedang teijadi di sekitamya. Sampai sekarang J. J. Polong, yang dulu pemah tergabung dalam PMP(Penyair Muda Palembang)ini, telah menelurkan sekitar 30 puisi dan 5 cerpen. Karya-karyanya banyak dimuat di media lokal Sumatera Selatan dan nasional. Beberapa di antaranya diterbitkan di Jambi dan Palembang. 5. Daftar Karya Puluhan puisi dan cerpen Polong tersebar di berbagai media di Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 67 Sumatera Selatan, beberapa yang telah dibukukan adalah sebagai berikut. Antologi Puisi Bersama Bahasa Angin. 1994.Palembang:Forum Kebudayaan Orde Antologi Bersama Refleksi Indonesia 50 tahun. 1995. Solo:Taman Budaya. Sumber data: Angket dan wawancara (Wenny Oktavia) JAJANG R KAWENTAR 1. Latar Belakang Keluarga Jajang R. Kawentar dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 9Oktober 1970.Pemuda yang bemama asli Jajang Rusmayadi ini terlahir dari pasangan Oyon Martadipura dan Titin Kartini yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Jajang menikahi Soufie Retorika di Tasikmalaya pada tahun 1995. Sampai sekarang mereka telah dikaruniai dua orang anak perempuan bernama Shaumi Nur Cipta Sari dan Amrita Rooh Hyang Terang. 2. Latar Belakang Pendidikan Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya di Tasikmalaya, Jajang R. Kawentar menempuh pendidikan tingginya di Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta.Program studi yang kala itu ditekuninya adalah Kriya Logam. Pada tahun 1997, ia meraih gelar Sarjana Seninya. Jajang yang memiliki ketertarikan besar di dunia seni rupa ini kemudian juga menimba ilmu di SMIKN Tasikmalaya,Jurusan Ukir Kayu, dan menyelesaikannya pada tahun 1990. Karena berkeinginan menjaadi guru, pada tahun 2000, Jajang mengambil program Kemampuan Mengajar di Universitas Sriwijaya di 68 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Palembang. la pun mengantongi ijazah Akta IV Pengajaran pada tahun berikutnya. 3. Latar Belakang Pekerjaan Pada masa kuliahnya di ISI Yogyakaita, tahun 1993, Jajang pemah bekeija paruh waktu dengan memberikan bimbingan tes masuk bagi calon mahasiswa ISI. lajuga pemah selama sebulari bekeija di sebuah pemsahaan advertising di Yogyakaita sebagai desainer huruf dan gambar pada tahun 1995. Di samping itu, ia juga mencari penghasilan tambahan dengan merestorasi barang-barang kuno, khususnya logam. Jajang memang seorang pekeija yang tidak bisa diam. Kegiatannya yang padat pada saat kuliah di ISI itu tidak menghalangi niatnya untuk lulus dan meraih gelar sarjana tepat waktu pada tahun 1997. Setelah menamatkan kuliah di ISI dan menambah ilmu ukir kayu di SMIKN Tasikmalaya, Jajang R. Kawentar berkeinginan untuk dapat menyebarluaskan pengetahuannya dengan menjadi seorang guru. Pada tahun ajaran 2000/2001, ia pemah menjadi guru di Sekolah Menengah Industri Kerajinan Kayuagung. Kemudian ia pindah ke Palembang dan sekarang ia tercatat sebagai guru kesenian di SMU Pusri Palembang. 4. Latar Belakang Kesastraan Jajang R. Kawentar sudah mulai menulis sejak duduk di sekolah menengah. Pada tahun 1990, ia sudah mulai mengirim puisi-puisinya ke berbagai media massa. Beberapa media yang tercatat pemah memuat puisi Jajang adalah koran Mitra Desa, majalah Sani,SKH Solo Pos,SKH Suara Pembaman,dan sebagainya. Menulis cerpen baru dimulai Jajang sekitar tahun 90-an ketika ia duduk di bangku kuliah. Tema cerpen yang banyak ditulisnya adalah tema sosial. Hal ini muncul dari idealisme remajanya yang peka terhadap lingkungan sekitar. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 69 Jajang yang ketika duduk di perguruan tinggi dulu banyak membantu beberapa temannya dalam membuat skripsi dan tugas akhir ini, temyata tidak hanya menghasilkan puisi dan cerpen saja. Karya Jajang yang lain berupa esai budaya dan cerpen juga banyak dijumpai di media cetak Sumatera Selatan. Pada tahun 2000,Jajang mendirikan sanggar sastra yang diberi nama Sanggar Air Seni. Sanggar ini adalah wujud keinginannya untuk bisa menampung dan mengembangkan kreatifitasnya dalam bersastra. Di sanggar ini pulalah Jajang mengembangkan bakat sastra anak didiknya di SMU Pusri Palembang. 5. Karya-karya Jajang R.Kawentar Karya-karya Jajang R. Kawentar berupa puisi, esai, dan cerpen banyak dimuat di berbagai media, antara lain SKH Solo Pos, Suara Pembaruan, Sriwijaya Post, Sumatera Ekspres dan Iain-lain. Sampai sekarang, Jajang telah menghasilkan ±50 cerpen, 100 puisi, dan dua cerbung yang pemah dimuat di Buletin Terompet Rakyat,Yogyakarta. Berikut adalah beberapa karya Jajang R. Kawentar. 1. Puisi Kumpulan Puisi "Martil", 2002, Sanggar Air Seni, Palembang "Peler Negeriku", 2003, Sanggar Air Seni, Palembang 2. 1. Untukmu, 1995 2. Silat Lidah, 2002 3. 4. Teh Tubruk Kopi Tubruk,2003 Penjara, 2003 5. Pelacur, 2003 6. Tungku,2003 Cerpen Antologi Cerpen Bersama "Tak Ada Pilihan Lain". 2001. Forum Pencinta Sastra Bulaksumur 70 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Kumpulan Cerpen "Warung Kopi". 2003. Sanggar Air Seni, Palembang 1. Semut Hitam. 1999. Solo Pos, Solo 2. Gelandangan. 1999. Suara Pembaruan,Jakarta 3. Kereta. 1999. Suara Pembaruan, Jakarta 4. Rokayah. 2000. Sriwijaya Post, Palembang 5. Karcis Merah. 2000. Sriwijaya Post,Palembang 6. Perintah Ibu Nyonya. 2000. Sumatera Ekspres,Palembang 7. Sam. 2000. Sriwijaya Post,Palembang 8. Mami Cina. 2001. Sumatera Ekspres, Palembang 9. Musikalisasi Puisi. 2001. Sriwijaya Post,Palembang 10. Astana Panjang. 2003. Sumatera Ekspres,Palembang Sumber data: ANgket dan wawancara (Wenny Oktavia) K.USMAN 1. Latar Belakang Keluarga K. Usman dilahirkan di dusun Tanjung Serian, Muara Enim, pada tanggal 11 Agustus 1940. Ayahnya,H.Abdul Abbas, adalah seorang buruh tambang minyak di kota Prabumulih, tempat K. Usman dibesarkan hingga usia remaja. Ibunya, Hj. Rumaning adalah seorang wanita petani. K. Usman menikah dengan Mimin atau Neneng Suminarsih, wanita yang disebutnya sebagai ipermaisurii. Dari perkawinan itu, meieka dikaruniai beberapa orang anak. 2. Latar Belakang Pendidikan Masa sekolah dasar K. Usman dijalaninya di Prabumulih hingga tahunO.. la lulus dari SMP Yayasan Dharma Bakti, Prabumulih pada Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 71 tahun. Kemudian ia melanjutkan sekolahnya di Lampung, masuk ke Sekolah Pekerja Sosial Atas (SPSA) dan menyelesaikannya pada tahun 1962. Setamat SPSA K. Usman pindah ke Jakarta untuk bekerja. Sambil bekeija ia pemah kuliah di Akademi Sosial Perburuhan (1963),namun tidak sampai tamat. Ia kuliah lagi di Perguruan Tinggi Publisistik(PTP)selama dua tahun (196-1969),juga tidak sampai selesai. 3. Latar Belakang Pekerjaan Bila ingin memilahkan profesi atau pekerjaan K. Usman di antaranya adalah sebagai wartawan, editor, pendidik/guru, dan penulis cerita. Dalam dunia jumalistik, K. Usman pemah menduduki berbagai posisi. Mulai dari reporter/wartawan, dewan redaksi, hingga pemimpin redaksi. Sebagai wartawan ia sudah mulai aktif sejak masih sekolah di SPSA Lampung dan diangkat oleh pengurus Koperasi Pelajar Lampung sebagai pemimpin redaksi majalah Berkala Pelajar. Selanjutnya, ketika ia sudah pindah ke Jakarta karimya di bidang jumalistik berkembang dan posisi yang pemah didudukinya antara lain wakil pemimpin redaksi majalah anak-anak Kucica (197661980), anggota dewan redaksi majalah wanita Sarinah (198261995), ketua dewan redaksi tabloid Asah Asih Asuh (1998), dan terakhir sebelum kemudian menjadi penulis lepas (freelance) hingga sekarang, ia menjadi pemimpin redaksi majalah prosapuisi Romansa (1998-1999). K. Usman pun pemah bekeija sebagai editor(Sidang Pengarang)di Penerbit Balai Pustaka, Jakarta. Di samping itu iapun menjadi pengasuh (editor) di majalah milik Balai Pustaka,Temna(1962-1970), editor majalah Top (1973), dan editor bahasa majalah kesehatan Higina (1996). Dalam peijalanan karir K. Usman,ia pemah menyandang predikat guru meskipun hanya sampai batas lima tahun (196361968). K. Usman mengajar bahasa Indonesia di Taman Dewasa (setingkat SMP)Perguruan Taman Siswa Cabang Jalan Garuda 25,Jakarta Pusat. 72 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan (ASTUNTERMIL)oleh rezim Orde Baru. la ditahan selama dua tahun (1970ol972)gara-gara esainya iRayap-rayap Hijaui (dimuat di rubrik warta budaya,harian GardaDepan,Agustus 1969)menyinggung/mengritikjenderal dan anak buahnya yang melakukan tindak pidana korupsi di suatu instansi milik pemerintah. la mengaku dijebloskan ke ruang tahanan tanpa proses hukum hingga akhimya dibebaskan. Di dalam masa tahanan itu ia sempat mengikuti pemilihan umum. Buah dari ketekunan usahanya dalam berkarya dan bakat yang diberikan Sang Pencipta kepada K.Usman,menjadikan beberapa cerpennya mendapat berbagai kejuaraan lomba penulisan. Cerpennya iPeristiwa Awal Bulan Agustusi memenangkan sayembara mengarang cerpen majalah Kartini (1980). Cerpennya iSetelah Musim Jamuri memenangkan hadiah Penghargaan sayembara cerpen majalah Femina(1980). NovelemyaiMawar Hutan Penghabisani memenangkan hadiah Penghargaan sayembara novelet majalah Femina(1980). Kumpulan puisi anak-anaknya Puisi Rumah Kami memenangkan Hadiah Buku Utama jenis puisi untuk anak-anak (1987). Cerpennya ilkan di Dalam Batui adalah salah satu cerpen pilihan Kompas tahun 2001, dimuat dalam buku Mata yang Indah,cerpen pilihan Kompas 2001. Cerpen terakhir ini pemah menjadi tajuk dalam iPameran Cerpencerpen Koran dalam Bingkai elkan di Dalam Batui Karya K.Usmam yang menampilkan sejumlah karya cerpennya. Pameran tersebut digelar di Galeri Cipta in Taman Ismail Maijuki, Jakarta pada tanggal 17618 Oktober 2003. 5. Daftar Karya Karya cerpen dan kumpulan cerpen K. Usman antara lain: iPeristiwa Awal Bulan Agustusi (majalah Kartini, 1980) iSetelah Musim Jamuri (majalah Femina, 1980. Cerpen ini kemudian menjadi judul buku kumpulan cerpennya, Setelah Musim Jamur, yang diterbitkan Yayasan Romansa Jakarta, 2002). Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 75 1. "Pak Guru Ami" (1984) 2 'TkandiDalamBatu"(Korr5)as,2001,dimuatdalamMatayangIndah, ceqpen pilihan Kompas2001) 3. Suim Kepada Jencteral(kunpulan cetpen,CV.Rfamas Jakarta,2000) 4. Perasaan Ibu (kumpulan ceipen, Yayasan Romansa Jakarta, 2001) 5. Seorang Pendatang(kumpulan cerpen,Balai Pustaka,Jakarta, 1%3) 6. KeindahanPerempuan(kunpulan ceipen,RT.MargiWahyu,Jakarta, 1997) Novel dan novelet K. Usman yang peraah diterbitkan adalah: 1. ISebuah Kisah Hitam (Morita)(Arena Seniman Jakarta, 1969) 2. Putri Musim Kemarau (dongeng, Gramedia,Jakarta, 1974) 3. Gadis di Pohon Emas(cerita rakyat Aceh,Gramedia,Jakarta, 1974) 4. Di Tepi Jurang(PD Lukman,Yogyakarta, 1985) 5. Olga Penari Danau Angsa(novela remaja, Midas Surya Graffindo, Jakarta, 1986) 6. Ketika Anggrek Berbunga(Cypres, Jakarta, 1987) 7. Mawar Hutan Penghabisan(Femina,1980,novelet ini selanjutnya menjadi judul kumpulan noveletnya yang diterbitkan oleh Gria Media Prima, Jakarta, 2002) 8. Rahasia Hati Seorang Ibu(CV Fifamas, Jakarta, 2000) 9. Sarinah,Peqalanan Masih Sunyi(Yayasan Romansa,Jakarta, 1999) 10. Jamilah (Yayasan Romansa,Jakarta, 2003) Kumpulan puisinya yang telah diterbitkan berjudul Puisi Rumah Kami(1987),sedangkan salah satu esai yang menoreh hidupnya masuk ke tahanan adalah "Rayap-rayap Hijau" dimuat di Garda Depan,bulan Agustus 1969, Jakarta (kemudian dibreidel) yang salah satu dewan redaksinya adalah Iwan Simatupang. 76 Antologi Biografl Pengarang Sumatera Selatan 6. Gambaran Karya K.Ustnan Novel K. Usman yang terbit bulan Agustus 2003 adalah Jamilah, diterbitkan oleh Yayasan Romansa, Jakarta. Novel tersebut pada mulanya merupakan cerita bersambung yang dimuat di harian Sinar Harapan,Jakarta, edisi 2 NovemberoM Desember 2002. Kemudian, atas saran seorang wartawati majalah Kartini cerita tersebut diterbitkan dalam sebuah novel. Judul novel Jamilah diambil dari nama tokoh sentral novel tersebut. Jamilah adalah seorang gadis yang terlibat cinta dengan Kumia,seorang mahasiswa yang juga menggeluti dunia mengarang. Namun, kepergian Kumia ke tanah Jawa untuk menggali ilmu, telah membuat Jamilah jatuh cinta pula dengan Jaya,seorang mahasiswa perminyakan yang juga dikenal sebagai aktivis Persatuan Buruh Minyak(PERBtIM)yang kemudian menjadi suaminya. Ayah Jamilah, dikenal sebagi tokoh Serikat Buruh Kereta Api. Ketika meletus peristiwa G 30 S/PKI, ayah Jamilah dan Jaya kemudian ditangkap dan dibuang ke Pulau Kemaro yang terletak tak jauh dari kota Palembang. Sumber data; Angket dan wawancara (Dian Susilastri) K.ARPAN 1. Latar Belakang Keluarga K. Arpan adalah seorang Kiagus OKi singkatan dari Kiagus/Kgs.; gelar bangsawan Palembang) yang keturunan dan lahir di Payakumbuh, Sumatera Barat, tahun 1935 silam. Anak ke-3 dari pasangan Ramintan (Payakumbuh)dan Kiagus Mamad(Palembang)yang pedagang ini mengaku bersuku bangsa Minang-Palembang,sehingga ia fasih menggunakan kedua bahasa leluhumya itu. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 77 K.Arpan mempunyai dua kakak laki-laki seayah dan satu adik seibu. la menikahi Siti Aisah pada tahun 1956 dan dikaruniai 7 orang anak yang telah memberinya cucu dan cicit. 2. Latar Belakang Pendidikan Untuk mendapatkan semua ilmu yang kini ia kuasai, K. Arpan mengaku tidak pemah belajar atau sekolah secara khusus. Dengan rendah hati K. Arpan mengatakan bahwa ia mendapatkan semua ilmu yang ia kuasai dan dalami dengan cara otodidak (belajar sendiri). 3. Latar Belakang Pekerjaan Puncak karir K. Arpan adalah di bidang jumalistik dan karangmengarang. Lebih dari satu dasa warsa ia menjadi wartawan di Harian Sriwijaya Post(Sripo), Palembang. 4. Latar Belakang Kesastraan/Kepenulisan Mote sebuah iklan minuman ringan (soft drink) yaitu kapan saja dan di mana saja, sangat sesuai dengan moto K. Arpan dalam menulis. Baginya banyak/ada-ada saja objek yang patut dijadikan sebagai bahan tulisan, kapanpun dan di manapun, sehingga topik yang ditulis pun sangat beragam. Tulisan yang paling sering muncul dari kepiawaian tangan dan imajinasinya adalah cerita pendek, novel(dalam bentuk cerita bersambung), drama (dalam bentuk naskah dan skenario), cerita bergambar, serta satu tulisan yang sudah menjadi tanggung jawabnya selama 15 tahun di Sripo adalah sebuah kolom satire bermuatan kritik sosial dan peduli lingkungan yang menggunakan bahasa Palembang dengan tajuk iLagak Kitoi. Dari berbagai genre sastra yang ada, hanya puisi yang belum pemah ditulis oleh K. Arpan. Ada sekitar 162 judul cerpen, 4judul novel (yang terbit bersambung/cerbung dan bila direkapitulasi menjadi 376 kali terbit di Sripo) 78 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan dan lebih dari 200judul drama yang pemah dibuatnya dan tampil di TVRI Pusat Jakarta dan TVRI Palembang,serta satu ceigam yang terbit bersambung di Media Guru sebanyak 21 kali berjudul Putri Bukit Sulap. Satu hal yang patut kita acungijempol dan teladani dari ketekunan K.Arpan adalah kebiasaannya mengoleksi hasil karyanya yang telah diterbitkan oleh berbagai media. Cara mengoleksi yang dilakukan K.Arpan bukan sekedar mengliping potongan karya cetak tersebut,namun ia mendokumentasikannya dalam bentuk eksemplar. Di keluarga K.Arpan tidak mengalir darah penulis, namun jiwa K. Arpan adalah seorang penulis sejati. Ia mulai menulis sejak 1960, kendati tulisan-tulisannya baru mulai diterbitkan/dimuat pada tahun 1966 di surat kabar minggu dan majalah yang terbit di Jakarta,Bandung,Padang,Surabaya, dan Palembang. Dalam peijalanan karimya sebagai penulis,K.Arpan pemah mendapat juara 111 dalam Sayembara Penulisan Cerpen yang diselenggarakan oleh harian Singgalang, Padang, tahun 1971. Judul cerpen tersebut iOmbak Tambah Menggilai, selanjutnya diubah/dikembangkan menjadi cerita bersambung yang dimuat di Siipo selama 20 kali terbit. Pada perkembangan selanjutnya cerpen/cerbung tersebut menjadi sebuah skenario drama yang pementasannya ditayangkan di TVRI Palembang. "Nasib" yang sama dialami oleh cerpen lain K.Arpan iMendung di Atas Musii yang kemudian mengalami imetamorfosei menjadi cerbung dengan judul sama di muat di Sripo sebanyak 105 kali terbit. Cerbung tersebut pun mengalami perubahan bentuk menjadi sebuah skenario drama yang ditayangkan di TVRI Pusat Jakarta. Dua cerpen"Ombak Tambah Menggila" dan "Mendung di Atas Musi" merupakan karya favorit K.Arpan,alasannya adalah karena peristiwa imetamorfosisi dua karya tersebut. Kedua cerpen tersebut dilanjutkan menjadi cerbung(novel) dan kemudian menjadi naskah/skenario sinetron Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 79 TVRI. Di samping kedua cerpen tersebut, karya favorit K. Arpan adalah cerbung iPutri Pasirahi, alasannya adalah masa terbit cerita tersebut cukup spektakuler, yaitu 133 hari (di muat di Sripo), dan tentunya tema cerita tersebut yang cukup humanis dan mengenai tradisi atau adat-istiadat yang balk masa lalu yang kini nyaris terkikis oleh zaman. Di usianya yang lebih dari setengah abad, K. Arpan mendapatkan anugerah dari Gubemur Sumatera Selatan berupa Penghargaan Seni di Bidang Sastra tahun 2003 yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Sumatera Selatan. 