STRATEGI KOMUNIKASI LINGKUNGAN DALAM MEMBANGUN KEPEDULIAN MASYARAKAT DESA SUKOREJO TERHADAP LINGKUNGAN SEKITAR
Oleh :
Try Dian Maretta
NIM 2030701130
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022
DAFTAR ISI
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
A.BELAKANG LATAR 3
B.PERUMUSAN MASALAH 4
C.TUJUAN 4
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
A.PENGERTIAN KOMUNIKASI LINGKUNGAN 6
B.STRATEGI TERHADAP LINGKUNGAN 7
C.DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN 9
BAB III 11
PENUTUP 11
A.KESIMPULAN 11
B.SARAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.BELAKANG LATAR
Lingkungan hidup sebagai karunia dan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan ruang bagi kehidupan dalam segala aspek dan matranya sesuai dengan wawasan nusantara. Dalam rangka mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan umum seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dan untuk mencapai kebahagiaan hidup pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup, berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu dan menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan. Untuk itu perlu dipandang untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seimbang guna menunjang terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Dalam penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan hidup, harus memperhatikan tingkat kesadaran masyarakat dan perkembangan lingkungan global serta perangkat hukum Internasional yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Kesadaran dan kehidupan masyarakat dalam kaitannya dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup telah berkembang demikian rupa, sehingga perlu disempurnakan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Regulasi yang diatur dalam UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup khususnya pada Bab VII bahwa pengelolaan bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya dan beracun wajib dilakukannya, guna meminimalisir sistem pembuangan limbah dengan risiko yang amat kecil bagi lingkungan hidup, kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan menyadari hal tersebut, bahan berbahaya dan beracun beserta limbahnya perlu dilindungi dan dikelola dengan baik. Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup mengalami perubahan sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya terganggu. Ketidakseimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi karena proses alam atau juga karena perbuatan manusia. Dalam abad modern ini banyak kegiatan atau perbuatan manusia untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan teknologi sehingga banyak menimbulkan pencemaran lingkungan. Dalam usaha merubah lingkungan
hidup manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat menimbulkan masalah yang disebut pencemaran. Jika suatu usaha dan/atau kegiatan yang akan menghasilkan limbah, terlebih dahulu dilakukan pengelolaan sebelum dibuang ke media lingkungan hidup, sehingga tidak menimbulkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. Dalam hal tersebut, limbah yang dihasilkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan itu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produk. Namun dari proses pemanfaatan tersebut akan menghasilkan limbah, sebagai residu yang tidak dapat dimanfaatkan kembali, yang akan dibuang ke media lingkungan hidup. Sebagai contoh faktual dari adanya pembangunan limbah dari pabrik/industri dengan mengeluarkan bau yang tidak sedap, atau berupa populasi bahan cair. Hal ini merupakan dampak dari pembangunan pabrik-pabrik atau industri, di satu sisi memiliki multiplier effect yang positif bagi lingkungan sekitarnya, diantaranya terbukanya lapangan pekerjaan dan terserapnya tenaga kerja. Namun di sisi lain juga perlu ditanggulangi timbulnya pencemaran dan perusakan lingkungan di sekitar kawasan industri tersebut, baik secara preventif maupun represif. Pertumbuhan dan perkembangan industri di Kota Semarang semakin bertambah, mengakibatkan pencemaran dan kerusakan.
lingkungan di kawasan industri Desa Sukorejo dari tahun ke tahun akumulasinya selalu bertambah. Semua itu akibat dari perilaku manusia melalui berbagai kegiatan yang menempatkan alam sebagai komoditas yang hanya di perlakukan sebagai sebagai obyek eksploitasi, media pembuangan, dan kegiatan industry tanpa menghiraukan bahwa lingkungan itu materi yang mempunyai keterbatasan dan bisa mengalami kerusakan.
Masih Dalam Fokus Studi Penelitian Ini Adalah Bagaimana Strategi Komunikasi Lingkungan Dalam Membangun Kepedulian Masyarakat Desa Sukorejo Terhadap Lingkungan Sekitar. penyelesaian pencemaran udara terhadap kawasan industri di Desa sukorejo dengan melalui upaya preventif, berarti pengawasan aktif yang dilakukan terhadap kepatuhan atas peraturan tanpa kejadian langsung yang menyangkut kejadian konkret, yakni dilakukan dengan penyuluhan, pemantauan dan penggunaan kewenangan yang bersifat pengawasan.
B. PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana Strategi Masyarakat Desa Sukorejo Dalam Membangun Kepedulian Di Lingkungan Sekitar?
Apakah Strategi tersebut Efesien Di Gunakan Di Desa Sukorejo?
C. TUJUAN
Untuk Mengetahui Bagaimana Stategi Masyarakat Desa Sukorejo Dalam Membangun Kepedulian Di Lingkungan sekitar
Untuk Mengetahui Apa Strategi Tersebut Efektif
Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Komunikasi Lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN KOMUNIKASI LINGKUNGAN
Komunikasi lingkungan sendiri adalah rencana dan strategi melalui proses komunikasi dan produk media untuk mendukung efektivitas pembuatan kebijakan, partisipasi publik, dan implementasinya pada lingkungan (Oepen, 1999:6). Dalam pengertian Oepen dapat dipahami bahwa komunikasi lingkungan menjadi komponen yang terintegrasi dalam kebijakan. Selanjutnya, Robert Cox dalam bukunya Environmental Communication and the Public Sphere, mengemukakan bahwa komunikasi lingkungan adalah sarana pragmatis dan konstitutif untuk memberikan pemahaman mengenai lingkungan kepada masyarakat, seperti halnya hubungan kita dengan alam semesta. Ini merupakan sebuah media simbolik yang digunakan untuk menciptakan masalah lingkungan dan negosiasi perbedaan respon terhadap permasalah lingkungan yang terjadi. Dengan kata lain komunikasi lingkungan digunakan untuk menciptakan kesepahaman mengenai permasalahan lingkungan (Cox, 2010:20).
Dlam Konteks inilah perlu dipahami bagaimana kuasa alam semesta terhadap apa yang dimilikinya.Alam ada sebagai salah satu kesatuan antara manusia,hewan,tumbuhan,tanah,air, dan udara. Semua itu adalah ekosistem yang saling berkaitan. Kearifan unsur dalam ekosistem menandakan terjadinya interaksi antara semua makhluk.Ada proses komunikasi yang berlangsung sesuai kapasitas masing-masing. Kemampuan interaksi tergantung pada kemampuan logis dan rasio makhluk yang ada. Diantara semua unsur, manusia adalah makhluk yang paling aktif karena punya unsur akal.
Manusia tidak sekedar mengandalkan intuisi, tapia da proses pengolahan data yang membuatnya bisa menentukan bagaimana mesti berinteraksi.
Artinya,memandang lingkungan alam harusnya berada pada titik kesetaraan anatara manusia dengan alam,bukan dominasi salah satu pihak,terutama manusia. Kiranya kesalahan dalam sudut pandang selama ini,berorientasi pada kepentingan pragmatis Antroposentrisme, berdampak pada rutinitas bencana. Antroposentrisme dengan ciri khas pada sisi instrumentalnya (keraf,2002), menciptakan manusia-manusia perambah hutan, manusia penggundul bukit, dan manusia penimbun rawa. Sisi kepentingan alam diabaikan. Hukum keseimbangan terganggu, alampun bereaksi kepada manusia, sebagai pertanda bahwa ia adalah ekosistem yang aktif.
STRATEGI TERHADAP LINGKUNGAN
Strategi komunikasi merupakan langkah awal dan menjadi penentu dalam bagaimana komunikasi lingkungan akan dijalankan. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan banyak hal dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung atau faktor yang menghalanginya dengan memperhitungkan dan memperhatikan tahapan dan langkah-langkah dalam strategi komunikasi lingkungan.
