Academia.eduAcademia.edu

Stratifikasi sosial kel 7

2022, Pujingga sonita putri

[email protected]

STRATIFIKASI SOSIAL Oleh: PUJINGGA SONITA PUTRI FITRI DARMA WITA NADYA FILLTA A. PENDAHULUAN Stratifikasi Sosial adalah pengelompokan masyarakat ke dalam golongan atau status sosial yang disusun secara bertingkat. Stratifikasi sosial muncul akibat adanya perbedaan yang ada didalam masyarakat seperti perbedaan Pekerjaan, pangkat jabatan, suku, kemampuan dan lain-lainnya, sedangkan yang menjadi fokus pembahasan dalam materi stratifikasi sosial yaitu: 1. Pengertian stratifikasi sosial 2. Bentuk-bentuk stratifikasi sosial 3. Sifat-sifat stratifikasi sosial B. PEMBAHASAN 1. Pengertian Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial berasal dari dua kata yaitu stratum yang berarti lapisan sedangkan sosial berarti masyarakat. Secara umum dapat di artikan sebagai pengelompokan masyarakat kedalam golongan tertentu sesuai dengan yang ada dalam masyarakat, yang disusun secara bertingkat. Stratifikasi sosial merajuk pada pengelompokan seseorang kedalam sebuah kelompok. Stratifikasi sosial adalah hirarki yang ada dalam masyarakat. Hirarki ada yang sengaja di buat dan ada yang terlahir secara alamiah. Namun, yang sangat penting dari kita dalam mengenal hirarki ini adalah untuk menyadarkan diri kita bahwa kita hidup tidak hanya satu kelompok saja, kita tidak hanya sendiri, tetapi terdiri dari berbagai kelompok. Stratifikasi sosial yang diperkenalkan kegunaannya adalah untuk menumbuhkan Pendidikan yang humanis, Pendidikan yang berkeadaban, dan Pendidikan yang tidak memarjinalkan satu kelompok dengan kelompok yang lain (Hanani, 2013, 39). 1 Pengertian stratifikasi menurut para ahli sosiologi: a. Menurut Astride S. Susanto Stratifikasi sosial adalah hasil dari kebiasaan interaksi antar manusia yang terjadi secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang mempunyai situasi yang menentukan statusnya atau hubungan dengan orang lain dalam masyarakat seperti pelapisan sosial berdasarkan pekerjaan, kemampuan, dan status jabatan. b. Menurut Bruce J. Cohen Stratifikasi sosial adalah sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang dimliki oleh orang tersebut dan menetapkan mereka pada kelas yang sesuai dengan mereka seperti stratifikasi berdasarkan tingkat pendidikan seseorang. c. Menurut Robert M. Z. Lawang. Stratifikasi sosial adalah penggolongan seseorang kedalam golongangolongan tertentu sesuai dengan jabatan atau kekuasaan yang didudukinya seperti adanya sistem kasta dalam masyarakat. d. Menurut Max Weber Stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu kedalam lapisan-lapisan hirarki menurut dimensi kekuasaan, privilege dan prestise. e. Menurut Pitirim A. Sorokin Sistem stratifikasi sosial merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Seseorang yang memiliki sesuatu yang bernilai tinggi akan dianggap berkedudukan tinggi dalam lapisan masyarakat begitu juga sebaliknya (Budiyono, 2009, 20-21). Bentuk-bentuk stratifikasi sosial atau lapisan masyarakat berbeda-beda dan banyak sekali. Lapisan-lapisan tersebut tetap ada sekalipun dalam masyarakat kapitalis, demokratis, komunis, dan lain sebagainya. Lapisan masyarakat mulai sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama di dalam suatu organisasi sosial. Lapisan masyarakat mula-mula di dasarkan pada perbedaan seks, perbedaan antara pemimpin dengan yang dipimpin. Golongan bungan/ budak dengan golongan dan bukan bungan/ budak, pembagian kerja dan bahkan juga suatu perbedaan berdasarkan 2 kekayaan. Semakin rumit dan semakin maju teknologi suatu masyarakat semakin kompleks pula sistem lapisaan masyarakat. Pada masyarakat-masyarakat kecil dan bersahaja, biasanya pembedaan kedudukan dan peranan bersifat minim karena warganya sedikit dan orang-orang yang dianggap tinggi kedudukannya juga tak banyak baik macam maupun jumlahnya. Didalam masyarakat yang sudah kompleks pembedaan kedudukan dan peranan juga bersifat kompleks karena banyaknya orang dan aneka warna ukuran yang dapat diterapkan padanya. 