5. Daftar Karya Bila kita datang ke kediaman K.Arpan di Lorong Sungai Tawar IV, Ilir Barat II, Palembang, kita dapat menyaksikan koleksi K. Arpan yang tersusun rapi lengkap per eksemplar, baik itu berupa koran maupun majalah yang masih terbit maupun yang sudah tidak terbit lagi. Di tumpukan koleksinya terdapat sekitar 11 judul koran minggu yang terbit di Jakarta(SKM Pumama yang memuat4judul cerpen,A1 Akbar 1 cerpen, Suara Baru 2 cerpen, Anjangsana 1 cerpen, Astanajaya 1 cerpen, Pelita Indonesia 2 cerpen, Warta Baru 2 cerpen, Suara Jaya 5 cerpen, Ekonomi 8 cerpen, Suara Indonesia 4 cerpen, Perintis Minggu 5 cerpen), 2 koran yang terbit di Bandung(Gala memuat 13judul cerpen,dan Surya 2cerpen), 6 koran yang terbit di Padang (Hainan memuat 3 judul cerpen, Aman Makmur 1 cerpen, Singgalang 45 cerpen, Padang Post 2 cerpen, Ranah Minang 2 cerpen, Cawang 4 cerpen), 5 koran yang terbit di Palembang (Nasional memuat 4judul cerpen, Berdikari 4 cerpen, Trikora 1 cerpen. Radar Selatan 6 cerpen,Sriwijaya Post 15 cerpen). Selain dimuat di koran, cerpen K. Arpan pun pemah dimuat di majalah yang terbit di Jakarta dan Padang. Terhitung ada 10judul majalah, yaitu Selecta yang memuat 2judul cerpen,Detektif dan Romantika memuat 80 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 1 judul cerpen, Senang(2judul cerpen). Stop (1 judul cerpen), VioIeta(8 judul cerpen), Variasi(2judul cerpen). Info(2judul cerpen), Detik(2judul cerpen), Aneka Minang(2 judul cerpen), Varia Minang (1 judul cerpen). Cerita bersambung K.Arpan tercatat ada 4judul yang terbit di Sriwijaya Post (dua judul di antaranya merupakan pengembangan sebuah cerpen), yaitu : 1. Ombak Tambah Menggila(20 kali terbit) 2. Putri Pasirah (133 kali terbit) 3. Mendung di Atas Musi(105 kali terbit) 4. Janda(97 kali terbit). 5. Selain menghasilkan karya cerpen dan cerbung, K. Arpan pun membuat cerita bergambar yang pemah dimuat di Media Guru, Paletnbang dengan judul Putri Bukit Sulap. Cergam tersebut lengkap dengan naskah atau teksnya dan terbit selama 21 kali. 6. Genre sastra lain yang merupakan karya K. Arpan adalah naskah/skenario drama atau fragment. Telah disebutkan dalam bagian terdahulu bahwa K. Arpan telah banyak menghasilkan naskah drama/skenario untuk tayangan TVRl Pusat Jakarta dan TVRl Palembang. Jumlah naskah yang telah dihasilkan oleh K. Arpan cukup banyak, yaitu lebih dari 200 judul. 6. Gambaran Karya-karya K.Arpan Karya rekaan K.Arpan sebagian besar berupa cerita pendek. Hal yang paling menonjol dalam cerpen-cerpen K.Arpan adalah tema sosialnya yang kuat. Kolom "Lagak Kito" yang sudah lebih dari 15 tahun hadir setiap hari Senin hingga Kamis di koran Sriwijaya Post halaman 12 adalah naskah satire yang temanya seputar masalah yang sedang aktual di masyarakat. iLagak Kitoi menggunakan bahasa(Melayu)Palembang yang kental. Tokoh rekaan dalam kolom tersebut adalah Mangujuk dan Cekmat. Antolugi Biografi Pengarang Sumatera Sclatan 81 Sumber data: Angket dan wawancara (Dian Susilastri) KOKO BAE(1958-2002) 1. Latar Belakang Keluarga Surya Gunawan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Koko Bae lahir di Palembang pada tanggal 8 Oktober 1956 dalam lingkungan keluarga keturunan Tiong Hoa. Sebagai seorang Cina peranakan, ia tumbuh besar di keluarga yang cukup berada dan ulet dalam berbisnis. Tiada yang menyangka,seorang WNI ketumnan seperti Koko Bae akan menjadi seorang pekeija seni yang menggetarkan hati warga Palembang pada masanya nanti. Koko Bae meninggal dunia pada tanggal 27 Februari 2002 karena komplikasi berbagai penyakit yang dideritanya. Ia pergi meninggalkan seorang istri yang setia menemaninya dari tahun 1987,Emmy,dan seorang putri bemama Legit Liberty Larassari. 2. Latar Belakang Pendldikan Pendidikan dasar hingga menengahnya ditempuh Koko Bae di Xaverius, suatu sekolah yang pada waktu itu banyak diminati warga keturunan seperti Koko. Kemudian, pendidikan tingginya ditempuh Koko di FKIP Universitas Sriwijaya, Palembang. 3. Latar Belakang Pekerjaan Setelah lulus dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unsri, Koko Bae mengajar di fakultas tersebut hingga tahun 1986. Kemudian ia bergabung dengan perusahaan farmasi Kalbe Farma di bagian Pemasaran sampai tahun 1992 82 Antologi BiograO Pengarang Sumatera Selatan Dengan berbekalkan pengalaman di dunia pemasaran obat-obatan, Koko kemudian bekerja di PT. Bintang Toedjoe dan menjabat sebagai Manejer Distrik untuk wilayah Sumbagsel, yang meiiputi Sumsel, Jambi, Bengkulu, dan Padang. Prestasinya sebagai seorang pemasar yang tangguh membawa dia sebagai pegawai terbaik selama lima tahun berturut-turut. Perusahaan memberinya bonus berupa sebuah mobil Kijang sebagai penghargaan atas jasa-jasa Koko.. Koko yang ulet tidak hanya mengandalkan gaji ataupun bonus yang diberikan PT. Bintang Toedjoe kepadanya. Untuk menyalurkan hobinya memelihara burung dan sekaligus menambah pendapatan, Koko Bae mempunyai sebuah los penjualan burung di pasar. Pagi hari sebelum berangkat ke kantor, Koko menyempatkan diri berdagang burung di Pasar Burung Palembang.la juga bekeija sebagai guru ekstrakurikuler seni rupa dan teater di SMU Kusuma Bangsa Palembang. Dengan bekerja sebagai seorang manejer pada sebuah perusahaan yang cukup temama,pada masa itu, kehidupan ekonomi Koko bagus sekali. Rumahnya yang di Jalan Perikanan 10 UIu dijadikan sebagai sanggar seni dan tempat berkumpul bagi para seniman Palembang. Koko pun dianggap edewai dan etempat bergantungf bagi seniman-seniman yang membutuhkannya, bukan hanya untuk kebutuhan berkesenian melainkan juga untuk kebutuhan hidup yang sesungguhnya. Beberapa sahabat Koko yang sekarang telah menjadi seniman terkenal, dosen, birokrat, ataupun pengusaha tidak akan pemah melupakan kedermawanan bapak satu putri mi. 4. Latar Belakang Kesastraan Etos kerja yang ulet, gigih, dan tak kenal menyerah terlihat jelas pada peijalanan hidup seorang Koko Bae. Dengan pekeqaannya di bidang pemasaran yang kadang membuatnya hams kembali ke mmah pada malam Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 83 hari, Koko masih menyempatkan diri untuk berkarya di bidang sastra dan seni rupa. Menulis dan melukis dilakukan Koko pada tengah malann di selasela waktu istirahatnya. Tak jarang Koko tidak tidur sama sekali demi terselesaikannya sebuah cerita pendek karyanya, lukisan, ataupun sebuah artikel sastra. Koko Bae mulai terjun ke dunia seni pada tahun 1976. Ketika ia masih remaja ia sering melakukan pementasan teater bersamaTeater Gembel Palembang dan teater di almamatemya,FKIP Unsri. Kokojuga beberapa kali menggelar pembacaan puisi tunggal dan penerbitan antologi puisi. Salah satu yang banyak dibicarakan adalah kumpulan puisinya yang beijudul eAku adalah Ikanmui (1992). Tahun 1997,secara tiba-tiba Koko Baejatuh sakit. Temyata,penyakit yang dideritanya cukup banyak dan parah, yaitu kanker otak, perapuhan tulang, liver,jantung,ginjal, dan penyakit getah bening. Meskipun pemsahaan tempatnya bekerja, FT. Bintang Toedjoe, masih berusaha mempertahankan, Koko merasa tidak layak lagi bekerja dan meminta pension dini. Sejak itulah, Koko bertahan hidup dengan obat-obatan yang dikonsumsinya setiap hari. Karena besamya biaya pengobatan, Koko terpaksa menjual salah satu rumahnya, mobil bonus, dan 250 burung koleksinya. Walaupun dalam kondisi etidak ada apa-apa lagii, Koko tetap berkarya. Tulisannya yang sering merupakan sebuah kritik sosial dimuat secara berkala di sebuah surat kabar Palembang, Sriwijaya Post. Mulai 20 Juni 1999, di Sana Koko Bae mendapat satu kolom khusus bemama eSanjoi. Di kolom itulah ia menulis tentang berbagai hal, terutama hal-hal yang berkaitan dengan budaya Tionghoa di Palembang. Pada hari Rabu, 27 Februari 2002, Koko Bae meninggal dunia dengan tenang di rumahnya di Kompleks Kedamaian Permai,Palembang. 84 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 5. Daftar Karya Puisi-puisi karya Koko Bae tergabung dalam beberapa antologi sebagai berikut. 1. Gado-gado Koko Bae(1976) 2. Resah (1978) 3. Petuah (1980) 4. Sajak Calon Presiden 2100(1982) 5. Aku Koko Bae(1991) 6. Aku adalah Ikanmu(1992) 7. 8. Cap Jempol(1993) Jejak(1993) 1. Purhendi. 2002."Selamat Jalan Bang Koko". Dimuat dalam harian Sriwijaya Post edisi 3 Maret 2002. 2. Taufik Wijaya. 2002. "Koko Bae, Ikan yang Tak Pemah Leiah Berenang". Dimuat dalam harian Sriwijaya Post edisi 3 Maret 2002. Yudie Saropie. 2002."Koko Bae Meninggal". Dimuat dalam harian 3. Sriwijaya Post edisi 28 Februari 2002. (Wenny Oktavia) MOCHDAS DA'I PERMANA 1. Latar Belakang Keluarga Mochamad Da'i Sulaiman atau Mochdas Da'i Permana atau yang dikenal juga sebagai Mochdas Abah Permana dilahirkan di Tanjungkarang, Lampung, pada tanggal 10 November 1936 dari pasangan Sulaiman dan aiah. Kedua orang tua Mochdas berasal dari Serang,Jawa Barat(sekarang Banten). Masa kecil dileawarti Mochdas di Tanjungkarang. Salah seorang teman bermainnya adalah Montinggo Boesye. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 85 Masalah rezeki, pertemuan, dan maut menjadi hak yang Kuasa. Ketentuan itu juga dialami oleh Mochdas, terutama dalam berkeluarga. Mochdas beijumpa dengan gadis pujannya, Zumratul Kabatiah, ketika bertugas di Manna,Bengkulu. la menikah dengan Zumratul Kabatiah pada tahun 1959. Dari perkawinannya itu, Mochdas dikarunia 3 orang putra dan seorang putri, yaitu Thontowi Herijun Eka Permana (Toton), Muhammad Iqbal Jauhar Ganda Permana (Cecep), Herlinda Dian Permana Ningsih (Enden), dan Nurhayat Arif Permana(Alik). 2. Latar Belakang Pendidikan Pendidikan dasar dan menengah pertama ditempuh Mochdas di kota Tanjungkarang. Setelah selesai sekolah dasar, dia melanjutkan ke sekolah Menengah Ekonomi Pertama(SMEP)Tanjungkarang. Kemudian, dia menlanjutkan ke Sekolah Menengah Ekonomi Atas(SMEA)di kota Solo. Dia menamatkan pendidikan menengah atas pada tahun 1958. Pada waktu mengajar di Bengkulu, dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana muda. Mochdas menyelesaikan pendidikan sarjana muda pada tahun 1967. Kemudian, pendidikan saran penuh diselesaikannya pada tahun 1980. Pada tahun 1982, Mochdas mendapat tawaran sebagai penerima beasiswa untuk programn pascasarja di Amerika. Akan tetapi, dia tidak menerima tawaran tersebut atas pertimbangan keluarga. Kala itu, semua anaknya sedang membutuhkan perhatian yang kuat dari Mochdas. Jika melanjutkan pendidikan ke luar negeri, dia khawatir anak-anaknya akan menjadi korban. Oleh karena itu, dia memilih untuk mengorbankan citacitanya demi anak-anaknya. Pengorbanan Mochdas tersebut belakang hari baru disadari oleh anak-anaknya. Putra-putri Mochdas berhasil menebus pengorbanan orang tuanya dengan keberhasilan lain dalam kehidupan mereka. 86 Antologi Bic^rafi Pengarang Sumatera Selatan 3. Latar Belakang Pekerjaan Selepas dari SMEA,Mochdas bertugas ke Bengkulu sebagai seorang guru SMEP Negeri Manna, Bengkulu. la pemah menjabat sebagai Kepala Sekolah selama bertugas di Manna, Bengkulu. Setelah itu, dia mendapat tugas belajar ke FKIP Universitas Sriwijaya untuk memperoleh gelar saijana muda. Pada tahun 1967, Mochdas merampung pendidikan sarjana mudanya. Pada tahun 1969, Mochdas dipindahkan ke Palembang. la mengajara di SMEA Negeri 1 Palembang sampai tahun 1976. Kemudian, dia dipromosikan menjadi kepala SMEP Negeri Palembang. Selanjutnya, Mochdas menjabat Kepala Sekolah SMP Negeri 14 Palembang dan SMP Negeri 7 Palembang. Pada tahun 1986, Mochdas bekerja pada Kanwil Depdikbud Provinsi Simatera Selatan. Mochdas memasuki masa pumabakti pada tahun 1995. Kepindahan dari Bengkulu ke Palembang membawa berkah tersendiri bagi Mochdas. Kesempatan ini dimanfaatkannya untuk melanjutkan pendidikannya. Setelah itu, dia lelanjutkan pendidikannya pada jenjang saeijana lengkap (saijana penuh). la menamatklan pendidikan sarjana penuh pada jurusan Ekonomi Perusahaan,FKIP Univeerritas Sriwijaya pada tahun 1980 dengan predikat sebgai lulusan terbaik. 4. Latar Belakang Kesastraan Mochdas Abah Permana mulai menulis ketika masih duduk di Bangku sekolah lanjutan. Pada waktu belajar di Solo, dia banyak menulis sajak, cerita pendek, dan cerita anak. Ketertarikannya pada sastra antara lain dipengaruhi oleh atmosfir Solo kala itu. la banyak mengenal sastrawan Indonesia seperti W.S. Rendra, Hartojo Andangjaya,serta beberapa penyair Solo lainnya kala itu. Pemahamannya tentang penyair-penyairi Solo tersebut memicu kreativitasnya dalam menulis. Bagaikan air mengalir, Mochdas menghasilkan cerita pendek, puisi, cerita anak, dan esai yang kemudian Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 87 dipublikasikan di media massa setempat dan Yogyakarta. Dia sering menggunakan nama samaran. Sulmochda dan Mochdaisul antara lain nama samaran yang digunakan oleh Mochdas dalam menulis. Akan tetapi, faktor lain yang mebuat Mochdas banyak menulis adalah alasan keuangan.Sebagai anak rantau, dia membutuhkan penghasilan tambahan untuk mencukupi kebutuhannya. Melalui tulisan, dia dapat honor yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya. Pada tahun 1969, Mochdas mengikuti lomba menulis puisi yang diselenggarakan dalam rangka Hari Radio ke-2. Meskipun mengirim karya dalam sebuah perlombaan tidak biasa dilakukan Mochdas, dia beruntung dalam perlombaan ini. Mochdas berhasil memperoleh juara ke-2 dan berhak atas hadiah yang berupa 2jilid buku Puisi Dunia karya taslim Ali. Buku hadiah penulisan puisi itulah yang akhimya menjadi warisan paling berharga dari Mochdas terhadap anak-anaknya. Setelah memasuki masa purnabakti, Mochdas berupaya mengumpulkan kembalai karya-karya yang tersebar di berbagai media. Karya-karyanya itu kemudian diterbuitkan dalam bentuk antologi yang kemudian diberi tajuk Lagu Canda Bagi Orang-Orang Terlupa. Antologi ini dibagi-bagikan kepada teman-temannya sebagai kenang-kenangan bagi mereka. 5. Daftar Karya Berikut diterakan beberapa karya judul karya Mochdas yang masih bisa ditemukan. 1) 2) 3) 4) 5) 88 Sebuah Pemyataan (puisi), 1969. Sekapur Sirih (puisi), 1992. Dalam Puisi Ada Canda (Puisi), 1992. Kalau Kau Jadi (puisi), 1992. Tali Biola Putus (puisi), 1992. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 6) Andaikata Saja (puisi), 1992. 7) Lagu Canda (puisi), 1991. 8) Tangis bayi Pertama (puisi), 1992. 9) Pantun Musi Kota Bari (puisi), 1992. 10) Balada Cinta Lelaki Tua (puisi), 1992. 11) Dosa?(puisi), 1992. 12) Persetan Penantian (puisi), 1992. 13) Nelayan Sungai Ogan Dini Hari (puisi), 1992. 14) Para Jalang (puisi), 1992. 15) Alkisah (puisi), 1992. 16) Kalau Kau Mau (puisi), 1992. 17) Dilema (puisi), 1992. 18) Antara Dua Ketika (puisi), 1999. 19) Pergilah Mali (puisi), 1992. 20) Hujan 1 (puisi), 1992. 21) Hujan 2(puisi), 1992. 22) Lagu Buah Semangka (puisi), 1992. 23) Akad Cinta Senima (puisi), 1992. 24) Silogisma (puisi), 1992. Sumber data: angket dan wawancara (B. Trisman) M.IQBAL J PERMANA(CECEP) 1. Latar Belakang Keluarga M.Iqbal, bemama lengkap Muhanunad Iqbal Jauhar Ganda Permana, dilahirkan di Manna(Bengkulu Selatan) pada 17 Juni 1964 daii pasangan Moch. Daii Sulaiman dan Zumratul Kabatiah. Masa kecilnya dihabiskan Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 89 di dua tempat, yaitu Manna(Bengkulu) dan Palembang (Sumsel) guna mengikuti orang tuanya yang dipindahkantugaskan ke KE Palembang dari Bengkulu. Orang tua Iqbal adalah guru yang dipindahtugaskan ke Palembang pada tahun 1970.Sosok Iqbal kecil dianggap aneh oleh anggota keluarganya karena kesukaannya menyendiri, melakukan eksperimen, dan berkeluyuran. Semenjak duduk di bangku sekolah dasar, Iqbal sudah mulai menggeluti seni dengan meliikis, menulis puisi, dan membaca buku. Puisi pertama karya Iqbal berjudul Pengemis yang ditulis berdasarkan pengalaman kesehariannya melihat para pengemis mengais sampah di Pasar Cinde. Intensitas Iqbal menggeluti seni terlihat meningkat ketika duduk di bangku SLTP. Pada waktu itu, Iqbal sudah membuat buku puisi yang ilustrasinya diciptakannya sendiri. Cara seperti itu dilakukannya sejalan dengan kesukaannya yang setiap saat bereksperimen di bidang lukis dan bidang patung. Pada masa awal di SLTA, M.Iqbal sudah mengenal teater guna mengikuti jejak abangnya Toton). Bahkan di kelas I SMA Iqbal pemah menyutradarai pagelaran teater di sekolahnya. Memasuki masa kuliah,Iqbal aktif di Teater 707 Palembang. la sering bermain sinetron dan pantomim di TVRI ketika itu. Disamping itu, sejak SMP dia juga ikut berbagai lomba lawak dan menari Melayu pada Festival Tari Melayu tingkat mahasiswa. Meskipun banyak sekali melakukan aktivitas kesenian,Iqbal tetap menulis puisi. M. Iqbal menikah dengan gadis pujaannya yang sering menjadi sumber inspirasi puisi-puisi cintanya,Ella Herawati pada tahun 1993. dari pemikahannya itu, M.Iqbal dikaruniani tiga orang putri, yaitu Elbananda Permana Putri (9),Annisa Utami Permana Putri (7), dan Rahmadini Noveliq Permana Putri (5). Iqbal dan keluarganya tinggal di Perumahan Bank Sumsel, Jalan Rajawali No 7, Palembang. Kesukaan lain yang diakrabi Iqbal menyangkut dengan keluarganya adalah mengikuti perkembangan ketiga putrinya yangjuga menyukai seni, terutama melukis. Ungkapan yang tidak akan pemah terlupakan oleh Iqbal terlontar dari putri sulungnya 90 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan adalah "Nanda sekarang sudah bisa nulis puisi,judul puisinya Kupu-kupu", ujar sang pujaan hati di suatu hari. 2. Latar Belakang Pendidikan Iqbal menamatakan pendidikan tingkat dasar dari SDN 27Palembang. Kemudian, pendidikan tingkat menengah diselesaikannya dari SMPN 6 Palembang. Sementara itu, pendidikan tingkat atas diselsaikannya dari SMAN 1 Palembang. Selepas dari SMA,Iqbal melanjutkan pendidikan ke pergurun tinggi. la memilih Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya sebagai tempat menimba ilmu lanjutan. Kemudian,Iqbal juga mengikuti 82 pada Program Pasca Sarjana Ilmu Ekonomi Unsri. 