10 Langkah dalam Strategi Komunikasi Lingkungan
Stage 1 Penilaian
1. Analisis situasi dan identifikasi masalah
2. Analisis pihak/pelaku yang terlibat
3. Komunikasi objektif (untuk meningkatkan pengetahuan, mempengaruhi perilaku)
Stage 2 Perencanaan
4. Pengembangan strategi komunikasi
5. Memotivasi dan memobilisir masyarakat
6. Pemilihan media
Stage 3 Produksi
7. Desain pesan yang akan disampaikan
8. Produksi media disertai pretest
Stage 4 Aksi dan Refleksi
9. Penyebaran melalui media dan implementasinya
10. Proses dokumentasi, monitoring, dan evaluasi
Strategi Komunikasi harus dilakukan oleh komunikator yang tepat. Lebih lanjut, penelitian, proses monitoring yang berkelanjutan, dan evaluasi menjadi bagian penting dari perencanaan. Penggunaan media juga ditentukan oleh tujuan serta segmentasi audience pada setiap jenis media. Lebih lanjut, dalam bukunya Environmental Communication and the Public Sphere, Robert Cox (2010).
menjelaskan dua fungsi komunikasi lingkungan:
Komunikasi lingkungan adalah pragmatis.
Ini bersifat edukasi dan membantu kita dalam menyelesaikan permasalahan komunikasi lingkungan. Awalnya ini berupa instrumen komunikasi yang terjadi pada kita, komunikasi dalam tindakan. Penyelesaian masalah dan perdebatan seringkali menjadi bagian dari kampanye edukasi publik.
(2) Komunikasi lingkungan adalah konstitutif.
Komunikasi lingkungan juga membantu dalam representasi alam dan permasalahan lingkungan yang juga merupakan subyek pemahaman bagi kita. Dengan membentuk persepsi kita tentang alam, komunikasi lingkungan mengajak kita untuk melihat hutan dan sungai sebagai ancaman atau kekayaan yang berlimpah dan juga sebagai sistem pendukung kehidupan yang vital dan sesuatu yang harus dihargai.
Pertama, tahap penilaian, yang terdiri dari langkah analisis situasi dan identifikasi masalah, analisis pihak/pelaku yang terlibat, dan tujuan komunikasi. Masyarakat dan industri sebagai sasaran komunikasi lingkungan perlu dikenali agar pesan dapat disampaikan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat dan industri yang akan dituju. Bila ternyata pencemaran lingkungan disebabkan oleh perilaku masyarakat dan industri yang masih enggan berperilaku dan belum adanya kesadaran terhadap kelestarian lingkungan hidup, sudah saatnya masyarakat dan industri sebagai stakeholder utama dari setiap program komunikasi lingkungan akan lebih manis bila ditempatkan sebagai pelaku utama dalam melestarikan lingkungan hidup. Selanjutnya, tujuan awal komunikasi lingkungan perlu dikaji dengan baik agar pesan dapat dibentuk dan disesuaikan dengan tujuan komunikasi.
Kedua, tahap perencanaan yang terdiri dari pengembangan strategi komunikasi, memotivasi dan memobilisasi masyarakat dan industri, dan pemilihan media. Strategi komunikasi harus dilakukan oleh komunikator yang tepat. Berikutnya, penggunaan beberapa jenis media dalam suatu komunikasi dapat saja terjadi, namun kelebihan dan kekurangan dari tiap media perlu diperhitungkan agar sesuai dengan situasi dan kondisi komunikasi. Gunakan komunikasi interpersonal, edukasi, dan konseling. Selain itu, media massa, baik media cetak maupun media elektronik dapat digunakan untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dan industri terhadap kelestarian lingkungan hidup.
Menurut M Jamiludin Nur dalam artikelnya di Surat Kabar Pikiran Rakyat (29/4/2017), bahwa media massa memiliki kekuatan dalam menyebarkan informasi. Daya jangkau media massa juga mampu hadir di berbagai lapisan sosial, ekonomi, dan politik. Dengan perannya sebagai salah satu sumber informasi untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan, media massa sejatinya dapat digunakan sebagai salah satu instrumen untuk mengelola dan melestarikan lingkungan. Hal ini tentu dapat dilakukan melalui konten dan pemberitaan yang menarik. Senada dengan itu, Lippman (dalam Schramm, 1970) menegaskan media berperan dalam penyebaran informasi sekaligus dapat membentuk persepsi khalayak sehingga melalui media massa seperti surat kabar, radio, dan TV masyarakat dapat mengetahui apa yang terjadi di sekitar mereka dan di tempat lain. Oleh karena itu, media memberikan ruang informasi yang memadai untuk isu lingkungan hidup patut untuk kita apresiasi. Jika media massa rajin menampilkan dan menyebarkan informasi yang mampu membangun kepedulian terhadap lingkungan, diharapkan masyarakat akan memiliki wawasan dan kesadaran untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.
