Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Untuk mencukupi kebutuhan lahan perkotaan, maka perlu dilakukan optimasi penggunaan lahan melalui alokasi luas lahan yang optimal. Sesuai dengan judul Jurnal ini mengambil topik optimasi penggunaan lahan perkotaan khususnya di kawasan Perkotaan Mejayan Kabupaten Madiun. Hal ini merupakan tuntutan konsekuensi atas pengembangan wilayah Kabupaten Madiun ke Perkotaan Mejayan. Adanya penyediaan lahan yang lebih sangat dibutuhkan untuk peningkatan pelayanan perkotaan dan dikarenakan penggunaan lahan yang ada belum mampu mencukupi kebutuhan pelayanan kota yang semakin meningkat seiring dengan peran Mejayan sebagai kawasan perkotaan. Perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah berimplikasi terhadap pertumbuhan dan kepadatan penduduk. Pertambahan penduduk yang terus-menerus tersebut membawa konsekuensi spasial yang serius bagi kehidupan kota, yaitu adanya tuntutan akan space dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Salah satu wilayah yang kerap kali berkembang adalah wilayah perkotaan.
Perencanaan Struktur Gedung Showroom 5 Lantai Jl Imam Bonjol 200 Semarang BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Dalam melakukan sebuah proses perencanaan perlu ditetapkan kriteriakriteria yang akan digunakan sebagai tolok ukur kelayakan pelaksanaan pembangunan. Beberapa kriteria yang dimaksud adalah : 1. Kemampulayanan (Serviceability) Kriteria ini merupakan kriteria dasar yang sangat penting. Struktur yang direncanakan harus mampu memikul beban secara aman tanpa mengalami kelebihan tegangan maupun deformasi yang melebihi batas.
Analisis tetangga terdekat adalah sebuah analisis untuk menentukan suatu pola permukiman penduduk. Dengan menggunakan perhitungan analisis tetangga terdekat, sebuah permukiman dapat ditentukan polanya, misalnya pola mengelompok, tersebar ataupun seragam. Analisis tetangga terdekat memerlukan data tentang jarak antara satu permukiman dengan permukiman yang paling dekat yaitu permukiman tetangganya yang terdekat. Pada hakekatnya, analisis tetangga terdekat digunakan untuk daerah dimana antara satu permukiman dengan permukiman lain tidak ada hambatan-hambatan alamiah yang belum dapat teratasi, misalnya jarak antara dua permukiman yang relatif dekat tetapi dipisahkan oleh jurang atau sungai besar. Rumus yang digunakan: Semakin mendekati nilai 0 maka pola yang terbentuk adalah mengelompok, semakin mendekati nilai 2,15 maka pola yang terbentuk adalah uniform/regular/seragam.
ABSTRAK Perkembangan kawasan permukiman perkotaan saat ini mempunyai andil besar dalam peningkatan jenis dan kualitas sampah. Sumber sampah, diantaranya adalah dari rumah tangga, pasar, warung, kantor, bangunan umum, industri rumah tangga dan jalan. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang dilakukan dalam menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pengelolaan sampah pada tempat pembuangan akhir (TPA). Kedudukan Pemerintah Daerah sangat strategis dalam hal pelaksanakan, fasilitasi dan stimulasi pengelolaan sampah ramah lingkungan dengan pola 3R berbasis masyarakat. Persoalan yang muncul yaitu pada sisi pemerintah, pada umumnya sarana dan prasarana pengelolaan sampah masih terbatas kualitas dan kuantitasnya, serta belum berkembangnya mekanisme insentif dan disinsentif di bidang pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah oleh swasta atau kelompok masyarakat sebetulnya sudah mulai berkembang namun belum cukup signifikan dalam konteks cakupan dan skala layanan. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dan bersifat kualitatif, dilakukan dengan cara pengumpulan data primer dan data sekunder yang mencakup data kependudukan dan data persampahan kabupaten Bantul sebagai lokasi penelitian. Data dianalisis mengacu pada perundangan (peraturan) khususnya yang terkait dengan persampahan dalam lingkup Nasional maupun Daerah. Hasil pembahasan selanjutnya di bandingkan dengan model pengelolaan sampah yang sudah ada di kawasan permukiman lainnya di Yogyakarta. Penarikan kesimpulan dilakukan secara deduktif. Temuan dari studi ini yaitu: melalui metode pendekatan partisipatif masyarakat dimampukan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan memetakan sendiri masalah, potensi, ancaman dan hambatan atas situasinya; dan dengan cara partisipatif pula mereka dapat bersama-sama menawarkan dan mengerjakan solusi terbaik bagi mereka. Dalam mengelola sampah, masyarakat ditandai oleh adanya kemampuan mengorganisir dirinya ke dalam suatu kegiatan bersama untuk memecahkan masalah sampah mereka. Pengorganisasian masyarakat oleh masyarakat sendiri merupakan suatu bentuk kesadaran tinggi dari masyarakat untuk merespons masalah sampah serta bertindak atas dasar kepentingan bersama pula. Laju pertumbuhan jumlah penduduk meningkatkan tekanan pada lingkungan. Salah satu tekanan pada lingkungan adalah masalah sampah. Volume sampah yang meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk akan menghadapkan pada permasalahan kebutuhan lahan pembuangan sampah, serta semakin tingginya biaya pengelolaan sampah dan biaya-biaya lingkungan yang diakibatkan oleh sampah. Sampah merupakan bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia dan umumnya bersifat padat (Pasal 1 UU No 18/2008). Sumber sampah pada permukiman perkotaan diantaranya dari rumah tangga, warung, bangunan umum, industri rumah tangga dan jalan. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang dilakukan dalam menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Kegiatan pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur
Pada proses memodelkan transportasi di perkotaan, salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan adalah pola perilaku perjalanan. Karakteristik sosial budaya serta ekonomi masyarakat sangat berpengaruh terhadap pola perjalanan ini. Dengan diketahuinya pola perilaku perjalanan maka diharapkan dalam proses perencanaan transportasi akan diperoleh hasil yang tepat dan dapat mengakomodasi sebagian besar kebutuhan transportasi masyarakat, dan juga tidak terjadi ketimpangan antara penyediaan dengan kebutuhan. Di samping manfaatnya berkaitan dengan pemodelan transportasi diharapkan juga dapat dipergunakan sebagai salah satu penentu dalam perencanaan wilayah perkotaan. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan berupa review literatur yang merupakan bagian dari penelitian utuh dalam perencanaan transportasi perkotaan. Hasil yang dicapai adalah pola dasar dari transportasi perkotaan yang mengarah kepada transportasi yang efisien. Efisiensi transportasi dinilai dari sisi tujuan transportasi dibanding dengan upaya maupun biaya yang dikeluarkan pelaku perjalanan.