3. Latar Belakang Pekerjaan Setelah menyelesaikan pendidikan 81, bersama abangnya (Toton), Iqbal bekerja di harian Sumatra Ekspress. Akan tetapi, kemudian dia menyadari wartawan bukanlah jalan hidupnya. Dia banting setir dan pindah ke lembaga penelitian Universitas DBA.la mengabdi di sana selama kurang lebih setahun. Di sana,Iqbal sempat menerbitkan bulletin Mandiri Universitas IBA sambil terus menyebarkan surat lamaran kerja dan mengikuti ujian masuk di berbagai instansi. Pada tahun 1993, Iqbal diterima bekeija di Bank Sumsel. Kini, ia menjabat sebagai Asisten Vice President pada Bagian Promosi dan Pemasaran. Di tengah kesibukannya di Bank Sumsel tersebut,Iqbal masih sempat menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Kineija Bank Sumsel. Ia juga menulis lirik lagu mars dan himne Bank Sumsel bersama A.N. Alkaff(aim). 4. Latar Belakang Kesastraan Darah seni yang mengalir di tubuh Iqbal ditularkan dari oaring tuanya. Semenjak duduk di bangku SLTP, Iqbal sudah menuliskan puisiAntologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 91 puisinya di buku yang ditambahkannya dengan sketsa-sketsa ilustrasi. Buku- buku itu masih disimpan Iqbal secara rapi.. Berbeda dengan Toton dan Arif yang juga menulis naskah dan cerpen, Iqbal tampaknya hanya tertarik menulis puisi, aitikel ilmiah popular, dan artikel budaya. Sewaktu masih aktif di Teater 707,Iqbal memang pemah menulis naskah televisi berjudul Selamat Datang Wiraswasta Muda, tetapi hanya sekali itu saja. Puisipuisinya diminta untuk dipublikasikan di beberapa media lokal seperti Media Guru,Sriwijaya Post,Suara Rakyat Semesta, majalah kebudayaan yang diterbitkan oleh KSKKM(Kelompok Studi Kebudayaan Kali Musi). M. Iqbal tidak pemah secara khusus mengirimkan puisi-puisinya ke media penerbitan karena pandangannya yang menganggap bahwa puisi merupakan terapi psikis. Pandangannya itu pemah diungkapkannya dalam kredo yang dia tulis ketika membacakan puisi-puisinya di Taman Budaya Sriwijaya pada tahun 1990, bersama T. Wijaya dan Tommy 3 A. Oleh karena itu, dia sama sekali tidak tertarik imenjadi penyaiii. Namun, puisi-puisi karya M. Iqbal sering dipilih untuk diperlombakan ketika di Palembang kehidupan kesenian sedang marak-maraknya. Di awal tahun 1990, bersama Toton dia menerbitkan kumpulan puisi berdua Kekasihku Musi Kekasihku Mimpi. Kini bersama segenap keluarga Permana-Toton dan ArifoM. Iqbal turut menyusun buku antologi puisi Keluarga Permana yang mereka beri judul Akad Cinta Seniman. Judul tersebut mereka angkat dari salah satu judul puisi karya Abah tercinta. Antologi bersama itu direncanakan terbit pada awal tahun 2004. Sumber data: Wawancara dengan Nurhayat Arif Permana pada tanggal 10 November 2003,di Balai Bahasa Palembang. (B.Trisman) 92 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan NURHASAN R 1. Latar Belakang Keluarga Nurhasan R dilahirkan di Tebing Grinting, Ogan Komering Ilir pada tanggal 25 November 1937. la adalah putra bungsu dari 6 bersaudara (semuanya perempuan: Hodjah,Zumroh,Zukroh,Zubaidah, dan Napsah) pasangan Habidah dan Romi. Ibunya, Habidah, lahir di Tebing Grinting, dan ayahnya lahir di Arisan Gading, OKI. iRJ di belakang nama Nurhasan adalah singkatan dari Romi,ayahnya.Ayah Nurhasan itulah yang menurunkan darah seni di tubuh Nurhasan. Seperti layaknya orang Melayu asli, ia suka memainkan alat musik akordion. Ketika Nurhasan masih di Yogya, hatinya tertambat pada seorang gadis Yogya keturunan Arab bemama Hudaya.Pertemuan Nurhasan dengan Hudaya cukup unik, yaitu pertautan hati antara sutradara dan pemainnya. Ketika mementaskan drama karya Muhammad Diponegoro berjudul ilblisi oleh Teater Muslim, Nurhasan bertindak sebagai sutradara dan Hudaya sebagai pemeran iblis. Setelah malang melintang di dunia teater dan aktif di Teater Muslim bersama kekasihnya, Nurhasan memberanikan diri melamar Hudaya.Hudaya yang pemah menjadi guru di SMP Muhammadiyah Palembang, adalah seorang mualimat(lulusan sekolah guru agama), anak seorang kyai yang tinggal di Kauman,Yogya, sementara Nurhasan waktu itu hidup sebagai seniman yang eapa adanyai. Kontradiksi itu sempat membuat orang tua Hudaya dan teman-teman Nurhasan heran. Namun, seiring berlalunya waktu, mereka dapat menyesuaikan diri dalam berpenampilan. Nurhasan mengaku banyak belajar dari istrinya mengenai keagamaan. Pemikahan Nurhasan-Hudaya dilangsungkan di Yogya pada tanggal 13 Januari 1964. Tahun 1966 Nurhasan memboyong istrinya ke Palembang dan di kota itulah ketujuh anaknya dilahirkan. Mereka adalah Dewi Masitoh Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 93 (lahir 13 Januari 1965,diambil dari judul drama yang dipentaskan Nurhasan di Batu, Malang),Thoriq (11 Juni 196),Sri Wahyuni(30 Juli 1969),Gunawan (diambil dari nama depan sastrawan/budayawan Gunawan Muhammad, orang yang menyerahkan hadiah kepada Nurhasan ketika ia mendapat penghargaan Sayembara Penulisan Naskah Tingkat Nasional; dan uang hadiah sayembara tersebut sebagian dipakai untuk biaya kelahiran Gunawan/anaknya; lahir 23 Oktober 1971). Anak ke lima bemama Sri Handayani (lahir 18 November 1973), ke enam Abdurrahman (diambil dari nama kakek Nurhasan, lahir 20 November 1975), dan bungsunya bemama Rizkiyanto (lahir 15 April 1978). Dari ketujuh anaknya Nurhasan dikamniai 9cucu(4 cucu ada di Palembang). Nurhasan dan istrinyamengaku bahwa mendapatkan cucu merupakan keindahan dan kenikmatan tersendiri. 2. Latar Belakang Pendidikan Masa sekolah dasar Nurhasan dilalui di desa kelahirannya, Tebing Grinting, OKI hingga tahun 1950. Pada waktu itu di desanya tidak ada SMP,oleh sebab itu Nurhasan melanjutkan pendidikannya di Palembang dan lulus dari SMP Negeri 1 pada tahun 1953. Setamat SMP Nurhasan ingin melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur. Namun, perjalanan Nurhasan ke pondok pesantren terhenti di Yogyakarta. Setiba di Yogya Nurhasan menemukan banyak kawan-kawannya dari Palembang yang sekolah di Yogya. Hal tersebut menggoyahkan niat Nurhasan semula, yaitu pergi ke Jawa untuk menjadi kyai.Akhimya Nurhasan sekolah di SMA Institut Islam,Yogyakarta dan selesai tahun 1956. Setelah lulus SMA secara tidak sengaja Nurhasan mendaftar di ASDRAFI, Yogyakarta dan diterima. Secara khusus ia minta kepada dosennya untuk memperdalam ilmu penyutradaraan selama tiga tahun. Tahun 1961 Nurhasan menamatkan kuliahnya di ASDRAFI. 94 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 3. Latar Belakang Pekerjaan Bila ditanya apa pekeijaan Nurhasan saat ini, maka ia akan menjawab sebagai seorang pengarang, sutradara, dan aktor, di samping pensiunan PNS dan jabatan sebagai penasehat dan ketua yayasan serta ketua organisasi teater tradisional. Semasa masih di Yogyakarta dan telah berkeluarga, Nurhasan sempat mengajar di SMA jurusan Bahasa(A). Kemudian karena dianggap kontra revolusi (ia termasuk pendukung Manikebu), Nurhasan dipecat dari pekeijaannya sebagai guru. Pada tahun 1965-an keadaan politik di Indonesia sangat kacau. Orang banyak yang berpindah tempat atau ebersembunyii karena perbedaan pandangan politik dengan rezim waktu itu. Demikian juga dengan Nurhasan, ia memboyong istrinya ke Batu, Malang. Di sana Nurhasan menganggur. Untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka, istrinya mengajar di sekolah agama. Tahun 1966 Nurhasan akhimya mengajak istrinya ke Palembang. Di kota inilah Nurhasan memulai karir kepegawaiannya, membesarkan anak-anaknya,serta ikut menyemarakkan kehidupan kesenian dan kesastraan di Palembang. Nurhasan mulai bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Sumatera Selatan (dulu Jawatan Urusan Agama Prop. Sumsel). Sebagai seorang PNS bukanlah cita-cita Nurhasan. Waktu itu yang menjabat Kepala Jawatan Urusan Agama Prop. Sumsel adalah teman dari Kepala Jawatan Urusan Agama di Yogya yang juga merupakan teman Nurhasan. Dari hubungan epertemanani itulah ia mendapat panggilan pekeijaan di lembaga tersebut. SK Nurhasan 1 Juni 1966,akan tetapi dengan alasan kurang berminat sebagai pegawai, Nurhasan baru masuk kerja mulai Agustus 1966. Walaupun setelah beberapa bulan sejak SK terbit baru pekerjaan itu diterimanya ,pada akhimya hingga Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 95 pensiun Nurhasan tetap bekeija di kantor tersebut. Nurhasan ditawari bekerja di Depag karena kemampuan berkeseniannya. Kepala kantomya dulu pemah mengatakan alasan Nurhasan ditarik ke Depag karena berdakwah itu memerlukan seni. Karir Nurhasan di Depag cukup bagus. Tahun 1968 ia diangkat sebagai Kasubsi Inspeksi Pembinaan Kebudayaan. Jabatan ini ia pangku selama 4 tahun. Tahun 1972 Jawatan Urusan Agama berubah menjadi Kanwil Depag,jabatan Nurhasanpun menanjak, yaitu sebagai Kasi Siaran dan Tamadun, Bidang Penerangan Agama Islam. Jabatan ini ia pangku selama 15 tahun. Setelah itu Nurhasan mengisi jabatan Kasi Publikasi Dakwah hingga pensiun tahun 1993 dengan golongan IIIC. Selain bekerja sebagai pegawai negeri, Nurhasan pemah menjadi dosen luar biasa di IAIN Raden Fatah,Palembang pada Fakultas Usulhudin dengan mata kuliah Apresiasi Seni Drama (1979-1995). Ia juga pemah mengajar di APCP (Akademi Publisistik iCandradimukai Palembang, sekarang Stisipol iCi) mata kuliah Kebudayaan dalam Komunikasi Massa. 4. Latar Belakang Kesastraan Karya sastra pertama Nurhasan adalah puisi, namun bila ditanya judul dan kapan membuatnya ia sudah lupa. Apa lagi pada perkembangan selanjutnya genre tersebut tidak begitu diliriknya lagi. Kendati ia pemah menulis puisi dan cerpen, Nurhasan lebih banyak berkecimpung di dunia teater atau drama,sebagai sutradara, pemain, dan penulis naskah skenario, tentu saja sesuai dengan ilmu yang ia peroleh ketika di bangku kuliah dulu. Bahkan hingga usianya menginjak kepala enam,ia masih sering dimintai orang atau lembaga tertentu untuk menyutradarai suatu pementasan. Nurhasan mengaku kurang begitu mendokumentasikan karyakaryanya/ naskahnya. Jadi, hanya sebagian karya saja yang ia ingat dan tentunya karena sangat berkesan baginya serta karena pemah diterbitkan 96 Antologi Biograb Pengarang Sumatera Selatan daiam sebuah buku. Jumlah naskah drama yang pemah ia buat sekitar 200 judul yang merupakan naskah skenario untuk fragment atau sandiwara radio, televisi, dan pentas di panggung. Bila pada mulanya Nurhasan ingin menjadi kyai,jalan hidup yang ditempuhnya temyata cenderung ke dunia kesenian. Namun,kesenian yang dijalaninya itu tidak jauh dari dunia keagamaan karena disertai dengan dakwah. Dakwah tersebut disertakan dalam dama-dramanya di samping memang profesi yang dijalaninya di Depag menuntut demikian. Alasan ia menulispun lantaran hobi dan tentu saja ingin berdakwah. Setelah lulus dari ASDRAFI, banyak pementasan yang ia ikuti di kota Yogya dan Jawa Tengah. Pementasan pertama bagi Nurhasan sebagai sutradara adalah drama iSebentuk Cincini karya M. Yunus. Selanjutnya Nurhasan berpentas dengan bendera Teater Muslim pimpinan Moehammad Diponegoro(pada generasi selanjumya Teater Muslim dipimpin oleh Pedro Sudjono). Bersama Bastari Asnin dan Amri Yahya, Nurhasan adalah pembuat AD/ART Teater Muslim,salah satu komisi Badan Koordinasi Kesenian Islam Yogyakarta yang bermarkas di masjid Syuhada,Yogyakarta. Produksi pertama Teater Muslim adalah ilblisi karya Moeh. Diponegoro yang disutradarai oleh Nurhasan. Drama ilblisi tersebut bagi Nurhasan merupakan pementasan yang sangat monumental.Drama satu babak dengan durasi dua setengah jam tersebut merupakan karya favoritnya(di samping drama iKematian Odysseusi,iCinta Platoniki, dan iTamani). ilblisi paling banyak dipentaskan di kota-kota besar di Jawa(lebih dari 10 kali pementasan di 7 kota, tiap pentas memakan waktu 3 hari yaitu 2 hari pentas satu hari diskusi/pembahasan dipandu Nurhasan, M.Diponegoro, dan Azwar Baswedan). Satu hal yang sangat berkesan hingga seumur hidup, di pementasan drama itulah Nurhasan bertemu dengan calon istrinya, Hudaya, yang akhimya dipersuntingnya. Nurhasan sebagai sutradara dan Hudaya sebagai pemeran iblis. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 97 Ketika masih di Yogya Nurhasan pemah menyutradarai pementasan drama WS Rendra dan Sunarti (pasangan tersebut akhimya menikah)dalam iRomeo dan JulietT, Arifin C. Noer, dan Amoroso Katamsi dalam iJebakan Mauti karya M.Diponegoro. Naskah drama yang ditulis oleh Nurhasan jumlahnya hampir tak dapat dihitung. Ada dua naskah drama karyanya pemah menjadi juara dalam ajang perlombaan.Pertama adalah naskah drama bertema sosial yang menurut pengakuan Nurhasan naskah tersebut dibuat dalam waktu satu hari dan tanpa dikoreksi langsung dikirim, beijudul iDia Tak Berdosai (juara I dalam Lomba Penulisan Naskah Drama Televisi se-Sumatera dan Kalimantan Barat di Medan). Naskah lain yang mendapat juara yaitu iMenanti Pagi Berserii yang bercerita tentang perjuangan, dalam Lomba Penulisan Naskah Drama Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta. Naskah tersebut kemudian diubah menjadi iPatah Tumbuh Hilang Bergantii, dibukukan dalam antologi naskah drama karya Nurhasan berjudul Nur Ilahi. Di dunia teater Nurhasan pemah aktif sebagai ketua dan pendiri Teater Sriwijaya Palembang(TSP)dan Teater Subuh (akronim dari Seniman, Ulama,Budayawan,Umaroh/Pemerintah, Harapan).TSP merupakan ranting dari HPSBS (Himpunan Pecinta Seni Budaya Sriwijaya) yang menjadi wadah kreatifitas para penulis di Tabloid ABRI(bersama Z.A. Gaffar, Z.A. Aliana, dan Ismail Djalili). Sedangkan teater Subuh pada mulanya dulu adalah teater yang aktif di Depag Sumsel,sekarang dalam proses menjadi yayasan yang mandiri. Tahun 1971,karena memenangkan lomba pementasan drama tingkat nasional (sebagai juara I), TSP diminta oleh TVRI Pusat Jakarta untuk pentas/siaran sandiwara komedi televisi dengan judul iOrang Dagangi karya Amar Rahmat. Pentas tersebut melibatkan antara lain Nurhasan sebagai sutradara merangkap pemain dan Yas Budaya sebagai pemain. 98 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Kesenimanan Nurhasan sudah diakui secara nasional oleh kalangan seniman di Indonesia, bukan hanya karena kiprahnya dalam berkesenian di Yogyakarta dan Palembang saja. Terbukti bahwa Nurhasan adalah salah satu dari dua orang yang diberi mandat untuk membentuk Badan Koordinasi Kesenian Nasional Indonesia (BKKNI) untuk wilayah Sumatera Selatan. Selanjutnya, pada Februari 1977 bersama Abdullah Saleh (aim), Nurhasan menghadiri musyawarah seniman di Surabaya yang dihadiri oleh senimanseniman dari 26 propinsi se Indonesia. Musyawarah tersebut menghasilkan pemyataan seniman se-Indonesia yang antara lain menyatakan perlu adanya wadah tunggal yang berlingkup nasional dan bersifat koordinatif dalam bidang kesenian. Nurhasan pemah menjadi juri keliling bidang teater (bersama JE Manurung pada paduan suara) dalam rangka Rektor Cup yang diselenggarakan oleh Depdikbud,se-Sumbagsel. Dedikasinya dalam dunia seni dan sastra, drama khususnya, pemah mendapatkan penghargaan yang baik dari pemerintah. Pada tanggal 3 September 1979 Nurhasan menerima Penghargan dari Menteri Lingkungan Hidup. Kemudian, April 1981 Nurhasan kembali mendapat Penghargaan Seni sebagai seniman/sastrawan (10 seniman se-Indonesia) yang diselenggarakan oleh Dirjen Kebudayaan. Tahun yang sama ia pun mendapatkan penghargaan dari instansi yang sama pula sebagai pembina teater(bersama AANavis dan Djohan Nasution dengan kapasitasnya masingmasing,wakil dari pulau Sumatera). Hadiah yang diperolehnya dibelikannya perlengkapan berupa musik dan kostum bagi Teater Dul Muluk. Saat ini, Nurhasan menjabat sebagai Penasehat di Dewan Kesenian Sumatera Selatan disamping menjabat sebagai Ketua Umum HIT Sumsel (Himpunan Teater Tradisional Sumatera Selatan)serta Ketua Umum Yayasan SUBUH. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 99 5. Daftar Karya Seperti telah diungkapkan pada bagian depan, bahwa karya-karya Nurhasan tidak banyak yang terdokumentasi olehnya. Hanya beberapa karya saja yang kebetulan pemah diterbitkan dan diingat karena pemah menjadi juara. Satu buku kumpulan naskah drama karya Nurhasan yang diterbitkan oleh Penerbit Kartika,Jakarta(tanpa tahun)berisi 10judul naskah sandiwara dan fragmen baik melalui radio maupun televisi beijudul Nur Ilahi. Buku tersebut diterbitkan atas prakarsa Proyek Pembangunan Departemen Agama RI, Jakarta. Naskah-naskah dalam buku Nur Ilahi ada sebagian yang pemah dipentaskan di panggung, misalnya "Sabar" dipentaskan tanggal 10 November 1969 di Balai Pertemuan Sekanak,Palembang. Pementasan itu diselenggarakan oleh Kodam II Sriwijaya. Pada 10 Agustus 1971, naskah iSabari tersebut diikutkan dalam Sayembara Naskah Drama yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta; naskah tersebut mendapat juara I. Nur Ilahi mengalami dua kali cetak, yang pertama yaitu tahun 1979 dan cetakan kedua tahun 1983. Buku tersebut disebar di setiap kantorkantor di bawah naungan Depag RI termasuk sekolah/madrasah di selumh Indonesia. Berikut ini sebagian kecil karya-karya Nurhasan: 1. "Dia Tak Berdosa"(naskah drama,juara I lomba penulisan naskah televisi) 2. "Menanti Pagi Berserii(naskah drama satu babak yang kemudian berganti judul "Patah Tumbuh Hilang Berganti" dalam Nur Ilahi) 3. "Sabar"(fragmen radio, serf siaran pedesaan) 4. "Amal"(fragmen radio, seri siaran pedesaan) 100 Antologi Biograh Pengarang Sumatera Selatan 5. 6. 7. 8. "Rumah Tangga"(fragmen radio, seri siaran pedesaan) "Persaudaraan" (fragmen radio, seri siaran pedesaan) "Cinta Platonik"(Sandiwara televisi, seri mimbar agama Islam) "Penyesalan"(fragmen televisi, seri mimbar agama Islam) 9. "Keinsyafan"(sandiwara radio, seri mimbar agama Islam) 10. "Matahari Pagi" (Sandiwara TVRI) 11. "Ujian"(drama satu babak). 