Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
12 pages
1 file
Antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat membasmi mikroba jenis lain.
The irrational use of antibiotics has become a major contributor to the increasing bacterial resistance, threatening the effectiveness of infection treatment worldwide. This article highlights the importance of rational antibiotic use and the role of education in preventing resistance. Through a literature review, it was found that appropriate antibiotic use can minimize resistance risks, while educational programs are effective in enhancing public knowledge about antibiotic use. Collaboration between governments, healthcare professionals, and the community is necessary to implement policies that support prudent antibiotic practices. With these measures, it is hoped that antibiotic resistance can be controlled, maintaining therapeutic effectiveness in the future.
Disusun dan Diajukan Oleh MINARTY M.NATSIR Kepada PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 3 iii iii PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Minarty M. Natsir Nomor Mahassiswa : P1503213002 Program Studi : Biomedik Konsentrasi : Farmakologi Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Makassar, 4 Agustus 2015 Yang Menyatakan Minarty M. Natsir iv iv KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga serta kemudahan dan kelancaran yang telah diberikan dalam penyelesaian tesis ini. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan perjalanan waktu yang telah penulis lewati dalam suka dan duka untuk menyelesaikannya. Penyelesaian tesis ini tidak lepas dari kerja keras dan dukungan dari berbagi pihak. Untuk itu, penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada; 1. Bapak Prof. Dr. Peter Kabo, Ph.D., Sp. FK. selaku Ketua Konsentrasi Farmakologi Universitas Hasanuddin dan selaku ketua komisi penasihat yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing penulis sejak awal perencanaan penelitian hingga selesainya penyusunan tesis ini. 2. Bapak Prof.Dr. H. M. Natsir Djide, M.S, Apt, selaku anggota komisi penasihat yang telah senantiasa membimbing, mengarahkan pelaksanaan penelitian di rumah sakit, dan memberikan solusi hingga selesainya penyusunan tesis ini. 3. Ibu DR. dr. Andi Mardiah Tahir, Sp.OG. selaku Ketua Program Studi Biomedik Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin v v 4. Bapak dr. Danny Suwandi, Ph.D, bapak Dr. dr. Burhanuddin Bahar, MS dan ibu Prof. Dr. dr. Suryani As'ad, M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dalam penulisan tesis ini. 5. Bapak/Ibu dosen Biomedik khususnya Bapak/Ibu Dosen Pascasarjana Biomedik Universitas Hasanuddin. 6. Teman-teman Pascasarjana Biomedik angkatan 2013 konsentrasi Farmakologi (Mustamin, Ummul, Gafur, Firman, Aslinda, Dewi, Sri, dan Desi) atas kebersamaan, bantuan dan dukungannya selama ini. Teristimewa ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Ayahanda Drs. HM. Natsir A.Fattah, M.Si, Ibunda Dra. Hj. Asmah Ahmad, M.Si dan Adek Ramdhani M. Natsir, S.Farm., M.Si., Apt. atas segala motivasi, bantuan moril maupun material serta kasih sayangnya selama ini dalam mendoakan proses penyelesaian studi dapat terwujud. Terima kasih tak terhingga juga kepada suami dr. Amrizal Muchtar dan putri kecilku tercinta Kania Salsabila Amrizal atas dukungan, perhatian dan doanya hingga tesis ini dapat terselesaikan. Serta ibu mertua H. Suaebah dan kakak ipar. Semoga Allah senantiasa menghimpun kita dalam rahmat dan cinta-Nya. Sebagai penutup penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang farmakologi kedokteran. Tak lupa penulis mohon maaf untuk halhal yang tidak berkenan dalam penulisan ini karena penulis menyadari vi vi sepenuhnya bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan.
Prosiding Pendidikan Dokter, 2015
Antibiotics are drugs that used to treat bacterial infections, where their used should be rational to prevent resistance of bacteria to antibiotics. There are several factors that influence the use of antibiotics. The purpose of this study was to know the correlation between education and economic status to level of knowledge about use of antibiotic in Desa Sekarwangi Kabupaten Bandung. This research is analytic study with cross sectional method and questionnaires as a measuring tool. The sample of this study were 100 person by using simple random sampling technique. The data was analyzed with Chi Square test. The result of this study showed that most of the community had a secondary level of education (high school/equivalent), adequate economic status, and have a good level of knowledge. There are no correlation between education and economic status with level of knowledge about use of antibiotic in Desa Sekarwangi Kabupaten Bandung in this study. The result in this study there are other factors that influence a level of knowledge beside education and economic status.
DINDA IHVIYANDA SIREGAR (232114083), 2024
CECILIA IVADA(232114055), 2024
Rahmayanti Fitriah, Nurul Mardiati, 2019
Antibiotik adalah obat digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan harus dibeli dengan resep dokter. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi hubungan karakteristik sosiodemografi terhadap pengetahuan dan sikap tentang antibiotik. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Landasan Ulin Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Data dikumpulkan dari 4 kelurahan dan 382 responden di wilayah kecamatan landasan ulin banjarbaru menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi – square. Hasil penelitian bahwa Mayoritas responden pada penelitian ini memiliki pengetahuan yang Baik (78,3%) dan sikap yang positif (88,5%) terhadap penggunaan antibiotik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan tentang penggunaan antibiotik terhadap faktor sosiodemografi pada variabel pendidikan dengan nilai (p <0,05) dan Ada pengaruh antara sikap penggunaan tentang antibiotik terhadap faktor sosiodemografi pada variabel usia, pendidikan dan penghasilan dengan nilai (p <0,05).