Sungai Siak merupakan sungai yang terbesar di Provinsi Riau, sungai ini digunakan sebagai jalur transportasi, serta digunakan untuk keperluan industri. Penelitian ini dilakuakn untuk mengetahui komunitas plankton dan bentos yang ada di perairan Sungai Siak Kabupaten Siak, parameter yang diukur adalah suhu, DO, kadar salinitas, kecerahan, dan pH. Penelitian ini menetapkan empat stasiun berdasarkan kadar salinitas dari hulu hingga ke hilir Sungai Siak yang bermuara ke laut sehingga memiliki salinitas yang tinggi yakni 14 permil. Analisis data plankton dan bentos dilaksanakan di laboratorium dan mendapatkan kenekaragaman berkisar dari 1, 26-1,41, kerapatan (0,82-0,94), kekayaan (1,41-1,86), dan dominansi (0,29-0,33), sedangkan bentos tidak terdapat keanekaragaman, kerapatan, dan kekayaan, tetapi hanya mendominasi spesies tertentu saja. Kadar salinitas juga tidak mempengaruhi komunitas plankton dan bentos, hal ini dapat diindikasikan bahwa plankton dan bentos yang hidup mampu beradaptasi dengan lingkungannya.
Administratio, 2021
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi prospek terciptanya kawasan kota pintar percontohan di Polder Sangatta Utara, Kabupaten Kutai, dalam rangka peningkatan pengembangan kota pintar berbasis teknologi. Dalam analisis ini, teknik pengumpulan data diperoleh melalui penggunaan purposive sampling dan teknik accidental sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinjauan kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan secara detail prospek pertumbuhan Kabupaten Kutai Timur yang merupakan kawasan percontohan smart city di Sangatta Utara. Hasil penelitian menunjukkan, untuk Penelitian Polder Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, prospek pengembangan kawasan percontohan Kota Cerdas. Meningkatkan kunjungan wisatawan ke luar daerah, meningkatkan perekonomian daerah, mempromosikan akses informasi bagi masyarakat, meningkatkan pemahaman teknologi, menciptakan lapangan kerja, menarik wisatawan dengan membangun pariwisata di Polder Sangatta Utara dengan promosi objek wisata yang melibatkan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pengelolaan, pertumbuhan, pembangunan dan pengembangan objek wisata.
Economic development is identified by the structural transformation of the economy as quickly is of an economy that relies on agriculture into a modern industrial economy and the all-services complex. The study aims to identify the role of agriculture in the district of Sukoharjo by analyzing the performance, the ability of employment absorption and create job opportunities for other sectors. This research uses descriptive analytical method with a basis of primary data in the form of Gross Regional Domestic Product data and the amount of agricultural and non-agricultural sector labor in Sukoharjo district. The data is analyzed by Location Quotient and Number Multiplier. The analysis result showed that the agricultural sector is the sector where the base of the agricultural sector to meet local needs and the surplus is exported out of the Sukoharjo. Agricultural sector number multiplier on average is 4.86 indicating that the addition of a job opportunity in the agricultural sector is able to add five jobs in non-agricultural sector. However, the agricultural sector multiplier has a tendency to decline so that the necessary efforts of local governments, public and private sectors to work together in order to invigorate the agricultural sector remains the sector base in the region through improved agricultural technology and infrastructure and education to motivate people to continue working in the agricultural sector .
Environmental Footprints and Eco-design of Products and Processes
Publicado en el libro Ráfagas de dirección múltiple. Abordajes de Walter Benjamin, Francisco Naishtat, Enrique G. Gallegos y Zenia Yébenes (editores), México, Universidad Autónoma Metropolitana, Unidad Cuajimalpa, 2015, pp. 137-163. ISBN: 978-607-28-0289-6. Número de páginas totales 307., 2015
ICBEMM 2020 (Oxford) 11th International Conference on Business, Economics, Management and Marketing, 2020
Dirasat : Educational Sciences, 2013
Przegląd Środkowo – Wschodni, 2022
Journal of Educational & Psychological Sciences
International Journal of Research in Medical Sciences, 2021
Genetics and Molecular Research, 2015
Computers & Operations Research, 2002
International Journal of Applied Mathematics and Computer Science, 2018
SSRN Electronic Journal, 2020
Jop Journal of the Pancreas, 2012
Asia-Pacific Journal: Japan Focus, 2024