6. Gambaran Karya Nurhasan Buku Nurhasan yang pemah terbit adalah Nur Ilahi, merupakan kumpulan naskah drama/sandiwara radio dan televisi yang diterbitkan oleh Penerbit Kartika, Jakarta(tanpa tahun). Di dalam Nur Ilahi terdapat sepuluh naskah drama. Kesepuluh naskah drama tersebut dilihat dari bentuk dan struktumya merupakan naskah drama siap pentas atau merupakan skenario. Empat naskah untuk sandiwara radio seri siaran pedesaan,dua naskah untuk sandiwara televisi seri mimbar agama Islam, satu naskah sandiwara radio seri mimbar agama Islam, satu naskah sandiwara TVRI, dan dua naskah drama satu babak. Tema yang diangkat dalan naskah-naskah drama Nur Ilahi adalah dakwah agama Islam. Kesepuluh drama tersebut selalu diselipi pesanpesan keagamaan, baik yang berupa akidah, hadist Nabi, maupun penggalan ayat-ayat A1 Qurian. Latar belakang pekerjaan dan panggilan hati nurani merupakan alasan yang kuat bagi Nurhasan dalam membuat naskah drama bertema dakwah. Meskipun dikemas dengan sederhana, buku Nur Ilahi dapat dikatakan sebagai tonggak bagi sejarah kepenulisan naskah drama di Sumatera Selatan. Buku naskah drama tersebut merupakan naskah drama karya seniman Sumatera Selatan yang pertama kali diterbitkan. Sumber data: Angket dan wawancara (Dian Susilastri) Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 101 NURHAYAT ARIEF PERMANA 1. Latar Belakang Keluarga Nurhayat Arif Permana atau yang lebih dikenal dengan panggilan Alik dilahirkan di Palembang pada tanggal 23 Oktober 1969. Anak bungsu dari empat bersaudara ini merupakan putra dari pasangan Moch Daii Sulaiman dan ZumratuI Kabatiah. Panggilan itu berawal dari ketidakcakapannya melafalkan namanya lArifi sehingga kedengarannya lAlild. Sebetulnya,kedua orang tua Nuiiiayat memberi nama Putra bungsunya itu Nurprihatin. Nama itu mengandung muatan makna yang dalam tentang liku-Iiku kehidupan keluarga Moch DafI Pertmana ketika putra bungsunya itu lahir. Namun,Nurprihatin kemudian diganti menjadi Nurhayat karena putra bungsunya itu selalu sakit-sakitan. Penggantian nama dari Nurprihatin menjadi Nurhayat mengandung harapan agar putra bungsunya itu dapat bertahan hidup. Masa kecil Nurhayat dihabiskan dalam lingkungan keluarganya. Keluarga Nurhayat menempati sebuah rumah bedeng yang dihuni oleh sepuluh orang anggota keluarga. Lokasi tempat tinggalnya opun swering digenangi banjir dikala kota Palembang diguyur hujan. Namun, Arif kecil sangat menyukai keadaan seperti itu karena terbuka kesempatan baginya untuk melakukan irituali, yaitu bermain hujan. Setelah bermain dalam hujan, biasanya ibundanya akan memandikan Nurhayat. Kemudian, Nurhayat kecil disuapi makanan sembari sang ibu menyanyikan lagu dakocan. Sebagai anak bungsu, Nurhayat merupakan buah hati semua anggota keluarganya. Nurhayat mendapatkan limpahan kasih sayang dari orang tua dan kakak-kakaknya. Citraan tentang hujan £imat berpengamh terhadap kreativitas Nurhayat dalam menulis. Di samping imaji hujan, Nurhayatoseperti anak-anak seusianyaomelewatkan masa kecilnya dengan bermian laying-layang, 102 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan bermain kelereng, bermain ambulans,dan bermain permainan anak Sumatera Selatan lainnya. Nurhayat sering lupa waktu jika sudah bermain. la sering telat mandai karena keasyikannya bermain dengan teman-temannya. Selain itu, Nurhayat suka berangan-angan. Dia mengneal seni lukis semenjak dari masa anak-anaknya. la menfggambar lantai dan dinding rumahnya sdengan kapur tulis yang disediakan oleh bapaknya. Kenangan masa kecil itu tidak pemah luput dari ingatan Nurhayat Arif Permana. Satu opweristiwa diikuti oleh peristiwa lain dalam hidup Nurhayat. Setelah menginjak remaja, Nurhayat mulai meninggalkan masa bermainnya. Kemudian, dia memulai kebiasaan lain, yaitu keluyuran bersama dengan teman-temannya. Pada waktu itu, dia sering inongkrongi dengan temanteman sebayanya di pasar sembari menonton tukang jual obat kaki lima dan nonton di bioskop-bioskop kelas bawah. Pada saat itu pula, hobi melukisnya merambat kedunia tulis-menulis. Ada sebuah ruang yang tibatiba menarik hatinya, yaitu perpustakaan. Kecintaannya pada bacaan kemudian mendaulatkannya sebagai Pengunjung Terbaik Perpustakaan Daerah Sumatera Selatan pada tahun 1998. Nurhayat menikah dengan gadis pujaannya, Sulityah Kreshna Murti, pada tahun 2001. 2. Latar Belakang Pendidikan Nurhayat menempuh pendidikan dasar sampai pergurun tinggi di kota Palembang.la menamatkan pendidikan dasar di Sekolah dasar Negeri 27 Palembang, kawasanomenurut Nurhayatopadat penduduk di salah satu sudut kota Palembang. Selepas itu, Nurhayat melanjutkan pendidikan pada SMP Negeri 2 Palembang. Setelah tamat dari SMP, dia meneruskan pendidikannya ke SMA Negeri 1 Palembang. Bakat menulis Nurhayat mulai tersalurkan ketika belajar disekolah tersebut. Pihak sekolah memberi Nurhayat kesempatan mengembangkan bakat menulis melalui kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Selain menulis, dia juga mulai merambah dunia Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 103 teater. Semasa di SMA itu pula Nurhayat mulai mengikuti berbagai lomba sastra. Nurhayat beberapa kali memenangkan perlombaan bacapuisi sehingga teman-temannya menjulukinya sebagai ipenyair I 8, sebagaimana nama kelasnya. Selepas dari SMA, Nurhayat berhasrat untuk melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Sastra Universitas Indonesia atau Institut Kesenian Jakarta. Akan tetapi, hasratnya itu tidak kesampaian karena orang tuanya menyarankan Nurhayat untuk berkuliah di Palembang saja. Oleh karena memahami alasan orang tuanya, Nurhayat memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Fakultas Humum Universitas Sriwijaya. la terdaftara sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya pada tahun 1988.Akvitas berkesenian tetap diteruskannya di kampus. Dia aktif menulis sastra, bermain teater, bermain sinetron, dan melukis selama berstatus sebagai mahasiswa. la pun aktif di berbagai organisasi kepemudaan dan kemahasiwaan selama menjadi bahagian dari kehidupan kampus. Nurhayat menyelesaikan pendidikan dengan meraih gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya pada tahun 1994. 3. Latar Belakang Pekerjaan Bakat menulis temyatajuga mewamai kehidupan Nurhayat. Setelah menamatkan Fakultas Hukum, Nurhayat memilih Jalur menulis sebagai pilihan hidupnya. la bekerja sebagai wartawan pada Harian Sriwijaya Post Palembang selama dua tahun. Kemudian, dia pindah ke Harian Bangka Post. Selama menggeluti dunia Jumalistik, Nurhayat terus memupuk kemampuan menulisnya,termasuk teknis menulis yang benar, padat,singkat, dan mengena menurut standar bahasa Jumalistik. Pada bulan Juli 2002, Nurhayat membuat keputusan penting dalam hidupnya, yaitu mengundurkan diri dari tempat bekeija. Kemudian,dia memilih menjadi peneliti lepas di berbagai lembaga penelitian. Ada sebuah pengalaman yang menarik yang 104 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan diungkapkannya selama berada dalam duniajumalistik. la menyadari bahwa minatnya terhadap ilmu sosial, budaya, kemasyarakatan sangat besar dan beragam. la berupaya mengembangkan minatnya itu setiap saat. Selama bekerja di Bangka Post, Nurhayatobersama-sama penulis Bangka Belitungomenggiatkan kehidupan sastra dengan membentuk Komunitas Pekeqa Sastra Pulau Bangka(KSPB). 4. Latar Belakang Kesastraan Darah seni yang mengaiir di tubuh Nurhayat ditulari dari ayahnya. Nurhayat dilahirkan dalam keluaiga yang amat mencintai kesenian,kususnya kesusastraan. Ayahnya,seorang guru yang menyukai sastra, memiliki banyak buku tentang kesusastraan. Beliau juga banyak menulis karya sastra. Warisan berharga dari ayahnya adalah dua buah buku, yaitu Puisi Dunia I dan 11 karya Taslim, yang merupakan hadiah yang diperoleh sang ayah ketika mengikuti lomba penulisan puisi pada tahun 1969. Bersumber informasi dari kedua buku itulah Nurhayat dan kakak-kakanya mengenal penyair-penyair besar dunia. Pada saat kakak-kakanya giat menulis sastra (puisi dan cerpen), Nurhayat pun mencoba menulis sastra. la mengirimkan karyanya itu ke majalah Bobo. Tulisannya itu tidak dimuat. Akan tetapi, redaksi Bobo mengembalikan karya Nurhayat tersebut dengan beberapa catatan. Catatan redaksi Bobo itu mambangun keyakinan luar biasa pada diri Nurhayat. Pada waktu duduk di bangku kelas 11SMA,Nurhayat mengirim satu naskah cerita pendek dalam Sayembara Penulisan Cerita Pnedek seSumatera Selatan yang diselenggarakan oleh tabloid Media Guru, salah satu media yang berpengaruh di Sumatera Selatan kala itu. Cerita pendek karya Nurhayat menjadi pemenang I dalam sayembara tersebut. Selanjutnya, puisi-puisi Nurhayat dimuat dalam media tersebut. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 105 Nurhayatjuga mengirimkan empat cerita pendek ke majalah remaja Fantasi dan Aneka ketika masih duduk di bangku SMA.Tiga karyanya langsung dimuat, sedangkan satunya lagi dipertimbangkan redaksi untuk dimuat dalam iraedia tersebut. Pada tahun 1990,Nurhayat bersamaT. Wijaya membacakan puisi-puisinya di hadapan publik sastra di Ruang Dempo Raya, Taman Budaya Sriwijaya. Puisi-puisi Nurhayat juga sering diperlombakan dalam kegiatan-kegiatan lomba di Sumatera Selatan. Dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional yang dilaksanakan di Denpasar pads tahun 1993, karya-karya Nurhayatocerpen, puisi, dan lakonololos dalam seleksi daerah. Nurhayat pun lolos sebagai peserta puisi tingkat daerah kala itu. Dalam ajang kretivitas mahasiswa tingkat nasional itiu, lakon drama karya Nurhayat iKemdung baying-Bayang Bulani meraih juara kedua. Pada tahun 1992, pusis karya Nurhayat bersama-sama puisi penyair Palembang lainnya dimuat dalam antologi Ghirah. Di samp[ing menulis pusim, cerpen, dan naskah lakon, Nurhayat juga menulis novel. Salah satu naskah novel yang belum sempat diterbitkan beijudul iKeringi. Di samping aktif berkarya, Nurhayat juga sering diundang untuk mengikutii pertemuan-pertemuan sastra. Pada tahun 1992, dia diundang Dewan Kesenian Lampung dalam pertemuan Penyair Sumatera,Jawa, dan Bali di Bandarlampung. Pada tahun yang sama, Nurhayat ditunjuk oleh Pusat Bahasa,Etepdiknas, mewakili penulis muda Indonesia untuk mengikuti Program Penuiisan Majelis Sastra Asia Tenggra (Mastera): Puisi, yang diikuti oleh penulis-penulis muda dari Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Karya-keirya Nurhayat diterbitkan oleh berbagai media. Pada tahun 1997, puisi-puisi Nurhayat dimuat dalam antologi Puisi Indonesia dan Penyair Empat iCota yang ditembitkan oleh Dewan Kesenian Jambi. Selain itu, Nama Nurhayat juga tercatat dalam Direktori Penulis di Indobnesia yang diterbitkan oleh Departemen Pendidiikan Nasional pada tahun 1997. 106 Antologi Bk^afl Pengarang Sumatera Selatan Di samping itu, nama Nurhayatjuga tercatat dalam Buku Pintar Kesusastraan yang diterbitkan Kompas pada tahun 2002. Nurhayat diundang menghadiri Kongres Cerita Pendek III yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Lampung pada tahun 2003. Sampai penghujung 2003, Nurhayat sedang memilah-milah beberapa puisinya yang akan dimuat dalam antologi mandiriyang diberi tajuk iStanza Air Matai dan antologi bersama keluaiga para Permana yang diberi tajuk iAkad Cinta Senimani. Pada tahun 2003 pula, Nurhayat didaulatkankan rekanrekan yang tergabung dalam Majelis Seniman Sumatera Selatan sebagai pemimpin organisasi tersebut. Sumber data; Angket dan wawancara (B. Trisman) PURHENDI 1. Latar Belakang Keluarga Purhendi adalah seorang Jawa yang lahir di desa Banjaran,Kabupaten Brebes, Jawa Tengah pada tanggal 11 Maret 1968. Bapaknya(almarhum) adalah seorang tentara bemama Solihin dan ibunya seorang petani bemama Warkini. Kendati lahir dan sekolah di Jawa,namun Purhendi menjadi idewasai di Palembang. la menamatkan kuliah, berkarir, dan menjalani kehidupan rumah tangganya di kota Pempek. Sehari setelah usianya genap 33 tahun, yaitu tanggal 12 Maret 2001, bertempat di desanya Purhendi mempersunting Wiwi Ambarwati, putri bungsu mantan kepala sekolah Purhendi ketika SD di Jawa Tengah dulu. Buah cinta mereka diberi nama Bryan Bintang Pratama, lahir pada 17 Desember 2001. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 107 2. Latar Belakang Pendidikan Purhendi menamatkan pendidikan dasamya di desa kelahirannya, SDN 3 Banjaran pada tahun 1981. Pada tahun 1984 lulus dari SMPN Salem kemudian melanjutkan SMAN Bumiayu dan lulus tahun 1987. Setamat SMA Purhendi merantau ke bumi Sriwijaya,ikut kakaknya yang tinggal dan bekerja di Palembang. Sebelum akhimya tahun 1993 menyandang Saijana Pendidikan dari PTCIP Universitas Sriwijaya, program studi bahasa dan sastra Indonesia, ia terlebih dahulu kuliah di universitas yang sama pada program P3TK atau Dili dan selesai pada tahun 1990. 3. Latar Belakang Pekerjaan Beberapa bidang pekerjaan pemah dijalaninya sejak ia masih duduk di bangku kuliah, dan sampai biografi singkamya ini disusun ada beberapa pekeijaan yang masih ditekuninya. Tentu saja pekeijaan-pekeijaan itu sesuai dengan idunianyai, yaitu tulis-menulis dan pendidikan. Antara tahun 1988 hingga 1994 ia menjadi redaktur di beberapa media massa antara lain di Majalah Pelajar Narasi(Palembang),Tabloid Informasi Poltabes Palembang (TIPP), Tabloid Pelajar Visi Indonesia, dan Tabloid Gelora Mahasiswa. Pekerjaan lain yang berhubungan dengan bidang studi yang ditekuninya di kuliah adalah menjadi tenaga pengajar. Setamat pendidikan DDI-nya,ia menjadi gum tidak tetap(GTT)di SMUN 14 Palembang(19901994);tahun 1992 hingga sekarang mengajar di beberapa bimbingan belajar di Palembang; mulai tahun 1994 hingga Juni 2003 menjadi staf pengajar di SMU Bina Warga 1 dan 2(Palembang) merangkap sebagai Kepala Perpustakaan di YPU Bina Warga; dan sejak Juli 2003 menjadi staf edukatif di SMUN 3 Unggulan Kayu Agung, OKI. Di organisasi Ikatan Pustakawan Indonesia Cabang Palembang Purhendi menjabat sebagai sekretaris(2000-2004). Ketekunannya di dunia 108 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan pendokumentasian buku ini membawa ia menjadi Pustakawan Teladan I Sumsel dua tahun berturut-turut(1999-2000). Mulai tahun 2001 ia menjadi pembina dalam Sanggar Sastra Siswa Indonesia (SSSI)di Sumatera Selatan, sebuah wadah kreativitas sastra bagi pelajar binaan majalah Horison. Pengalaman lain yang dapat dijadikan sebagai sebuah pengakuan prestasinya di bidang pengajaran adalah terpilihnya ia sebagai anggotaTim Pembuat Seal Diknas Palembang/Sumatera Selatan tahun 2002 dan 2003; di samping sebagai Tim Workshop Pemilihan Buku Ajar untuk SLTP dan SMU se-Indonesia pada tahun 2002. 4. Latar Belakang Kesastraan Kendati tidak ada darah kepengarangan yang mengalir dari keluarganya,Purhendi banyak menghasilkan karya tulisan dan mendapatkan prestasi baik di tingkat nasional maupun lokal. Dengan berbekal hobi dan kemauan, Purhendi banyak menghasilkan tulisan-tulisan. Topik yang ditulisnya seputar sastra, film, pendidikan, sosial, dan budaya. Sedangkan genre sastra yang ditulisnya beragam seperti puisi, cerita pendek, esai, dan naskah drama. Purhendi mulai menulis sastra sejak duduk di bangku SMA kelas H. Cerpen,artikel, dan puisinya pertama kali dimuat di majalah MOP,Semarang, Jawa Tengah. Setelah ia hijrah ke Palembang, mulai banyak karya-karya yang dihasilkannya. Ada sekitar 156judul puisi yang pemah dipublikasikan, baik di media massa maupun diterbitkan dalam bentuk buku (antologi tunggal maupun bersama), dan masih banyak judul puisi yang disimpannya. Kumpulan puisi Purhendi yang telah diterbitkan antara lain : 1. Sajak Cinta yang Tersisa(Palembang, 1996,kumpulan puisi tunggal) 2. Sketsa Musi(Palembang, 1996) 3. Antologi Puisi Karya Penyair se-Sumatra (Bengkulu, 1997) Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 109 4. Antologi Penyair Indonesia(1997) 5. Sajak Duka(1999,antologi puisi tunggal) 6. Menghitung Duka(2000) 7. Tiga Wajah Musi (2002). Penghaigaan penulisan puisi yang pemah diraih Purhendi yaitu pada tahun 19%sebagaijuaia n Cipta Puisi yang diselenggarakan oleh Universitas Sriwijaya,Palembang. Kiprah Purhendi sebagai penulis sastra lebih dikenal karena karya cerpennya sehingga ia sering disebut sebagai cerpenis ketimbang penyair. Seratus lebih judul cerpen yang pemah dimuat atau dipublikasikan. Enam buah buku kumpulan cerpen tunggalnya adalah : 1. Leiaki Tua dan Biola (Surabaya, 1993) 2. Pertemuan Malam (Surabaya, 1995) 3. Gagak Hitam (Surabaya, 1995) 4. Parang (Surabaya, 1995) 5. Eksekusi(Surabaya, 1995) 6. Cerita Duka(Palembang, 1999). Julukannya sebagai cerpenis bukan saja karena banyaknya jumlah karya yang ia hasilkan, namun dari ajang-ajang perlombaan yang membuahkan penghargaan menambah legitimasi kecerpenisannya. Tahun 1990 meraih juara I Cipta Cerpen yang diselenggarakan oleh Unsri, Palembang; tahun 1993 mendapat juara 11 pada ajang yang sama; sebagai nominator cerpen terbaik tingkat nasional di Jakarta yang diselenggarakan oleh majalah Horison pada tahun 1998; sebagai pemenang ke-21 Lomba Menulis Cerpen Tingkat Nasional(LMCP-Diknas, khusus bagi para guru) tahun 2001; dan pada event serupa tahun 2002 ia meraih pemenang ke-9. Terakhir ia memlapatkan ranking ke-4 pada perlombaan yang sama. Sebagai pemenang ke-4,Purhendi diundang ke Jakarta, bertepatan dengan Penutupan 110 Antologi Biologi Pengarang Sumatera Selatan Kongres Bahasa Indonesia VIU