Ketiga, tahap produksi pesan yang terdiri dari langkah desain pesan dan produksi media. Pesan-pesan komunikasi lingkungan harus lebih diarahkan pada upaya mengubah kebiasaan yang tidak peduli terhadap lingkungan hidup. Misalnya melakukan sosialisasi tentang “JANGAN MEMBUANG SAMPAH DAN LIMBAH DI SUNGAI”.
Keempat, tahap aksi dan refleksi yang terdiri dari langkah penyebaran melalui media dan langkah dokumentasi, monitoring, dan evaluasi. Upaya penyadaran dan kepedulian masyarakat dan industri terhadap lingkungan hidup melalui komunikasi lingkungan kuncinya ada pada prioritas dan komitmen politik pemerintah. Dalam komunikasi lingkungan, penyebaran pesan melalui beberapa jenis media, proses monitoring yang berkelanjutan, dan evaluasi menjadi bagian penting yang harus dilakukan pemerintah daerah.
DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN
Positif
Tidak terjadinya Banjir,Longsor dan bencana lainnya.
Terjaganya lingkungan yang sehat, nyaman, dan aman.
Terjalinnya komunikasi yang baik antara warga sekitar
Negatif
Terjadinya Bencana alam seperti banjir.
Adanya Pencemarah lingkungan sekitar
Terjadinya Perdebataan antara warga sekitar yang diakibatkan adanya pembuangan sampah sembarangan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada akhirnya, dengan pola penanganan pemerintah daerah yang masih seperti sekarang dan kesadaran masyarakat yang masih rendah, diperkirakan tidak akan ada kemajuan dalam membangun kesadaran masyarakat dan industri terhadap kelestarian lingkungan hidup. Diperlukan political will pemerintah daerah dalam mengomunikasikan kelestarian lingkungan hidup melalui strategi komunikasi lingkungan hidup yang dapat membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat/ industri terhadap lingkungan hidup. Terakhir, upaya membangun dan melestarikan lingkungan hidup harus dilakukan secara integratif antara pemerintah, NGO, media massa, perusahaan/industri dan masyarakat. Melestarikan dan menjaga lingkungan hidup bukan hanya tugas pemerintah (daerah) saja, melainkan tugas dan tanggung jawab segenap lapisan masyarakat.
SARAN
Kepala Desa Sukorejo agar mengadakan Sosialisasi Tentang Lingkungan.
Masyarakat Lebih Menjaga Lingkungan Sekitar.
Meningkatkan nya Program-Program yang Berhubungan Dengan Lingkungan.
Terus Terjalin Komunikasi Yang Baik antar Warga Sekitar agar Dapat Menjaga Lingkungan Sekitar Dengan Bersama.
DAFTAR PUSTAKA
(Tan et al., 2019)Herutomo, C., & Istiyanto, S. B. (2021). Komunikasi Lingkungan Dalam Mengembangkan Kelestarian Hutan. WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 20(1), 1–13. https://doi.org/10.32509/wacana.v20i1.1165
Suparyanto dan Rosad (2015. (2020). 済無No Title No Title No Title. Suparyanto Dan Rosad (2015, 5(3), 248–253.
Tan, A. M., Sarmiati, S., & Elfitra, E. (2019). KOMUNIKASI LINGKUNGAN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN KAWASAN WISATA (Studi Deskriptif Pada Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan di Kawasan Wisata Mandeh). Jurnal Komunikasi, 13(2), 97–108. https://doi.org/10.21107/ilkom.v13i2.5300
Wahyudin, U. (2017). STRATEGI KOMUNIKASI LINGKUNGAN DALAM MEMBANGUN KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP LINGKUNGAN. In Jurnal Common | (Vol. 1).
YENRIZAL. (2017). Lestarikan Bumi dengan Komunikasi Lingkungan. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA.
12
8