Antibiotik merupakan suatu substansi yang diproduksi oleh mikroorganisme yang secara selektif dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Antibiotik pertama, penisilin, ditemukan oleh Alexander Flemming pada tahun 1927. Kemudian, pada tahun 1939, Edward Chain dan Howard Florey melakukan studi terkait penemuan Alexander Flemming yaitu penggunaan penisilin pada manusia dalam mengatasi infeksi akibat mikroba khususnya bakteri. Hasil yang diperoleh mengacu terhadap keefektifan penisilin dalam mengatasi penyakit infeksi akibat mikroba. Seiring dengan perjalanan waktu, antibiotik bekerja dengan sempurna dalam mengatasi penyakit infeksi hingga muncul pendeklarasian oleh bagian bedah US pada tahun 1969, " It's time to close the book on infectious disease (Inilah waktunya untuk tutup buku terhadap penyakit infeksi) ". Namun benarkah demikian ? Pada tahun 1941, semua strain (jenis) bakteri Staphylococcus (penyebab umum luka dan infeksi pascaoperasi) peka terhadap penisilin. Namun, tiga tahun kemudian, strain ini tidak lagi peka terhadap penisilin atau dengan kata lain resistensi terhadap penisilin. Hingga saat ini, khususnya di rumah sakit, tidak hanya strain bakteri Staphylococcus yang diketahui mengalami resistensi terhadap antibiotik namun juga termasuk salah satunya adalah Pseudomonas, Enterococcus, dan Mycobacterium tuberculosis. Resistensi bakteri terhadap antibiotik adalah kemampuan alamiah bakteri untuk mempertahankan diri terhadap efek antibiotik. Antibiotik menjadi kurang efektif dalam mengontrol atau menghentikan pertumbuhan bakteri. Bakteri yang menjadi target operasi antibiotik beradaptasi secara alami untuk menjadi " resisten " dan tetap melanjutkan pertumbuhan demi kelangsungan hidup meski dengan kehadiran antibiotik. Secara garis besar resistensi bakteri terhadap antibiotik melalui tiga mekanisme. Pertama, terjadi mutasi pada porin (lubang-lubang kecil) yang terdapat pada dinding luar bakteri. Porin ini merupakan suatu jalur bagi antibiotik untuk masuk dan secara efektif menghentikan pertumbuhan bakteri. Akibat mutasi yang terjadi pada porin, antibiotik tidak lagi dapat mencapai tempat kerjanya di dalam sel bakteri. Kedua, adanya inaktivasi antibiotik. Mekanisme ini mengakibatkan terjadinya resistensi terhadap antibiotik golongan aminoglikosida dan beta laktam karena bakteri mampu membuat enzim yang merusak kedua golongan antibiotik tersebut. Ketiga, terjadi pengubahan tempat ikatan antibiotik oleh bakteri sehingga antibiotik tidak mampu lagi untuk berikatan dengan bakteri sebagai upaya menghentikan pertumbuhan bakteri tersebut. Populasi bakteri dapat mengalami evolusi untuk resistensi terhadap antibiotik secara cepat. Peningkatan yang signifikan terhadap prevalensi resistensi terhadap antibiotik telah dilaporkan di US selama sepuluh tahun belakangan ini. Hal ini berlaku sama di Indonesia. Sebagai contoh, dalam survei di empat pusat kesehatan US, 85% dari 424 tenaga kesehatan melaporkan resistensi terhadap antibiotik merupakan masalah utama nasional di sana. Selain itu, sekitar 5% strain bakteri Staphylococcus resistensi terhadap antibiotik ciprofloxacin. Bahkan dalam satu tahun, 80% strain bakteri ini mengalami resistensi. Dari 5% menjadi 80% dalam satu tahun ! Terdapat dua hal mendasar terkait dengan terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik yaitu kemampuan bakteri untuk berevolusi membentuk pertahanan diri terhadap antibiotik secara cepat dan kontribusi manusia dalam membantu bakteri tersebut untuk berevolusi lebih cepat. Kontribusi manusia menjadi faktor risiko penting dalam resistensi bakteri yaitu penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat terkait dengan penggunaan antibiotik yang irrasional. Konteks irrasional bermakna luas. Pertama, penggunaan antibiotik
Modernidades de provincia. Estado y arquitectura en la ciudad de Santa Fe (1935-1943), 2011
Mariner's Mirror, 2021
2017 ASEE Annual Conference & Exposition Proceedings
2024
Studia histórica. Historia medieval, 2023
El adoctrinamiento académico y sus caballos falaces
Leidschrift. Historisch tijdschrift 15 nr 1 (2000) 36-63
Physics of Fluids, 2007
Colloids and Surfaces A: Physicochemical and Engineering Aspects, 2024
Palaeontology, 2022
© 2018 IJRAR October 2018, Volume 5, Issue 4 www.ijrar.org (E-ISSN 2348-1269, P- ISSN 2349-5138), 2018
Natural product research, 2016
Neurobiology of Learning and Memory, 2009
Bioorganic & Medicinal Chemistry Letters, 2002
Trends in Psychiatry and Psychotherapy, 2013
Nephrology Dialysis Transplantation, 2005