di Hotel Indonesia, Jakarta, pada 17 Oktober 2003, untuk menerima penghargaan pemenang. Artikel atau esai Purhendi yang sudah pemah dimuat di media massa jumlahnya tidak kurang dari 120 buah. Ada dua penghargaan yang diterimanya dalam genre sastra yang satu ini, yaitu tahun 1992 meraih juara n MenuUs Esai Sastra yang digelar oleh Unsri,Palembang dan pada tahun 2002 menjadi pemenang ke-14 Lomba Mengulas Karya Sastra Tingkat Nasional(LMKS-Diknas)di Jakarta.Di penghujung tahun 2003,kemampuan Purhendi dalam menulis diuji. Kali ini Purhendi dipilih menjadi kandidat Raja Laut dalam ajang lomba meresensi sejumlah buku tentang kelautan yang diselenggarakan oleh Kementrian Departemen Kelautan. Dalam bidang pengajaran sastra Purhendi memberi sumbangsih sebagai penyunting dalam buku Mated Bahasa dan Sastra Indonesia(tahun 2001 dan 2002),dan editor dalam Pelatihan Soal Menyambut UAN,mated Bahasa dan Sastra Indonesia (tahun 2003). Karya cerpen, puisi, dan esai Purhendi banyak tersebar di media massa daerah maupun nasional; di antaranya telah dimuat di Horison, Femina, Kadna, Republika, Ummat, Hadan Ekonomi Neraca, Asah Asih Asuh,Romansa,Swadesi,Album Cerpen, MOP,Lampung Post,Singgalang, Taruna Baru, Anita Cemerlang, Ceda Remaja, Annida, Sdwijaya Post, Sumatera Ekspres,Transparan, Bedta Ekspres, Media Guru,Suara Rakyat Semesta, Gema Pancasila, dan Iain-lain. 5. Gambaran Karya Purhendi Kumpulan cerpen Lelaki Tua dan Biola merupakan buku antologi cerpen Purhendi yang pertama. Buku itu dijadikan sampel dalam gambaran karya Purhendi karena dipandang sebagai titik tolak kepengarangannya ke arah yang lebih sedus.Ada sebelasjudul cerpen yang kesemuanya disajikan dengan bahasa yang lugas atau sederhana dan alur yang tidak berbelit, di Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 111 samping kelincahan Purhendi dalam bertutur atau berkisah menjadikan cerpen-cerpennya enak dibaca dan dinikmati. Cerpen-cerpen yang dimuat dalam kumpulan ini menonjolkan masalah-masalah sosial yang dijalin secara apik oleh pengarangnya. Aspek humanistik atau kemanusiaan yang dominan dalam cerpen-cerpen tersebut terasa menyentuh naluri-naluri kemanusiaan.Aspek tersebut dapat ditemukan misalnya dalam "Jembatan Penyeberangan","Nyi Selasih", "Kemarau Panjang", dan "Puss". Kumpulan cerpen Lelaki Tua dan Biola ini tidak ada yang menampilkan ceritaroman ala romeo dan juliet. Kesebelas cerpen tersebut lebih menceritakan aspek kemanusiaan, ketimpangan dalam kehidupan sosial masyarakat atau ironi, kedukaan atau penderitaan seseorang karena tekanan atau pengalaman dalam hidupnya, dan sebagainya. Ironi-ironi yang ditampilkan Purhendi lewat cerpen-cerpennya didasari oleh motto Purhendi dalam menulis, bahwa menulis merupakan salah satu media dakwah untuk melawan kezaliman dan kemunafikan. Karya kumpulan cerita pendek Purhendi ini pemah dijadikan sebagai objek kajian skripsi mahasiswa FKIP Unsri, Palembang. Objek kajian yang dibicarakan adalah tema sosial dalam kumpulan cerpen Lelaki Tua dan Biola. Sumber data; Angket dan wawancara (Dian Susilastri) RITA ROSIHAN 1. Latar Belakang Keluarga Rita Sumami, atau yang lebih biasa dipanggil dengan nama Rita Rosihan,dilahirkan di Belitang,Ogan Komeiing Ulu,pada tanggal4Agustus 112 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 1964. la terlahir dai pasangan suami-istri, A. Rathun dan Larazati yang berasal dari Jawa. Rita Rosihan menikahi Rosihan Anwar, teman sejawatnya di RRI Palembang, pada tanggal 1 Maret 1990. Sampai sekarang, mereka telah dikaruniai 2 orang putra, yaitu M. Abi A1 Haq dan M. Arif A1 Jabbar. 2. Latar Belakang Pendidikan Pendidikan dasar ditamatkan Rita Rosihan di SD Negeri 123 Palembang pada tahun 1977. Kemudian,ia melanjutkan pendidikan di SMP Methodist I Palembang dan menyelesaikannya hingga tahun 1980. Setelah itu, Rita Rosihan berhasil lulus dari pendidikan menengah atas di SMA Negeri 3 Palembang pada tahun 1984. Pada tahun yang sama,Rita Rosihan meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Cita-citanya yang ingin menjadi dosen atau guru membawanya ke FKIP Universitas Sriwijaya, Palembang. Di sana, ia berhasil meraih gelar sarjana pendidikannya pada tahun 1989. 3. Latar Belakang Pekerjaan Sejak duduk di bangku kuliah di FKIP Unsri Palembang,Rita Rosihan telah menjadi seorang pekerja yang tak bisa diam. Di samping aktif dalam oiganisasi kampus,Rita Rosihan masih menyempatkan diri mencari pekeqaan paruh waktu demi membiayai kuliahnya sendiri. Ia pemah menjadi penyiar pada salah satu radio swata di kota Palembang selam tiga tahun. Kemudian, ia juga pemah menjadi asisten dosen di FKIP Unsri sampai tahun 1989, saat ia menamatkan pendidikan tingginya. Setelah meraih gelar sarjana pendidikannya, Rita Rosihan yang sebelumnya memang telah aktif juga di Sanggar Sastra RRI Stasiun Palembang, mengikuti tes penerimaan pegawai di RRI Stasiun Palembang. Ia berhasil diterima sebagai penyiar honorer di sana mengalahkan puluhan Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 113 saingan. Pada tahun 1993, ia pun diangkat sebagai PNS di lingkungan RRI Cabang Madya Palembang.Sampai sekarang,ia tetap aktif sebagai redaktur di Sanggar Sastra RRI, tempat ia membacakan puisi-puisi karyanya. 4. Latar Belakang Kesastraan Sejak kecil, Rita Rosihana sudah menyukai membaca puisi. Ia sering mewakili sekolah atau lingkungan tempat tinggalnya dalam berbagai lomba baca puisi. Pada waktu itu, RRI stasiun Palembang memiliki suatu acara yang dinamakan Sanggar Sastra RRI, acara yang menampung dan menyalurkan minat sastra pendengar. Di sanalah Rita Rosihan banyak belajar tentang sastra,terutama dari pembimbing-pembimbing acara tersebut, seperti Zainal Abidin Hanif dan Umar Zeplin Marbey. Dengan didorong oleh rasa cintanya kepada puisi, Rita Rosihan pun mulai tertarik untuk menulis puisi, bukan hanya sekadar membacakannya. Hal ini juga tidak lepas dari peran Zainal Abidin Hanif yang pada masa itu menyemangatinya untuk berkarya. Pada tahun 1979,lahirlah karya pertama Rita Rosihan yang diberinya judul eNeneki. Sejak itu, membaca dana menulis puisi mulai menjadi bagian dari kehidupan Rita Rosihan. Berbagai perlombaan membaca dan menulis puisi pemah diikutinya, baik ditingkat SMU maupun umum. Bakat seni Rita Rosihan semakin terasah ketika ia duduk di perguruan tinggi. Rita aktif di berbagai kegiatan kesenian di kampus FKIP Unsri Palembang. Beberapa prestasi seni berhasil diraihnya, antara lain Juara Pentas Puisi Chairil Anwar Unsri 1987 dan Pembaca Terbaik Puisi Mahasiswa Sesumatera pada tahun 1986. Ia juga pemah memenangkan sayembara penulisan puisi di lingkungan Unsri. Rita Rosihan menganggap bahwa menulis puisi adalah sebuah kesenangan yang tak terbayarkan, sesuatu yang baginya adalah ungkapan ekspresi dengan menggunakan kata-kata indah. Jika diamati, puisi Rita 114 Antologi Bi<^rafi Pengarang Sumatera Selatan Rosihan memang kaya akan diksi. Zainal Abidin Hanif, guru puisi Rita, menilai bahwa walaupun tema yang dikemukakan Rita biasa-biasa saja, seperti religi dan kehidupan, puisi Rita Rosihan tidak pemah habis dalam berkata. Sampai sekarang, Rita Rosihan telah menghasilkan sekitar 50 puisi dan beberapa naskah deklamatoria. Beberapa puisi Rita Rosihan dibaca dan diapresiasi pada acara Sanggar Sastra RRI cabang madya Palembang. Sebagian lagi dimuat di beberapa media seperti Sriwijaya Post, Sumatera Ekspres, dan majalah-majalah remaja nasional. 5. Daftar Karya Karya-karya Rita Rosihan belum ada yang dibukukan. Seperti dibicarakan sebelumnya, karya Rita Rosihan banyak disiarkan di Sanggar Sastra RRI Palembang dan dimuat di beberapa media cetak Palembang. Karya-karya Rita Rosihan antara lain adalah sebagai berikut. 1) Nenek. 1979 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Di AmbangBatasPenantian. 1991 Indonesia, Ku Sapa Kau lewat Suaraku. 1997 Ulang Tahun ke-53 Bangsaku. 1998 Renungan di Hari Ulang Tahun Perkawinan. 1999 Jelajah Jiwa. 2001 Kala Mentari itu Datang, Ku Sapa lewat Kata. 2001 Catalan untuk Abi. 2002. Kisah Dahan dan Ranting. 2003 Sumber data: Angket dan wawancara (Wenny Oktavia) Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 115 SYAMSUINDRA USMAN 1. Riwayat Keluarga Syamsu Indra Usman Hs., di kalangan teman-temannya sesama penulis di Sumatera Selatan dikenal sebagai iPenyair Gunungi, dilahirkan di Lahat pada tanggal 12 Oktober 1956 dari pasangan Usman Hs. dan Zubaidah Bahar. Sebutan ipenyair gunungi melekat pada diri Syamsu Indra Usman karena kecenderungannya berkarya di daerah pedalaman.la sesekali mengunjungi komunitas sastra di Palembang sehingga dianggap turun gunung. Kedua orang tua Indra Usman berasal dari Musi,salah satu daerah di Sumatera Selatan. Ayahnya bekerja sebagai seorang pendidik di tempat asalnya, sedangkan ibunya dikenal sebagai sosok seorang istri yang setia mendampingi suami dalam membesarkan anak-anak mereka. Masa kanak-kanak dihabiskan Syamsu di kampung halamananya di Padang Tepong, Kabupaten Lahat. Alam kampungnya yang berbukitbukit dengan tipe masyarakatnya yang berjiwa keras ikut berpengaruh terhadap sikap hidup Syamsu. Namun,Syamsu adalah tipe seorang pengarang yang romantis di balik bungkusan kegarangan lingkungannya. Hal itu setidak-tidaknya tergambar dari sikap terbuka yang sering dibumbui oleh berbagai humor segar yang terlontar dari mulutnya. Akan tetapi, dia juga sosok pengarang yang mudah tersentuh oleh kesengsaraan orang lain. la gampang menangisjika melihat sesuatu peristiwa yang menyentuh batinnya. Sikap seperti itu juga tercermin dalam karya-karyanya. Syamsu Indra Usman banyak menulis puisi, cerpen, dan novel. la juga sering menggunakan nama samaran. Ada beberapa nama samaran yang sering digunakan dan dicantumkan sebagai identitas dirinya dalam karyakaryanya. Nama samaran Syamsu Indra Usman antara lain lin Sarosa,Indra Usman Karang Cayo, lin Usman Ulu Musi. Alasan Indra Usman menggunakan nama samaran agar tidak terlalu dikenal jika suatu saat menjadi penulis terkenal. 116 Antolc^i Biografi Pengarang Sumatera Selatan Syamsu Indra Usman menikah dengan Wesi Safei pada tanggal 20 Juli 1982. dari pemikahannya itu, Syamsu dikaruniai tiga orang anak, yaitu (1)Dwi Maretsa Putri,(2)Alva Agusti Sriosa, dan (3)Pebi Ayu Lestari. 2. Riwayat Pendidikan dan Organisasi Syamsu Indra Usman menempuh pendidikan dasar di tanah kelahirannya Padang Tepong,Lahat. la menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah dasar Padang Tepong pada tahun 1977. Setelah itu, dimeneruskan pendidikan menengah pertama dan menengah atas ke kota Bengkulu. Setelah menamatkan SMA pada tahun 1977, Syamsu Indra Usman melanjutkan kuliah ke Akademi Bank dan Manajemen Jember dan selesai pada tahun 1982. Di samping melalui jalur pendidikan, Syamsu Indra Usman juga aktif menggali pengalamanotermasuk pengalaman kesastraanomelalui berbagai organisasi. Dia menjadi ketua kelompok teater Arsabuda Jember, Jawa Timur (1979-1980), Ketua Senat Akademi Bank dan Manajemen Jermber, Jawa Timur(197961981), Ketua Gema MKGR Ulu Musi,Lahat (1985-1990), Sekretaris KNPI Kecamatan Uli Musi, Lahat(198861994), Sekretaris Kushinryu M Karatedo Indonesia Ranting Kecataman Ulu Musi, Lahat(1986-1990), Ketua Seksi Pnerengan, penerbitan, damn Massmedia Rayon AMPI Kecamatan Ulu Musi, Lahat(1985-1990), Ketua Seksi Seni Budaya AMPI Kecamatan Ulu Musi, Lahat(1988-1991), anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Lahat(1996-1998), Koordinator Himpunan Penulis Pengarang Penyair Nusantara(HP3N)Lahati (199261998), Koordinator Sanggar Peran Serta Sumatera Selatan (1992-1996), dan anggota Dewan Serikatt Petani Sumatera Selatan (1998-2000). 3. Riwayat Pekerjaan Setelah menyelesaikan perguruan tinggi di Jember,Syamsu Indera Usman pulang ke kampungnya. Kemudian, dia bekeqa sebagai seorang Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 117 pendidik selama bertahun-tahun. Syamsu Indra Usman pemah menjadi guru SMATrisakti Palembang(198161982),Guru SMP Swasta Ulu Musi, Lahat(198261983),Guru SDN 03 Lubuk Puding,Lahat(198261985), Guru SMA PGR!Padang Tepong,Lahat(198361984),guru SMP Negeri I Padang Tepong (198261987), Guru SMP PGRI Bandar Aji, Lahat(198461987), dan Guru SMP YPBI No. 24 Padang Tepong, Lahat (198261986). Di samping menjacH guru,Syamsu Indra Usman pemahjuga menjadi pengurus Yayasan Pendidikan Ulu Musi,Lahat(198561990)dan staf Humas Kantor Camat Ulu Musi,Lahat(198561990). Pada tahun 1992,Syamsu Indra Usman pindah ke kota Palembang. la bekeija pada {^nerbit Sriwijaya Media Utama Palembang dengan jabatan sebagai direktur C199261994). Selepas menjabat direktur pada pemsahaan penerbit itu, Syamsu Indra Usman pindah ke Bengkulu. la bekeija sebagai wartawan di kota tersebut. 4. Riwayat ICesastraan Syamsu Indra Usman tergolong sebagai penulis produktif. Hal itu dapat diliahat dari jumlah karya yang telah dihasilkannya. la telah menghasilkan 40judul buku yang terdiri atas antologi puisi, novel, antologi pantun. Di samping menulis sastra, dia juga menulis kumpulan Filsafat, kebudayaan daerah. Yang lebih menarik, dia juga menulis beberapa buku yang berisi resep masakan dan adat perkawinan. Selain itu, Syamsu Indra Usman juga mengarang lagu-lagu daerah Empat Lawang. Olok ke Kebang, Ibuk Kayak,dan Sayang Ketuwi merupakan tiga judul lagu daerah ciptaan Syamsu Indra Usman. Novel pertama yang ditulis Syamsu Indra Usman adalah Tembang Duka. Novel itu ditulis pada tahun 1979. Karyanya itu berbicara tentang m,asalaha social, lingkungan hidup, dan keagamaan. 118 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Dalam kaitannya dengan seni yang digelutinya,Syamsu Indra Usman aktif dalam berbagai pertemuan dan kegiatan sastra di tanah air. Syamsu Indra Usman mengikuti Dialog Sastra dan Baca Pusisi di Metro Lampung (1992), Mengikuti Festivakl Puisi Perhimpunan Persahabatan Indonesia Amerika(PPIA)di Suarabaya, JawaTimur(1994), mengikuti Lomba Puisi Tingkat Nasional Himpunan Penulis,Pengarang,Penyair Nusantara(HP3N) di Batu, Malang, Jawa Timur (1996), mengikuti Pertemuan Sastrawan Nasional dalam rangka refleksi setengah ababd Indonesia merdeka di Solo, Jawa Tengah (1995), mengikuti Pertemuan Sastrawan Nusantara IX di Kayutanam, Sumatera Barat (1997), mengikuti Pameran Puisi Penyair Indonesia dalam rangka 28 tahun wafatnya Bung Kamo di Blitar, Jawa Timur(1998), mengikuti Temu Sastra Seepulawang di Makassar(1998), mengikuti Lomba Cipta Puisis Tingkat Pelajar dan Mahasiswa se-Provinsi Bengkulu (1996), membaca puisi di Taman Budaya Bengkulu (1996), membaca puisi di radio RKPD Bengkulu (1996), membaca puisi di RRI Stasiun Paslembang (1992), membaca puisi di Monpera Palembang (1992), menjadi moderator dalam Temu Chairil di Palembang(1992),dan membaca puisi di Taman Budaya Provinsi Sumatera Selatan, Palembang,(1992). Tulisan Syamsu Indra Usman berupa puisi, cerita pendek, artikel, cerita bersambung,dan berita dimuat diberbagai media di tanah air. Tulisantulisan Syamsu Indra Usman pemah dimuat di Pelita (Jakarta), Sentana (Jakarta), Swadesi (Jakarta), Karya Dharma (Surabaya), Suara Rakyat Semesta(Palembang), Garuda Post(Palembang), Media Guru(Palembang), Sriwijaya Post(Palembang), Narasi (Palembang), Gending (Palembang), Barometer(Palembang), Gelora Musi (Palembang),Taruna Bam(Medan), Mimbar Umum(Medan),Demi Masa(Medan),Serambi Indonesia(Aceh), Riau Post(Pekanbam),Independen (Jambi), Singgalang(Padang),Semarak (Bengkulu), Cahaya Post(Lubuklinggau), Bidik(Bengkulu),Benteng Post (Bengkulu), Analisa (Medan), Menjemaat (Medan), Radar Bengkulu Bengkulu),Info Empat Lawang (Jakarta), Boom (Bengkulu), dan Rakyat Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 119 bengkulu (Bengkulu). Di samping itu, tulisan-tulisannya juga pemah dibacakan di media elektoronik seperti RRI Palembang, RRI Bengkulu, Radio Swasta Enes Palembang, Radio Swasta RKPD Bengkulu, Radio Swasta Kartika Jember, dan Radio Swasta Muara Kudus. 5. Daftar Karya Kumpulan Puisi 1. TembangDuka 2. Myanyian Rembulan 3. Selamat Pagi Indonesiaku 4. Hujan Gerimis Putih 5. Peijalanan Panjang 6. Sesembah Air Mata 7. Sepucuk Surat Buat Mama 8. Ziarah Pikir 9. Zikir Air Mata 10. Kucing Berjoget 11. Lermbayung Hitam 12. PerahuKertas 13. Songket 14. Roundezvous 15. Festivel Puisi IX 16. 17. 18. 19. Kebangkitan Nusantara I Kebangkitan Nusantara II Refleksi Setengah Abad Sajak Bahasa Daerah Empat Lawang Kumpulan Pantun 1. Kumpulan Rejug Empat Lawang 120 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Novel 1. Hati Seorang Perempuan 2. 3. Badai di Ujung Jalan Tiada Lagi Cinta di Hatiku 4. Melati Berduri di Atas Bukit Kebudayaan 1. 2. Petatah-Petitih Daerah Empat Lawang Mengenal Adat Istiadat Empat Lawang 3. Resep Masakan daerah Empat Lawang 4. Kamus Bahasa Daerah Empat Lawang 5. Kumpulan Sajak dalam Bahasa Daerah Empat Lawang Lagu Daerah 1. Olok Kekebang 2. Ibuk Kayak 3. SayangKetuwi Sumber data: Angket dan wawancara (B. Trisman) SYAMSUL NOOR AL SAJIDI 1. Latar Belakang Keluarga Syamsul Noor Al-Sajidi adalah nama lengkap dari seorang pria penulis yang sering dipanggil eAcuni saja. la berdarah OKI kendati lahir di Palembang, pada tanggal 7 Februari 1967. Ayahnya bemama Mahuza bin Abdullah Husin Al-Syadjidy, seorang wiraswastawan, dan ibunya bemama Rukiah binti Nungtjik. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 121 Acun menikah dengan seorang wanita Jawa bemama Sariyanti binti Bugimin pada tangal 17 Desember 1997.Dari perkawinannya itu ia dikaruniai dua orang putra, yaitu Ahmad Syahid Al-Palimbani dan Ahmad Ridha AlPalimbani. 