2. Bentuk-bentuk stratifikasi sosial a. Stratifikasi Berdasarkan Kriteria Ekonomi Berdasarkan kriteria ekonomi seseorang memiliki kesempatan yang berbeda-beda. Ada yang memiliki potensi tapi tidak memiliki kesempatan untuk maju, dan ada juga orang yang memiliki kesempatan yang luas sehingga dia bisa memperoleh kesuksessan dalam bidang ekonomi. Secara garis besar terdapat tiga lapisan masyarakat jika dilihat sudut ekonomi. 1) Kelas Atas Kelas atas merupakan kelompok orang-orang kaya yang memiliki kehidupan mewah. 2) Kelas Menengah Kelas menengah merupakan kelompok masyarakat yang berkecukupan dalam kebutuhan kehidupan sehari-hari. 3) Kelas Bawah Kelas bawah merupakan sekelompok masyarakat yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-harinya. Status sosial berdasarkan kriteria ekonomi bersifat terbuka yang berarti siapa saja dapat menempati kelas sosial tertentu tergantung dari usaha dan kemampuan orang tersebut dalam bekerja untuk mencapai apa yang di inginkannya. b. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Keriteria Sosial Merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan status sosialnya dalam masyarakat. Status sosial adalah kedudukan yang dimiliki oleh seseorang dalam suatu hubungan masyarakat. 3 Robert M.H.Z.Lawang mengartikan status sosial dari dua sudut yaitu; 1) Dari sudut objektif Status sosial merupakan suatu tatanan hak dan kewajiban yang secara hirarki terdapat dalam suatu struktur formal sebuah organisasi seperti seseorang pemimpin akan memiliki hak sekaligus kewajiban tertentu yang melekat pada status tersebut. 2) Dari sudut subjektif Status sosial merupakan hasil penilaian orang lain terhadap diri seseorang yang terkait dengan siapa seseorang tersebut berhubungan. Menurut Talcott Parsons mengemukakan ada 5 kriteria sebagai berikut: a) Kelahiran, yaitu status yang diperoleh berdasarkan kelahiran seperti jenis kelaminan, ras, kebangsawanan, status, dan lain-lainnya. b) Kepemilikan, yaitu status yang didapatkan berdasarkan kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. c) Kualitas pribadi, yaitu status yang didapatkan berdasarkan kualitas yang ada dalam diri seseorang seperti kecerdasan, kebijaksanaan, dan kepemipinan. d) Otoritas, yaitu status yang didapatkan dari keahlian untuk mempengaruhi orang lain untuk mengikuti kemauannya. e) prestasi, status yang didapatkan dari prestasi yang dilampaui baik dalam bidang pendidikan maupun pekerjaan. c. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik Status sosial yang dikelompokan berdasarkan tingkat kekuasaan yang dimiliki, semakin besar kekuasaan maka akan semakin tinggi status orang tersebut (Widianti, 2009, 3-6). 3. Sifat-sifat stratifikasi sosial a. Closed Social Stratification, yang membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik gerak pindahnya, itu keatas atau kebawah. Satu-satunya jalan menjadi anggota adalah melalui kelahiran. b. Open Social Stratification, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan atau jatuh dari lapisan atas kelapisan lebih bawah (Syarbaini, 2013, 56-57). 4 c. Stratifikasi Sosial campuran, adalah perpaduan antara stratifikasi sosial tertutup dan stratifikasi sosial terbuka. Untuk bisa pindah ke stratifikasi sosial yang lain seseorang harus pindah ke pelapisan sosial yang bersifat terbuka. Contoh, jika seseorang dengan kasta yang rendah ingin keluar dari kasta nya dia harus pindah ke lingkungan masyarakat yang tidak mengenal kasta. 4. Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial Dalam Kehidupan Sehari-hari Untuk melihat stratifikasi sosial dalam kehidupan sehari-sehari tidaklah sulit, dapat dilihat dari tingkat penghasilan, benda-benda berharga yang dimiliki. Berikut ini beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai indikator kelas sosial, yaitu: a. Perbedaan dalam kesanggupan dan kemampuan Masyarakat yang memiliki stratifikasi sosial tinggi tentu memiliki kesanggupan yang lebih besar dibandingkan dengan yang dibawah nya tingkat kesanggupan dan kemampuan dapat dilihat dari “Perlengkapan rumah tangga dan barang konsumsi sehari-hari”. Perlengkapan rumah tangga bagi golongan kelas atas akan mencerminkan kelas sosial yang dimilikinya, sehingga perlengkapan rumah tangga tidak hanya digunakan untuk kebutuhan hidup tetapi juga memiliki nilai seni dan gaya hidup, sedangkan masyarakat kelas bawah memanfaatkan peralatan rumah tangga sesuai dengan fungsinya tanpa memandang nilai seni atau gaya hidup. 1) Perbedaan dalam berbusana Perbedaan itu dapat dilihat dari bahan yang digunakan untuk membuat pakaian tersebut dan dapat dilihat juga siapa yang merancang pakaian dan dari mana pakaian itu dibeli. Jika seseorang mengenakan pakaian bermerek maka akan dianggap dari golongan atas. 2) Tipe tempat tinggal dan lokasinya Biasanya untuk kalangan atas mereka membangun rumah di kawasan yang elit dan mementingkan unsur gaya artistic. Lain halnya dengan kelompok bawah mereka bermukim di lingkungan yang kumuh dan agak terpencil ke sudut kota. 3) Pentingnya menu makanan Bagi masyarakat kelas menengah kebawah untuk makanan biasanya mereka tidak terlalu memperhatikan keseimbangan nutrisi dan kebersihan makanan mereka, yang penting bagi mereka makanan tersebut dapat mengenyangkan perut. 5 b. Perbedaan gaya hidup 1) Perbedaan pakaian seragam yang dikenakan. Seorang direktur sebuah perusahaan, selain dituntut selalu berpakaian rapi, juga melengkapi atribut penampilannya dengan aksesoris lain seperti dasi, ponsel terbaru, sepatu, dan pakaian dari merek ternama agar penampilannya sesuai dengan statusnya. Seorang direktur perusahaan besar yang berpakaian kumal besar kemungkinan akan menjadi bahan gunjingan. 2) Gaya berbicara. Biasanya golongan kelas atas selalu menggunakan istilah asing yang sukar dipahami dalam pembicaraan sehari-hari agar terkesan berasal dari kalangan orang-orang yang berpendidikan. Tata cara berbicara dalam masyarakat feodal menunjukkan perbedaan yang amat jelas di mana orang kelas bawah yang berbicara dengan kelas atas harus selalu menggunakan bahasa krama, sedangkan bagi golongan kelas atas dalam berkomunikasi dengan masyarakat kelas bawah selalu menggunakan bahasa Ngoko. 3) Sebutan gelar, baik gelar kebangsawanan feodalisme maupun gelar-gelar akademis. Gelar kebangsawanan di kalangan masyarakat, seperti Raden Bagus, Andi, Ajengan, Elang. Sebutan gelar-gelar ini merupakan sebutan gelar kebangsawanan yang di miliki oleh golongan ningrat atau darah biru. 4) Jenis kegiatan dan kegemarannya Orang-orang kelas atas sebangsa penguasa besar, manteri, dirijen, dan sebagainya bermain golf di padang. Adapun anak-anak muda di kelas atas bermain balap mobil, atau fitnes, golf, balap mobil, dan fitness jelas bukan merupakan bagian dari kehidupan kelompok kelas bawah (Kolip, 2011, 436-438) C. KESIMPULAN Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan kelas-kelas yang telah ditentukan dalam suatu lingkungan yang tersusun secara bertingkat. Stratifikasi sosial dapat dilihat dari perbedaan jabatan, pekerjaan, kekuasaan dan lain-lain. Seseorang memiliki sesuatu yang berharga dan bernilai tinggi akan dianggap berkedudukan yang tinggi. 6 Sedangkan yang tidak memiliki sesuatu yang berharga dalam pandangan masyarakat dianggap mempunyai kedudukan yang rendah. Pada dasarnya stratifikasi sosial muncul karena adanya kesenjangan dalam memberikan penghargaan. D. Daftar Pustaka Budiyono. (2009). Sosiologi. Jakarta Pusat Pembukuan Dapartemen Pendidikan. Group. Hanani, Silfia. (2013). Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan. Yogyakarta. Ar-ruzz Media. Setiadi, E, M., & Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta Prenada Media. Syarbaini, S. (2013). Dasar-Dasar Sosiologi. Yogyakarta. Graha Ilmu. Wida, W. (2009). Sosiologi. Dapartemen Pendidikan Nasional. 7