2. Latar Bdakang Pendidikan Masa sekolah Acun dilaluinya di Palembang.Ia menamatkan sekolah dasamya di SDN 14 Palembang pada tahun 1980,kemudian melanjutkan di SMPN 4 Palembang,dan pendidikan menengah atasnya dijalaninya di SMAN 7 Palembang. Tingkat kecerdasan Acun sebenamya bagus, terbukti dengan diterimanya ia di Fakultas Kedokteran Unsri, Palembang, pada tahun 1987. Namun sayang,ia berhenti kuliah pada semester 3 karena sakit. Setelah itu ia merasa lebih cocok dengan menggeluti dunia tulis-menulis dibandingkan dengan dunia anatomi tubuh manusia beserta penyakit-penyakitnya. 3. Latar Belakang Pekerjaan Di dalam masa usia produktif Acun, ia memilih profesi sebagai sastrawan (penyair,pekeija teater, dan penulis naskah teater)serta wartawan (reporter,redaktur). Hasil karya Acun dalam menekuni kedua bidang tersebut cukup banyak. Tercatat ada lima buah penerbitan pemah etersentuhf tangan Acun, yaitu antara tahun 1989 hingga 1999. Setelah gagal dalam kuliahnya,tahun 1988 Acun menjadi reporter niajalah Estafet wilayah Sumsel hingga tahun 1990. Setelah itu, kurang lebih selama satu tahun ia menjadi wartawan dan mengasuh rubrik budaya di H.U.Sumatera Ekspres(1990-1991) yang pada waktu itu masih di bawah naungan Surya Persindo Grup. Kepandaian Acun dalam menulis dan mengarang membuat ia ditarik menjadi Redaktur Pelaksana majalah pelajar Narasi yang terbit di Palembang. 122 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Di majalah itu Acun bertahan dari tahun 1992 hingga 1994. Kemudian setelah vakum selama 5 tahun kembali Acun berkutat dengan duniajumalistik, yaitu di tabloid berbahasa Inggris yang terbit di Palembang,Next Magazine. Acun aktif selama satu tahun (1999-2000) sebagai Managing Editor/Advertiser. Terakhir Acun dipercaya sebagai Pemimpin Redaksi tabloid Gema, Palembang dari tahun 2000 hingga sekarang. 4. Latar Belakang Kesastraan Cerita pendek bequdul ilndah Amperawatii merupakan karya sastra Acun pertama kali yang dimuat di media masa. Cerpen tersebut dibuat Acun pada tahun 1983, yaitu ketika ia menduduki bangku kelas 1 SMA. Selanjutnya bermunculanlah karya-karya Acun yang terbit di berbagai media masa di Sumatra,Jawa dan Bali seperti Sumatera Ekspres,Sriwijaya Post, Suara Rakyat Semesta, Paron, tabloid Gema,tabloid Media Guru, tabloid Barometer, majalah Medika(FK Unsri), Next Magazine, majalah Narasi, Singgalang,Taruna Baru, Dharmasena, Beringin Indonesia, Anita Cemerlang, Terbit Minggu, Swadesi, Simponi, Sentana, Estafet, Panji Masyarakat, Replublika,Sinar Pagi, majalah Kartini, Ummat,tabloid Jumat Salam, Kedaulatan Rakyat, Bali Post, dan sebagainya. Bagi Acun, menulis pada hakikatnya merupakan salah satu ibadah. Oleh sebab itu, topik yang ditulisnyapun bermacam-macam,sebagai wujud ibadahnya. Topik tulisan yang pemah ditulis Acun antara lain mengenai sastra, teater, sinema/film, musik,filsafat, agama,kesehatan, sosial-politik, grafika/penerbitan, dan ekonomi. Kereligiusan Acun dalam berkarya sebenamya tampak dalam pandangannya tentang puisi(pemah ditulis di AJI Palembang,tahun 2001). Menurut Acun,ia sebagai manusia sangat terbatas oleh usia; kapanpun dan di manapun ia boleh mati atas izin-Nya, tetapi puisinya tidak; katanya; puisiku dan puisimu tetap hidup abadi di sisi-Nya. Satu hal lagi yang Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 123 menunjukkan ciri khasnya adalah bahwa di penghujung puisi/sajaknya selalu di beri bulan dan tahun Hijriah,jarang menggunakan bulan dan tahun nasional/Masehi. Dalam keluarga terdekat Acun ada yang menjadi penulis, ia adalah paman (adik ayah Acun) yang tinggal di Jakarta. Barangkali karena dalam darah keluarganya terdapatjiwa seni, maka sejak duduk di bangku sekolah dasar Acun sudah mulai menulis cerpen dan puisi. Ia mulai belajar teater panggung sejak duduk di SMP dan mulai serius setelah menamatkan SMA. Di Jakarta Acun pemah bergabung dengan Teater Molek dan mementaskan beberapa judul drama di Taman Ismail Marzuki. Di bidang teater panggung, ia tidak membantah mendapat pengaruh aim. Arifin C. Noer (teater Ketjil). Ia memilih dan menekuni jalur panggung bercorak surealisme (absurditas). Beberapa naskah drama panggung yang dibuatnya dan dipentaskan di Palembang dan Jakarta pun bercorak surealisme. Hampir semua genre sastra pernah ditulis Acun. Menurut pengakuannya ada sekitar 150judul puisi yang pemah dibuatnya, 10judul cerpen,2judul novel,dan 10judul naskah drama. Kesemuanya tersebar di berbagai media masa di Palembang dan luar Palembang. Beberapa karyanya pernah dijadikan topik pembicaraan pengamat sastra, antara lain dimuat di Sriwijaya Post, Sumatera Ekspres(keduanya harian yang terbit di Palembang),Surat Kabar MingguTaruna Bam(Medan). Akan halnya dengan kemampuan penyutradaraan dan konsep pementasan naskah Bui (karya Akhudiat) yang digarap Acun dan di pentaskan di Aula IAIN Raden Fatah, Palembang, diangkat sebagai topik dalam diskusi di Pusat Penelitian Unsri. Ada beberapa karya puisi Acun yang terbit dalam sebuah antologi, antara lain Antologi Puisi Profetik Ghirah, yang diterbitkan Pemuda Muhammadiyah Sumsel (1991), dan dalam Antologi Puisi Tiga Penyair Palembang Tiga Wajah Musi (Koko Bae, Syamsul Noor Al-Sajidi, dan 124 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Purhendi) yang diterbitkan oleh Forum Studi Seni dan Filsafat (FS2F) Sumsel(2002). Satu obsesi Acun yang belum terwujud, yaitu menerbitkan sebuah Antologi Puisi Tunggal dan Kumpulan Esai/Artikel. Berbagai kegiatan sastra pernah dijalani Acun, misalnya penyelenggaraan suatu ajang perlombaan, baik itu sebgai juri maupun sebagai pendukung acara; pembicara sebuah seminar/diskusi sastra, pengurus sebuah lembaga non profit kebudayaan dan sebagainya. Sejak 1995 Acun aktif di FS2F Sumatera Selatan, dan pada sekitar tahun 2000 ia sempat menjabat sebagai ketuanya. Dalam tahun 1992 ia pemah membidani kelahiran Ikatan Penulis Muda Palembang (IPMP) bersama Koko Bae,Anwar Putra Bayu,Dimas Agoes Pelaz,Toton Dai Permana, JJ Polong, dan T. Wijaya. Wadah tersebut selanjutnya menjadi wahana untuk go nusantara bagi karya-karya sastra mereka. Acun pemah juga terlibat dan menjadi ketua Sanggar Kesenian Peranserta (Sangkerta)PPM Sumatera Selatan (199461996). Pada kegiatan Bengkel Sastra yang diadakan oleh Balai Bahasa Palembang di Muara Enim pada tanggal 2-4 September 2003,Acun bertindak sebagai narasumber atau pembimbing sastra bidang puisi. 5. Daftar Karya Beberapa judul puisinya antara lain: 1. "Wasiat Seorang Sufi"(1991) 2. "Pengakuan"(puisi naratif, 1990) 3. "Dengarlah Nyanyian Lautku"(puisi naratif, 1989) 4. "Sriwijaya"(puisi naratif, 1991) 5. "SketsaEmbun"(1989) 6. Majelis Zikir"(2000) 7. Surat Seorang Buruh Buat Pengusaha"(puisi naratif, 2001) 8 Ghirah (antologi puisi profetik bersama, 1991) Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 125 9. Tiga Wajah Musi (antologi puisi bersama,2002) Esai sastranya yang pernah dimuat di beberapa media masa antara Iain: 1 2. "Puisi Tak Butuh Legitimasi"(dimuat di Sriwijaya Post,2Juli 2000) "LG dalam Sastra Sufistik" (dimuat di Sumatera Ekspres, 23 September 2001) 3. Sastra Profetik dan Trend Filsafat Bahasa"(dimuat di Swadesi,24 4. Bau Surealisme dalam Teater"(dimuat di Sriwijaya Post, 28 Juni Oktober 1993) 1992). Beberapa naskah drama panggungnya antara Iain: 1. "Renungan Sebaris Nafas" 2. "Ranti Ramanti" 3. "Pusaran Musim" 4. "Kokoh Akar Tudungan Daun" 5. "TekTakTekTok" 6. 7. "Bumi di Atas Langit" "Balada Raja Sukasuka" Sumber data: Angket dan wawancara (Dian Susilastri) T. WIJAYA 1. Latar Belakang Keluarga Taufik Wijaya dilahirkan pada tanggal 25 Desember 1970 dari pasangan Emmy dan Kms. Bachtiar Abdurrahman. Abdurrahman yang 126 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Taufik Wijaya tumbuh menjadi seorang yang teguh memegang prinsipnya. Pada tanggal 8 Agustus 1996, Taufik Wijaya yang mempunyai darah Palembang, Sunda, dan Padang ini, menikahi Dian Maulina. Sekarang mereka telah dikaruniai dua putra yaitu, Bachtiar Syahri Wijaya dan Abdurrahman Che Wijaya. 2. Latar Belakang Pendidikan Pendidikan dasar ditempuh Taufik di SD Negeri 150 Palembang. Kemudian ia melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 21 Palembang dan menamatkannya pada tahun 1987. Pendidikan menengah atas ditempuh Taufik dengan berpindah- pindah dari SMA Negeri 7 ke SMA Negeri 5 Palembang,sampai akhimya menamatkannya di SMA Gama Yogyakarta pada tahun 1990. 3. Latar Belakang Kesastraan Taufik Wijaya sudah mulai menulis sejak berusia 10 tahun, saat ia duduk di kelas V SD.Bakat menulis diwarisinya dari sang ibu,Emmy,yang merupakan seorang penulis dan budayawan. Oleh karena itu, sejak remaja Taufik memang bercita-cita menjadi seorang sastrawan dan budayawan. Menulis adalah pekeijaan utama bagi Taufik Wijaya. Tema-tema sastra dan budaya selalu menjadi perhatian utamanya. Hingga sekarang,ia telah menghasilkan sekitar 155 judul puisi,50 cerpen, dan 4 naskah drama. Di samping itu, esai sastra dan budaya Taufik banyak tersebar di berbagai media massa cetak di tanah air, baik itu media lokal Sumatera Selatan maupun media nasional seperti Kompas,Republika, dan Media Indonesia. Untuk membedakan dengan pengarang lain, Taufik Wijaya menyingkat namanya menjadi T. Wijaya atau TW saja. Ia sering mengatakan bahwa nama eTaufikI terlalu populer. Demikian juga ketika ia duduk di bangku SMP dan SMA,Taufik lebih suka menggunakan nama samaran Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 127 dalam karya-karyanya. Kala itu, nama samaran yang dipilihnya adalah Abu Perra, yang dtambil dari nama pengarang Iran yang dikaguminya. Satu hal yang terlihat jelas dalam puisi-puisi Taufik Wijaya, yaitu eksplorasi yang bebas dan lepas dalam berkarya. Hal ini ditandai dengan banyaknya tema menghiasi karya puisinya, antara lain sosial, budaya, politik, dan cinta. 4. a. Daftar Karya Beberapa karyaTaufik Wijaya adalah sebagai berikut. Antologi Puisi Krisis di KamarMandi. 1995. Dapur Sastra Musi,Palembang Dari Pesan Nyonya. 1996. Yayasan Traraju. Mimbar Penyair Abad 21. DKJ. 1996. Sajak-sajak Cinta(bersama Dimas Agoes Pelaz). 1999. dan beberapa antologi bersama yang diterbitkan di Padang, Blitar, Jakarta, dan Riau. b. Teks Teater Mungkin. 1992. Aku Namakan Lysistrata. 1993. Ikan Asin 50 Tahun dalam Kaus Kaki. 1995. Betapa Indahnya Sepak Bola. 2002. c. Selain itu karya-karya Taufik Wyaya berupa puisi, cerpen,dan artikel sastra sampai sekarang banyak dimuat di laman-laman sastra seperti cybersastra.com, bumimanusia.com,ceritanet.com, pantau.com,dan Iain-lain. 128 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 5. Pembicaraan Karya-karyanya Afrizal Malna. 1997. Puisi T. Wijaya sebagai Karya Pasca Sutardji C. Bahri. Horison: Jakarta. Afrizal Malna. 2000. Sesuatu Indonesia. Jakarta. Selain itu, dalam beberapa esai di media massa, karya Taufik Wijaya juga pemah dibicarakan oleh Oyos Suroso dan Nur Zain Hae. Sumber data: Angket dan wawancara (Wenny Oktavia) TOTON DAI PERMANA 1. Latar Belakang Keluarga Nama lengkapnya Tonthowi Herujum Eka Permana atau sering dipanggil dengan sebutan Toton. Nama Toton inilah yang belakangan lebih populer daripada Thontawi. Toton dilahir pada tanggal 14 Desember 1962 di Manna (Bengkulu Selatan) dari pasangan Mochamad Dafi Sulaimana dan Zumratul Kabatiah. Toton melewati masa kanak-kanak di dua tempat, yaitu Manna (tanah kelahirannya) dan Palembang. Toton pindah ke Palembang pada tahun 1968 mengikuti ayahnya yang pindah tugas ke kota ini. Masa kecil dan masa remaja Toton dilewati di daerah padat dan rawan terjadi tindak kriminal, seperti penodongan, penjambretan, dan pencopetan. Toton mengawali kiprahnya dalam dunia seni dalam bidang seni lukis. Bersama-sama adik-adik, Toton memanfaatkan dinding kamar sebagai pelampias ekspresi seninya. Kamar tidur mereka berdinding papan dipenuhi oleh berbagai lukisan. Toton mulai mengenal dunia teater setelah duduk di bangku SLTA. Toton bergabung pertama kali dengan kelompok Teater DD yang diasuh Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 129 oleh Drs. Sipan M. Rohim. Kiprahnya di dunia teater memberi peluang bagi Toton untuk tampil di layar televisi. Perkenalan dan kiprah Toton dalam dunia teater agak menyurutkan perhatiannya terhadap seni lukis. Namun,di sisi lain, kiprahnya di dunia teater semakin diperlebar semenjak duduk di perguraun tinggi. Pada waktu itu, Toton bergabung dengan Teater Kembara pimpinan Asriel Caniago. Toton beberapa kali ikut dalam kegiatan pementasan antara lain Ben Go Tun di Taman Budaya Sriwijaya pada tahun 1983. Pada tahun 1985,Toton mendirikan Teater 707 dengan menggabungkan Teater Bungsu yang diasuhnya di SMPN 7 Palembang. Selepas itu, Toton tetap aktif di dunia kesenian. Toton menikah dengan Rossy Lawiyah pada tahun 1992. Dari buah perkwinannya, pasangan Toton dan Rossy dikaruniai sepasang anak, Widhastio Rozasa Akbar Permana dan Mayangsari Devi Permana. 2. Latar Belakang Pendidikan Toton menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 97 Palembang. Akan tetapi, Toton kemudian dipindahkan ke Sekolah dasar Negeri 27 Palembang. Setamat dari sekolah dasar, Toton melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 6 Palembang. Perhatian Toton terhadap dunia sastra semakin terkuak kertika duduk di SLIP. la rajin menulis buku harian dan melukis. Prestasi sekolah juga tergolong baik karena selalu berada dalam lima besar. Selepas dari SLTP,Toton melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 3 Palembang. Pada waktu duduk di bangku SMA, imajinasi liar Toton semakin berkembang. Perkenalan dengan dunia remaja lewat tontonan, seperti Ali Topan dan beberapa film remaja kala itu, membawa pengaruh tersendiri pada diri Toton. Dari pengaruh-pengaruh seperti itu pula naluri kepengarangan mulai terasah. 130 Antologi Biografl Pengarang Sumatera Selatan Sosok Toton adalah sosok yang mudah akrab dengan semua orang. Sikapnya itu termasuk yang dikhawatirkan orang tua karena takut menjerumuskannya. Oleh karena itu,sang ayah memindahkan Toton ke SMA Negeri 1 Palembang yang terkenal dengan pengedepanan kedisiplinan siswanya. Pada tahun 1982,Toton menamatkan pendidikan dari SMA Negeri 1 Palembang.Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan ke Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. la memperoleh gelar Sarjana Hukum dari almamatemya pada tahun 1988. 3. Latar Belakang Pekerjaan Banyak cara yang dapat dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian juga yang antara lain dilakukan oleh Toton. Selepas dari perguruan tinggi, Toton mencoba melakukan pekerjaan yang dapat dilakukannya. la pemah menjadi wartawan di salah sebuah media terbitan Palembang. Sembari melakukan tugas jumalistik yang menjadi bebannya, Toton berusaha juga mendapatkan informasi tentang peluangpeluang lain yang mungkin dapat dimanfaatkannya. Akhimya,Toton beralih profesi menjadi Pegawai Negeri Sipil ketika peluang itu datang. la pemah bertugas di Kantor Departemen Penerangan Kabupten Muba di Sekayu. Terakhir,Toton bekerja di jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. 4. Latar Belakang Kesastraan Darah seni yang mengalir di tubuh Toton antara lain mengalir dari sang ayah. Di samping seorang pengajar, ayah Toton juga banyak menulis karya sastra. Akan tetapi, yang menarik disimak dari keterlibatan Toton dalam berkesenian adalah keterlibatannya dalam beberapa genre. Selain pemah melukis dan berteater,Toton juga pemah menghasilkan karya-karya yang berbentuk tulis. Toton sangat senang dan terpukau oleh novel-novel Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 131 karya Eddy D.Iskandar dan Teguh Esha. Novel-novel tersebut berpengaruh terhadap karya-karya terdahulu Toton. Toton mulai menulis cerita pendek ketika duduk di bangku SLTA. Pada saat itu, dia sudah aktif mengirimkan cerpen-cerpennya ke media terbitan ibukota. Pada tahun 1980-an, kominitas kesenian Palembang mulai marak dengan berbagai aktivitas sastra. Pada saat itu pula, Toton mulai menulis puisi. Intensitas Toton dalam menulis cerpen mulai berkurang ketika memimpin Teater 707 Palembang.la hams lebih berkonsentrasi pada penulisan skenario televisi untuk kelompok Teater 707. Bidang ini yang kemudian menjadi lahan garapan Toton.la menulis lebih kurang 100 naskah skenario. Toton memulai debutnya sebagai penulis skenario melalui karyanya yang beijudul iSederhana Tapi Meriahi yang dihasilkannya pada tahun 1985, Selanjutnya,cerita-cerita pendek yang dihasilkan Toton pada dekade 1980-an bertemakan masalah remaja. Di samping itu, beberapa karya yang berbentuk cerita pendek juga mengangkat persoalan sosial dan politik. Dua cerita karya Toton berjudul Ismu dan Setiap Agustus dimuat pada harian Sriwijaya Post. Kemudian, beratus puisi terlahir dari tangan Toton. Akan tetapi, hanya beberapa puluh puisi Toton saja yang mengalami nasib baik karena dapat dipublikasikan atau diperlombakan dalam berbagai forum. Puisi iSepucuk Surat Buat Emald yang sering dibacakan dan diperlombakan dalam kominitas sastra Sumatera Selatan mempakan buah karya Toton. Toton termasuk sosok penulis yang kurang rajin mempublikasikan karya-karyanya. Kalaupun ada karya-karya yang hadir dalam sebuah antologi, itu karena kegigihan teman-temannya.Di samping itu,gerak berkeseniannya juga agak terbatas karena status yang disandangnya. Sebagai pegawai pemerintah, dia merasa tidak dapat mengabdikan diri ke dalam dunia seni seutuhnya. Oleh karena itu, diajarang mengikuti kegiatan-kegiatan kesenian, seperti pertemuan-pertemuan penyair. Puisi-puisi Toton pemah di muat dalam antologi Rendesvous dan 10 Penyair Palembang. 132 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Atas kiprahnya di dunia senia, Toton menerima Penghargaan Seni dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2002. Sumber data: Wawancara dengan Nurhayat Arif Permana pada tanggal 21 April 2003 di Balai Bahasa Palembang. (B.Trisman) WARMANP 1. Latar Belakang Keluarga Warman P alias Sumarman lahir di Tebing Grinting, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tanggal 16 Februari 1971. la adalah seorang anak PNS(Pemda)asli Pegagan, OKI yang sering dimutasi ke berbagai daerah di Sumatera Selatan, sehingga masa kecilnya pun sering berpindah tempat. Ayah Sumarman bemama Maksum Sulaiman, kini telah pensiun dari kepegawaiannya namun masih cukup aktif di kancah politik daerah. Ibunya, Mariana adalah seorang wiraswastawati yang cukup sukses.~" Warman, begitu panggilan akrabnya, menikah dengan Hemita pada tanggal 20 September 1995, ketika itu ia masih duduk di bangku kuliah. Mereka dikaruniai dua anak yaitu Panji Mufqi Narohah (15 Juni 1996)dan Miftah Putri Ramadhani (11 September 1999). 2. Latar Belakang Pendidikan Warman menamatkan sekolah dasamya di Sungai Liat, Bangka tahun 1984. Kemudian kembali ke Palembang, mengikuti tugas ayahnya, ia sekolah di SMP Muhammadiyah I hingga tamat tahun 1987. Masa sekolah menengah atas Warman agak tersendat. Jenjang sekolah yang wajar untuk SMA cukup tiga tahun, namun ia habiskan hingga empat tahun. Hal tersebut bukan karena Warman kurang pandai, namun ada masa Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 133 kebosanan dan masa bodoh terhadap sekolah ketika ia menginjak kelas satu SMU.Mulanya ia sekolah di SMU Negeri 2Palembang, kemudian ia pindah ke MAN 2 Palembang hingga tamat. Beberapa tahun kemudian,ia kuliah di IAIN Raden Fatah,Palembangjurusan Perbandingan Agama(Usulhudin) dan menamatkaisnya pada tahun 1999. 3. Latar Belakang Pekerjaan Kendati orang tua Warman telah mencukupi kebutuhan finansialnya, ketika remaja dan masih duduk di bangku SMU,Warman pemah ibekeijai sebagai pengamen. Bagi Warman mendapatkan uang hasil keringat sendiri merupakan kepuasan tersendiri. Setamat sekolah menengah, berbagai pekeijaan pemah ditekuninya, hingga kemudian kuliah, menikah, dan punya dua orang anak. Warman pemah menjadi guru ngaji bagi anak-anak sekolah. Sebelum ia menapaki jenjang kuliah, Warman menjadi redaktur di majalah pelajar Narasi, Palembang. Pada akhimya ia kuliah dan lulus, pekerjaan sebagai sales pemah pula ia jalani. Warman aktif di beberapa lembaga swadaya masyarakat yang menyoroti Masyarakat Miskin Perkotaan (MMP), aktif pula di Lembaga Perlindungan Anak (LPA). Di dunia jumalistik, Warman sempat menjadi redaksi di majalah Veto, Palembang. 4. Latar Beiakang Kesastraan Cita-cita Warman ketika masih kecil ingin menjadi tentara atau pahlawan. Namun,seiring dengan bertambahnya usia dan luasnya pergaulan di beberapa LSM serta pengalamannya di dunia seni sastra yang membuka kepekaan hatinya, membuat Warman berbalik membenci tentara(khususnya tentara yang asal tembak). Warman mulai menulis sastra sejak ia masih duduk di bangku SMU 134 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan kelas I (1987). Karya pertamanya berupa puisi yang diterbitkan di Media Guru,Palembang. Waktu itu ia ikut aktif di teater Potlot pimpinan Anwar Putra Bayu. Kemudian ia aktif di Kelompok Studi Kebudayaan Kali Musi (KSKKM)pimpinan Tarech Rasyid. Ada sedikit isejarahi yang akhimya melekat pada Warman. Ketika ia aktif di Potlot, ia sering tidur di markas Potlot, di bilangan Pakjo, Palembang. Markas tersebut dipagari oleh beluntas, sejenis tanaman perdu yang biasa dikonsumsi sebagai lalap makan (mentah). Karena Warman sering melalap beluntas/pluntas, maka ia lalu dijuluki oleh Anwar Putra Bayu dengan Warman Pluntas/ Warman P, dan nama itu kemudian menjadi trade mark Warman bila ingin menulis di media masa. Puisi dan cerpen adalah genre sastra yang ditulis Warman,di samping menekuni pula musikalisasi puisi. Jumlahnya cerpennya puluhan, bahkan ratusan untuk koleksi puisinya. Namun demikian, hanya sedikit karyakaryanya yang sempat terdokumentasi, itupun karena sudah diterbitkan dalam sebuah buku. Terhitung ada tiga buah buku yang pemah diterbitkan dan memuat puisi karya Warman.SyairPeqalanan Akhir,sebuah antologi puisi tunggalnya yang pertama, diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Kebudayaan Wirakarsa,Palembang (Desember,2000). Buku itu memuat 27 buah puisi yang dibuat antara tahun 1988 hingga 1998. Lalu ada dua buah antologi puisi bersama yang memuat puisi Warman, yaitu Antologi Puisi Profetik Ghirah, yang diterbitkan Pemuda Muhammadiyah Sumsel (1991) dan Menghitung Duka (antologi puisi yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Palembang, 2000). Karya puisi dan cerpen Warman pemah dijadikan bahan dalam forum diskusi-diskusi sastra di APEK (Aliansi Pekeija Kesenian)dan di KSKKM (Kelompok Studi Kebudayaan Kali Musi) Palembang. Di samping itu, ketika peluncuran antologi puisi tunggalnya di Museum Sultan Mahmud Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 135 Badarudin 11 (tahun 2000), selain pembacaan puisi tunggal oleh Warmari sendiri ada juga pembahasan karya oleh Joni Endardi, S.S. (staf peneliti Balai Bahasa Palembang). Tema karya yang ditulis Warman menurutnya bermacam-macam dan berubah-ubah,tergantung suasana. Banyak tulisannya dipengaruhi oleh kondisi sekitar dan aktivitas di LSM.Beberapa temannya bahkan menyebut karya Warman cenderung berhaluan ikirii, penuh dengan kritik sosial, meskipun adajuga yang profetik. Karya favorit Warman dan merupakan puncak kemasabodohan dalam berkarya adalah cerpennya yang berjudul iPreki. Cerpen itu dibuat tahun 1993, namun sayang arsipnya hilang padahal belum sempat diterbitkan. Obsesi Warman tentang sastra bahwa sastra akhimya menjadi hal yang biasa, jangan dipandang aneh, karena bisa dinikmati. 5. Daftar Karya 1. Ghirah (antologi puisi profetik bersama, Penerbit Pemuda Muhammadiyah Sumsel, 1991) 2. Menghitung Duka (antologi puisi bersama, Dewan Kesenian Palembang, 2000) 3. Syair Perjalanan Akhir (antologi puisi tunggal,LK Wirakarsa, 2000). Sumber data: Angket dan wawancara (Dian Susilastri) YAN ROMAIN HAMID 1. Latar Belakang Keluarga Yan Romain atau yang lebih dikenal dengan panggilan lOtoki, dilahirkan di Palembang pada tanggal 29 November 1963. la putra ke-4 136 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan dari 10 putra yang dimiliki pasangan Z.A. Hamid Rahmad dan Zailun. Otok menghabiskan masa kecil dan remajanya di sebuah daerah di Palembang yang disebut Lorong Kapten. Daerah ini kelak banyak melahirkan banyak seniman dan penulis Sumsel, seperti Toton bersaudara, F.J. Ajong, Anto Narasoma,Iwan Ruskan,Anwar Putra Bayu,Haris Cinamon,dan Iain-lain. Kelompok ini pula kemudian yang ia sebut sebagai"Kelompok Lorong Kapten" dan"iKelompok Bawah Ruma't karena rumahnya menjadi tempat berkumpul para seniman tersebut. Darah seni OtokA'an Romain mengalir deras dari kedua orang tuanya. Ayahnya, Z.A. Hamid Rahmad, dikenal sebagai pendiri Koran Api Jihad, sementara nenek dari pihak ibunya sempat mendirikan orkes yang cukup temama di Palembang, Senja Kelana. Nama Yan Romain sendiridiambil dari nama seorang seniman Belanda,Jan Rumain,karena ayahnya pengagum seniman itu. Otok beristrikan Kartika yang dinikahinya pada tahun 1992 dan dikaruniai tiga oranag anak: M. Galang Satianzah, Ayu Gita Muniro, dan - Gea Fitri Rahmadona.Sekarang mereka sekeluarga menetap di Jalan L©tnarr= Jamais RT 3 No. 145, Kel. Sei Pangeran, Palembang. 2. Latar Belakang Pendidikan Pendidikan dasar dan menengah ditempuh Otok di Palembang. Setelah menamatkannya,pada tahun 1982,ia mencoba mencari peruntungan di kota gudeg Yogyakarta selama satu tahun. Kemudian, pada tahun 198361985, ia menempuh pendidikan di Akademi Akuntansi Perbanas. Ketika kembali ke Palembang pada tahun 1986,Otok melanjutkan pendidikan tingginya di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang. Namun,sekali lagi ia tidak menyelesaikannya. Bam tahun 2003 ia meraih gelar sarjana hukumnya lewat STIEDPADA (Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda)Palembang. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 137 3. Liatar Belakang Pekerjaan Yan Romain adalah penulis puisi, esai, dan naskah drama. la pemah menulis naskah drama untuk TVRI Stasiun Palembang dan TVRI Stasiun Jakarta. Tahun 1994-1996,Yan Romain ke Jakarta untuk beigabung dengan Televisi Pendidikan Indonesia(TPI), Di sana, ia bekeija sebagai pemain sinetron, penulis naskah, dan asisten sutradara. 4. Latar Belakang Kesastraan Yan atau Otok memulai dunia kepengarangannya dari menulis puisi dan"upahan" menulis surat cinta kawan-kawannya di sekolah. Menulis serius dia lakoni ketika duduk di sekolah menengah atas. Pada tahun 1985, ia sempat meneibitkan sebuah kumpulan puisi tunggal Sajak Kumur-Kumur. Selanjutnya, Otok lebih banyak berkiprah di dunia teater. Bersama F.J. Ajong, Anwar Putra Bayu, Momon, dan Anto Narasoma, Yan Romain mendirikan Teater Study Art System (SAS)pada tahun 1983. Kemudian, mereka melakukan pergelaran Dr. Gadungan dan Yan bermain sebagai Geronte. Saat itu, Yan banyak menulis naskah panggung dan televise. Tak kurang dari 100 naskah yang ia tulis, baik drama anak-anak,remaja, modem, maupun tradisional. Sejak remaja, Yan sering mengikuti berbagai lomba di bidang sastra, seperti lomba baca puisi, lomba lawak, dan festival teater, ajang ia sering menjadi juara. Ia pemah menjadi juara pertama lomba baca puisi yang diadakan FK Unsri Palembang pada tahun 1984,juara pertama lomba lawak BICKN pada tahun 1990, dan pada tahun yang sama juga tercatat sebagai juara pertama lomba baca Koran yang diadakan harian Suara Rakyat Semesta (SRS). Sampai sekarang, sudah beragam penghargaan sebagai sutradara, penulis naskah,aktor, pelawak,dan penata panggung,berhasil diperolehnya. Yanjuga sempat berkiprah menulis naskah dan bermain di Televisi Pendidikan 138 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Indonesia selama dua tahun (1994-1996). la ikut bermain dalam Opera Odol di TP! pada tahun 1995. Tahun 1998, ia terlibat aktif di Sepekan Drama Tradisional TVRI Stasiun Palembang dengan lakon iBujang Jelihimi. Daftar Karya 1. Beiikut adalah beberapa karya Yan Remain Hamid. Puisi 2. Kumpulan Puisi "Sajak Kumur-Kumur"(1985) Naskah Drama 1. Konci(1986) 2. Bidak-Bidak Catur(1986) 3. Kaum Belia(1987) 4. 5. Yang Retak Yang Kukuh (1988) Panglima Sumai(1988) 6. MisteriTanah Warisan (1989) 7. Putri Selaka(1989) 7. 8. Belage Sakti (1990) Jujuritu Pahala(1990) 9. Putri Teratai (1991) 10. 11. 12. Menguak Takdir(1991) Bedeng Kos(1992) Lenggang Palembang(1992) 13. dll. Sumber data: Angket dan wawancara (Wenny & Arif) Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 139 YOS RUSWADIILYAS 1. Latar Belakang Keluarga Drs. Yos Ruswadi Ilyas atau lebih populer dengan nama Yos El Yas (menurutnya,nama tersebut lebih enak didengar dan gnyenii)adalah seorang penulis naskah drama asal Sumatera Selatan yang cukup produktif. la dilahirkan dan dibesarkan di kota minyak Prabumulih. Yos dilahirkan dari rahim seorang wanita anak Pasirah, yaitu Hj. Masnab binti Mat Ajib, pada hari Jumat, 12 Juli 1957. Ayah Yos, H.Ilyas Tahir bin Tahir Genaram (aim.) adalah seorang ketua adat suku Rambang Prabumulih. la adalah seorang pensiunan tentara sebelum akhimya menjadi anggota DPRD Muara Enim dan meninggal pada tahun 2001. Yos El Yas menikah dengan wanita Komering bemama Farida Aryani, B.A. pada 4 Januari 1986. Setelah kurang lebih tujuh tahun menikah dan setelah melakukan berbagai upaya, akhimya pada tanggal 12 Oktober 1992 mereka berdua baru dikamniai seorang gadis mungil yang kemudian mereka beri nama Kay Rahma Ulimaz(Kiki). Anak semata wayangnya itu kini bersama ibundanya menetap dan sekolah di Prabumulih,sementara Yos pulang balik PalembangoPrabumulih demi memenuhi kewajibannya sebagai pegawai PDAM Palembang dan sebagai kepala keluarga bagi anak dan istrinya yang bekerja di Pemda Prabumulih. Yos adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Tiga kakak Yos adalah Rusman,Sukemi Hastuti, dan Rustam Efendi. Tiga adiknya yaitu Rambang Sabarudin, Farida Widiastuti, dan Yuri Gagarin. 2. Latar Belakang Pendidikan Masa sekolah Yos, dari sekolah dasar hingga sekolah lanjutan atas, 140 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan dilalui Yos di kota kelahirannya, Prabumulih. Tahun 1968 Yos tamat dari SD Negeri no.4 Prabumulih,tahun 1971 ia lulus dari SMP Yayasan Bakti Prabumulih, dan tahun 1977 Yos baru lulus dari SMA Muhammadiyah Prabumulih. Masa sekolah lanjutan atasnya ia jalani hingga enam tahun karena ia mengaku sekolah sambil bekeija. Setelah pindah dan kemudian bekeija di Palembang,Yos melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Ia memilih jurusan Komunikasi pada STISIPOL Candradimuka, Palembang dan lulus pada tahun 1992. 3. Latar Belakang Pekerjaan Sejak tahun 1981 Yos bekerja di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)Tirta Musi Palembang sebagai staf Bagian Humas.Bidang tersebut dirasakannya cocok dengan jiwa seninya di samping memang Yos adalah jebolan jurusan komunikasi. Bila ada acara seremonial dan kesenian di kantomya, Yos selalu ditunjuk untuk mengurusinya. 4. Latar Belakang Kesastraan Yos kurang menyukai dunia politik, kendati keluarga Yos banyak yang terjun ke dunia tersebut. Mulai dari ayahnya yang pemah duduk di kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, keponakannya (anak kakak sulungnya) yang pada tahun 2003 menjabat sebagai ketua DPRD Prabumulih, dan adik sulungnya, Yuri Gagarin, kini menjabat sebagai wakil walikota Prabumulih yang sebelumnya menjabat sebagai ketua DPRD Prabumulih. Yos merasa kurang inyambungi bila keluarganya membicarakan masalah politik. Hanya dua adiknya,Farida dan Yuri, yang selalu memberi dorongan dan motivasi kepada Yos agar terus berkesenian dan berkarya, bahkan menjanjikan untuk menerbitkan karya-karya Yos bila ia memang telah siap untuk itu. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 141 Dalam keluarga Yos memang tidak ada yang menjadi penulis atau pengarang. Namun,darah seni yang mengalir di tubuh Yos rupanya berasal dari ibundanya. Hj. Masnab adalah seorang penutur sastra lisan daerah Prabumulih.la fasih melantunkan sastra tutur itu dengan irama-irama khas daerah. Sedangkan Emi, kakak nomor dua Yos, pandai masalah-masalah adat-istiadat dan budaya daerah. Untuk menunjukkan rasa sayang dan hormat Yos kepada ibundanya, ia telah membuat naskah drama tradisional dengan mengambiljudul nama ibunya: Putri Ayu Masnab (1986). Drama tersebut merupakan produksi TVRI Palembang namun ditayangkan oleh TVRI Pusat Jakarta. Tahun 1980-an, Yos pemah menjadi pengurus Badan Koordinasi Teater Sumsel (BKTS). Waktu itu Yos baru aktif sebagai pemain, belum sebagai penulis. Pada tahun 1983 Yos baru mulai menulis. Karya pertama Yos berjudul iRasain kok Oi, drama yang mengisahkan kehidupan atau gejolak mahasiswa di kampus yang dibatasi ruang geraknya dalam berpolitik. Saat itu Yos aktif di teater Kembara pimpinan Asriel O Chaniago.Ia bahkan pemah menjadi wakil ketua teater tersebut yang sering disebut orang teater underground. Aktif di teater Kembara membuatYos semakin terasah kemampuannya dalam berkesenian khususnya drama maupun menulis karya sastra. Hingga akhimya ia lepas dari teater tersebut dan mendirikan sanggar APA(Abillity and Personality Acting) pada tanggal 16 Oktober 1996. Ada sekitar 300 orang (aktif dan non-aktif) yang menjadi anggota teater APA. Mereka berlatih teater di kediaman Yos di daerah Lemabang, Palembang. Dalam hal menulis, kurang lebih seratusjudul puisi dan sepuluh buah cerita pendek pemah ditulis Yos walaupun tidak semuanya terpublikasi. Sedangkan naskah drama yang pemah dibuatnya berjumlah kurang lebih 150 judul. Kesemua karyanya itu belum ada yang dibukukan, meskipun banyak naskah drama yang pemah dipentaskan di televisi disimpan Yos dalam bentuk 142 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan naskah keija/ketikan asli. Dalam rangka lebih mengaktualisasikan diri, ada rencana Yos untuk menerbitkan sebuah novel remaja, dengan gaya bahasa remaja. Naskah yang ditulis Yos cenderung bertema remaja daerah masa kini yang penuh dengan gejolak. Misalnya dalam naskah sinetron iKasih yang Terkoyaki(1992), yang ditayangkan oleh TVRI Pusat Jakarta, bercerita tentang drama keluarga dengan masalah narkoba. Pada tahun 1994 Yos dikontrak TVRI Palembang untuk membuat naskah drama sebanyak 82 episode (199461999). Tajuk drama tersebut adalah Lagak Lagu Bujang-Gadis Palembang (LLBGP). Sebuah drama komedi situasi yang dikemas dengan latar perumahan atau perkampungan di Palembang, menggunakan bahasa pengantar bahasa Palembang "gaul" atau gaya remaja dan kadang-kadang diselingi bahasa Palembang Halus (Bebaso). LLBGP berkisah tentang kehidupan anak muda atau remaja Palembang dengan latar belakang berbeda-beda. Dalam serial itu Yos ingin menyampaikan pesan bahwa remaja Palembang tidak hanya bisa easal bicarai dan bertengkar; namun bila ada masalah atau problem yang dihadapi, tokoh yang berlatar belakang pendidikan tinggi dapat menunjukkan solusi dengan cara bijaksana. Sisi-sisi intelektualitas anak kampus, yang nota bene sebagai calon pendidik, ditampilkan sebagai sosok yang harus berpikir maju dan bijaksana. Selama malang melintang di dunia panggung dan sastra, Yos sering mengikuti berbagai ajang perlombaan dan mendapatkan kejuaraan. Antara tahun 1983 hingga 1993 ia sering merebut predikat sebagai pembaca puisi terbaik di berbagai lomba. Tahun 1989 Yos menjadi juara I mendongeng yang diselenggarakan oleh Depdikbud. Bahkan pada tahun 1988, Yos didaulat sebagai "Penyair Muda Palembang! oleh Pemda Tingkat 11/ Kotamadya Palembang (sekarang Pemkot Palembang). Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 143 Di bidang pementasan drama,Yos terpilih sebagai sutradara terbaik dalam ajang Festival Teater Sumatera Selatan(FTSS)yang diselenggarakan oleh BKTS pada tahun 1985/1986. Sebagai aktor pun Yos pemah menjadi yang terbaik dalam Festival Sinetron Daerah Sumatera Selatan tahun 1999, diselenggarakan oleh BKTS. Selain juara dalam ajang lomba pentas, Yos pemah pula mengikuti lomba penulisan naskah drama. Dua naskah yaitu "Kristal-kristal Retak" dan "Gadis Muriiaya" adalah naskah Yos yang menjadi juara I dan HI dalam Sepekan Sinetron 1992 yang diselenggarakan oleh TVRI dan Tabloid Citra. iKristal-kristal RetakJ kemudian ditayangkan pementasannya oleh TVRI Pusat Jakarta. Dalam Festival Sepekan Sinetron Daerah Tahun 1999 yang diselenggarakan oleh TVRIPalembang,Yos merebut tiga kejuaraan sekaligus, yaitu sebagai penulis naskah terbaik, sutradara terbaik, dan pemeran utama terbaik. Naskah yang diajukan Yos dalam festival tersebut berjudul "Sang Jempirek",sebuah drama tradisional pelipur lara yang bersumber dari cerita rakyat Prabumulih. Cerita yang bertema tentang ujian kesetiaan cinta untuk seorang laki-laki yang mempunyai koreng besar. Laki-laki tersebut sesungguhnyajelmaan dari dewa yang menguji kesetiaan dewi pasangannya yang juga menjelma menjadi manusia di bumi. Kisah sang jempirek(bahasa Prabumulih: orang yang korengan besar) adalah karya favorit Yos; alasannya cerita tersebut kental dengan nilai tradisional. 5. Daftar Karya Sebagian besar karya tulisan Yos berupa naskah drama, baik itu berupa naskah drama modem (keluarga dan remaja) maupun tradisional (komedi dan anak-anak). Beberapa diantaranya merupakan sebuah naskah serial yang dikontrak penayangannya atau siarannya oleh instansi terkait. Beberapa naskah drama/skenario tersebut adalah: 144 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 1. "Putri Ayu Masnab" (1986, drama tradisional, produksi TVRI Palembang,ditayangkan oleh TVRI Pusat Jakarta) 2. "Nyanyian Kampus Gadis Murhaya"(1986,drama tradisional,TVRI Palembang) 3. "Mendung Pasti Berlalu"(1989,drama modem,TVRI Palembang) 4. "Di Pintumu Aku Mengetuk" (1991, drama modern, TVRI Palembang) 5. "Kasih yang Terkoyaki(1992,drama modem/keluarga,TVRI Pusat Jakarta) 6. "Di Sini Aku Menunggu Janji"(1992,drama modem/keluarga,TVRI Pusat Jakarta) 7. "Tegar" (serf drama remaja modem 8 episode, 1987-1988, TVRI Palembang) Seri drama anak-anak tradisional yang memakai bahasa Palembang sebanyak 13 episode dan ditayangkan oleh TVRI Palembang (199861999) antara lain berjudul: 1. "TakTuaTor" 2. "Guci dan Pangeran" 3. "Kayu Belah" 4. "Sang Pembual" 5. "Pangeran Nyerupe" 6. "Puteh Ati" 7. Serial "Sahabat"(dua episode, produksi TVRI Palembang, setting di Bandung) 8. Serial"LagakLaguBujang Gadis Palembang" (82 episode berbahasa Palembang yang diproduksi dan ditayangkan oleh TVRI Palembang, 1994-1999)antara Iain berjudul: Antologi Biogratl Pengarang Sumatera Selatan 145 1. Cik Noni binti Wan Cik Ahmad 2. Nurbaiti Oh Nurbaiti 3. 4. 5. 6. 7. Kuruk-kuruk, Hujanlah Deras-deras Pung Alung-alung Gonggonglah Anjing, Kami Jalan Terns Ibarat Duri Nyoucouk di Mato Good Morning, Bah 8. Jeans Abaku 9. Puk Ambai-ambai 10. 11. Yang Mano yang Diduluke Simpang Empat Lampu Abang 12. TakTakTebu 13. Culat Cadang 14. Cem-cem Bua Buku Rimba 15. 16. 17. 18. 19. Gelas Benang Layang Oh Mai Lop Aksi Protesnyo Cek Ita Ibarat Ujan Baru Nak Redo Mak Cik Adamku Belagak Sekali 20. Tekeouk Dewek 21. 22. Kulo Kejer Niko Belari?!!? No Problem' Secangkir Kopi Paeit 23. Teteik Teteik, Teteik Baela Doken 24. 25. Lek-lek Kelabang Ibarat Ujan Reinteik-reinteik 26. Bubu Ikan Pembawa Tuah 27. Putih Hati Sumber data: Angket dan wawancara (Dian Susilastri) 146 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan ZAINAL ABIDIN HANIF 1. Latar Belakang Keluarga Zainal Abidin Hanif lahir di Karang Anyar,Sekayu,Sumateia Selatan pada tanggal 23 Agustus 1943. Dia terlahir dari sepasang suami istri yang berasal dari Musi Ilir, H.Abu Hanif dan Hj. Zaliah, sehari-harinya bekeqa sebagai petani. Besar di keluarga yang memegang teguh syariat beragama membuat Zainal Abidin Hanif tumbUh sebagai pemuda yang taat beragama dan tekun menuntut ilmu. Kedekatannya dengan Ilahi inilah yang menjelma dalam karya-karya Zainal Abidin Hanif di masa mendatang. Persis pada ulang tahunnya yang ke-26, pada tanggal 23 Agustus 1969, Zainal Abidin Hanif menikah dengan gadis pujaannya bemama Rusydah. Dari pemikahan itu lahirlah lima buah hati mereka yaitu, A.A. Kudus Hanif,Ahmad Farhan Hanif, Maisarah Hanif,Bayu Ramadhan Hanif, dan L.W. Ali Auda Hanif. Setelah beberapa kali ke tanah suci bersama suami, Hj. Rusydah N.S. wafat pada tanggal 20 Agustus 2002, meninggalkan seorang suami dan lima orang anak yang dicintainya. Keikhlasan sosok religius ini menerima cobaan membuat Tuhan memberikan jodoh baru untuknya. Pada tanggal 14 Mei 2003, Zainal Abidin Hanif menikah kembali untuk yang kedua kalinya dengan Hj. Siti Hajir yang terus setia menemaninya sampai sekarang. 2. Latar Belakang Pendidikan Walaupun lahir di Sekayu,Zainal Abidin Hanif lebih memilih kota Palembang sebagai tempat dia menuntut ilmu. Setelah menamatkan sekolah dasamya di SD Negeri 27 Palembang, Zainal Abidin Hanif melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 1 Bagian B Palembang di mana pada saat Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 147 itu dia sudah mulai gemar menulis. Setelah menamatkan pendidikan menengah peitamanya,Zainal Abidin Hanif melanjutkan pendidikan lanjutan atasnya di Sekolah Guru Agama(SGA)Negeri Palembang. Minatnya yang besar terhadap agama Islam membuat Zainal ingin mendalami agama ini lebih lanjut dengan menuntut ilmu di IAIN Raden Fatah Palembang, mengambil jurusan Tarbiyah. Demi terus menambah ilmu dan pengetahuan, selanjutnya Zainal Abidin Hanif pun mengambil gelar saijananya di FKIP Unsri, Palembang. 3. Latar Belakang Pekerjaan Sesuai dengan pendidikan yang telah ditempuhnya, Zainal Abidin Hanif menjalani pekerjaan sebagai PNS Guru. Kemudian, seiring dengan pengabdiannya yang tulus pada dunia pendidikan, dia pun diangkat sebagai Kepala Sekolah dan selanjutnya diangkat sebagai Pengawas. Puncak karir Zainal Abidin Hanif adalah ketika dia diangkat sebagai Kepala Humas Kanwil Depdikbud Sumatera Selatan. 4. Latar Belakang Kesusastraan Zainal Abidin Hanif yang religius telah tujuh kali ke tanah suci Mekah dan Madinah. Dengan gelar Kyai Haji, Zainal Abidin Hanif juga aktif berdakwah di beberapa masjid di kota Palembang. Kedekatannya dengan dunia Islam mewamai tema karya sastranya yang memang banyak bernafas religius, kemasyarakatan/sosial, dan akhlak/budi pekerti. Berbagai penghargaan dari beberapa instansi dan lembaga telah berhasil diraih Zainal Abidin Hanif dalam karimya di bidang kepenulisan. Beberapa di antaranya adalah penghargaan dari Taman Ismail Marzuki Jakarta, dari Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS), dan dari Pemerintah Kota Palembang maupun Provinsi Sumatera Selatan. 148 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 5. Daftar Karya Sejak mulai menulis pada kelas II SMP,Zaainal Abidin Hanif telah menelurkan beratus puisi dan beberapa naskah drama, baik yang telah diterbitkan maupun yang belum diterbitkan. Beberapa karya Zainal Abidin Hanif yang diterbitkan PT. Pabelan Surakarta dan PT. Dempo Prima Palembang adalah sebagai berikut. a. Karya Sastra Sebuah Renungan Religi Semekar Bunga di Tangkai Hijau 1. Buku Sastra "Langkah dan Perbuatan",tahun 1960 2. Kumpulan Puisi Penyair se-Sumatera,tahun 1979 3. Kumpulan Puisi Deklamatoria RRI,tahun 1979 4. Kumpulan Puisi Maulid Nabi Muhammad SAW,tahun 1984 5. Kumpulan Puisi Pekan Kesenian di Sumbar,tahun 1984 6. Kumpulan Puisi Cinta Tanah Air, tahun 1985 7. 8. 9. b. Puisi Haji 1985 Puisi Haji 1988 Puisi Haji 1998 Karya di Luar Sastra 1. Muatan Lokal Pendidikan Budi Pekerti Jilid 1 2. Muatan Lokal Pendidikan Budi Pekerti Jilid 11 3. Muatan Lokal Pendidikan Budi Pekerti Jilid 111 6. Pembicaraan Karya-karyanya 1. Dr. Zulkhair, Fakultas Kedokteran Unsri 2. FKIP Unsri 3. Fakultas Adab IAIN Raden Fatah Palembang Sumber data: Angket dan wawancara (Wenny Oktavia) Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 149 BAb 4 PENUTUP Khazanah sastra suatu bangsa, pada prinsipnya, mendapat kontribusi dari sistem produksi, sistem sastra, dan sistem pembaca. Sistem produksi antara lain menaungi unsur-unsur yang melahirkan sebuah karya sastra tersebut,termasuk pengarang. Sistem sastra mempakan segala sesuatu yang menyangkut sebuah karya sastra. Sementara itu, sistem pembaca mempakan unsur yang memayungi khalayak sastra yang imenerimai karya sastra tersebut. Dalam perjalanan panjang sejarah sastra Indonesia, ketiga unsur tersebut dianggap sebagai elemen penentu karena berperan sebagai penjaga kesinambungan tradisi bersastra. Akan tetapi, perhatian terhadap ketiga elemen itu kurang proporsional sehingga terasa sistem produksi dan sistem pembaca kurang mendapat tempat di hati peneliti dan pengamat sastra. Ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi seperti itu teijadi, temtama untuk kasus Indonesia. Pengarang Indonesia yang berasal dari berbagai suku bangsa dan beragam daerah. Meskipun semua daerah memiliki tradisi bersastra, kehidupan sastra antara satu daerah dengan daerah yang lain sangat berbeda. Ketiga sistem yang membangun sastra itu bertumbuh di suatu daerah sangat ditentukan wadah dan sarana ipelampiasam kreasi para penulis (sistem produksi). Sementara itu, pembaca mempakan salah satu barometer dalam melihat keberterimaan sebuah karya sastra. 150 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Dalam pengkajian sastra, para peneliti dan pengamat sastra pengamat sastra menjadi ketiga unsure yang mebangun tradisi sastra itu sebagai objek kajian. Namun,setakat ini perhatian kertiga elemen itu kurang berimbang. Dua sistemosistem pengarang dan sistem pembacaohampir tidak tersentuh dalam kajian sastra. Dilihat dari kehadiransebuah karya sastra, kedua sistem itu merupakan elemen penting dalam pelhairan sebuah karya sastra. Berkaitan dengan itu, upaya penggalian sistem pengarang perlu dilakukan oleh khalayak sastra Indonesia, baik daerah maupun nasional. Pengarang sebagai salah satu unsur yang membangun tradisi dan sangat beijasa terhadap khazanah sastra secara universal sering terabaikan dalam kajian sastra. Ketiadaan informasi tentang pengarang-pengarang yang pemah berkiprah dalam suatu tradisi sastra merupakan sebuah kerugian besar bagi insan-insan sastra khususnya, kehidupan budaya umumnya. Oleh karena itu, kiprah para pengarang dari seluruh wilayah Indonesia seyogianya terekam dalam catatan yang dipublikasikan. Persoalan menjadi rumii ketika upaya itu mengalami kendala. Buruk sistem dokumentasi dan informasi menyebabkan munculnya berbagai kesulitan dalam menelusuri data-data pengarang yang pemah menghasilkan karya sastra. Hal itu didasarkan oleh keinginan untuk mendapatkan semua informasi tentang pengarang yang pemah berkarya pada kurun waktu tertentu. Dalam kaitan dengan khazanah sastra Sumatera Selatan, tradisi dokumentasi itu seyogianya mendapat perhatian oleh masyarakat sastra. Akan tetapi, kesusuran masa lalu daerah ini agak susah dilacak karena data tentang kreativitas pengarang Sumatera Selatan belum terhimpun dan kemungkinan masih menyebar di berbagai tempat. Konsekuensi dari keadan seperti itu, seorang pengarang yang biografinya sehamsnya hams diabadikan dalam antologi ini terpaksa ditunda dulu sampai data dan informasi tentang yang bersangkutan dapat ditelusuri kembali. Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 151 Menarik melihat perjalanan panjang sistem kepangarangan di Sumatera Selatan. Keberagaman latar pengarang sangat dominan, baik latar keluarga, latar pendidikan, latar pekeqaan, dan latar kesastraan. Ada tiga gambaran yang terlihat dalam latar keluarga, yaitu (1) pengarang yang berasal,lahir,dan berkarya di Sumatera Selatan,(2)pengarang yang berasal, lahir, dan mulai bo'karya di Sumatera Selatan,tetapi mengasah kreativitasnya di daerah lain,(3)pengaang berasal dari susku lain, tetapi dilahirkan dan berkarya di Sumatera Selatan, dan(4)pengarang yang lahir dan dibesarkan di daerah lain, tetapi berkarya di Sumatera Selatan. Dari segi pendidikan dan pekeqaan, pengarang Sumatera Selatan juga memperlihatkan keberagaman. Namun, kreativitas para pengarang Sumatera Selatan dalam menekuni sastra sangat ditentukan oleh latar keluarga dan latar pendidikan. Di samping meneruskan tradisi sastra dalam keluarga, ada juga beberapa pengarang Sumatera Selatan terdorong untuk melashirkan karya sastra karena merasa memiliki sarana ipelampiasani kreativitas mereka. Pengarang Sumatera Selatan, baik pada masa lalu maupun pada masa kini, merupakan sosok-sosok yang telah memberikan dan menyumbangkan perhatian yang banyak terhadap kehidupan sastra Indonesia Modem. Pada masa awal perkembangan sastra Indonesia modem, karya pengarang Sumatera Selatan pun telah tulut meramaikan ibelantarai sastra Indonesia melalui karya-karya mereka. Keadaan seperti itu berlanjut terns setiap saat. Setakat ini, para pengarang Sumatera Selatan banyak menghiasa jagad sastra Indonesia modem dengan karya-karya mereka. Di samping, pengarang-pengarang Sumatera Selatan memliki kepdulian yang rtinggi terhadap keberlangsungan tradisi sastra di daerah mereka. Antologi ini bam mempakan salah satu upaya awal dalam imomotreti kembali dan mendokumentasikan kiprah dan geliat pengarang di Sumatera Selatan dari waktu ke waktu. Tampaknya,perlu perhatian yang lebih serius 152 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan lagi dalam mengungkapkan tradisi sastra di Bumi Sriwijaya. Di samping marak dengan kehidupan sastra modem,Sumatera Selatan juga kaya dengan khazanah sastra lama. Di samping perlu menggarap ketiga sistem sastra modem yang membangun tradisi sastra di Sumatera Selatan, masyarakat sastra Indonesiajuga hams memperhatikan kehidupan sastra lama Sumatera Selatan. Naskah-naskah kuno yang berasal dari masa lampau juga perlu dilestarikan, baik nilai-nilai maupun wujud fisiknya. Kalau ditelusuri lebih lanjut, tradisi bersastra yang hidup di Sumatera Selatan memiliki kesinambungan satu sama lain. Yang perlu diungkapkan adalah ibenang merahi yang menghubungkan masing-masing tradisi tersebut Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan 153 DAFTARPUSTAKA Ami,Gusdjanjara,2002. Antologi Puisi Religi: Hilang Pemikat.Palembang: Sonicom Media Pratama. Bartens, K. 1993. Etika. Jakarta: Gramedia. Djalili, Ismail. 2001. Wan Karim Diguncang Gempa: kumpulan tulisan (199061994). Palembang: YASIP. .2001. Anak Miskin di Tengah Gelora Semangat Kemerdekaan (biografi, disunting oleh: Izarman Sy Naabai dan M.Nizar).Palembang: YASIP. Eneste,Pamusuk. 1987. Leksikon Sastra Indonesia Modern. Jakarta: Gasindo. .(ed.). 2001. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Kompas. Gani, Rizanur. 1988. Pengajaran Sastra Indonesia: Respon dan Analisis. Padang: Dian Dinamika Press. Halim,Amran (Ed.). 2003.Profil 22Seniman Sumatera Selatan Penerima Penghragaan Seni (199962002). Palembang: Dewan Kesenian Sumatera Selatan. Jassin, H.B. 1983.Pengarang Indonesia dan Dunianya.Jakarta: Gramedia. Mahayana,Maman S. dkk. 1992. Ringkasan dan Ulasan Novel Indonesia Modern. Jakarta: Grasindo. 154 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan Narasoma,Anto, dkk. 2000. Antologi Puisi: Menghitung Duka. Palembang; Dewan Kesenian Palembang dan Dinas P & K Kota Palembang. Ning,Zainal Abidin.l993.0tobiografi Zainal Abidin Ning (editor: Ahmad Rapanie Igama). Palembang: Citra Bina Sejahtera. Pelaz, Dimas Agoes dan T. Wijaya. 1992. Sajak-sajak Cinta. Palembang: Penerbit Yayasan Izma Media (bagi Narasi). Purhendi. 1993. Kumpulan Cerpen Lelaki Tua dan Biola. Palembang: Penerbit Semeru. . 1999. Antologi Puisi Purhendi: Sajak Duka. Palembang: Sanggar Sastra. Rapanie, A. 1998. Potret Bingkai(antologi puisi). Palembang: Lembaga Pengembangan kebudayaan Wirakasa. Rustapa, Anita K.. Agus Sri Danardana, dan B. Trisman. 1997. Antologi Pengarang Sastra Indonesia 1920-1950. Jakarta: Pusat Bahasa. Sugono, Dendy (ed.). 2003. Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern. Jakarta: Pusat Bahasa. Sumardjo, Jakob. 1991. Pengantar Novel Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti. Trisman, B.2002."Novel Kelok Lima: Sumbangan pada Khazanah Sastra" dimuat dalam harian Sriwijaya Post edisi Minggu, 27 April 2003. Antolosi Biosrafi Pensarang Sumatera Selatan 155 Wellek, Rene Austin Warren. 1989. Teori Sastra (di Indonesiakan oleh Dr. Melani Budianta). Jakarta; Gramedia. Yass.B., 2002. Kelok Lima. Jakarta: Grasindo. Zaimar, Okke K.S. 1991. Menelusuri Makna Ziarah Karya Iwan Simatupang. Jakarta: Intermasa. PERPUSTAKAAN PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDiDiKAN NASIONAL 156 Antologi Biografi Pengarang Sumatera Selatan